KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
DIREKTORAT PERBENIHAN
2021
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN
NOMOR : 264/HK.310/C/11/2021
TANGGAL : 1 NOPEMBER 2021
Tentang
v
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022
KATA PENGANTAR
Direktorat Perbenihan
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................ 1
B. Tujuan, Sasaran dan Indikator Keberhasilan .................. 3
C. Istilah dan Pengertian ...................................................... 3
II. PERENCANAAN KEGIATAN ………………………………..… 9
A. Identifikasi Kelembagaan Kelompok tani ……………….. 9
B. Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani ……….. 10
ii
Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP)
DAFTAR LAMPIRAN
Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) iii
LAMPIRAN 19. Laporan Perkembangan ............................................. 61
LAMPIRAN 20. Laporan Akhir ............................................................. 62
LAMPIRAN 21. Surat Pernyataan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
Biaya Ongkos Kirim .................................................... 63
LAMPIRAN 22. Diagram Pengembangan Perbenihan Berbasis 64
Korporasi Petani .......................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris harus memiliki kemandirian
dalam penyediaan kebutuhan pangan. Kita tidak perlu melakukan
impor beras, jagung dan kedelai jika produksi pertanian yang
merupakan kebutuhan pangan dasar kita cukup. Yang menjadi
persoalan adalah produksi dan produktivitas pertanian kita rendah,
padalah negeri kita sangat subur dibandingkan negara-negara
tetangga kita. Potensi yang begitu besar tetapi kita tidak mampu
mengelola dan menikmatinya.
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya produktivitas dan
daya saing pertanian kita. Salah satu masalahnya adalah
persoalan benih, terutama benih untuk tanaman pangan. Di
samping memang banyak analisa dan penelitian pembangunan
pertanian yang menyebutkan persoalan pengetahuan petani yang
terbatas, pemilikan lahan yang sempit, perubahan musim dan
sebagainya faktor penyebab rendahnya produktivitas pertanian
kita.
Benih memiliki posisi vital dalam usaha pertanian. Dalam benih
terkandung potensi genetik produksi yang akan memberikan hasil
dalam usaha pertanian. Sebaik apapun faktor lingkungan
disediakan - seperti ketersediaan unsur hara dan yang lainnya -
ketika potensi benihnya rendah maka rendah pula produksi yang
dihasilkan sehingga persoalan benih harus mendapatkan perhatian
lebih besar dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian
kita.
Pemerintah sebagai regulator perbenihan memiliki peran sangat
penting untuk mengarahkan kebijakan perbenihan agar benar-
benar menyentuh persoalan yang berdampak langsung pada
pembangunan pertanian. Koordinasi yang baik dalam lingkup
internal struktur birokrasi, serta koordinasi dengan semua elemen
2. Penetapan Lokasi
Penetapan lokasi P3BTP sesuai dengan potensi kebutuhan
benih (khususnya untuk program Pemerintah) di masing-masing
provinsi dan kabupaten/kota. Lokasi P3BTP sebaiknya dekat
dengan lokasi pertanaman petani untuk mencegah penurunan
mutu benih akibat proses distribusi benih, sehingga target
penyediaan benih insitu secara 6 (enam) tepat (jenis/varietas,
jumlah, mutu, waktu, lokasi, harga) dapat tercapai.
A. Dasar Pelaksanaan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2019
tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 201,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6412);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2022 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6735);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang
Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3616);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4614);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2006 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor4347);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);
2. Kriteria Lokasi
a. Lokasi yang dipilih daerah yang mendukung untuk
penangkaran benih dan mudah dijangkau.
b. Lokasi penangkaran dipilih daerah yang bukan endemis
organisme pengganggu tanaman (OPT), diutamakan bebas
dari resiko kekeringan dan banjir, serta sesuai dengan
persyaratan dalam sertifikasi benih.
