Anda di halaman 1dari 9

e-ISSN :2581-0227

http://ojs.universitasmuarabungo.ac.id/index.php/JAS/index

Jurnal Agri Sains Vol, 2 No.01 Juni (2018)


JAS
ANALISIS PENGARUH PENGAPLIKASIAN LIMBAH PABRIK KELAPA SAWIT
TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PERUSAHAAN (Studi Kasus Di PT.
Mega Sawindo Perkasa Dusun Danau, Kecamatan Pelepat Ilir, Kabupaten Bungo)

Nopri Yandani Harianja, Syaiful Azhar, Pitriani,


Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo
pitrianianto@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 11 juni sampai 30 juli 2017 di PT. Mega
Sawindo Perkasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan produksi produksi
TBS antara areal di aplikasikan limbah pabrik dan areal yang hanya memakai pupuk
anorganik, dan untuk mengetahui pengaruh pengaplikasian limbah pabrik terhadap
pendapatan perusahaan di PT. Mega Sawindo Perkasa Dusun Danau, Kecamatan Pelepat Ilir,
Kabupaten Bungo.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei.
Sedangkan metode pengambilan data menggunakan studi pustaka dan studi lapangan. Metode
Analisis yang digunakan yaitu dengan metode kuantitatif sedangkan untuk menghitung
besarnya pendapatan digunakan rumus dari suratiyah, 2006
Limbah Pabrik Yang dipakai/di aplikasikan oleh perusahaan untuk menambah bahan
organik di lahan perkebunan mereka yaitu Limbah Cair (POME), Tandan Kosong dan Solid.
Sampel pada penelitian ini adalah 10 ha. Adapun pengaplikasian Limbah pabrik yang
dilakukan pada tahun 2016 di daerah penelitian dengan sampel 10 ha yaitu limbah cair
sebanyak 171.396 m3, Tandan Kosong sebanyak 36,9 ton/ha dan Solid sebanyak 12,3 ton/ha.
Dengan adanya pengaplikasian limbah pabrik ini mengahasilkan perbedaan produksi TBS
pada areal yang teraplikasi dengan yang tidak teraplikasi yaitu masing masing sebesar 26,9
ton/ha dan 16,3 ton/ha.
Pendapatan perusahaan pada penelitian ini terdapat perbedaan pendapatan pada areal
yang teraplikasi dan areal yang tidak diaplikasikan dengan masing-masing Rp. 18.979.972,-
per ha dan Rp. 17.264.509,7,- per ha.

