Anda di halaman 1dari 176

LAPORAN TAHUNAN

PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
TAHUN 2015
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkebunan merupakan salah satu sub sektor strategis yang secara ekonomis,
ekologis dan sosial budaya memainkan peranan penting dalam
pembangunan nasional. Sesuai Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014
tentang Perkebunan, secara ekonomi perkebunan berfungsi
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta penguatan
struktur ekonomi wilayah dan nasional; secara ekologi berfungsi
meningkatkan konservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyedia
oksigen dan penyangga kawasan lindung dan secara sosial budaya
berfungsi sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Secara karakteristik perkebunan dapat ditinjau dari berbagai aspek antara lain
dari jenis komoditas, hasil produksi dan bentuk pengusahaannya. Dari aspek
komoditas, perkebunan terdiri dari 127 jenis tanaman, berupa tanaman tahunan
dan tanaman semusim dengan areal sebaran mulai dataran rendah sampai
dataran tinggi. Ditinjau dari aspek produksi, hasil produksi perkebunan
merupakan bahan baku industri, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun
ekspor. Apabila ditinjau dari bentuk pengusahaannya, usaha perkebunan terdiri
atas perkebunan besar negara (6%), perkebunan besar swasta (22%) dan
perkebunan rakyat (72%).

Tujuan pembangunan perkebunan sebagaimana dituangkan dalam UU


Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan adalah untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat; meningkatkan penerimaan dan devisa negara;
menyediakan lapangan kerja; meningkatkan produktivitas, nilai tambah
dan daya saing; memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri
dalam negeri; dan mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam secara
berkelanjutan.
Pembangunan perkebunan ke depan dihadapkan kepada berbagai tantangan,
seperti terjadinya berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan yang
sangat dinamis serta berbagai persoalan yang mendasar seperti adanya tekanan

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 1


globalisasi dan liberalisasi pasar, pesatnya kemajuan teknologi dan informasi,
semakin terbatasnya sumberdaya lahan, air dan energi, terjadinya perubahan
iklim global, kecilnya kepemilikan dan status lahan, masih terbatasnya
kemampuan sistem perbenihan nasional, terbatasnya akses petani terhadap
permodalan, masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, serta
kurang harmonisnya koordinasi kerja antar sektor terkait pembangunan
perkebunan.

Perubahan paradigma pembangunan perkebunan yang dilakukan melalui


pendekatan otonomi daerah oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk dana
dekonsentrasi dan tugas pembantuan, membawa konsekuensi perubahan
kewenangan dan fasilitasi pelaksanaan pembangunan perkebunan antara
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, yang berdampak pada jauhnya rentang
kendali antara pusat, provinsi dan kabupaten, yang pada akhirnya
mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran program dan kebijakan
pembangunan perkebunan dan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan secara
umum.

Untuk melihat keefektifan, keefisienan dan keekonomian pelaksanaan kegiatan


pembangunan perkebunan diperlukan pengukuran capaian kinerja, baik terhadap
sasaran makro, sasaran mikro maupun penetapan kinerja yang merupakan
kontrak kinerja antara Direktur Jenderal Perkebunan dengan Menteri Pertanian
pada tahun 2015. Oleh karenanya, laporan ini akan menggambarkan kinerja
pembangunan perkebunan tahun 2015 secara utuh, baik yang pembiayaannya
bersumber dari pemerintah (APBN dan APBD) maupun yang bersumber dari
dana masyarakat.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi No. 29 Tahun 2010 mengamanatkan agar setiap institusi termasuk
Direktorat Jenderal Perkebunan untuk melakukan pengukuran kinerja atas
satker-satker di jajarannya dalam melaksanakan pembangunan perkebunan
tahun 2015. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan target
kinerja dan realisasi kinerja.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 2


1.2. Tujuan

Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2015 ini disusun dengan
tujuan untuk dapat memberikan informasi dan gambaran secara utuh terhadap
capaian-capaian kinerja pembangunan perkebunan yang meliputi indikator
makro, indikator mikro, maupun realisasi capaian outcomes/outputs penting
Direktorat Jenderal Perkebunan, dan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi serta upaya-upaya penyelesaiannya selama kurun waktu tahun 2015.

1.3. Sasaran

Sasaran laporan kinerja ini adalah memberikan gambaran capaian kinerja


pembangunan perkebunan secara utuh dan jelas pada tahun 2015 kepada
seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan perkebunan.

1.4. Ruang Lingkup

Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2015 ini menyajikan


capaian kinerja makro (PDB, keterlibatan tenaga kerja, investasi, neraca
perdagangan, pendapatan pekebun/petani, ekspor dan NTP), kinerja mikro (luas
areal, produksi dan produktivitas) dan penetapan kinerja (kegiatan yang dibiayai
dengan APBN).

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 3


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................... i
DAFTAR TABEL.............................................................................................. iv

BAB

I. PENDAHULUAN ......................................................................................................1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................1


1.2. Tujuan .............................................................................................................3
1.3. Sasaran...........................................................................................................4
1.4. Ruang Lingkup. ...............................................................................................4

II. PEMBANGUNAN PERKEBUNAN………………………… ........................................ 5

2.1. Visi, Misi Pembangunan Perkebunan Tahun 2015-2019…… .......................... 5


2.1.1. Visi ……………….… ........................................................................5
2.1.2. Misi ...........................................................………………… ................ 5
2.1.3. Tugas …............................................................…………… ............... 6
2.1.4. Fungsi ............................................................………….… ................. 6
2.1.5. Tujuan Direktorat Jenderal Perkebunan … ....................................... 7
2.2. Perencanaan Strategis Ditjen Perkebunan Tahun 2015-2019 ......................... 9
2.2.1. Arah Kebijakan Ditjen Perkebunan 2015-2019 .................................. 9
A. Arah Kebijakan Umum .............................................................10
B. Arah Kebijakan Khusus ............................................................22
2.2.2. Sasaran Makro Pembangunan Perkebunan .................................... 33
2.2.3. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan ......................... 33
2.3. Strategi Pembangunan Perkebunan..............................................................36
2.3.1. Strategi Umum ................................................................................36
2.3.2. Strategi Khusus ...............................................................................37
2.4. Program Direktorat Jenderal Perkebunan .....................................................38
2.5. Implementasi Agenda Prioritas NAWACITA 2015-2019 ................................ 40
2.6. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan .....................................................44
2.6.1. Komoditas Unggulan Nasional Perkebunan Tahun 2015-2019.. 47
2.6.2. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019.......... 49
2.6.3. Penjabaran Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2015-2019 ........................................................52
2.7. Rencana Kinerja Kinerja Tahun 2015. ...........................................................54
2.7.1. Program Ditjen Perkebunan Tahun 2015 ........................................ 54
2.7.2. Kegiatan Ditjen Perkebunan Tahun 2015 ........................................ 54
2.7.3. Fokus Kegiatan Ditjen Perkebunan Tahun 2015 ............................. 55
2.8. Perjanjian Kinerja ..........................................................................................55
2.8.1. Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen. Perkebunan Tahun 2015 .................. 55
2.8.2. Penanda Tangan Perjanjian Kinerja (PK) Satker Perkebunan... 56

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 i


III. PELAKSANAAN KEGIATA N PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
TAHUN 2015...................... ............................................................................ 57

3.1. Realisasi Program Direktorat Jenderal Perkebunan.............................. 59


3.1.1. Realisasi 2011-2015.................................................................... 59
3.1.2. Realisasi 2015............................................................................. 60
A. Realisasi Kegiatan Ditjen Perkebunan ................................ 62
B. Realisasi Keluaran/Output Pada Kegiatan
Ditjen Perkebunan......................................................... ...... 63
1) Keluaran/Output Pada Kegiatan Peningkatan
Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman
Rempah Penyegar Tahun 2015.................................... 63
2) Keluaran/Output Pada Kegiatan Peningkatan
Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman
Semusim Tahun 2015................................................... 65
3) Keluaran/Output Pada Kegiatan Peningkatan
Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman
Tahunan Tahun 2015................................................... 67
4) Kegiatan Dukungan Penanganan Pascapanen dan
Pembinaan Usaha Tahun 2015.................................... 69
5) Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan
Tahun 2015.................................................................. 71
6) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Tahun 2015......................................... 73
7) Kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan
Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi
Tanaman Perkebunan Tahun 2015.............................. 75
C. Realisasi Berdasarkan Kewenangan Tahun 2015............... 77
D. Realisasi Pada Satker Pusat, Kantor Daerah, Provinsi
dan Kabupaten/Kota........................................................... 78
1) Satker Pusat/Ditjen. Perkebunan................................. 79
2) Satker UPT Pusat/Balai Lingkup Ditjen. Perkebunan... 80
3) Satuan Kerja Perkebunan Tingkat Provinsi.................. 80
a. Realisasi Anggaran dan Pencapaian Fisik............ 81
b. Pencapaian Fisik Komoditas Rempah dan
Penyegar dalam Luas Areal.................................. 83
c. Pencapaian Fisik Komoditas Semusim
dalam Luas Areal.................................................. 85
d. Pencapaian Fisik Komoditas Tahunan
dalam Luas Areal.................................................. 86
4) Satuan Kerja Perkebunan Tingkat Kabupaten/Kota..... 87
a. Realisasi Anggaran dan Pencapaian Fisik............ 89
b. Realisasi Per-Kegiatan.......................................... 91
c. Pencapaian Fisik Komoditas Rempah &
Penyegar dalam Luas Areal.................................. 92
d. Pencapaian Fisik Komoditas Semusim dalam
Luas Areal............................................................. 94
e. Pencapaian Fisik Komoditas Tahunan
dalam Luas Areal................................................... 95
E. Realisasi Anggaran Berdasarkan Belanja............................ 96

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 ii


3.2. Monitoring dan Evalua si BAPPENAS. ......................................................... 99
3.3. Pengarus Utamaan G ender (PUG) ........................................................... 101
1) Pengarus utamaan Gender dalam Pembangunan. ........................ 102
2) Pengarus utamaan Gender dalam Kementerian Pertanian ............ 105
3) Pengarus Utamaan Gender di Ditjen. Perkebunan. ........................ 107

IV. PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT ........................................................ 106


4.1. Permasalahan Umum ................................................................................ 111
4.2. Upaya Tindak Lanjut Penyelesaian Masalah ............................................. 113
V. PENUTUP ................................................................................................. 119

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 iii


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Proyeksi Mikro Pengembangan Tebu tahun 2015-2019 ........................... 21

Tabel 2. Kegiatan Ditjen. Perkebunan dalam mendukung Peningkatan


Diversifikasi Pangan untuk Penganekaragaman Komoditi Pertanian ....... 22

Tabel 3. Aspek-aspek kebijakan tahun 2015-2019 dalam rangka peningkatan


nilai tambah dan komoditas yang berorientasi ekspor dalam
meningkatkan daya saing komoditas Perkebunan .................................... 23

Tabel 4. Aspek-aspek kebijakan tahun 2015-2019 dalam rangka pemenuhan


penyediaan bahan baku bio-energy dan pengembangan pondasi
sistem pertanian bio-industry ..................................................................... 26

Tabel 5. Aspek-aspek kebijakan tahun 2015-2019 dalam rangka akuntabilitas


kinerja aparatur pemerintah yang baik ...................................................... 27

Tabel 6. Proyeksi Makro Pembangunan Perkebunan tahun 2015-2019 ................. 29

Tabel 7. Proyeksi Luas Tanaman Menghasilkan/TM (hektar) Komoditas


Perkebunan tahun 2015-2019 .........................................................…... 29

Tabel 8. Proyeksi Produksi (ton) Komoditas Perkebunan tahun 2015-2019 ........... 30

Tabel 9. Proyeksi Produktivitas (kg/ha) Komoditas Perkebunan tahun 2015-


2019……………………………………………… ........................................... 30

Tabel 10. Indikator Kinerja Program (IKP) Peningaktan Produksi dan


Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
Tahun 2015- 2019……………… ................................................................ 34

Tabel 11. Implementasi Agenda Prioritas NAWACITA Direktorat Jenderal


Perkebunan 2015-2019……………………………………… ....................... 35

Tabel 12. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Peningaktan Produksi dan


Produktivitas Tanaman Semusim Tahun 2015-2019…………………….. 38

Tabel 13. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Peningkatan Produksi dan


Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2015-2019…… 39

Tabel 14. Realisasi Keuangan dan Capaian Fisik Program 2011-2015……… 50

Tabel 15. Realisasi penyerapan Keuangan dan Capaian Fisik per Kegiatan
Utama Tahun 2015 ..................................................................................... 53

Tabel 16. Keluaran/Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas


dan Mutu Tanaman Rempah Penyegar Tahun 2015................................... 55

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 iv


Tabel 17. Keluaran/Output Keg iatan Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2015........................................... 57

Tabel 18. Keluaran/Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas


dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2015...................... ..................... 60

Tabel 19. Keluaran/Output Dukungan Penanganan Pasca Panen dan


Pembinaan Usaha Tahun 2015...................... ....................................... 62

Tabel 20. Keluaran/Output Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan


Tahun 2015............................................................................................ 64

Tabel 21. Keluaran/Output Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan


Teknis Lainnya Tahun 2015...................... ............................................ 65

Tabel 22. Keluaran/Output Kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan


Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman
Perkebunan Tahun 2015...................... ................................................. 67

Tabel 23. Keluaran/Output Kegiatan Ditjen Perkebunan berdasarkan


Kewenangan Tahun 2015...................................................................... 69

Tabel 24. Keluaran/Output Kegiatan Per-Satker Pusat Lingkup


Ditjen. Perkebunan Tahun 2015...................... ...................................... 70

Tabel 25. Keluaran/Output Kegiatan per satket UPT pusat Lingkup Ditjen
Perkebunan Tahun 2015...................... ................................................. 71

Tabel 26. Keluaran/Output Per-Satker Provinsi Berdasarkan pada


Kewenangan.......................................................................................... 72

Tabel 27. Keluaran/Output Tanaman Rempah dan Penyegar Pada Tugas


Pembantuan Provinsi Tahun 2015......................................................... 74

Tabel 28. Keluaran/Output Tanaman Semusim Pada Tugas Pembantuan


Provinsi Tahun 2015.............................................................................. 76

Tabel 29. Keluaran/Output Tanaman Tahunan Pada Tugas Pembantuan


Provinsi Tahun 2015.............................................................................. 77

Tabel 30. Keluaran/Output Tugas Pembantuan Per-Satker Kabupaten/Kota


Tahun 2015............................................................................................ 80

Tabel 31. Realisasi Output Per-Komoditas Perkebunan Pada Tugas


Pembantuan (TP) Kabupaten/Kota Tahun 2015.................................... 82

Tabel 32. Keluaran/Output Tanaman Rempah dan Penyegar Per-Satker


Pelaksana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Tahun 2015............... 83

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 v


Tabel 33. Keluaran/Output Tan aman Semusim Per-Satker Pelaksana Tugas
Pembantuan Kabupaten/Kota Tahun 2015 ............................................... 85

Tabel 34. Keluaran/Output Tanaman Tahunan Per-Satker Pelaksana Tugas


Pembantuan (TP) Kabupaten/Kota Tahun 2015 ....................................... 86

Tabel 35. Realisasi Per-Belanja Tahun Anggaran 2015 ............................................ 90

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 vi


BAB II
NAWACITA PEMBAN GUNAN PERKEBUNAN TAHUN 2015-2019

2.1. Visi dan Misi Pembangunan Perkebunan Tahun 2015-2019


Dinamika perubahan lingkungan strategis sangat mempengaruhi lingkungan
perkebunan, agar selaras dengan kondisi lingkungan saat ini maka dilakukan
pembaharuan visi dan misi yang mengacu pada NAWACITA sebagai cita-cita
tertinggi dalam pembangunan nasional.

2.1.1. Visi
Visi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan untuk
melaksanakan pembangunan perkebunan adalah untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan
secara optimal untuk memperkokoh pondasi sistem pertanian bio-
industry berkelanjutan, dalam rangka mendukung Visi Kementerian
Pertanian Tahun 2015-2019 yaitu mewujudkan sistem pertanian bio-
industry berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat
dan produk bernilai tambah tinggi berbasis sumber daya lokal untuk
kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.

2.1.2. Misi
Mengacu pada misi pembangunan nasional dan Kementerian
Pertanian, misi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan
untuk melaksanakan pembangunan perkebunan adalah:
1) Memberikan pelayanan perencanaan, program, anggaran dan
kerjasama teknis yang berkualitas; pengelolaan administrasi
keuangan dan aset yang berkualitas; memberikan pelayanan
umum, tata laksana, kepegawaian, humas, hukum dan
administrasi perkantoran yang berkualitas; melakukan evaluasi
pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data serta informasi yang
berkualitas;

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 5


2) Mendorong upaya peningkatan produyksi dan produktivitas usaha
budidaya tana man semusim, tanaman rempah dan penyegar dan
tanaman tahunan;
3) Memfasilitasi terwujudnya integrasi antar pelaku usaha budidaya
tanaman perkebunan dengan pendekatan kawasan; memotivasi
petani/pekebun dalam penerapan teknologi tepat guna yang
sesuai dengan kondisi lokal/wilayah setempat; serta mendorong
pemberdayaan petani dan penumbuhan kelembagaan petani;
4) Memfasilitasi ketersediaan teknologi, sistem perlindungan
perkebunan, pengamatan, pemantauan dan pengendalian
organisme pengganggu tanaman (OPT) dan penanganan
dampak perubahan iklim;
5) Memfasilitasi peningkatan penyediaan teknologi dan penerapan
pascapanen budidaya tanaman semusim, tanaman rempah
penyegar dan tanaman tahunan;
6) Memfasilitasi peningkatan bimbingan dan penanganan usaha
perkebunan berkelanjutan seperti ISPO (Indonesia Suistainable
Palm Oil), PIR (Perkebunan Inti Rakyat), Rekomtek
(Rekomendasi Teknis) dan lain-lain; Memfasilitasi peningkatan
penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan.

2.1.3. TUGAS
Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang
perkebunan.

2.1.4. FUNGSI
1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perbenihan dan
sarana produksi, budidaya serta perlindunganperkebunan
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan dan sarana
produksi, budidaya serta perlindungan perkebunan

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 6


3) Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di
bidang perbenihan dan sarana produksi budidaya serta
perlindungan perkebunan
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan
dan sarana produksi, budidaya serta perlindungan perkebunan
5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

2.1.5. Tujuan Direktorat Jenderal Perkebunan


Dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional dan
pembangunan pertanian pada periode jangka menengah tahun 2015-
2019, maka tujuan yang ditetapkan sesuai visi, misi serta tugas pokok
dan fungsi adalah sebgai berikut:
1) Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan
melalui rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi
yang didukung oleh penyediaan benih unggul, bermutu dan
bersertifikat, sarana produksi dan alat mesin pertanian serta
pembangunan kebun sumber benih tanaman semusim, tahunan
dan rempah penyegar.
2) Melakukan pengembangan komoditas unggulan perkebunan
pada lahan-lahan eksisting dan lahan bukaan baru sesuai potensi
kearifan lokal, kebutuhan pengembangan kawasan dan kesiapan
daerah pengembangan melalui pendekatan kawasan yang
terintegrasi antar sektor dan memperhatikan kelayakan ekonomi,
agroekosistem, sosial, pasar dan pengembangan/potensi
berkelanjutan.
3) Melakukan pembinaan, bimbingan teknis dan pendampingan
kepada pekebun dalam mendorong usaha agribisnis perkebunan
dibudidayakan melalui sistem budidaya perkebunan yang baik,
berkelanjutan dan nmemperhatikan isu-isu lingkungan terutama
dalam penggunaan benih dan sarana produksi (pupuk dan
pestisida).

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 7


4) Memberikan fasilitasi kegiatan pemberdayaan pekebun dan
penguatan kelembagaan kelompok petani tanaman semusim,
tanaman tahunan dan rempah penyegar melalui pelatihan
penumbuhan kebersamaan/dinamika kelompok, pelatihan
penguatan kelembagaan, penyuluhan dan pendampingan,
pengembangan sistem dan sarana prasarana budidaya,
dukungan penyediaan fasilitasi pembiayaan dan permodalan
serta kemudahan akses ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi, pasca panen dan perlindungan perkebunan.
5) Memfasilitasi penyediaan/pengadaan alat pascapanen tanaman
semusim, tanaman tahunan dan rempah penyegar yang spesifik
lokasi dan fungsi.
6) Melakukan upaya strategis dan bimbingan teknis dalam
memfasilitasi penerapan pembinaan usaha perkebunan
berkelanjutan, perizinan usaha perkebunan, penilaian usaha
perkebunan serta inventarisasi, identifikasi dan penanganan
kasus gangguan usaha dan konflik perkebunan.
7) Memfasilitasi ketersediaan teknologi perlindungan perkebunan,
pengamatan, pemantauan dan pengendalian organisme
pengganggu tanaman (OPT), pencegahan kebakaran
lahan/kebun dan penanganan dampak perubahan iklim.
8) Memberikan pelayanan perencanaan, program, anggaran,
kerjasama teknis, administrasi keuangan, aset, umum, organisasi,
tata laksana, kepegawaian, hukum, humas, administrasi
perkantoran, evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan
data serta informasi yang berkualitas.
9) Melakukan upaya pengembangan komoditas perkebunan sumber
bio-energy, sistem pertanian polikultur serta penerapan integrasi
tanaman perkebunan dalam mendukung pengembangan sistem
pertanian bio-industry melalui pendekatan zero waste
management.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 8


2.2. Perencanaan Strategi s Ditjen Perkebunan Tahun 2015-2019
Perencanaan strategis merupakan suatau perencanaan jangka menengah
yang dimaksudakan agar organisasi dapat secara proaktif beradaptasi
dengan perubahan dinamika lingkungan strategis baik internal maupun
eksternal sekaligus merupakan perencanaan yang mempertimbangkan
berbagai keadaan, terutama menyangkut keunggulan, peluang, kendala dan
tantangan organisasi kedepan. Kemampuan organisasi dalam melakukan
penyesuaian terhadap dinamika lingkungan strategis akan menentukan
keberlangsungan dan keberhasilan organisasi dalam mewujudkan visi, misi,
tujuan dan sasaran kinerja.

Terbitnya Renstra Ditjen. Perkebunan tahun 2015-2019 maka arah


kebijakan pembangunan perkebunan selam 5 tahun kedepan sudah
memiliki pedomannya dan telah diimplementasikan dalam program dan
kegiatan. Arah kebijakan masih perlu dijabarkan secara rinci menjadi
rencana kerja tahunan (RKT) agar skala prioritas yang telah ditetapkan bisa
tercapai melalui tahapan pembangunan perkebunan selama lima tahun
menjadi terencana, terukur, tepat sasaran dan berkelanjutan.

2.2.1. Arah Kebijakan Ditjen Perkebunan 2015-2019


Memantapkan pembangunan secara menyeluruh diberbagai bidang
dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumberdaya alam dan
sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang
terus meningkat. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah
menetapkan 9 (sembilan) agenda prioritas NAWACITA dan Ditjen.
Perkebunan mendapat 2 (dua) amanat prioritas yaitu 1).
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional melalui peningkatan agroindustri dan sasaran komoditas
Kelapa Sawit, Karet, Kakao, Teh, Kopi dan Kelapa; dan 2).
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 9


sektor strategis ekonomi domestik melalui peningkatan kedaulatan
pangan dengan sasaran komoditas Tebu. Selain itu agenda prioritas
terkait membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah perbatasan, daerah tertinggal, kawasan Indonesia
timur dan desa dalam kerangka negara kesatuan menjadi salah satu
arah kebijakan yang akan diprioritaskan melalui kegiatan tematik.

A. Arah Kebijakan Umum


a) Pengembangan komoditas perkebunan strategis
Pengembangan komoditas yang memiliki manfaat dan fungsi
strategis dalam perekonomian nasional dan berkontribusi
terhadap sumber penerimaan negara meliputi komoditas
unggulan nasional yaitu tebu, kelapa sawit, kelapa, kakao,
kopi, teh, pala, lada dan cengkeh. Selain itu terdapat
komoditas unggulan sesuai potensi lokal yaitu nilam, kemiri
sunan, kapas, jambu mete, tembakau dan sagu. Lahan yang
menjadi sasaran adalah lahan eksisting dan bukaan baru
yang sesuai dengan potensi, kebutuhan dan kesiapan
daerah. Persyaratan dapat dikembangkan adalah memiliki
kelayakan secara ekonomi, bio-fisic/agro-ecosystem, sosial,
pasar, dan dikembangkan secara berkelanjutan.

Upaya-upaya yang ditempuh dalam pengembangan


komoditas unggulan melalui peningkatan produksi dan
produktivitas dengan kegiatan rehabilitasi, intensifikasi,
ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh
penyediaan benih bermutu, pemberdayaan petani dan
penguatan kelembagaan, pembangunan dan pemeliharaan
kebun sumber benih, penanganan pasca panen, pembinaan
usaha dan perlindungan perkebunan serta pemberian
pelayanan berkualitas. Pada akhirnya dihasilkan budidaya

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 10


perkebu nan yang baik seperti yang ditetapkan yaitu 1)
akselera si peningkatan produktivitas tanaman, 2) penerapan
budidaya yang baik (GAP, GMP, SPS, dll), 3) penerapan
budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, 4)
mewujudkan 7 (tujuh) Gema Revitalisasi (lahan,
perbenihan/perbibitan, infrastruktur pertanian, SDM petani,
permodalan petani, kelembagaan petani, dan teknologi serta
industri hilir), 5) mendorong sistem pertanian polikultur,
terpadu dan terintegrasi.

Berdasarkan fungsinya, terdapat 8 (delapan) kelompok fokus


pengembangan komoditas unggula perkebunan strategis
yaitu:
1) Bahan makanan pokok nasional adalah gula/tebu.
2) Bahan makanan pokok lokal adalah sagu.
3) Produk pertanian penting pengendali inflasi adalah
CPO/minyak goreng.
4) Bahan baku industri konvensional yaitu kelapa sawit,
karet, kakao, kopi, lada, pala, teh, jambu mete, kapas,
tembakau.
5) Bahan baku industri lainnya yaitu minyak atsiri (nilam,
pala, cengkeh).
6) Produk industri pertanian prospektif yaitu pala, lada,
cengkeh, sagu.
7) Produk energi pertanian prospektif yaitu kemiri sunan,
tebu, kelapa, kelapa sawit, sagu.
8) Produk pertanian berorientasi ekspor dan substitusi impor
yaitu kelapa sawit, karet, kakao, kopi, lada, pala, teh,
jambu mete, kapas, tembakau.
Khusus komoditas karet, kebijakan pengembangan areal
produktif memperhatikan kesepakatan perjanjian internasional

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 11


(ITRC) yaitu organisasi produsen karet dunia yang
beranggotakan Indonesia, Thailand dan Malaysia.

b) Pengembangan kawasan berbasis komoditas unggulan


perkebunan.
Merupakan implementasi dari Permentan no. 50/2012 tentang
Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian, terdapat 5
amanat yaitu:
1) Membentuk Kawasan Pertanian Nasional, Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
2) Mengembangkan 40 komoditas Pertanian Unggulan
Nasional di Kabupaten/Kota melalui: pemanfaatan potensi
daerah, pemanfaatan lahan eksisting, pengutuhan
kegiatan, penyediaan sarana prasarana, penyediaan
data/informasi, promosi dan anggaran serta keterpaduan
secara multiyears.
3) Pengembangan dilakukan dengan sistem polikultur,
tumpangsari, rotasi tanam, pola tanam dan pola integrasi
antar komoditas.
4) Memperhatikan RT/RW, kelestarian lingkungan dan SDA,
keselamatan masyarakat dan selaras Renstra.
5) SPM pada aspek benih, penyuluhan, litbang, infrastruktur,
pengendalian OPT dan karantina.

Pengembangan kawasan berbasis komoditas perkebunan


harus diupayakan untuk mengembangkan dan membina
kawasan-kawasan perkebunan rakyat agar menjadi kawasan
perkebunan rakyat berwawasan agribisnis; meningkatkan
peranan kelembagaab perkebunan, meningkatkan
kemampuan usaha agribisnis masyarakat, meningkatkan
populasi dan kapasitas produksi disetiap kawasan serta

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 12


mneingkatkan pendapatan dan kesejahteraan pekebun.
Sasaran utama adalah mengembangkan wilayah-wilayah
yang berpotensi sebagai sentra-sentra perkebunan menjadi
kawasan perkebunan rakyat yang berorientasi agribisnis
berkelanjutan. Strategi operasional pengembanagan kawasan
meliputi penguatan perencanaan, penguatan sumber daya
insani, penguatan kelembagaan, percepatan adopsi teknologi
penguatan sarana dan prasarana, penguatan kerjasama dan
kemitraan serta penguatan industri hilir.

Amanat Kepmentan no 46/2015 tentang Penetapan Kawasan


Perkebunan Nasional:
1) Penetapan kawasan perkebunan pada setiap lokasi
dikembangkan melalui perencanaan program, kegiatan
dan anggran sesuai dengan kelas dan tahapan
pembangunan spesifik lokasi secara berkelanjutan.
2) Perencanaan pembangunan kawasan perkebunan
nasional mencakup penyediaan prasarana, sarana
penunjang, teknologi, pembiayaan, pengolahan,
pemasaran serta kelembagaan dan sumber daya
manusia pengelolanyan.
3) Eselon 1 yang menangani penelitian dan pengembangan
pertanian melakukan pemetaan kawasan perkebunan
nasional berdasarkan agroekosistem dan kondisi
eksisting kawasan.
4) SKPD yang membidangi pertanian di provinsi wajib
menyusun masterplan pengembangan kawasan
perkebunan nasional.
5) SKPD yang membidangi pertanian di kabupaten/kota
wajib menyusun masterplan pengembangan kawasan
perkebunan nasional.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 13


6) Pem biayaan pembangunan kawasan perkebunan
nasi onal bersumber dari APBN, APBD, BUMN, BUMD,
PMA, PMDN, Koperasi, Masyarakat atau integrasi
diantaranya.
7) Direktorat teknis dan Eselon 1 lingkup Kementerian
Pertanian wajib mengalokasikan anggaran
pengembangan kawasan perkebunan nasional.
8) Gubernur dan Bupati/Walikota mensinergikan kegiatan
dalam pengembangan kawasan perkebunan nasional
melalui APBD dan sumber pembiayaan lainnya.
9) Penetapan kawasan perkebunan berlaku 5 tahun.

c) Pengembangan sumber daya insani (SDI) perkebunan


Kebijakan ini dimaksudkan untuk menjamin pembangunan
perkebunan bio-industry dilaksanakan didasarkan pada
kemampuan, kesiapan, kemandirian dan kedaulatan dari
pekebun sesuai kapasitas pengetahuannya yang pada
akhirnya terwujudnya sistem dan usaha agribisnis
perkebunan yang bertumpu pada kemandirian dan
kemampuan pelaku usaha. Penekanan kebijakan sesuai
dengan RPJMN 2015-1019 yaitu peningkatan kualitas sumber
daya manuasianya/insaninya.

Sumber daya manusia yang berkompeten dan berintegritas


tergantung pada ideologi bangsa sebagai penuntun,
penggerak, pemersatu dan pengarah sebagaimana
perwujudan TRISAKTI yaitu kedaulatan dalam politik,
berdikari dalam ekonomi dan kepribadian dalam kebudayaan.
Penjabaran TRISAKTI dalam RPJMN 2015-2019:
1) Kedaulatan dalam politik diwujudkan dalam
pembangunan demokrasi politik yang berdasarkan hikmat

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 14


kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Kedaulatan rakyat menjadi karakter, nilai, dan semangat
dibangun melalui gotong royong dan persatuan bangsa.
2) Berdikari dalam ekonomi diwujudkan dalam
pembangunan demokrasi ekonomi yang menempatkan
rakyat sebagai pemegang kedaulatan dalam pengelolaan
keuangan negara dan pelaku utama dalam pembentukan
produksi dan distribusi nasional. Negara memiliki karakter
kebujakan dan kewibawaan pemimpin yang kuat dan
berdaulat dalam mengambil keputusan-keputusan
ekonomi rakyat melalui penggunaan sumber daya
ekonomi nasional dan anggaran negara untuk memenuhi
hak dasar warganegara.
3) Kepribadian dalam kebudayaan diwujudkan melalui
pembangunan karakter dan kegotongroyongn yang
berdasar pada realitas kebhinekaan dan kemaritiman
sebagai kekuatan potensi bangsa dalam mewujudkan
implemnetasi demokrasi politik dan demokrasi ekonomi
Indonesia masa depan. Prinsip dasar TRISAKTI ini
menjadi basis sekaligus arah erubahan berdasarkan pada
mandat konstitusi dan menjadi pilihan sadar dalam
pengembangan daya hidup kebangsaan Indonesia, yang
menolak ketergantungan dan diskriminasi, serta terbuka
dan sederajat dalam membangun kerjasama yang
produktif dalam tataran pergaulan internasional.

d) Penguatan kelembagaan pekebun dan kemitraan usaha


perkebunan
Upaya meningkatkan kemampuan dan kemandirian
kelembagaan pekebun dalam memanfaatkan peluang usaha
yang ada dan menjalin kerjasama usaha dengan mitra terkait

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 15


melalui pronsip saling menguntungkan, saling menghargai,
saling b ertanggung jawab, saling memperkuat dan saling
ketergantungan antara petani / pengusaha / karyawan /
masyarakat sekitar perkebunan.

Pengembangan kemitraan usaha perkebunan secara terpadu


dilaksanakan pada sentra-sentra produksi yang memiliki
potensi berkembang dengan ketersedian bahan baku melalui
kemitraan dengan investor dalam dan luar negrei sehingga
jenis kelompok tani bisa diperluas.

e) Pengembangan dan penguatan sistem pembiayaan


perkebunan
Upaya mengembangkan sistem pembiayaan yang tepat untuk
memudahkan penyerapan oleh masyarakat pekebun dalam
kegiatan usaha perkebunan, kemudahan akses, persyaratan
lunak dan tersedia dalam bentuk skim kredit program
perkebunan untuk membiayai semua aktivitas budidaya
perkebunan. Sasaran kebijakan kedepan adalah
menumbuhkembangkan kelembagaan petani sebagai
"channeling agent" lembaga keuangan formal di perdesaan
baik perbankan maupun non perbankan untuk pembiayaan
permodalan pekebun seperti Lembaga Keuangan Mikro
Agribisnis (LKM-A), koperasi, dll. Isu strategis kedepan
adalah terkait bimbingan dan pendampingan teknis serta
penguatan modal usaha bagi kelompok/gabungan kelompok
melalui pemberian bantuan modal, serta memperkuat jaringan
kelompok tani dengan penyuluh lapangan.

f) Pengembangan sarana prasarana dan infrastruktur


pendukung usaha agribisnis perkebunan

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 16


Sebagai upaya mendukung penyediaan sarana prasarana
dan infrastruktur pendukung usaha agribisnis perkebunan. Isu
penting terkait kebutuhan infrastruktur dasar perkebunan
adalah ketersediaan, kelayakan, pemanfaatan dan
optimalisasi irigasi teknis, embung/dam/waduk dan jalan
produksi. Instansi lain yang dapat mendukung infrastruktur
perkebunan adalah Kementerian PUPR, Kementerian
Perhubungan, Pemprov/Pemkab/Pemkot.

g) Perlindungan, pelestarian, pemanfaatan dan pengelolaan


lingkungan hidup
Aspek lingkungan menjadi perhatian dalam setiap usaha
budidaya perkebunan muali dari pembukaan lahan,
penanaman, pemilihan bibit unggul, penggunaan pupuk dan
pestisida, pengendalian OPT, penanganan pascapanen
sampe hilirnya dilakukan secara bijaksana. Isu lingkungannya
adalah pemanfaatan sumber daya genetik/benih, kebakaran
dan pembakaran lahan/kebun, penggunaan zat kimia dalam
pupuk dan pestisida, pemanfaatan bio-technology modern
yang tidak ramah lingkungan, dll.

h) Peningkatan upaya adaptasi, mitigasi bencana, perubahan


iklim dan perlindungan perkebunan
Upaya menghindari kegagalan usaha perkebunan yang
disebabkan oleh perubahan iklim akibat pemanasan global
sehingga berimplikasi terhadap munculnya berbagai bencana
alam dan tingginya serangan OPT. Membangun kemampuan
petani dalam melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap
dampak perubahan iklim, salah satunya melalui Sekolah
Lapang Iklim (SLI) serta membangun sistem informasi iklim
dan penyesuaian pola dan kalender tanam yang sesuai

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 17


dengan karakteristik masing-masing-wilayah.

i) Dukungan pengelolaan dan pelaksanaan program tematik


pembangunan perkebunan
Sebagai bentuk dukungan Ditjen. Perkebunan untuk kegiatan
yang secara langsung berimplikasi terhadap pertumbuhan
ekonomi sub sektor perkebunan di daerah.
Program tematik sub sektor perkebunan, sebagai berikut:
1) Pengarus Utamaan Gender (PUG)
Fasilitasi kegiatan Ditjen. Perkebunan melalui kegiatan
SL-PHT tanaman perkebunan. SL-PHT merupakan salah
satu model pelatihan yang sesuai untuk pemberdayaan
petani yang bertujuabn meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku petani/kelompok tani
agar mau dan mampu secara mandiri menerapkan PHT
dalam pengelolaan kebunnya. 4 (empat) prinsip PHT
yaitu budidaya tanaman sehat, pemanfaatan dan
pelestarian musuh alami, pengamatan secara berkala,
dan petani menjadi manajer di kebun sendiri.
2) Peningkatan penciptaan lapangan kerja dan peningkatan
keterampilan petani (ketanagakerjaan)
program yang diinisiasi Kantor Staf Presiden (KSP)
sebagi implementasi dari 3 agenda prioritas NAWACITA
dalam peningkatan sumber daya manusia, yaitu:
meningkatkan kualitas hidup manusi melalui peningkatan
kualitas diklat, meningkatkan produktivitas rakyat dan
daya saing di pasar internasional, mewujudkan
kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi.
3) Pengembangan kawasan perbatasan
Pengelolaan kawasan dilakukan untuk mendorong

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 18


perk embangan kawasan agar dapat mengikuti
perk embangankawasan diwilayah nasional lainnya,
memanfaatkan potrensi ekonomi dan sumber daya
lainnya melalui kerjasama dengan negara tetangga,
memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara.
Peran strategis kawasan perbatasan sebagai "belt of
security"sosial ekonomi sebagai sebagai nasional "image
and gateway", dan lingkungan sebagai "buffer zone".
Paradigma baru penanganan perbatasan dari sebatas
"security approacha" menjadi lebih integrasiantara security
dan prosperity approach. Prioritas pada
perbatsan darat di kawasan Kalimantan-Sarawak-Sabah,
NTT-Timor Leste dan Papua-PNG. Upaya yang dilakukan
anatar lain; meningkatkan potensi ekonomi dibidang
pertanian/perkebunan, meningkatkan perdagangan
ekspor-impor, menurunnya kegiatan perdagangan produk
pertanian/perkebunan ilegal, serta memperkuat layanan
perkarantinaan di perbatasan. Komoditas yang
dikembangkan merupakan spesifik lokasi dan sesuai
agrosistem di wilayah perbatasan seperti karet, kelapa
sawit, pala, jambu mete, sagu, kelapa, kopi, lada,
cengkeh, dll melalui fasilitasi kegiatan dan anggaran
setiap tahun di lokasi-lokasi prioritas yang telah
ditetapkan oleh BNPP (Badan Nasional Pengelolaan
Perbatasan).
4) Pengembangan daerah tertinggal
Ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan,
pemerataan pembangunan dan mengurangi kesenjangan
pembangunan antar daerah tertinggal dengan daerah
maju. Dalam pendekatan sektor pertanian/perkebunan
menyediakan sarana prasarana produksi yang memadai,

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 19


me mpercepat peningkatan kapasitas petani/pekebun,
penge mbangan dan diseminasi teknologi spesifik lokasi,
penguatan jaringan pasar produk pertanian/perkebunan
dan promosi potensi pertanian/perkebunan daerah
tertinggal, untuk Papua dan Papua Barat dilakukan
dengan lebih memberdayakan penduduk asli dibidang
produksi pertanian/perkebunan.

