TAHUN 2020-2024
SEKRETARIAT JENDERAL
DAFTAR ISI............................................................................................................................... 3
2.2 MISI......................................................................................................................... 30
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Target Kinerja Program Perdagangan Luar Negeri Pada Meningkatnya Pertumbuhan
Ekspor Barang Non-Migas Yang Bernilai Tambah Dan Jasa ....................................48
Tabel 2 Target Kinerja Kegiatan Peningkatan Promosi Perwakilan Perdagangan Di Luar
Negeri .........................................................................................................................49
Tabel 3 Target Kinerja Kegiatan Layanan Advokasi Perdagangan ........................................49
Tabel 4 Target Kinerja Kegiatan Penyelidikan Kasus Dumping Dan Subsidi ........................50
Tabel 5 Target Kinerja Kegiatan Peningkatan Penyelidikan Tindakan Pengamanan
(Safeguard) .................................................................................................................50
Tabel 6 Target Kinerja Program Perdagangan Dalam Negeri.................................................51
Tabel 7 Target Kinerja Kegiatan Penguatan Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional ....51
Tabel 8 Target Kinerja Program Dukungan Manajemen Pada Meningkatnya Kinerja
Kementerian Perdagangan Yang Bersih, Akuntabel, Dan Profesional ......................52
Tabel 9 Target Kinerja Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Perencanaan ...............................53
Tabel 10 Target Kinerja Kegiatan Peningkatan Efektivitas Tata Laksana Internal Organisasi 54
Tabel 11 Target Kinerja Kegiatan Strategis Komunikasi Publik ..............................................54
Tabel 12 Target Kinerja Kegiatan Pengembangan Kapabilitas Asn Kementerian Perdagangan
....................................................................................................................................55
Tabel 13 Target Kinerja Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Kerja Sama ................................55
Tabel 14 Target Kinerja Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan..................56
Tabel 15 Target Kinerja Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Dan Informasi Publik .....56
Tabel 16 Target Kinerja Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Keuangan ...................................57
Tabel 17 Target Kinerja Program Perdagangan Dalam Negeri Pada Meningkatkan Kapabilitas
Sdm Perdagangan .......................................................................................................58
Tabel 18 Target Kinerja Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perdagangan Dalam
Negeri .........................................................................................................................59
Tabel 19 Proyeksi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2020 – 2024 Menurut Program Dan
UKE II ........................................................................................................................61
6
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1
PENDAHULUAN
7
1.1 KONDISI UMUM
Stabilitas kinerja perdagangan luar negeri juga ditandai dengan semakin menguatnya
struktur neraca perdagangan nasional. Meskipun pada tahun 2019 Indonesia mengalami defisit
neraca perdagangan sebesar USD 3,2 miliar, nilai ini lebih rendah daripada tahun 2018 yang
mengalami defisit sebesar USD 8,7 miliar. Defisit pada neraca perdagangan migas terutama
dipicu oleh kenaikan impor migas. Berdasarkan Laporan Neraca Pembayaran Indonesia tahun
2019 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, kenaikan impor migas, terutama pada gas, minyak
mentah, dan hasil minyak, dipengaruhi oleh peningkatan impor minyak yang signifikan baik
dalam bentuk minyak mentah maupun produk minyak. Sedangkan dalam hal perdagangan non
migas, kontribusi ekspor tahun 2019 didominasi oleh ekspor produk primer dengan share
51,7%. Adapun kontribusi ekspor produk manufaktur tahun 2019 hanya 48,3%. Namun
demikian, proporsi ini lebih baik dari tahun 2018 dimana rasio ekspor produk primer dan
8
manufaktur sebesar 54,7 : 45,3. Terkait kinerja impor nasional, Berdasarkan klasifikasi Broad
Economic Categories (BEC), impor Indonesia tahun 2019 didominasi oleh Bahan Baku
Penolong dengan kontribusi sebesar 73,7%, diikuti oleh Barang Modal (16,6%) dan Barang
Konsumsi (9,6%)
Perekonomian nasional tahun 2019 jika dilihat dari distribusi pertumbuhan Produk
Domestik Bruto (PDB), sektor industri pengolahan memiliki kontribusi terbesar dengan share
mencapai 19,7% terhadap total PDB Nasional. Kontribusi terbesar selanjutnya didukung oleh
sektor perdagangan yang mencapai 13,01% terhadap PDB. Sementara itu, dilihat berdasarkan
laju pertumbuhan PDB (yoy), pertumbuhan tertinggi pada sektor informasi dan komunikasi
yang mencapai 9,41% pada tahun 2019. Adapun laju pertumbuhan sektor perdagangan
mencapai 4,62%.
Memasuki tahun 2020, terjadi sebuah disrupsi dalam perekonomian, baik secara global
maupun nasional yang utamanya disebabkan oleh pandemi Covid-19. Disrupsi ini membuat
proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2020 direvisi menjadi 2 (dua) skenario: (1)
9
Skenario berat dengan pertumbuhan ekonomi 2,3%; dan (2) Skenario sangat berat dengan
pertumbuhan ekonomi terkontraksi sebesar -0,4%. Meskipun asumsi pertumbuhan ekonomi
tahun 2020 menjadi negatif, dengan menggunakan skenario sangat berat, namun optimisme
perbaikan diharapkan terjadi tahun 2021. Dengan adanya kebijakan Percepatan Pemulihan
Ekonomi Nasional akibat pandemi Covid-19, proyeksi perekonomian ekonomi tahun 2021
diharapkan dapat tumbuh sebesar 4,5-5,5%. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian
Perdagangan diharapkan dapat mendukung pencapaian target nasional sebagaimana tertuang
dalam dokumen Rencana Strategis Kementerian Perdagangan 2020-2024, antara lain melalui
penciptaan kondisi Neraca Perdagangan diharapkan surplus USD 1,0 Miliar, pertumbuhan
ekspor riil barang dan jasa sebesar 4,2%, pertumbuhan ekspor non migas sebesar 6,3%, dan
inflasi pangan bergejolak sebesar 3,2 ± 1%.
Upaya pencapaian target perdagangan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
Kementerian Perdagangan Tahun 2020-2024 tidak dapat dipenuhi tanpa adanya tata kelola
pemerintahan yang baik dan berkualitas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan
upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan di lingkungan Kementerian Perdagangan
sehingga tercipta kinerja perdagangan yang bersih, akuntabel dan profesional, serta terdapat
peningkatan kapabilitas SDM Perdagangan. Dalam rangka terwujudnya kinerja perdagangan
yang bersih, akuntabel dan professional ini, diharapkan Indeks Reformasi Birokrasi
Kementerian Perdagangan dapat memperoleh nilai 78. Nilai Hasil Evaluasi Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah ditargetkan dapat memperoleh predikat “BB” atau termasuk dalam
kategori sangat baik. Adapun peningkatan kapabilitas SDM Perdagangan diharapkan
memperoleh predikat “Sedang” pada Indeks Profesionalisme SDM Perdagangan.
Sejumlah torehan positif capaian kinerja perdagangan tahun 2019 tidak lepas dari
meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik di Kementerian Perdagangan. Perbaikan ini
dapat dilihat dari meningkatnya dukungan kinerja layanan publik, meningkatnya transparansi,
akuntabilitas dan integritas Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Perdagangan, dan
meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana aparatur kementerian perdagangan dan non-
aparatur di bidang perdagangan. Peningkatan kinerja layanan publik diantaranya ditandai
dengan persentase tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan informasi publik sebesar
80,04%, dan persentase efisiensi hasil pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilaksanakan
secara elektronik sebesar 5%. Sementara itu, meningkatnya transparansi, akuntabilitas dan
10
integritas ASN Kementerian Perdagangan diindikasikan, antara lain dengan capaian indeks
reformasi birokrasi Kementerian Perdagangan sebesar 74,34 sehingga memperoleh predikat
“Sangat Baik”, dan opini BPK atas kewajaran laporan keuangan memperoleh predikat Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP). Adapun meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana aparatur
Kementerian Perdagangan dan non-aparatur di bidang perdagangan diindikasikan, antara lain
dengan indeks kepuasan terhadap sarana dan prasarana di lingkungan Kementerian
Perdagangan yang memperoleh nilai 74,91.
11
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, Kementerian Negara/Lembaga (K/L) menyusun rencana strategis
sebagai dokumen perencanaan K/L untuk periode 5 (lima) tahunan. Sejalan dengan hal tersebut
Rencana Strategis (RENSTRA) Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Tahun 2020-
2024 disusun dalam kerangka memenuhi amanat peraturan tersebut. Disamping itu penyusunan
RENSTRA juga berperan untuk menjawab tuntutan peningkatan kinerja aparatur maupun
lembaga kesekretariatan yang harus diemban oleh Sekretariat Jenderal Kementerian
Perdagangan dalam memberikan dukungan manajemen. Peran Sekretariat Jenderal ini untuk
mencapai tujuan dan sasaran Kementerian Perdagangan sebagaimana amanat RENSTRA
Kementerian Perdagangan 2020-2024 yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 46 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Perdagangan
tahun 2020-2024.
RENSTRA Sekretariat Jenderal ini pada dasarnya adalah penjabaran pencapaian target
kinerja yang diharapkan selama 5 (lima) tahun pada periode 2020-2024. Dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsinya, Sekretariat Jenderal menjabarkan berbagai upaya yang akan
dilakukan dalam mencapai tujuan dan sasaran stratejiknya ke dalam misi, tujuan, sasaran
strategis, arah kebijakan serta program dan kegiatan pembangunan dan pengembangan
Sekretariat Jenderal selama periode 2020-2024. Hal ini diharapkan dapat menjadi pendorong
dan penunjang pencapaian sasaran Kementerian Perdagangan dalam kurun waktu lima tahun ke
depan.
Aspek Perencanaan
Dalam aspek perencanaan, telah dilakukan berbagai upaya terkait dengan pelaksanaan
koordinasi penyusunan, analisis rencana, program dan anggaran, kerja sama dan bantuan luar
negeri serta evaluasi dan pelaporan.
Kemudian, dalam aspek kerjasama luar negeri yang cakupannya dilaksanakan melalui
skema kerjasama antar negara, kerjasama lembaga keuangan internasional dan organisasi
12
internasional, serta kerjasama lembaga asing non pemerintah telah disusun regulasi pedoman
dan petunjuk teknis pelaksanaan kerjasama, monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan.
Perumusan, penetapan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan kerjasama Pemerintah dengan luar
negeri ini didasari atas prinsip saling menguntungkan.
Beberapa pencapaian di bidang kerjasama luar negeri antara lain: (1) Peningkatan
kapasitas aparatur Pemerintah baik di lingkungan Kementerian Perdagangan melalui
pemanfaatan beasiswa dan training ke luar negeri atas bantuan pihak donor; (2) tersusunnya
pedoman-pedoman evaluasi program kerjasama teknik dengan pihak donor sesuai kebutuhan;
serta (2) terlaksananya koordinasi lintas Kementerian/Lembaga dan evaluasi kegiatan terkait
pelaksanaan kerjasama lintas sektoral dan regional.
Dalam aspek sumber daya manusia, telah dilakukan berbagai upaya dalam
melaksanakan perencanaan, pengembangan dan pembinaan pegawai, serta layanan data dan
informasi kepegawaian. Keberhasilan dalam pengembangan aspek ini dapat diukur melalui
“Indeks Profesionalitas ASN Kementerian Perdagangan dan Indeks Penerapan Merit System”
seperti yang tertuang dalam Renstra Kemendag 2020-2024.
Dalam aspek Sumber Daya Manusia (SDM), telah dilakukan berbagai upaya dalam
melaksanakan perencanaan, pengembangan dan pembinaan pegawai, serta layanan data dan
informasi kepegawaian. Keberhasilan dalam pengembangan aspek ini dapat diukur melalui
Indeks Profesionalitas ASN Kementerian Perdagangan serta Indeks Penerapan Merit System
seperti yang tertuang dalam RENSTRA Kementerian Perdagangan 2020-2024.
13
mengharmonisasikan kebijakan Metrology Standardization and Conformity Assesment (MSCA)
internasional terhadap kebijakan MSCA di Indonesia. Peningkatan mutu SDM kemetrologian
dalam pelaksanaan metrologi legal melalui kegiatan pelayanan kemetrologian (tera dan tera
ulang) dari jenis Alat-Alat Ukuran Takaran Timbangan dan Perlengkapannya (UTTP)
mempunyai peran stategis terhadap beberapa aspek. Sedangkan peran SDM bidang
perdagangan yang lain seperti Pengawas Perdagangan dan Analis Perdagangan berperan dalam
mendukung pencapaian tujuan Kementerian Perdagangan serta mengharmonisasikan
pelaksanaan kebijakan Kementerian Perdagangan di daerah.
Berdasarkan studi kasus impact Metrologi terhadap ekonomi di beberapa negara, dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Studi di Australia mengestimasi nilai total transaksi perdagangan yang berhubungan dengan
pengukuran untuk periode 1990 – 1991 sebesar A$ 322 milyar atau 60% dari GNP.
b. Studi tahun 1996 di Amerika Serikat memperkirakan transaksi perdagangan yang
berhubungan dengan pengukuran sebesar US$ 4,13 triliyun atau 54,5% dari GNP.
c. Di Indonesia, perkiraan transaksi perdagangan yang berhubungan dengan pengukuran
kuanta tahun 2011 : ± 52,6% dari GNP.
