Anda di halaman 1dari 10

Journal Scientific of Mandalika (JSM), Vol. 3 No.

5 Mei 2022,e-ISSN: 2745-5955,p-ISSN: 2809-0543


Avalaible online at: http://ojs.cahayamandalika.com/index.php/jomla/issue/archive

EVALUASI PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI MAKANAN MIE


INSTAN (STUDI KASUS : PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR
TBK-NOODLE LAMPUNG)

Devita Dwi Pratiwi 1, Natalina 2, Dyah Ayu 3


1,2,3,
Fakultas Teknik, Universitas Malahayati, Indonesia
Email: devitadwipratiwi100@gmail.com

Abstrak: Pola konsumsi mie instan pada masyarakat Indonesia menyebabkan pengolahan mie instan
semakin bertambah. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Lampung yang menghasilkan limbah padat dan
limbah cair berpotensi mencemari lingkungan disekitarnya. Untuk mengatasi hal tersebut, PT. Indofood
menerapkan teknologi produksi bersih dalam pemanfaatan limbah padat dan limbah cair. Namun dalam
pelaksanaannya produksi bersih tidak berjalan dengan baik karena masih banyak limbah padat tercecer dan
tidak termanfaatkan. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi produksi bersih, agar
memberikan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk optimalisasi produksi bersih di PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk- Noodle Lampung, dan melakukan penentuan skala prioritas produksi bersih.
Penelitian dilakukan dengan metode peninjau lapangan, wawancara dengan pekerja seta metodologi cleaner
production (UNEP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor manusia, metode, mesin, dan material
dapat menyebabkan masalah di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk-Noodle Lampung. penelitian ini
juga memberikan rekomendasi-rekomendasi mengenai opsi yang dapat diambil untuk optimalkan produksi
bersih yakni: (1) mengumpulkan limbah scarp dan dijual ke pihak lain, (2) pemanfaatan air uap untuk
pencucian alat pada sistem steaming, (3) penambahan alat pada sistem frying, (4) mengumpulkan sisa
karton etiket. Keuntungan perusahaan dari penjualan produk sisa sebesar Rp. 103.134.688,- , biaya
penerapan teknologi bersih Rp. 18.500.000,- jadi peningkatan keuntungan perusahaan dengan penerapan
teknologi bersih sebesar Rp. 84.634.688,-/bulan.
Kata Kunci: pencegahan pencemaran, produksi bersih, industri pengolahan mie isntan

Abstract: The consumption pattern of instant noodles in Indonesian society causes the processing of instant
noodles to increase. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Lampung which produces solid waste and liquid
waste has the potential to pollute the surrounding environment. To overcome this, PT. Indofood applies
clean production technology in the utilization of solid waste and liquid waste. However, in practice, clean
production does not work well because there is still a lot of solid waste scattered and not being utilized. The
purpose of this study was to evaluate clean production, in order to provide efforts that can be made to
optimize clean production at PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk-Noodle Lampung, and determine the
priority scale for clean production. The research was conducted using the field reviewer method, interviews
with workers and the cleaner production (UNEP) methodology. The results of this study indicate that human
factors, methods, machines, and materials can cause problems at PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk-
Noodle Lampung. This study also provides recommendations regarding options that can be taken to
optimize clean production, namely: (1) collecting scarp waste and selling it to other parties, (2) utilizing
steam water for washing tools in the steaming system, (3) adding tools to the steam system. frying, (4)
collect the rest of the etiquette carton. The company's profit from the sale of residual products is Rp.
103.134.688- , the cost of implementing clean technology is Rp. 18.500.000,- so the increase in company
profits with the application of clean technology is Rp. 84,634,688,-/month.
Keyword: pollution prevention, clean production, instant noodle processing industry

