I. DAFTAR ISI
I. DAFTAR ISI....................................................................................................... i
II. DAFTAR TABEL.............................................................................................vii
III. DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
IV. DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xi
I. BAB I................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ............................................................ 2
1. Tugas dan Fungsi ......................................................................................... 2
2. Organisasi ..................................................................................................... 3
3. Stakeholders Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko ................................... 3
4. Sumber Daya Manusia................................................................................. 6
C. Mandat dan Peran Strategis DJPPR................................................................21
1. Pedoman Umum .........................................................................................21
2. Pedoman Khusus ........................................................................................21
3. Peran Strategis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
23
4. Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan ...............25
5. Sistematika Laporan...................................................................................28
BAB II PERENCANAAN KINERJA ..............................................................................30
A. Rencana Strategis ............................................................................................30
1. Visi................................................................................................................31
2. Misi...............................................................................................................31
3. Nilai-Nilai.....................................................................................................31
4. Tujuan ..........................................................................................................32
5. Sasaran Strategis........................................................................................32
6. Kebijakan .....................................................................................................33
7. Strategi ........................................................................................................34
8. Program dan Kegiatan ................................................................................34
B. Rencana Kerja, Rencana Kerja dan Anggaran, dan Perjanjian Kinerja Tahun
2020 ..................................................................................................................35
1. Rencana Kerja .............................................................................................35
2. Rencana Kerja dan Anggaran .....................................................................37
i
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
ii
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
viii
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
Tabel 82 Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Per Jenis Belanja ..................... 162
Tabel 83 Pagu dan Realisasi Anggaran Per Kegiatan Tahun 2020............................... 163
Tabel 84 Perbandingan Pagu dan Realiasi Anggaran Per Kegiatan Tahun 2019 dan 2020
.................................................................................................................. 164
Tabel 85 Indikator Pelaksanaan Anggaran Tingkat Eselon I ....................................... 165
Tabel 86 Credit Rating oleh Beberapa Lembaga ........................................................ 171
Tabel 87 Rincian Credit Rating oleh Beberapa Lembaga ............................................ 171
Tabel 88 Penghargaan untuk Green Sukuk Seri SNI0323 ........................................... 178
Tabel 89 Penghargaan untuk Penerbitan Surat Utang Negara .................................... 178
Tabel 90 Strategi DJPPR Terhadap Agenda Pembangunan 2020-2024.......................... 181
Tabel 91 Strategi DJPPR Terhadap Tujuan atau Sasaran Strategis Kementerian
Keuangan 2020-2024.................................................................................. 182
Tabel 92 Korelasi Renstra 2020-2024 dengan Peta Strategi Tahun 2021 ................... 184
Tabel 93 Matrik Rencana Kerja DJPPR Tahun 2020 ................................................... 189
Tabel 94 Matrik Rencana Kerja DJPPR Tahun 2021.................................................... 190
Tabel 95 Hasil Penilaian Tim Penilai Nasional............................................................ 196
Tabel 96 Perhitungan ABK DJPPR Tahun 2020 .......................................................... 201
ix
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
x
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
xi
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
KATA PENGANTAR
xii
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
Luky Alfirman
xiii
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
IKHTISAR EKSEKUTIF
Tahun 2020 merupakan tahun yang cukup menantang bagi masyarakat dunia,
tak terkecuali Indonesia akibat merebaknya Covid-19 yang ditetapkan statusnya
sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO) pada 12 Maret 2020. Untuk
mengatasi efek domino yang ditimbulkan pandemi Covid-19, Pemerintah mengambil
kebijakan extraordinary dengan memutuskan relaksasi defisit APBN di atas 3%
melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 Tahun
2020 dan diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020. Sebagai
konsekuensi dari penambahan kebutuhan belanja yang meningkat, defisit anggaran
dan porsi pembiayaan juga semakin bertambah. Untuk itu, diperlukan strategi
pembiayaan yang oportunistik namun tetap terukur dan mengedepankan prinsip
kehati-hatian serta fleksibilitas pembiayaan dalam mengelola pembiayaan. Strategi
Pembiayaan melalui utang tahun 2020 disusun untuk merespons secara
countercyclical terhadap dampak pandemi Covid-19 dengan tujuan sebagai berikut.
xiv
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
dengan tenor 5, 10, dan 30 tahun yang banyak diminati oleh investor, sebesar USD
16,66 miliar dari target penerbitan hanya sebesar USD2,5 miliar. Pada bulan Juli
pemerintah melakukan penerbitan Samurai Bonds sebesar JPY100 miliar yang
menjadi penerbitan sovereign pertama di pasar Jepang untuk tahun 2020 di samping
merupakan penerbitan pertama dari penerbit Asia setelah pandemi. Keberhasilan
Pemerintah menerbitkan SBN dengan mata uang asing dalam kondisi pasar
keuangan dan perekonomian global yang volatile, menunjukkan besarnya
kepercayaan investor terhadap kemampuan Pemerintah dalam mengelola keuangan
negara secara prudent.
Sepanjang tahun 2020, Pemerintah telah menerbitkan 6 SBN ritel online (e-
SBN), antara lain: SBR-009 pada bulan Februari, SR-012 pada bulan Maret, ORI-017
pada bulan Juni-Juli, SR-013 pada bulan Agustus, ORI-018 pada bulan Oktober, dan
ST-007 yang merupakan green instrument pada bulan November, serta Cash Waqf
Linked Sukuk Ritel yang diterbitkan pertama kali pada bulan Oktober-November
dengan sistem offline. e-SBN ritel mampu menarik animo yang tinggi dari
masyarakat, khususnya generasi milenial. Sepanjang tahun 2020, partisipasi generasi
milenial selalu mendominasi pembelian SUN Ritel (SBR009, ORI017, dan ORI018),
rata-rata mencapai 43,1% dari total investor dan data pembelian SBSN Ritel (SR012,
SR013 dan ST007) rata-rata mencapai 38,4%. Selain itu, keberhasilan penjualan SBN
Ritel ditunjukkan melalui seri ORI017 dan SR013 yang meraih capaian penjualan
terbesar dan investor terbanyak sepanjang penerbitan SBN Ritel Online sejak tahun
2018.
Selain melalui SBN, Pemerintah mempunyai instrumen pembiayaan yang
berasal dari Pinjaman. Salah satu pinjaman yang diterima oleh Pemerintah akibat
pandemi Covid-19 adalah pinjaman program “Covid-19 Active Response and
Expenditure Support (CARES)”. Program CARES merupakan suatu kerangka pinjaman
program yang dikoordinasikan oleh Asian Development Bank (ADB) berupa pinjaman
bersama (co-financing) dengan beberapa donor lainnya yang bertujuan untuk
memberikan dukungan atas paket stimulus pemerintah yang ditujukan untuk
penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional. Sepanjang tahun 2020,
Pemerintah telah menandatangani 6 (enam) perjanjian dalam kerangka program
CARES, antara lain dengan Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastructure
Investment Bank (AIIB), Japan Internasional Cooperation Agency (JICA), Pemerintah
Jerman (KfW) tahap I dan tahap II, serta dengan Pemerintah Australia.
Selain pembiayaan melalui utang, pembiayaan kreatif dan inovatif juga tetap
menjadi fokus Pemerintah dalam pembangunan terutama pembangunan
infrastruktur meski di masa pandemi. Pembangunan infrastrukur diharapkan dapat
menjadi jump start perekonomian setelah pandemi sekaligus merupakan kunci
utama keberhasilan Indonesia untuk lulus dari jebakan negara berpenghasilan
menengah. Pada tahun 2020 telah dilakukan dua penandatanganan Perjanjian
Kerjasama Proyek KPBU, yaitu Proyek KPBU Jalintim Sumsel dengan realisasi
nominal proyek sebesar Rp1,4 triliun dan Proyek KPBU SPAM Kota Pekanbaru dengan
realisasi investasi Badan Usaha sebesar Rp716,22 miliar. Selain itu pada tahun 2020
telah dilaksanakan pemberian Jaminan Pemerintah atas proyek-proyek
infrastruktur sebanyak 32 proyek.
xv
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
xvi
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
A. Latar Belakang
B. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi
C. Mandat dan Peran Strategis
D. Program Reformasi Birokrasi dan
Transformasi Kelembagaan Tahun 2020
E. Sistematika Pelaporan
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Kinerja 2020
I. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
2
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
2. Organisasi
Struktur organisasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
berdasarkan PMK Nomor 217/PMK.01/2018 yang disahkan tanggal 31 Desember
2018, dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
4
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
5
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
10) Dewan Syariah Nasional (DSN) – Majelis Ulama Indonesia dalam hal
penerbitan Fatwa dan Pernyataan Kesesuaian Syariah (Opini Syariah)
penerbitan SBSN;
11) Pemberi Pinjaman/Lender, dalam hal memperoleh informasi mengenai
fokus pembiayaan dan indikasi besaran/alokasi pinjaman; dan
12) lembaga atau negara pemberi donor.
6
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
1 IV/d 4
2 IV/c 4
3 IV/b 27
4 IV/a 47
5 III/d 80
6 III/c 74
7 III/b 45
8 III/a 60
9 II/d 37
10 II/c 95
11 II/b 10
12 II/a 2
JUMLAH 485
7
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
Sekretariat
1 128
Direktorat Jenderal
2 Direktorat PH 59
3 Direktorat SUN 45
4 Direktorat PS 46
5 Direktorat PRKN 54
6 Direktorat PDPPI 44
7 Direktorat SPP 47
8 Direktorat EAS 62
JUMLAH 485
1 Eselon I 1
2 Eselon II 7
3 Eselon III 34
4 Eselon IV 133
5 Pelaksana 310
JUMLAH 485
8
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
1 Laki-laki 319
2 Perempuan 166
JUMLAH 485
9
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
1 S3 6
2 S2 145
3 S1/D4 164
4 D3 155
5 < D3 15
JUMLAH 485
10
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
11
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
12
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
13
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
14
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
15
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
16
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
17
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
Jumlah
No. Nama Kegiatan Tanggal Penyelenggara
Peserta
1. Assessment Center 02 Maret 2020 Biro Sumber Daya 6
Pejabat Eselon III Manusia
2. Assessment Center 03 Maret 2020 Biro Sumber Daya 5
Pejabat Eselon III Manusia
3. Assessment Center 9 September DJPPR 8
Pejabat Eselon IV 2020
4. Assessment Center 15 September Biro Sumber Daya 5
Pejabat Eselon III 2020 Manusia
5. Assessment Center 8 Oktober DJPPR 4
Pejabat Eselon IV 2020
19
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
Jumlah
No. Nama Kegiatan Tanggal Penyelenggara
Peserta
6. Assessment Center 13 Oktober Biro Sumber Daya 1
Pejabat Eselon III 2020 Manusia
7. Assessment Center 22 Oktober Biro Sumber Daya 3
Pejabat Eselon III 2020 Manusia
8. Assessment Center 5 November Biro Sumber Daya 1
Pejabat Eselon II 2020 Manusia
9. Assessment Center DJPPR 4
17 November
Pejabat Eselon IV
2020
dan Pelaksana
10. Assessment Center 1 Desember Biro Sumber Daya 3
Pejabat Eselon III 2020 Manusia
11. Assessment Center DJPPR 4
2 Desember
Pejabat Eselon IV
2020
dan Pelaksana
12. Assessment Center 3 Desember Biro Sumber Daya 1
Pejabat Eselon II 2020 Manusia
13. Assessment Center DJPPR 4
10 Desember
Pejabat Eselon IV
2020
dan Pelaksana
14. Assessment Center 22 Desember DJPPR 4
Pejabat Eselon IV 2020
20
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
23
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
Sumber : Aplikasi DMFAS; #) Angka LKPP Audited; *) Angka unaudited; **) Angka defisit sesuai dengan pagu APBN 2019
Sumber: DMFAS
25
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
Kementerian Keuangan
27
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
5. Sistematika Laporan
Penyusunan Laporan Kinerja bertujuan untuk memaparkan
pencapaian kinerja DJPPR pada tahun 2020, yaitu dengan melakukan
analisis atas capaian kinerja (performance results) tahun 2020
terhadap rencana kinerja (performance plans) tahun 2020. Analisis
tersebut memungkinkan teridentifikasinya sejumlah celah kinerja
(performance gap) sebagai umpan balik perbaikan kinerja di masa
datang. Sejalan dengan hal tersebut, sistematika penyajian Laporan
Kinerja sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Reviu Atas Laporan Kinerja
(Permenpan Nomor 53/2014) sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Menyajikan latar belakang, tugas, fungsi dan struktur organisasi,
mandat dan peran strategis penjelasan umum organisasi, dan
program reformasi birokrasi dan transformasi kelembagaan dengan
penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan
utama (strategic issued) yang sedang dihadapi.