Peran indonesia dalam meningkatkan mutu SDM kemetrologian di forum internasional
Indonesia sebagai negara pelopor ASEAN dan anggota The Asean Consultative
Committee For Standards And Quality-Working Group On Legal Metrology (ACCSQ-
WGLM), mempunyai peran penting dalam pengembangan metrologi legal antara lain :
a. Mengharmonisasikan kegiatan metrologi legal di ASEAN untuk mendukung program
ASEAN Community dan memastikan bahwa modernisasi kebijakan metrologi legal oleh
negara anggota ASEAN tidak menimbulkan hambatan teknis baru dalam perdagangan
(TBT)
b. Untuk menjalin kerjasama ASEAN di bidang metrologi legal dan untuk meningkatkan
sistem metrologi legal nasional, melalui kerja sama di bidang teknologi, sumber daya
manusia dan keahlian manajemen
c. Mengadakan diskusi dan mempromosikan kepentingan metrologi legal di ASEAN dengan
negara lain, organisasi regional dan internasional
Kementerian Perdagangan juga harus mampu menempatkan diri sebagai kementerian
yang paling aktif dalam pengembangan Sumber Daya manusia karena berdasarkan report of
sixth meeting of the ACCSQ WORKING GROUP ON LEGAL METROLOGY (ASCCSQ WG3)
14
19-20 Desember 2005 dibandung menyatakan bahwa bangsa Indonesia mendapatkan mandat
sebagai lead dalam capacity building di ASEAN.
Salah satu fungsi Sekretariat Jenderal adalah pembinaan dan penataan organisasi dan
tata laksana. Kementerian Perdagangan terus berupaya meningkatkan efisiensi pola
pengembangan karir dan mutasi jabatan pegawai berbasis kompetensi. Dalam mendukung hal
tersebut, telah dilaksanakan sejumlah kegiatan, yaitu:
a. Restrukturisasi program dan kegiatan Kementerian Perdagangan.
b. Penyusunan dan evaluasi Standard Operating Procedures (SOP MAKRO Kementerian
Perdagangan dan SOP MIKRO pada Biro Organisasi dan Kepegawaian).
c. Penyederhanaan Birokrasi melalui penyetaraan 330 jenis Jabatan Struktural setingkat
Eselon III dan Eselon IV ke dalam Jabatan Fungsional Tertentu (JFT).
d. Penataan Jabatan Fungsional di bidang perdagangan (negosiator perdagangan, pengawas
perdagangan, analis perdagangan, pemeriksa perdagangan berjangka komoditi dan
penjamin mutu produk)
e. Evaluasi dan penataan kelembagaan (struktur organisasi organik Kementerian
Perdagangan, unit pelayanan teknis/UPT, serta kelembagaan pada perwakilan
perdagangan).
f. Penyempurnaan Tugas dan Fungsi pada Kementerian Perdagangan.
g. Penyempurnaan uraian fungsi, tugas/jabatan pada Kementerian Perdagangan.
h. Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan.
15
pengungkapan (adequate disclosures), (3) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,
dan (4) efektivitas sistem pengendalian intern. Menurut standar audit, ada empat jenis opini
sesuai tingkat kewajarannya, yaitu: Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Wajar Dengan
Pengecualian (WDP), Tidak Wajar (TW), dan Tidak Memberikan Pendapat (TMP) Pemerintah
menjadikan opini Wajar Tanpa Pengecualian sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan tata
kelola yang baik (good governance). Adapun penilaian kewajaran informasi keuangan
Kementerian Perdagangan memperoleh predikat WTP. Dalam rangka mempertahankan
predikat WTP tersebut, Kementerian Perdagangan telah melakukan berbagai upaya, antara lain
Penyusunan Laporan Keuangan, Diklat Sertifikasi Bendahara, dan Pengelolaan BMN.
Sehubungan dengan tugas pokok dan fungsi tersebut, Biro Umum bertanggungjawab
terhadap tersedianya sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan operasional perkantoran
Kementerian Perdagangan. Sarana dan prasarana kantor merupakan salah satu aspek mendasar
dalam pelaksanaan kegiatan operasional perkantoran. Namun demikian, sarana dan prasarana
yang tersedia sebagai penunjang kegiatan operasional perkantoran diwajibkan telah memenuhi
standar pemeliharaan dan pengelolaan. Tujuan dari hal ini agar kondisinya selalu berada dalam
kondisi yang siap digunakan. Adapun sarana dan prasarana yang telah memenuhi standar
pemeliharaan dan pengelolaan antara lain:
- Gedung kantor;
- Sarana dan Prasarana Kerja berupa Ruang Kerja dan Ruang Rapat;
- Rumah jabatan Eseon I;
- Peralatan Mekanikal dan Elektrikal; dan
- Kendaraan Dinas Operasional;
Adapun standar yang ditetapkan dalam pemeliharaan dan pengelolaan sarana dan
prasarana kerja berupa ruang kerja dan ruang rapat adalah sebagai berikut:
16
a. Pekerjaan Pembersihan Harian, yaitu pekerjaan pembersihan yang dilakukan setiap hari,
meliputi: 1) Lantai keramik, traso, vinyl, karpet dan lain-lain, 2) Ruangan kerja dan
perkakas kantor, 3) Ruang rapat, 4) Toilet, 5) Dinding kaca, dinding marmer/keramik,
dinding partisi dan lain sejenisnya, 6) Tangga dan 7) Langit-langit, eternit, kap lampu dan
lain sejenisnya.
b. Pekerjaan pembersihan secara Periodik,yaitu pekerjaan pembersihan pada suatu tempat
yang kebersihannya sudah sangat berkurang, maka dilakukan pembersihan setiap periode
tertentu sesuai dengan kebutuhannya, meliputi:
- Lantai marmer/granit/keramik/teraso/vinyl dicuci dan dilapisi obat pengkilap (semir).
- Pembersihan kaca luar.
- Pembersihan rangka alumunium gedung.
Untuk perawatan dan pemeliharaan peralatan mekanikal dan elektrikal berupa pesawat lift
gedung, mesin diesel dan genset, AC sentral, peralatan pemadam kebakaran, jaringan
telepon dan PABX serta peralatan Balai Pengobatan dilakukan pemeriksaan secara
menyeluruh setiap hari.
Pekerjaan perawatan dan pemeliharaan periodik terhadap peralatan mekanikal dan elektrikal
lebih difokuskan pada penggantian suku cadang peralatan mekanikal dan elektrikal yang telah
habis masa pakainya.
Adapun standar yang ditetapkan dalam pemeliharaan dan pengelolaan kendaraan dinas
operasional adalah berupa servis kecil (ganti oli mesin) sebanyak sembilan kali, servis
besar (ganti oli mesin, oli perseneleng, oli gardan, saringan udara, saringan oli mesin,
saringan bahan bakar) sebanyak tiga kali, ganti ban luar dan ban dalam sebanyak 4 buah,
ganti aki sebanyak 4 buah, penggantian kopling sebanyak satu kali, serta servis alat
pendingin udara beserta isi freon, tambah oli kompresor sebanyak tiga kali.
Keempat sarana dan prasarana tersebut di atas telah dilakukan pemeliharaan dan pengelolaan
dengan standar yang tinggi sehingga selalu berada dalam kondisi siap dimanfaatkan guna
menunjang kegiatan operasional perkantoran Kementerian Perdagangan.
17
Aspek Peraturan Perundang-undangan dan Advokasi Hukum
Dalam aspek hukum dan peraturan perundangan, selama ini telah dilakukan berbagai
upaya dalam melaksanakan penelaahan, perancangan dan perumusan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan dan bantuan hukum, administrasi hukum umum serta
mengelola dokumentasi dan informasi hukum. Terkait advokasi hukum, Kementerian
Perdagangan memberikan layanan advokasi perdagangan dalam rangka memberikan advokasi
berupa penelaahan hukum, konsultasi hukum dan pendampingan serta tindakan hukum lain
dalam penyusunan perjanjian dan kebijakan terkait perdagangan internasional serta sengketa
perdagangan internasional.
Dalam bidang pendidikan dan pelatihan, telah dilakukan sejumlah upaya dalam rangka
peningkatan kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Perdagangan.
Selain itu, telah dilaksanakan pula peningkatan kapasitas pengelola pasar rakyat dan pelatihan
bagi pelaku usaha mikro dan kecil yang melakukan aktivitas di sektor perdagangan. Di bidang
Kemetrologian, Kementerian Perdagangan telah mendirikan Akademi Metrologi yang
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM bidang kemetrologian. Pada tahun 2020 ini,
Kementerian Perdagangan sedang menginisiasi pembentukan Politeknik Perdagangan dan UPT
Kediklatan di lingkungan Kementerian Perdagangan.
Selama lima tahun terakhir, hasil analisis berita dari sejumlah media cetak terbitan ibu
kota terkait dengan 5 bahan kebutuhan pokok (beras, gula, minyak goreng, terigu, dan kedelai)
menunjukkan bahwa rasio berita positif lebih besar daripada berita negatif. Penilaian berita
positif yang dimaksud adalah gabungan dari berita positif dan netral. Berita yang dimuat di
surat kabar biasanya berisi pendapat para pakar ekonomi, akademisi, pejabat Kementerian
Perdagangan dan instansi pemerintah lain, pelaku usaha, kalangan masyarakat, serta pendapat
wartawan itu sendiri. Dalam hal ini, kendala yang ditemui yaitu:
a. Analisis baru dilakukan pada berita yang dimuat di beberapa surat kabar.
b. Pemantauan berita belum dilakukan pada berita-berita yang dimuat di media elektronik,
online, serta majalah.
18
Aspek Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE) Kementerian Perdagangan
Selain itu, dalam tataran nasional, adanya Peraturan Presiden (Perpres) No. 95 Tahun
2018 tentang SPBE memberikan dorongan dan arahan baru terkait arah pengelolaan dan
pengembangan TIK Nasional. Dengan Perpres No. 95 Tahun 2018 tersebut, semua
Kementerian/Lembaga akan dilakukan penilaian terkait tingkat kematangan SPBE, sehingga
hal ini menjadi penting bagi Kementerian Perdagangan untuk terus meningkatkan tingkat
kematangan SPBE Kementerian Perdagangan.
Selain aspek yang bersifat dukungan manajemen, Sekretariat Jenderal juga memiliki
peran tugas teknis yang berkaitan dengan bidang perdagangan dalam memberikan dukungan
kepada unit teknis di lingkungan Kementerian Perdagangan.
Perdagangan global dunia dewasa ini disadari maupun tidak pengaruhnya semakin besar
terhadap dunia usaha. Pelaksanaan komitmen liberalisasi perdagangan dalam rangka WTO
19
melalui penurunan tarif dan penghapusan hambatan non-tarif menimbulkan tantangan
tersendiri bagi industri di dalam negeri, karena mengakibatkan persaingan yang semakin
ketat dengan produk impor di pasar dalam negeri. Peningkatan persaingan dari produk
impor tersebut dapat merugikan IDN apabila tidak mampu bersaing dengan produk impor
yang pada gilirannya akan mengancam eksistensi IDN. Apabila IDN yang memproduksi
barang sejenis (like product) dan atau barang yang secara langsung bersaing (directly
competitive product) mengalami Kerugian Serius atau Ancaman Kerugian Serius akibat
masuknya barang impor Dumping atau mengandung subsidi atau melonjaknya barang
impor, maka sesuai dengan ketentuan WTO, Pemerintah dapat mengambil langkah-langkah
pemulihan kerugian melalui 3 (tiga) instrumen yaitu Antidumping, Anti Subsidi dan
Safeguards. Berdasarkan pertimbangan tersebut, Pemerintah mengeluarkan Keputusan
Presiden Nomor 84 tahun 2002 tentang Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguard
Measures) Industri Dalam Negeri Dari Akibat Lonjakan Impor, yang telah dicabut dan
diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan
Antidumping, Tindakan Imbalan dan Tindakan Pengamanan Perdagangan.
20
Indonesia. Sejalan dengan fungsi tersebut, BPKN telah memberikan berbagai rekomendasi
kepada Pemerintah, baik Kementerian, Lembaga Negara Non Kementerian atau Pemerintah
Daerah. Saran dan Rekomendasi yang telah disampaikan BPKN bisa berupa
penyempurnaan regulasi atau perbaikan implementasi dari regulasi yang telah ada dari hasil
survei, penelitian dan kajian. Sehubungan begitu banyaknya hal-hal strategis yang
dilakukan, maka perlu pendanaan yang memadai agar pelaksanaan isu strategis dapat
berjalan lancar.
Dimasa yang akan datang untuk mengetahui isu perlindungan konsumen, maka lembaga
perlindungan konsumen perlu melakukan langkah strategis, seperti:
a. Optimalisasi Call Center 153 dan media lainnya.
b. Pengembangan Master Plan Sistem Komunikasi dan Edukasi dalam rangka
menyebarluaskan informasi mengenai perlindungan konsumen dan memasyarakatkan
sikap keberpihakan kepada konsumen.
Dan beberapa hal yang juga penting dilakukan adalah :
a. Peningkatan kapasitas, penguatan atau pemberdayaan dari semua lembaga yang terkait
dengan perlindungan konsumen
b. Peningkatan koordinasi antara berbagai lembaga Pemerintah yang terkait erat dengan
perlindungan konsumen, termasuk juga dengan lembaga Negara dan lembaga swadaya
masyarakat yang berhubungan dengan itu.
c. Melakukan perubahan atau penyempurnaan UUPK
Dengan begitu banyaknya hal-hal strategis yang akan dilakukan, maka perlu pendanaan
yang memadai agar pelaksanaan isu strategis dapat berjalan lancar.
