DAFTAR ISI
ii
BAB IV: STRATEGI PELAKSANAAN ......................................................................... 23
iii
5.3.1 Pencapaian Kinerja Koordinator Perencanaan dan Evaluasi ....................... 85
5.3.1.1 Pencapaian Kinerja SubKoordinator Bagian Perencanaan Program . 85
5.3.1.2 Pencapaian Kinerja SubKoordinator Bagian Evaluasi dan Pelaporan 85
5.3.2 Pencapaian Kinerja Koordinator Keuangan dan barang Milik Negara ....... 86
5.3.2.1 Pencapaian Kinerja Sub Koordinator Bagian Penyusunan dan Evaluasi
Anggaran ............................................................................................. 86
5.3.2.2 Pencapaian Kinerja SubKoordinator Bagian Perbendaharaan dan
Pelaksanaan Anggaran .......................................................................... 87
5.3.2.3 Pencapaian Kinerja SubKoordinator Bagian Akuntansi dan Barang Milik
Negara ................................................................................................... 87
iv
5.7 Upaya Meraih Pedikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ................................. 112
5.8 Upaya Reformasi Birokrasi dan Pembangunan Zona Integritas Wilayah
Bebas Dari Korupsi (WBK)/ Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) .. 113
v
BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah Badan Layanan Umum (BLU) berdasarkan Pasal 5 PP Nomor 23 Tahun 2005
dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi, produktivitas dan
penerapan praktek bisnis yang sehat. Salah satu jenis BLU diantaranya Rumah Sakit (RS) yang
berperan sebagai ujung tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan RI Nomor 279/KMK.05/2007 tanggal 21 Juni 2007 tentang Penetapan RSJ.
dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada Kementerian Kesehatan RI sebagai Instansi Pemerintah yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) disusul dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 756/Menkes/SK/VI/2007 tanggal 26 Juni 2007 tentang
Penetapan 15 (Lima Belas) Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan RI
dengan menerapkan PPK-BLU.
Merujuk pada penjelasan diatas, RSJMM Bogor sebagai organisasi pemerintah yang
mengalami perubahan menjadi BLU dan bersifat nirlaba mempunyai tanggung jawab keuangan
tidak hanya kepada Kementerian Kesehatan RI namun juga kepada Kementerian Keuangan RI
dalam mengelola praktik bisnis yang sehat serta mengacu pada prinsip-prinsip akuntabilitas,
transparansi, efektif dan efisiensi.
Sebagai rumah sakit yang mendambakan tata pemerintahan yang baik (good
governance) serta dapat mengelola praktik bisnis rumah sakit yang sehat, RSJMM Bogor telah
mengupayakan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini dilakukan dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum terutama aspek pelayanan kesehatan dengan melakukan
pembenahan internal, khususnya aspek manajemen pelayanan kesehatan, manajemen
keuangan, pengadaan barang dan jasa sebagai penunjang pelayanan kesehatan serta
pengelolaan inventori berdasarkan Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik
Negara (SIMAK BMN).
1
Selanjutnya, upaya-upaya tersebut dievaluasi oleh RSJMM Bogor melalui penyusunan
laporan berkala yang pelaksanaanya telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Pasal
996 bahwa setiap kepala satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat
pada waktunya. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, serta Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang
Petunjuk pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian
Kesehatan mewajibkan setiap instansi pemerintah untuk menyampaikan laporan berkala.
Laporan berkala yang disusun terdiri atas Laporan Semester dan Laporan Semester I
dimana keduanya merupakan laporan pelaksanaan tugas dan fungsi dari satuan kerja di
lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI yang memuat
perkembangan dan hasil pencapaian kinerja baik kegiatan maupun anggaran dalam kurun
waktu satu semester maupun satu tahun. Pada kesempatan ini RSJMM Bogor melakukan
evaluasi terhadap upaya-upaya yang telah dicapai selama kurun waktu 6 (enam) bulan dalam
bentuk Laporan Semester I TA 2021 RSJMM Bogor.
Laporan berkala Tahun 2021 ini merupakan bentuk pertanggung jawaban kinerja
Rumah Sakit yang diharapkan dapat menjadi media informasi, umpan balik (feedback), dan
menjadi bahan evaluasi yang objektif dari penyelenggaraan layanan di RSJMM Bogor. Laporan
ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menilai sejauh mana pencapaian kinerja yang mengacu
pada Rencana Strategis Bisnis (RSB) RSJMM 2020-2024, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)
RSJMM tahun 2021, dan Rencana Aksi Kerja (RAK) RSJMM 2021, untuk menilai seberapa besar
progress program yang terlaksana di setiap periodenya, yang merupakan cerminan dari kualitas
layanan di RSMM.
2
kinerja. Disamping itu, laporan ini dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana
fleksibilitas pengelolaan keuangan dilaksanakan dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi
dan efektivitas.
Laporan Semester I TA 2021 RSJMM Bogor merupakan rangkuman dari suatu proses
pencapaian kinerja kegiatan dan anggaran di masing-masing unit kerja Rumah Sakit. Laporan ini
memberikan gambaran kendala dan permasalahan yang terjadi dalam upaya pencapaian
kinerja, upaya-upaya yang sudah dilakukan, dan rencana tindak lanjut sebagai dasar perbaikan
dan perencanaan pada waktu yang akan datang.
Laporan Semester I 2021 RSJMM Bogor menjelaskan pencapaian kinerja RSJMM Bogor
Bulan Januari – Juni 2021. Capaian tersebut mengacu kepada Indikator Kinerja Utama Rencana
Strategis Bisnis (IKU RSB) tahun 2020-2024 sebagai tolak ukur keberhasilan program. Analisis
atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja memungkinkan diidentifikasinya sejumlah
perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Sistematika penyajian Laporan Semester I TA
2021 RSJMM Bogor disusun sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran secara umum RSJ. Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor, latar belakang, maksud dan tujuan dari laporan, dan sistematika
penulisan laporan.
Pada bab ini menjelaskan hambatan yang dihadapi pada tahun yang lalu, uraian
tentang kelembagaan serta kondisi sumber daya yang dimiliki RSJMM Bogor dalam
kurun waktu satu tahun meliputi sumber daya manusia, sumber daya sarana dan
prasarana, serta sumber dana.
Pada bab ini menguraikan tentang dasar hukum/peraturan yang menjadi acuan
dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator RSJMM Bogor. Tujuan yang akan
dicapai mengacu kepada visi, misi, dan didasarkan pada isu-isu Rencana Strategik
(Renstra). Kemudian dicapai secara nyata dalam rumusan sasaran yang lebih
3
spesifik, terukur serta berkesinambungan sejalan tujuan yang telah ditetapkan.
Tingkat keberhasilan pencapaian sasaran diukur melalui indikator sasaran disertai
dengan rencana target. Pengukuran indikator ini mengacu pada dokumen:
Indikator Kinerja BLU (RBA), Key Performance Indikator (KPI) sesuai Renstra,
Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Penetapan Kinerja.
Pada bab ini menguraikan bagaimana mencapai tujuan dan sasaran melalui
strategi-strategi, hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan strategi, dan upaya
tindak lanjut untuk mengatasi hambatan pada pelaksanaan strategi tersebut.
Pada bab ini menguraikan tentang hasil pencapaian tujuan dan sasaran, hasil
pencapaian kinerja rumah sakit dan realisasi anggaran. Hasil pencapaian indikator
ini berdasarkan Indikator Kinerja BLU (RBA), Key Performance Indicator (KPI) sesuai
Renstra, Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Penetapan Kinerja.
Pada bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dari uraian sebelumnya.
4
BAB II
ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN
5
3. Direktorat Perencanaan, Keuangan, dan Barang Milik Negara
maupun harga.
6
2.2. Kelembagaan
2.2.1 Struktur Organisasi
Secara garis besar berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI (Permenkes) nomor 65 tahun 2020 tentang Organisasi dan tata kerja Rumah Sakit
Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor yang dipimpin oleh seorang kepala yang disebut Direktur Utama dengan susunan organisasi sebagai berikut:
Gambar 2.1
7
Penjelasan dari bagan diatas adalah sebagai berikut:
1. Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang, terdiri atas:
a. Kelompok Staf Medik
b. Instalasi
c. Kelompok Jabatan Fungsional
2. Direktorat Perencanaan, Keuangan, dan Barang Milik Negara, terdiri atas:
a. Instalasi
b. Kelompok Jabatan Fungsional
3. Direktorat Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Umum, terdiri atas:
a. Instalasi
b. Kelompok Jabatan Fungsional
4. Satuan Pengawas Intern (SPI)
5. Komite-Komite
Susunan Direksi RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor adalah sebagai berikut:
1. Direktur Utama:
Dr. dr. Fidiansjah, Sp.KJ., MPH
2. Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang:
dr. Rahmi Handayani, Sp.KJ., MARS
3. Direktur Perencanaan, Keuangan, dan Barang Milik Negara:
Evi Nursafinah, SE., MPH
4. Direktur Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Umum:
Heru Tri Subagyo, S.Sos.,MM.
Selain susunan Direksi diatas, terdapat pula Komite-komite yang memberikan pertimbangan
strategis kepada Direktur Utama. Dalam melaksanakan tugas utamanya yang berkaitan dengan
pengawasan pelaksanaan tugas-tugas RS, Direktur Utama dibantu oleh Satuan Pemeriksa Intern (SPI).
Struktur Organisasi RSJMM Bogor juga dilengkapi dengan Dewan Pengawas yang susunannya
terdiri dari:
1. Ketua : drg. Rarit Gempari, MARS.
2. Anggota:
a. dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.
b. dr. Eka Viora, Sp.KJ.
c. Drs. Charmeida Tjokrosuwarno, MA.
d. Lucia Widiharsanti, S.E., M.Si., CFE.
8
2.2.2 Tugas dan Fungsi
2.1.1.1 Tugas
2.1.1.2 Fungsi
Dalam melaksanakan tugas diatas, RSJMM Bogor menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
3. pengelolaan pelayanan medis dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit jiwa;
Data pegawai RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Semester I TA 2021 terdiri dari tenaga PNS/CPNS, tenaga
calon BLU, tenaga honorer, dan Peer/ass peer serta ditambah dengan tenaga Dokter Tamu dapat
9
dilihat pada beberapa tabel berikut ini. Tabel yang kami sampaikan, termasuk data mutasi pegawai,
baik masuk maupun keluar, serta klasifikasi pegawai berdasarkan pendidikan, usia dan jenis kelamin.
Tabel 2.1
Ketenagaan RS Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
MUTASI
NO URAIAN 31/12/2020 30/06/2021
TAMBAH KURANG
A PEGAWAI TETAP
1 PNS/CPNS
a Medis 53 - 1 52
b Keperawatan 335 1 1 335
c Kesehatan Lainnya 129 - 1 128
d Non Medis 154 - 6 148
2 BLU
a Medis - - - -
b Keperawatan 42 - - 42
c Kesehatan Lainnya 6 - - 6
d Non Medis 26 - - 26
TOTAL 745 737
10
Grafik 2.1
Ketenagaan RS Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
KETENAGAAN di
RSJ Dr. H. Marzoeki Mahdi
70
296 Dokter
perawat
nakes lainnya
409
administrasi
144
Berdasarkan data-data tersebut di atas, diketahui bahwa komposisi SDM di RS Jiwa dr. H.
Marzoeki Mahdi terdiri dari tenaga keperawatan (44,50%), tenaga non kesehatan (administrasi)
(32.21%), tenaga kesehatan lainnya (15,67%) dan Tenaga Medis (Dokter) (7,62%).
Grafik 2.2
Ketenagaan Medis Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Ketenagaan Medis
30
25
20
15
10
0
Dokter Sub Dokter Dokter Dokter Gigi Dokter Umum Dokter Gigi
Spesialis Spesialis Spesialis Spesialis Umum
Psikiatri Psikiatri
Series1 Series2
11
Grafik 2.3
Ketenagaan Keperawatan dan Tenaga Kesehatan Lainnya Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Fisioterapis
Perawat
Administrator Kesehatan
Radiografer
Apoteker
Nutrisionis
Okupasi Terapis
Psikologi Klinis
Terapis Wicara
Bidan
Sanitarian
Dari komposisi tersebut memperlihatkan bahwa RSJMM Bogor lebih mengutamakan tenaga
di bidang pelayanan (67,79%) khususnya terkait tugas pokok dan fungsi dari RSJMM Bogor sebagai
Rumah Sakit khusus Jiwa dengan Layanan Unggulan Personal Development Care (PDC). Secara khusus
tenaga pelayanan tersebut didistribusikan pada unit-unit layanan, yaitu: layanan rawat jalan, layanan
rawat inap, layanan gawat darurat, layanan rehabilitasi psikososial dan layanan penunjang lainnya.
Ketenagaan RSJMM Bogor dapat melakukan pelayanan sesuai standar dan dapat menghasilkan
kinerja sesuai yang ditargetkan walaupun kuantitas layanan lebih ditentukan dari kunjungan pasen
dan kebijakan-kebijakan layanan dan kondisi pandemi covid-19.
12
Grafik 2.4
Ketenagaan RS Selama 5 Tahun Terakhir
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
1000
800
600
400
200
0
2017 2018 2019 2020 2021
Berdasarkan Grafik di atas, diketahui bahwa tenaga PNS sejak 2017 mengalami penurunan
dari 692 orang menjadi 663 orang di Tahun 2021. Sedangkan pegawai Non PNS mengalami
penurunan dari 298 orang di Tahun 2017 menjadi 256 orang di tahun 2021.
Grafik 2.5
Ketenagaan Berdasarkan Jenis Kelamin Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
46% Pria
54% Wanita
Berdasarkan Grafik tersebut, ternyata jenis kelamin wanita lebih banyak dibandingkan
dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 53,67%, atau sebanyak 493 orang.
13
Grafik 2.6
Ketenagaan RS Berdasarkan Tingkat Pendidikan Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
500
473
450
400
350
300
250
193
200
161
150
100 86
50
1 5
0
SD SMP SMA/Sederajat D3 S1/DIV S2
Berdasarkan data tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwasannya masih ada tenaga
yang pendidikannya masih di bawah jenjang Diploma, yaitu sebanyak 167 orang (18,17%).
Grafik 2.7
Ketenagaan RS Berdasarkan Jabatan Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
143 Struktural
Fungsional Tertentu
516 Fungssional Umum
14
Hasil Grafik tersebut di atas, dapat terlihat bahwa sebaran pegawai terbanyak berdasarkan
kelompok jabatan adalah Jabatan Fungsional Tertentu sebanyak 516 orang (56,14%) jika
dibandingkan dengan Jabatan Fungsional Umum dan Jabatan Struktural.
