Anda di halaman 1dari 76

PETUNJUK PELAKSANAAN

PENGEMBANGAN PETANI PRODUSEN BENIH TANAMAN


PANGAN (P3BTP) TAHUN ANGGARAN 2022

KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
DIREKTORAT PERBENIHAN
2021
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN
NOMOR : 264/HK.310/C/11/2021
TANGGAL : 1 NOPEMBER 2021

Tentang

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PETANI


PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN (P3BTP)
TAHUN ANGGARAN 2022

v
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

KATA PENGANTAR

Petunjuk Pelaksanaan ini dimaksudkan sebagai acuan dalam


melaksanakan kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih
Tanaman Pangan (P3BTP) Tahun Anggaran 2022 yang menjelaskan
mekanisme perencanaan, pelaksanaan kegiatan (penyaluran,
pengadaan, pertanggungjawaban) Bantuan Pemerintah, pengawalan,
monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk membantu menyediakan


benih tanaman pangan bagi daerah pelaksana, juga diharapkan dapat
membantu mengurangi permasalahan kekurangan benih yang kerap
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan, khususnya kebutuhan benih
untuk program. Sebagai jaminan pasar, para penerima bantuan
melaksanakan kerjasama kemitraan dengan produsen benih besar yang
akan mengopkup hasil calon produksi benih.

Diharapkan komitmen berbagai pihak untuk dapat melaksanakan kegiatan


ini dengan baik, agar dapat memenuhi prinsip pelaksanaan kegiatan yang
transparan dan akuntabel.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini tidak terlepas dari peran serta


dukungan instansi terkait, untuk itu diperlukan koordinasi, pembinaan,
pengawalan, dan monitoring secara berjenjang mulai dari tingkat pusat,
provinsi, dan kabupaten/kota agar kegiatan ini dapat berdaya guna dan
berhasil guna bagi kepentingan petani.

Jakarta, 1 November 2021

Direktorat Perbenihan

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) i


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... iii

I. PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................ 1
B. Tujuan, Sasaran dan Indikator Keberhasilan .................. 3
C. Istilah dan Pengertian ...................................................... 3
II. PERENCANAAN KEGIATAN ………………………………..… 9
A. Identifikasi Kelembagaan Kelompok tani ……………….. 9
B. Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani ……….. 10

III. PELAKSANAAN KEGIATAN ………………………..............


13
A. Dasar Pelaksanaan......................................................... 13
B. Ruang Lingkup Kegiatan................................................ 15
C. Ketentuan Umum............................................................. 16
D. Mekanisme Pengadaan, Penyaluran dan
Pertanggungjawaban Bantuan................................... 23
IV. PENGAWALAN, MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN........................................................................ 26
A. Pengawalan .................................................................... 26
B. Monitoring ....................................................................... 26
C. Evaluasi .......................................................................... 26
D. Pelaporan ....................................................................... 26

IV. PENUTUP ............................................................................ 28

ii
Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP)
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Satuan Biaya per Ha Pengembangan Petani


29
Produsen Benih Tanaman Pangan TA 2022………….
LAMPIRAN 2. Surat Pernyataan kesediaan kelompok tani
31
melaksanakan kegiatan ............................................
LAMPIRAN 3. Daftar Usulan Calon Penerima Bantuan Kegiatan
Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman
31
Pangan TA 2022 ………………………………...........
LAMPIRAN 4. Surat Tugas ................................................................ 33
LAMPIRAN 5. Rencana Usaha Kelompok (RUK) 34
LAMPIRAN 6. Surat Pernyataan Kebenaran CPCL ........................ 35
LAMPIRAN 7. Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten
Penetapan Calon Petani Dan Calon Lokasi 36
(CPCL) ......................................................................
LAMPIRAN 8. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak .............. 40
LAMPIRAN 9. Perjanjian Kerjasama antara PPK dengan Penerima
41
Bantuan Kegiatan P3BTP TA 2022..........................
LAMPIRAN 10. Perjanjian Kerjasama antara Produsen Benih
dengan Penerima Bantuan Kegiatan P3BTP 44
TA 2022…………………………………………………
LAMPIRAN 11. Hasil verifikasi Calon Lokasi dan Calon Penangkar
51
Benih Kegiatan P3BTP Petan TA 2022..................
LAMPIRAN 12. Surat Persetujuan Kepala Dinas Provinsi .................. 51
LAMPIRAN 13. Permohonan Pembayaran Dana Bantuan
55
Pemerintah ...............................................................
LAMPIRAN 14 KuitansiPenerimaan Transfer Dana ……………....... 55

LAMPIRAN 15. Berita Acara Pembayaran .................................. 56

LAMPIRAN 16. Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan ............. 57


LAMPIRAN 17. Berita Acara Serah Terima.......................................... 58
LAMPIRAN 18. Laporan Awal .............................................................. 60

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) iii
LAMPIRAN 19. Laporan Perkembangan ............................................. 61
LAMPIRAN 20. Laporan Akhir ............................................................. 62
LAMPIRAN 21. Surat Pernyataan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
Biaya Ongkos Kirim .................................................... 63
LAMPIRAN 22. Diagram Pengembangan Perbenihan Berbasis 64
Korporasi Petani .......................................................

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) iv


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris harus memiliki kemandirian
dalam penyediaan kebutuhan pangan. Kita tidak perlu melakukan
impor beras, jagung dan kedelai jika produksi pertanian yang
merupakan kebutuhan pangan dasar kita cukup. Yang menjadi
persoalan adalah produksi dan produktivitas pertanian kita rendah,
padalah negeri kita sangat subur dibandingkan negara-negara
tetangga kita. Potensi yang begitu besar tetapi kita tidak mampu
mengelola dan menikmatinya.
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya produktivitas dan
daya saing pertanian kita. Salah satu masalahnya adalah
persoalan benih, terutama benih untuk tanaman pangan. Di
samping memang banyak analisa dan penelitian pembangunan
pertanian yang menyebutkan persoalan pengetahuan petani yang
terbatas, pemilikan lahan yang sempit, perubahan musim dan
sebagainya faktor penyebab rendahnya produktivitas pertanian
kita.
Benih memiliki posisi vital dalam usaha pertanian. Dalam benih
terkandung potensi genetik produksi yang akan memberikan hasil
dalam usaha pertanian. Sebaik apapun faktor lingkungan
disediakan - seperti ketersediaan unsur hara dan yang lainnya -
ketika potensi benihnya rendah maka rendah pula produksi yang
dihasilkan sehingga persoalan benih harus mendapatkan perhatian
lebih besar dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian
kita.
Pemerintah sebagai regulator perbenihan memiliki peran sangat
penting untuk mengarahkan kebijakan perbenihan agar benar-
benar menyentuh persoalan yang berdampak langsung pada
pembangunan pertanian. Koordinasi yang baik dalam lingkup
internal struktur birokrasi, serta koordinasi dengan semua elemen

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 1


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

yang terkait langsung dan tidak langsung dengan pembangunan


pertanian mutlak diperlukan. Akhirnya penyediaan benih unggul
atau berlabel harus didukung oleh semua pihak karena
berhubungan langsung dengan persoalan ketahanan pangan kita.
Produksi benih insitu adalah suatu keharusan yang harus
dilaksanakan guna mengatasi permasalahan penyediaan benih di
suatu lokasi. Dengan memberdayakan kelompok tani setempat
menjadi produsen benih dan diberi fasilitas bantuan Pemerintah
berupa bantuan sarana produksi.
Kegiatan usaha pertanian akan berhasil jika petani mempunyai
kapasitas yang memadai. Untuk dapat mencapai produktivitas dan
efisiensi yang optimal petani harus menjalankan usaha bersama
secara kolektif dalam suatu Korporasi Petani. Korporasi Petani
adalah kelembagaan ekonomi petani berbadan hukum berbentuk
koperasi atau badan hukum lain dengan sebagian besar kepemilikan
modal dimiliki oleh petani. Kelembagaan petani yang efektif ini
diharapkan mampu mendukung pelaksanaan produksi benih insitu
melalui program pengembangan perbenihan berbasis korporasi
petani.
Kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman
Pangan (P3BTP) merupakan kegiatan padat karya dengan
memberdayakan kelompok tani sebagai penangkar benih.
Kelompok tani pelaksana bermitra dengan produsen benih
(offteker) yang akan meng-opkup calon benih yang dihasilkan oleh
kelompok tani.
Agar kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman
Pangan (P3BTP) dapat terlaksana dengan baik, maka perlu
disusun “Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani
Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) TA 2022”, sebagai
acuan bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan.

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 2


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

B. Tujuan, Sasaran dan Indikator


1. Tujuan
a. Menumbuhkan petani produsen benih dalam rangka
penyediaan benih tanaman pangan secara insitu.
b. Menyediakan sarana produksi dalam rangka pelaksanaan
P3BTP
2. Sasaran
a. Tumbuhnya petani produsen benih dalam rangka
penyediaan benih tanaman pangan secara insitu.
b. Tersedianya sarana produksi dalam rangka pelaksanaan
P3BTP
3. Indikator Keberhasilan
Terlaksananya kegiatan P3BTP

C. Istilah dan Pengertian


1. Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan
untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan
tanaman.
2. Benih Hibrida adalah keturunan pertama (F1) hasil
persilangan antara dua atau lebih tetua pembentuknya (galur
induk/inbrida homozygote).
3. Tetua adalah galur yang digunakan untuk memproduksi
benih hibrida. Untuk jagung hibrida terdiri dari tetua jantan
dan tetua betina.
4. Tetua Jantan adalah penghasil tepung sari yang digunakan
untuk membuahi sel telur pada tangkai putik tanaman betina
sesuai pasangan heterosisinya.
5. Tetua Betina adalah galur yang khusus digunakan untuk
menghasilkan biji setelah diserbuki tetua jantan sesuai
pasangan heterosisinya.
6. Galur Mandul Jantan (A) atau CMS (Cytoplasmic Male
Sterile) adalah galur yang mempunyai tepung sari mandul
sehingga tidak mampu menyerbuk sendiri.
Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 3
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

7. Galur Pemulih Kesuburan atau Restorer (R) adalah


galur/inbrida homozygot induk jantan yang mempunyai
kemampuan memulihkan kesuburan (tepung sari) galur CMS
sehingga digunakan sebagai tepung sari dalam produksi
benih hibrida.
8. Varietas Unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh
Pemerintah yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil
dan/atau sifat-sifat lainnya.
9. Benih Unggul adalah benih tanaman dari varietas yang
telah dilepas, memenuhi standar mutu, disertifikasi, diberi
label dan peredarannya diawasi.
10. Benih Varietas Unggul Bersertifikat adalah benih bina
yang telah disertifikasi.
11. Pupuk adalah bahan kimia anorganik dan/atau organik,
bahan alami dan/atau sintetis, organisme danlatau yang
telah melalui proses rekayasa, untuk menyediakan unsur
hara bagi tanaman, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
12. Pupuk Organik adalah pupuk yang sebagian atau
seluruhnya berasal dari dari tanaman dan atau hewan yang
telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau
cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
13. Pupuk Anorganik adalah pupuk majemuk buatan berbentuk
padat yang mengandung unsur hara mikro utama nitrogen,
fosfor dan kalium serta dapat diperkaya dengan unsur hara
mikro lainnya.
14. PPC (Pupuk Pelengkap Cair) adalah pupuk cair yang
berfungsi sebagai pupuk pelengkap yang memberi nutrisi
lebih pada daun dan batang.
15. Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk
membunuh organisme hidup yang mengganggu tumbuhan,
ternak dan sebagainya yang dibudidayakan manusia untuk
kesejahterahaan hidupnya.

