Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat-Nya sehingga kita diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan rutinitas
sehari-hari.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian c.q. Pusat Penyuluhan Pertanian
mengalokasikan dana bagi penyelenggaraan penyuluhan pertanian di daerah melalui Satker
Pelaksana Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Tahun 2022.
Untuk mencapai sasaran tersebut, Pusat Penyuluhan Pertanian memfokuskan pada
penguatan kelembagaan penyuluhan pertanian, penguatan ketenagaan penyuluhan
pertanian, pemberdayaan petani, peningkatan mutu penyelenggaraan penyuluhan pertanian,
peningkatan dukungan sarana dan prasarana, pembiayaan serta pembinaan dan pengawasan.
Agar sasaran Penyuluhan Pertanian tercapai dan fokus maka diperlukan Pedoman Pelaksanaan
Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Tahun 2022 secara berjenjang mulai
tingkat Pusat, Kabupaten/Kota serta Kecamatan.
Jakarta, Januari 2022
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian,
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 i
ii Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
DAFTAR ISI
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 iii
b. Penguatan BPP dalam Mendukung Teknologi Berbasis
CSA Proyek SIMURP Tahun 2022 ..................................................... 19
c. Pengawalan dan Pendampingan Penyuluh Kegiatan SIMURP ...... 20
d. Pengukuran Emisi Gas Rumah Kaca ................................................ 21
e. Rapat Koordinasi Kegiatan SIMURP.................................................. 23
D. Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah ......................................... 24
1. Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Provinsi ............................... 24
2. Koordinasi Kegiatan SIMURP ........................................................... 25
BAB V. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN .................................................. 27
I. PEMANTAUAN ............................................................................................ 27
A. Deskripsi Pemantauan ...................................................................... 27
B. Tujuan Pemantauan .......................................................................... 27
C. Hasil/Output Pemantauan ............................................................... 27
D. Prinsip-prinsip Pemantauan ............................................................. 28
E. Ruang Lingkup Pemantauan ............................................................ 28
II. EVALUASI .................................................................................................... 29
A. Deskripsi Evaluasi .............................................................................. 29
B. Tujuan Evaluasi .................................................................................. 30
C. Hasil/Output Evaluasi ....................................................................... 30
D. Prinsip-prinsip Evaluasi ..................................................................... 30
E. Ruang Lingkup Evaluasi .................................................................... 30
III. PELAPORAN................................................................................................. 31
A. Sasaran Pemantauan dan Evaluasi .................................................. 31
B. Instrumen Pemantauan dan Evaluasi .............................................. 31
C. Mekanisme Supervisi, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan ....... 31
BAB VI. PENUTUP ............................................................................................................. 37
iv Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
DAFTAR TABEL
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 v
DAFTAR LAMPIRAN
vi Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Presiden RI mengamanatkan bahwa Menteri Pertanian diminta mampu memenuhi
kebutuhan pangan bagi 267 juta penduduk di seluruh Indonesia. Untuk melaksanakan
amanat Presiden tersebut, Menteri Pertanian menjabarkan ke dalam program strategis
yaitu dengan membangun satu data pertanian dalam satu sistem Big Data serta
penguatan penyuluhan pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di kecamatan.
Tantangan pembangunan pertanian dalam menghadapi era globalisasi adalah kenyataan
bahwa pertanian Indonesia didominasi oleh usaha kecil yang dilaksanakan oleh 26,14 juta
Rumah Tangga Petani, berlahan sempit, bermodal kecil, dan memiliki produktivitas yang
rendah. Kondisi ini memberi dampak yang kurang menguntungkan terhadap persaingan
di pasar global.
Menghadapi tantangan pembangunan pertanian tersebut, maka diperlukan upaya
khusus pemberdayaan petani melalui Konsepsi Pengembangan SDM Pertanian yang
mampu meningkatkan minat generasi muda untuk berusaha di sektor pertanian,
serta mendorong pelaku utama dan pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran
dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Salah satu kunci untuk dapat mencapai
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang
profesional, mandiri, berdayasaing dan berjiwa wirausaha.
Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan pertanian tersebut, pemerintah
berkewajiban menyelenggarakan penyuluhan pertanian melalui sistem penyuluhan
pertanian. Penyuluhan pertanian yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan sub
sistem pembangunan pertanian merupakan rangkaian pengembangan kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha.
Penyuluhan pertanian mencakup bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan
dan peternakan, mulai dari usaha di hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan
jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai
dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen.
Penyuluhan pertanian dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi mulai dari pusat
sampai di lapangan.
Dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan nasional, Kementerian Pertanian
menetapkan program Komando Strategis Pembangunan Pertanian sampai ke wilayah
Kecamatan (Kostratani).
Harapan untuk menjadikan Indonesia maju dan mampu mencukupi kebutuhan pangan
bagi seluruh masyarakat dapat terwujud, salah satunya dengan menggerakkan penyuluh
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 1
pertanian yang didukung oleh petugas pertanian lainnya di tingkat kecamatan dan desa.
BPP sebagai pusat gerakan dan layanan pembangunan pertanian di kecamatan, perlu
dilakukan optimalisasi tugas, fungsi dan perannya, melalui penguatan data dan informasi
dengan sistem berbasis teknologi informasi sehingga dapat dikendalikan dengan baik oleh
Kementerian Pertanian. Untuk itu, dibentuk Komando Strategis Pembangunan Pertanian
dari Pusat sampai dengan kecamatan sebagai gerakan pembaharuan pembangunan
pertanian, sehingga harus didukung dengan kelembagaan yang solid, ketenagaan yang
profesional, dan penyelenggaraan fungsi penyuluhan yang berbasis teknologi informasi
dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas berusahatani sehingga produksi
usaha pertanian mampu meningkatkan produktivitas, produksi, pendapatan dan
kesejahteraan petani.
Kostratani merupakan pusat kegiatan pembangunan pertanian di kecamatan yang
merupakan optimalisasi tugas, fungsi dan peran BPP dengan memanfaatkan teknologi
informasi dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional, yang bertujuan untuk : (1)
Mengoptimalkan tugas, fungsi dan peran BPP sebagai pusat kegiatan pembangunan
pertanian tingkat kecamatan dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional dan (2)
Penguatan sarana prasarana, kelembagaan, kapasitas SDM, dan penyelenggaraan
pembangunan pertanian di kecamatan berbasis Teknologi Informasi.
Peran BPP sebagai Kostratani meliputi BPP sebagai pusat data dan informasi pertanian,
pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis,
dan pusat pengembangan jejaring kemitraan. Kostratani sebagai pusat data dan informasi
pertanian harus selalu melakukan up dating data yang mencakup data statistik pertanian
dan Sumber Daya Manusia (SDM) petugas, pelaku utama dan pelaku usaha yang terlibat
dalam proses kegiatan usaha di bidang pertanian serta data teknis dan informasi
pertanian melalui Laporan Utama Program/Kegiatan Kementerian Pertanian, Sistem
Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (Simluhtan), Cyber Extension (Cybex) dan
elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).
Dalam rangka mendukung kebijakan tersebut, maka perlu didukung dengan kegiatan
penyuluhan pertanian dalam rangka penguatan kapasitas kelembagaan penyuluhan,
kelembagaan petani, ketenagaan penyuluhan dan penyelenggaraan penyuluhan
pertanian melalui Dana Dekonsentrasi Penyuluhan Pertanian. Agar pelaksanaan kegiatan
berjalan efektif, efisien, dan sesuai dengan kebijakan terbarukan dari Pemerintah, disusun
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Tahun 2022
sebagai acuan bagi para pengelola dan pelaku di tingkat pusat dan daerah, serta instansi
terkait lainnya.
2 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
dalam melaksanakan kegiatan dan anggaran secara efisien dan efektif baik dari
aspek keuangan dan fisik
2. Tujuan
a. Sebagai acuan bagi penyelenggara Satker Pengelola Dana Dekonsentrasi
Penyuluhan Pertanian atau Dinas Pertanian yang menyelenggarakan fungsi
penyuluhan Pertanian Provinsi di 34 Provinsi,
b. Menyamakan persepsi diantara penyelenggara Penyuluhan Pertanian di Pusat
dan Satker Pengelola Dana Dekonsentrasi dalam melaksanakan Kegiatan
Penyuluhan Pertanian,
c. Mengoptimalkan peran BPP Kostratani sebagai Pusat data dan informasi;
Pusat gerakan pembangunan pertanian kecamatan; Pusat pembelajaran;
Pusat konsultasi agribisnis; dan Pusat pengembangan jejaring kemitraan,
d. Pengawalan dan Pendampingan Penyuluh untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap petani dalam menerapkan teknologi pertanian,
e. Terlaksananya percontohan penerapan inovasi teknologi pertanian dan
pemberdayaan kelembagaan petani dan organisasi petani lainnya dalam
upaya peningkatan produktivitas, produksi dan pendapatan petani.
C. Penerima Manfaat
1. Masyarakat Petani anggota Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Poktan (Gapoktan)
2. Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP)
3. Penyuluh Pertanian
4. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
5. Dinas pertanian yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di
Kabupaten/Kota dan Provinsi
D. Lokasi Sasaran
1. 34 Provinsi
2. 514 Kabupaten/Kota
3. 5.782 Balai Penyuluhan Pertanian
4. 25.979 Orang Penyuluh Pertanian PNS
5. 10.590 Orang Penyuluh Pertanian PPPK
6. 2.141 Orang THL-TB Penyuluh Pertanian
7. 1.020 Poktan pelaksana Percontohan Penerapan Informasi Teknologi Pertanian
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 3
E. Pengertian
1. Balai Penyuluhan Pertanian yang selanjutnya disebut BPP adalah unit kerja non
struktural dinas pertanian yang menyelenggarakan fungsi Penyuluhan Pertanian
kecamatan;
2. Calon Penerima Calon Lokasi (CPCL) adalah petani yang tergabung dalam Poktan/
Gapoktan dan lokasi yang akan menjadi sasaran kegiatan;
3. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah kumpulan beberapa kelompok tani
yang bergabung dan bekerja sama, untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi
usaha;
4. Poktan adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk oleh petani
atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan lingkungan sosial, ekonomi dan
sumber daya, kesamaan komoditas dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggota;
5. Pelaporan adalah proses penyampaian data dan informasi yang berisikan kemajuan
pelaksanaan kegiatan, permasalahan, dan upaya tindak lanjut dalam proses
persiapan, perencanaan, pelaksanaan, serta pemanfaatan hasil kegiatan proyek;
6. Pelatihan adalah keseluruhan penyelenggaraan proses belajar mengajar untuk
meningkatkan kompetensi kerja dan kompetensi teknis bagi aparatur dan non
aparatur pertanian;
7. Pemantauan adalah untuk mengetahui kecocokan dan ketepatan dari suatu
pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah disusun.
8. Penguatan BPP adalah pemberian fasilitas ke BPP berupa sarana penyuluhan
pertanian terkait dengan pelaksanaan teknologi CSA.
9. Climate Smart Agriculture (CSA) adalah pendekatan pengembangan strategi
pertanian untuk mengamankan ketahanan pangan berkelanjutan dalam kondisi
perubahan iklim;
10. Petani adalah Warga Negara Indonesia perseorangan dan/atau beserta keluarganya
yang melakukan usaha tani di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
dan/atau peternakan;
F. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
4 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan dan
Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor
5423) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
2018 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6267);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
11. Peraturan Presiden nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/jasa
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33);
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 5
13. Peraturan Menteri Pertanian nomor : 01/Permentan/OT.140/1/2008 tentang
Pedoman Pembinaan Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian;
14. Peraturan Menteri Pertanian nomor 43/Permentan/OT.010/10/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1234);
15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2016 tentang
Pedoman Nomenklatur, Tugas dan Fungsi Dinas Urusan Pangan dan Dinas Urusan
Pertanian Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota;
16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 49 Tahun 2019 tentang Komando Strategis
Pembangunan Pertanian;
17. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 35 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian;
18. Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 26/Kpts/SM.200/I/07/2020 tentang
Pembinaan Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta;
19. Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 13/Kpts/OT.050/I/02/2020 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Komando Strategis Pembangunan Pertanian di Kecamatan;
20. Keputusan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
Nomor : 265/Kpts/OT.050/I/11/2020 tentang Petunjuk Teknis dan Standar
Operasional Prosedur Balai Penyuluhan Pertanian Komando Strategis Pembangunan
Pertanian di Kecamatan;
21. DIPA Satker Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian
Tahun 2022.
