Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KEGIATAN

GERAKAN PENGENDALIAN OPT TANAMAN MANGGA


DI KELOMPOK TANI JEMBAR RAHAYU
DESA JEMBARWANGI KEC. TOMO KAB. SUMEDANG

BALAI PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN


DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA BARAT
SATUAN PELAYANAN BPTPH WILAYAH IV
2021
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas karunia dan
rahmat-Nya, sehingga laporan akhir kegiatan gerakan pengendalian OPT tanaman
Mangga di Kelompok Tani Jembar Rahayu Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo
Kabupaten Sumedang Tahun 2022 yang dilaksanakan oleh Satuan Pelayanan
BPTPH Wilayah IV dapat diselesaikan.
Laporan akhir ini merupakan hasil kegiatan gerakan pengendalian OPT
tanaman mangga yang diawali dengan pertemuan koordinasi kemudian
dilanjutkan dengan pelaksanaan gerakan pengendalian pada tanggal 22 Juli 2022.
Tujuan dari kegiatan gerakan pengendalian OPT tanaman mangga adalah,
1) menekan luas dan intensitas serangan OPT utama tanaman mangga; 2)
menekan kehilangan hasil akibat serangan OPT; 3) menumbuh kembangkan
wawasan petani tentang pentingnya pengendalian OPT utama tanaman mangga.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang baik secara
langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan ini. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bandung, Juli 2022


Koordinator Satuan Pelayanan
BPTPH Wilayah IV

Yoyon Sudianto, SP.


NIP. 196508071987021002
3

DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................4
Latar Belakang.....................................................................................................4
Tujuan dan Sasaran..............................................................................................5
Tujuan...............................................................................................................5
Sasaran..............................................................................................................5
GAMBARAN UMUM............................................................................................6
PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT TANAMAN MANGGA
..................................................................................................................................8
Waktu dan Lokasi.................................................................................................8
Pendamping dan Pelaksana..................................................................................8
Fasilitas Kegiatan.................................................................................................8
Metode Pelaksanaan Kegiatan..............................................................................9
1. Identifikasi OPT........................................................................................9
2. Pertemuan Koordinasi...............................................................................9
3. Gerakan Pengendalian...............................................................................9
4. Evaluasi Hasil Pengendalian OPT dan Pelaporan...................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................11
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................13
Kesimpulan.........................................................................................................13
Saran...................................................................................................................13
4

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Salah satu kendala dalam pengamanan produksi komoditas hortikultura
adalah adanya serangan Organisme Pengganngu Tumbuhan (OPT).
Perkembangan serangan OPT tidak selalu dapat diprediksi dan mungkin saja
menyimpang dari pola normalnya. Populasi atau serangan OPT dapat berkembang
dengan pesat dan mendadak atau bisa saja statusnya berubah dari tidak
berpengaruh menjadi berpengaruh terhadap produksi. Oleh karena itu
pengendalian terhadap OPT perlu untuk dilakukan dan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan
dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman,
pengendalian OPT menjadi tanggung jawab petani. Pemerintah dalam hal ini
berkewajiban dalam pelayanan pembinaan agar perlindungan tanaman
hortikultura dapat terlaksana dengan baik.
Peranan pemerintah dalam pengendalian OPT adalah membantu sarana,
peralatan atau pembiayaan sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Terutama untuk
kasus eksplosi dimana serangan OPT terjadi secara mendadak, polulasinya
berkembang dan menyebar luas secara cepat. Bantuan pengendalian OPT
hortikultura juga dapat diberikan untuk pengendalian daerah sumber infeksi.
Perlindungan hortikultura memiliki peran penting dalam keberhasilan
pengembangan hortikultura terutama dalam menjaga kualitas, kuantitas dan
kontinuitas hasil atau produksi. Terkait hal tersebut diperlukan pengembangan
sistem perlindungan hortikultura yang akan diarahkan untuk pengamanan
produksi, melalui pengendalian OPT hortikultura sebagai upaya menekan
kehilangan hasil akibat serangan OPT, menjamin mutu hasil sehingga memiliki
daya saing yang tinggi dan aman dikonsumsi serta mendukung pemenuhan
sebagian persyaratan teknis Sanitary and PhytoSanitary (SPS) dalam perdagangan
global sebagai komoditas ekspor.
Kegiatan perdagangan internasional untuk komoditas pertanian sering
berhadapan dengan persyaratan Sanitary and PhytoSanitary dari Negara tujuan
5