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 4


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

16. Insektisida adalah bahan yang digunakan untuk


mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme
pengganggu tanaman.
17. Fungisida adalah bahan yang digunakan untuk
mengendalikan, menolak atau menghambat pertumbuhan
cendawan atau jamur penyebab penyakit tanaman.
18. Petani adalah warga negara Indonesia perseorangan
dan/atau beserta keluarganya yang melakukan Usaha Tani
di bidang tanaman pangan.
19. Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun
yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan
kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya; kesamaan
komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan serta
mengembangkan usaha anggota.
20. Kelompok Penangkar adalah kumpulan petani penangkar
benih yang dibentuk atas dasar dasar kesamaan
kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi,
sumber daya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk
meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota dalam
kegiatan penangkaran benih.
21. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah kumpulan
beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama
untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
22. Calon Petani dan Calon Lokasi yang selanjutnya
disingkat CPCL adalah Kelompok Tani/Gapoktan/Kelompok
Penangkar/Gabungan Kelompok Tani dengan Kelompok
Penangkar/Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)/
Kelompok Masyarakat/Lembaga Pemerintah/Lembaga Non
Pemerintah sebagai penerima bantuan Pemerintah yang
ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
23. Produsen Benih adalah perseorangan, badan usaha, badan
hukum atau instansi pemerintah yang melakukan proses
produksi benih dan ditetapkan dengan surat keputusan
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 5


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

24. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi


kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah
kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga
pemerintah/ nonpemerintah.
25. Penerima Bantuan Pemerintah adalah Kelompok
Tani/Gabungan Kelompok Tani/Kelompok Penangkar/
Gabungan Kelompok Tani dengan Kelompok
Penangkar/Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)/
Kelompok Masyarakat/Lembaga Pemerintah/Lembaga Non
Pemerintah, yang terpilih melalui identifikasi calon penerima
dan calon lokasi (CPCL), untuk selanjutnya ditetapkan
melalui Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan
disahkan oleh Kuasa Pengelola Anggaran (KPA).
26. Rencana Usahatani Kelompok (RUK) adalah rencana kerja
usahatani dari kelompok tani untuk satu periode musim
tanam yang disusun melalui musyawarah dan kesepakatan
bersama dalam pengelolaan usahatani yang memuat uraian
kebutuhan saprodi yang meliputi: jenis, volume, harga satuan
dan jumlah uang yang diajukan untuk pembelian saprodi
sesuai kebutuhan di lapangan (spesifik lokasi), pengeluaran
lainnya, dan lain sebagainya.
27. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah
Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga
yang bersangkutan.
28. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut
KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga
yang bersangkutan.
29. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut
PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa
PA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 6


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

30. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang


selanjutnya disebut PP-SPM adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan menerbitkan Surat
Perintah Membayar (SPM).
31. Pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang
dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil
yang lebih baik dengan cara memberikan bimbingan teknis,
melakukan koordinasi dan sosialisasi pelaksanaan kegiatan.
32. Verifikasi adalah kegiatan pengujian terhadap suatu
dokumen untuk memperoleh kesesuaian dengan ketentuan
yang telah ditetapkan dan atau uji petik di lapangan.
33. Monitoring dan Evaluasi adalah kegiatan pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan kegiatan sesuai aturan yang sudah
ditetapkan.
34. Pelaporan adalah penyajian data/fakta/kondisi kegiatan
yang telah dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan sesuai
aturan yang sudah ditetapkan.
35. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut
OPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang tanaman
pangan dan/atau perkebunan.
36. Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota adalah Dinas
yang membidangi tanaman pangan yang mempunyai tugas
dan fungsi sebagai pembina dan pelaksana program
pembangunan sektor pertanian di tingkat provinsi/
kabupaten/kota.
37. Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) adalah institusi milik
pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi melakukan
pengawasan mutu dan sertifikasi benih yang diproduksi dan
diedarkan.

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 7


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

38. Usaha Tani adalah kegiatan dalam bidang pertanian,


mulai dari produksi/budidaya, penanganan pascapanen,
pengolahan, sarana produksi, pemasaran hasil, dan/atau
jasa penunjang.
39. Kelembagaan Petani adalah lembaga yang
ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk petani guna
memperkuat dan memperjuangkan kepentingan petani.
40. Kelembagaan Ekonomi Petani adalah lembaga yang
melaksanakan kegiatan Usaha Tani yang dibentuk oleh, dari,
dan untuk petani, guna meningkatkan produktivitas dan
efisiensi Usaha Tani, baik yang berbadan hukum maupun
yang belum berbadan hukum.
41. Badan usaha adalah kesatuan yuridis dan ekonomis dari
penggunaan faktor-faktor produksi yang bertujuan mencari
keuntungan atau memberi pelayanan kepada masyarakat.
42. Korporasi Petani adalah Kelembagaan Ekonomi Petani
berbadan hukum berbentuk koperasi atau badan hukum lain
dengan sebagian besar kepemilikan modal dimiliki oleh
petani.
43. Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman
Pangan selanjutnya disebut P3BTP adalah kegiatan
pengembangan produsen benih tanaman pangan, yang
dilaksanakan dengan memberdayakan kelompok tani
sebagai penangkar atau produsen benih tanaman pangan
guna dapat mencukupi kebutuhan benih diwilayahnya.

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 8


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

II. PERENCANAAN KEGIATAN

A. Identifikasi Kelembagaan Kelompok Tani


Kegiatan usaha pertanian akan berhasil jika petani mempunyai
kapasitas yang memadai. Untuk dapat mencapai produktivitas dan
efisiensi yang optimal petani harus menjalankan usaha bersama
secara kolektif dalam suatu kelembagaan petani. Kelembagaan
petani yang efektif ini diharapkan mampu mendukung pelaksanaan
pengembangan petani produsen benih tanaman pangan.
Kelembagaan petani adalah lembaga petani yang berada pada
lokasi pengembangan, berupa organisasi keanggotaan atau
kerjasama yaitu petani-petani yang tergabung dalam kelompok tani
(poktan) atau gabungan kelompok tani (gapoktan).
Adapun tahapan identifikasi kelembagaan petani adalah sebagai
berikut:
1. Sosialisasi Kegiatan
Melakukan sosialisasi kegiatan secara berjenjang mulai dari
tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan/Poktan serta
sinkronisasi kegiatan dengan stake holders terkait tentang
kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman
Pangan (P3BTP).

2. Penetapan Lokasi
Penetapan lokasi P3BTP sesuai dengan potensi kebutuhan
benih (khususnya untuk program Pemerintah) di masing-masing
provinsi dan kabupaten/kota. Lokasi P3BTP sebaiknya dekat
dengan lokasi pertanaman petani untuk mencegah penurunan
mutu benih akibat proses distribusi benih, sehingga target
penyediaan benih insitu secara 6 (enam) tepat (jenis/varietas,
jumlah, mutu, waktu, lokasi, harga) dapat tercapai.

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 9


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

3. Penetapan Kelompok Tani


Pemilihan kelompok tani pelaksana kegiatan sangat
menentukan keberhasilan kegiatan P3BTP. Kelompok tani yang
ditetapkan adalah kelompok tani yang mampu dan memiliki
komitmen untuk menjadi petani penangkar/produsen benih.
4. Pengembangan Kemitraan
Kemitraan kelompok tani dengan stake holders perbenihan
lainnya mutlak diperlukan untuk membangun suatu industri
perbenihan, misalnya: lembaga pemerintah, Bank, Perusahaan,
LSM dan lain sebagainya baik nasional maupun internasional.
Bentuk kerjasama yang dilakukan dapat bermacam-macam
misalnya : penyediaan saprodi, kerjasama pemasaran hasil,
penyediaan modal, penyediaan teknologi, transfer ilmu dan
teknologi serta dukungan lembaga pemerintah yang menjamin
kerjasama jaringan pemasaran.
5. Pengawalan Kegiatan
Agar semua tahapan dapat berjalan dengan baik, maka
kegiatan P3BTP perlu pengawalan dalam pelaksanaannya.
Sehingga target untuk pemenuhan benih insitu dapat tercapai
dan dapat memasuki proses pada tahap selanjutnya yaitu untuk
memantapkan kelembagaan ekonomi petani.

B. Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani


Pengembangan kelembagaan ekonomi petani adalah
pengembangan kelembagaan petani (kelompok tani) baik yang
berbadan hukum, yang memiliki kegiatan usahatani dari hulu
sampai hilir di sektor pertanian yang ditumbuhkembangkan oleh,
dari dan untuk petani guna meningkatkan skala ekonomi yang
menguntungkan dan efisiensi usaha.
Kelembagaan ekonomi petani dapat ditumbuhkembangkan dengan
mengubah pola pikir petani agar dapat meningkatkan usahataninya
dan meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan fungsinya

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 10


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

sehingga mampu mengembangkan agribisnis dan menjadi


kelembagaan petani yang mandiri. Adapun tahapannya, yaitu
sebagai berikut :
1. Pengembangan kelembagaan ekonomi petani berbadan hukum
Kelembagaan Korporasi Petani dibentuk melalui integrasi yang
dilakukan oleh kelompok tani, dan /atau gabungan kelompok
tani dalam kelembagaan ekonomi petani berbadan hukum yang
dapat berbentuk koperasi atau badan hukum lainnya dengan
sebagian besar kepemilikan modal dimiliki oleh petani.
2. Penguatan Infrastruktur dan Sarana Prasarana
Kelembagaan Ekonomi Petani berbadan hukum yang terbentuk
dalam skala kawasan, mampu secara swadaya membiayai
pengadaan dan/atau pemeliharaan sebagian fasilitas
infrastruktur publik yang belum tersedia aksesibilitas terhadap
sarana pertanian modern, selain itu membuka peluang untuk
mendapatkan kemudahan akses terhadap infrastruktur publik,
terutama pengairan dan prasarana transportasi, infrastruktur
jalan, komunikasi dan energi, sehingga akan memiliki posisi
tawar yang lebih tinggi untuk mengusulkan kepada pemerintah
agar menyediakan infrastruktur publik dibutuhkan.

3. Penguatan Dukungan Permodalan dan Asuransi


Konektivitas dengan mitra industri pengolahan dan perdagangan
modern Interaksi antara Korporasi Petani dengan kelembagaan
usaha ekonomi lainnya dapat meningkatkan aksesibilitas Petani
ke pasar dan sumber pembiayaan.
Usaha Tani yang dikelola oleh Kelembagaan Ekonomi Petani
berbadan hukum dapat lebih menjamin kelayakan skala usaha,
peningkatan produktivitas budidaya, dampak gejolak harga
melalui perencanaan pola dan pengaturan jadwal tanam/panen,
pemilihan jenis dan pengaturan mutu produk yang bernilai
tambah lebih tinggi. Dengan demikian, dapat menekan risiko

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 11


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

kegagalan Usaha Tani, sehingga lebih menarik bagi lembaga


pembiayaan untuk meminjamkan modal usaha melalui Kredit
Usaha Rakyat (KUR).
Asuransi Usaha Tani (AUT) secara mandiri akan lebih mudah
dirintis melalui Kelembagaan Ekonomi Petani berbadan hukum,
karena lebih meningkatkan kepercayaan lembaga asuransi dalam
memberikan penjaminan.
Kegiatan P3BTP tidak hanya memberdayakan kelompok tani untuk
memproduksi benih, tetapi kelompok tani juga dapat ditingkatkan
kapasitasnya menjadi kelembagaan ekonomi yang dapat memberikan
nilai tambah bagi anggotanya. Selain itu, dalam rangka mendukung
pengembangan kawasan pertanian berbasis korporasi petani,
kelompok tani pelaksana kegiatan P3BTP dapat membentuk korporasi
petani sebagai unit produksi benih.