PPK KPA
8) Pengesahan
7) Penetapan
6) Penugasan Verifikasi Lahan
dan Calon Penangkar
Dinas
(Penerima Bantuan)
Pertanian
Provinsi
Usulan Rekomendasi
BPSB
5) Verifikasi 1) Fasilitasi
Dokumen Kerjasama
9) Transfer Uang
Usulan
4) MOU Kerjasama
Dinas
Pertanian BUMN/
Kab/Kota Poktan/
BUMD/
Gapoktan
Swasta
3) Verifikasi
Dokumen
Sarana
Usulan Produksi
2) Usulan
CPCL dari UPT Kerjasama dapat berupa :
Kecamatan 1. Kerjasama Produksi dan
Pemasaran Benih
2. Kerjasama Permodalan
(Lembaga Pembiayaan
yang Sah)
6. Jadwal Pelaksanaan
2021 2022
N D J F M A M J J A S O N D
O Kegiatan e a e a p e u u g e k o e
s n b r r i n l s p t v s
1 Perencanaan Anggaran
2 Sosialisasi Kegiatan
3 Usulan Calon Penerima
Bantuan dari Kepala
UPT Pertanian
Kecamatan
4 Usulan Calon Penerima
Bantuan dan Kerjasama
dari Dinas Pertanian
Kab/Kota
5 Verifikasi Lahan dan
Calon Penerima
bantuan oleh BPSB
6 Verifikasi Kelengkapan
Dokumen oleh Dinas
Pertanian Provinsi
7 Penetapan Penerima
Bantuan dan Kerjasama
oleh Dinas Pertanian
Provinsi dan Usulan Ke
Pusat (PPK dan KPA)
1 Monitoring, Evaluasi,
0 dan Pelaporan
7. Pemanfaatan Hasil
Untuk memenuhi kebutuhan benih dalam kegiatan Bantuan Benih
satker Pusat dan Tugas Pembantuan baik pengadaan langsung
atau penunjukan langsung melalui e-purchasing (e-cataloge) atau
mekanisme lainnya sesuai aturan yang berlaku, Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota berkewajiban memanfaatkan produksi
4. Ketentuan Perpajakan
Ketentuan perpajakan dalam penggunaan dana dalam
penggunaan dana bantuan pemerintah TA 2022
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku terkait perpajakan.
5. Ketentuan Sanksi
Sanksi diberikan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
6. Pembiayaan
Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) 24
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - 2022
A. Pengawalan
Pengawalan dan pendampingan teknologi dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Badan Litbang Pertanian
(Puslitbangtan, BB Padi, Balitsereal, Balitkabi, BPTP Provinsi),
Perguruan Tinggi, Dinas Pertanian Provinsi, BPSBTPH Provinsi,
BPTPH Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, dan mitra.
B. Monitoring
Dalam upaya meningkatkan efektivitas Kegiatan P3BTP TA
2022, maka dilakukan monitoring yang dilaksanakan secara
periodik mulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan
kegiatan baik oleh Petugas Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan
monitoring, antara lain:
1. Perkembangan penyaluran bantuan Pemerintah meliputi
kesesuaian jumlah, jenis, waktu, lokasi dan penerima bantuan.
2. Perkembangan kemajuan pelaksanaan Kegiatan P3BTP.
C. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas pusat, provinsi dan
kabupaten/kota setelah seluruh rangkaian kegiatan selesai
dilaksanakan. Evaluasi dilakukan untuk mengindentifikasi
berbagai permasalahan yang timbul maupun tingkat
keberhasilan yang dapat dicapai dalam pelaksanaan Kegiatan
P3BTP sehingga dapat diketahui tindakan korektif sedini
mungkin.
D. Pelaporan
Kegiatan pelaporan dilaksanakan secara berjenjang yaitu dari
Petugas Pendamping Lapangan ke Dinas Pertanian Kabupaten/
Kota, dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ke Dinas Pertanian
Provinsi dan dari Dinas Pertanian Provinsi ke Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan c/q Direktorat Perbenihan.
IV. PENUTUP
29
Lampiran 1
SATUAN BIAYA PER HA
KEGIATAN PENGEMBANGAN PETANI PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN (P3BTP)
TAHUN ANGGARAN 2022
Keterangan :
1. Jenis dan volume kebutuhan disesuaikan kebutuhan riil masing-masing penerima bantuan yang dituangkan dalam
bentuk RUK
2. Harga satuan untuk masing-masing jenis kebutuhan adalah harga wajar setempat yang dapat dipertanggungjawabkan
3. Harga benih sumber, tetua jantan dan betina atau CMS dan Restorer adalah sesuai dengan harga yang ditetapkan
oleh BB Padi/Balitsereal/produsen benih jagung hibrida ditambah ongkos kirim. Apabila menggunakan varietas non
litbang, maka komponen biaya benih sumber tidak diusulkan dalam RUK dan jika sudah ditransfer ke rekening poktan
harus dikembalikan ke kas negara. Khusus untuk daerah yang sulit dijangkau yang memerlukan ongkos kirim tidak
sesuai pagu, dapat ditambahkan dari komponen lainnya dengan disertai surat pernyataan dari Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota, sebagaimana lampiran 21.
4. RAB diatas merupakan pagu maksimal apabila ada komponen biaya yang tidak dipergunakan, maka RUK yang
diusukan dapat dibawah pagu RAB tersebut (tidak diperbolehkan untuk mengganti dan menambah komponen lain,
contoh : sisa biaya benih sumber tidak boleh untuk menambah biaya pestisida dan pupuk).
30
Lampiran 2
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah nama :……………………. selaku Ketua
Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani/Lembaga Masyarakat Desa Hutan
(LMDH)/Kelompok Masyarakat/Lembaga Pemerintah/Lembaga Non Pemerintah *)
..............................Desa …..………….. Kecamatan ................... Kabupaten
…………… dengan ini menyatakan bahwa :
1. Dana bantuan belanja barang yang kami terima akan kami gunakan
untuk pembelian/pengadaan sarana produksi benih Padi Inbrida/Padi
Hibrida/Jagung Hibrida/Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorgum *) kegiatan
Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) TA
2022;
2. Bersedia dan sanggup untuk melaksanakan kegiatan Pengembangan Petani
Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) TA 2022 dan sanggup
mengembalikan dana bantuan belanja barang apabila sisa atau tidak sesuai
peruntukannya.
