Anda di halaman 1dari 66

PEDOMAN

KELEMBAGAAN OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN DAERAH


(OKKPD)

BADAN KETAHANAN PANGAN


2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas


berkat rahmat dan hidayahnya, Pedoman Pelaksanaan
Kelembagaan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah
(OKKP-D) telah selesai disusun.

Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas Dinas yang


menangani Pangan dalam melaksanakan tugas dan fungsi
kelembagaan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan daerah
dalam rangka menjamin Keamanan dan Mutu Pangan Segar
asal Tumbuhan.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan


yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam penyelesaian Pedoman ini.
Saran dan masukan yang baik dari semua pihak sangat kami
harapkan bagi penyempurnaan Pedoman ini di masa depan.

Semoga Pedoman ini bermanfaat dan dapat digunakan


sebagaimana mestinya.

Jakarta, Juli 2021


Kepala Badan Ketahanan Pangan

Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng


NIP. 196008021989031011

i
Penanggung Jawab
Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan
Pangan

Tim Penyusun Buku


Apriyanto Dwi Nugroho
Dhany Hermansyah
Jumiran
Riri Fanti Nurani

Tim Penyusun SOP


Tuty Anna Samosir
Nofa Andrastuti DH
Fevi Catur Wulan Sari
Miranti Reine Devilana
Desti Undari
Shinta Mutia Sari

Desain Cover dan Layout


Figuria Dinandar Putri

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. v
I. PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Tujuan............................................................................. 3
C. Ruang lingkup ................................................................ 4
D. Acuan Normatif ............................................................. 4
E. Istilah dan Definisi.......................................................... 5
II. KELEMBAGAAN OKKPD ..................................................... 9
A. OKKPD Provinsi............................................................. 10
1. Struktur Organisasi ........................................................11
2. Sumber Daya Manusia .................................................. 18
3. Sarana Prasarana ......................................................... 20
4. Sistem Manajemen ....................................................... 21
B. OKKPD Kabupaten/Kota ...............................................23
1. Struktur Organisasi .......................................................23
2. Sumber Daya Manusia .................................................. 27
3. Sarana Prasarana ......................................................... 28
4. Sistem Manajemen ...................................................... 28

iii
III. Evaluasi dan Pembinaan .................................................. 30
1. Evaluasi ........................................................................ 30
2. Pembinaan ................................................................... 30
IV. PENUTUP ........................................................................... 32

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. SOP Pengawasan Keamanan dan Mutu PSAT Post-


market .................................................................... 20

Lampiran 2. SPO Monitoring/Pemenuhan Pemenuhan


Komitmen .............................................................. 43

Lampiran 3. SPO Pengendalian Dokumen OKKPD ................ 55

Lampiran 4. SPO Sosialisasi Standar/Regulasi Keamanan dan


mutu PSAT kepada Retail (tradisional dan
modern) ................................................................. 57

v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isu keamanan pangan merupakan isu penting yang
sangat berpengaruh signifikan terhadap keberterimaan suatu
produk di pasaran. Hal ini tentunya dapat dipahami karena
dalam globalisasi perdagangan, perberlakuan tarif dan kuota
secara perlahan semakin dikurangi, sehingga yang berperan
untuk memproteksi masuknya produk impor adalah hambatan
teknis yang dapat diterima oleh semua pihak dengan
memanfaatkan isu keamanan pangan. Di sisi lain, kesadaran
masyarakat dalam negeri akan pangan yang aman juga semakin
meningkat, bahkan sebagian kalangan rela mengeluarkan uang
lebih banyak untuk memperoleh jaminan keamanan pangan.
Kondisi ini tentu dimengerti karena FAO dalam rilisnya
menyampaikan “if it is not safe it is not food” sehigga untuk
pangan, aspek keamanan pangan adalah prasyarat utama.
Pangan yang tidak aman akan menimbulkan (1) penyakit yang
dibawa oleh makanan-foodborne disease; (2) biaya pengobatan
yang besar; dan (3) menurunkan produktivitas, mempengaruhi
perekonomian, dan perdagangan internasional. Hal ini semakin
membuktikan betapa pentingnya keamanan pangan pada
pangan.

1
Pengaturan keamanan pangan di Indonesia dituangkan
dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan,
dan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 86
Tahun 2021 tentang keamanan pangan. Melalui regulasi ini
Pemerintah dan Pemerintah Daerah diamanahkan untuk
menjamin terwujudnya penyelenggaraan Keamanan Pangan di
setiap rantai pangan secara terpadu. Hal ini sejalan dengan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dimana urusan Pangan yang di dalamnya terdapat
aspek keamanan pangan, merupakan urusan konkuren yang
bersifat wajib.
Mewujudkan amanah regulasi tersebut, Kementerian
Pertanian mengembangakan pola penjaminan keamanan pangan
segar khususnya untuk Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)
melalui 2 pola pengawasan yaitu pre-market atau sebelum
peredaran dan post-market atau setelah peredaran. Pengaturan
teknis pengawasan ini dituangkan dalam Permentan 53 tahun
2018 tentang Keamanan dan Mutu PSAT. Untuk pengaturan
pengawasan keamanan PSAT pengawasan pre-market telah telah
digabungkan pengaturannya melalui PP No. 5 tahun 2021 tentang
Perizinan Berusaha Berbasis Resiko dan Permentan No. 15 Tahun
2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Standar Produk pada

2
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Pertanian.
Dalam rangka melaksanaan pengawasan PSAT baik pre-
market maupun post-market, diperlukan penguatan Lembaga
pengawas yang kompeten dan profesional melalui keberadaan
Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) baik
provinsi maupun kabupaten/kota, untuk itu perlu dibuatkan
pedoman pengaturan yang komprehensif untuk kelembagaan
pengawas ini. Melalui pedoman ini diharapkan OKKPD Provinsi
dan kabupaten/kota seluruh Indonesia mendapat panduan yang
seragam dan jelas, sehingga pada akhirnya dapat menjadi
kelembagaan pengawas yang kuat dalam menjalankan amanat
pengawasan PSAT secara efektif dan optimal.

B. Tujuan
Pedoman ini bertujuan untuk menjadi acuan bagi Dinas
yang menangani urusan pangan di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota untuk menata dan memperkuat kelembagaan
sebagai OKKPD guna mengoptimalkan pelaksanaan
pengawasan keamanan dan mutu Pangan Segar Asal
Tumbuhan (PSAT) sesuai kewenangannya.

3
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup Pedoman ini mencakup pengaturan
kelembagaan OKKPD Provinsi dan OKKPD kabupaten/kota yang
secara detail pengaturannya mencakup: Persyaratan Umum,
Struktur Organisasi, Sumber Daya Manusia, Sarana Prasarana,
Proses Pelayanan, Sistem Manajemen, Evaluasi dan
Pembinaan.

D. Acuan Normatif
1. UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
2. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
3. UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
4. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang
Keamanan Pangan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Perizinan Berusaha Berbasis Resiko
6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
53/Permentan/Kr.040/12/2018 Keamanan dan Mutu
Pangan Segar Asal Tumbuhan.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun
2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah.

4
8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15 Tahun 2021
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Standar Produk
Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbsis
Resiko Sektor Pertanian.