Tabel 2.8
Tenaga Medis Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogo
Tenaga Medis
17
SPESIALIS BEDAH 1 0
16
SPESIALIS ANESTESI 20
14
SPESIALIS OKUPASI 01
12
SPESIALIS RADIOLOGI 01
7
DOKTER UMUM 15 11
4
15
2.3.2 Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Pengelolaan sarana dan prasarana dalam rangka menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di
RSJMM Bogor kami laporkan secara administrastif melalui Laporan Rekonsiliasi Pengelolaan Barang
Milik Negara yang didalamnya tercantum Berita Acara Rekonsiliasi Barang Milik Negara Kode Satker
024040200415505000KD tanggal 15 Juli 2021 untuk periode Semester I TA 2021 sebagai berikut:
Tabel 2.2
Hasil Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
B ASET TETAP
1 Tanah 4.393.036.800.000 - 4.393.036.800.000
2 Peralatan Dan Mesin 156.850.550.180 876.111.490 157.726.661.670
3 Gedung Dan Bangunan 119.354.371.539 - 119.354.371.539
4 Jalan, Irigasi, Dan Jaringan 3.313.300.291 - 3.313.300.291
5 Aset Tetap Lainnya 553.568.450 - 553.568.450
6 Konstruksi Dalam Pengerjaan - 197.631.280 197.631.280
Akumulasi Penyusutan Aset
7 (138.637.110.275) (14.597.552.329) (147.305.070.005)
Tetap
C ASET LAINNYA 1.512.442.093 (89.096.733) 1.423.345.360
Kerjasama dengan Pihak
1 - - -
Ketiga
A EKSTRAKOMPTABEL
1 BMN Ekstrakomptabel 647.036.601 - 647.036.601
Akumulasi Penyusutan
2 (550.948.779) (19.259.153) (570.207.932)
Ekstrakomptabel
16
BAB III
TUJUAN DAN SASARAN KERJA
17
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI (Permenkes) nomor 65 tahun 2020 tentang Organisasi dan tata
kerja Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor;
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 10 Tahun 2014 tentang Dewan Pengawas RS;
16. Surat Keputusan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI Nomor
HK. 03.05/I/440/09 tentang Ijin Melaksanakan Pelayanan Kesehatan Umum di RSJ. Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor;
17. Keputusan Direktur Utama RSJ Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor No. HK.02.03/XXV.I/3131/2020
tentang Indikator Mutu dan Keselamatan Pasien, Indikator Mutu Unit Kerja dan Indikator Mutu
Pelayanan. Ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal Di RSJ Dr. H. Marzoeki Mahdi diatur
juga dalam;
18. Rencana Strategis Bisnis Tahun 2020-2024 yang disetujui Dewan Pengawas;
19. Rencana Bisnis Anggaran RSJMM Bogor yang ditetapkan Direktur Utama Tahun 2020-2024;
20. Perjanjian Kinerja RSJMM Bogor Tahun 2021.
Untuk mencapai visi, RSJMM Bogor telah menetapkan misi sebagai berikut:
1. Memperkuat upaya kesehatan bermutu yang berorientasi pada kualitas hidup melalui layanan
Personal Development;
2. Memberdayakan masyarakat dan kemitraan dalam membangun kesehatan jiwa;
3. Meningkatkan ketersediaan dan mutu sumber daya yang unggul dalam pelayanan, pendidikan,
pelatihan dan riset;
4. Meningkatkan tatakelola RS yang transparan, akuntabel, dan inovatif.
Selain itu untuk mencapai Misi yang telah ditetapkan di atas, keberadaan RSJ. Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor mempunyai maksud dan tujuan untuk:
1. Optimalisasi POBO;
2. Peningkatan kepuasan pelanggan;
3. Penguatan upaya kesehatan bermutu yang berorientasi pada kualitas hidup melalui layanan
18
Personal Development;
4. Pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam membangun kesehatan jiwa Peningkatan
ketersediaan dan mutu sumber daya yang unggul dalam pelayanan, pendidikan, pelatihan dan
Penelitian;
5. Peningkatan tatakelola RS yang transparan, akuntabel, dan inovatif.
Nilai-nilai yang terdapat di RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor adalah sebagai berikut:
2. Profesionalisme
3. Bekerja seimbang
4. Kekeluargaan
5. Saling menghargai
Motto RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor adalah SEHAT (Smart, Empati, Harmonis, Akuntabel
dan Transparansi).
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh RSJMM Bogor dalam rumusan yang
lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan (tahunan). Indikator adalah
ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun laporan. Setiap dari
indikator sasaran disertai dengan rencana target masing-masing. Indikator dan target unit kerja
RSJMM Bogor mengacu pada dokumen:
19
12. Indikator Mutu Layanan Covid.
RSJMM Bogor menyusun Rencana Strategis Tahun 2020-2024 dimana setiap sasaran dan
indikator juga tidak luput dari perubahan. Dengan banyaknya jumlah sasaran dan indikator, maka
kami sampaikan sasaran dan indikator berdasarkan Rencana Strategis RSJMM Bogor Tahun 2020-
2024 sebagai berikut:
1. Perspektif Keuangan
a. Sasaran Strategis 1
Terwujudnya Pertumbuhan Revenue.
Indikator: Tingkat pertumbuhan pendapatan.
b. Sasaran Strategis 2
Terwujudnya Efisiensi Anggaran.
Indikator: Rasio Pendapatan PNPB terhadap Biaya Operasional.
2. Perspektif Pelanggan
a. Sasaran Strategis 3
Terwujudnya Kepuasan Pelanggan.
Indikator:
1) Tingkat Kepuasan Pelanggan.
2) Kecepatan Respon Terhadap Komplain (KRK).
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
a. Sasaran Strategis 4
Terwujudnya Layanan Unggulan Personal Development Center (PDC), Rehabilitasi Psikososial, dan
Napza.
Indikator:
1) Pertumbuhan Pemanfaatan Layanan Unggulan.
2) Terwujudnya Kemandirian Pasien.
b. Sasaran Strategis 5
Terwujudnya Layanan Kesehatan Jiwa yang Bermutu.
Indikator:
1) Capaian program, inovasi Rumah Sakit
2) Capaian Akreditasi Rumah Sakit
c. Sasaran Strategis 6
Terwujudnya Pusat Riset Pendidikan dan Pelatihan
Indikator:
1) Publikasi penelitian nasional dan atau internasional
20
2) Peningkatan pelatihan yang tersertifikasi
d. Sasaran Strategis 7
Terwujudnya Jejaring Kemitraan dan Pemberdayaan
Indikator:
1) Peningkatan kompetensi mitra yang diampu yang diampu oleh RSJMM
e. Sasaran Strategis 8
Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Rujukan Terintegrasi
Indikator :
1) Presentasi pelaksanaan sistem rujukan terintegrasi di RS UPT Vertikal
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
a. Sasaran Strategis 9
Terwujudnya Budaya Kinerja Organisasi yang Tinggi.
Indikator: Capaian Pelaksanaan WBK/WBBM
b. Sasaran Strategis 10
Terwujudnya SDM Unggul.
Indikator:
1) Peningkatan Kemampuan SDM Berbasis Kompetensi.
2) Persentase Tingkat Kepatuhan Pegawai Sesuai Budaya Kinerja
c. Sasaran Strategis 11
Terwujudnya Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan Yang Handal.
Indikator:
1) Overall Equipment Efectiveness (OEE).
2) Pemenuhan Sarana Prasarana Layanan Unggulan Sesuai Standar.
d. Sasaran Strategis 12
Terwujudnya Teknologi Informasi yang Terintegrasi.
Indikator: Capaian BIOS ( BLU Integrated Online System )
Selain sasaran dan indikator yang tertuang dalam Rencana Strategis diatas, RSJMM Bogor juga
menyampaikan indikator-indikator kinerja lain yang terkait dengan keberhasilan program kerja dalam
penyelenggaraan operasional di rumah sakit sebagai berikut:
21
Tabel 3.1
Indikator Kinerja Rumah Sakit 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
22
BAB IV
STRATEGI PELAKSANAAN
4.1 Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran (sesuaikan dengan Sasaran strategi RSB)
Strategi pencapaian tujuan dan sasaran merupakan penjabaran operasional kebijakan dan
program sebagai upaya pencapaian target (sasaran kerja) RSJMM Bogor. Strategi yang dimaksud
meliputi:
7. Meningkatkan layanan kesehatan jiwa yang spesifik, komprehensif, kolaboratif, inovatif, dan
bermutu tinggi;
8. Meningkatkan produktifitas layanan unggulan Personal Development, kesehatan jiwa dan Napza;
11. Meningkatkan kompetensi mitra yang diampu oleh RSJMM Bogor sesuai standar layanan
kesehatan jiwa dan Napza;
23
4.2 Hambatan dalam Pelaksanaan Strategi
Agar rencana kegiatan berjalan dengan baik dan tercapai sesuai dengan target yang telah
ditetapkan diawal tahun maka RSJMM Bogor berusaha menjalankan kegiatan program dengan baik,
efektif, dan efisien, namun dalam pelaksanaannya ada beberapa hambatan yang ditemui antara lain:
A. Man:
Belum seluruh pegawai mendapatkan peningkatan kompetensi sesuai kebutuhan unit kerja;
Distribusi dan penempatan pegawai belum sesuai kompetensi.
B. Machines:
Pemenuhan sarana , prasarana dan peralatan belum sesuai standar;
Belum optimalnya implementasi SIM RS yang terintegrasi;
Perubahan kebijakan sistem layanan rujukan berjenjang mengakibatkan terhambatnya
realisasi pemenuhan sarana, prasarana dan peralatan yang dibutuhkan.
C. Money:
Terdapat perubahan perencanaan program kegiatan akibat adanya pandemi Covid-19.
D. Method:
Proses pengadaan kebutuhan sarana prasarana tidak seiring dengan pengadaan kebutuhan
alat kesehatan sehingga pemanfaatannya kurang maksimal;
Belum optimalnya pelaksanaan budaya kinerja (antara lain: kepatuhan standar, terhadap
regulasi).
E. Materials:
Belum optimalnya pemanfaatan penelitian dalam bidang layanan medik.
1. Man:
Melakukan pemutakhiran pemetaan kompetensi SDM sesuai bidang tugas dan kebutuhan
organisasi dalam rangka optimalisasi capaian program;
Meninjau ulang kebutuhan analisis beban kerja setiap unit terkait dengan jumlah dan
kompetensi dasar yang harus dimiliki.
2. Machines:
Menyusun standar sarana, prasarana dan alat kesehatan sebagai pedoman dalam
pemenuhan kebutuhan unit kerja;
Dilakukan penjadwalan pelaksanaan implementasi SIM RS yang terintegrasi;
24
Advokasi atas layanan umum yang telah dibuka kembali ke BPJS.
3. Money:
Perencanaan pengadaan kebutuhan sarana dan prasarana yang tepat disesuaikan dengan
standar dan dengan cara merevisi kebutuhan sesuai dengan dana yang tersedia dan tren
kebutuhan.
4. Method:
5. Materials:
Inovasi adalah proses kreatif penciptaan pengetahuan dalam melakukan penemuan baru
yang berbeda dan/atau modifikasi dari yang sudah ada. Inovasi Pelayanan Publik adalah terobosan
jenis pelayanan baik yang merupakan gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang
memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka
percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik, perlu dilakukan pembangunan dan
pengembangan inovasi sebagai muara /outcome reformasi birokrasi (Permenpan no 30 tahun 2014
tentang Pedoman Inovasi Pelayanan Publik)
Saat ini Harapan masyarakat atas peningkatan kualitas pelayanan terus meningkat seiring
dengan laju pertumbuhan informasi dan teknologi kesehatan.
Program Inovasi merupakan bagian dari Indikator Korporasi: IKU RSB 2020-2024 dan IKT
2021 dengan program Inovasi Safewards dan WHO QR, yang ketercapaiannya menjadi tanggung
jawab seluruh Civitas Hospitalia RSJMM secara berjenjang mulai dari Direksi sampai dengan
Petugas Pemberi layanan sesuai tugas dan fungsinya . Selain itu juga dibentuk Tim Implementasi
25
Safewards dan WHO QR yang bertugas untuk mengkoordinir dan melakukan monev implementasi
Safewards dan WHO QR dengan target ruang rawat inap akut psikiatri (tahun 2020) , seluruh ruang
rawat inap Psikiatri ( tahun 2021) , Seluruh layanan Psikiatri dan IGD ( 2022), seluruh layanan di RSJ
MM Psikiatri dan non Psikiatri ( 2023 ) . Capaian Inovasi implementasi Safewards dan WHO QR tahun
2020 dan 2021 sudah sesuai standar. Pada tahun 2021 sedang ditumbuhkan program Inovasi di
tingkat unit Kerja yang dimotori oleh Agent Of Change (AOC), hal ini selaras dengan persyaratan
pencapaian WBK dan tingkat maturitas BLU.
Program Inovasi yang dilaksanakan di RSJ MM berupa program Inovasi tingkat RS yaitu
Implementasi Safewards dan WHO QR, ketercapaian program tersebut digunakan sebagai indikator
Kinerja Utama RS yang ditetetapkan targetnya bedasar konsensus antar RSJ vertikal, Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan dan Kementerian Keuangan (PPK BLU)
Indikator yang digunakn untuk mengukur ketercapaian implementasi Safewards dan WHO
QR adalah :
Tabel 4.1 Capaian Indikator Program Innovasi dan capaian sub Indikator
Capaian
Tidak adanya Tidak adanya Kepuasan Kepatuhan
Bulan Pelayanan Program
Restrain Seklusi Pelanggan Therapi
Innovasi
Januari 92,5% 96,23% 87% 61,24% 84,24%
Februari 93,1% 96,8% 90,9% 80,95% 90,44%
Maret 94% 98% 82,51% 53,7% 82.05%
TW I 93,2% 97,01% 87,47% 65,29% 85,58%
April 95,37% 97,55% 96,82% 44,53% 83,57%
Mei 93,68% 94,45% 95,5% 56,63% 85,06%
Juni 95,48% 98,06% 92,1% 82,60% 92,06%
TW II 94,84% 96,69% 94,81 61,25% 86,90%
Smt I 94,02% 96,85% 91,14% 63,27% 86,24%
26
Grafik 4.1 capaian Indikator Program Innovasi dan capaian sub Indikator
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
Analisa :
1. Rata - rata Capaian Program Inovasi semester 1 sebesar 86,24%, diatas standar dan target IKT
TW 2 sebesar 60% dan Standar IKU RSB 80%;
2. Rata - rata capaian Sub Indikator Kepatuhan terapi Smt 1 masih dibawah standar , terdapat
gambaran hasil capaian yang fluktuatif.