1. Reformasi birokrasi
Dalam upaya meningkatkan kapasitas tata kelola pemerintahan yang baik, diperlukan
langkah-langkah strategis yang harus ditempuh. Pemerintah melalui Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah menyusun sejumlah
langkah strategis terkait perbaikan tata kelola pemerintahan dimaksud dalam sebuah
terminologi, yaitu reformasi birokrasi. Tata kelola pemerintahan yang baik adalah prasyarat
21
utama pembangunan nasional. Kualitas tata kelola pemerintahan akan sangat mempengaruhi
pelaksanaan program-program pembangunan nasional. Semakin baik tata kelola
pemerintahan, semakin efektif dan efisien pembangunan nasional.
Untuk menilai keberhasilan proses reformasi birokrasi pada tataran kementerian, ada
beberapa hal yang dapat dijadikan indikator yang dilihat dari beberapa aspek-aspek sebagai
berikut: (1) Kepemimpinan; (2) Perencanaan kinerja; (3) Organisasi; (4) Manajemen
Sumber Daya Manusia; (5) Penganggaran berbasis kinerja; (6) Pengukuran, analisis dan
manajemen informasi kinerja; (7) Manajemen proses; dan (8) Pencapaian hasil.
22
Birokrasi Nomor 25 Tahun 2020 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2020-2024.
Roadmap ini merupakan tahap ketiga dari Grand Design Reformasi Birokrasi yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025. Pada tahap ketiga ini, Reformasi Birokrasi diharapkan
menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy) yang
dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata
kelola yang semakin efektif dan efisien.
i. Manajemen Perubahan
Perubahan mindset dan budaya kinerja di lingkungan organisasi diperlukan dalam
melakukan internalisasi atas perubahan dan pola pikir. Perubahan paradigma ini
bertujuan untuk menciptakan ASN yang lebih berintegritas, profesional, netral dan
bebas dari intervensi politik, bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, serta
mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas untuk masyarakat.
ii. Deregulasi Kebijakan
Deregulasi kebijakan bertujuan untuk penyederhanaan peraturan. Hal ini sangat
diperlukan, terutama dalam mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi sehingga
dapat meningkatkan kemudahan dalam menciptakan dan/atau menjalankan usaha (ease
of doing business). Dalam hal ini, Kementerian Perdagangan berupaya untuk selalu
melakukan evaluasi atas regulasi yang telah ditetapkan serta mengeliminasi berbagai
kebijakan/peraturan yang akan menghambat perkembangan birokrasi dan kecepatan
pemberian pelayanan.
iii. Penataan Organisasi
Dalam rangka menciptakakan organisasi yang lebih sederhana untuk menunjang kinerja
dengan lebih efektif dan efisien upaya lain yang telah dilakukan adalah merampingkan
struktur organisasi pemerintah. Implementasi penataan organisasi ini dilaksanakan
melalui penerbitan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 28 Tahun 2019 tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi ke Dalam
Jabatan Fungsional.
iv. Penataan Tatalaksana
23
Perbaikan tata laksana perlu dilakukan untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi
kinerja organisasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Dalam hal ini telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018
tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang bertujuan untuk
mewujudkan sistem pemerintahan berbasis elektronik yang terpadu baik di instansi
Pusat maupun Pemerintah Daerah.
v. Penataan SDM Aparatur
Kementerian Perdagangan terus berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan
kapasitas SDM aparatur. Perbaikan ini dilakukan, antara lain melalui pelaksanaan merit
system sehingga tercipta ASN yang profesional, berintegritas dan berdaya saing tinggi.
Perencanaan kebutuhan/formasi jabatan didasarkan atas kebutuhan organisasi yang
sesuai dengan dengan peta jabatan instansi/organisasi yang telah ditetapkan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian.
vi. Penguatan Akuntabilitas
Kementerian Perdagangan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas Akuntabilitas
Kinerja melalui implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP). Hal ini sesuai dengan perintah Presiden yang disampaikan dalam berbagai
kesempatan. Perintah itu berupa tuntutan peningkatan efektivitas dan efisiensi
pemerintah, dengan menjamin APBN yang fokus dan tepat sasaran. Hasil dari
implementasi SAKIP ini adalah menciptakan organisasi yang memiliki kinerja tinggi
dan pemanfaatan anggaran secara efektif dan efisien.
vii. Penguatan Pengawasan
Percepatan Reformasi Birokrasi dihadapkan pada tantangan luasnya wilayah Indonesia,
banyaknya unit kerja dan beragamnya jenis pelayanan. Untuk itu dibutuhkan strategi
percepatan Reformasi Birokrasi yang masif dan memiliki dampak yang langsung dapat
dirasakan oleh masyarakat. Zona Integritas (ZI) adalah strategi percepatan Reformasi
Birokrasi melalui pembangunan unit kerja pelayanan percontohan (role model) yang
bebas dari korupsi (WBK) dan pelayanan yang prima (WBBM).
viii. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mengamanatkan agar
semua penyelenggara pelayanan publik, termasuk Kementerian Perdagangan dapat
menyediakan pelayanan yang berkualitas bagi pengguna layanan atau yang disebut
dengan pelayanan prima. Tujuan dari Pelayanan Prima supaya instansi pemerintah
24
dapat memberikan jaminan atas terpenuhinya kepuasan dan kebutuhan masyarakat
sebagai pengguna layanan.
2. Restrukturisasi organisasi
Dalam upaya mengimplementasikan Reformasi Birokrasi, Sekretariat Jenderal Kementerian
Perdagangan terus memperbaiki diri dengan antara lain melakukan penataan organisasi dan
aparatur Sumber Daya Manusia (SDM). Tujuan dari penataan organisasi ini adalah untuk
menciptakan organisasi yang lebih sederhana sehingga menunjang kinerja dengan lebih
efektif dan efisien. Lebih lanjut, penataan organisasi ini juga sebagai tindak lanjut atas
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28
Tahun 2019 tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional.
Penyederhanaan birokrasi yang telah dilakukan diharapkan dapat memutus rantai birokrasi
yang cenderung tidak efisien sehingga diharapkan disposisi/komunikasi lebih fleksibel dan
langsung ke fungsional. Harapan ini tentunya ditunjang dengan komposisi SDM Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang baik. Menurut data Biro Organisasi dan Kepegawaian, komposisi
ASN Kementerian Perdagangan berdasarkan latar belakang pendidikan, didominasi oleh
SDM dengan tingkat Sarjana (S1) dengan proporsi sebesar 45,6% dan tingkat
magister/master (S2) dengan proporsi 35,7%.
3. Redesain Perencanaan dan Penganggaran
Seiring dengan upaya reformasi birokrasi yang terus dijalankan, selain melalui peningkatan
efektivitas kinerja, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan efisiensi pemanfaatan
anggaran. Sebagai salah satu bentuk komitmen tersebut, pemerintah melalui Kementerian
Keuangan dan BAPPENAS berupaya untuk melakukan efisiensi pemanfaatan anggaran
melalui efisiensi belanja kebutuhan dasar, efektivitas belanja prioritas dengan penekanan
pada pelaksanaan anggaran berbasis pada hasil (result based). Selanjutnya, upaya ini disebut
dengan Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP) yang akan berlaku efektif
mulai tahun 2021. Penerapan RSPP ini, menurut Menteri Keuangan dilatarbelakangi
sedikitnya 4 (empat) permasalahan, yaitu:
1. Belum optimalnya capaian kinerja pemerintah atas pemanfaatan anggaran belanja;
2. Kurang efektivnya konsolidasi perencanaan dan penganggaran yang tertuang dalam
dokumen perencanaan dan penganggaran;
3. Rumusan nomenklatur program dan outcome masih bersifat normatif; dan
4. Informassi kinerja pembangunan yang tertuang dalam dokumen perencanaan
penganggaran sulit dipahami oleh publik.
25
Adapun manfaat yang diharapkan dari penerapan RSPP ini, adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya penjabaran yang logis dan jelas antara Program, Kegiatan, Output dan
Outcome;
2. Terwujudnya sinergi antar Unit Kerja Eselon (UKE) I dalam mencapai sasaran kinerja;
3. Terwujudnya efisiensi belanja secara lebih optimal;
4. Terwujudnya integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dapat
mendukung singkronisasi perencanaan dan penganggaran; dan
5. Terwujudnya Nomenklatur Program, Kegiatan dan Output yang mencerminkan real work
(eye catching).
Salah satu hal paling fundamental terkait RSPP ini adalah terdapatnya penyederhanaan
program ke dalam Program Lintas dan Program Generik. Kemudian terdapat juga Kegiatan
Lintas, dan penyesuaian nomenklatur Output ke dalam Klasifikasi Rincian Output (KRO)
dan Rincian Output (RO). Melalui penerapan RSPP ini, Kementerian Perdagangan memiliki
4 (empat) program dengan rincian 2 (dua) Program Lintas dan 2 (dua) Program Generik.
Adapun di Sekretariat Jenderal terlibat dalam 3 (tiga) program yang selanjutnya secara lebih
detail akan dibahas pada Bab 3 (tiga). Sedangkan terkait KRO, dalam penyusunan
perencanaan kinerja kedepan, Sekretariat Jenderal memiliki sedikitnya 29 jenis klasifikasi
KRO sebagaimana tertuang dalam lampiran.
Dalam menyediakan pelayanan yang berkualitas bagi pengguna layanan, pemanfaatan TIK
dapat digunakan baik dalam peningkatan efektivitas dan efisiensi ruang lingkup pelayanan
publik seperti pelayanan perizinan, maupun dalam penyelenggaraan pelayanan publik
26
seperti Sistem Informasi Pelayanan Publik. Menurut UU No. 25 Tahun 2009, Sistem
Informasi Pelayanan Publik adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penyimpanan dan
pengelolaan informasi serta mekanisme penyampaian informasi dari penyelenggara kepada
masyarakat dan sebaliknya dalam bentuk lisan, tulisan Latin, tulisan dalam huruf Braile,
bahasa gambar, dan/atau bahasa lokal, serta disajikan secara manual ataupun elektronik.
Salah satu aspek sistem informasi yang perlu diperhatikan adalah potensi dan tantangan
dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam melakukan diseminasi
informasi. Sebagai instansi pemerintah yang menjadi koordinator dalam pembangunan
sektor perdagangan nasional, salah satu Output utama dari Kementerian Perdagangan adalah
penyelenggaraan diseminasi informasi terkait regulasi dan kebijakan kepada masyarakat,
baik konsumen maupun produsen atau pelaku usaha. Selanjutnya, perkembangan
infrastruktur dan layanan digital yang inklusif dapat mendukung efektivitas dan efisiensi
diseminasi informasi kepada para pemangku kepentingan sehingga lebih tepat sasaran dan
tepat guna.
Dengan sejumlah peluang dan tantangan yang akan dihadapi dalam lima tahun ke depan,
Sekretariat Jenderal harus mengambil sikap untuk terus meningkatkan tata kelola pemerintahan
yang baik dan berkualitas dan sejalan melalui kinerja yang semakin akuntabel, adaptif, dan
inovatif. Kualitas kinerja di era perkembangan revolusi industri 4.0 ini sangat diperlukan
menunjang efektivitas dan produktivitas kinerja Kementerian Perdagangan. Peningkatan
kinerja ini lebih khusus diharapkan dapat meningkatkan daya saing sektor perdagangan melalui
peningkatan kinerja ekspor nonmigas dan jasa yang bernilai tambah serta peningkatan kualitas
konsumsi nasional yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
27
28
VISI, MISI, TUJUAN DAN
BAB 2 SASARAN
SEKRETARIAT JENDERAL
29
2.1 VISI
2.2 MISI
2.3 TUJUAN
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi yang tersebut diatas, serta memperhatikan
potensi, permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi; maka Tujuan yang ingin dicapai
Kementerian Perdagangan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, adalah sebagai berikut:
Mengacu pada Tujuan Kementerian Perdagangan yang tertuang pada RENSTRA Kementerian
Perdagangan Tahun 2020-2024, maka Tujuan Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024
adalah:
30
2.4 SASARAN
31
Gambar 1 Ketrerkaitan Visi Misi Tujuan Strategis Kemendag
Peran Sekretariat Jenderal dalam Program Perdagangan Luar Negeri adalah sebagai
pendukung sasaran strategis meningkatnya pertumbuhan ekspor barang non-migas yang
bernilai tambah dan jasa. Peran ini memiliki 3 (tiga) sasaran program, yaitu (1) Meningkatnya
diversifikasi pasar dan produk ekspor yang berdaya saing; (2) Meningkatnya efektifitas
kebijakan perdagangan luar negeri serta fasilitasi ekspor dan impor; dan (3) Tersedianya
dukungan atas pengamanan kebijakan nasional serta tata aturan yg kondusif bagi perdagangan
internasional Indonesia. Ketiga sasaran ini selanjutnya dilaksanakan melalui 4 (empat)
kegiatan, yaitu: (1) Penyelidikan Kasus Dumping dan Subsidi; (2) Peningkatan Penyelidikan
Tindakan Pengamanan (Safeguard); (3) Peningkatan Promosi Perwakilan Perdagangan di Luar
Negeri; dan (4) Peningkatan Advokasi Perdagangan Internasional.
