Anda di halaman 1dari 38

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|1
(Refocusing)
Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|2
(Refocusing)
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................... i
DAFTAR ISI ............................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN ................................... iv

I. PENDAHULUAN ................................ 1
A. Latar Belakang ............................ 1
B. Tujuan ...................................... 3
C. Sasaran ..................................... 3
D. Pengertian................................... 4

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN ... 7


A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan
Kegiatan .................................... 7
B. Spesifikasi Teknis ......................... 8
C. Kriteria Teknis Calon Penerima
Bantuan .................................... 10

III. PELAKSANAAN KEGIATAN .................... 12


A. Ruang Lingkup ........................... 12
B. Pelaksana Kegiatan...................... 12
C. Lokasi , Jenis dan Volume.............. 14
D. Simpul Kritis............................... 14

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN


BANTUAN ....................................... 16
A. Proses Pengadaan.......................... 16
Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|3
(Refocusing)
B. Penyaluran Bantuan ...................... 16

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, DAN


PENGAWALAN .................................. 18
A. Pembinaan.................................. 18
B. Pengendalian .............................. 18
C. Pengawalan dan pendampingan......... 19
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN. 20
A. Monitoring …………………………………………… 20
B. Evaluasi ………………………………………………. 20
C. Pelaporan ………………………………………….. 21

VII. PEMBIAYAAN ................................... 23

VIII. PENUTUP ....................................... 24

LAMPIRAN

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|4
(Refocusing)
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lokasi dan Volume Kegiatan 25


Pengembangan Kawasan Tanaman
Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020
Lampiran 2. Form Identifikasi dan Verifikasi CP/CL 29
Pengembangan Tebu Tahun 2020
Lampiran 3. Form Laporan Perkembangan 30
Kegiatan Tahun 2020
Lampiran 4. Mekanisme Pengajuan, Pengadaan 31
dan Penyaluran Bantuan Tahun 2020

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|5
(Refocusing)
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam upaya pemenuhan kebutuhan gula nasional,
maka pemerintah berupaya memprioritaskan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi Rumah Tangga.
Upaya dalam pemenuhan kebutuhan gula nasional
tersebut, dilakukan secara terpadu antara sektor on
farm dan off farm. Peningkatan produksi,
produktivitas tebu dan rendemen, dilakukan melalui
kegiatan intensifikasi (Bongkar Ratoon dan Rawat
Ratoon), ekstensifikasi (Perluasan areal) dan
Revitalisasi Pabrik Gula (PG), serta pembangunan PG
baru.
Sebagaimana dipahami bahwa pada lahan eksisting
mengalami penurunan kualitas teknis budidaya,
pergeseran lahan pertanian ke non pertanian,
rendahnya daya saing komoditas tebu,
pengembangan tebu bergeser pada lahan
kering/marginal dan jauh dari PG dan terjadinya
perubahan iklim global dan tingginya tanaman
keprasan/ratoon > 3 kali, sulitnya memperoleh pupuk
saat dibutuhkan serta terbatasnya benih unggul. Hal
tersebut berpengaruh pada penurunan luas areal,
produksi dan rendemen. Merosotnya minat petani
bertanam tebu, sebagai reaksi rasional terhadap
rendahnya produksi dan pendapatan riil petani serta
nilai tukar (term of trade). Petani membutuhkan
sebuah keyakinan dan dukungan yang kuat untuk
mempertahankan lahan eksisting dan meningkatkan
perluasan pengembangan lahan tebu.

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|6
(Refocusing)
Kondisi industri gula berbasis tebu secara umum di
Indonesia dan khususnya di Jawa sangat tergantung
dari pasokan bahan baku tebu dari petani, yang saat
ini baik jumlah maupun mutunya cenderung
menurun, sehingga PG bekerja dibawah kapasitas,
menyebab kan efisiensi PG menjadi rendah. Hal ini
tergambar dari tingginya Biaya Pokok Produksi
ditingkat petani, berdampak pada Harga Pokok
Produksi menjadi tinggi.
Kemitraan antara petani dengan PG belum berjalan
secara optimal dan belum mencapai kesepakatan
yang konsisten. Hal ini dapat dilihat dengan
kurangnya pembinaan teknis dari PG, sehingga
eksekusi lahan belum berbasis sistem yang dapat
memonitor perkembangan kebun. Adanya keragaman
dasar pembelian kepada petani yakni bagi hasil yang
diterapkan masing masing PG berbeda dan pola beli
putus tebu. Hal tersebut menyebabkan pasokan
bahan baku tebu ke PG tidak sesuai kapasitas
terpasang, karena petani bebas mengolah tebu diluar
wilayah binaan PG. Jika tidak segera ditangani akan
membawa dampak ekonomi dan sosial yang cukup
luas.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas tebu, melalui bantuan pupuk untuk
kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi. Pelaksanaan
intensifikasi dilakukan dengan kegiatan bongkar
ratoon dan rawat ratoon, sedangkan pelaksanaan
ekstensifikasi dilakukan dengan kegiatan perluasan
pengembangan tebu pada lahan hitoris untuk PG
eksisting dan pengembangan tebu pada wilayah baru
untuk PG baru.
Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|7
(Refocusing)
Adapun rencana kegiatan APBN TA 2020, adalah
sebagai berikut:
1. Ekstensifikasi (Perluasan);
2. Intensifikasi (Bongkar Ratoon dan Rawat Ratoon);
3. Pengawalan dan Monitoring Evaluasi
Pedoman Teknis Pengembangan Tebu Tahun 2020,
mengacu kepada : Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 56 Tahun 2019 Tentang Pedoman Umum
Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah
Lingkup Kementerian Pertanian TA 2020;
Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Tanaman
Substitusi Impor (tebu) dilakukan di Satuan Kerja
(Satker) Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang
membidangi perkebunan.