…………………… 2022
Mengetahui,
KCD/KUPTK/KPK Ketua Kel.Tani/Gapoktan*
Kecamatan .........
Materai 10.000
ttd dan cap/stempel
( ............................)
31
Lampiran 3
Kabupaten :
Kecamatan :
Komoditas : Padi Inbrida/Padi Hibrida/Jagung Hibrida/Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorgum *)
Kelompok
Kecamatan/ Tani/Gapoktan/LMDH/KUB/Kelompok Jumlah Luas Titik
No Nama
Desa Masyarakat/ Lembaga NIK Anggota Areal Koordinat Varietas Yang Jadwal
Pemerintah/Lembaga Non Pemerintah *) Ketua Ditangkarkan Tanam
(Orang) (Ha)
Jumlah
(........……………………)
NIP
32
Lampiran 4
SURAT TUGAS
............................., 2022
Ttd/Cap/Stempel
(...........................................)
NIP.
33
Lampiran 5
JUMLAH
Keterangan:
Jenis barang yang akan dibeli, disesuaikan dengan kebutuhan kelompok. Nomor Rekening
:......................... atas nama Kel. Tani..............
......................, ....................2022
(..................................)
34
Lampiran 6
(……… .........................)
NIP.
35
Lampiran 7
TENTANG
PENETAPAN CALON PETANI DAN CALON LOKASI (CPCL) KEGIATAN
PENGEMBANGAN PETANI PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN (P3BT) UNTUK
KOMODITAS PADI INBRIDA/PADI HIBRIDA/JAGUNG HIBRIDA/KEDELAI/KACANG
TANAH/KACANG HIJAU/SORGUM *) DI KABUPATEN……………….
TAHUN ANGGARAN 2022
36
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2022 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6735);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2019
tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 201,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6412)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 85,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3616);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4855);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5423);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 339);
13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan APBN (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4212);
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.
37
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada
Kementerian Negara/Lembaga;
16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 34 Tahun 2021 tentang Pedoman
Umum Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun
Anggaran 2022;
17. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
248/HK.310/C/2021 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2022;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN ............ TENTANG
PENETAPAN CALON PETANI DAN CALON LOKASI (CPCL) KEGIATAN
PENGEMBANGAN PETANI PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN (P3BTP)
UNTUK KOMODITAS PADI INBRIDA/PADI HIBRIDA/JAGUNG
HIBRIDA/KEDELAI/KACANG TANAH/KACANG HIJAU/SORGUM *) TAHUN
ANGGARAN 2022 DI KABUPATEN .............
KESATU : Penetapan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) Kegiatan Pengembangan
Petani Produsen Benih Tanaman Pangan Untuk Komoditas Padi Inbrida/Padi
Hibrida/Jagung Hibrida/Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorgum *) TA 2022
di Kabupaten.........sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) sebagaimana pada diktum KESATU
merupakan calon penerima bantuan Kegiatan Pengembangan Petani Produsen
Benih Tanaman Pangan Untuk Komoditas Padi Inbrida/Padi Hibrida/Jagung
Hibrida/Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorgum *) TA 2022 sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di ……............……………
pada tanggal
KEPALA DINAS KABUPATEN ….....
38
Lampiran :
Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ..........
Nomor : .......................
Tentang : Penetapan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) Kegiatan
Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BT) TA
2022
Jenis Benih : Padi Inbrida/Padi Hibrida/Jagung Hibrida/Kedelai/Kacang
Tanah/Kacang Hijau/Sorgum *)
Poktan/Gapoktan/
Kecama LMDH/KUB/Pokmas/ Nama Jumlah Luas Varietas Nilai Jadwal
No Anggota Lahan
tan/ Lmbg Pemerintah/ Ketua NIK Titik Yang (Rp) Tanam
Desa (Orang) (Ha)
Lmbg Non koordinat Ditangkarkan
Pemerintah *)
(…………………….............……..)
NIP
39
Lampiran 8
..................,....................2022
KEPALA DINAS PERTANIAN
KABUPATEN/KOTA…………
...............................
NIP
40
Lampiran 9
PERJANJIAN KERJASAMA
Nomor :
Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat bagi kedua
belah pihak untuk melaksanakan pemanfaatan dana Bantuan Pemerintah Kegiatan P3BTP
Tahun Anggaran 2021 dengan ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN
41
5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 34 Tahun 2021 tentang Pedoman Umum
Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2022.
6. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 248/HK.310/C/2021 tentang
tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun Anggaran 2022;
7. dan seterusnya ............
PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
1. PIHAK PERTAMA memberikan bantuan yang bersumber dari DIPA Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan TA 2022 kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju
menerima dan memanfaatkan dana Bantuan Pemerintah Kegiatan P3BTP Tahun
Anggaran 2022 sebesar Rp…………………untuk pengadaan saprodi sebanyak.............
paket mendukung pertanaman seluas ........... ha untuk kelompok tani.............................
Desa ......................... Kecamatan ...................... Kabupaten .............. Provinsi ...........
2. PIHAK KEDUA bertanggungjawab dalam memanfaatkan dan mengelola bantuan serta
tidak mengalihkan bantuan untuk tujuan yang lain.
3. PIHAK KEDUA sanggup menyimpan bukti-bukti pembelian benih (nota/kuitansi/faktur,
label benih dan bukti pendukung lainnya) dan dokumentasi (foto) pemanfaatan benih.
PASAL 3
CARA PEMBAYARAN DAN PENCAIRAN
Pembayaran dana Kegiatan P3BTP Tahun Anggaran 2021 dilakukan sekaligus dengan
jumlah bantuan sebesar Rp… …………………(…………………….… rupiah) melalui Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Wilayah V Jakarta Selatan ke PIHAK KEDUA pada
Bank ……………….. Unit …………Atas Nama Poktan…………………….dengan nomor
rekening …………..
PASAL 4
SYARAT DAN KETENTUAN
42
PASAL 5
SANKSI
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan dana Kegiatan P3BTP TA 2021,
maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak memutuskan hubungan kerjasama dengan PIHAK
KEDUA yang mengakibatkan surat perjanjian kerjasama ini dinyatakan batal demi hukum dan PIHAK
KEDUA diwajibkan mempertanggungjawabkan penggunaan dana bantuan Pemerintah yang telah
digunakan serta menyerahkan/mengembalikan sisa dana yang belum dimanfaatkan kepada PIHAK
PERTAMA guna penyelesaiannya lebih lanjut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
PASAL 6
PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA sehubungan
surat perjanjian kerjasama ini, akan diselesaikan secara musyawarah guna memperoleh
mufakat.
2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaiannya, maka kedua
belah pihak sepakat menyelesaikan perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri Jakarta
sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
PASAL 7
LAIN-LAIN
1. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
2. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu dengan
persetujuan kedua belah pihak.
PASAL 8
PENUTUP
Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan
tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun, dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai
cukup.
Mengetahui
Kepala Dinas Kabupaten/Kota ......
43
Lampiran 10
Contoh
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA KELOMPOK TANI/GABUNGAN KELOMPOK TANI
dengan
PRODUSEN BENIH
Pada hari ini ..... tanggal ........ bulan ....... Tahun ........, Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. ....................... : Pimpinan PT. ................... bertindak dan atas nama PT. .....................
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU
2. ....................... : Ketua Kelompok Tani ............. Yang berkedudukan di Desa ........
Kecamatan .......... Kabupaten ....... Provinsi ........., bertindak untuk
atas nama Kelompok Tani .........selanjutnya disebut sebagai
PIHAK KEDUA
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara sendiri-sendiri disebut PIHAK dan
secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, menerangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Bahwa PIHAK KESATU adalah berbentuk ............. yang bergerak di bidang usaha produksi
dan pemasaran benih.
b. PIHAK KEDUA adalah kelompok tani/gabungan kelompok tani yang bermitra dengan
PT. ........................... dalam perjanjian ini.
c. PARA PIHAK dalam melaksanakan perjanjian ini berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
Republik Indonesia Nomor: 12/Permentan/TP.020/4/2018, tentang Produksi, Sertifikasi dan
Peredaran Benih Tanaman, Pasal 8 ayat (3), Bahwa antar produsen benih bina dan/atau
kerjasama pemasaran benih bina dalam bentuk kerjasama secara tertulis.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat dan mengikat diri untuk
mengadakan perjanjian kerjasama produksi benih dengan ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
TUJUAN KERJASAMA
PASAL 2
OBJEK YANG DIKERJASAMAKAN
1. Ruang lingkup perjanjian ini adalah kerjasama produksi calon benih .............. dengan
ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditentukan pada pasal-pasal perjanjian ini.
44
2. PARA PIHAK sepakat untuk bekerjasama memproduksi benih ...................bersertifikat dan
permohonan sertifikasi benih diajukan oleh PIHAK KESATU.
PASAL 3
BENTUK KERJASAMA
1. PIHAK KEDUA dengan ini sepakat areal lahannya digunakan untuk kegiatan produksi
kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) TA 2022.
2. PIHAK KEDUA dengan ini sepakat menjadi penerima bantuan kegiatan produksi benih
........... TA 2022 dan menggunakan dana dari bantuan tersebut secara maksimal untuk
kegiatan produksi benih ....... di areal lahan yang dimaksudkan dalam pasal 1 ayat 2.
3. PIHAK KESATU dengan ini sepakat mengajukan permohonan sertifikasi benih pada areal
lahan yang dimaksudkan dalam pasal 1 ayat 2 dengan mengikuti peraturan perbenihan
yang berlaku.
