DI SUSUN OLEH :
RUSI ASMINI
( P07131118040 )
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab berkat rahmat serta
hidayah- Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah “PENILAIAN MUTU PANGAN” ini tepat
pada waktunya. Ada pula maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Pengembangan Formula Makanan
Kami sangat berharap makalah ini bisa bermanfaat serta berguna. Kami menyadari jika di
dalam makalah ini masih ada kekurangan-kekurangan serta jauh dari apa yang di harapkan. Maka
untuk itu, kami berharap terdapatnya kritik atau saran serta usulan demi memperbaiki di masa
yang akan datang.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak- pihak terkait yang sudah
menolong serta membagikan sebuah referensi sehingga kami bisa menuntaskan makalah usaha
makanan ini dengan tepat sesuai waktunya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................................4
BAB III......................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memperoleh jaminan akan kecukupan dan keamanan pangan adalah hak asasi manusia.
Pengakuan akan hal tersebut tercantum pada kesepakatan para pemimpin dunia dalam sidang
World Health Organization (WHO) mengenai keamanan pangan. Kemampuan negara untuk
dapat memberikan pangan yang aman bagi semua orang tidak akan terlepas dari adanya
komitmen bersama antara pemerintah, pelaku industri, dan konsumen yang disertai dengan
pembagian tanggung jawab semua pihak di dalamnya. Sosialisasi dan pemahaman akan
kebijakan serta peraturan yang menyertainya sangat diperlukan oleh semua pelaku bidang
pangan. Produk pangan terbaik dapat dikembangkan dan dihasilkan oleh industri yang
memperhatikan faktor sensori sebagai bagian utama dan dilakukan secara profesional, lebih dari
sekadar pengujian rutin. Faktor sensori yang harus diperhatikan, antara lain adalah pengukuran
atribut mutu sensori dan cara-cara melaksanakan penilaian mutu sensori
Pengawasan mutu merupakan program atau kegiatan yang tidak dapat terpisahkan
dengan dunia industri, yaitu dunia usaha yang meliputi proses produksi, pengolahan dan
pemasaran produk. Industri mempunyai hubungan yang erat sekali dengan pengawasan mutu
karena hanya produk hasil industri yang bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, yaitu
masyarakat konsumen. Seperti halnya proses produksi, pengawasan mutu sangat berlandaskan
pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Makin modern tingkat industri, makin kompleks ilmu
pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk menangani mutunya. Demikian pula, semakin
maju tingkat kesejahteraan masyarakat, makin besar dan makin kompleks kebutuhan masyarakat
terhadap beraneka ragam jenis produk pangan. Oleh karena itu, sistem pengawasan mutu pangan
yang kuat dan dinamis diperlukan untuk membina produksi dan perdagangan produk pangan.
Pengawasan mutu mencakup pengertian yang luas, meliputi aspek kebijaksanaan,
standardisasi, pengendalian, jaminan mutu, pembinaan mutu dan perundang-undangan (Soekarto,
1990). Hubeis (1997) menyatakan bahwa pengendalian mutu pangan ditujukan untuk mengurangi
kerusakan atau cacat pada hasil produksi berdasarkan penyebab kerusakan tersebut. Hal ini
4
dilakukan melalui perbaikan proses produksi (menyusun batas dan derajat toleransi) yang dimulai
dari tahap pengembangan, perencanaan, produksi, pemasaran dan pelayanan hasil produksi dan
jasa pada tingkat biaya yang efektif dan optimum untuk memuaskan konsumen (persyaratan
mutu) dengan menerapkan standardisasi perusahaan /industri yang baku. Tiga kegiatan yang
dilakukan dalam pengendalian mutu yaitu, penetapan standar (pengkelasan), penilaian kesesuaian
dengan standar (inspeksi dan pengendalian), serta melakukan tindak koreksi (prosedur uji).
Menurut Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang pangan, mutu pangan adalah
nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gisi (gizi) dan standar
perdagangan terhadap bahan
makanan, makanan dan minuman. Berdasarkan pengertian tersebut, mutu pangan tidak hanya
mengenai kandungan gisi, tetapi mencakup keamanan pangan dan kesesuaian dengan standar
perdagangan yang berlaku.
Pengawasan mutu pangan juga mencakup penilaian pangan, yaitu kegiatan yang
dilakukan berdasarkan kemampuan alat indera. Cara ini disebut penilaian inderawi atau
organoleptik. Di samping menggunakan analisis mutu berdasarkan prinsip-prinsip ilmu yang
makin canggih, pengawasan mutu dalam industri pangan modern tetap mempertahankan
penilaian secara inderawi/organoleptik. Nilai-nilai kemanusiaan yaitu selera, sosial budaya dan
kepercayaan, serta aspek perlindungan kesehatan konsumen baik kesehatan fisik yang
berhubungan dengan penyakit maupun kesehatan rohani yang berkaitan dengan agama dan
kepercayaan juga harus dipertimbangkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penilaian mutu makanan?
