OLEH
DIAJUKAN OLEH :
KETUA
DIKETAHUI OLEH :
LURAH KELURAHAN AUR KUNING
KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH
KOTA BUKITTINGGI
_______________________
OPTIMALISASI KEGIATAN BIOKONVERSI SAMPAH ORGANIK
OLEH KELOMPOK SAUNG MAGGOT AUR KUNING
DALAM RANGKA PENGURANGAN SAMPAH KOTA BUKITTINGGI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
-Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota destinasi wisata di Sumatera Barat.
-Produksi sampah Kota Bukittinggi bisa mencapai 120 ton per hari yang sekitar 60% nya adalah sampah
organic.
-Anggaran pemindahan sampah Kota Bukittinggi selama ini bisa mencapai 20 milyar rupiah per tahun.
-Ada teknik pengurangan sampah organic dengan menggunakan metode biokonversi menggunakan
maggot BSF.
-Kelebihan maggot BSF adalah mampu mengurangi sampah organic dengan cepat dan menghasilkan
maggot BSF sebagai pakan ternak dan kompos sebagai pupuk organic.
-Kegiatan ini hanya membutuhkan tenaga kerja non skill sehingga bisa dilakukan masyarakat dengan
tanpa harus berpendidikan tinggi.
-
2. Tujuan
1. Sosialisasi kepada stakeholders terkait bahwa ada kelompok masyarakat yang concern dengan
lingkungan hidup namun selama ini berkiprah secara mandiri dan butuh bantuan dalam
pengembangan kapasitas olah dan kapasitas pengaruh untuk kaderisasi.
2. Meningkatkan kemampuan olah biokonversi sampah organic yang selama ini dilakukan
kelompok yang akan memberikan dampak yang lebih luas di tingkat masyarakat Kota
Bukittinggi.
3. Menjadi tempat pelatihan pengkaderan penggiat budidaya maggot BSF dalam rangka
meningkatkan jumlah masyarakat dalam peranan pengurangan sampah kota dan menjadi
sumber penghasilan bagi masyarakat itu sendiri.
BAB II
BIOKONVERSI SAMPAH ORGANIK DENGAN MAGGOT BSF SEBAGAI SOLUSI PRAKTIS
PENGURANGAN SAMPAH KOTA BUKITTINGGI
1. Rumah tangga : sisa potongan bahan makanan sebelum dimasak dan sisa makanan setelah
disajikan. Rata-rata produksi sampah organic rumah tangga yang dikumpulkan Kelompok
selama Program Dapur Sehat Kelurahan Aur Kuning adalah 1 kg per hari.
2. Hotel : sisa potongan bahan makanan sebelum dimasak dan sisa makanan setelah disajikan.
Rata-rata produksi sampah organic yang dikumpulkan oleh kelompok selama ini adalah 50 kg
untuk hotel bintang 4 dan 15 kg untuk hotel bintang 2.
3. Usaha Kuliner : sisa potongan bahan makanan sebelum dimasak dan sisa makanan setelah
disajikan. Rata-rata produksi sampah organic dari kuliner yang dikumpulkan oleh kelompok
selama ini adalah 10 kg per hari per usaha kuliner.
4. Pasar tradisional dan modern : sortiran sayur, buah, dan bahan dagangan lain serta sisa
dagangan yang tidak terjual. Sampah organic yang dikumpulkan kelompok selama ini baru
berasal dari sortiran 3 pedagang pisang yang bisa mencapai 50 kg per hari.
5. Gudang komoditi pertanian seperti gudang buah dan sayur. Rata-rata produksi sampah organic
dari pedagang buah dan sayur bisa mencapai 10 kg per hari per usaha buah dan sayur.
Melihat keadaan seperti di atas maka kami melihat ada peran yang bisa dilakukan oleh masyarakat
yang kami langsung praktekkan serta membuat lembaga sebagai wadah anggota yang concern terhadap
lingkungan hidup.
No
Nama Jabatan
.
1. Mario Martadinata : Ketua
2. Ade Martini : Wakil Ketua
3. Eka Herriyanto : Sekretaris
4. Nurlaily Etek : Bendahara
5. Warni : anggota
6. Nelmawita : anggota
7. Andi Suherman : anggota
8. Mulyadi : anggota
9. Sarmaini : anggota
10. Samniar : anggota
Sekretariat Kelompok Saung Maggot Aua Kuniang ada di Jalan Tangah Jua II No.17 Kelurahan
Aur Kuning Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Kota Bukittinggi Propinsi Sumatera Barat.
2. Aktifitas Kelompok
Beberapa kegiatan kelompok dalam rangka pengurangan sampah Kota Bukittinggi antara lain :
a. Pengumpulan Sampah Organik Dapur (SOD) dari rumah tangga, hotel, dan kuliner.
Kelompok menyediakan wadah SOD berupa ember pail bekas untuk diisi oleh rumah
tangga, hotel, dan usaha kuliner dengan SOD dari dapur masing-masing yang kami jemput
secara periodic. Sampah kemudian diolah di lokasi kelompok dengan menggunakan
maggot BSF.
c. Hasilnya adalah maggot BSF untuk pakan ternak dan kasgot (bekas maggot) sebagai pupuk
organic.
d. Aplikasi maggot BSF sebagai pakan ternak dan sisa maggot BSF sebagai kompos (pupuk
organic)
e. Sosialisasi dan Edukasi Masyarakat sebagai kader lingkungan hidup dalam pemanfaatan
maggot BSF dalam pengurangan sampah kota.
- Edukasi Siswa Sekolah Alam Kota Bukittinggi
- Edukasi Mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi.
- Edukasi Aparat Nagari dari Maninjau
- Sosialisasi Program Dapur Sehat Kelurahan Aur Kuning
- Sosialisasi Program Biokonversi Sampah Organik dengan menggunakan maggot BSF di
depan dirjen dari beberapa kementerian dalam rangka penilaian Kota Bukittinggi dalam
Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
- Edukasi kelompok masyarakat penerima bantuan pokir anggota DPRD Sumbar untuk
menggunakan maggot BSF dalam rangka pengurangan sampah di daerah Kabupaten
Agam.
BAB III
PERMASALAHAN DAN HARAPAN SOLUSI
Demikian sedikit gambaran tentang kegiatan pengolahan sampah organic dengan menggunakan
maggot BSF yang dilakukan oleh Kelompok Saung Maggot Aur Kuning dalam rangka pemanfaatan
sampah organic yang memberikan manfaat selain berupa upaya peningkatan ekonomi anggota
kelompok juga sangat berperan dalam kegiatan pengurangan sampah Kota Bukittinggi.
Semoga dengan gambaran ini juga dapat menggugah pihak terkait baik swasta dan Pemerintah Kota
Bukittinggi melalui anggaran yang memungkinkan bisa dialokasikan untuk memberi bantuan kepada
kelompok dalam rangka optimalisasi kegiatan kelompok tersebut sehingga bisa lebih meningkatkan
kapasitas olah dan kapasitas pengaruh terhadap lingkungan sekitar lokasi kelompok khususnya dan
Kota Bukittinggi umumnya.