4. PARA PIHAK dengan ini sepakat melaksanakaan kegiatan P3BTP TA 2022 dengan
mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 248/HK.310/C/2021 tentang
tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran
2022 dan Keputusan Direktur Perbenihan No 264/HK.310/C/11/2021 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BTP) TA 2022.
PASAL 4
LOKASI DAN LUAS AREAL KERJASAMA
1. Lokasi kerjasama yang dimiliki dan atau yang dikuasai oleh PIHAK KEDUA yang
dimaksudkan pada pasal 3 ayat 1 berlokasi di Desa ......., Kecamatan ........ Kabupaten
................
2. Luas areal kerjasama milik PIHAK KEDUA yang dimaksudkan pada pasal 3 ayat 1 seluas
........ ha.
PASAL 5
VARIETAS YANG DIPRODUKSI
Benih ...... yang diproduksi atas kesepakatan PARA PIHAK adalah calon benih ............varietas
...............kelas benih sebar (BR/F1), dengan luas areal untuk masing-masing varietas yang
diproduksi sebagaimana lampiran yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian kerjasama ini.
PASAL 6
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
45
PASAL 7
TEKNIK BUDIDAYA
Pada lahan yang telah disepakati untuk dilakukan kerjasama pembenihan, PIHAK KEDUA
sanggup untuk melaksanakan dan mengikuti petunjuk-petunjuk budidaya penanaman dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. PIHAK KEDUA sanggup menjamin bahwa lahan tersebut bebas isolasi, yang meliputi:
a.1. Isolasi jarak, yaitu minimal berjarak 250 m dari .........varietas lain dengan umur yang
sama.
a.2. Isolasi waktu, yaitu mempunyai perbedaan waktu tanam minimal 1 (satu) bulan dari
waktu tanam ............ lain yang berjarak kurang dari 250 m.
b. Jadwal tanam, jarak tanam, pemakaian benih dan pemupukan sesuai ketentuan yang
telah dipersyaratkan dalam kegiatan penangkaran benih.
c. PIHAK KEDUA dilarang melakukan penyulaman tanpa seijin PIHAK KESATU.
PASAL 8
CABUT BUNGA DAN SANKSI
Untuk menjaga kemurnian benih khususnya pada kegiatan P3BT, khususnya jagung hibrida
maka dilakukan cabut bunga jantan pada tanaman betina. Adapun ketentuan pelaksanaan
cabut bunga adalah sebagai berikut :
a. PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap pelaksanaan cabut bunga jantan pada
tanaman betina sesuai dengan petunjuk PIHAK KESATU.
b. Apabila waktu yang telah ditentukan ternyata PIHAK KEDUA tidak melakukan kegiatan
cabut bunga, maka lokasi tersebut dianggap tidak lulus dan pembelian akan diatur pada
Pasal 13 ayat (1) sub.b.
c. Apabila sampai dengan batas waktu yang ditentukan (bunga jantan pada tanaman betina
mulai muncul) dan kegiatan cabut bunga belum dilakukan oleh PIHAK KEDUA, maka
PIHAK KESATU akan mengambil alih pelaksanaan cabut bunga tersebut dan PIHAK
KEDUA berkewajiban untuk membayar biaya yang timbul akibat kegiatan tersebut.
PASAL 9
ROUGING DAN SANKSI
PASAL 10
ISOLASI DAN SANKSI
1. PIHAK KEDUA atau peserta kerjasama perbenihan wajib dan bersedia untuk menjaga dan
mengamankan lokasi perbenihan dari tanaman jagung lain yang menyebabkan terjadi
gagalnya isolasi sesuai dengan ketentuan Pasal 7 sub.a.
2. Apabila ada pihak lain yang menyebabkan gagalnya isolasi, maka PIHAK KEDUA wajib
untuk menangani dan menyelesaikannya selambat-lambatnya 25 (dua puluh lima) hari
setelah tanam, dan biaya-biaya yang dikeluarkan menjadi beban PIHAK KEDUA.
46
3. Apabila PIHAK KEDUA tidak berhasil menyelesaikan masalah isolasi sampai dengan
maksimal 30 hari, maka PIHAK KESATU akan mengambil alih dan seluruh beban biaya
yang dikeluarkan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
PASAL 11
BABAT TANAMAN JANTAN DAN SANKSI
Untuk menghindari tercampurnya benih hasil panen dengan benih tanaman jantan, maka
dilakukan babat tanaman jantan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan babat tanaman jantan dilakukan pada umur 75-90 HST dan diserahkan
pelaksanaannya kepada PIHAK KEDUA di bawah pengawasan PIHAK KESATU, hasil
babat tanaman jantan berupa tanaman muda (tebon) sepenuhnya milik PIHAK KEDUA.
b. PIHAK KESATU tidak memberikan kompensasi/ganti rugi babat tanaman jantan.
c. Apabila sampai batas waktu yang telah ditentukan (tepung sari bunga tanaman jantan
habis) atau maksimal tanaman jantan telah berumur 90 HST tanaman jantan belum dibabat,
maka PIHAK KESATU akan mengambil alih kegiatan tersebut.