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 12


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Dasar Pelaksanaan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2019
tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 201,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6412);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2022 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6735);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang
Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3616);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4614);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2006 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor4347);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 13


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

8. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang


Pengadaan Barang/JasaPemerintah);
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
Tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka pelaksanaan
APBN;
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016
tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.02/2021
tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2022;
13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
12/Permentan/TP.020/4/2018 tentang Produksi, Sertifikasi
dan Peredaran Benih Tanaman;
14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
18/Permentan/RC.040/4/2018 tentang Pedoman
Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi
Petani;
15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38 Tahun 2019 tentang
Pelepasan Varietas Tanaman;
16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33 Tahun 2021 tentang
Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Pembantuan Lingkup Kementerian Pertanian Tahun 2022;
17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 34 Tahun 2021 tentang
Pedoman Umum Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian
Pertanian Tahun Anggaran 2022;
18. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
472/Kpts/RC.040/6/2018 tentang Lokasi Kawasan Pertanian
Nasional;

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 14


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

19. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 990/HK.150/C/05/2018


tentang Petunjuk Teknis Produksi Benih Tanaman Pangan;
20. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 992/HK.150/C/05/2018
tentang Petunjuk Teknis Peredaran Benih Tanaman Pangan;
21. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 993/HK.150/C/05/2018
tentang Petunjuk Teknis Pengambilan Contoh Benih dan
Pengujian/Analisis Mutu Benih Tanaman Pangan;
22. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 620/HK.140/C/04/2020
tentang Petunjuk Teknis Sertifikasi Benih Tanaman Pangan;
23. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-
211/PB/2017 tantang Kodefikasi Segmen Akun pada bagan
Akun Standar;
24. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-
531/PB/2018 tentang Pemutahiran Kodefikasi Segmen Akun
pada bagan Akun Standar;
25. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
68/HK.310/C/7/2018 tentang Petunjuk Teknis
Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan
Berbasis Korporasi Petani.
26. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
96/HK.310/C/4/2020 tantang Standar Operasional Prosedur
Pengecekan Mutu Benih Tanaman Pangan;
27. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
248/HK.310/C/2021 tentang Petunjuk Teknis Bantuan
Pemerintah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
Anggaran 2022;
28. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
249/HK.310/C/2021 tentang Pengelolaan Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2022;

B. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih
Tanaman Pangan (P3BTP) meliputi:

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 15


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

1. Pengadaan sarana produksi;


2. Pelaksanaan produksi dan sertifikasi benih; dan
3. Pengawalan, monitoring, evaluasi dan pelaporan.
C. Ketentuan Umum
Kegiatan P3BTP dilaksanakan untuk komoditas padi inbrida, padi
hibrida, jagung hibrida, kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan
sorgum dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jenis Bantuan
a. Benih sumber/tetua berasal dari varietas unggul yang telah
dilepas oleh Menteri Pertanian atau varietas lokal.
b. Benih sumber atau tetua/parent seed dari masing masing
varietas benih yang akan ditangkarkan berasal dari hasil
rakitan Badan Litbang Pertanian atau Lembaga Pemuliaan
Lainnya (Perguruan Tinggi/Batan/Swasta). Untuk
tetua/parent seed diluar varietas Badan Litbang Pertanian
tidak dianggarkan bantuan Pemerintah.
c. Pupuk Anorganik (Urea/SP 36/KCL/NPK dll) dan Organik
yang digunakan adalah pupuk bersubsidi atau non subsidi
yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI),
bersertifikat organik atau memenuhi persyaratan teknis
minimal dan memiliki ijin edar yang masih berlaku.
d. Pestisida (insektisida/fungisida/rodentisida) yang digunakan
harus terdaftar di Kementerian Pertanian dan memiliki izin
edar yang masih berlaku.

2. Kriteria Lokasi
a. Lokasi yang dipilih daerah yang mendukung untuk
penangkaran benih dan mudah dijangkau.
b. Lokasi penangkaran dipilih daerah yang bukan endemis
organisme pengganggu tanaman (OPT), diutamakan bebas
dari resiko kekeringan dan banjir, serta sesuai dengan
persyaratan dalam sertifikasi benih.

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 16


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

c. Lokasi yang dapat ditanami padi inbrida, padi hibrida, jagung


hibrida, kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan sorgum
minimal satu kali dalam setahun.
d. Padi hibrida berlokasi di daerah irigasi teknis.

3. Kriteria Penerima Bantuan


a. Kelompok tani/gabungan kelompok tani/gabungan kelompok
tani dengan kelompok penangkar/produsen benih sudah
tercatat pada Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota atau
diusulkan oleh Kepala Unit Kerja terkait.
b. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)/Kelompok
Masyarakat/Lembaga Pemerintah/Lembaga Non Pemerintah
yang menguasai lahan dan pelaksana program yang
mendapatkan rekomendasi dan diusulkan oleh Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota.
c. Penerima bantuan bersedia melaksanakan kegiatan P3BTP
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Syarat Penerima Bantuan


a. Penerima bantuan yang belum mendapatkan program bantuan
pemerintah yang sejenis (P3BTP/bantuan benih) pada musim
tanam yang sama;
b. Penerima bantuan masih aktif dan mempunyai kepengurusan
yang lengkap yaitu Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta
memiliki lahan ataupun menggarap/menyewa dan mau
mengikuti seluruh rangkaian kegiatan;
c. Membuat surat pernyataan bersedia menjadi petani produsen
benih dan sanggup menggunakan dana bantuan sesuai
peruntukannya dan sanggup mengembalikan dana tersebut
apabila tidak sesuai dengan peruntukannya. Formulir surat
pernyataan sebagaimana pada Lampiran 2.
d. Bersedia menyediakan tenaga kerja dan lahan untuk lokasi
produksi benih bersertifikat.

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 17


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

e. Penerima bantuan bersedia melakukan perjanjian kerjasama


produksi dengan mitra (BUMN/BUMD/Swasta).
f. Penerima bantuan melalui transfer uang wajib membuka
rekening baru untuk menghindari penolakan oleh sistem pada
saat verifikasi dokumen di Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN).
g. Bagi kelompoktani penerima bantuan kegiatan P3BTP tahun
anggaran 2021, dapat menggunakan rekening sebelumnya
yang masih aktif dengan persyaratan saldo dana bantuan
pemerintah di rekening harus nol.
h. Untuk keberlanjutan program P3BTP, penerima bantuan dapat
menerima bantuan pemerintah (sarana produksi) pada musim
tanam yang berbeda dalam tahun anggaran yang sama atau
selama maksimal dua musim tanam berturut-turut,
berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pada musim
tanam sebelumnya.

5. Prosedur Penetapan Penerima Bantuan


a. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan sosialisasi
kepada Dinas Pertanian Provinsi tentang Pelaksanaan
Kegiatan P3BTP.
b. Kepala Dinas Pertanian Provinsi memberitahukan kepada
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, terkait adanya
kegiatan Kegiatan P3BTP.
c. Usulan calon penerima bantuan disampaikan oleh Kepala UPT
Kecamatan kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
Usulan dilengkapi dengan Rencana Usaha Kelompok (RUK)
yang ditandatangani oleh pengurus kelompok tani (ketua dan
bendahara) dan petugas pertanian kecamatan (KCD/PPK/PPL)
yang telah ditunjuk oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota. Formulir sebagaimana lampiran 3, 4 dan 5.
d. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota memfasilitasi
kerjasama/kemitraan antara penerima bantuan dengan

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 18


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

produsen benih. Kerjasama dimaksud berupa kerjasama


produksi benih. Apabila dipandang perlu untuk penambahan
modal kerja, dapat dilakukan kerjasama permodalan dengan
lembaga pembiayaan yang sah (KUR).
e. Kerjasama penerima bantuan dengan mitra dibuktikan dengan
Perjanjian Kerjasama (contoh lampiran 10) yang diketahui oleh
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Perjanjian kerjasama
minimal berisi antara lain :
- Tujuan kerjasama
- Lokasi dan luas produksi benih yang dikerjasamakan
- Varietas yang digunakan
- Hak, kewajiban dan kesepakatan para pihak.
f. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota memverifikasi dokumen
usulan, yang selanjutnya apabila telah memenuhi persyaratan,
diterbitkan Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota tentang Penetapan CPCL Penerima Bantuan
P3BTP sebagaimana pada Lampiran 7.
g. Daftar usulan penerima bantuan serta file softcopy data CPCL
dengan format MS excel dilampiri surat pernyataan kebenaran
CPCL dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak
(SPTJM) yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota dan Rencana Usaha Kelompok (RUK)
disampaikan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi,
sebagaimana pada Lampiran 6 dan 8.
h. Kepala Dinas Pertanian Provinsi menugaskan UPTD BPSB-
TPH untuk melakukan verifikasi terhadap penerima bantuan
(kelayakan lahan dan calon penangkar) yang diusulkan oleh
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, sebagai bahan
pertimbangan penerbitan surat persetujuan penerima bantuan.
Formulir verifikasi kelayakan lahan dan calon penangkar
(penerima bantuan) sebagaimana pada Lampiran 11.
i. Kepala Dinas Pertanian Provinsi melakukan verifikasi terhadap
kelengkapan dokumen calon penerima bantuan dan
menerbitkan surat persetujuan, sebagaimana Lampiran 12.
Untuk alokasi kegiatan P3BTP yang bersumber dari Anggaran
Tugas Pembantuan, tidak diperlukan surat persetujuan kepala

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 19


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

Dinas Pertanian Provinsi.

j. Kepala Dinas Pertanian Provinsi menyampaikan berkas usulan


penerima bantuan kegiatan P3BTP kepada Direktur
Perbenihan untuk alokasi anggaran dari Pusat, terdiri dari:
1). Usulan calon penerima bantuan dari Kepala UPT
Kecamatan.
2). Rencana Usaha Kelompok (RUK) dan Surat Tugas Kepala
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota tentang Penugasan
Petugas Lapangan (KCD/PPL/Mantri Tani) untuk
menyetujui RUK dan melakukan pengawalan kegiatan.
3). SK Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota tentang
Penetapan CPCL Penerima Bantuan.
4). Surat Pernyataan Kebenaran CPCL yang ditandatangani
oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
5). Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dari
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
6). Surat Persetujuan CPCL dari Kepala Dinas Pertanian
Provinsi.
7). Surat Perjanjian Kerjasama antara PPK dengan kelompok
tani yang diketahui Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota dan/atau Kepala Bidang yang membidangi
tanaman pangan.
k. PPK menetapkan penerima bantuan Kegiatan P3BTP untuk
selanjutnya disahkan oleh KPA.
l. Setelah pengesahan oleh KPA, maka bantuan Pemerintah
melalui mekanisme transfer uang dapat diproses dan
didistribusikan ke penerima bantuan.
m. Apabila waktu tanam sudah mendesak (dibuktikan dengan
surat pernyataan dari Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota), sambil menunggu proses transfer uang ke
kelompok tani, calon penerima bantuan kegiatan P3BTP yang
telah ditetapkan melalui SK Penetapan CPCL oleh Kepala
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, dapat bekerjasama dengan
pihak terkait dalam penyediaan sarana produksi untuk
penangkaran sesuai RUK.