ekspor. Produk yang akan diekspor dapat ditolak jika di dalamnya ditemukan
adanya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).
Dalam rangka mendukung kegiatan Gerakan Tiga Kali Ekspor
(GRATIEKS) komoditas hortikultura khususnya buah-uahan potensi ekspor. Balai
Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura TA 2022 mengalokasikan
Gerakan Pengendalian (Gerdal) OPT yang diwujudkan dalam kegiatan penerapan
pengelolaan OPT skala luas (skala kawasan) yag dilakukan secara terstruktur,
sistematis, masif, terpadu dan berkesinambungan dalam suatu kawasan yang luas
dengan tujuan utnuk menurunkan populasi suatu OPT/OPTK.

Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan
a. Melaksanakan identifikasi OPT, Inventarisasi OPT dan koordinasi
pengendalian OPT hortikultura,
b. Melaksanakan pengendalian OPT dengan kegiatan Gerakan
Pengendalian OPT melalui bantuan fasilitasi sarana berupa bahan
pengendali OPT yang ramah lingkungan,
c. Melaksanakan bimbingan teknis atau pendampingan dan monev
pelaksanaan pengendalian OPT hortikultura,
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku perlindungan
dalam pengembangan penerapan teknlogi pengendalian OPT dengan
sarana pengendalian yang ramah lingkungan,

2. Sasaran
Lokasi kawasan pengembangan komoditas hortikultura atau sentra
hortikultura di Jawa Barat.
6

GAMBARAN UMUM
Mangga (Mangifera indica L.) merupakan salah satu komoditas unggulan
hortikultura. Di Indonesia terdapat 400 varietas mangga yang dapa dikonsumsi
sebagai buah segar maupun beku. Buah mangga mengandung berbagai kandungan
fitokimia dan nutrisi juga mengandung serat pangan yang tinggi, kaya akan
Vitamin C, Provitamin A, Karotenoid dan Polifenol yang beragam.
Secara umum, produksi tanaman hortikultura pada tahun 2018 mengalami
kenaikan dibandingkan dengan tahun 2017. Kenaikan produksi buah-buahan
tahunan terbesar terjadi pada komoditas mangga sebesar 420.998 ton atau 19,1 %.
Hal tersebut dikarenakan sebenarnya pengembangan kawasan mangga sudah
dilakukan sejak tahun 1998, yang merupakan hasil kerjasama antara JICA
Indonesia dengan Kementrian Pertanian, dengan memberikan fasilitas dari segi
pelatihan, infrastruktur, gudang penyimpanan dan peningkatan kapabilitas
sumberdaya kelompok.
Peluang pengembangan ekspor buah manga Indonesia sangat menjanjikan
namun masih terganjal sejumlah kendala diantaranya adalah serangan OPT.
Mengingat beberapa hal yang perlu diperlihatkan untuk memperkuat daya saing
mangga Indonesia diantaranya memperhatikan kualitas produksi.
Strategi untuk mengamankan produksi tanaman mangga dari serangan OPT
mengacu pada Pengendalian Hama Terpadu (PHT) salah satunya adalah
penggunaan Agens Hayati. Pengertian Agens Hayati adalah setiap organisme atau
mahluk hidup terutama serangga, cendawan, cacing, bakteri, virus dan binatang
lainnya yang dapat dipergunakan untuk pengendalian OPT. Untuk menekan
serangan OPT kelompok agens hayati yang digunakan adalah kelompok agen
antagonis yaitu Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dan Trichoderma
sp.
PGPR merupakan salah satu sumbangan bioteknologi dalam usaha
peningkatan produktivitas tanaman. Hal tersebut dicapai dengan mobilisasi hara,
produksi hormon tumbuh, fiksasi nitrogen atau pengaktifan mekanisme ketahanan
terhadap penyakit. Keuntungan dari penggunaan PGPR tanaman yaitu tidak
7