6 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
BAB II
KEGIATAN, ALOKASI ANGGARAN, TARGET DAN INDIKATOR KINERJA
PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 7
Tabel. 1 Anggaran Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian pada Dana Dekonsentrasi
Tahun 2022
A ABPN 231,917,386,000
8 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
KODE Lokasi/Kegiatan Satuan Target Anggaran
Percontohan Penerapan Inovasi
9 Poktan 1,020 10,200,000,000
Teknologi Pertanian
B PHLN SIMURP 13,165,804,000
Dukungan Manjemen SIMURP
1 Prov 8 1,259,500,000
8 Prov dan 17 Kab
2 Dukungan Penerapan Teknologi CSA Poktan 1,800 9,930,304,000
Penguatan BPP Mendukung
3 BPP 76 1,976,000,000
Penerapan Teknologi CSA
TOTAL DEKONSENTRASI 245,083,190,000
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 9
2. Meningkatnya kualitas kelembagaan pertanian nasional
IKSK :
- Persentase kelembagaan petani yang meningkat kapasitasnya (target 2022 :
20%)
Untuk mencapai target persentase petani yang menerapkan teknologi didukung
oleh kegiatan sebagai berikut :
1) Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan KEP SIMURP sebanyak 76 unit
10 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
BAB III
ORGANISASI, MEKANISME KERJA DAN MEKANISME KEUANGAN
PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI
A. Organisasi
1. Provinsi
Pelaksana kegiatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian melalui Dana
Dekonsentrasi BPPSDMP di tingkat provinsi terdiri dari penanggung jawab teknis
dan pengelola anggaran.
Pengelola anggaran terdiri dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat
Pembuat Komitmen (P2K), Bendahara Pengeluaran (BP), Bendahara Pengeluaran
Pembantu (BPP), dan Pejabat Penguji Surat Perintah Membayar (SPM) Satker Dana
Dekonsentrasi BPPSDM Pertanian.
KPA dan Bendahara Pengeluaran ditetapkan oleh Gubernur. Sedangkan Pejabat
Pembuat Komitmen (P2K), Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) dan Pejabat
Penguji Surat Perintah Membayar (SPM) Satker Dana Dekonsentrasi BPPSDM
Pertanian ditetapkan oleh KPA.
Penanggung jawab teknis yaitu Pejabat Struktural dan Koordinator Penyuluh yang
ditugaskan dan ditunjuk oleh Kepala Dinas selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
2. Kabupaten/Kota
Pelaksana kegiatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian melalui Dana
Dekonsentrasi BPPSDMP di tingkat kabupaten/kota terdiri dari penanggung jawab
teknis yang ditetapkan oleh KPA.
3. BPP Kecamatan
Pelaksana kegiatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian melalui Dana
Dekonsentrasi BPPSDMP di tingkat kecamatan terdiri dari penanggung jawab
teknis, yaitu Koordinator BPP dan Penyuluh yang ditetapkan oleh KPA.
B. Mekanisme Kerja
1. Pusat
a. Menyiapkan pedoman-pedoman sebagai acuan pelaksanaan penyelenggaraan
penyuluhan pertanian melalui dana dekonsentrasi.
b. Menetapkan indikator kinerja penyelenggaraan penyuluhan pertanian melalui
dana dekonsentrasi
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 11
c. Mengembangan sistem monitoring dan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan
pertanian melalui dana dekonsentrasi
d. Melakukan advokasi, pengawalan dan pendampingan pelaksanaan kegiatan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian melalui dana dekonsentrasi
2. Provinsi
a. Menyusun Juknis Pelaksanaan Kegiatan yang mengacu pada pedoman umum,
POK dan ROK;
b. Menjabarkan dan mendistribusikan rencana pencapaian indikator kinerja
penyelenggaraan penyuluhan pertanian pada kabupaten/kota;
c. Melakukan advokasi, pengawalan dan pendampingan pelaksanaan kegiatan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian di kabupaten/kota;
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota/kecamatan/desa;
e. Menetapkan CPCL.
3. Kabupaten/Kota
Mekanisme Kerja Pengelolaan Dana Dekonsentrasi BPPSDMP Tahun 2022 mengacu
kepada Rencana Operasional Kegiatan (ROK), Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis
yang telah disusun sebagai acuan kerja penyelenggaraan kegiatan penyuluhan
pertanian di Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
C. Mekanisme Keuangan
1. Proses Pengajuan Kegiatan
a. Pengajuan Pelaksanaan Kegiatan
1) Berdasarkan DIPA dan POK serta ROK, Penanggung Jawab Kegiatan
Kabupaten/Kota menyampaikan usulan pelaksanaan kegiatan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen (P2K);
2) Apabila telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka
Penanggung Jawab Kegiatan melaksanakan rencana kegiatan unit
kerjanya;
3) Atas dasar persetujuan tersebut untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan
dapat dimintakan uang muka kerja oleh Pemegang Uang Muka Kerja
(PUMK) kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu;
4) Penanggung Jawab kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan :
12 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
• Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan;
• Menyelesaikan bukti pertanggungjawaban keuangan (SPJ).
b. Pengajuan Penyelesaian SPJ di Unit Kerja Pejabat Pembuat Komitmen
a) Penanggung Jawab Kegiatan menyampaikan bukti-bukti
pertanggungjawaban keuangan (SPJ) kepada Pejabat Pembuat
Komitmen melalui PUMK untuk memeriksa secara cermat kebenaran
dan keabsahan dokumen tersebut;
b) Penanggung Jawab Kegiatan dan PUMK meneliti bukti-bukti pengeluaran
berikut kelengkapan persyaratannya, ketersediaan dana, ketepatan
pembebanan dan perhitungannya;
c) PUMK menata usahakan pertanggungjawaban keuangan;
d) Setelah mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen,
maka SPJ tersebut disampaikan kepada Petugas Penguji Tagihan/SPP
(Verifikator);
e) SPJ tersebut diteliti dan diperiksa secara cermat kebenarannya dan
keabsahan dokumen oleh petugas Verifikator;
f) SPJ yang dinyatakan lulus dari verifikasi, disampaikan kepada Pejabat
Penguji dan Perintah Pembayaran (P4);
g) SPJ yang tidak lulus verifikasi akan dikembalikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen. Oleh Pejabat Penguji Tagihan dan Perintah Pembayaran (P4),
SPJ tersebut mendapatkan persetujuan pembebanan, yang kemudian
disampaikan ke Bendaharawan Pengeluaran;
h) Bendaharawan Pengeluaran akan meminta persetujuan pembayaran
kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran;
i) Apabila Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran menyetujui pembayaran
SPJ tersebut maka Bendaharawan pengeluaran mengusulkan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Pejabat Penguji dan Perintah
Pembayaran (P4) yang apabila memenuhi persyaratan peraturan
yang berlaku oleh Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran akan
menerbitkan Surat Perintah Pembayaran/SPM;
j) Surat Perintah Pembayaran/SPM yang telah disetujui diteruskan ke
Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara (KPPN) untuk proses
pencairan dana;
k) Jika disetujui maka KPPN akan menerbitkan Surat Perintah Pencairan
Dana/SP2D yang kemudian disampaikan ke Pejabat Perintah Pembayaran
dan copy-nya disampaikan ke Bendahara Pengeluaran;
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 13
l) Copy SP2D dan copy SPM oleh Pejabat Perintah Pembayaran/SPM akan
diteruskan ke Petugas Perintah Pembayaran/SPM untuk ditatausahakan,
yang kemudian disampaikan ke Pejabat Sistem Akuntansi Pemerintahan/
SAP;
m) Pejabat Sistem Akuntansi Pemerintahan/SAP akan menatausahakan dan
mengolah data-data SP2D dan SPM untuk menyusun Laporan Keuangan
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian.
c. Ketentuan Uang Muka
a) Pemberian uang muka dibatasi pada kegiatan-kegiatan yang karena sifat
pekerjaannya membutuhkan uang muka kerja;
b) Permintaan uang muka kerja dirinci sesuai kebutuhan disampaikan
kepada Bendahara Pengeluaran untuk mendapat persetujuan Kuasa
Pengguna Anggaran;
c) Penerima uang muka bertanggungjawab atas penyelesaian uang muka
kerja yang diterimanya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan;
d) Uang muka kerja yang diterima dari Bendahara Pengeluaran harus
segera dipertanggungjawabkan (SPJ Rampung) selambat-lambatnya
1 (satu) minggu setelah menerima uang tersebut dan apabila belum
mempertanggungjawabkannya maka tidak dibenarkan untuk diberikan
uang muka baru;
e) Kuitansi untuk pembayaran uang muka kerja dibuat rangkap dua,
kuitansi yang asli dibukukan Bendahara Pengeluaran dan Lembar Kedua
(copy) sebagai arsip PUMK;
f) Pertanggungjawaban uang muka kerja adalah bukti-bukti pengeluaran
yang sah berupa kuitansi berikut kelengkapan pendukungnya dengan
daftar rincian penggunaan uang muka kerja dan kuitansi yang
ditandatangani oleh PUMK dan Pejabat Pembuat Komitmen;
g) Apabila uang muka kerja sudah dipertanggungjawabkan oleh PUMK,
maka kuitansi asli uang muka ditulis tanggal lunas dan ditandatangani
Bendahara Pengeluaran kemudian dikembalikan kepada PUMK dan
kuitansi lembar keduanya diserahkan ke Bendahara Pengeluaran sebagai
arsip.
d. Cara Pembayaran
a) Ketentuan Pembayaran Melalui Uang Persediaan
• Kuasa Pengguna Anggaran dapat mengajukan permintaan Uang
Persediaan dengan menerbitkan SPM-UP;
14 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
• Bendahara Pengeluaran dapat melakukan pembayaran melalui
Uang Persediaan setinggi-tingi Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah)
kepada satu rekanan atau sesuai aturan yang ada;
• Uang persediaan dapat diberikan untuk keperluan belanja
barang meliputi: keperluan sehari-hari perkantoran, belanja
inventaris kantor, belanja pengadaan bahan makanan, belanja
barang pelaksana Tupoksi, belanja barang operasional lainnya,
belanja bahan, langganan daya dan jasa, jasa pos dan giro, biaya
pemeliharaan gedung dan bangunan, biaya pemeliharaan gedung
dan bangunan lainnya, biaya pemeliharaan peralatan dan mesin,
biaya pemeliharaan peralatan dan mesin lainnya, serta belanja
perjalanan biasa;
• Perubahan (revisi) besaran uang persediaan sesuai kebutuhan
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal
Pembendaharaan Kementerian Keuangan yaitu setinggi-tingginya
1/12 x pagu (jumlah dan MAK yang dapat dimintakan uang
persediaan menurut ketentuan) untuk keperluan 1 (satu) bulan;
• Pembayaran melalui uang persediaan untuk keperluan di luar
jenis belanja (MAK) tersebut diatas (uang honor tidak tetap dan
belanja perjalanan lainnya) dapat dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan Direktur Jenderal Pembendaharaan Kementerian
Keuangan dengan cara mengajukan permintaan tambahan uang
persediaan;
b) Ketentuan Pembayaran Secara Langsung (LS)
• Pembayaran pada dasarnya dilakukan secara langsung melalui
penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS);
• Pembayaran Langsung (LS) adalah pelaksanaan pembayaran
yang dilakukan oleh KPPN kepada pihak yang berhak karena
berdasarkan SPM - LS yang diterbitkan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran atas nama pihak yang berhak sesuai bukti pengeluaran
yang sah;
• Pembayaran langsung dilakukan untuk keperluan pembayaran
yang pelaksanaannya dilakukan oleh rekanan/pihak ketiga dalam
rangka pengadaan barang/jasa yang bernilai diatas Rp 5.000.000,-
(lima juta rupiah);
• Pembayaran langsung dilakukan untuk keperluan pembayaran gaji
dan belanja pegawai lainnya;
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 15
• Dalam menerbitkan SPM-LS harus memper-hitungkan pajak-pajak
yang timbul dan harus dibayar sebagai akibat pengeluaran yang
dilakukan.
