i
Penanggung Jawab
Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan
Pangan
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. v
I. PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Tujuan............................................................................. 3
C. Ruang lingkup ................................................................ 4
D. Acuan Normatif ............................................................. 4
E. Istilah dan Definisi.......................................................... 5
II. KELEMBAGAAN OKKPD ..................................................... 9
A. OKKPD Provinsi............................................................. 10
1. Struktur Organisasi ........................................................11
2. Sumber Daya Manusia .................................................. 18
3. Sarana Prasarana ......................................................... 20
4. Sistem Manajemen ....................................................... 21
B. OKKPD Kabupaten/Kota ...............................................23
1. Struktur Organisasi .......................................................23
2. Sumber Daya Manusia .................................................. 27
3. Sarana Prasarana ......................................................... 28
4. Sistem Manajemen ...................................................... 28
iii
III. Evaluasi dan Pembinaan .................................................. 30
1. Evaluasi ........................................................................ 30
2. Pembinaan ................................................................... 30
IV. PENUTUP ........................................................................... 32
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isu keamanan pangan merupakan isu penting yang
sangat berpengaruh signifikan terhadap keberterimaan suatu
produk di pasaran. Hal ini tentunya dapat dipahami karena
dalam globalisasi perdagangan, perberlakuan tarif dan kuota
secara perlahan semakin dikurangi, sehingga yang berperan
untuk memproteksi masuknya produk impor adalah hambatan
teknis yang dapat diterima oleh semua pihak dengan
memanfaatkan isu keamanan pangan. Di sisi lain, kesadaran
masyarakat dalam negeri akan pangan yang aman juga semakin
meningkat, bahkan sebagian kalangan rela mengeluarkan uang
lebih banyak untuk memperoleh jaminan keamanan pangan.
Kondisi ini tentu dimengerti karena FAO dalam rilisnya
menyampaikan “if it is not safe it is not food” sehigga untuk
pangan, aspek keamanan pangan adalah prasyarat utama.
Pangan yang tidak aman akan menimbulkan (1) penyakit yang
dibawa oleh makanan-foodborne disease; (2) biaya pengobatan
yang besar; dan (3) menurunkan produktivitas, mempengaruhi
perekonomian, dan perdagangan internasional. Hal ini semakin
membuktikan betapa pentingnya keamanan pangan pada
pangan.
1
Pengaturan keamanan pangan di Indonesia dituangkan
dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan,
dan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 86
Tahun 2021 tentang keamanan pangan. Melalui regulasi ini
Pemerintah dan Pemerintah Daerah diamanahkan untuk
menjamin terwujudnya penyelenggaraan Keamanan Pangan di
setiap rantai pangan secara terpadu. Hal ini sejalan dengan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dimana urusan Pangan yang di dalamnya terdapat
aspek keamanan pangan, merupakan urusan konkuren yang
bersifat wajib.
Mewujudkan amanah regulasi tersebut, Kementerian
Pertanian mengembangakan pola penjaminan keamanan pangan
segar khususnya untuk Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)
melalui 2 pola pengawasan yaitu pre-market atau sebelum
peredaran dan post-market atau setelah peredaran. Pengaturan
teknis pengawasan ini dituangkan dalam Permentan 53 tahun
2018 tentang Keamanan dan Mutu PSAT. Untuk pengaturan
pengawasan keamanan PSAT pengawasan pre-market telah telah
digabungkan pengaturannya melalui PP No. 5 tahun 2021 tentang
Perizinan Berusaha Berbasis Resiko dan Permentan No. 15 Tahun
2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Standar Produk pada
2
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Pertanian.
Dalam rangka melaksanaan pengawasan PSAT baik pre-
market maupun post-market, diperlukan penguatan Lembaga
pengawas yang kompeten dan profesional melalui keberadaan
Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) baik
provinsi maupun kabupaten/kota, untuk itu perlu dibuatkan
pedoman pengaturan yang komprehensif untuk kelembagaan
pengawas ini. Melalui pedoman ini diharapkan OKKPD Provinsi
dan kabupaten/kota seluruh Indonesia mendapat panduan yang
seragam dan jelas, sehingga pada akhirnya dapat menjadi
kelembagaan pengawas yang kuat dalam menjalankan amanat
pengawasan PSAT secara efektif dan optimal.