Rekomendasi :
1. Perlu dilakukan Monev ketercapaian sub indikator yang berpengaruh terhadap capaian program
Innovasi terutama sub indikator kepatuhan terapi oleh Direktorat Pelayanan Medik Keperawatan
dan Penunjang;
2. Koordinasi dengan Komdik , Komper dan komnakes utk mengidentifikasi faktor2 yang
berpengaruh thd kepatuhan terapi dan kepatuhan Clinical Pathway/Panduan Praktik Klinis Perlu
koordinasi dengan Komite medik untuk mensosialisasikan ulang Clinical Pathway/Panduan
Praktik Klinis dan standar kepatuhan Therapi;
3. Variabel kepatuhan Clinical Pathway/Panduan Praktik Klinis terintegrasi dalam penilaian kinerja
Profesional pemberi asuhan;
4. Tim Implementasi Safewards dan WHO QR Menyusun laporan implementasi Safewards dan
WHO QR dengan dilengkapi Indikator lainya ( angka konflik , angka penahanan, Insiden Perilaku
27
kekerasan dan kepatuhan standar Lama rawat , kepatuhan WHO QR ) sehingga tergambar
capaian implementasi Safewards dan WHO QR secara lebih komprehensif;
5. Program Inovasi ditingkat Unit dilaksanakan dengan memotivasi setiap unit kerja membuat
program inovasi , rencana di tahun 2022 , setiap unit kerja harus memiliki program Inovasi yang
akan menjadi salah satu Indikator penilaian kinerja Unit kerja.
Simandaturi ( Sistem
14 Manjemen Data Mutu KMRS Proses
Terintegrasi)
28
BAB V
HASIL KERJA
5.1.1 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Rencana Strategis Bisnis (IKU RSB)
Tabel 5.1
29
Kondisi yang dicapai saat ini:
Hasil capaian IKU RSB dari 12 Sasaran Strategis yang terdiri dari 18 indikator pada semester I tahun
2021 tercapai 14 indikator (81.07%)
1. Capaian peningkatan pelatihan yang tersertifikasi dari target 100% di akhir tahun semester I
tercapai 50%;
2. Capaian kompetensi mitra yang diampu oleh RSJMM dari target 80% di akhir tahun semester I
tercapai 35%;
3. Capaian pelaksanaan WBK/WBBM dari target sebesar 100 % diakhir tahun pada semester I
tercapai 50%;
4. Capaian pemenuhan sarana prasarana layanan unggulan dari target 80% diakhir tahun pada
semester I tercapai 25%.
1. Kegiatan pelatihan tetap dilakukan melalui proses pendampingan namun penyusun masih
terkendala dengan pembagian waktu antara pemberi pelayanan dan penulisan, disamping
terdapat perubahan metodologi (penjadwalan pendampingan perpokja penyusunan modul);
2. Pada kondisi pandemic kegiatan outreach tidak dapat dijalankan optimal, demikian juga kegiatan
keluar kota dilakukan sangat selekstif sehingga tidak dapat berjalan optimal dan belum
terhubungnya korespondensi antar rumah sakit sehubungan dengan konsep pendampingan yang
berubah dari rencana semula ke rencana daring;
3. Masih dalam proses penyelesaian LHP sebagai persyaratan pengajuan satker WBK/WBBM (upaya
nya adalah penyegeraan penyelesaian sampai dengan agustus 2021);
4. Belum ditetapkannya pencapaian target sesuai dengan kurva kerja dalam kamus Indikator (revisi
kamus indikator).
30
5.1.2 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Badan Layanan Umum (IKU BLU)
IKU BLU setiap tahun diaudit oleh Kantor Akuntan Publik untuk mengukur kinerja keuangan
dan kinerja layanan RS. Hasil capaian IKU BLU diukur per tahun dengan hasil capaian pada Semester I
TA 2021 adalah:
Tabel 5.2
Pengukuran Kinerja Atas Indikator Kinerja Keuangan Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
SEMESTER I TA 2021
NO INDIKATOR
NILAI SATUAN BOBOT SKOR
RASIO KEUANGAN
19.00 11.37
3 Surat perintah pengesahan pendapatan dan belanja (SP3B) BLU Ada Dokumen 2.00 Ada
31
Tabel 5.3
Pengukuran Kinerja Atas Indikator Kinerja Layanan Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
SEMESTER I TA 2021
NO INDIKATOR
NILAI SATUAN BOBOT SKOR
PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS
EFEKTIFITAS PELAYANAN
PERTUMBUHAN PEMBELAJARAN
32
dilaksanakan
Jumlah Pertumbuhan Pembelajaran 3.00 3.00
Tabel 5.4
Pengukuran Kinerja Atas Indikator Kinerja Mutu dan Manfaat Bagi Masyarakat Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
SEMESTER I TA 2021
NO INDIKATOR
NILAI SATUAN BOBOT SKOR
MUTU PELAYANAN
MUTU KLINIK
33
dilaksanakan
sepenuhnya
Ada
program
2 Penyuluhan kesehatan Dokumen 1.00 1.00
dilaksanakan
sepenuhnya
3 Rasio tempat tidur kelas III 63.83% % 2.00 2.00
Jumlah Kepedulian Kepada masyarakat 4.00 4.00
KEPUASAN PELANGGAN
RS Green
1 Kebersihan lingkungan (Program RS Berseri) Dokumen 2.00 1.00
Hospital
2 Proper Lingkungan Biru Warna 1.00 0.60
Jumlah Kepedulian Terhadap Lingkungan 3.00 1.6
Penilaian kinerja IKU BLU didapatkan skor sebesar 82,79. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja RSJMM
berada dalam kategori “SEHAT”.
1. Indikator rasio keuangan yang terdiri dari periode penagihan piutang, perputaran aset tetap,
imbalan atas aset tetap, imbalan ekuitas, perputaran persediaan belum memenuhi standar karena
pengelolaan Persediaan, pengelolaan asset tetap dan piutang belum optimal;
34
2. Untuk proper lingkungan ada beberapa indikator yang perlu dilakukan perbaikan dan pengukuran
ulang agar terpenuhinya standar lingkungan yang dipersyaratkan;
3. Masih adanya komplain terhadap mutu pelayanan di rumah sakit.
2. Mengusulkan hasil dari peniaian lingkungan ke dinas pengelolaan lingkungan untuk penilaian
proper;
3. Meningkatkan mutu layanan dalam hal peningkatan kinerja pegawai dan pemenuhan sarana
prasarana dan peralatan.
35
5.1.3 Pencapaian Program RS TA 2021
Tabel 5.5
Matriks Pencapaian Program RS Semester I Tahun 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
TARGET REALISASI
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA PROGRAM 2021 PROGRAM PRIORITAS 2021
2021 PROGRAM PRIORITAS 2021
PERSPEKTIF KEUANGAN
1 Terwujudnya Pertumbuhan 1 Tingkat Pertumbuhan Pendapatan 2.5% Optimalisasi idle cash dengan Optimalisasi idle cash dengan RS terus berupaya mewujudkan
Revenue penempatan pada investasi jangka penempatan pada investasi jangka pertumbuhan pendapatan yang
pendek pendek tinggi dengan mengoptimalkan
Optimalisasi pemanfaatan asset pemanfaatan asset, merevisi tarif,
Optimalisasi pemanfaatan asset oleh pihak ke 3 dan mengendalikan pertumbuhan
oleh pihak ke 3 piutang.
Pengendalian pertumbuhan piutang
Pengendalian pertumbuhan piutang
2 Terwujudnya Efisiensi 2 Rasio Pendapatan PNPB terhadap 45% Percepatan klaim BPJS dan Percepatan klaim BPJS dan Rasio Pendapatan PNPB terhadap
Anggaran Biaya Operasional penjamin lainnya penjamin lainnya Biaya Operasional mencapai
Efisiensi belanja dengan pengadaan 49.98% sehingga menggambarkan
Efisiensi belanja dengan pengadaan yang kredibel efisiensi anggaran di RS
yang kredibel
Pengawasan terhadap pelaksanaan
Pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran dan pendapatan secara
anggaran dan pendapatan secara periodik
periodik
36
PERSPEKTIF PELANGGAN
3 Terwujudnya Kepuasan 3 Tingkat Kepuasan Pelanggan 80% Monev pelaksanaan pelayan public Meningkatkan layanan survey1. penyusunan system survey digital
Pelanggan terstandar yang mengutamakan kepuasan pelanggan yang lebih telah selesai tinggal
mutu dan keselamatan pasien familier implementasinya
Merefress petugas layanan garda
Implementasi dan monev komitmen 2. Penyusunan survey kepuasan
depan terhadap layanan prima
pelayanan prima pelanggan dengan barcode sudah
Melakukan pelatihan CS dan satpam
selesai tinggal pencetakan dan
Pemenuhan dan monev sarana dan untuk layanan prima
implementasi
prasarana yang sesuai standar
akreditasi 3. telah dilakukan pelatihan sevice
exelence dengan system zoom di
Pengelolaan IT terintegrasi seluruh petugas garda depan dan
tenaga lainnya
Membangun ikatan dengan
konsumen
4 Kecepatan Respon Terhadap 100% Penguatan system manajemen Penguatan system manajemen
Komplain (KRK) complain berbasis IT complain berbasis IT
4 Terwujudnya Layanan 5 Pertumbuhan Pemanfaatan 100% Pertumbuhan layanan vaksin Pertumbuhan layanan vaksin
Unggulan Personal Layanan Unggulan
Development Care (PDC), Pertumbuhan layanan YMH Pertumbuhan layanan YMH
Rehabilitasi Psikososial, dan Terlaksananya Layanan Geriatri Terlaksananya Layanan Geriatri
Napza terpadu terpadu
6 Terwujudnya Kemandirian Pasien 100% Monev dan perencanaan program Monev dan perencanaan program
lanjutan rehabilitasi psikososial lanjutan rehabilitasi psikososial
Optimalisasi program rehabilitasi Optimalisasi program rehabilitasi
Psikososial Psikososial
37
regulasi yang berlaku regulasi yang berlaku
5 Terwujudnya Layanan 7 Capaian program inovasi Rumah 80% Membuat inovasi yang berbasis Membuat inovasi yang berbasis
Kesehatan Jiwa yang Sakit pada efektifitas, efisiensi untuk pada efektifitas, efisiensi untuk
Bermutu masyarakat dan berdaya jual / masyarakat dan berdaya jual /
revenue revenue
6 Terwujudnya Pusat Riset, 9 Publikasi Penelitian Nasional 100% Pelaksanaan dan penguatan jejaring Pelaksanaan dan penguatan jejaring
Pendidikan, dan Pelatihan dan/atau Internasional publikasi publikasi
10 Peningkatan Pelatihan yang 100% Penguatan kompetensi pegawai dan Penguatan kompetensi pegawai dan
Tersertifikasi linatih linatih
7 Terwujudnya Jejaring 11 Peningkatan Kompetensi Mitra 80% Promosi dan pendampingan ke 5 Promosi dan pendampingan ke 5
Kemitraan dan yang Diampu oleh RSMM Sesuai rumah sakit/ puskesmas didaerah rumah sakit/ puskesmas didaerah
Pemberdayaan Standar Layanan Jiwa dan Napza Jabodetabek Jabodetabek
38
8 Peningkatan akses dan 12 Presentase pelaksanaan system 60%
mutu pelayanan rujukan rujukan terintegrasi di RS UPT
terintegrasi Vertikal
Terwujudnya Budaya Self Assesment WBK, Usulan Self Assesment WBK, Usulan Dilakukan pendampingan oleh
Capaian Pelaksanaan WBK /
9 Kinerja Organisasi yang 13 100% Penilaian Tim Penilai Internal (TPI) Penilaian Tim Penilai Internal (TPI) Inspektur Jenderal Kementerian
WBBM
Tinggi adalah 100% adalah 100% Kesehatan
15 Persentase tingkat kepatuhan 80% Pembinaan pegawai melalui Pembinaan pegawai melalui
Pegawai Sesuai Budaya Kinerja kegiatan peningkatan kompetensi kegiatan peningkatan kompetensi
leadership leadership
39
11 Terwujudnya Sarana, 16 Overall Equipment Efectiveness 80% Pelaksanaan dan monev peralatan1. Melakukan kalibrasi 105 jenis alkes (1. kalibrasi 105 jenis alkes ( 742 alat)
Prasarana, dan Alat (OEE) RS dan alkes 742 alat) sesuai standart sesuai standart sedang berjalan
Kesehatan Yang Handal
Maintenance fungsi peralatan RS2. Melakukan pemeliharaan peralatan2. Melakukan pemeliharaan
dan alkes non medik secara rutin yaitu genset peralatan non medik secara rutin
, CSSD, IPAL, Trafo, AC, yaitu genset , CSSD, IPAL, Trafo,
Identifikasi kebutuhan alat dan alkes AC, sedang berjalan
melalui HTA 3. Melakukan monitoring dan evaluasi
dengan pengukuran OEE alat3. Melakukan monitoring dan
Monev sistem manajemen tertentu evaluasi dengan pengukuran OEE
peralatan dan alkes menggunakan alat tertentu setiap bulan
teknologi informasi lka
17 Pemenuhan Sarana Prasarana 80% Optimalisasi dan monev 1. Penyusunan sarana Gedung Telah selesai penyusunan rencana
Layanan Unggulan Sesuai Standar pemenuhan sarana dan prasarana layanan unggulan psikogeriatri pembangunan Gedung
layanan unggulan sesua standar psikogeriatri dan sedang
2. Pemenuhan Prasarana layanan dilakukan proses lelang fisik
Pemeliharaan sarana dan prasarana unggulan psikogeriatri
3. Pemenuhan peralatan layanan
unggulan psikogeriatri
40
5.2 Pencapaian Kinerja Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang
Mengacu pada Rencana Strategi Bisnis yang dijabarkan dalam Rencana Bisnis dan Anggaran
(RBA) tahun 2021, Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang mempunyai program
unggulan yang harus tercapai diakhir tahun 2021, meliputi: layanan PDC, Rehabilitasi Psikososial dan
Napza.
5.2.1 Pencapaian Kinerja Program Unggulan : Personal Development Care (PDC)
1. Program 1: Layanan Pemeriksaan Terpadu (Assessment Center)
Layanan Pemeriksaan Terpadu sudah dilaksanakan sejak tahun 2020 dilokasi yang baru yang
terletak di gedung Poliklinik Spesialis dengan layanan laboratorium ditempat sehingga
pengunjung tidak perlu untuk pindah lokasi pemeriksaan Ketika memerlukan pemeriksaan
laboratorium.
a. Capaian Program
1) Jumlah kunjungan mencapai: Kunjungan
b. Kendala dan Permasalahan
1) Kegiatan layanan belum terpadu pada satu atap
2) Kapasitas ruangan terbatas untuk 20 orang
c. Rencana Tindak Lanjut
1) Perencanaan relokasi agar layanan terpadu dapat terlaksana satu atap
2) Penambahan peralatan kesehatan untuk menambah kapasitas layanan
2. Program 2: Penyelenggaraan vaksinasi terpadu
Sesuai dengan RSB 2020-2024 program ini merupakan program unggulan yang diperkirakan
akan menjadi revenue yang signifikan.
Tahun 2020 RSJMM sudah mendapatkan sertifikat pelaksanaan imunisasi meningitis dari
Dirjen P2P Kementerian Kesehatan yang berlaku selama satu tahun tetapi program ini tidak
berjalan sesuai dengan rencana dikarenakan program umrah dan haji bagi masyarakat untuk
sementara dihentikan sehingga tidak ada pangunjung yang akan divaksinasi.
a. Capaian Program
Advokasi ke biro dantravel haji tidak terlaksana sehubungan dengan kondisi pandemi
saaat ini jumlah pengunjung yang divaksin: 0
b. Kendala dan Permasalahan
1) Tidak adanya pengunjung vaksin, sehingga pengadaan vaksin menjadi dilemma karena
masa kadaluarsa yang cepat.