E. Istilah dan Definisi


1. Pangan Segar Asal Tumbuhan yang selanjutnya disingkat
PSAT adalah pangan asal tumbuhan yang dapat
dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan
baku pangan olahan yang mengalami pengolahan minimal
meliputi pencucian, pengupasan, pendinginan,
pembekuan, pemotongan, pengeringan, penggaraman,
pencampuran, penggilingan, pencelupan (blanching),
dan/atau proses lain tanpa penambahan Bahan Tambahan
Pangan (BTP) kecuali pelapisan dengan bahan penolong
lain yang diijinkan untuk memperpanjang masa simpan
misalnya pelilinan;
2. Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan yang
selanjutnya disebut Keamanan PSAT adalah kondisi dan
upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang
dapat menggangu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan

5
agama, keyakinan dan budaya masyarakat sehingga aman
dikonsumsi;
3. Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan yang selanjutnya
disebut Mutu PSAT adalah nilai yang ditentukan atas dasar
kriteria keamanan dan kandungan gizi;
4. Pangan Segar Asal Tumbuhan Produksi Dalam Negeri
yang selanjutnya disingkat PSAT-PD adalah PSAT yang
diproduksi di dalam wilayah Republik Indonesia baik yang
berasal dari bahan baku yang produk dalam negeri atau
luar negeri;
5. Pangan Segar Asal Tumbuhan Produksi Dalam Negeri
Usaha Kecil yang selanjutnya disingkat PSAT-PDUK adalah
PSAT yang diproduksi oleh pelaku usaha mikro dan kecil di
dalam wilayah Republik Indonesia baik yang berasal dari
bahan baku yang produk dalam negeri atau luar negeri;
6. Sertifikat Kesehatan/Health Certificate yang selanjutnya
disebut HC adalah kertas atau dokumen elektronik yang
diterbitkan oleh OKKPP atau OKKPPD untuk komoditas
pangan segar asal tumbuhan ditujukan untuk
perdagangan internasional yang menggambarkan dan
membuktikan atribut keamanan dan/atau mutu pangan
sebagaimana yang dipersyaratkan negara tujuan atau

6
standar kemanan dan/atau mutu produk di Indonesia telah
dipenuhi.
7. Rumah Pengemasan (Packing House) adalah suatu
bangunan tempat menangani kegiatan penanganan pasca
panen hasil pertanian asal tumbuhan sejak dipanen
sampai pengemasan dan siap didistribusikan ke pasar
tujuan
8. Sertifikat Penerapan Penanganan yang Baik PSAT yang
selanjutnya disingkat SPPB-PSAT adalah perizinan
berusaha untuk unit penanganan PSAT yang telah
memenuhi persyaratan penanganan PSAT yang baik
susuai karateristik produk.
9. Pelaku usaha adalah orang perseorangan atau badan
usaha yang melakukan usaha dan/atau kegiatan pada
bidang tertentu.
10. Dinas adalah perangkat daerah provinsi atau
kabupaten/kota yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pangan;
11. Otoritas Kompeten Keamanan Pangan yang selanjutnya
disebut OKKP adalah unit kerja Pemerintah dan
Pemerintah Daerah tingkat provinsi/kabupaten/kota yang
sesuai tugas dan fungsi diberikan kewenangan melakukan
pegawasan keamanan dan mutu PSAT.

7
12. Reviewer adalah personil internal yang kompeten yang
ditunjuk oleh Sekretariat atau Ketua OKKPD untuk
melakukan verifikasi terhadap hasil penilaian atau laporan
hasil uji dari laboratorium dan minimal berpengalaman
dalam pengawasan keamanan PSAT minimal 2 tahun.
13. Komisi Teknis adalah sekelompok orang yang memiliki
kemampuan dan ditunjuk untuk memberikan rekomendasi
kepada pengambil kebijakan terhadap pemenuhan
keamanan pangan segar.

8
II. KELEMBAGAAN OKKPD

Otoritas Kompeten Kemanan Pangan Daerah (OKKPD)


berkedudukan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, OKKPD
merupakan Dinas Pangan yang menangani pengawasan
keamanan dan mutu pangan segar asal tumbuhan, yang tugas
dan fungsinya melaksanakan pengawasan pre-market dan post-
market.
Kewenangan OKKPD propinsi dijalankan oleh Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dan/atau Bidang yang membidangi
Keamanan Pangan. Tugas pengawasan pre-market
dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) bagi Dinas yang
sudah memiliki UPT, dan pengawasan post-market
dilaksanakan oleh Bidang yang menangani keamanan pangan.
Bagi dinas yang belum memiliki UPT, maka kegiatan pre-market
dan post-market dapat dilaksanakan oleh Bidang yang
menangani keamanan pangan.
Kegiatan pre-market oleh OKKPD Propinsi mencakup
penerbitan Izin Edar PSAT PD, Izin Rumah Pengemasan, Izin
Keamanan PSAT/Health Certificate (HC), SPPB-PSAT, Sertifikasi
Prima. Kegiatan pelayanan pre-market dapat diperluas untuk
memberikan sertifikasi mutu dan keamanan lain apabila sudah
mendapatkan ruang lingkup pelayanan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
9
Kegiatan pre-market ini dilaksanakan dengan
menerapkan SNI ISO/IEC 17065:2012. Kegiatan pengawasan
post-market dilaksanakan antara lain melalui pengecekan label
dan penanganan PSAT yang baik, pengambilan dan pengujian
sampel, serta penanganan kasus keamanan pangan. Bidang
yang menangani keamanan pangan dalam melaksanakan
pengawasan post-market menerapkan Standar Operasional
Prosedur yang ditetapkan.
OKKPD Kabupaten/Kota memiliki kewenangan untuk
mengawasi keamanan pangan baik pre-market dan post-
market yang dilaksanakan oleh bidang yang membidangi
keamanan pangan. Kegiatan pengawasan keamanan pangan
segar oleh OKKPD Kabupaten/Kota antara lain: Registrasi PSAT
PD-UK, pengawasan di peredaran, Pendataan, serta
pengawasan dan pembinaan pemenuhan komitmen Registrasi
PSAT PD-UK. Pelaksanaannya tersebut diatas mengacu pada
Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan.

A. OKKPD Provinsi
OKKPD Provinsi adalah Dinas yang menangani pengawasan
keamanan dan mutu pangan segar asal tumbuhan yang
ditetapkan melalui Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/
Keputusan Gubernur.