B. Tujuan
1. Sebagai acuan pelaksanaan Kegiatan Kawasan
Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020 bagi
Provinsi dan Kabupaten/Kota yang membidangi
perkebunan;
2. Peningkatan produksi dan produktivitas tebu.

C. Sasaran
1. Tersedianya acuan pelaksanaan Kegiatan Kawasan
Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020;
2. Terlaksananya kegiatan Ekstensifikasi (Perluasan),
Intensifikasi (Bongkar Ratoon dan Rawat Ratoon)
serta kegiatan pendukung;

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|8
(Refocusing)
3. Meningkatnya produksi dan produktivitas tebu.

D. Pengertian
Dalam Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi
Impor (Tebu), yang dimaksud dengan:
1. Dinas Provinsi adalah Dinas yang membidangi
Perkebunan di Provinsi pengembangan tebu
dengan keanggotaan terdiri dari unsur-unsur
terkait;
2. Dinas Kabupaten/Kota adalah Dinas yang
membidangi Perkebunan di Kabupaten/Kota
dengan keanggotaan terdiri dari unsur-unsur
terkait di Kabupaten/Kota;
3. Kerjasama Operasional (KSO) adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing
sepakat untuk melakukan pekerjaan tertentu
secara temporer berdasarkan MoU;
4. Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR)/Koperasi
petani adalah lembaga keuangan dan ekonomi
petani yang mengelola tebu selanjutnya disebut
koperasi, adalah koperasi yang dibentuk oleh dan
beranggotakan para petani tebu serta berbadan
hukum;
5. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah
kumpulan beberapa kelompok tani tebu yang
bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan
skala ekonomi dan efisiensi usaha serta berbadan
hukum;
6. Kelompok Tani adalah sekumpulan petani yang
Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|9
(Refocusing)
sepakat membentuk kelompok dengan tujuan
mengusahakan dan mengembangkan usaha
perkebunan tanaman tebu;
7. Petani adalah orang perseorangan warga Negara
Indonesia yang melakukan usaha perkebunan
tanaman tebu pada lahan milik sendiri, sewa
dan/atau lahan garapan;
8. Calon petani dan calon lahan yang selanjutnya
disebut CP/CL adalah daftar petani dan lahan yang
diusulkan untuk ditetapkan menjadi peserta
program penerima bantuan yang diusulkan oleh
kabupaten/kota yang membidangi perkebunan;
9. Kelompok tani sasaran adalah CP/CL yang telah di
ditetapkan oleh kepala dinas
Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi
perkebunan selaku penerima bantuan Pemerintah;
10. Ekstensifikasi/Perluasan tanaman tebu adalah
pelaksanaan budidaya tanaman tebu dengan
melakukan penanaman tebu di lahan baru (bukan
bekas lahan tebu).
11. Intensifikasi Tanaman Tebu adalah upaya untuk
meningkatkan hasil budidaya tebu tanpa
memperluas lahan tebu yang telah ada melalui
kegiatan bongkar ratoon dan rawat ratoon.
12. Bongkar Ratoon adalah pelaksanaan budidaya
tanaman tebu dengan melakukan pembongkaran
tanaman tebu yang produktivitasnya dibawah
standar rata rata wilayah atau secara ekonomis
sudah tidak menguntungkan.