2) Izin dan sertifikasi layanan vaksin sudah habis dan belum diperbarui
41
c. Rencana Tindak Lanjut
1) Perencanaan ulang untuk pengadaan layanan vaksinasi dan pembelian vaksin
2) Tetap melakukan pengurusan izin dan sertifikasi layanan vaksin
3) Pemasaran untuk masyarakat tentang adanya vaksin di RSJMM
3. Program 3: penyelenggaraan layanan Pusat Krisis
Pusat krisis merupakan sistem perawatan kesehatan yang memprioritaskan kunjungan
mendesak dan menunda perawatan elektif untuk penanganan kecemasan dan konsultasi
psikologis. Layanan ini mendesak dan darurat yang tidak terkait penyakit, sistem layanan
diseimbangkan dengan kebutuhan untuk menyediakan layanan yang diperlukan. Layanan
ini diperuntukan layanan konsultasi nakes, pegawai dan masyarakat yang ingin berkonsultasi
tentang masalah psikologis dan pemeriksaan lanjutan ketika dirinya atau keluarganya
yang merasa cemas. Pemeriksaan lanjutan dapat di refer ke psikiater, psikolog atau dokter
spesialis lainnya
a. Capaian program
Program ini merupakan perpanjangan layanan IGD yang dilakukan melalui telepon
maupun ditempat.
Capaian kegiatan:
Kunjungan melalui telepon:
Kunjungan ditempat
Kunjungan yang direfer ke spesialis
Kasus meliputi:
b. Kendala dan permasalahan
1) Program dan layanan ini belum dikenal oleh masyarakat luas
2) Layanan ini belum terpadu dengan disiplin profesi lainnya
3) Belum adanya layanan hotline system hunting
c. Rencana Tindak Lanjut
1) Pemasaran dan promosi lebih ditingkatkan walau sudah ada melalui IG, Fb, Twitter
2) Lokasi layanan akan ditempatkan pada tempat yang strategis
3) Sosialisasi pada multi profesi di RSJMM tentang keberadaan pusat krisis
4) Pengadaan sambungan hotline bekerjasama dengan provisder (PT Telkomsel)
4. Program 4: Layanan Youth Mental Health (YMH)
Youth Mental Health Center (YMHC) adalah layanan kepedulian RSMM terhadap
kesehatan fisik, mental dan spiritual seseorang/ individu ketika menginjak usia remaja dan
dewasa muda.
42
Kegiatan ini melibatkan interdisiplin ilmu dengan layanan utama untuk psikiater anak dan
remaja yang melibatkan dokter pesialis lainnya, dokter umum, psikolog dan perawat.
Target dari layanan YMH yaitu: pengunjung dari sekolah-sekolah, universitas dan
instansi/ perusahaan.
Konsep utama layanan YMH: Memberikan layanan konsultasi tentang permasalahan
remaja dan dewasa muda disekolah, kampus dan tempat kerja, serta masalah dan
pemeriksaan fisik.
Rencana gedung yang dipakai adalah gedung eks hemodialisa
a. Capaian Program
Program ini belum berjalan sepenuhnya, masih terpisah pada masing-masing disiplin ilmu.
Gedung yang direncanakan untuk layanan YMH masih belum difungsikan sehingga
layanan belum terpadu pada satu atap
Capaian psikologi:
43
a. Capaian Program
Program ini belum berjalan optimal, sudah dilaksanakan pada satu gedung terbatas pada
layanan rawat jalan belum mencakup layanan rawat inap dan daycare.
Gedung yang direncanakan untuk layanan Geriatri komprehensif masih belum direnovasi
sehingga layanan belum terpadu pada satu atap.
Lapangan golf yang direncanakan untuk outbound dan kegiatan daycare belum dapat
difungsikan.
Capaian psikologi:
b. Kendala yang dihadapi
1) Sosialisasi pada tim belum optimal sehingga program kerja tidak berjalan dengan baik
2) Gedung yang direncanakan digunakan untuk kegiatan Geriatri komrehensif belum
direnovasi
c. Rencana Tindak Lanjut
1) Memperkuat tim dalam hal pemahaman konsep dan kerjasama yang terpadu
2) Mensetting dan melengkapi kebutuhan dengan baik gedung yang akan digunakan
untuk kegiatan Geriatri komprehensif
3) Koordinasi dengan Direktorat lainnya terkait pemenuhan sarana, prasarana dan system
kerja
Layanan rehabilitasi psikososial adalah layanan khusus yang diberikan kepada ODGJ, yang
bertujuan untuk memperbaiki gangguan fungsi pada orang dengan gangguan jiwa (berat), seperti
gangguan fungsi kognitif, sosial, okupasional, sehingga pasien dapat meningkat fungsi personal
dan sosialnya, dan siap kembali ke lingkungan tempat tinggalnya dan menjalani kehidupan yang
berkualitas. Dalam penanganan ODGJ, harus dilaksanakan secara komprehensif. Layanan
rehabilitasi psikososial merupakan intervensi berbasis bukti yang penting menuju recovery dan
pencapaian kualitas hidup.
44
Proses yang dilaksanakan adalah training and replacement yang menerapkan sistem
pembelajaran kemudian penempatan untuk rehabilitan, hal ini diharapkan rehabilitan siap
untuk menghadapi suatu tugas yang diberikan. Target kegiatan ini adalah 25% rehabilitan
mendapatkan pekerjaan dalam satu waktu. Training yang dilaksanakan meliputi
perencanaan, produksi, distribusi (pemasaran), akunting.
Capaian targetnya adalah adanya enteprice RSMM. Saat ini sudah ada enterprice yang
diselenggarakan, yaitu kegiatan Kafe (4 buah) dan kantin.
Saat ini kegiatan kantin tutup dan tidak berjalan.
Rehabilitan yang mandiri adalah rehabilitan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan dan
produktif baik secara psikososial maupun finansial minimal untuk dirinya sendiri.
Kemandirian yang dimaksud adalah yang dicapai oleh pasien setelah mengikuti program
rehabilitasi psikososial yang meliputi kemandirian fisik (dapat melakukan ADL), kemandirian
social (bisa berperan secara social dalam lingkungan keluarga dan masyarakat), kemandirian
finansial dan kemandirian ekonomi (mampu bekerja dan mendapatkan penghasilan.
Pengukuran dilakukan terhadap pasien yang sudah selesai mengikuti pelatihan vokasional yang
dibuktikan dengan adanya sertifikat dan pasien bisa bekerja di masyarakat atau dirumah dan
mendapatkan penghasilan/ mandiri secara finansial dengan target bulanan sebanyak 2
rehabiltan yang terpenuhi.
Spesifik: Indikator tersebut bersifat spesifik untuk mengukur ketercapaian Visi dan Misi
Measurable: Bisa diukur sesuai standar untuk melihat ketercapaian dari sisi Input, Proses,
Output dan Outcome
45
Accurat: Pengukuran dilakukan secara akurat, sehingga data capaian indicator bisa
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di tingkat manajemen dalam rangka
perbaikan dan pengembangan layanan
Reasonable: Memiliki tujuan dan dasar pemikiran yang jelas dan spesifik dalam penetapan
Indikator
Timeline: Ada Batasan waktu yang jelas dalam hal ketercapaian dan pengukuran Indikator
Selama semester satu tahun 2021 tercatat sebanyak 36 pasien mandiri dimasyarakat
dengan pemantauan oleh case manager minimal 1 bulan sekali.
a. Partisipasi rehabilitan dengan mengikutsertakan kegiatan Jambore kesehatan jiwa
Terkait kondisi pandemi maka kegiatan jambore ditahun ini tidak terlaksana.
Target kegiatan ini adalah adanya job club, penempatan rehabilitan dalam lapangan
kerja, pendampingan rehabilitan di masyarakat di perusahaan swasta atau sektor informal,
Capaian targetnya adalah saat ini sudah ada 16 Rehabilitan yang bekerja disektor formal dan in
formal yaitu: Pabrik AHM, Klinik kesehatan alternatif, perusahaan swasta di Jakarta, security,
driver grab/gojek, restoran pecel lele, toko alat tulis, restoran chinese food, agen galon dan
bedcover, perusahaan ekspedisi, dan wiraswasta di rumah. Rehabilitan selalu didampingi oleh
case manager minimal 1 bulan sekali
kegiatan job club belum sepenuhnya berjalan, kondisi diatas merupakan laporan dari
rehabilitant, RSJMM secara formal belum mempunyai Kerjasama dengan perusahaan untuk
menjalin pemahaman tentang ODGJ yang akan dan sudah bekerja diperusahaan.
Target kegiatan ini adalah kerjasama dengan Dinas Sosial dalam pelatihan dan penyaluran
kerja Rehabilitan, pengiriman rehabilitan untuk pelatihan setelah mandiri di RSMM, untuk
tahun 2021 belum tercapai karena pandemi.
46
a. Capaian Program
Grafik 5.1
Jumlah Rehabilitan Yang Dilakukan Asesmen dan jumlah Kunjungan Layanan Rehabilitasi Psikososial
Semester I TA 2021
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Januari Februari Maret April Mei Juni
Grafik 5.2
Persentase Kelulusan Rehabilitan pada Paket Layanan Rehabilitasi Psikososial Semester I TA 2021
47
Jumlah kunjungan yang mengikuti paket pada Semester I TA 2021 sebanyak 100 kunjungan dengan
rata-rata 16 rehabilitan perbulan.
48
a. Pencapaian Kinerja Layanan Pemulihan Ketergantungan NAPZA
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
2020 35 37 12 10 14 15
2021 21 25 34 30 43 43
LAMA RAWAT
2500
2000
1500
1000
500
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Total
LAMA RAWAT 7 441 515 321 275 598 2157
49
Grafik 5.5Indikator rawat inap Napza sm 1 th 2021
700
600
500
400
300
200
100
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Rata-rata
BOR (%) 34,73 29,52 30,97 33,78 38,49 51,11 34,73
ALOS (hari) 7 88,2 171 0 82 11,9 107,85
BTO (hari) 0,03 0,17 0,1 0,13 0,07 0,17 0,03
TOI (hari) 607 136,4 214 149 286 88 177,2
1) Tergambar kenaikan jumlah kunjungan pasien Napza rawat jalan selama semester satu tahun
2020 dibandingkan dengan tahun 2021 yaitu 196 kunjungan berbanding123 kunjungan,
dengan pertumbuhan sebesar 1,59
3) Beberapa catatan kunjungan sudah melalui videocall, dimana RSJMM telah bekerjasama
dengan Lapas tk II Cibinong Kabupaten Bogor untuk melakukan konsultasi secara daring
dengan peserta IPWL
4) BOR Napza masih dibawah 50% hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya kemampuan
peserta mandiri untuk dapat menerima fasilitas layanan rehabilitasi Napza di RSJMM
1) Adanya pandemi covid-19 yang berdampak pada kurang optimalnya layanan rawat inap dan
rawat jalan Napza.
2) Kebijakan kepesertaan BPJS-PBI menjadi hambatan peserta Lapas untuk dapat di rehab.
50
5.2.4 Meningkatkan Kompetensi Mitra Yang Diampu oleh RSJMM sesuai standar layanan di RSJMM
a. Capaian program
Program ini direncanakan melibatkan tumah sakit jiwa daerah (Bengkulu) serta rumah sakit
umum (Kota Cirebon).
Tahap kegiatan belum optimal baru sebatas komunikasi melalui whatsapp dan diskusi informal
pada kedua direktur rumah sakit
Tahap yang sudah direncanakan adalah advokasi Pemda di Jawa Barat untuk puskesmas-
puskesmas dengan menjadikan RSJMM sebagai role model layanan rehabilitasi bagi
rehabilitant Jiwa dan Napza.
Perkembangan kegiatan ini direncanakan akan berkolaborsi dengan rencana kegiatan
Direktorat P2MKJN untuk melakukan pendampingan pada Puskesmas di NTT.
b. Permasalahan dan Kendala
Pada kondisi pandemic kegiatan outreach tidak dapat dijalankan optimal, demikian juga
kegiatan keluar kota dilakukan sangat selekstif sehingga tidak dapat berjalan optimal
Belum terhubungnya korespondensi antar rumah sakit sehubungan dengan konsep
pendampingan yang berubah dari rencana semula ke rencana daring.
c. Rencana Tindak Lanjut
Merubah konsep menjadi pendampingan secara daring
Berkolaborasi dengan Dit. P2MKJN agar RSJMM dapat menjalankan misi sebagai rumah sakit
jiwa pengampu bagi kegiatan layanan jiwa di Indonesia.
Tabel 5.7
Perbandingan Jumlah Kunjungan IGD Semester 1 Tahun 2020 dan 2021
No Kunjungan % Capai %
Target Capai an Target Capai an
an Capaian
51
Grafik 5.6
Perbandingan Jumlah Kunjungan IGD Semester 1 Tahun 2020 dan 2021
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
500
0
2020 2021
Psikiatri 2.743 2.919
Non Psikiatri 3.313 3.005
Grafik 5.7
Perbandingan Tren Kunjungan IGD Psikiatri dengan IGD non Psikiatri Semester 1 Tahun 2021
1.000
800
600
400
200
-
Jan Feb Mar April Mei Juni
Psikiatri 505 560 544 460 359 491
Non Psikiatri 478 399 907 297 552 372
52
a. Kendala dan Permasalahan:
1) Belum optimalnya penggunaan aplikasi sisrute sehingga pasien yang akan dirujuk kedalam
maupun keluar RSJMM harus menunggu.