Kriteria daerah tertinggal berdasarkan pendekatan relatif


berdasarkan pada perhitungan 6 kriteria dasar dari 27
indikator utama, yaitu:
 Perekonomian masyarakat (persentase keluarga
miskin dan konsumsi per-kapita).
 sumber daya manusia (angka harapan hidup, rata-
rata lama sekolah dan angka melek huruf).
 prsarana infrastruktur (jumlah jalan
aspal/diperkeras/beton, pengguna listrik, telepon, dll)
 kemampuan keuangan daerah (celah fiskal).
 aksesbilitas (rata-rata jara ke pusat-pusat pelayanan
dan pertumbuhan).
 Karakteristik daerah (persentasi daerah rawan
bencana, lahan kritis, rawan konflik, kawasan hutan).
Pembangunan kawasan tertinggal harus diperlakukan
secara khusus sebagai model pembangunan yang
mencoba membangun keterkaitan (linkage), keselarasan
(harmony), dan kemitraan (partnership).

5) Pengembangan kegiatan antisipasi dampak perubahan


iklim
Kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bersifat
spsifik lokasi dengan mempertimbangkan kondisi

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 20


geogr afis masing-masing wilayah sehingga teknologi
yang akan diterapkan tepat guna dan spesifik lokasi
dengan kearifan loka. Target dalam isu lingkungan adalah
menurunkan GRK (gas rumah kaca) hingga 26% (0,008
giga ton CO2e) dengan usaha sendiri dan 41% (0,011
giga ton CO2e) dengan bantuan internasional dari kondisi
tanpa adanya rencana aksi (business as ussual) sesuai
Perpres no. 61/2011 tentang Rencana Aksi Nasional
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.
Fasilitasi Ditjen. Perkebunan, sebagai berikut:
 kesiapsiagaan pencegahan kebakaran lahan dan
kebun
 mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
 pengembangan model perkebunan rendah emisi
karbon pada perkebunan kopi rakyat
 pemberdayaan masyarakat dalam rangka
pencegahan dan pengendalian kebakaran lahan dan
kebun
 pembinaan dan sertifikasi desa pertanian organik
berbasis komoditi perkebunan.
6) Pengembangan kawasan Indonesia Timur
Fokus kebijakan adalah mempercepat pemerataan
pembangunan antar wilayah KTI serta mendorong
transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah KTI
yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Maluku Utara, Nusa
Tenggara, Papua Barat dan Papua dengan tetap menjaga
momentum pertumbuhan di wiayah Jawa-Bali dan
Sumatera.

j) Penguatan tata kelola pemerintahan yang baik dan reformasi


birokrasi sebagai dasar pelayanan prima

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 21


Dimaksu dkan untuk membangun aparatur negara yang
berkualitas , profesional dan berdaya saing melalui sistem tata
kelola pemerintahan yang baik, bersih dari KKN, transparan
dan akuntabel.

B. Arah Kebijakan Khusus

Arah kebijakan khusus pembangunan perkebunan tahun 2015-


2019, sebagai berikut:
a) Pemenuhan penyediaan bahan baku tebu dalam rangka
peningkatan produksi gula nasional.
Upaya pemenuhan kebutuhan pangan berbasis tebu (gula) di
dalam negeri dalam bentuk gula konsumsi langsung rumah
tangga/gula kristal putih (GKP) dan gula konsumsi yang
dipruntukkan untuk industri/gula kristal rafinasi (GKR).
Sasaran strategis adalah peningkatan produksi gula nasional
untuk mewujudkan kedaulatan pangan melalui kegiatan
bongkar ratoon, rawat ratoon, perluasan areal, pembangunan
KBI & KBD, penataan varietas, database tebu sistem online,
bantuan alat dan mesin pertanian, bantuan alat panen,
dukungan pengendalian OPT, SL-PHT tebu dan
pemberdayaan petani tebu di sentra-sentra pengembangan
tebu. Kebijakan tentang pertebuan diperkuat dengan upaya
khusus (UPSUS) melalui Permentan no. 14.1/2015 tentang
pedoman upaya khusus percepatan swasembada pangan &
peningkatan produksi komoditas strategis melalui APBN-P
tahun 2015. Indikator kinerja UPSUS adalah pengembangan
areal produktif tanaman tebu melalui bantuan benih tebu.
Arah kebijakan yang ditujukan untuk peningkatan produksi
dan produktivitas tebu antara lain: 1) rasionalisasi atau
penataan varietas tebu untuk memdapatkan komposisi

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 22


varietas tebu unggul pada wilayah tertentu secara
proporsional berdasarkan tingkat kemasakan sehingga masa
giling optimal dapat dicapai dan pada gilirannya akan dapat
meningkatkan rendemen melalui sinkronisasi varietas unggul
engan tipologi lahan pengembangan, komposisi kemaskan
yang seimbang antar tebang awal, tengah dan akhir pada
suatu wilayah, ketersediaan bahan tanam yang sehat, murni
dan tepat waktu pada saat dibutuhkan; 2) Penerapan
teknologi budidaya tebu yang sesuai GAP, GHP dan
memperhatikan kondisi perubahan iklim ari masa tanam dan
masa panen tebu; 3) Percepatan kegiatan bongkar ratoon
tebu karena pada dasarnya produktivitas tebu setelah 3-4 kali
masa panen akan menurun (≤ 70 ton/ha) harus diremajkan
dengan varietas unggul yang telah direkomendasikan, rawat
ratoon yaitu pemeliharaan tanaman keprasan tebu secdara
lebih intensif dan efektif dalam penggunaan pupuk secara
tepat yaitu sesuai dan seimbang, perluasan tebu pada daerah
bukaan baru sesuai agroekosistem pengembangan tebu; 4)
Efisiensi hara dan penggunaan pupuk organik dan majemuk
hanya untuk 1 kali pemupukan pada 1 kali masa tanam
sampai dengan masa panen yang memiliki sifat penguraian
lamban dengan formulasi terdiri dari unsur mikro dan makro;
5) suplesi air dengan membuat embung (tampungan
air/waduk kecil terutama pada daerah tadah hujan) dan
pengoperasionalan pompa air untuk lahan tebu; 6)
penyediaan agro input dalam mendukung kegiatan bongkar
ratoon dan rawat ratoon baik alsintan maupun sarana
produksi lainnya untuk digunakan dalam pengendalian OPT
dengan PHT; 7) dukungan revitalisasi pabrik gula (PG) untuk
meningkatkan kapasitas produksi serta inisiasi pembangunan
PG baru dengan alat dan mesin modern yang memiliki

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 23


kapasita s tinggi; 8) penyiapan kebijakan/regulasi pusat-
daerah dalam mendukung sistem pertebuan nasional
terutama persoalan stabilitas harga.

Tabel.1 Proyeksi Mikro Pengembangan Tebu tahun 2015-2019

Indikator
Target per
Luas Areal Produksi Produktivitas
Target per Tahun Tahun
tanam (Ha) (ton) (Kg/Ha)
2015 484.000 2.972.000 6.140
2016 496.000 3.270.000 6.593
2017 504.000 3.500.000 6.944
2018 510.000 3.660.000 7.176
2019 517.000 3.820.000 7.389
Laju Pertumbuhan (%) 1,66 6,50 4,75

b) Peningkatan diversifikasi pangan berbasis komoditas


perkebunan
Bertujuan untuk menyediakan kuantitas dan kualitas pangan
pokok dengan berbagai jenis yang cukup sehingga
ketergantungan pada beras berkurang. Dilakukan dengan
cara penganekaragaman usaha pertanian dengan polikultur,
dilaksanakan dengan cara, sebagai berikut:
1) Diversifikasipertanian dengan pergantian jenis tanaman.
Diarahkan pada daerah penghasil pangan selain beras
seperti sagu di Papua, dll.
2) Diversifikasi pertanian dengan sistem tumpangsari.
Keuntungannya adalah membantu dalam menahan
serangan hama dan ikut menambah unsur hara.
3) Diversifikasi pertanian dengan menggunakan lahan
pertanian berbasis hutan.
Diversifikasi perkebunan mengandung arti:
1) Diversifikasi pangan yang dimaksud adalah

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 24


penge mbangan tanaman sagu dalam rangka
men subtitusi konsumsi beras menjadi konsumsi lain
selain beras untuk menjaga stabilitas pangan.
2) Diversifikasi pangan yang dimaksud adalah kegiatan
pelengkap dan pendukung kegiatan-kegiatan lain yang
benar-benar ditujukan sebagai bahan makanan pokok
untuk diversifikasi pangan seperti integrasi tan.
perkebunan - ternak (daging sebagai bahan pangan).
3) Diversifikasi pangan yang dimaksud adalah untuk
mendorong peningktan produksi, produktivitas dan luas
areal dari bahan makanan pokok yang ditujukan sebagai
diversifikasi pangan seperti:
 Pemanfaatan limbah tanaman kelapa sawit/kopi
sebagai bahan campuran pakan atau kandang ternak.
 Tumpang sari pada kegiatan ini mengandung arti
komoditi perkebunan berfungsi menjaga kestabilan
unsur hara.

Tabel 2. Kegiatan Ditjen. Perkebunan dalam mendukung


Peningkatan Diversifikasi Pangan untuk
Penganekaragaman Komoditi Pertanian

No Kegiatan Utama Kegiatan Diversifikasi

I. Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim


A. Pengembangan Sistem Pertanian 1. Pengembangan Sistem
berbasis tanaman semusim Pertanian terpadu tebu-ternak
II. Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
A. Pengembangan Sistem Pertanian 1. Integrasi kelapa sawit-ternak,
berbasis tanaman tahunan karet-ternak, kelapa-ternak, dll
beserta pengawalan dan
pendampingan
B. Pengembangan areal produktif 2. Penataan dan perluasan
tanaman sagu tanaman sagu beserta
pengawlan dan pendampingan

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 25


III Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tan. Rempah dan Penyegar
A. Pengembangan Sistem Pertanian 1. Integrasi tanaman rempah
berbasis tanaman Rempah dan penyegar-ternak (kopi-ternak,
Penyegar kakao-ternak dll)

c) Peningkatan komoditas perkebunan bernilai tambah dan


berorientasi ekspor dalam mewujudkan daya saing subsektor
perkebunan
Bertujuan meningkatkan dan memperkuat pengembangan
komoditas perkebunan berorientasi ekspor dan yang
berpotensi dan berprospek untuk pasar ekspor dan yang
mempunyai nilai tambah. Inti dari arah kebijakan adalah daya
saing yaitu bagaimana membuat, menciptakan dan
mengembangkan produk yang berorientasi ekspor yang
memiliki kualitas baik dengan harga bersaing tanpa
meninggalkan kelestarian lingkungan hidup. Kualitas produk
bersaing dapat dilihat dari penerapan standar kualitas tinggi
seperti sistem jaminan mutu budidaya, pascapanen dan
pengolahan (GAP, GHP, GMP dan SPS) serta sistem jaminan
produk (HACCP, keamanan pangan dll). Upaya peningkatan
nilai tambah komoditi perkebunan difokuskan pada hal yakni
1) peningkatan kualitas dan jumlah olahan produk
perkebunan untuk mendukung peningkatan daya saing
dipasar dalam negeri diukur dengan peningkatkan jumlah
produk yang bersertifikat mutu; 2) upaya pengembangan
produk yang punya daya saing di pasar internasional baik
segar maupun olahan, dengan catatan kebutuhan dalam
negeri sudah tercukupi. 12 komoditas andalan ekspor
perkebunan, berdasarkan kontribusinya tahun 2014 yaitu
kelapa sawit 78,59%, karet 9%, kelapa 5,87%, tebu 3,23%,
kopi 1,32%, kakao 1,14%, sedang sisanya 0,84% (teh, jambu
mete, kapas, tembakau, lada dan cengkeh).

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 26


Tabel 3. Aspek-aspek kebijakan tahun 2015-2019 dalam rangka
peningkatan nilai tambah dan komoditas yang
berorientasi ekspor dalam meningkatkan daya saing

No. Aspek-Aspek Kebijakan


1. Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas unggulan perkebunan
yang selama ini berkontribusi dalam penerimaan negara dari ekspor yaitu
kelapa sawit, karet, kelapa, tebu, kopi dan kakao.
2. Peningkatan produksi dan produktivitas melalui aspek penguatan
perbenihan, pemberdayaan dan pendekatan standar pelayanan minimum
(SPM) untuk komoditas unggulan perkebunan yang memiliki
prospek/potensi dalam meningkatkan ekspor perkebunan seperti teh, jambu
mete, kapas, tembakau, lada dan cengkeh.
3. Penerapan sistem budidaya, pascapanen, pengolahan komoditas perkebunan
yang baik (GAP, GHP, GMP dan SPS).
4. Pengembangan komoditas perkebunan yang berwawasan lingkungan.
5. Pengembangan pasar dengan pendekatan kerjasama di forum-forum
internasional, selain itu diperlukan pengayaan aspek promosi dan
membangkitkankesadaran dalam penggunaan produk-produk dalam negeri.
6. Upaya pengembangan inovasi dan adopsi teknologi yang terus mengarah
pada efisiensi industrialisasi perkebunan dan perdesaan.
7. Memperkuat industri hilir dg mendorong investasi di sub sektor perkebunan.
8. Memperkuat aspek kelembagaan petani/pekebun yang menunjang efisiensi
produksi dan kemitraan usaha.
9. Penghapusan ekonomi biaya tinggi dengan menghilangkan inefisiensi dalam
bidang pemasaran.
10. Pembangunan dan perbaikan sarana prasarana dan infrastruktur dalam
mendukung sistem budidaya, pascapanen, pengolahan dan pemasaran.
11. Perbaikan tata niaga untuk menekan biaya inefisiensi yang timbul, selain itu
diperlukan pengaturan bea masuk bagi produk-produk impor kedalam negeri
dan melalui kebijakan non tarif barrier.
12. Sinergitas kebijakan pusat (antar K/L)-daerah dalam penganggaran dan
dukungan regulasi yang kuat terkait ekspor impor.
13. Mempersiapkan kemampuan SDI dalam bekal kemampuan, keahlian,
kemandirian yang kuat di bidang pertanian dalam menghadapi globalisasi
(MEA).

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 27


d) Pemenuhan penyediaan bahan baku bio-energy dan
pengembangan pondasi sistem pertanian bio-industry
Pengembagan sistem pertanian bio-industry mengarah pada
sistem pertanian masa depan seperti yang tercantum dalam
dokumen Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2013-
2045. Dalam strategi ini pengembangan komoditas perkebunan
sebagai sumber energi secara terintegrasi yang
menghubungkan kegiatan on-farm dan pengolahan dalam
satu wilayah (hulu-hilir), terintegrasi dalam sebuah rantai nilai,
pendekatran zero wastemanagement dan dalam penyediaan
bahan baku perlu dukungan sektor lain. Pengembangan BBN
(bio-energy) merupakan upaya perspektif dalam rangka
kemandirian bahan bakar cair yaitu penyandingan serasi BBN
dengan BBM yang berbasis bahan baku lokal terbarukan.
Berdasarkan Perpres no. 5/2006 tentang Kajian Energi
Nasional bahwa sasaran kebijakan energi nasional melalui
bahan bakar nabati (biofuel) adalah terwujudnya energi
(primer) mix yang optimal pada tahun 2025 menjadi lebih dari
5%, kebijakan ini diperkuat dengan Inpres no/2006 tentang
Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (biofuel)
sebagai Bahan Bakar Lain. Meneteri Pertanian dalam Inpres
tersebut mendapat mandat untuk:
1) Mendorong penyediaan tanaman bahan abakar nabati
(biofuel) termasuk benih dan bibitnya.
2) Melakukan penyuluhan pengembangan tanaman bahan
bakau bahan bakar nabati (biofuel).
3) Memfasilitasi penyeediaan benih dan bibit tanaman
bahan baku bahan bakar nabati (biofuel).
4) Mengintegrasikan kegiatan pengembangan dan kegiatan
pascapnen tanaman bahan baju bahan bakar nabati
(biofuel).

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 28


Amanat NAWACITA untuk berdikari secara ekonomi antara
lain dal am hal merelokasi sebagian subsidi BBM ke
penyediaan biofuel dan menyusun strategi cerdas energi
baru terbarukan. Komoditas perkebuan yang cukup siap
dalam penyediaan benih, budidaya, produksi, produktivitas,
pananganan pasca panen dan pasar adalah kelapa sawit
(CPO) sebagai bahan baku bahan bakar nabati (biofuel)
sesuai mandatori BBN tahun 2020 sebesar 30% (B30).
Sedang komoditas lain yang memiliki potensi adalah kelapa,
kemiri sunan, dan jarak pagar namun terdapat kendala
dilapangan yaitu kurang memiliki aspek ekonomis untuk
dibudidayakan, ketersediaan lahan, tanaman tua dan
dihilirnya untuk dijadikan sumber BBN memerlukan waktu,
tenaga dan anggaran yang cukup besar. Faktor varietas yang
menghasilkan rendemen dan produktivitas tinggi sebagai
sumber BBN belum dikaji dari sisi efektivitas dan efisiensi
ekonomi. Komoditas perkebunan lain yang dicanangkan
untuk pengembangan BBN sebagai sumebr bio-ethanol
adalah tebu, aren dan sagu sesuai mandatori BBN tahun
2010 sebesar 20%.

Tabel 4. Aspek-aspek kebijakan tahun 2015-2019 dalam rangka


pemenuhan penyediaan bahan baku bio-energy dan
pengembangan pondasi sistem pertanian bio-industry

No. Aspek-Aspek Kebijakan

1. Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas kelapa sawit (dalam bentuk


CPO dan minyak sawit lainnya) sebagai penghasil bio-fuel melalui kegiatan-
kegiatan 4-ASI, perlindungan perkebunan, pascapnen, dan pemebrdayaan. .
2. Peningkatan produksi dan produktivitas kemiri sunan melalui aspek penguatan
perbenihan, pemberdayaan dan pendekatan standar pelayanan minimum (SPM).

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 29


Selain itu dikembangkan juga komoditas penghasil bio-fuel seperti kelapa dll
serta komoditas penghasil bio-ethanol seperti tebu, sagu, dll.
3. Kegiatan pengemabangan integrasi tanaman perkebunan dan ternak yang
merupakan basis pendekatan pertanian bio-industry.
4. Inisiasi pemanfaatan biomassa perkebunan dari sampah/sisa tanamn perkebunan
(pelepah dan daun) sebagi sumber pakan ternak dan sumber energi (biogas dan
pupuk organik) dari feses/urine ternak setelah mengkonsumsi biomassa pakan
tersebut (zero waste management).
5. Upaya melakukan perluasan areal, rehabilitasi/peremajaan, dibersifikasi,
pengembangan model serta pembangunan dan pemeliharaan kebun sumber
bahan tanam (KI dan KE)
6. Menemukembangkan komoditas-komoditas perkebunan lainnya yang spesifik
lokasi sebbagai sumber BBN dan kegiatan bio-industry.
7. Penerapan sistem budidaya, pascapnen, pengolahan komoditas perkebunan yang
baik (GAP, GHP, GMP dan SPS).
8. Upaya pengembangan inovasi dan adopsi teknologi yang terus mengarah dalam
menemukan VUB yang berproduktivitas tinggi dan menghasilkan rendemen
yinggi sebagai sumber bio-energy serta analisis ekonomi skala petani/pekebun.
9. Pengembagan komoditas perkebunan sumber BBN dan bio-industry yang
berwawasan lingkungan.
10. Pembangunan/perbaikan unit pengolahan hasil, sarana prasarana dan
infrastruktur pendukung sistem budidaya, pascapnen, pengolahan, dan
pemasaran BBN dan bio-industry.
11. Memperkuat aspek kelembagaan petani/pekebun yang menunjang efisiensi
produksi dan kemitraan usaha untuk pengembangan BBN dan bio-industry.
12. Mendorong investasi untuk pengembangan BBN dan bio-industry.
13. Sosialisasi, koordinasi, pengawalan, pendampingan, pembinaan dan edukasi
kepada masyarakat dalam mengembangkan dan menggunakan BBN.
14. Penciptaan pasar domestik dan stabilitas harga yan didukung dengan
mengoptimalkan diversifikasi sumber BBN.
15. Penyusunan peta jalan/masterplan/roadmap pengembangan komoditas
perkebinan sumber BBN dan bio-industry.
16. Sinergitas kebijakan pusat (antar K/L) - daerah dalam penganggaran dan
dukungan regulasi yang kuat terkait pengembangan komoditas perkebunan
sumber BBN dan bio-industry.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 30


e) Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah
Dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas tata kelola
pemerintahan yang baik dalam memberikan kontribusi yang
optimal untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan
peningkatan daya saing nasional/internasional. Tata kelola
adalah peningkatan integritas, akuntabilitas, efektivitas dan
efisiensi birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pelayan publik.

Tabel 5. Aspek-aspek kebijakan tahun 2015-2019 dalam rangka


akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik

No. Aspek-Aspek Kebijakan


1. Peningkatan produksi akuntabilitas kinerja Ditjen. Perkebunan
melalui aspek perencanaan kinerja (penyusunan renstra,
perjanjian kinerja/PK dan rencana kinerja tahunan/RKT),
pengukuran kinerja (penetapan IKP/IKU dan IKK), pengelolaan
data kinerja, pelaporan kinerja (penyusunan laporan
kinerja/Lakin/Lakip), evaluasi kinerja (reviu terhadap kinerja oleh
APIP) dan capian kinerja (realisasi kinerja fisik dan keuangan).
2. Pemberian pelayanan yang prima dan berkualitas kepada
masyarakat/publik secara konsisten dan berkelanjutan melalui
pendekatan kebijakan 1 pintu dan 1 atap dalam bidang
pengembangan perkebunan, pelayanan data dan informasi
serta dukungan manajemen dan teknis lainnya lingkup Ditjen.
Perkebunan (perencanaan, keuangan dan perlengkapan, umum
serta evaluasi dan layanan rekomendasi). Selain itu juga
dengan mendorong inovasi pelayan publik, peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik serta penguatan
kapasitas dan efektivitas pengawasan pelayanan publik.
3. Peningkatan penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan
bebas KKN dengan menerpakan sistem keterbukaan dan
akuntabilitas informasi publik (semangat WBK)

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 31


4. Pembinaan pegawai dalam penerapan prinsip tatanan
penge lolaan manajemen keterbukaan, akuntablitas, efektivitas
dan efisiensi, supremasi hukum, keadilan dan partisipasi.
5. Melakukan koordinasi lintas sektoral dan bimbingan teknis
terkait tata kelola kepemerintahan yang baik, reformasi birokrasi,
pelayan prima dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
seperti dengan KemenpanRB dll.

f) Peningkatan pendapatan keluarga pekebun


Kebijakan ini merupakan resultan dari pencapaian semua
sasaran strategis. Prasyarat tercapainya peningkatan
pendapatan keluarga pekebun, diantaranya:
1) peningkatan produksi dan produktivitas usaha tani
pekebun dengan luas kepemilikan lahan yang terbatas
melalui penerapan budidaya yang baik.
2) adanya jaminan harga yang bersaing dalam kerangka
supply demand.
3) pekebun mampu meningkatkan niali tamabh terhadap
usaha agribisnis perkebunan.
4) tersedianya jaminan pasar.
5) konektivitas terhadap ketersediaan infrastruktur.
6) aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan.
7) penanganan adaptasi, mitigasi dampak perubahan iklim,
bencana alam dan perlindungan perkebunan.
8) adopsi inovasi teknologi dan informasi yang tinggi.
9) dukungan ketersediaan benih, alsintan & sarana
produksi lainnya.
10) dukungan kegiatan penyuluhan, pelatihan dan
pemberdayaan.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 32


2.2.2. Sasaran Makro Pembangunan Perkebunan

Dimensi pembangunan sektor unggulan terkait kedaulatan pangan


menjadi strategi Ditjen. Perkebunan. Proyeksi makro pembagunan
perkebunan tahun 2015-2019 dalam renstra Ditjen. Perkebunan:

Tabel 6. Proyeksi Makro Pembangunan Perkebunan tahun 2015-2019


Target per Tahun Laju
No Indikator Pertumbuhan
2015 2016 2017 2018 2019 (%)

1. Pertumbuhan PDB (%) 5,43 4,85 5,15 5,02 4,90 5,07

2. Neraca Perdagangan (juta US$) 32.727 36.146 39.914 44.067 48.643 10,42

3. Niali Ekspor (juta US$) 35.656 39.221 43.143 47.457 52.203 10,00

2.2.3. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

Perumusan agenda prioritas NAWACITA yang menjadi tupoksi Ditjen.


Perkebunan adalah mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik melalui
peningkatan kedaulatan pangan dengan sasaran produksi ula tahun
2019 mencapai 3,8 ton. Selain itu agenda prioritas terkait akslerasi
pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan agroindustri
berbasis komoditas perkebunan untuk komoditas kelapa sawit
sebesar 36,42 juta ton CPO di tahun 2019; karet 3,81 juta ton
(kering); kakao 961 ribu ton biji kering; teh 162,7 ribu ton daun kering;
kopi 778 ribu ton kopi berasan; kelapa 3,49 juta ton setara kopra.
Mendukung pencapaian sasaran strategis Kementerian Pertanian
2015-2019, Ditjen. Perkebunan menetapkan sasaran strategisnya
yang difokuskan pada peningkatan produksi dan produktivitas 16
komoditas strategis yang menjadi unggulan nasional perkebunan,
proyeksi luas tanam, produksi dan produktivitas 2015-2019 sebagai
berikut:

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 33


Tabel 7. Proyeksi Luas Tanaman Menghasilkan/TM (hektar) Komoditas
Perkebunan tahun 2015-2019

Proyeksi Luas Tanaman Menghasilkan/TM (hektar) per Tahun Laju


No Indikator Pertumbuhan
2015 2016 2017 2018 2019 (%)

1. Tebu 484.000 496.000 504.000 510.000 517.000 1,66

2. Kelapa Sawit 7.717.000 7.728.000 7.799.000 7.930.000 8.121.000 1,29

3. Karet 3.055.000 3.106.000 3.156.000 3.206.000 3.257.000 1,61

4. Kelapa 2.653.000 2.662.000 2.673.000 2.684.000 2.696.000 0,40

5. Kakao 1.180.000 1.208.000 1.238.000 1.267.000 1.278.000 2,02

6. Kopi 966.000 972.000 981.000 991.000 1.006.000 1,02

7. Teh 121.900 122.400 122.500 122.900 123.100 0,25

8. Lada 116.500 117.000 117.600 118.000 118.700 0,47

9. Cengkeh 309.000 310.000 312.000 316.000 320.000 0,88

10. Pala 150.000 157.000 164.000 171.000 178.000 4,37

11. Jambu Mete 334.900 335.000 341.000 344.000 347.000 0,89

12. Nilam 31.900 32.200 32.400 32.600 32.800 0,70

13. Kapas 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 0,00

14. Tembakau 274.000 279.000 285.000 291.000 296.000 1,95

15. Kemiri Sunan 25 25 25 25 25 0,00

16. Sagu 1.400 1.400 1.400 1.400 1.400 0,00

Tabel 8. Proyeksi Produksi (ton) Komoditas Perkebunan tahun 2015-2019


Proyeksi Produksi (ton) per Tahun Laju
No Indikator Pertumbuhan
2015 2016 2017 2018 2019 (%)

1. Tebu 2.972.000 3.270.000 3.500.000 3.660.000 3.820.000 6,50

2. Kelapa Sawit (CPO) 30.798.000 30.845.000 32.657.000 34.515.000 36.420.000 4,31

3. Karet 3.320.000 3.438.000 3.559.000 3.683.000 3.810.000 3,50


(karet kering)

4. Kelapa 3.309.000 3.355.000 3.401.000 3.446.000 3.491.000 1,35


(kopra)

5. Kakao 773.000 831.000 872.000 916.000 961.000 5,60


(biji kering)

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 34


6. Kopi 725.000 738.000 751.000 765.000 778.000 1,78
(berasan)

7. Teh 159.600 160.400 161.200 162.000 162.700 0,48


(daun kering)

8. Lada 93.000 94.100 95.100 96.200 97.300 1,14


(kering)

9. Cengkeh 112.600 114.700 116.800 119.000 121.200 1,86


(bunga kering)

10. Pala 27.700 29.000 30.400 31.800 33.400 4,79


(biji kering)

11. Jambu Mete 123.630 123.650 126.600 129.600 132.700 1,79


(gelondong kering)

12. Nilam 2.750 2.760 2.780 2.810 2.840 0,81


(minyak nilam)

13. Kapas 1.850 1.930 2.000 2.090 2.170 4,07


(serat berbiji)

14. Tembakau 279.600 298.800 319.400 341.500 365.100 6,90


(daun kering)

Tabel 9. Proyeksi Produktivitas (kg/ha) Komoditas Perkebunan tahun 2015-


2019
Proyeksi Produksi (ton) per Tahun Laju
No Indikator Pertumbuhan
2015 2016 2017 2018 2019
(%)

1. Tebu 6.140 6.593 6.944 7.176 7.389 4,75

2. Kelapa Sawit 3.991 3.991 4.187 4.352 4.485 2,98

3. Karet 1.087 1.107 1.128 1.149 1.170 1,86

4. Kelapa 1.247 1.260 1.272 1.284 1.295 0,94

5. Kakao 655 688 704 723 752 3,51

6. Kopi 751 759 766 772 773 0,75

7. Teh 1.309 1.310 1.316 1.318 1.322 0,24

8. Lada 798 804 809 815 820 0,66

9. Cengkeh 364 370 374 377 379 0,97

10. Pala 185 185 185 186 188 0,40

11. Jambu Mete 369 369 371 377 382 0,89

12. Nilam 86 86 86 86 87 0,11

13. Kapas 264 276 286 299 310 4,07

14. Tembakau 1.020 1.071 1.121 1.174 1.233 4,85

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 35


Proyeksi-proyeksi terseb ut didasarkan atas kebijakan Ditjen. Perkebunan
dalam menggarap sentra -sentra produksi komoditas perkebunan tahun 2015-
2019, seperti: 1) intensifikasi tanaman kelapa sawit, kakao, kkopi, lada,
cengkeh, pala dan teh; 2) penggunaan benih unggul bermutu, bersertifkat serta
demplot peremajaan pada kelapa sawit; 3) bongkar/rawat ratoon dan penataan
varietas pada tanaman tebu; 4) peremajaan pada karet, kelapa, jambu mete,
kopi, pala, dan kakao; 5) rehabilitasi pada kelapa, jambu mete, kopi, teh,
kakao, lada, pala dan cengkeh; 6) penanaman kapas dan tembakau; 7)
penataan tanaman sagu; 8) pengendalian OPT dan SL-PHT; 9) pemberdayaan
petani yanhg secara tidak langsung membina petani untuk secara swadaya
mengimplementasikan teknik-teknik budidaya tanaman yang benar untuk
meningkatkan produktivitas tanaman.

2.3. Strategi Pembangunan Perkebunan

Strategi pembangunan perkebunan selama 5 tahun (2015-2019) dapat dibagi


menjadi strategi umum dan strategi khusus. Sebagai penjelasan strategi umum
dirumuskan dalam rangka mendukung program Ditjen. Perkebunan yaitu
peningakatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan berkelanjutan.
Strategi khusus adalah srtegi pembangunan yang dirumuskan dalam
mendukung pencapaian 6 sasaran strategis yaitu 1) pemenuhan penyediaan
bahan baku tebu dalam rangka meningkatka produksi gula nasional; 2)
peningkatan diversifikasi; 3) peningkatan komoditas perkebunan bernilai
tambah dan verorientasi ekspor dalam mewujudkan daya sasing; 4)
pemenuhan penyediaan bahan baku bio-energy dan pengembangan fondasi
sistem pertanian bio-industry; 5) akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang
baik; 6) peningkatan pendapatan keluarga pekebun.

2.5.1. Strategi Umum


1) Strategi pengembangan komoditas strategis
2) Strategi pengembangan kawasan berbasis komoditas perkebunan

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 36


unggulan nasional
3) Strategi pengembangan sumber daya insani perkebunan (SDI)
4) Strategi penguatan kelembagaan pekebun dan kemitraan usaha
perkebunan
5) Strategi pengembangan dan penguatan sistem pembiayaan
perkebunan
6) Strategi pengembangan sarana prasarana dan infrastruktur
pendukung usaha perkebunan
7) Strategi perlindungan, pelestarian, pemanfaatan dan pengelolaan
lingkungan hidup
8) Strategi peningkatan upaya adaptasi, mitigasi bencana, perubahan
iklim dan perlindungan perkebunan
9) Strategi dukungan pengelolaaan danpelaksanaan program tematik
pembangunan perkebunan
10) Strategi penguatan tata kelola kepemerintahan yang baik dan
reformasi birokrasi sebagai dasar pelayanan
3.5.1. Strategi Khusus

1) Strategi pemenuhan penyediaan bahan baku tebu dalam rangka


peningkatan produksi gula nasional
2) Strategi peningkatan diversifikasi pangan berbasis komoditas
perkebunan
3) Strategi peningkatan komoditas perkebunan bernilai tambah dan
verorientasi ekspor dalam mewujudkan daya asing komoditas
perkebunan
4) Strategi pemenuhan penyediaan bahan baku bio-energy dan
pengembangan fondasi sistem pertanian bio-industry
5) Strategi akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik
6) Strategi peningkatan pendapatan keluarga pekebun.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 37


2.4. Program Direktorat Jen deral Perkebunan

Pembangunan perkebunan saat ini dan dimasa yang akan datang menghadapi
tantangan yang cukup berat baik dalam tataran liberalisasi perdagangan global
maupun lingkup regional, terutama setelah memasuki era AEC (Asean
Economic Community). Agar perkebunan Indonesia tetap eksis dan dapat
memanfaatkan peluang pasar bebas Asean ini adalah bagaimana strategi yang
tepat dalam pengembangan komoditas perkebunan berkelanjutan, berdaya
saing dalam kuantitas dan kualitas namun tetap ramah lingkungan sehingga
bisa diterima pasar Eropa/Amerika Utara, serta memecahkan masalah
pengangguran dan kemiskinan melalui perkebunan.

Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat edaran


bersama Menteri Keuangan Nomor: SE-1848/MK/2009 dan Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor: 0142/M.PPN/06/2009
tanggal 19 Juni 2009, setiap unit Eselon I mempunyai satu program yang
mencerminkan nama Eselon I yang bersangkutan dan setiap unit Eselon II
hanya mempunyai dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan.
Dengan demikian indikator kinerja unit Eselon I adalah outcomedan
indikator kinerja unit Eselon II adalah output.

Berdasarkan Perpres no. 45/2015 tentang Kementerian Pertanian, bagian


keenam pasal 18 "Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
peningkatan produksi tebu, dan tanaman perkebunan lainnya", sedang pasal
19 menyebutkan Ditjen. Perkebuan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan, penyelenggaraan
budidaya, peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil
produksi tebu dan tanaman perkebunan lainnya, pengembangan bahan
baku bio energi, pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan, serta
pengendalian hama penyakit dan perlindungan perkebunan;

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 38


b. pelaksanaan kebij akan di bidang penyediaan perbenihan,
penyelenggaraan bu didaya, peningkatan pascapanen, pengolahan, dan
pemasaran hasil produksi tebu dan tanaman perkebunan lainnya,
pengembangan bahan baku bio energi, pembinaan usaha
perkebunanberkelanjutan, serta pengendalian hama penyakit dan
perlindungan perkebunan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan
pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi tebu dan
tanaman perkebunan lainnya, pengembangan bahan baku bio
energi, pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan, serta pengendalian
hama penyakit dan perlindunganperkebunan;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyediaan
perbenihan, penyelenggaraan budi daya, peningkatan pascapanen,
pengolahan, dan pemasaran hasil produksi tebu dan tanaman
perkebunan lainnya, pengembangan bahan baku bio energi, pembinaan
usaha perkebunan berkelanjutan, serta pengendalian hama penyakit
dan perlindungan perkebunan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyediaan
perbenihan, penyelenggaraan budi daya, peningkatan pascapanen,
pengolahan, dan pemasaran hasil produksi tebu dan tanaman
perkebunan lainnya, pengembangan bahan baku bio energi, pembinaan
usaha perkebunan berkelanjutan, serta pengendalian hama penyakit
dan perlindungan perkebunan;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri

Sesuai potensi, permasalahan, peluang dan tantangan pembangunan


perkebunan bahwa program pembangunan perkebinan tahun 2015-2019
adalah "peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan
berkelanjutan" . Terdapat 2 indikator kinerja program (IKP) yaitu: 1) laju

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 39


peningkatan produksi te bu; 2) laju peningkatan produksi tanaman unggulan
perkebunan lainnya.

Tabel 10. Indikator Kinerja Program (IKP) Peningaktan Produksi dan


Produktivitas Tan. Perkebunan Berkelanjutan Tahun 2015-2019
Target IKP per Tahun
No Indikator Rata-Rata
2015 2016 2017 2018 2019

Laju Peningkatan Produksi Tanaman 12,91 10,03 7,03 4,57 4,37 7,78
1.
Tebu (%)

Laju Peningkatan Produksi Tanam an 16,35 2,45 2,90 2,89 2,86 5,49
2.
Unggulan Perkebunan Lainnya (%)

Untuk mencapai proyeksi tersebut maka dalam program pembangunan


perkebunan diarahkan pada kegiatan rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi
dan diversifikasi yang didukung dengan penyediaan benih unggul bermutu,
pemberdayaan petani dan penguatan kelembagaan,
pembangunan/pemeliharaan kebun benih, penanganan pasca panen,
pembinaan usaha dan perlindungan perkebunan serta pemberian pelayanan
berkualitas.

2.5. Implementasi Agenda Prioritas NAWACITA 2015-2019

Ditjen. Perkebunan mempunyai tanggung jawab dalam implentasi agenda


prioritas NAWACITA pada pencapaian sasaran pokok sub agenda prioritas
peningkatan kedaulatan pangan dan peningkatan agroindustri.
Tabel 11. Implementasi Agenda Prioritas NAWACITA Direktorat Jenderal
Perkebunan 2015-2019

NO KEGIATAN PRIORITAS PENANGGUNG JAWAB

1. Perluasan areal pertanian lahan kering 1 juta Ditjen. Perkebunan dan Ditjen
hektar di luar Jawa (perkebunan 150.000 hektar) terkait komoditas lainnya.
2. Pengendalian impor pangan Ditjen. Perkebunan, Setjen/Ditjen
terkait komoditas lainnya dan lintas
sektoral.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 40


3. Reforma agraria 9 juta hektar Ditjen. Perkebunan, Setjen/Ditjen
terkait komoditas lainnya, Ditjen
PSP dan lintas sektoral.
4. Pengembangan 1.000 Desa Pertanian Organik Ditjen. Perkebunan dan Ditjen
(perkebunan 150 Desa Pertanian Organik) terkait komoditas lainnya.
5. Pengembangan areal pertanian melalui Ditjen. Perkebunan, Ditjen terkait
pemanfaatan lahan bekas tambang komoditas lainnya, Ditjen PSP dan
lintas sektoral.
6. Pengembangan food estate di Kalimantan Barat, Ditjen. Perkebunan dan Ditjen
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan terkait komoditas lainnya.
Kepulauan Aru
7. Pengembangan Kelapa Sawit di wilayah Ditjen. Perkebunan
perbatasan di Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur (1 juta hektar)
8. Pengembangan Tebu dan Pembangunan Pabrik Ditjen. Perkebunan
Gula di luar Jawa (Sulawesi, NTB, dll)
(perluasan 500.000 hektar di Sultra,
membangun/rehabilitasi 10 PG baru di luar
jawa)
9. Peningkatan produksi dan ketersediaan beras, Ditjen. Perkebunan dan Ditjen
jagung, kedelai, tebu, cabai dan bawang merah terkait komoditas lainnya.
10. Integrasi tanaman dengan ternak sapi di lahan Ditjen. Perkebunan, Ditjen terkait
perkebunan Kelapa Sawit, tanaman pangan dan komoditas lainnya dan lintas
di kawasan hutan (di lahan TM Kelapa Sawit sektoral.
@20%-sapi/ jagung/kedelai)

Dari agenda NAWACITA yang menjadi tanggung jawab Ditjen. Perkebunan,


sebagaiman tercantum dalam tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Perluasan areal perkebunan 150.000 hektar di lahan kering
Pengembangan komoditas cengkeh, kakao, kopi, lada, pala, tebu, jambu
mete, karet, kelapa, kelapa sawit dan kemiri sunan dilahan-lahan bukaan
baru yang sesuai dengan agrosistemnya dan dilahan-lahan sub optimal di
33 provinsi.
2) Pengembangan 150 Desa Pertanian Organik Berbasis Komoditas
Perkebunan

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 41


Merupakan kegiatan y ang menjadi tanggung jawab Direktorat Perlindungan
dengan target terca painya 150 desa pertanian organik yang berbasil
tersertifikasi sampai denga tahun 2019 oleh Lembaga Sertifikasi Organik
yang terakreditasi. Mulai tahun 2016 sebagai tahap awal dengan
melakukan pembinaan pada kelompok tani tentang bagaimana melakukan
budidaya tanaman perkebunan organik saampai denga fasilitasi sertifikasi
organik berbasis kelompok tani pada lahan perkebunan tertentu.