PENDAHULUAN
Pembangunan yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat. Proses pelaksanaan pembangunan
disatu pihak menghadapi permasalahan jumlah penduduk yang besar dengan tingkat
pertambahan yang tinggi tetapi dilain pihak ketersediaan sumber daya alam bersifat
terbatas. Kegiatan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan
meningkatkan permintaan atas sumber daya alam, sehingga timbul tekanan terhadap
sumber daya alam. Oleh karena itu, pendayagunaan sumberdaya alam untuk
meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup masyarakat adalah pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Dalam proses kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan
makanan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Kabrohidrat memiliki peran penting
418
188
Journal Scientific of Mandalika (JSM), Vol. 3 No. 5 Mei 2022,e-ISSN: 2745-5955,p-ISSN: 2809-0543
Avalaible online at: http://ojs.cahayamandalika.com/index.php/jomla/issue/archive

dalam pertumbuhan dan kesehatan manusia. Olahan jenis mie instan memiliki kandungan
kurang lebih 40 gram per pcs.
Produksi bersih (Cleaner Production) merupakan sebuah pendekatan dalam
mengelola lingkungan hidup. Pada dasarnya konsep Cleaner Production adalah
mencegah maupun meminimalisasi terbentuknya limbah atau bahan pencemar
lingkungan dari seluruh tahapan dalam proses produksi. Di sisi lain, Cleaner Production
juga melibatkan upaya untuk meningkatkan efisensi penggunaan bahan baku dan
bahan penunjang serta energi dari seluruh tahapan produksi sehingga dengan
menerapkan konsep tersebut diharapkan sumber daya alam dapat lebih dilindungi dan
dimanfaatkan secara berkelanjutan.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Cabang Lampung merupakan salah satu
industri pengolahan mie instan yang terletak di Jl. Ir. Sutami KM15 Desa Sindang Sari,
Tanjung Bintang. Lampung Selatan diatas lahan seluas 76.635 m2. PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. Cabang Lampung Hanya memproduksi mie instan, sedangkan
bumbu didatangkan dari pabrik pengolahan bumbu yang berada di luar Lampung. PT.
Indofood telah menerapkan teknologi bersih, namun masih banyak limbah padat scrab
tercecer serta air uap yang belum dimanfaatkan, apabila limbah tersebut dikelola secara
efesien, dapat mengurangi pencemaran lingkungan serta menghasilkan nilai ekonomi dari
pemanfaatan daur ulang dari produk-produk sisanya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yudith Vega Paramitadevi, Risa
Novriana dan Antin Yulista tentang penerapan produksi bersih disalah satu pabrik gula
di Indonesia. Indentifikasi terhadap peluang produksi bersih dilakukan agar diperoleh
pengaruh keseluruhan terhadap kinerja lingkungan. Penelitian lain yang dilakukan Dewi
Ririn Sihotang tentang Evaluasi penerapan teknologi produksi bersih di rumah
pemotongan hewan di salah satu rumah pemotongan hewan di Indonesia. Dari latar
belakang maka akan dilakukan penelitian yang berjudul “ Evaluasi Produksi Bersih Pada
Industri Maakanan Mie Instan (Studi Kasus: PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk-
Noodle Lampung).

METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di laboratorium fakultas teknik universitas malahayati
bandar lampung. Penelitian tentang evaluasi produksi bersih pada industri mie instan
dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian
yang digunakan adalah studi kasus bersifat deskriptif pada industri mie instan di PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk - Noodle Lampung.
Metodelogi yang digunakan yaitu cara-cara analisis, pengambilan dan pengolahan
data-data primer dan sekunder. Data primer diperoleh didapat dari hasil penelitian secara
langsung, dalam penelitian ini data yang didapat dari pengujian awal sampai pengujian
akhir.Data sekunder diperoleh dari berbagai refrensi dan inventaris data dari instansi-
instansi terkait. Dari analisis kedua data tersebut akan diperoleh suatu kesimpulan untuk
dijadikan bahan dalam penulisan tugas akhir yang berjudul pemanfaatan limbah plastik
bekas sebagai biofilter aerobik dalam penurunan konsentrasi BOD air limbah domestik.

HASIL DAN PEMBAHASAN


PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang lampung merupakan salah satu
industri pengolahan mie instan yang terletaka di Jl. Ir. Sutami KM. 15 Desa Sindang
Sari, Tanjung Bintang, Lampung Selatan Di atas lahan seluas 76.635 m2. PT. Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang lampung hanya memproduksi mie instan, sedangkan
bumbu didatangkan dari pabrik pengolahan bumbu yang berada diluar lampung.