B. Tujuan
Pedoman ini bertujuan untuk menjadi acuan bagi Dinas
yang menangani urusan pangan di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota untuk menata dan memperkuat kelembagaan
sebagai OKKPD guna mengoptimalkan pelaksanaan
pengawasan keamanan dan mutu Pangan Segar Asal
Tumbuhan (PSAT) sesuai kewenangannya.
3
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup Pedoman ini mencakup pengaturan
kelembagaan OKKPD Provinsi dan OKKPD kabupaten/kota yang
secara detail pengaturannya mencakup: Persyaratan Umum,
Struktur Organisasi, Sumber Daya Manusia, Sarana Prasarana,
Proses Pelayanan, Sistem Manajemen, Evaluasi dan
Pembinaan.
D. Acuan Normatif
1. UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
2. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
3. UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
4. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang
Keamanan Pangan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Perizinan Berusaha Berbasis Resiko
6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
53/Permentan/Kr.040/12/2018 Keamanan dan Mutu
Pangan Segar Asal Tumbuhan.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun
2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah.
4
8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15 Tahun 2021
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Standar Produk
Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbsis
Resiko Sektor Pertanian.
5
agama, keyakinan dan budaya masyarakat sehingga aman
dikonsumsi;
3. Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan yang selanjutnya
disebut Mutu PSAT adalah nilai yang ditentukan atas dasar
kriteria keamanan dan kandungan gizi;
4. Pangan Segar Asal Tumbuhan Produksi Dalam Negeri
yang selanjutnya disingkat PSAT-PD adalah PSAT yang
diproduksi di dalam wilayah Republik Indonesia baik yang
berasal dari bahan baku yang produk dalam negeri atau
luar negeri;
5. Pangan Segar Asal Tumbuhan Produksi Dalam Negeri
Usaha Kecil yang selanjutnya disingkat PSAT-PDUK adalah
PSAT yang diproduksi oleh pelaku usaha mikro dan kecil di
dalam wilayah Republik Indonesia baik yang berasal dari
bahan baku yang produk dalam negeri atau luar negeri;
6. Sertifikat Kesehatan/Health Certificate yang selanjutnya
disebut HC adalah kertas atau dokumen elektronik yang
diterbitkan oleh OKKPP atau OKKPPD untuk komoditas
pangan segar asal tumbuhan ditujukan untuk
perdagangan internasional yang menggambarkan dan
membuktikan atribut keamanan dan/atau mutu pangan
sebagaimana yang dipersyaratkan negara tujuan atau
6
standar kemanan dan/atau mutu produk di Indonesia telah
dipenuhi.
7. Rumah Pengemasan (Packing House) adalah suatu
bangunan tempat menangani kegiatan penanganan pasca
panen hasil pertanian asal tumbuhan sejak dipanen
sampai pengemasan dan siap didistribusikan ke pasar
tujuan
8. Sertifikat Penerapan Penanganan yang Baik PSAT yang
selanjutnya disingkat SPPB-PSAT adalah perizinan
berusaha untuk unit penanganan PSAT yang telah
memenuhi persyaratan penanganan PSAT yang baik
susuai karateristik produk.
9. Pelaku usaha adalah orang perseorangan atau badan
usaha yang melakukan usaha dan/atau kegiatan pada
bidang tertentu.
10. Dinas adalah perangkat daerah provinsi atau
kabupaten/kota yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pangan;
11. Otoritas Kompeten Keamanan Pangan yang selanjutnya
disebut OKKP adalah unit kerja Pemerintah dan
Pemerintah Daerah tingkat provinsi/kabupaten/kota yang
sesuai tugas dan fungsi diberikan kewenangan melakukan
pegawasan keamanan dan mutu PSAT.
7
12. Reviewer adalah personil internal yang kompeten yang
ditunjuk oleh Sekretariat atau Ketua OKKPD untuk
melakukan verifikasi terhadap hasil penilaian atau laporan
hasil uji dari laboratorium dan minimal berpengalaman
dalam pengawasan keamanan PSAT minimal 2 tahun.
13. Komisi Teknis adalah sekelompok orang yang memiliki
kemampuan dan ditunjuk untuk memberikan rekomendasi
kepada pengambil kebijakan terhadap pemenuhan
keamanan pangan segar.
8
II. KELEMBAGAAN OKKPD
A. OKKPD Provinsi
OKKPD Provinsi adalah Dinas yang menangani pengawasan
keamanan dan mutu pangan segar asal tumbuhan yang
ditetapkan melalui Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/
Keputusan Gubernur.