10
1. Struktur Organisasi

KEPALA DINAS/KETUA OKKPD

WAKIL MANAJEMEN WAKIL MANAJEMEN


PELAYANAN PENGAWASAN

REVIEWER/KOMISI
TEKNIS

MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER PENGAWASAN


ADMINISTRASI TEKNIS MUTU POST MARKET

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

JABFUNG PMHP/ JAFUNG PMHP/


PENGAWAS1.PSAT PENGAWAS PSAT

Bagan Struktur Kelembagaan OKKPD Provinsi

*Keterangan : Fungsi-fungsi manajemen OKKPD tersebut dapat


berdiri sendiri atau dapat digabungkan.

a) Tugas Kepala Dinas selaku Ketua OKKPD


1) Menetapkan kebijakan mutu dan sistem mutu sesuai
standar acuan serta memberikan pengarahan, agar

11
kebijakan dan sistem mutu dapat tercapai dengan baik;
2) Mengesahkan sistem manajemen mutu lembaga;
3) Memimpin pelaksanaan kaji ulang manajemen atau
sistem sesuai dengan hasil audit internal atau eksternal
dan keluhan;
4) Menjamin operasionalisasi untuk kegiatan lembaga;
5) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan SPPB-PSAT,
Izin Edar PSAT-PD, Izin Keamanan PSAT/Health
Certificate (HC), Izin Rumah Pengemasan dan Sertifikasi
Prima-3, Prima-2; dan sertifikat mutu dan keamanan lain
yang merupakan kewenangan lembaga;
6) Menandatangani sertifikat/rekomendasi jenis
pelayanan lembaga sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
7) Melakukan koordinasi lintas institusi/sektor baik pusat
maupun daerah;
8) Melakukan pengembangan kebijakan yang berkaitan
dengan pengoperasian OKKPD;
9) Menentukan kebijakan pengawasan mutu dan
keamanan pangan hasil pertanian;
10) Menunjuk dan/atau menetapkan keanggotaan Komisi
Teknis.

12
b) Tugas Wakil Manajemen Pelayanan
1) Membantu tugas Kepala Dinas selaku Ketua OKKPD;
2) Mengkoordinasikan Manajer Administrasi, Manajer
Mutu dan Manajer Teknis;
3) Melakukan pengawasan terhadap implementasi
kebijakan dan prosedur dalam pemberian layanan
(SPPB-PSAT, Izin Edar PSAT-PD, Izin Keamanan
PSAT/Health Certificate (HC), Izin Rumah Pengemasan
dan Sertifikasi Prima-3, Prima-2; sertifikasi keamanan
dan mutu lain)
4) Memfasilitasi peningkatan kapasitas SDM untuk
mendukung pelayanan;
5) Melakukan evaluasi terhadap sumberdaya subkontrak;
6) Memberikan paraf dan tanda tangan surat-surat dan
laporan OKKP-D sesuai kewenangannya;
7) Mewakili tugas-tugas kedinasan yang diberikan oleh
ketua OKKP-D;
8) Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi kegiatan;
9) Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan
hasil evaluasi kegiatan pengawasan PSAT dengan
berkoordinasi dengan Wakil Manajemen Pengawasan.

13
c) Wakil Manajemen Pengawasan
1) Membantu tugas Kepala Dinas selaku Ketua OKKPD;
2) Menyusun analis risiko dan mengkoordinasikan
pelaksanaan pengawasan post-market;
3) Bertanggungjawab terhadap implementasi kebijakan
dan prosedur pengawasan post-market PSAT;
4) Memfasilitasi peningkatan kapasitas SDM untuk
mendukung pengawasan;
5) Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan
hasil evaluasi kegiatan pengawasan PSAT bersama
Wakil Manajemen Pelayanan;
6) Menindaklanjuti hasil pengawasan keamanan dan mutu
pangan serta penanganan kasus keamanan pangan.

d) Tugas Manajer Mutu


1) Membantu tugas Kepala Dinas selaku Ketua OKKPD;
2) Mensosialisasikan sistem manajemen mutu kepada
seluruh personel OKKP-D;
3) Mengkoordinasikan penyusunan, penerapan,
pemeliharaan dan peningkatan Sistem Mutu;
4) Menyiapkan dan bertanggung jawab dalam
pelaksanaan audit internal dan review manajemen;
5) Menerima, menelusuri dan mengkaji serta
menyelesaikan keluhan, pengaduan, dan banding serta
14
mengukur indeks kepuasan masyarakat.

e) Tugas Manajer Teknis


1) Membantu tugas Kepala Dinas selaku Ketua OKKPD;
2) Menyelenggarakan dan bertanggung jawab terhadap
penyusunan program, pelaksanaan operasionalisasi
dan evaluasi kegiatan teknis;
3) Bertanggung jawab dan memastikan pelaksanaan
tugas penilaian teknis sesuai dengan SOP;
4) Menyusun dan menyempurnakan SOP alur penilaian
teknis sesuai pedoman yang sudah ditetapkan;
5) Menyusun bahan informasi pelayanan;
6) Menyusun persyaratan kompetensi personil;
7) Mengusulkan Pengawas untuk melaksanakan kegiatan
penilaian teknis;
Melaporkan pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada
Ketua OKKPD melalui Wakil Manajemen Pelayanan.

f) Tugas Manajer Administrasi


1) Mengelola sistem informasi pelayanan dan database;
2) Mengelola dan mendokumentasikan dokumen terkait
pelayanan dan kompetensi personel;
3) Mengelola dan mendokumentasikan kegiatan
administrasi, keuangan, dan perlengkapan;
15
4) Menerima permohonan dan menginformasikan proses
pelayanan kepada pelaku usaha;
5) Memfasilitasi kegiatan rapat komisi teknis;

g) Tugas Manajer Pengawasan Post-market


1) Mengumpulkan dan menganalisis data peredaran
PSAT;
2) Membuat analisis risiko dan menyusun program
pengawasan PSAT post-market secara berkala;
3) Membuat rencana dan melaksanakan pengawasan
PSAT post-market;
4) Mengumpulkan dan menganalisis data kasus
keamanan pangan;
5) Menganalisis dan membuat rumusan tindak lanjut hasil
pengawasan serta melaporkan kepada Ketua OKKPD
melalui Wakil Manajemen.

h) Tugas Pengawas Keamanan Pangan


1) Melaksanakan penilaian dokumen pelaku usaha
pemohon pelayanan OKKPD;
2) Melaksanakan penilaian lapangan;
3) Melaksanakan pengambilan contoh;
4) Membuat laporan hasil pengawasan/penilaian
lapangan;
16
5) Menyampaikan laporan hasil penilaian kepada
reviewer/komisi teknis;
6) Mendokumentasikan setiap tahap kegiatan teknis yang
dilakukan;
7) Menyusun program pengawasan PSAT post-market
secara berkala;
8) Melaksanakan pengawasan post-market sesuai dengan
rancangan rencana pengawasan Manajer Pengawasan
Post-market;
9) Melaksanakan pengumpulan dan menganalisis data
peredaran PSAT;
10) Mengidentifikasi dan mengumpulkan data kasus
keamanan pangan;
11) Melaporkan hasil pengawasan PSAT di peredaran;
12) Melakukan sosialisasi keamanan pangan kepada
stakeholder terkait dan masyarakat.

i) Tugas Reviewer/Komisi Teknis


1) Merumuskan rekomendasi teknis kepada Ketua OKKPD
terhadap keputusan dalam penerbitan, pembekuan,
pencabutan nomor izin edar dan sertifikasi PSAT sesuai
ruang lingkup OKKPD;
Merumuskan rekomendasi teknis lain dalam hal
pengawasan keamanan dan mutu PSAT.

17
2. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia OKKPD dalam pelaksanaan
pengawas keamanan pangan yaitu Pejabat Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) dan pengawas
lain yang memenuhi persyaratan telah mengikuti pelatihan
atau pendidikan di bidang keamanan dan mutu PSAT atau
pelatihan yang terkait.