16 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN MELALUI
DANA DEKONSENTRASI
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 17
2. Fasilitasi Modernisasi Irigasi Strategis dan Rehabilitasi Mendesak (SIMURP)
untuk Peningkatan Kapasitas Petani
a. Dukungan Penerapan Teknologi CSA Padi dan Non Padi Proyek SIMURP
Tahun 2022
Kementerian Pertanian dalam hal ini Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) sebagai unit pelaksana proyek
tingkat nasional (National Project Implementing Unit atau NPIU) dipercaya
untuk mendorong indikator capaian peningkatan IP dari 180% menjadi 200%.
Untuk mencapai indikator tersebut, NPIU BPPSDMP menyusun pendekatan
menggunakan teknologi budidaya pertanian cerdas iklim atau Climate Smart
Agriculture (CSA).
Menurut (FAO), CSA merupakan sistem pertanian yang berkelanjutan yang
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan (adaptasi) serta
mengurangi emisi GRK (mitigasi) untuk meningkatkan ketahanan pangan.
CSA juga membangun daya tahan dan kemampuan adaptasi secara optimal
serta “kesadaran berkontribusi” terhadap mitigasi perubahan iklim serta
memperhatikan kelestarian sumber daya dan lingkungan. CSA didukung tiga
pilar untuk mencapai tujuan yaitu produktivitas, adaptasi, dan mitigasi (FAO
2013; Lipper et al. 2014).
Agar dampak positif dari CSA dapat dirasakan secara signifikan, NPIU
BPPSDMP perlu mengoptimalkan penerapan CSA di lokasi Proyek SIMURP
dengan memberikan dukungan bagi petani penerima manfaat. Atas
pertimbangan tersebut, NPIU BPPSDMP bermaksud melaksanakan kegiatan
Dukungan Penerapan Teknologi CSA Padi dan Non Padi Proyek SIMURP Tahun
2022. Kegiatan ini diharapkan dapat menunjang kinerja NPIU BPPSDMP dalam
mencapai tujuan Proyek SIMURP.
Tujuan
Mengoptimalkan penerapan budidaya pertanian menggunakan metode CSA
di lokasi Proyek SIMURP.
Sasaran
1.800 poktan dan 16 kabupaten lokasi Proyek SIMURP yang sebelumnya telah
terdaftar sebagai calon penerima manfaat dalam CPCL Proyek SIMURP.
Output
Penerapan CSA yang optimal dengan ketersediaan bantuan bagi petani
penerima manfaat Proyek SIMURP.
18 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
Metode Pelaksanaan
Fasilitasi paket penerapan teknologi CSA dan workshop mengenai komoditas
high value crop workshop.
Waktu Pelaksanaan
Triwulan I tahun 2022 di 16 kabupaten lokasi Proyek SIMURP.
Penyelenggara
PPIU, KPIU, BPP lokasi Proyek SIMURP
b. Penguatan BPP dalam Mendukung Teknologi Berbasis CSA Proyek SIMURP
Tahun 2022
Kementerian Pertanian dalam hal ini Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) sebagai unit pelaksana proyek
tingkat nasional (National Project Implementing Unit atau NPIU) dipercaya
untuk mendorong indikator capaian peningkatan IP dari 180% menjadi 200%.
Untuk mencapai indikator tersebut, NPIU BPPSDMP menyusun pendekatan
menggunakan teknologi budidaya pertanian cerdas iklim atau Climate Smart
Agriculture (CSA). Penerapan metode CSA diklaim mampu meningkatkan
produksi dan kualitas hasil pertanian meski di tengah iklim yang berubah
sekaligus memastikan pertanian berkelanjutan.
Agar dampak positif dari penerapan CSA dapat dirasakan secara signifikan,
perlu dilakukan pula penguatan BPP di lokasi Proyek SIMURP. BPP sebagai
pusat kegiatan pertanian pada tingkat kecamatan akan disinergikan dengan
program Kostratani, yakni sebagai: (i) pusat data dan informasi; (ii) pusat
pengembangan pertanian; (iii) pusat pembelajaran; (iv) pusat konsultasi
agribisnis; dan (v) pusat pengembangan jejaring kemitraan. Optimalisasi
peran BPP yang bergerak pada tingkat paling dekat dengan petani penerima
manfaat diharapkan mampu mendukung penerapan teknologi CSA.
Atas pertimbangan tersebut, NPIU BPPSDMP bermaksud melaksanakan
kegiatan Penguatan BPP dalam Mendukung Teknologi Berbasis CSA Proyek
SIMURP Tahun 2022. Kegiatan ini diharapkan dapat menunjang kinerja NPIU
BPPSDMP dalam mencapai tujuan Proyek SIMURP.
Tujuan
Mengoptimalkan peran BPP sebagai: (i) pusat data dan informasi; (ii) pusat
pengembangan pertanian; (iii) pusat pembelajaran; (iv) pusat konsultasi
agribisnis; dan pusat pengembangan jejaring kemitraan.
Sasaran
75 BPP di lokasi Proyek SIMURP
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 19
Output
Ketersediaan wadah berdayaguna bagi petani penerima manfaat di BPP untuk
membantu dalam menerapkan CSA.
Metode Pelaksanaan
Pertemuan, bimtek, koordinasi, inventarisasi, input data, kunjungan lapangan,
serta pengawalan dan pendampingan dalam ruang lingkup kegiatan meliputi
Penyusunan dan integrasi data; Rapat koordinasi; Bimtek kewirausahaan;
Konsultasi agribisnis; serta Dukungan kegiatan administrasi BPP.
Waktu Pelaksanaan
Februari sampai dengan September 2022 di 75 BPP lokasi Proyek SIMURP.
Penyelenggara
PPIU, KPIU, BPP lokasi Proyek SIMURP
c. Pengawalan Dan Pendampingan Penyuluh Kegiatan SIMURP
Kementerian Pertanian dalam hal ini Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) sebagai unit pelaksana proyek
tingkat nasional (National Project Implementing Unit atau NPIU) dipercaya
untuk mendorong indikator capaian peningkatan IP dari 180% menjadi 200%.
Untuk mencapai indikator tersebut, NPIU BPPSDMP menyusun pendekatan
menggunakan teknologi budidaya pertanian cerdas iklim atau Climate Smart
Agriculture (CSA). Penerapan metode CSA diklaim mampu meningkatkan
produksi dan kualitas hasil pertanian meski di tengah iklim yang berubah
sekaligus memastikan pertanian berkelanjutan.
Untuk memastikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan
dan mekanisme yang telah ditetapkan, diperlukan kegiatan pengawalan
dan pendampingan. Atas pertimbangan tersebut, NPIU BPPSDMP akan
melaksanakan kegiatan Pengawalan dan Pendampingan Penyuluh Proyek
SIMURP Tahun 2022.
Tujuan
Menjaga agar kegiatan yang dilaksanakan di kabupaten dan kecamatan
berjalan sesuai dengan ketentuan dan menghindari kesalahan yang mungkin
timbul akibat kurangnya pengawalan dan pendampingan bagi pelaksanaan di
kabupaten dan kecamatan.
Sasaran
Kelompok tani di lokasi Proyek SIMURP.
20 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
Output
Pelaksanaan pengawalan dan pendampingan kegiatan Proyek SIMURP di
kabupaten dan kecamatan
Metode Pelaksanaan
Diskusi dan kunjungan lapangan dilaksanakan secara berkala
Waktu Pelaksanaan
Januari sampai dengan Desember 2022.
Penyelenggara
PPIU, KPIU, BPP lokasi Proyek SIMURP
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 21
Pertanian berkelanjutan sendiri merupakan konsep yang digunakan oleh
lembaga pangan dunia-FAO (Food and Agriculture Organization), untuk
menghubungkan antara masalah ketahanan pangan dengan wacana perubahan
iklim. Pertanian berkelanjutan dipandang FAO sebagai upaya mitigasi penting
yang dapat menurunkan emisi gas rumah kaca. Berdasarkan penelitian
FAO, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menyumbangkan
emisi GRK karena dapat meningkatkan temperatur udara antara 1 hingga 2
derajat celsius. Pengurangan emisi telah menjadi kesepakatan global, seperti
disepakati dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim yang termaktub
dalam Paris Agreement. Oleh sebab itu, metode CSA yang diterapkan pada
lahan pertanian Proyek SIMURP berupaya menekan penggunaan agri input
(terutama pupuk anorganik). untuk mengurangi kontribusi sektor pertanian
terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca.
Emisi GRK adalah lepasnya GRK ke atmosfer pada suatu area tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Menurut the Food and Agricultural Organisation of the
United Nations (FAO), CSA merupakan sistem pertanian yang berkelanjutan
yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan (adaptasi)
serta mengurangi emisi GRK (mitigasi) untuk meningkatkan ketahanan pangan.
Untuk menunjukkan adanya perubahan kadar emisi GRK pada kegiatan
pertanian setelah intervensi CSA, perlu dilakukan penghitungan emisi GRK.
Dengan demikian, NPIU BPPSDMP akan melaksanakan kegiatan Pengukuran
Emisi Gas Rumah Kaca Proyek SIMURP Tahun 2022.
Tujuan
Menghitung emisi GRK di lahan pertanian lokasi SIMURP.
Sasaran
Lahan sawah petani penerima manfaat di 75 BPP lokasi Proyek SIMURP.
Output
Besaran emisi/data kadar emisi GRK yang dihasilkan dari kegiatan pertanian
tanpa intervensi CSA dan dengan intervensi CSA pada lahan petani penerima
manfaat Proyek SIMURP.
Metode Pelaksanaan
Pengambilan sampel kadar emisi GRK dan analisis laboratorium untuk
penghitungan emisi GRK.
Waktu Pelaksanaan
Triwulan III Tahun 2022 di 75 BPP lokasi Proyek SIMURP.
Penyelenggara
KPIU dan BPP lokasi Proyek SIMURP
22 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
e. Rapat Koordinasi Kegiatan SIMURP
Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP)
merupakan integrasi dari 4 Kementerian/Lembaga, yaitu Kementerian
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian
Pertanian.
Setiap K/L memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda. Namun, seluruh
kegiatan K/L yang terlibat diharapkan akan berkontribusi pada tujuan utama
proyek, yaitu peningkatan pelayanan irigasi dan penguatan akuntabilitas
pengelolaan skema irigasi. Dalam hal peningkatan pelayanan irigasi, ada dua
indikator sebagai tolak ukur keberhasilan kegiatan, yaitu area yang terfasilitasi
dengan layanan irigasi/drainase baru atau direhabilitasi dan persentase indeks
pertanaman (IP).
Untuk mencapai tujuan utama, diperlukan koordinasi dari seluruh pihak yang
terlibat. Koordinasi berarti mengikat, mempersatukan, dan menyelaraskan
semua kegiatan demi mencapai satu tujuan. Untuk itu perlu dilaksanakan
Rapat Koordinasi Kegiatan Proyek SIMURP Tahun 2022.
Tujuan
Menyamakan persepsi dan menselaraskan pelaksanaan kegiatan Proyek
SIMURP oleh pihak-pihak yang terlibat.
Sasaran
Stakeholder terkait Kegiatan SIMURP (Bappeda, Dinas PSDA/PU, B/BWS
sebagai narasumber dan Petugas pelaksana Proyek SIMURP di kabupaten).
Output
Kesamaan dan keselarasan persepsi tentang kegiatan Proyek SIMURP dari
masing-masing satker dan dokumen sinkronisasi CPCL Proyek SIMURP yang
mengakomodir tujuan utama Proyek SIMURP.
Metode Pelaksanaan
Pertemuan dan diskusi.
Waktu Pelaksanaan
Triwulan I Tahun 2022.
Penyelenggara
Satker provinsi di bawah lingkup NPIU BPPSDMP (Provincial Project
Implementation Unit/PPIU).