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 20


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

Prosedur penetapan penerima bantuan kegiatan P3BTP dapat dilihat


pada Gambar 1 berikut :

PPK KPA

8) Pengesahan

7) Penetapan
6) Penugasan Verifikasi Lahan
dan Calon Penangkar
Dinas
(Penerima Bantuan)
Pertanian
Provinsi
Usulan Rekomendasi

BPSB

5) Verifikasi 1) Fasilitasi
Dokumen Kerjasama
9) Transfer Uang
Usulan

4) MOU Kerjasama
Dinas
Pertanian BUMN/
Kab/Kota Poktan/
BUMD/
Gapoktan
Swasta

3) Verifikasi
Dokumen
Sarana
Usulan Produksi
2) Usulan
CPCL dari UPT Kerjasama dapat berupa :
Kecamatan 1. Kerjasama Produksi dan
Pemasaran Benih
2. Kerjasama Permodalan
(Lembaga Pembiayaan
yang Sah)

Gambar 1. Prosedur Penetapan Penerima Bantuan

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 21


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

6. Jadwal Pelaksanaan
2021 2022
N D J F M A M J J A S O N D
O Kegiatan e a e a p e u u g e k o e
s n b r r i n l s p t v s

1 Perencanaan Anggaran

2 Sosialisasi Kegiatan
3 Usulan Calon Penerima
Bantuan dari Kepala
UPT Pertanian
Kecamatan
4 Usulan Calon Penerima
Bantuan dan Kerjasama
dari Dinas Pertanian
Kab/Kota
5 Verifikasi Lahan dan
Calon Penerima
bantuan oleh BPSB
6 Verifikasi Kelengkapan
Dokumen oleh Dinas
Pertanian Provinsi
7 Penetapan Penerima
Bantuan dan Kerjasama
oleh Dinas Pertanian
Provinsi dan Usulan Ke
Pusat (PPK dan KPA)

8 Proses Pencairan Dana


Bantuan oleh PPK
9 Pelaksanaan Tanam

1 Monitoring, Evaluasi,
0 dan Pelaporan

7. Pemanfaatan Hasil
Untuk memenuhi kebutuhan benih dalam kegiatan Bantuan Benih
satker Pusat dan Tugas Pembantuan baik pengadaan langsung
atau penunjukan langsung melalui e-purchasing (e-cataloge) atau
mekanisme lainnya sesuai aturan yang berlaku, Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota berkewajiban memanfaatkan produksi

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 22


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

benih dari kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih


Tanaman Pangan (P3BTP).

D. Mekanisme Pengadaan, Penyaluran dan Pertanggung


jawaban Bantuan
1. Mekanisme Penyaluran Bantuan
a. Berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) dengan
PPK, ketua kelompok penerima bantuan mengajukan
permohonan pembayaran dana bantuan kepada KPA
(Lampiran 13).
b. Permohonan transfer uang dilampiri dengan kuitansi bukti
penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh
penerima bantuan (Lampiran 14).
c. Berdasarkan Surat Keputusan PPK tentang Penetapan
Penerima Bantuan Kegiatan P3BTP, PPK mengajukan
SPP LS kepada KPA melalui PP-SPM untuk pembayaran
kepada kelompok tani penerima bantuan.
d. PP-SPM melakukan pengujian dokumen tagihan dan
ketersediaan anggaran untuk diterbitkan SPM dan
selanjutnya pengajuan SP2D ke KPPN.
e. Proses pembayaran dana bantuan kegiatan P3BTP
Berbasis Korporasi Petani dengan transfer uang
kemudian dituangkan dalam Berita Acara Pembayaran
yang ditandatangani antara PPK dengan ketua kelompok
tani/penangkar (Lampiran 15).
2. Mekanisme Pengadaan
a. Penerima bantuan membeli secara langsung sarana
produksi pertanian yang dibutuhkan sebagaimana pada
Lampiran 1 dari toko, kios, produsen benih atau distributor
sesuai RUK.
b. Benih sumber, tetua/parent seed dapat dibeli dari Badan
Litbang Pertanian, Balai Benih atau dari produsen benih
dengan mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan.

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 23


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

c. Penerima bantuan menyimpan tanda bukti pembelian


(asli) dan copy bukti pembelian. Bukti pembelian sarana
produksi dapat berupa kuitansi, faktur, nota pembelian
dan lain-lain.
d. Kebenaran dokumen tanda bukti pembelian sarana
produksi kegiatan P3BTP menjadi tanggung jawab
penerima bantuan.
e. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Petugas
Lapangan mengumpulkan bukti pembelian sarana
produksi.
3. Mekanisme Pertanggungjawaban
a. Petugas lapangan menyusun rekapitulasi penggunaan
anggaran sesuai dengan bukti pembelian dari kelompok
tani. Rekapitulasi disahkan oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota dan diserahkan kepada PPK.
b. Dalam hal terdapat sisa anggaran, kelompok tani harus
mengembalikan sisa anggaran tersebut ke kas negara
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c. Penerima bantuan menyusun Laporan Kemajuan
Penyelesaian Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan kepada PPK Kegiatan P3BTP (Lampiran 16
dan 17).

4. Ketentuan Perpajakan
Ketentuan perpajakan dalam penggunaan dana dalam
penggunaan dana bantuan pemerintah TA 2022
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku terkait perpajakan.

5. Ketentuan Sanksi
Sanksi diberikan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
6. Pembiayaan
Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 24
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

Anggaran pelaksanaan Kegiatan P3BTP bersumber dari


APBN TA 2022, sesuai DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran)/POK (Petunjuk Operasional Kegiatan), yang
dialokasikan di Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 25


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

IV. PENGAWALAN, MONITORING, EVALUASI


DAN PELAPORAN

A. Pengawalan
Pengawalan dan pendampingan teknologi dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Badan Litbang Pertanian
(Puslitbangtan, BB Padi, Balitsereal, Balitkabi, BPTP Provinsi),
Perguruan Tinggi, Dinas Pertanian Provinsi, BPSBTPH Provinsi,
BPTPH Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, dan mitra.
B. Monitoring
Dalam upaya meningkatkan efektivitas Kegiatan P3BTP TA
2022, maka dilakukan monitoring yang dilaksanakan secara
periodik mulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan
kegiatan baik oleh Petugas Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan
monitoring, antara lain:
1. Perkembangan penyaluran bantuan Pemerintah meliputi
kesesuaian jumlah, jenis, waktu, lokasi dan penerima bantuan.
2. Perkembangan kemajuan pelaksanaan Kegiatan P3BTP.
C. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas pusat, provinsi dan
kabupaten/kota setelah seluruh rangkaian kegiatan selesai
dilaksanakan. Evaluasi dilakukan untuk mengindentifikasi
berbagai permasalahan yang timbul maupun tingkat
keberhasilan yang dapat dicapai dalam pelaksanaan Kegiatan
P3BTP sehingga dapat diketahui tindakan korektif sedini
mungkin.
D. Pelaporan
Kegiatan pelaporan dilaksanakan secara berjenjang yaitu dari
Petugas Pendamping Lapangan ke Dinas Pertanian Kabupaten/
Kota, dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ke Dinas Pertanian
Provinsi dan dari Dinas Pertanian Provinsi ke Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan c/q Direktorat Perbenihan.

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 26


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

Laporan yang disampaikan meliputi:


1. Laporan awal (Lampiran 18);
2. Laporan perkembangan kegiatan (Lampiran 19); dan
3. Laporan akhir (Lampiran 20). Laporan akhir memuat hasil
evaluasi, kesimpulan, dan Laporan Kemajuan Penyelesaian
Pekerjaan.
Laporan pelaksanaan kegiatan serta dokumen BAST
pengelolaan bantuan pemerintah disampaikan ke Direktorat
Perbenihan Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu–Jaksel 12520; Telp.
(021) 7806262 ; Faximile (021) 7802930.
Kinerja penyampaian laporan, serapan anggaran dan capaian
produksi merupakan salah satu dasar pengalokasian anggaran
Tahun 2022 dan tahun-tahun berikutnya sebagai penerapan
asas reward and punishment.

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 27


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022

IV. PENUTUP

Kegiatan P3BTP TA 2022 merupakan kegiatan yang dikembangkan


dengan strategi memberdayakan petani dalam penyiapan benih Padi
Inbrida, Padi Hibrida, Jagung Hibrida, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang
Hijau dan Sorgum bersertifikat.
Pengembangan Perbenihan dilaksanakan secara terpadu dan
berkelanjutan mulai dari hulu sampai hilir dalam suatu sistem Usaha
Tani dengan memperhatikan aspek sosial budaya, aspek teknis (sains
dan teknologi), aspek ekonomi dan aspek ekologi atau lingkungan.
Pelaksanaan kegiatan ini akan berhasil apabila didukung oleh seluruh
pemangku kepentingan baik hulu, onfarm maupun hilir serta
terciptanya koordinasi, sinkronisasi dan sinergis pada setiap tingkat
mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai
tingkat Desa. Disamping itu, kecepatan pengambilan keputusan dalam
menyelesaikan masalah dan komitmen seluruh pemangku
kepentingan sangat diperlukan.

Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 28


LAMPIRAN

29
Lampiran 1
SATUAN BIAYA PER HA
KEGIATAN PENGEMBANGAN PETANI PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN (P3BTP)
TAHUN ANGGARAN 2022

UNIT COST BIAYA


NO KEGIATAN VOLUME
(Rp) (Rp)
A Padi Inbrida 1 Ha 1.675.000 1.675.000
1 Benih Sumber 1 Ha 300.000 300.000
2 Pupuk (Urea/SP 36/NPK/Organik dll) 1 Paket 1.170.000 1.170.000
3
Pestisida (insektisida, fungisida) dan Herbisida 1 Paket 200.000 200.000
4 Sertifikasi benih 1 Paket 5.000 5.000
B Padi Hibrida 1 Ha 8.195.000 8.195.000
1 Benih Sumber (CMS dan Restorer) 1 Ha 2.650.000 2.650.000
Pestisida (insektisida, fungisida), Herbisida
2 1 Paket 3.825.000 3.825.000
dan lain-lain
3 Pupuk (Urea/SP36/NPK/KCl dll) 1 Paket 1.720.000 1.720.000
C Jagung Hibrida 1 Ha 5.000.000 5.000.000
1 Benih Sumber (tetua Jantan dan Betina) 1 Ha 2.500.000 2.500.000
2 Pestisida (insektisida, fungisida) dan Herbisida 1 Paket 990.000 990.000
3 Pupuk (Urea/SP36/NPK/Organik/dll) 1 Paket 1.510.000 1.510.000
D Kedelai 1 Ha 1.800.000 1.800.000
1 Benih Sumber 1 Ha 675.000 675.000
2 Pupuk (NPK/Urea/dll) dan Rhizobium 1 Paket 726.500 726.500
3 Pestisida (insektisida, fungisida) dan Herbisida 1 Paket 398.500 398.500
E Kacang Tanah 1 Ha 2.261.600 2.261.600
1 Benih Sumber 1 Ha 2.062.500 2.062.500
2 Pupuk (Urea/SP 36/NPK/PGPR, dll) 1 Paket 100.000 100.000
3 Pestisida (insektisida, fungisida) dan Herbisida 1 Paket 99.100 99.100
F Kacang Hijau 1 Ha 975.000 975.000
1 Benih Sumber 1 Ha 675.000 675.000
2 Pupuk (Urea/SP 36/NPK/PGPR, dll) 1 Paket 100.000 100.000
3 Pestisida (insektisida, fungisida) dan Herbisida 1 Paket 200.000 200.000
G Sorgum 1 Ha 750.000 750.000
1 Benih Sumber 1 Ha 250.000 250.000
2 Pupuk (Urea/SP 36/NPK/PGPR, dll) 1 Paket 300.000 300.000
3 Pestisida (insektisida, fungisida) dan Herbisida 1 Paket 200.000 200.000

Keterangan :
1. Jenis dan volume kebutuhan disesuaikan kebutuhan riil masing-masing penerima bantuan yang dituangkan dalam
bentuk RUK
2. Harga satuan untuk masing-masing jenis kebutuhan adalah harga wajar setempat yang dapat dipertanggungjawabkan
3. Harga benih sumber, tetua jantan dan betina atau CMS dan Restorer adalah sesuai dengan harga yang ditetapkan
oleh BB Padi/Balitsereal/produsen benih jagung hibrida ditambah ongkos kirim. Apabila menggunakan varietas non
litbang, maka komponen biaya benih sumber tidak diusulkan dalam RUK dan jika sudah ditransfer ke rekening poktan
harus dikembalikan ke kas negara. Khusus untuk daerah yang sulit dijangkau yang memerlukan ongkos kirim tidak
sesuai pagu, dapat ditambahkan dari komponen lainnya dengan disertai surat pernyataan dari Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota, sebagaimana lampiran 21.
4. RAB diatas merupakan pagu maksimal apabila ada komponen biaya yang tidak dipergunakan, maka RUK yang
diusukan dapat dibawah pagu RAB tersebut (tidak diperbolehkan untuk mengganti dan menambah komponen lain,
contoh : sisa biaya benih sumber tidak boleh untuk menambah biaya pestisida dan pupuk).