Pelatihan-pelatihan tersebut antara lain: pelatihan


penanganan PSAT yang baik, pengambilan contoh,
pengawas keamanan pangan, HACCP dan pelatihan terkait
lainnya

Kriteria Kebutuhan SDM OKKPD Provinsi


Output (jumlah
Kategori Kota sertifikat 1 tahun
Kriteria
terakhir)
Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil
Perkiraan Perkiraan Perkiraan
SDM SDM SDM
Pintu Pre-market Pre- Pre-market
Pemasukan >15 market >6 >300 200 - 300 <200
Post-market >10 Post-market
PSAT >12 Post- >6
market
>9

18
Output (jumlah
Kategori Kota sertifikat 1 tahun
Kriteria
terakhir)
Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil
Perkiraan Perkiraan Perkiraan
SDM SDM SDM
Bukan Pintu Pre-market Pre- Pre-market
Pemasukan >15 market >6 >300 200 - 300 <200
Post-market >10 Post-market
PSAT >8 Post- >4
market
>6

Dari hasil penghitungan rata – rata output OKKP pada tahun


2020, berkisar antara 10–30 output per orang per tahun
terhadap jenis layanan PSAT, sehingga dapat di rata – rata
output per orang per tahun adalah 20 layanan per orang per
tahun. Untuk pengawasan post-market beberapa indikator
untuk menentukan jumlah petugas antara lain keberadaan
OKKP di pintu pemasukan serta jumlah pasar modern dan
tradisional yang menjual produk PSAT, dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Jumlah pasar sebanyak 10-20 membutuhkan
pengawas minimal 4 orang.
2. Jumlah pasar sebanyak 20-30 membutuhkan
pengawas minimal 6 orang.

19
3. Jumlah pasar sebanyak >30 diperlukan pengawas
disesuaikan dengan kebutuhan.
Jumlah SDM pada wilayah pintu pemasukan jumlahnya 1,5 kali
dari SDM pada wilayah bukan di pintu pemasukan dan
diasumsikan pengawasan dilakukan minimal sebanyak 3 (tiga)
kali dalam setahun sesuai dengan Pedoman Pengawasan
Keamanan PSAT.

Apabila belum bisa memenuhi kebutuhan SDM Ideal saat ini


sesuai tabel diatas, maka jumlah SDM yang dibutuhkan dapat
mempertimbangkan output yang dihasilkan dalam 3 tahun
terakhir. Setiap individu SDM secara ideal dapat menghasilkan
20 output sertifikat per tahun (pre-market), dan melaksanakan
pengawasan post-market minimal 2 kali dalam 1 tahun.

3. Sarana Prasarana
1) Tersedia ruang kerja dan sarana pendukungnya untuk
memberikan pelayanan izin PSAT sesuai dengan ruang
lingkup perizinan;
2) Memiliki peralatan untuk pengawasan PSAT;
3) Sarana prasarana pengujian alat keamanan dan mutu
PSAT sedang (antara lain: laboratorium uji mutu beras,
alat uji rapid keamanan pangan semi kuantitatif)
mempunyai dan disarankan untuk memiliki laboratorium
uji keamanan pangan;
20
4) Tersedia jaringan internet yang memadai.

4. Sistem Manajemen
Dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP) ini
merupakan persyaratan minimal yang dimiliki OKKPD. SOP
untuk OKKPD Provinsi mengacu kepada SNI ISO/IEC
17065:2012 dengan elemen dasar Sistem Manajemen Mutu
(SMM) OKKPD Provinsi terdiri dari:
a) Sistem Manajemen Mutu
1) Persyaratan Umum
2) Persyaratan Dokumentasi
3) Panduan Kerja
4) Pengendalian Dokumen
5) Pengendalian Rekaman
b) Tanggung Jawab Manajemen
1) Kriteria Umum
2) Penanggung Jawab Sistem Mutu;
3) Komunikasi Internal;
4) Kaji Ulang Manajemen;
5) Kenetralan;
6) Kerahasiaan;
7) Pembiayaan.
c) Pengelolaan Sumberdaya
1) Sumberdaya Manusia;

21
2) Sarana Kerja
d) Proses Sertifikasi Dan Registrasi (Perizinan
Berusaha)
2) Permohonan;
3) Persiapan penilaian;
4) Evaluasi;
5) Laporan Penilaian;
6) Keputusan Sertifikasi/Registrasi;
7) Surveilen dan Asesmen ulang;
8) Penggunaan label dan kemasan.
e) Pengukuran, Analisis Dan Perbaikan
1) Umum;
2) Pemantauan dan pengukuran;
3) Pengendalian Jasa
4) Analisa data dan pelaporan
5) Tindakan perbaikan dan pencegahan
Untuk pengawasan post-market pada produk yang
sudah diberikan izin edar, OKPPD Provinsi wajib
memiliki dokumen SPO minimal antara lain:
1) SPO Inspeksi dan Pengawasan Post Market
2) SPO Sosialisasi Standar/Regulasi Keamanan
PSAT kepada Retail (tradisional dan modern)
3) SPO Dokumentasi Pengawasan

22
B. OKKPD Kabupaten/Kota
OKKPD Kabupaten/Kota adalah Dinas yang menangani
pangan berkedudukan di Kabupaten/Kota. Penugasan
sebagai OKKPD Kabupaten/Kota dapat dikuatkan melalui
Keputusan Bupati/Walikota.

1. Struktur Organisasi

Kepala Dinas/Ketua OKKPD

Koordinator Pengawasan*

Sub Koordinator Teknis* Sub Koordinator Administrasi

Pengawas/PPC Staf Administrasi

Bagan Struktur Kelembagaan OKKPD Kabupaten/Kota

Keterangan: Beberapa fungsi dalam kelembagaan dapat


dirangkap mempertimbangkan ketersediaan SDM Pengawas
keamanan pangan

23
a. Tugas Kepala Dinas/Ketua OKKPD
1) Menetapkan personil dalam struktur kelembagaan
OKKPD dan petugas pengawas PSAT;
2) Menetapkan prioritas pengawasan PSAT dan
pemantauan pemenuhan Komitmen Registrasi PD-
UK;
3) Menandatangani sertifikat registrasi PSAT PD-UK atau
rekomendasi dalam penerbitan PSAT PD-UK;
4) Menandatangani sertifikat pendataan pelaku usaha
PSAT;
5) Menandatangani Surat Keterangan Pemenuhan
Komitmen Penerapan Penanganan PSAT yang Baik
minimal level 3;
6) Melaporkan kegiatan pengawasan PSAT kepada
OKKPD Provinsi;
7) Bertanggung jawab dalam mengalokasikan SDM dan
anggaran pelaksanaan kegiatan;
8) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan
pengawasan PSAT.
b. Tugas Koordinator Pengawasan
1) Menugaskan tim untuk melaksanakan pendataan,
pengawasan post-market, dan pengawasan

24
pemenuhan komitmen PSAT PD-UK dengan
persetujuan Kepala Dinas;
2) Melakukan review hasil validasi pendataan,
pengawasan post-market dan pemenuhan komitmen
PSAT PD-UK;
3) Merumuskan program pembinaan pelaku usaha PSAT
PD-UK;
4) Mengkoordinasikan pelaporan hasil pelaksanaan
kegiatan pengawasan dan pembinaan PSAT;
5) Menjadwalkan dan menyiapkan pelaksanaan evaluasi
pengawasan secara periodik.
c. Tugas Sub Koordinator Administrasi
1) Menerima permohonan registrasi PSAT PD-UK;
2) Memastikan kelengkapan persyaratan administrasi
dan menyiapkan rekomendasi registrasi PSAT PD-UK;
3) Menyiapkan media/sarana informasi pelayanan
OKKPD;
4) Melakukan pengelolaan dokumen pengawasan PSAT
PD-UK;
5) Melaksanakan fungsi kesekretariatan antara lain
memproses penerbitan sertifikat penandataan, surat
keterangan pemenuhan penanganan yang baik dan
menyampaikannya kepada pelaku usaha.