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 23
Pelaksanaan Dukungan Penerapan Teknologi CSA Kegiatan SIMURP dapat
dilihat pada Pedoman Pelaksanaan Strategic Irrigation Modernization and
Urgent Rehabilitation Project (SIMURP)
24 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
1. Dukungan manajemen penyelenggaraan penyuluhan pertanian selama 12
bulan
2. Perjalanan Koordinasi dalam rangka dukungan manajemen Satker
3. Memantau Perkembangan updating data simluhtan Provinsi ke Kabupaten/
Kota, dan Kabupaten/Kota ke Kecamatan
Output
1. Terselenggaranya penyelenggaran penyuluhan pertanian di 34 provinsi;
2. Terlaksananya pengawalan dan pendampingan di 34 provinsi;
3. Terfasilitasinya kegiatan koordinasi dan sinkronisasi di 34 provinsi.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan bulan Januari – Desember2022, 34 Provinsi Satker Dana
Dekonsentrasi Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian
2. Koordinasi Kegiatan SIMURP
a. Manajemen Pengelolaan SIMURP Provinsi dan Kabupaten
Kementerian Pertanian dalam hal ini BPPSDMP sebagai unit pelaksana proyek
tingkat nasional (National Project Implementing Unit atau NPIU) dipercaya
untuk mendorong indikator capaian peningkatan IP dari 180% menjadi 200%.
Untuk mencapai target tersebut, NPIU BPPSDMP menyusun pendekatan
menggunakan teknologi budidaya pertanian cerdas iklim atau Climate Smart
Agriculture (CSA). Penerapan metode CSA diklaim mampu meningkatkan
produksi dan kualitas hasil pertanian meski di tengah iklim yang berubah
sekaligus memastikan pertanian berkelanjutan.
Proyek SIMURP sendiri tersebar di 8 provinsi dan 16 kabupaten, yaitu
Provinsi Sumatera Utara di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai;
Provinsi Sumatera Selatan di Kabupaten Banyuasin; Provinsi Jawa Barat di
Kabupaten Subang, Karawang, Indramayu dan Cirebon; Provinsi Jawa Tengah
di Kabupaten Banjarnegara, Purworejo dan Purbalingga; Provinsi Jawa Timur
di Kabupaten Jember; Provinsi Kalimantan Tengah di Kabupaten Katingan;
Provinsi Sulawesi Selatan di Kabupaten Bone, Pangkajene dan Kepulauan dan
Bone; dan Provinsi Nusa Tenggara Barat di Kabupaten Lombok Tengah.
Dalam rangka mendukung NPIU BPPSDMP dalam mengimplementasikan
kegiatan SIMURP di provinsi, dibentuk pula satuan pelaksana proyek di tingkat
provinsi (Provincial Project Implementation Unit atau PPIU), serta pelaksana
proyek di tingkat kabupaten yang diketuai oleh Penanggung Jawab Kabupaten.
Untuk menjamin terselenggaranya kegiatan secara proporsional di masing-
masing tingkatan dari pusat, provinsi hingga kabupaten secara berjenjang
dan terkoordinasi, diperlukan adanya dukungan bagi satuan kerja di provinsi
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 25
dan kabupaten untuk menjalankan kegiatan SIMURP. Oleh karena itu NPIU
BPPSDMP akan melaksanakan kegiatan Layanan Manajemen Satker Provinsi
dan Kabupaten Proyek SIMURP Tahun 2022. Kegiatan ini diharapkan dapat
menunjang kinerja NPIU BPPSDMP dalam upaya mencapai tujuan Proyek
SIMURP.
Tujuan
Mendukung kegiatan operasional PPIU dan Penanggung Jawab Kabupaten
Proyek SIMURP dan memastikan berjalannya kegiatan yang telah dirancang
oleh NPIU BPPSDMP di tingkat provinsi dan kabupaten.
Sasaran
Penanggung Jawab Proyek SIMURP di Tingkat Provinsi (PPIU) dan Tingkat
Kabupaten (KPIU) di lingkup NPIU BPPSDMP.
Output
Layanan manajemen kegiatan Proyek SIMURP pada tingkat provinsi dan
kabupaten. Tahun 2022, meliputi dokumen layanan terkait rencana kerja,
penganggaran, laporan kegiatan, serta dokumen administratif.
Metode Pelaksanaan
Diskusi, pertemuan, koordinasi, kunjungan lapangan dan sebagainya sesuai
keperluan melalui dukungan operasionalisasi manajemen pada 8 provinsi dan
16 kabupaten lokasi Proyek SIMURP.
Waktu Pelaksanaan
Januari sampai dengan Desember 2022 di satker 8 provinsi dan 16 kabupaten
lokasi Proyek SIMURP.
Penyelenggara
PPIU dan KPIU Lokasi Proyek SIMURP
Pelaksanaan Dukungan Penerapan Teknologi CSA Kegiatan SIMURP dapat
dilihat pada Pedoman Pelaksanaan Strategic Irrigation Modernization and
Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) Tahun 2022.
26 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
BAB V
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
I. PEMANTAUAN
A. Deskripsi Pemantauan
Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana
pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul
dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin (PP No. 39
Tahun 2006). Merujuk pada PP 39 Tahun 2006, bahwa pemantauan kegiatan
penguatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian melalui Dana Dekonsentrasi
merupakan proses pengamatan terhadap perkembangan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan pertanian melalui pengumpulan, verifikasi dan analisis data serta
informasi (berdasarkan indikator yang ditetapkan) yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk
penyempurnaan program dan kegiatan selanjutnya. Maksud kegiatan pemantauan
adalah melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kemajuan pelaksanaan,
dampak kegiatan serta kinerja kegiatan. Termasuk melakukan pencegahan dini
(early warning system) bagi pemangku kebijakan agar arah dan output yang di
hasilkan sesuai dengan rencana dan target yang telah ditetapkan.
B. Tujuan Pemantauan
Tujuan pemantauan, yaitu;
1. Memastikan arah dan kemajuan pelaksanaan kegiatan penguatan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian melalui Dana Dekonsentrasi, baik
yang berkaitan dengan input, proses dan output sehingga tidak menyimpang
dari rencana dan target yang telah ditetapkan.
2. Memastikan kesesuaian proses dan capaian kegiatan penguatan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian melalui Dana Dekonsentrasi sesuai
dengan prosedur dan pedoman yang disepakati.
3. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul sebagai bahan perumusan exit
strategi untuk memperbaiki proses dan hasil penyelenggaraan penyuluhan
pertanian melalui Dana Dekonsentrasi.
C. Hasil/Output Pemantauan
Hasil pemantauan kegiatan penyuluhan pertanian melalui Dana Dekonsentrasi,
sebagai berikut:
1. Diketahuinya tingkat kemajuan kegiatan penyuluhan pertanian yang sedang
berjalan maupun telah selesai;
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 27
2. Tersedianya Data dan Informasi Capaian Realisasi Keuangan dan Fisik
Kegiatan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian melalui Dana
Dekonsentrasi;
3. Tersedianya Data dan Informasi Capaian Realisasi Indikator Kinerja Utama
(IKU) Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian;
4. Teridentifikasinya permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan tindak
pemecahan masalah;
5. Terlaksananya pencegahan secara dini akan kemungkinan terjadinya
penyimpangan lebih lanjut berdasarkan indikasi permasalahan yang ada.
D. Prinsip-prinsip Pemantauan
1. Dilakukan secara terus menerus dan obyektif;
2. Menjadi umpan balik bagi perbaikan kegiatan penyuluhan pertanian;
3. Memberi manfaat bagi kelembagaan yang menyelenggarakan fungsi
penyuluhan di pusat dan daerah, penyuluh pertanian, petani dan pemangku
kepentingan lainnya;
4. Berorientasi pada peraturan yang berlaku dan tujuan program.
E. Ruang Lingkup Pemantauan
Ruang lingkup pemantauan kegiatan penyuluhan pertanian melalui Dana
Dekonsentrasi, meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan.
1. Perencanaan
Pemantauan dilakukan untuk mengidentifikasi perencanaan kegiatan
penyuluhan pertanian melalui Dana Dekonsentrasi, meliputi :
a) Dokumen rencana kegiatan penyuluhan pertanian melalui Dana
Dekonsentrasi berupa: Rencana Kerja/Jadwal Palang, Kerangka Acuan
Kerja/TOR, Instrumen, Variabel dan Indikator keberhasilan, Pedum/
Juklak/Juknis/Renstra, Manual Indikator Kinerja Utama, dll
b) Identifikasi dan penetapan sasaran penerima manfaat (Petani,
Kelompoktani, Gapoktan/Gapoktan Bersama, KEP), Penyuluh Pertanian
dan BPP Lokus Kegiatan
c) Sosialisasi kegiatan penguatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian
melalui Dana Dekonsentrasi.
2. Pelaksanaan
Pemantauan dilakukan untuk mengukur ketepatan dan kesesuaian
pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian melalui Dana Dekonsentrasi yang
sedang dilakukan dengan rencana target dan output yang telah ditetapkan
28 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
menggunakan standar/variabel dan indikator yang telah disiapkan. Adapun
fokus kegiatan yang akan dipantau, meliputi :
a) Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat
- Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian (Fasilitasi Biaya Operasional
Penyuluh (BOP) PNS dan PPPK; Fasilitasi Honor dan BOP THL-TB PP;
BPJS Ketenagakerjaan bagi THL-TB PP)
b) Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat
- Percontohan Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian
- Fasilitasi Modernisasi Irigasi Strategis dan Rehabilitasi Mendesak
(SIMURP) untuk peningkatan kapasitas petani
c) Fasilitasi dan Pembinaan Lembaga
- Penguatan Balai Penyuluhan Pertanian (Pusat Data dan Informasi;
Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian; Pusat Pembelajaran
Pertanian; Pusat Konsultasi Agribisnis, dan Pusat Pengembangan
Jejaring Kemitraan)
- Pendampingan BPP Kostratani
- Honorarium Admin SMIPP
- Pembinaan, Pengawalan dan Pendampingan Provinsi dan
Kabupaten/Kota
d) Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah
- Dukungan manajemen Penyelenggaraan Penyuluhan Provinsi
e) Koordinasi Kegiatan SIMURP.
II. EVALUASI
A. Deskripsi Evaluasi
Merujuk pada PP 39 Tahun 2006, bahwa evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian
melalui Dana Dekonsentrasi merupakan penilaian terhadap relevansi, efisiensi dan
efektivitas pencapaian tujuan, hasil dan dampak serta kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian dengan membandingkan realisasi
masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan
standar guna memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja program
serta kegiatan penyuluhan pertanian. Evaluasi berkaitan erat dengan kegiatan
pemantauan karena menggunakan data yang disediakan hasil pemantauan serta
diarahkan untuk mengendalikan dan mengontrol capaian tujuan serta target
kegiatan penyuluhan pertanian melalui Dana Dekonsentrasi.
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 29
B. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian melalui Dana Dekonsentrasi
dilakukan untuk menilai capaian keberhasilan pelaksanaan penyuluhan pertanian
secara periodik melalui kajian terhadap capaian realisasi keuangan dan fisik
kegiatan serta capaian indikator kinerja utama (IKU) sebagai bahan tersusunnya
penilaian pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja serta rekomendasi keberlanjutan
kegiatan serta program penyuluhan pertanian.