2) Beberapa kasus terjadi penumpukan pasien diruang observasi karena pasien yang direfer
rawat inap RSJMM menunggu hasil PCR
Tabel 5.8
Perbandingan Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Semester 1 Tahun 2020 dan 2021
2020 2021
No Klinik
Target Capaian % Capain Target Capaian % Capaian
53
3 Jantung 7.38 1.773 2.41 325
52,99 13,49
Grafik 5.8
Perbandingan Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Semester 1 Tahun 2020 dan 2021
54
Grafik 5.9
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Semester 1 Tahun 2021
Tren kunjungan RJ
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
-
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Total
Psikiatri 4.875 4.242 5.380 5.223 4.814 5.154 29.688
Non Psikiatri 1.549 877 1.957 1.838 1.676 1.940 9.837
Tabel 5.9
Diagnosis Terbanyak Rawat Jalan Semester 1 Tahun 2021
55
Tabel 5.10
Laporan Diagnosis Terbanyak Rawat Jalan Psikiatri Semester 1 Tahun 2021
Tabel 5.11
Laporan Diagnosis Terbanyak Rawat Jalan Non Psikiatri Semester 1 Tahun 2021
56
5.2.7 Pencapaian Kinerja Layanan Rawat Inap
Tabel 5.12
Kapasitas Tempat Tidur Semester 1 Tahun 2021
No Ruangan JML
VIP I II III PHCU ICU Perina Isolasi Comorbid ICU Isolasi
Grafik 5.10
Indikator Mutu RS Semester 1 Tahun 2021
200,00
180,00
160,00
140,00
120,00
100,00
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
BOR ALOS BTO TOI GDR NDR
UMUM 36,38 6,25 0,92 11,87 54,25 65,10
JIWA/Psikiatri 65,20 20,67 3,38 10,82 7,39 8,86
COVID 32,27 11,26 0,35 25,68 42,86 90,48
NAPZA 34,73 107,85 0,03 177,20 0,00 0,00
TOTAL JIWA + UMUM 51,30 17,76 4,68 16,66 19,19 25,94
57
Tabel 5.13
Indikator Mutu Rawat Inap Semester 1 Tahun 2021
Pasien mennggal
Lama Pasien Pasien
Layanan Haper
Rawat Masuk Keluar
< 48 JAM > 48 JAM
58
Tabel 5.14
Indikator Mutu Rawat Inap Tahun 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
59
Tabel 5.15
Diagnosis Terbanyak Rawat Inap Semester 1 Tahun 2021
Tabel 5.16
Diagnosis Terbanyak Rawat Inap Psikiatri Semester 1 Tahun 2021
60
Tabel 5.17
Diagnosis Terbanyak Rawat Inap Non Psikiatri Semester 1 Tahun 2021
9 E87.6 Hypokalaemia 13 17 30
1) Bed Occupasy Rate (BOR) RSJMM semester satu Tahun 2021 mencapai rata-rata 51,3% untuk
Psikiatri 65,2%, Umum 36,38%, Napza 34,73%, dan Covid 32,27%;
2) BOR tertinggi ada di ruang Psikiatri (65,2%) dan BOR Terendah ada di ruang Covid (32,27%);
3) ALOS di ruang rawat inap psikiatri mencapai 20,67 hari dan untuk rawat inap umum 6,25 hari,
Napza mencapai 107,85 hari, dan Covid 11,26 hari;
1) Selalu mengupdate kebijakan dan mensosialisasikan pada pelaksana pada waktu yang
singkat.
61
2) Pemenuhan kapasitas ruangan sesuai klasifikasinya sehingga tidak merubah kapasitas
layanan.
3) Sosialisasi pada pelaksana lapangan bertahap dengan agar protokol kesehatan tetap
terjaga
5) Meningkatkan promosi dan pemasaran layanan RSMM serta berupaya dalam menerapkan
teknologi terbaru.
6) Pelatihan dan seminar bagi setiap tenaga kesehatan untk persamaan persepsi dan
kompetensi.
Berdasarkan SK Walikota no … tahun 2020 dimana dinyatakan bahwa RSJMM merupakan salah
satu rumah sakit rujukan Covid-19 maka sejak bulan Juli 2020 RSJMM menyelenggarakan
layanan Penyakit Infeksi Baru dan Kedaruratan (Covid-19).
Saat ini (per 30 Juni 2021) RSJMM memiliki 123 tempat tidur dengan rincian sbb:
Sejak bulan Desember 2020, RSJMM telah melakukan layanan Covid-19 melalui rawat Darurat
dengan 5 tempat tidur bertekanan negative dan layanan 2 kamar bedah masing-masing
bertekanan positif dan dilengkapi hepafilter.
62
Dari grafik diatas tergambarkan bahwa layanan covid-19 mengalami fluktuatif dengan puncak
layanan pada akhir bulan Juni 2021. Layanan ICU selalu penuh (100%) Sebanyak 62 tenaga
kesehatan selama bulan Juni 2021 terkonfirmasi covid-19.
63
g) Monitoring data nakes terdampak covid-19
2) Memaksimalkan sumberdaya yang ada untuk menjaga dan meningkatkan mutu layanan
pada masa Pandemi Covid-19
3) Melakukan koordinasi dan komunikasi yang lebih intens internal maupun dengan pihak
luar (Dinkes, Propinsi dll)
4) Melakukan kajian kebijakan lebih lanjut untuk mendapatkan solusi-solusi
5) Melakukan pembinaan dan evaluasi tiap bulan kepada nakes
10) Koordinasi dengan Kemenkes RI, memfasilitasi pemenuhan SDM yang memberi
pelayanan Covid-19
11) Update data nakes terdampak Covid 19
12) Analisa data tenaga kesehatan yang mendapat fasilitas tempat penginapan
13) Analisa data lokasi / tempat penginapan tenaga kesehatan
14) Melakukan Update dan Analisa Data Kasus Terkonfirmasi, Sembuh, Meninggal,
Suspek, Kontak erat dan Probable Covid 19
64
15) Melakukan Analisis Perkembangan Kasus Kesembuhan dan Kematian Covid 19
16) Mendorong kegiatan untuk merekap sebagai dasar pembinaan ke pegawai
65
a. Promosi Kesehatan Jiwa
Promosi kesehatan jiwa meliputi :
a. Promosi Kesehatan di dalam Rumah Sakit;
b. Promosi Kesehatan di luar Rumah Sakit, yaitu kegiatan ke Institusi Pendidikan,
Tempat Kerja, Media TV/Radio, Kelompok Lansia serta kegiatan pada peringatan hari
besar kesehatan.
Promosi kesehatan melalui media cetak telah dibuat leaflet, banner, spanduk dan
brosur untuk memberikan edukasi kesehatan pada masyarakat. Pengetahuan yang
disampaikan antara lain: tentang kesehatan jiwa, kesehatan lainnya, penggunaan obat,
layanan yang ada di RS dan prosedur perawatan.
RSJMM telah melakukan kegiatan promosi kesehatan melalui media elektronik dilakukan
dengan menayangkan edukasi melalui televisi di ruang tunggu Poliklinik. Upaya promotif
melalui media audio visual ini bertujuan untuk meningkatkan upaya kemandirian kesehatan
pada masyarakat. Selain melalui televisi, promosi juga dilakukan melalui radio. Promosi
melalui radio ini bekerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Kota Bogor dan Radio
Sipatahunan. Selama tahun 2021 RSJMM melihat adanya antusias masyarakat untuk
bertanya melalui siaran langsung (on air) di Sipatahunan dan RRI. Outcome dari kegiatan ini
adalah kunjungan lanjutan untuk konsultasi atau pemeriksaan ke RSJMM. Program ini akan
dipertahankan dan menjadi usaha promosi dari RSJMM untuk mendapatkan peningkatan
kunjungan pasien.
1) Promosi kesehatan di dalam Rumah Sakit
Promosi kesehatan di lingkungan rumah sakit dilaksanakan dengan target
pengunjung baik dirawat jalan psikiatri maupun non psikiatri dan dirawat inap non psikiatri .
Khusus untuk rawat inap pskiatri RSJMM mengundang keluarga pasien setiap bulannya.
Edukasi dilakukan oleh dokter spesialis, dokter/dokter gigi, perawat, social worker dan
tenaga kesehatan lainnya. Pada kegiatan ini terdapat kunjungan keluarga pasien untuk
mengikuti program penyuluhan terhadap keluaran. Outcomenya adalah adanya kesadaran
Keluarga pasien untuk perawatan pasien dirumah dan pasien tidak terlantar, jumlah pasien
dropping menurun.
66
Grafik 5.11
Kegiatan Promosi Kesehatan pada Media Elektronik
Semester I TA 2021
300
250 240
230 230
200
160
150 125
108
100
50
5 4 2 7 5 4
0
Januari Februari Maret April Mei Juni
Grafik 5.12
Kegiatan Promosi Kesehatan di Luar Rumah Sakit
Semester I TA 2021
67
5.2.9.2 Kegiatan Kemitraan Layanan Kesehatan Jiwa
Kegiatan kemitraan dilaksanakan melalui kerjasama lintas sektoral dan lintas program dalam
penanganan pasien.
Kegiatan Kemitraan layanan kesehatan jiwa meliputi :
a. Outreach ODGJ
b. Integrasi Lintas program dan lintas sektor
c. Assertive Community Treatment
d. Home Visit/ home care
e. Case Management
f. Intervensi krisis
1. Outreach Safari Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Safari ODGJ merupakan program penjemputan pasien dengan tujuan pemulihan
kesehatan jiwa didaerah-daerah yang mempuyai akses kesehatan jiwa terbatas (penanganan
medis, terapi dan rehabilitasi). Targetnya adalah 16 kali penjemputan dengan 1440 ODGJ.
a. Evakuasi ODGJ
Grafik 5.13
Cakupan Wilayah Evakuasi dan Jumlah ODGJ
Semester I TA 2021
95
35
32
28 28
15
0
JANUARI FEBRUARI MARET JUMLAH APRIL MEI JUNI
68
b. Kegiatan Advokasi, Integrasi Layanan, Assertive Community Treatment (ACT)
Kegiatan Advokasi, integrasi layanan serta ACT adalah pendampingan Puskesmas
agar rujukan tepat indikasi pasien jiwa yang tidak dapat ditangani di Puskesmas ke
RSJMM. Kegiatan ini telah dilakukan sejak awal tahun 2010 dengan target melakukan
pendampingan pada Puskesmas. Setiap bulan dilakukan kegiatan penyuluhan,
pendampingan pemeriksaan dan terapi pada pasien jiwa di wilayah kerja Puskesmas.
Grafik 5.14
Kegiatan Advokasi, Integrasi layanan kesehatan & ACT Semester I TA 2021
20 19
18
18 17 17
16
16 15
14
12
10
8
6 4 4
4 3
2
2 1 1 1 1 1 1 1 1
0
Januari Februari Maret April Mei Juni
Saat ini telah dilakukan pada 19 Puskesmas (15 kota Bogor dan 4 Kabupaten Bogor)
dengan rata-rata 7 Puskesmas setiap bulannya di Kota Bogor dan 3 Puskesmas di kabupaten
Bogor. Kegiatan ACT kerjasama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Puskesmas dalam
penanganan kesehatan jiwa. Outcomenya adalah peningkatan rujukan langsung.
c. Pemulangan Pasien/ dropping
Pemulangan pasien/ dropping terbagi dalam dua kondisi:
a. Pasien dipulangkan karena tidak dijemput keluarga / dropping Rutin
b. Pasien dipulangkan karena proses penjemputan awal oleh RSMM
69
Grafik 5.15
Kegiatan Pemulangan Pasien
Semester I TA 2021
70
60 57 58
50
40 35 34
33 32
29 30 28
30 26
22
19
20
9
10
0
0
Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah
Target pemulangan pasien karena tidak dijemput adalah berkurangnya pasien dropping
dari tahun lalu (325 pasien) menjadi 248 pasien. Dari target 140 pasien dropping baik di dalam
Kota, Kabupaten maupun luar Bogor masih diatas target sebanyak 248 orang, terkait lama
rawat yang sudah melebihi standar perawatan serta pasien sudah bagus, namun keluarga
belum menjemput. Namun jika dibandingkan tahun lalu ada penurunan sebesar 23 % angka
dropping.
d. Integrasi layanan Kesehatan Jiwa (jumlah Kunjungan pasien jiwa melalui jejaring)
Grafik 5.16
Outcome Kegiatan Promosi Kesehatan di Luar Rumah Sakit
Semester I TA 2021
300
259
250
189
200
148
150 120
100 81 79
62 69 67
54 54 57
43
50
0
0
Januari Februari Maret Maret April Mei
70
Outcomenya adalah adanya peningkatan kunjungan di klinik Early Psycotic, anak Remaja, PDC
serta IGD, antara lain :
a. Upaya kerja sama sekolah-sekolah terkait deteksi dini siswa, seleksi minat bakat serta kerja
sama dengan guru bimbingan pelajar dalam mengatasi permasalahan-permasalahan siswa,
mahasiswa dan remaja.
b. Upaya kerja sama perusahaan dan Instansi pemerintah/swasta dalam rekrutmen SDM,
seleksi pegawai serta pemeriksaan kejiwaan/deteksi dini masalah kejiwaan.
c. Program kegiatan penyuluhan dan deteksi dini terkait masalah-masalah kejiwaan.
Grafik 5.17
Kegiatan sistem rujukan berkualitas & Pendampingan Psikiater
Semester I TA 2021
RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
35
31
30
25 22
20 17 17
15
15
10
10 7
5
4
5 2
1
0
0
Januari Februari Maret April Mei Juni
71
1. Kegiatan promosi kesehatan di dalam rumah sakit untuk pelaksanaan edukasi kelompok, tidak
bisa dilaksanakan karena adanya wabah Covid 19. Media audio visual edukasi di beberapa
tempat di dalam RS tidak berjalan dengan baik karena untuk pengaturannya belum
tersentralisasi.
2. Kegiatan promosi kesehatan di luar rumah sakit seperti sekolah, tempat kerja dan masyarakat
luas melalui radio juga tidak berjalan dengan adanya wabah Covid 19 tersebut.
3. Advokasi melalui kegiatan lintas sektoral sering terhambat terutama dalam pembuatan
kesepakatan perjanjian kerjasama (PKS) karena tidak ditemukan kesepakatan antara RS dengan
mitra yang akan membuat kerjasama.
4. Pemulangan pasien terlantar pasca rawat ke Balai Kesejahteraan Sosial (BKS) Kabupaten Bogor
terhambat karena sempat ditutup sementara akibat wabah Covid 19.
5. Penugasan staf untuk penjemputan pasien dengan kondisi gawat darurat psikiatri di wilayah
kerja ACT terkadang tidak sesuai dengan SPO sehingga dapat membahayakan keamanan staf
yang bertugas
b. Rencana Pemecahan Masalah
Ada beberapa strategi kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dan hambatan,
diantaranya:
1) Menganggarkan kembali media promosi kesehatan
2) Pasien dan keluarganya dapat mengakses materi edukasi melalui website RSJMM atau berbasis
android sehingga lebih efektif.
3) Koordinasi dengan instalasi lain di RSJMM Bogor dalam menyelenggarakan promosi kesehatan
baik internal maupun eksternal rumah sakit.
4) Mendorong dibuatnya perjanjian kerjasama dengan sekolah wilayah kota bogor untuk
pelaksanaan promosi kesehatan jiwa anak dan remaja
5) Meningkatkan kompetensi SDM promosi kesehatan dalam menyiapkan media edukasi melalui
pelatihan.
6) Koordinasi dengan instalasi Ranap, Bidang Medik dan Keperawatan, Rawat jalan, IGD, admisi
untuk menekan angka dropping.
7) Pengajuan pengadaan mobil ambulance untuk fasilitas penjemputan dan droping pasien agar
lebih aman dan nyaman.
8) Merencanakan sarana dan prasarana untuk kegiatan Mobile Mental Health Service.