Bab II Perencanaan Kinerja
28
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
29
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
A. Rencana Strategis
B. Rencana Kerja, Rencana Kerja dan Anggaran,
dan Perjanjian Kinerja
BAB II
PERENCANAAN
KINERJA
Laporan Kinerja 2020
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko Nomor KEP-54.1/PR/2020 tanggal 28 Agustus 2020 tentang Rencana
Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024, telah ditetapkan arah terkait
pelaksanaan tugas DJPPR dalam periode lima tahun ke depan yang dituangkan
dalam Renstra. Penyusunan Renstra tersebut mempertimbangkan beberapa hal
antara lain sebagai berikut.
30
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
1. Visi
Visi DJPPR untuk periode tahun 2020-2024 ditetapkan dengan
mempertimbangkan capaian kinerja, potensi, dan permasalahan, serta
memperhatikan aspirasi masyarakat sebagaimana tercantum dalam dokumen
Rencana Strategis yaitu Menjadi pengelola pembiayaan dan risiko yang inovatif,
kreatif dan profesional dalam rangka mendukung Visi Kementerian Keuangan
“Menjadi Pengelola Keuangan Negara untuk Mewujudkan Perekonomian
Indonesia yang Produktif, Kompetitif, Inklusif, dan Berkeadilan ”.
2. Misi
Misi DJPPR untuk periode tahun 2020-2024 sebagaimana tercantum
dalam dokumen Rencana Strategis atara lain:
a. Memenuhi kebutuhan pembiayaan melalui sumber pembiayaan dal am
negeri secara optimal dan pembiayaan luar negeri secara selektif;
b. Mewujudkan pengelolaan portofolio pembiayaan Pemerintah secara optimal
serta pengembangan instrumen pembiayaan sebagai pilihan investasi
masyarakat dan skema pembiayaan lainnya yang kreatif dan inovatif;
c. Mewujudkan pengembangan dan pendalaman pasar keuangan domestik
yang dalam, aktif, likuid, kompetitif, dan inklusif;
d. Mewujudkan pengelolaan risiko keuangan negara yang terkendali, prudent,
dan holistik;
e. Mengembangkan proses bisnis berbasis digital serta peningkatan kapasitas
organisasi dan Sumber Daya Manusia yang adaptif dan bernilai tambah.
3. Nilai-Nilai
Menteri Keuangan telah melakukan launching Nilai-Nilai Kementerian
Keuangan pada tanggal 29 Juli 2011. Nilai-nilai ini menjadi penting karena dengan
dasar itulah organisasi bergerak mencapai visi dan misinya. Adapun corporate
value dimaksud terdiri dari 5 nilai dan 10 perilaku utama yaitu:
a. Integritas
1) mersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya;
2) menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela;
b. Profesionalisme
1) mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas;
2) bekerja dengan hati;
c. Sinergi
1) memiliki sangka baik, saling percaya dan menghormati;
2) menemukan dan melaksanakan solusi terbaik;
d. Pelayanan
1) melayani dengan berorientasi pada kepuasan pemangku kepentingan;
2) bersikap proaktif dan cepat tanggap;
e. Kesempurnaan
1) melakukan perbaikan terus menerus;
2) mengembangkan inovasi dan kreativitas.
31
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
4. Tujuan
Berdasarkan visi dan misi DJPPR tahun 2020–2024 serta arahan dari
RPJMN dan Renstra tahun 2020–2024, ditetapkan tujuan pengelolaan
pembiayaan dan risiko pada tahun 2020–2024 yaitu:
a. Pembiayaan yang produktif dan selektif untuk mendukung kesinambungan
fiskal;
b. Pengelolaan portofolio pembiayaan Pemerintah secara prudent dan
akuntabel serta
instrumen dan skema pembiayaan yang efektif;
c. Pengembangan dan pendalaman pasar keuangan domestik yang optimal
dalam
mendukung pemenuhan pembiayaan pembangunan nasional;
d. Pengelolaan risiko keuangan negara yang efektif dalam mendukung
pelaksanaan APBN ;
e. Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif dan efisien.
5. Sasaran Strategis
Sasaran strategis pengelolaan pembiayaan dan risiko untuk tahun 2020
sebagaimana tercantum dalam Peta Strategi Kemenkeu-One antara lain:
a. Pengelolaan pembiayaan yang produktif dengan biaya dan risiko yang
terkendali;
b. Pengelolaan dukungan pemerintah dan risiko keuangan negara yang optimal;
c. Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien
d. Formulasi kebijakan dan kerjasama kelembagaan yang efektif
e. Sistem perencanaan pengelolaan pembiayaan dan risiko keuangan negara
yang optimal
32
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
6. Kebijakan
Kebijakan umum pengelolaan utang tertuang dalam strategi pengelolaan
utang jangka menengah tahun 2020–2024, sebagaimana ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 17/KMK.08/2020 Tentang Strategi
Pengelolaan Utang Negara Tahun 2020-2024 sebagai berikut:
a. Mengendalikan rasio utang terhadap PDB pada level yang aman dan dengan
pengelolaan yang baik seperti mempertimbangkan kemampuan membayar
kembali, keserasian antara komposisi aset dan utang valas, serta para meter
risiko keuangan negara lainnya;
b. Mengoptimalkan dan mensinergikan pemanfaatan instrumen utang untuk
mendukung program pembangunan nasional utamanya kegiatan/proyek
yang produktif, melalui proses alikasi sumber pembiayaan yang sesuai
dengan profil/karakteristik kegiatan/proyek dan yang menjamin
keberlanjutan pendanaan bagi kegiatan/proyek tahun jamak;
c. Mengoptimalkan potensi pendanaan utang dari sumber dalam negeri dan
memanfaatkan sumber utang luar negeri sebagai pelengkap;
d. Melakukan pengembangan instrumen utang dengan memperhatikan tingkat
biaya dan risiko, serta kebutuhan pasar;
e. Melakukan perluasan basis investor utang melalui penyusunan dan
pengelolaan berkala basis data investor;
f. Melakukan koordinasi pengelolaan risiko utang dalam kerangka pengelolaan
aset dan kewajiban Negara;
g. Mengendalikan fluktuasi pembayaran kewajiban utang dan mencapai
struktur portofolio utang yang optimal dengan memanfaatkan lindung nilai
baik melalui instrumen derifatif dan/atau mekanisme liabilities management
(pengelolaan kewajiban utang);
h. Mendukung penyediaan infrastruktur melalui mekanisme pemberian
penjaminan dengan tetap memperhatikan dampaknya terhadap risiko fiskal;
i. Meningkatkan transparansi pengelolaan utang dan kewajiban penjaminan
melalui penerbitan informasi publik secara berkala; dan
j. Mendorong pengembangan sumber, skema dan instrumen pembiayaan non
utang untuk mengurangi ketergantungan pembiayaan utang, antara lain
melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) serta skema
pembiayaan kreatif lainnya.
33
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
B. Rencana Kerja, Rencana Kerja dan Anggaran, dan Perjanjian Kinerja Tahun
2020
1. Rencana Kerja
Berdasarkan hasil resource forum dan Joint Planning Session yang telah
dilaksanakan di tataran internal DJPPR dan tingkat kementerian, ditetapkan
Rencana Kerja DJPPR tahun 2020. Rencana Kerja tahun 2020 adalah sebagai
berikut:
Program : Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Kegiatan Utama:
a. Pengelolaan Pinjaman
Sehubungan dengan kegiatan pengelolaan Pinjaman dalam rencana kerja
tahun 2020 akan dilakukan Rencana penarikan Pinjaman Program pada
tahun 2020 adalah sebesar Equivalen USD 1.566,40, Seleksi calon KSA
dilaksanakan untuk 19 kegiatan dengan nilai pinjaman USD633 Juta yang
terdiri dari Kementerian Pertahanan 2 kegiatan dengan nilai USD223 Juta
dan Kepolisian RI 17 kegiatan dengan nilai USD410 Juta, Simulasi dan
diseminasi skema Reward and Punishment kepada KL Pelaksana Kegiatan
yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri , Review/Kajian PP 54 tahun 2008
tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri ,
Penelaahan Awal Usulan Kegiatan yang tercantum dalam Blue Book 2020-
2024.
b. Pengelolaan Surat Utang Negara
Sehubungan dengan kegiatan pengelolaan Surat Utang Negara dalam
rencana kerja tahun 2020 akan dilakukan Pembangunan Billing Code
Generator, Penerbitan Diaspora Bonds, Pengembangan dashboard yang user-
friendly dan akan menjadi tools monitoring dan analisis market sebagai dasar
tindaklanjut dan pengambilan keputusan, Pelaksanaan Riset Asesmen
dampak pelepasan Surat Berharga Negara dalam Jumlah Besar terhadap
35
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
36
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
Organisasi
dan
Kinerja
Teknologi SDM
Informasi
Resource
Forum
Aset/
Keuangan Inventaris
38
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
39
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
PROGRAM/SASARAN PROGRAM/INDIKATOR
KINERJA PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR VOLUME
KODE PAGU (Rupiah)
KINERJA KEGIATAN/OUTPUT /SATUAN
40
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
PROGRAM/SASARAN PROGRAM/INDIKATOR
KINERJA PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR VOLUME
KODE PAGU (Rupiah)
KINERJA KEGIATAN/OUTPUT /SATUAN
41
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
PROGRAM/SASARAN PROGRAM/INDIKATOR
KINERJA PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR VOLUME
KODE PAGU (Rupiah)
KINERJA KEGIATAN/OUTPUT /SATUAN
Indikator output :
42
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
PROGRAM/SASARAN PROGRAM/INDIKATOR
KINERJA PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR VOLUME
KODE PAGU (Rupiah)
KINERJA KEGIATAN/OUTPUT /SATUAN
43
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
-
Target Realisasi
Penarikan Pinjaman
Kegiatan
Pengelolaan Surat Utang - Pengelolaan Surat Utang -
Kegiatan
Negara Negara
- Persentase pemenuhan -
Persentase Pengadaan target pembiayaan
IKK Pinjaman Program dengan melalui SUN dengan
biaya yang terkendali biaya dan risiko yang
terkendali
Layanan Pembiayaan 4 Dokumen Layanan Pembiayaan 31 Dokumen
Output melalui Instrumen SUN SUN melalui Instrumen SUN SUN
- Persentase Pencapaian -
Persentase Pertumbuhan
Target Tingkat Likuiditas
Jumlah Nominal
Kepemilikan SUN Tradable
Persentase Pencapaian
oleh Investor Domestik Target Pertumbuhan
investor SUN Domestik
Pengelolaan Pembiayaan - Pengelolaan Pembiayaan -
Kegiatan
Syariah Syariah
IKK - Persentase pemenuhan -
Persentase penerbitan target pembiayaan
SBSN dengan biaya yang melalui SBSN dengan
terkendali biaya dan risiko yang
terkendali
- Persentase penyediaan
- underlying asset
penerbitan SBSN
Layanan Pembiayaan Layanan Pembiayaan
Output 3 Dokumen 33 Dokumen
melalui Instrumen SBSN melalui Instrumen SBSN
Persentase Pertumbuhan - Persentase Pencapaian -
jumlah nominal Target Pertumbuhan
kepemilikan SBSN investor SBSN Domestik
Tradable oleh investor
domestik
- Persentase Pencapaian -
- Target Tingkat Likuiditas
Pasar SBSN
- Pengembangan 1 Perubahan
Pembiayaan Proyek PP
-
Infrastruktur Melalui
Penerbitan SBSN Dengan
Output Skema Investasi
Pemerintah
- Persentase penyelesaian
-
kebijakan penerbitan
SBSN dengan skema
investasi pemerintah
Pengelolaan Risiko - Pengelolaan Risiko -
Kegiatan
Keuangan Negara Keuangan Negara
IKK Tingkat efektifitas - Tingkat Efektivitas -
pengendalian risiko Pengendalian Risiko
program pemerintah Keuangan Negara
44
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
45
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
46
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
Tabel 16 Perbandingan Pagu Anggaran Tahun 2019 dan 2020 per Kegiatan
47
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
Tabel 17 Perbandingan Pagu Anggaran Tahun 2019 dan 2020 per Jenis Belanja
Alokasi Dana Hibah Luar Negeri tahun 2020 semula Rp14.000.000,00 dan
dalam pelaksanaannya dilakukan revisi menjadi sebesar Rp17.935.422.000,00
yang digunakan dalam rangka mengembangkan skema Kerja sama Pemerintah
dengan Badan Usaha (KPBU) untuk pembiayaan infrastruktur di Indonesia.