mempunyai bahaya atau efek samping sehingga bahaya pencemaran lingkungan


dapat dihindari.
Trichoderma sp. dilaporkan mampu menekan pertumbuhan patogen,
memperpanjang periode inkubasi patogen, meningkatkan pertumbuhan tinggi
tanaman dengan memacu pembentukan dan pemanjangan batang, mampu
menghasilkan enzim dan mengeluarkan antibiotik atau alkaloid yang mudah
menguap untuk menghambat dan mengendalikan pertumbuhan koloni jamur.
Luas lahan di Kecamatan Tomo adalah 5.316 ha yang terdiri dari lahan
sawah 1.261 ha (23,72%) dan lahan darat 4.055 ha (76,28%) dengan tofografi
relatif datar. Kecamatan Tomo berada pada ketinggian antara 40-80 m dpl. Jenis
tanah umumnya adalah andosol dan aluvial, luas lahan hortikultura di Kecamatan
Tomo adalah 2.199 ha dengan luas lahan mangga 144.466 pohon /1.444,66 ha.
Tofografi Desa Jembarwangi termasuk ke dalam daerah dataran rendah
dengan ketinggian 50-80 m dpl, jenis tanah sebagian besar termasuk ke dalam
aluvial dan andosol. Suhu rata-rata 22-330 C. Potensi lahan usaha tani di Desa
Jembarwangi terdiri dari lahan sawah dan darat. Luas pertanaman Mangga di
Desa Jembarwangi 31.358 pohon/313,58 ha.
8

PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN OPT TANAMAN


MANGGA

Waktu dan Lokasi


Sebelum kegiatan gerakan pengendalian dilaksanakan, dilakukan
pengawalan oleh petugas POPT terlebih dahulu yaitu pengendalian Preemtif
dalam mengantisipasi serangan OPT lebih awal, selanjutnya Gerakan
pengendalian yang di laksanakan pada tanggal 22 Juli 2022. Lokasi pelaksanaan
kegiatan ini adalah di Kelompok Tani Jembar Rahayu Desa Jembarwangi
Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang.

Pendamping dan Pelaksana


Pendamping kegiatan ini adalah petugas POPT dengan pelaksana kegiatan
adalah Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat
yang dialokasikan di Satuan Pelayanan (Satpel) BPTPH Wilayah IV.

Fasilitas Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Gerakan pengendalian (Gerdal) OPT hortikultura
dilaksanakan dalam rangka mendukung pengembangan Kawasan mangga di sentra
produksi hortikultura melalui fasilitasi bantuan berupa bahan pengendali OPT yang
ramah lingkungan dan juga merupakan stimulan. Kegiatan ini melibatkan petani,
kelompok tani, dan lab satpel.
Bahan pengendali OPT ramah lingkungan yang digunakan dalam kegiatan
ini adalah kelompok agens hayati Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)
berupa media cair sebanyak 400 liter dan Media padat Trichoderma sp. Sebanyak
200 kg. Selain itu bahan pengendalian yang difasilitasi pada kegiatan ini adalah
Atraktan sebanyak 200 botol.

Metode Pelaksanaan Kegiatan


Tahapan gerakan pengendalian OPT mangga meliputi identifikasi OPT pada
lokasi kegiatan, koordinasi, pelaksanaan gerakan pengendalian, evaluasi hasil
pengendalian dan pelaporan.
9

1. Identifikasi OPT
Identifikasi OPT merupakan langkah awal dalam mendapatkan pengetahuan
dasar tentang serangan OPT yang terjadi di lokasi kegiatan. Proses identifikasi
dilakukan oleh POPT melalui pengamatan petak tetap dan petak keliling. Akurasi
proses identifikasi OPT akan memberikan rekomendasi pengendalian OPT yang
tepat.
Berdasarkan rata-rata Kumulatif Luas Tambah Serangan (KLTS) OPT
mangga di lahan kelompok tani Jembar Rahayu OPT yang menyerang adalah
Lalat Buah (Bactrocera sp.) dengan populasi sebanyak 13 e/trap/hari, penyakit
Antraknosa (Collettotrichum gleosporioides) dengan intensitas sebesar 9 %, dan
penyakit bercak daun alga dengan intensitas sebesar 7 %

2. Pertemuan Koordinasi
Setelah proses identifikasi selesai dilanjutkan dengan kegiatan
pendampingan dalam pertemuan koordinasi yang diarahkan untuk meningkatkan
penerapan pengendalian OPT yang sesuai dengan prinsip PHT. Sehingga dapat
diputuskan langkah pengendalian yang tepat dan spesifik lokasi.