30
Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah nama :……………………. selaku Ketua
Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani/Lembaga Masyarakat Desa Hutan
(LMDH)/Kelompok Masyarakat/Lembaga Pemerintah/Lembaga Non Pemerintah *)
..............................Desa …..………….. Kecamatan ................... Kabupaten
…………… dengan ini menyatakan bahwa :
1. Dana bantuan belanja barang yang kami terima akan kami gunakan
untuk pembelian/pengadaan sarana produksi benih Padi Inbrida/Padi
Hibrida/Jagung Hibrida/Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorgum *) kegiatan
Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) TA
2022;
2. Bersedia dan sanggup untuk melaksanakan kegiatan Pengembangan Petani
Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) TA 2022 dan sanggup
mengembalikan dana bantuan belanja barang apabila sisa atau tidak sesuai
peruntukannya.

Demikian Surat Pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

…………………… 2022
Mengetahui,
KCD/KUPTK/KPK Ketua Kel.Tani/Gapoktan*
Kecamatan .........
Materai 10.000
ttd dan cap/stempel

ttd dan cap/stempel


(..............................)

( ............................)

* Coret yang tidak perlu

31
Lampiran 3

DAFTAR USULAN PENERIMA DANA BANTUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PETANI PRODUSEN


BENIH TANAMAN PANGAN (P3BTP) TA 2022

Kabupaten :
Kecamatan :
Komoditas : Padi Inbrida/Padi Hibrida/Jagung Hibrida/Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorgum *)
Kelompok
Kecamatan/ Tani/Gapoktan/LMDH/KUB/Kelompok Jumlah Luas Titik
No Nama
Desa Masyarakat/ Lembaga NIK Anggota Areal Koordinat Varietas Yang Jadwal
Pemerintah/Lembaga Non Pemerintah *) Ketua Ditangkarkan Tanam
(Orang) (Ha)

Jumlah

*) Pilih salah satu

Kepala UPT Kecamatan

ttd dan Cap/Stempel

(........……………………)
NIP

32
Lampiran 4

(Kop surat Dinas Pertanian Kabupaten/Kota)

SURAT TUGAS

Yang bertanda tangan dibawah ini


Nama :
NIP :

Jabatan : Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota................


Memberikan penugasan kepada :
Nama :
NIP :
Jabatan :
Wilayah kerja : Kecamatan ......................, untuk :
1. Menandatangani Rencana Usaha Kelompok yang dibuat oleh Kelompok
Tani/Gabungan Kelompok Tani/Lembaga Masyarakat Desa Hutan
(LMDH)/Kelompok Masyarakat/ Lembaga Pemerintah/Lembaga Non Pemerintah
*) sebagai Penerima Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengembangan Petani
Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) TA 2022.
2. Melakukan pengawalan Kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih
Tanaman Pangan (P3BT) TA 2022.

Demikian surat penugasan ini, agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

............................., 2022

Kepala Dinas Pertanian


Kabupaten/Kota..........

Ttd/Cap/Stempel

(...........................................)
NIP.

*) Coret yang tidak perlu

33
Lampiran 5

RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)


PENGEMBANGAN PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN (P3BT) TA 2022

Nama Kelompok Tani :


Alamat
Luas Lahan (Ha) :
Jumlah Anggota :
Komoditas : Padi Inbrida/Padi Hibrida/ Jagung Hibrida/Kedelai/Kc Tanah/
Kc Hijau/Sorgum*)

Uraian Jenis Satuan Biaya Jumlah Biaya


No. Volume Ket.
kebutuhan (Rp) (Rp)
saprodi *)

JUMLAH

Keterangan:

Jenis barang yang akan dibeli, disesuaikan dengan kebutuhan kelompok. Nomor Rekening
:......................... atas nama Kel. Tani..............

......................, ....................2022

KCD/KUPT/KPK/PPL Bendahara Kel. Ketua Kel. Tani


Tani

Ttd dan Cap/Stempel Ttd dan


Ttd Cap/Stempel
(...................................) (.....................................) (................................)

Mengetahui dan Menyetujui,


Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau Eselon III yang mewakili

Ttd dan Cap/Stempel

(..................................)

34
Lampiran 6

KOP Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

SURAT PERNYATAAN KEBENARAN CPCL

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jabatan :
Instansi :
Dengan ini menyatakan bahwa Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) Kegiatan
Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BT) Tahun Anggaran
2022 untuk komoditas padi inbrida/padi hibrida/jagung hibrida/kedelai/kacang
tanah/kacang hijau/sorgum *), benar adanya dan telah dilakukan verifikasi sesuai
persyaratan yang telah ditetapkan. Apabila pernyataan ini tidak benar, maka kami
bersedia bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

............, ................. 2022


Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota…….....,

Stempel dan ttd

(……… .........................)

NIP.

*) Coret yang tidak perlu

35
Lampiran 7

(Kop Surat Kabupaten/Kota)

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN……………..


NOMOR ………………

TENTANG
PENETAPAN CALON PETANI DAN CALON LOKASI (CPCL) KEGIATAN
PENGEMBANGAN PETANI PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN (P3BT) UNTUK
KOMODITAS PADI INBRIDA/PADI HIBRIDA/JAGUNG HIBRIDA/KEDELAI/KACANG
TANAH/KACANG HIJAU/SORGUM *) DI KABUPATEN……………….
TAHUN ANGGARAN 2022

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DINAS KABUPATEN…………………..

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung ketahanan pangan perlu


diupayakan melalui peningkatan produksi untuk menjamin
kecukupan produksi tanaman pangan yang semakin meningkat
seiring dengan peningkatan kebutuhan tanaman pangan;
b. bahwa peningkatan produksi tanaman pangan diarahkan pada
peningkatan produktivitas melalui pengembangan varietas unggul baru
dengan produktivitas tinggi;
c. bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan sarana produksi dari
bantuan Pemerintah perlu ditetapkan kelompok tani penerima bantuan
kegiatan pengembangan petani produsen benih tanaman pangan untuk
komoditas padi inbrida/padi hibrida/jagung hibrida/kedelai/kacang
tanah/kacang hijau/sorgum*) Tahun Anggaran 2022;
Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
: Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

36
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2022 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6735);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2019
tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 201,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6412)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 85,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3616);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4855);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5423);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 339);
13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan APBN (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4212);
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.

37
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada
Kementerian Negara/Lembaga;
16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 34 Tahun 2021 tentang Pedoman
Umum Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun
Anggaran 2022;
17. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
248/HK.310/C/2021 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2022;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN ............ TENTANG
PENETAPAN CALON PETANI DAN CALON LOKASI (CPCL) KEGIATAN
PENGEMBANGAN PETANI PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN (P3BTP)
UNTUK KOMODITAS PADI INBRIDA/PADI HIBRIDA/JAGUNG
HIBRIDA/KEDELAI/KACANG TANAH/KACANG HIJAU/SORGUM *) TAHUN
ANGGARAN 2022 DI KABUPATEN .............
KESATU : Penetapan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) Kegiatan Pengembangan
Petani Produsen Benih Tanaman Pangan Untuk Komoditas Padi Inbrida/Padi
Hibrida/Jagung Hibrida/Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorgum *) TA 2022
di Kabupaten.........sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) sebagaimana pada diktum KESATU
merupakan calon penerima bantuan Kegiatan Pengembangan Petani Produsen
Benih Tanaman Pangan Untuk Komoditas Padi Inbrida/Padi Hibrida/Jagung
Hibrida/Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorgum *) TA 2022 sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di ……............……………
pada tanggal
KEPALA DINAS KABUPATEN ….....

Stempel dan ttd


…………………..........……….
NIP.
Tembusan :
1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan
2. Bupati Kabupaten .....
3. Kepala Dinas Pertanian Provinsi......
4. dan seterusnya...

*) Coret yang tidak perlu

38
Lampiran :
Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ..........
Nomor : .......................
Tentang : Penetapan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) Kegiatan
Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BT) TA
2022
Jenis Benih : Padi Inbrida/Padi Hibrida/Jagung Hibrida/Kedelai/Kacang
Tanah/Kacang Hijau/Sorgum *)

Poktan/Gapoktan/
Kecama LMDH/KUB/Pokmas/ Nama Jumlah Luas Varietas Nilai Jadwal
No Anggota Lahan
tan/ Lmbg Pemerintah/ Ketua NIK Titik Yang (Rp) Tanam
Desa (Orang) (Ha)
Lmbg Non koordinat Ditangkarkan
Pemerintah *)

.....……, …….…..... 2022


Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota

ttd dan Cap/Stempel

(…………………….............……..)
NIP

*) Coret yang tidak perlu

39
Lampiran 8

(Kop Dinas Pertanian Kabupaten/Kota)

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK


Nomor: ..................................

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Jabatan :
Instansi :
Menyatakan bahwa biaya sarana produksi, yang diusulkan pada SK Penetapan
CPCL Nomor.......adalah wajar sesuai dengan kondisi setempat. Apabila pernyataan ini
tidak benar, maka kami bersedia bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat


dipergunakan sebagaimana mestinya.

..................,....................2022
KEPALA DINAS PERTANIAN
KABUPATEN/KOTA…………

Stempel dan ttd

...............................
NIP

*) yang digaris bawah khusus untuk padi inbrida

40
Lampiran 9

PERJANJIAN KERJASAMA
Nomor :

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) DIREKTORAT PERBENIHAN DENGAN


PENERIMA BANTUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PETANI PRODUSEN BENIH
TANAMAN PANGAN (P3BTP) TA 2022
TENTANG
PEMANFAATAN DANA BANTUAN PEMERINTAH UNTUK PENGEMBANGAN PETANI PRODUSEN
BENIH TANAMAN PANGAN (P3BTP) TA 2022
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Pada hari ini ……… tanggal …… bulan ……… tahun …… ( - - 2022) bertempat di
………… , kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : ..............
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Petani Produsen Benih
Tanaman Pangan (P3BTP) Tahun Anggaran 2022, dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama Kuasa Pengguna Anggaran, Satuan Kerja Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan.
Alamat : Jl. AUP Pasar Minggu No 3, Jakarta Selatan, selanjutnya disebut sebagai
PIHAK PERTAMA
2. Nama : ........................
Jabatan : Ketua Poktan…………………, Penerima Bantuan Pemerintah
Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) Tahun
Anggaran 2021, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Poktan ………….
Alamat : Desa…………………Kecamatan………Kabupaten…..
Provinsi…………..selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat bagi kedua
belah pihak untuk melaksanakan pemanfaatan dana Bantuan Pemerintah Kegiatan P3BTP
Tahun Anggaran 2021 dengan ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budidaya


Pertanian Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 201,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6412);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3616);
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga;
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/TP.020/4/ 2018 tentang Produksi,
Sertifikasi, dan Peredaran Benih Tanaman Pangan;

41
5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 34 Tahun 2021 tentang Pedoman Umum
Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2022.
6. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 248/HK.310/C/2021 tentang
tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun Anggaran 2022;
7. dan seterusnya ............