Pemerintah Kanada, melalui Bank Dunia, memberikan hibah sebesar
USD8.280.000 kepada Pemerintah Indonesia yang dalam hal ini dikelola oleh
Direktorat PDPPI, DJPPR, Kementerian Keuangan. Hibah dari Pemerintah Kanada
tersebut ditujukan untuk meningkatkan kapasitas Public Private Partnerships
(PPP) unit di DJPPR c.q. Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan
Pembiayaan Infrastruktur, baik secara institusional, legal, maupun teknis dalam
rangka mendukung pengembangan infrastruktur di lndonesia, terutama
infrastruktur yang dilakukan dengan skema Kerja sama Pemerintah dengan
Badan Usaha (KPBU) dan mewujudkan sinkronisasi kinerja institusi PPP di
Indonesia. Hibah ini bertujuan untuk memperkuat kapatitas institusi dengan
menyusun guideline dan capacity building guna mencapai pengelolaan
pembiayaan infrastruktur yang lebih terukur dan sistematis; menguatkan legal
and regulatory framework terkait KPBU; penyiapan dan transaksi proyek; dan
kerja sama antar instansi termasuk untuk PPP campaign and awareness. Dana
hibah ini disalurkan sebagai hibah terencana dan melalui mekanisme on budget-
on treasury yang dalam pelaksanaan pengelolaannya diperlukan suatu tim
pengelola khusus yang mempersiapkan, merencanakan, dan mengelola
penggunaan dana hibah dimaksud.
a. Pengukuran/Penetapan Kinerja
Pada Januari 2020, DJPPR telah menetapkan target kinerja yang akan
dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Direktur Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko dengan Menteri Keuangan. Pada Kontrak kinerja tersebut
terdapat peta strategi dengan 12 Sasaran Strategis (SS) yang ingin dicapai.
Untuk setiap SS yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran yang disebut
sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU DJPPR pada tahun 2020
untuk semua SS berjumlah 24 IKU.
Peta strategi merupakan suatu dashboard (panel instrument) yang
memetakan SS ke dalam suatu kerangka hubungan sebab akibat yang
menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi DJPPR. Peta strategi
memudahkan DJPPR untuk mengomunikasikan keseluruhan strateginya kepada
seluruh pejabat/pegawai dalam rangka pemahaman demi suksesnya
pencapaian visi, misi, dan tujuan DJPPR. Peta strategi DJPPR memetakan setiap
48
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
SS yang disusun dalam rangka pencapaian tujuan organisasi sesuai visi dan misi
yang diemban. Peta strategi DJPPR tahun 2020 yang disepakati antara Direktur
Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko dengan Menteri Keuangan
ditunjukkan dalam bagan berikut.
Sebelumnya Menjadi
Perspektif Sasaran Strategis Perspektif Sasaran Strategis
Sistem perencanaan dan Sistem perencanaan pengelolaan
monitoring yang optimal pembiayaan dan risiko keuangan
Internal Internal negara yang optimal
Process Process
Internal Mitigasi risiko keuangan negara
Process dan monitoring progres proyek
yang optimal
Internal Pengelolaan pembiayaan Pengendalian kualitas
Process yang akuntabel pengelolaan pembiayaan dan
Internal risiko keuangan negara yang
Process berkelanjutan
Internal Pengelolaan portofolio Pengelolaan portofolio
Process utang, mitigasi risiko, dan pembiayaan dan pendalaman
dukungan pemerintah yang Internal pasar domestik yang optimal
optimal Process
Internal Pendalaman pasar domestik
Process yang efektif
Internal Pelaksanaan tugas khusus Learning Pelaksanaan tugas khusus (speial
Process yang optimal and Growth mission) yang optimal
Learning Pengelolaan keuangan, BMN, Learning Pengelolaan keuangan dan BMN
and dan umum yang optimal and Growth yang optimal
Growth
Sebelumnya: Menjadi:
Kode Kode
Indikator Kinerja Utama Target Indikator Kinerja Utama
IKU IKU
7a-N Persentase pencapaian 100% 6b-N Persentase pencapaian
target risiko portofolio target risiko portofolio dan
utang likuiditas SBN
8b-N Persentase pencapaian 100%
target likuiditas SBN
50
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
Sebelumnya: Menjadi:
Kode Kode
Indikator Kinerja Utama Target Indikator Kinerja Utama
IKU IKU
10b-CP Indeks efisiensi belanja 100 9b-CP Persentase efisiensi belanja
birokrasi, penyelesaian birokrasi, penyelesaian
delayering dan program delayering dan program
RBTK RBTK
Sebelumnya: Menjadi:
IKU Kode Kode
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
IKU IKU
Indeks efektivitas 2a-CP 4 4 4 4 2a-CP - - - 4
investasi dukungan (skala 5) (skala
pemerintah 5)
Persentase 4b-N 100% 100% 100% 100% 4b-N 15% 25% 75% 100%
pencapaian target
kerjasama
kelembagaan
Persentase 7b-N 100% 100% 100% 100% 6c-N - - - 100%
pencapaian target
penurunan yield
SBN domestik
Persentase realisasi 5a-N 3,5% 15% 40% 72,5% 7b-N 3,5% 7,5% 22,5% 47,5%
penarikan dana
proyek
Persentase tindak 5c-N 82% 82% 82% 82% 7c-N 75% 77% 80% 82%
lanjut atas
rekomendasi hasil
monitoring progres
proyek/kegiatan
Indeks integritas 10c-CP - - - 100 9c-CP - - - 95
organisasi
Tingkat kualitas 11b-N 10% 30% 60% 100% 10b-N - 30% - 100%
pengelolaan BMN
Indeks efektivitas 12a-CP - 2,9 - 2,9 11a-CP - - - 3,5
komunikasi publik (skala 4) (skala
4)
Sebagai alat ukur pencapaian SS, target 24 IKU DJPPR tahun 2020 setelah
addendum ditetapkan sebagai berikut:
51
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
Biaya
Perspek- Real. Target
No. Sasaran Strategis (dalam Indikator Kinerja
tif 2019 2020
miliar )
1 Pengelolaan 1a- Indeks optimalisasi kas N/A 3
pembiayaan yang CP terhadap bunga utang
produktifdengan
1b- Indeks efektivitas kebijakan N/A 75
biaya dan risiko
CP pembiayaan dan risiko
yang terkendali
Stakeholder
52
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
Biaya
Perspek- Real. Target
No. Sasaran Strategis (dalam Indikator Kinerja
tif 2019 2020
miliar )
8 Pengendalian 8a- Indeks kualitas pelaporan 4 100
kualitas CP keuangan dan tindak lanjut
pengelolaan rekomendasi BPK
pembiayaan dan
risiko keuangan
negara yang
berkelanjutan
9 Organisasi dan SDM 9a- Persentase pencapaian target 99,42% 100%
yang optimal CP pengembangan kompetensi
pegawai dan implementasi
learning organization
9b- Persentase efisiensi belanja N/A 100%
CP birokrasi, penyelesaian
delayering dan program RBTK
9c- Indeks integritas organisasi 113,99 95
CP
Learning and Growth
53
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
54
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
55
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
56
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
A. Capaian Kinerja Organisasi
B. Realisasi Agenda Prioritas
C. Realisasi Anggaran
D. Kinerja Lainnya
E. Evaluasi Internal
BAB III
AKUNTABILITAS
KINERJA
Laporan Kinerja 2020
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
57
59
60
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
12. Tingkat akurasi rencana Persentase pencapaian target Persentase pencapaian target 100% 131,82%
penarikan pinjaman luar 100% 100% akurasi analisis, formulasi, dan akurasi perencanaan
negeri proyeksi yang mendukung 100% 120% pembiayaan dalam APBN
13. (Turun ke level pengelolaan pembiayaan dan
- - risiko
Kemenkeu-Two)
14. Persentase pencapaian target 100% 117,56%
N/A - - N/A - -
penurunan yield SBN domestik
15. Persentase pencapaian Persentase pencapaian target 100% 146,34%
Persentase pencapaian tingkat
tingkat likuiditas pasar 100% 126,55% 100% 126,73% risiko portofolio dan likuiditas
likuiditas pasar SBN
SBN SB
16. Persentase pencapaian Persentase pencapaian target
target risiko portofolio 100% 103,12% risiko portofolio utang 100% 106,20%
utang
17. Persentase pertumbuhan Persentase pencapaian target Persentase pencapaian target 100% 137,64%
jumlah nominal pertumbuhan investor SBN pertumbuhan investor SBN
11,65% 16,71% 100% 175,15%
kepemilikan SBN tradable domestik domestik dan pembiayaan
oleh investor domestik KPBU
61
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
63
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Laporan Kinerja 2020
IKU Hijau
100%
a. Capaian IKU
Tabel 26 Rincian Capaian IKU Indeks Optimalisasi Kas Terhadap Bunga Utang
67
69
IKU ini merupakan IKU baru yang belum ada pada tahun
sebelumnya, sehingga data perkembangan IKU selama 5 tahun
tidak tersedia.
(1) Target devisa pada proyek PKE belum berhasil mencapai target
karena adanya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan
keterbatasan akses untuk agenda koordinasi secara langsung
dengan buyers dari Nepal maupun Senegal, sehingga
mengakibatkan terjadinya keterlambatan jadwal pembayaran
dari kontrak awal.