10
1. Struktur Organisasi
REVIEWER/KOMISI
TEKNIS
11
kebijakan dan sistem mutu dapat tercapai dengan baik;
2) Mengesahkan sistem manajemen mutu lembaga;
3) Memimpin pelaksanaan kaji ulang manajemen atau
sistem sesuai dengan hasil audit internal atau eksternal
dan keluhan;
4) Menjamin operasionalisasi untuk kegiatan lembaga;
5) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan SPPB-PSAT,
Izin Edar PSAT-PD, Izin Keamanan PSAT/Health
Certificate (HC), Izin Rumah Pengemasan dan Sertifikasi
Prima-3, Prima-2; dan sertifikat mutu dan keamanan lain
yang merupakan kewenangan lembaga;
6) Menandatangani sertifikat/rekomendasi jenis
pelayanan lembaga sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
7) Melakukan koordinasi lintas institusi/sektor baik pusat
maupun daerah;
8) Melakukan pengembangan kebijakan yang berkaitan
dengan pengoperasian OKKPD;
9) Menentukan kebijakan pengawasan mutu dan
keamanan pangan hasil pertanian;
10) Menunjuk dan/atau menetapkan keanggotaan Komisi
Teknis.
12
b) Tugas Wakil Manajemen Pelayanan
1) Membantu tugas Kepala Dinas selaku Ketua OKKPD;
2) Mengkoordinasikan Manajer Administrasi, Manajer
Mutu dan Manajer Teknis;
3) Melakukan pengawasan terhadap implementasi
kebijakan dan prosedur dalam pemberian layanan
(SPPB-PSAT, Izin Edar PSAT-PD, Izin Keamanan
PSAT/Health Certificate (HC), Izin Rumah Pengemasan
dan Sertifikasi Prima-3, Prima-2; sertifikasi keamanan
dan mutu lain)
4) Memfasilitasi peningkatan kapasitas SDM untuk
mendukung pelayanan;
5) Melakukan evaluasi terhadap sumberdaya subkontrak;
6) Memberikan paraf dan tanda tangan surat-surat dan
laporan OKKP-D sesuai kewenangannya;
7) Mewakili tugas-tugas kedinasan yang diberikan oleh
ketua OKKP-D;
8) Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi kegiatan;
9) Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan
hasil evaluasi kegiatan pengawasan PSAT dengan
berkoordinasi dengan Wakil Manajemen Pengawasan.
13
c) Wakil Manajemen Pengawasan
1) Membantu tugas Kepala Dinas selaku Ketua OKKPD;
2) Menyusun analis risiko dan mengkoordinasikan
pelaksanaan pengawasan post-market;
3) Bertanggungjawab terhadap implementasi kebijakan
dan prosedur pengawasan post-market PSAT;
4) Memfasilitasi peningkatan kapasitas SDM untuk
mendukung pengawasan;
5) Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan
hasil evaluasi kegiatan pengawasan PSAT bersama
Wakil Manajemen Pelayanan;
6) Menindaklanjuti hasil pengawasan keamanan dan mutu
pangan serta penanganan kasus keamanan pangan.
17
2. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia OKKPD dalam pelaksanaan
pengawas keamanan pangan yaitu Pejabat Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) dan pengawas
lain yang memenuhi persyaratan telah mengikuti pelatihan
atau pendidikan di bidang keamanan dan mutu PSAT atau
pelatihan yang terkait.
18
Output (jumlah
Kategori Kota sertifikat 1 tahun
Kriteria
terakhir)
Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil
Perkiraan Perkiraan Perkiraan
SDM SDM SDM
Bukan Pintu Pre-market Pre- Pre-market
Pemasukan >15 market >6 >300 200 - 300 <200
Post-market >10 Post-market
PSAT >8 Post- >4
market
>6
19
3. Jumlah pasar sebanyak >30 diperlukan pengawas
disesuaikan dengan kebutuhan.
Jumlah SDM pada wilayah pintu pemasukan jumlahnya 1,5 kali
dari SDM pada wilayah bukan di pintu pemasukan dan
diasumsikan pengawasan dilakukan minimal sebanyak 3 (tiga)
kali dalam setahun sesuai dengan Pedoman Pengawasan
Keamanan PSAT.