25
d. Tugas dan Wewenang Sub Koordinator Teknis
1) Mengusulkan petugas kepada koordinator untuk
melakukan pendataan, pengawasan post-market dan
pengawasan pemenuhan komitmen registrasi PSAT
PD-UK;
2) Melaksanakan kegiatan pendataan, pengawasan
post-market dan pemenuhan komitmen registrasi
PSAT PD-UK;
3) Melaksanakan pembinaan pemenuhan standar
registrasi PSAT PD-UK kepada pelaku usaha;
4) Mengindentifikasi dan melaksanakan pelatihan untuk
peningkatan kapasitas kompetensi personil;
5) Melaporkan hasil pendataan, pengawasan post-
market dan pengawasan pemenuhan komitmen
registrasi PSAT PD-UK kepada koordinator
pengawasan.
e. Tugas dan wewenang Petugas Pengawas Keamanan
Pangan
1) Melaksanakan pendataan, pengawasan post-market
dan penilaian pemenuhan komitmen registrasi PSAT
PD-UK;
2) Melaksanakan pengambilan contoh apabila
diperlukan;

26
3) Melakukan pembinaan pemenuhan standar registrasi
PSAT PD-UK;
4) Membuat laporan hasil pembinaan dan pengawasan;
5) Mendokumentasikan setiap tahap kegiatan yang
dilakukan;
6) Mengidentifikasi dan mengumpulkan data kasus
ketidakamanan pangan.
7) Melakukan sosialisasi keamanan pangan kepada
stakeholder terkait dan masyarakat.
8) Menyusun prioritas pengawasan PSAT dan rencana
pemantauan pemenuhan Komitmen Registrasi PD-
UK;

2. Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia OKKPD dalam pelaksanaan
pengawas keamanan pangan yaitu Pejabat Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) dan pengawas lain
yang memenuhi persyaratan telah mengikuti pelatihan atau
pendidikan di bidang keamanan dan mutu PSAT atau
pelatihan yang terkait.

Pelatihan-pelatihan tersebut antara lain: pelatihan


penanganan PSAT yang baik, pengambilan contoh,
pengawas keamanan pangan atau HACCP.
27
Pengawasan pre-market dan post-market didasarkan pada
proporsi jumlah pelaku usaha yang menjual produk PSAT,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jumlah data pelaku usaha yang berpotensi untuk
diterbitkan registrasi PSAT PD-UK 10-20 dibutuhkan
pengawas minimal 2 orang.
2. Jumlah pasar tradisional dan modern sebanyak 10-
20 dibutuhkan pengawas minimal 2 orang.
3. Apabila jumlah data pelaku usaha dan pasar lebih
dari 20, maka jumlah SDM Pengawas dapat
disesuaikan.

3. Sarana Prasarana
a. Tersedia ruang kerja untuk memberikan pelayanan
registrasi PSAT PD-UK;
b. Tersedia jaringan internet yang memadai;
c. Memiliki peralatan sederhana untuk pengawasan PSAT.

4. Sistem Manajemen
OKPPD Kabupaten/Kota, dokumen SPO yang minimal
dimiliki dan dikerjakan adalah:
1) SPO Registrasi PSAT PD-UK
2) SPO Inspeksi dan pengawasan post-market

28
3) SPO Monitor/Pemantauan Pemenuhan Komitmen
4) SPO Pembinaan Standar Registrasi PSAT
5) SPO Dokumentasi OKKPD

29
III. Evaluasi dan Pembinaan

1. Evaluasi
Setiap tahun OKKPD melaksanakan evaluasi
pelaksanaan pengawasan. Evaluasi diperlukan untuk
mengetahui tingkat kinerja yang telah dicapai. Hal yang
dapat ditindaklanjuti sebagai bahan evaluasi antara lain: 1)
hasil pengawasan post-market; 2) laporan kepatuhan pelaku
usaha dan; 3) pelayanan pre-market. Bahan evaluasi dapat
berasal dari masukan internal atau eksternal yang terkait
dengan tugas dan fungsinya.
Rapat evaluasi dipimpin langsung oleh pimpinan unit
kerja dan dihadiri oleh seluruh personel OKKPD. Hasil rapat
evaluasi tersebut dibuat dalam bentuk laporan dan
ditindaklanjuti

2. Pembinaan
Pembinaan terhadap kelembagaan OKKPD di tingkat
Provinsi dilakukan oleh OKKP Pusat melalui verifikasi dan
surveilan. Kemudian untuk OKKPD di tingkat
Kabupaten/Kota, pembinaan dilaksanakan oleh OKKPD
tingkat Provinsi.
Pembinaan dapat berupa Pendampingan terhadap
penyusunan SOP serta penerapannya dan surveilen
terhadap semua kegiatan OKKPD Kabupaten/Kota.

30
Pelaksanan pembinaan dilakukan sampai OKKPD tingkat
Kabupaten/Kota dapat menjalankan semua SOP yang
dipersyaratkan. Surveilen dilaksanakan minimal satu tahun
sekali.

OKKP Pusat OKKP Provinsi OKKP Kab/Kota

Verifikasi dan Pendampingan


Surveilan Penyusunan SOP
dan
Penerapannya

Bagan Tahapan Evaluasi dan Pembinaan

31
IV. PENUTUP

Pedoman kelembagaan ini disusun sebagai acuan bagi dinas


yang menagani Ketahanan Pangan baik di provinsi, kota dan
kabupaten dalam melakukan tugas pengawasan keamanan
dan mutu PSAT sebagai turunan dari peraturan Menteri
Pertanian Nomor 15 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan
Usaha dan Standar Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pertanian.

32
LAMPIRAN

33
Lampiran 1. SOP Pengawasan Keamanan dan Mutu PSAT Post-market

Nomor :
SPO
OKKPD … Tanggal :
Pengawasan Revisi Tgl :
Keamanan dan Mutu Halaman :
PSAT Post-market Disahkan :

Tujuan : Menjamin pangan segar asal tumbuhan (PSAT)


di peredaran aman dan bermutu.