419
188
Journal Scientific of Mandalika (JSM), Vol. 3 No. 5 Mei 2022,e-ISSN: 2745-5955,p-ISSN: 2809-0543
Avalaible online at: http://ojs.cahayamandalika.com/index.php/jomla/issue/archive

Jenis dan kapasitas pabrik mie instan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Cabang Lampung yang dilaksanakan seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Jenis Dan Output Produk
Jenis Kapasitas Sifat produk Jenis
produksi produksi alat
utama bungkus / angku
tahun t
Bahan ½ Jadi
Bahan Jadi

Mie instan 370.000.000,- - Jadi Truk

Sumber: PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Lampung, Juni 2019

Bahan baku PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Lampung antara
lain berupa tepung terigu dan minyak goreng sebagai bahan baku utama dan bahan baku
penolong menggunakan minyak bumbu, etiket, karton, bumbu. Lokasi penampungan
terletak diarea pabrik dan disimpan di dalam gudang. Bahan baku dari truk fuso dan
kontainer akan dibongkar secara manual. Sumber bahan baku berasal dari Jakarta.
Dalam operasional PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Lampung
membutuhkan karyawan yang cukup banyak, yaitu 310 orang yang terdiri dari beberapa
golongan jabatan. minimal 20% tenaga kerja direkrut dari penduduk sekitar yang berada
di dekat lokasi kegiatan pabrik mi instan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Cabang Lampung khususnya masyarakat di Desa Sindang Sari, Tanjung Bintang.
1. Waktu kerja karyawan : 8 jam/hari
2. Shift kerja karyawan :
3. Shift 1 : dari pukul 07.00 s/d 15.00
4. Shift 2 : dari pukul 15.00 s/d 23.00
5. Shift 3 : dari pukul 23.00 s/d 07.00
6. Hari kerja karyawan : 6 hari/minggu
7. Setiap minggu servis besar pada alat produksi
Untuk proses produksi diperlukan peralatan guna mengolahan bahan baku
menjadi bahan jadi. Jenis dan fungsi peralatan produksi dapat dilihat pada tabel 4.4.
berikut ini :

Tabel 2. Jenis dan fungsi peralatan produksi


No Jenis Alat Fungsi Alat
1 Mixer Mencampur tepung terigu, air
dan ingredient adonan mie .
2 Roll press Membentuk lembaran adonan
mie
3 Slitter Memotong lembaran adonan
cara membujur menjadi untaian
mie.
4 Wave Memebentuk untaian mie
conveyor menjadi kriting / bergelombang
5 Steam box Mengukus mie menggunakan
steam basah, sampai untaian
mie menjadi tergelantinisasi
6 Cutter : Mendistribusikan potongan mie
distributor kedalam mangkok fryer
7 Fryer Menggoreng mie dengan
minyak sampai kering

420
188
Journal Scientific of Mandalika (JSM), Vol. 3 No. 5 Mei 2022,e-ISSN: 2745-5955,p-ISSN: 2809-0543
Avalaible online at: http://ojs.cahayamandalika.com/index.php/jomla/issue/archive

8 Cooling box Mendinginkan mie yang telah


digoreng hingga suhunya sesuai
ambien.
9 Packing Mengemas mie dan
mechine perlengkapanya menggunakan
etiket dan karton box.
Sumber: PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Lampung, Juni 2019

Bahan baku mie instan ini bersumber dari tepung terigu dan minyak goreng
sehingga bisa dikatakan dalam proses produksinya bahan-bahan baku yang digunakan
adalah bahan organik. Uraian proses pembutan mie instan sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram Proses Pembuatan Mie Instan