3. Sarana Prasarana
1) Tersedia ruang kerja dan sarana pendukungnya untuk
memberikan pelayanan izin PSAT sesuai dengan ruang
lingkup perizinan;
2) Memiliki peralatan untuk pengawasan PSAT;
3) Sarana prasarana pengujian alat keamanan dan mutu
PSAT sedang (antara lain: laboratorium uji mutu beras,
alat uji rapid keamanan pangan semi kuantitatif)
mempunyai dan disarankan untuk memiliki laboratorium
uji keamanan pangan;
20
4) Tersedia jaringan internet yang memadai.
4. Sistem Manajemen
Dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP) ini
merupakan persyaratan minimal yang dimiliki OKKPD. SOP
untuk OKKPD Provinsi mengacu kepada SNI ISO/IEC
17065:2012 dengan elemen dasar Sistem Manajemen Mutu
(SMM) OKKPD Provinsi terdiri dari:
a) Sistem Manajemen Mutu
1) Persyaratan Umum
2) Persyaratan Dokumentasi
3) Panduan Kerja
4) Pengendalian Dokumen
5) Pengendalian Rekaman
b) Tanggung Jawab Manajemen
1) Kriteria Umum
2) Penanggung Jawab Sistem Mutu;
3) Komunikasi Internal;
4) Kaji Ulang Manajemen;
5) Kenetralan;
6) Kerahasiaan;
7) Pembiayaan.
c) Pengelolaan Sumberdaya
1) Sumberdaya Manusia;
21
2) Sarana Kerja
d) Proses Sertifikasi Dan Registrasi (Perizinan
Berusaha)
2) Permohonan;
3) Persiapan penilaian;
4) Evaluasi;
5) Laporan Penilaian;
6) Keputusan Sertifikasi/Registrasi;
7) Surveilen dan Asesmen ulang;
8) Penggunaan label dan kemasan.
e) Pengukuran, Analisis Dan Perbaikan
1) Umum;
2) Pemantauan dan pengukuran;
3) Pengendalian Jasa
4) Analisa data dan pelaporan
5) Tindakan perbaikan dan pencegahan
Untuk pengawasan post-market pada produk yang
sudah diberikan izin edar, OKPPD Provinsi wajib
memiliki dokumen SPO minimal antara lain:
1) SPO Inspeksi dan Pengawasan Post Market
2) SPO Sosialisasi Standar/Regulasi Keamanan
PSAT kepada Retail (tradisional dan modern)
3) SPO Dokumentasi Pengawasan
22
B. OKKPD Kabupaten/Kota
OKKPD Kabupaten/Kota adalah Dinas yang menangani
pangan berkedudukan di Kabupaten/Kota. Penugasan
sebagai OKKPD Kabupaten/Kota dapat dikuatkan melalui
Keputusan Bupati/Walikota.
1. Struktur Organisasi
Koordinator Pengawasan*
23
a. Tugas Kepala Dinas/Ketua OKKPD
1) Menetapkan personil dalam struktur kelembagaan
OKKPD dan petugas pengawas PSAT;
2) Menetapkan prioritas pengawasan PSAT dan
pemantauan pemenuhan Komitmen Registrasi PD-
UK;
3) Menandatangani sertifikat registrasi PSAT PD-UK atau
rekomendasi dalam penerbitan PSAT PD-UK;
4) Menandatangani sertifikat pendataan pelaku usaha
PSAT;
5) Menandatangani Surat Keterangan Pemenuhan
Komitmen Penerapan Penanganan PSAT yang Baik
minimal level 3;
6) Melaporkan kegiatan pengawasan PSAT kepada
OKKPD Provinsi;
7) Bertanggung jawab dalam mengalokasikan SDM dan
anggaran pelaksanaan kegiatan;
8) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan
pengawasan PSAT.
b. Tugas Koordinator Pengawasan
1) Menugaskan tim untuk melaksanakan pendataan,
pengawasan post-market, dan pengawasan
24
pemenuhan komitmen PSAT PD-UK dengan
persetujuan Kepala Dinas;
2) Melakukan review hasil validasi pendataan,
pengawasan post-market dan pemenuhan komitmen
PSAT PD-UK;
3) Merumuskan program pembinaan pelaku usaha PSAT
PD-UK;
4) Mengkoordinasikan pelaporan hasil pelaksanaan
kegiatan pengawasan dan pembinaan PSAT;
5) Menjadwalkan dan menyiapkan pelaksanaan evaluasi
pengawasan secara periodik.
c. Tugas Sub Koordinator Administrasi
1) Menerima permohonan registrasi PSAT PD-UK;
2) Memastikan kelengkapan persyaratan administrasi
dan menyiapkan rekomendasi registrasi PSAT PD-UK;
3) Menyiapkan media/sarana informasi pelayanan
OKKPD;
4) Melakukan pengelolaan dokumen pengawasan PSAT
PD-UK;
5) Melaksanakan fungsi kesekretariatan antara lain
memproses penerbitan sertifikat penandataan, surat
keterangan pemenuhan penanganan yang baik dan
menyampaikannya kepada pelaku usaha.