Kata Kunci: Hasil TBS, Penerimaan, Pendapatan


PENDAHULUAN devisa Negara. Pada tahun 2014 Indonesia
Latar Belakang memiliki luas arel kelapa sawit 10.754.801
Kelapa sawit (Elais guineensis) ha dengan total produksi 29.278.189 ton.
merupakan salah satu komoditi Pada tahun yang sama Indonesia berhasil
perkebunan unggul di Indonesia. Produksi mengekspor minyak sawit 22.892.387 ton
kelapa sawit di indonesia sekarang ini dengan nilai us$ 17.464.905 ( Ditjenbun
memenuhi 40% kebutuhan dunia. Di 2015 ).
Indonesia tanaman kelapa sawit Setiap ton TBS yang diolah di
merupakan salah satu komoditas pabrik akan menghasilkan 220 kg
perkebunan yang mempunyai peranan janjangan kosong, 670 kg limbah cair, 120
penting di Indonesia. Tanaman kelapa kg serat mesocarp, 70 kg cangkang, dan 30
sawit sangat berperan dalam pembangunan kg kernel (Buana, dkk 2003). Pabrik
perkebunan karena mampu menciptakan kelapa sawit yang cukup efisien
lapangan kerja dan dapat meningkatkan menghasilkan 0,6 – 0,m3 limbah cair dari
sebuah pabrik kelapa sawit (PKS) mesocarp atau serabut brondolan sawit
berkapasitas 30 ton TBS/jam. Pada yang telah mengalami pengolahan di
prakteknya, kebanyakan PKS di Indonesia pabrik kelapa sawit. Produksi basah solid
menghasilkan 1,0 – 1,3 m limbah cair sekitar 5% dan produksi solid kering
kelapa sawit. Dalam pemanfaatan sekitar 2% dari berat total tandan buah
limbah cair kelapa sawit yang segar yang diolah.
diaplikasikan pada lahan perkebunan Limbah cair yang dihasilkan dari
kelapa sawit haruslah diolah terlebih proses produksi pabrik kelapa sawit PT.
dahulu, dimana biasanya limbah cair Mega Sawindo Perkasa pada tabel diatas,
pabrik kelapa sawit mempunyai diaplikasikan ke lapangan melalui land
konsentrasi BOD (Biologycal Oxygen application yang sudah diberi perlakuan
demand) yang relatif tinggi rata-rata khusus seluas 463,588 Ha. Berdasarkan
30.000 mg/l – 50.000 mg/l sedangkan Kepmen lingkungan hidup No.28 tahun
yang boleh diaplikasikan pada perkebunan 2003 tentang teknis pengkajian
minimal < 5000 mg/l dengan PH 6-9 pemanfaatan air limbah dari industri
(Pusat penelitian Kelapa Sawit, 2003). minyak sawit pada tanah di perkebunan
Artinya limbah cair ini harus perlu kelapa sawit. Luas lokasi pengkajian
dilakukan pengolahan khusus terlebih adalah 10-20% dari seluruh luas lahan
dahulu. Dengan komposisi yang cukup aplikasi dan lahan kontrol/pembanding 1-
kaya akan unsur hara (N=450 mg/l, P=80 5% dari luas lahan aplikasi. Produksi dari
mg/l dan K=1.250 mg/l + 215 mg/l). Dried lokasi tersebut dapat dilihat dari tabel
decanter solid atau sering disebut dengan perbandingan produksinya sebagai berikut:
solid merupakan limbah padat pabrik
kelapa sawit. Solid sebenarnya berasal dari

Tabel. 3. Perbandingan produksi di daerah penelitian Tahun 2017


No. Uraian Produksi TBS Produktifitas
1. Diaplikasikan limbah cair, 326,25 Ton 37,28 Ton/Ha
Tandan Kosong dan Solid

2. Tidak diaplikasikan limbah 298,83 Ton 28,94 Ton/Ha


cair, Tandan Kosong dan
Solid
Sumber : Data Produksi Kebun PT. Mega Sawindo Perkasa 2017

Berdasarkan tabel produksi limbah cair, Solid dan Tankos dan produksi tersebut
diatas baik dilokasi aplikasi pupuk limbah cair, solid dan lokasi pembanding yang telah
ditetapkan pihak PT. MSP sesuai dengan peraturan pemerintah tentang pemanfaatan limbah
pabrik kelapa sawit dan menurut konsep zero emissions. Dari indikasi dan fenomena
sebagaimana diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “ Analisis Pengaruh Pengaplikasian Limbah Pabrik Kelapa Sawit terhadap peningkatan
pendapatan Perusahaan (studi kasus PT. Mega Sawindo Perkasa Kecamatan Pelepat Ilir
dusun Danau Kabupaten Bungo )”.
ini dilakukan secara sengaja (purpose)
METOLOGI PENELITIAN berdasarkan pertimbangan bahwa PT.
Tempat dan Waktu penelitian Mega Sawindo Perkasa merupakan
Penelitian ini telah dilaksanakan di perusahaan kelapa sawit yang memiliki
PT. Mega Sawindo Perkasa Kabupaten pabrik kelapa sawit serta unit instalasi
Bungo Provinsi Jambi, pemilihan lokasi pengolahan limbah cair (land application)
Jurnal Agri Sains Vol, 2 No.01 Juni (2018)
JAS

dan beberapa limbah padat pabrik kelapa keterangan tambah responden.