Peran Sekretariat Jenderal dalam Program Perdagangan Dalam Negeri adalah sebagai
pendukung sasaran strategis terwujudnya konsumen berdaya dan pelaku usaha yang
bertanggungjawab, melalui sasaran program meningkatnya konsumen berdaya dan pelaku
usaha yang bertanggungjawab yang selanjutnya dilaksanakan melalui kegiatan Penguatan
Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional.
Peran Sekretariat Jenderal dalam Program Perdagangan Dalam Negeri adalah sebagai
pendukung sasaran strategis meningkatnya kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM)
perdagangan, khususnya melalui sasaran program meningkatnya kapabilitas SDM bidang
Perdagangan Dalam Negeri. Selanjutnya, sasaran program ini didukung melalui kegiatan
pengembangan kapabilitas SDM Perdagangan Dalam Negeri.
Sebagai upaya dalam menjaga ketertelusuran kinerja Sekretariat Jenderal, maka perlu
disusun Pohon Kinerja. Fungsi dari Pohon Kinerja adalah untuk menggambarkan
ketertelusuran kinerja individu pada organisasi serta mencari atau menentukan akar
permasalahan, kemudian diselesaikan secara kolektif oleh seluruh unit kerja di lingkungan
Sekretariat Jenderal. Adapun skema Pohon Kinerja Sekretariat Jenderal disusun berdasarkan
ketertelusuran Sasaran dan Indikator dari Sasaran Strategis dan Sasaran Program yang menjadi
kewenangan Sekretariat Jenderal sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran Pohon Kinerja
Sasaran.
34
BAB 3 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
35
3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERDAGANGAN
6. Peningkatan Pelaku Usaha yang Bertanggung Jawab melalui Penerapan Tertib Niaga,
Tertib Mutu, danTertib Ukur;
11. Peningkatan Kualitas Kebijakan Perdagangan yang Harmonis dan Berbasis Kajian; dan
36
d. Meningkatkan akuntabilitas kinerja aparatur Kementerian Perdagangan;
e. Mengoptimalkan penyiapan kebutuhan SDM Kementerian Perdagangan sesuai Analisis
Jabatan; dan
f. Meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, dan laporan
keuangan di lingkungan Kementerian Perdagangan
2. Penguatan Pelayanan Publik yang Prima;
Dalam rangka mencapai arah kebijakan pelayanan publik yang prima, maka strategi yang
akan ditempuh adalah sebagai berikut;
a. Memperkuat pelayanan publik yang responsif; dan
b. Meningkatkan keterbukaan informasi publik
3. Peningkatan Kualitas Kebijakan Perdagangan yang Harmonis dan Berbasis Kajian;
Dalam rangka mencapai arah kebijakan peningkatan kualitas kebijakan perdagangan, maka
strategi yang akan ditempuh, antara lain adalah dengan memperkuat dan menyelaraskan
wewenang, kelembagaan, dan regulasi di bidang perdagangan.
4. Pengembangan Kapasitas SDM Berbasis Kompetensi.
Dalam rangka mencapai arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan ditempuh adalah
sebagai berikut:
a. Mengembangkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) bidang perdagangan yang
produktif dan inovatif;
b. Meningkatkan kesempatan dan penghargaan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM)
bidang perdagangan berprestasi;
c. Mengembangkan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis kompetensi yang
terintegrasi, dan kompetitif; dan
d. Meningkatkan pemenuhan sarana dan prasarana pelatihan Sumber Daya Manusia
(SDM) perdagangan
37
Sebagai unit organisasi yang tugasnya memberikan dukungan dan koordinasi, maka
Sekretariat Jenderal mendukung dan mengkoordinasikan unit-unit organisasi di lingkup
kementerian. Tujuan dari kegiatan ini agar dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya mengarah
pada pencapaian tujuan dan sasaran kementerian secara efektif dan efisien. Untuk itu proses
Reformasi Birokrasi akan menjadi tulang punggung dan fokus pembangunan Sekretariat
Jenderal Kementerian Perdagangan dalam lima tahun ke depan.
Salah satu tujuan Reformasi Birokrasi adalah mewujudkan organisasi pemerintah yang
berorientasi pada hasil atau Outcome secara efisien dan efektif, sehingga keberadaan organisasi
pemerintah benar-benar dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara langsung.
Terkait dengan hal tersebut, maka arah kebijakan Sekretariat Jenderal lima tahun ke depan
adalah perbaikan tata kelola pemerintahan di lingkungan Kementerian Perdagangan. Perbaikan
ini diimplementasikan melalui penguatan integritas dan pemberdayaan organisasi, penguatan
pelayanan publik yang prima, peningkatan kualitas kebijakan perdagangan yang harmonis dan
berbasis kajian, dan pengembangan kapasitas SDM berbasis kompetensi.
Dalam rangka mendukung pencapaian Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis
Kementerian Perdagangan, Sekretariat Jenderal akan melaksanakan peran pada 3 (tiga)
38
program yang telah menerapkan Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP),
yaitu: (1) Program Dukungan Manajemen; (2) Program Perdagangan Dalam Negeri; dan (3)
Program Perdagangan Luar Negeri.
Sasaran program dari Program Dukungan Manajemen yang didukung oleh Sekretariat
Jenderal adalah: (1) Meningkatnya Kualitas perencanaan kinerja Kementerian Perdagangan
yang efektif dan efisien; (2) Meningkatnya kapabilitas kinerja organisasi Kementerian
Perdagangan yang inovatif dan responsif; dan (3) Meningkatnya kepuasan dan kepercayaan
stakeholders.
39
a. Meningkatnya efektivitas tata laksana organisasi, dengan output program Tata Laksana
Organisasi yang efektif;
b. Meningkatnya efektivitas diseminasi informasi, dengan output program Informasi
Perdagangan yang berkualitas;
c. Meningkatnya profesionalitas ASN Kementerian Perdagangan di era digital, dengan
output program profesionalitas ASN di era digital;
d. Meningkatnya kapasitas kinerja Kemendag melalui strategi kolaborasi, dengan output
program Kerja Sama Kinerja; dan
e. Meningkatnya Efisiensi kinerja melalui TIK, dengan output program Efisiensi kinerja
melalui TIK.
3. Meningkatnya Kepuasan dan Kepercayaan Stakeholders
Dalam mendukung tercapainya peningkatan kepuasan dan kepercayaan stakeholders,
terdapat sedikitnya 3 (tiga) kondisi antara yang harus dicapai, yaitu:
a. Meningkatnya kualitas standar pelayanan publik, dengan output program standar
pelayanan publik;
b. Meningkatnya kualitas pelayanan informasi publik, dengan output program Standar
Informasi Publik yang berkualitas; dan
c. Meningkatnya akuntabilitas keuangan, dengan output program Kualitas Laporan
Keuangan.
40
3. Peningkatan Strategi Komunikasi Publik yang dielaborasi ke dalam sasaran kegiatan: (a)
Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Konten Informasi yang Atraktif; dan (b)
Meningkatnya Pemanfaatan Media Sosial berbasis Daring.
4. Pengembangan Kapabilitas ASN Kementerian Perdagangan yang dielaborasi ke dalam
sasaran kegiatan: (a) Meningkatnya Kompetensi ASN Perdagangan; dan (b) Meningkatnya
Kualitas Kinerja ASN Kementerian Perdagangan.
5. Peningkatan Pengelolaan Kerja Sama yang dielaborasi ke dalam sasaran kegiatan: (a)
Meningkatnya kualitas Kerja Sama bersama pemangku kepentingan; dan (b)
Meningkatnya Peluang Akses Kerja sama.
6. Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan yang dielaborasi ke dalam sasaran
kegiatan: (a) Meningkatnya Efektifitas Transformasi Digital; dan (b) Meningkatnya
Integrasi Sistem Penunjang Kinerja Teknis Perdagangan.
7. Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Informasi Publik yang dielaborasi ke dalam sasaran
kegiatan: (a) Meningkatnya jaminan tepat waktu dan tepat guna pelayanan publik; (b)
Meningkatnya profesionalitas pelaksana pelayanan publik; (c) Meningkatnya kenyamanan
dalam penyelenggaraan pelayanan publik; (d) Meningkatnya Pengelolaan dan
dokumentasi Informasi Publik; (e) Meningkatnya kualitas publikasi informasi Kemendag;
dan (f) Terwujudnya informasi publik Kemendag yang bebas sengketa.
8. Peningkatan Pengelolaan Keuangan yang dielaborasi ke dalam sasaran kegiatan: (a)
Meningkatnya kualitas laporan keuangan yang disampaikan secara lengkap dan tepat
waktu; (b) Meningkatnya Kualitas Laporan Penatausahaan dan Pengelolaan BMN yang
tertib dan Akuntabel; dan (c) Meningkatnya akuntabilitas keuangan.
Sasaran program dari Program Perdagangan Dalam Negeri yang didukung oleh Sekretariat
Jenderal adalah: (a) Meningkatnya Konsumen Berdaya dan Pelaku Usaha yang
Bertanggungjawab dan (b) Meningkatnya Kapabilitas SDM Bidang Perdagangan Dalam
Negeri. Adapun arah pelaksanaan Program Perdagangan Dalam Negeri untuk Sekretariat
Jenderal dilaksanakan melalui kegiatan:
1. Penguatan Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional yang dielaborasi ke dalam sasaran
kegiatan Meningkatnya Transaksi dan Efektivitas Perlindungan Konsumen; dan
2. Pengembangan Kapabilitas SDM Perdagangan Dalam Negeri yang dielaborasi ke dalam
sasaran kegiatan: (a) Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Pengembangan Sumber Daya
di Bidang Kemetrologian; (b) Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Pengembangan
41
Sumber Daya di Bidang Kemetrologian; (c) Tersedianya tenaga terampil di bidang
kemetrologian yang kompeten dan siap kerja; (d) Meningkatnya kuantitas dan kualitas
pendidikan dan pelatihan pada bidang penguji mutu barang.
Program Perdagangan Luar Negeri yang akan menjadi tugas Sekretariat Jenderal
mencakup dukungan atas kegiatan fasilitasi, promosi, regulasi, advokasi, diplomasi, kerjasama,
edukasi, serta proteksi perdagangan. Dukungan yang diberikan tersebut secara khusus
bertujuan untuk pencapaian sasaran peningkatan pertumbuhan ekspor barang non-migas yang
bernilai tambah dan jasa melalui pengelolaan ekspor dan impor, penetrasi pasar dan produk,
serta perundingan dan pembukaan akses pasar internasional.
Sasaran program dari Program Perdagangan Luar Negeri yang didukung oleh
Sekretariat Jenderal adalah: (a) Meningkatnya diversifikasi pasar dan produk ekspor yang
berdaya saing; (b) Meningkatnya efektifitas kebijakan perdagangan luar negeri serta fasilitasi
ekspor dan impor; dan (c) Tersedianya dukungan atas pengamanan kebijakan nasional serta
tata aturan yg kondusif bagi perdagangan internasional Indonesia. Adapun arah pelaksanaan
Program Perdagangan Luar Negeri untuk Sekretariat Jenderal dilaksanakan melalui kegiatan:
1. Penyelidikan Kasus Dumping Dan Subsidi dengan sasaran kegiatan melakukan
penanganan anti dumping/tindakan sesuai dengan kententuan anti dumping/tindakan
imbalan yang berlaku.
2. Peningkatan Penyelidikan Tindakan Pengamanan (Safeguard) dengan sasaran kegiatan
meningkatnya kualitas penyelidikan tindakan pengamanan perdagangan (safeguard)
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Peningkatan Promosi Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri dengan sasaran kegiatan:
meningkatnya peluang akses ekspor negara akreditasi perwakilan perdagangan di luar
negeri.
4. Peningkatan Advokasi Perdagangan Internasional dengan sasaran kegiatan terwujudnya
layanan advokasi hukum perdagangan internasional yang bermanfaat.
42
perubahan-perubahan dan dinamika yang terjadi agar organisasi dapat berjalan secara efisien
dan efektif.
Sekretariat Jenderal terdiri dari 7 (tujuh) Biro, 4 (empat) Pusat, 6 (enam) Unit Teknis
dengan jumlah Kegiatan sebanyak 18 (sembilan belas) kegiatan pada 3 (tiga) Program, sebagai
berikut:
A. Program Dukungan Manajemen, dengan Unit Kerja Eselon II yang akan melaksanakan
adalah:
1. Biro Perencanaan;
2. Biro Organisasi dan Kepegawaian;
3. Biro Keuangan;
4. Biro Umum;
5. Biro Hukum;
6. Biro Hubungan Masyarakat;
7. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan;
8. Pusat Penanganan Isu Strategis;
43
9. Pusat Data dan Sistem Informasi
10. Kantor Dagang Ekonomi Indonesi di Taiwan;
B. Program Perdagangan Luar Negeri, dengan Unit Kerja di Sekretariat Jenderal yang akan
melaksanakan adalah
11. Biro Advokasi Perdagangan;
12. Atase Perdagangan;
13. Indonesia Trade Promotion Center (ITPC);
14. Komite Anti Dumping Indonesia;
15. Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia;
C. Program Perdagangan Dalam Negeri, dengan Unit Kerja Eselon II Sekretariat Jenderal
yang akan melaksanakan adalah
16. Badan Perlindungan Konsumen Nasional.
17. Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian;
18. Akademi Metrologi dan Instrumentasi
19. Balai Diklat Penguji Mutu Barang (Eselon III di Pusdiklat)
Sebagai tindak lanjut atas RSPP, terdapat kegiatan pada Program Dukungan Manajemen yang
bersifat Kegiatan Lintas, yaitu:
1. Peningkatan Pengelolaan Perencanaan, dengan Unit Kerja di Sekretariat Jenderal yang
akan melaksanakan adalah:
a. Biro Perencanaan;
b. Biro Hukum; dan
c. Pusat Penanganan Isu Strategis.