72
5.2.10 Pencapaian Kinerja Layanan Radiodiagnotik dan Imaging
Pencapaian kinerja layanan Radiodiagnotik dan Imaging adalah:
Tabel 5.19
Perbandingan Jumlah Pemeriksaan Radiodiagnotik dan Imaging Tahun 2020 dan 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Tahun 2020 Tahun 2021
No Jenis Pemeriksaan % Capai % Capai
Target Capai an Target Capai an
an an
ELEKTROMEDIK
1 E.E.G 559 148 29,37 504 256 50,79
2 ECT 128 - 0,00 128 - 0,00
3 EMG 60 6 10,00 504 135 26,79
4 TMS - 105 0,00 504 343 68,06
5 Neuro Feed Back - 9 1,00 504 215 42,66
Jumlah Elektromedik 747 268 2,00 2.144 949 44,26
RADIOLOGI
PEMERIKSAAN BIASA
6 1. Thorax 5.272 1.413 27 5.272 2.380 45
7 2. Extremitas 539 106 20 539 102 19
8 3. Abdomen 254 28 11 254 29 11
9 4. Kepala 227 25 11 227 24 11
10 5. Vetebrae 616 59 10 616 72 12
11 6. Pelvis 72 12 17 72 7 10
Jumlah Pemeriksaan Biasa 6.979 1.643 24 6.979 2.614 37
PEMERIKSAAN GIGI
12 1. Panoramic 855 71 8,30 855 102 11,93
13 2. Cephalometri 45 7 15,56 45 10 22,22
14 3. Dental 125 46 36,8 125 - 0,00
Jumlah Pemeriksaan Gigi 1.025 124 12,10 1.025 112 10,93
PEMERIKSAAN KHUSUS
15 1. BNO-IVP 50 - 0 50 1 2,00
16 2. Colon In Loop 9 - 0 9 - 0
17 3. Appendicogram 89 1 0 89 1 1,12
18 4.Cor Analisa - - 0 - - 0
19 5. Osefagogram 3 1 33,33 3 - 0
20 6. Cystogram 36 - 0,00 36 - 0
21 7. Fistulografi 1 - 0,00 1 - 0
22 8. HSG 33 - 0,00 33 - 0
23 9. Uretrografi - - 0,00 - - 0
24 10. OMD - - 0,00 - - 0
Jumlah Pemeriksaan Khusus 218 2 0,92 218 2 0,92
CT SCAN
57,52688
186 107 186 163
25 CT Scan Kepala tanpa kontras 172 87,63
26 CT Scan Kepala dengan kontras 9 - 0 9 8 88,89
27 CT Scan Thorax 5 - 0 5 2 40,00
28 CT Scan Abdomen 2 - 0 2 - 0,00
29 CT Scan Orbita - - 0 - - 0,00
Jumlah CT Scan 201 107 53,23 201 173 86,07
USG
30 Jumlah USG 2207 106 3,62 2207 169 7,66
TOTAL 11.376 1982 17,42 12773 3070 24,04
73
Grafik 5.18
Jumlah Pemeriksaan Radiodiagnotik dan Imaging Tahun 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
600
500
400
300
200
100
Grafik 5.19
Jumlah Pemeriksaan Radiodiagnotik dan Imaging Tahun 2020 dan Tahun 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
3.000
2.614
2.500
2.000
1.643
1.500
1.000
500
124 112
2 2 107 173 106 169
-
RO Biasa RO Gigi RO Khusus CT Scan USG
2020 2021
74
5.2.10.1 Pencapaian Kinerja Layanan Radiologi
Pencapaian kinerja layanan Radiologi adalah:
Grafik 5.20
Perbandingan Jumlah Pemeriksaan Radiologi Tahun 2020 dan 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
14000
12773
12000 11376
10000
8000
6000
4000 3070
1982
2000
0
2020 2021
target capaian
75
3. Meningkatkan kompetensi SDM agar dapat melakukan semua jenis pemeriksaan;
4. Meningkatkan Jumlah Tenaga Radiografer
5. Jaminan keamanan alat terkait kelistrikan di RSMM;
400
341
350
300
250 224 215
200
148 135
150 105
100
50 6 9
- -
-
E.E.G ECT EMG TMS Neuro Feed
2020 2021 Back
Grafik 5.22
Perbandingan Jumlah Kegiatan Elektromedik Tahun 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
400
341
350
300
250 224 215
200
135
150
100
50
-
-
E.E.G ECT EMG TMS Neuro Feed Back
76
120 110
100
80
62 61 58
60 54
45 45
40 38 39 41
33 36 33 30 33
40 32
23 24
20 18
16
20 12 12
-
Januari februari Maret April mei juni
E.E.G ECT EMG TMS Neuro Feed Back
77
5.2.11 Pencapaian Kinerja Layanan Laboratorium
Pencapaian kinerja layanan laboratorium adalah:
Tabel 5.20
Perbandingan Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Tahun 2020 dan 2021
Tahun 2021 Tahun 2021
No Kegiatan % Capai % Capai
Target Capai an Target Capai an
an an
1 Kimia 51.912 22.408 43 51.912 10.359 20
2 Hematologi 56.206 34.638 62 56.206 21.227 38
3 Serologi/Imunologi 3.328 2.697 81 3.328 3.228 97
4 Urinalisa 2.354 483 21 2.354 261 11
5 Faeces 365 91 25 365 43 12
6 Benzidin - - - - 0
7 Bacteriologi 426 167 39 426 142 33
8 Drug of Abuse Test Kwalitatif 3.966 1.001 25 3.966 1.312 33
9 Analisa Gas darah 278 166 60 278 350 126
10 Elektrolit 505 789 156 505 1.004 199
11 Lain-lain 51.912 0
Total 119.340 22.408 19 119.340 35.909 30
Grafik 5.23
Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Tahun 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
142
Kimia
261 1.312 1.004
Hematologi
Urinalisa
Faeces
21.227
Benzidin
Bacteriologi
78
Grafik 5.24
Perbandingan Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Tahun 2020 dan 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
40.000
35.000
30.000
34.638
25.000
20.000
22.408
15.000
21.227
10.000
3.228 1.312
5.000 10.359 142 350 1.004
2.697
483 261 91 43 0 0 167 1.001 166 789
0
2020 2021
79
3. Pengembangan kompetensi dengan mencari pelatihan sistem Daring (mengingat Pandemi)
4. Optimalisasi penggunaan alat-alat laboratorium yang ada, melalui media promosi, Inovasi
layanan laboratorium, dengan cara jemput bola.
5. Penjadwalan kalibrasi tecara teratur dan direncanakan
6. Melengkapi alat-alat yang ada dengan sistem pengaman/UPS dan stabilizer.
Grafik 5.25
Perbandingan Penerimaan Resep Obat Semester 1 Tahun 2020 dan 2021
RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
120000
100000
80000
65353
60305
60000
40000
20000
0
2020 2021
Target Capaian
Grafik 5.26
Perbandingan Layanan Farmasi Tahun 2020 dan 2021
RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Tahun 2020 Tahun 2021
No Kegiatan
Target Capaian % Capaian Target Capaian % Capaian
80
Tahun 2020 Tahun 2021
No Kegiatan
Target Capaian % Capaian Target Capaian % Capaian
81
7. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Kendala :
a. Pengetahuan petugas tentang efek obat masih kurang
b. Literatur interaksi obat dan efek samping obat yang tersedia dalam bentuk buku
pedoman
c. Jumlah resep yang dilayani dalam satu hari relatif banyak sehingga pemberian
informasi obat dilakukan dalam waktu cukup singkat dan pasien pun karena sudah
terlalu lama menunggu menjadi tidak memperhatikan dengan baik informasi yang
diberikan petugas. Demikian pula dengan jumlah pelayanan informasi obat yang yang
dilakukan hanya dapat didokumentasikan mencapai 10% dari jumlah resep yang
dilayani.
8. Jumlah tenaga farmasi (apoteker dan TTK) masih mencukupi (sesuai ABK)
Rencana Pemecahan Masalah:
1. Mendorong segera terlaksananya SIMRS baru dengan aplikasi yang sudah disesuaikan dengan
kebutuhan pelayanan Farmasi
2. Peningkatan Edukasi, penyuluhan dan Konseling tentang kepatuhan obat;
3. Peningkatan kemampuan SDM, melalui Pelatihan dan in house training terkait Review Resep,
farmakoterapi, Efek samping obat dan Meningkatkan kontrol serta monitoring , serta
kredensialing tenaga farmasi baru;
4. Penambahan SDM apoteker;
No Kegiatan
% Capai % Capai
Target Capai an Target Capai an
an an
82
Tabel 5.23
Jumlah Porsian Makan Semester I Tahun 2021
RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
83
Kendala dan Permasalahan:
1. Masih ada pegawai yang belum memakai APD lengkap
2. Ruangan Pengolahan Makanan memerlukan perbaikan dan sesuai standar
3. Pemenuhan Sarana prasarana sesuai standar
4. Suhu udara di ruangan penyelenggaraan makanan sangat panas
5. Belum adanya billing system yang terintegrasi ke instalasi gizi;
6. Distribusi makanan berjauhan antar ruangan.
Rencana Pemecahan Masalah:
Diharapkan dengan adanya perbaikan dan pemeliharaan Gedung Gizi sesuai standar
Akreditasi KARS dan Pada tahun 2021 pengadaan makan pasien dilaksanakan oleh pihak ke-3, maka
pelayanan asuhan gizi di ruang rawat inap semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari pengawasan
penyelenggaraan makanan yang dilakukan oleh pelaksana Gizi.
84
Menelusur kembali surat ijin pemusnahan dan mempercepat proses pemusnahan
5.3 Pencapaian Kinerja Direktorat Perencanaan, Keuangan, dan Barang Milik Negara
1. Sudah dilakukan revisi indikator kinerja RSB tahun 2020-2024 dan telah terbit revisi perjanjian
kinerja revisi pada tanggal 15 Maret 2021.
2. Pembuatan Rencana Aksi Kerja (RAK) tahun 2021 sesuai program prioritas RSB;
3. Pembuatan Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2021 sesuai program prioritas RS;
4. Pembuatan Rencana Bisnis Anggaran tahun 2021 dan 2022;
1. Pencapaian kinerja atas target yang telah ditetapkan dalam RSB 2020 – 2024 belum semuanya
tercapai karena kondisi pandemi
2. Perencanaan program RS belum secara rinci menjelaskan program prioritas RS;
3. Sudah ada Tenaga fungsional perencana baik melalui alih jabatan pejabat structural dan inpassing
namun belum mendapatkan pelatihan terkait jabatan fungsional tersebut.
1. Laporan Tahunan 2020 dan Laporan Akuntabilitas RS 2020 telah diupload ke aplikasi e-Monev
Kemenkes pada tanggal 30 Januari 2021;
2. Laporan IKI/IKT Bulanan, Triwulan I dan Semester I TA 2021 ke Dirjen Yankes dan Dirjen
Perbendaharaan PPK BLU;
3. Entri data IKU RSB setiap bulan ke Aplikasi e-Performance;
4. Evaluasi SAKIP RSJMM Bogor dilaksanakan di bulan Maret 2021 secara online, nilai 88,06;
5. Laporan Gerakan Kantor Berhias setiap bulan dalam aplikasi “berhias” Kemenkes;
85
6. Hasil assesment Maturity Rating RSJ. Dr, H. Marzoeki Mahdi Bogor oleh tim PPK BLU pada tanggal
07 – 08 april 2021 dengan nilai 3,1;
7. Pengembangan aplikasi perencanaan dan pelaporan (dalam proses).
1. Seluruh unit kerja berupaya untuk melakukan pelaporan secara lengkap dan tepat waktu sehingga
proses analisis dan pembuatan laporan RS menjadi lebih optimal dan sistematis.
2. Percepatan penyelesaian aplikasi perencanaan dan pelaporan.
1. Realisasi Penerimaan. Jumlah target penerimaan sesuai DIPA TA 2021 adalah sebesar
Rp114.418.804.000,-, sampai dengan tanggal 30 Juni 2021 jumlah penerimaan sebesar Rp
41.840.313.548,- (36,57%).
2. Realisasi Belanja. Jumlah alokasi anggaran sesuai DIPA TA 2021 adalah sebesar Rp
202.941.626.000,- (sesuai Revisi DIPA ke-3), sampai dengan tanggal 30 Juni 2021 jumlah realisasi
anggaran sebesar Rp72.205.427.396,- (35,58%).
3. Tahun 2021 dilakukan revisi DIPA sebanyak 3 Kali. Revisi tersebut terdiri atas :
86
1. Optimalisasi realisasi anggaran sesuai dengan kebutuhan;
2. Penyediaan alokasi anggaran sesuai dengan program kegiatan prioritas;
3. Melakukan revisi pada dokumen DIPA;
4. Peningkatan penerimaan RS untuk pemenuhan kegiatan yang bersumber dari dana BLU.
5.3.2.3 Pencapaian Kinerja Sub Koordinator Akuntansi dan Barang Milik Negara
87
1. Meningkatkan koordinasi secara lebih intensif;
2. Melakukan integrase aplikasi keuangan;
3. Melakukan pelatihan pengelolaan keuangan khususnya di unit kerja teknis.
88
Hukormas dan Sub Bagian Administrasi SDM) bersama Bagian Hukormas Ditjen Pelayanan Kesehatan
dan Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan berdasarkan pada perubahan Struktur
Organisasi dan Tata Kelola yang baru, pemutakhiran ABK masih dalam proses penghitungan ulang,
yaitu dengan menghitung ulang ABK masing-masing jabatan fungsional tertentu untuk selanjutnya
menjadi Peta Jabatan yang akan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Kegiatan evaluasi ABK di
lingkungan RSMM, terutama ABK untuk SDM administrasi masih terus dilakukan dan saat ini dalam
proses penapisan dari hasil isian. Hasil ABK SDM administrasi akan menjadi bahan penataan dan
penempatan SDM yang sesuai kebutuhan.
5.4.1.2 Pencapaian Kinerja Sub Koordinator Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pendidikan,
dan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan :
a. Penyempurnaan pedoman pola karier;
b. Fasilitasi peningkatan dan pengembangan kompetensi melalui pendidikan formal dan non formal;
c. Pemberian Makanan Penambah Daya Tahan Tubuh berupa makanan minuman bergizi serta
pemberian multivitamin sebagai upaya meningkatkan imunitas pegawai di masa pandemi;
d. Pengusulan pemberian tanda kehormatan dari Presiden RI dan Menteri Kesehatan RI;
e. Fasilitasi pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosis Covid 19 (Swab Antigen dan PCR);
f. Fasilitasi pemberian vaksin untuk pegawai dan keluarga;
g. Fasilitasi ruang isolasi bagi pegawai yang terpapar Covid 19 tanpa gejala;
h. Penyusunan draft penyempurnaan pedoman remunerasi;
i. Uji publik terbatas terhadap penggunaaan aplikasi e-ko (e-kinerja di lingkungan RSMM);
j. Penyusunan instrument tingkat kepuasan kerja.
Pencapaian kegiatan pada Sub Bagian Pengembangan SDM, Pendidikan dan Pelatihan
mendekati pencapaian prosentase 60% dari target 100% pada semester I tahun 2021. Pencapaian
kegiatan ini dikarenakan upaya pendekatan terhadap persepsi SDM, SDM diperlakukan sebagai aset
penting dan utama yang harus dijamin kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat memberikan
layanan yang optimal bagi pelanggan. Kendala yang dihadapi adalah upaya membudayakan tata
kehidupan yang baru di era pandemi dimana sebagaian besar kegiatan dilakukan melalui daring
(dalam jaringan). Rencana tindak lanjutnya adalah menyusun pedoman pengembangan SDM,
pendidikan dan pelatihan yang berbasis pada kegiatan yang dilaksanakan secara online.