sawit yang berada di Dusun Danau Metode pengambilan data
Kecamatan Pelepat Ilir Kabupaten Bungo. Metode pengambilan data dalam
Penelitian sudah dilaksanakan pada 11 juni penelitian ini menggunakan teknik
s/d 30 juli 2017. pengumpulan data sebagai berikut
Sumber dan Metode Pengumpulan Data 1. Studi pustaka (library research)
1. Data primer Studi pustaka ini dilakukan untuk
Data primer adalah data yang di mengumpulkan data sekunder melalui
kumpulkan dan diperoleh langsung dari studi dokumen. Studi dokumen dengan
Kepala tata usaha, Supervisor L.A, Asisten cara mengumpulkan, mempelajari, dan
afdeling, Asisten pupuk dan karyawan PT. menganalisa teori-teori dan peraturan-
Mega Sawindo Perkasa dan pihak-pihak peraturan yang berhubungan dengan
yang terkait dengan menggunakan daftar permasalahan yang dibahas serta
pertanyaan yang sudah dipersiapkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
sebelumnya. permasalahan tersebut. Dalam melakukan
2. Data Sekunder studi pustaka ini peneliti memperoleh data
Data yang diperoleh dari yang dari dokumen-dokumen PT.MSP.
diperoleh dari PT. Mega Sawindo Perkasa, 2. Studi lapangan (Field Research)
instansi yang terkait (dinas perkebunan Studi lapangan untuk
dan dinas lingkungan hidup, serta instansi mengumpulkan data primer melalui
terkait lainnya), berbagai media cetak dan observasi dan wawancara. Observasi
media online selain dari buku dan literatur adalah studi yang disengaja dan sistematis
yang berkaitan dengan penelitian ini. tentang fenomena-fenomena sosial dan
Metode Penelitian gejala-gejala psikis dengan pengamatan
Penelitian ini dilakukan dengan dan pencatatan langsung dilakukan di PT.
metode survei. Survei adalah penelitian Mega Sawindo Perkasa. Untuk
yang mengambil sampel dari satu populasi memperoleh data primer penelitian
dengan menggunakan daftar pertanyaan melakukan wawancara dengan instruktur,
atau kuisioner yang disiapkan sebagai alat maksudnya peneliti akan membuat daftar
bantu pengumpul data pokok. Pendekatan pertanyaan lisan yang akan ditanyakan
penelitian ini adalah kuantitatif, data yang pada responden tetapi tidak terstruktur.
digunakan dalam penelitian ini adalah data Metode Analisis Data
kuantitatif yang didukung oleh data Dari data penelitian yang telah
kualitatif, data kuantitatif dilakukan dikumpulkan ditabulasi dan dianalisa
dengan metode survei instrumen utama dengan metode kuantitatif, sedangkan
penelitian, sedangkan data untuk menghitung besarnya pendapatan
kualitatif sebagai pendukung penelitian digunakan rumus dari (Suratiyah, 2006).
melalui wawancara untuk mendapatkan
TR = Y x Py
Dimana :
TR = Total penerimaan (Rp)
Py = Harga Produksi (Rp)

Y = Jumlah produksi yang diperoleh (Kg)

TC = FC + VC

3
Dimana : TC = Total Biaya (Rp)
FC = Biaya Tetap (Rp)
VC = Biaya Variabel (Rp)

Y = TR – TC

Dimana : Y = Pendapatan (Rp)


TR = Total penerimaan (Rp)
TC = Total Biaya (Rp)

Kemudian untuk mengetahui yang tidak menggunakan limbah pabrik


pengaruh penggunaan beberapa limbah kelapa sawit maka digunakan pengujian
pabrik kelapa sawit terhadap peningkatan beda dua rata-rata (uji t) yaitu rumus
pendapatan dibandingkan dengan tanaman sebagai berikut :

Dimana :
X1 kelapa = Rata-rata pendapatan dilokasi yang diaplikasikan limbah
sawit pabrik
X2 = Rata-rata pendapatan di lokasi yang tidak di aplikasikan
limbah pabrik kelapa sawit
n1&n2 = Jumlah atau luas areal sampel
s1 2 = Standar deviasi pendapatan dilokasi yang diaplikasikan
limbah pabrik kelapa sawit
s2 2 = Standar deviasi pendapatan di lokasi yang tidak diaplikasikan
limbah pabrik kelapa sawit
2
se = Standar deviasi
Dimana kaidah pengambilan keputusan adalah
Tolak Ho bila t-hit> t tab : α = 0,05