2. Peningkatan Efektivitas Tata Laksana Internal Organisasi, dengan Unit Kerja di Sekretariat
Jenderal yang akan melaksanakan adalah:
a. Biro Organisasi dan Kepegawaian;
b. Biro Hukum; dan
c. Biro Umum
3. Pengembangan Kapabilitas ASN Kementerian Perdagangan, dengan Unit Kerja di
Sekretariat Jenderal yang akan melaksanakan adalah:
a. Biro Organisasi dan Kepegawaian; dan
b. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan.
44
4. Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Informasi Publik, dengan Unit Kerja di Sekretariat
Jenderal yang akan melaksanakan adalah:
a. Biro Hubungan Masyarakat;
b. Biro Organisasi dan Kepegawaian;
c. Biro Umum;
d. Biro Hukum;
e. Kantor Dagang Ekonomi Indonesi di Taiwan;
f. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan; dan
g. Pusat Data dan Sistem Informasi.
5. Peningkatan Pengelolaan Keuangan, dengan Unit Kerja di Sekretariat Jenderal yang akan
melaksanakan adalah:
a. Biro Keuangan;
b. Biro Organisasi dan Kepegawaian; dan
c. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan
Adapun kegiatan lain Sekretariat Jenderal yang tidak bersifat lintas pada Program Dukungan
Manajemen adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Strategi Komunikasi Publik, dengan Unit Kerja di Sekretariat Jenderal yang
akan melaksanakan adalah Biro Hubungan Masyarakat;
2. Peningkatan Pengelolaan Kerja Sama, dengan Unit Kerja di Sekretariat Jenderal yang akan
melaksanakan adalah Biro Perencanaan;
3. Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan, dengan Unit Kerja di Sekretariat Jenderal
yang akan melaksanakan adalah Pusat Data dan Sistem Informasi.
45
46
BAB 4 TARGET KINERJA DAN
KERANGKA PENDANAAN
47
4.1 TARGET KINERJA
Target Kinerja yang berkaitan dengan Sekretariat Jenderal dijabarkan pada Sasaran
Program dan Kegiatan utamanya pada Program Dukungan Manajemen yang merupakan
penjabaran dari sasaran strategis, antara lain: (1) Meningkatnya Kinerja Kementerian
Perdagangan yang Bersih, Akuntabel, dan Profesional; dan (2) Meningkatnya Kapabilitas SDM
Perdagangan.
Selain itu, Sekretariat Jenderal juga memiliki Kegiatan yang mendukung kepada
Program Perdagangan Luar Negeri dan Program Perdagangan Dalam Negeri yang merupakan
penjabaran dari sasaran strategis, antara lain: (1) Meningkatnya pertumbuhan ekspor barang
non-migas yang bernilai tambah dan jasa; dan (2) Terwujudnya konsumen berdaya dan pelaku
usaha yang bertanggungjawab.
Tabel 1
Target Kinerja Program Perdagangan Luar Negeri pada Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Barang
Non-Migas yang Bernilai Tambah dan Jasa
Target
Sasaran / Indikator*
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya diversifikasi pasar dan produk ekspor yang berdaya saing
Peningkatan Potensi Transaksi Promosi - 20 25 27 30
Produk Ekspor (Barang dan Jasa) (%)**
Meningkatnya efektifitas kebijakan perdagangan luar negeri serta fasilitasi ekspor dan
impor
Persentase pemanfaatan layanan advokasi
85 87 90 92 95
hukum perdagangan internasional
48
Target
Sasaran / Indikator*
2020 2021 2022 2023 2024
Tersedianya dukungan atas pengamanan kebijakan nasional serta tata aturan yg
kondusif bagi perdagangan internasional indonesia
Persentase pengamanan kebijakan 80 80 80 80 80
nasional dan pengamanan akses produk
ekspor Indonesia di negara mitra (%)
* Diampu oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri selaku koordinator program
**Indikator dimulai tahun 2021
Selanjutnya dalam mencapai target kinerja program dijabarkan kepada target kinerja
kegiatan, antara lain:
Kegiatan dimaksud memiliki fokus kepada penguatan peran dari perwakilan perdagangan
di luar negeri dalam meningkatkan ekspor melalui promosi dan diplomasi ekonomi dengan
indikator kinerja yang telah disesuaikan pada table dibawah ini:
Tabel 2 Target Kinerja Kegiatan Peningkatan Promosi Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri
Target
Sasaran / Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya Peluang Akses Ekspor Negara Akreditasi Perwakilan Perdagangan di Luar
Negeri
Persentase Peningkatan Potensi Transaksi
10 10 10 10 10
Promosi ITPC (%)
Persentase Peningkatan Potensi Transaksi
- 7 7 7 7
Promosi Atase Perdagangan (%)*
Persentase Peningkatan Aktivitas
5,0 5,3 6,6 8,3 10,4
Perdagangan Indonesia - Taiwan (%)
*Indikator dimulai Tahun 2021
49
Target
Sasaran / Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Persentase penyelesaian dokumen litigasi 100 100 100 100 100
dalam rangka sengketa perdagangan
internasional (%)
Kegiatan dimaksud memiliki fokus kepada penyelidikan terhadap Kasus Dumping dan
Subsidi yang tercermin melalui sasaran Melakukan Penanganan Anti Dumping /Tindakan
Sesuai dengan Kententuan Anti Dumping/ Tindakan Imbalan Yang Berlaku, dengan indikator
kinerja pada table dibawah ini:
Tabel 4
Target Kinerja Kegiatan Penyelidikan Kasus Dumping dan Subsidi
Target
Sasaran / Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Melakukan Penanganan Anti Dumping /Tindakan Sesuai dengan Kententuan Anti
Dumping/ Tindakan Imbalan Yang Berlaku
Persentase Penyelidikan Kasus Anti 100 100 100 100 100
Dumping dan Tindakan Imbalan yang telah
diselesaikan
Persentase Rekomendasi kebijakan 100 100 100 100 100
ketentuan Anti Dumping yang
ditindaklanjuti oleh stakeholder
50
4.1.2. Terwujudnya Konsumen Berdaya dan Pelaku Usaha yang Bertanggungjawab
Sekretariat Jenderal akan mendukung dalam mencapai Outcome (Sasaran) pada Program
Perdagangan Dalam Negeri, yaitu: Meningkatnya Konsumen Berdaya dan Pelaku Usaha yang
Bertanggungjawab, dengan indikator kinerja terlampir pada Tabel IV-46 dibawah.
Tabel 6
Target Kinerja Program Perdagangan Dalam Negeri
Target
Sasaran / Indikator*
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya Konsumen Berdaya dan Pelaku Usaha yang Bertanggungjawab
Indeks Keberdayaan Konsumen 42 43 44 45 46
Selanjutnya dalam mencapai target kinerja program dijabarkan kepada target kinerja
kegiatan, antara lain:
1. Penguatan Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional
Tabel 7
Target Kinerja Kegiatan Penguatan Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional
Target
Sasaran / Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya Transaksi dan Efektivitas Perlindungan
Persentase Saran dan Pertimbangan Kepada
20 20 20 20 20
Pemerintah yang Dimanfaatkan (%)
Persentase Informasi Perlindungan
100 100 100 100 100
Konsumen yang Disebarluaskan (%)
51
Persentase Pengaduan Konsumen yang
35 35 35 35 35
Diselesaikan (%)
Persentase Keberdayaan Lembaga
25 25 25 25 25
Perlindungan Konsumen (%)
Selanjutnya dalam mencapai target kinerja program dijabarkan kepada target kinerja
kegiatan, antara lain:
52
1. Peningkatan Pengelolaan Perencanaan
Kegiatan ini merupakan kegiatan lintas yang memiliki fokus kepada efektivitas pada
perencanaan, penganggaran, koordinasi dan Kerjasama yang tercermin melalui sasaran, antara
lain: (1) Meningkatnya Efektivitas Penyusunan Kinerja dan Anggaran yang Berkualitas; (2)
Meningkatnya Ketersediaan Data, Informasi Kinerja yang Strategis dan Relevan; (3)
Meningkatnya kualitas realisasi kinerja dan realisasi anggaran; dan (4) Terselenggaranya
Perbaikan Kualitas Kinerja, dengan indikator kinerja yang telah diperbaiki pada tabel dibawah
ini:
Tabel 9 Target Kinerja Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Perencanaan
Sasaran / Indikator Target
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya Efektivitas Penyusunan Kinerja dan Anggaran yang Berkualitas
Persentase RKA berpedoman SOP* - 20 50 70 80
Persenatse Penerapan kualitas Output* - 20 50 70 80
Meningkatnya Ketersediaan Data, Informasi Kinerja yang Strategis dan Relevan
Persentase rekomendasi penanganan isu strategis 70 70 70 70 70
lintas sektor
Persentase rekomendasi Hasil Kajian Hukum - 50 50 70 70
(deregulasi/reregulasi) (%)*
Jumlah data informasi perdagangan DN dan LN - 2 4 4 6
yang relevan dan terintegrasi*
Meningkatnya kualitas realisasi kinerja dan Realisasi Anggaran
Persentase data kinerja output yang dilaporkan - 80 85 90 95
tepat waktu*
Rata-rata tingkat revisi output* - <8 <6 <4 < 3 Kali
Kali Kali Kali
Terselenggaranya Perbaikan Kinerja Pembangunan dan Anggaran secara Berkesinambungan
Persentase Hasil evaluasi kinerja yang - 60 65 70 75
ditindaklanjuti
*Indikator dimulai tahun 2021
53
Tabel 10
Target Kinerja Kegiatan Peningkatan Efektivitas Tata Laksana Internal Organisasi
Target
Sasaran / Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Organisasi
Persentase SOP Efektif mendukung 50 60 70 75 80
Output sesuai tugas dan fungsi
Tersusunnya Regulasi yang Harmonis dan Tepat Waktu
Indeks Reformasi Hukum* - 70 70 80 80
Persentase Penyelesaian Peraturan 95 95 95 95 95
Perundang-undangan yang tepat
waktu dan sesuai Program Legislasi
Meningkatnya Efektivitas Manajemen Sarana Prasarana Organisasi
Indeks Fungsionalitas Sarana 60 65 70 75 80
Prasarana Pendukung
Meningkatnya Nilai Tambah Fungsi Pengadaan
Nilai Penyelenggaraan Pengadaan 82 83 85 86 88
Barang/Jasa (Skor)
Terwujudnya Ketertiban Arsip Negara
Nilai Hasil Pengawasan Kearsipan Baik Baik Baik Sangat Sangat
Baik Baik
*Indikator dimulai tahun 2021
Kegiatan dimaksud memiliki fokus kepada pengelolaan dan pengembangan kapasitas ASN
Kementerian Perdagangan yang tercermin melalui sasaran, antara lain: (1) Meningkatnya
54
Kompetensi ASN Perdagangan; (2) Meningkatnya Kualitas Kinerja ASN Kementerian
Perdagangan, dengan indikator kinerja yang telah diperbaiki pada tabel dibawah ini:
Tabel 12
Target Kinerja Kegiatan Pengembangan Kapabilitas ASN Kementerian Perdagangan
Sasaran / Indikator Target
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya Kompetensi ASN Perdagangan
Persentase ASN Kemendag yang 50% 60% 65% 70% 75%
Kompetensinya meningkat
Persentase ASN Kemendag yang - 20% 40% 60% 80%
Kompetensi Digitalnya meningkat*
Meningkatnya Kualitas Kinerja ASN Kementerian Perdagangan
Persentase Pegawai yang tidak 80% 82% 83% 84% 85%
pernah dijatuhi hukuman disiplin
pada dimensi disiplin
Persentase Pegawai dengan 75% 77% 78% 79% 80%
Kriteria nilai baik pada Dimensi
Kinerja
*Indikator dimulai tahun 2021
Kegiatan dimaksud memiliki fokus kepada pengelolaan dan fasilitasi kerja sama Kementerian
Perdagangan yang tercermin melalui sasaran, antara lain: (1) Meningkatnya kualitas Kerja
Sama bersama pemangku kepentingan; dan (2) Meningkatnya Peluang Akses Kerja sama,
dengan indikator kinerja yang telah diperbaiki pada tabel dibawah ini:
Tabel 13
Target Kinerja Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Kerja Sama
Sasaran / Indikator Target
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya kualitas Kerja Sama bersama pemangku kepentingan
Persentase Unit yang 65 70 75 80 85
memanfaatkan kerja sama
Nilai Akuntabilitas 60 65 70 75 80
Implementasi Kerja Sama
Meningkatnya Peluang Akses Kerja sama
Tersusunnya Data dan Informasi 100 100 100 100 100
Area Kerja Sama dan
Stakeholders yang relevan (%)
Jumlah area kerja sama yang 3 3 3 4 5
relevan
55
6. Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan
Kegiatan dimaksud memiliki fokus kepada pelayanan dan pengembangan sistem informasi
melalui sasaran, antara lain: (1) Meningkatnya Efektifitas Transformasi Digital; dan (2)
Meningkatnya Integrasi Sistem Penunjang Kinerja Teknis Perdagangan, dengan indikator
kinerja pada table dibawah ini:
Tabel 14
Target Kinerja Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan
Target
Sasaran / Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya Efektifitas Transformasi Digital
Indeks Implementasi TIK dalam Layanan Baik Baik
Sangat Sangat Sangat
Baik Baik Baik
Meningkatnya Integrasi Sistem Penunjang Kinerja Teknis Perdagangan
Persentase Implementasi Integrasi Sistem 70 70 75 80 90
Informasi Perdagangan
Kegiatan ini merupakan kegiatan lintas yang memiliki fokus kepada pelayanan publik bagi
stakeholder dan masyarakat yang berkualitas hal ini tercermin melalui sasaran antara lain: (1)
Meningkatnya jaminan tepat waktu dan tepat guna pelayanan public; (2) Meningkatnya
kompetensi dan profesionalitas pelaksana pelayanan publik; (3) Meningkatnya kenyamanan
dalam penyelenggaraan pelayanan public; (4) Meningkatnya Pengelolaan dan dokumentasi
Informasi Publik; (5) Meningkatnya kualitas publikasi informasi Kemendag; dan (6)
Terwujudnya informasi publik Kemendag yang bebas sengketa, dengan indikator kinerja pada
table dibawah ini:
Tabel 15 Target Kinerja Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Informasi Publik
Target
Sasaran / Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya jaminan tepat waktu dan tepat guna pelayanan publik
Persentase layanan yang sesuai ketepatan waktu /
- 80 80 80 80
SLA*
Meningkatnya kompetensi dan profesionalitas pelaksana pelayanan publik
Persentase SDM Pelaksana Pelayanan Publik 10 10 10 10 10
yang meningkat kompetensinya (%)
Meningkatnya kenyamanan dalam penyelenggaraan pelayanan publik
Nilai Kenyamanan Sarana Prasarana Pendukung 65 70 75 80 85
Pelayanan Publik (Skor)
56
Target
Sasaran / Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya Pengelolaan dan dokumentasi Informasi Publik
Nilai Aksesibilitas Informasi Publik* - 70 75 80 85
Kegiatan dimaksud memiliki fokus kepada pengelolaan keuangan yang akuntable yang
tercermin melalui sasaran antara lain: (1) Meningkatnya kualitas laporan keuangan yang
disampaikan secara lengkap dan tepat waktu; (2) Meningkatnya Kualitas Penatausahaan dan
Pengelolaan BMN yang tertib dan Akuntabel, dengan indikator kinerja pada table dibawah ini:
Tabel 16
Target Kinerja Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Keuangan
Target
Sasaran / Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya kualitas laporan keuangan yang disampaikan secara lengkap dan tepat waktu
% laporan Keuangan yang disampaikan secara 97 97 97 97 97
lengkap dan tepat waktu
Tingkat optimalisasi penggunaan PNBP 100 100 100 100 100
Meningkatnya Kualitas Laporan Penatausahaan dan Pengelolaan BMN yang tertib dan
Akuntabel
% Pengelolaan BMN yang tertib fisik dan 85 85 85 85 85
administrasi
Meningkatnya akuntabilitas keuangan
Indeks Pengelolaan Aset* - 80 85 90 95
Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran 91 92 92 93 93
(IKPA)
*Indikator dimulai tahun 2021
Ruang lingkup dari SDM Perdagangan yang dimaksud pada sasaran strategis ini
adalah eksternal dari SDM Kementerian Perdagangan atau stakeholders Kementerian
Perdagangan yang dibagi kepada SDM Bidang Perdagangan Dalam Negeri dan SDM
57
Perdagangan Luar Negeri, sehingga Sasaran Program yang berkaitan dengan SDM tersebut
akan tertuang pada Program Perdagangan Dalam Negeri dan Program Perdagangan Luar
Negeri.