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA memberikan bantuan yang bersumber dari DIPA Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan TA 2022 kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju
menerima dan memanfaatkan dana Bantuan Pemerintah Kegiatan P3BTP Tahun
Anggaran 2022 sebesar Rp…………………untuk pengadaan saprodi sebanyak.............
paket mendukung pertanaman seluas ........... ha untuk kelompok tani.............................
Desa ......................... Kecamatan ...................... Kabupaten .............. Provinsi ...........
2. PIHAK KEDUA bertanggungjawab dalam memanfaatkan dan mengelola bantuan serta
tidak mengalihkan bantuan untuk tujuan yang lain.
3. PIHAK KEDUA sanggup menyimpan bukti-bukti pembelian benih (nota/kuitansi/faktur,
label benih dan bukti pendukung lainnya) dan dokumentasi (foto) pemanfaatan benih.
PASAL 3
CARA PEMBAYARAN DAN PENCAIRAN

Pembayaran dana Kegiatan P3BTP Tahun Anggaran 2021 dilakukan sekaligus dengan
jumlah bantuan sebesar Rp… …………………(…………………….… rupiah) melalui Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Wilayah V Jakarta Selatan ke PIHAK KEDUA pada
Bank ……………….. Unit …………Atas Nama Poktan…………………….dengan nomor
rekening …………..
PASAL 4
SYARAT DAN KETENTUAN

1. Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan


dari perjanjian kerjasama ini:
a. Usulan calon penerima bantuan dari Kepala UPT Kecamatan.
b. Rencana Usaha Kelompok (RUK) dan Surat Tugas Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota tentang Penugasan Petugas Lapangan
(KCD/PPL/Mantri Tani) untuk menyetujui RUK dan melakukan
pengawalan kegiatan.
c. SK Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota tentang Penetapan CPCL
Penerima Bantuan.
d. Surat Pernyataan Kebenaran CPCL yang ditandatangani oleh Kepala
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
e. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dari Kepala
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
f. Surat Persetujuan CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi.
2. Dokumen perjanjian kerjasama dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain.

42
PASAL 5
SANKSI

Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan dana Kegiatan P3BTP TA 2021,
maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak memutuskan hubungan kerjasama dengan PIHAK
KEDUA yang mengakibatkan surat perjanjian kerjasama ini dinyatakan batal demi hukum dan PIHAK
KEDUA diwajibkan mempertanggungjawabkan penggunaan dana bantuan Pemerintah yang telah
digunakan serta menyerahkan/mengembalikan sisa dana yang belum dimanfaatkan kepada PIHAK
PERTAMA guna penyelesaiannya lebih lanjut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
PASAL 6
PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA sehubungan
surat perjanjian kerjasama ini, akan diselesaikan secara musyawarah guna memperoleh
mufakat.
2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaiannya, maka kedua
belah pihak sepakat menyelesaikan perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri Jakarta
sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 7
LAIN-LAIN

1. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
2. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu dengan
persetujuan kedua belah pihak.

PASAL 8
PENUTUP

Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan
tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun, dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai
cukup.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Kelompok Tani/ Pejabat Pembuat Komitmen
Gabungan Kelompok Tani Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan

Stempel dan ttd


Materai 10.000
..........................................
............................ NIP.

Mengetahui
Kepala Dinas Kabupaten/Kota ......

Stempel dan ttd


......................................................... NIP

43
Lampiran 10
Contoh
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA KELOMPOK TANI/GABUNGAN KELOMPOK TANI
dengan
PRODUSEN BENIH

DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN PETANI PRODUSEN BENIH


TANAMAN PANGAN (P3BTP) JAGUNG HIBRIDA TA 2022

Pada hari ini ..... tanggal ........ bulan ....... Tahun ........, Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. ....................... : Pimpinan PT. ................... bertindak dan atas nama PT. .....................
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU
2. ....................... : Ketua Kelompok Tani ............. Yang berkedudukan di Desa ........
Kecamatan .......... Kabupaten ....... Provinsi ........., bertindak untuk
atas nama Kelompok Tani .........selanjutnya disebut sebagai
PIHAK KEDUA

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara sendiri-sendiri disebut PIHAK dan
secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, menerangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Bahwa PIHAK KESATU adalah berbentuk ............. yang bergerak di bidang usaha produksi
dan pemasaran benih.
b. PIHAK KEDUA adalah kelompok tani/gabungan kelompok tani yang bermitra dengan
PT. ........................... dalam perjanjian ini.
c. PARA PIHAK dalam melaksanakan perjanjian ini berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
Republik Indonesia Nomor: 12/Permentan/TP.020/4/2018, tentang Produksi, Sertifikasi dan
Peredaran Benih Tanaman, Pasal 8 ayat (3), Bahwa antar produsen benih bina dan/atau
kerjasama pemasaran benih bina dalam bentuk kerjasama secara tertulis.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat dan mengikat diri untuk
mengadakan perjanjian kerjasama produksi benih dengan ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
TUJUAN KERJASAMA

1. Tersedianya calon benih ...........sesuai standar mutu lapangan.


2. Terbentuknya kerjasama penangkaran benih ................ dalam perjanjian ini berupa
KERJASAMA PRODUKSI calon benih ...............pada lahan yang dimiliki atau dikuasai oleh
PIHAK KEDUA dan telah dinyatakan lulus/layak oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi
Benih (BPSB) seluas ................... Ha dengan bantuan uang untuk membeli sarana produksi
dari Pemerintah dan calon benih yang diproduksi oleh PIHAK KEDUA dibeli oleh PIHAK
PERTAMA.

PASAL 2
OBJEK YANG DIKERJASAMAKAN

1. Ruang lingkup perjanjian ini adalah kerjasama produksi calon benih .............. dengan
ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditentukan pada pasal-pasal perjanjian ini.

44
2. PARA PIHAK sepakat untuk bekerjasama memproduksi benih ...................bersertifikat dan
permohonan sertifikasi benih diajukan oleh PIHAK KESATU.

PASAL 3
BENTUK KERJASAMA

1. PIHAK KEDUA dengan ini sepakat areal lahannya digunakan untuk kegiatan produksi
kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) TA 2022.
2. PIHAK KEDUA dengan ini sepakat menjadi penerima bantuan kegiatan produksi benih
........... TA 2022 dan menggunakan dana dari bantuan tersebut secara maksimal untuk
kegiatan produksi benih ....... di areal lahan yang dimaksudkan dalam pasal 1 ayat 2.
3. PIHAK KESATU dengan ini sepakat mengajukan permohonan sertifikasi benih pada areal
lahan yang dimaksudkan dalam pasal 1 ayat 2 dengan mengikuti peraturan perbenihan
yang berlaku.
4. PARA PIHAK dengan ini sepakat melaksanakaan kegiatan P3BTP TA 2022 dengan
mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 248/HK.310/C/2021 tentang
tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran
2022 dan Keputusan Direktur Perbenihan No 264/HK.310/C/11/2021 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) TA 2022.

PASAL 4
LOKASI DAN LUAS AREAL KERJASAMA

1. Lokasi kerjasama yang dimiliki dan atau yang dikuasai oleh PIHAK KEDUA yang
dimaksudkan pada pasal 3 ayat 1 berlokasi di Desa ......., Kecamatan ........ Kabupaten
................
2. Luas areal kerjasama milik PIHAK KEDUA yang dimaksudkan pada pasal 3 ayat 1 seluas
........ ha.
PASAL 5
VARIETAS YANG DIPRODUKSI

Benih ...... yang diproduksi atas kesepakatan PARA PIHAK adalah calon benih ............varietas
...............kelas benih sebar (BR/F1), dengan luas areal untuk masing-masing varietas yang
diproduksi sebagaimana lampiran yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian kerjasama ini.

PASAL 6
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

1. Hak dan Kewajiban PIHAK KESATU


a. PIHAK KESATU berhak menentukan varietas yang akan diproduksi.
b. PIHAK KESATU berkewajiban mengajukan permohonan sertifikasi benih dan membeli
produksi benih PIHAK KEDUA sesuai dengan mutu yang telah ditentukan. Mutu yang
telah ditentukan sebagaimana dimaksud, dibuat sebagai lampiran yang tidak terpisahkan
dengan surat perjanjian kontrak ini.
2. Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA
a. PIHAK KEDUA berhak mengajukan dan menentukan areal lahan yang akan digunakan
dalam kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan Berbasis
Korporasi Petani TA 2022.
b. PIHAK KEDUA berkewajiban melakukan penangkaran benih ............. dengan varietas
yang sudah disepakati.
c. PIHAK KEDUA berkewajiban mengikuti teknik budidaya benih ............yang dianjurkan
oleh Produsen Benih dan Badan Litbang Pertanian/pemilik varietas.
d. PIHAK KESATU berkewajiban melakukan pengawalan dan pendampingan selama
teknik budidaya produksi benih ............... berlangsung.

45
PASAL 7
TEKNIK BUDIDAYA

Pada lahan yang telah disepakati untuk dilakukan kerjasama pembenihan, PIHAK KEDUA
sanggup untuk melaksanakan dan mengikuti petunjuk-petunjuk budidaya penanaman dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. PIHAK KEDUA sanggup menjamin bahwa lahan tersebut bebas isolasi, yang meliputi:
a.1. Isolasi jarak, yaitu minimal berjarak 250 m dari .........varietas lain dengan umur yang
sama.
a.2. Isolasi waktu, yaitu mempunyai perbedaan waktu tanam minimal 1 (satu) bulan dari
waktu tanam ............ lain yang berjarak kurang dari 250 m.
b. Jadwal tanam, jarak tanam, pemakaian benih dan pemupukan sesuai ketentuan yang
telah dipersyaratkan dalam kegiatan penangkaran benih.
c. PIHAK KEDUA dilarang melakukan penyulaman tanpa seijin PIHAK KESATU.

PASAL 8
CABUT BUNGA DAN SANKSI

Untuk menjaga kemurnian benih khususnya pada kegiatan P3BT, khususnya jagung hibrida
maka dilakukan cabut bunga jantan pada tanaman betina. Adapun ketentuan pelaksanaan
cabut bunga adalah sebagai berikut :
a. PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap pelaksanaan cabut bunga jantan pada
tanaman betina sesuai dengan petunjuk PIHAK KESATU.
b. Apabila waktu yang telah ditentukan ternyata PIHAK KEDUA tidak melakukan kegiatan
cabut bunga, maka lokasi tersebut dianggap tidak lulus dan pembelian akan diatur pada
Pasal 13 ayat (1) sub.b.
c. Apabila sampai dengan batas waktu yang ditentukan (bunga jantan pada tanaman betina
mulai muncul) dan kegiatan cabut bunga belum dilakukan oleh PIHAK KEDUA, maka
PIHAK KESATU akan mengambil alih pelaksanaan cabut bunga tersebut dan PIHAK
KEDUA berkewajiban untuk membayar biaya yang timbul akibat kegiatan tersebut.

PASAL 9
ROUGING DAN SANKSI

Untuk menghasilkan benih yang berkualitas, maka diperlukan pelaksanaan rouging


(pembabatan type simpang). Adapun ketentuan pelaksanaan rouging adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan pembabatan tanaman type simpang (baik jantan maupun betina) menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA dibawah pengawasan PIHAK KESATU.
b. Pelaksanaan ROGUING dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali:
− Pertama pada umur tanaman 25 HST (hari setelah tanam)
− Kedua pada umur tanaman 35 HST (hari setelah tanam)
− Ketiga pada umur tanaman 45 HST (hari setelah tanam)
c. Apabila sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan (maksimal umur 47 HST),
maka PIHAK KESATU akan mengambil alih pelaksanaan rouging.