Tolak Ho bila t-hit≤ t tab : α = 0,05


Jurnal Agri Sains Vol, 2 No.01 Juni (2018)
JAS

Analisi Biaya Produksi untuk memastikan proses pemanenan dan


Analisis biaya produksi perlu mutu TBS yang dikirim ke pabrik kelapa
dilakukanpada areal aplikasi limbah pabri sawit sesuai dengan standar yang sudah
kelapa sawit. Ini dilakukan untuk ditentukan. Tandan buah segar yang
mengetahui berapa besar biaya yang panen oleh tenaga pemanen itulah yang
dikeluarkan dan pendapatan yang menjadi upah pekerja pemanenan tersebut.
diperoleh perusahaan dari pengaplikasian Di areal penelitian, sistem panen
tersebut. Biaya produksi produksi pada yang dipakai adalah sistem borongan yang
penelitian ini adalah biaya yang memiliki arti jika jumlah tandan buah
dikeluarkan perusahaan selama satu segar yang dipanen tenaga panen banyak,
periode, perhitungan biaya tersebut selama maka besar pula biaya upah yang
periode produksi yaitu satu tahun usaha. dibayarkan perusahaan pada tenaga
Secara umum biaya produksi terdiri atas pemanenan. Tandan yang didapat pemanen
dua jenis biaya yaitu biaya variabel dan dikalikan dengan berat rata-rata tandan dan
biaya tetap. akan ditentukan tonase untuk masing-
Analisis Biaya Variabel masing pemanen yang kemudian akan
Biaya variabel adalah biaya yang dikalikan dengan harga per ton yang telah
berubah seiring adanya perubahan jumlah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Pada
output yang dihasilkan. Biaya variabel tahun 2016 standar harga borongan adalah
secara langsung dipengaruhi oleh fluktuasi Rp. 75,-/Kg, harga ini berlaku untuk
pada level kegiatan usaha. Biaya variabel semua areal baik yang diaplikasikan
bervariasi dengan variasi pada volume limbah pabrik maupun areal yang tidak
yaitu ketika adanya peningkatan pada diaplikasikan limbah pabrik.
produksi, biaya variabel akan meningkat Biaya panen yang dikeluarkan
secara sebanding dengan persentase sama perusahaan untuk areal yang diaplikasikan
dan ketika tidak ada produksi maka tidak limbah pabrik pada taun 2016 sebesar Rp.
akan ada biaya variabel. Biaya variabel 16.613.228,- dari produksi sebanyak
secara langsung sebanding terhadap unit 248.370 Kg. Sedangkan untuk areal yang
yang diproduksi oleh usaha. tidak diaplikasikan limbah pabrik
Pada penelitian ini yang termasuk dikeluarkan biaya sebesar Rp. 14.730.750,-
ke dalam biaya variabel adalah biaya dari produksi sebanyak 196.410 Kg. Dari
produsi yaitu biaya panen TBS, biaya data diatas dapat dilihat bahwa areal yang
transportasi TBS, biaya biaya limbah cair, diaplikasikan limbah pabrik memiliki
biaya tankos, biaya solid, biaya pupuk produktifitas lebih banyak dibanding
anorganik dan biaya upah tenaga kerja. dengan areal penelitian yang tidak
Adapun biaya variabel pada areal yang diaplikasikan limbah pabrik.
diaplikasikan limbah pabrik sebesar Rp. Biaya Transportasi TBS
166.915.092,-, dan pada areal yang tidak Biaya transportasi yang biaya
diaplikasikan limbah pabrik sebesar Rp. dikeluarkan perusahaan juga dipengaruhi
121.172.013,-. Data lengkap biaya variabel jumlah tonase TBS yang diperoleh yang
pada areal penelitian ini dapat dilihat pada memiliki arti semakin banyak produksi
lampiran 13. yang dihasilkan maka semakin besar pula
Biaya Panen TBS biaya transport yang dikeluarkan pihak
Panen adalah bagian penting di perusahaan. Sistem upah transport yang
perkebunan kelapa sawit karena langsung digunkan perusahaan juga sistem
menjadi sumber pemasukan uang ke borongan.
perusahaan melalui penjualan minyak Untuk tahun 2017, biaya
kelapa sawit (CPO) dan inti kelapa sawit transportasi di perusahaan tempat
(kernel). Pengelolaan dan pengawasan penelitian ini adalah sebesar Rp. 50,-/Kg.
kegiatan pemanenan menjadi penting Harga ini berlaku pada semua areal yang