25
d. Tugas dan Wewenang Sub Koordinator Teknis
1) Mengusulkan petugas kepada koordinator untuk
melakukan pendataan, pengawasan post-market dan
pengawasan pemenuhan komitmen registrasi PSAT
PD-UK;
2) Melaksanakan kegiatan pendataan, pengawasan
post-market dan pemenuhan komitmen registrasi
PSAT PD-UK;
3) Melaksanakan pembinaan pemenuhan standar
registrasi PSAT PD-UK kepada pelaku usaha;
4) Mengindentifikasi dan melaksanakan pelatihan untuk
peningkatan kapasitas kompetensi personil;
5) Melaporkan hasil pendataan, pengawasan post-
market dan pengawasan pemenuhan komitmen
registrasi PSAT PD-UK kepada koordinator
pengawasan.
e. Tugas dan wewenang Petugas Pengawas Keamanan
Pangan
1) Melaksanakan pendataan, pengawasan post-market
dan penilaian pemenuhan komitmen registrasi PSAT
PD-UK;
2) Melaksanakan pengambilan contoh apabila
diperlukan;
26
3) Melakukan pembinaan pemenuhan standar registrasi
PSAT PD-UK;
4) Membuat laporan hasil pembinaan dan pengawasan;
5) Mendokumentasikan setiap tahap kegiatan yang
dilakukan;
6) Mengidentifikasi dan mengumpulkan data kasus
ketidakamanan pangan.
7) Melakukan sosialisasi keamanan pangan kepada
stakeholder terkait dan masyarakat.
8) Menyusun prioritas pengawasan PSAT dan rencana
pemantauan pemenuhan Komitmen Registrasi PD-
UK;
3. Sarana Prasarana
a. Tersedia ruang kerja untuk memberikan pelayanan
registrasi PSAT PD-UK;
b. Tersedia jaringan internet yang memadai;
c. Memiliki peralatan sederhana untuk pengawasan PSAT.
4. Sistem Manajemen
OKPPD Kabupaten/Kota, dokumen SPO yang minimal
dimiliki dan dikerjakan adalah:
1) SPO Registrasi PSAT PD-UK
2) SPO Inspeksi dan pengawasan post-market
28
3) SPO Monitor/Pemantauan Pemenuhan Komitmen
4) SPO Pembinaan Standar Registrasi PSAT
5) SPO Dokumentasi OKKPD
29
III. Evaluasi dan Pembinaan
1. Evaluasi
Setiap tahun OKKPD melaksanakan evaluasi
pelaksanaan pengawasan. Evaluasi diperlukan untuk
mengetahui tingkat kinerja yang telah dicapai. Hal yang
dapat ditindaklanjuti sebagai bahan evaluasi antara lain: 1)
hasil pengawasan post-market; 2) laporan kepatuhan pelaku
usaha dan; 3) pelayanan pre-market. Bahan evaluasi dapat
berasal dari masukan internal atau eksternal yang terkait
dengan tugas dan fungsinya.
Rapat evaluasi dipimpin langsung oleh pimpinan unit
kerja dan dihadiri oleh seluruh personel OKKPD. Hasil rapat
evaluasi tersebut dibuat dalam bentuk laporan dan
ditindaklanjuti
2. Pembinaan
Pembinaan terhadap kelembagaan OKKPD di tingkat
Provinsi dilakukan oleh OKKP Pusat melalui verifikasi dan
surveilan. Kemudian untuk OKKPD di tingkat
Kabupaten/Kota, pembinaan dilaksanakan oleh OKKPD
tingkat Provinsi.
Pembinaan dapat berupa Pendampingan terhadap
penyusunan SOP serta penerapannya dan surveilen
terhadap semua kegiatan OKKPD Kabupaten/Kota.
30
Pelaksanan pembinaan dilakukan sampai OKKPD tingkat
Kabupaten/Kota dapat menjalankan semua SOP yang
dipersyaratkan. Surveilen dilaksanakan minimal satu tahun
sekali.
