PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN TANAMAN PALA
(NEW INISIATIF)
TAHUN 2013
C. Tujuan
Tujuan pengembangan tanaman pala di Papua
Barat adalah :
1. Mengoptimalkan potensi sumberdaya dalam
pengembangan pala.
2. Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu
pala sebagai andalan ekspor.
3. Meningkatkan kesempatan kerja dan
pendapatan petani pala.
4. Mempercepat peningkatan perekonomian
dan pembangunan wilayah.
5. Melakukan pemberdayaan petani dan
penguatan kelembagaan petani pala.
6. Melakukan penilaian terhadap sumber benih
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013 3
pala untuk penetapan Blok Penghasil Tinggi.
7. Melakukan identifikasi Kebutuhan
Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah
dan Penyegar.
b. Petani Sasaran
Petani sasaran sebagai penerima bantuan
adalah anggota kelompok tani sasaran
yang ditetapkan dengan Surat Keputusan
Bupati/Walikota atau Kepala Dinas
Kabupaten yang menangani perkebunan.
Kriteria umum calon kelompok sasaran
adalah :
- Diprioritaskan kelompok tani yang
sudah ada/telah eksis dan aktif, dan
berpengalaman.
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013 4
- Jumlah anggota minimal 20 orang.
- Memiliki motivasi yang tinggi untuk
melakukan perbaikan budidaya dan
peningkatan mutu.
B. Spesifikasi Teknis
a) Intensifikasi Tanaman Pala
Intensifikasi pala diarahkan kepada kebun
atau pertanaman pala yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
- Lokasi merupakan daerah sentra
tanaman pala.
- Tanaman pala berada pada lokasi yang
sesuai untuk budidaya tanaman pala.
- Daerah pertanaman pala tidak berada
pada daerah endemik hama dan
penyakit
- Petani bersedia meningkatkan
produktivitas pala melalui usaha
budidaya yang benar.
- Tanaman berumur 5-20 tahun dan
produktif.
d) Penyediaan bibit
Bibit pala yang diberikan kepada kelompok
tani harus memenuhi spesfikasi teknis
sebagai berikut :
- Menggunakan klon varietas unggul pala
yang sudah direlease Menteri Pertanian
(Pala Banda, Ternate 1,Tobelo 1,Tidore 1)
dan atau Klon Unggul Lokal (Pala Negeri).
- Umur bibit 11-13 bulan.
- Tinggi diatas 50 cm.
- Bibit sehat (bebas dari hama dan
penyakit),
- Polibag ukuran 15 x 20 cm.
- Dilakukan pengujian sertifikasi benih
(pengujian mutu benih) oleh instansi yang
berwenang/IP2MB atau UPT Perbenihan)
e) Pemberdayaan Petani
Pemberdayaan petani dan penguatan
kelembagaan dalam pengembangan
agribisnis pala di Papua Barat dilaksanakan
dengan menggunakan Sistem Kebersamaam
Ekonomi (SKE) melalui Manajemen
B. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan pengembangan tanaman
pala adalah:
1. Tingkat Pusat : Direktorat Tanaman
Rempah dan Penyegar, Direktorat Jenderal
Perkebunan dengan tugas-tugas sebagai
berikut :
- Penyiapan Pedoman Teknis
pengembangan tanaman pala (new
inisiatif) ;
- Sosialisasi Pedoman di Daerah;
- Pembinaan teknis, koordinasi dan
pengawalan kegiatan;
- Monitoring dan evaluasi kegiatan;
- Penyusunan laporan.
2. Tingkat Provinsi dilaksanakan oleh Dinas
yang menangani bidang Perkebunan dengan
tugas-tugas sebagai berikut :
- Penyiapan Petunjuk Pelaksanaan
pengembangan tanaman pala ;
- Membahas penetapan calon petani
D. Simpul Kritis
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan
Pengembangan Tanaman Pala, diprediksi
adanya simpul-simpul kritis sebagai berikut :
- Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim
Pengarah/Pembina di Pusat/Provinsi dan
Tim Teknis dari Kabupaten/Kota seringkali
kurang tertib dan kurang efektif;
- Identifikasi CP/CL seringkali kurang tepat
sasaran dan belum sepenuhnya mengacu
pada kriteria yang ditetapkan;
- Pelaksanaan pengadaan seringkali
membutuhkan waktu relatif lama dan
mendekati akhir tahun anggaran.
B. Pengendalian
Untuk lebih meningkatkan akuntabilitas
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
D. Pendampingan.
Pendampingan kegiatan dilakukan oleh
pendamping yang ditunjuk oleh Dinas
yang membidangi perkebunan dari Dinas
Provinsi dan atau Direktorat Jenderal
Perkebunan, untuk ikut mengawasi dan
memberikan petunjuk dalam pelaksanaan
kegiatan serta memberikan arahan inovasi
kegiatan yang lebih menguntungkan bagi
peningkatan dan pengembangan usaha
kelompok untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota.
1. Pembinaan dan pengendalian dilakukan
oleh Pusat, Provinsi dan Kabupaten
dilakukan secara berkelanjutan. Untuk
itu, diperlukan dukungan dana
pembinaan lanjutan yang bersumber
dari dana APBD.
VII. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan Pengembangan
Tanaman Pala (New Inisiatif) Tahun 2013
dianggarkan dengan dana APBN Ditjen
Perkebunan melalui DIPA Dinas yang
membidangi perkebunan Provinsi/
Kabupaten/Kota.
Kegiatan pengawalan monitoring dan
evaluasi oleh Pusat dianggarkan melalui
DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan.
Tata cara pengelolaan anggaran kegiatan
masing-masing tingkatan unit dan biaya
kegiatan lapangan, tertib administrasi dan
tertib pelaksanaan berpedoman pada
ketentuan yang berlaku.
VIII. PENUTUP
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman
Pala (New Inisiatif) disusun sebagai acuan
penyelanggaraan kegiatan pengembangan
Provinsi/
Kegiatan Volume
Kabupaten
Papua Barat
1.Fak-Fak - Rehabilitasi 670 ha
- Perluasan 450 ha
- Intensifikasi 375 ha
- Pemberdayaan Petani
Fasda I 20 org
Dinamika Kelompok (DK) 1.220 org
Pengembangan Ekonomi 610 org
Rumah Tangga
- Penilaian BPT 5 ha
- Identifikasi Kebutuhan
Pengembangan Kawasan 1 keg
Tan.Rempah dan Penyegar
2.Kaimana - Rehabilitasi 20 ha
- Perluasan 250 ha
- Pemberdayaan Petani
Fasda I 20 org
Dinamika Kelompok (DK) 220 org
Pengembangan Ekonomi 110 org
Rumah Tangga
- Identifikasi Kebutuhan
Pengembangan Kawasan 1 keg
Tan.Rempah dan Penyegar
DATA UMUM :
Nomor Satker :
Satker :
Nama KPA :
Bendaharawan :
Alamat Kantor :
Telp. Kantor :
Fax Kantor :
Nama / No. HP :
Contact Person
TRIWULAN :
1.
2.
3.
Catatan: Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat pada tanggal
5 bulan April, Juli, dan Oktober serta pada akhir
Desember 2013. Laporan melalui faxcimile nomor
(021) 7815681, ditujukan kepada Direktorat tanaman
Rempah dan Penyegar, Direktorat Jenderal
Perkebunan.