C. Hasil/Output Evaluasi
Hasil Evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian melalui Dana Dekonsentrasi, sebagai
berikut :
1) Terumuskannya hasil penilaian kinerja kegiatan penyuluhan pertanian melalui
Dana Dekonsentrasi
2) Tersedianya rekomendasi bahan pengambilan kebijakan/tindakan dalam
rangka penyempurnaan kegiatan penyuluhan pertanian melalui Dana
Dekonsentrasi
D. Prinsip-prinsip Evaluasi
1) Dilakukan secara berkesinambungan dan menyeluruh
2) Penilaian yang obyektif, sistematik dan sahih
3) Mengacu pada kriteria keberhasilan program dan kegiatan
4) Mengacu pada asas manafaat
5) Meningkatkan kinerja penyuluhan pertanian
E. Ruang Lingkup Evaluasi
Evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian dilakukan secara periodik (triwulan,
semester, tahunan), dengan ruang lingkup sebagai berikut :
1) Evaluasi Awal
Evaluasi dilakukan untuk menganalisis, meninjau dan menilai proses
perencanaan kegiatan penyuluhan pertanian melalui Dana Dekonsentrasi
2) Evaluasi Proses/Pelaksanaan (On going)
Evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian, yang
berkaitan untuk menganalisis dan menilai relevansi, efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian melalui Dana Dekonsentrasi
3) Evaluasi Akhir
Evaluasi dilakukan untuk menilai pencapaian tujuan dan hasil kegiatan
penyuluhan pertanian melalui Dana Dekonsentrasi
30 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
III. PELAPORAN
Pelaporan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses penyelenggaraan
penyuluhan melalui Dana Dekonsentrasi karena untuk memberikan informasi yang cepat,
tepat dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambilan keputusan
sesuai dengan kondisi yang terjadi serta penentun yang relevan. Pelaporan kegiatan
disusun berdasarkan hasil analisa data pemantauan dan evaluasi kegiatan penyuluhan
pertanian melalui Dana Dekonsentrasi yang dilakukan secara berkala (bulanan, triwulan,
semester dan tahunan) dan berjenjang mulai dari tingkat desa sampai dengan pusat.
A. Sasaran Pemantauan dan Evaluasi
Sasaran pemantauan dan evaluasi kegiatan penguatan penyelenggaraan
penyuluhan pertanian , yaitu:
1) Penyelenggara Penyuluhan Pertanian di pusat
2) Satker pengelola Dana Dekonsentrasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Pertanian di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota pelaksana program
penguatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian Tahun 2022
3) Pengelola Proyek SIMURP di provinsi dan kabupaten/kota
4) Penyuluh Pertanian
5) Petani, Kelompoktani (Poktan), Gapoktan, Gapoktan Bersama dan
Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP)
B. Instrumen Pemantauan dan Evaluasi
Instrumen pemantauan disusun sebagai alat untuk memperoleh data dan informasi
tentang perkembangan pelaksanaan dan capaian realisasi serta permasalahan
kegiatan. Adapun bentuk instrumen pemantauan dan evaluasi menggunakan
format yang telah ditetapkan dalam bentuk manual yang selanjutnya hasil isian
dikirim melalui website e-pusluh sebagai database berbasis IT (Instrumen Monev
tersedia dalam aplikasi e pusluh).
C. Mekanisme Supervisi, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
Dalam upaya mencapai kinerja yang optimal dalam kegiatan penyuluhan pertanian
melalui Dana Dekonsentrasi, dibangun mekanisme pemantauan, evaluasi dan
pelaporan sebagai berikut:
1. Mekanisme Supervisi
a) Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
(BPPSDMP) bersama Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian merupakan
Pejabat yang berwenang melakukan supervisi secara berjenjang
terhadap kegiatan penyuluhan pertanian di provinsi, kabupaten/kota,
kecamatan dan desa/kelurahan sesuai kebutuhan. Dalam pelaksanaan
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 31
supervise tersebut, Kepala BPPSDMP dan Kepala Pusat Penyuluhan
Pertanian dapat mendelegasikan kepada pejabat structural atau pejabat
fungsional di lingkup Pusat Penyuluhan Pertanian, sedangkan untuk
pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh petugas yang ditunjuk;
b) Kepala Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian
selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pada Satker Pengelola Dana
Dekonsentrasi di provinsi, dibantu oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(P2K) berwenang melakukan supervisi secara berjenjang terhadap
kegiatan penyuluhan pertanian di kabupaten/kota, kecamatan dan desa/
kelurahan sesuai kebutuhan. Dalam pelaksanaannya yang bersangkutan
dapat mendelegasikan kepada pejabat structural atau pejabat fungsional
di bidang/seksi yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian
di provinsi, sedangkan untuk pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh
petugas yang ditunjuk;
c) Kepala Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian
di kabupaten/kota sebagai penanggungjawab kegiatan penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota berwenang melakukan supervisi secara
berjenjang terhadap kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan
dan desa/kelurahan sesuai kebutuhan. Dalam pelaksanaannya yang
bersangkutan dapat mendelegasikan kepada pejabat structural atau
pejabat fungsional di bidang/seksi yang menyelenggarakan fungsi
penyuluhan pertanian di kabupaten/kota, sedangkan untuk pemantauan
dan evaluasi dilakukan oleh petugas yang ditunjuk.
d) Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai penanggungjawab
kegiatan di kecamatan berwenang melakukan supervisi di desa/
kelurahan.
2. Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi
Kegiatan pemantauan dan evaluasi penyuluhan pertanian melalui Dana
Dekonsentrasi dilaksanakan oleh Pusat Penyuluhan Pertanian dan Dinas yang
menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di provinsi dan kabupaten/
kota serta Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Adapun mekanisme pemantauan
dan evaluasi, sebagai berikut:
a) Pelaksana di Kecamatan
Kegiatan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan
pertanian di kecamatan dilakukan oleh pimpinan BPP bekerjasama
dengan penyuluh pertanian di desa/kelurahan, dengan tugas:
1) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta menyampaikan
hasilnya secara berkala (bulanan, triwulan, semester dan tahunan)
kepada Pimpinan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
32 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
2) Mengkompilasi dan mengolah data dari desa/kelurahan (WKPP),
kegiatan penyelenggaraan penyuluhan sesuai indikator yang telah
ditetapkan; dan
3) Melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kepada pelaksana
penyuluhan di tingkat kabupaten/kota.
b) Pelaksana di Kabupaten/Kota
Kegiatan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota dilakukan oleh Pejabat Struktural atau
Fungsional atau Fungsional Umum/Staf yang ditunjuk oleh Kepala
Dinas Pertanian atau Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota, dengan tugas:
1) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta menyampaikan
hasilnya secara berkala (bulanan, triwulan, semester dan tahunan)
kepada Kepala Dinas Pertanian atau dinas yang melaksanakan
fungsi penyuluhan di kabupaten/kota;
2) Mengkompilasi, mengolah data dan informasi kegiatan
penyelenggaraan penyuluhan dari kecamatan;
3) Melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kepada pelaksanaan
penyuluhan di tingkat provinsi.
c) Pelaksana di Provinsi
Kegiatan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan
pertanian di provinsi dilakukan oleh Pejabat Struktural atau Fungsional
atau Fungsional Umum/Staf yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Pertanian
atau Dinas yang menyelenggarakan penyuluhan di provinsi, dengan
tugas;
1) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta menyampaikan
hasilnya secara berkala (bulanan, triwulan, semester dan tahunan)
kepada Kepala Dinas Pertanian yang melaksanakan fungsi
penyuluhan di provinsi;
2) Mengkompilasi dan mengolah data dan informasi dari kabupaten/
kota;
3) Melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kepada Pusat
Penyuluhan Pertanian.
d) Pelaksana di Pusat
Kegiatan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan
pertanian di pusat dilakukan oleh oleh Pejabat Struktural atau Fungsional
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 33
atau Fungsional Umum/Staf yang ditunjuk oleh Kepala Pusat Penyuluhan
Pertanian, dengan tugas;
1) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta menyampaikan
hasilnya secara berkala (bulanan, triwulan, semester dan tahunan)
kepada Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian;
2) Mengkompilasi dan mengolah data dan informasi dari provinsi;
3) Melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kepada Kepala Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
3. Mekanisme Pelaporan
Mekanisme pelaporan kegiatan penyuluhan pertanian melalui Dana
Dekonsentrasi dilakukan secara periodik dan berjenjang, sebagai berikut :
a. Waktu Pelaporan
1) Laporan Kegiatan Bulanan (Fisik dan Keuangan) pada bulan berja-
lan dikirimkan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya
2) Laporan Kegiatan Triwulan dikirimkan paling lambat tanggal 5 April
2022 (Triwulan I), 5 Juli 2022 (Triwulan II), 5 Oktober 2022 (Triwulan
III), dan 5 Januari 2023 (Triwulan IV).
b. Jenis Pelaporan
Jenis pelaporan yang harus disampaikan oleh masing-masing tingkatan
wilayah, sebagai berikut :
a) Penyuluh Pertanian : Laporan Hasil Pelaksanaan
Pengawalan dan Pendampingan
Penyuluhan di WKPP
b) Balai Penyuluhan : Laporan Perkembangan Pelaksanaan
Pertanian (BPP Kegiatan Penyuluhan Pertanian di BPP
34 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
Dinas yang : Pelaporan (seperti pada
menyelenggarakan Lampiran 4) :
fungsi
(1) Perkembangan Pelaksanaan
penyuluhan pertanian
(Keuangan dan Fisik) Kegiatan
di provinsi
Penyuluhan Pertanian
(2) Realisasi Indikator Kinerja
Utama (IKU), berupa data :
- Jumlah Petani yang
menerapkan teknologi
- Jumlah Kelembagaan
Petani yang meningkat
kapasitasnya
c. Alur dan Arus Pelaporan
1) Penyuluh Pertanian melaporkan pelaksanaan pengawalan dan
pendampingan kegiatan penyuluhan pertanian di masing-masing
Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) kepada Koordinator BPP
di kecamatan setiap bulan
2) Koordinator BPP melaporkan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan pertanian di wilayahnya kepada Kepala Dinas yang
menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di kabupaten/
kota setiap bulan dan triwulan. Selanjutnya melakukan update dan
input data laporan perkembangan kegiatan penyuluhan pertanian
melalui Dana Dekonsentrasi dan Capaian Indikator Kinerja Utama
(Sekolah Lapangan, Fasilitasi BOP, dll) setiap minggu ke aplikasi
e pusluh
3) Kepala Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan
pertanian di kabupaten/kota melaporkan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan pertanian di wilayahnya kepada Kepala Dinas yang
menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di provinsi secara
berkala bulanan dan Triwulan
4) Kepala Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian
di provinsi melaporkan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian
di wilayahnya kepada Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian secara
berkala (bulanan dan Triwulan) melalui email: dan online (aplikasi
e pusluh).
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 35
36 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
BAB VII
PENUTUP
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022 37
38 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
FORMAT PERKEMBANGAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN SATKER DEKONSENTRASI TA. 2022
PAGU REALISASI
REALISASI FISIK
KODE KEGIATAN VOL SAT ANGGARAN KEUANGAN SASARAN METODE OUTPUT PERMASALAHAN EXIT STRATEGY
(RP) Rp % VOL SATUAN %
1812.BDB.
Penguatan Balai Penyuluhan Pertanian
001.051
A Pusat Data dan Informasi
B Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian
C Pusat Pembelajaran Pertanian
D Pusat Konsultasi Agribisnis
E Pusat Pengembangan Jejaring Kemitraan
F Pendampingan BPP Kostratani
G Honorarium Admin Simluh
H Pembinaan, Pengawalan dan Pendampingan Provinsi dan
Kabupaten/Kota
1812.BDB. Fasilitasi dan pembinaan Pemerintah Provinsi (Dukungan
001.051 Penyelenggaraan Penyuluhan)
A Dukungan Manajemen Penyelenggaraan Penyuluhan Provinsi
1812.QDC.
Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian
001
A Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh (BOP) PNS dan PPPK
1 BOP PNS
2 BOP PPPK
B Fasilitasi Honor dan BOP THL-TBPP (Honor, BPJS, THL, Honor
Tim Programa)
Honor THL
- S-1
1
- D-3
- SLTA
THR
- S-1
2
- D-3
- SLTA
Honor Tim Pelaksana Kegiatan/
3
Programa
4 BOP THL
5 BPJS
1812.QDD.
Percontohan Penerapan Teknologi Pertanian
001.051
A Sekolah Lapangan (Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian)
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
1812.FBA.