PASAL 12
PANEN
Untuk menjamin kualitas benih yang dihasilkan oleh PIHAK KESATU, maka PIHAK KEDUA
sanggup dan bersedia untuk melaksanakan panen menurut syarat dan cara-cara sebagai
berikut :
1. Waktu panen ditentukan oleh PIHAK KESATU sesuai dengan kondisi tanaman di
lapangan.
2. Sak panen menjadi tanggung jawab PIHAK KESATU.
3. PIHAK KESATU membeli hasil panen jagung dalam bentuk gelondong kering sawah
tanpa klobot, bersih dan sehat, sesuai pasal 12 ayat (1).
4. PIHAK KEDUA dibawah pengawasan PIHAK KESATU melakukan sortir/seleksi terhadap
calon benih dilapangan sebelum dikirim ke pabrik.
5. Seluruh kegiatan panen hingga pengangkutan ke lokasi timbang menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.
6. PIHAK KESATU akan melakukan penimbangan ditempat yang telah disepakati bersama,
atau dilakukan di pabrik PIHAK KESATU yang beralamat di ......................, Desa
..............., Kecamatan ..............., Kabupaten ..............., Provinsi ............... maupun di
lokasi yang ditunjuk oleh PIHAK KESATU).
7. Kegiatan panen dilakukan dalam waktu 1 (satu) hari dan harus diangkut ke PIHAK
KESATU pada hari yang sama, PIHAK KEDUA setuju untuk tidak akan menunda
pengiriman hasil panen serta tidak menyisakan hasil panen.
8. PIHAK KEDUA harus mengirim seluruh benih jagung hasil panen kepada PIHAK
KESATU.
9. PIHAK KEDUA dilarang membawa pulang hasil panen baik sebagian maupun seluruhnya.
Apabila terbukti membawa pulang hasil panen, maka PIHAK KEDUA akan menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
10. Tonase yang dibayar oleh PIHAK KESATU adalah gelondong bersih yang sudah
disortir/diseleksi dilapangan.
11. Apabila gelondong hasil panen yang dikirimkan PIHAK KEDUA kurang bagus atau dalam
artian banyak yang disortir, PIHAK KESATU hanya memberikan kompensasi sebanyak
5% dari jumlah hasil panen.
PASAL 13
SYARAT PEMBELIAN
47
1. PIHAK KESATUakan membeli hasil produksi PIHAK KEDUA dengan syarat-syarat dan
ketentuan sebagai berikut:
a. Calon benih tersebut telah dinyatakan lulus serta memenuhi syarat-syarat sertifikasi
sebagai benih oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih, pada pemeriksaan
terakhir dilapangan sebelum panen dilakukan.
b. Jika calon benih tidak memenuhi syarat-syarat sertifikasi dari Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih (TIDAK LULUS), maka PIHAK KESATU membeli hasil panen PIHAK
KEDUA dengan menggunakan harga sesuai dengan Pasal 12 ayat (11).
c. Calon benih tersebut diserahkan kepada PIHAK KESATU dalam bentuk
tongkol/glondong,bersih, sehat, kering panen (cukup masak/tua), tanpa klobot atau
kotoran lainnya.
d. Apabila tempat produksi benih PIHAK KESATU telah overload/penuh, maka PiHAK
KEDUA akan membantu processing sampai menjadi pipil kering panen dengan harga
pembelian calon benih sesuai pasal 14 ayat (2 dan 3).
PASAL 14
HARGA PEMBELIAN
1. PARA PIHAK sepakat harga minimal pembelian calon benih dari pihak kesatu kepada pihak
kedua adalah sebesar .................../kg Glondong Kering Sawah (GKS) dengan Kadar Air +
30% di lokasi areal kerjasama, jika hasil panen kurang dari 4 ton/ha yang tidak disebabkan
oleh adanya kelalaian terhadap anjuran teknis budidaya produksi calon benih jagung
hibrida, maka harga pembelian akan ditingkatkan dalam batas kewajaran.
2. PARA PIHAK sepakat harga maksimal pembelian calon benih dari pihak kesatu kepada
pihak kedua adalah sebesar ................../kg Pipilan Kering Benih Bersih dengan Kadar Air +
14% dan dengan Daya Tumbuh minimal 90% setelah pengeringan sesuai dengan standar
yang ditentukan PIHAK KESATU di lokasi areal kerjasama.
3. PARA PIHAK sepakat harga maksimal pembelian calon benih dari pihak kesatu kepada
pihak kedua adalah sebesar ............../kg Pipilan Kering Benih Bersih dengan Kadar Air +
10,5% dan dengan Daya Tumbuh minimal 90% setelah pengeringan sesuai dengan standar
yang ditentukan PIHAK KESATU di lokasi areal kerjasama.