Ruang : 1. Perencanaan Pengawasan Keamanan dan


Lingkup Mutu PSAT
2. Pelaksanaan Pengawasan Keamanan dan
Mutu PSAT
3. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Keamanan
dan Mutu PSAT
Definisi :

Acuan : 1. Peraturan Menteri Pertanian No. 15 Tahun


2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha Dan
Standar Produk Pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Pertanian
2. Pedoman Pelaksanaan Pengawasan
Keamanan dan Mutu PSAT
Penanggung : Koordinator Pengawasan
Jawab

Langkah Langkah Pelaksanaan:


1. Perencanaan Pengawasan Keamanan dan Mutu PSAT
a. Koordinator pengawas menugaskan sub koordinator teknis
melakukan perencanaan pengawasan.
34
b. Sub koordinator teknis mengidentifikasi data retail dan pasar
tradisional di wilayah kabupaten/kota.
c. Sub koordinator teknis menentukan komoditas, parameter uji,
lokasi, waktu, atau parameter lainnya dengan
mempertimbangkan pedoman pengawasan keamanan dan mutu
PSAT serta pedoman katagorisasi PSAT berbasis risiko.
d. Sub koordinator teknis membuat rencana pelaksanaan
pengawasan keamanan dan mutu PSAT sebagai acuan pengawas
dalam pelaksanaan pengawasan keamanan dan mutu PSAT
minimal meliputi tujuan, sasaran, waktu dan lokasi, metode
pengawasan (seperti : kunjungan lapang, pengamatan,
wawancara, sampling) dan penunjukan pengawas;
e. Pengawas yang ditunjuk menyiapkan dokumen, peralatan dan
bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pengawasan
meliputi dokumen terkait misalnya: form data pengawasan,
berita acara, surat tugas, surat pengantar ke laboratorium,
checklist pengawasan terkait, ATK (spidol permanen, kertas
label, alat tulis, dll), peralatan (gunting, timbangan, papan jalan,
plastic, dll).

2. Pelaksanaan Pengawasan Keamanan dan Mutu PSAT


a. Pengawas menginformasikan rencana pengawasan kepada
pelaku usaha (untuk pengawasan rutin minimal H-1);
b. Ketika tiba di lokasi pengawasan, pengawas memperkenalkan
tim terlebih dahulu dan menyampaikan tujuan serta metode
pengawasan PSAT kepada manajemen pasar modern atau pasar
tradisional.
b. Pengawas didampingi oleh wakil pelaku usaha/petugas pasar
melakukan pengawasan keamanan dan mutu PSAT.
c. Pengawas mencatat seluruh informasi PSAT yang
diperdagangkan sesuai dengan Form 1.1;
35
d. Pengawas melakukan pengambilan sampel apabila diperlukan
berdasarkan pada rencana pengawasan sesuai dengan Form 1.3;
e. Pengawas selanjutnya membuat laporan serta berita acara
pengawasan keamanan dan mutu PSAT dan ditandatangani oleh
wakil pelaku usaha dan pengawas sesuai dengan Form 1.2.

3. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Keamanan dan Mutu PSAT


a. Sub Koordinator Teknis melakukan kompilasi hasil pengawasan
dan hasil uji (apabila ada) yang telah dilaksanakan sesuai rekaman
Form 1.4;
b. Sub Koordinator Teknis melakukan analisa hasil pengawasan dan
melaporkannya ke Koordinator Pengawasan;
c. Koordinator Pengawasan melakukan review terhadap laporan
hasil pengawasan dan merumuskan tindak lanjut.

Dokumen : 1. Form 1.1 Formulir Data Pengawasan PSAT


terkait 2 Form 1.2 Berita acara pengawasan keamanan
3. dan mutu PSAT
Form 1.3 Berita Acara Pengambilan Contoh
4. Form 1.4 Outline laporan pengawasan
keamanan dan mutu PSAT

36
Form 1.1 Formulir Data Pengawasan PSAT

Formulir Data Pengawasan PSAT ………………………..


No Jenis Merek/ Nama Alamat No Klaim Masa Ket
PSAT Nama Produsen Produsen registrasi/ (jika ada) kadaluarsa/tanggal
Dagang izin edar pengemasan/tanggal
produksi

37
Form 1.2 Berita acara pengawasan keamanan dan mutu PSAT

BERITA ACARA

PENGAWASAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN (PSAT)


Pada hari ....…… tanggal …. bulan …… tahun dua ribu …….., kami
telah dilakukan pengawasan keamanan dan mutu pangan segar asal
tumbuhan (PSAT) oleh Tim Pengawas Keamanan dan Mutu Pangan
Segar Asal Tumbuhan:
Nama Pelaku Usaha/ :............................................................
Perusahaan
Alamat :...........................................................

Dari hasil pengawasan ditemukan hal sebagai berikut:

38
Demikian Berita Acara pengawasan keamanan dan mutu PSAT ini dibuat
sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Mengetahui Dilaporkan oleh

Wakil Pelaku Usaha Ketua Tim

(..........................) (.............................)

Jabatan: Anggota:

No Kontak: 1.

2.

3.

4.

Dst….

39
Form 1.3 Berita Acara Pengambilan Contoh

BERITA ACARA PENGAMBILAN CONTOH

Pada hari ini…… tanggal ....... Bulan ……… tahun ……., kami yang
bertanda tangan di bawah ini Petugas Pengambil Contoh dari
………………………

No Nama PPC NIP Jabatan

Berdasarkan surat tugas Pengambilan Contoh dari


………………………………………………Nomor………………………
………….,Tanggal…………Bulan……………Tahun………..……
dengan disaksikan oleh personil dari pihak pelaku usaha:

Nama pelaku usaha : ……………………………………………


Jabatan : ……………………………………………
Unit Usaha : ……………………………………………
Alamat : ……………………………………………
Nomor kontak/HP : ……………………………………………

Dengan ini menyatakan bahwa telah melakukan pengambilan contoh

Jenis Komoditi : ………………………………………………

Varietas : ………………………………………………

40
Merk : ………………………………………………

Lokasi pengambilan : ……………………………………………..


contoh

Jumlah contoh yang : ……………………………………………...


diambil

Kode Contoh : ………………………………………………

Tanggal pengambilan : ………………………………………………


contoh
Jenis kemasan : ………………………………………………

Deskripsi Produk : ………………………………………………

Metode pengambilan Acak Tabel


contoh :
Diagonal

Kendaraan

Demikian Berita Acara Pengambilan Contoh ini dibuat dengan sebenar-


benarnya, disaksikan oleh:

Wakil pelaku usaha Petugas Pengambil


Contoh

…………………………….. 1. ……………………
2. ……………………
3. dst
Ket : √ coret yang perlu

41
Form 1.4 Outline Laporan Pengawasan Keamanan Dan Mutu PSAT

LAPORAN PENGAWASAN KEAMANAN DAN MUTU PANGAN SEGAR


ASAL TUMBUHAN (PSAT)

A. PENDAHULUAN
B. TUJUAN
C. SASARAN
D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
E. PELAKSANAAN KEGIATAN
F. KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN DAN DOKUMENTASI

42
Lampiran 2. SPO Monitoring/Pemenuhan Pemenuhan Komitmen

Nomor :
SPO
Tanggal :
OKKPD … Revisi Tgl :
Monitoring/Pemantauan Halaman :
Pemenuhan Komitmen Disahkan :

Tujuan : sebagai acuan bagi Otoritas Kompeten


Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D)
Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
pemantauan pemenuhan komitmen
registrasi PSAT PDUK
Ruang Lingkup : 1. Sosialisasi persyaratan pemenuhan
komitmen
2. Penilaian Lapang Pemenuhan Komitmen
3. Pembinaan Pemenuhan Komitmen
4. Pengujian
5. Penerbitan surat keterangan dan atau
Sertifikat PSAT PDUK dengan
background hijau