3. Gerakan Pengendalian
Gerakan pengendalian OPT dilakukan oleh petani anggota kelompok tani
Jembar Rahayu, di lokasi yang telah ditentukan. Bahan pengendali yang
digunakan dalam gerakan pengendalian adalah agens hayati PGPR, Trichoderma
sp dan atraktan dengan bahan aktif metil eugenol.
Aplikasi PGPR dilaksanakan dengan cara disemprotkan pada tanah di
sekitar tanaman mangga, dengan konsentrasi 10 cc PGPR dilarutkan dalam 1 liter
air. Aplikasi PGPR dilakukan pada pagi hari, mengingat efektivitas bakteri yang
terkandung di dalamnya akan lebih baik apabila diaplikasikan pada pagi atau sore
hari.
Aplikasi Trichoderma sp. dilaksanakan dengan cara melarutkan 100 g
biakan cendawan Trichoderma sp. pada media beras ke dalam 10 liter air,
kemudian disemprotkan pada tanah di sekitar tanaman mangga.
10

4. Evaluasi Hasil Pengendalian OPT dan Pelaporan


Evaluasi hasil pengendalian OPT dilakukan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pengendalian melalui pengamatan setelah gerakan pengendalian
dilakukan yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk laporan.
11

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil kegiatan gerakan pengendalian OPT Mangga di kelompok Jembar
RAHAYU Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang yang
dilakukan sebanyak 1 kali adalah sebagai berikut:

Tabel Rekapitulasi Hasil Pengamatan Perkembangan OPT Mangga pada Kegiatan


Gerakan Pengendalian OPT Mangga di Kelompok Jembar Rahayu Desa
Jembarwangi Kecamatan Tomo Kabupaten sumedang

Populasi dan Intensitas Serangan


No Jenis OPT Sebelum Aplikasi Setelah Aplikasi
1 Lalat Buah (Bactrocera sp.) 29,6 e/t/h 9,06 e/t/h
2 Antraknosa (Collettotrichum 14,44% 5,55 %
gleosporioides)
3 Puru/Bintil daun 9.28 % 4.2 %
(Procantarinia)

Tabel diatas menunjukkan bahwa penggunaan atraktan dengan bahan aktif


metil eugenol dapat menekan populasi hama lalat buah, hal ini dikarenakan
atraktan mengandung senyawa kimia yang dapat menarik atau memikat lalat buah
jantan yang merupakan alternatif pengendalian lalat buah yang tidak
meninggalkan residu pada buah dan mudah untuk diaplikasikan pada lahan yang
luas. Penggunaan senyawa atraktan dan perangkap dalam pengendalian lalat buah
adalah salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan, dengan kata lain perangkap dan
atraktan adalah komponen yang saling melengkapi dalam mendeteksi atau
memonitor lalat buah, menarik lalat buah untuk kemudian dibunuh, mengganggu
aktivitas kawin dan berkumpul serta mengganggu cara makan lalat buah.
Metil eugenol merupakan senyawa pemikat serangga jantan lalat buah,
karena memiliki sifat mudah menguap serta beraroma wangi mengingat lalat buah
dewasa biasanya tertarik pada senyawa aromatik yang terdapat pada bagian
tanaman terutama bagian buahnya.
12

Aplikasi PGPR pada tanaman mangga dapat memacu pertumbuhan tanaman


menjadi lebih cepat, hal ini ditandai dengan pembentukan daun baru yang lebih
cepat dan juga pembungaan yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan
sebelum aplikasi. Selain itu PGPR juga mampu meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap serangan OPT hal ini ditandai dengan tidak bertambahnya serangan OPT
jenis lain pada areal pertanaman lahan kelompok Jembar Rahayu.
Aplikasi Trichoderma sp. pada tanaman mangga mampu menekan serangan
penyakit Antraknosa sehingga menekan intensitas serangan. Sebagai agen
antagonis yang dapat menekan pertumbuhan cendawan penyebab penyakit pada
tanaman mangga.
13