Ruang lingkup kegiatan pengembangan pertanian organik sebagai berikut:


• Penerapan budidaya tanaman secara organik dengan memenuhi azas
keberlanjutan dan GAP organik.
• Penggunaan input budidaya secara organik (bantuan benih,
sarana/simber air dan sarana produksi organik lainnya seperti pupuk,
pestisida dll) dan tanpa penggunaan sarana input sintesis serta adanya
siklus pengolahan limbah kebun sesuai prinsip zero waste
management.
• Sistem manajemen budidaya organik dengan memenuhi syarat ramah
lingkungan.
• Pengembangan sumber daya manusia (petani dan petugas) dalam
memahami konsep pertanian organik.
• Pengawalan, pendampingan dan pembinaan monitoring pertanian
organik.
• Petunjuk kerja perkebunan berbasis pertanian organik melalui
penerapan penggunaan lahan terkonversi baik tanman tahunan
maupun semusim
• Sertifikasi produk perkebunan organik.
3) Pengembangan food estate
Bertujuan untuk menciptakan pusat-pusat pertumbuhan/sentra pangan
berbasis komoditas pertanian dalam rangka mewujudkan kedaulatan
pangan. Pengembangan food estate dilaksanakan di daerah yang belum
dapat dikategorikan sebagai daerah lumbung pangan dan belum mandiri

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 42


dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Pelaksanaan food estate
bersamaan dengan kegiatan pengembangan 1 juta hektar kawasan
pangan Merauke dan rice estate di Kalimantan Barat 120.000 hektar,
Kalimantan Tengah 180.000 hektar, Kalimantan Utara 10.000 hektar dan
Maluku 190.000 hektar. Fasilitasi dukungan dalam bentuk kegiatan yang
dapat memacu/mendorong peningkatan produksi dan produktivitas, pasca
penen dan perlindungan perkebunan.
4) Pengembangan Kelapa Sawit di Wilayah Perbatasan
Sasaran kegaiatan adalah pengembangan diareal eksisting dan perluassan
areal 1 juta hektar di perbatsan negara di Kalimantan Barat/Timur/Utara
melalui pola PIR (perkebunan inti rakyat). Sehingga dapat menarik minat
investor untuk menanam modal didaerah perbatasan. Kegiatan
pengembangan ini perlu memperhatikan masalah ketersediaan lahan dan
tenaga kerja, ketersediaan sarana prasarana dan infrastruktur, kesiapan
daerah dalam melaksanakan pola PIR, dukungan BUMN dan instansi
terkait lainnya serta sinergitas RTRW nasional.
5) Pengembangan tebu dan inisiasi pembangunan pabrik gula baru
Dimaksudkan untuk mendukung pemenuhan bahan baku dalam
peningkatan produksi gula nasional 3,82 juta ton pada tahun 2019
(pemenuhan gulka kristal putih/GKP) melalui perluasan areal tebu 500.000
hektar di Sulawesi Tenggara, sedang inisiasi pembangunan PG baru
dilakukan dengan merekomendasikan Kementerian/Lembaga terkait
(BUMN, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan) dalam hal
pemanfaatan lahan pengemabnagan tebu yang belum dilengkapi PG
dengan target membangun/rehabilitasi 10 PG di Jawa dan luar Jawa.
6) Integrasi tanaman perkebunan dengan ternak sapi di lahan perkebunan
kelapa sawit dan integrasi tanaman pangan di lahan perkebunan kelapa
sawit
Bertujuan untuk: 1) mendukung swasembada daging dan pengembangan
sapi berkelanjutan; 2) peningkatan produktivitas usaha tani kelapa sawit
melalui pemanfaatan kotoran padat dan cair ternak sapi sebagai pupuk

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 43


organik; 3) menduku ng pemenuhan energi dalam bentuk biogas pada
wilayah perkebunan k elapa sawit.
Fasilitas yang diberikan berupa bantuan:
• Integrasi tanaman-ternak yaitu bibit ternak sapi, kandang, padang
penggembalaan, alat pengolah hasil samping kelapa sawit, alat
pengolah limbah ternak dan pendampingan oleh tenaga pendamping
dan tenaga ahli.
• Integrasi tanaman pangan di lahan perkebunan kelapa sawit yaitu
memberikan insentif dan kemudahan lain kepada perusahaan kelapa
sawit swasta yang melakukan pengembangan tanaman jagung dan
kedelai pada lahan tanaman sawit yang belum menghasilkan secara
penuh dan pengembangan integrasi sawit-sapi seluas 10% dari areal
kebun kelapa sawit yang sudah menghasilkan.

2.6. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan

Sebagai penjabarab dari program terdapat 9 sembilan kegiatan utama yang


melekat pada 9 eselon II Ditjen. Perkebunan sesuai dengan Permentan no.
61/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, yaitu:
1) Direktorat Tanaman Semusim, kegiatan: peningkatan produksi dan
produktivitas tanaman semusim. Prioritas pengembangan pada 4
komoditas unggulan tanaman semusim yaitu tebu, kapas, tembakau dan
nilam. Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pengembangan areal produktif tanaman tebu.
b. Pengembangan areal produktif tanaman semusim lainnya (kapas,
tembakau dan nilam).
c. Perluasan areal tanaman tebu di lahan kering.
d. Koordinasi pelaksanaan pengembangan tanaman semusim.

Tabel 12. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Peningaktan Produksi dan


Produktivitas Tanaman Semusim Tahun 2015-2019

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 44


Target IKK per Tahun
No Indikator
2015 2016 2017 2018 2019

1. Pengembangan areal produktif 66.713 42.568 42.568 42.568 42.568


tanaman tebu (hektar)

2. Pengembangan areal produktif 8.435 2.446 2.446 2.446 2.446


tanaman semusim lainnya
(hektar)

3. Perluasan areal tanaman tebu di - 14.009 14.009 14.009 14.009


lahan kering (hektar)

4. Koordinasi pelaksanaan 23 75 75 75 75
pengembangan tanaman
semusim (dokumen)

2) Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, kegiatan: peningkatan


produksi dan produktivitas tanaman rempah dan penyegar.

Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar melaksanakan fungsi dalam


meningkatan produksi dan produktivitas tanaman rempah dan penyegar
melalui penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma. Prioritas pengembangan pada 4 komoditas unggulan tanaman
rempah dan penyegar yaitu kakao, kopi, lada, teh, cengkeh dan pala.
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pengembangan areal produktif tanaman kakao
b. Pengembangan areal produktif tanaman kopi
c. Pengembangan areal produktif tanaman teh
d. Pengembangan areal produktif tanaman lada
e. Pengembangan areal produktif tanaman cengkeh
f. Pengembangan areal produktif tanaman pala
g. Perluasan areal tanaman rempah dan penyegar di lahan kering (kakao,
kopi, teh, lada, cengkeh dan pala)
h. Pengembangan kebun sumber benih tanaman rempah dan penyegar
i. Pemberdayaan pekebun tanaman rempah dan penyegar

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 45


j. Pengembangan sistem pertanian berbasis tanaman rempah dan
penyegar
k. Koordinasi pelaksanaan pengembangan tanaman rempah dan
penyegar

Tabel 13. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Peningkatan Produksi dan


Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2015-
2019

Target IKK per Tahun


No Indikator
2015 2016 2017 2018 2019

1. Pengembangan areal 184.910 91.150 91.150 91.150 91.150


produktif tan. kakao (hektar)

2. Pengembangan areal 34.150 16.010 16.010 16.010 16.010


produktif tan. kopi (hektar)

3. Pengembangan areal 3.215 3.100 3.100 3.100 3.100


produktif tan. teh (hektar)

4. Pengembangan areal 10.580 5.500 5.500 5.500 5.500


produktif tanaman lada
(hektar)

5. Pengembangan areal 9.770 5.400 5.400 5.400 5.400


produktif tan. cengkeh
(hektar)

6. Pengembangan areal 10.775 3.100 3.100 3.100 3.100


produktif tan. pala (hektar)

7. Perluasan areal tanaman - 8.825 8.825 8.825 8.825


rempah dan penyegar di
lahan kering (hektar)

8. Pengembangan kebun 101 100 100 100 100


sumber benih tan. rempah
dan penyegar (hektar)

9. Pemberdayaan pekebun tan. 27.940 8.095 8.095 8.095 8.095


rempah dan penyegar

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 46


(orang)

10. Pengembangan sistem - 9 9 9 9


pertanian berbasis tanaman
rempah dan penyegar (KT)

11. Koordinasi pelaksanaan 21 192 192 192 192


pengembangan tanaman
rempah dan penyegar (dok)

3) Direktorat Tanaman Tahunan, kegiatan: peningkatan produksi dan


produktivitas tanaman tahunan.
4) Direktorat Pasca Panen dan Pembinaan Usaha, kegiatan: dukungan pasca
panen dan pembinaan usaha.
5) Direktorat Perlindungan Perkebunan, kegiatan: dukungan perlindungan
perkebunan.
6) Sekretariat Ditjen. Perkebunan, kegiatan: dukungan manajemen dan
dukungan teknis lainnya.
7) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP)
Medan, kegiatan: dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih serta
penyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan.
8) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP)
Surabaya, kegiatan: dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih
serta penyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan.
9) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP)
Ambon, kegiatan: dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih serta
penyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan.

2.6.1. Komoditas Unggulan Nasional Perkebunan Tahun 2015-2019

Perencanaan pembangunan perkebunan dengan pendekatan komoditas


unggulan menekankan motor penggerak pembangunan suatu daerah
pada komoditas kopi, pala, lada, kakao, kelapa, jambu mete atau lainnya
yang eksisting telah dikembangkan dalam skala kelompok tani yang

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 47


dinilai bisa menj adi unggulan baik di tingkat domestik maupun
internasional. Pene ntuan komoditas unggulan merupakan langkah awal
menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi
untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi
globalisasi perdagangan. Ada beberapa kriteria mengenai komoditas
unggulan, diantaranya:
1). Komoditas unggulan harus mampu menjadi penggerak utama
pembangunan perekonomian yaitu dapat memberikan kontribusi
yang signifikan baik pada peningkatan produksi, pendapatan
maupun pengeluaran;
2). Komoditas unggulan mempunyai keterkaitan ke depan dan ke
belakang yang kuatbaik sesama komoditas unggulan maupun
komoditas-komoditas lainnya;
3). Komoditas unggulan mampu bersaing dengan produk sejenis dari
wilayah lain di pasar nasional maupun internasional baik dalam
harga produk, biaya produksi, kualitas pelayanan maupun aspek-
aspek lainnya;
4). Komoditas unggulan di suatu daerah memeiliki keterkaitan dengan
daerah lain baik dalam hal pasar maupun pasokan bahan baku;
5). Komoditas unguulan mampu menyerap tenaga kerja berkualitas
secara optimal sesuai dengan skala produksinya;
6). Komoditas unggulan bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu,
mulai dari fase kelahiran, pertumbuhan, puncak hingga penurunan;
7). Komoditas unggulan tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan
internal;
8). Pengembangan komoditas unggulan berorientasi pada kelestarian
sumber daya alam dan lingkungan.

Komoditas unggulan dapat ditinjau dari sisi penawaran dan permintaan.


Dari sisi penawaran komoditas unggulan dicirikan oleh superioritas
dalam pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi dan kondisi

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 48


sosial ekonomi pet ani di suatu wilayah. Sementara dari sisi permintaan,
komoditas unggula n dicirikan oleh kuatnya permintaan di pasar baik
pasar dimestik maupun internasional. Komoditas unggulan merupakan
komoditas yang memiliki nilai strategis berdasarkan pertimbangan fisik
(kondisi tanah dan iklim) maupun sosial ekonomi dan kelembagaan
(penguasaan teknologi, kemampuan sumber daya manusia, infrastruktur
dan kondisi sosial budaya) untuk dikembangkan di suatu wilayah.

Dalam rangka pengembangan komoditas unggulan nasional,


Kementerian Pertanian secara intensif telah melakukan berbagai
langkah strategis dengan mengidentifikasi dan mengembangkan potensi
komoditas unggulan tersebut diberbagai daerah di Indonesia. Salah
satunya adalah dengan menetapkan pengembangan kawasan berbasis
komoditi perkebunan.

Dari 127 komoditas binaan Ditjen Perkebunan sesuai keputusan Menteri


Pertanian No. 511 Tahun 2006 dan No. 3399 Tahun 2009, untuk
prioritas penanganan difokuskan pada 15 komoditas strategis yang
menjadi unggulan nasional yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kelapa, Kakao,
Kopi, Lada, Jambu Mete, Teh, Cengkeh, Jarak Pagar, Kemiri Sunan,
Tebu, Kapas, Tembakau, dan Nilam. Sedangkan Pemerintah Daerah
didorong untuk memfasilitasi dan melakukan pembinaan komoditas
spesifik dan potensial di wilayahnya masing-masing.

2.6.2. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019

Sebagai penjabaran dari program, masing-masing unit eselon II lingkup


Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai 1 (satu) kegiatan. Dengan
demikian di lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan terdapat 9
(sembilan) kegiatan pembangunan perkebunan sesuai Peraturan
Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 49


Oktober 2010 tenta ng Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian
yaitu:
1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim.
Prioritas pengembangan tanaman semusim difokuskan pada 4
komoditas strategis yaitu Tebu, Kapas, Tembakau dan Nilam,
dengan fokus kegiatannya yaitu: Swasembada Gula Nasional
(Tebu), Pengembangan Komoditas Ekspor (Nilam dan Tembakau),
Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri
(Kapas) dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan;
2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah
dan Penyegar. Prioritas pengembangan tanaman rempah dan
penyegar difokuskan pada 5 komoditas strategis yaitu kakao, Kopi,
Lada, Teh dan Cengkeh dengan fokus kegiatannya yaitu: Gerakan
Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional (Gernas Kakao),
Pengembangan Komoditas Ekspor (Kopi, Lada, Teh dan Kakao),
Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri
(Cengkeh) dan Pengembangan Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan;
3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan.
Prioritas pengembangan tanaman tahunan difokuskan pada 6
komoditas strategis yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kelapa, Jambu Mete,
Jarak Pagar dan Kimiri Sunan dengan fokus kegiatannya yaitu :
Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao dan Karet),
Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati/Bio-
Energi (Jarak Pagar, Kelapa Sawit, Kelapa dan Kemiri Sunan),
Pengembangan Komoditas Ekspor (Kelapa, Kelapa Sawit, Karet dan
Jambu Mete), dan Pengembangan Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan;
4) Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha.
Prioritas kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi peningkatan
penanganan pascapanen tanaman semusim, tanaman rempah dan

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 50


penyegar dan tanaman tahunan, bimbingan usaha dan perkebunan
berkelanjutan s erta memfasilitasi penanganan gangguan usaha dan
konflik perkebunan;
5) Dukungan Perlindungan Perkebunan. Prioritas kegiatan adalah
menurunkan luas areal perkebunan yang terserang OPT
(Organisme Pengganggu Tumbuhan;
6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya, dengan
prioritas kegiatan ini adalah jumlah Provinsi yang memperoleh
pelayanan dan pembinaan yang berkualitas di bidang perencanaan,
keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan;
7) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan
Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Medan, dengan
prioritas kegiatan yaitu: Memfasilitasi pelayanan sertifikasi benih
(jumlah bibit yang disertifikasi) dan peningkatan jumlah teknologi
terapan perlindungan perkebunan;
8) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan
Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Surabaya,
dengan prioritas kegiatan yaitu: Memfasilitasi pelayanan sertifikasi
benih (jumlah bibit yang disertifikasi) dan peningkatan jumlah
teknologi terapan perlindungan perkebunan;
9) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan
Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Ambon, dengan
prioritas kegiatan yaitu: Memfasilitasi pelayanan sertifikasi benih
(jumlah bibit yang disertifikasi) dan peningkatan jumlah teknologi
terapan perlindungan perkebunan.

Untuk bidang Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak (BPTP


Pontianak) memiliki tugas dalam melaksanakan analisis teknis dan
pengembangan proteksi tanaman perkebunan dalam identifikasi dan
penanganan OPT Tanaman Perkebunan, pengembangan teknologi
agens hayati OPT Perkebunan, eksplorasi dan inventarisasi musuh

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 51


alami OPT Perkeb unan, pengembangan teknologi proteksi perkebunan
yang berorientasi pada implementasi pengendalian hama terpadu,
pemanfaatan pestisida nabati serta pengelolaan data, informasi dan
analisis teknis dalam bidang proteksi tanaman perkebunan.

2.6.3. Penjabaran Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan


Tahun 2015-2019

Dari 4 target sukses Kementerian Pertanian dalam membangun


pertanian selama periode 2015-2019, Direktorat Jenderal Perkebunan
mendukung pencapaian target tersebut melalui penjabaran program dan
kegiatan yang mengacu pada:
1). Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan yaitu
melalui pencapaian swasembada gula nasional tahun 2015 pada
komditi Tebu;
2). Peningkatan Diversifikasi Pangan dalam hal ini adalah kegiatan
dalam rangka penganekaragaman komoditi pertanian untuk
mencapai ketahanan pangan perkebunan dengan pangan lainnya
seperti kegiatan integrasi kebun-ternak (contoh: Kelapa Sawit dan
Sapi), sistem tumpang sari (tanaman pangan/hortikultura dan
perkebunan) dan lain-lain.
3). Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor yaitu melalui
fokus kegiatan diantaranya adalah:
a. Pengembangan komoditi ekspor yang terdiri dari komoditi
Kelapa Sawit, Karet, Kopi, Kelapa, Kakao, Jambu Mete, Lada,
Tembakau, Teh dan Nilam;
b. Revitalisasi perkebunan yang terdiri dari komoditi Kelapa Sawit,
Karet dan Kakao;
c. Gerakan peningkatan produksi dan mutu Kakao nasional
(Gernas kakao);

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 52


d. Penyediaa n bahan tanaman sumber Bahan Bakar Nabati/BBN
(Bio-energy ) yang terdiri dari komoditi Jarak Pagar, Kemiri
Sunan, Kelapa dan Kelapa Sawit;
e. Pengembangan komoditas pemenuhan dalam negeri yang
terdiri dari komoditi Kapas dan Cengkeh;
f. Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan
yang terdiri dari dukungan penanganan pascapanen dan
pembinaan usaha, dukungan perlindungan perkebunan,
dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Direktorat
Jenderal Perkebunan serta dukungan pengujian, pengawasan
mutu benih dan penerapan teknologi tanaman perkebunan.
4). Peningkatan Kesejahteraan Petani yaitu mencakup semua program
dan kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan melalui 7 (tujuh) fokus
kegiatan pembangunan perkebunan karena pada dasarnya program
dan kegiatan pembangunan perkebunan yang dilaksanakan semata-
mata hanya untuk kepentingan masyarakat petani/pekebun dalam
rangka meningkatkan pendapatannya menuju kesejahteraan
petani/pekebun. Tujuh fokus kegiatan pembangunan perkebunan
sebagai berikut:
a. Revitalisasi Perkebunan;
b. Swasembada Gula Nasional;
c. Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio-
Energy);
d. Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional;
e. Pengembangan Komoditas Ekspor;
f. Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam
Negeri;
g. Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 53


2.7. Rencana Kinerja Tahun an (RKT) Tahun 2015

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan penjabaran dari sasaran dan


program yang telah ditetapkan dalam Renstra, dan akan dilaksanakan oleh
satuan organisasi/kerja melalui berbagai kegiatan tahunan. Penyusunan RKT
dilakukan seiring dengan agenda penyusunan program dan kebijakan
anggaran oleh pimpinan satuan organisasi/ kerja yang akan dicapai pada tahun
berjalan. Penyusunan RKT meliputi sasaran stratregis, sasaran program,
sasaran kegiatan utama, indikator kinerja sasaran/ indikator kinerja utama
(IKU), dan target yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan, dengan
melakukan penetapan sasaran, penyusunan indikator sasaran, dan
menetapkan target.

2.7.1. Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015

Program Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2015 yaitu Program


Peningkatan Produksi Dan Produktivitas Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan.

2.7.2. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015


Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan merupakan penjabaran dari
program Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan, yaitu:
1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim;
2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah
dan Penyegar;
3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan;
4) Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen dan
Pembinaan Usaha;
5) Dukungan Perlindungan Perkebunan;
6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya;

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 54


7) Dukungan Pen gujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan
Teknologi Prote ksi Tanaman Perkebunan pada BBP2TP Medan,
BBP2TP Surabaya dan BBP2TP Ambon.

2.7.3. Fokus Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015


Fokus kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2015, yaitu:
1) Revitalisasi Perkebunan
2) Swasembada Gula Nasional
3) Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio-
Energi)
4) Pengembangan Komoditas Ekspor
5) Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri
6) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

2.8. Perjanjian Kinerja

Dokumen PK merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan


kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dengan bawahan dalam mewujudkan
suatu capaian kinerja pembangunan dari sumber daya alam yang tersedia
melalui target kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan
keberhasilan pencapaiannya yang berupa hasil (outcome) maupun keluaran
(output).

2.8.1. Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen. Perkebunan Tahun 2015

Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2015 disusun dengan mengikuti


format sesuai Pedoman Permen-PAN dan RB No. 29 Tahun 2010.
PK Direktorat Jenderal Perkebunan ditandatangani oleh Direktur
Jenderal Perkebunan dan Menteri Pertanian pada bulan Januari
2015. PK tersebut berupa outcomes yang dimanifestasikan dalam
dimensi produksi dan produktivitas tanaman perkebunan.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 55


2.8.2. Penanda Tanga n Perjanjian Kinerja (PK) Satker Perkebunan

Ditandatangani oleh seluruh pimpinan satker yang mendapat alokasi


dana APBN untuk pembangunan perkebunan sebagai pernyataan
kesanggupan untuk melaksanakan kegiatan yang sudah ditetapkan
beserta sanksinya kepada Dirjen. Perkebunan. Pimpinan satker yang
menandatangani perjanjian tersebut sebanyak 98 satker yang
meliputi 6 satker pusat, 4 satker UPT pusat, 32 satker Provinsi dan 56
satker Kabupaten/Kota.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 56


BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN TAHUN 2015

Penyerapan angggaran yang tinggi memang dibutuhkan untuk membantu


menggerakkan roda ekonomi nasional namun dalam melaksanakan kegiatan yang
mendukung penyerapan anggaran harus tetap berpijak dalam koridor peraturan
yang. Pada tahun TA. 2015 Ditjen Perkebunan mengalami kesulitan dalam
menyerap anggarannya karena dipengaruhi oleh banyaknya kegiatan yang bersifat
kontraktual terutama untuk pengadaan benih, pupuk dan obat-obatan dan
dipengaruhi pula oleh besarnya anggaran perubahan (APBN-P) yang terbit diakhir
bulan Maret 2015 dan baru diterima Satker daerah antara bulan April-Mei 2015.
Mengingat sifat tanaman perkebunan yang terdiri dari tanaman semusim dan
tanaman tahunan maka proses penyediaan benih harus disesuaikan dengan musim
tanam pada awal musim hujan yang jatuh antara bulan Oktober - November atau
pada daerah tertentu awal musim hujan jatuh pada bulan Januari-Februari terutama
didaerah kering seperti NTT dan Maluku sebagian, sehingga banyak pencairan uang
dilakukan pada bulan-bulan menjelang tahun anggaran berakhir. Selain hal tersebut
diatas, faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan angggaran adalah ketepatan
perencanaan, jenis belanja pada DIPA (belanja barang atau belanja sosial),
kecepatan dalam menyusun Juklak/Juknis, Penyusunan KAK pengadaan
barang/jasa, personil pelaksana kegiatan baik pada tingkatan menejemen maupun
pelaksana teknis, pemilihan CP/CL, dinamisasi organisasi satker daerah (pergantian
pejabat/petugas pelaksana kegiatan), revisi anggaran, penghematan anggaran,
volume paket kegiatan yang harus ditenderkan di ULP maupun ditingkat pejabat
pengadaan b/j, mobilitas pimpinan satker, kapabilitas anggota pokja ULP/pejabat
pengadaan b/j, penyusunan TOR dan spesifikasi teknis, waktu dalam proses tender,
waktu pelaksanaan kegiatan dalam kontrak, agroklimat dan musim tanam,
ketersediaan barang yang diadakan (produk pabrikan atau bibit tanaman),
kemampuan perusahaan yang ditunjuk sebagai penyedia barang/jasa, pelatihan
teknis/administrasi, pembinaan dan pengawalan oleh petugas teknis satker ke
petani, ketersediaan anggaran/biaya petugas teknis ke petani, kesiapan
lahan/tempat peralatan pertanian dan kesiapan petani mengikuti pedoman teknis
penanaman tanaman perkebunan dan mengoperasikan peralatan pertanian.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 57


Keberhasilan pembangunan perkebunan juga dipengaruhi oleh ketaatan
didalam menerapkan aturan teknis yang tertuang didalam pedoman teknis untuk
masing-masing komoditas yang dibudidayakan maupun pedoman teknis kegiatan
dukungan terhadap budidaya seperti pedoman teknis pemberdayaan, SL-PHT,
pengadaan peralatan pasca panen dll. Pedoman teknis merupakan penjabaran dari
peraturan Menteri Pertanian, Pedoman Bansos dan peraturan lainnya. Keberhasilan
dan atau kegagalan didalam setiap pelaksanaan kegiatan harus terekam dengan
baik oleh setiap satker dan dilaporkan ke pusat. Keberhasilan dimanfaatkan sebagai
acuan dalam pelaksanaan kegaiatan selanjutnya selain itu hasil kegiatan sekarang
untuk mengukur outcomes dimasa akan datang yaitu bibit yang ditanam sekarang
bagaimana hasil panen di masa mendatang apakah produktivitas lebih tinggi
dibanding varietas yang lingkungan yang ada dan pakah bisa mempengaruhi tingkat
kesejahteraan petani, untuk alat pasca panen apakah peralatan tersebut bisa
meningkatkan nilai tambah terhadap hasil panen, kegiatan SL-PHT apakah bisa
meningkatkan pengetahuan petani dalam pengendalian hama penyakit melalui
musuh alami serta bisa membantu meningkatkan kesejahteraan mereka dst. Untuk
kegagalan bisa dijadikan alat studi dalam menerapkan kebijakan anggaran di masa
mendatang.

Selain rekaman keberhasilan dan kegagalan setiap satker diwajibkan untuk


melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan setiap bulan dan atau laporan
insidental sesuai kebutuhan dan kepentingan pusat. Hasil laporan ini bermanfaat
untuk menyediakan data untuk pimpinan yang memerlukan seperti untuk rapat
pimpinan (Rapim A dan B) yang dilaksanakan minimal 2 kali dalam sebulan,
permintaan bahan dari instansi luar seperti kantor Wapres, menko perekonomian,
dll. Sedang laporan rutin adalah Laporan Bulanan, laporan triwulanan dan laporan
tahunan. Laporan realisasi fisik dan keuangan Direktorat Jenderal Perkebunan
mencakup data dan informasi capaian pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal
Perkebunan sebagai gambaran kinerja pembangunan perkebunan yang meliputi:
capaian pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan (Kegiatan Utama
dan Fokus Kegiatan), realisasi kegiatan berdasarkan satker, realisasi kegiatan yang
di pantau KSP (Kantor Staf Presiden) dan realisasi kegiatan yang dipantau
Bappenas.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 58


3.1. Realisasi Program Direktorat Jenderal Perkebunan

Perkembangan pembangunan perkebunan sudah memasuki era Renstra


2015-2019/renstra Nawacita, sebagai gambaran dan pembanding pelaksanaan
program disajikan hasil tahun 2011-2015 dan tahun anggaran 2015.

3.1.1. Realisasi 2011-2015

Kinerja program Pembangunan perkebunan melalui APBN selama kurun 5


tahun terakhir, telah tersalur anggaran sebesar 9,196 triliun/83,85% dari pagu
anggaran yang tersebar di 33 provinsi dengan pencapaian fisik 88,27% (fisik).
Kinerja keuangan dan fisik tertinggi terjadi pada tahun anggaran 2012 yaitu
keuangan dapat tersalur 94,65% dengan pencapain fisik sebesar 98,06%,
keberhasilan TA. 2012 didorong oleh penempatan anggaran untuk pengadaan bibit
pada pengembangan kopi dan pengadaan traktor untuk pengembangan tebu di
pusat sedang satker daerah sebagai pelaksana teknis saja, hal ini memudahkan
dalam proses pengadaan barang karena rekanan bisa terfokus di satu titik yaitu di
pusat, disisi lain rekanan yang terlibat adalah rekanan yang mempunyai kapabilitas
sesuai bidangnya. Pencapaian kinerja keuangan dan fisik terendah terjadi pada
tahun anggaran 2015, seperti terlihat dalam tabel 1 dan chart 2 dibawah.

Tabel. 14 Realisasi Keuangan dan Capaian Fisik Program 2011-2015

REALISASI KEUANGAN CAPAIAN


MASA
PAGU ANGGARAN FISIK
ANGGARAN (ANGKA) (%)
(%)

2011 1.975.106.212.000 1.648.041.375.000 83,44 86,77

2012 1.464.443.342.000 1.386.163.824.000 94,65 98,06

2013 1.709.421.139.000 1.431.311.655.000 83,73 90,30

2014 1.320.618.976.000 1.162.864.295.000 88,05 92,90

2015 4.497.268.026.000 3.567.602.933.000 79,33 83,60

10.966.857.695.000 9.195.984.082.000 83,85 88,27

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 59


Chart .2 Realisasi Keuangan dan Capaian Fisik Program 2011-2015
(Prosentase)

100
90
80
70
2011
60
2012
50
2013
40
2014
30
2015
20
10
0
Realisasi Keuangan Capaian Fisik

3.1.2. Realisasi 2015

Alokasi anggaran program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu


Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp4,497 triliun
yang terbagi kedalam kegiatan utama disetiap direktorat teknis dan sekretariat
sedang besaran anggaran masing-masing kegiatan berbeda tergantung fokus
kegiatan/komoditas prioritas Ditjen. Perkebunan dan keputusan politik yang
menyertainya.

Hasil Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman


Perkebunan Berkelanjutan TA. 2015 anggaran terealisasi sebesar Rp3,568 triliun
atau 79,33%, dengan fisik sebesar 83,60%. Rendahnya penyerapan anggaran
dipengaruhi oleh kurang berhasilnya pelaksanaan pengembangan tebu terutama di
Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara dan Jawa Timur, disamping itu dipengaruhi pula
oleh efisiensi dari hasil kontrak pengadaan barang dan jasa.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 60


Trend penyerapan anggaran dalam kurun waktu tahun anggaran 2015 masih
belum seperti yang diharapkan yaitu bulan Januari sampai dengan Mei
pergerakannya cenderung datar (rata-rata dibawah 5°) baru mulai naik signifikant
pada bulan Juni sampai bulan November (rata-rata 20°) dan di medio November-
Desember mendongak tajam dengan kenaikan 65°. Kondisi ini dipengaruhi oleh
terbitnya APBN perubahan di bulan Maret dan DIPA perubahan diterima sekitar
bulan Mei sehingga banyak pengelola keuangan dan penanggung jawab kegiatan
belum siap melaksanakan kegiatan DIPA perubahan, selain itu juga dipengaruhi oleh
permasalahan ULP, CP/CL, dll seperti terlihat dalam grafik di chart 1.

Posisi penyerapan anggaran Ditjen Perkebunan dari 12 eselon I lingkup


Kementerian Pertanian sampai dengan akhir tahun anggaran 2015 adalah di posisi
11, naik satu tingkat dibanding pada pertengahan bulan Desember 2015. Kenaikan
ini didukung oleh tingginya penyerapan anggaran dari kegiatan tanaman rempah dan
penyegar serta kegagalan dari tender daging oleh Ditjen Peternakan.

Chart 1. Realisasi Keuangan 2015

5
Trillions

4,5

3,5

2,5

1,5

0,5

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Rencana Penarikan Dana (awal) Rencana Penarikan Dana (revisi) Realisasi Anggaran

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 61


A. Realisasi Kegiatan Utama Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun
2015

Turunan program adalah Kegiatan Ditjen. Perkebunan yang merupakan


TUPOKSI dari eselon-2 baik Direktorat maupun Sekretariat. Kinerja kegiatan
didasarkan pada kemampuan menyerap keuangan dan mencapai target fisik
yang ditetapkan sesuai yang direncanakan sendiri oleh masing-masing eselon-
2. Berdasarkan tingkat keberhasilan penyerapan keuangan maka keberhasilan
tertinggi dicapai oleh kegiatan UPT Pusat (BBPPTP Medan, Ambon, Surabaya
dan BPTP Pontianak) dengan nama kegiatan Dukungan Pengujian dan
Pengawasan Mutu Benih serta Penyiapan Teknologi Proteksi Tanaman
Perkebunan sebesar 99,93%, sedang yang terendah oleh kegiatan Direktorat
Tanaman Semusim dengan kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Semusim sebesar 58,39%. Namun bilamana ditinjau dari beban
anggaran maka kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Rempah dan Penyegar dengan penyerapan 97,97% adalah yang
paling berhasil, karena mempunyai beban anggaran lebih besar dengan
perbandingan anggaran 1:29 dibanding UPT Pusat. Ditinjau dari kinerja
pencapaian target fisik maka kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan
Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan dinilai
paling berhasil karena mampu mencapai 99,93%, hasil fisik diatas 100 persen
dicapai oleh BBP2TP Ambon dan BPTP Pontianak, sedangkan pencapaian fisik
terendah ada pada kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas & Mutu Tan.
Semusim sebesar 58,39%.

Tabel 15 Realisasi penyerapan Keuangan dan Capaian Fisik per Kegiatan


Utama Tahun 2015

REALISASI
PAGU KEUANGAN CAPAIAN
KODE
KEGIATAN ANGGARAN FISIK
KEGIATAN
Rp (milyar) Rp (milyar) (%) (%)

Peningkatan Produksi, 2.066 1.839 88,98 97,97


1775 Produktivitas Dan Mutu Tanaman
Rempah Dan Penyegar
Peningkatan Produksi, 1.565 997 63,70 58,39
1776 Produktivitas Dan Mutu Tanaman
Semusim

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 62


Peningkatan Produksi, 387 335 86,73 94,79
1777 Produktivitas Dan Mutu Tanaman
Tahunan
Pengembangan Penanganan 48 42 87,63 98,62
1778 Pasca Panen Komoditas
Perkebunan
Dukungan Perlindungan 174 143 82,15 93,28
1779
Perkebunan
Dukungan Manajemen dan 187 146 78,03 93,75
1780 Dukungan Teknis Lainnya Ditjen.
Bun
Dukungan Pemgujian Dan 70 66 93,65 99,93
Pengawasan Mutu Benih Serta
1781
Penerapan Tekhnologi Proteksi
Tanaman Perkebunan
JUMLAH 4.497 3.568 79,33 83,60

B. Realisasi Keluaran/Output Pada Kegiatan Ditjen Perkebunan

Kinerja kegiatan Ditjen Perkebunan dapat dinilai dari kemampuan untuk


mencapai sasaran yang dimanifestasikan melalui target keluaran/output. Tinggi
rendahnya pencapaian target sangat dipengaruhi oleh kecermatan dalam
pendataan CP/CL baik pada saat pengajuan usulan kegiatan (e-proposal)
maupun pelaksanaan kegiatan itu sendiri. Tanaman perkebunan kebanyakan
merupakan tanaman tahunan yang mempunyai ciri tersendiri dalam
budidayanya, sehingga ketepatan dalam mengatur pengadaan barang/jasa dan
musim tanam sangat hasil yang ingin dicapai dan hal yang sama juga berlaku
pada tanaman semusim. Pada tanaman semusim khususnya tanaman tebu
dikenal 2 pola tanam, kapas dan nilam ditanam pada awal tahun.

1) Keluaran/Output Pada Kegiatan Peningkatan Produksi,


Produktivitas Dan Mutu Tanaman Rempah Penyegar Tahun 2015

Pencapaian kinerja output pada kegiatan Tanaman Rempah dan


Penyegar mencapai 97,92% dengan penyerapan anggaran sebesar
88,99%, tingginya pencapaian fisik kegiatan didukung oleh keberhasilan
dalam melaksanakan kegiatan pengembangan komoditas utamanya yaitu
pengembangan kopi, teh, kakao, lada dan cengkeh. Pelaksanaan kegiatan
yang tidak mencapai seratus persen adalah kegiatan pengembangan kakao
di Luwu Utara disebabkan oleh ketersediaan lahan petani yang jelas
kepemilikannya dan tergabung dalam kelompok tani terbatas,
pengembangan Lada di Sanggau disebabkan lahan sasaran yang tersedia

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 63


merupakan lahan kawasan hutan produksi dan hutan lindung untuk
menghindari permasalahan hukum maka hanya direalisasikan seluas 240
hektar atau 40% dari target seluas 600 hektar.

Tabel 16 Keluaran/Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas


dan Mutu Tanaman Rempah Penyegar Tahun 2015

Keuangan Fisik
No Keluaran/Output
Anggaran Realisasi Realisas
% Target % Sat
Rp(000) Rp(000) i
1. Pengembangan Tanaman 306.885.383 280.050.785 91,26 59.130 59.130 100,00 Ha
Kopi
2. Pengembangan Tanaman 41.537.790 40.468.638 97,43 3.215 3.215 100,00 Ha
Teh
3. Pengembangan Tanaman 1.274.324.056 1.155.141.390 90,65 184.910 183.158 99,05 Ha
Kakao
4. Pengembangan Tanaman 57.518.255 49.572.031 86,18 10.580 10.220 96,60 Ha
Lada
5. Pengembangan Tanaman 45.658.865 41.921.689 91,82 9.770 9.770 100,00 Ha
Cengkeh
6. Pemberdayaan Pekebun 177.839.033 145.829.020 82,00 27.940 24.977 89,40 Org
Tanaman Rempah dan
Penyegar
7. Pengembangan Tanaman 42.656.600 35.942.036 84,26 12.475 9.775 78,36 Ha
Pala
8. Pengembangan Kebun 5.093.981 4.490.256 88,15 106 89 83,55 Ha
Benih Tanaman Rempah
dan Penyegar
9. Koordinasi. Pembinaan 12.541.360 9.645.788 76,91 21 21 100,00 Lap
dan Monev
Pengembangan Tanaman
Rempah dan Penyegar
10. Koordinasi Kegiatan 101.614.009 75.069.361 73,88 12 12 100,00 Bln
Pengembangan Tanaman
Rempah dan Penyegar
11. Layanan Perkantoran 619.303.000 559.733 90,38 12 12 100,00 Bln

Jumlah 2.066.288.635 1.838.690.728 88,99 308.171 300.553 97,92

Pada diatas menggambarkan tingkat penyerapan anggaran


tanaman rempah dan penyegar yang tinggi melebihi penyerapan rata-rata
nasional meskipun tidak mencapai 90%, hal ini disebabkan banyaknya
kegiatan yang dilaksanakan melalui lelang dan nilai kontrak rata-rata 10%
lebih rendah dari pagu/HPS. Pengembangan kakao yang memiliki porsi
anggaran lebih dari 61% dari keseluruhan anggaran pengembangan
tanaman rempah dan penyegar dapat mencapai pelaksanaan fisik 99,05%
dengan penyerapan anggaran 90,65% sehingga dapat mempengaruhi
pencapaian fisik dan realisasi keuangan. Secara umum pelaksanaan
pengembangan tanaman dapat mencapai rata-rata 99% seperti kopi, teh,

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 64


dan cengkeh dapat mencapai 100% sedang kakao 99%, lada 97%, pala
78%. Penyebab tidak maksimalnya pencapaian fisik karena salah satu
alasannya adalah ketidak tersediaan data CP/CL, lahan masuk kawasan
hutan lindung/produksi dan ketiadaan benih bina meskipun perencanaan
penganggaran sudah melalui e-proposal.