Definisi : -
Acuan : 1. Peraturan Menteri Pertanian No. 15 Tahun
2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha Dan
Standar Produk Pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Pertanian
2. Pedoman Penerbitan Registrasi Pangan
Segar Asal Tumbuhan Pangan Dalam Usaha
Kecil (PSAT-PDUK)
Penanggung : Koordinator Pengawas
Jawab

43
Langkah Langkah Pelaksanaan:

1. Sosialisasi persyaratan pemenuhan komitmen


Sosialisasi dapat dilakukan dengan mengundang pelaku usaha di
forum pertemuan atau dilakukan dilokasi pelaku usaha bersamaan
dengan kunjungan penilaian lapang.

a. Sosialisasi yang dilakukan secara kolektif atau dalam forum


pertemuan
1) Koordinator pengawas menugaskan sub koordinator
administrasi untuk melakukan identifikasi pelaku usaha yang
telah mendapatkan sertifikat pembinaan registrasi PDUK
yang telah diterbitkan dalam 3 (tiga) bulan terakhir;
2) Sub koordinator administrasi mengundang pelaku usaha
untuk mengikuti sosialisasi yang dapat dilaksanakan secara
daring ataupun luring;
3) Koordinator pengawas menugaskan sub koordinator teknis
untuk menyiapkan materi dan melaksanakan sosialisasi.
Materi minimal mencakup regulasi keamanan pangan,
sanitasi higienis dan pelabelan.
4) Sosialisasi dilakukan dalam forum pertemuan, dilanjutkan
dengan pengisian ceklist penilaian mandiri oleh pelaku usaha
dengan tahapan sebagai berikut:
- Pengisian ceklist Mandiri menggunakan kuisioner
sesuai Pedoman Penerbitan Registrasi PSAT PDUK
- Sub koordinator teknis melakukan analisis terhadap
ceklist penilaian mandiri yang telah diisi pelaku usaha;
- Hasil analisis diurutkan berdasarkan aspek pemenuhan
persyaratan dari tertinggi (nilai terbanyak menjawab
“ya”) dan terendah (nilai paling sedikit menjawab
44
“ya”). Semakin banyak jawaban “ya”, menunjukkan
kondisi pelaku usaha sudah lebih baik;
- Sub koordinator teknis menentukan jadwal prioritas
pembinaan dimulai dari pelaku usaha mempunyai nilai
tertinggi sampai nilai terendah;

b. Sosialisasi yang dilakukan dilokasi pelaku usaha dilaksanakan


sebelum melakukan penilaian lapang dengan materi minimal
mencakup regulasi keamanan pangan, sanitasi higienis dan
pelabelan.

2. Penilaian Lapang Pemenuhan Komitmen


a. Sub koordinator teknis mengusulkan pengawas yang
ditugaskan untuk melaksanakan penilaian lapang pemenuhan
komitmen kepada koordinator pengawas;
b. Pengawas yang ditunjuk dalam pelaksanaan penilaian lapang
menginformasikan kepada pelaku usaha minimal satu hari
sebelum pelaksanaan penilaian lapang yang dapat dilakukan
secara daring ataupun luring;
c. Pengawas menyiapkan peralatan yang diperlukan seperti:
SPT, Ceklis SPPB PSAT, Hasil Ceklis Mandiri Pelaku Usaha,
Daftar Hadir, Formulir Lembar Monitoring, dan Berita Acara
Pengambilan Contoh apabila diperlukan
d. Ketika tiba dilokasi pengawasan, pengawas melakukan
pertemuan pembuka dengan memperkenalkan tim terlebih
dahulu dan menyampaikan tujuan dan mekanisme
pengawasan kepada pelaku usaha.
e. Penilaian lapang dilakukan sesuai Pedoman Penerbitan
Registrasi PSAT-PDUK.

45
3. Pembinaan Pemenuhan Komitmen
a. Dari hasil penilaian lapang, pelaku usaha yang belum
mencapai level 3 penerapan penaganan yang baik PSAT dan
memenuhi ketentuan label maka dilakukan pembinaan ;
b. Pengawas yang ditunjuk oleh koordinator pengawas
melakukan pembinaan baik secara daring ataupun luring.
c. Pembinaan dilakukan untuk memenuhi tindakan perbaikan
terutama temuan ketidaksesuaian dengan kategori serius dan
kritis yang dilakukan sesuai jadwal yang telah disepakati pada
saat penilaian lapang, menggunakan Formulir Lembar
Monitoring sesuai Pedoman Penerbitan Registrasi PSAT-
PDUK;
d. Pembinaan dilakukan sesuai Pedoman Penerbitan Registrasi
PSAT-PDUK;

4. Pengujian
a. Untuk menilai pemenuhan komitmen keamanan dan/atau
mutu PSAT perlu dilakukan pengujian dengan sampel yang
diambil oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) menggunakan
Formulir 2.2 atau pelaku usaha;
b. Tahapan pengujian dilakukan sesuai Pedoman Penerbitan
Registrasi PSAT-PDUK;

5. Penerbitan Registrasi PSAT label hijau


a. Hasil penilaian Pengawas yang telah memenuhi level 3
penerapan penanganan yang baik PSAT dan memenuhi
ketentuan label, dilaporkan kepada sub koordinator
teknis/koordinator pengawas dengan Berita Acara Tinjauan
hasil Hasil Penialaian Formulir 2.4;
b. Berdasarkan tinjauan hasil penilaian pengawas, maka
Koordinator teknis/koordinator pengawas

46
merekomendasikan keda Kepala Dinas untuk dapat
menerbitkan nomor registrasi PSAT PDUK label hijau sesuai
formulir 2.4.
c. Untuk pelaku usaha yang telah mencapai level 3 penerapan
penaganan yang baik PSAT dan memenuhi ketentuan label
dilakukan sesuai Pedoman Penerbitan Registrasi PSAT-PDUK;

Dokumen Terkait
Formulir 2.1 Daftar Hadir
Formulir 2.2 Berita Acara Pengambilan contoh
Formulir 2.3 Berita Acara Penilaian Pelaku Usaha
Formulir 2.4 Tinjauan Hasil Penilaian

47
Formulir 2.1. Daftar Hadir

KOP SURAT
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR HADIR

(Pertemuan Pembuka/Pertemuan Penutup)

Nama Pelaku Usaha :

Alamat :

Hari/Tanggal :

Kegiatan :

Nama Pengawas :

No Nama Jabatan Paraf


1

Dst….

48
Formulir 2.2. Berita Acara Pengambilan Contoh

KOP SURAT
-------------------------------------------------------------------------------------------

BERITA ACARA
PENGAMBILAN CONTOH

Pada hari ini, ........ tanggal ......... Bulan ......... tahun .........., kami yang
bertanda tangan di bawah ini Petugas Pengambil Contoh dari OKKPD
Kabupaten/Kota:

NO NAMA TANDA TANGAN

1.

2.

Telah melakukan pengambilan contoh di lokasi:

Nama Pelaku Usaha : .............................................................

Alamat : .............................................................

Alamat Unit : .............................................................