Pencampuran dan pengadukan material-material yang terdiri dari tepung dan air
alkali sehingga diperoleh adonan yang homogen. Dalam proses mixing diperlukan bahan
baku berupa air alkali 75 liter dan tepung terigu 2666 kg. Air alkali diperoleh dengan
cara mencampur air bersih dengan beberapa jenis ingredient dalam komposisi tertentu
didalam tangka alkali. Didalam mixing proses pencampuran air alkali dan terigu
berlangsung sampai terbentuk adonan mie berkadar air 32-34%. Adonan tersebut siap
dikirim ke mesin roll press untuk proses lanjut.
Kesetimbangan massa :
Raw Material (2666 kg)

alkali (75 liter)


Mixing
(kadar air 32-34%)
adonan mie (2741 kg)
Gambar 2. Sistem Kesetimbangan Massa Pada Proses Mixing
Identifikasi munculnya limbah :
Pada tahap proses mixing tidak terdapat limbah dikarenakan mesin digunakan dalam waktu
24jam proses produksi. Konversi liter (L) ke kilogram (kg). Menurut Mekanova, (2021)
yaitu : m = p x V
m = 1 kg x 75 L
m = 75 kg
421
188
Journal Scientific of Mandalika (JSM), Vol. 3 No. 5 Mei 2022,e-ISSN: 2745-5955,p-ISSN: 2809-0543
Avalaible online at: http://ojs.cahayamandalika.com/index.php/jomla/issue/archive

Mesin roll press terdiri dari unit press, sliteer dan wave conveyor yang berfungsi
untuk membentuk lembaran mie hingga menjadi untaian mie. Adonan mie dari mixer
dibentuk menjadi lembaran mie menjadi ketebalan tertentu. Selanjutnya slitter akan
menyisir lembaran mie secara membujur menjadi untaian mie. Sedangkan wave
conveyor akan membentuk untaian mie menjadi bergelombang (keriting) secara merata
dan berkelompok dalam setiap lajur. Untaian mie tersebut dibawa dengan netconveyor
kedalam steam box untuk diproses lanjut.

Kesetimbangan massa :
AAdonan mie (2741 kg) Ceceran adonan
2kg

Sliting dan roll press

Adonan mie ( 2739 kg)


Gambar 3. Sistem Kesetimbangan Massa Pada Proses Slitting Dan Roll Press

Pada tahap proses pressing limbah yang dihasilkan berupa ceceran adonan pada
saat proses pembuatan mie dan ceceran lembaran mie pada saat penguntaian mie yang
tidak diambil atau terjatuh ke penampungan lebih dari 15 menit. Ceceran adonan dan
lembaran mie yang tercecer lebih dari 15 menit akan dibersihkan dan ditampung menjadi
scrap lalu dijual kepihak ke-3.
Pemanasan yang dilakukan dengan uap air sebagai media penghantarnya.
Steaming adalah proses mengukus mie dengan menggunakan steam basah dengan
penetrasi steam, untaian mie mengalami perubahan fisik dan kimia, antara lain
gelatinisasi dan solidifikasi. Pada proses steaming terjadi limbah uap air 20% pada
perebusan dan terjadinya limbah mie basah yang tidak sesuai pada blok/tekstur mie.
Pada limbah uap air dapat dialirkan ke pipa sehingga bisa digunakan untuk
mencuci alat proses produksi. Sedangkan sisa-sisa mie basah yang lengket pada net
conveyor dibersihkan menggunakan air, yang selanjutnya mengalir ke IPAL.
Pemotongan uantaian mie menjadi blog mie. Proses ini merupakan rangkaian kegiatan
memotong untaian mie, melipat potongan mie, menditribusikan kedalam mangkok untuk
digoreng. Pada proses cutting terjadinya limbah mie kering halus yang tidak sesuai pada
blok mie sehingga mengakibatkan mie kering halus hancur.
Pengumpulan pada bak penampung/ ranjang yang telah disediakan pada setiap
item untuk mempermudah otomatis limbah masuk kedalam ranjang, kemudian dijual
untuk dijadikan pakan ternak. Salah satu metode pengawetan bahan pangan. pada saat
menggoreng mie, digunakan minyak goreng yang dipanaskan dengan prinsip heat
exchange dari sistem secara indirect heating. Tujuan menggoreng mie adalah
menghasilkan mie kering berkadar air 3-4% dan memantapkan gelatin mie sehingga mie
matang dan kaku.
Pada tahap penggorengan mie terjadinya limbah mie hancur halus dikarenakan
mie kaku dan pada saat penggorengan mie terurai serta terjadinya limbah minyak goreng
sisa penggorengan mie. Mengumpulkan mie yang hancur kedalam bak penampung dan
setiap mesin produksi dipasangkan keranjang untuk menampung mie hancur sehingga
mie tidak tercecer di lantai, dan mie yang hancur akan digiling menjadi scrap kemudian
dijual ke pihak ke-3. Memanfaatkan kembali penggunaan minyak goreng menjadi 2 kali
penggorengan setelah itu minyak goreng dikumpulkan kedalam drum dan dijual ke pihak
ke-3.