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari kegiatan Gerakan Pengendalian OPT mangga di
kelompok Jembar Rahayu Desa Jembar wangi Kecamatan Tomo Kabupaten
Sumedang dapat disimpulkan bahwa:
1. Aplikasi atraktan dengan bahan aktif metIl eugenol mampu menekan
populasi hama lalat buah.
2. Aplikasi PGPR dan Trichoderma sp. mampu memacu pertumbuhan
tanaman dan menekan serangan OPT dan meningkatkan ketahanan tanaman
mangga terhadap OPT

Saran
Mengingat penggunaan PGPR dan Trichoderma sp. sangat baik terhadap
pertumbuhan tanaman dan mampu menekan serangan OPT maka penggunaan
agens hayati diharapkan dimasyarakatkan dan dikembangkan serta diaplikasikan
di tingkat petani dengan berbagai macam komoditas hortikultura.
14

Lampiran 1. BAST Barang Kegiatan Gerdal OPT Mangga di Kelompok Jembar


RAHAYU Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang

BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST) BARANG

Pada hari ini Rabu tanggal Dua puluh tiga bulan September tahun Dua Ribu Dua Puluh, kami
yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Yoyon Sudianto, SP.
NIP : 196508071987021002
Jabatan : Koordinator Satuan Pelayanan BPTPH Wilayah IV
Alamat : Jl. Ciganitri II Pos Bojong Soang Bandung
Yang selanjutnya disebut PIHAK KESATU
Nama : Anung Nurkaya
Jabatan : Ketua Kelompok Tani Jembar Rahayu
Alamat : Desa Jembarwangi Kec. Tomo Kab. Sumedang

Dengan ini menyatakan bahwa Pihak Kesatu telah menyerahkan barang milik/kekayaan
negara yang berasal dari DIPA TA. 2021 Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Jawa Barat yang menggunakan akun Belanja Barang untuk Persediaan Barang Dalam
Proses Fasilitas bahan Kegiatan GerakanPengendalian OPT Mangga kepada Pihak Kedua dan
Pihak Kedua telah menerima barang milik/kekayaan negara tersebut dari Pihak Kesatu dengan
jenis dan jumlah sesuai dengan daftar lampiran Berita Acara serah Terima.
Untuk selanjutnya pengelolaan barang tersebut menjadi tanggungjawab Pihak Kedua
untuk digunakan dalam Kegiatan GerakanPengendalian OPT Mangga di wilayah Kelompok tani
Jembar RAHAYU Desa Jembarwangi Kec. Tomo Kab. Sumedang
Dengan dilakukannya serah terima barang milik/kekayaan yang berasal dari Pihak Kesatu
maka segala sesuatu yang berkaitan dengan barang-barang tersebut termasuk penata usahaan dan
melaporkannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.
Demikian Berta Acara Serah Terima ini dibuat sebagai bukti yang syah dalam rangkap 2
(dua) dan mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi Pihak Kesatu dan Pihak Kedua.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


KELOMPOK TANI JEMBAR RAHAYU KOORDINATOR SATPEL BPTPH WIL.IV

ANUNG NURKAYA YOYON SUDIANTO, SP.


NIP. 196508071987021002

MENGETAHUI
AN. KEPALA BALAI PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA PROVINSI JAWA BARAT
KEPALA SEKSI PERLINDUNGAN TANAMAN HORTIKULTURA

TITIN SUMIYATI, S.Si., M.M.


NIP. 196603231988032005
Keterangan :
1. Rekam 1 : Yang menyerahkan barang
15

2. Rekam 2 : Yang menerima barang

Lampiran BAST Daftar Barang Fasilitasi Kegiatan GerakanPengendalian OPT Mangga di


Kelompok Tani Jembar Rahayu Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang
Tahun 2021

No. Jenis Barang Volume Satuan Keterangan

1. Agens hayati (Trichoderma sp.) 400 kg

2. Agens hayati (PGPR) 200 liter


Barang dan bahan
4. Antraktan (petrogenol) 200 btl dalam keadaan baik
BA.Metil eugenol 800 g/l dan sesuai
Kemasan botol
Formulasi cair
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Gerdal OPT Mangga di Kelompok Jembar
Rahayu Desa Jembarwangi Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang.
17
18
19
20
21
22

Anda mungkin juga menyukai