(2) Target penyaluran penjaminan UMKM dalam rangka program
PEN belum berhasil mencapai target tersebut dikarenakan
sebagai berikut:
a) waktu pelaksanaan penjaminan UMKM baru dimulai pada
periode Q3;
b) risk appetite perbankan yang masih rendah untuk
menyalurkan kredit;
c) kondisi pandemi yang belum mereda sehingga masih
banyak pembatasan kegiatan perekonomian dan sosial;
d) penjaminan UMKM kurang menarik jika dibandingkan oleh
program KUR.
a) Realisasi IKU
Target
Komponen Parameter Polarisasi Bobot Realisasi Capaian
Q4
Utang Nominal
pengadaan (Rp Stabilize 56% 1.234,52 T 1.233,1 T 119,77%
triliun)
74
75
Sumber : Aplikasi DMFAS; #) Angka LKPP Audited; *) Angka unaudited; **) Angka defisit sesuai dengan pagu APBN 2019
IDR
Lender Pinjaman Program
(miliar)
Social Assistance Reform Program (1) 550.00
Social Assistance Reform Program (2) 398.78
Supplemental Financial Sector Reform 4,423.53
DPL1
World Investing in Nutrition and Early Years 1,491.80
Bank Financial Sector Reform DPL 1 4,736.10
Indonesia Emergency Response to 929.88
COVID-19 Program (1)
Indonesia Emergency Response to 2,126.55
COVID-19 Program (1)
76
IDR
Lender Pinjaman Program
(miliar)
Social Assistance Reform Program - 1,483.50
Addtional Financing (1)
Social Assistance Reform Program - 1,461.96
Addtional Financing (2)
Covid-19 Active Response and 7,484.84
Expenditure Support Program (CSF)
(CARES) (1)
ADB
Covid-19 Active Response and 15,164.09
Expenditure Support Program (CSF)
(CARES) (2)
Fiscal and Public Expenditure 7,494.59
Management Program, Sub Program 3
Co-financing Covid-19 Active 4,288.91
Response and Expenditure Support
KFW
Program (CSF) (1)
Co-financing Covid-19 Active 5,195.59
Response and Expenditure Support
Program (CSF) (2)
Fiscal Reform Development Policy 1,749.19
AFD Loan Subprogram 3
Financial Sector Reform DPL 1 1,713.89
Disaster Risk Enhancement and 4,594.46
Management Program (DREAM) 1
JICA Co-financing Covid-19 Active 6,855.98
Response and Expenditure Support
Program (CSF)
Co-financing Covid-19 Active 10,961.25
Response and Expenditure Support
Program (CSF) (CARES)
AIIB Co-financing Indonesia Emergency 2,124.60
Response to COVID-19 Program (1)
Co-financing Indonesia Emergency 923.88
Response to COVID-19 Program (1)
Co-financing Covid-19 Active 16,106.31
Australia Response and Expenditure Support
Program (CSF) (CARES)
77
itu, penerbitan global bond selama tahun 2020 yang terdiri atas
SUN dalam denominasi USD sebesar USD6,3 miliar (ekuivalen
Rp94,848 triliun), SUN dalam denominasi Yen sebesar JPY100
miliar (ekuivalen Rp13,434 triliun) dan SUN dalam denominasi
Euro sebesar EUR1 miliar (ekuivalen Rp15,207 triliun). Dalam
rangka pengembangan basis investor domestik, pada tahun
2020 telah diterbitkan SUN ritel sebesar Rp33,563 triliun.
Selain itu, pada tahun 2020 dilaksanakan penerbitan SUN
denominasi rupiah melalui private placement sebesar Rp69,423
triliun. Serta, dalam rangka pelaksanaan kebijakan Burden
Sharing antara Pemerintah dengan Bank Indonesia, Direktorat
SUN selama tahun 2020 telah melaksanakan transaksi Private
Placement dalam rangka Pemenuhan kebutuhan anggaran
Public Goods dengan Bank Indonesia sebesar Rp397,56 triliun.
Total
Total
Total Penawaran
Jenis Penawaran
Penawaran Memenuhi
Diterima
Benchmark
Penerbitan Domestik
(Lelang, Private
2.267.128,098 1.373.608,653 1.004.033,998
Placement & Special
Instrument)
FR Rupiah 1.507.989,100 735.644,655 479.640,000
SPN 292.155,000 170.980,000 57.410,000
Private Placement 69.423,998 69.423,998 69.423,998
Special Instrument 397.560,000 397.560,000 397.560,000
Obligasi ritel 33.563,458 33.563,458 33.563,458
ON Valas USD 105.099,917 94.848.100 94.848.100
ON Valas EUR 67.501,672 15.207,830 15.207,830
Samurai Bond 13.434,290 13.434,290 13.434,290
(a) Penerbitan SUN melalui lelang mata uang rupiah dan valas
serta transaksi private placement
79
80
81
Seri SUN
Keterangan
RI0230 RI0250 RIEUR0227
Jumlah nominal USD0,8
USD1,2 miliar EUR1 miliar
yang diterbitkan miliar
Tingkat kupon 2,850% 3,500% 0,900%
Tingkat yield 2,880% 3,550% 0,953%
14 Februari 14 Februari 14 Februari
Jatuh tempo
2030 2050 2027
Tanggal Setelmen 14 Januari 2020
Singapore Stock Exchange dan Frankfurt
Listing
Stock Exchange
Seri SUN
Keterangan
RI1030 RI1050 RI0470
Jumlah nominal USD1,65
USD1,65 miliar USD1 miliar
yang diterbitkan miliar
Tingkat kupon 3,850% 4,200% 4,450%
Tingkat yield 3,900% 4,250% 4,500%
15 Oktober 15 April
Jatuh tempo 15 Oktober 2050
2030 2070
Tanggal
15 April 2020
Setelmen
Singapore Stock Exchange dan Frankfurt
Listing
Stock Exchange
Selain USD dan Euro, pada tahun 2020 Pemerintah juga
menerbitkan SUN dalam valuta asing denominasi Yen (Samurai
Bond) dengan total penerbitan sebesar JPY100 miliar (ekuivalen
Rp13,434 triliun) sebanyak 5 (lima) seri Samurai Bonds yang
diterbitkan. Ringkasan hasil penerbitan Samurai Bonds tahun
2020 adalah sebagai berikut:
82
Seri SUN
Keterangan
RIJPY0723 RIJPY0725 RIJPY0727 RIJPY0730 RIJPY0740
Jumlah
nominal
JPY50,7 JPY24,3 JPY10,1 JPY13,4 JPY1,5
yang
diterbitkan
Tingkat
1,13% 1,35% 1,48% 1,59% 1,80%
kupon
Reoffer
Spread over
YSO+110 YSO+130 YSO+140 YSO+145 YSO+143
Yen Swap
Offer (YSO)
Jatuh tempo 7 Juli 2023 8 Juli 2025 8 Juli 2027 8 Juli 2030 6 Juli 2040
Tanggal
8 Juli 2020
Setelmen
83
84
85
1.000 946
800
600
417
400 282 287
223
182
200 143 110
58
94 89 85 8996 57
13 3 24 12 1 9 13 - 33 23 - 20 13 - 33
-
2016 2017 2018 2019 2020
ON SPN Global Bond Samurai Bond SUN Valas Domestik SUN Ritel
SWR 14.912
SW 50.849
87
88
Jumlah Proyek 1 2
Realisasi
Nama Proyek Jumlah
Nilai Proyek
Proyek
Pembangkit PLTU & PLTMG
Tahap I Program 35 GW – 11 Rp 6.000.000.000.000
Penjaminan Pemerintah
Pembangkit PLTU & PLTMG
Tahap II Prgm 35 GW – 4 Rp 3.347.143.539.317
Penjaminan Pemerintah
Penerbitan Global Bond PT
Hutama Karya – Penjaminan - US$ 600.000.000
Pemerintah
Penjaminan Pinjaman Daerah 12 Rp 2.400.000.000.000
PLTP Dieng dan Patuha –
2 US$ 335.000.000
Penjaminan Direct Lending
PKE Mandalika dan PKE
Industri Penerbangan – 2 Rp 2.180.000.000.000
Penugasan Khusus Ekspor
89
Realisasi
Nama Proyek Jumlah
Nilai Proyek
Proyek
Proyek distribusi listrik
Kalimantan Maluku Papua
1 US$ 600.000.000
(KMP) – Penjaminan Direct
Lending
US$ 1.535.000.000 dan
Total 32
Rp 12.927.143.539.317
Hingga akhir Desember 2020, target pemberian jaminan
pemerintah yang telah ditetapkan dapat terealisasi dengan
dengan rincian capaian sebesar 94,12% untuk jumlah target
proyek dan 118,87% untuk nominal proyek. Namun demikian,
terdapat beberapa yang belum dapat dicapai pada tahun 2020,
yaitu sebagai berikut:
(a) Proyek Power Generation Sector Project (PGSP),
penjaminan dengan skema direct lending untuk proyek ini
belum dapat terlaksana dikarenakan terkendala isu TKDN
(Tingkat Komponen Dalam Negeri) dimana proyek
membutuhkan pengadaan dari luar negeri, namun tidak
memenuhi tingkat TKDN yg dipersyaratkan Kemendagri.
(b) Proyek pengeboran eksplorasi Panas Bumi di Waesano,
NTT, sebagai penugasan skema PISP (Government Drilling),
belum dapat terlaksana pada 2020 lalu. Hal ini
dikarenakan masih terdapat isu sosial yang menghambat
pelaksanaan proyek dimaksud.
(c) Proyek pengeboran eksplorasi panas bumi di Candradimuka
Jawa Tengah, sebagai penugasan skema PISP (SoE Drilling),
belum dapat terlaksana pada 2020 lalu. Hal ini dikarenakan,
terdapat masalah eksternal. PT Geo Dipa Energi (Persero)
selaku Badan Usaha yang akan menggunakan Fasilitas PISP
terkendala pemenuhan dokumen Head of Agreement (HoA)
dengan PT PLN (Persero). Dikarenakan HoA tersebut sebagai
persyaratan proposal untuk dana PISP, maka PT GDE
sampai dengan akhir 2020 belum dapat menyampaikan
proposal kepada DJPPR.
90
91
Tahunan 100% 99,9% 100% 100,002% 100% 119,01% 100% 116,81% 100% 120,26%
93
Simpulan
a) Realisasi IKU
96
97
a) Capaian IKU
IKU ini menggunakan polarisasi maximize. Capaian yang
diharapkan adalah capaian yang semakin tinggi atau lebih dari
target yang ditetapkan. Capaian IKU s.d. Q4 – 2020 terealisasi
sebesar 108,50% dengan ringkasan capaian per komponen sebagai
berikut.
(1) Komponen pengendalian risiko default program penjaminan
pemerintah (bobot 40%)
98
Batas Target
No Komponen Realisasi Indeks
Toleransi (90%)
1 Rasio utang pemerintah 1,06 119.70
luar negeri terhadap 1,2 1,32
cadangan devisa
2 Rasio utang luar negeri 0,08 127.27
jangka pendek terhadap 0,1 0,11
cadangan devisa
3 Debt to Equity Ratio 2,38 138.18
3,50 3,85
(DER)
Capaian IKU 128,38
Tahunan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 107,18% 100% 108,50%
100
101
102
Simpulan:
Pencapaian SS Pengelolaan dukungan pemerintah dan risiko
keuangan negara yang optimal dengan IKU indeks efektivitas
pemberian dukungan pemerintah dan tingkat efektivitas
pengendalian risiko keuangan negara pada tahun 2020 dapat tercapai
dengan baik dengan nilai capaian 110,50%.
c. SS Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien
DJPPR sebagai institusi publik memiliki posisi yang unik dan
strategis karena memiliki peran sebagai pelaku pasar di industri
keuangan domestik maupun global. Peranan ini dilakukan DJPPR dalam
rangka melaksanakan tugas dan fungsi utama untuk memenuhi
pembiayaan APBN melalui utang, pembiayaan/penjaminan proyek
infrastruktur, dan pengelolaan risiko keuangan negara, secara efektif dan
efisien. Agar dapat mencapai hal tersebut, DJPPR dituntut mampu
membangun kepercayaan di kalangan stakeholders-nya (investor, dealer
utama, agen penjual, kreditur, executing agencies, Kementerian
Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD, dll) melalui pelaksanaan
pengelolaan pembiayaan dan risiko secara kredibel.
Tingkat kredibilitas DJPPR dalam memenuhi layanan publik secara
prima di atas, terefleksikan dari parameter persepsi kepuasan
stakeholders atau pengguna layanan atas kualitas pelayananan yang
diberikan oleh DJPPR.