422
188
Journal Scientific of Mandalika (JSM), Vol. 3 No. 5 Mei 2022,e-ISSN: 2745-5955,p-ISSN: 2809-0543
Avalaible online at: http://ojs.cahayamandalika.com/index.php/jomla/issue/archive

Blok mie hasil penggorengan harus didinginkan (sehingga satu embien) didalam
lorong pendingin (colling box ) yang dilengkapi fan. Udara panas dialirkan melalui
cerobong untuk menghindari terjadinya akumulasi panas dalam ruang produksi.
Pembungkusan mie dan seosoningnya dengan kemasan, meliputi dua tahap yaitu packing
dengan etiket dan karton.
Proses selanjutnya dalam pembuatan mie adalah pengemesan (packing) dimana
mie beserta perlengkapnya (bumbu, minyak bumbu) dikemas menggunakan plastic
dengan merk Indomie, Sarimi, Supermi, Intermi, Mie Telur Cap 3 Ayam dan Sakura.
Packing merupakan tahap akhir pada proses produksi sehingga menghasilkan sisa-sisa
karton dan etiket packing Mengumpulkan sisa karton kemudian dihancurkan sehingga
merk hilang dan . dijual ke pihak ke-3.
Tujuan dari evaluasi produksi bersih adalah menentukan opsi-opsi produksi bersih
yang telah diterapkan oleh industi makanan mie instan PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. Cabang lampung.
Tabel 3. Analisis opsi produksi bersih
No Proses Masalah Alternatif Evaluasi
Strategi Produksi
Produksi Bersih
Bersih PT.
Indofood

1 Pressing Sisa Dikumpulkan Sudah


adonan scrap dalam dimanfaatkan
dan satu wadah, dijual oleh
lembaran kemudian pihak ke-3.
mie diolah Namun
menjadi limbah scrap
pakan ternak masih
dengan pihak tercecer
ke-3. dilantai.

2 Steaming Air uap Pemanfaatan Belum


gas air uap untuk optimal
pencuncian karena masih
alat dengan banyak air
penambahan tercecer
alat pada dilantai.
sistem
steaming.

Limbah Dikumpulkan Sudah


mie basah scrap dalam dimanfaatkan
yang tidak satu wadah, oleh pihak
sesuai kemudian ke-3. Namun
cetakan diolah limbah masih
menjadi tercecer
pakan ternak dilantai.
dengan pihak
ke-3.

No Proses Masalah Alternatif Solusi Evaluasi


Produksi Bersih Produksi
Bersih

3 Cutting Limbah Dikumpulkan Sudah


mie scrap dalam satu dimanfaatkan
kering wadah, kemudian dijual oleh
hancur diolah menjadi pihak ke-3.
halus pakan ternak Tetapi
dengan pihak ke- limbah yang
3. tercecer
dilantai tidak
dikumpulkan

423
188
Journal Scientific of Mandalika (JSM), Vol. 3 No. 5 Mei 2022,e-ISSN: 2745-5955,p-ISSN: 2809-0543
Avalaible online at: http://ojs.cahayamandalika.com/index.php/jomla/issue/archive

dibuang
begitu saja

4 Frying Limbah Penambahan alat Ditampung


minyak pada sistem minyak
goreng frying dan dijual goreng
ke pihak lain. kedalam
tanki.