2) Keluaran/Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas


Dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2015

Tanaman semusim adalah tanaman yang hanya mampu tumbuh


selama semusim pada tahun tersebut, atau tanaman tahunan yang biasa
dipanen cepat sebelum musim berakhir. Jenis tanaman perkebunan
semusim yaitu:
• Serat henep, dari tanaman Cannabis sativa
• Serat kapas, dari beberapa spesies kapas, Gossypium spp.
• Serat kenaf, dari batang Hibiscus cannabinus
• Serat goni dan bunga rosela, dari tanaman Hibiscus sabdariffa
• Serat sisal, dihasilkan dari daun tanaman sisal, Agave sisalana
• Serbuk indigo, dihasilkan dari tanaman tarum, Indigofera tinctoria.
• Gula tebu, dihasilkan dari perasan batang tebu dan produk
sampingannya (dapat pula dibudidayakan secara tahunan)
• Daun tembakau, dihasilkan dari tanaman tembakau, Nicotiana spp.

Jenis tanaman semusim yang dikembangkan oleh pemerintah


dalam 5 tahun terakhir renstra adalah tanaman tebu, nilam dan kapas.
Sedikitnya jumlah komoditas tanaman semusim yang dikembangkan karena
3 komoditas inilah yang masih eksis ditengah masyarakat dan produk dari
ketiga tanaman sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Tebu merupakan
tanaman ketahanan pangan karena produk gula merupakan kebutuhan
sehari-hari masyarakat dan sangat dibutuhkan. Besarnya konsumsi gula
belum bisa dipenuhi dari dalam negeri sehingga masih banyak produk gula
impor yang beredar di masyarakat terutama pada industri Mamin.
Kegiatan pengembangan tebu adalah penyaluran bantuan benih
intensifikasi/ektensifikasi/pembangunan sumber benih, penyaluran bantuan

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 65


alat pengolah lahan (traktor, dll), GPS, dump truck, pompa air, pupuk dan
pestisida, rekruitmen TKP/PLP-TKP, dan Pemberdayaan Pekebun dan
Penguatan Kelembagaan dengan sasaran di 7 sentra tebu tradisional yaitu
Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa timur, Lampung, Sulawesi Selatan
dan 7 provinsi rintisan baru yaitu Aceh, Sumatera Selatan, Gorontalo,
Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, NTB dan Jambi. Anggaran
pengembangan tebu dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan atau Dinas Yang
Membidangi Perkebunan provinsi pada kewenagan Tugas Pembantuan,
untuk tahun anggaran 2015 selain provinsi terdapat 2 kabupaten yang
melaksanakan pengembangan tebu yaitu kabupaten Bener Meriah 200
hektar dan kabupaten Ogan Komering Ilir 550 hektar dengan target lahan
yang dikerjakan seluas 67.180 hektar. Komoditas lain yang dikembangkan
pada tahun 2015 selain tebu adalah kapas 7.630 hektar, tembakau 630
hektar dan nilam 175 hektar. Untuk pengembangan kapas pada sentra
kapas yaituJawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
dan Sulawesi Selatan. Pengembangan nilam dilakukan Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat,
Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Sumatera Barat. Pengembangan
Tembakau di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera
Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Barat

Tabel 17 Keluaran/Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas


dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2015

Keuangan Fisik
No Keluaran/Output
Anggaran Realisasi
% Target Realisasi % Satua
Rp(000) Rp(000)
1. Pengembangan Tan. Tebu 1.419.251.085 879.124.633 61,94 67.930 37.281 54,88 Ha
2. Penanaman Tan. Kapas 25.744.890 24.354.642 94,60 7.630 7.600 99,61 Ha
3. Penanaman Tan. Tembakau 19.794.250 7.761.071 39,21 630 285 45,24 Ha
4. Penanaman Tan. Nilam 5.039.050 4.430.685 87,93 175 175 100,00 Ha
5. Koordinasi Kegiatan
Pengembangan Tan. 79.638.832 71.604.414 89,91 12 12 100,00 Bln
Semusim
6. Koordinasi, Pembinaan dan
Monev Pengembangan 15.387.533 9.485.640 61,64 23 23 100,00 Lap
Tanaman Semusim
7. Layanan Perkantoran 429.585 277.964 64,71 12 12 100,00 Bln

Jumlah 1.565.285.225 63,70 76.412 45.388 58,39


997.039.050

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 66


Pada tabel diatas menggambarkan tingkat penyerapan anggaran
pengembangan tanaman semusim yang hanya mencapai sebesar 63,70%
jauh dibawah tingkat penyerapan rata-rata nasional, sedangkan pencapaian
fisik lebih rendah lagi bahkan lebih rendah dari penyerapan keuangan yaitu
sebesar 58,39%. Rendahnya kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim disebabkan anggaran
pengembangan tebu hanya terserap 61,94% dengan capaian fisik 54,88%
di Jawa Timur dan Jawa Tengah penyebab utama rendahnya kinerja
pengembangan tebu. Pengembangan tembakau juga banyak yang tidak
dilaksanakan disebabkan kesulitan mendapatkan sumber benih.

Permasalahan pada kegiatan tebu adalah kelompok calon


penerima mengundurkan diri dikarenakan banyaknya persyaratan dari tim
pemeriksa yang tidak dapat dipenuhi kelompok, tim teknis di lapangan yang
tdk bisa menyelesaiakan proses pencairan dana, persyaratan administrasi
kelompok tani terlambat diserahkan dan atau tidak lengkap (surat
kepemilikan lahan dan KK tidak dapat dipenuhi), kondisi lapangan yang
sangat kompleks dan lewatnya waktu tanam sehingga banyak yang tidak
dilaksanakan.

3) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu


Tanaman Tahunan Tahun 2015

Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman


Tahunan meliputi kegiatan revitalisasi perkebunan, Pengembangan
komoditas Ekspor, penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati
(bio-energi), pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeri
dan dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan. Kelapa
Sawit menjadi komoditas utama dan sekaligus pemberi/kontributor utama
devisa negara sekaligus citra perkebunan Indonesia namun disisi lain
menjadi perhatian utama tidak dalam pengembangannya tetapi menjadi
perhatian di dunia internasional mengenai isu lingkungan dan kampanye
negatif lainnya. Untuk menangkal isu negatif tersebut sekaligus untuk

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 67


menunjukkan kinerja perkebunan dan sebagai bentuk pertanggung jawaban
maka Ditjen. Perkebunan mengambil kebijakan sebagai berikut:

1. Setiap perusahaan sawit diwajibkan harus memiliki sertifikasi ISPO


(Indonesian Sustainable Palm Oil), sebagaimana dikatakan oleh
Kasubdit Budidaya Direktorat Tanaman Tahunan, Kementerian
Pertanian, Murdwi Astuti, pada salah satu surat kabar, yaitu ISPO
menganut prinsip dan kriteria sistem usaha sawit secara berkelanjutan
atau dengan kata lain ramah lingkungan. Dengan menganut prinsip-
prinsip tersebut, minyak sawit Indonesia bisa memerangi kampanye
hitam. Promosi ISPO telah dilakukan pada 2012 di Jerman dan
Moskow. Pada 2013 dilanjutkan di London dan Den Haag. Promosi
juga dilakukan di India dan China. Tanggapan cukup positif dari negara
Eropa. Mereka mengusulkan agar promosi dilanjutkan dan dibuat
mekanisme pembelian melalui jalur resmi, misalnya bursa;
2. Integrasi kelapa sawit dan sapi terus digalakkan untuk swasembada
daging sekaligus memproduksi kompos. Ini salah satu strategi
memproduksi pupuk murah sehingga petani bisa merawat kebun
mereka secara intensif. Dengan demikian, produktivitas kebun rakyat
bisa naik dan kesejahteraan meningkat;
3. Meningkatkan intensifikasi lahan, terutama perkebunan rakyat, atau
memperhatikan pengaturan jarak tanam pada lahan
perkebunan/pemanfaatan lahan yaitu dimana dalam satu lahan tidak
hanya tergantung pada satu komoditi saja, sehingga ketika harga
turun, tidak terlalu berpengaruh/berdampak pada petani karena dalam
satu lahan tersebut dimanfaatkan dengan jenis tanaman lainnya;
4. Penggunaan bibit atau benih berkualitas baik, adanya pembinaan
SDM/Petani, peremajaan tanaman/replanting, dll

Pengembangan komoditas tanaman tahunan tahun 2015


difokuskan pada 5 komoditas utama yaitu Sagu, Kelapa, Kelapa Sawit,
Karet, Kemiri Sunan dan Jambu Mete dengan luas areal yang ditargetkan
sebanyak 64.680 hektar tersebar diseluruh provinsi di Indonesia.
Mendukung pengembangan komoditas unggulan dan agar tercapai sasaran
pembangunan perkebunan berkelanjutan yang ditetapkan maka perlu ada

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 68


kegiatan dukungan berupa pemberdayaan petani tanaman tahunan meliputi
pelatihan kelembagaan, budidaya tanaman dll.

Tabel 18 Keluaran/Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas


dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2015
Keuangan Fisik
No Keluaran/Output Anggaran Realisasi Reali
% Target % Sat
Rp(000) Rp(000) sasi
1. Pengembangan Tan. Karet 151.318.932 137.907.798 91,14 19.215 19.022 99,00 Ha
2. Pengembangan Tan. Kelapa 89.731.856 75.361.302 83,99 35.851 32.019 89,31 Ha
3. Pengembangan Tan. Kelapa 62.509.240 53.803.449 86,07 6.794 6.263 92,19 Ha
Sawit
4. Pengembangan Tan. Jambu 4.245.068 4.123.563 97,14 1.700 1.700 100,00 Ha
Mete
5. Revitalisasi Perkebunan 16.419.089 13.170.377 80,21 100 94 94,01 Lap
(Kelapa Sawit. Kakao.
Karet)
6. Pengembangan Sistem 2.064.760 1.812.099 87,76 16 15 93,75 KT
Pertanian Berbasis Tanaman
Tahunan
7. Pemberdayaan Pekebun 17.617.506 13.788.335 78,26 16.348 14.383 87,98 Orang
Tanaman Tahunan
8. Pengembangan Tanaman 235.815 229.668 97,39 20 20 100,00 Ha
Kemiri Sunan
9. Koordinasi. Pembinaan dan 9.979.286 7.830.023 78,46 15 15 100,00 Lap
Monev Pengembangan
Tanaman Tahunan
10. Pengembangan Kebun 6.168.962 5.170.568 83,82 212 181 85,19 Ha
Benih TanamanTahunan
11. Koordinasi Kegiatan 19.282.876 15.304.444 79,37 12 12 100,00 Bln
Pengembangan Tanaman
Tahunan
12. Pengembangan Tanaman 5.835.800 5.824.649 99,81 1.100 1.100 100,00 Ha
Sagu
13. Layanan Perkantoran 1.159.400 964.123 83,16 12 12 100,00 Bln

Jumlah 386.568.590 335.290.396 86,74 81.395 74.836 94,79

Pada tabel diatas menggambarkan tingkat penyerapan anggaran kegiatan


Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan yang
cukup baik sebesar 86,74% sedikit diatas tingkat penyerapan rata-rata
nasional, sedangkan pencapaian fisik sangat tinggi, jauh diatas penyerapan
keuangan yaitu sebesar 94,97%. Pencapaian realisasi fisik yang tinggi
disebabkan karena pada kegiatan pengembangan tanaman utama dan
memiliki anggaran seperti karet sagu, jambu mete dan kemiri sunan
tercapai fisik rata-rata hampir 100%, sedang kelapa masih dibawah 90%.

4) Kegiatan Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan


Usaha Tahun 2015

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 69


Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha mempunyai tugas
"melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen dan pembinaan
usaha". Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pascapanen dan
Pembinaan Usaha menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen semusim,
rempah, penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan
berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen semusim, rempah,
penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan
berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan criteria di bidang
pascapanen semusim, rempah, penyegar, tahunan, dan bimbingan
usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan
penanganan konflik
4. Pemberian bimbingan usaha teknis dan evaluasi di bidang pascapanen
semusim, rempah, penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan
perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan
konflik
5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen dan Pembinaan
Usaha

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya pada tahun 2015 Dirat. Pasca
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan mengalokasikan anggaran
sebesar Rp47,8 milyar untuk penangananan Gangguan Usaha dan konflik
Perkebunan, Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan, Penilaian
Usaha Perkebunan, dll. Anggaran terbesar dialokasikan untuk pengadaan
peralatan pasca panen dengan sasaran 286 kelompok tani yang tersebar di
seluruh provinsi di Indonesia, kegiatan penangananan Gangguan Usaha
dan konflik Perkebunan dialoksikan untuk 114 kasus yang memiliki potensi
agrobisnis yang rentan terhadap gesekan kepentingan dan dari tahun ke
tahun cenderung meningkat baik kuantitas maupun tingkat kualitasnya,

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 70


sementara penyelesaiannya sangat lambat dan tidak dapat dilakukan
secara parsial karena membutuhkan koordinasi dan keterlibatan berbagai
instansi atau lembaga yang terkait. Kegiatan pembinaan usaha perkebunan
dialokasikan untuk di 32 provinsi pembinaan dilakukan dengan harapan
pembinaan dan pengawasan lebih efektif sehingga memberikan kontribusi
yang lebih optimal khususnya dalam memanfaatkan sumber daya lahan
yang sudah semakin terbatas.

Tabel 19 Keluaran/Output Dukungan Penanganan Pasca Panen dan


Pembinaan Usaha Tahun 2015
Keuangan Fisik
No Keluaran/Output Anggaran Realisasi Reali
% Target % Satua
Rp(000) Rp(000) sasi
1. Peralatan Penanganan Pascapanen 29.931.519 27.782.276 92,82 286 283 98,95 KT
Tanaman Perkebunan
2. Koordinasi. Pembinaan dan Monev 6.863.673 5.619.327 81,87 17 17 100,00 Lap
Tanaman Kegiatan Pascapanen dan
Pembinaan Usaha
3. Koordinasi Kegiatan Penanganan 81.100 81.100 12 12 100,00 Bln
Pascapanen dan Pembinaan Usaha 100,00
Perkebunan
4. Penanganan gangguan usaha dan 5.300.409 4.056.856 76,54 114 110 96,49 Kasus
konflik perkebunan
5. Pembinaan Usaha Perkebunan 5.027.148 3.865.708 76,90 32 31 96,88 Prov
Berkelanjutan
6. Layanan Perkantoran 573.750 464.215 80,91 12 12 100,00 Bln

Jumlah 47.777.599 41.869.483 87,63 473 465 98,62

Penyerapan anggaran Kegiatan Dukungan Penanganan Pascapanen dan


Pembinaan Usaha sebesar 87,63%, penyerapan keuangan ini sedikit diatas
tingkat penyerapan rata-rata nasional, sedangkan pencapaian fisik 98,62%
menunjukkan bahwa hampir seluruh kegiatan dilaksanakan dan lebih
banyak merupakan sisa anggaran dari hasil lelang terutama dalam
pengadaan peralatan penanganan pasca panen, hal ini dibuktikan dengan
hasil perolehan peralatan yang hampir mencapai 100%.

5) Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2015

Kegiatan yang menjadi tanggungjawab Direktorat Perlindungan


Perkebunan dalam rangka pencapaian program perkebunan merupakan
cerminan dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perlindungan adalah

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 71


Dukungan Perlindungan Perkebunan. Output kegiatan dukungan
perlindungan perkebunan adalah luas areal pengendalian OPT untuk
penurunan luas areal serangan OPT sebesar 1% per tahun yang dimulai
tahun 2010. Sasaran utama yang ditetapkan oleh Direktorat Perlindungan
Perkebunan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan
perkebunan adalah :
1. Rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan
penyegar, tahunan, terutama untuk OPT penting pada 9 (sembilan)
komoditas unggulan nasional;
2. Rumusan kebijakan di bidang pencegahan kebakaran lahan dan
dampak perubahan iklim (DPI) pada 9 (sembilan) provinsi rawan
kebakaran dan DPI;
3. Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) di bidang identifikasi
dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman
semusim, rempah dan penyegar, tahunan dan pencegahan kebakaran
dan dampak perubahan iklim pada 32 provinsi;
4. Kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan
penyegar, tahunan dan pencegahan kebakaran lahan dan dampak
perubahan iklim;
5. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan organisasi.

Aloksi anggaran untuk kegiatan perlindungan perkebunan sebesar Rp174,4


milyar yang dibagi dalam kegiatan pemberdayaan perangkat dengan
sasaran, sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SL-PHT),
penangananan organisme pengganggu tanaman (OPT) perkebunan.

Tabel 20 Keluaran/Output Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan


Tahun 2015
Keuangan Fisik
No Keluaran/Output Anggaran Realisasi Reali
% Target % Satua
Rp(000) Rp(000) sasi
1. Pemberdayaan Perangkat 48.034.549 38.973.715 81,14 120 112 93,33 Unit
2. SL-PHT Perkebunan 22.121.920 20.886.134 94,41 220 220 100,00 KT

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 72


3. Antisipasi Dampak Perubahan 29.231.267 21.401.313 73,21 90 71 78,89 Dok
Iklim
4. Penanganan Organisme 57.192.060 45.934.678 80,32 33.266 96,74 Ha
Pengganggu Tanaman 32.183
Perkebunan
5. Koordinasi. Pembinaan dan 6.825.700 6.057.216 88,74 20 20 100,00 Lap
Monev Kegiatan Perlindungan
Perkebunan
6. Pemberdayaan petugas 9.614.147 8.848.333 92,03 967 918 94,93 Orang
pengamat opt
7. Layanan Perkantoran 1.385.115 1.174.096 84,77 12 12 100,00 Bln

Jumlah 174.404.758 143.275.483 82,15 34.695 93,28


33.536

Pada tabel diatas menggambarkan tingkat penyerapan anggaran Kegiatan


Dukungan Perlindungan Perkebunan sebesar 82,15%, namun pencapaian
fisik jauh lebih tinggi sebesar 93,28%, ini menunjukkan bahwa tingkat
capaian fisik tidak terpengaruh oleh rendahnya penyerapan keuangan.
Pencapaian fisik tinggi disumbang oleh tingginya realisasi luasan
penanganan hama penyakit (OPT) yang mencapai luasan 32.182 hektar
areal serangan terlaporkan seluruhnya dapat dikendalikan dari pagu target
anggaran seluas 33.266 hektar (catatan: penanganan OPT dapat dilakukan
bilamana ada laporan serangan). Kegiatan pokok lain seperti SL-PHT dapat
terlaksana seluruhnya, sedang pemberdayaan perangkat yang melekat di
kewenangan Dekonsentrasi hanya tercapai 112 dari 120 unit, sisanya rata-
rata diatas 94%.

6) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya


Tahun 2015

Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya merupakan


program generik 1, yang dimaksud dengan generik disini adalah bahwa
program yang dapat digunakan lebih luas cakupannya, fleksibel dan
relevan untuk menampung kegiatan-kegiatan pendukung seperti gaji,
tunjangan pegawai dsb. Kegiatan-kegiatan program generik (pendukung)
Ditjen . Perkebunan:
1) Peningkatan kapasitas instansi/unit perencanaan di pusat & di daerah.
2) Penyempurnaan ketatalaksanaan.
3) Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur di di instansi
tingkat pusat dan Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 73


4) Peningkatan fasilitas kerja, gedung, kantor, sarana & prasarana kerja
lainnya.
5) Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur di Ditjen.
Perkebunan di instansi tingkat pusat dan UPT.
6) Pengawasan pelaksanaan kinerja dan anggaran Ditjen. Perkebunan.
7) Peningkatan kualitas kehumasan dalam rangka membangun citra
positif lembaga (brand image building).
8) Peningkatan kualitas sistem data & informasi perencanaan
pembangunan.
9) Pelaksanaan kegiatan pendukung lainnya.
10) Peningkatan intensitas kerjasama dengan perguruan tinggi &
organisasi profesi di pusat dan di UPT.
Anggaran dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya sebesar
Rp186,6 milyar terbagi dalam kegiatan pusat/Ditjen. Perkebunan dan satker
daerah baik Dekonsentrasi, TP provinsi/kabupaten/kota. Untuk kegiatan
pusat dibagi berdasarkan per-eselon 3 sedang kegiatan satker daerah
dibagi dalam 2 (dua) kewenangan yaitu dekonsentrasi (DK) dan Tugas
Pembantuan (TP), seluruh satker provinsi memperoleh dana dekonsentrasi.

Tabel 21 Keluaran/Output Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan


Teknis Lainnya Tahun 2015

Keuangan Fisik
No Keluaran/Output
Anggaran Realisasi Realis
% Target % Sat
Rp(000) Rp(000) asi
1. Administrasi Kegiatan Dana 3.646.680 3.464.897 95,02 12 12 100,00 Bln
Dekonsentrasi (DK)
2. Administrasi Kegiatan Dana Tugas 24.723.434 19.685.380 79,62 12 12 100,00 Bln
Pembantuan (TP)
3. Dukungan Kegiatan Manajemen 61.910.586 55.549.813 89,73 12 12 100,00 Bln
dan Teknis Lainnya
4. Dokumen Perencanaan 6.680.560 5.188.826 77,67 3 3 100,00 Bln
5. Dokumen Keuangan dan 10.683.672 8.413.486 78,75 3 2 66,67 Dok
Perlengkapan
6. Dokumen Kepegawaian, Hukum 28.258.600 11.300.014 39,99 10 8 80,00 Dok
dan Humas
7. Dokumen Evaluasi dan Pelaporan 4.966.855 4.630.282 93,22 3 3 100,00 Dok
8. Layanan Perkantoran 39.819.389 35.721.575 89,71 12 12 100,00 Dok
9. Kendaraan Bermotor 96.050 95.333 99,25 5 5 100,00 Bln
10. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 5.785.900 1.536.850 26,56 438 252 57,53 Unit

Jumlah 186.571.726 145.586.455 78,03 510 321 93,75

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 74


Pada tabel diatas tingkat penyerapan anggaran kegiatan dukungan
manajemen dan dukungan teknis Lainnya sebesar 78,03%, sedang
pencapaian fisik mencapai 93,75%, tingkat penyerapan keuangan lebih
tinggi dibanding rata-rata nasional, hal disebabkan dana pendamping dari
APBD jumlahnya cukup tinggi, sedang jumlah pegawai tidak seimbang
dengan banyaknya kegiatan dan besaran anggaran yang dilaksanakan.
Sedang pencapaian fisik tinggi karena kegiatan APBN dan APBD yang
dilaksanakan ada kesamaan tujuan, jika sudah menggunakan APBD maka
APBN tidak digunakan atau sebaliknya.

7) Kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih


Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
Tahun 2015

Kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta


Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan merupakan kegiatan
spesifik yang diberikan kepada UPT ditjen. perkebuan di 4 provinsi yaitu 3
UPT berbentuk balai besar yang dipimpin oleh pejabat setingkat eselon-2
yaitu BBP2TP Medan, Surabaya dan Ambon dan 1 UPT berbentuk balai
yang dipimpin oleh pejabat setingkat eselon-3 yaitu BPTP Pontianak di
Kalimantan Barat.

Tugas pokok yang dibebankan kepada 3 BBP2TP yaitu Medan, Surabaya


dan Ambon adalah melaksanakan pengawasan, pengembangan pengujian
mutu benih, dan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman
perkebunan, serta pemberian bimbingan teknis penerapan sistem
manajemen mutu dan laboratorium. Sedang tugas pokok yang dibebankan
kepada BPTP Pontianak yaitu hanya dibidang proteksi tanaman
perkebunan. Jumlah dan jenis kegiatan dimasing-masing UPT bisa
berbeda-beda sesuai dengan prioritas kegiatan masing-masing UPT,
contoh BBP2TP Medan tidak menganggarkan kegiatan sertifikasi dan
pengawasan pada tahun 2014 sedang 2 (dua) BBP2TP yang lain
menganggarkan hal ini disebabkan tidak ada daerah/wilayah binaan yang
mengajukan sertifikasi benih ke BBP2TP Medan. Anggaran operasional 4

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 75


(empat) UPT sebesar Rp53,958 milyar yang dimanfaatkan untuk 15
kegiatan utama/output, dengan kegiatan prioritas pada sertifikasi dan
pengujian mutu benih, pembangunan kebun demplot, uji koleksi dll, rakitan
teknologi spesifikasi proteksi tanaman perkebunan, pengawasan peredaran
benih, dan pemanfaatan agen hayati.

Tabel 22 Keluaran/Output Kegiatan Dukungan Pengujian dan


Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi
Tanaman Perkebunan Tahun 2015

Keuangan Fisik
No Keluaran/Output
Anggaran Realisasi
% Target Realisasi % Satua
Rp(000) Rp(000)
1. Pembangunan Kebun Contoh. 952.000 946.055 99,38 100 100 100,00 Ha
Demplot. Uji Koleksi. dll
2. Rakitan Teknologi Spesifikasi 2.336.863 2.151.411 92,06 29 28 96,55 Paket
Proteksi Tanaman Perkebunan Tek
3. Pemanfaatan Agensia Hayati 561.041 528.848 94,26 15 15 100,00 Jenis
4. Sertifikasi dan Pengujian 673.550 638.691 94,82 17.193.250 17.918.701 104,22 Batang
Mutu benih
5. Koordinasi. Pembinaan dan 11.030.627 9.466.227 85,82 12 12 100,00 Bln
Monev Perbenihan dan
Proteksi Tanaman Perkebunan
6. Layanan Perkantoran 50.741.297 94,91 12 12 100,00 Bln
48.159.552
7. Kendaraan Bermotor 154.540 148.537 96,12 8 8 100,00 Unit
8. Perangkat Pengolah Data dan 85.750 51.797 60,40 1 1 100,00 Unit
Komunikasi
9. Peralatan dan Fasilitas 3.305.825 3.281.148 99,25 315 315 100,00 Unit
Perkantoran
10. Gedung/Bangunan 530.000 529.074 99,83 600 600 100,00 M2

Jumlah 70.371.493 65.901.339 93,65 17.194.342 17.919.792 99,93

Pada tabel diatas menggambarkan tingkat penyerapan anggaran kegiatan


dukungan manajemen dan dukungan teknis Lainnya sebesar 93,65%,
sedang pencapaian fisik mampu mencapai 99,93%, pencapaian fisik yang
tinggi ditopang oleh keberhasilan dalam sertifikasi dan pengujian benih
sebanyak 17,919 juta batang dari target yang hanya 17,193 juta batang
terdiri dari di BBP2TP Surabaya tersertifikasi 17,915 juta batang sedang
Ambon tersertifikasi 3,5 ribu batang. Keberhasilan ini dari tak terlepas dari
tingginya kinerja UPT Surabaya dan Ambon yang didukung SDM yang
mumpuni dan bisa diberdayakan dengan baik.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 76


Secara umum pencapaian fisik di seluruh UPT sangat baik rata-rata 100
persen, Pembangunan Kebun Contoh, Demplot, Uji Koleksi, dll seluruh
target seluas 100 hektar selesai dilaksanakan/dibangun di 3 UPT yaitu
Surabaya, ambon dan Pontianak, sedang yang tidak mencapai 100%
adalah kegiatan Rakitan Teknologi Spesifikasi Proteksi Tanaman
Perkebunan di 4 UPT dengan target 29 paket teknologi rakiatan hanya UPT
Surabaya yang tidak mampu menyelesaikan semuanya dari target 5 paket
hanya mampu diselesaikan 4 paket.

C. Realisasi Berdasarkan Kewenangan Tahun 2015

Sesuai dengan DIPA 2015, Direktorat Jenderal Perkebunan mendapatkan


alokasi anggaran sebesar Rp4,495 trilyun (APBN Murni dan APBN-P) untuk
menjalankan program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan. Anggaran difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang
dapat menciptakan multiplier effect yang optimal. Sehingga hal tersebut
diharapkan dapat menangkap peluang, menjawab tantangan, mengatasi
permasalahan dan mampu menjadi gerakan di masyarakat agar pencapaian
sasaran pembangunan perkebunan 2015 seperti yang diharapkan.

Sebagaimana diketahui bahwa jumlah kabupaten dan kota di seluruh Indonesia


sebanyak 497 yang tersebar di 34 provinsi. Dengan keterbatasan APBN, untuk
memenuhi rasa keadilan dan ketidak-berpihakan kepada kebupaten/kota yang
ingin melaksanakan pembangunan perkebunan, maka ditetapkan kriteria untuk
penetapan satker mandiri (otonom) sebagai berikut: (a) Kinerja satker dua
tahun terakhir (2013 dan 2014); (b) Nomenklatur Dinas. Urutan prioritas
pengalokasian anggaran terkait dengan nomenklatur dinas secara berurutan:
apabila Dinas Perkebunan berdiri sendiri akan memperoleh prioritas utama,
Dinas Gabungan namun masih tersurat kata "Perkebunan", seperti Dinas
Kehutanan dan Perkebunan menjadi prioritas kedua, dan Dinas Gabungan
tanpa kata "Perkebunan" akan menjadi prioritas terakhir; (c) Alokasi anggaran
yang dikelola minimal Rp 1 milyar, bila anggaran yang dikelola dibawah Rp. 1
milyar, maka dana tersebut dialokasikan dan dikelola oleh Provinsi sebagai
Tugas Pembantuan (TP) Provinsi; dan (d) Besar-kecilnya kontribusi terhadap

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 77


sasaran produksi dan luas areal secara nasional sebagaimana tertuang dalam
Rencana Strategis (RENSTRA) Pembangunan Perkebunan tahun 2015-2019.

Berdasarkan kriteria tersebut ditetapkan TA. 2015 ditetapkan 88 satker, yang


terdiri atas 1 Satker Pusat/Ditjen. Perkebunan, 4 Satker UPT Pusat, 33 Satker
Dinas Provinsi dan 50 Satker Dinas Kabupaten/kota. Anggaran untuk seluruh
satker tersebut dimanfaatkan untuk memfasilitasi pengembangan 15 komoditas
perkebunan unggulan nasional dengan prioritas utama adalah pengembangan
tebu sebagai komoditas pangan.

Anggaran terbagi dalam 4 kewenangan yaitu anggaran Kantor Pusat (Ditjen.


Perkebunan), anggaran Kantor Daerah (4 UPT Pusat), anggaran Dekonsentrasi
33 provinsi, anggaran Tugas Pembantuan Provinsi di 33 provinsi dan anggaran
Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota di 50 kabupaten/kota. Besaran anggaran
masing-masing kewenangan dan realisasinya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 23 Keluaran/Output Kegiatan Ditjen Perkebunan berdasarkan


Kewenangan Tahun 2015
REALISASI VOLUME KELUARAN/OUTPUT
NO PELAKSANA/
KEWENANGAN
PAGU
Rp(000) % TARGET REALISASI %
1. PUSAT 152.055.731 108.964.488 71,66 630 441 92,33
2. UPT PUSAT/BALAI 70.371.493 65.901.339 93,65 17.194.414 17.919.866 104,22
PROVINSI:
3. A. DEKONSENTRASI 97.904.151 86.335.266 88,18 915 896 97,92
B. TUGAS
PEMBANTUAN
3.445.803.165 2.639.784.078 76,61 321.463 279.607 86,98

4. TUGAS PEMBATUAN
KAB/KOTA
716.790.867 655.461.452 91,44 164.931 163.168 98,93

JUMLAH 4.482.925.407 3.556.446.623 79,33 17.682.353 18.363.978 103,85

Pada tabel diatas terdapat pencapaian realisasi fisik diatas 100% yaitu pada
UPT Pusat/Balai hal ini mengindikasikan kinerja yang luar biasa, secara
keseluruhan penyerapan anggaran adalah sebesar 93,65% dengan pencapaian
fisik 99,93%. Penyerapan anggaran terendah pada Kantor Pusat sedang
pencapaian fisik terendah pada Tugas Pembantuan Provinsi hanya 86,98%.

D. Realisasi Pada Satker Pusat, Kantor Daerah, Provinsi dan


Kabupaten/Kota

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 78


Pada tahun 2015 ini terdapat 6 satker pusat yang terdiri dari satker Sekretariat,
Direktorat Tanaman Tahunan, Direktorat Tanaman Semusim, Direktorat
Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Perlindungan, dan Direktorat Pasca
Penen dan Bimbingan Usaha.

1) Satker Pusat/Ditjen. Perkebunan

Anggaran pusat terbagi dalam 6 kegiatan utama yang mengacu pada Tingkat
Eselon II.

Tabel 24 Keluaran/Output Kegiatan Per-Satker Pusat Lingkup Ditjen.


Perkebunan Tahun 2015
Volume
Realisasi
No Keluaran/Output
Satker Pelaksana Pagu
Reali
Rp(000) % Target %
sasi
1. Direktorat Tan. Rempah &
13.160.663 10.205.520 77,55 33 33 100,00
Penyegar
2. Direktorat Tanaman Semusim 15.817.118 9.763.605 61,73 35 35 100,00
3. Direktorat Tanaman Tahunan 11.138.686 8.794.146 78,95 27 27 100,00
4. Direktorat Perlindungan 7.437.423 6.083.542 81,80 29 29 100,00
5. Direktorat Ppu 8.210.815 7.231.310 88,07 32 32 100,00
6. Sekretariat 96.291.026 66.886.365 69,46 474 285 87,88

JUMLAH 152.055.731 108.964.488 71,66 630 441 92,33

Berdasarkan data dalam tabel diatas tergambarkan pencapaian fisik yang


mencapai 92,33%, sedang penyerapan anggaran hanya pada kisaran
71,66%, tampak seperti terjadi anomali penyerapan anggaran rendah sekali
tetapi capaian fisik tinggi (perhitungan fisik total didasarkan pada beban
anggaran masing-masing Satker). Kondisi ini bisa terjadi karena tolok ukur
satuan fisik yang tidak menggambarkan kinerja per Satuan Kerja, terjadinya
efisiensi dalam pengadaan barang/jasa. Unit kerja dengan penyerapan
anggaran terendah adalah Direktorat Tanaman Semusim dengan 61,73%,
sedang yang tertinggi diperoleh Direktorat PPU 88,07%. Rendahnya
penyerapan di Tansim dipengaruhi oleh kurangnya koordinasi dalam
pemanfaatan anggaran dan sikap terlalu berhati-hati dalam penggunaan
anggaran.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 79


2) Satker UPT Pusat/Balai Lingkup Ditjen. Perkebunan

Pembentukan unit pelaksanaan teknis diatur dalam peraturan Menteri


Pertanian, secara umum UPT berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Direktorat Jenderal Perkebunan. Tugas dan
fungsi seluruh UPT Pusat adalah:
1) melaksanakan pengawasan & pengembangan pengujian mutu benih
2) melaksanakan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman
perkebunan
3) Melaksanakan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem
manajemen mutu dan laboratorium
Untuk BPTP Pontianak khusus pada bidang proteksi.

Tabel 25 Keluaran/Output Kegiatan per satket UPT pusat Lingkup Ditjen


Perkebunan Tahun 2015
Realisasi Volume Keluaran/Output
No Pelaksana/Kewenangan Pagu
Rp(000) % Target Realisasi %
1. BBP2TP Surabaya 17.922.826 17.188.844 95,90 17.192.946 17.915.608 99,57
2. BBP2TP Medan 26.555.766 24.261.352 91,36 48 48 100,00
3. BBP2TP Ambon 17.309.031 16.083.681 92,92 1.336 4.124 106,88
4. BPTP Pontianak 8.583.870 8.367.462 97,48 84 86 102,38
JUMLAH 70.371.493 65.901.339 93,65 17.194.414 17.919.866 101,87

Terlihat pada tabel diatas penyerapan keuangan tertinggi pada


BPTP Pontianak sebesar 97,48% sedang penyerapan keuangan terendah
BPTP Medan, namun jika dilihat berdasarkan bobot anggaran BBP2TP
Medan menjadi yang terbaik dari sisi penyerapan anggaran, sedang jika
ditinjau dari pencapaian kinerja maka BBP2TP Ambon menjadi yang terbaik
karena berhasil mencapai fisik 106,88%. Secara keseluruhan kinerja
seluruh UPT Pusat menjadi kelompok satker yang memiliki kinerja terbaik
dengan pencapain fisik diatas 100 persen.

3) Satuan Kerja Perkebunan Tingkat Provinsi

Pada tahun 2015 merupakan awal alokasi anggaran untuk 33 provinsi,


karena adanya pertambahan provinsi baru yaitu Kalimantan Utara. Menilik

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 80


potensi wilayah pengembangan komoditas ketahanan pangan dan amanat
swasembada gula maka provinsi yang Jawa Timur kembali mendapat
alokasi anggaran terbesar pada tahun anggaran 2015 dan dibelakangnya
Jawa Tengah.

a. Realisasi Anggaran dan Pencapaian Fisik

Tabel 26 Keluaran/Output Per-Satker Provinsi Berdasarkan pada


Kewenangan
PAGU KEWENANGAN REALISASI KEWENANGAN

KEUANGA
NO SATKER FISIK
DK TP DK TP N
Rp(000) Rp(000) Rp(000) Rp(000) DK TP DK TP
(%) (%) (%) (%)

1. DINAS PERKEBUNAN 3.334.352 3.277.674 75.130.632 98,30 68,57 100,00 98,94


109.571.450
PROV. JAWA BARAT

DINAS PERKEBUNAN 412.000.283 183.209.417 90,09 44,47 27,23


2. 2.490.645 2.243.765 100,00
PROV. JAWA TENGAH
DINAS KEHUTANAN 1.271.110 21.326.330 1.257.315 16.306.336 98,91 76,46 100,00 97,62
3. DAN PERKEBUNAN
PROV. DIY
DINAS PERKEBUNAN 2.411.464 491.600.558 1.985.309 348.854.980 82,33 70,96 100,00 72,10
4.
PROV. JAWA TIMUR
DINAS KEHUTANAN 4.871.896 105.059.513 2.140.914 81.322.676 43,94 77,41 84,87
5. DAN PERKEBUNAN 77,42
PROV ACEH
DINAS PERKEBUNAN 2.438.478 39.520.281 2.339.090 33.518.996 95,92 84,81 100,00 99,84
6. PROV SUMATERA
UTARA
DINAS PERKEBUNAN 2.374.618 52.980.076 2.100.852 36.743.371 88,47 69,35 100,00 96,84
7. PROV SUMATERA
BARAT
DINAS PERKEBUNAN 6.740.701 30.435.438 6.331.859 28.401.333 93,93 93,32 100,00 100,00
8.
PROV. RIAU
DINAS PERKEBUNAN 6.755.383 34.350.399 6.270.600 31.950.989 92,82 93,01 100,00 98,42
9.
PROV. JAMBI
DINAS PERKEBUNAN 6.506.489 79.015.605 5.841.141 45.387.413 89,77 57,44 100,00 87,94
10. PROV. SUMATERA
SELATAN
DINAS PERKEBUNAN 2.697.058 211.903.562 2.577.421 160.950.721 95,56 75,95 100,00 100,00
11.
PROV. LAMPUNG
DINAS PERKEBUNAN 6.288.501 33.261.112 5.738.413 29.881.925 91,25 89,84 100,00 93,52
12. PROV. KALIMANTAN
BARAT
DINAS PERKEBUNAN 5.820.029 17.552.347 5.666.016 16.373.813 97,35 93,29 100,00 100,00
13. PROV. KALIMANTAN
TENGAH
DINAS PERKEBUNAN 4.981.089 13.894.997 3.635.224 12.034.436 72,98 86,61 100,00 97,12
14. PROV. KALIMANTAN
SELATAN
DINAS PERKEBUNAN 4.609.545 11.298.361 3.360.854 8.023.643 72,91 71,02 100,00 100,00
15. PROV. KALIMANTAN
TIMUR
DINAS PERKEBUNAN 2.296.742 60.284.019 2.207.750 56.945.024 96,13 94,46 100,00 100,00
16. PROV. SULAWESI
UTARA
DINAS PERKEBUNAN 2.029.665 249.567.718 1.924.879 196.679.854 94,84 78,81 100,00 92,78
17. PROV. SULAWESI
TENGAH
DINAS PERKEBUNAN 2.507.387 493.717.246 2.050.446 407.853.315 81,78 82,61 100,00 97,88
18.
PROV. SELATAN
DINAS PERKEBUNAN & 2.023.270 298.472.014 1.899.707 285.437.101 93,89 95,63 100,00 99,24
19. HORTIKULTURA PROV.
SULTRA

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 81


DINAS PERTANIAN 1.416.138 35.382.211 1.416.020 31.475.650 99,99 88,96 100,00 100,00
20.
PROVINSI MALUKU
DINAS PERKEBUNAN 1.893.970 53.965.828 1.645.943 45.662.130 86,90 84,61 100,00 100,00
21.
PROVINSI BALI
DINAS PERKEBUNAN 2.562.702 104.437.825 2.278.313 95.121.304 88,90 91,08 100,00 99,61
22. PROV. NUSA
TENGGARA BARAT
DINAS PERTANIAN 2.135.668 52.375.389 2.115.622 47.229.957 99,06 90,18 100,00 93,12
23. DAN PERKEBUNAN
NTT
DINAS PERKEBUNAN & 2.868.385 39.295.295 2.848.736 35.132.397 99,31 89,41 100,00 99,31
24. PETERNAKAN PROV.
PAPUA
DINAS PERKEBUNAN 1.880.848 35.880.962 1.841.391 34.811.779 97,90 97,02 100,00 99,97
25.
PROV. BENGKULU
DINAS PERTANIAN 2.369.278 34.528.084 2.285.925 31.977.382 96,48 92,61 100,00 100,00
26.
PROV. MALUKU UTARA
DINAS KEHUTANAN 1.471.220 15.859.905 1.392.582 15.272.725 94,65 96,30 100,00 100,00
27. DAN PERKEBUNAN
PROP. BANTEN
DINAS PERTANIAN,
PERKEBUNAN DAN 1.510.307 2.903.215 1.431.000 2.371.897 94,75 81,70 100,00 84,69
28.
PETERNAKAN PROV.
KEPULAUAN BABEL
DINAS PETERNAKAN
DAN PERKEBUNAN 2.089.053 57.288.939 2.087.786 41.879.979 99,94 73,10 100,00 99,99
29.
PROVINSI
GORONTALO
DINAS PERTANIAN,
KEHUTANAN, DAN 1.343.385 5.368.406 830.879 4.261.396 61,85 79,38 100,00 82,70
30. PETERNAKAN
PROVINSI KEPULAUAN
RIAU
DINAS PERKEBUNAN 2.282.390 7.148.706 2.232.400 6.950.079 97,81 97,22 100,00 100,00
31. PROVINSI PAPUA
BARAT
DINAS PERKEBUNAN 1.069.835 221.514.989 1.004.921 185.922.032 93,93 83,93 100,00 90,60
32. PROVINSI SULAWESI
BARAT
DINAS PERTANIAN,
KEHUTANAN DAN 562.550 14.042.102 74.519 6.709.396 13,25 47,78 16,67 53,33
33. KETAHANAN PANGAN
PROVINSI
KALIMANTAN UTARA

JUMLAH 97.904.151 3.445.803.165 86.335.266 2.639.784.07 88,18 76,61 98,40 84,54


8

Berdasarkan data pada diatas tergambarkan tingkat penyerapan


anggaran Dekonsentrasi sebesar 88,18% dan Tugas Pembantuan sebesar
76,61%, tingkat penyerapan ini masih jauh dari target Menteri Pertanian
yang sebesar 95%. Dekonsentrasi memperoleh dana sangat kecil hal ini
disebabkan hanya memuat program/kegiatan generik yang sifatnya
administratif seperti kegiatan pembinaan dan pengawalan, rapat-rapat,
honor dll. Sebaliknya Tugas Pembantuan memperoleh dana yang besar
disebabkan sebagian besar kegiatannya adalah pengembangan komoditas
seperti karet, kelapa, kakao,kopi, tebu dll.