PASAL 10
ISOLASI DAN SANKSI

1. PIHAK KEDUA atau peserta kerjasama perbenihan wajib dan bersedia untuk menjaga dan
mengamankan lokasi perbenihan dari tanaman jagung lain yang menyebabkan terjadi
gagalnya isolasi sesuai dengan ketentuan Pasal 7 sub.a.
2. Apabila ada pihak lain yang menyebabkan gagalnya isolasi, maka PIHAK KEDUA wajib
untuk menangani dan menyelesaikannya selambat-lambatnya 25 (dua puluh lima) hari
setelah tanam, dan biaya-biaya yang dikeluarkan menjadi beban PIHAK KEDUA.

46
3. Apabila PIHAK KEDUA tidak berhasil menyelesaikan masalah isolasi sampai dengan
maksimal 30 hari, maka PIHAK KESATU akan mengambil alih dan seluruh beban biaya
yang dikeluarkan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PASAL 11
BABAT TANAMAN JANTAN DAN SANKSI

Untuk menghindari tercampurnya benih hasil panen dengan benih tanaman jantan, maka
dilakukan babat tanaman jantan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan babat tanaman jantan dilakukan pada umur 75-90 HST dan diserahkan
pelaksanaannya kepada PIHAK KEDUA di bawah pengawasan PIHAK KESATU, hasil
babat tanaman jantan berupa tanaman muda (tebon) sepenuhnya milik PIHAK KEDUA.
b. PIHAK KESATU tidak memberikan kompensasi/ganti rugi babat tanaman jantan.
c. Apabila sampai batas waktu yang telah ditentukan (tepung sari bunga tanaman jantan
habis) atau maksimal tanaman jantan telah berumur 90 HST tanaman jantan belum dibabat,
maka PIHAK KESATU akan mengambil alih kegiatan tersebut.

PASAL 12
PANEN

Untuk menjamin kualitas benih yang dihasilkan oleh PIHAK KESATU, maka PIHAK KEDUA
sanggup dan bersedia untuk melaksanakan panen menurut syarat dan cara-cara sebagai
berikut :
1. Waktu panen ditentukan oleh PIHAK KESATU sesuai dengan kondisi tanaman di
lapangan.
2. Sak panen menjadi tanggung jawab PIHAK KESATU.
3. PIHAK KESATU membeli hasil panen jagung dalam bentuk gelondong kering sawah
tanpa klobot, bersih dan sehat, sesuai pasal 12 ayat (1).
4. PIHAK KEDUA dibawah pengawasan PIHAK KESATU melakukan sortir/seleksi terhadap
calon benih dilapangan sebelum dikirim ke pabrik.
5. Seluruh kegiatan panen hingga pengangkutan ke lokasi timbang menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.
6. PIHAK KESATU akan melakukan penimbangan ditempat yang telah disepakati bersama,
atau dilakukan di pabrik PIHAK KESATU yang beralamat di ......................, Desa
..............., Kecamatan ..............., Kabupaten ..............., Provinsi ............... maupun di
lokasi yang ditunjuk oleh PIHAK KESATU).
7. Kegiatan panen dilakukan dalam waktu 1 (satu) hari dan harus diangkut ke PIHAK
KESATU pada hari yang sama, PIHAK KEDUA setuju untuk tidak akan menunda
pengiriman hasil panen serta tidak menyisakan hasil panen.
8. PIHAK KEDUA harus mengirim seluruh benih jagung hasil panen kepada PIHAK
KESATU.
9. PIHAK KEDUA dilarang membawa pulang hasil panen baik sebagian maupun seluruhnya.
Apabila terbukti membawa pulang hasil panen, maka PIHAK KEDUA akan menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
10. Tonase yang dibayar oleh PIHAK KESATU adalah gelondong bersih yang sudah
disortir/diseleksi dilapangan.
11. Apabila gelondong hasil panen yang dikirimkan PIHAK KEDUA kurang bagus atau dalam
artian banyak yang disortir, PIHAK KESATU hanya memberikan kompensasi sebanyak
5% dari jumlah hasil panen.

PASAL 13
SYARAT PEMBELIAN

47
1. PIHAK KESATUakan membeli hasil produksi PIHAK KEDUA dengan syarat-syarat dan
ketentuan sebagai berikut:
a. Calon benih tersebut telah dinyatakan lulus serta memenuhi syarat-syarat sertifikasi
sebagai benih oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih, pada pemeriksaan
terakhir dilapangan sebelum panen dilakukan.
b. Jika calon benih tidak memenuhi syarat-syarat sertifikasi dari Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih (TIDAK LULUS), maka PIHAK KESATU membeli hasil panen PIHAK
KEDUA dengan menggunakan harga sesuai dengan Pasal 12 ayat (11).
c. Calon benih tersebut diserahkan kepada PIHAK KESATU dalam bentuk
tongkol/glondong,bersih, sehat, kering panen (cukup masak/tua), tanpa klobot atau
kotoran lainnya.
d. Apabila tempat produksi benih PIHAK KESATU telah overload/penuh, maka PiHAK
KEDUA akan membantu processing sampai menjadi pipil kering panen dengan harga
pembelian calon benih sesuai pasal 14 ayat (2 dan 3).

PASAL 14
HARGA PEMBELIAN

1. PARA PIHAK sepakat harga minimal pembelian calon benih dari pihak kesatu kepada pihak
kedua adalah sebesar .................../kg Glondong Kering Sawah (GKS) dengan Kadar Air +
30% di lokasi areal kerjasama, jika hasil panen kurang dari 4 ton/ha yang tidak disebabkan
oleh adanya kelalaian terhadap anjuran teknis budidaya produksi calon benih jagung
hibrida, maka harga pembelian akan ditingkatkan dalam batas kewajaran.
2. PARA PIHAK sepakat harga maksimal pembelian calon benih dari pihak kesatu kepada
pihak kedua adalah sebesar ................../kg Pipilan Kering Benih Bersih dengan Kadar Air +
14% dan dengan Daya Tumbuh minimal 90% setelah pengeringan sesuai dengan standar
yang ditentukan PIHAK KESATU di lokasi areal kerjasama.
3. PARA PIHAK sepakat harga maksimal pembelian calon benih dari pihak kesatu kepada
pihak kedua adalah sebesar ............../kg Pipilan Kering Benih Bersih dengan Kadar Air +
10,5% dan dengan Daya Tumbuh minimal 90% setelah pengeringan sesuai dengan standar
yang ditentukan PIHAK KESATU di lokasi areal kerjasama.
4. PARA PIHAK sepakat harga ditentukan oleh PIHAK KESATU dengan besaran tambahan
harga berdasarkan hasil uji mutu calon benih dari PIHAK KEDUA yang dilakukan oleh
PIHAK KESATU.

PASAL 15
PEMBATALAN PERJANJIAN

1. Dalam hal perjanjian ini dibatalkan karena keadaan Force Majeur atau tidak tercapai
kesepakatan harga dan atau tidak melaksanakan kewajiban dengan PIHAK KEDUA, maka
PIHAK KESATU berhak membatalkan proses sertifikasi areal milik PIHAK KEDUA atau
mengalihkan hak dan kewajibannya sebagai korporasi kepada korporasi lain dengan
persetujuan PIHAK KEDUA.
2. Apabila kegiatan produksi calon benih jagung tidak memperoleh hasil, sedangkan PIHAK
KEDUA telah memenuhi semua kewajibannya, maka PIHAK KEDUA tidak menuntut ganti
rugi kepada PIHAK KESATU.

PASAL 16
KERAHASIAAN INFORMASI

Dalam melaksanakan Perjanjian ini, PIHAK KEDUA dan PIHAK KESATU sepakat untuk
kerahasiaan segala informasi yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian ini terhadap pihak lain
yang tidak berkepentingan.

48
PASAL 17
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila timbul perselisihan diantara PARA PIHAK sebagai akibat dari pelaksanaan
perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah dan
kekeluargaan.
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah dan kekeluargaan tidak mencapai kesepakatan,
PARA PIHAK sepakat menyelesaikannya melalui proses hukum yang berlaku pada
pengadilan negeri setempat.

PASAL 18
ADDENDUM

Segala perubahan dan hal-hal lain yang belum diatur dan/atau belum cukup diatur dalam
perjanjian ini akan dimusyawarahkan lebih lanjut oleh PARA PIHAK dan akan dituangkan dalam
suatu addendum yang ditandatangani oleh PARA PIHAK yang merupakan satu kesatuan dan
bagian yang tak terpisahkan dari perjanjian ini.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap bermeterai cukup, PARA PIHAK masing-
masing memperoleh satu rangkap yang kesemuanya memiliki kekuatan hukum yang sama.

PARA PIHAK,

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA


PT. .................................... Poktan/Gapoktan...................

............................... ........................
Pimpinan Ketua

Mengetahui,
KEPALA DINAS PERTANIAN
KABUPATEN .......................................

.......................................................
NIP. .........................................
Saksi :

1. .................................................... ………………………

2. .................................................... ………………………

3. ..................................................... ………………………

49
Lampiran 1.
Luas Areal Produksi Benih ............. Per Varietas

No. Varietas Lokasi Titik Koordinat Luas (Ha)

Lampiran 2.
Ketentuan Mutu Calon Benih Berdasarkan Kesepakatan Para Pihak:

1. Telah dinyatakan lulus uji lapang oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih
(BPSB) setempat.
2. Calon benih memiliki kadar air maksimal 12%.
3. Calon benih mengandung kotoran benih maksimal 2 %.
4. Apabila melebihi ketentuan-ketentuan di atas, maka dilakukan refraksi (potongan).

Catatan :
*) Naskah perjanjian kerjasama diatas adalah contoh bentuk kerjasama, narasi dan
isinya disesuaikan dengan komoditas benih yang dikerjasamakan serta berdasarkan
hasil kesepakatan kedua belah pihak.

50
Lampiran 11

KOP SURAT UPTD BPSBTPH PROVINSI


...................................................................

HASIL VERIFIKASI
CALON LOKASI DAN CALON PENANGKAR BENIH
KEGIATAN PENGEMBANGAN PETANI PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN
(P3BTP) TAHUN ANGGARAN 2022
Nomor : ....................................................

Dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani/LMDH/KUB/


Pokmas/Lembaga Pemerintah/Lembaga Non
Pemerintah *) ........................................
Alamat : ....................................................................
Nama Ketua : ....................................................................
Nama Mitra : ....................................................................
Jenis Benih : Padi Inbrida/Padi Hibrida/Jagung Hibrida/Kedelai/
Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorghum *)
Berdasarkan hasil penilaian kami, nama (Kelompok Tani/Gabungan
Kelompok Tani/LMDH/Pokmas/Lembaga Non Pemerintah/Lembaga
Pemerintah *) tersebut di atas, layak untuk melaksanakan kegiatan
Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BT) Tahun
Anggaran 2022.

Demikian untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.


................, ............2022
Kepala UPTD BPSBTPH
Provinsi .........................

ttd dan Cap/Stempel

(…………………………..)
NIP
Ket: *) Coret yang tidak perlu

51
Lampiran 12

(KOP Dinas Pertanian Provinsi)

SURAT PERSETUJUAN
Nomor : ...........................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jabatan :
Instansi :

Dengan ini menyatakan, Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) Pengembangan


Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BT) Tahun Anggaran 2022,
telah dilakukan verifikasi sesuai persyaratan yang telah ditetapkan dan setuju
untuk diusulkan sebagai calon penerima Bantuan Pengembangan Produsen
Benih Tanaman Pangan (P3BTP) Tahun Anggaran 2022, dengan rincian
sesuai usulan Kabupaten ................. sebagaimana terlampir.