31
IV. PENUTUP
32
LAMPIRAN
33
Lampiran 1. SOP Pengawasan Keamanan dan Mutu PSAT Post-market
Nomor :
SPO
OKKPD … Tanggal :
Pengawasan Revisi Tgl :
Keamanan dan Mutu Halaman :
PSAT Post-market Disahkan :
36
Form 1.1 Formulir Data Pengawasan PSAT
37
Form 1.2 Berita acara pengawasan keamanan dan mutu PSAT
BERITA ACARA
38
Demikian Berita Acara pengawasan keamanan dan mutu PSAT ini dibuat
sesuai dengan kondisi sebenarnya.
(..........................) (.............................)
Jabatan: Anggota:
No Kontak: 1.
2.
3.
4.
Dst….
39
Form 1.3 Berita Acara Pengambilan Contoh
Pada hari ini…… tanggal ....... Bulan ……… tahun ……., kami yang
bertanda tangan di bawah ini Petugas Pengambil Contoh dari
………………………
Varietas : ………………………………………………
40
Merk : ………………………………………………
Kendaraan
…………………………….. 1. ……………………
2. ……………………
3. dst
Ket : √ coret yang perlu
41
Form 1.4 Outline Laporan Pengawasan Keamanan Dan Mutu PSAT
A. PENDAHULUAN
B. TUJUAN
C. SASARAN
D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
E. PELAKSANAAN KEGIATAN
F. KESIMPULAN DAN SARAN
42
Lampiran 2. SPO Monitoring/Pemenuhan Pemenuhan Komitmen
Nomor :
SPO
Tanggal :
OKKPD … Revisi Tgl :
Monitoring/Pemantauan Halaman :
Pemenuhan Komitmen Disahkan :
Definisi : -
Acuan : 1. Peraturan Menteri Pertanian No. 15 Tahun
2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha Dan
Standar Produk Pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Pertanian
2. Pedoman Penerbitan Registrasi Pangan
Segar Asal Tumbuhan Pangan Dalam Usaha
Kecil (PSAT-PDUK)
Penanggung : Koordinator Pengawas
Jawab
43
Langkah Langkah Pelaksanaan:
45
3. Pembinaan Pemenuhan Komitmen
a. Dari hasil penilaian lapang, pelaku usaha yang belum
mencapai level 3 penerapan penaganan yang baik PSAT dan
memenuhi ketentuan label maka dilakukan pembinaan ;
b. Pengawas yang ditunjuk oleh koordinator pengawas
melakukan pembinaan baik secara daring ataupun luring.
c. Pembinaan dilakukan untuk memenuhi tindakan perbaikan
terutama temuan ketidaksesuaian dengan kategori serius dan
kritis yang dilakukan sesuai jadwal yang telah disepakati pada
saat penilaian lapang, menggunakan Formulir Lembar
Monitoring sesuai Pedoman Penerbitan Registrasi PSAT-
PDUK;
d. Pembinaan dilakukan sesuai Pedoman Penerbitan Registrasi
PSAT-PDUK;
4. Pengujian
a. Untuk menilai pemenuhan komitmen keamanan dan/atau
mutu PSAT perlu dilakukan pengujian dengan sampel yang
diambil oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) menggunakan
Formulir 2.2 atau pelaku usaha;
b. Tahapan pengujian dilakukan sesuai Pedoman Penerbitan
Registrasi PSAT-PDUK;
46
merekomendasikan keda Kepala Dinas untuk dapat
menerbitkan nomor registrasi PSAT PDUK label hijau sesuai
formulir 2.4.
c. Untuk pelaku usaha yang telah mencapai level 3 penerapan
penaganan yang baik PSAT dan memenuhi ketentuan label
dilakukan sesuai Pedoman Penerbitan Registrasi PSAT-PDUK;
Dokumen Terkait
Formulir 2.1 Daftar Hadir
Formulir 2.2 Berita Acara Pengambilan contoh
Formulir 2.3 Berita Acara Penilaian Pelaku Usaha
Formulir 2.4 Tinjauan Hasil Penilaian
47
Formulir 2.1. Daftar Hadir
KOP SURAT
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR HADIR
Alamat :
Hari/Tanggal :
Kegiatan :
Nama Pengawas :
Dst….