Manajemen Pengelolaan SIMURP Provinsi
002.051
1812.QDD. Fasilitasi Modernisasi Irigasi Strategis dan Rehabilitasi Mendesak
39
004 (SIMURP) untuk peningkatan kapasitas petanI
FORM B
REALISASI INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
1. JUMLAH PETANI YANG MENERAPKAN TEKNOLOGI
A. KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN (SL)
NAMA PROVINSI :
1 1. ...................
2. ...................
dst.
2
3
4
5
6
dst
1 3. ...................
4. ...................
dst.
2
3
4
5
6
dst
40 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2022
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) merupakan kelembagaan penyuluhan di kecamatan
yang menjadi pusat kegiatan penyuluh pertanian dalam menyelenggarakan penyuluhan
pertanian. Peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sangatlah strategis dalam menentukan
keberhasilan pembangunan pertanian melalui koordinasi dan keselarasan kegiatan
pembangunan pertanian di kecamatan. Keberadaan BPP yang kuat akan menjadi garda
terdepan dalam pengawalan dan sinergi kegiatan pembangunan pertanian untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani.
Peran BPP Kostratani sebagai kelembagaan penyuluhan pertanian di kecamatan meliputi
BPP Kostratani sebagai pusat data dan informasi pertanian, pusat gerakan pembangunan
pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan
jejaring kemitraan. BPP Kostratani sebagai pusat data dan informasi pertanian harus selalu
melakukan pembaruan data dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK). Data tersebut mencakup data statistik pertanian, Sumber Daya Manusia (SDM)
penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha yang terlibat dalam proses kegiatan usaha
di bidang pertanian. Pelaporan data teknis dan informasi pertanian dilakukan melalui
aplikasi Laporan Utama Program Kementerian Pertanian, Sistem Informasi Manajemen
Penyuluhan Pertanian (Simluhtan), Cyber Extension (Cybex) dan Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok Elektronik (e-RDKK).
Sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian, BPP terlibat dalam perencanaan
pembangunan dan pelaksanaan kegiatan. Penyuluh di BPP Kostratani berperan
menyiapkan Calon Penerima Calon Lokasi (CPCL) sasaran kegiatan kementerian
pertanain. Beberapa kegiatan kementerian pertanian tersebut yaitu, e-RDKK, gerakan
percepatan tanam, peningkatan populasi ternak, gerakan pengendalian hama terpadu,
distribusi saprodi, Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP)/ Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS),
serta Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian. Peran selanjutnya BPP sebagai pusat
pembelajaran berperan dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran dan percontohan
untuk meningkatkan kapasitas SDM pertanian, khususnya petani. Selain itu BPP
Kostratani memiliki fungsi sebagai pusat konsultasi agribisnis, yaitu tempat para pelaku
utama melakukan konsultasi usaha tani baik on farm dan off farm. Kegiatan usaha tani
tersebut meliputi budidaya, pengendalian hama penyakit, proses panen dan pasca
panen serta pemasaran hasil usaha tani baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan
dan peternakan. Peran BPP Kostratani terakhir sebagai pusat pengembangan jejaring
kemitraan diharapkan mampu membangun kerjasama dan kemitraan usaha antar pelaku
utama dan pelaku usaha dalam pengembangan agribisnis produk pertanian.
B. Tujuan
1. Memberikan acuan bagi para pelaksana Dana Dekonsentrasi kabupaten/kota dan
BPP Kostratani yang melaksanakan kegiatan Fasilitasi BPP Kostratani Percontohan;
2. Menguatkan 5 (lima) peran BPP Kostratani (pusat data dan informasi, pusat gerakan
pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis dan
pengembangan jejaring kemitraan).
C. Output
1. Terlaksananya kegiatan pendampingan dan pengawalan kegiatan di 24 BPP
Kostratani Percontohan yang tersebar di 24 provinsi;
2. Tersedianya data dan informasi di 24 BPP Kostratani Percontohan berupa 7 (tujuh)
display, (struktur organisasi, peta wilayah kerja BPP, potensi lahan, luas tanam/
luas panen/provitas, tingkat serangan OPT, tingkat penerapan teknologi, dan data
kelembagaan petani) dan melaporkan data kegiatan pembangunan pertanian
melalui Aplikasi Laporan Utama;
3. Terjalinnya sinergitas kegiatan pembangunan pertaniandi wilayah kerja 24 BPP
Kostratani Percontohan;
4. Terlaksananya pembelajaran di wilayah kerja 24 BPP Kostratani Percontohan;
5. Terselenggaranya konsultasi agribisnis bagi pelaku utama di 24 BPP Kostratani
Percontohan;
6. Terlaksananya kegiatan temu usahadalam mengembangkan jejaring kemitraan di
wilayah kerja 24 BPP Kostratani Percontohan.
D. Sasaran
Sasaran Petunjuk Teknis ini yaitu:
1. Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di 24 provinsi, 24
kabupaten/kota, 24 BPP Kostratani Percontohan;
2. Penyuluh pertanian dan tenaga admin di BPP Kostratani Percontohan.
A. Prinsip Pelaksanaan
Prinsip pelaksanaan kegiatan, sebagai berikut :
1. BPP Kostratani percontohan dalam menguatkan 5 perannya melakukan koordinasi,
integrasi dan sinergi dengan Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan
pertanian kabupaten/kota, provinsi dan pusat serta stakeholder lainnya;
2. Memperkuat pendampingan dan pengawalan kegiatan 5 peran BPP Kostratani
Percontohan yang dilakukan oleh pusat, provinsi dan kabupaten/kota;
3. Memperkuat aktivitas penyuluhan pertanian di tingkat kecamatan.
B. Strategi Pelaksanaan
a. Pusat Data dan Informasi
• Pembuatan 7 buah display data di BPP
• Pelaksanaan updating data dan pelaporan melalui SIMLUHTAN dan Laporan
Utama
• Penyediaan informasi penyuluhan di BPP berupa running text, papan nama
dan video
• Penyediaan/penulisan informasi materi penyuluhan secara online
b. Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian
• Rapat koordinasi pengawalan dan pendampingan gerakan pembangunan
pertanian
• Penyusunan rencana kerja pembangunan pertanian
• Pendampingan, pengawalan, pelaporan dan evaluasi
c. Pusat Pembelajaran
• Persiapan Kegiatan SL dan penentuan CPCL
• Penentuan Inovasi Teknologi Pertanian
• Pelaksanaan kegiatan SL
• Pendampingan, pengawalan, pelaporan dan evaluasi
d. Pusat Konsultasi Agribisnis
• Penyediaan klinik konsultasi agribisnis
C. Langkah Pelaksanaan
1. Kriteria Umum
a. Kabupaten/Kota dan atau Provinsi bersama-sama melakukan verifikasi dan
validasi BPP yang akan difasilitasi melalui kegiatan BPP Kostratani Percontohan
dengan kriteria sebagai berikut :
• Balai Penyuluhan Pertanian terdata dalam Aplikasi SIMLUHTAN;
• Berada diluar kabupaten/kota lokasi proyek Pinjaman Hibah Luar Negeri
(PHLN) yang dikelola Badan PPSDMP (IPDMIP, SIMURP, READSI, dan YESS)
dan bukan merupakan lokasi percontohan penerapan inovasi teknologi
yang difasilitasi melalui kegiatan Dana Dekonsentrasi;
• Status kepemilikan gedung BPP merupakan milik sendiri dengan kondisi
baik;
• Memiliki sarana IT dan keinformasian yang masih berfungsi dengan baik;
• Terdapat akses internet (wifi/data seluler/kabel) yang lancar;
• Memiliki suplai listrik yang stabil;
• Memiliki penyuluh pertanian ASN (PNS dan PPPK) dan atau THL-TB PP
yang terdata di dalam SIMLUHTAN;
• Koordinator/pimpinan BPP dan penyuluh pertanian mampu
mengorganisasikan dan mengelola kegiatan penyuluhan pertanian;
b. Kepala Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian Kabupaten/
Kota mengusulkan BPP yang akan mendapat fasilitasi kegiatan BPP Kostratani
Percontohan untuk disampaikan kepada Dinas yang menyelenggarakan fungsi
penyuluhan pertanian provinsi;
c. Kepala Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian provinsi
selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Dana Dekonsentrasi menetapkan SK
CPCL (Lampiran 1).
2. Kriteria Khusus
Balai Penyuluhan Pertanian yang telah ditetapkan akan menerima anggaran
kegiatan fasilitasi penguatan 5 (lima) peran BPP Kostratani Percontohan, yaitu :
Petunjuk Teknis Fasilitasi BPP Kostratani Percontohan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi
satker penyelenggara kegiatan Dana Dekonsentransi baik di dinas yang menyelenggarakan
fungsi penyuluhan pertanian provinsi maupun dinas yang menyelenggarakan fungsi
penyuluhan pertanian kabupaten/kota. Fasilitasi kegiatan ini diarahkan untuk melaksanakan
implementasi tugas, fungsi dan peran BPP Kostratani.
Penetapan lokasi kegiatan BPP Kostratani Percontohan mengacu pada petunjuk teknis ini.
Apabila calon lokasi Kabupaten/Kota danBPP Kostratani Percontohanakan diganti, dapat
dilakukan usulan perubahan dengan membuat justifikasi yang jelas dilengkapi dengan foto
open camera BPP Kostratani pengganti.
TENTANG
PENETAPAN PENERIMA DAN PELAKSANA KEGIATAN BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP)
KOSTRATANI PERCONTOHAN TAHUN 2022
Menimbang : a. ………. ;
b. ………. ;
c. ……….. ;
Mengingat : 1. ………. ;
2. ………. ;
3. ………. ;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : …………….
KEDUA : ………….
KETIGA : ……………
KEEMPAT : Biaya yang diperlukan akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan pada
Satker Pengelola Dana Dekonsentrasi Badan PPSDM Pertanian Provinsi …….. Tahun
Anggaran 2022.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di …..
Pada tanggal ….
KEPALA DINAS … PROVINSI…
…………Nama
………….NIP
Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada:
1. …………
2. ..………..
3. ………….
Jumlah
Nama Status Sarana Akses Jumlah Jumlah
No Kab/Kota Listrik Poktan
BPP bangunan IT Internet Penyuluh WKPP
Binaan
1
2
dst
Jumlah Poktan
No Nama Penyuluh NIK (16 digit) Status Jumlah WKPP
Binaan
1
2
dst
Provitas di
Total Total Rata-rata
Komoditas Inovasi Kegiatan SL
Nama Jumlah Luas Provitas
No Kab/Kota Nama Poktan utama yang Teknologi Penerapan
BPP petani Lahan Sebelum SL
diusahakan diterapkan Inovasi
Anggota Anggota
Teknologi
1. Indramayu BPP 1. Subur Sawah 42 Org 30 Ha Padi Inpari 42 5.5 ton/ha 7.5 ton/ha
Gantar Jarwo 4:1
Pemupukan
Berimbang
2. Makmur 34 Orng 36 Ha Padi Inpari 42 5 ton/ha 7 ton/ha
Jarwo 4:1
Pemupukan
Berimbang
3. Jayakarta 40 Org 50 Ha Padi Inpari 42 6.5 ton/ha 7.3 ton/ha
Jarwo 4:1
Pemupukan
Berimbang
Dst.
2. Sumbawa BPP 1. Sumber Rejeki 25 Org Populasi Kambing Penambahan Penambahan Penambahan
Labangka (peternakan) 200 Ekor Nutrisi Pakan bobot 10 bobot 15
Konsentrat kg/bln kg/bln
Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB i
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
DAFTAR LAMPIRAN
ii Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan
nasional terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan, bahan baku industri;
memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha; meningkatkan kesejahteraan petani;
mengentaskan masyarakat dari kemiskinan, khususnya di perdesaan; meningkatkan
pendapatan nasional; serta menjaga kelestarian lingkungan. Selain peran strategis,
sektor pertanian punya peran penting lainnya yaitu sebagai penyedia pangan bagi 273
juta penduduk Indonesia sehingga memperkuat ketahanan pangan nasional.