4. PARA PIHAK sepakat harga ditentukan oleh PIHAK KESATU dengan besaran tambahan
harga berdasarkan hasil uji mutu calon benih dari PIHAK KEDUA yang dilakukan oleh
PIHAK KESATU.
PASAL 15
PEMBATALAN PERJANJIAN
1. Dalam hal perjanjian ini dibatalkan karena keadaan Force Majeur atau tidak tercapai
kesepakatan harga dan atau tidak melaksanakan kewajiban dengan PIHAK KEDUA, maka
PIHAK KESATU berhak membatalkan proses sertifikasi areal milik PIHAK KEDUA atau
mengalihkan hak dan kewajibannya sebagai korporasi kepada korporasi lain dengan
persetujuan PIHAK KEDUA.
2. Apabila kegiatan produksi calon benih jagung tidak memperoleh hasil, sedangkan PIHAK
KEDUA telah memenuhi semua kewajibannya, maka PIHAK KEDUA tidak menuntut ganti
rugi kepada PIHAK KESATU.
PASAL 16
KERAHASIAAN INFORMASI
Dalam melaksanakan Perjanjian ini, PIHAK KEDUA dan PIHAK KESATU sepakat untuk
kerahasiaan segala informasi yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian ini terhadap pihak lain
yang tidak berkepentingan.
48
PASAL 17
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila timbul perselisihan diantara PARA PIHAK sebagai akibat dari pelaksanaan
perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah dan
kekeluargaan.
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah dan kekeluargaan tidak mencapai kesepakatan,
PARA PIHAK sepakat menyelesaikannya melalui proses hukum yang berlaku pada
pengadilan negeri setempat.
PASAL 18
ADDENDUM
Segala perubahan dan hal-hal lain yang belum diatur dan/atau belum cukup diatur dalam
perjanjian ini akan dimusyawarahkan lebih lanjut oleh PARA PIHAK dan akan dituangkan dalam
suatu addendum yang ditandatangani oleh PARA PIHAK yang merupakan satu kesatuan dan
bagian yang tak terpisahkan dari perjanjian ini.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap bermeterai cukup, PARA PIHAK masing-
masing memperoleh satu rangkap yang kesemuanya memiliki kekuatan hukum yang sama.
PARA PIHAK,
............................... ........................
Pimpinan Ketua
Mengetahui,
KEPALA DINAS PERTANIAN
KABUPATEN .......................................
.......................................................
NIP. .........................................
Saksi :
1. .................................................... ………………………
2. .................................................... ………………………
3. ..................................................... ………………………
49
Lampiran 1.
Luas Areal Produksi Benih ............. Per Varietas
Lampiran 2.
Ketentuan Mutu Calon Benih Berdasarkan Kesepakatan Para Pihak:
1. Telah dinyatakan lulus uji lapang oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih
(BPSB) setempat.
2. Calon benih memiliki kadar air maksimal 12%.
3. Calon benih mengandung kotoran benih maksimal 2 %.
4. Apabila melebihi ketentuan-ketentuan di atas, maka dilakukan refraksi (potongan).
Catatan :
*) Naskah perjanjian kerjasama diatas adalah contoh bentuk kerjasama, narasi dan
isinya disesuaikan dengan komoditas benih yang dikerjasamakan serta berdasarkan
hasil kesepakatan kedua belah pihak.
50
Lampiran 11
HASIL VERIFIKASI
CALON LOKASI DAN CALON PENANGKAR BENIH
KEGIATAN PENGEMBANGAN PETANI PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN
(P3BTP) TAHUN ANGGARAN 2022
Nomor : ....................................................
(…………………………..)
NIP
Ket: *) Coret yang tidak perlu
51
Lampiran 12
SURAT PERSETUJUAN
Nomor : ...........................
(……...........................................)
NIP.
52
Lampiran : Surat Persetujuan Kepala Dinas Pertanian Provinsi tentang Penerima
Bantuan Pengembangan Produsen Benih Tanaman Pangan (P3BT) Tahun
Anggaran 2022
Nomor : ...............................
Poktan/Gapoktan/
Kecama LMDH/KUB/Pokmas/ Nama Jumlah Luas Varietas Nilai Jadwal
No Anggota Lahan
tan/ Lmbg Pemerintah/ Ketua Titik Yang (Rp) Pelaksanaan
NIK (Orang) (Ha)
Desa Lmbg Non koordinat Ditangkarkan
Pemerintah *)
............................. 2022
Kepala Dinas Pertanian
Provinsi…..……..,
……......................................
NIP .............................
53
Lampiran 13
Yth.
Kuasa Pengguna Anggaran
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
di Jakarta
………,................... 2022
Ketua Kelompok Tani/
Gabungan Kelompok
Tani ………………….
(………nama……….)
54
Lampiran 14
MAK :
Tahun Anggaran : 2022
Nomor Bukti :
Sejumlah : Rp……………...