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|10
(Refocusing)
13. Rawat ratoon adalah budidaya tanaman tebu
dengan melakukan pemeliharaan tanaman tebu
keprasan yang secara ekonomi masih
menguntungkan;
14. Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses
rekayasa secara kimia, fisika dan/atau biologi, dan
merupakan hasil industri/pabrik pembuat pupuk;
15. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut
Kuasa PA adalah pejabat yang memperoleh kuasa
dari PA untukmelaksanakan sebagian kewenangan
dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada
Kementerian Negara/lembaga yang bersangkutan;
16. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disebut PPK adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/Kuasa PAuntuk mengambil
keputusan dan/atau tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN;
17. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar
yang selanjutnya disebut PPSPM adalah pejabat
yang diberi kewenangan oleh Kuasa PA untuk
melakukan pengujian atas Surat Perintah
Pembayaran (SPP) dan menandatangani Surat
Perintah Membayar(SPM);
18. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), yang dilaksanakan oleh daerah yang
mencakup semua penerimaan dan pengeluaran
dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|11
(Refocusing)
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan kawasan tanaman subtitusi impor (tebu)
dilaksanakan melalui kegiatan Ekstensifikasi
(Perluasan Tanaman Tebu), Intensifikasi (Bongkar
Ratoon dan Rawat Ratoon) dan kegiatan pendukung
lainnya. Pengadaan sarana produksi berupa pupuk
majemuk, dilakukan oleh Satker Pusat Direktorat
Jenderal Perkebunan dan Satker
Provinsi/Kabupaten/ Kota yang membidangi
perkebunan, mengacu pada Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang PengadaanBarang/Jasa
Pemerintah serta peraturan yang berlaku, dengan
prinsip pendekatan sebagai berikut:
1. Ekstensifikasi (Perluasan Tanaman Tebu)
Kegiatan Ekstensifikasi (Perluasan Tanaman Tebu)
dilaksanakan pada lahan bukaan baru, bukan
merupakan bekas lahan tebu. Kegiatan perluasan
bertujuan menambah areal eksisting tebu yang
sudah ada atau pada wilayah pengembangan PG
baru.
Bantuan yang diberikan berupa bantuan, pupuk
majemuk (pupuk majemuk) bersifat stimulan dan
bantuan biaya pembukaan lahan baru/Land
Clearing (LC) untuk luar Jawa.

2. Intensifikasi Tanaman Tebu


Kegiatan intensifikasi tanaman tebu mencakup
kegiatan Bongkar Ratoon dan Rawat Ratoon.
Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|12
(Refocusing)
a. Bongkar Ratoon
Kegiatan Bongkar Ratoon dilaksanakan pada lahan
tebu yang produktivitasnya dibawah standar rata-
rata wilayah atau secara ekonomis sudah tidak
menguntungkan, dengan penyediaan bantuan
berupa pupuk majemuk (pupuk majemuk) yang
bersifat stimulan.
b. Rawat Ratoon
Kegiatan rawat ratoon dilaksanakan pada lahan
keprasan yang secara ekonomis masih
menguntungkan untuk dipelihara. Diberikan
bantuan pupuk majemuk (pupuk majemuk) yang
bersifat stimulan.

B. Spesifikasi Teknis
Pengembangan Areal Produktif Tanaman Tebu
1. Ekstensifikasi (Perluasan Tanaman Tebu)
Ekstensifikasi/Perluasan Tanaman Tebu
dilaksanakan pada lahan baru bukan bekas lahan
tebu. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan
pembukaan lahan (Land Clearing/LC) diberikan
bantuan berupa biaya LC dan bantuan pupuk
majemuk yang bersifat stimulan sebanyak 350
kg/ha, sedangkan kekurangannya dipenuhi dari
swadaya petani.
Penggunaan jumlah dan jenis pupuk majemuk
dapat menggunakan rekomendasi PG wilayah
binaan.

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|13
(Refocusing)
2. Intensifikasi Tanaman Tebu
a. Bongkar Ratoon
Pelaksanaan Bongkar Ratoon dilaksanakan pada
lahan tebu yang produktivitasnya dibawah standar
rata rata wilayah atau secara ekonomis sudah
tidak menguntungkan. Bantuan yang diberikan
berupa pupuk majemuk yang bersifat stimulan
sebesar 350 kg/ha, sedangkan kekurangannya
dipenuhi dari swadaya petani. Penggunaan jumlah
dan jenis pupuk majemuk dapat menggunakan
rekomendasi PG Pembina.
b. Rawat Ratoon
Rawat ratoon dilakukan pada tanaman tebu yang
secara ekonomis masih menguntungkan untuk
dilakukan pemeliharaan. Diberikan bantuan
sarana pupuk majemuk, yang bersifat stimulan
sebesar 350 kg/ha, sedangkan kekurangannya
dipenuhi dari swadaya petani. Penggunaan jumlah
dan jenis pupuk majemuk dapat menggunakan
rekomendasi PG Pembina.
c. Bantuan Pupuk
Bantuan pupuk pada kegiatan Ekstensifikasi dan
Intensifikasi Tanaman Tebu bersifat stimulant
berupa pupuk anorganik sebanyak 350 kg/hektar,
sedangkan kekurangannya dipenuhi dari swadaya
petani. Spesifikasi teknis pupuk majemuk yang
digunakan mengacu pada Pedoman Budidaya Tebu
Giling yang baik (Permentan No. 53/Permentan/
KB.110/10/2015) dan memiliki ijin edar dari
Menteri Pertanian.