Penyerapan keuangan terendah pada anggaran Dekonsentrasi


adalah Kalimantan Utara (13,25%), Aceh (43,94%) dan Kepulauan Riau
(61,85%) sedang penyerapan keuangan tertinggi pada anggaran
Dekonsentrasi adalah Maluku (99,99%), Papua (99,31%) dan Nusa

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 82


Tenggara Timur (99,06%). Berdasarkan pencapaian fisik yang terendah
Tugas Pembatuan Provinsi adalah Jawa Tengah (27,23%), Kalimantan
Utara (53,33%) dan Jawa Timur (72,10%) sedang diluar dua provinsi ini
pencapaian fisik Dekonsetrasi semuanya mencapai 100%.

Penyerapan keuangan terendah pada anggaran Tugas


Pembantuan Provinsi adalah Jawa Tengah (44,47%), Kalimantan Utara
(47,78%), dan Sumatera Selatan (57,44%) sedang penyerapan keuangan
tertinggi pada anggaran Tugas Pembantuan Provinsi adalah Papua Barat
(97,22%), Banten (97,02%) dan Bengkulu (96,30). Berdasarkan pencapaian
fisik yang terendah hanya Kalimantan Utara (16,67%) dan Jawa Tengah
(77,42%) sedang pencapaian fisik yang mencapai 100% pada Tugas
Pembatuan Provinsi ada 10 provinsi.

Rendahnya penyerapan anggaran di Kalimantan Utara disebabkan


oleh organisasi Satuan Kerja belum berjalan secara optimal karena masih
pada masa transisi sebagai provinsi baru, untuk Jawa tengah disebabkan
pengembangan tebu dengan nilai anggaran mencapai ratusan milyar rupiah
banyak yang tidak dapayt dilaksanakan karena berbagai alasan dari CP/Cl
sampai dengan resiko hukum yang mungkin akan dihadapi oleh pelaksana
hal demikian juga terjadi di Jawa Timur dan provinsi lain yang memiliki
anggaran pengembangan tebu.

b. Pencapaian Fisik Komoditas Rempah dan Penyegar dalam Luas


Areal

Tabel 27 Keluaran/Output Tanaman Rempah dan Penyegar Pada Tugas


Pembantuan Provinsi Tahun 2015

KOMODITAS
(HEKTAR)
NO SATKER
KOPI TEH KAKAO LADA CENGKEH PALA

PAGU REA PAGU REA PAGU REA PAGU REA PAGU REA PAGU REA

1 JAWA BARAT 900 900 2.015 2.015 250 200 500 500

2 JAWA TENGAH 1.000 1.000 600 600

3 DIY 300 300

4 JAWA TIMUR 1.200 1.200

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 83


5 ACEH 3.400 3.400 2.275 1.675 1.000 -
SUMATERA
1.500 1.500 1.500 1.500
6 UTARA
SUMATERA
3.000 3.000
7 BARAT
SUMATERA
4.050 4.050 1.800 1.800
8 SELATAN

9 LAMPUNG 3.900 3.900 2.950 2.950


KALIMANTAN
700 700
10 BARAT
KALIMANTAN
100 100
11 SELATAN
KALIMANTAN
800 800
12 TIMUR
SULAWESI
2.750 2.750 750 750 2.850 2.850
13 UTARA
SULAWESI
21.850 21.850
14 TENGAH
SULAWESI
3.900 3.900 23.230 23.035 500 500
15 SELATAN
SULAWESI
18.850 18.850 350 350
16 TENGGARA

17 MALUKU 1.450 1.450 3.500 3.500

18 BALI 3.400 3.400 2.300 2.300 200 200


NUSA
TENGGARA 300 300 2.400 2.400
19 BARAT
NUSA
TENGGARA 1.950 1.950 1.350 1.350
20 TIMUR

21 PAPUA 800 780 900 900

22 BENGKULU 2.300 2.300 900 900 100 100

23 MAULKU UTARA 200 155 1.350 1.350 1.225 1.225


BANGKA
1.100 1.100
24 BELITUNG

25 GORONTALO 1.150 1.150

26 PAPUA BARAT 500 500


SULAWESI
11.400 11.400
27 BARAT
KALIMANTAN
500 500
28 UTARA
JUMLAH 28.600 28.580 2.015 2.015 94.305 93.415 8.250 8.250 5.800 5.800 9.075 8.075

Dalam tabel diatas terlihat persebaran pengembangan 6


komoditas tanaman rempah penyegar ada di 28 provinsi, tanaman teh
hanya di Jawa Barat, Kopi di 13 provinsi, kakao di 18 provinsi, Lada di 6
provinsi, cengkeh di 9 provinsi dan pala di 5 provinsi. Target pengembangan
tanaman rempah penyegar 148.045 hektar terealisasi 146.135 hektar,
komoditas yang tidak terealisasi seluruhnya adalah kopi 10 hektar di Papua,
kakao 890 hektar di (Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, Aceh dan Jawa
Barat), dan Pala 1.000 hektar di Aceh. Permasalahan tidak terlaksananya
pengembangan Pala dan kakao di aceh adalah karena tidak tersedianya
benih bina tanaman pala sedang kakao di Pidie Jaya dan Bireuen tidak
dapat dilaksanakan karena harga entres lebih tinggi dibanding unit cost
yang di DIPA. Meskipun seluruh pengembangan kopi 1.000 hektar di Jawa

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 84


tengah terlaksana namun ada pengadaan atraktan yang tidak dapat
dilaksanakan.

c. Pencapaian Fisik Komoditas Semusim dalam Luas Areal

Tabel 28 Keluaran/Output Tanaman Semusim Pada Tugas Pembantuan


Provinsi Tahun 2015
KOMODITAS
(HEKTAR)
NO SATKER
TEBU TEMBAKAU NILAM KAPAS

PAGU REA PAGU REA PAGU REA PAGU REA

1 JAWA BARAT 2.000 2.000 60 - 10 10

2 JAWA TENGAH 25.239 3.008 100 50 10 10

3 DIY 550 480 5 5

4 JAWA TIMUR 25.590 17.859 200 - 10 10 30 -

5 ACEH 200 200 20 - 10 10

6 SUMATERA UTARA 5 5

7 SUMATERA BARAT 100 80 20 20 10 10

8 JAMBI 440 440

9 SUMATERA SELATAN 650 287

10 LAMPUNG 5.024 5.024

11 SULAWESI SELATAN 3.350 3.350 7.000 7.000

12 BALI 100 100 20 20 100 100

13 NUSA TENGGARA BARAT 3.087 3.087 130 115 250 250

14 NUSA TENGGARA TIMUR 250 250

15 GORONTALO 950 950 30 30

JUMLAH 67.180 36.764 630 285 110 110 7.630 7.600

Pengembangan 4 komoditas tanaman semusim (tabel 28) ada di 15


provinsi, tanaman tebu ada di 12 provinsi, tembakau di 7 provinsi, Nilam di
9 provinsi, dan kapas di 5 provinsi. Target pengembangan tanaman
semusim 75.550 hektar dapat terealisasi 44.759 hektar. Kegiatan yang
tidak seluruhnya terlaksana adalah pengembangan tebu di Jawa Tengah
tidak dapat dilaksanakan 22.231 hektar karena petani menolak kegiatan
tersebut sedang untuk harvester juga tidak dilaksanakan karena tidak ada
penyedia alat tersebut, Bongkar ratoon 10 hektar tidak dapat dilaksanakan
karena bibit tidak lolos sertifikasi demikian juaga harvester tidak dapat
dilaksanakan karena spesifikasi tidak ada didalam e-cataloq dan dicoba
diubah dengan lelang tapi waktu tidak cukup, pengembangan tebu di Jawa

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 85


Timur tidak dapat dilaksanakan 7.731 hektar di 4 kabupaten tidak dapat
karena permasalahan teknis dilapangan (Sidoarjo, Kediri, Mojokerto dan
Ngawi), untuk alat tebang 296 unit tidak dilaksanakan karena
rekanan/penyedia tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya hingga batas
waktu kontrak, pengembangan tebu di Sumatera Selatan tidak
dilaksanakan 364 hektar, rawat ratoon di OKU Timur tidak dilaksanakan
dan bongkar ratoon di Ogan Ilir tidak dilaksanakan karena lahan tidak siap.
Pengembangan tanaman tembakau di Jawa Barat tidak dilaksanakan
karena tidak ada benih bina dan pada sisi lain petani lebih menginginkan
benih unggul lokal, pengembangan Tembakau di Jawa Tengah dan Jawa
Timur melalui anggaran APBN-P tidak dilaksanakan karena musim tanam
sudah lewat, pengembangan tembakau di NTB tidak dilaksanakan 15
hektar karena lahan tersebut sudah ditanami.

d. Pencapaian Fisik Komoditas Tahunan dalam Luas Areal

Tabel 29 Keluaran/Output Tanaman Tahunan Pada Tugas Pembantuan


Provinsi Tahun 2015
KOMODITAS
(HEKTAR)
NO SATKER KELAPA KEMIRI
KARET KELAPA JAMBU METE SAGU
SAWIT SUNAN
PAGU REA PAGU REA PAGU REA PAGU REA PAGU REA PAGU REA

1 JAWA BARAT 100 100 500 500 5 5

2 JAWA TENGAH 200 200 2.250 -

3 DIY 100 100 100 100

4 JAWA TIMUR 100 100

5 ACEH 850 800 1.400 1.150 450 450

6 SUMATERA UTARA 300 300 100 100 200 200

7 SUMATERA BARAT 1.450 1.450 1.150 950 300 300

8 RIAU 1.900 1.900 700 700 650 650

9 JAMBI 2.500 2.500 200 200 550 550


SUMATERA
1.159 1.159 1 - 1 -
10 SELATAN

11 LAMPUNG 150 150 200 200

12 KALIMANTAN BARAT 1.000 1.000 200 200 750 723


KALIMATAN
800 800 200 200 240 240
13 TENGAH
KALIMANTAN
600 550 400 400
14 SELATAN

15 KALIMANTAN TIMUR 100 100

16 SULAWESI UTARA 1.950 1.950

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 86


17 SULAWESI TENGAH 150 150 3.500 3.500
SULAWESI
1.250 1.250 100 100
18 SELATAN
SULAWESI
2.000 2.000 100 100
19 TENGGARA

20 MALUKU 2.450 2.450

21 BALI 750 750 100 100


NUSA TENGGARA
600 600 250 250
22 BARAT
NUSA TENGGARA
2.950 2.319 15 15 650 650
23 TIMUR

24 PAPUA 200 200 700 700

25 BENGKULU 800 800 500 500 250 250

26 MAULKU UTARA 1.500 1.500 150 150

27 GORONTALO 1.800 1.800

28 KEPULAUAN RIAU 550 457

29 PAPUA BARAT 150 150 400 400


KALIMANTAN
200 200 500 -
30 UTARA
JUMLAH 12.709 12.516 26.601 23.269 4.391 3.863 20 20 1.550 1.550 1.100 1.100

Persebaran pengembangan 4 komoditas tanaman tahunan ada di 30


provinsi, tanaman kelapa ada di 27 provinsi, karet di 16 provinsi, kelapa
sawit di 12 provinsi, dan kemiri sunan di 2 provinsi, Jambu Mete di 8
provinsi dan sagu di 2 provinsi. Target pengembangan tanaman semusim
46.371 hektar dapat terealisasi 42.411 hektar. Pengembangan kelapa
2.250 hektar di Jawa tengah tidak dapat dilaksanakan karena tidak tersedia
bibit bina, di NTT tidak dilasanakan 631 hektar karena kekurangan benih
anakan khusus di kab. (TTU, TTS, Sabu Raijua dan Manggarai Timur),
peremajaan tanaman kelapa di Aceh Singkil dan Aceh Tamiang tidak
dilaksanakan karena tidak ada CP/CL. Pengembangan karet di Aceh
Singkil tidak dilaksanakan karena tidak ada CP/CL. Pengembangan kelapa
sawit di Kalimantan Barat 27 hektar karena tidak cukupnya benih kelapa
sawit bermutu bersertifikat di pasar termasuk pupuk NPK serta di
Kalimantan Utara tidak dilaksanakan seluruhnya karena aparat Satker
belum memhami pekerjaanya.

4) Satuan Kerja Perkebunan Tingkat Kabupaten/Kota

Jumlah satker kabupaten yang mendapat anggaran tugas bantuan


sebanyak 50 satker yang tersebar pada 21 provinsi, komoditas dan
kegiatan lain yang dilaksanakan meliputi:

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 87


a. Tanaman Rempah dan Penyegar, antara lain; teh, kakao, kopi, pala,
lada dan cengkeh.
b. Tanaman Semusim, antara lain; nilam dan tebu
c. Tanaman Tahunan, antara lain; karet,kelapa sawit, jambu mete dan
kelapa.
d. Kegiatan lainnya, antara lain; pengembangan kebun benih,
pemberdayaan petani, SL-PHT, peralatan pasca panen dan
pengembangan sistem berbasis tanaman tahunan.

Anggaran, target fisik, realisasi keuangan dan pencapaian fisik disajikan


dalam tabulasi, meliputi; realisasi anggaran beserta fisiknya per-satker,
realisasi gabungan komoditas, realisasi komoditas per-jenis tanaman, dll.
Secara umum pelaksanaan tugas pembantuan di kabupaten tidak menemui
masalah yang berarti, jikapun ada beberapa masalah dapat dengan mudah
dicari solusinya meskipun ada beberapa komoditas tidak selesai 100
persen. Semakin banyak satker yang sudah memahami masalah tender
berdasarkan perpres no. 70/2012, dimana saat banyak pihak
mempertanyakan kekurangan pegawai teknis yang tergabung dalam ULP
(unit pelaksana pengadaan) namun pihak satker kabupaten/kota bisa
menjawab bahwa proses pengadaan tidak terkendala dengan hal tersebut,
karena dalam proses pengadaan ada tim yang bisa dilibatkan dalam
membantu pekerjaan PPK (pejabat pembuat komitmen) yang disebut
dengan tim teknis dan tim penyusun HPS, jadi kekhawatiran pihak yang
mempertanyakan tersebut terjawab sudah.

Namun disisi laporan ke pusat/provinsi masih banyak kekurangan karena


tidak semua satker kabupaten/kota secara rutin dan disiplin melaporkan
perkembangan kegiatannya sesuai waktu yang telah ditentukan dalam
pedoman monev Ditjen. Perkebunan. Kendala lain adalah satker
kabupatenkota terlalu berharap banyak pada sistem pelaporan yang dibuat
oleh Ditjen. Perkebunan yang disebut dengan e-bun, sedang sistem e-bun
belum bisa memenuhi kebutuhan seperti yang diharapkan dan pihak satker-
pun tidak membuat laporan secara manual dalam excel.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 88


a. Realisasi Anggaran dan Pencapaian Fisik

Tabel 30 Keluaran/Output Tugas Pembantuan Per-Satker Kabupaten/Kota


Tahun 2015

PAGU HARIAN REALISASI SP2D


NO SATKER
Rp(000) Rp(000) (%) FISIK (%)
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.
1
Cianjur 9.128.821.000 8.902.877.500 97,52 100,00
2 Dinas Perkebunan Kab. Garut 14.475.075.000 13.720.678.702 94,79 100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Bener
3 100,00
Meriah 175.600.680.000 156.847.335.000 89,32
4 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Pidie 1.062.520.000 929.939.700 87,52 100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Aceh
5
Utara 6.913.985.000 5.897.131.110 85,29 88,68
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Aceh
6
Timur 8.531.261.000 8.038.169.600 94,22 100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.
7
Nagan Raya 5.165.009.000 4.732.699.500 91,63 99,87
8 Dinas Perkebunan Kab. Batubara 2.501.755.000 1.017.437.500 40,67 27,51
9 Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 4.817.451.000 4.546.829.700 94,38 100,00
10 Dinas Perkebunan Kab. Kampar 5.262.880.000 4.881.349.000 92,75 94,09
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.
11
Meranti 5.476.076.000 5.316.377.020 97,08 100,00
12 Dinas Perkebunan Kab. Muara Enim 6.811.826.000 5.930.045.340 87,06 99,90
13 Dinas Perkebunan Kab Musi Rawas 6.210.416.000 5.727.883.500 92,23 99,92
14 Dinas Perkebunan Kab. Ogan Komering Ilir 14.810.772.000 10.819.426.840 73,05 81,85
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.
15
Sanggau 12.543.015.000 11.142.557.700 88,83 83,99
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.
16
Sintang 3.336.756.000 3.121.637.350 93,55 100,00
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab.
17
Kapuas Hulu 6.153.944.000 6.035.644.700 98,08 100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.
18
Bengkayang 8.830.615.000 8.504.545.000 96,31 100,00
19 Dinas Perkebunan Kab. Kotawaringin Barat 4.496.778.000 4.151.021.000 92,31 100,00
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
20
Perkebunan Kab. Tanah Laut 1.757.846.000 1.434.272.400 81,59 100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Hulu
21
Sungai Tengah 1.762.259.000 1.590.064.000 90,23 100,00
22 Dinas Perkebunan Kab. Kotabaru 2.224.016.000 1.961.654.100 88,20 100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.
23
Tabalong 1.859.536.000 1.582.100.700 85,08 99,77
Dinas Perkebunan. Tanaman Pangan.
24
Peternakan dan Perikanan Kab. Kutai Barat 2.889.408.000 2.086.606.750 72,22 100,00
25 Dinas Perkebunan Kab. Minahasa Selatan 5.509.197.000 5.464.435.000 99,19 100,00
26 Dinas Perkebunan Kab. Toli-Toli 19.668.580.000 18.152.695.835 92,29 97,02
27 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Sigi 36.369.140.000 34.788.288.854 95,65 100,00
Dinas Pertanian. Kehutanan dan Kelautan
28
Kota Palu 2.722.271.000 2.665.431.800 97,91 100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.
29
Bulukumba 18.495.707.000 16.059.941.332 86,83 100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
30
Kab.Soppeng 22.728.882.000 21.539.901.854 94,77 100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Luwu
31
Utara 29.911.742.000 24.303.562.583 81,25 91,27

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 89


32 Dinas Pertanian Kab Konawe 22.389.560.000 21.986.662.000 98,20 99,93
33 Dinas Perkebunan Kab. Kolaka 29.426.388.000 28.294.703.600 96,15 100,00
Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kab.
34
Konawe Selatan 22.253.336.000 22.055.217.000 99,11 100,00
Dinas Pertanian. Perkebunan dan Peternakan
35
Kab. Sikka 5.291.452.000 5.134.646.400 97,04 100,00
36 Dinas Perkebunan Kab. Alor 2.357.750.000 2.314.360.000 98,16 100,00
Dinas Pertanian. Perkebunan dan Peternakan
37
Kab. Bengkulu Tengah 1.930.730.000 1.736.640.000 89,95 100,00
38 Dinas Pertanian Kab. Halmahera Utara 17.084.600.000 16.632.720.600 97,36 99,94
39 Dinas Pertanian Kab. Halmahera Barat 9.918.615.000 9.356.366.000 94,33 100,00
40 Dinas Perkebunan Kab. Halmahera Tengah 7.635.595.000 7.537.094.000 98,71 100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.
41
Pandeglang 5.969.316.000 5.158.177.400 86,41 98,98
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.
42
Lebak 5.580.000.000 5.242.099.749 93,94 100,00
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
43
Bangka Selatan 9.097.955.000 6.008.074.705 66,04 98,52
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.
44
Bangka 3.884.416.000 3.361.607.388 86,54 100,00
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
45
Bangka Tengah 1.634.540.000 1.437.225.700 87,93 100,00
Dinas Pertanian. Perkebunan dan Ketahanan
46
Pangan Kab. Pohuwato 11.178.645.000 10.213.738.250 91,37 99,78
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
47
Majene 18.805.750.000 14.849.590.917 78,96 100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab
48
Mamuju 39.737.876.000 37.977.807.200 95,57 100,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
49
Polewali Mandar 39.669.755.000 37.721.103.870 95,09 100,00
Dinas Pertanian. Perkebunan dan
50 29.258.988.000 27.412.677.000 100,00
Hortikultura Kab Mamasa 93,69

JUMLAH 731.133.486.000 666.323.052.749 91,14 98,49

Penyerapan keuangan satker tugas pembantuan kabupaten/kota


dari sejumlah 50 satker tercatat 91,14% atau dengan capaian fisik 98,49%.
Anggaran disebabkan oleh efisiensi pengadaan barang/jasa, tidak
terlaksananya/selesainya pengembangan karet di kabupaten Batubara
dengan status pekerjaan pada KTP CP/CL, kegiatan administratif yang tidak
selesai dibeberapa kabupaten, dll. Penyerapan keuangan terendah pada
anggaran Tugas Pembantuan Kabupaten adalah Batubara (40,67%),
Bangka Selatan (66,04%), dan Kutai Barat (72,22%) sedang penyerapan
keuangan tertinggi pada anggaran Tugas Pembantuan Kabupateni adalah
Minahasa Selatan (99,19%), Konawe Selatan (99,11%) dan Halmahera
Tengah (98,71%). Berdasarkan pencapaian fisik yang terendah adalah
Batubara (27,51%), Ogan Komering Ilir (81,85%) dan Sanggau (83,99%)
sedang pencapaian fisik yang mencapai 100% pada Tugas Pembatuan
Kabupaten ada 34 Satker kabupaten.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 90


b. Realisasi Per-Kegiatan

Tabel 31 Realisasi Output Per-Komoditas Perkebunan Pada Tugas


Pembantuan (TP) Kabupaten/Kota Tahun 2015

Volume
Jumlah
Pagu Realisasi Target Realisasi
No Keluaran/Output Satker
Rp(000) Rp(000) (Ha/Org/ (Ha/Org/ (%)
Kt/Lap) Kt/Lap)

1 Pengembangan Tan. Kopi 155.654.690 151.056.052 30.550 30.550 100,00 6


2 Pengembangan Tan. T e h 13.277.340 13.222.789 1.200 1200 100,00 2
3 Pengembangan Tan. Kakao 259.943.658 241.972.435 90.605 89.743 99,05 21
4 Pengembangan Tan. Lada 14.786.730 10.492.278 2.330 1.970 84,55 4
5 Pengembangan Tan. Cengkeh 18.541.975 17.891.640 3.970 3970 100,00 7
6 Pemberdayaan Pekebun Tanregar 72.189.500 66.774.200 10.484 10.348 98,70 30
7 Pengembangan Tanaman Pala 6.525.500 6.457.875 1.700 1700 100,00 2
Pengembangan Kebun Benih
8 336801 259287,1 16 11 68,75 5
Tanregar
9 Pengembangan Tan. Tebu 24.626.700 19.273.307 750 517 68,93 2
10 Penanaman Tan. Nilam 2.031.190 1.731.987 65 65 100,00 7
11 Pengembangan Tan. Karet 51.076.238 46.523.364 6.881 6.781 100,00 25
12 Pengembangan Tan. Kelapa 21.320.752 19.917.499 8.750 8.750 100,00 19
13 Pengembangan Tan. Kelapa Sawit 24.289.595 22.640.484 2.853 2.850 99,89 15
14 Pengembangan Tan. Jambu Mete 332.940 332.616 150 150 100,00 1
Revitalisasi Perkebunan (Kelapa
15 720.935 483.057 23 21 91,30 21
Sawit, Kakao, Karet)
Pengembangan Sistem Pertanian
16 960.070 859.594 9 9 100,00 9
Berbasis Tanaman Tahunan
17 Pemberdayaan Pekebun Tanhun 14.743.112 13.730.441 6.043 5.782 95,68 20
Pengembangan Kebun Benih
18 462.259 287.293 33 20,6 62,42 8
Tanhun
Peralatan Penanganan
19 7.150.600 5.562.115 74 74 100,00 23
Pascapanen Tan. Perkebunan
Penanganan gangguan usaha dan
20 6.960.282 6.527.036 72 72 100,00 22
konflik perkebunan
21 SL-PHT Perkebunan 1.882.960 1.842.482 19 19 100,00 9
22 Antisipasi Dampak Perub. Iklim 3.818.080 2.728.542 8 7 87,50 8
23 Penanganan OPT Perkebunan 220.550 213.030 150 150 100,00 2

Kabupaten/Kota melaksanakan pengembangan 12 komoditas


perkebunan dengan target luas areal tergarap sebanyak 149.704 hektar
dengan besar anggaran Rp592,407 milyar, dapat diselesaikan 148.246
hektar dengan menyerap anggaran Rp551,512 milyar. Terdapat 1.458
hektar pengembangan komoditas yang tidak dapat dilaksanakan seluruhnya
yaitu pengembangan kakao, sawit, lada dan tebu. Pada tahun 2015
pengembangan kopi diintensifkan di kabupaten Bener Meriah dengan
alokasi anggaran sebesar Rp135,665 milyar target luas areal 27.650 hektar,
dari target sebesar itu seluruhnya dapat dilaksanakan dengan menyerap
anggaran 97,14% dari pagu. Dalam perspekstif kewilayahan komoditas
perkebunan kakao paling banyak dikembangkan di wilayah Indonesia Timur
karena secara tradisional merupakan wilayah pengembangan kakao dan

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 91


sekaligus merupakan sentra kakao nasional, sedang karet banyak
dikembangkan di wilayah Indonesia Barat karena wilyah barat merupakan
sentra karet dan tanaman tahunan lainnya seperti Kalimantan, Sumatera
dan Jawa. Disamping itu terdapat kegiatan lainnya yaitu: penanganan OPT
melalui musuh alami dengan cara menyelenggarakan kegiatan pendidikan
dan pelatihan pada petani pekebun dalam bentuk sekolah lapang
pengendalian hama terpadu (SL-PHT), pemberdayaan petani dalam bentuk
peningkatan pengetahuan kelembagaan petani dan pengembangan
pengetahuan teknis budidaya tanaman perkebunan, kegiatan peningkatan
nilai tambah hasil perkebunan melalui penyaluran alat pasca panen beserta
pelatihan penggunan alat tersebut, dan sebagai upaya pengembangan
perkebunan berkelanjutan melalui pengembangan sumber kebuh benih.

c. Pencapaian Fisik Komoditas Rempah & Penyegar dalam Luas


Areal

Tabel 32 Keluaran/Output Tanaman Rempah dan Penyegar Per-Satker


Pelaksana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Tahun 2015
KOMODITAS
(HEKTAR)
NO SATKER KOPI TEH KAKAO LADA CENGKEH PALA

PAGU REA PAGU REA PAGU REA PAGU REA PAGU REA PAGU REA

1 CIANJUR 600 600


2 GARUT 350 350 600 600 500 500

3 BENER MERIAH 27.650 27.650


4 PIDIE 100 100
5 ACEH TIMUR 700 700
6 MERANTI 500 500
7 MUARA ENIM 650 650
8 SANGGAU 100 100 600 240

9 BENGKAYANG 100 100 500 500


MINAHASA
10 820 820
SELATAN
11 TOLI-TOLI 2.550 2.550 700 700

12 SIGI 10.750 10.750


13 BULUKUMBA 5.100 5.100
14 SOPPENG 6.100 6.100
15 LUWU UTARA 9.200 8.338
16 KONAWE 6.050 6.050
17 KOLAKA 6.950 6.950

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 92


KONAWE
18
SELATAN 6.050 6.050
19 SIKKA 1.550 1.550
20 ALOR 150 150
HALMAHERA
21 450 450 800 800
UTARA 900 900
HALMAHERA
22 500 500
BARAT 700 700
HALMAHERA
23 900 900
TENGAH
24 PANDEGLANG 500 500

25 LEBAK 100 100 500 500


BANGKA
26 930 930
SELATAN
27 BANGKA 300 300

28 POHUWATO 1.600 1.600


29 MAJENE 6.750 6.750
31 MAMUJU 9.350 9.350
POLEWALI
31
MANDAR 10.130 10.130
32 MAMASA 1.300 1.300 5.725 5.725

JUMLAH 30.550 30.550 1.200 1.200 90.605 89.743 2.330 1.970 3.970 3.970 1.700 1.700

Dalam tabulasi diatas disajikan persebaran wilayah pengembangan


tanaman rempah dan penyegar meliputi wilayah Sulawesi, Jawa, Sumatera
dan Maluku. Komoditas teh hanya dikembangkan di Jawa Barat, kakao di
Sulawesi (Tengah, Barat, Selatan dan Tenggara), Kopi dikembangkan di
Sumatera (Aceh dan Riau) dan Sulawesi Barat (Mamasa), Lada hanya
dikembangkan di Bangka Belitung, Pala dikembangkan hanya di Maluku,
dan Cengkeh hanya di Sulawesi Utara. Persebaran 4 komoditas tanaman
tahunan ada di 30 provinsi, tanaman kelapa ada di 27 provinsi, karet di 16
provinsi, kelapa sawit di 12 provinsi, dan kemiri sunan di 2 provinsi, Jambu
Mete di 8 provinsi dan sagu di 2 provinsi. Target pengembangan tanaman
semusim 46.371 hektar dapat terealisasi 42.411 hektar.

Secara keseluruhan realisasi pencapaian fisik pengembangan komoditas


tanaman rempah dan penyegar hampir mendekati 100 persen, hanya
pengembangan komoditas kakao di Toli-Toli dan Kota Palu saja yang tidak
tercapai seluruhnya. Berbagai macam persoalan menjadi penyebab tidak
berhasilnya kegiatan sebuah satker, seperti data CL/CL tidak akurat, petani
mengundurkan diri karena beberapa persyaratan yang diminta tidak dapat
dipenuhi, berita adanya pengurangan anggaran sehingga satker melakukan
tindakan mengurangi jumlah yang ditenderkan, dll.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 93


d. Pencapaian Fisik Komoditas Semusim dalam Luas Areal

Tabel 33 Keluaran/Output Tanaman Semusim Per-Satker Pelaksana


Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Tahun 2015

KOMODITAS
(HEKTAR)
NO SATKER
TEBU NILAM
PAGU REALISASI PAGU REALISASI

1 GARUT 10 10

2 BENER MERIAH 200 200

3 PIDIE 10 10

4 ACEH UTARA 10 10

5 PASAMAN BARAT 10 10

6 OGAN KOMERING ILIR 550 317

7 KONAWE 5 5

8 KOLAKA 10 10

9 POHUWATO 10 10

JUMLAH 750 517 65 65

Tanaman semusim hanya memiliki 2 (dua) komoditas saja yang


dikembangkan oleh satker tugas pembantuan kabupaten/kota dengan
target luasan areal yang dikembangkan juga kecil, hanya kabupaten
Pasaman Barat (nilam) dan Bener Meriah (tebu) cukup besar yaitu 150
hektar. Pengembangan tanaman semusim anggarannya lebih banyak
diletakkan di satker provinsi terutama untuk pengembangan tanaman tebu.

Meskipun kabupaten Bener Meriah bukan wilayah tebu/sentra tebu namun


mendapat alokasi pengembangan tanaman tebu pada tahun anggaran
2014 sebesar 150 hektar dan ta. 2015 sebesar 200 hektar, berdasarkan
desain pengembangan tanaman tebu nasional, kedepan direncanakan
wilayah Gayo di provinsi Aceh akan dikembangkan menjadi wilayah baru
sentra pengembangan tebu nasional sebagai upaya dalam mendorong
percepatan realisasi swasembada gula nasional.

Pencapaian realisasi fisik pengembangan komoditas tanaman semusim


sampai akhir tahun anggaran 2014 mampu mencapai 100 persen baik
untuk komoditas nilam maupun tebu di seluruh satker kabupaten/kota.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 94


e. Pencapaian Fisik Komoditas Tahunan dalam Luas Areal

Tabel 34 Keluaran/Output Tanaman Tahunan Per-Satker Pelaksana


Tugas Pembantuan (TP) Kabupaten/Kota Tahun 2015

KOMODITAS
(HEKTAR)
NO SATKER
KARET KELAPA SAWIT METE

PAGU REA PAGU REA PAGU REA PAGU REA

1 CIANJUR 150 150

2 GARUT 200 200

5 ACEH UTARA 300 300 250 250

4 ACEH TIMUR 300 300 200 200

5 NAGAN RAYA 250 250 200 200

6 BATUBARA 100 - 200 -

7 PASAMAN BARAT 300 300 150 150 200 200

8 KAMPAR 300 300 250 250

9 MERANTI 300 300

10 MUARA ENIM 300 300 1

11 MUSI RAWAS 500 500 500 500 1

12 OGAN KOMERING ILIR 521 521 1

13 SANGGAU 300 300 500 500

14 SINTANG 200 200 150 150

15 KAPUAS HULU 550 550 200 200

16 BENGKAYANG 300 300 100 100 300 300

17 KOTAWARINGIN BARAT 200 200 200 200

18 TANAH LAUT 200 200

19 HULU SUNGAI TENGAH 270 270

20 KOTABARU 200 200

21 TABALONG 265 265

22 KUTAI BARAT 275 275

23 MINAHASA SELATAN 500 500

24 BULUKUMBA 300 300

25 KONAWE 300 300

26 KOLAKA 450 450

27 KONAWE SELATAN 600 600

28 SIKKA 200 100

29 ALOR 600 600 150 150

30 BENGKULU TENGAH 200 200

31 HALMAHERA UTARA 1.100 1.100

32 HALMAHERA BARAT 1.100 1.100

33 HALMAHERA TENGAH 1.100 1.100

34 PANDEGLANG 200 200 200 200

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 95


35 LEBAK 200 200

36 BANGKA SELATAN

37 BANGKA 200 200

38 BANGKA TENGAH 200 200

39 POHUWATO 400 400

40 MAJENE 100 100

41 POLEWALI MANDAR 250 250

JUMLAH 6.881 6.781 8.350 8.050 2.653 2.650 150 150

Pengembangan tanaman tahunan yang dilaksanakan dalam dana tugas


pembantuan kabupaten/kota lebih banyak dititik beratkan pada
pengembangan tanaman karet dan kelapa, masing-masing memiliki luasan
areal pengembangan sebanyak; kelapa 5.402 hektar, dan karet 5,384
hektar. Sedang 2 (dua) komoditas lain yaitu kelapa sawit dan jambu mete
luasan arealnya kecil dan hanya dikembangkan oleh 1 (satu) satker untuk
masing-masing komoditas. Pencapaian realisasi fisik pengembangan
tanaman tahunan di kabupaten/kota rata-rata 100 persen, hanya tanaman
karet yang tidak dapat selesai seluruhnya karena kabupaten Batubara tidak
melaksanakannya sedang kabupaten Ogan Komering Ilir hanya mampu
menyelesaikan 90 persen dari target yang dibebankan padanya.