Setuju dibayar
55
Lampiran 15
Pada hari ini …… tanggal …… bulan ……… tahun …… (......-.......- 2022) bertempat di
………… , kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. ………….: Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Direktorat Perbenihan, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan TA 2022, dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, yang
berkedudukan di Jl. AUP Pasar Minggu Jakarta Selatan, yang selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA
2. ………….: Ketua Poktan………………..……, yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama Poktan……………yang berkedudukan di ……………,
Provinsi……………….., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KEDUA berhak untuk menerima pembayaran
pengadaan sarana produksi benih dan melalui transfer uang dari PIHAK
PERTAMA sebesar Rp ……………… (………………..) sesuai dengan perjanjian
kerjasama Nomor …………………............…… tanggal …………………………......….. Untuk
itu PIHAK PERTAMA membayar kepada PIHAK KEDUA pengadaan sarana
produksi benih, biaya prosesing benih dan biaya pendirian badan usaha*)
sebesar Rp ..........………………… (............……………………) ditransfer melalui Rekening
Bank ………………………… Nomor Rekening…………………. a.n. Kelompok Tani
…....................………………....
Demikian Berita Acara Pembayaran ini dibuat pada hari ini dan tanggal tersebut diatas.
(..............................) (.............................)
NIP.
56
Lampiran 16
2. Apabila dikemudian hari, atas laporan penyelesaian pekerjaan yang telah dibuat
mengakibatkan kerugian negara maka saya bersedia untuk dituntut
penggantian kerugian negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Materai 10.000
........................................
57
Lampiran 17
2. Nama : ................................................
Jabatan : PPK Satker Direktorat Perbenihan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Alamat : Jl. AUP No 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
Dengan ini menyatakan sebagai berikut :
1. Pihak Kesatu telah melaksanakan penyelesaian pekerjaan berupa pengadaan
sarana produksi sesuai dengan Surat Keputusan Nomor………………………….
dan Perjanjian Kerjasama Nomor……………………………….......
2. Pihak Kesatu telah menerima dana bantuan dari Pihak Kedua dan telah
dipergunakan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
Perjanjian Kerjasama, dengan rincian sebagai berikut :
a. Jumlah total dana yang telah diterima : Rp……………….
b. Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp……………….
c. Jumlah total sisa dana : Rp……………....
4. Pihak Kesatu menyerahkan kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua menerima
dari Pihak Kesatu berupa pengadaan sarana produksi dengan nilai
Rp……………........... ( .........……..)
5. Pihak Kesatu telah menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara sebesar
Rp………..............…… (……….........…………) sebagaimana Bukti
Penerimaan Negara (BPN) terlampir*).
58
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan
ditandatangani oleh Para Pihak pada hari ini dan tanggal tersebut diatas,
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
…………………. .............................
NIP.
59
Lampiran 18
LAPORAN AWAL
KEGIATAN PENGEMBANGAN PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN
(P3BTP) TAHUN ANGGARAN 2022
Bulan :
Jenis Benih : Padi Inbrida/Padi Hibrida/Jagung Hbrida/Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorgum
1.
2.
Dst
JUMLAH
Keterangan :
*) Lampirkan data : nama-nama anggota Kelompok Tani/Kelompok Penangkar Benih/Gabungan Kelompok Tani dengan Kelompok Penangkar.
(...................................)
NIP
60
Lampiran 19
LAPORAN PERKEMBANGAN
KEGIATAN PENGEMBANGAN PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN (P3BTP)
TAHUN ANGGARAN 2022
Bulan :
Jenis Benih : Padi Inbrida/Padi Hibrida/Jagung Hibrida/Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorgum
Poktan/Gapoktan/
LMDH/Pokmas/ Lmbg Realisasi Waktu
Lokasi Kondisi
No Pemerintah/ Lmbg Non Rencana Tanam Tanam
(Kab/Kec/Desa) Pertumbuhan Tanaman
Pemerintah *) Tanam (Ha) (Ha) (Bulan)
1.
2.
dst
JUMLAH
(......................................)
NIP
61
Lampiran 20
LAPORAN AKHIR
KEGIATAN PENGEMBANGAN PETANI PRODUSEN BENIH TANAMAN PANGAN (P3BTP)
TAHUN ANGGARAN 2022
Bulan :
Jenis Benih : Padi Inbrida/Padi Hibrida/Jagung Hibrida/Kedelai/Kacang Tanah/Kacang Hijau/Sorgum
JUMLAH
Keterangan : Laporan akhir adalah semua kegiatan yang sudah selesai dilaksanakan
Kepala Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten/Kota
(...................................)
NIP
62
Lampiran 21
SURAT PERNYATAAN
Nomor: ..................................
..................,....................2022
KEPALA DINAS PERTANIAN
KABUPATEN/KOTA…………
...............................
NIP
63
Lampiran 22
64
Kementerian Pertanian
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Direktorat Perbenihan
65