Sedangkan, untuk Sekretariat Jenderal yang dimana mengkoordinasikan Unit Kerja
Eselon II yang berkaitan dengan pengembangan SDM khususnya pada Program Perdagangan
Dalam Negeri yang dimana tertuang pada sasaran Meningkatnya Kapabilitas SDM Bidang
Perdagangan Dalam Negeri dengan target kinerja kegiatan dibawahnya yang berkaitan dengan
peningkatan dan pengembangan SDM Perdagangan Dalam Negeri.
Tabel 17
Target Kinerja Program Perdagangan Dalam Negeri pada Meningkatkan Kapabilitas SDM Perdagangan
Target
Sasaran / Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya Kapabilitas SDM Bidang Perdagangan Dalam Negeri
Persentase SDM bidang perdagangan dalam - 5% 5% 5% 5%
negeri yang meningkat kompetensinya*
Nilai Peningkatan Perbaikan Manajemen 5% 5% 6% 6% 6%
Usaha Perdagangan SDM bidang
Perdagangan dalam negeri
*Indikator dimulai tahun 2021
Selanjutnya dalam mencapai target kinerja program dijabarkan kepada target kinerja
kegiatan, antara lain:
Sasaran Kegiatan yang mendukung pada Fokus Pengembangan SDM Perdagangan, antara lain:
(1) Meningkatnya Kompetensi SDM Perdagangan; (2) Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas
Pengembangan Sumber Daya di Bidang Kemetrologian; (3) Tersedianya tenaga terampil di
bidang kemetrologian yang kompeten dan siap kerja; dan (4) Meningkatnya kuantitas dan
kualitas pendidikan dan pelatihan pada bidang penguji mutu barang, dengan indikator kinerja
pada table dibawah ini:
58
Tabel 18
Target Kinerja Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perdagangan Dalam Negeri
Target
Sasaran / Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya Kompetensi SDM Perdagangan
Persentase SDM yang meningkat kompetensinya 81 81 81 82 82
setelah mengikuti pelatihan
Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Pengembangan Sumber Daya di Bidang
Kemetrologian
Persentase SDM Kemetrologian yang meningkat 70 72 76 78 80
kompetensinya
Persentase Nota Kesepahaman yang 70 70 70 72 75
ditindaklanjuti
Persentase hasil pengembangan teknologi di 75 77 80 80 83
bidang kemetrologian yang sesuai target capaian
Tingkat pelayanan Pengembangan Sumber Daya 4,00 4,10 4,20 4,30 4,40
Kemetrologian
Tersedianya tenaga terampil di bidang kemetrologian yang kompeten dan siap kerja
% lulusan yang bekerja di bidang metrologi, 50 50 55 55 65
instrumentasi dan perdagangan
Jumlah penelitian yang dipublikasikan di 5 5 6 6 7
proceeding seminar nasional, seminar
internasional dan/atau jurnal nasional
Jumlah kerjasama di bidang metrologi, 3 3 4 4 5
instrumentasi dan perdagangan yang
ditindaklanjuti
Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan dan pelatihan pada bidang penguji mutu
barang
Persentase Program/Kurikulum Diklat yang 55 60 65 70 75
sesuai dengan kebutuhan
Persentase Peserta Diklat yang Lulus/Berhasil 80 81 82 83 84
dengan Predikat Baik
Jumlah pelaksanaan kerjasama dan promosi 1 3 4 4 5
pengembangan Aparatur dan SDM Bidang
Pengujian Mutu Barang
Persentase Pemenuhan ketersediaan perangkat 10 12 15 17 20
standar kompetensi kediklatan
Dalam rangka mendukung kelancaran dan efektifitas pelaksanaan program dan kebijakan
Sekretariat Jenderal periode 2020 – 2024, maka perlu dirumuskan kebutuhan pendanaan yang
tepat dan efisien yang bersumber dari dana APBN baik berupa Rupiah Murni (RM),
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan Hibah Luar Negeri. Kerangka pendanaan
59
kedepan disusun dengan mengedepankan prinsip money follows program sebagai asas
pendanaan kegiatan. Oleh karena itu, kerangka pendanaan Sekretariat Jenderal akan
berorientasi pada Program Kerja yang telah ditetapkan dalam RENSTRA Kementerian
Perdagangan Periode 2020-2024.
28% 23%
49%
60
Tabel 19
Proyeksi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2020 – 2024 Menurut Program dan UKE II
61
62
BAB 5 PENUTUP
BAB 5
PENUTUP
63
Rencana Strategis Sekretariat Jenderal merupakan pemikiran dan cita-cita Sekretariat
Jenderal yang dituangkan kedalam target-target capaian keberhasilan dalam mendukung
sasaran-sasaran rencana pembangunan perdagangan yang terdapat dalam Rencana Strategis
Kementerian Perdagangan dan RPJMN khususnya di sektor perdagangan. Dalam Renstra ini,
Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan memegang peranan penting dalam mengawal
pilar ketiga pembangunan sektor perdagangan, yaitu untuk Mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) di Sektor Perdagangan.
Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2020 - 2024 ini disusun dalam rangka
menjaga kesinambungan arah dan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan dan
dukungan manajemen Kementerian Perdagangan dalam merumuskan dan melaksanakan
kebijakan, program dan kegiatan. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Selanjutnya, Renstra Sekretariat Jenderal Tahun 2020 - 2024 ini segera dapat
diimplementasikan dan dicermati akuntabilitasnya agar sesuai dengan parameter pencapaian
sasaran-sasaran yang terdapat dalam lampiran dokumen Rencana Strategis.
64
Dalam Renstra ini juga disusun kerangka pendanaan jangka menengah yang merupakan
cerminan kerangka anggaran dari fungsi-fungsi yang ada. Pendanaan ini adalah elemen penting
yang akan menunjang kinerja sehingga dapat menjadi pedoman dalam penganggaran pada
tahun-tahun berikutnya. Selain itu, untuk menunjang kesinambungan dalam perencanaan,
Renstra ini juga disusun sebagai komponen SAKIP yang nantinya akan dilihat ketelusurannya
sampai dengan aspek evaluasi. Sehingga pada setiap akhir periode kinerja, perbaikan-perbaikan
dapat dilakukan terhadap kinerja agar menjadi lebih komprehensif dan inovatif.
65
66
LAMPIRAN : POHON KINERJA SASARAN
A. Pohon Kinerja Program Perdagangan Luar Negeri
A.1. Sasaran Program Meningkatnya Diversifikasi Pasar Dan Produk Ekspor Yang Berdaya Saing
67
A.2. Sasaran Program Meningkatnya efektifitas kebijakan perdagangan luar negeri serta fasilitasi ekspor dan impor
68
A.3. Sasaran Program Tersedianya dukungan atas pengamanan kebijakan nasional serta tata aturan yg kondusif bagi perdagangan
internasional Indonesia
69
B. Pohon Kinerja Program Perdagangan Dalam Negeri
B.1. Sasaran Program Meningkatnya Konsumen Berdaya dan Pelaku Usaha yang Bertanggungjawab
70
B.2. Sasaran Program Meningkatnya Kapabilitas Sdm Bidang Perdagangan Dalam Negeri
71
C. Pohon Kinerja Program Dukungan Manajemen
C.1. Pohon Kinerja Program Dukungan Manajemen dan Visi Kementerian Perdagangan
72
C.2. Pohon Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Perencanaan Kinerja Kemendag yang Efektif dan Efisien
73
C.3. Pohon Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kapabilitas Kinerja Organisasi Kemendag yang inovatif dan responsive
74
C.4. Pohon Kinerja Sasaran Program Meningkatnya kepuasan dan kepercayaan stakeholders
75
LAMPIRAN : MATRIKS KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL
71
APPENDIX A : CARA PERHITUNGAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN/OUTPUT
NO INDIKATOR CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
PROGRAM
Program Dukungan Manajemen
Sasaran Program
1 Meningkatnya Kualitas Nilai SAKIP Nilai Hasil Evaluasi AKIP diperoleh dengan - Laporan Hasil Evaluasi AKIP oleh
Perencanaan Kinerja menggabungkan penilaian atas 5 (lima) Kemen-PANRB
Kemendag yang Efektif dan komponen SAKIP, yaitu: - Peraturan Menteri PANRB No. 12
Efisien 1) Perencanaan Kinerja (Bobot 30%); Tahun 2015 tentang Pedoman
2) Pengukuran Kinerja (Bobot 25%); Evaluasi atas Implementasi SAKIP
3) Pelaporan Kinerja (Bobot 15%);
4) Evaluasi Internal (Bobot 10%);
5) Capaian Kinerja (Bobot 20%).
Output Program
1.1. Rancangan Kinerja Nilai Perencanaan Komponen dari Penilaian SAKIP
Pembangunan dan Anggaran Kinerja
Berbasis Outcome
1.2. Monitoring dan Evaluasi Nilai Pengukuran dan Komponen dari Penilaian SAKIP
Kinerja Pelaporan Kinerja
Sasaran Program
2 Meningkatnya Kapabilitas Nilai Capaian Kinerja Capaian Kinerja Organisasi adalah hasil kerja Peraturan Menteri Perdagangan
Kinerja Organisasi Kemendag Organisasi yang didapatkan di dalam suatu organisasi Nomor 108 Tahun 2018 tentang
yang Inovatif dan Responsif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perubahan Atas Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 71 Tahun 2018
Capaian Kinerja Organisasi merupakan salah
satu komponen pembayaran Tunjangan Kinerja tentang Penerapan Jam Kerja dan
di Lingkungan Kementerian Perdagangan. Pedoman Pembayaran Tunjangan
Kriteria penilaian Capaian Kinerja Organisasi Kinerja Pegawai di Lingkungan
adalah sebagai berikut: Kementerian Perdagangan
85
SASARAN/OUTPUT
NO INDIKATOR CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
PROGRAM
86
SASARAN/OUTPUT
NO INDIKATOR CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
PROGRAM
Pedoman Tata Cara dan Pelaksanaan melalui SIPEG, pegawai dengan
Pengukuran Indeks Profesionalitas ASN) nilai kinerja 76 keatas.