2. Apa tujuan penilaian mutu makanan ?
3. Bagaimana cara penilaian mutu makanan ?
4. Kelebihan dan kekurangan penilaian mutu pangan
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian penilaian mutu makanan
2. Mengetahui tujuan penilaian mutu makanan
3. Mengetahui bagaimana cara penilaian mutu makanan
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan penilaian mutu pangan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Namun demikian, ciri organoleptik lain seperti bau, aroma, rasa, dan warna, juga ikut
menentukan profil produk pangan . Pemenuhan spesifikasi dan fungsi produk pada produk
pangan yang bersangkutan dilakukan menurut standar estetika (warna, rasa, bau dan kejernihan),
kimiawi (mineral, logam berat dan bahan kimia yang ada dalam bahan pangan) dan mikrobiologi
(tidak menganding bakteri Eschericia coli dan pathogen). Mutu harus dirancang dan dibentuk ke
dalam produk (Kadarisman,1996)
Penilaian menurut Griffin & Nix (1991) suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta
untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Penilaian merupakan salah satu
implementasi fungsi manajemen yang bertujuan untuk menilai pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana dan kebijaksanaan yang disusun sehingga dapat mencapai sasaran (Depkes
RI, 2003).
6
Baik mutu pangan intrinsik maupun ekstrinsik mempengaruhi perilaku
konsumen. Mutu pangan tersebut merupakan sumber informasi bagi konsumen untuk
mengevaluasi karakter produk sebelum menentukan keputusan pembelian. Konsumen bisa
saja memandang mutu produk tersebut secara objektif maupun subjektif. Mutu pangan objektif
dilihat berdasarkan karakteristik fisik produk, sedangkan mutu pangan subjektif dilihat
berdasarkan pemikiran dan pertimbangan konsumen. Mutu objektif bersifat teknis, sehingga
proses dan kontrol mutu dapat diukur dan diverifikasi (Espejel et al. 2007).
Secara subjektif, penilaian terhadap mutu pangan ditentukan oleh proses yang
dilalui konsumen untuk dapat menggali informasi yang ada pada produk. Proses ini
dimulai dari awal terbentuknya kebutuhan sampai dengan penilaian mutu pasca pembelian
produk. Pertimbangan yang dilakukan oleh konsumen dapat juga dipengaruhi oleh faktor
tertentu, seperti faktor internal (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan jenis
pekerjaan) maupun faktor eksternal (informasi yang diperoleh dari lingkungan).
7
Penilaian Mutu Pangan berperan penting dalam hal seperti Pemeriksaan produk
pangan, Pengendalian proses pengolahan pangan, hingga menghasilkan produk akhir yang juga
penting dalam Pengendalian mutu.
2. Objektif
8
a. Fisik
Kualitas produk diukur secara objektif berdasarkan hal-hal fisik yang nampak dari suatu
produk. Metode penilaian mutu dengan alat dapat digunakan untuk mengungkapkan karakteristik
atau sifat-sifat mutu pangan yang tersembunyi. Umumnya, hasil pengukuran karakteristik mutu
dengan uji sensori memiliki nilai korelasi yang tinggi dengan hasil pengukuran karakteristik mutu
dengan alat. Metode pengukuran uji fisik digunakan untuk menguji warna, volume, tekstur,
viskositas atau kekentalan dan konsistemsi, keempukan dan keliatan, serta bobot jenis
. Sifat fisik memiliki kaitan sangat erat dengan mutu bahan pangan karena dapat digunakan
sebagai informasi dasar dalam menentukan tingkat metode penanganan dan atau bagaimana
mendisain peralatan pengolahan terutama peralatan pengolahan yang bersifat otomatis.
b. Kimia
Metode penilaian untuk uji kimia dibagi dua kelompok, yaitu:
Analisis kualitatif, yaitu komponen makro (protein, lemak, karbohidrat) maupun unsur mikro
yang dapat dijadikan suatu indicator melihat seberapa baik mutu ataupun kualitas dari pangan itu
sendiri
c. Mikrobiologi
Metode penilaian uji mikrobiologis, digunakan untuk analisis kualitatif mikroorganisme,
seperti bakteri, kapang, ragi dan protozoa. untuk mengetahui keberadaan cemaran
mikroorganisme dalam bahan pangan.sebagai indikator apakah makanan tersebut tercemar atau
tidak. Serts jenis mikroorganisme yang mencemari bahan pangan dapat berubah / berganti akibat
proses pengolahan.