Organisasi yang optimal adalah organisasi yang mampu mewadahi
dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi dan memenuhi ekspektasi stakeholders. Dalam memenuhi
perubahan kebutuhan stakeholders, diperlukan struktur birokrasi yang
agile, efektif, dan efisien, sehingga mampu dengan mudah beradaptasi
dengan perubahan-perubahan yang ada.
Sasaran dari birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan
efisien adalah peningkatan kualitas output organisasi yang akan
berimplikasi pada peningkatan citra positif publik atas layanan/ kinerja
pemerintah. Citra positif tersebut direpresentasikan dengan penilaian
kepuasan publik atas layanan-layanan utama organisasi.
Untuk mencapai SS ini, pada tahun 2020 DJPPR menerapkan IKU
Indeks kepuasan pengguna layanan dengan alokasi DIPA Rp 391.847.000.
103
Tahunan 4,02 4,40 4,12 4,78 4,74 4,72 4,74 4,47 4 4,64
a) Capaian IKU
Sampai dengan kuartal IV 2020, berdasarkan hasil perhitungan
yang dilaksanakan oleh Biro Hukum, Setjen, capaian IKU
terealisasi 118,34 (lebih tinggi dari target sebesar 100), yang
diperoleh dari progres penyelesaian dan implementasi sejumlah
kebijakan.
106
107
108
a) Realisasi IKU
S.d. Q4 - 2020, capaian IKU terealisasi sebesar 117%.
109
a) Capaian IKU
Pada tahun 2020, Tingkat akurasi perencanaan pembiayaan
dalam APBN ditargetkan sebesar 100% dengan realisasi sebesar
132,82% sehingga memperoleh nilai capaian 120.
dengan rincian per komponen IKU, sebagai berikut:
113
Simpulan:
115
116
SUN
Domestik 1.233,8 2.227,78 T 1.332,50 T 167,19 %
SBSN
Domestik 523,14 663,20 T 523,14 T 126,77%
SBN
Domestik IDR 1.746,94 T IDR 2.890,98 T IDR 1.855,64 T 155,79%
sejak tahun 2016. Namun hingga tahun 2019 komponen yang diukur
dalam IKU hanya sebatas pertumbuhan investor SBN domestik. Pada
tahun 2020, komponen pengukuran ditambahkan dengan
pertumbuhan investor domestik KPBU. Perbandingan target dan
realisasi tersaji sebagai berikut.
Tahunan 9% 22,60% 15% 14,10% 11,65% 16,71% 100% 175,15% 100% 137,64%
118
Secara best practice, tidak semua seri SBN yang tersedia di pasar
sekunder harus diukur, dikarenakan tidak signifikan dalam
mencerminkan likuiditas pasar. Antara lain dikarenakan tidak semua seri
dimaksudkan untuk diperdagangkan, namun lebih cenderung hold to
maturity, sehingga tidak aktif diperdagangkan. Selain itu juga, secara
natural, semua seri SBN menjadi tidak aktif diperdagangkan apabila
mendekati jatuh tempo.
a) Capaian IKU
Pada tahun 2020 IKU terealisasi sebesar 146,34% dengan rincian
capaian masing-masing komponen sebagai berikut.
(1) Pencapaian target risiko portofolio SBN (bobot 50%)
Realisasi indikator risiko portofolio periode Q4 -2020 adalah
sebesar 106,24%, dengan rincian per indikator risiko sbb:
Tabel 61 Capaian Target risiko portofolio SBN
Target
Target Realisasi
No Indikator Polarisasi Jangka
Tahunan s.d. Q4 2020
Menengah
FX portion 35,28% 33,80% 33,48%
1 Stabilize
(40%)
VR portion 15,93% 15,40% 14,14%
2 Stabilize
(20%)
8,56 8,55 tahun 8,46 tahun
3 ATM (40%) Maximize
tahun
120
Persentase pencapaian
target risiko portofolio 100% 109% 100% 109,34% 100% 103,12% 100% 106,20%
utang
100% 146,34%
Persentase pencapaian
tingkat likuiditas pasar 100% 134,60% 100% 130,84% 100% 126,55% 100% 126,27%
SBN
121
122
a) Capaian IKU
Sampai dengan kuartal IV tahun 2020, capaian IKU terealisasi
sebesar 117,56%, yang diperoleh dari realisasi Weighted Average Yield
(WAY) penerbitan SBN tenor tertentu selama tahun 2020 sebesar
6,69% (lebih rendah dari target sebesar 8,11%).
Lelang SBN pada Triwulan IV masih dipengaruhi oleh
implementasi Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur
BI yang turut berkontribusi dalam menjaga tingkat biaya utang baru.
Tren risiko diproyeksikan tetap memperhatikan dampak penerapan
skema dan mekanisme koordinasi pembelian SBN oleh BI dan
pembagian beban biaya yang efektif meminimalisasi besaran biaya
utang.
b) Perbandingan IKU Selama 5 tahun Terakhir
Tahunan 80% 100% 100% 100,22% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
127
Total Dana IDR 26,99 T 51,8% (Rp 13,98 T) 251.57% (Rp 35,17 T)
Proyek
128
IKU ini telah diterapkan pada tahun 2018 dan 2019 namun
hanya mengukur realisasi penarikan pinjaman luar negeri dengan
nomenklatur IKU Persentase pencapaian target realisasi penarikan
pinjaman kegiatan. Mulai tahun 2020 komponen IKU ditambah
dengan realisasi penarikan dana proyek SBSN, sehingga target di
tahun 2020 lebih rendah dari tahun 2019. Rincian target dan
realisasi IKU tersebut selama tiga tahun berturut-turut seperti
tertera pada tabel berikut.
130
Keterangan Jumlah
Rekomendasi monev progress proyek/kegiatan pada Dit. EAS (bobot
50%)
Jumlah loan pada seluruh K/L yang dimonitor 647
Jumlah loan yang telah dilakukan tindaklanjut 613
rekomendasi hasil monitoring
% loan yang telah dilakukan tindaklanjut rekomendasi 94,75%
hasil monitoring
131
Keterangan Jumlah
Rekomendasi monev progress proyek/kegiatan pada Dit. PRKN (didanai
dari non utang)
Jumlah rekomendasi yang diterbitkan 4
Jumlah rekomendasi yang telah ditindaklanjuti 4
% jumlah rekomendasi yang telah ditindaklanjuti 100%
132
134
Persentase
rekomendasi BPK
atas LKPP dan LK 46% 52,74% 75% 77,78% 89% 93,75% 89,5% 100%
BUN yang telah
ditindaklanjuti
100 107,78
Indeks opini BPK
atas LK BUN dan LK
4 4 - - - - 4 4
BA-015 terkait
DJPPR
135
IKU Indeks opini BPK atas LK BUN dan LK BA-015 terkait DJPPR,
dapat tercapai dengan baik dengan realisasi sebesar 107,78 dari target
100sehingga nilai capaiannya sebesar 107,78.
Simpulan
Dengan demikian, SS Pengelolaan pembiayaan dan risiko
keuangan negara serta dukungan pemerintah yang akuntabel dengan
IKU Indeks kualitas pelaporan keuangan dan tindak lanjut
rekomendasi BPK dapat tercapai dengan baik dengan nilai capaian
107,78.
a) Capaian IKU
Sampai dengan kuartal IV 2020, realisasi IKU Persentase
pencapaian target pengembangan kompetensi pegawai dan
implementasi learning organization adalah sebesar 112% .
Capaian dari masing-masing komponen dapat dilihat pada
tabel berikut.
1 Pemenuhan Standar
Kompetensi Jabatan 95% 98,80% 104,00% 40% 41,60%
Implementasi learning
2 75% 88,83% 118,44% 25% 29,61%
organization
Pencapaian target
3 90% 93,84% 104,27% 15% 15,64%
standar hard competency
Kesesuaian rencana
pengembangan dengan
4 70% 90,44% 129,20% 10% 12,92%
realisasi pengiriman
peserta diklat
137
Penilaian atas
5 pengembangan 80% 97,72% 122,15% 10% 12,22%
kompetensi pegawai
Nilai IKU 112%
138
Ruang lingkup belanja yang diukur adalah belanja yang ada baik
di tahun 2019 dan tahun 2020. Apabila output tersebut terealisasi
pada triwulan yang berbeda, misalnya pada Q1 2019 dan Q3 2020,
maka efisiensi tersebut dihitung pada periode Q3. Jenis belanja yang
diukur oleh IKU ini meliputi: (i) belanja bahan percetakan dan
konsumsi; (ii) belanja perjalanan dinas dalam negeri kecuali dalam
rangka pelantikan, mutasi, diklat, dan bantuan evaluasi non lokal
dalam rangka pemberian dana dukungan pemulihan kepada pegawai
yang terkena dampak bencana alam (iii) RDK dan konsinyering.
139
1 Efisiensi belanja
10% 44,12% 441,2% 30% 132.36
birokrasi
Implementasi
2 100% 100% 100% 40% 40
delayering
Penyelesaian
3 85% 95,89% 113% 30% 33,84
program RBTK
Nilai IKU 206,20
140
141
142
a) Capaian IKU
Realisasi IKU Indeks integritas organisasi dihitung dari 2
(dua) komponen yaitu:
1. capaian tingkat pemenuhan ZI WBK (bobot 50%) dan
2. capaian persepsi integritas (bobot 50%).
Berdasarkan penilaian dari Tim Penilai Kementerian pada
unit Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen serta
Sekretariat Direktorat Jenderal dan survei integritas organisasi
diperoleh realisasi IKU sebesar 104,65 dari target sebesar 95
sehingga capaian IKU adalah 110,16. Rincian perhitungan capaian
IKU dapat terlihat pada tabel berikut.
Tabel 75 Rincian Perhitungan Indeks Persepsi Integritas
Survey Persepsi
93,06 88,88 95,51
Integritas
Tingkat
pemenuhan
unit kerja
100% 110,18%
terhadap
krieria ZI-
WBK 113,99 94,1 95 104,65
Indeks
persepsi 85 88,20
integritas
143
144
Nilai
No. Variabel Nilai Bobot Ket
Akhir
1 Revisi DIPA 100.00 0 0 1 Mengacu pada SE-
8/MK.1/2020, capaian IKU
2 Deviasi Halaman III DIPA 96.78 0 0 PKPA:
a Triwulan I s.d. III adalah
3 Pagu Minus 99.25 5 4.96
capaian IKPA
4 Data Kontrak 98.00 15 14.70 b Triwulan IV adalah 40%
capaian IKPA dan 60%
5 Pengelolaan UP dan TUP 100.00 8 8.00 capaian SMART
2 Untuk mendukung
6 LPJ Bendahara 100.00 5 5.00 akselerasi belanja Tahun
145
a) Capaian IKU
147
Komponen Realisasi
Kesesuaian pelaksanaan RP4 291,67%
Simpulan:
Pencapaian SS Pengelolaan keuangan dan BMN yang optimal pada tahun
2020 dengan IKU Persentase kualitas pelaksanaan anggaran dan
Pengelolaan keuangan dan BMN yang optimal telah dilaksanakan dengan
sebaik mungkin dengan capaian sebesar 103,89.
• Tahapan Input
149
• Tahapan Output
Diukur berdasarkan pemenuhan output atas indikator keberhasilan
yang disusun. Media massa (jumlah & tone berita, tingkat kehadiran
wartawan), Media sosial (tingkat engagement/reach publikasi di
media sosial), Event Online ((tingkat kehadiran)
• Tahapan Outtakes
Diukur melalui survei dengan kuesioner kepada publik peserta
kegiatan, wartawan/media, serta publik follower media sosial, untuk
mengetahui apakah pesan kunci pada suatu taktik tersampaikan
dengan baik.