Limbah Dikumpulkan Sudah


mie scrap dalam satu dimanfaatkan
hancur wadah, kemudian dijual oleh
halus diolah menjadi pihak ke-3.
yang pakan ternak Tetapi
tercecer dengan pihak ke- limbah yang
3. tercecer
dilantai tidak
dikumpulkan
dibuang
begitu saja.

5 Packing Sisa Mengumpulkan Sudah


karton sisa karton etiket. dimanfaatkan
etiket Menghancurkan dijual ke
label dan menjual pihak ke-3
ke pihak luar. namun label
dalam karton
belum
dirusak
sehingga
dapat dipakai
oleh pihak
lain.

Sumber : Data primer, 2021


Pada evaluasi secara ekonomi, di dalamnya memasukkan analisis finansial seperti
PBP (payback period) untuk opsi-opsi produksi bersih yang akan dilakukan. Beberapa
opsi yang dapat dilihat pada lampiran 2. Perhitungan ekonomi finansial opsi produksi
bersih dan dapat dilakukan sebagai berikut.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di PT. Indofood, limbah scrap
dikumpulkan kemudian dijual kepihak ke-3 untuk dijadikan pakan ternak. Dari informasi
yang diperoleh diketahui harga scrap adalah Rp. 3000,-/kg. dan limbah yang terkumpul
perbulan yaitu : 1,360 ton/bulan. Hasil penjualan dari mengumpulkan scrap adalah
1.360kg x Rp. 3000,- = Rp. 4.080.000,-/bulan. Maka perlu biaya tambahan untuk
mengumpulkan scrap sebagai berikut :
1. biaya membeli floor wiper/serokan air : 4 buah x Rp. 55.000,- = Rp. 220.000,-
2. biaya membeli sapu lantai lion star : 4 buah x RP. 45.000,- = Rp. 180.000,-
3. biaya membeli pengki sigma lion star : 4 buah x Rp. 35.000,- = Rp. 140.000,-
4. biaya membeli ember plastic lion star ukuran 20 liter : 4 buah x Rp. 50.000,- = Rp.
200.000,-
Total biaya investasi : Rp. 740.000,-
Nilai payback period adalah :
Payback period = nilai investasi : keuntungan = Rp. 740.000,- : Rp. 4.080.000,-
= 0,18 bulan.
Pemanfaatan penggunaan air uap steaming
Limbah air uap steaming yang dimanfaatkan kembali digunakan dalam pencucian
peralatan sehingga menghemat penggunaan air baik air bawah tanah maupun air PDAM
dan biasanya air yang dibutuhkan pada proses produksi sebesar 60.000 liter/ hari
sedangkan air yang dibutuhkan setelah pemanfaatan sebesar 48.000 liter/hari jadi
keuntungan pemanfaatan penggunaan air uap steaming yaitu : 12.000 liter x Rp.
2.606.224,-/1000 liter = Rp. 31.274.688,-
424
188
Journal Scientific of Mandalika (JSM), Vol. 3 No. 5 Mei 2022,e-ISSN: 2745-5955,p-ISSN: 2809-0543
Avalaible online at: http://ojs.cahayamandalika.com/index.php/jomla/issue/archive