5
diaplikasikan Limbah Pabrik maupun areal diperkebunan kelapa sawit atau diolah
penelitian yang tidak diaplikasikan limbah menjadi kompos (wisda, 2013).
pabrik. Biaya transportasi untuk areal Adapun biaya aplikasi tandan
penelitian yang memakai limbah pabrik kosong yaitu Rp. 14.760.00,- dengan total
adalah sebesar Rp. 12.418.500,- dengan aplikasi 246 ton. Sistem pengerjaan
produksi sebanyak 248.370 Kg, sedangkan aplikasi tandan kosong di areal penelitian
biaya transportasi untuk areal penelitian ini adalah borongan dengan harga per
yang tidak diaplikasikan limbah pabrik pokok Rp. 6.000,-/300Kg dengan dosis
adalah sebesar Rp. 9.820.500,- dengan 100 Kg/pokok. Data lengkap biaya dan
jumlah produksi 196.410. jumlah tonase tandan kosong dapat dilihat
Biaya Pemupukan Pupuk Anorganik pada lampiran 7.
Pupuk anorganik yang digunakan Biaya Solid
di areal penelitian yang digunakan adalah Dried decanter solid atau sering
Hikay +, Kiserite, MOP dan HGBF/borate. disebut dengan solid merupakan limbah
Dosis masing-masing jenis pupuk berbeda padat pabrik kelapa sawit. Solid
sesuai rekomendasi pihak konsultan yang sebenarnya berasal dari mesocarp atau
dalam hal ini unit Agronomi (unit serabut brondolan sawit yang telah
penelitian dan audit internal Grup Incasi mengalami pengolahan di pabrik kelapa
Raya). Adapun biaya penggunaan pupuk sawit.
pada areal yang diaplikasikan limbah Adapun biaya aplikasi solid untuk
pabrik adalah sebesar Rp. 81.432.100,-, areal penelitian adalah sebesar Rp.
sedangkan untuk areal yang tidak 14.760.000 dengan total aplikasi sebanyak
diaplikasikan limbah pabrik adalah sebesar 738 ton. Sistem pengerjaan tandan kosong
Rp. 75.500.400,- Data lengkap biaya dan ini oleh perusahaan yaitu dengan sistem
tonase masing-masing jenis pupuk dapat borongan dengan harga per pokok Rp.
dilihat pada lampiran 5. 6.000/pokok dengan dosis 300 Kg per
Biaya Limbah Cair pokok. Data lengkap tentang biaya dan
limbah cair yang dihasilkan Pabrik tonase solid dapat dilihat pada lampiran 7.
Kelapa Sawit memiliki kandungan unsur Biaya Upah Tenaga Kerja
hara makro yang diperlukan oleh tanaman Adapun biaya tenaga kerja pada
antara lain unsur nitrogen, posfor, kalium, areal penelitian yang memakai aplikasi
magnesium dan calcium yang limbah pabrik adalah sebesar Rp.
dimanfaatkan melalui sistem land aplikasi. 12.276.884,- sedangkan untuk biaya
Biaya pengaplikasian limbah cair tenaga kerja pada areal yang tidak
pada areal penelitian pada tahun 2016 memakai aplikasi limbah pabrik sebesar
adalah sebesar Rp. 14.654.380,- dengan Rp. 9.473.479,-.
jumlah aplikasi limbah cair sebesar Analisis Biaya Tetap
171.396 m3. Menurut Supriyono (2011) Biaya
Biaya Tandan Kosong tetap adalah biaya yang jumlah totalnya
Tandan kosong kelapa sawit (TKS) tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh
merupakan limbah yang dihasilkan perubahan volume kegiatan atau aktifitas
sebanyak 23% dari tandan buah segar sampai dengan tingkatan tertentu. Biaya
(TBS) (yunindanova dkk, 2013). TKS tetap per unit berbanding terbalik secara
merupakan bahan yang mengandung unsur proporsional dengan perubahan volume
N, P, K dan Mg. kegiatan atau kapasitas. Semakin tinggi
Pengolahan dan pemanfaatan tingkat kegiatan, maka semakin rendah
tandan kosong kelapa sawit (TKKS) oleh biaya tetap per unit. Semakin rendah
pabrik kelapa sawit masih sangat terbatas. tingkat kegiatan, maka semakin tinggi
Alternatif lain dengan menimbun (open biaya tetap per unit.
dumping) untuk dijadikan mulsa Biaya tetap dibagi menjadi 2 yaitu
Jurnal Agri Sains Vol, 2 No.01 Juni (2018)
JAS