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|14
(Refocusing)
C. Kriteria Teknis Calon Penerima Bantuan
- Calon Petani (CP), yang tergabung dalam satu
kelompok tani sasaran yang mengusahakan tebu
sesuai ketentuan yang berlaku;
- Kelompok tani sasaran penerima bantuan
tergabung dalam Gapoktan/Koperasi berbasis
tebu;
- CP, sebagai penerima manfaat bersedia dan
mampu melaksanakan budidaya tebu sesuai
standar teknis dan sesuai dengan anjuran Dinas
yang membidangi perkebunan setempat atau PG
wilayah binaan;
- Calon Lahan (CL), lahan milik petani (petani
pemilik, penyewa dan/atau penggarap) yang
dibuktikan dengan keterangan kepemilikan/bukti
sewa/bukti garap yang diketahui oleh Kepala Desa
setempat;
- CL, tidak/sedang menjadi agunan dengan
perbankan atau sumber permodalan lainnya serta
tidak dalam sengketa;
- Luas lahan petani tebu sasaran penerima bantuan
maksimal 4 Ha per petani;
- Petani/kelompok tani sasaran penerima kegiatan
yang sama dapat mengikuti kegiatan Ekstensifikasi
(Perluasan) dan Intensifikasi Tebu (Bongkar Ratoon
dan Rawat Ratoon) sepanjang luasannya tidak
melebihi 4 ha;
- CP/CL, diprioritaskan pada petani yang belum
pernah mendapat bantuan;
- Kelompok tani baru dapat menerima bantuan
dengan syarat pada waktu diusulkan sudah
membentuk kelompok tani berbasis tebu, dengan

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|15
(Refocusing)
maksud untuk mengakomodir petani tebu mandiri
yang belum pernah menerima bantuan
pemerintah;
- Petani/kelompok tani sasaran penerima bantuan
harus tergabung atau menjadi anggota
Gapoktan/koperasi berbasis tebu. Bagi kelompok
tani yang belum membentuk Gapoktan/Koperasi
berbasis tebu, agar segera membentuk
Gapoktan/Koperasi berbasis tebu berbadan
hukum;

Spesifikasi teknis kegiatan secara rinci dituangkan dalam


Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan oleh Satker Daerah
Dinas Provinsi/ Kabupaten (untuk TP mandiri) yang
membidangi perkebunan sesuai spesifikasi lokasi atau
kebutuhan daerah dan tetap memperhatikan aspek
kualitas dalam rangka peningkatan produksi dan
produktivitas tebu.

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|16
(Refocusing)
III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan kawasan tanaman subtitusi
impor (tebu) dimulai dari perencanaan, Persiapan,
Identifikasi, seleksi CP/CL, verifikasi, penetapan
CP/CL penerima bantuan, pengadaan bantuan
pemerintah dan penyalurannya, pengawalan dan
pendampingan, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

B. Pelaksanaan Kegiatan
- Persiapan
a) Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan dalam rangka menyamakan
persepsi, membangun komitmen, transparansi
dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan,
sosialisasi dilakukan petugas provinsi dan dinas
kabupaten yang membidangi perkebunan kepada
Calon Petani penerima Bantuan.
b) Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan
Petunjuk Teknis (Juknis)
Berdasarkan Pedoman Teknis yang disusun oleh
Pusat, maka selanjutnya menyusun Juklak/juknis
kegiatan kawasan tanaman substitusi impor
(tebu)

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|17
(Refocusing)
c) Pembentukan Tim Teknis
Dalam melaksanakan kegiatan kawasan tanaman
substitusi impor (tebu) perlu dibentuk tim teknis
oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
d) Verifikasi dan Penetapan CP/CL oleh PPK
Tim teknis melakukan verifikasi CP/CL ulang
secara sampling dan penetapan oleh PPK dan
disahkan oleh KPA.
e) Proses Pengadaan
Pengadaan paket bantuan dilaksanakan
berdasarkan Perpres 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa dan Peraturan terkait
lainnya yang berlaku.
f)Penatausahaan Barang Milik Negara Yang di peroleh
dari Mata Anggaran Kegiatan 526 (Belanja Barang
yang diserahkan Masyarakat/Pemda) sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