E. Realisasi Anggaran Berdasarkan Belanja

Dalam PMK Nomor 91/PMK.06/2007 tentang Bagan Akun Standar (BAS) sudah
didefinisikan mengenai belanja barang dan jasa, belanja modal, belanja
pegawai dan belanja sosial secara jelas.
Definisi Jenis Belanja Menurut Klasifikasi Ekonomi
1. Belanja Pegawai
Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang
harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah (di dalam negeri dan di luar
negeri) sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan selama
periode akuntansi, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan
pembentukan modal. Pembayaran kepada pekerja yang dipekerjakan
sendiri, dan pekerja lain yang bukan karyawan pemerintah tidak termasuk
dalam kelompok belanja pegawai tetapi dalam kelompok belanja barang
dan jasa.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 96


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam belanja pegawai:
a) Belanja Pegawai difokuskan untuk membayar gaji dan tunjangan yang
melekat dengan gaji, honor-honor pegawai non PNS serta tunjangan-
tunjangan yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
b) Sementara itu, sesuai dengan penerapan konsep nilai perolehan maka
pembayaran honor-honor untuk pelaksana kegiatan yang semula
disediakan dari “Belanja Pegawai : Uang honor tidak tetap”
diintegrasikan ke dalam kegiatan induknya dan kode akun yang
digunakan mengikuti jenis belanja kegiatan yang bersangkutan
2. Belanja Barang
Pembelian barang dan jasa yang digunakan untuk memproduksi barang
dan jasa yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan, Barang dan Jasa yang
digunakan untuk riset dan pengembangan, pelatihan staf, riset pasar
termasuk.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam belanja barang/jasa:
a) Belanja Barang difokuskan untuk membiayai kebutuhan operasional
kantor (barang dan jasa), pemeliharaan kantor dan aset tetap lainnya
serta biaya perjalanan.
b) Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk pembayaran
honor-honor bagi para pengelola anggaran (KPA, PPK, Bendahara dan
Pejabat Penguji/Penandatangan SPM, termasuk Petugas SAI/
SIMAKBMN).
c) Selanjutnya sesuai dengan penerapan konsep nilai perolehan maka
pembayaran honor untuk para pelaksana kegiatan menjadi satu
kesatuan dengan kegiatan induknya
d) Pengadaan Aset Tetap yang nilai persatuannya di bawah nilai
minimum kapitalisasi (< Rp300.000,-/unit);
e) Belanja pemeliharaan aset tetap yang tidak menambah umur
ekonomis, manfaat atau kapasitas;
f) Belanja perjalanan dalam rangka perolehan barang pakai habis.
g) Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk kegiatan
operasional Satker BLU (gaji dan operasional pelayanan Satker BLU).
3. Belanja Modal

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 97


Belanja Modal adalah Pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap
dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
a) Aset Tetap adalah Aset Berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.
b) Aset Lainnya diantaranya aset tak berwujud, tagihan penjualan
angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan, dan aset kerjasama
dengan pihak ketiga (kemitraan).
Yang termasuk belanja modal adalah:
• Belanja Modal Tanah
• Belanja Modal Gedung dan Bangunan
• Belanja Modal Peralatan dan Mesin
• Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
• Belanja Modal Fisik Lainnya
4. Belanja Sosial
Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna
melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Bantuan sosial dapat
langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga
kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk lembaga non
pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan.
hal-hal yang perlu diperhatikan:
a) Belanja Bantuan Sosial secara prinsip dimaksudkan untuk melindungi
masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial.
b) Bantuan Sosial yang diberikan kepada masyarakat dapat berupa uang
atau barang.
c) Pengadaan barang atau bantuan peralatan yang akan diberikan
kepada masyarakat dalam rangka bansos walaupun berupa barng fisik,
pencatatannya tetap menggunakan akun belanja bantuan sosial.
(57xxxx)
d) bantuan sosial diberikan oleh instansi pemerintah dan diberikan kepada
institusi selain pemerintah atau masyarakat serta harus memenuhi
kriteria risiko sosial;

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 98


Pada tahun anggaran 2015, Ditjen. Perkebunan memperoleh 4 (empat) jenis
belanja, yaitu belanja pegawai untuk pegawai kantor pusat dan kantor daerah
(4 UPT), belanja barang/jasa, belanja modal dan belanja sosial untuk kegiatan
pengembangan tebu dalam mendukung swasembada gula nasional.

Tabel 35 Realisasi Per-Belanja Tahun Anggaran 2015


Pagu Realisasi
Kode Belanja %
Rp(000) Rp(000)
51 Belanja Pegawai 76.157.045 71.655.325 94,09
52 Belanja Barang 3.710.027.387 3.085.701.348 83,17
53 Belanja Modal 9.661.129 4.639.508 48,02
57 Belanja Bantuan Sosial 701.422.465 399.969.307 57,02
Jumlah 4.497.268.026 3.561.965.488 79,20

Bilamana ditinjau dari penyerapan anggaran berdasarkan belanja, maka


belanja modal yang paling kecil penyerapannya, namun yang paling
mempengaruhi ketidak berhasilan penyerapan anggaran adalah belanja modal
khusunya ntuk pengembangan tebu di Jawa Tengah dan Jawa timur.

3.2. Monitoring dan Evaluasi BAPPENAS

Penerapan PP 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan


Rencana Pembangunan merupakan upaya untuk menjawab dan memenuhi
tantangan dan kebutuhan dalam rangka melaksanakan siklus manajemen
pembangunan secara utuh. Tersedianya sistem monitoring dan evaluasi (monev)
yang handal akan memberikan kontribusi nyata guna berjalannya siklus umpan balik
pada tahap perencanaan yang pada ahirnya akan meningkatkan kualitas
perencanaan pembangunan.

Sistem monev kinerja pembangunan, khususnya terhadap program dan kegiatan


yang dituangkan dalam dokumen perencanaan, perlu terus dikembangkan agar lebih
bermanfaat bagi manajemen pembangunan. Penyempurnaan mekanisme dan
pelaporan monev, secara langsung mengharuskan terpenuhinya dokumen
perencanaan yang berkualitas dan dapat dievaluasi. Pembangunan aplikasi monev

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 99


berbasis website (e-Monev) merupakan upaya untuk mengefektifkan dan
mengefisienkan pelaporan menuju pada peningkatan kualitas dengan melakukan
penyederhanaan terhadap format, aplikasi dan mekanisme pelaporan monev kinerja
pembangunan.

Pada tahap awal, aplikasi e-Monev baru dapat diakses oleh Kementerian/Lembaga
(K/L) Pusat. Dalam tahap pengembangan selanjutnya, e-Monev direncanakan akan
dapat diakses oleh Bappeda dan SKPD tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota terkait
dengan pelaksanaan kegiatan dan program dengan Dana Dekonsentrasi
(Dekon)/Tugas Perbantuan (TP). Secara paralel, e-Monev yang dikembangkan saat
ini telah memuat informasi kinerja yang dibutuhkan sebagai masukan dalam rangka
penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance-Based-
Planning and Budgeting), serta lebih lanjut untuk mengetahui kontribusi
kegiatan/program terhadap pencapaian target Prioritas Nasional.

LANDASAN HUKUM.
Landasan hukum yang diacu dalam sistem e-Monev Pelaksanaan Rencana
Pembangunan adalah :
a. Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
b. Undang-undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
c. Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2025.
d. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

Target triwulanan merupakan prakiraan nilai pencapaian penyerapan


anggaran dan prakiraan nilai pencapaian kinerja suatu kegiatan secara kumulatif per-
triwulanan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Target triwulanan merupakan besaran/nilai yang ingin dicapai sampai dengan
triwulan tersebut dan bukan hanya nilai pada triwulan itu saja.
2. Target triwulanan dinyatakan dalam satuan persentase (%).
3. Nilai persentase yang di-input merupakan kumulatif dari triwulan sebelumnya.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 100


4. Target yang di-input adalah target penyerapan anggaran kegiatan per- triwulan
dan target capaian kinerja kegiatan per-triwulan
5. Nilai akhir dari target anggaran dan target kinerja pada triwulan IV wajib 100%.

PENGUKURAN NILAI REALISASI PROGRAM

Pengukuran realisasi kinerja suatu program dilakukan berdasarkan realisasi kinerja


seluruh kegiatan yang mendukung program dimaksud secara RERATA
TERTIMBANG. Formula rerata tertimbang memberikan proporsi realiasi kegiatan
yang berkontribusi terhadap program sesuai dengan besaran anggarannya.

Pengukuran terhadap status capaian kinerja pelaksanaan program tidak dilakukan


berdasarkan indikator outcomes karena sebagaimana RKA K/L dan Renja K/L tidak
dilengkapi dengan data nilai target indikator outcomes. Selain itu, karakteristik dari
indikator outcomes merupakan indikator jangka panjang, sehingga pengukuran
realisasinya sulit dilaporkan dalam periode triwulanan. Pelaporan pelaksanaan
program dan kegiatan Ditjen. Perkebunan ke Kementerian PPN/Bappenas sudah
dilakukan pada tanggal 2015-01-22 pukul 11:06:39 WIB, dengan hasil sebagai
berikut:

3.3. Pengarus Utamaan Gender (PUG)

Istilah gender sudah digunakan secara luas masyarakat di berbagai forum, baik
yang bersifat akademis maupun non-akademis ataupun dalam diskursus pembuatan
kebijakan (law making process). Meskipun demikian, tidak selamanya istilah tersebut
dipergunakan dengan tepat, bahkan terkadang mencerminkan ketidakjelasan
pengertian konsep gender itu sendiri. Kekeliruan ini memiliki implikasi yang tidak
kecil, khususnya apabila terjadi dalam proses pembuatan kebijakan. Kekeliruan ini
bukan tidak mungkin menyebabkan kebijakan yang dihasilkan tidak tepat sasaran
dan tidak mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu kejelasan konsep
gender penting sebagai langkah awal memahami pengarusutamaan gender.

Konsep gender tidak merujuk kepada jenis kelamin tertentu (laki-laki atau
perempuan). Berbeda dengan jenis kelamin, gender merupakan konsep yang
dipergunakan untuk menggambarkan peran dan relasi sosial laki-laki dan

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 101


perempuan. Gender merumuskan peran apa yang seharusnya melekat pada laki-laki
dan perempuan dalam masyarakat. Konsep inilah yang kemudian membentuk
identitas gender atas laki-laki dan perempuan yang diperkenalkan, dipertahankan,
dan disosialisasikan melalui perangkat-perangkat sosial dan norma hukum yang
tertulis maupun tidak tertulis dalam masyarakat.

Berbeda dengan jenis kelamin yang ditentukan oleh aspek-aspek fisiologis, gender
merupakan pengertian yang dibentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan, adat
istiadat, dan perilaku sosial masyarakat. Oleh karena itu, pengertian gender tidak
bersifat universal, melainkan tergantung pada konteks sosial yang melingkupinya.
Sebagai contoh, masyarakat berbasis patrilineal seperti di Jawa sangat mungkin
merumuskan gender secara berbeda dengan masyarakat yang sistem sosialnya
berbasis matrilineal.

1) Pengarus utamaan Gender dalam Pembangunan

Di Indonesia, secara resmi PUG diadopsi menjadi strategi pembangunan


bidang pemberdayaan perempuan melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9
Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan
Nasional. Dalam inpres tersebut dinyatakan tujuan PUG adalah
terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang
berperspektif gender. Dan strategi PUG ditempuh dalam rangka mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ruang lingkup PUG dalam Inpres
Nomor 9 Tahun 2000 meliputi:
• Perencanaan, termasuk di dalamnya perencanaan yang responsif
gender/gender budgeting;
• Pelaksanaan;
• Pemantauan dan Evaluasi.

Pada tingkatan yang lebih rendah, dasar hukum pelaksanaan PUG juga diatur
dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang
Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan di Daerah yang diperbaharui dengan Peraturan Menteri Dalam

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 102


Negeri Nomor 67 Tahun 2011. Beberapa daerah telah merespons keberadaan
instrumen hukum yang mengatur mengenai PUG dengan mengeluarkan
peraturan daerah (perda) yang berkaitan dengan PUG, antara lain Peraturan
Daerah Provinsi Banten Nomor 10 Tahun 2005 tentang Pengarusutamaan
Gender dalam Pembangunan Daerah dan Peraturan Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Daerah.

Implementasi PUG perlu didukung dengan anggaran yang responsif gender.


sehingga seluruh kementerian/lembaga perlu didorong untuk menerapkan
Anggaran Responsif Gender (ARG) ke dalam program dan kegiatan masing-
masing kementerian, termasuk Kementerian Pertanian. Selanjutnya, melalui
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 93 Tahun 2011 implementasi ARG diperluas ke dalam
bidang pembangunan sosial, ekonomi, dam politik.

Untuk mempercepat pelaksanaan PUG, juga telah dikeluarkan Surat Edaran


tentang Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender melalui
Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender pada tanggal 1
November 2012. Surat Edaran ini dikeluarkan secara bersama-sama oleh
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, Menteri Dalam
Negeri, dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak. Surat edaran ini ditujukan kepada para menteri Kabinat Indonesia
Bersatu II, Jaksa Agung RI, Kepala Kepolisian RI, para kepala lembaga
pemerintah non-kementerian, para pimpinan kesekretariatan lembaga negara,
para gubernur, dan para bupati/walikota.

Surat Edaran tersebut dikeluarkan mengingat selama ini masih terdapat


berbagai permasalahan dan tantangan dalam implementasi PUG. Di tingkat
daerah, permasalahan dan tantangan tersebut antara lain:
a. Dasar Hukum

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 103


Diperlukan dasar hukum yang lebih kuat sebagai dasar pelaksanaan
implementasi PUG di daerah. Hingga saat ini, belum semua daerah
memiliki peraturan daerah tentang PUG dalam pembangunan di daerah;
b. Pemahaman, komitmen, dan kelembagaan
Kurangnya pemahaman dan komitmen pejabat di daerah mengenai PUG
dan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG)
sehingga kelembagaan yang menangani PUG lebih bersifat formalitas dan
tidak dapat berfungsi secara optimal;
c. Instrumen PPRG
Dasar hukum instrumen PPRG belum ada. Instrumen yang digunakan
merupakan adaptasi dari Paraturan Menteri Keuangan.
d. Kapasitas sumber daya manusia (SDM)
Kompetensi SDM pelaksana PPRG sebagian SKPD masih kurang
memadai.
e. Data Terpilah dan Informasi
Keterbatasan atau ketiadaan data terpilah (antara laki-laki dan
perempuan) menjadi kendala utama dalam analisis gender. Pendataan
secara terpilah belum menjadi mekanisme yang terintegrasi dalam
pendataan di daerah.

Percepatan implementasi PUG dalam pembangunan daerah, perlu dilakukan


berbagai upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan dan tantangan yang
dihadapi oleh daerah dalam implementasi PUG selama ini. Beberapa hal yang
dapat dilakukan antara lain:
a. Membuat dasar hukum yang kuat sebagai dasar pelaksanaan
implementasi PUG di daerah, mengingat hingga saat ini belum semua
daerah memiliki peraturan daerah tentang PUG dalam pembangunan di
daerah;
b. Meningkatkan pemahaman dan komitmen pejabat di daerah mengenai
PUG dan PPRG;
c. Membuat kelembagaan yang khusus menangani PUG sehingga
implementasi PUG dapat berfungsi secara optimal;

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 104


d. Meningkatkan kapasitas SDM pelaksana PPRG di seluruh SKPD yang
ada di daerah, mengingat PUG harus diimplementasikan di setiap sektor
pembangunan di daerah;
e. Menyusun Data Terpilah dan mengintegrasikan penyusunan Data
Terpilah dalam pendataan semua sektor pembangunan daerah,
sehingga dapat dilakukan analisis gender secara memadai sebelum
menyusun program dan kegiatan di seluruh sektor tersebut

2) Pengarus utamaan Gender dalam Kementerian Pertanian

Komposisi pegawai negeri sipil Kementerian Pertanian dalam isu gender,


sebagai berikut:
a) Pegawai Negeri Sipil (PNS)
• Jumlah PNS lebih dari 20 ribu orang yang tersebar di kantor
pusat dan kantor daerah (UPT) dengan proporsi laki-laki 64%
dan perempuan 36%
• PNS dilihat berdasarkan pendidikan S2 dan S1 proporsi
perempuan hampir sama dengan laki-laki, berkisar 45%-47%
• Jumlah pegawai dengan pendidikan Sarjana Muda maka jumlah
perempuan lebih banyak dari pada laki-laki dengan proporsi
sebanyak 57 %-43%
b) TENAGA PENYULUH
• Jumlah tenaga penyuluh pertanian, dengan proporsi perempuan
20,6% dan laki-laki 79,4%
c) TENAGA KERJA
• Jumlah tenaga kerja pertanian, dengan proporsi laki-laki 61,3%
dan perempuan 38,7%.
• Sedang khusus tenaga kerja dibidang perkebunan, dengan
proporsi perempuan 36% dan laki-laki 64%.

Isu aktual gender sektor pertanian


a) Bagaimana menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri,
serta mampu memanfaatkan iptek dan sumberdaya lokal untuk
menghasilkan produk pertanian berdaya saing tinggi.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 105


b) Bagaimana meningkatkan kontribusi pemuda/pemudi tani dalam
usaha pertanian dan pembangunan pedesaan ?
c) Bagaimana mengurangi keterlibatan pekerja anak di tingkat usaha
rumah tangga ?
d) Bagaimana mengurangi kesenjangan gender (Akses, Partisipasi,
Kontrol dan Manfaat), ketimpangan upah pekerja antar jenis kelamin,
kelompok usia, dan antar wilayah ?
e) Bagaimana merancang paket teknologi dan program penyuluhan
yang responsif gender ?

Kenapa Perlu Memasukkan Pug dalam Perencanaaan Pembangunan


Pertanian
a) Terkait dengan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pelaku
pembangunan ( tenaga kerja pertanian cukup banyak khususnya
dipedesaan)
b) Ada perbedaan dalam kebutuhan, pengalaman, aspirasi antara laki-
laki dan perempuan
c) Melalui PUG akan tepat sasaran dalam memfasilitasi pelaku
pembangunan, teknik pelatihan yang dibutuhkan, hasil penelitian
sesuai dengan aspirasi pelaku
Melalui PUG maka dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pemanfaatan sumber daya pembangunan pertanian dan Meningkatkan
pendapatan keluarga.

Hasil Pelaksanaan Kegiatan PUG Kementerian Pertanian Tahun 2015


a) Sosialisasi Pengarususutamaan Gender (PUG) dan Perencanaan
dan Penganggaran Yang Responsif Gender (PPRG) di Lima Provinsi

b) Koordinasi PUG lingkup Kementan dan Lintas Sektor

c) Penyusunan GAP, TOR & GBS Kegiatan Responsif Gender Tahun


2016

d) Rapat Koordinasi Pengelolaan Kegiatan Responsif Gender.

e) Pencetakan Pedoman Penyusunan Data Terpilah.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 106


f) Pencetakan Pedoman Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi
Perencanaan Penganggaran Responsive Gender Tahun 2013.

g) Pelaksanaan pemantauan dan monitoring kegiatan responsif gender


secara terpadu dengan Eselon I di DIY

h) Melakukan koordinasi pelaksanaan PUG di lingkup sektor pertanian


dan lintas sektor.

3) Pengarus Utamaan Gender di Ditjen. Perkebunan

Kegiatan responsif gender ditjen. perkebunan yang masuk dalam program


responsif gender kementerian pertanian yaitu kegiatan sekolah lapang
pengendalian hama terpadu (SL-PHT) Dirat perlindungan perkebunan dengan
sasaran 194 kelompok tani. Secara umum keterlibatan perempuan dalam
kegiatan pengembangan perkebunan sangat baik, terbukti dengan hasil
pemantauan langsung ke kelompok tani yang dilakukan tim PUG ditjen.
perkebunan, dengan hasil sebagai berikut:
a. berdasarkan hasil dari pemantauan dilapangan di 2 (dua) kecamatan
terhadap 7 (tujuh) responden kelompok tani dengan metode
wawancara/diskusi dan pengisian quesioner diperoleh data yang
menyatakan bahwa perempuan memperoleh kesempatan yang sama
dalam hal sebagai berikut:
- Menjadi pengurus kelompok tani (jabatan sebagai sekretaris dan atau
bendahara)
- Menjadi anggota kelompok tani dan untuk menjadi anggota kelompok
di kegiatan SL-PHT
- Mengelola kebun (merawat tanaman, memungut hasil tanaman, dan
menyiapkan bahan perawatan tanaman)
- Mendapatkan pinjaman modal pengelolaan kebun
- Memperoleh bantuan pemerintah
- Mengelola usaha kelompok;
- Membeli sarana usaha kelompok;
- Memilih tempat pertemuan;

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 107


- Menghadiri pertemuan rutin kelompok tani (aktif menghadiri, aktiv
membahas permaslahan kelompok dan aktiv dalam pengambilan
keputusan kegiatan yang akan dilaksanakan);
- Partisipasi dalam pertemuan (pelatihan) SL-PHT, seperti:
 AAES yaitu pendekatan yang digunakan untuk memahami kondisi
agro ekosistem melalui pengamatan faktor-faktornya seperti
populasi OPT dan musuh alami, fenologi tanaman, cuaca dan
vegetasi lain yang selanjutnya dibahas bersama dalam kelompok
untuk memutuskan tindakan pengendalian OPT yang
dilaksanakan;
 Topik khusus (tidak aktiv karena topik khusus dipilh oleh pemandu
berdasarkan silabus);
 Dinamika kelompok (tidak aktiv memilih kegiatan dinamika
kelompok dipilh oleh pemandu berdasarkan silabus, tetapi aktiv
dalam diskusi dan praktek dinamika kelompok);
 Penerapan hasil keputusan pertemuan (berperan dalam kegiatan
budidaya tanaman, berperan aktiv dalam melakukan
perbanyakan/penyebaran/pelestarian musuh alami/HPH, aktiv
melakukan pengendalian OPT, aktiv dalam pembuatan pupuk
BOASHI, aktiv dalam pembuatan pestisida nabati dan ikut aktiv
dalam melakukan panen hasil;
 Penerapan pengetahuan (aktiv menerapkan pengetahuan dan
keterampilan tentang budidaya tanaman, aktiv menerapkan
tentang pengendalian OPT);

- Penyediaan peralatan dan bahan pengelolaan kebun.


 Kontrol pembagian peran dalam kegiatan AAES; ikut aktiv dalam
menentukan siapa yang akan melakukan pengamatan AAES,
aktiv melakukan presentasi AAES;
 Kontrol pembagian peran dalam kegiatan Topik Khusus; ikut aktiv
menentukan siapa yang akan melakukan pratek topik khusus;
 Kontrol pembagian peran dalam kegiatan Dinamika Kelompok;
judul kegiatan dalam topik khusus ditentukan oleh pemadu

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 108


berdasarkan silabus, tetapi aktiv dalam ikut menentukan dirinya
dan anggotan kelompok lain dala kegiatan dinamika kelompok;
 Kontrol pembagian peran dalam Penerapan Pengetahuan dan
Keterampilan PHT; ikut menentukan siapa yang melakukan
budidaya tanaman, ikut menentukan siapa yang melaukkan
pengendalian OPT, dan ikut menentukan siapa yang melakukan
pelestarian/penyebaran/perbanyakan musuk alami/APH;
 Kontrol Pemilihan Peralatan dan Bahan Pengendalian OPT; ikut
menentukan pemilihan peraltan dan bahan pengendalian OPT;
 Kontrol Pengelolaaan Keuangan; aktiv dalam pengelolaan
keuangan domestik;
 Kontrol terhadap panen; ikut aktiv menentukan waktu panen dan
pengelolaan hasil panen;
 Kontrol Penjualan Produk; aktiv ikut menentukan penjualan hasil.

- Manfaat terhadap peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan bagi


perempuan yaitu:
 Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan
dalam SL-PHT tentang budidaya tanaman seperti penanaman,
pemangkasan dll;
 Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan
dalam SL-PHT tentang hama tanaman;
 Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan
dalam SL-PHT tentang penyakit tanaman;
 Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan
dalam SL-PHT tentang gulma (tumbuhan pengganggu);
 Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan
dalam SL-PHT tentang pelestarian musuh alami;
 Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan
dalam SL-PHT tentang pupuk bokashi;
 Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan
dalam SL-PHT tentang pestisida nabati;
 Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan
dalam SL-PHT tentang pengamatan secara berkala;

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 109


 Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan
dalam SL-PHT tentang pengendalian OPT secara berkala;
 Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan
dalam SL-PHT tentang panen yang benar.
- Manfaat Terhadap Peningkatan Produksi, setelah mengikuti SL-PHT
maka perempuan dapat merasakan adanya peningkatan produksi
setelah menerapkan PHT;
- Manfaat terhadap peningkatan pendapatan, dengan pengendalian
hama terpadu melalui pemanfaatan musuh alami maka biaya
pengendalian hama tanaman dapat dikurangi dari bahan bakunya
disamping itu produksi juga meningkat setelah menerapkan PHT.
- Pemahaman pengelola terhadap gender sangat baik dibuktikan
dengan kebijakan pemberian kuota peserta perempuan dalam SL-
PHT sebanyak minimal 30%;
- Pemahaman pendamping/pemandu terhadap gender sangat baik
dibuktikan dengan diberikan kesempatan bagi peserta perempuan ikut
berperan aktiv dalam diskusi, presentasi hasil pengamatan dll.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 110


BAB IV
PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

4.1. Permasalahan Umum

Permasalahan umum pada pelaksanaan pembangunan perkebunan melalui


dana APBN TA 2015 adalah kurang responnya pelaksana di Satker Pusat maupun
Daerah terhadap himbauan percepatan pengadaan barang dan jasa pada masa pra
DIPA maupun pada saat awal DIPA terbit sehingga masa tanam awal tahun
terlewatkan pada akhirnya hampir 99% kegiatan dilakukan pada masa tanam akhir
tahun (masa tanam tanaman perkebunan sebagian besar merupakan tanaman
tahunan hanya tebu, nilam, tembakau dan kapas yang merupakan tanaman
musiman); Panjangnya musim kemarau menyebabkan banyak penanaman yang
mendekati akhir tahun bahkan ditanam pada awal tahun baru; Masih sulitnya
membangun kelembagaan, kemitraan dan pengembangan kewirausahaan agribisnis;
perbankan/sumber permodalan yang belum berpihak pada pertanian khusunya
dalam mendanai program revitalisasi perkebunan disebabkan karena masih
terbentur pada permasalahan sertifikat tanah/kebun; dan prasarana usaha tani
seperti jalan, jembatan yang belum memadai; penafsiran hukum/peraturan yang
diterbitkan Kemendagri dengan peraturan yang diterbitkan Kementerian Pertanian
masing-masing daerah berbeda.

4.1.1. Permasalahan Administrasi


a) Perencanaan kegiatan dan anggaran belum baik disebabkan belum ada
sinergi antara pusat dan daerah sehingga menyebabkan banyaknya
ajuan revisi baik DIPA maupun POK.
b) Penambahan anggaran melalui APBN-P yang besar terutama untuk
belanja barang yang terbit diakhir bulan Maret 2015 dan DIPA-nya
diterima oleh Satker antara bulan April-Mei 2016 belum bisa diantisipasi
dengan baik oleh pelaksana Satker.
c) Tidak akuratnya data CP/CL, perubahan CP/CL karena berbagai sebab
dan Lambatnya penetapan CP/CL oleh pejabat berwenang.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 111


d) Tidak seimbangnya jumlah anggota ULP dengan beban tugas yang
diemban.
e) Ketidak telitian dalam membaca dokumen, kecurangan, ketidakcakapan
dalam menjawab sanggahan dan sebab lain menyebabkan peserta
lelang melakukan sanggah banding.
f) Penolakan Calon Petani terhadap bantuan benih yang tidak disertai
bantuan lainnya seperti pupuk dan biaya HOK.
g) Adanya kebijakan ULP pada beberapa daerah yang mengutamakan
tender yang lebih besar dan mendahulukan infrastruktur seperti jalan dan
jembatan menyebabkan anggaran yang kecil dan non infrastruktur
tertunda dilelangkan.

4.1.2. Pelaksanaan
a) Kebijakan ULP pada beberapa daerah yang mengutamakan tender yang
lebih besar menyebabkan anggaran yang lebih kecil yang dimiliki satker
perkebunan tertunda pelaksanaannya.
b) Penolakan petani pada kegiatan pengembangan tebu di Jawa Timur
karena berbagai alasan seperti; biaya tambahan diluar subsidi
pemerintah lebih besar sedang harga jual rendah serta sulit
pemasarannya.
c) Kegiatan pengembangan tebu di OKI dan OKU Timur (TP Provinsi
Sumatera Selatan), Bone (KBD-TP Provinsi Sulawesi Selatan) tidak
dapat terlaksana karena kelompok Tani (poktan) gagal memenuhi
persyaratan yang diminta yang aslah satunya terlambat membuka
rekening bank.
d) Tidak tersedianya data CP/CL dalam kegiatan pengembangan kakao di
Pidie (TP Provinsi Aceh) sehingga kegiatan ini tidak dilaksanakan.
e) Lelang 2 kali gagal dalam kegiatan pengembangan kakao di Simeleu
(TP Provinsi Aceh) sehingga kegiatan ini tidak dilaksanakan.
f) Tim teknis di lapangan tidak bisa menyelesaiakan proses pencairan dana
pada kegiatan pengembangan tebu di Tuban.
g) Kelompok Tani calon penerima mengundurkan diri dikarenakan
banyaknya prasyaratan dari tim pemeriksa/verifikasi yang tidak dapat

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 112


dipenuhi kelompok tani dalam pengembangan tebu di Ngawi, Jawa
Timur.
h) Penyerahkan dokumen kelompok tani yang terlambat dan tidak lengkap
sampai batas waktu penyerahan akhir sehingga kegiatan di daerah-
daerah tersebut tidak jadi dilaksanakan (Banyuwangi, Bangkalan,
Sampang dan Pamekasan) dalam kegiatan pengembangan tebu di Jawa
Timur.
i) Kelompok Tani di Lamongan yang sudah menerima dana
pengembangan tebu namun tidak mau melaksanakan kegiatannya, akan
menyetorkan kembali dana tersebut ke negara.

4.1.3. Pengawasan
a) Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan tidak dilakukan secara rutin dan
disiplin, dan sebagian satker pelapor menggunakan form yang tidak
standar Ditjen. Perkebunan.
b) Pengendalian kegiatan oleh KPA ke/dan PPK terhadap pelaksana
kegiatan/pengguna kegiatan tidak dapat dilakukan secara optimal
karena beban kerja yang tinggi.
c) Pemahaman terhadap tertib administrasi Tim SPI belum optimal dalam
melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan
pembangunan perkebunan.

4.2. Upaya Tindak Lanjut Penyelesaian Masalah

Menanggapi permasalahan-permaslahan yang ada, berbagai macam


tindakan sudah diambil oleh satker-satker bersangkutan dan lembaga-lembaga
terkait, tindakan-tindakan tersebut antara lain:

1.2.1. Upaya Tindak Lanjut Penyelesaian Masalah Administrasi


a) Kementerian keuangan telah mengeluarkan aturan mengenai tatacara
revisi anggaran, PMK no. 07/2014, implementasi aturan tersebut sudah
dilakukan secara ketat di Ditjen. Perkebunan.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 113


b) Setiap satker selalu memiliki antisipasi dalam menghadapi situasi ini,
upaya yang ditempuh satketr antara lain:
- Satker melakukan sosialisai resiko apa saja yang bisa terjadi pada
CP/CL bilamana kegiatan tersebut dipotong atau dihapus dan satker
juga menghentikan kegiatan tender dengan cara meminta
penghentian tender sementara kepada ULP dan ULP menindaklanjuti
dengan menghentikan aktivitas tender secara online melalui fasilitas
di aplikasi lpse diikuti dengan pemberitahuan secara langsung lewat
telepon/sms dan surat resmi.
- Pada belanja sosial dilakukan dengan sosialisasi kepada CP/CL saja.
c) Permasalahan dengan CP/CL, langkah-langkah yang diambil satker,
sebagai berikut:
- Bilamana data CP/CL tidak akurat maka kegiatan akan dihentikan
dan tidak dilaksanakan samasekali dengan resiko satker tersebut
akan mendapat penilaian yang tidak baik dan siap menghadapai
pinalti.
- Perubahan CP/CL terjadi karena berdasar penilaian satker kondisi
CP/CL tidak memenuhi syarat teknis dan/administrasi dan sangat
perlu diganti untuk mengamankan kegiatannnya dan biasanya satker
memiliki CP/CL cadangan.
- Lambatnya penetapan CP/CL secara umum disebabkan pergantian
pejabat diberbagai tingkat yang mempunyai pengaruh terhadap
pelaksanaan kegiatan, baik pergantian pejabat pengguna/pelaksana
kegiatan, PPK, KPA dan Bupati; sebab lain adalah ketidaksiapan
CP/Cl memenuhi persyaratan yang diminta. Untuk menghadapi
kondisi demikian telah dilakukan upaya-upaya secara nasional
karena kejadian ini menimpa semua lembaga negara didaerah,
sedang untuk CP/CL selalu disiapkan CP/CL cadangan.
d) Satker perkebunan perlu memberi banyak kesempatan dan mendorong
pegawainya mengikuti sosialisasi dan sertifikasi pengadaan barang/jasa
pemerintah.
e) Anggota ULP perlu meningkatkan pengetahuannya mengenai pengadaan
barang/jasa pemerintah; secara aktif terlibat dalam proses tender

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 114


(membaca dokumen, memahami dan mengisi form penilaian evaluasi,
memahami perbedaan jasa konsultansi dengan jenis pengadaan lain dan
membiasakan menjawab sanggahan) untuk menambah pengetahuannya.
Pada sisi lain menghindari interaksi pribadi dengan peserta lelang.
f) Kasus ini benar-benar ada di kantor pusat dan menjadi bahan diskusi SPI
di kantor pusat, ternyata tidak saja satker pelaksana yang berfikir bahwa
orang teknis harus ada dalam keanggotaan ULP untuk mengerjakan
pekerjaan mereka, hingga berdampak pada kegiatannya tidak jadi
terlaksana. Untuk mendukung kerja PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)
dimungkinkan dibentuk tim teknis, dan tim penyusun HPS. Tugas tim
teknis dari menyusun KAK, membuat sepesifikasi teknis, memonitor
kegiatan ULP, menjadi narasumber ULP, membantu PPK menyusun draft
kontrak, sampai dengan sebagai penilai hasil pekerjaan rekanan.
g) Satker mempercepat usulan lelang ke ULP dengan jauh-jauh hari
menyusun KAK, membuat spesifikasi teknis setelah mendapat informasi
mendapat aloaksi anggaran yang diusulkannya.
h) Satker memilih dan melaksanakan kegiatan prioritas dengan lebih efisien
dalam penggunaan dana yang ada.
i) Sama seperti poin 7. yaitu Satker mempercepat usulan lelang ke ULP
dengan jauh-jauh hari menyusun KAK, membuat spesifikasi teknis
setelah mendapat informasi mendapat aloaksi anggaran yang
diusulkannya untuk kegiatan yang harus melalui tender pada belanja
barang/jasa, sedang kegiatan di lapangan tim teknis juga harus
mematangkan CP/CL diawal tahun anggaran.

1.2.2. Upaya Tindak Lanjut Penyelesaian Masalah Teknis


a) Perencanaan
– Transparansi dalam penyusunan anggaran, baik ditingkat eksekutif
(pusat dan satker dibawahnya) maupun antara eksekutif dan
legislatif.
– Diupayakan unitcost disesuaikan dengan perkembangan harga yang
berlaku di daerah; serta tim perencana pusat dan perencana daerah

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 115


harus lebih teliti dan sabar dalam menyusun anggaran, termasuk
pada saat pertemuan penyusunan unit cost.
– Renstra pusat telah menjadi acuan dalam penyusunan anggaran,
hanya sering terjadi anggaran yang tidak direncanakan dipaksa
masuk yang menyebabkan adanya peyelewengan dari renstra.
– Satker telah melakukan pemeriksaan, penelitian dan pendalaman
terhadap proposal dari kelompok tani yang masuk ke mereka namun
yang sering terjadi anggaran yang definitif kurang atau berbeda dari
yang mereka usulkan, pada sisi lain sikap kelompok tani bisa
berubah sewaktu-waktu tanpa konfirmasi ke satker.

b) Pengorganisasian
- Meningkatkan koordinasi antara satker dengan ULP salah satunya
melalui aktivitas diskusi mengenai paket-paket yang akan dilelangkan
antara pimpinan 2 (dua) lembaga tersebut untuk mengperkecil
kesalahan dalam penyusunan KAK dan Spesifikasi teknis serta
memberikan pemahaman terhadap paket yang akan dilelangkan
kepada ULP.
- Permasalahan profesinalisme SDM dan Penyuluh baik TKP/PLP-
TKP/PNS dapat dilakukan melalui:
 Peningkatan profesionalisme, dilakukan dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada pegawainya untuk
mengikuti kegiatan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.
 Satker melakukan reposisi penugasan TKP/PLP-TKP dari
penyuluh satu komoditas ke komodtas yang membutuhkan,
contoh TKP/PLP-TKP di Jawa Timur dari komoditas kapas
dialihkan sementara ke komoditas tebu yang sedang digalakkan
besar-besaran.
- Pelaksana kegiatan harus lebih terbuka kepada PPK sebagai
penanggung jawab kegiatan agar proses pelaksanaan lancar dan
tidak melanggar peraturan yang ada, dan PPK harus secara rutin
memberikan informasi kepada KPA tentang perkembangan proses
kegiatannya.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 116


- Pentingnya mempersiapkan sumber benih sebelum memberikan
anggaran pada wilayah yang bukan sentra komoditas tertentu.
- Sosialisasi peraturan bantuan pertanian/perkebunan dan
pendampingan yang intens pada CP/CL sangat dibutuhkan.

c) Pelaksanaan

- Satker mempercepat usulan lelang ke ULP dengan jauh-jauh hari


menyusun KAK, membuat spesifikasi teknis setelah mendapat
informasi mendapat alokasi anggaran yang diusulkannya.
- Usaha satker provinsi untuk mengalihkan CP/CL yang menolak ke
sasaran baru CP/CL tidak dapat dilakukan karena terbatasnya lahan
dan petani yang siap untuk pengembangan tebu di Jawa Timur,
sehingga anggaran untuk wilayah-wilayah tersebut dibekukan dan
kegiatannya tidak dilaksanakan.
- Sosialisasi peraturan bantuan pertanian/perkebunan dan
pendampingan yang intens pada CP/CL sangat dibutuhkan.
- Penyiapan data CP/CL sangat penting dilakukan, bahkan salah satu
syarat dalam perencanaan melampirkan data CP/CL dalam
mengusulkan anggaran melalui e-proposal.
- Perlunya penyederhanaan persyaratan tambahan dalam lelang serta
pendalaman terhadap harga benih dipasar dalam penyusunan
anggaran maupun penyusunan spesifikasi teknis akan lebih baik
dalam proses lelang tanpa melanggar peraturan yang ada.
- Permasalahan terjadi karena persyaratan yang diminta oleh bank
seperti TDP dan NPWP tidak bisa dipenuhi, seharusnya tim teknis
bisa mensosialisikan peraturan-peraturan yang ada kepada
kelompok tani lebih intens.
- Mengoptimalkan kerja tim teknis dalam pendampingan pada
kelompok tani.
- Mengoptimalkan kerja tim teknis dalam pendampingan pada
kelompok tani.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 117


- Mengoptimalkan kerja tim teknis dalam pendampingan pada
kelompok tani.

d) Pengawasan
- Ditjen. Perkebunan telah memasukkan komponen kedisiplinan dalam
pelaporan dalam penilaian kinerja.
- Pelaksana kegiatan harus lebih terbuka kepada PPK sebagai
penanggung jawab kegiatan agar proses pelaksanaan lancar dan
tidak melanggar peraturan yang ada, dan PPK harus secara rutin
memberikan informasi kepada KPA tentang perkembangan proses
kegiatannya.
- Tim SPI telah melaksanakan pembinaan ke satker-satker
perkebunan untuk melakukan sosialisasi dan monitoring tertib
administrasi. Menerapkan fungsi dan peranan Tim SPI di masing-
masing Satker dalam melakukan pengawasan dan pengendalian
kegiatan pembangunan perkebunan.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 118


BAB V
PENUTUP

Penyajian laporan didasarkan pada pemenuhan kepentingan berbagai pihak


yang berkepentingan sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran yang utuh
terhadap seluruh aktivitas Ditjen Perkebunan dalam melaksanakan program
pembangunan perkebunan yang sudah ditetapkan pemerintah.

Perkebunan secara terus menerus memberi kontribusi yang besar dalam


menggerakkan ekonomi nasional dari produk yang dihasilkannya, berdasarkan data
statistik dan press rilis Menteri Pertanian menyumbang 15% dari ekonomi nasional
dalam bentuk devisa maupun pajak yang dipungut darinya sehingga dapat untuk
menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia. Produk yang dihasilkan
perkebunan dan memiliki pasar yang luas di dunaia internasional adalah Kelapa
Sawit (CPO/KPO), Karet, Kakao, Teh dll.Dalam tahun 2015 juga terjadi penurunan
harga 2 komoditas utama perkebunan yaitu karet dan sawit sehingga berdampak
pada penurunan kesejahteraan petani. Pemerintah telah menempuh berbagai upaya
mengembalikan kembali harga 2 komoditas tersebut melalui berbagai paket
kebijakan dan dapat berdampak pada harga sawit kembali ke harga ekonomis
sedang karet baru dapat naik diawal tahun 2016.

Pada tingkat produksi tanaman perkebunan banyak berusia tua, rusak dan
tidak produktif lagi atau produktivitasnya rendah, dengan kondisi demikian untuk
terus menjaga tingkat produksi, meningkatkan mutu dan produktivitas demi
keberlangsungan ekspor dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri, pemerintah
secara rutin setiap tahun mengucurkan anggarannya melalui APBN dan APBD
mengembangankan tanaman perkebunan rakyat disamping untuk kepentingan
seperti diuraikan diatas juga bertujuan untuk meningkatan kesejahteraan petani dan
perluasan lapangan kerja.