Dalam rangka percepatan pembangunan pertanian, diperlukan sumberdaya manusia
pertanian terutama pelaku utama dan pelaku usaha yang berkualitas, andal, serta
berkemampuan manajerial, kewirausahaan, organisasi bisnis serta melek teknologi
informasi dan komunikasi. Untuk meningkatkan kemampuan tersebut perlu didukung
melalui kegiatan penyuluhan. Penyuluhan pertanian merupakan proses pembelajaran
bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses teknologi, informasi pasar, permodalan,
dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi
usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta kesadaran dalam pelestarian lingkungan
hidup.
Terkait dengan pentingnya penyuluhan pertanian tentun tidak lepas dari peran penyuluh
pertanian mengawal dan mendampingi petani dalam melaksanakan program/kegiatan
pembangunan pertanian sebagai penyedia pangan. Untuk dapat memaksimalkan peran
penyuluh pertanian dalam penerapan inovasi teknologi maka diperlukan fasilitasi
berupa biaya operasional penyuluh dalam dan honorarium dalam pelaksanaan kegiatan
pendampingan dan pengawalan petani.
B. Tujuan
1. Memberikan acuan bagi para pelaksana dana dekonsentrasi dalam mengelola
BOP bagi Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK Penyuluh Pertanian serta BOP dan
Honorarium bagi THL-TB Penyuluh Pertanian;
2. Meningkatkan jumlah petani yang menerapkan inovasi teknologi pertanian di
kelompok tani wilayah binaannya masing-masing.
Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB 1
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
C. Output
1. Terlaksananya kegiatan fasilitasi pembayaran BOP bagi 39.434 orang (Penyuluh
Pertanian PNS, PPPK Penyuluh Pertanian, dan THLTB Penyuluh Pertanian) dan
Honorarium bagi THLTB Penyuluh Pertanian;
2. Petani yang menerapkan inovasi teknologi pertanian sebanyak 4.929.250 orang
pada kelompok tani binaan masing-masing penyuluh pertanian.
D. Sasaran
1. Pelaksana Dana Dekonsentrasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pertanian, Pelaksana Penyuluhan Pertanian di Kabupaten/Kota dan
Kecamatan atau BPP Kostratani;
2. Penyuluh pertanian PNS, PPPK Penyuluh Pertanian dan THL-TB Penyuluh Pertanian.
2 Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prinsip Pelaksanaan
Prinsip pelaksanaan Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh (BOP) Penyuluh Pertanian PNS,
PPPK Penyuluh Pertanian dan THL-TB Penyuluh Pertanian serta Honorarium bagi THL-TB
Penyuluh Pertanian sebagai berikut:
1. Penyuluh Pertanian PNS, PPPK Penyuluh Pertanian, dan THL-TB Penyuluh Pertanian
yang akan menerima BOP ditetapkan dengan Surat Keputusan Satker pengelola
Dana Dekonsentrasi Badan PPSDM Pertanian di Provinsi;
2. Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian yang akan menerima
Honorarium dan BOP wajib berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian dan
selanjutnya dilakukan kontrak kerja antara PPK pengelola dana Dekonsentrasi
Badan PPSDM Pertanian dan THL-TB Penyuluh Pertanian;
3. Pembayaran BOP dan Honorarium bagi THL-TB Penyuluh Pertanian dilaksanakan
setiap bulan;
4. Honorarium yang dianggarkan dari APBN selama 11 bulan dan 1 (satu) bulan untuk
pemberian Tunjangan Hari Raya;
5. Pembayaran honorarium yang kekurangan 1 (satu) bulan dari 12 bulan kerja,
dianggarkan melalui APBD;
6. Pembayaran BPJS Ketenagakerjaan bagi THL-TB Penyuluh Pertanian dianggarkan
dari APBN selama 12 bulan;
7. Penyuluh Pertanian PNS, PPPK Penyuluh Pertanian dan THL-TB Penyuluh Pertanian
menyampaikan :
a. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Penyuluh Pertanian (sekali dalam setahun);
(Lampiran 1);
b. Absensi dan laporan aktivitas/pelaksanaan pendampingan pengawalan
kegiatan penyuluhan di wilayah kerjanya (setiap bulan);
8. Setiap Penyuluh Pertanian penerima BOP agar mendampingi minimal 5 kelompok
tani (poktan) yang didalamnya termasuk petani milenial dan terdaftar dalam
SIMLUHTAN dan melaporkan petani yang menerapkan inovasi teknologi (Lampiran
2);
9. Balai Penyuluhan Pertanian di Kecamatan membuat rekapitulasi laporan bulanan
petani yang menerapkan inovasi teknologi dari seluruh poktan binaan penyuluh
pertanian yang bertugas di Kecamatan untuk disampaikan ke Dinas yang
menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di Kabupaten/Kota (Lampiran 3).
Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB 3
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
10. Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di Kabupaten/Kota
membuat rekapitulasi laporan triwulan (3 bulan) petani yang menerapkan
inovasi teknologi dari seluruh poktan binaan penyuluh pertanian yang
bertugas di Kecamatan dan Kabupaten/Kota untuk disampaikan ke Dinas yang
menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di Provinsi. (Lampiran 4);
11. Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di Provinsi membuat
rekapitulasi laporan triwulan (3 bulan) petani yang menerapkan inovasi teknologi
dari Kabupaten/Kota sekaligus petani yang menerapkan inovasi teknologi binaan
penyuluh pertanian bertugas di Provinsi. (Lampiran 5)
4 Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
b. Hasil verifikasi dan validasi data dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan (SK) KPA
Satker, yang dilengkapi dengan Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP);
c. Berdasarkan SK tersebut, Satker pengelola dana dekonsentrasi BPPSDMP
melakukan pembayaran BOP setiap bulannya kepada penyuluh pertanian PNS dan
PPPK;
d. Kabupaten/Kota dan atau provinsi bersama-sama dapat melakukan evaluasi kinerja
penyuluh pertanian yang akan dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan
pembayaran BOP selanjutnya;
e. Dana BOP penyuluh pertanian PNS dan PPPK tidak dapat direvisi dan harus
disetorkan ke Kas Negara kecuali terdapat kebijakan dari BPPSDMP.
Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB 5
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
D. Langkah Pelaksanaan
1. Pencairan BOP bagi PNS dan PPPK Penyuluh Pertanian
a. Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di Kabupaten/
Kota dan atau Provinsi bersama-sama melakukan verifikasi dan validasi data
penyuluh pertanian PNS dan PPPK Penyuluh Pertanian di wilayahnya yang
terdata di dalam aplikasi SIMLUHTAN.
Variabel yang diverifikasi dan divalidasi terhadap setiap penyuluh pertanian
PNS dan PPPK Penyuluh Pertanian sebagai berikut:
1) Nama penyuluh PNS atau PPPK Penyuluh Pertanian;
2) NIK;
3) Pangkat/jabatan penyuluh;
4) Nama wilayah kerja binaan;
5) Nama minimal 5 (lima) kelompok tani binaan dan terdaftar dalam
SIMLUHTAN;
b. Hasil verifikasi dan validasi data dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan
(SK) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Pengelola Dana Dekonsentrasi, Dinas
yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian provinsi atau Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) Pengelola Dana Dekonsentrasi Badan PPSDM
Pertanian.
c. Berdasarkan SK tersebut, PPK Pengelola Dana Dekonsentrasi Badan PPSDM
Pertanian melakukan pembayaran BOP setiap bulan dengan ketentuan,
sebagai berikut:
1) pembayaran BOP berdasarkan absensi dan laporan aktivitas penyuluh
pertanian (Lampiran 6);
2) pembayaran BOP dilaksanakan pada Minggu I bulan berjalan;
3) pembayaran BOP bulan Januari 2022 dilaksanakan berdasarkan absensi,
sedangkan pembayaran BOP bulan Februari merujuk kepada absensi
dan laporan aktivitas bulan Januari dan seterusnya;
4) Penyuluh pertanian PNS dan PPPK Penyuluh Pertanian Kabupaten/ Kota
menyampaikan laporan (butir 3) kepada Dinas yang menyelenggarakan
fungsi penyuluhan pertanian provinsi melalui Dinas yang
menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di Kabupaten/Kota;
5) penyuluh pertanian PNS dan PPPK Penyuluh Pertanian di provinsi
menyampaikan laporan (butir 3) kepada Dinas yang menyelenggarakan
fungsi penyuluhan pertanian provinsi;
6 Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
6) laporan hasil kinerja tersebut di atas disampaikan paling lambat tanggal
10 setiap bulan kepada dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan
provinsi c.q. PPK pengelola dana dekonsentrasi Badan PPSDM Pertanian.
d. Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di Kabupaten/
Kota dan atau Provinsi bersama-sama dapat melakukan evaluasi.
2. Pencairan Honorarium dan BOP bagi THL-TB Penyuluh Pertanian
a. Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian yang akan menerima
Honorarium dan BOP berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Tahun
2022;
b. Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di Provinsi dan
Kabupaten/Kota melakukan verifikasi dan validasi kembali terhadap Surat
Keputusan Menteri Pertanian Tahun 2022 yang selanjutnya dilakukan kontrak
kerja antara PPK pengelola dana Dekonsentrasi Badan PPSDM Pertanian dan
THL-TB Penyuluh Pertanian;
c. Berdasarkan SK tersebut, PPK Pengelola Dana Dekonsentrasi Badan PPSDM
Pertanian melakukan pembayaran Honorarium dan BOP setiap bulan dengan
ketentuan, sebagai berikut:
1) pembayaran Honorarium dan BOP berdasarkan absensi dan laporan
aktivitas penyuluh pertanian (Lampiran 7);
2) pembayaran Honorarium dan BOP dilaksanakan pada Minggu I bulan
berjalan;
3) pembayaran Honorarium dan BOP bulan Januari 2022 dilaksanakan
berdasarkan absensi, sedangkan pembayaran Honorarium dan BOP
bulan Februari merujuk kepada absensi dan laporan aktivitas bulan
Januari dan seterusnya;
4) Penyuluh pertanian PNS dan PPPK Penyuluh Pertanian Kabupaten/ Kota
menyampaikan laporan (butir 3) kepada Dinas yang menyelenggarakan
fungsi penyuluhan pertanian provinsi melalui Dinas yang
menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di Kabupaten/Kota;
5) penyuluh pertanian PNS dan PPPK Penyuluh Pertanian di provinsi
menyampaikan laporan (butir 3) kepada Dinas yang menyelenggarakan
fungsi penyuluhan pertanian provinsi;
6) laporan hasil kinerja tersebut di atas disampaikan paling lambat tanggal
10 setiap bulan kepada dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan
provinsi c.q. PPK pengelola dana dekonsentrasi Badan PPSDM Pertanian.
Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB 7
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
d. Bagi THL-TB Penyuluh Pertanian yang telah diangkat menjadi PPPK Penyuluh
Pertanian dan tercantum di dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian
Tahun 2022, maka honorarium dan BPJS Ketenagakerjaan tidak dibayarkan
berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Tugas (SPMT).
8 Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
BAB III
PENUTUP
Petunjuk Teknis Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS Dan PPPK serta Fasilitasi
Honor Dan BOP Bagi THL Penyuluh Pertanian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi
penyelenggara Kegiatan dana dekonsentrasi baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/
Kota. Fasilitasi kegiatan ini diarahkan untuk mencapai indikator kinerja utama terkait petani
yang menerapkan inovasi teknologi pertanian. Petunjuk teknis ini bersifat dinamis dan
dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan, situasi, kebutuhan dan kebijakan
pembangunan pertanian setempat.
Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB 9
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
Lampiran 1a
10
RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN (RKTPP) DI KECAMATAN/DESA
TAHUN …
Nama Penyuluh :
Wilayah Kerja :
Sasaran
PELAKU Petani Kegiatan
PELAKU UTAMA
a. Tanaman Pangan
1) Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan sistem tanam jajar legowo pada padi dari 10% menjadi 25 % pada akhir tahun 2016;
2) Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan pemupukan berimbang pada padi dari 40% menjadi 60% pada akhir tahun 2016;
3) Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan sistem PHT pada padi dari 25%menjadi 50% pada akhir tahun 2016.