9
penyeragaman analisa melalui statistik misalnya, justru hanya akan membawa pada
pendangkalan.
2. Kelemahan
Pertama, dengan tiadanya prinsip keterwakilan (representativeness) dalam pengambilan
sampel, jelas secara metodologis tidak memiliki hak untuk menggeneralisasikan hasil temuannya.
Di samping itu dengan tanpa menggunakan teori sebagai landasan verifikasi, maka secara
metodologis juga sulit dilakukan prediksi. Bahkan penilaian mutu pangan secara kualitatif
khususnya cenderung menolak adanya generalisasi, karena memiliki prinsip bahwa dalam setiap
konteks pasti memiliki perbedaan khusus. Dengan kata lain dalam penilaian mutu lebih mengacu
pada pengetahuan ideografik, yaitu yang mengarah pada satu peristiwa atau kasus tertentu.
Sedangkan dalam penelitian kuantitaif mengacu pada pengembangan hukum-hukum umum
(Moeloeng, 1998 : 34)
Kedua, sebagai penelitian yang bergerak dalam dunia realitas yang subyektif tidak memiliki
parameter yang dapat diukur secara obyektif, sebagaimana dalam penelitian kuantitatif. unsur
subyektifitas dari peneliti bagaimanapun sangat sulit untuk dihindari.
10
3. Pengujian Skalar
4. Pengujian Diskripsi
B. OBYEKTIF
1. FISIK
Prinsip :
1. Pengujian menggunakan alat/instrumen tertentu
2. Pengujian berhubungan dengan karakteristik bahan dan komponen fungsional di dalamnya
3. Sifat fisik : warna, volume, tekstur, viskositas/konsistensi/kekentalan, keempukan/keliatan,
bobot jenis
Teknik
1. Warna : Kolorimeter
2. Volume : volumetri
3. Tekstur : hardness
4. Viskositas/konsistensi/kekentalan : viskosimetri, turbidimeter
5. Keempukan/keliatan : uji tekan
6. Bobot jenis : perhitungan berat jenis
2. KIMIA
Prinsip :
1. Pengujian menggunakan alat/instrumen tertentu dan metode terstandar
2. Dalam melakukan pengujian kualitas secara kimia dibutuhkan dasar pengetahuan kimia
3. Terbagi menjadi : analisa proksimat (kadar air, kadar P, L, KH, abu) dan analisa
kualitatif&kuantitatif (komponen makro dan mikro)
Teknik :
1. Gravimetri
2. Volumetri
3. Spektrofotometri
4. Kromatografi
11
3. MIKROBIOLOGI
Prinsip :
1. Pengujian menggunakan alat/instrumen tertentu dan metode terstandar
2. Dalam melakukan pengujian kualitas secara kimia dibutuhkan dasar pengetahuan
mikrobiologi pangan
3. Terdiri dari analisis kualitatif dan kuantitatif mikroorganisme, seperti bakteri, kapang, ragi,
protozoa
Teknik :
1. Analisa TPC (total plate count)
2. Analisa coliform (E.coli)
3. Analisa Pseudomonas aeroginosa (PA)
4. Analisa Salmonella
5. Analisa Yeast dan Mold
6. Analisa water treatment
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mutu pangan merupakan seperangkat sifat atau factor pada produk pangan yang
membedakan tingkat pemuas / aseptabilitas produk itu bagi pembeli / konsumen. Mutu pangan
bersifat multi dimensi dan mempunyai banyak aspek. Aspek-aspek mutu pangan tersebut antara
lain adalah aspek gizi (kalori, protein, lemak, mineral, vitamin, dan lain-lain) serta aspek selera
(inderawi, enak, menarik, segar) aspek bisnis (standar mutu, kriteria mutu); serta aspek
kesehatan(jasmani dan rohani). Kepuasan konsumen berkaitan dengan mutu. Penilaian menurut
Griffin & Nix (1991) suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan
karakteristik seseorang atau sesuatu. Penilaian merupakan salah satu implementasi fungsi
manajemen yang bertujuan untuk menilai pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan
kebijaksanaan yang disusun sehingga dapat mencapai sasaran (Depkes RI, 2003).
B. Saran
Semoga makalah ini dapat diterima dengan baik dan bermanfaat kedepannya. Setelah
menyelesaikan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami tentang penilaian mutu
pangan. Kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan yang nanti dapat menjadi
pedoman bagi kami dalam menyempurnakan makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://dokumen.tips/amp/documents/makalah-itp-
kelompok.html&ved=2ahUKEwisiPfQ_LnvAhWQ63MBHS84DrcQFjAAegQIAxAC
&usg=AOvVaw3JmpVbvuY67FqRr28QBJiw&cf=1
14