Demikian surat persetujuan ini, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

................, .......................... 2022


Kepala Dinas Pertanian Provinsi…..……..

Stempel dan ttd

(……...........................................)
NIP.

52
Lampiran : Surat Persetujuan Kepala Dinas Pertanian Provinsi tentang Penerima
Bantuan Pengembangan Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BT) Tahun
Anggaran 2022
Nomor : ...............................

Poktan/Gapoktan/
Kecama LMDH/KUB/Pokmas/ Nama Jumlah Luas Varietas Nilai Jadwal
No Anggota Lahan
tan/ Lmbg Pemerintah/ Ketua Titik Yang (Rp) Pelaksanaan
NIK (Orang) (Ha)
Desa Lmbg Non koordinat Ditangkarkan
Pemerintah *)

............................. 2022
Kepala Dinas Pertanian
Provinsi…..……..,

Stempel dan Ttd

……......................................
NIP .............................

53
Lampiran 13

Hal : Permohonan Pembayaran Dana Bantuan Pemerintah

Yth.
Kuasa Pengguna Anggaran
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
di Jakarta

Sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor


…........................… tanggal………….…tentang Pemanfaatan Dana
Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) TA
2022 melalui transfer uang, kami atas nama Kelompok Tani/Gabungan
Kelompok Tani/LMDH/Pokmas/Lembaga Non Pemerintah/Lembaga
Pemerintah …………………... selaku Kelompok Penerima Manfaat,
dengan ini mengajukan permohonan pencairan dana bantuan Pemerintah
sebesar Rp……………(………………………………) sesuai dengan SK
Penetapan CPCL Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota …………….
Nomor…………………...

Selanjutnya dana tersebut akan digunakan sesuai dengan lingkup


pekerjaan sebagaimana diatur dalam Surat Perjanjian Kerjasama yang
telah ditanda tangani dan dana tersebut mohon dapat ditransfer ke
rekening kami dengan nomor rekening: …………………………….. pada
Bank………………………… atas nama Kelompok Tani/Gabungan
Kelompok Tani……..…………....

Atas persetujuannya, kami ucapkan terima kasih.

………,................... 2022
Ketua Kelompok Tani/
Gabungan Kelompok
Tani ………………….

Stempel dan ttd

(………nama……….)

54
Lampiran 14

MAK :
Tahun Anggaran : 2022
Nomor Bukti :

KUITANSI PENERIMAAN TRANSFER DANA

Sudah terima dari : Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat


Perbenihan Tanaman Pangan

Uang Sebesar : ……………………………….....................


...............................................................

Untuk Pembayaran : Dana Bantuan Pemerintah Pusat Kegiatan


Pengembangan Petani Produsen Benih
Tanaman Pangan (P3BTP) TA 2022 sesuai
dengan Perjanjian Kerjasama Nomor
..................................... Tanggal ...................

Sejumlah : Rp……………...
Setuju dibayar

A.n Kuasa Pengguna Anggaran Yang Menerima


Pejabat Pembuat Komitmen Ketua Kelompok Tani/Gabungan
Direktorat Perbenihan Tanaman Kelompok Tani…………
Pangan,
Materai 10.000

ttd Stempel dan ttd


(..........Nama....................)
NIP. ...................................... (..........Nama Ketua................)

55
Lampiran 15

BERITA ACARA PEMBAYARAN


Nomor : ……………………………

Pada hari ini …… tanggal …… bulan ……… tahun …… (......-.......- 2022) bertempat di
………… , kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. ………….: Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Direktorat Perbenihan, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan TA 2022, dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, yang
berkedudukan di Jl. AUP Pasar Minggu Jakarta Selatan, yang selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA
2. ………….: Ketua Poktan………………..……, yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama Poktan……………yang berkedudukan di ……………,
Provinsi……………….., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KEDUA berhak untuk menerima pembayaran
pengadaan sarana produksi benih dan melalui transfer uang dari PIHAK
PERTAMA sebesar Rp ……………… (………………..) sesuai dengan perjanjian
kerjasama Nomor …………………............…… tanggal …………………………......….. Untuk
itu PIHAK PERTAMA membayar kepada PIHAK KEDUA pengadaan sarana
produksi benih, biaya prosesing benih dan biaya pendirian badan usaha*)
sebesar Rp ..........………………… (............……………………) ditransfer melalui Rekening
Bank ………………………… Nomor Rekening…………………. a.n. Kelompok Tani
…....................………………....

Demikian Berita Acara Pembayaran ini dibuat pada hari ini dan tanggal tersebut diatas.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Stempel dan ttd ttd

(..............................) (.............................)
NIP.

*) Diperuntukan untuk padi inbrida

56
Lampiran 16

KOP Surat Kelompok

LAPORAN KEMAJUAN PENYELESAIAN PEKERJAAN


Nomor..............................................................

Pada hari ini ……tanggal … bulan ……… tahun …… ( - - 2022), kami


yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : .....................................................
Jabatan : Ketua Kelompok...........................
Alamat : .....................................................
.....................................................
Dengan ini menyatakan sebagai berikut:
Berdasarkan Surat Keputusan Nomor ……………….. dan Perjanjian Kerjasama
Nomor …………………………... mendapatkan bantuan lainnya yang memiliki
karakteristik bantuan pemerintah yang ditetapkan oleh PA berupa pengadaan sarana
produksi, dengan nilai bantuan sebesar Rp…………………...……
(......................................).
1. Sampai dengan tanggal………….kemajuan penyelesaian pekerjaan pengadaan
sarana produksi sebesar ……..%.

2. Apabila dikemudian hari, atas laporan penyelesaian pekerjaan yang telah dibuat
mengakibatkan kerugian negara maka saya bersedia untuk dituntut
penggantian kerugian negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Demikian laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya


untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
………......……..... 2022
Ketua kelompok ………

Materai 10.000

........................................

*) Diperuntukan untuk padi inbrida

57
Lampiran 17

KOP SURAT DIREKTORAT PERBENIHAN

BERITA ACARA SERAH TERIMA


Nomor : ………………………………

Pada hari ini …… tanggal …… bulan …… tahun …… (........-........ - 2022)


bertempat di …………, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : ................................................
Jabatan : Ketua Kelompok ....................
Alamat : ................................................
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU

2. Nama : ................................................
Jabatan : PPK Satker Direktorat Perbenihan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Alamat : Jl. AUP No 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
Dengan ini menyatakan sebagai berikut :
1. Pihak Kesatu telah melaksanakan penyelesaian pekerjaan berupa pengadaan
sarana produksi sesuai dengan Surat Keputusan Nomor………………………….
dan Perjanjian Kerjasama Nomor……………………………….......

2. Pihak Kesatu telah menerima dana bantuan dari Pihak Kedua dan telah
dipergunakan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
Perjanjian Kerjasama, dengan rincian sebagai berikut :
a. Jumlah total dana yang telah diterima : Rp……………….
b. Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp……………….
c. Jumlah total sisa dana : Rp……………....

3. Pihak Kesatu menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran dana bantuan


pengadaan sarana produksi sebesar Rp……..........………. (………...........……….)
telah disimpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan administrasi dan
keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.

4. Pihak Kesatu menyerahkan kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua menerima
dari Pihak Kesatu berupa pengadaan sarana produksi dengan nilai
Rp……………........... ( .........……..)
5. Pihak Kesatu telah menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara sebesar
Rp………..............…… (……….........…………) sebagaimana Bukti
Penerimaan Negara (BPN) terlampir*).

58
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan
ditandatangani oleh Para Pihak pada hari ini dan tanggal tersebut diatas,
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pihak Kesatu Pihak Kedua


Ketua Kelompok a.n. Kuasa Pengguna Anggaran

…………………. PPK Satker Direktorat Perbenihan

…………………. .............................
NIP.

*). Angka 5 dicoret apabila tidak terdapat sisa dana.

59
Lampiran 18
LAPORAN AWAL
KEGIATAN PENGEMBANGAN PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN
(P3BTP) TAHUN ANGGARAN 2022

Bulan :
Jenis Benih : Padi Inbrida/Padi Hibrida/Jagung Hbrida/Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorgum

Poktan/Gapoktan/ Benih Yang


LMDH/Pokmas/ Lmbg Titik NIK Ketua Ditangkarkan
No Lokasi Nama Jumlah Luas Lahan Rencana Perkiraan
(Kab/Kec/Desa) Pemerintah/ Lmbg Non Ketua Anggota (Ha) Koordinat Poktan Tanam Panen
Luas
Pemerintah *) Varietas (Tgl/Bln) (Tgl/Bln)
(Ha)

1.

2.

Dst

JUMLAH

Keterangan :
*) Lampirkan data : nama-nama anggota Kelompok Tani/Kelompok Penangkar Benih/Gabungan Kelompok Tani dengan Kelompok Penangkar.

Kepala Dinas Pertanian


Provinsi/Kabupaten/Kota

Ttd dan Cap/Stempel

(...................................)
NIP

60
Lampiran 19

LAPORAN PERKEMBANGAN
KEGIATAN PENGEMBANGAN PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN (P3BTP)
TAHUN ANGGARAN 2022
Bulan :
Jenis Benih : Padi Inbrida/Padi Hibrida/Jagung Hibrida/Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorgum

Poktan/Gapoktan/
LMDH/Pokmas/ Lmbg Realisasi Waktu
Lokasi Kondisi
No Pemerintah/ Lmbg Non Rencana Tanam Tanam
(Kab/Kec/Desa) Pertumbuhan Tanaman
Pemerintah *) Tanam (Ha) (Ha) (Bulan)

1.
2.
dst
JUMLAH

Kepala Dinas Pertanian


Provinsi/Kabupaten/Kota

Ttd dan Cap/Stempel

(......................................)
NIP

61
Lampiran 20

LAPORAN AKHIR
KEGIATAN PENGEMBANGAN PETANI PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN (P3BTP)
TAHUN ANGGARAN 2022
Bulan :
Jenis Benih : Padi Inbrida/Padi Hibrida/Jagung Hibrida/Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorgum

Poktan/Gapoktan/ Produksi Produksi Penjualan Benih


Realisasi Benih
Lokasi LMDH/Pokmas/ Lembaga Calon Jenis Sarana
No Tanam Bersertifikat Pembeli Jumlah
(Kab/Kec/Desa) Pemerintah/ Lembaga Non Benih Yang Dibeli
(Ha) (Ton)
Pemerintah *) (Ton) (Ton)
1.
2.
dst.

JUMLAH
Keterangan : Laporan akhir adalah semua kegiatan yang sudah selesai dilaksanakan
Kepala Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota

ttd dan Cap/Stempel

(...................................)
NIP

62
Lampiran 21

(Kop Dinas Pertanian Kabupaten/Kota)

SURAT PERNYATAAN
Nomor: ..................................

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Jabatan :
Instansi :
Menyatakan bahwa biaya ongkos kirim pembelian benih Padi Inbrida/Padi
Hibrida/Jagung Hibrida/Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorgum *) dari sumber
pembelian benih tidak mencukupi untuk pengiriman benih sampai titik bagi sebesar
Rp.…………per-kg, sebagaimana usulan pada SK Penetapan CPCL
Nomor......................... Apabila pernyataan ini tidak benar, maka kami bersedia
bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat


dipergunakan sebagaimana mestinya.

..................,....................2022
KEPALA DINAS PERTANIAN
KABUPATEN/KOTA…………

Stempel dan ttd

...............................
NIP

*) coret yang tidak perlu

63
Lampiran 22

64
Kementerian Pertanian
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Direktorat Perbenihan

Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu, Jakarta 12529


Telepon (021) 7806850 – 7805201
Fax (021) 78844208 – 7805201
Tanaman pangan.pertanian.go.id

65

Anda mungkin juga menyukai