• Tahapan Outcome
Diukur melalui survei dengan kuesioner kepada publik umum
(kelompok sasaran tujuan), untuk mengetahui apakah tujuan dari
kampanye tercapai. Diukur dengan skala sikap (kognisi, afeksi,
konasi).
a) Capaian IKU
Sampai dengan kuartal IV 2020, berdasarkan perhitungan Biro
KLI, Setjen, capaian IKU terealisasi sebesar 3,75 lebih tinggi dari
target 3,5. DJPPR menjalankan strategi komunikasi dengan narasi
besar yang selaras dengan penjabaran visi Presiden. Narasi
tersebut meliputi literasi keuangan, (inklusi finansial), edukasi
APBN (utang dan pembiayaan), dan instrumen pembiayaan (SBN
Ritel). Narasi tersebut dijalankan melalui berbagai kanal
komunikasi, seperti Regular Campaign (website, media sosial,
podcast, program magang dan secondment), Direct-offline
communication (integrasi kegiatan dalam Inclusive Festival (InFest)
DJPPR), kolaborasi dan pengembangan komunitas (kerjasama
media partner, influencer incubator, dan pengembangan
komunitas “Yang Muda Yang Bicara”).
Hubungan stakeholders yang terkelola dengan baik dapat
mempertahankan trust/kredibilitas DJPPR. Selain itu, peningkatan
pemahaman masyarakat atas pentingnya utang pemerintah dapat
mendorong minat investasi masyarakat pada SBN, sehingga
mendukung pemenuhan target pembiayaan dan pertumbuhan
investor domestik.
150
IKU ini merupakan IKU yang baru diterapkan pada tahun 2020
dalam Kemenkeu-One DJPPR sehingga belum dapat dibandingkan
capaiannya dengan tahun-tahun sebelumnya.
152
a) Capaian IKU
Capaian IKU indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus
diperoleh dari Nilai Kinerja Organisasi (NKO) BLU LDKPI. Sampai
dengan kuartal IV 2020, capaian IKU terealisasi sebesar 101,52
yang diperoleh dari 8 (delapan) IKU BLU LDKPI.
156
157
data dapat lebih dipertajam seperti data per provinsi, lokasi atau bahkan
ruang lingkup (scope of Project) dan pekerjaan detail per proyek serta data
lain yang dibutuhkan. Database ini sangat diperlukan dalam pemantauan
dan evaluasi guna memberikan rekomendasi terhadap permasalahan yang
terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan kegiatan yang menyebabkan slow
disbursement serta dalam penyusunan laporan manajerial yang berguna
dalam pengambilan keputusan. Capaian kinerja pada tahun 2020 adalah
terselesaikannya pembangunan Sistem Aplikasi Sistem Monitoring
Pembiayaan yang Terintegrasi dengan Perencanaan (Planning) dan
Penganggaran (Budgeting) dan piloting sistem aplikasi.
159
E. Realisasi Anggaran
160
162
163
Tabel 84 Perbandingan Pagu dan Realiasi Anggaran Per Kegiatan Tahun 2019 dan
2020
(dalam Juta rupiah)
Pagu Revisi Realisasi Realisasi (%)
No Uraian
2019 2020 2019 2020 2019 2020
Program Pengelolaan
1 116.376,56 93.473,04 114.729,08 87.706,01 98,58% 93,83%
Pembiayaan dan Risiko
Pelaksanaan Evaluasi,
2 Akuntansi, dan Setelmen 1.268,31 824,86 1.267,85 556,54 99,96% 67,47%
Pembiayaan
Pengelolaan Pembiayaan
3 2.552,39 2.014,86 2.549,77 1.692,54 99,90% 84,00%
Syariah
Pengelolaan Pinjaman dan
4 1.836,29 815,28 1.826,28 441,06 99,45% 54,10%
Hibah
Pengelolaan Strategi dan
5 2.544,42 1.024,91 2.538,19 1.020,20 99,76% 99,54%
Portofolio Pembiayaan
Pengelolaan Surat Utang
6 4.948,19 1.943,32 4.925,97 992,17 99,55% 51,06%
Negara
Dukungan Manajemen
7 dan Dukungan Teknis 75.369,77 65.281,86 74.705,21 63.309,62 99,12% 96,98%
Lainnya di DJPPR
Pengelolaan Dana Kerja
8 Sama Pembangunan - 694,24 - 303,79 0,00% 43,76%
Internasional
Pengelolaan Risiko
9 3.794,54 1.693,82 3.791,67 1.503,97 99,92% 88,79%
Keuangan Negara
Pengelolaan Dukungan
10 Pemerintah dan 24.062,66 19.179,94 23.124,15 17.886,13 96,10% 93,25%
Pembiayaan Infrastruktur
Bobo Nilai
No. Variabel Nilai Ket
t Akhir
1 Revisi DIPA 100.00 0 0 4 Mengacu pada SE-
8/MK.1/2020, capaian
2 Deviasi Halaman III DIPA 96.78 0 0 IKU PKPA:
3 Pagu Minus 99.25 5 4.96 c Triwulan I s.d. III
adalah capaian IKPA
4 Data Kontrak 98.00 15 14.70 d Triwulan IV adalah
40% capaian IKPA
5 Pengelolaan UP dan TUP 100.00 8 8.00
dan 60% capaian
6 LPJ Bendahara 100.00 5 5.00 SMART
5 Untuk mendukung
7 Dispensasi SPM 100.00 5 5.00 akselerasi belanja
Tahun 2020, Indikator
8 Penyerapan Anggaran 100.00 15 15.00
Revisi DIPA dan Deviasi
9 Penyelesaian Tagihan 97.94 12 11.75 Halaman III DIPA tidak
diperhitungkan dalam
Konfirmasi Capaian 10 nilai akhir IKPA.
10 100.00 10
Outut 6 Data diambil dari OM-
SPAN sampai dengan
11 Retur SP2D 99.26 5 4.96
Desember 2020 dan
12 Renkas 100.00 5 5.00 diakses pada tanggal
19 Januari 2021.
13 Kesalahan SPM 95.00 5 4.75
Jumlah 100% 90 99.03
Nilai SMART DJA 97.37
F. Kinerja Lainnya
Analis Utama
Analisis kebijakan strategis nasional
Analis Madya
Analisis kebijakan sektoral atau per bidang
Analis Muda
Analisis yg bersifat takt is operasional
Analis Pertama
Analisis sederhana yang bersifat operasional
InFest X UIN Sunan Ampel Surabaya: “Peran Sukuk Negara dalam Mendukung
Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi” Infest Goes to Campus
dilaksanakan pada tanggal 16 November 2020
InFest X SBM ITB: “Kontribusi APBN Sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan
Ekonomi di Masa Pandemi” Infest Goes to Campus diselenggarakan pada
tanggal 20 November 2020.
InFest X Universitas Sam Ratulangi: “Menjaga dan Mengelola APBN Guna
Mengembalikan Iklim Bisnis Melalui Optimalisasi Pemulihan Ekonomi
Nasional”
170
2019 (Baseline)
No. Credit Rating Agencies
Rating Outlook
1 Moody’s Baa2 Stable
1 Fitch BBB Stable
2 S&P BBB Negatif
3 JCRA BBB+ Stable
4 R&I BBB+ Stable
Rincian penilaian dari beberapa lembaga pemeringkat dapat tersaji sebagai
berikut.
Tabel 87 Rincian Credit Rating oleh Beberapa Lembaga
No Lembaga Status
No Lembaga Status
172
173
Penanggung Jawab Proyek (PPK dan KPA). Data Katalog yang lengkap,
semakin mempermudah proses koordinasi dan komunikasi sehingga apabila
terdapat kendala dan permasalahan dapat segera diselesaikan.
Selain itu, yang tidak kalah penting dalam aplikasi ini adalah fitur
penyampaian Rencana Penarikan Dana (RPD) oleh K/L secara bulanan.
Dengan adanya fitur ini DJPPR dengan cepat dan mudah dapat mengetahui
dana yang dibutuhkan K/L dalam pelaksanaan proyeknya dalam waktu satu
bulan ke depan dengan tidak melebihi pagu anggaran K/L dimaksud.
Manfaat aplikasi e-Monev SBSN bagi unit terkait, sebagai berikut:
a. Satker: memudahkan pendataan proyek secara online; simplifikasi
prosedur secara online atas permintaan kebutuhan dana setiap bulan
secara cepat dan akurat, penyusunan laporan katalog dan progres
proyek triwulanan, pengawasan akurasi data pagu dan realisasi,
pendataan permasalahan dan tindak lanjutnya.
b. K/L: media pengawasan pelaksanaan proyek.
c. DJPPR: pemantauan progress proyek tanpa on site-visit dan
mempermudah penyusunan laporan dan pengambilan keputusan
Proyek-proyek yang dibiayai melalui penerbitan SBSN merupakan
proyek strategi nasional yang mempunyai nilai manfaat dan tambah dalam
mensukseskan pembangunan infrastruktur yang secara masif digalakkan
oleh Pemerintah. Beberapa proyek yang dibangun antara lain Pembangunan
dan Revitalisasi 14 gedung Asrama Haji, pembangunan 128 Gedung Balai
Nikah dan Manasik Haji (KUA), Pengembangan 5 Taman Nasional dan
Laboratarium Lapangan Pendidikan Vokasi, dan berbagai infrastruktur di
sektor lainnya.
Pembangunan aplikasi e-Monev SBSN dilakukan secara swakelola (in-
house) tanpa menggunakan dana APBN. Dibangun dan dikembangkan oleh
para pegawai DJPPR sebanyak 5 orang, dengan pertimbangan agar
kerahasiaan data proyek SBSN terjaga dan pengembangan fitur/ cakupan
aplikasi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
Dalam era digitalisasi dan perkembangan teknologi informasi, aplikasi
e-Monev SBSN menjadi model pemantauan dan evaluasi yang efektif, karena
dilakukan secara online yang berdampak pada efisiensi penggunaan
anggaran APBN, sehingga anggaran yang ada dapat dimanfaatkan untuk
melaksanakan kegiatan prioritas lainnya. Hal ini, dapat menjadi role model
bagi Kementerian Keuangan maupun K/L lainnya dalam pelaksanaan
pemantauan proyek.
Dalam ajang kompetisi inovasi kementerian keuangan tahun 2020,
inovasi layanan publik e-Monev Proyek Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) masuk dalam kategori 12 besar inovasi terbaik.
174
budaya kerja akibat pandemi covid-19 yang saat ini tengah terjadi. Beberapa
aturan yang perlu diterapkan dalam membangun ABW ini di antaranya:
a. No Dedicated Seat, artinya tidak ada kursi atau meja yang khusus
diperuntukkan salah satu pegawai, melainkan setiap meja dapat diduduki
oleh siapapun.
b. Mobile Working, artinya setiap pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan
secara mobile atau berpindah-pindah sehingga sifatnya tidak kaku dan
bergantung pada personal computer dan meja kerja khusus bagi pegawai.
c. Collaborative Environment, menciptakan suasana kerja yang lebih efektif
dengan meningkatkan kemampuan kolaborasi dengan rekan kerja dan
atasan.
d. Clean Desk, artinya meja kerja dipastikan terbebas dari berkas-berkas,
sehingga meja tidak terikat dengan pemilik berkas tersebut.
e. Result Based, berarti indikator pengukuran keberhasilan pelaksanaan
tugas dihitung berdasarkan hasil atau output yang dicapai, bukan
berdasarkan jam kerja yang dihabiskan untuk melaksanakan tugas.
Penerapan ABW diharapkan dapat memberikan dampak positif,
diantaranya penggunaan ruang kantor lebih efisien, tumbuhnya budaya
kolaboratif, komunikasi vertikal yang lebih cair, meningkatnya daya kreasi
dan inovasi, meningkatnya produktivitas dan kinerja, dan meningkatnya
kepuasan kerja. Setiap pegawai diharuskan untuk mengurangi penggunaan
personal computer dan beralih kepada perangkat kerja yang sifatnya mobile.