Disahkan Oleh
Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB
Pimpinan Unit Kerja
Lampiran 1b
Nama Penyuluh :
Wilayah Kerja :
Kegiatan
No. Tujuan Masalah Sasaran Sumber Penanggung
Materi Metode Volume Lokasi Waktu Biaya Pelaksana Keterangan
Biaya Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Disahkan Oleh
Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
Pimpinan Unit Kerja
11
Lampiran 2
PETANI YANG MENERAPKAN INOVASI TEKNOLOGI
TAHUN …
Nama Penyuluh :
Wilayah Kerja :
Kode Jenis Inovasi Teknologi
01 Penggunaan Varietas Unggul Baru
Nama Poktan Jumlah Jenis Teknologi 02 Benih Bermutu dan Berlabel
No
Binaan Anggota yang Diterapkan 03 Penggunaan Bahan Organik
04 Pengaturan Populasi/ Jarak Tanam
1 Mekar Sari 30 01
05 Pemupukan Berimbang
2 Maju Makmur 40 04 06 Pengelolaan OPT
3 Tani Sejahtera 45 06 07 Pengolahan Tanah
08 Penggunaan Bibit Muda (<21 hari)
09 Tanaman Bibit 1-3 batang per
rumpun
Jumlah 115 3 10 Pengairan secara efektif dan efisien
11 Hidroponik
12 Pengolahan Panen dan Pasca Panen
13 Bibit/Bakalan Ternak Berkualitas
14 Pakan Ternak Bermutu
15 Penanganan Penyakit Ternak
16 Lainnya (Sebutkan)
Disahkan oleh
12 Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
Lampiran 3
PETANI YANG MENERAPKAN INOVASI TEKNOLOGI DI KECAMATAN
TAHUN …
NAMA BPP/KECAMATAN :
KABUPATEN/KOTA :
Disahkan oleh
Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB 13
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
Lampiran 4
PETANI YANG MENERAPKAN INOVASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN/KOTA
TAHUN …
KABUPATEN/KOTA :
PROVINSI :
Disahkan oleh
14 Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
Lampiran 5
PETANI YANG MENERAPKAN INOVASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN/KOTA
TAHUN …
PROVINSI :
Disahkan oleh
Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB 15
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
Lampiran 6
LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN PENDAMPINGAN DAN PENGAWALAN
PENYULUH PERTANIAN PNS DAN PPPK
KEGIATAN .....................................................................
1. Penyuluh Pertanian
a. Nama/NIP : ..................................................................................................
b. Pangkat/Golongan : ..................................................................................................
c. Jabatan : ..................................................................................................
d. Unit Kerja : ..................................................................................................
2. Dasar Pelaksanaan : ..................................................................................................
3. Nama Kegiatan : ..................................................................................................
4. Pelaksanaan Kegiatan : ..................................................................................................
a. Waktu Pelaksanaan : ..................................................................................................
b. Tempat/Lokasi : ..................................................................................................
5. Hasil Pekerjaan*) : ..................................................................................................
(...................................) (...................................)
Catatan : *)
Laporan hasil pekerjaan dilampirkan dengan identitas penyusunnya
16 Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
Lampiran 7
LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN PENDAMPINGAN DAN PENGAWALAN
THL-TB PENYULUH PERTANIAN
KEGIATAN .....................................................................
1. Penyuluh Pertanian
a. Nama : ..................................................................................................
b. NIK : ..................................................................................................
c. Nomor Peserta : ..................................................................................................
d. Unit Kerja : ..................................................................................................
2. Dasar Pelaksanaan : ..................................................................................................
3. Nama Kegiatan : ..................................................................................................
4. Pelaksanaan Kegiatan : ..................................................................................................
a. Waktu Pelaksanaan : ..................................................................................................
b. Tempat/Lokasi : ..................................................................................................
5. Hasil Pekerjaan*) : ..................................................................................................
(...................................) (...................................)
Catatan : *)
Laporan hasil pekerjaan dilampirkan dengan identitas penyusunnya
Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB 17
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
18 Fasilitasi Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS dan PPPK serta Fasilitasi Honor dan BOP Bagi THL-TB
Penyuluh Pertanian Tahun 2022
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Sekolah Lapangan (SL) adalah salah satu proses pembelajaran non formal bagi petani
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran dilakukan agar petani
mampu mengenali potensi usaha pertanian, menyusun rencana usaha, mengidentifikasi
dan mengatasi permasalahan di lapangan. Sekolah lapangan penerapan inovasi teknologi
pertanian disesuaikan dengan sumber daya pertanian setempat yang dilakukan secara
sinergis dan berwawasan lingkungan agar usahatani lebih efisien, berproduktivitas tinggi
dan berkelanjutan.
Sekolah Lapangan merupakan salah satu metode dalam proses belajar mengajar yang
cukup efektif dan sangat cocok sebagai metode pembelajaran bagi orang dewasa
(Andragogi) karena sifatnya tidak formal. Proses belajar dilakukan di lapangan dimana
tersedia obyek nyata sebagai materi pelajaran dan melibatkan peran serta petani secara
langsung. Sekolah Lapangan ini dirancang untuk mempercepat proses penerapan
inovasi teknologi pertanian kepada petani.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan
adopsi inovasi teknologi pertanian di daerah, maka Pusat Penyuluhan Pertanian akan
melaksanakan kegiatan SL penerapan inovasi teknologi pertanian di Balai Penyuluhan
Pertanian (BPP)Kostratani. Kegiatan SL dilaksanakan oleh petani anggota kelompoktani
(poktan) di hamparan usahataninya dengan luasan area 1 (satu) hektar. Kegiatan
demonstrasi ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) yang
diikuti oleh perwakilan petani dari kelompok tani binaan penyuluh pertanian di BPP
Kostratani dan terdata dalam aplikasi SIMLUHTAN.
B. Tujuan
1. Memberikan Acuan Bagi para pelaksana dana dekonsentrasi kabupaten/kota
dan BPP Kostratani yang melaksanakan kegiatan SL penerapan inovasi teknologi
pertanian;
2. Menguatkan peran BPP Kostratani dalam melaksanakan sebagai pusat
pembelajaran;
3. Meningkatkan Jumlah Petani/poktan yang menerapkan inovasi teknologi pertanian;
C. Output
1. Terlaksananya Tahapan Pelaksanaan Kegiatan SL penerapan inovasi teknologi
pertanian di 102 kabupaten/kota;
D. Sasaran
1. Penyuluh Pertanian Pendamping dan petani/kelompok tani peserta SL;
2. Dinas pertanian yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di
kabupaten/kota dan 102 BPP Kostratani;
3. Dinas pertanian yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di 32
Provinsi.
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan SL disesuaikan dengan musim tanam di kabupaten/kota terpilih. Tempat
pelaksanaan SL adalah hamparan lahan pertanian yang dikelola oleh petani/kelompok
tani dengan luasan 1-2 hektar per poktan(tanaman pangan/hortikultura/perkebunan) dan
peternakan (penggemukan) unggas sebanyak 70-100 ekor/poktan atau penggemukan
kambing/domba:4-5 ekor/poktan dengan kriteria sbb:
1. lokasi strategis, mudah dijangkau dan dilihat/dikunjungi oleh petani lainnya;
2. lokasi lahan mempunyai risiko kegagalan usahatani kecil;
3. lokasi bukan merupakan daerah endemik serangan hama/penyakit tanaman.
A. Prinsip Pelaksanaan
Prinsip Pelaksanaan Kegiatan, sebagai berikut :
1. Sekolah Lapangan dilaksanakan oleh BPK Kostratani;
2. Calon lokasi BPP Kostratani pelaksana SL berada di luar kabupaten/kota lokasi
kegiatan Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) yang dikelola Badan PPSDMP (IPDMIP,
SIMURP, READSI, YESS);
3. Pelaksanaan SL dilakukan di salah satu lokasi Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian
(WKPP) BPP yang memiliki potensi dominan komoditas unggulan padi/jagung/
kedelai/hortikultura/perkebunan/ peternakan;
4. Sekolah Lapangan melibatkan minimal 10 (sepuluh) poktan, dan apabila jumlah
gapoktan di WKPP sasaran tidak mencapai 10 (sepuluh) kelompok, pelaksana SL
dapat melibatkan poktan di WKPP terdekat BPP yang sama;
5. Poktan pelaksana SL dipilih poktan-gapoktan yang terdata di aplikasi SIMLUHTAN
dan aktif, memiliki minat belajar tinggi dan bersedia menerapkan inovasi teknologi
pertanian;
6. Setiap gapoktan pelaksana SL wajib melaksanakan kegiatan Laboratorium
Lapangan (LL);
7. Anggaran bahan pembelajaran hanya dapat digunakan untuk membeli bahan
saprodi dan tidak dapat digunakan untuk membayar hari orang kerja (HOK);
8. Kegiatan rembug tani, kursus tani, bimtek-bimtek, pengawalan dan pendampingan
dan Temu Hari Lapangan/Famers Field Day (FFD) agar tetap menerapkan protokol
kesehatan Covid-19;
9. Pertemuan-pertemuan pada point 8 dapat dilaksanakan di BPP Kostratani dan atau
di lokasi gapoktan pelaksana SL;
10. Dukungan anggaran kegiatan satu paket SL adalah 100 juta rupiah;
11. Pelaksanaan SL wajib dilakukan secara berkelanjutan berdasarkan kesepakatan
bersama antara pelaksana SL dan BPP Kostratani dan atau dengan pembiayaan
yang sah serta tidak mengikat.
Petunjuk Teknis Sekolah Lapangan Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian ini diharapkan dapat
menjadi acuan bagi satker Dekonsentrasi Badan PPSDM Pertanian Provinsi dan pelaksana
kegiatan SL di kabupaten/kota serta BPP Kostum Tani Pelaksana SL. Penetapan Lokasi dan
kegiatan SL mengacu pada petunjuk teknis Sekolah Lapangan ini.
Apabila lokasi Kabupaten/Kota dan BPP peserta kegiatan SL terjadi perubahan maka dapat
dilakukan usulan perubahan dengan membuat justifikasi yang jelas dilengkapi dengan foto
open camera (BPP Kostratani dan lokasi lahan percontohan).
TENTANG
PENETAPAN PENERIMA DAN PELAKSANA KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN (SL) PENERAPAN INOVASI
TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2022
Menimbang : a. ………. ;
b. ………. ;
c. ……….. ;
Mengingat : 1. ………. ;
2. ………. ;
3. ………. ;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : …………….
KEDUA : ………….
KETIGA : ……………
KEEMPAT : Biaya yang diperlukan akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan pada Satker
Pengelola Dana Dekonsentrasi Badan PPSDM Pertanian Provinsi ……..............Tahun
Anggaran 2022.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di …..
Pada tanggal ….
KEPALA DINAS … PROVINSI…
…………Nama
………….NIP
Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada:
1. …………
2. ..………..
3. ………….
Jumlah
Nama Status Akses Jumlah Jumlah
No Kab/Kota Sarana IT Listrik Poktan
BPP bangunan Internet Penyuluh WKPP
Binaan
1
2
dst
Jumlah Poktan
No Nama Penyuluh NIK (16 digit) Status Jumlah WKPP
Binaan
1
2
dst
Provitas di
Total Total Rata-rata
Komoditas Inovasi Kegiatan SL
Nama Jumlah Luas Provitas
No Kab/Kota Nama Poktan utama yang Teknologi Penerapan
BPP petani Lahan Sebelum SL
diusahakan diterapkan Inovasi
Anggota Anggota
Teknologi
1. Indramayu BPP 1. Subur Sawah 42 Org 30 Ha Padi Inpari 42 5.5 ton/ha 7.5 ton/ha
Gantar Jarwo 4:1
Pemupukan
Berimbang
2. Makmur 34 Orng 36 Ha Padi Inpari 42 5 ton/ha 7 ton/ha
Jarwo 4:1
Pemupukan
Berimbang
3. Jayakarta 40 Org 50 Ha Padi Inpari 42 6.5 ton/ha 7.3 ton/ha
Jarwo 4:1
Pemupukan
Berimbang
2. Sumbawa BPP 1. Sumber Rejeki 25 Org Populasi Kambing Penambahan Penambahan Penambahan
Labangka (peternakan) 200 Ekor Nutrisi Pakan bobot 10 bobot 15
Konsentrat kg/bln kg/bln