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 119


Lampiran 2

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN


KEMENTERIAN PERTANIAN

REALISASI PROGRAM, KEGIATAN DAN OUTPUT


PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
DIRINCI PER SATKER PROVINSI DAN KABUPATEN
TAHUN ANGGARAN 2015
REALISASI DEKONSENTRASI JAWA BARAT 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Realisasi Keuangan Fisik


(Rp.000) (%) Target Realisasi Realisasi
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 444.643 443.946 99,84 2 2 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana 47.040 47.040 100,00 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Dekonsentrasi (DK) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen 2.842.669 2.786.688 98,03 12 12 100,00
dan Teknis Lainnya (Bulan)
Jumlah 3.334.352 3.277.674 98,30 26 26 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN JAWA BARAT 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Realisasi Keuangan Fisik

(Rp.000) (%) Target Realisasi Realisasi


(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 5.658.800 3.704.518 65,46 900 900 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah dan
Penyegar 1775.002 Pengembangan Tanaman T e h 28.260.450 27.245.849 96,41 2.015 2.015 100,00
(Ha)
1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao 1.737.300 870.003 50,08 250 200 80,00
(Ha)
1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh 2.864.600 2.232.867 77,95 500 500 100,00
(Ha)
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman 1.807.600 1.669.397 92,35 944 944 100,00
Rempah dan Penyegar (ORANG)

1775.029 Pengembangan Kebun Benih 28.310 28.310 100,00 2 2 100,00


Tanaman Rempah dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan 794.350 697.952 87,86 12 12 100,00
Pengembangan Tanaman Rempah dan
Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu 52.573.950 26.047.700 49,54 2.000 2.000 100,00
Produktivitas Tanaman Semusim (Ha)
1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau 1.328.900 - 0,00 60 - 0,00
(Ha)
1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha) 230.470 227.970 98,92 10 10 100,00

1776.021 Koordinasi Kegiatan 34.050 34.050 100,00 12 12 100,00


Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN)

3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet 929.500 846.250 91,04 100 100 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan (Ha)
1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa 1.162.000 1.043.250 89,78 500 500 100,00
(Ha)
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa 65.940 65.550 99,41 1 1 100,00
Sawit, Kakao, Karet) (Laporan)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman 400.749 363.055 90,59 550 550 100,00
Tahunan (ORANG)
1777.029 Pengembangan Tanaman Kemiri 78.100 73.300 93,85 5 5 100,00
Sunan (HA)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih 132.208 131.747 99,65 10 10 100,00
TanamanTahunan (HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan 535.000 405.874 75,86 12 12 100,00
Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN)

4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen 2.384.149 2.173.560 91,17 18 18 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Tanaman Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan 156.200 95.995 61,46 1 1 100,00
konflik perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan 74.375 74.285 99,88 1 1 100,00
Berkelanjutan (PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 2.068.720 2.011.895 97,25 22 22 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 344.850 314.996 91,34 2 2 100,00
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme 4.432.740 3.563.810 80,40 2.345 2.345 100,00
Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat 702.000 593.900 84,60 66 66 100,00
opt (ORANG)
6 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas 763.120 591.530 77,51 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pembantuan (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen 23.019 23.019 100,00 12 12 100,00
dan Teknis Lainnya (Bulan)
Jumlah 109.571.450 75.130.632 68,57 10.362 10.252 98,94

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI JAWA TENGAH 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi (
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) %)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 512.650 495.969 96,75 3 3 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi 61.500 53.426 86,87 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (DK) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.916.495 1.694.370 88,41 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 2.490.645 2.243.765 90,09 27 27 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN JAWA TENGAH 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi (
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) %)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 4.842.000 816.912 16,87 1.000 1.000 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah dan
1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh (Ha) 2.589.900 2.555.063 98,65 600 600 100,00
Penyegar
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah 1.166.000 486.000 41,68 126 126 100,00
dan Penyegar (ORANG)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman 130.338 104.831 80,43 4 4 100,00
Rempah dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 1.480.650 914.857 61,79 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 378.663.092 166.742.486 44,03 25.239 3.008 11,92
Produktivitas Tanaman Semusim
1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau (Ha) 2.486.900 371.286 14,93 100 50 50,00
1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha) 273.440 139.600 51,05 10 10 100,00

1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 33.700 28.700 85,16 12 12 100,00


Semusim (BULAN)
3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 1.355.000 1.304.970 96,31 200 200 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan
1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 5.183.500 - 0,00 2.250 - 0,00
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 432.789 262.030 60,54 650 650 100,00
(ORANG)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih 288.733 198.554 68,77 14 14 100,00
TanamanTahunan (HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 590.341 445.931 75,54 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 1.872.430 1.573.509 84,04 16 16 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 194.500 116.213 59,75 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 76.890 16.880 21,95 1 1 100,00
(PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 1.872.900 1.749.299 93,40 20 20 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 377.576 240.870 63,79 2 2 100,00
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu 6.227.732 3.831.136 61,52 3.365 3.365 100,00
Tanaman Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt 470.400 396.700 84,33 52 52 100,00
(ORANG)
6 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas 361.272 360.656 99,83 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pembantuan (TP) (Bulan)
Perkebunan
1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.030.200 552.933 53,67 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 412.000.283 183.209.417 44,47 33.710 9.179 27,23

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI DIY 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 306.880 302.556 98,59 3 3 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 79.460 79.449 99,99 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 884.770 875.310 98,93 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 1.271.110 1.257.315 98,91 27 27 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN DIY 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 1.537.980 1.344.812 87,44 300 300 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 291.920 279.140 95,62 236 236 100,00
dan Penyegar Penyegar (ORANG)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 88.280 43.081 48,80 2 1 40,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 224.410 213.758 95,25 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 15.151.160 10.645.403 70,26 550 480 87,27
Produktivitas Tanaman Semusim 1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha) 129.095 127.417 98,70 5 5 100,00
1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 31.230 30.943 99,08 12 12 100,00
Semusim (BULAN)
3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 250.884 241.829 96,39 100 100 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha) 229.560 224.978 98,00 100 100 100,00
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 590.187 572.507 97,00 830 830 100,00
(ORANG)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 139.250 127.674 91,69 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 188.100 182.129 96,83 2 2 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)

5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 957.600 957.458 99,99 10 10 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 103.664 99.899 96,37 1 1 100,00
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 1.006.420 814.499 80,93 780 780 100,00
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 115.360 113.195 98,12 20 20 100,00

6 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 136.240 136.237 100,00 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 154.990 151.379 97,67 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 21.326.330 16.306.336 76,46 2.996 2.925 97,62

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI JATIM 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 215.766 196.232 90,95 1 1 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 493.579 479.207 97,09 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.702.119 1.309.871 76,96 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 2.411.464 1.985.309 82,33 25 25 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN JATIM 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 7.448.800 5.921.171 79,49 1.200 1.200 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 959.000 795.200 82,92 240 240 100,00
dan Penyegar Penyegar (ORANG)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 608.900 471.941 77,51 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 463.473.990 332.174.987 71,67 25.590 17.859 69,79
Produktivitas Tanaman Semusim 1776.002 Penanaman Tanaman Kapas (Ha) 235.245 60.400 25,68 30 - -
1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau (Ha) 6.801.800 - 0,00 200 - -
1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha) 226.440 182.834 80,74 10 10 100,00
1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 32.600 28.909 88,68 12 12 100,00
Semusim (BULAN)
3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha) 232.900 199.100 85,49 100 100 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 299.451 268.062 89,52 250 250 100,00
(ORANG)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 626.157 491.797 78,54 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 1.073.000 953.184 88,83 7 7 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 157.800 134.530 85,25 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 144.400 65.013 45,02 1 1 100,00
(PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 2.433.600 2.258.499 92,80 26 26 100,00
Perkebunan 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 6.632.875 4.693.999 70,77 3.596 2.825 78,56
Perkebunan (HA)
6 1780 Dukungan Manajemen dan Du 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 213.600 155.355 72,73 12 11 91,67
(TP) (Bulan)
Jumlah 491.600.558 348.854.980 70,96 31.299 22.566 72,10

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI ACEH 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 3.117.623 524.072 16,81 7 - 0,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 229.200 182.516 79,63 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.525.073 1.434.326 94,05 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 4.871.896 2.140.914 43,94 31 24 77,42

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN ACEH 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 17.428.200 16.187.190 92,88 3.400 3.400 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 21.148.525 15.256.318 72,14 2.275 1.675 73,63
Penyegar
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 4.726.150 3.519.266 74,46 638 728 114,11
Penyegar (ORANG)
1775.028 Pengembangan Tanaman Pala (HA) 6.060.800 111.120 1,83 1.000 - 0,00
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 27.072 - 0,00 2 - 0,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 2.452.100 1.927.043 78,59 12 18 150,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 25.201.983 21.739.107 86,26 200 200 100,00
Produktivitas Tanaman Semusim 1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau (Ha) 603.125 7.700 1,28 20 - 0,00
1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha) 423.120 352.529 83,32 10 10 100,00
1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 29.700 17.794 59,91 12 12 100,00
Semusim (BULAN)
3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 8.321.045 7.438.887 89,40 850 800 94,12
Produktivitas Tanaman Tahunan
1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 3.650.500 2.762.282 75,67 1.400 1.150 82,14
1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha) 4.390.135 4.205.708 95,80 450 450 100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 278.057 245.226 88,19 1 1 100,00
Karet) (Laporan)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 1.644.643 1.176.826 71,56 600 596 99,33
(ORANG)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 245.580 144.770 58,95 5 - 0,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 970.377 749.338 77,22 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 1.375.370 1.250.975 90,96 14 14 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 232.750 193.662 83,21 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 192.780 160.887 83,46 1 1 100,00
(PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 426.720 396.689 92,96 4 4 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 1.683.916 413.753 24,57 6 2 33,33
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 2.387.275 2.121.340 88,86 1.180 1.180 100,00
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 299.400 295.200 98,60 34 34 100,00

6 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 598.440 464.743 77,66 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 261.750 184.326 70,42 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 105.059.513 81.322.676 77,41 12.151 10.312 84,87

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI TUGAS DEKONSENTRASI SUMATERA UTARA 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 80.340,00 80.340,00 100,00 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 2.358.138,00 2.258.750,21 95,79 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 2.438.478,00 2.339.090,21 95,92 24 24 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SUMATERA UTARA 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 7.855.800 7.229.356 92,03 1.500 1.500 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 12.142.050 11.582.043 95,39 1.500 1.500 100,00
Penyegar 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 2.112.000 2.047.100 96,93 216 216 100,00
Penyegar (ORANG)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 144.540 128.407 88,84 4 4 100,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 1.447.800 1.392.055 96,15 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha) 113.395 113.395 100,00 5 5 100,00
Produktivitas Tanaman Semusim 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 1.254.720 1.222.136 97,40 12 12 100,00
Semusim (BULAN)
3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 2.584.500 2.482.750 96,06 300 300 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 279.500 279.450 99,98 100 100 100,00
1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha) 1.601.800 1.583.188 98,84 200 200 100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 692.806 666.419 96,19 5 5 100,00
Karet) (Laporan)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 283.197 273.197 96,47 400 400 100,00
(ORANG)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 1.269.587 1.188.615 93,62 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 735.780 735.780 100,00 8 8 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 151.150 151.150 100,00 2 2 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 277.232 277.065 99,94 1 1 100,00
(PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 2.978.552 531.509 17,84 6 2 33,33
Perkebunan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 342.480 342.430 99,99 4 4 100,00
1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 1.958.854 137.414 7,02 5 1 20,00
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 807.738 668.738 82,79 560 560 100,00
Perkebunan (HA)
6 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 486.800 486.800 100,00 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 39.520.281 33.518.996 84,81 4.864 4.856 99,84

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI TUGAS DEKONSENTRASI SUMATERA BARAT 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 441.150 410.311 93,01 2 2 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 76.500 75.910 99,23 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.856.968 1.614.631 86,95 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 2.374.618 2.100.852 88,47 26 26 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SUMATERA BARAT 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 24.483.300 15.096.884 61,66 3.000 3.000 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah dan
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 2.623.810 2.132.327 81,27 436 436 100,00
Penyegar
Penyegar (ORANG)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 117.930 113.408 96,17 2 2 100,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 1.893.180 1.234.794 65,22 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 1.815.750 1.722.413 94,86 100 80 79,85
Produktivitas Tanaman Semusim
1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau (Ha) 597.125 540.721 90,55 20 20 100,00
1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha) 286.920 273.770 95,42 10 10 100,00
1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 305.610 213.077 69,72 12 12 100,00
Semusim (BULAN)
3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 10.757.000 8.173.680 75,98 1.450 1.450 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 3.103.680 1.917.846 61,79 1.150 950 82,61
1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha) 2.449.700 1.934.466 78,97 300 300 100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 637.231 319.967 50,21 3 3 100,00
Karet) (Laporan)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 169.057 144.917 85,72 200 200 100,00
(ORANG)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 241.638 182.155 75,38 5 5 100,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 726.060 635.050 87,47 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 714.580 621.994 87,04 9 9 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 227.400 90.707 39,89 2 1 50,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 196.865 94.214 47,86 1 1 100,00
(PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 475.540 377.205 79,32 205 205 100,00
Perkebunan Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 429.520 403.889 94,03 56 56 100,00

6 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 728.180 519.889 71,40 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 52.980.076 36.743.371 69,35 6.997 6.776 96,84

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI RIAU 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 5.251.501 4.863.587 92,61 11 11 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 59.800 59.800 100,00 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.429.400 1.408.472 98,54 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 6.740.701 6.331.859 93,93 35 35 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN RIAU 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 120.000 119.918 99,93 12 12 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah Rempah dan Penyegar (BULAN)
dan Penyegar
2 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 14.108.983 13.501.528 95,69 1.900 1.900 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1.834.000 1.698.777 92,63 700 700 100,00
1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha) 5.105.410 4.904.929 96,07 650 650 100,00

1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 536.632 467.267 87,07 3 3 100,00
Karet) (Laporan)
1777.018 Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis 106.650 106.137 99,52 1 1 100,00
Tanaman Tahunan (KT)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 568.977 534.442 93,93 650 650 100,00
(ORANG)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 194.000 182.124 93,88 5 5 100,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 656.900 560.300 85,29 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
3 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 258.900 254.315 98,23 4 4 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 228.000 197.697 86,71 2 2 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 165.250 155.435 94,06 1 1 100,00
(PROVINSI)
4 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 207.440 186.220 89,77 2 2 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 3.117.196 2.841.531 91,16 9 9 100,00
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 2.276.500 1.839.321 80,80 1.720 1.720 100,00
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 409.875 369.287 90,10 54 54 100,00

5 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 409.900 363.900 88,78 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 130.825 118.205 90,35 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 30.435.438 28.401.333 93,32 5.749 5.749 100,00

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI JAMBI 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 5.267.919 4.809.487 91,30 11 11 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 92.894 92.894 100,00 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.394.570 1.368.219 98,11 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 6.755.383 6.270.600 92,82 35 35 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN JAMBI 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 120.854 115.320 95,42 2 2 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar (HA)
dan Penyegar 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 105.400 72.260 68,56 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 3.764.297 3.691.902 98,08 440 440 100,00
Produktivitas Tanaman Semusim 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 36.400 34.120 93,74 12 12 100,00
Semusim (BULAN)
3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 17.061.600 16.315.144 95,62 2500 2500 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 538.857 530.708 98,49 200 200 100,00
1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha) 4.300.400 4.215.861 98,03 550 550 100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 1.094.131 1.019.660 93,19 8 8 100,00
Karet) (Laporan)
1777.018 Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis 393.350 383.153 97,41 3 3 100,00
Tanaman Tahunan (KT)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 870.280 855.259 98,27 1050 1050 100,00
(ORANG)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 727.249 618.615 85,06 9 0 0,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 462.945 382.395 82,60 12 4 33,33
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 192.600 153.629 79,77 3 3 133,33
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 238.600 177.156 74,25 2 2 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 247.890 161.593 65,19 1 1 100,00
(PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 3.365.521 2.502.846 74,37 10 1 10,00
Perkebunan (Dokumen)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 432.625 429.726 99,33 46 5 10,87

6 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 332.400 235.354 70,80 12 7 58,33
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 65.000 56.288 86,60 12 7 58,33
Lainnya (Bulan)
Jumlah 34.350.399 31.950.989 93,01 4884 4807 98,42

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI SUMATERA SELATAN 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan Perkeb1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 4.694.126 4.194.884 89,36 11 11 100,00
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 66.000 66.000 100,00 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.746.363 1.580.257 90,49 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 6.506.489 5.841.141 89,77 35 35 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SUMATERA SELATAN 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 20.270.250 15.650.813 77,21 4.050 4.050 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.004 Pengembangan Tanaman Lada (Ha) 8.001.000 5.952.542 74,40 1.800 1.800 100,00
dan Penyegar 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 3.916.000 1.157.665 29,56 414 125 30,19
Penyegar (ORANG)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 23.645 19.076 80,68 2 2 100,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 824.000 382.423 46,41 12 10 83,33
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 27.154.400 7.358.281 27,10 650 287 44,08
Produktivitas Tanaman Semusim 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 40.000 12.868 32,17 12 12 100,00
Semusim (BULAN)
3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 8.428.387 7.425.520 88,10 1.159 1.159 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 44.190 1.875 4,24 1 - -
1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha) 335.450 83.466 24,88 1 - -
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 2.339.125 1.856.415 79,36 7 6 85,71
Karet) (Laporan)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 318.700 - 0,00 350 - -
(ORANG)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 140.247 84.471 60,23 1 1 100,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 1.200.905 896.624 74,66 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 349.690 306.310 87,59 5 5 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 169.000 116.971 69,21 2 2 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 253.680 196.991 77,65 1 1 100,00
(PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 415.980 379.382 91,20 4 4 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 1.616.204 1.462.715 90,50 4 4 100,00
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 1.704.075 1.067.982 62,67 1.185 1.010 85,23
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 560.677 405.600 72,34 74 74 100,00

6 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 608.100 408.391 67,16 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 301.900 161.033 53,34 1 1 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 79.015.605 45.387.413 57,44 9.759 8.577 87,88

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI LAMPUNG 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 747.110 736.140 98,53 4 4 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 122.400 110.248 90,07 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.827.548 1.731.033 94,72 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 2.697.058 2.577.421 95,56 28 28 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN LAMPUNG 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 19.486.600 19.430.312 99,71 3.900 3.900 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.004 Pengembangan Tanaman Lada (Ha) 12.511.175 12.430.719 99,36 2.950 2.950 100,00
dan Penyegar 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 4.698.600 4.626.200 98,46 886 886 100,00
Penyegar (ORANG)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 21.275 20.375 95,77 2 2 100,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 1.291.760 1.217.005 94,21 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 167.130.355 116.845.404 69,91 5.024 5.024 100,00
Produktivitas Tanaman Semusim 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 32.000 32.000 100,00 12 12 100,00
Semusim (BULAN)
3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 1.108.750 1.091.394 98,43 150 150 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 541.000 526.035 97,23 200 200 100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 515.662 483.930 93,85 3 3 100,00
Karet) (Laporan)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 632.600 546.456 86,38 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 666.230 650.746 97,68 6 6 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 214.000 185.636 86,75 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 197.855 183.995 92,99 1 1 100,00
(PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 997.200 996.400 99,92 10 10 100,00
Perkebunan 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 503.950 499.063 99,03 325 325 100,00
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 420.800 356.400 84,70 64 64 100,00

6 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 806.460 701.390 86,97 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 127.290 127.262 99,98 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 211.903.562 160.950.721 75,95 13.582 13.582 100,00

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI KALIMANTAN BARAT 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 4.709.851 4.451.441 94,51 8 8 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.578.650 1.286.972 81,52 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Lainnya (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 6.288.501 5.738.413 91,25 20 20 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN KALIMANTAN BARAT 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.004 Pengembangan Tanaman Lada (Ha) 5.100.800 4.891.318 95,89 700 700 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah dan 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 558.100 200.240 35,88 204 150 73,53
Penyegar Penyegar (ORANG)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 310.350 284.567 91,69 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar
(BULAN)
2 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 7.127.250 6.911.231 96,97 1.000 1.000 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 508.250 491.270 96,66 200 200 100,00
1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha) 6.355.510 6.128.019 96,42 750 723 96,42

1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 2.101.404 1.980.534 94,25 6 6 100,00
Karet) (Laporan)
1777.018 Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis 145.950 132.663 90,90 1 1 100,00
Tanaman Tahunan (KT)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 2.080.580 1.139.043 54,75 1.000 700 70,00
(ORANG)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 953.127 720.453 75,59 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
3 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 363.564 308.945 84,98 6 6 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 260.400 125.343 48,13 2 1 50,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 207.165 163.812 79,07 1 1 100,00
(PROVINSI)
4 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 1.012.200 965.766 95,41 10 10 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 2.642.366 2.291.028 86,70 8 8 100,00
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 2.619.146 2.423.191 92,52 1.960 1.960 100,00
Perkebunan (HA)
5 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 798.600 620.052 77,64 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 116.350 104.450 89,77 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 33.261.112 29.881.925 89,84 5.896 5.514 93,52

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI KALIMANTAN TENGAH 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 4.548.031 4.451.676 97,88 9 9 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 110.960 105.960 95,49 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.161.038 1.108.380 95,46 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 5.820.029 5.666.016 97,35 33 33 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN KALIMANTAN TENGAH 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 66.400 66.400 100,00 2 2 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar (HA)
dan Penyegar
2 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 6.157.150 5.988.519 97,26 800 800 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 495.100 477.902 96,53 200 200 100,00
1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha) 2.268.220 2.158.049 95,14 240 240 100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 844.784 668.552 79,14 5 5 100,00
Karet) (Laporan)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 1.258.773 1.198.746 95,23 575 575 100,00
(ORANG)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 371.959 358.946 96,50 2 2 100,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 639.450 527.554 82,50 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
3 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 242.880 239.820 98,74 2 2 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 354.100 345.181 97,48 3 3 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 162.300 154.320 95,08 1 1 100,00
(PROVINSI)
4 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 587.320 550.526 93,74 1 1 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 2.653.336 2.213.202 83,41 8 8 100,00
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 1.012.325 989.288 97,72 700 700 100,00
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 138.850 138.759 99,93 14 14 100,00

5 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 230.550 229.951 99,74 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 68.850 68.100 98,91 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 17.552.347 16.373.813 93,29 2.589 2.589 100,00

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI KALIMANTAN SELATAN 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 3.103.322 2.090.867 67,38 7 6 85,71
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 99.700 94.266 94,55 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.778.067 1.450.091 81,55 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 4.981.089 3.635.224 72,98 31 30 96,77

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN KALIMANTAN SELATAN 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 1.131.300 1.066.650 94,29 100 100 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 18.200 13.141 72,21 12 12 100,00
dan Penyegar Rempah dan Penyegar
(BULAN)
2 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 3.858.000 3.526.410 91,41 600 550 91,67
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha) 3.156.600 3.100.589 98,23 400 400 100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 939.379 840.281 89,45 4 4 100,00
Karet) (Laporan)
1777.018 Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis 133.450 13.164 9,86 1 - 0,00
Tanaman Tahunan (KT)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 336.237 314.217 93,45 350 350 100,00
(ORANG)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 855.500 628.158 73,43 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
3 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 589.367 352.066 59,74 8 5 62,50
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 284.000 112.451 39,60 2 1 50,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 136.945 100.124 73,11 1 1 100,00
(PROVINSI)
4 1779 Dukungan Perlindungan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 1.541.644 1.116.699 72,44 5 4 80,00
Perkebunan (Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 501.975 451.283 89,90 410 410 0,00
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 313.200 302.378 96,54 28 28 100,00

5 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 99.200 96.825 97,61 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 13.894.997 12.034.436 86,61 1.945 1.889 97,12

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI KALIMANTAN TIMUR 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 3.123.255 2.485.101 79,57 7 7 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 113.880 102.724 90,20 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.372.410 773.030 56,33 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 4.609.545 3.360.854 72,91 31 31 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN KALIMANTAN TIMUR 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.004 Pengembangan Tanaman Lada (Ha) 3.598.800 2.816.685 78,27 800 800 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 616.000 523.329 84,96 72 72 100,00
dan Penyegar Penyegar (ORANG)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 69.196 64.688 93,48 2 2 100,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 389.350 130.350 33,48 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar
(BULAN)
2 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha) 861.300 697.222 80,95 100 100 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 1.352.991 895.090 66,16 6 6 100,00
Karet) (Laporan)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 275.058 143.984 52,35 5 5 100,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 581.350 338.765 58,27 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
3 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 144.575 121.576 84,09 2 2 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 274.925 177.617 64,61 2 2 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 208.882 78.161 37,42 1 1 100,00
(PROVINSI)
4 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 614.320 582.219 94,77 6 6 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 1.999.114 1.186.415 59,35 7 7 100,00
(Dokumen)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 207.600 170.459 82,11 20 20 100,00

5 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 104.900 97.084 92,55 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 11.298.361 8.023.643 71,02 1.059 1.059 100,00

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI SULAWESI UTARA 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 769.150 767.471 99,78 4 4 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 120.900 120.900 100,00 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.406.692 1.319.379 93,79 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 2.296.742 2.207.750 96,13 28 28 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SULAWESI UTARA 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 25.665.925 23.181.217 90,32 2.750 2.750 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah dan 1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh (Ha) 3.401.825 3.277.842 96,36 750 750 100,00
Penyegar 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 4.650.770 4.526.000 97,32 488 488 100,00
Penyegar (ORANG)
1775.028 Pengembangan Tanaman Pala (HA) 11.043.550 10.918.670 98,87 2.850 2.850 100,00
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 236.972 229.143 96,70 8 8 100,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 2.259.500 2.202.112 97,46 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 4.579.800 4.534.005 99,00 1.950 1.950 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 373.066 179.540 48,13 1 1 100,00
Karet) (Laporan)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 336.275 331.905 98,70 200 200 100,00
(ORANG)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Tahunan 320.197 312.575 97,62 15 15 100,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 478.100 468.542 98,00 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
3 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 882.800 878.542 99,52 13 13 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 154.200 81.670 52,96 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 115.905 70.561 60,88 1 1 100,00
(PROVINSI)
4 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 395.480 395.480 100,00 4 4 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 396.259 396.259 100,00 2 2 100,00
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 2.789.205 2.762.045 99,03 1.820 1.820 100,00
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 376.340 376.079 99,93 32 32 100,00

5 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 876.700 876.095 99,93 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 951.150 946.742 99,54 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI SULAWESI TENGAH 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan Perkeb 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 472.120 466.892 98,89 2 2 100,00
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 69.780 69.705 99,89 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.487.765 1.388.282 93,31 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 2.029.665 1.924.879 94,84 26 26 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SULAWESI TENGAH 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 197.277.847 167.422.492 84,87 21.850 21.850 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah dan 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 16.552.023 2.104.822 12,72 2.636 336 12,75
Penyegar Penyegar (ORANG)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 600.000 572.368 95,39 6 6 96,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 11.403.235 6.770.600 59,37 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan Prod 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 3.212.510 2.703.483 84,15 12 12 100,00
Semusim (BULAN)
3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 1.402.500 1.273.095 90,77 150 150 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 8.987.400 7.829.206 87,11 3.500 3.500 100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 513.830 224.455 43,68 2 1 50,50
Karet) (Laporan)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Tahunan 419.693 359.170 85,58 20 20 100,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 403.600 320.256 79,35 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 118.940 106.430 89,48 1 1 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 166.800 144.891 86,87 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 165.330 78.340 47,38 1 1 100,00
(PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 209.440 204.200 97,50 2 2 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 357.000 356.850 99,96 2 2 100,00
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 6.423.990 5.097.624 79,35 3.600 3.600 100,00
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 482.400 482.400 100,00 48 48 100,00

6 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 786.830 566.575 72,01 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 84.350 62.600 74,21 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 249.567.718 196.679.854 78,81 31.879 29.578 92,78

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI SULAWESI SELATAN 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 489.925 267.433 54,59 2 2 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 2.017.462 1.783.013 88,38 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Lainnya (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 2.507.387 2.050.446 81,78 14 14 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SULAWESI SELATAN 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 20.037.550 17.142.814 85,55 3.900 3.900 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.003 Pengembangan Tan. Kakao (Ha) 247.761.780 238.260.236 96,17 23.230 23.035 99,16
dan Penyegar 1775.005 Pengembangan Tan. Cengkeh (Ha) 2.683.600 1.721.712 64,16 500 500 100,00
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 19.319.625 18.485.743 95,68 2.268 1.994 87,92
Penyegar (ORANG)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 841.144 651.628 77,47 11 11 100,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 6.443.900 5.438.770 84,40 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 160.532.325 94.224.393 58,69 3.350 3.350 100,00
Produktivitas Tanaman Semusim 1776.002 Penanaman Tanaman Kapas (Ha) 22.000.385 21.386.944 97,21 7.000 7.000 100,00
1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 35.800 - 0,00 12 - 100,00
Semusim (BULAN)
3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.003 Pengembangan Tan. Kelapa (Ha) 3.261.650 2.405.916 73,76 1.250 1.250 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha) 222.250 204.160 91,86 100 100 100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 422.594 330.351 78,17 1 1 100,00
Karet) (Laporan)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 324.339 - 0,00 450 - 0
(ORANG)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 401.500 316.921 78,93 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 827.240 739.379 89,38 6 6 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 157.400 83.981 53,36 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 224.620 122.038 54,33 1 1 100,00
(PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 2.250.360 2.250.360 100,00 22 22 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 383.710 377.981 98,51 2 2 100,00
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 3.225.684 1.853.929 57,47 1.655 1.655 100,00
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 616.300 522.293 84,75 79 79 100,00

6 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 1.743.490 1.333.767 76,50 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 493.717.246 407.853.315 82,61 43.874 42.943 97,88

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI SULAWESI TENGGARA 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 520.500 515.267 98,99 3 3 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 16.800 733 4,36 12 1 8,33
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.485.970 1.383.707 93,12 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 2.023.270 1.899.707 93,89 27 16 99,24

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SULAWESI TENGGARA 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 207.005.940 202.464.999 97,81 18.850 18.850 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah dan 1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh (Ha) 1.283.730 595.042 46,35 350 350 100,00
Penyegar
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 14.072.450 12.551.741 89,19 2.686 2.686 100,00
Penyegar (ORANG)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 600.000 582.295 97,05 6 6 100,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 5.506.075 4.805.784 87,28 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
6 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 54.875.080 51.000.117 92,94 12 12 100,00
Produktivitas Tanaman Semusim Semusim (BULAN)

7 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 5.160.850 4.814.780 93,29 2.000 2.000 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha) 214.500 214.097 99,81 100 100 100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 196.262 182.947 93,22 4 4 100,00
Karet) (Laporan)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 309.279 302.839 97,92 400 400 100,00
(ORANG)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 281.060 247.913 88,21 20 20 100,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tan. 254.200 251.600 98,98 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
13 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 773.000 762.054 98,58 10 10 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 135.000 133.060 98,56 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 91.060 88.377 97,05 1 1 100,00
(PROVINSI)
16 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 396.480 387.220 97,66 5 5 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 241.900 240.780 99,54 1 1 100,00

1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 439.720 437.129 99,41 305 305 100,00
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 268.800 267.300 99,44 24 24 100,00

20 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 1.142.320 350.124 30,65 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 5.224.308 4.756.903 91,05 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 298.472.014 285.437.101 95,63 24.823 24.823 100,00

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI MALUKU 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 86.900 86.900 100,00 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.329.238 1.329.120 99,99 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Lainnya (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 1.416.138 1.416.020 99,99 24 24 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN MALUKU 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh (Ha) 7.182.500 6.950.817 96,77 1.450 1.450 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 2.970.300 517.281 17,42 474 474 100,00
dan Penyegar Penyegar (ORANG)
1775.028 Pengembangan Tanaman Pala (HA) 12.754.600 12.426.310 97,43 3.500 3.500 100,00
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 208.635 155.530 74,55 6 6 100,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 2.391.100 2.093.788 87,57 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
6 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 6.355.150 6.113.179 96,19 2.450 2.450 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 238.217 190.369 79,91 1 1 100,00
Karet) (Laporan)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Tahunan 210.006 190.506 90,71 10 10 100,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 456.500 437.500 95,84 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
10 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 1.402.538 1.323.642 94,37 8 8 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 121.000 102.350 84,59 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 72.315 59.815 82,71 1 1 100,00
(PROVINSI)
13 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 266.980 248.128 92,94 1 1 100,00
Perkebunan 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 429.370 370.087 86,19 300 300 100,00
Perkebunan (HA)
15 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 323.000 296.350 91,75 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 35.382.211 31.475.650 88,96 8.238 8.238 100,00

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI BALI 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan Perkeb1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 754.045 651.026 86,34 4 4 100,00
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 31.400 27.900 88,85 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.108.525 967.017 87,23 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 1.893.970 1.645.943 86,90 28 28 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN BALI 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 16.566.500 13.268.780 80,09 3.400 3.400 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 12.259.800 11.144.726 90,90 2.300 2.300 100,00
dan Penyegar 1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh (Ha) 1.005.640 838.640 83,39 200 200 100,00
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 4.017.400 3.522.877 87,69 732 732 100,00
Penyegar (ORANG)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 4.747.950 3.613.660 76,11 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.002 Penanaman Tanaman Kapas (Ha) 732.830 580.141 79,16 100 100 100,00
Produktivitas Tanaman Semusim 1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau (Ha) 1.987.200 1.793.600 90,26 100 100 100,00
1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha) 436.440 402.141 92,14 20 20 100,00
3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1.807.800 1.764.705 97,62 750 750 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha) 242.300 213.758 88,22 100 100 100,00
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 250.000 232.343 92,94 350 350 100,00
(ORANG)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 354.539 226.506 63,89 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 609.601 541.496 88,83 3 3 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 38.000 33.650 88,55 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 145.110 104.534 72,04 1 1 100,00
(PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 1.252.560 1.176.900 93,96 12 12 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 352.548 307.560 87,24 2 2 100,00
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 4.532.790 3.896.626 85,97 2.185 2.185 100,00
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 748.200 737.951 98,63 71 71 100,00

6 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 1.287.020 866.260 67,31 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 591.600 395.276 66,81 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI NUSA TENGGARA BARAT 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan Perkeb1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 460.120 427.898 93,00 2 2 100,00
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 74.160 70.880 95,58 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 2.028.422 1.779.536 87,73 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 2.562.702 2.278.313 88,90 26 26 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN NUSA TENGGARA BARAT 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 1.540.926 1.521.407 98,73 300 300 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 18.592.636 17.401.989 93,60 2.400 2.400 100,00
dan Penyegar 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 1.452.300 1.365.410 94,02 294 294 100,00
Penyegar (ORANG)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 1.218.084 1.055.228 86,63 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 63.944.218 57.848.914 90,47 3.087 3.087 100,00
Produktivitas Tanaman Semusim 1776.002 Penanaman Tanaman Kapas (Ha) 1.386.595 1.290.643 93,08 250 250 100,00
1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau (Ha) 5.989.200 5.047.765 84,28 130 115 88,46
3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1.453.012 1.315.729 90,55 600 600 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha) 649.428 638.646 98,34 250 250 100,00

1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 417.954 414.716 99,23 300 300 100,00
(ORANG)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 553.809 522.289 94,31 17 17 100,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 9.600 - 0,00 12 - -
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 1.052.668 1.018.193 96,72 12 12 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 67.144 26.649 39,69 1 - -
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 105.859 88.603 83,70 1 1 100,00
(PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 1.515.080 1.339.466 88,41 14 14 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 334.103 320.378 95,89 2 2 100,00
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 2.819.215 2.775.947 98,47 1.500 1.500 100,00
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 335.200 250.840 74,83 32 24 74,83

6 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 1.000.794 878.494 87,78 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 104.437.825 95.121.304 91,08 9.226 9.190 99,61

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI NUSA TENGGARA TIMUR 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi (
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) %)
1 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 334.913 324.875 97,00 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.800.755 1.790.747 99,44 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 2.135.668 2.115.622 99,06 24 24 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN NUSA TENGGARA TIMUR 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi (
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) %)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 10.352.800 9.005.642 86,99 1.950 1.950 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 14.370.850 13.921.337 96,87 1.350 1.350 100,00
dan Penyegar 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 2.293.870 2.283.154 99,53 650 650 100,00
Penyegar (ORANG)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 18.230 0 0,00 2 0 0,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 6.918.300 6.673.274 96,46 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.002 Penanaman Tanaman Kapas (Ha) 1.389.835 1.036.514 74,58 250 250 100,00
Produktivitas Tanaman Semusim

3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 7.637.250 6.044.948 79,15 2.950 2.319 78,61
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha) 1.694.190 1.677.924 99,04 650 650 100,00
1777.029 Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan (HA) 157.715 156.368 99,15 15 15 100,00
1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 91.335 78.356 85,79 15 15 100,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 809.739 178.739 22,07 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 1.403.682 1.395.216 99,40 12 12 100,00
Pasca Panen dan Pembinaan Perkebunan (KT)
Usaha 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 93.950 92.598 98,56 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 209.440 209.224 99,90 1 1 100,00
(PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 546.420 490.190 89,71 4 4 100,00
Perkebunan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 448.320 448.205 99,97 4 4 100,00
1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 371.833 370.249 99,57 2 2 100,00
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 2.145.820 2.057.323 95,88 1.250 1.250 100,00
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 495.600 495.600 100,00 42 42 100,00

6 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 825.510 514.560 62,33 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 100.700 100.536 99,84 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 52.375.389 47.229.957 90,18 9.196 8.563 93,12

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI PAPUA 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi (
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) %)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 474.710 474.110 99,87 3 3 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 95.400 94.308 98,86 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 2.298.275 2.280.318 99,22 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 2.868.385 2.848.736 99,31 27 27 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN PAPUA 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi (
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) %)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 8.100.375 7.701.211 95,07 800 780 97,50
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 5.965.050 5.909.209 99,06 900 900 100,00
dan Penyegar 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 1.558.170 1.558.170 100,00 200 200 100,00
Penyegar (ORANG)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 1.570.400 1.546.150 98,46 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
5 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 14.403.855 11.465.500 79,60 12 12 100,00
Produktivitas Tanaman Semusim Semusim (BULAN)

6 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 582.500 550.250 94,46 200 200 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 382.865 332.773 86,92 3 3 100,00
Karet) (Laporan)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 282.579 282.579 100,00 14 14 100,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 1.093.450 1.092.925 99,95 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
1777.034 Pengembangan Tanaman Sagu (HA) 3.180.255 3.171.110 99,71 700 700 100,00
11 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 160.000 138.165 86,35 1 1 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 158.350 154.615 97,64 1 1 100,00
(PROVINSI)
13 1779 Dukungan Perlindungan 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 65.400 65.400 100,00 20 20 100,00
Perkebunan Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 616.400 616.400 100,00 29 29 100,00

15 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 1.175.646 547.942 46,61 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 39.295.295 35.132.397 89,41 2.916 2.896 99,31

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI BENGKULU 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 429.920 395.178 91,92 2 2 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 126.100 125.740 99,71 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.324.828 1.320.473 99,67 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 1.880.848 1.841.391 97,90 26 26 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN BENGKULU 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 11.642.092 11.414.608 98,05 2.300 2.300 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.004 Pengembangan Tanaman Lada (Ha) 5.807.860 5.546.570 95,50 900 900 100,00
dan Penyegar
1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh (Ha) 323.810 313.316 96,76 100 100 100,00
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 2.628.650 2.283.396 86,87 572 572 100,00
Penyegar (ORANG)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 31.220 15.576 49,89 4 2 50,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 702.200 698.623 99,49 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
7 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 6.405.950 6.351.554 99,15 800 800 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan
1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1.446.600 1.438.060 99,41 500 500 100,00
1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha) 2.072.310 2.062.530 99,53 250 250 100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 574.227 567.150 98,77 2 2 100,00
Karet) (Laporan)
1777.018 Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis 160.650 160.070 99,64 1 1 100,00
Tanaman Tahunan (KT)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 160.607 154.607 96,26 200 200 100,00
(ORANG)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Tahunan 428.550 415.790 97,02 2 2 100,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 708.501 679.133 95,85 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
15 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 937.620 877.032 93,54 10 10 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 195.540 194.540 99,49 2 2 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 149.275 144.875 97,05 1 1 100,00
(PROVINSI)
18 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 753.360 748.560 99,36 8 8 100,00
Perkebunan 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 227.000 227.000 100,00 16 16 100,00