Program ABW adalah merupakan bagian dari implementasi ISRBTK The New
Thinking Of Working. Dengan kondisi yang sedang menghadapi
pandemi covid-19, Implementasi Flexible Working Space tentunya akan
berkesinambungan dengan konsep Activity Based Workplace Pada tahun
2020 DJPPR telah menyelesaikan program pembangunan Ruang Open Space
pada lantai 3 untuk kebutuhan ruang kerja Direktorat Pengelolaan Risiko
Keuangan Negara dan lantai 2 untuk kebutuhan ruang kerja Sesditjen
walaupun dengan keterbatasan anggaran yang ada.
176
(CWLS) Ritel seri SWR001 kepada wakif individu dan institusi. Masa
penawaran akan berlangsung mulai tanggal 9 Oktober – 12 November 2020.
Penerbitan CWLS Ritel seri SWR001 tersebut merupakan salah satu
bentuk komitmen Pemerintah untuk mendukung Gerakan Wakaf Nasional,
membantu pengembangan investasi sosial dan pengembangan wakaf
produktif di Indonesia. Melalui CWLS Ritel seri SWR001, Pemerintah
memfasilitasi para pewakaf uang baik yang bersifat temporer maupun
permanen agar dapat menempatkan wakaf uangnya pada instrumen
investasi yang aman dan produktif.
CWLS Ritel seri SWR001 memiliki tenor 2 tahun dan menawarkan
tingkat imbalan/kupon tetap sebesar 5,5% per tahun, yang imbalannya akan
disalurkan untuk program/kegiatan sosial yang memiliki dampak sosial dan
ekonomi untuk masyarakat. Penyaluran imbalan akan dilakukan oleh Nazhir
yang kredibel yang ditunjuk oleh Lembaga Keuangan Syariah -Penerima
Wakaf Uang (LKSPWU) dan disetujui oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI)
sebagai regulator dan pengawas Nazhir Untuk menjaga transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan dan penyaluran dana imbakan CWLS, maka Nazhir
wajib membuat laporan kepada BWI, Kementerian Agama, Kementerian
Keuangan, dan wakif (pembeli CWLS).
Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) seri Ritel SWR001 telah menghimpun
dana wakaf sebesar Rp 14,9 miliar. Dalam masa penawaran dari tanggal 9
Oktober hingga 20 November 2020, sebanyak 1.041 wakif telah mewakafkan
dananya melalui empat mitra distribusi bank syariah.
Pemberi Tanggal
No Penghargaan
Penghargaan Penyerahan
1. Best Green Sukuk – The Asset Triple A 24 Juli 2020
Sovereign (International
Islamic Finance Awards
2020)
2. 3G Best Green Initiative of Cambridge IFA 8 Juni 2020
the Year 2020
Pemberi Tanggal
No Penghargaan
Penghargaan Penyerahan
1. Best Sovereigns Global Capital 10 Desember
Supranationals and Agencies Asia 2020
(SSA) Bond
2. Indonesia Best Sovereign The Asset 1 Desember
Bond (Project SEC 7) 2020
178
180
182
3. SS.4 Pengelolaan
Perbendaharaan, • Peningkatan implementasi skema
Kekayaan Negara yang KPBU melalui Optimalisasi
Akuntabel dan Produktif pemanfaatan Project Development
dengan Risiko yang Facility (PDF), Viability Gap Fund (VGF),
Terkendali dan Penjaminan pada sektor prioritas.
• Mengoptimalkan potensi sumber
pembiayaan dalam dan luar negeri
secara selektif, prudent, transparan
dan akuntabel untuk mendukung
pemulihan nasional
• Menerbitkan SUN dan/atau SBSN
dalam rangka penanganan pandemi
Covid-19 untuk dapat dibeli oleh Bank
Indonesia di pasar perdana
• Diversifikasi instrumen, pengembangan
infrastruktur & penguatan legal
framework dalam rangka
Pengembangan dan Pendalaman pasar
SBN
• Memperluas cakupan kegiatan yang
dapat dibiayai dari pinjaman dalam
negeri, antara lain untuk sektor
infrastruktur dan kegiatan-kegiatan
yang mendorong industri dalam negeri
• Pengembangan Data Champion
Pembiayaan dan Risiko
• Mengembangkan creative financing
dalam rangka mendukung percepatan
pembangunan infrastruktur dan
menjaga kesinambungan fiskal
• Meningkatkan efektivitas mekanisme
pembiayaan khusus untuk mendukung
program nasiona
• Mengendalikan risiko keterjadian atas
realisasi kewajiban kontinjensi APBN
yang disebabkan antara lain karena
adanya pandemi
• Mengembangkan kerangka kerja dan
instrumen pengelolaan risiko keuangan
negara yang holistik (termasuk isu
bencana, lingkungan, perubahan iklim
maupun pandemi)
183
185
186
188
Arsitektur Uraian
Program Program Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Sasaran Mengoptimalkan pengelolaan pembiayaan, risiko keuangan
Program/Outcome negara, dan dukungan pemerintah, yang aman dan terkendali
Eselon I
Indikator 1. Persentase Pemenuhan Target 100 %
Outcome Pembiayaan Dengan Biaya dan Risiko
Yang Terkendali
2. Tingkat Efektifitas Pengendalian Risiko 100 %
Keuangan Negara
3. Indeks Efektivitas Investasi Dukungan 100 Indeks
Pemerintah (skala
100)
Output Program Layanan Pengelolaan Pembiayaan
189
Arsitektur Uraian
Aktivitas Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan
Pembiayaan Infrastruktur
Output Program Output Internal Unit Eselon I
Indikator Output 1. Persentase kualitas pelaksanaan 95 %
anggaran
2. Persentase Pencapaian Target 100 %
Pengembangan Kompetensi Pegawai
Dan Implementasi Learning Organization
3. Indeks Penilaian Organisasi 100 Indeks
(skala
100)
Aktivitas Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko
Arsitektur Uraian
PROGRAM PROGRAM KEBIJAKAN FISKAL TARGET SATUAN
190
Arsitektur Uraian
PROGRAM PROGRAM PENGELOLAAN BELANJA
NEGARA
Sasaran Program Alokasi Belanja Pusat dan TKDD yang tepat.
Indikator Program 1. Indeks kualitas belanja Pemerintah 81 indeks
2. Indeks ketimpangan antar wilayah 0,242 (skala 1) indeks
3. Rasio TKDD yang berbasis kinerja 25,94% persen
terhadap TKDD meningkat
OUTPUT Ketepatan Alokasi Belanja pemerintah
pusat dan TKDD
Indikator Output Program Nilai kinerja anggaran K/L (SMART-DJA) 76 indeks
Indeks pemerataan kemampuan keuangan 0,51 indeks
antar daerah
AKTIVITAS Pengelolaan Anggaran Pusat dan TKDD
Sasaran Kegiatan Pengelolaan Anggaran Pusat dan TKDD
yang berkualitas
Indikator Sasaran Persentase pencapaian target akurasi 100% persen
Kegiatan perencanaan pembiayaan dalam APBN.
Klasifikasi Rincian Output Perencanaan dan Penganggaran Layanan
(KRO)
AKTIVITAS Monitoring dan Evaluasi kinerja Anggaran
Pusat dan TKDD
Sasaran Kegiatan Rekomendasi Kebijakan yang Kredibel
untuk Peningkatan Kualitas Pengelolaan
Anggaran Pemerintah Pusat dan TKDD
Indikator Sasaran Persentase tindak lanjut atas rekomendasi 82% persen
Kegiatan hasil monitoring progres proyek/kegiatan.
Klasifikasi Rincian Output Kebijakan Bidang Ekonomi dan Keuangan Rekomendasi
(KRO) Kebijakan
PROGRAM PROGRAM PENGELOLAAN
PERBENDAHARAAN, KEKAYAAN
NEGARA, DAN RISIKO
Sasaran Program Pengelolaan pembiayaan yang optimal dan
risiko keuangan negara yang terkendali
Indikator Program 1. Rasio utang terhadap PDB 36,67% -37,97% persen
2. Imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara Menurun kualitas
3. Tingkat Efektivitas Pengendalian Risiko 100 persen
Keuangan Negara
OUTPUT Kecukupan Kas Negara
Indikator Output Program Indeks likuiditas kas negara 3 (skala 4) indeks
AKTIVITAS Perumusan Kebijakan dan Keputusan
Administratif
Sasaran Kegiatan Kebijakan dan Keputusan Administratif di
Bidang Pengelolaan Perbendaharaan,
Kekayaan Negara, dan Risiko yang kredibel
Indikator Sasaran Indeks penyelesaian kebijakan / regulasi 100 indeks
Kegiatan prioritas
191
Arsitektur Uraian
Klasifikasi Rincian Output Peraturan Lainnya Peraturan
(KRO)
Klasifikasi Rincian Output Kebijakan Bidang Ekonomi dan Keuangan Rekomendasi
(KRO) Kebijakan
AKTIVITAS Komunikasi, Edukasi dan Standarisasi
Sasaran Kegiatan Persepsi Positif Publik dan Standarisasi
Kebijakan yang Berkualitas di Bidang
Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan
Negara, dan Risiko
Indikator Sasaran Indeks efektivitas komunikasi publik 3,5 indeks
Kegiatan (Skala 4)
Klasifikasi Rincian Output Peningkatan Kapasitas Aparatur Negara Orang
(KRO)
Klasifikasi Rincian Output Komunikasi Publik Layanan
(KRO)
AKTIVITAS Pengelolaan Kas dan Pembiayaan Negara
Sasaran Kegiatan Pengelolaan Kas Negara yang Prudent dan
Optimal
Indikator Sasaran Persentase Pemenuhan Target Pembiayaan 100% persen
Kegiatan dengan Biaya dan Risiko yang Terkendali
Klasifikasi Rincian Output Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Dokumen
(KRO) Pembiayaan
Klasifikasi Rincian Output Peraturan Lainnya Peraturan
(KRO)
Klasifikasi Rincian Output Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan Laporan
(KRO)
AKTIVITAS Monev Perbendaharaan, Kekayaan Negara,
dan Risiko
Sasaran Kegiatan Rekomendasi Kebijakan yang Kredibel
untuk Peningkatan Kualitas Pengelolaan
Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan
Risiko
Indikator Sasaran Persentase rekomendasi pembiayaan, 100% persen
Kegiatan penjaminan, dan mitigasi risiko yang
disetujui Menteri Keuangan
Klasifikasi Rincian Output Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan Laporan
(KRO)
AKTIVITAS Pengelolaan Risiko Keuangan Negara
Sasaran Kegiatan Pengelolaan Risiko Keuangan Negara yang
Produktif dengan Risiko yang Terkendali
Indikator Sasaran Tingkat Efektivitas Pengendalian Risiko 100 persen
Kegiatan Keuangan Negara
Klasifikasi Rincian Output Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan Laporan
(KRO)
AKTIVITAS Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Negara
192
Arsitektur Uraian
Sasaran Kegiatan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Negara
yang Akuntabel, Transparan dan Tepat
Waktu
Indikator Sasaran Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan 89,5% persen
Kegiatan LK BUN yang telah ditindaklanjuti
Klasifikasi Rincian OutputPengelolaan Keuangan Negara Laporan
(KRO)
OUTPUT Fasilitasi Investasi
Indikator Output Program
AKTIVITAS Pengelolaan Kas dan Pembiayaan Negara
Sasaran Kegiatan Pengelolaan Kas Negara yang Prudent dan
Optimal
Indikator Sasaran Persentase Pemenuhan Target Pembiayaan 100% persen
Kegiatan dengan Biaya dan Risiko yang Terkendali
Klasifikasi Rincian Output Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan Laporan
(KRO)
PROGRAM Program Dukungan Manajemen
Sasaran Program 1 Organisasi dan SDM yang Optimal
Indikator Program 1. Indeks kepuasan pengguna layanan 4,05 (skala 5) indeks
Kementerian Keuangan
2. Tingkat kualitas pengelolaan SDM 88% persen
Kementerian Keuangan
3. Tingkat implementasi learning 77% persen