- Penerima Bantuan
1) Penerima bantuan kegiatan pengembangan
kawasan tanaman subtitusi impor (tebu) adalah
petani yang tergabung dalam kelompok
tani/Gapoktan.
2) Kelompok Tani menyusun dan mengusulkan
Rencana Usaha Kelompok (RUK) yang diserahkan
kepada Tim Teknis Daerah.
3) Petani mampu dan mau melaksanakan kegiatan
pengembangan kawasan tanaman subtitusi impor
(tebu) sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|18
(Refocusing)
4) Penetapan jadwal pelaksanaan kegiatan yang
disesuaikan dengan keadaan masing-masing
daerah.
5) Memanfaatkan paket bantuan secara benar dan
tepat.
6) Menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan kegiatan kelompok kepada dinas
kabupaten/kota yang membidangi perkebunan.
7) Kelompok tani calon penerima bantuan berperan
aktif untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan.

C. Lokasi, Jenis dan Volume


Kegiatan kawasan tanaman subtitusi impor (tebu)
dilaksanakan di wilayah sentra pengembangan
industri gula berbasis tebu (PG), yang berlokasi di
Pulau Jawa dan Luar Jawa. Adapun volume kegiatan
pengembangan tebu terlampir.

D. Simpul Kritis
Dalam pelaksanaan kawasan tanaman subtitusi impor
(tebu) tahun 2020, terdapat beberapa simpul kritis
yang perlu diperhatikan guna meminimalisir resiko.
Simpul kritis tersebut, antara lain:
- Penetapan CP/CL yang harus tepat sasaran, luasan
dan waktu. Untuk meminimalisir resiko kegagalan,
dilakukan sosialisasi sejak bulan Desember 2019.
- Sinkronisasi antara kesiapan lahan dengan
kesiapan benih.
- Pengadaan dan penyaluran bantuan pupuk
majemuk harus tepat jumlah, jenis, mutu, harga,
Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|19
(Refocusing)
waktu dan sasaran. Penyaluran bantuan pupuk
disalurkan setelah benih siap tanam.
- Untuk meminimalisir risiko, tim teknis
Kabupaten/Kota lebih awal dalam mengusulkan
CP/CL dengan menyertakan pola tanam (pola 1
dan 2), Provinsi membuat jadwal waktu
pelaksanaan (time line) mulai dari persiapan
sampai dengan pendistribusian pupuk pada
kelompok tani.
- Pelaksanaan Lelang/Pengadaan barang dan jasa
diharapkan selesai selambat-lambatnya pada awal
Triwulan IV 2020.
- Penyeselesaian Berita Acara Serah Terima (BAST)
Bantuan Pemerintah MAK 526 dilaporkan oleh tim
teknis paling lambat pada bulan Desember 2020.

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|20
(Refocusing)
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN
BANTUAN

A. Proses Pengadaan
Proses pengadaan dan penyaluran bantuan pada
kegiatan Pengembangan Tanaman Subtitusi Impor
(Tebu) Tahun 2020 dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut :
Prosedur pengadaan dan penyaluran mengacu pada
Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah serta Pedoman Pengadaan
dan peraturan terkait lainnya yang masih berlaku.

Dalam pengadaan barang bantuan pemerintah, harus


sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
Untuk memastikan bahwa barang yang disalurkan
sesuai dengan yang dipersyaratkan khususnya pupuk
perlu dilakukan uji mutu di laboratorium yang
terakreditasi. Pengujian dilakukan sebelum pupuk
disalurkan kepada petani/kelompok tani dan setelah
diterima oleh petani/kelompok tani. Pengambilan
contoh pupuk oleh Petugas Pengambil Contoh di lokasi
petani/kelompok tani dilakukan secara random.

B. Penyaluran Bantuan
Penyaluran Bantuan dalam bentuk barang
dilaksanakan berdasarkan surat keputusan pemberi
bantuan yang ditetapkan PPK dan disahkan oleh KPA.
Apabila seluruh kegiatan fasilitasi bantuan telah
selesai dilaksanakan hingga penyaluran kepada
Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|21
(Refocusing)
kelompok tani, segera di proses Berita Acara Serah
Terima perkerjaan dan ditindaklanjuti dengan Berita
Acara Serah Terima (BAST) bantuan dari KPA kepada
kelompok tani.
BAST penyaluran bantuan harus didokumentasikan
dengan open camera sebagai bukti yang dapat
dipertanggung jawabkan, apabila dilokasi tidak
terdapat jaringan internet, maka BAST didokumentasi
melalui foto.