20 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 438.060 434.980 99,30 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 86.880 83.810 96,47 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 35.880.962 34.811.779 97,02 5.716 5.714 99,97

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI MALUKU UTARA 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi (
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) %)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 187.000 182.000 97,33 12 12 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah Rempah dan Penyegar (BULAN)
dan Penyegar
2 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 474.230 473.250 99,79 2 2 100,00
Perkebunan
3 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 378.700 375.900 99,26 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.329.348 1.254.775 94,39 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 2.369.278 2.285.925 96,48 38 38 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN MALUKU UTARA 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi (
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) %)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 4.621.300 3.586.880 77,62 200 155 77,62
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh (Ha) 5.781.285 5.544.751 95,91 1.350 1.350 100,00
dan Penyegar
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 1.038.670 1.038.670 100,00 478 478 100,00
Penyegar (ORANG)
1775.028 Pengembangan Tanaman Pala (HA) 5.086.350 4.896.761 96,27 1.225 1.225 100,00
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 400.000 398.700 99,68 4 4 100,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 2.263.300 1.967.104 86,91 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 5.245.277 4.744.419 90,45 11 11 100,00
Produktivitas Tanaman Semusim Semusim (BULAN)

3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 4.017.061 3.862.971 96,16 1.500 1.500 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha) 427.000 418.283 97,96 150 150 100,00

1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 341.110 341.110 100,00 150 150 100,00
(ORANG)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 282.683 281.797 99,69 5 5 100,00
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 293.850 277.200 94,33 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 837.183 833.884 99,61 7 7 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 44.600 44.600 100,00 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 76.035 76.035 100,00 1 1 100,00
(PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 2.172.690 2.064.527 95,02 1.450 1.450 100,00
Perkebunan Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 151.000 151.000 100,00 23 23 100,00

6 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 974.940 974.940 100,00 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 473.750 473.750 100,00 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 34.528.084 31.977.382 92,61 6.403 6.403 100,00

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI BANGKA BELITUNG 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi (
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) %)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 449.890 444.165 98,73 3 3 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 46.044 45.505 98,83 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.014.373 941.331 92,80 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 1.510.307 1.431.000 94,75 27 27 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi (
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) %)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.004 Pengembangan Tanaman Lada (Ha) 7.711.890 7.432.138 96,37 1.100 1.100 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 1.133.420 1.103.687 97,38 228 228 100,00
dan Penyegar Penyegar (ORANG)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 110.180 110.061 99,89 2 2 100,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 388.500 375.000 96,53 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 3.109.400 3.066.181 98,61 400 400 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 315.787 287.851 91,15 2 2 100,00
Karet) (Laporan)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 133.600 133.600 100,00 200 200 100,00
(ORANG)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 575.488 525.135 91,25 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
3 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 201.800 192.081 95,18 3 3 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 196.450 160.118 81,51 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 169.435 136.206 80,39 1 1 100,00
(PROVINSI)
4 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 663.960 655.889 98,78 6 6 100,00
Perkebunan 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 311.620 301.408 96,72 300 300 100,00
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat OPT (ORANG) 177.600 176.400 99,32 16 16 100,00

5 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 300.910 279.005 92,72 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 359.865 337.965 93,91 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 15.859.905 15.272.725 96,30 2.307 2.307 100,00

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI BANTEN 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi (
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) %)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 48.000 48.000 100,00 8 8 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 70.040 69.730 99,56 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.353.180 1.274.852 94,21 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 1.471.220 1.392.582 94,65 32 32 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN BANTEN 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi (
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) %)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 1.182.950 1.081.904 91,46 12 12 100
Produktivitas Tanaman Rempah Rempah dan Penyegar (BULAN)
dan Penyegar
2 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 35.560 4.265 11,99 2 1 50
Produktivitas Tanaman Tahunan Karet) (Laporan)
1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 77.145 2.440 3,16 5 0 0
(HA)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 542.691 375.145 69,13 12 9 75
Tahunan (BULAN)
3 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 141.000 140.970 99,98 1 1 100
Panen dan Pembinaan Usaha perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 94.780 93.520 98,67 1 1 100
(PROVINSI)
4 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 384.830 375.830 97,66 2 2 100
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 127.944 125.739 98,28 1 1 100
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 69.975 69.850 99,82 50 50 100
Perkebunan (HA)
5 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 246.340 102.235 41,50 12 6 50
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 2.903.215 2.371.897 81,70 98 83 84,69

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI GORONTALO 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 399.490 398.223 99,68 2 2 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 210.000 210.000 100,00 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.479.563 1.479.563 100,00 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 2.089.053 2.087.786 99,94 26 26 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN GORONTALO 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 11.725.380 11.259.987 96,03 1.150 1.150 27,13
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 898.170 898.170 100,00 92 92 121,74
dan Penyegar Penyegar (ORANG)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 133.530 133.458 99,95 3 3 100,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 420.680 386.078 91,77 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 35.218.865 20.810.335 59,09 950 950 99,97
Produktivitas Tanaman Semusim 1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha) 888.540 879.042 98,93 30 30 100,00
1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 36.300 36.300 100,00 12 12 100,00
Semusim (BULAN)
3 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 4.596.820 4.340.254 94,42 1.800 1.800 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 143.869 136.069 94,58 2 2 100,00
Karet) (Laporan)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 272.400 255.528 93,81 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 1.228.790 1.219.127 99,21 10 10 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 53.000 53.000 100,00 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 123.575 123.197 99,69 1 1 100,00
(PROVINSI)
5 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 598.020 398.680 66,67 6 6 100,00
Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 119.800 119.751 99,96 1 1 100,00
(Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 247.200 247.002 99,92 100 100 100,00
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 192.000 192.000 100,00 15 15 100,00

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI KEPULAUAN RIAU 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) ( % )
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 268.480 233.200 86,86 1 1 100,00
Perkebunan 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 61.800 38.977 63,07 6 6 100,00

2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 106.120 65.872 62,07 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 906.985 492.830 54,34 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 1.343.385 830.879 61,85 31 31 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN KEPULAUAN RIAU 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) ( % )
1 1777 Peningkatan Produksi dan1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 4.589.179 3.815.774 83,15 550 550 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 530.562 258.530 48,73 12 6 50,00
Tahunan (BULAN)
2 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 97.500 74.508 76,42 1 1 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 26.775 3.679 13,74 1 0 0,00
(PROVINSI)
3 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 124.390 108.905 87,55 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 5.368.406 4.261.396 79,38 576 569 98,78

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI KEPULAUAN PAPUA BARAT 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) ( % )
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 304.780 295.050 96,81 2 2 100,00
Perkebunan
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 174.400 169.000 96,90 13 13 100,00

2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 85.010 85.010 100,00 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 1.718.200 1.683.340 97,97 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 2.282.390 2.232.400 97,81 39 39 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN PAPUA BARAT 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) ( % )
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 352.000 352.000 100,00 36 36 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah Penyegar (ORANG)
dan Penyegar 1775.028 Pengembangan Tanaman Pala (HA) 1.185.800 1.131.300 95,40 500 500 100,00
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 817.600 783.019 95,77 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 451.250 450.520 99,84 150 150 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 553.457 446.647 80,70 3 3 100,00
Karet) (Laporan)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 324.939 324.939 100,00 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
1777.034 Pengembangan Tanaman Sagu (HA) 2.655.545 2.653.539 99,92 400 400 100,00
3 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 279.600 279.600 100,00 2 2 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 147.000 147.000 100,00 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 182.075 182.075 100,00 1 1 100,00
(PROVINSI)
4 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 199.440 199.440 100,00 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 7.148.706 6.950.079 97,22 1.129 1.129 100,00

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI KEPULAUAN SULAWESI BARAT 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 384.330 377.172 98,14 2 2 100,00
Perkebunan
2 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 61.160 61.160 100,00 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan)
Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 624.345 566.589 90,75 12 12 100,00
Lainnya (Bulan)
Jumlah 1.069.835 1.004.921 93,93 26 26 100,00

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SULAWESI BARAT 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 203.601.385 170.226.003 83,61 11.400 11.400 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 8.439.595 8.438.855 99,99 1.134 1.134 100,00
dan Penyegar Penyegar (ORANG)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah 739.429 678.316 91,74 7 7 100,00
dan Penyegar (HA)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 4.897.754 3.535.577 72,19 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 215.147 188.445 87,59 1 1 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan Karet) (Laporan)
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 155.800 86.554 55,55 12 12 100,00
Tahunan (BULAN)
3 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman 242.525 232.548 95,89 3 3 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik 189.000 184.799 97,78 1 1 100,00
perkebunan (KASUS)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 167.290 131.722 78,74 1 1 100,00
(PROVINSI)
4 1779 Dukungan Perlindungan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 369.329 342.443 92,72 2 2 100,00
Perkebunan (Dokumen)
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman 589.750 266.233 45,14 250 113 45,14
Perkebunan (HA)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 142.800 121.600 85,15 12 12 100,00

4 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 1.478.710 1.228.953 83,11 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan
5 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 286.475 259.984 90,75 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Lainnya (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 221.514.989 185.922.032 83,93 1.459 1.322 90,60

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI DEKONSENTRASI KEPULAUAN KALIMANTAN UTARA 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis 562.550 74.519 90,75 12 2 16,67
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Lainnya (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 562.550 74.519 13,25 12 2 16,67

REALISASI TUGAS PEMBANTUAN KALIMANTAN UTARA 2015


Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 3.352.050 3.167.770 94,50 500 500 100,00
Produktivitas Tanaman Rempah 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan 796.940 586.983 73,65 76 76 100,00
dan Penyegar Penyegar (ORANG)
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 258.750 225.850 87,29 12 12 100,00
Rempah dan Penyegar (BULAN)
2 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet 2.034.000 1.869.798 91,93 200 200 100,00
Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit 5.322.810 74.038 1,39 500 0 0,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, 218.817 0 0,00 1 0 0,00
Karet)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 1.150.925 244.831 21,27 600 128 21,33
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman 424.250 296.767 69,95 12 9 75,00
Tahunan (BULAN)
3 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 207.410 115.519 55,70 1 1 100,00
Panen dan Pembinaan Usaha (PROVINSI)

4 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan 276.150 127.840 46,29 12 12 100,00
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan)
Perkebunan
Jumlah 14.042.102 6.709.396 47,78 1.414 938 53,33

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI KANTOR PUSAT DITJEN PERKEBUNAN 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1775 Peningkatan Produksi 1775.030 Koordinasi, Pembinaan dan 12.541.360 9.645.788 76,91 21 21 100,00
dan Produktivitas Tanaman Monev Pengembangan Tanaman
Rempah dan Penyegar Rempah dan Penyegar
(LAPORAN)
1775.994 Layanan Perkantoran 619.303 559.732 90,38 12 12 100,00
(BULAN LAYANAN)
2 1776 Peningkatan Produksi 1776.022 Koordinasi, Pembinaan dan 15.387.533 9.485.640 61,64 23 23 100,00
dan Produktivitas Tanaman Monev Pengembangan Tanaman
Semusim Semusim (LAPORAN)
1776.994 Layanan Perkantoran 429.585 277.964 64,71 12 12 100,00
(BULAN LAYANAN)
3 1777 Peningkatan Produksi 1777.030 Koordinasi, Pembinaan dan 9.979.286 7.830.023 78,46 15 15 100,00
dan Produktivitas Tanaman Monev Pengembangan Tanaman
Tahunan Tahunan (LAPORAN)
1777.994 Layanan Perkantoran 1.159.400 964.123 83,16 12 12 100,00
(BULAN LAYANAN)
4 1778 Dukungan 1778.017 Koordinasi, Pembinaan dan 6.863.673 5.619.327 81,87 17 17 100,00
Penanganan Pasca Panen Monev Tanaman Kegiatan
dan Pembinaan Usaha Pascapanen dan Pembinaan Usaha
(LAPORAN)
1778.994 Layanan Perkantoran 573.750 464.215 80,91 12 12 100,00
(BULAN LAYANAN)
5 1779 Dukungan 1779.014 Koordinasi, Pembinaan dan 6.825.700 6.057.214 88,74 20 20 100,00
Perlindungan Perkebunan Monev Kegiatan Perlindungan
Perkebunan (LAPORAN)
1779.994 Layanan Perkantoran 1.385.115 1.174.096 84,77 12 12 100,00
(BULAN LAYANAN)
6 1780 Dukungan 1780.011 Dokumen Perencanaan 6.680.560 5.188.826 77,67 3 3 100,00
Manajemen dan Dukungan (DOKUMEN)
Teknis Lainnya Ditjen 1780.012 Dokumen Keuangan dan 10.683.672 8.413.486 78,75 3 2 66,67
Perkebunan Perlengkapan (Dokumen)
1780.013 Dokumen Kepegawaian, 28.258.600 11.300.014 39,99 10 8 80,00
Hukum dan Humas (Dokumen)
1780.014 Dokumen Evaluasi dan 4.966.855 4.630.282 93,22 3 3 100,00
Pelaporan (DOKUMEN)
1780.994 Layanan Perkantoran 39.819.389 35.721.575 89,71 12 12 100,00
(BULAN LAYANAN)
1780.995 Kendaraan Bermotor (Unit) 96.050 95.333 99,25 5 5 100,00

1780.997 Peralatan dan Fasilitas 5.785.900 1.536.850 26,56 438 252 57,53
Perkantoran (UNIT)
Jumlah 152.055.731 108.964.488 71,66 630 441 92,33

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI KANTOR DAERAH BBPPTP SURABAYA 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1781 Dukungan Pengujian dan 1781.006 Pembangunan Kebun Contoh, 168.650 165.244 97,98 10 10 100,00
Pengawasan Mutu Benih serta Demplot, Uji Koleksi, dll (HA)
Penyiapan Teknologi Proteksi 1781.008 Rakitan Teknologi Spesifikasi 458.250 344.008 75,07 5 4 80,00
Tanaman Perkebunan Proteksi Tanaman Perkebunan (Paket
Teknologi)
1781.009 Pemanfaatan Agensia Hayati 87.050 85.417 98,12 2 2 100,00
(JENIS)
1781.010 Sertifikasi dan Pengujian Mutu 353.000 318.151 90,13 17.192.500 17.915.163 104,20
benih (Batang)
1781.015 Koordinasi, Pembinaan dan 2.968.885 2.642.647 89,01 12 12 100,00
Monev Perbenihan dan Proteksi
Tanaman Perkebunan (BULAN)
1781.994 Layanan Perkantoran (BULAN 12.733.766 12.522.296 98,34 12 12 100,00
LAYANAN)
1781.995 Kendaraan Bermotor (Unit) 37.000 32.532 87,92 2 2 100,00
1781.996 Perangkat Pengolah Data dan 85.750 51.797 60,40 1 1 100,00
Komunikasi (Unit)
1781.997 Peralatan dan Fasilitas 650.475 647.235 99,50 2 2 100,00
Perkantoran (UNIT)
1781.998 Gedung/Bangunan (M2) 380.000 379.518 99,87 400 400 100,00
Jumlah 17.922.826 17.188.844 95,90 17.192.946 17.915.608 99,57

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI KANTOR DAERAH BBPPTP MEDAN 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1781 Dukungan Pengujian 1781.008 Rakitan Teknologi 619.330 555.905 89,76 5 5 100,00
dan Pengawasan Mutu Spesifikasi Proteksi Tanaman
Benih serta Penyiapan Perkebunan (Paket Teknologi)
Teknologi Proteksi 1781.009 Pemanfaatan Agensia 174.908 155.353 88,82 3 3 100,00
Tanaman Perkebunan Hayati (JENIS)
1781.015 Koordinasi, Pembinaan dan 4.115.108 2.943.550 71,53 12 12 100,00
Monev Perbenihan dan Proteksi
Tanaman Perkebunan (BULAN)

1781.994 Layanan Perkantoran 20.002.430 18.982.276 94,90 12 12 100,00


(BULAN LAYANAN)
1781.995 Kendaraan Bermotor (Unit) 117.540 116.005 98,69 6 6 100,00

1781.997 Peralatan dan Fasilitas 1.526.450 1.508.263 98,81 10 10 100,00


Perkantoran (UNIT)
Jumlah 26.555.766 24.261.352 91,36 48 48 100,00

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI KANTOR DAERAH BBPPTP AMBON 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1781 Dukungan Pengujian 1781.006 Pembangunan Kebun 601.500 601.500 100,00 50 50 100,00
dan Pengawasan Mutu Contoh, Demplot, Uji Koleksi, dll (HA)
Benih serta Penyiapan
Teknologi Proteksi 1781.008 Rakitan Teknologi Spesifikasi 986.950 983.632 99,66 9 9 100,00
Tanaman Perkebunan Proteksi Tanaman Perkebunan (Paket
Teknologi)
1781.009 Pemanfaatan Agensia Hayati 232.170 221.354 95,34 3 3 100,00
(JENIS)
1781.010 Sertifikasi dan Pengujian 320.550 320.540 100,00 750 3.538 471,69
Mutu benih (Batang)
1781.015 Koordinasi, Pembinaan dan 2.528.173 2.494.761 98,68 12 12 100,00
Monev Perbenihan dan Proteksi
Tanaman Perkebunan (BULAN)
1781.994 Layanan Perkantoran 11.454.688 10.280.548 89,75 12 12 100,00
(BULAN LAYANAN)
1781.997 Peralatan dan Fasilitas 1.035.000 1.031.790 99,69 300 300 100,00
Perkantoran (UNIT)
1781.998 Gedung/Bangunan (M2) 150.000 149.556 99,70 200 200 100,00

Jumlah 17.309.031 16.083.681 92,92 1.336 4.124 106,88

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


REALISASI KANTOR DAERAH BBPPTP PONTIANAK 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan

Realisasi Keuangan Fisik


No Kegiatan Output Pagu (Rp.000) Target Realisasi Realisasi
(Rp.000) (%)
(volume) (volume) (%)
1 1781 Dukungan Pengujian 1781.006 Pembangunan Kebun 181.850 179.311 98,60 40 40 100,00
dan Pengawasan Mutu Contoh, Demplot, Uji Koleksi, dll (HA)
Benih serta Penyiapan
Teknologi Proteksi 1781.008 Rakitan Teknologi Spesifikasi 272.333 267.866 98,36 10 10 100,00
Tanaman Perkebunan Proteksi Tanaman Perkebunan (Paket
Teknologi)
1781.009 Pemanfaatan Agensia Hayati 66.913 66.725 99,72 7 7 100,00
(JENIS)
1781.015 Koordinasi, Pembinaan dan 1.418.461 1.385.269 97,66 12 14 116,67
Monev Perbenihan dan Proteksi
Tanaman Perkebunan (BULAN)
1781.994 Layanan Perkantoran 6.550.413 6.374.432 97,31 12 12 100,00
(BULAN LAYANAN)
1781.997 Peralatan dan Fasilitas 93.900 93.860 99,96 3 3 100,00
Perkantoran (UNIT)
Jumlah 8.583.870 8.367.462 97,48 84 86 102,38

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


Lampiran 1

REKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN


KEMENTERIAN PERTANIAN

REALISASI PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN


PERKEBUNAN PER PROVINSI DAN PER KABUPATEN
MELALUI APBN TAHUN ANGGARAN 2015
PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN TAHUNAN PER KABUPATEN MELALUI APBN
TAHUN ANGGARAN 2015

KOMODITAS
NO SATKER KARET KELAPA SAWIT METE
PAGU REA PAGU REA PAGU REA PAGU REA
1 CIANJUR 150 150
2 GARUT 200 200
3 BENER MERIAH
4 PIDIE
5 ACEH UTARA 300 300 250 250
6 ACEH TIMUR 300 300 200 200
7 NAGAN RAYA 250 250 200 200
8 BATUBARA 100 - 200 -
9 PASAMAN BARAT 300 300 150 150 200 200
10 KAMPAR 300 300 250 250
11 MERANTI 300 300
12 MUARA ENIM 300 300 1 -
13 MUSI RAWAS 500 500 500 500 1 -
14 OGAN KOMERING ILIR 521 521 1 -
15 SANGGAU 300 300 500 500
16 SINTANG 200 200 150 150
17 KAPUAS HULU 550 550 200 200
18 BENGKAYANG 300 300 100 100 300 300
19 KOTAWARINGIN BARAT 200 200 200 200
20 TANAH LAUT 200 200
21 HULU SUNGAI TENGAH 270 270
22 KOTABARU 200 200
23 TABALONG 265 265
24 KUTAI BARAT 275 275
25 MINAHASA SELATAN 500 500
26 TOLI-TOLI
27 SIGI
28 KOTA PALU
29 BULUKUMBA 300 300
30 SOPPENG
31 LUWU UTARA
32 KONAWE 300 300
33 KOLAKA 450 450
34 KONAWE SELATAN 600 600
35 SIKKA 200 100
36 ALOR 600 600 150 150
37 BENGKULU TENGAH 200 200
38 HALMAHERA UTARA 1.100 1.100
39 HALMAHERA BARAT 1.100 1.100
40 HALMAHERA TENGAH 1.100 1.100
41 PANDEGLANG 200 200 200 200
42 LEBAK 200 200
43 BANGKA SELATAN
44 BANGKA 200 200
45 BANGKA TENGAH 200 200
46 POHUWATO 400 400
47 MAJENE 100 100
48 MAMUJU
49 POLEWALI MANDAR 250 250
50 MAMASA
JUMLAH 6.881 6.781 8.350 8.050 2.653 2.650 150 150

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN SEMUSIM PER KABUPATEN MELALUI APBN
TAHUN ANGGARAN 2015

KOMODITAS
NO SATKER TEBU NILAM
PAGU REA PAGU REA
1 CIANJUR
2 GARUT 10 10
3 BENER MERIAH 200 200
4 PIDIE 10 10
5 ACEH UTARA 10 10
6 ACEH TIMUR
7 NAGAN RAYA
8 BATUBARA
9 PASAMAN BARAT 10 10
10 KAMPAR
11 MERANTI
12 MUARA ENIM
13 MUSI RAWAS
14 OGAN KOMERING ILIR 550 317
15 SANGGAU
16 SINTANG
17 KAPUAS HULU
18 BENGKAYANG
19 KOTAWARINGIN BARAT
20 TANAH LAUT
21 HULU SUNGAI TENGAH
22 KOTABARU
23 TABALONG
24 KUTAI BARAT
25 MINAHASA SELATAN
26 TOLI-TOLI
27 SIGI
28 KOTA PALU
29 BULUKUMBA
30 SOPPENG
31 LUWU UTARA
32 KONAWE 5 5
33 KOLAKA 10 10
34 KONAWE SELATAN
35 SIKKA
36 ALOR
37 BENGKULU TENGAH
38 HALMAHERA UTARA
39 HALMAHERA BARAT
40 HALMAHERA TENGAH
41 PANDEGLANG
42 LEBAK
43 BANGKA SELATAN
44 BANGKA
45 BANGKA TENGAH
46 POHUWATO 10 10
47 MAJENE
48 MAMUJU
49 POLEWALI MANDAR
50 MAMASA
JUMLAH 750 517 65 65

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN REMPAH PENYEGAR PER KABUPATEN MELALUI APBN
TAHUN ANGGARAN 2015

KOMODITAS
NO SATKER KOPI TEH KAKAO LADA CENGKEH PALA
PAGU REA PAGU REA PAGU REA PAGU REA PAGU REA PAGU REA
1 CIANJUR 600 600
2 GARUT 350 350 600 600 500 500
3 BENER MERIAH 27.650 27.650
4 PIDIE 100 100
5 ACEH UTARA
6 ACEH TIMUR 700 700
7 NAGAN RAYA
8 BATUBARA
9 PASAMAN BARAT
10 KAMPAR
11 MERANTI 500 500
12 MUARA ENIM 650 650
13 MUSI RAWAS
14 OGAN KOMERING ILIR
15 SANGGAU 100 100 600 240
16 SINTANG
17 KAPUAS HULU
18 BENGKAYANG 100 100 500 500
19 KOTAWARINGIN BARAT
20 TANAH LAUT
21 HULU SUNGAI TENGAH
22 KOTABARU
23 TABALONG
24 KUTAI BARAT
25 MINAHASA SELATAN 820 820
26 TOLI-TOLI 2.550 2.550 700 700
27 SIGI 10.750 10.750
28 KOTA PALU
29 BULUKUMBA 5.100 5.100
30 SOPPENG 6.100 6.100
31 LUWU UTARA 9.200 8.338
32 KONAWE 6.050 6.050
33 KOLAKA 6.950 6.950
34 KONAWE SELATAN 6.050 6.050
35 SIKKA 1.550 1.550
36 ALOR 150 150
37 BENGKULU TENGAH
38 HALMAHERA UTARA 900 900 450 450 800 800
39 HALMAHERA BARAT 700 700 500 500
40 HALMAHERA TENGAH 900 900
41 PANDEGLANG 500 500
42 LEBAK 100 100 500 500
43 BANGKA SELATAN 930 930
44 BANGKA 300 300
45 BANGKA TENGAH
46 POHUWATO 1.600 1.600
47 MAJENE 6.750 6.750
48 MAMUJU 9.350 9.350
49 POLEWALI MANDAR 10.130 10.130
50 MAMASA 1.300 1.300 5.725 5.725
JUMLAH 30.550 30.550 1.200 1.200 90.605 89.743 2.330 1.970 3.970 3.970 1.700 1.700

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN TAHUNAN PER PROVINSI MELALUI APBN
TAHUN ANGGARAN 2015

KOMODITAS
NO SATKER KARET KELAPA KELAPA SAWIT KEMIRI SUNAN JAMBU METE SAGU
PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI
1 JAWA BARAT 100 100 500 500 5 5
2 JAWA TENGAH 200 200 2.250 -
3 DIY 100 100 100 100
4 JAWA TIMUR 100 100
5 ACEH 850 800 1.400 1.150 450 450
6 SUMATERA UTARA 300 300 100 100 200 200
7 SUMATERA BARAT 1.450 1.450 1.150 950 300 300
8 RIAU 1.900 1.900 700 700 650 650
9 JAMBI 2.500 2.500 200 200 550 550
10 SUMATERA SELATAN 1.159 1.159 1 - 1 -
11 LAMPUNG 150 150 200 200
12 KALIMANTAN BARAT 1.000 1.000 200 200 750 723
13 KALIMATAN TENGAH 800 800 200 200 240 240
14 KALIMANTAN SELATAN 600 550 400 400
15 KALIMANTAN TIMUR 100 100
16 SULAWESI UTARA 1.950 1.950
17 SULAWESI TENGAH 150 150 3.500 3.500
18 SULAWESI SELATAN 1.250 1.250 100 100
19 SULAWESI TENGGARA 2.000 2.000 100 100
20 MALUKU 2.450 2.450
21 BALI 750 750 100 100

22 NUSA TENGGARA BARAT 600 600 250 250


23 NUSA TENGGARA TIMUR 2.950 2.319 15 15 650 650
24 PAPUA 200 200 700 700
25 BENGKULU 800 800 500 500 250 250
26 MAULKU UTARA 1.500 1.500 150 150
27 BANGKA BELITUNG
28 BANTEN
29 GORONTALO 1.800 1.800
30 KEPULAUAN RIAU 550 550
31 PAPUA BARAT 150 150 400 400
32 SULAWESI BARAT
33 KALIMANTAN UTARA 200 200 500 -
JUMLAH 12.709 12.609 26.601 23.269 4.391 3.863 20 20 1.550 1.550 1.100 1.100

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN SEMUSIM PER PROVINSI MELALUI APBN
TAHUN ANGGARAN 2015

KOMODITAS
NO SATKER TEBU TEMBAKAU NILAM KAPAS
PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI
1 JAWA BARAT 2.000 2.000 60 - 10 10
2 JAWA TENGAH 25.239 3.008 100 50 10 10
3 DIY 550 480 5 5
4 JAWA TIMUR 25.590 17.859 200 - 10 10 30 -
5 ACEH 200 200 20 - 10 10
6 SUMATERA UTARA 5 5
7 SUMATERA BARAT 100 80 20 20 10 10
8 RIAU
9 JAMBI 440 440
10 SUMATERA SELATAN 650 287
11 LAMPUNG 5.024 5.024
12 KALIMANTAN BARAT
13 KALIMATAN TENGAH
14 KALIMANTAN SELATAN
15 KALIMANTAN TIMUR
16 SULAWESI UTARA
17 SULAWESI TENGAH
18 SULAWESI SELATAN 3.350 3.350 7.000 7.000

19 SULAWESI TENGGARA
20 MALUKU
21 BALI 100 100 20 20 100 100
22 NUSA TENGGARA BARAT 3.087 3.087 130 115 250 250
23 NUSA TENGGARA TIMUR 250 250
24 PAPUA
25 BENGKULU
26 MAULKU UTARA
27 BANGKA BELITUNG
28 BANTEN
29 GORONTALO 950 950 30 30
30 KEPULAUAN RIAU
31 PAPUA BARAT
32 SULAWESI BARAT
33 KALIMANTAN UTARA
JUMLAH 67.180 36.764 630 285 110 110 7.630 7.600

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PER PROVINSI MELALUI APBN
TAHUN ANGGARAN 2015

KOMODITAS
NO SATKER KOPI TEH KAKAO LADA CENGKEH PALA
PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI
1 JAWA BARAT 900 900 2.015 2.015 250 200 500 500
2 JAWA TENGAH 1.000 1.000 600 600
3 DIY 300 300
4 JAWA TIMUR 1.200 1.200
5 ACEH 3.400 3.400 2.275 1.675 1.000 -
6 SUMATERA UTARA 1.500 1.500 1.500 1.500
7 SUMATERA BARAT 3.000 3.000
8 RIAU
9 JAMBI
10 SUMATERA SELATAN 4.050 4.050 1.800 1.800
11 LAMPUNG 3.900 3.900 2.950 2.950
12 KALIMANTAN BARAT 700 700
13 KALIMATAN TENGAH
14 KALIMANTAN SELATAN 100 100
15 KALIMANTAN TIMUR 800 800
16 SULAWESI UTARA 2.750 2.750 750 750 2.850 2.850
17 SULAWESI TENGAH 21.850 21.850
18 SULAWESI SELATAN 3.900 3.900 23.230 23.035 500 500
19 SULAWESI TENGGARA 18.850 18.850 350 350
20 MALUKU 1.450 1.450 3.500 3.500
21 BALI 3.400 3.400 2.300 2.300 200 200

22 NUSA TENGGARA BARAT 300 300 2.400 2.400


23 NUSA TENGGARA TIMUR 1.950 1.950 1.350 1.350
24 PAPUA 800 780 900 900
25 BENGKULU 2.300 2.300 900 900 100 100
26 MAULKU UTARA 200 155 1.350 1.350 1.225 1.225
27 BANGKA BELITUNG 1.100 1.100
28 BANTEN
29 GORONTALO 1.150 1.150
30 KEPULAUAN RIAU
31 PAPUA BARAT 500 500
32 SULAWESI BARAT 11.400 11.400
33 KALIMANTAN UTARA 500 500
JUMLAH 28.600 28.580 2.015 2.015 94.305 93.415 8.250 8.250 5.800 5.800 9.075 8.075

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015


Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Lampiran 3

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN


KEMENTERIAN PERTANIAN

REKAPITULASI REALISASI KEGIATAN DAN OUTPUT


PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
TAHUN ANGGARAN 2015
REKAPITULASI REALISASI KEGIATAN DAN OUTPUT PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
TAHUN ANGGARAN 2015
FISIK
NO. KEGIATAN OUTPUT PAGU HARIAN REALISASI SP2D %
TARGET REALISASI %
1. 1775 Peningkatan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi 306.885.383.000 280.050.784.881 91,26 59.130 59.130 Ha 100,00
Produksi dan Produktivitas 1775.002 Pengembangan Tanaman T e h 41.537.790.000 40.468.638.390 97,43 3.215 3.215 Ha 100,00
Tanaman Rempah dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao 1.274.324.056.000 1.155.141.389.899 90,65 184.910 183.158 Ha 99,05
Penyegar 1775.004 Pengembangan Tanaman Lada 57.518.255.000 49.572.031.375 86,18 10.580 10.220 Ha 96,60
1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh 45.658.865.000 41.921.689.273 91,82 9.770 9.770 Ha 100,00
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar 177.839.033.000 145.829.019.825 82,00 27.940 24.977 Orang 89,40
1775.028 Pengembangan Tanaman Pala 42.656.600.000 35.942.036.312 84,26 12.475 9.775 Ha 78,36
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar 5.093.981.000 4.490.256.296 88,15 106 89 Ha 83,55
1775.030 Koordinasi. Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman 12.541.360.000 9.645.787.923 76,91 21 21 Laporan 100,00
Rempah dan Penyegar
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar 101.614.009.000 75.069.360.926 73,88 12 12 Bln 100,00
1775.994 Layanan Perkantoran 619.303.000 559.732.480 90,38 12 12 Bln 100,00
JUMLAH 1775 2.066.288.635.000 1.838.690.727.580 88,99 308.171 300.379 97,92

2. 1776 Peningkatan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu 1.419.251.085.000 879.124.632.725 61,94 67.930 37.281 Ha 54,88
Produksi dan Produktivitas 1776.002 Penanaman Tanaman Kapas 25.744.890.000 24.354.642.300 94,60 7.630 7.600 Ha 99,61
Tanaman Semusim
1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau 19.794.250.000 7.761.071.133 39,21 630 285 Ha 45,24
1776.004 Penanaman Tanaman Nilam 5.039.050.000 4.430.685.475 87,93 175 175 Ha 100,00
1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim 79.638.832.000 71.604.413.845 89,91 12 12 Bln 100,00
1776.022 Koordinasi. Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman 15.387.533.000 9.485.640.191 61,64 23 23 Laporan 100,00
1776.994 Layanan Perkantoran 429.585.000 277.964.470 64,71 12 12 Bln 100,00
JUMLAH 1776 1.565.285.225.000 997.039.050.139 63,70 76.412 45.388 58,39

3. 1777 Peningkatan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet 151.318.932.000 137.907.798.154 91,14 19.990 19.022 Ha 95,16
Produksi dan Produktivitas 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa 89.731.856.000 75.361.301.825 83,99 35.851 32.019 Ha 89,31
Tanaman Tahunan 1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit 62.509.240.000 53.803.448.664 86,07 7.244 6.263 Ha 86,46
1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete 4.245.068.000 4.123.562.535 97,14 1.700 1.700 Ha 100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit. Kakao. Karet) 16.419.089.000 13.170.376.530 80,21 100 94 Laporan 94,01
1777.018 Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan 2.064.760.000 1.812.098.550 87,76 16 15 KT 93,75
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 17.617.506.000 13.788.334.988 78,26 16.348 14.383 Orang 87,98
1777.029 Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan 235.815.000 229.667.540 97,39 20 20 Ha 100,00
1777.030 Koordinasi. Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman 9.979.286.000 7.830.023.212 78,46 15 15 Laporan 100,00
1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 6.168.962.000 5.170.568.085 83,82 212 181 Ha 85,19
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan 19.282.876.000 15.304.443.524 79,37 12 12 Bln 100,00
1777.034 Pengembangan Tanaman Sagu 5.835.800.000 5.824.649.000 99,81 1.100 1.100 Ha 100,00
1777.994 Layanan Perkantoran 1.159.400.000 964.123.162 83,16 12 12 Bln 100,00
JUMLAH 1777 386.568.590.000 335.290.395.769 86,74 82.620 74.836 94,79
4. 1778 Dukungan 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan 29.931.519.000 27.782.275.627 92,82 286 283 KT 98,95
Penanganan Pasca Panen 1778.017 Koordinasi. Pembinaan dan Monev Tanaman Kegiatan Pascapanen 6.863.673.000 5.619.327.245 81,87 17 17 Laporan 100,00
dan Pembinaan Usaha dan Pembinaan Usaha
1778.018 Koordinasi Kegiatan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha 81.100.000 81.100.000 100,00 12 12 Bln 100,00
Perkebunan
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan 5.300.409.000 4.056.856.450 76,54 114 110 Kasus 96,49
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 5.027.148.000 3.865.708.344 76,90 32 31 PROV 96,88
1778.994 Layanan Perkantoran 573.750.000 464.214.923 80,91 12 12 Bln 100,00
JUMLAH 1778 47.777.599.000 41.869.482.589 87,63 473 465 98,62

5. 1779 Dukungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat 48.034.549.000 38.973.715.071 81,14 120 112 Unit 93,33
Perlindungan Perkebunan 1779.005 SL-PHT Perkebunan 22.121.920.000 20.886.133.575 94,41 220 220 KT 100,00
1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 29.231.267.000 21.401.313.420 73,21 90 71 Dok 78,89
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan 57.192.060.000 45.934.678.499 80,32 33.266 32.183 Ha 96,74
1779.014 Koordinasi. Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan 6.825.700.000 6.057.213.506 88,74 20 20 Laporan 100,00
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt 9.614.147.000 8.848.332.625 92,03 967 918 Orang 94,93
1779.994 Layanan Perkantoran 1.385.115.000 1.174.096.078 84,77 12 12 Bln 100,00
JUMLAH 1779 174.404.758.000 143.275.482.774 82,15 34.695 33.536 93,28

6. 1780 Dukungan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) 3.646.680.000 3.464.897.226 95,02 12 12 Bln 100,00
Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) 24.723.434.000 19.685.379.745 79,62 12 12 Bln 100,00
Dukungan Teknis Lainnya
1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya 61.910.586.000 55.549.812.530 89,73 12 12 Bln 100,00
Ditjen Perkebunan
1780.011 Dokumen Perencanaan 6.680.560.000 5.188.826.014 77,67 3 3 Bln 100,00
1780.012 Dokumen Keuangan dan Perlengkapan 10.683.672.000 8.413.485.787 78,75 3 2 Dok 66,67
1780.013 Dokumen Kepegawaian. Hukum dan Humas 28.258.600.000 11.300.013.712 39,99 10 8 Dok 80,00
1780.014 Dokumen Evaluasi dan Pelaporan 4.966.855.000 4.630.282.183 93,22 3 3 Dok 100,00
1780.994 Layanan Perkantoran 39.819.389.000 35.721.574.568 89,71 12 12 Dok 100,00
1780.995 Kendaraan Bermotor 96.050.000 95.332.500 99,25 5 5 Bln 100,00
1780.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 5.785.900.000 1.536.850.458 26,56 438 252 Unit 57,53
JUMLAH 1780 186.571.726.000 145.586.454.723 78,03 510 321 93,75

7. 1781 Dukungan Pengujian 1781.006 Pembangunan Kebun Contoh. Demplot. Uji Koleksi. dll 952.000.000 946.054.700 99,38 100 100 Ha 100,00
dan Pengawasan Mutu 1781.008 Rakitan Teknologi Spesifikasi Proteksi Tanaman Perkebunan 2.336.863.000 2.151.411.034 92,06 29 28 Pkt Tek 96,55
Benih serta Penyiapan 1781.009 Pemanfaatan Agensia Hayati 561.041.000 528.847.755 94,26 15 15 Jenis 100,00
Teknologi Proteksi 1781.010 Sertifikasi dan Pengujian Mutu benih 673.550.000 638.690.813 94,82 17.193.250 17.918.701 Batang 104,22
Tanaman Perkebunan 1781.015 Koordinasi. Pembinaan & Monev Perbenihan & Proteksi T Perkebunan 11.030.627.000 9.466.227.137 85,82 12 12 Bln 100,00
1781.994 Layanan Perkantoran 50.741.297.000 48.159.552.065 94,91 12 12 Bln 100,00
1781.995 Kendaraan Bermotor 154.540.000 148.537.000 96,12 8 8 Unit 100,00
1781.996 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 85.750.000 51.796.766 60,40 1 1 Unit 100,00
1781.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 3.305.825.000 3.281.148.080 99,25 315 315 Unit 100,00
1781.998 Gedung/Bangunan 530.000.000 529.074.000 99,83 600 600 M² 100,00
JUMLAH 1781 70.371.493.000 65.901.339.350 93,65 17.194.342 17.919.792 99,93

TOTAL PROGRAM 4.497.268.026.000 3.567.652.932.924 79,33 83,60

Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai