Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PRODUKSI BERSIH DAN


PENGOLAHAN LIMBAH SENTRA IKM TAHU DI BANDUNG
PROGRAM KEGIATAN PENGEMBANGAN PRODUK IKM MAKANAN

I. NAMA : Indra Akbar Dilana

II. KOTA TUJUAN : Cibuntu – Kota Banung

III. LOKASI KEGIATAN : Hotel Santika dan Sentra IKM Tahu Cibuntu
(3 – 5 Desember 2020)

IV. PROGRAM KEGIATAN


Kegiatan Bimbingan Teknis Produksi Besih dan Pengolahan Limbah Sentra IKM Tahu
Cibuntu - Kota Bandung - Jawa Barat.

V. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2035;
b. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
c. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian;
d. Peraturan Pemerintah Tahun 14 Tahun 2015 Rencana Induk Pembangunan
Industri Nasional Tahun 2015-2035;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya
Industri;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan
Prasarana Industri;
g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Kebijakan
Industri Nasional (KIN) Tahun 2015 - 2019;
h. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Kebijakan Percepatan
Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM;
i. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2013 Tentang Inkubator
Kewirausahaan Nasional;
j. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024;
k. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 64/M-IND/PER/7/2016 tentang Besaran
Jumlah Tenaga Kerja dan Niai Investasi untuk Klasifikasi Usaha Industri;
l. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 30/M-IND/PER/7/2017 tentang Jenis -
jenis Industri dalam Pembinaan Direktorat Jenderal dan Badan di Lingkungan
Kementerian Perindustrian;
m. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor
40/IKM/PER/7/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Penumbuhan
dan Pengembangan Wirausaha Industri Kecil dan Menengah.

2. Gambaran Umum
Sektor industri makanan dan minuman merupakan sektor yang memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap PDB nasional yaitu sebesar 7,04% dan juga
memberikan kontribusi yang besar terhadap nilai ekspor yaitu sebesar 13,74%. Nilai
tersebut sebagian disumbang oleh IKM Makanan dan Minuman. Populasi IKM
Makanan dan Minuman cukup besar yaitu berjumlah 1,86 juta unit usaha atau
43,41% dari total unit usaha IKM keseluruhan, dan mampu menyerap 4,11 juta
tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa IKM makanan dan minuman mempunyai
peran penting dalam perekonomian Indonesia
Untuk lebih meningkatkan perannya dalam perekonomian nasional maka
berbagai kebijakan dan program yang pro-IKM telah banyak diterbitkan utamanya
melalui Undang Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian guna
menumbuhkembangkan sumber daya IKM dan meningkatkan daya saing melalui
upaya penciptaan iklim usaha yang kondusif, berupa penyiapan sarana dan prasarana
infrastruktur, terutama insentif dan kredit pembiayaan dengan persyaratan mudah dan
skim pembiayaan yang murah.
Kementerian Perindustrian dalam hal ini Direktorat Jenderal Industri Kecil
Menengah dan Aneka terus berupaya untuk mewujudkan pelaksanaan amanat UU
No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, dan juga untuk meningkatkan
perekonomian nasional.Upaya membenahi IKM terus dilakukan untuk mengatasi
tantangan klasik seperti lemahnya akses dalam perolehan bahan baku, terbatasnya
jaringan pemasaran, kurang tersedianya dana sebagai modal usaha, aplikasi teknologi
masih sederhana dan kurangnya tenaga kerja terampil serta rendahnya kesadaran
akan produksi bersih utamanya industri hijau.
Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian memberikan
pengertian industri hijau sebagai “industri yang dalam proses produksinya
mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara
berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat”.
Berkaitan dengan isu kelestarian lingkungan, Kemenperin memiliki program
Industri Hijau atau Industri Ramah Lingkungan, di mana salah satu programnya
adalah produksi bersih yang bertujuan mendorong pelaku usaha Industri Kecil
Menengah (IKM) menuju aktvitas usaha ramah lingkungan. Program ini pada
dasarnya bertujuan meningkatkan efisiensi baik dari sisi penggunaan bahan baku dan
bahan penolong, serta penghematan penggunaan energi dan air dalam menghasilkan
satu satuan produk yang berbasis pada konsep 3R (reduce, reuse, dan recycle).
Diharapkan melalui program ini akan berdampak langsung pada pengurangan limbah
yang dihasilkan dari proses produksi. Di sisi lain, konsep ini secara tidak langsung
akan mendorong industri penopang menjadi lebih efisien dalam menjalankan proses
usahanya.
Upaya lain dari Kemenperin utamanya Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Mennegah untuk mendorong para pelaku usaha melaksanakan program Industri
Hijau adalah memberi bantuan atau subsidi kepada para pelaku IKM untuk
meremajakan mesin atau peralatan yang dimiliki. Diharapkan dengan adanya mesin
baru, maka konsumsi energi menjadi lebih hemat dan hasil yang diperoleh lebih baik
dari sisi kualitas dan kuantitasnya. Selain itu, dilakukan pendampingan kepada
pelaku IKM dalam melakukan penanganan limbah dan menerapkan teknologi
pengolahan limbah bagi IKM.
Adapun beberapa komoditi IKM yang berpotensi dalam mencemari
lingkungan antara lain tahu, tapioka, sagu, jasa industri untuk berbagai pengerjaan
khusus logam dan barang dari logam, industri penyamakan kulit, industri akumulator
listrik.
Kecamatan Cibuntu merupakan salah sentra IKM tahu yang berada di Kota
Bandung. Para pelaku IKM tahu sebagian besar merupakan generasi kedua dan
ketiga. Sentra IKM tahu di Kecamatan Cibuntu tersebar di 3 (tiga) kelurahan yaitu
Babakan Ciparay, Pasikoja dan Warung Muncang. Tahu Cibuntu sudah dikenal
bukan hanya di Kota Bandung tetapi juga di wilayah sekitar bahkan Jakarta.
Sebagian besar pelaku merupakan skala kecil dan menengah, dimana memiliki
karakteristik yang sama dengan kondisi industri tahu di daerah lain dimana belum
memperhatikan aspek kebersihan dan tata cara berproduksi yang baik. Penggunaan
air belum terkontrol, dengan buangan air limbah yang langsung dialirkan ke
lingkungan sekitar. Produk yang dihasilkan kurang bervariatif, dan langsung dijual
ke pembeli. Kondisi ini lebih disebabkan karena kurangnya kesadaran maupun
kemampuan para pengrajin tahu akan pentingnya menjaga mutu, kebersihan produk
serta diversifikasi produk untuk bersaing dengan industri sejenis serta juga
pentingnya untuk menjaga kelestarian lingkungan yang berguna bagi
keberlangsungan usaha mereka. Rata-rata usaha ini merupakan warisan orangtua,
sehingga timbul keengganan untuk memperbaiki baik proses produksi dan
memvariasi yang rendah produk jadi. Tingkat pendidikan yang relatif rendah baik
pemilik maupun pekerja pada industri tahu juga menjadi salah satu penyebab sulit
berkembangnya pengembangan variasi produk pada industri tahu.
Air limbah industri tahu jika dibuang langsung dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan dengan timbulnya bau busuk dan terganggunya biota air
maupun tanaman, disisi lain apabila diolah membutuhkan biaya awal tinggi karena
diperlukan instalasi yang besar sesuai jumlah air buangan tahu yang banyak.
Melihat jenis limbahnya merupakan limbah organik tinggi, maka air limbah
dapat dijadikan biogas. Beberapa industri tahu sudah dibantu oleh Pemda setempat
dengan dibuatkan pengolahan biodigester, yang dapat menghasilkan gas bio, gas ini
dapat dimanfaatkan kembali bagi industri sebagai sumber energi terbarukan.
Sedangkan air buangan lainnya langsung dibuang ke sungai. Berbagai badan Litbang
salah satunya Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI)
telah melakukan penelitian di bidang pencegahan pencemaran industri tahu mulai
dari bahan masuk, selama proses dan sesudah (paska) proses. Bahan masuk dipilih
bahan yang daya cemarnya ringan.
Dalam rangka mengatasi permasalahan di IKM Tahu secara menyeluruh
mulai dari pengolahan proses produksi, pengolahan air limbah dan peningkatan
kapasitas produksi melalui pengembangan variasi produk. Kementerian Perindustrian
melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka bekerjasama
dengan Dinas Perdagangan dan PerindustrianKota Bandung mengadakan kegiatan
berkelanjutan untuk sentra IKM tahu Cibuntu yaituFasilitasi Produksi Bersih dan
Pengolahan Limbah Sentra IKM Tahu pada tahun 2020.