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|22
(Refocusing)
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWALAN

A. Pembinaan
Pembinaan p e t a n i / kelompok tani dilakukan
secara berkesinambungan, agar mampu
mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk
itu diperlukan dukungan pembinaan lanjutan
yang bersumber dari dana APBD dan atau
masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan ini harus memenuhi kaedah
pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan
pemerintahan yang baik dan bersih, maka
pelaksanaan kegiatan harus:
1. Mentaati ketentuan peraturan dan
perundangan terkait yang berlaku;
2. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi
dan nepotisme (KKN);
3. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi;
4. Memenuhi asas akuntabilitas.
B. Pengendalian
Pengendalian kegiatan kawasan tanaman
substitusi impor (tebu) dilakukan dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam
pelaksanaan. Oleh karena itu pengendalian
dilakukan sejak dari perencanaan hingga
pelaksanaan kegiatan.

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|23
(Refocusing)
C. Pengawalan dan Pendampingan
Pengawalan dan pendampingan perlu dilakukan
untuk menjamin bantuan diterima oleh
petani/kelompok tani sasaran dan kegiatan
dilaksanakan sesuai jadwal yang telah
ditetapkan oleh pelaksana kegiatan, sehingga
bantuan dapat dirasakan oleh masyarakat dalam
meningkatkan kesejahteraannya.
Pengawalan dan pendampingan dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Perkebunan dan Dinas
Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi
perkebunan dan instansi terkait.

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|24
(Refocusing)
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring
1. Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu
kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
50/Permentan/PW.160/10/2016, tanggal 26
Oktober 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian
2. Kegiatan monitoring dilaksanakan oleh Petugas
Direktorat Jenderal Perkebunan, Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan
secara berkala.
3. Kegiatan monitoring dilaksanakan dengan cara
peninjauan lapangan, memanfaatkan fasilitas
komunikasi, membuat catatan mengenai
perkembangan dan permasalahan pelaksanaan
kegiatan pengembangan tanaman tebu.

B. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan kegiatan kawasan tanaman
subtitusi impor (tebu) dilakukan mulai dari kesiapan
administrasi sampai peninjauan lapangan dan melalui
pertemuan koordinasi secara berkala di tingkat
Kabupaten/Kota dan Provinsi yang membidangi
perkebunan.
Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui ketepatan/
kesesuaian pelaksanaan kegiatan dan hasil yang

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|25
(Refocusing)
dicapai dibanding dengan perencanaan, serta realisasi
penyerapan anggaran.
Hal terpenting yang harus dipahami dalam melakukan
evaluasi adalah tidak hanya terfokus pada
keberhasilan fisik dan administrasi, akan tetapi juga
pada proses pelaksanaannya apakah telah sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Di samping itu perlu dievaluasi peningkatan
kemampuan petani dalam rangka pemberdayaan
kelompok dan koperasi berbasis tebu.
Diharapkan dari hasil monitoring dan evaluasi (Monev)
dapat diperoleh umpan balik dalam pengembangan
tanaman tebu.
Prosedur dan mekanisme Monev mengacu kepada
Pedoman Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Anggaran Berbasis Kinerja yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pertanian.

C. Pelaporan
Untuk mengukur kinerja kegiatan dana TP
Provinsi/Kabupaten/Kota diperlukan pelaporan rutin
maupun pelaporan pengendalian secara berkala.
1. Jenis jenis laporan terdiri dari :
a. Laporan rutin yang terdiri dari laporan bulanan,
triwulan dan tahunan.
b. Laporan insidentil bilamana diperlukan.
2. Kepala Satuan Kerja wajib melaporkan
perkembangan kegiatan sesuai Permentan Nomor:

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|26
(Refocusing)
50/Permentan/PW.160/10/2016, tanggal 26
Oktober 2016 tentang Pedoman Pengelolaan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian
Pertanian kepada Direktur Jenderal Perkebunan
cq.Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan,
dengan tembusan Direktur Tanaman Semusim dan
Rempah.
3. Laporan pengendalian dilakukan secara
bulanan, triwulan dan tahunan meliputi kemajuan
pelaksanaan program dari setiap pelaksana
program di daerah, khususnya yang terkait dengan
pencapaian indikator kinerja, penyelesaian
masalah yang ditangani oleh Tim Teknis Provinsi/
Kabupaten/Kota, laporan sasaran dan realisasi fisik
serta keuangan pengembangan tanaman tebu
berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|27
(Refocusing)
VII. PEMBIAYAAN

Kegiatan pelaksanaan kawasan tanaman subtitusi impor


(tebu) yang dibiayai dari dana APBN tahun anggaran 2020
pada DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan melalui Tugas
Pembantuan (TP) Provinsi atau Kabupaten/Kota tahun
anggaran 2020.