1. Remunerasi
Pemberian remunerasi mengacu pada Permenkeu No 7/PMK.05/2017, pedoman pembayaran
remunerasi telah ditetapkan dan implementasinya dilakukan sesuai dengan perkembangan
pendapatan RS namun tetap dalam koridor ketentuan yang berlaku. Berdasar kepada hasil laporan
89
monitoring dan evaluasi Kementerian Keuangan terhadap implementasi remunerasi di RSJMM yang
dilaksanakan tanggal 6 – 9 April 2021, ada beberapa hal yang harus segera ditindaklanjuti, yaitu:
a. Agar disusun pedoman komprehensif terkait rekrutmen pegawai yang memuat mekanisme
perjanjian dengan PKWT dan mekanisme serta kriteria pengangkatan pegawai Tetap BLU.
b. Agar di dalam pedoman diatur bahwa SK pengangkatan pegawai hanya diberikan kepada
pegawai tetap BLU, sedangkan untuk PKWT cukup berupa perjanjian kerja.
c. Agar disusun Surat Keputusan Direktur Utama terkait grading masing-masing pegawai dan
disampaikan ke pegawai bersangkutan.
d. Agar disusun mekanisme evaluasi grading bagi seluruh pegawai dan dilakukan evaluasi atas
grade pegawai setiap periode.
e. Agar perhitungan gaji pegawai Non PNS tetap yang bersumber dari PNBP tidak lagi otomatis
berdasarkan UMK daerah, tetapi menggunakan cara perhitungan gaji PNBP sebagaimana
untuk PNS ditambah dengan unsur penyetaraan sesuai dengan kemampuan keuangan BLU.
f. Agar pengisian capaian kinerja dan perhitungan remunerasi menggunakan aplikasi dan
diimplementasikan ke seluruh pegawai.
g. Untuk pegawai rangkap jabatan, berhak mendapatkan gaji pada jabatan utama serta insentif
sesuai kinerja pada jabatan utama. Sedangkan untuk jabatan kedua hanya berhak dibayarkan
insentif dengan grade jabatan kedua dan capaian kinerja maksimal sebesar penetapan dari
Pemimpin BLU (misal 20%).
h. Agar dilakukan evaluasi, apakah terdapat duplikasi pekerjaan yang dilakukan staf PPK/PP
SPM dan tim SAI dengan tupoksi dan perhitungan evaluasi jabatan pegawai tersebut.
i. Untuk penghargaan agar diperhitungkan sebagai penambah capaian kinerja yang akan
menambah besaran insentif (P2) bagi yang bersangkutan. Sedangkan untuk penghargaan
atas publikasi penelitian tingkat internasional dapat diakomodir melalui revisi KMK
Remunerasi sehingga dapat dibayarkan dengan nominal tertentu (Batas Waktu Penyelesaian:
xx bulan 2021).
Rencana tindak lanjut terhadap rekomendasi laporan monitoring evaluasi dari Kementerian
Keuangan telah dilakukan workshop remunerasi dan rekomendasi akan diselesaikan pada semester II
tahun 2021 tepatnya tanggal 17 Agustus 2021.
2. Pencapaian Sasaran Strategis: Terwujudnya Pusat Riset, Pendidikan dan Penelitian
2.1 Publikasi Penelitian Nasional dan/atau Internasional
90
b. Mewajibkan para peserta didik yang berpraktek dan pelaku penelitian di RSJMM membuat
abstraksi yang hasilnya di masukan dalam e_learning
c. Pelaksanaan kegiatan penelitian oleh staf internal RSMM maupun eksternal;
d. Penelaahan terhadap proposal penelitian yang diajukan oleh nara sumber yang kompeten
sehingga diperoleh hasil penelitian yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan di RSJMM.
2.2 Peningkatan Pelatihan Yang Tersertifikasi
91
1) Pendidikan berkelanjutan melalui tugas belajar dan izin belajar;
2) Pendidikan Recognize Prior Learning (RPL) yang merupakan program akselerasi dalam
rangka meningkatkan kompetensi dan kualifikasi pendidikan minimal Diploma3.
g. Pelatihan Manajemen (In House Training)
h. Seminar dan simposium (Out House Training)
i. Inventarisasi dan fasilitasi pegawai dalam pembuatan Surat izin Praktek dan Surat Tanda
Registrasi;
j. Evaluasi kinerja berdasarkan kompetensi bagi pegawai kontrak waktu tertentu (PKWT);
k. Pembinaan pegawai dalam patuh aturan (aturan kepegawaian, SIK , STR dan lain-lain).
92
Rencana tindak lanjutnya :
Menyusun pedoman penempatan pegawai sesuai tingkat kehandalan dan kompetensi yang dimiliki,
pemberian advokasi untuk secara terus menerus meningkatkan diri dan upaya saling share
pengetahuan.
3) Hasil Mou ada permintaan pelayanan Swab Antigen untuk mahasiswa dilakukan di Rumah Sakit
Jiwa dr. H Marzoeki Mahdi
4) Sudah tersusun Pedoman Penyusunan SOP- AP Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi
5) Draf revisi HBL sudah diserahkan ke Kemenkes dan proses penyempurnaan dengan adanya
perubahan struktur organisasi yang baru
6) Telah Memenangkan berkas Gugatan Perdata NO 87 dalam perkara anatara Nurhelis dengan
RSJMM Terhadap tanah seluas 1.100.475 m2 sebagai mana terdapat dalam aigendom 150 no
15/1918 tgl 18 januari 1918 yang didalamnya termasuk tanah yang dimiliki oleh Kementrian
Kesehatan Cq. RSJMM
1. Adanya situasi pandemic sehingga pelaksanaan Mou tidak dapat dilakukan secara maksimal .
2. Kurangnya data dukung yang kita miliki untuk melakukan kasasi
3. Sumber daya Manusia belum mempunyai kompetensi yang sama sehingga hanya orang tertentu
yang dapat menyelesaikan
93
4. Dengan kondisi pandemic covid 19 dan adanya masa transisi/ peralihan jabatan eselon 1 /2 di
kemenkes serta perubahan SOTK baru hingga saat ini dokumen HBL masih menunggu revisi kedua
dan menunggu persetujuan Dirjen Yankes.
1. Rencana pembangunan Gedung tahun 2021 sampai dengan bulan April sedang proses asistensi
perencanaan (Half way house, Geriatri Terpadu dan Srikandi, Bisma)
2. Renovasi 2 (dua) Rumah Dinas kelas 1 telah selesai dan 3 rumah dinas sedang proses renovasi
sebagai relokasi penghuni rumah dinas yang akan digunakan layanan geriatric.
3. Bazar ramadhan 1442 H di lapangan golf yang dilaksanakan setiap hari jumat sebagai teraphy
pasien rehab dan mendukung pelayanan .
94
11.Perencanaan review master plan
12.Menyiapkan tempat isolasi mandiri bagi pegawai terkonfirmasi positif covid-19
13.Penyelenggaraan pelayanan keamanan dan kebersihan.
14.Penyelenggaraan pemulasaraan jenazah covid dan non covid
1. Pintu keluar masuk kendaraan karyawan belum terpasang sensor tap cash
2. Belum ada kesepakatan tindaklanjut evaluasi pengelolaan parkir
3. Dokumen penilaian perlu dilengkapi terutama dokumen aslinya.
4. Banyaknya dokumen yang sudah rusak
5. Belum ada tempat khusus untuk vaksinasi
Rencana tindak lanjut
1. Mengusulkan pemasangan sensor tap cash di pintu keluar masuk karyawan
2. Penelusuran dokumen asli ke setiap direktorat sesuai denga asal surat.
3. Mengajukan permohonan pendampingan pengelolaan dokumen rusak ke ANRI
4. Memfasilitasi pemindahan tempat vaksin sesuai kebutuhan
95
3. menjadwalkan ulang seluruh pemeliharaan
4. Penambahan SDM dan peningkatan kompetensi sdm yang ada
96
Rencana pemecahan masalah:
1. Penambahan tenaga K3 RS
2. Perubahan system koordinasi dengan system zoom namun terkendala dengan keterbatasan
jaringan internet .
3. Koordinasi dengan PPK untuk melakukan addendum tambah kedalam kontrak sampah medis
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasi, yang
mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari -30 Juni 2021. Realisasi
Pendapatan Negara pada 30 Juni 2021 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp
41.840.313.548,- atau mencapai 36,57% dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp114.418.804.000,-
.Realisasi Belanja Negara pada 30 Juni 2021 adalah sebesar Rp 72.205.427.396,- atau mencapai
35,58% dari alokasi anggaran sebesar Rp 202.941.626.000,-.
Tabel 5.24
Evaluasi Daya Serap dan Realisasi Anggaran DIPA Periode 30 Juni 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
30 Juni 2021
JUMLAH %
PENDAPATAN
BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Modal
97
5.5.2 Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir per 30 Juni 2021 adalah sebesar
Rp41.840.313.548,- atau mencapai 36,57% dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar
Rp114.418.804.000,-. Pendapatan RSJ. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor terdiri dari Pendapatan Badan
Layanan Umum (Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit) dan Pendapatan PNBP Lainnya. Rincian
estimasi pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.25
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan Periode 30 Juni 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
TA 2021
NO URAIAN
ANGGARAN REALISASI %
Realisasi Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit per 30 Juni 2021 hanya sebesar 36,57% dari
anggarannya, hal ini disebabkan oleh:
1. Penerapan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun 2014 tentang klasifikasi dan
perizinan rumah sakit sejak tanggal 17 September 2019, yang membawa dampak terhadap jumlah
kunjungan pasien non psikiatri kepesertaan BPJS, sehingga pendapatan rumah sakit mengalami
penurunan dan akibatnya rencana anggaran pendapatan tidak mencapai target yang telah
ditetapkan;
2. Tertundanya pembayaran klaim piutang pasien BPJS klaim bulan januari dan bulan april sebesar
617.688.200,-;
3. Tertundanya pembayaran klaim piutang pasien Covid’19 tahun 2020 sebesar Rp2.785.358.450,-;
4. Tertundanya pembayaran klaim piutang pasien Jamkesda sebesar Rp1.058.073.127,-;
5. Tertundanya pembayaran klaim piutang pasien IPWL sebesar Rp1.963.566.194,-;
6. Kegiatan Akademis mahasiswa yang dihentikan sementara sehubungan adanya pandemi.
98
Tabel 5.26
Perbandingan Realisasi Pendapatan Periode 30 Juni 2021 dan 30 Juni 2020
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
REALISASI PENDAPATAN
NO URAIAN
30 Juni 2021 30 Juni 2020 %
Pendapatan jasa pelayanan rumah sakit pada tahun 2021 mengalami penurunan sebesar (23.61%)
dibandingkan dengan penerimaan pada tahun 2020.
Penurunan ini disebabkan oleh hal-hal seperti yang telah disebutkan di atas.
5.5.3 Belanja
Realisasi Belanja instansi Per 30 Juni 2021 adalah sebesar Rp72.205.427.396,- atau 35.59% dari
anggaran belanja sebesar Rp202.941.626.000,-. Rincian anggaran dan realisasi belanja Per 30 Juni
2021 adalah sebagai berikut :
Tabel 5.27
Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Periode 30 Juni 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
REALISASI PENDAPATAN
NO URAIAN
ANGGARAN REALISASI %
Dibandingkan dengan Per 30 Juni 2020, Realisasi Belanja Per 30 Juni 2021 mengalami kenaikan
sebesar 9.90 %. Hal ini dikarenakan :
99
1. Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai Per 30 Juni 2021 dan Per 30 Juni 2020 adalah masing-masing
sebesar Rp25.959.274.163,- dan Rp22.300.308.563,- Realisasi belanja TA 2021 mengalami kenaikan
16.41% dari TA 2020. Hal ini dikarenakan adanya pembayaran Tunjangan Hari Raya Pegawai pada
bulan Juni 2021.
Tabel 5.28
Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai Periode 30 Juni 2021 dan 30 Juni 2020
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
REALISASI PENDAPATAN
NO URAIAN
30 Juni 2021 30 Juni 2020 %
2. Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang Per 30 Juni 2021 dan Per 30 Juni 2020 adalah masing-masing sebesar
Rp45.172.410.463,- dan Rp40.467.394.930,-. Realisasi Belanja Barang TA 2021 mengalami kenaikan
11.63% dari Realisasi Belanja Barang TA 2020. Kenaikan belanja barang disebabkan karena :
1. Terdapat kenaikan belanja pegawai BLU dan pegawai PKWT sesuai dengan standar Upah
Minimum Kota (UMK) serta adanya kenaikan tarif BPJS Kesehatan dan tarif BPJS Ketenagakerjaan;
Tabel 5.29
Perbandingan Realisasi Belanja Barang Periode 30 Juni 2021 dan 30 Juni 2020
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
REALISASI PENDAPATAN
NO URAIAN
30 Juni 2021 30 Juni 2020 %
100
7 Belanja Barang BLU 36.576.738.478 32.390.446.961 12,92
Tabel 5.30
Perbandingan Realisasi Belanja Peralatan dan Mesin Periode 30 Juni 202 1dan 30 Juni 2020
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
REALISASI PENDAPATAN
NO URAIAN
30 Juni 2021 30 Juni 2020 %
Tabel 5.31
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Periode 30 Juni 2021 dan 30 Juni 2020
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
REALISASI PENDAPATAN
NO URAIAN
30 Juni 2021 30 Juni 2020 %
JUMLAH
101
Tabel 5.32
Perbandingan Realisasi Belanja Barang Modal Lainnya TA 2021 dan TA 2020
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
REALISASI PENDAPATAN
NO URAIAN
30 Juni 2021 30 Juni 2020 %
JUMLAH - - -
5.5.4 Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 30 Juni
2021. Nilai Aset per 30 Juni 2021 dicatat dan disajikan sebesar Rp4.617.687.700.728,- yang terdiri
dari: Aset Lancar sebesar Rp89.365.195.418,-; Aset Tetap (netto) sebesar Rp 4.526.877.263.225,-;
Piutang dari kegiatan operasional BLU (netto)sebesar Rp4.682.063.051,-; Piutang dari kegiatan non
operasional BLU (netto) Rp34.391.582,- dan Aset Lainnya (netto) sebesar Rp1.445.242.085,-. Nilai
Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp5.262.991.066,- dan Rp 4.612.424.709.662,-.