biaya produksi tahan lama yang terdiri dari Biaya sewa lahan yang berlaku di daerah
biaya penyusutan dan biaya sewa lahan. penelitian sebesar Rp. 3.499.992,-
/Ha/tahun.
Biaya Sewa Lahan Biaya Penyusutan
Di areal penelitian lahan yang Untuk biaya penyusutan di daerah
digunakan sebagian besar merupakan penelitian yang diaplikasikan limbah
tanah Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan, pabrik sebesar Rp. 21.398.364,- sedangkan
tetapi karena usaha bersifat komersil maka untuk areal yang tidak diaplikasikan
biaya sewa lahan sudah dianggarkan. limbah pabrik sebesar Rp. 2.580.000,-.
Analisis Biaya Total
Distribusi Biaya Berdasarkan Biaya Total di Daerah penelitian Tahun 2017.
No. Uraian Diaplikasikan Tidak diaplikasikan limbah
limbah pabrik pabrik

Rp. Rp.

1. Biaya Variabel 166.915.092 121.172.013

2. Biaya tetap 24.898.356 6.079.992

Jumlah 191.813.448 127.252.005

Sumber : Hasil olahan data primer tahun 2017.


mengenai biaya total dapat dilihat pada
Dari tabel diatas dapat dilihat lampiran 14.
bahwa biaya total untuk areal yang Analisis Penerimaan
diaplikasikan limbah pabrik dibutuhkan Penerimaan adalah nilai uang yang
biaya sebesar Rp. 191.813.448,- sedangkan diperoleh dari hasil kali jumlah produksi
untuk areal penelitian yang tidak dengan satuan harga produksi. Hal ini
diaplikasikan limbah pabrik dibutuhkan dapat diartikan bahwa jumlah penerimaan
biaya Rp. 127.252.005,-. Dari data diatas yang akan diterima perusahaan sangat
dapat dilihat bahwa areal yang bergantung kepada besarnya hasil produksi
diaplikasikan limbah pabrik membutuhkan TBS dan tinggi rendahnya harga saruan
lebih besar biaya variabel yaitu Rp. produksi. Secara rata-rata harga TBS pada
166.915.092,-, sedangkan untuk areal yang Propinsi Jambi yang ditetapkan oleh dinas
tidak diaplikasikan limbah pabrik hanya perkebunan yang setiap bulannya berubah-
dibutuhkan biaya jauh lebih rendah dari ubah sesuai rapat dengan perwakilan-
areal yang teraplikasi limbah pabrik yaitu perwakilan perusahan kelapa sawit di
sebesar Rp. 121.172.013,-. Untuk biaya daerah Propinsi Jambi adalah sebesar Rp.
tetap pada areal yang diaplikasikan limbah 1.490,8,-/Kg.
pabrik dibutuhkan biaya lebih besar yaitu Dari penjelasan diatas didapat hasil
Rp. 24.898.356,-, hal ini dikarenakan areal pada areal penelitian yang menggunakan
aplikasi yang teraplikasi limbah pabrik limbah pabrik sebesar Rp. 381.798.420,-
memilki biaya penyusutan alat seperti dengan produksi TBS 248.370 Kg,
mesin pompa limbah, pipa HDPE 6 inci, sedangkan pada areal yang tidak
Pipa HDPE 4 inci, pipa HDPE ¾ inci, menggunakan Limbah Pabrik adalah
keran ¾ inci, flat bed, cangkul dan parang. sebesar Rp. 293.817.110,- dengan total
Sedangkan untuk areal yang tidak produksi TBS sebanyak 196.140 Kg. Data
diaplikasikan hanya membutuhkan biaya lengkap mengenai penerimaan pada areal
sebesar Rp. 6.079.992,-. Data lengkap penelitian dapat dilihat pada lampiran 15.