48
Formulir 2.2. Berita Acara Pengambilan Contoh
KOP SURAT
-------------------------------------------------------------------------------------------
BERITA ACARA
PENGAMBILAN CONTOH
Pada hari ini, ........ tanggal ......... Bulan ......... tahun .........., kami yang
bertanda tangan di bawah ini Petugas Pengambil Contoh dari OKKPD
Kabupaten/Kota:
1.
2.
Alamat : .............................................................
49
Jumlah dan Identitas Contoh:
(…………........................) (.................................)
50
Formulir 2.3. Berita Acara Penilaian
BERITA ACARA
Pada hari .... tanggal ...... bulan ...... tahun ..................... telah dilakukan
penilaian registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) Pangan Dalam
Usaha Kecil (PDUK) sebagai berikut:
………………………………………….
………………………………………….
………………………………………….
………………………………………….
51
Informasi Produk
Jenis dan
No Nama Produk Nama Dagang Nomor Registrasi PSAT PDUK Ukuran
Kemasan
dst
Status
Kategori Penilaian Perbaikan
No Aspek Penilaian Perbaikan
(TA/MN/MY/SR/KR)* (Terima / Tidak
Terima)*
1
ds
t
52
Berdasarkan hasil penilaian dari perbaikan temuan ketidaksesuaian
diatas maka pengawas merekomendasikan pelaku usaha ............. telah
memenuhi persyaratan penerbitan registrasi PSAT PDUK pada level
1/2/3*.
..........., ...........................
Tim Pengawas:
Diperiksa oleh:
Sub Koordinator Teknis
........................................
NIIP .................................
53
Formulir 2.4. Tinjauan Hasil Penilaian
KAB/KOTA..........................
Nomor: ....../T/OKKPD-KAB/KOTA..../XX/XXXX
Jenis
No. Nama Pelaku Usaha
Permohonan
Registrasi PSAT
1. ........................................................................ PDUK
Koordinator Pengawas,
...................................................
NIP ............................................
54
Lampiran 3. SPO Pengendalian Dokumen OKKPD
SPO Nomor :
Tanggal :
OKKPD … Pengendalian Dokumen Revisi Tgl :
OKKPD Halaman :
Disahkan :
2. Perubahan dokumen
- Mengidentifikasi perubahan dokumen dan diterbitkan setelah
mendapatkan persetujuan dari pimpinan
- Mendistribusikan dokumen yang sudah disetujui pimpinan
kepada tim OKKPD.
55
3. Penyimpanan dokumen dan rekaman
Setiap dokumen dan rekaman yang digunakan seperti SPO
maupun dokumen yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan
OKKPD (teknis dan administrasi) harus diarsipkan dan/atau
diback-up secara elektronis.
56
Lampiran 4. SPO Sosialisasi Standar/Regulasi Keamanan dan mutu PSAT
kepada Retail (tradisional dan modern)
Nomor :
SPO
OKKPD … Tanggal :
Sosialisasi Standar/Regulasi Revisi Tgl :
Keamanan dan mutu PSAT Halaman :
kepada Retail (tradisional dan Disahkan :
modern)
57
apakah memungkinkan semua pelaku usaha diundang ataukah
cukup perwakilan/asosiasi dari masing-masing wilayah.
b. Subkoordinator administrasi melakukan identifikasi waktu dan
metode pelaksanaan sosialisasi, apakah dilakukan secara offline
atau online.
c. Subkoordinator teknis melakukan identifikasi materi dan
narasumber yang kompeten. Semua standar/regulasi terbaru
terkait keamanan dan mutu PSAT yang perlu dipenuhi oleh pelaku
usaha harus dimasukkan kedalam materi, sehingga pelaku usaha
dapat memenuhi standar.
2. Pelaksanaan
Koordinator pengawasan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan jadwal dan metode yang telah ditentukan. Disiapkan
waktu tanya jawab supaya permasalahan yang dihadapi pelaku usaha
dilapangan mendapatkan solusi.
3. Evaluasi
Subkoordinator teknis mengevaluasi kegiatan sosialisasi. Evaluasi ini
dapat dilakukan dengan pengawasan secara berkala ke pelaku usaha,
apakan setelah mengikuti sosialisasi pelaku usaha memenuhi dan
mengimplementasikan standar/regulasi terkait kemanan PSAT atau
tidak. Selain itu evaluasi juga bisa berasal dari laporan penyimpangan
atau ketidaksesuaian dari masyarakat.
58
59