Tabel 5.33
Laporan Neraca Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
SEMESTER I SEMESTER I
URAIAN CATATAN
TA 2020 TA 2019
ASET
ASET LANCAR
Piutang Dari Kegiatan Operasional Badan Layanan Umum C.3 10.741.481.361 9.933.885.057
ASET TETAP
102
SEMESTER I SEMESTER I
URAIAN CATATAN
TA 2020 TA 2019
ASET LAINNYA
KEWAJIBAN
EKUITAS
5.5.5 Operasional RS
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/ defisit dari operasi,
surplus/ defisit dari kegiatan nonoperasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa,
dan surplus/ defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode
sampai dengan 30 Juni 2021 adalah sebesar Rp43.317.105.054,- sedangkan jumlah beban adalah
sebesar Rp95.418.626.184,- sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai
(Rp52.101.521.130,-). Kegiatan Non Operasional surplus sebesar Rp697.243.809,- sehingga entitas
mengalami Defisit-LO sebesar (51.404.277.321-).
103
Tabel 5.34
Laporan Operasional Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
SEMESTER I SEMESTER I
URAIAN CATATAN
TA 2021 TA 2020
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN OPERASIONAL
BEBAN OPERASIONAL
104
5.6 Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
5.6.1 Pencapaian Mutu Layanan Covid-19
Layanan Covid-19 di RSJMM Bogor dilakukan pemantauan dan evaluasi menggunakan tools
WHO checklist: Hospital Readiness, yaitu tentang Kesiapan RS pada masa pandemic Covi-19. RSJMM
Bogor telah dilakukan asesmen hospital readiness oleh Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI pada tanggal 8-10 Maret 2021.
Tabel 5.35
Assessment Hospital Readiness Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Gambar 5.1
Overview of Hospital Readiness Semester I TA 2021
RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
105
5.6.2 Pencapaian Mutu Program Nasional
Layanan program Nasional (Prognas) merupakan layanan yang wajib dilaksanakan oleh setiap
RS yang mempunyai fasilitas prognas. Di RSJMM layanan prognas terdiri dari:
106
5. Semua ibu hamil VCT dan HIV positif diberikan ARV serta bayi yang dilahirkan diberi profilaxis
ART;
6. Adanya Komunitas “Warga Peduli Aids” → Mencegah stigma di masyarakat;
7. Kolaborasi TB - HIV/AIDS:
a. Upaya untuk meningkatkan cakupan penemuan kasus;
b. Populasi Kunci: meningkatkan kualitas penjangkauan;
c. Ibu Hamil: Terintegrasi dengan layanan KIA;
d. Kebijakan 3 Eliminasi (Permenkes 52/2017);
e. Pasien TB: Terintegrasi di dalam layanan TB;
f. Membuat rencana bersama terkait TB-HIV/AIDS (penentuan daerah prioritas dan layanan);
g. Meningkatkan kegiatan untuk notifikasi pasangan ODHA;
h. Menyederhanakan jejaring rujukan untuk pemeriksaan EID.
Kendala dan Permasalahan:
Pasien HIV sering kali memiliki penyakit penyerta sehingga konsultasi ke dokter spesialis lain dengan
ruangan yang tidak berdekatan;
107
1. Jumlah kunjungan perbulannya tidak banyak karena RSJMM Bogor bukan menjadi rujukan
pasien TB dari FKTP;
2. Pasien rawat inap melalui IGD masih bisa menerima pasien TB, namun untuk kontrol post FKTP
asal untuk dirujuk ke RS umum.
108
2. RSJMM Bogor telah memiliki Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Konsultan Psikogeriatri sebanyak
2 orang, sehingga pelayanan akan dapat lebih cepat;
3. Pelayanan dari dokter spesialis lain dilaksanakan di tempat yang sama sesuai jadwal.
4. Terjadi penurunan jumlah kunjungan di Poli Psikogeriatri;
5. Kegiatan senam Lansia untuk sementara dihentikan selama masa Pandemi Covid-19;
6. Pelayanan rawat inap tetap dilaksanakan di ruang rawat baik psikiatri maupun nonpsikiatri
Penyelenggaraan layanan kesehatan yang berfokus pasien dengan mengutamakan mutu dan
keselamatan pasien diukur dan dipantau melalui berbagai indikator meliputi indikator input, proses,
output dan outcome. Pemantauan dilakukan oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien bersama-
sama dengan manajemen dan Kepala unit kerja, dilaksanakan secara berjenjang. Unit kerja
melakukan pencatatan pelaporan atas indikator sesuai unit kerjanya dan melakukan analisa
sederhana untuk informasi di unit kerjanya masing-masing, selanjutnya KMKP bersama dengan
manajemen melaksanakan analisa di tingkat RS untuk selanjutnya dilaporkan pada Direktur Utama
dan Dewan pengawas.
109
4. Pemusatan data dan informasi yang memudahkan dalam pencarian serta penyediaan data
dengan membangun aplikasi SIMANDATURI;
5. Penyederhanaan profil indikator;
6. Penguatan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) seluruh pegawai RS yang berkelanjutan;
7. Webinar, pelatihan dan workshop yang diselenggarakan secara daring dan luring, yaitu:
a. Pelatihan internal PMKP dengan tema “Menjaga Mutu dan Keselamatan Pasien di Masa
Pandemi Covid-19” pada tanggal 09-10 Maret 2021;
b. Webinar Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien yang diselenggarakan oleh Direktorat
Mutu Dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan bersama Komite Nasional Keselamatan Pasien
(KNKP) pada tanggal 26 Maret 2021;
c. Pertemuan Ilmiah Tahunan dan Semiloka Nasional Akreditasi Rumah Sakit Ke VI (PITSELNAS
VI) dengan tema “Mutu dan Keselamatan di RS tetap menjadi prioritas utama di masa
pandemi Covid-19” dan “Penelitian Mutu dan Keselamatan Pasien di Era pandemi Covid-19”
pada tanggal 05-09 April 2021;
d. Workshop internal Duta KPRS pada tanggal 20-21 April 2021;
e. Mengikuti Workshop PERSI Wilayah Jawa Barat dengan Judul "Kesiapan Rumah Sakit
(Hospital Readiness) dan Mitigasi Risiko dalam Menghadapi Covid-19 Bagi RS di Jawa Barat"
pada tanggal 27-29 April 2021.
f. Pelatihan internal Sistem Manajemen Data Terintegrasi pada tanggal 27 dan 28 Mei 2021;
g. Workshop Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat
Lanjut (FKTRL) Wilayah Barat yang diselenggarakan oleh Direktorat Mutu dan Akreditasi
Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan pada tanggal 9-11 Juni 2021;
8. Pelaporan indikator mutu nasional dan insiden keselamatan pasien setiap bulan serta self
assessment hospital readiness triwulan I dan II ke aplikasi http://mutufasyankes.kemkes.go.id/;
9. Pelaporan bulanan seluruh indikator mutu RS;
10. Pelaksanakan dan monitoring kepatuhan serta audit penerapan PPK/CP; x
11. Inovasi: Membuat aplikasi SIMANDATURI untuk pengumpulan data terintegrasi dan
pelaporannya dari yang sebelumnya menggunakan google spreadsheet dan membentuk Duta
Mutu RS;
12. Melakukan rapat feedback capaian mutu unit kerja setiap bulan;
13. Membuat profil manajemen risiko RS;
14. Melakukan pendampingan, sosialisasi, dan pemantauan manajemen risiko unit kerja;
15. Membuat regulasi manajemen risiko Covid-19;
110
16. Melakukan self asesmen hospital readiness dan telah dilakukan penilaian oleh Direktorat Mutu
dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI pada tanggal 8-10 Maret 2021;
17. Melakukan continuous quality improvement di semua unit kerja.
Kendala dan Perasalahan:
1. Man:
Pelaporan indikator mutu RS belum real time;
Implementasi SIMANDATURI pasca pelatihan belum optimal;
Pemahaman terkait mutu, budaya keselamatan, dan manajemen risiko belum optimal;
Budaya pelaporan IKP belum optimal dan tidak tepat waktu;
Perubahan ruangan yang cepat, sehingga penempatan dan keberadaan Duta KPRS tidak
sesuai lagi dengan SK yang ditetapkam, ada ruangan yang Duta-nya 2 atau 3 dan ada ruangan
yang sama sekali tidak ada Duta KPRS;
Apabila Duta KPRS cuti, sakit, dll, tidak lapor ke atasan langsung, sehingga pelaporan
terlambat /harus diingatkan.
2. Method:
Pendampingan ke unit kerja secara daring dan luring belum optimal;
Sosialisasi dan edukasi belum optimal;
Metode edukasi keselamatan pasien belum optimal;
Supervisi mutu dan keselamatan pasien belum terlaksana;
Pengelolaan dan pemantauan manajemen risiko belum terlaksana;
3. Machines:
Aplikasi SIMANDATURI masih dalam tahap uji coba;
Pelaporan KPRS dan pelaporan IKP belum terintegrasi (masih menggunakan spreadsheet);
Dukungan hardware belum sesuai standar.
4. Materials:
Adanya transisi demografi dan new emerging dan reemerging disease;
Rencana Pemecahan Masalah:
1. Man:
Optimalisasi SIMANDATURI real time;
Sosialisasi dan edukasi tentang mutu, keselamatan pasien, budaya keselamatan, dan
manajemen risiko;
Pelatihan /workshop manajemen risiko sesuai PMK nomor 25 tahun 2019;
Optimalisasi pendampingan dan monev Subkomite sesuai dengan pembagian area yang ada;
Meningkatkan kesadaran pentingnya pelaporan IKP tepat waktu;
111
Terkait Duta KPRS, Kepala ruangan diminta untuk menunjuk petugas baru untuk menjadi
Duta KPRS baru sehingga monev di ruangan tetap dapat dilaksanakan;
Peningkatan kompetensi Komite Mutu dalam rangka optimalisasi capaian program melalui
seminar, worksho, pelatihan, dll;
Mendorong penelitian di bidang mutu dan keselamatan pasien.
2. Method:
Pendampingan dan supervisi unit kerja terkait pelaporan IKP;
Pendampingan mutu ke unit kerja secara daring dan luring;
Modifikasi kegiatan sosialisasi dan edukasi melalui media cetak, elektronik, maupun daring;
Supervisi mutu dan keselamatan pasien dijadwalkan per triwulan;
Pengelolaan dan pemantauan manajemen risiko dilaksanakan setiap bulan oleh Subkomite
Manajemen Risiko sesuai pembagian areanya;
Optimalisasi pelaksanaan budaya mutu dan keselamatan pasien di seluruh unit kerja RS;
3. Machines:
Implementasi aplikasi SIMANDATURI untuk mutu dan keselamatan pasien dan dilakukan
evaluasi tiap bulan;
Usulan hardware untuk seluruh unit kerja;
Pengembangan aplikasi manajemen risiko pada aplikasi “Data Center RS”
Pengembangan aplikasi SIMANDATURI.
4. Materials:
Optimalisasi layanan RS dan Layanan Covid-19 sesuai standar;
Menyusun standar sarana, prasarana dan alat kesehatan sebagai pedoman dalam
pemenuhan kebutuhan unit kerja.
112
5.8 Upaya Reformasi Birokrasi dan Pembangunan Zona Integritas (ZI) Wilayah Bebas Dari Korupsi
(WBK)/ Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)
Reformasi birokrasi merupakan salah satu langkah awal untuk melakukan penataan terhadap
sistem penyelenggaraan pemerintah yang baik, efektif dan efisien, sehingga dapat melayani
masyarakat secara cepat, tepat dan professional. Dalam melaksanakan reformasi birokrasi banyak
kendala yang dihadapi, antara lain adalah penyalahgunaan wewenang, praktek KKN dan lemahnya
pengawasan.
Salah satu upaya pencegahan untuk mengurangi terjadinya tindak pidana korupsi
adalah dengan cara mewujudkan Zona/Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona
Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di
Lingkungan Instansi pemerintah. Untuk menuju terbentuknya WBK, maka terlebih dahulu perlu
dibangun Zona Integritas di lingkungan RSJMM Bogor.
RSJMM Bogor telah melakukan berbagai upaya untuk meraih WBK/WBBM, antara lain:
1. Penetapan regulasi berupa kebijakan, Standar Prosedur Operasional (SPO), Clinical Pathway (CP),
revisi Hospital By Laws (HBL), dll;
2. Pengembangan Sistem Informasi Kinerja (e-Kin) untuk menilai kinerja pegawai;
3. Pembentukan Tim Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM;
4. Pembentukan Unit Pengendalian Gratifikasi;
5. Pelaporan self assessment PAN RB dan Pelaporan Pokja Pengawasan tahun 2020 ke Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI;
6. Pendampingan dan sosialisasi oleh Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan RI terkait
pembangunan ZI, pemenuhan elemen penilaian, SPIP, PIPK, dll;
7. Pencanangan zona integritas yang telah ditandatangani oleh Direktur Utama, Para Direktur
Teknis, Dewan Pengawas RS, dan seluruh pegawai RSJMM Bogor pada bulan November 2021;
8. Bimbingan teknis dan evaluasi self assessment kegiatan Pembangunan Zona Integritas Menuju
WBK dan WBBM oleh Inspektorat jenderal Kementerian Kesehatan RI pada bulan Maret 2021;
9. Melakukan review SPO;
10. Penilaian akuntabilitas kinerja RSJMM Bogor
11. Membuat maklumat pelayanan sesuai dengan standar mutu RS;
12. Mengikuti seminar atau bimbingan melalui zoominar tentang pemenuhan dokumen WBK dan
WBBM.
113
BAB VI
PENUTUP
Pencapaian kinerja RSJ. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Semester I Tahun 2021 merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas-tugas teknis
melalui hasil pengukuran pencapaian target tiap-tiap indikator yang mendukung sasaran program
sesuai Rencana Strategis RSJMM Bogor Tahun 2020-2024 dan capaian dari kegiatan yang merupakan
tugas pokok dan fungsi pada setiap unit kerja.
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan Laporan Semester I TA 2021 adalah:
1. Untuk mencapai layanan yang bermutu dan terukur maka selama Semester I TA 2021 telah
merangkum kegiatan yang dilakukan di semua Direktorat;
2. Pencapaian kinerja (IKU RSB) selama semester I 2021 belum seluruhnya tercapai (81,07%). Atas
hal tersebut memerlukan upaya perbaikan dari semua pihak yang terkait agar tercapai sesuai
target (100%);
3. Adanya program inovasi dari semua unit kerja khususnya terkait layanan terhadap pasien
diharapkan dapat mewujudkan layanan kesehatan jiwa yang bermutu;
4. Terdapat beberapa kegiatan yang belum terlaksana sacara optimal disebabkan oleh kondisi
pandemi yang mengharuskan kegiatan dilaksanakan secara daring.
6.2 Rekomendasi
Pelaksanaan kegiatan dan pengawasan tetap harus dilakukan agar pencapaian target sesuai
indikator diakhir tahun dapat dicapai. Upaya – upaya inovasi yang akan dilakukan dalam rangka
efisiensi dan efektifitas antara lain :
a) Melakukan revisi kamus indikator;
b) Reviu dan revisi kebijakan terkait pengendalian penggunaan sumber daya;
c) Melanjutkan pengembangan SIM RS sesuai kebutuhan pengembangan pelayanan;
d) Melakukan evaluasi secara periodik.
114