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|28
(Refocusing)
PENUTUP

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor


(Tebu) ini merupakan acuan bagi pengelola kegiatan di
daerah serta seluruh instansi terkait dalam melakukan
persiapan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan
sehingga diharapkan kegiatan dapat berjalan lancar,
efektif, efisien dan akuntabel.
Pedoman teknis ini agar dijabarkan lebih lanjut dalam
juklak yang ditetapkan dan juknis oleh Dinas Kab/Kota
yang membidangi Perkebunan sesuai dengan kondisi
spesifik wilayah masing-masing.
Hal-hal lain yang belum diakomodir dalam pedoman
teknis ini, sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat
diatur lebih lanjut pada Juklak atau Juknis yang disusun
oleh Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi
perkebunan.

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|29
(Refocusing)
Lampiran 1. Lokasi dan Volume Kegiatan Kawasan Tanaman
Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020 (Refocusing)

NO KEGIATAN PROVINSI KABUPATEN VOLUME

(1) (3) (4) (5) (6)

Kawasan Tanaman Substitusi Impor (Tebu) 8,645 Ha


1 Penanaman Tanaman Tebu 1,860 Ha

1 Penanaman Tanaman Tebu 1,860 Ha

SUMATERA 300 Ha
1
SELATAN
Kab. Ogan 200 Ha
1
Komering Ilir
Kab. Oku 100 Ha
2
Timur
350 Ha
2 LAMPUNG
Kab. Way 250 Ha
3
Kanan
Kab. Tulang 100 Ha
4
Bawang Barat
SULAWESI 400 Ha
3
TENGGARA
200 Ha
5 Kab. Bombana
Kab. Konawe 200 Ha
6
Selatan
NUSA TENGGARA 500 Ha
4
BARAT
500 Ha
7 Kab. Dompu
NUSA TENGGARA 275 Ha
5
TIMUR
Kab. Sumba 100 Ha
8
Timur
Kab. Sumba 140 Ha
9
Tengah
70 Ha
6 JAMBI
70 Ha
10 Kab. Kerinci

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

(Refocusing) |30
NO KEGIATAN PROVINSI KABUPATEN VOLUME
(1) (3) (4) (5) (6)
2 Rawat Ratoon 6,060 Ha
2 Rawat Ratoon 6,060 Ha
1 JAWA BARAT 760 Ha
1 Kab. Subang 225 Ha
2 Kab. Cirebon 300 Ha
3 Kab. Majalengka 235 Ha
2 JAWA TENGAH 100 Ha
4 Kab. Brebes 50 Ha
5 Kab. Pati 50 Ha
3 DI YOGYAKARTA 200 Ha
6 Kab. Bantul 50 Ha
7 Kab. Sleman 50 Ha
8 Kab. Gunung Kidul 50 Ha
9 Kab. Kulon Progo 50 Ha
4 JAWA TIMUR 2,450 Ha
10 Kab. Gresik 100 Ha
11 Kab. Mojokerto 200 Ha
12 Kab. Bondowoso 100 Ha
13 Kab. Situbondo 300 Ha
14 Kab. Malang 250 Ha
15 Kab. Probolinggo 150 Ha
16 Kab. Lumajang 200 Ha
17 Kab. Kediri 100 Ha
18 Kab. Nganjuk 200 Ha
19 Kab. Blitar 100 Ha
20 Kab. Madiun 200 Ha
21 Kab. Ngawi 200 Ha
22 Kab. Magetan 100 Ha
23 Kab. Lamongan 150 Ha

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

(Refocusing) |31
24 Kab. Sidoarjo 100 Ha

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

(Refocusing)|32
NO KEGIATAN PROVINSI KABUPATEN VOLUME
(1) (3) (4) (5) (6)
SUMATERA
5 300 Ha
SELATAN
Kab. Ogan Komering
25 300 Ha
Ilir
6 LAMPUNG 900 Ha
Kab. Lampung
26 100 Ha
Tengah
27 Kab. Lampung Utara 200 Ha
28 Kab. Way Kanan 600 Ha
7 SULAWESI SELATAN 450 Ha
29 Kab. Gowa 100 Ha
30 Kab. Bone 150 Ha
31 Kab. Takalar 100 Ha
32 Kab. Jeneponto 50 Ha
33 Kab. Wajo 50 Ha
NUSA TENGGARA
9 500 Ha
BARAT
34 Kab. Dompu 500 Ha
10 GORONTALO 400 Ha
35 Kab. Gorontalo 200 Ha
36 Kab. Boalemo 200 Ha
3 Bongkar Ratoon 725 Ha
3 Bongkar Ratoon 725 Ha
1 JAWA TENGAH 125 Ha
1 Kab. Rembang 50 Ha
2 Kab. Sragen 25 Ha
3 Kab. Kudus 25 Ha
4 Kab. Tegal 25 Ha
2 JAWA TIMUR 600 Ha
5 Kab. Gresik 75 Ha
6 Kab. Jombang 75 Ha
7 Kab. Lumajang 75 Ha
8 Kab. Nganjuk 75 Ha
9 Kab. Blitar 75 Ha
10 Kab. Madiun 75 Ha
11 Kab. Tuban 75 Ha
12 Kab. Lamongan 75 Ha