VI. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan kegiatan Bimbingan Teknis Produksi Besih dan Pengolahan
Limbah Sentra IKM Tahu Cibuntu - Kota Bandung - Jawa Barat adalah melakukan
pembinaan kepada sentra IKM Tahu yang berwawasan lingkungan, dengan tujuan
1. Diterapkannya cara berproduksi tahu yang baik dan hygienis.
2. Peningkatan pengetahuan terkait peningkatan kualitas tahu
3. IKM tahu sadar akan pentingnya pencegahan pencemaran yang
harus dilakukan dengan menciptakan IKM tahu yang berwawasan lingkungan.

VII. KEGIATAN SELAMA PELAKSANAAN


1. Fasilitasi Bimbingan Teknis Produksi Bersih dan Pengolahan Limbah Sentra IKM
Tahu Cibuntu di Kota Bandung – Jawa Barat diselenggarakan oleh Direktorat
Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka – Kementerian Perindustrian bekerja
sama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung pada 3 – 6
Desember 2020.
2. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka mengatasi permasalahan di
IKM tahu secara menyeluruh mulai dari pengolahan proses produksi, pengolahan air
limbah dan peningkatan kapasitas produksi. Maksud diadakannya kegiatan adalah
melakukan pembinaan kepada sentra IKM tahu yang berwawasan lingkungan,
dengan tujuan:
a. Diterapkannya cara berproduksi tahu yang baik dan hygienis.
b. Pengrajin tahu sadar akan pentingnya pencegahan pencemaran yang harus
dilakukan dengan menciptakan IKM tahu yang berwawasan lingkungan.
c. Peningkatan pengetahuan terkait peningkatan kualitas tahu.
3. Peserta kegiatan ini dapat kami laporkan, diikuti oleh sebanyak 20 (dua puluh) orang
pelaku IKM tahu dari sentra tahu Kecamatan Cibuntu yang tersebar dari 3 (tiga)
kelurahan yaitu Ciparay, Pasirkoja dan Warung Muncang.
4. Metodologi pelaksanaan kegiatan yaitu ceramah, diskusi/ tanya jawab dan
pendampingan langsung di lokasi usaha IKM tahu.
5. Kepada seluruh peserta diberikan perlengkapan peserta dan konsumsi.
6. Pelaksanaan kegiatan akan berpedoman pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di
tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19), serta kebijakan serupa lainnya dari Pemerintah
Daerah Kota Bandung.

Jakarta, Desember 2020

Indra Akbar Dilana

Anda mungkin juga menyukai