Biaya yang dikeluarkan dengan pemanfaatan penggunaan air uap steaming


sebagai berikut: Biaya pipa galvanis diameter 2 inch dengan panjang masing-masing pipa
6 meter : 7 batang pipa x Rp. 280.000,- = Rp. 1.960.000,- Membeli alat pel lion star : 4
buah x Rp. 160.000,- = Rp. 640.000,- Total investasi : Rp. 2.600.000,- Nilai payback
period Payback period = nilai investasi : keuntungan =Rp. 2.600.000,- : Rp. 31.274.688,-
= 0,083 bulan.
Minyak goreng bekas yang telah digunakan sebanyak 2 kali pakai, jadi 2
pergantian x 48kg output x 5 mesin x 3 shift = 1440 kg x 26 hari = 37.440kg output
minyak goreng. diasumsikan minyak goreng bekas (jelatah) dapat dijual dengan harga
Rp. 1.750/kg x 37.440/bulan = Rp. 65.520.000/bulan tetapi memerlukan biaya tambahan
dalam menjual minyak goreng sebagai berikut : Biaya pipa galvanis diameter 2 inch
dengan panjang masing-masing 6 meter : 7 batang x Rp. 280.000,- = Rp. 1.960.000,-
Tanki penampungan dengan ukuran 6000 liter : 1 x Rp. 13.000.000,- = Rp. 13.000.000,-
Total investasi : Rp. 14.960.000,- Payback period = nilai investasi : keuntungan = Rp.
14.960.000,- : Rp. 65.520.000,- = 0,22 bulan.
Limbah karton berasal dari e-tiket packing dikumpulkan dan dijual ke pihak lain
dengan kondisi merk produk sudah terkoyak dan tidak dapat digunakan oleh pihak lain,
limbah karton terkumpul dan terjual 2000kg/bulan x Rp. 1.130/kg = Rp. 1.130/kg = Rp.
2.260.000,-/ bulan. Namun biaya tambahan dalam menjual e-tiket yaitu gunting stainless
steel sebanyak 4 buah x Rp. 50.000,- = Rp. 200.000,- Payback period = nilai investasi :
keuntungan = Rp. 200.000,- : Rp. 2.260.000,- = 0,088 bulan. Keuntungan perusahaan
dari penjualan produk sisa sebesar Rp. 103.134.688,- , biaya penerapan teknologi bersih
Rp. 18.500.000,- jadi keuntungan perusahaan dengan penerapan teknologi bersih sebesar
Rp. 84.634.688 ,-/bulan.
Setelah mengkaji opsi produksi bersih dari aspek teknis, lingkungan, dan ekonomi
maka dapat dilakukan penentuan skala prioritas. Penentuan skala prioritas ini dilakukan
dengan pemberian bobot/penilaian terhadap masing-masing opsi. Penentuan bobot yang
didasarkan pada beberapa pertimbangan seperti teknologi, kemampuan SDM untuk
melakukannya dan kemudahan mendapatkan bahan. Berdasarkan hasil survei kuisioner
kepada perusahaan terdapat beberapa kepala bidang ahli dapat dilihat pada lampiran 3,
Bobot diberikan dengan kisaran 1 (terburuk sampai 3 (terbaik). (Indrasti, N.S dan Fauzi,
A.M, 2019).
Tabel 4. Penentuan Skala Prioritas Opsi Produksi Bersih
N Opsi produksi Penilaian Total Skala
o bersih kriteria prioritas
Opsi

1 Sisa adonan 2 2 2 6 3
lembaran mie
dikumpulkan
scrap dalam satu
wadah, kemudian
diolah menjadi
pakan ternak
dengan pihak ke-
3.

2 Pemanfaatan air 1 2 3 6 4
uap untuk
pencuncian alat
dengan
penambahan alat

425
188
Journal Scientific of Mandalika (JSM), Vol. 3 No. 5 Mei 2022,e-ISSN: 2745-5955,p-ISSN: 2809-0543
Avalaible online at: http://ojs.cahayamandalika.com/index.php/jomla/issue/archive

pada sistem
steaming.

3 Limbah mie 3 2 2 7 1
kering hancur
halus
dikumpulkan
scap dalam satu
wadah, kemudian
diolah menjadi
pakan ternak
dengan pihak ke-
3.

4 Penambahan alat 1 3 3 7 2
pada sistem
frying dan dijual
ke pihak lain.

5 Mengumpulkan 3 1 1 5 5
sisa karton etiket.

1 1 1
0 0 1

Ket : 1 (terburuk) – 3 (terbaik)


Kriteria teknis dan lingkungan berdasarkan survei kuisioner
Kriteria Ekonomi berdasarkan evaluasi ekonomi
Sumber : Data Primer analisis kuisioner, 2021