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|33
(Refocusing)
NO KEGIATAN PROVINSI KABUPATEN VOLUME
(1) (3) (4) (5) (6)
Pengawalan, pendampingan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
4 Keg
kegiatan
4 Pengawalan Tanaman Tebu 16 Keg
1 JAWA BARAT 1 Keg
1 Provinsi 1 Keg
2 JAWA TENGAH 1 Keg
2 Provinsi 1 Keg
3 DI YOGYAKARTA 1 Keg
3 Provinsi 1 Keg
4 JAWA TIMUR 1 Keg
4 Provinsi 1 Keg
5 SUMATERA SELATAN 2 Keg
5 Provinsi 1 Keg
Kab. Ogan
6 1 Keg
Komering Ilir
6 LAMPUNG 2 Keg
7 Provinsi 1 Keg
8 Kab. Way Kanan 1 Keg
7 SULAWESI SELATAN 3 Keg
9 Provinsi 1 Keg
10 Kab. Gowa 1 Keg
11 Kab. Wajo 1 Keg
SULAWESI
8 1 Keg
TENGGARA
12 Provinsi 1 Keg
NUSA TENGGARA
9 1 Keg
BARAT
13 Provinsi 1 Keg
NUSA TENGGARA
10 1 Keg
TIMUR
14 Provinsi 1 Keg
11 GORONTALO 1 Keg
15 Provinsi 1 Keg
12 JAMBI 1 Keg
16 Provinsi 1 Keg

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|34
(Refocusing)
Lampiran 2.

FORM IDENTIFIKASI DAN VERIFIKASI CP/CL PENGEMBANGAN TEBU TAHUN 2020

Provinsi :

Kabupaten :

Kecamatan :

STATUS
LAHAN
LUAS
NAMA KELOMPOK LOKASI KOORDINAT (MILIK
No NIK ALAMAT LAHAN KET
PETANI TANI KEBUN KEBUN SENDIRI/
(Ha)
SEWA/G
ARAP)

…………………………, 2020

Mengetahui,

Petugas Verifikasi Tim Teknis Provinsi/Kabupaten/Kota

( ) ( )

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

(Refocusing) |35
Lampiran 3.
Form Laporan Perkembangan Kegiatan
Tahun 2020

Laporan Perkembangan Kegiatan


(Bulanan/Triwulan/Semester/Akhir Tahun)

1. Perkembangan Kegiatan
Nama :
Nama Kelompok :
Jenis Usaha Kegiatan :
Lokasi Kegiatan :
- Desa/kecamatan :
- Kabupaten :
- Provinsi :
2. Laporan : Bulanan/Triwulan/Semester/Akhir Tahun
(Pilih salah satu sesuai dengan waktu pelaporan)

TARGET REALISASI
Rencana
NO KEGIATAN Masalah Tindak Ket
Anggaran Fisik Anggaran FISIK Lanjut
%*
(Rp) (ha/ (Rp) (ha/ %*)
)
unit) unit)

..............,......................

Kepala Dinas
Provinsi/Kabupaten/Kota ……………..
Yang Membidangi Perkebunan

Nama...............................
Nip.

Keterangan:
*) Realisasi dibandingkan dengan target

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

(Refocusing)|36
Lampiran 4.

Mekanisme Pengajuan, Pengadaan dan Penyaluran Bantuan


Tahun 2020

Proses Pengadaan
Barang dan Jasa
KUASA PENGGUNA
Sesuai dengan
ANGGARAN PROVINSI
Perpres 16 Tahun
2018

P
e
l
Rekomendasi a
dan Pelaporan p
o
r
a
n Pengawasan
Penyaluran
Bantuan
Penyedia
PPK Barang dan Jasa

Laporan Berita
Acara Serah
Terima Barang
Penyaluran
Bantuan
RUK &
Usulan RUK Pelaporan

Pembinaan Dan
Pengawalan
Tim Teknis Kelompok Sasaran
Kabupaten

Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

(Refocusing) |37
Pedoman Teknis Kawasan Tanaman Subtitusi Impor (Tebu) Tahun 2020

|38
(Refocusing)

Anda mungkin juga menyukai