- Jumlah pejabat yang lulus dalam
assessment penilaian kompetensi
teknis dan manajerial
(direkomendasikan) dalam
mengikuti seleksi JPT.
- Jumlah pegawai yang di
tempatkan sesuai dengan ABK dan
Peta jabatannya.
Peringkat Profisiensi Melalui survey kepada ASN Kemenedag
Digital dengan kategori penilaian (Dasar, Menengah,
Ahli) untuk memperoleh profil kompetensi
digital.
2.4. Kerja Sama Kinerja Persentase Efektifitas Cakupan kerja sama terhadap tujuan
Implementasi Kerja
Sama
87
SASARAN/OUTPUT
NO INDIKATOR CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
PROGRAM
2.5. Sistem Informasi Pendukung Indeks Tingkat Struktur penilaian pada pelaksanaan SPBE - Laporan Hasil Evaluasi SPBE oleh
Kinerja Kematangan SPBE terdiri dari 3 Domain dan 7 Aspek yang masing- Kementerian Pendayagunaan
masing diberikan bobot menurut tingkat Aparatur Negara dan Reformasi
priioritas pembangunan yang berbeda, yaitu: Birokrasi (PAN-RB)
Domain dan Aspek Penilaian - Peraturan Menteri PANRB Nomor
Domain 1 – Kebijakan Internal SPBE 5 Tahun 2018 tentang Pedoman
Aspek 1 - Kebijakan Internal Tata Kelola SPBE Evaluasi Sistem Pemerintahan
Aspek 2 - Kebijakan Internal Layanan SPBE Berbasis Elektronik (SPBE)
Domain 2 – Tata Kelola SPBE
Aspek 3 - Kelembagaan
Aspek 4 - Strategi dan Perencanaan
Aspek 5 - Teknologi Informasi dan Komunikasi
Domain 3 – Layanan SPBE
Aspek 6 - Layanan Administrasi Pemerintahan
Berbasis Elektronik
Aspek 7 - Layanan Publik Berbasis Elektronik
Sasaran Program
3 Meningkatnya Kepuasan dan Indeks Kepuasan Hasil survei online yang dilakukan dengan Kuesioner yang disebarkan secara
Kepercayaan Stakeholders Masyarakat terhadap mengambil sampel dari populasi dan online melalui email kepada para
pelayanan publik menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul pemohon pelayanan publik.
data yang pokok. Tahapan survei: membuat
daftar pertanyaan kuesioner untuk survei IKM
(Indeks Kepuasan Masyarakat) sesuai dengan
indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam
Permen-PANRB No. 25 Tahun 2014 tentang
Pedoman Umum Penyusunan IKM Unit
Pelayanan Instansi Pemerintah.
88
SASARAN/OUTPUT
NO INDIKATOR CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
PROGRAM
Peringkat Keterbukaan Perhitungan pada komponen keterbukaan Komisi Informasi
Informasi Publik informasi public sesuai panduan Komisi
Informasi
Opini BPK Opini Badan Pemeriksa Keuangan atas
kewajaran informasi keuangan yang disajikan
dalam Laporan Keuangan di-dasarkan pada 4
(empat) kriteria, yaitu:
1) Kesesuaian dengan Standar Akuntansi
Pemerintah;
2) Kecukupan Pengungkapan (Adequate
Disclosure);
3) Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-
undangan;
4) Efektivitas Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah.
Output Program
3.1. Standar Pelayanan Publik yang Indeks pelayanan publik Analisa kepuasan terhadap pemangku Survey
3.2. berkualitas kepentingn Kemendag pada area pelayanan
publik Kemendag
Standar Informasi Publik yang Persentase Kepuasan Survei merupakan kegiatan penelitian yang Data dari peminta informasi yang
berkualitas Pengguna Layanan mengambil sampel dari satu populasi dan disampaikan melalu pelayanan
Informasi Publik menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul informasi yang diseediakan
Kemendag data yang pokok. Tahapan survei : membuat Kementerian perdagangan. Terdiri
daftar pertanyaan kuesioner untuk survei IKM dari beberapa saluran, yaitu CMS
2018 sesuai dengan indikator-indikator yang (Content Management
telah ditetapkan dalam PERMENPANRB System/Menu Website); Email
Nomor 25 Tahun 2014 tentan Pedoman Umum (contact.us@kemendag.go.id);
89
SASARAN/OUTPUT
NO INDIKATOR CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
PROGRAM
Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat LAPOR; dan Layanan Meja
(IKM) Unit Pelayanan Instansi pemerintah Informasi
Persentase Opini Positif Berita Positif dibagi seluruh berita (berita Berita yang diperoleh melalui media
Kementerian negatif + berita positif + berita netral + berita cetak dan media daring diantaranya
Perdagangan di Media waspada) x 100%
3.3. Laporan Keuangan Kemendag Deviasi Temuan Besaran temuan terhadap total anggaran sebesar
Berkualitas Materialitas kurang dari 3,5%
Persentase temuan yang Besaran temuan pada periode sebelumnya yang
ditindaklanjuti dipenuhi
Sasaran Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Perencanaan
1 Meningkatnya Efektivitas Persentase RKA Total Output Teknis yang telah berpedoman
Penyusunan Kinerja dan berpedoman SOP pada SOP yang ditetapkan dibagi dengan total
Anggaran yang Berkualitas output teknis
Persentase Penerapan Total Output teknis yang telah menerapkan
kualitas Output standar kualitas output terhadap total output
teknis
2 Meningkatnya Ketersediaan Persentase rekomendasi Perbandingan antara Rekomendasi yang Dokumen rekomendasi penanganan
Data, Informasi Kinerja yang penanganan isu strategis ditindaklanjuti stakeholders dengan isu strategis
Strategis dan Relevan lintas sektor rekomendasi yang disampaikan
Persentase rekomendasi Kajian yang dihasilkan menurut area unit kerja
Hasil Kajian Teknis Eselon I dibagi Target
Persentase rekomendasi Jumlah kajian hukum yang diterapkan terhadap
Hasil Kajian Hukum total kajian hukum
(deregulasi/reregulasi)
Persentase data Realisasi Pengadaan Data terhadap target data
informasi perdagangan yang dibutuhkan
DN dan LN yang
relevan dan terintegrasi
90
SASARAN/OUTPUT
NO INDIKATOR CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
PROGRAM
serta bermanfaat bagi
masyarakat
3 Meningkatnya kualitas Persentase data kinerjaJumlah satker di lingkungan Kementerian Sistem monev internal Kemendag
realisasi kinerja dan Realisasi output yang dilaporkan Perdagangan yang melakukan input realisasi (e-Monitoring) dan eksternal
Anggaran tepat waktu, lengkap dan
output dan indikator kinerja secara tepat waktu (SMART Kemenkeu dan e-Monev
valid (akhir triwulan) pada aplikasi sistem monitoring Bappenas)
dan evaluasi (monev) kinerja dibagi jumlah
seluruh satker dikali seratus persen.
Rata-rata tingkat revisi Total Revisi Output dibagi dengan jumlah
output output
4 Terselenggaranya Perbaikan Persentase hasil evaluasi Jumlah satker yang menginput informasi tindak Sistem monev internal Kemendag
Kualitas Kinerja kinerja yang lanjut hasil monev pada aplikasi sistem monev (e-Monitoring) dan eksternal
ditindaklanjuti kinerja dibagi jumlah seluruh satker dikali (SMART Kemenkeu dan e-Monev
seratus persen. Bappenas)
Sasaran Kegiatan Peningkatan efektivitas tata laksana internal organisasi
1 Meningkatnya Kualitas Tata Persentase SOP Efektif (Jumlah SOP yang mendukung Output sesuai Jumlah tugas dan fungsi yang sudah
Kelola Organisasi mendukung Output TUSI / Jumlah Output) x 100% ada SOP nya.
sesuai tugas dan fungsi Dan jumlah tugas dan fungsi yang
belum ada SOP nya.
Indeks Penerapan Merit Metode Penilaian Indeks Penerapan Sistem - Data Perencanaan kebutuhan ASN
System Merit menggunakan sistem skor dan bobot berdasarkan ABK
untuk masing-masing aspek: - Jumlah kebijakan-kebijakan
1) Perencanaan Kebutuhan (20%); terkait pemenuhan kebutuhan
2) Pengadaan (10%); ASN melalui CPNS dan PPPK
3) Pengembangan Karier (25%); - Jumlah kebjakan-kebijakan terkait
4) Mutasi, Rotasi dan Promosi (10%); promosi dan mutasi berdasarkan
5) Manajemen Kinerja (15%); keseuaian kualifikasi
6) Penggajian, Penghargaan dan Disiplin - Data ketertelusuran indikator
91
SASARAN/OUTPUT
NO INDIKATOR CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
PROGRAM
(10%); kinerja dalam pelaksanaan
7) Perlindungan dan Pelayanan (5%); manajemen kinerja dan evaluasi
Sistem Informasi (5%). kinerja secara berkala
- Data kekseuaian pemberian
tunjangan kinerja yang sesuai
dengan penilaian kinerja dan
disiplin.
- Data terkait layanan kepegawai
yang telah dilaksanakan.
Data Penyempurnaan pada SIPEG
terkait e-performance, e-office dan
juga assesment center.
3 Tersusunnya Regulasi yang Indeks Reformasi Penilaian pada Bobot setiap tahapan reformasi Kemenkumham dan KemenPAN
Harmonis dan Tepat Waktu Hukum hukum yang terdapat pada pedoman RB
Persentase Penyelesaian Jumlah perencanaan (proleg dan prosun) dalam Data internal Biro Hukum
Peraturan Perundag- 1 tahun dibagi jumlah yang selesai dalam 1
undangan yang tepat tahun dikali 100%
waktu dan Sesuai
PROLEGNAS
4 Meningkatnya pemanfaatan Indeks Fungsionalitas (jumlah sarpras dalam kondisi baik) / (jumlah
Sarana dan Prasarana Kantor Sarana Prasarana sarpras di Kemendag) x 100%
yang sesuai aturan Pendukung
5 Meningkatnya Nilai Tambah Nilai Penyelenggaraan Survey terhadap komponen-komponen nilai
Fungsi Pengadaan Pengadaan Barang/Jasa tambah UPBJ (Biaya, Waktu, SDM, dan Proses)
6 Terwujudnya Ketertiban Arsip Nilai Pengawasan Arsip Penilaian dari ANRI
Negara
Sasaran Kegiatan Peningkatan strategi komunikasi publik
92
SASARAN/OUTPUT
NO INDIKATOR CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
PROGRAM
1 Meningkatnya Kualitas dan Jumlah Rilis dan Konten Perhitungan atas informasi yang disusun oleh
Kuantitas Konten Informasi dalam bentuk infografis unit-unit Teknis.
yang Atraktif ataupun video
2 Meningkatnya Pemanfaatan Persentase Rilis Berita Informasi konten yang ditayangkan pada media
Media Sosial berbasis Daring Kemendag yang masa terhadap total konten tersedia setiap tahun
ditayangkan di media
massa
Sasaran Kegiatan Pengembangan kapabilitas ASN kementerian perdagangan
1 Meningkatnya Kompetensi Persentase ASN (jumlah ASN Kemendag yang mengikuti
ASN Perdagangan Kemendag yang bimtek, diklat, TB dll) / (jumlah terget populasi)
Kompetensinya x 100%
meningkat
Persentase ASN Jumlah ASN yang meningkat kompetensi digital
Kemendag yang terhadap Target ASN
Kompetensi Digitalnya
meningkat
2 Meningkatnya Kualitas Kinerja Persentase Pegawai ((Pegawai yang tidak pernah dijatuhi hukuman Penarikan data oleh Admin Presensi
ASN Kementerian yang tidak pernah disiplin)/(Jumlah keseluruhan Pegawai))X yaitu jumlah total pegawai yang
Perdagangan dijatuhi hukuman 100% tidak pernah dijatuhi hukuman
disiplin pada dimensi disiplin tingkat ringan, sedang
disiplin maupun berat. Dan data actual
jumlah keseluruhan pegawai
Kemendag.
Persentase Pegawai ((Pegawai dengan Kriteria nilai baik)/(Jumlah Dilakukan penarikan data penilaian
dengan Kriteria nilai keseluruhan Pegawai))X 100% kinerja di akhir tahun melalui
baik pada Dimensi SIPEG, pegawai dengan nilai
Kinerja kinerja 76 keatas. Dan data actual
jumlah keseluruhan pegawai
93
SASARAN/OUTPUT
NO INDIKATOR CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
PROGRAM
Kemendag.