Dari data tabel 4 kita dapat melihat bahwa urutan skala prioritas opsi produksi
bersih adalah Limbah mie kering hancur halus dikumpulkan scrap dalam satu wadah,
kemudian diolah menjadi pakan ternak dengan pihak ke-3, pemanfaatan air uap untuk
pencuncian alat dengan penambahan alat pada sistem steaming, pemanfaatan air uap
untuk pencuncian alat dengan penambahan alat pada sistem steaming, dan penambahan
alat pada sistem frying dan dijual ke pihak lain, mengumpulkan sisa karton etiket. Limbah
mie kering hancur halus dikumpulkan scrap dalam satu wadah, kemudian diolah menjadi
pakan ternak dengan pihak ke-3, menjadi yang paling prioritas untuk dilaksanakan, baik
ditinjau dari kriteria teknis, ekonomi, maupun lingkungan. Berdasarkan kriteria teknis,
tentu hal ini mudah untuk dilakukan karena dalam menggunakan sistem pewadahan
untuk mengumpulkan scrap, berdasarkan kriteria ekonomi dan lingkungan bahwa opsi ini
memerlukan biaya namun mampu memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang
signifikan. Pada mengumpulkan sisa karton etiket, opsi yang tidak diprioritaskan hal ini
memang tidak memiliki nilai lingkungan yang siginifikan namun memiliki nilai tambah
ekonomi bagi perusahaan.

KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil pembahasan diatas, maka kesimpulannya adalah
Implementasi teknik produksi bersih mempengaruhi efesiensi performansi lingkungan,
peningkatan keuntungan kinerja perusahaan. Dengan biaya penerapan teknologi bersih
sebesar Rp. 18.500.000,- maka peningkatan keuntungan dengan penerapan teknologi
bersih sebesar Rp. 84.634.688,-/bulan.

BIBLIOGRAFI
BAPEDAL. 2001. Buku Panduan Model Penerapan Produksi Bersih. Jakarta.

426
188
Journal Scientific of Mandalika (JSM), Vol. 3 No. 5 Mei 2022,e-ISSN: 2745-5955,p-ISSN: 2809-0543
Avalaible online at: http://ojs.cahayamandalika.com/index.php/jomla/issue/archive

BAPEDAL. 1998. Buku Panduan Teknologi Pengendalian Dampak Lingkungan Industri


Tapioka di Indonesia. Buku Panduan. Jakarta.
Boyle, C. 1999. Cleaner Production in New Zealand. Journal of Cleaner Production.
Vol 7(1). ISSN 0959-6526. 59-67.
Fauzi, A.M. 2000. Bioteknologi untuk Produksi Bersih. Prosiding Seminar Nasional
Bioteknologi III. LIPI.
Gray., C.P. Simanjuntak., L. K. Sabur., P. F. L. Maspaitella dan R. G. C. Varley.
1992. Pengantar Evaluasi Proyek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hendri, Darwin. Susanto, Herdi dan Munawir Al. Desain Mesin Produksi Santan Sistem
Sentrifugal Kapasitas 10 Liter/jam. Junal Mekanova Vol 6 No. 1, April 2020
Husnan, S dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Indrasti, N. S dan Fauzi, A. M. 2009. Produksi Bersih. Penerbit IPB Press. Bogor.
Indriyati. 2000. Strategi Penerapan Program Produksi Bersih dan Manfaatnya Bagi
Industri. Laporan Teknis Intern. Direktorat Teknologi Lingkungan, Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta.
Jackson, T. 1993. Clean Production Strategies: developing preventive enviromental
management in the industrial economy Lewis Publishers ISBN 0-87371-884-4
Long W.L. 1994. Cleaner Production in OECD countries. Industry and irEnviroment 17:
23-26
Newnan, D. G. 1990. Engineering Economic Analyisis. Binarupa Aksara. Jakarta.
Ririn Sihotang, Dewi. Evaluasi Penerapan Teknologi Produksi Bersih Dirumah
Pemotongan Hewan Tahun 2012. Skripsi, Universitas Indonesia, 2012
UNEP. 2003. Cleaner Production Assesment in Industries. Didalam
http://www.uneptie.ora/pc/cp/ understanding_cp/cp industries.htm.
UNIDO. 2002. What is Cleaner Production. Di dalam http://www.unido.org/doc/5151
PT. Indofood. 2019. Laporan perusahaan: laporan ukl/upl semester 1. Lampung selatan.
Laporan.

427
188

Anda mungkin juga menyukai