7
Analisis Pendapatan mengalami untung, maka sebaliknya jika
Pendapatan adalah penerimaan penerimaan lebih rendah dari biaya total
bersih suatu kegiatan produksi yang produksi maka dapat disimpulkan bahwa
dilakukan yang diperoleh dari selisih sebuah kegiatan produksi itu mengalami
antara nilai penerimaan dan biaya total kerugian.
produksi. Hal diatas dapat diartkan bahwa Dibawah ini pendapatan di areal
jika penerimaan lebih besar dari biaya total penelitian.
maka sebuah kegiatan produksi itu

Pendapatan pada areal Penelitian di PT. Mega Sawindo Perkasa tahun 2017
No. Uraian Diaplikasikan Limbah Tidak diaplikasikan
Pabrik Kelapa sawit Limbah Pabrik
(Rp) Kelapa Sawit (Rp)
1. Penerimaan (a) 381.793.420 293.817.110

2. Biaya Total (b) 191.813.448 127.252.005

3. Pendapatan (c) = (a-b) 189.979.972 166.565.105

Sumber : Hasil data diolah tahun 2017


pabrik disbanding areal yang tidak
Dari data diatas dapat diketahui diaplikasikan limbah limbah pabrik.
bahwa pendapatan di areal penelitian yang KESIMPULAN
menggunakan limbah pabrik sebesar Rp. 1. Dari hasil dan pembahasan yang
189.979.972,- sedangkan untuk daerah penulis telah lakukan, terlihat bahwa
yang tidak diaplikasikan limbah pabrik di antara 2 areal yang di teliti yaitu
sebesar Rp. 166.565.105,-. Hal ini berarti areal yang memakai limbah pabrik
dapat disimpulkan bahwa areal yang dan areal yang tidak memakai limbah
menggunakan limbah pabrik lebih pabrik terjadi perbedaan pada jumlah
menguntungkan perusahaan dari pada areal Produksi TBS dan penerimaan
yang tidak menggunakan limbah pabrik. perusahaan. Adapun perbedaannya
Analisis Uji t yaitu produksi TBS 284.370 Kg pada
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada areal yang memakai limbah pabrik
areal perkebunan yang teraplikasi limbah sedangkan untuk areal yang tidak
pabrik dan yang tidak teraplikasi limbah diaplikasikan mendapatkan produksi
pabrik, telah dilakukan pengujian secara TBS sebanyak 196.410 Kg Hal diatas
statistik didapat nilai S12 = 43.935.876,6 menunjukkan kesimpulan penulis
dan S22 = 29.963.833,5 dengan nilai thitung bahwa pengaplikasian Limbah Pabrik
= 1,86 dan tingkat dengan tingkat pada areal perkebunan dapat
siginifikan α = 55% nilai ttabel = 1,83, maka meningkatkan produksi TBS cukup
hasil yang diperoleh bahwa thitung>ttabel = tinggi.
yang berarti tolak Ho yaitu terdapat 2. Dari hasil penelitian dan pembahasan
perbedaan pendapatan pada dua areal yang yang telah penulis lakukan, penulis
diteliti yaitu areal yang diaplikasikan melihat adanya perbedaan pendapatan
limbah pabrik kelapa sawit dan areal yang di antara 2 areal yang diteliti oleh
tidak diaplikasikan limbah pabrik. Dari penulis. Perbedaan itu dapat dilihat
hasil penelitian yang sudah dilakukan pada pendapatan di araeal yang
terdapat perbedaan pendapatan perusahaan diaplikasikan limbah pabrik sebesar
dari areal yang diaplikasikan limbah Rp. 189.979.972,- atau Rp.
Jurnal Agri Sains Vol, 2 No.01 Juni (2018)
JAS

18.997.997,2,- per bulan. Sedangkan Penebar Swadaya. Jakarta.


pendapatan untuk areal yang tidak
diaplikasikan yaitu sebesar Rp. Ditjenbun, 2015. Data perkebunan sawit,
166.565.105,- atau Rp. 16.656.510,5,- Jakarta
per bulan.
Supriyono. 2011. Akuntansi Biaya
Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
DAFTAR PUSTAKA Pokok, Buku 1 Edisi 2. Yogyakarta:
Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani.
BPFE.

Anda mungkin juga menyukai