Penanganan
Komoditas : .............................................................

49
Jumlah dan Identitas Contoh:

Kode Contoh Laboratorium Berat


No Identitas Contoh
(Kg)

Demikian Berita Acara Pengambilan Contoh ini dibuat dengan sebenar-


benarnya, disaksikan oleh:

Perwakilan Pelaku Usaha PPC/Sampling


Jabatan

(…………........................) (.................................)

50
Formulir 2.3. Berita Acara Penilaian
BERITA ACARA

PENILAIAN PELAKU USAHA

DALAM RANGKA PENDAFTARAN PSAT PDUK

OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN DAERAH (OKKP-D)

KAB / KOTA ..........

Nomor: ......./BA-R/OKKPD-KAB/KOTA ...../XX/XXXX

Pada hari .... tanggal ...... bulan ...... tahun ..................... telah dilakukan
penilaian registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) Pangan Dalam
Usaha Kecil (PDUK) sebagai berikut:

Nama Pelaku Usaha : ………………………………………….

Alamat Kantor : ………………………………………….

………………………………………….

………………………………………….

Alamat Unit Penanganan : ………………………………………….

………………………………………….

………………………………………….

51
Informasi Produk

Jenis dan
No Nama Produk Nama Dagang Nomor Registrasi PSAT PDUK Ukuran
Kemasan

1. Beras ABC PSAT PDUK aaaabbcceeeeffff Karung


plastik –
5,10 dan
20 kg

2. Kacang Hijau DEF PSAT PDUK aaaabbcceeeeffff Kantong


plastik – 1
kg

dst

Penilaian Perbaikan Temuan Ketidaksesuaian

Status
Kategori Penilaian Perbaikan
No Aspek Penilaian Perbaikan
(TA/MN/MY/SR/KR)* (Terima / Tidak
Terima)*
1

ds
t

52
Berdasarkan hasil penilaian dari perbaikan temuan ketidaksesuaian
diatas maka pengawas merekomendasikan pelaku usaha ............. telah
memenuhi persyaratan penerbitan registrasi PSAT PDUK pada level
1/2/3*.

Demikian berita acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

..........., ...........................

Tim Pengawas:

No Nama Jabatan Tanda Tangan

Diperiksa oleh:
Sub Koordinator Teknis

........................................
NIIP .................................

53
Formulir 2.4. Tinjauan Hasil Penilaian

TINJAUAN HASIL PENILAIAN PELAKU USAHA

REGISTRASI PSAT PDUK

OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN DAERAH (OKKP-D)

KAB/KOTA..........................

Nomor: ....../T/OKKPD-KAB/KOTA..../XX/XXXX

Pada hari ............. tanggal............bulan .................. tahun ............... telah


dilakukan tinjauan hasil penilaian pelaku usaha dalam rangka registrasi
PSAT PDUK sebagai berikut:

Jenis
No. Nama Pelaku Usaha
Permohonan

Registrasi PSAT
1. ........................................................................ PDUK

Berdasarkan tinjauan hasil audit kecukupan tersebut, maka dapat


diterbitkan nomor registrasi PSAT PDUK label hijau untuk pelaku usaha
di atas.

Koordinator Pengawas,

...................................................
NIP ............................................
54
Lampiran 3. SPO Pengendalian Dokumen OKKPD

SPO Nomor :
Tanggal :
OKKPD … Pengendalian Dokumen Revisi Tgl :
OKKPD Halaman :
Disahkan :

Tujuan : Menguraikan cara pengelolaan dan


pemantauan semua dokumen
Ruang Lingkup : 1. Identifikasi dokumen
2. Perubahan dokumen
3. Penyimpanan dokumen dan rekaman
Definisi : -
Acuan : Permentan Nomor 15 Tahun 2021 tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Standar Produk
Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Pertanian
Penanggung : Subkoordinator Administrasi
Jawab

Langkah Langkah Pelaksanaan :


1. Identifikasi dokumen
- Setiap dokumen memiliki bagian header yang merupakan
identitas dokumen yang berisi: Nama lembaga, judul dokumen,
nomor dokumen, tanggal terbit, tanggal revisi dan disahkan.

2. Perubahan dokumen
- Mengidentifikasi perubahan dokumen dan diterbitkan setelah
mendapatkan persetujuan dari pimpinan
- Mendistribusikan dokumen yang sudah disetujui pimpinan
kepada tim OKKPD.

55
3. Penyimpanan dokumen dan rekaman
Setiap dokumen dan rekaman yang digunakan seperti SPO
maupun dokumen yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan
OKKPD (teknis dan administrasi) harus diarsipkan dan/atau
diback-up secara elektronis.

56
Lampiran 4. SPO Sosialisasi Standar/Regulasi Keamanan dan mutu PSAT
kepada Retail (tradisional dan modern)

Nomor :
SPO
OKKPD … Tanggal :
Sosialisasi Standar/Regulasi Revisi Tgl :
Keamanan dan mutu PSAT Halaman :
kepada Retail (tradisional dan Disahkan :
modern)

Tujuan : Memberikan informasi yang jelas serta


pemahaman mendalam terkait substansi
pengaturan yang diamanahkan dalam
standar/regulasi terkait keamanan dan
mutu PSAT kepada pelaku usaha (ritel
tradisional/modern)
Ruang Lingkup : 1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
2. Evaluasi
Definisi : -
Acuan : 1. PP no 5 tahun 2021
2. Permentan Nomor 15 Tahun 2021
tentang Standar Kegiatan Usaha dan
Standar Produk Pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Sektor Pertanian

Penanggung Jawab : Koordinator Pengawasan

Langkah Langkah Pelaksanaan:


1. Perencanaan dilakukan dengan cara :
a. Identifikasi pelaku usaha (ritel tradisional dan modern).
Subkoordinator teknis melakukan identifikasi semua ritel
tradisional dan modern yang ada di wilayah masing-masing,

57
apakah memungkinkan semua pelaku usaha diundang ataukah
cukup perwakilan/asosiasi dari masing-masing wilayah.
b. Subkoordinator administrasi melakukan identifikasi waktu dan
metode pelaksanaan sosialisasi, apakah dilakukan secara offline
atau online.
c. Subkoordinator teknis melakukan identifikasi materi dan
narasumber yang kompeten. Semua standar/regulasi terbaru
terkait keamanan dan mutu PSAT yang perlu dipenuhi oleh pelaku
usaha harus dimasukkan kedalam materi, sehingga pelaku usaha
dapat memenuhi standar.

2. Pelaksanaan
Koordinator pengawasan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan jadwal dan metode yang telah ditentukan. Disiapkan
waktu tanya jawab supaya permasalahan yang dihadapi pelaku usaha
dilapangan mendapatkan solusi.

3. Evaluasi
Subkoordinator teknis mengevaluasi kegiatan sosialisasi. Evaluasi ini
dapat dilakukan dengan pengawasan secara berkala ke pelaku usaha,
apakan setelah mengikuti sosialisasi pelaku usaha memenuhi dan
mengimplementasikan standar/regulasi terkait kemanan PSAT atau
tidak. Selain itu evaluasi juga bisa berasal dari laporan penyimpangan
atau ketidaksesuaian dari masyarakat.

58
59

Anda mungkin juga menyukai