96
SASARAN/OUTPUT
NO INDIKATOR CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
PROGRAM
79 Meningkatnya Kualitas Jumlah Penanganan
Penyelidikan Tindakan Penyelidikan Tindakan
Pengamanan Perdagangan Pengamanan
(Safeguard) Sesuai Dengan (Safeguards) sesuai
Ketentuan Yang Berlaku dengan ketentuan yang
berlaku
80 Meningkatnya Kualitas Persentase Rekomendasi
Penyelidikan Tindakan kebijakan tindakan
Pengamanan Perdagangan pengamanan yang
(Safeguard) Sesuai Dengan ditindaklanjuti oleh
Ketentuan Yang Berlaku stakeholder
Peningkatan promosi perwakilan perdagangan di luar negeri
81 Meningkatnya Peluang Akses Persentase Peningkatan Persentase peningkatan potensi transaksi Data peningkatan potensi transaksi
Ekspor Negara Akreditasi Potensi Transaksi melalui promosi pada negara2 akreditasi ITPC melalui promosi dari seluruh ITPC
Perwakilan Perdagangan di Promosi ITPC
Luar Negeri
82 Meningkatnya Peluang Akses Persentase Peningkatan Persentase peningkatan potensi transaksi Data peningkatan potensi transaksi
Ekspor Negara Akreditasi Potensi Transaksi melalui promosi pada negara2 akreditasi Atase melalui promosi dari seluruh Atase
Perwakilan Perdagangan di Promosi Atase Perdagangan Perdagangan
Luar Negeri Perdagangan
83 Meningkatnya Peluang Akses Persentase Peningkatan
Ekspor Negara Akreditasi Potensi Perdagangan
Perwakilan Perdagangan di dan Industri Indonesia -
Luar Negeri Taiwan
84 Meningkatnya Peluang Akses Persentase Peningkatan (Trade balance tahun berjalan / Trade balance BPS
Ekspor Negara Akreditasi Nilai Perdagangan tahun sebelumnya)*100%
Perwakilan Perdagangan di Indonesia - Taiwan
Luar Negeri
97
SASARAN/OUTPUT
NO INDIKATOR CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
PROGRAM
Peningkatan advokasi perdagangan internasional
85 Terwujudnya layanan advokasi Persentase Pemanfaatan jumlah dokumen non-litigasi yang dimanfaatkan opini hukum yang telah dihasilkan
hukum perdagangan Dokumen Non Litigasi dibagi jumlah permintaan dokumen non-litigasi
internasional yang bermanfaat dikali 100 Persen
86 Terwujudnya layanan advokasi Persentase Pemanfaatan jumlah dokumen litigasi yang diselesaikan dokumen litigasi yang tersedia
hukum perdagangan Penyelesaian Dokumen dibagi jumlah permintaan dokumen litigasi yang
internasional yang bermanfaat Litigasi dalam rangka wajib tersedia dikali 100 Persen
sengketa Perdagangan
internasional
87 Terwujudnya layanan advokasi Persentase Kepuasan
hukum perdagangan Stakeholders terhadap
internasional yang bermanfaat Layanan advokasi
Perdagangan
internasional
Program Perdagangan Dalam Negeri
Penguatan lembaga perlindungan konsumen nasional
93 Meningkatnya Transaksi dan Persentase Saran dan 20% dari 20 Rekomendasi yang disampaikan Data yang dihimpun BPKN
Efektivitas Perlindungan Pertimbangan Kepada kepada Pemerintah tahun lalu
Konsumen Pemerintah yang
Dimanfaatkan
94 Meningkatnya Transaksi dan Persentase Informasi 100% Informasi yang disebarluaskan dari Data yang dihimpun BPKN
Efektivitas Perlindungan Perlindungan Konsumen jumlah target ouput informasi perlindungan
Konsumen yang Disebarluaskan konsumen
95 Meningkatnya Transaksi dan Persentase Pengaduan 35% dari jumlah target output akses pemulihan Data yang dihimpun BPKN
Efektivitas Perlindungan Konsumen yang konsumen
Konsumen Diselesaikan
96 Meningkatnya Transaksi dan Persentase Keberdayaan 25% dari jumlah target output lembaga Data yang dihimpun BPKN
Efektivitas Perlindungan Lembaga Perlindungan perlindungan konsumen yang diberdayakan
98
SASARAN/OUTPUT
NO INDIKATOR CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
PROGRAM
Konsumen Konsumen yang aktif
99
SASARAN/OUTPUT
NO INDIKATOR CARA PERHITUNGAN SUMBER DATA
PROGRAM
103 Tersedianya tenaga terampil di Jumlah penelitian yang Perhitungan kuantitas Data jumlah publikasi penelitian
bidang kemetrologian yang dipublikasikan di dosen di proceeding seminar
kompeten dan siap kerja proceeding seminar nasional, seminar internasional
nasional, seminar dan/atau jurnal nasional
internasional dan/atau
jurnal nasional
104 Tersedianya tenaga terampil di Jumlah kerjasama di Perhitungan kuantitas Data jumlah nota kesepahaman
bidang kemetrologian yang bidang metrologi, yang ditindaklanjuti menjadi
kompeten dan siap kerja instrumentasi dan perjanjian kerjasama yang
perdagangan yang ditandatangani oleh Direktur
ditindaklanjuti Akademi Metrologi dan
Instrumentasi dengan pihak mitra
105 Meningkatnya kuantitas dan Persentase Persentase Jumlah Diklat yang dilaksanakan Laporan Inventarisasi Kebutuhan
kualitas pendidikan dan Program/Kurikulum dibagi dengan jumlah Diklat yang Diklat, dan Monitoring dan evaluasi
pelatihan pada bidang penguji Diklat yang sesuai diinventarisasai pasca diklat
mutu barang dengan kebutuhan
106 Meningkatnya kuantitas dan Persentase Peserta Persentase Jumlah Peserta yang mendapat Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan
kualitas pendidikan dan Diklat yang predikat Baik dibagi dengan jumlah peserta Kegiatan Diklat
pelatihan pada bidang penguji Lulus/Berhasil dengan diklat
mutu barang Predikat Baik
106 Meningkatnya kuantitas dan Jumlah pelaksanaan Jumlah Kegiatan Kerjasama dan promosi yang Laporan Penyelenggaraan Diklat
kualitas pendidikan dan kerjasama dan promosi dilaksanakan dan Laporan pelaksanaan kegiatan
pelatihan pada bidang penguji pengembangan Aparatur promosi dan kerjasama
mutu barang dan SDM Bidang
Pengujian Mutu Barang
100
101
APPENDIX B : DAFTAR ISTILAH
No. ISTILAH PENJELASAN
1 Rencana Pembangunan Jangka Dokumen perencanaan pembangunan yang disusun untuk jangka waktu lima tahun dan merupakan
Menengah Nasional penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden terpilih dengan berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional selama 20 tahunan
2 Rencana Strategis Kementerian Rencana pencapaian target kinerja yang diharapkan selama 5 (lima) tahun anggaran tertentu dalam
Perdagangan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dikaitkan dengan upaya-upaya yang telah dilakukan dalam
mencapai tujuan dan sasaran stratejiknya yang dijabarkan dalam misi, tujuan, sasaran strategis,
arah kebijakan serta program dan kegiatan pembangunan dan pengembangan Kementerian
Perdagangan yang diharapkan menjadi pendorong dan penunjang pencapaian sasaran RPJMN
dalam kurun waktu yang sama
3 Rencana Strategis Sekretariat Pencapaian target kinerja yang diharapkan selama 5 (lima) tahun anggaran tertentu dalam
Jenderal pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dikaitkan dengan upaya-upaya yang telah dilakukan dalam
mencapai tujuan dan sasaran stratejiknya yang dijabarkan dalam misi, tujuan, sasaran strategis,
arah kebijakan serta program dan kegiatan pembangunan dan pengembangan Sekretariat Jenderal
yang diharapkan menjadi pendorong dan penunjang pencapaian sasaran Kementerian Perdagangan
dalam kurun waktu yang sama
4 Kegiatan metrologi legal Kegiatan metrologi yang mengelola satuan-satuan ukuran, metoda-metoda pengukuran, dan alat-
alat ukur yang menyangkut persyaratan teknik dan peraturan berdasarkan Undang-Undang yang
bertujuan melindungi kepentingan umum dalam hal kebenaran pengukuran
5 Merit system Kebijakan dan manajemen ASN berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil
dan wajar tanpa membedakan faktor politik, ras, agama, asal usul, jenis kelamin, dan kondisi
kecacatan
6 Reformasi birokrasi Upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governance) demi
102
No. ISTILAH PENJELASAN
terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dengan aparatur berintegritas tinggi, produktif,
dan melayani secara prima dalam rangka meningkatkan kepercayaan publik
7 Opini BPK Penilaian yang dilakukan BPK kepada instansi Pemerintah mengenai kewajaran informasi
keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni
kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate
disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem
pengendalian intern
8 SDM bidang kemetrologian Tenaga yang bertugas secara teknis dalam rangka mewujudkan terlaksananya sistem metrologi
legal di Indonesia
9 Sistem Pemerintahan Berbasis Penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
Elektronik (SPBE) memberikan layanan kepada Pengguna dan ditujukan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, transparan, dan akuntabel serta pelayanan publik yang berkualitas dan
terpercaya.
10 Sistem Akuntabilitas Kinerja Rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan
Instansi Pemerintah (SAKIP) penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan
kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja
instansi pemerintah
11 Zona Integritas Predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai
komitmen untuk mewujudkan Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani
(WBBM) melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan
kualitas pelayanan publik
12 Jabatan Fungsional Tertentu Sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu yang pengangkatan dalam jabatan dan
kenaikan pangkatnya disyaratkan dengan angka kredit.
103
No. ISTILAH PENJELASAN
13 Sistem informasi pelayanan Media informasi elektronik satu pintu yang meliputi penyimpanan dan pengelolaan informasi serta
publik mekanisme penyampaian informasi dari penyelenggara pelayanan publik kepada masyarakat
14 Revolusi industri 4.0 Transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan
teknologi digital dan internet dengan industri konvensional yang bercirikan penggunaan
otomatisasi secara luas
15 Barang Milik Negara (BMN) Semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
atau berasal dari perolehan lainnya yang sah
16 Redesign Sistem Perencanaan Salah satu bentuk Reformasi Anggaran Belanja yang dilakukan Pemerintah melalui Kementerian
dan Pengganggaran (RSPP) Keuangan meliputi perumusan kembali Program, Kegiatan dan Output demi mendorong
keselarasan rumusan program dan kegiatan antara dokumen perencanaan dan dokumen
penganggaran serta informasi kinerja yang mudah dipahami oleh publik
17 Norma, Standar, Prosedur, dan Aturan atau ketentuan yang menjadi pedoman bagi pemerintahan daerah dalam melaksanakan
Kriteria (NSPK) penyelenggaraan kesejahteraan sosial
18 Buyer inquiry Surat yang diterbitkan oleh calon pembeli ditujukan kepada pemasok yang berisikan permintaan
surat penawaran
19 Market intelligence Sebuah strategi yang dapat dilakukan oleh semua perusahaan untuk memperoleh informasi.
Informasi itu bisa dilakukan dengan pengumpulan data dan analisis pasar yang sesuai dengan
keadaan pasar saat ini
20 Rupiah Murni (RM) Seluruh penerimaan Pemerintah, kecuali penerimaan pembiayaan proyek yang berasal dari
pinjaman luar negeri dan/atau dalam negeri
21 Penerimaan Negara Bukan Pajak Seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan, meliputi:
(PNBP) 1. penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana Pemerintah;
2. penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam;
3. penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan Negara yang dipisahkan;
104
No. ISTILAH PENJELASAN
4. penerimaan dari pelayanan yang dilaksanakan Pemerintah
5. penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan denda
administrasi:
6. penerimaan berupa hibah yang merupakan hak Pemerintah;
7. penerimaan lainnya yang diatur dalam Undang-undang tersendiri
22 Good governance Suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan
dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administratif menjalankan disiplin anggaran
serta penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha. Prinsip-prinsip
good governance antara lain: Partisipasi Masyarakat, Tegaknya Supremasi Hukum, Transparansi,
Peduli pada Stakeholder, Berorientasi pada Konsensus, Kesetaraan, Efektifitas dan Efisiensi,
Akuntabilitas dan Visi Strategis
105
APPENDIX C : DAFTAR REFERENSI PERATURAN
NO PERATURAN
1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
4 Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 Tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan dan Tindakan Pengamanan
Perdagangan
5 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 Tentang Penilaian Kinerja Pegawai
6 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
7 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
8 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
9 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2019 Tentang Organisasi Kementerian Negara
10 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024
11 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2020 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2021
12 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214 Tahun 2017 Tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga
13 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195 Tahun 2018 Tentang Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja
Kementerian Negara/Lembaga
14 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun
2019 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024
106
NO PERATURAN
15 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Pedoman Umum
Penyusunan IKM Unit Pelayanan INstansi Pemerintah
16 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Evaluasi atas Implementasi SAKIP
17 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Pedoman Evaluasi
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
18 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Penyusunan Peta
Proses Bisnis Instansi Pemerintah
19 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Evaluasi Kelembagaan Instansi Pemerintah
20 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2019 tentang Penyetaraan
Jabatan Administrasi ke Dalam Jabatan Fungsional
21 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Road Map
Reformasi Birokrasi 2020-2024
22 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 26 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
23 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan
24 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 81 Tahun 2016 Tentang Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Tahun 2015-
2019
25 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 46 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Tahun 2020-
2024
26 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 80 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan
107
NO PERATURAN
27 Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Nomor S122/MK.2/2020 dan B-517/M.PPN/D.8/PP.04.03/05/2020 Tentang Pedoman Redesain Sistem Perencanaan
dan Penganggaran (RSPP)
28 Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Pedoman Tata Cara dan Pelaksanaan Pengukuran Indeks
Profesionalitas Aparatur Sipil Negara
29 Peraturan KASN Nomor 9/2019 Tentang Penilaian Mandiri Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN di Instansi
Pemerintah
108