organization
Sasaran Program 2 Sistem Informasi yang Andal dan
Terintegrasi
Indikator Program 1. Tingkat downtime sistem TIK 0,1% persen
2. Persentase penyelesaian proyek 87% persen
strategis TIK*)
*) termasuk pembaruan sistem inti
administrasi perpajakan (core tax
administratif system) yang merupakan
target RPJMN Tahun 2020-2024
Sasaran Program 3 Pengendalian dan Pengawasan Internal
yang Bernilai Tambah
Indikator Program 1. Indeks integritas 90,5 (skala 100) indeks
2. Indeks Opini BPK RI atas LK BA 15 4 (skala 4) indeks
OUTPUT Tata Kelola dan Sumber Daya Kementerian
Indikator Output Program Nilai evaluasi Reformasi Birokrasi 80,2 nilai
AKTIVITAS Pengelolaan Organisasi dan SDM
Sasaran Kegiatan Organisasi dan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang Berkinerja Tinggi
Indikator Sasaran Persentase penyelesaian delayering 100% persen
Kegiatan
AKTIVITAS Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum
193
Arsitektur Uraian
Sasaran Kegiatan Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum
yang Efisien, Efektif dan Akuntable
Indikator Sasaran 1. Persentase kualitas pelaksanaan 95% persen
Kegiatan anggaran Kemenkeu
2. Persentase rekomendasi optimalisasi 80% persen
aset terindikasi idle Kemenkeu yang
ditindaklanjuti
Klasifikasi Rincian Output Layanan Perencanaan dan Penganggaran Layanan
(KRO) Internal
AKTIVITAS Pengelolaan Sistem Informasi dan
Teknologi
Sasaran Kegiatan Sistem Informasi dan Teknologi yang Andal
Indikator Sasaran Persentase penyelesaian projyek strategis 87% persen
Kegiatan TIK
Klasifikasi Rincian Output Sistem Informasi Pemerintahan Sistem
(KRO) Informasi
AKTIVITAS Pengelolaan Komunikasi dan Informasi
Publik
Sasaran Kegiatan Persepsi Positif dan Dukungan Publik
terhadap Kementerian Keuangan
Indikator Sasaran Indeks efektivitas komunikasi publik 3,5 (skala 4) indeks
Kegiatan
Klasifikasi Rincian Output Komunikasi Publik Layanan
(KRO)
Sasaran Kegiatan Pengelolaan Risiko, Pengendalian, dan
Pengawasan Internal yang Efektif
Indikator Sasaran Indeks integritas 90,5 indeks
Kegiatan (skala 100)
Klasifikasi Rincian Output Layanan Pengawasan Internal Laporan
(KRO)
OUTPUT PROGRAM Tata Kelola dan Sumber Daya Kementerian
Indikator Output Program Nilai evaluasi Reformasi Birokrasi 80,2 nilai
AKTIVITAS Pengelolaan Organisasi dan SDM
Sasaran Kegiatan Organisasi dan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang Berkinerja Tinggi
Indikator Sasaran
Persentase Penetapan SOP Kegiatan Utama 100 %
Kegiatan
Persentase pencapaian target peningkatan
100 %
kualitas pegawai
Realisasi pembayaran Gaji dan Tunjangan =
95 %
xx%
Klasifikasi Rincian Output Layanan Organisasi dan Tata Kelola Internal
(KRO)
Klasifikasi Rincian Output Layanan SDM
(KRO)
AKTIVITAS Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum
194
Arsitektur Uraian
Sasaran Kegiatan Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum
yang Efisien, Efektif dan Akuntable
Indikator Sasaran 1. Persentase kualitas pelaksanaan 95% persen
Kegiatan anggaran Kemenkeu
Klasifikasi Rincian Output Pengelolaan Keuangan dan Kinerja Internal
(KRO)
Klasifikasi Rincian Output Layanan Umum
(KRO)
Klasifikasi Rincian Output
(KRO) Layanan Sarana Internal
OUTPUT PROGRAM Hasil Pengelolaan Tugas Khusus (Special
Mission)
Indikator Output Program Indeks efektivitas pelaksanaan tugas 100 indeks
khusus
AKTIVITAS Pelaksanaan Tugas Khusus (Special
Mission)
Sasaran Kegiatan Pelayanan dan Pengelolaan Dana yang
Optimal serta Integrasi Layanan Ekspor
Impor yang Efektif dan Efisien
Indikator Sasaran Indeks efektivitas pelaksanaan tugas 100 indeks
Kegiatan khusus
Klasifikasi Rincian Output Hasil Kelolaan dan Pemanfaatan Dana
(KRO)
c. Program Gerakan Efisiensi Sebagai Implementasi Penguatan Budaya
Dalam rangka penguatan budaya Kementrian Keuangan sesuai
dengan Instruksi Menteri Keuangan Nomor 595/IMK.01/2019 tentang
Pelaksanaan Efisiensi Perjalanan Dinas Dalam Negeri, Rapat Dalam
Kantor di Luar Jam Kerja, dan Honorarium Jasa Profesi Di Lingkungan
Kementerian Keuangan, DJPPR melakukan pengendalian perjalanan
dinas dalam negeri, rapat dalam kantor di luar jam kerja (RDK), dan
honorarium jasa profesi. Implementasi penguatan budaya di lingkungan
DJPPR terkait program tersebut adalah setiap pegawai di lingkungan
DJPPR agar melaksanakan efisiensi pelaksanaan tugas maupun
anggaran, antara lain tidak terbatas pada:
1) Pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri;
a) Perjalanan dinas dalam negeri dilakukan secara selektif dan
efisien.
b) Pembayaran uang harian perjalanan dinas dalam negeri
dibayarkan maksimal sebesar 80% dari tarif Standar Biaya
Masukan, kecuali untuk peserta yang berasal dari
Kementerian/Lembaga lain dan/ atau pihak lain.
c) Pembayaran daftar pengeluaran riil perjalanan dinas disesuaikan
dengan pengeluaran yang benar-benar terjadi (at cost) dengan
memperhatikan asas kepatuhan dan kewajaran.
2) Pelaksanaan Rapat Dalam Kantor di Luar Jam Kerja (RDK);
195
196
197
G. Evaluasi Internal
Dalam masa mulainya RPJM 2020-2024, salah satu kondisi yang menjadi
perhatian dalam rangka penyusunan Rencana Strategi Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Tahun 2020-2024 adalah merebaknya
pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Eskalasi dampak pandemi
COVID-19 ke Indonesia dimulai sejak pertengahan Maret 2020, ketika jumlah
penderita termasuk korban jiwa terus meningkat. Langkah-langkah pembatasan
aktivitas ekonomi dan sosial yang diambil oleh Pemerintah berakibat pada
berhentinya sebagian besar aktivitas ekonomi. Pemerintah mengambil langkah-
langkah kebijakan yang bersifat extraordinary untuk memitigasi dampak
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dan kelangsungan dunia usaha serta
stabilitas sektor keuangan.
Sebagai negara yang menerapkan perekonomian terbuka, dampak
perekonomian Indonesia juga terkena dampak COVID-19. Kepanikan di pasar
198
199
201
202
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja 2020
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kinerja DJPPR pada tahun 2020 menghadapi tantangan yang cukup berat
dengan bertambahnya target pembiayaan untuk penanganan pandemi Covid-19
dan pemulihan ekonomi nasional. Namun demikian, DJPPR tetap berkomitmen
untuk memberikan kinerja terbaik dalam melaksanakan amanat yang
dibebankan. Beberapa achievement yang diperoleh tahun 2020 adalah
penghargaan sebagai "Best Public Debt Office/Sovereign Debt Management
Office in East Asia Pacific” (Pengelola Utang Terbaik Tahun 2020 di Asia Pasifik),
Best Soverign Sukuk/Best Green Sukuk dari The Asset Triple A (Islamic Finance
Awards 2020), 3G Best Green Initiative of the Year 2020 dari Cambridge IFA, Best
Sovereigns Supranationals and Agencies (SSA) Bond dari Global Capital Asia,
serta Indonesia Best Sovereign Bond (Project SEC 7) dari The Asset Triple A (The
Asset Tripple A Country Awards 2020). Inovasi dan perbaikan tata kerja juga
terus dikembangkan di antaranya pembangunan aplikasi e-Monev SBSN,
implementasi Activity Based Workplace, serta pengembangan dan
penyempurnaan Jabatan Fungsional Analis Pembiayaan dan Risiko Keuangan.
Beberapa kendala dalam pencapaian kinerja tahun 2020 seperti yang telah
diuraikan pada bahasan sebelumnya, dapat dirangkum sebagai berikut:
203
1. Kendala di Bidang pembiayaan yang produktif dengan biaya dan risiko yang
terkendali antara lain pelemahan nilai tukar rupiah, isu resesi ekonomi AS,
kondisi pasar keuangan domestik dan global yang cukup volatile, lamanya
proses penerbitan legal opinion dari Kemenkumham untuk pengadaan
pinjaman, serta dampak dari pandemi Covid-19 secara global yang
menurunkan kemampuan dan minat investasi investor pada pasar SBN.
2. Kendala di bidang risiko keuangan negara adalah menurunkan PAD, DAU, DBH
daerah yang melakukan pinjaman daerah sehingga berdampak pada
penurunan Debt Service Coverage Ratio (DSCR); penugasan pembangunan Tol
Trans Sumatera belum beroperasi sesuai rencana; perlunya revisi peraturan
sebagai landasan restrukturisasi pinjaman daerah, Keterlambatan pengadaan
lahan pada proyek KPBU; belum terbangunnya database yang lengkap dan
real time untuk keperluan analisis data BSVI serta model BSVI masih perlu
disempurnakan; sulitnya memperoleh data BSVI secara periodik sesuai
kebutuhan;belum terdapat metode proyeksi nilai tukar dan cadangan devisa
yang akurat.
3. Kendala di bidang pembiayaan infrastruktur adalah adanya pembatasan sosial
yang berimbas pada terhambatnya proses lelang proyek KPBU SPAM
Pekanbaru di mana para shortlisted bidders mengusulkan pemunduran
jadwal.
4. Kendala di bidang pengembangan pasar dan perluasan investor pada tahun
2020 adalah Pandemi Covid-19 yang berimbas terpengaruhinya minat calon
investor SBN untuk masuk ke pasar SBN serta terpengaruhinya perubahan
nominal kepemilikan oleh investor domestik.
5. Kendala di bidang target risiko portofolio SBN adalah kondisi pasar SBN dan
indikator makroekonomi khususnya nilai tukar rupiah terkena dampak Covid-
19 sehingga mempengaruhi besaran risiko portofolio dan berpotensi kurang
mendukung pelaksanaan portfolio management. Realisasi valas proportion
juga masih cukup tinggi mengingat target dibuat berdasarkan proyeksi pada
akhir tahun 2019 yang belum mempertimbangkan dampak pandemi Covid-
19.
6. Kendala di bidang target rekomendasi mitigasi risiko keuangan negara adalah
ruang lingkup dan cakupan risiko APBN sangat luas, sehingga memerlukan
identifikasi dan analisis yang komprehensif.
7. Kendala di bidang kerja sama kelembagaan adalah terbatasnya pertemuan
fisik dengan mitra kerja sama sehingga menghadirkan tantangan tersendiri
dalam mencapai target kerja sama kelembagaan yang mana pada tahun-
tahun sebelumnya biasa dilakukan melalui pertemuan face to face.
8. Kendala di bidang penyelesaian kebijakan/regulasi pembiayaan dan risiko
adalah adanya pandemi Covid-19 yang mempengaruhi perubahan kebijakan
dan pola koordinasi; serta adanya perbedaan timeline antar stakeholder
terkait dalam menyelesaikan peraturan yang disusun.
204
205
206