REPUBLIK INDONESIA
DISUSUN OLEH :
LAMPIRAN ...................................................................................................................................... 45
Topik/Judul Proyek Perubahan dengan inovasi Kebijakan yang dilaksanakan , yaitu “STRATEGI
MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI
KALIMANTAN BARAT”.
Judul ini diangkat karena sangat relevan dengan kondisi pembangunan yang saat ini
memerlukan akselarasi dengan prinsip tepat guna dan tepat sasaran terutama pada masa-masa
pandemi yang memberikan pengaruh cukup signifikan pada beberapa aspek pembangunan.
Berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi hasil pelaksanaan RKPD Provinsi Kalimantan Barat,
capaian Indikator Kinerja Utama RPJMD Provinsi Kalimantan Barat di Tahun 2020 menunjukan
bahwa dari total 11 indikator kinerja terdapat 3 (tiga) indikator yang tidak mencapai target yaitu
Pertumbuhan Ekonomi, Angka Kemiskinan dan Tingkat Pengangguran Terbuka. Dari ketiga target
yang tidak tercapai, realisasi Pertumbuhan Ekonomi mengalami kontraksi yang cukup dalam hingga
ke -1,82 di akhir Tahun 2020. Indikator Kinerja Utama merupakan indikator yang digunakan untuk
mengukur capaian dari Tujuan RPJMD yang merupakan penjabaran teknis dari Misi RPJMD yang
ingin diwujudkan dalam periode 5 tahun, sehingga kondisi pencapaian kinerja yang belum sesuai
dengan target merupakan perubahan strategis yang perlu segera ditangani.
Hal ini juga sejalan dengan tuntutan organisasi modern (adaptive organization) yang salah satu
cirinya adalah agile yang mengandung makna sebagai organisasi yang tangkas dan cepat merespon
perubahan strategis.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah membantu Gubernur melaksanakan unsur
penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang
perencanaan pembangunan daerah sesuai peraturan perundang-undangan memiliki fungsi
diantaranya adalah pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang
perencanaan pembangunan daerah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Barat adalah unsur
penunjang urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang perencanaan
pembangunan daerah. Tugas Bappeda Provinsi adalah membantu Gubernur melaksanakan unsur
penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan dibidang
perencanaan pembangunan daerah sesuai peraturan perundang-undangan. Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
mengamanatkan pelaksanaan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah provinsi serta
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proyek perubhan instasional dengan judul “Strategi
Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Barat” pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Barat sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
pembangunan di Provinsi Kalimantan Barat pada Tahun 2020, dimana terdapat inefektivitas dalam
penyerapan anggaran maupun pencapaian kinerja fisik pembangunan daerah di Provinsi Kalimantan
Barat.
Rancangan proyek perubahan ini dapat tersusun berkat dukungan dari beberapa pihak, oleh
7. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa, kepada Project
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan Rancangan Proyek Perubahan ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan Proyek Perubahan ini. Semoga Proyek Perubahan ini bisa memberikan kontribusi yang
positif dalam upaya meningkatkan efektivitas pengendalian pembangunan daerah serta lebih lanjut dapat
Project Leader,
Ir. SUKALIMAN, MT
A. LATAR BELAKANG
Unit kerja pada area perubahan adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
Pembangunan Daerah” untuk mendukung Visi Gubernur dan Wakil Gubenur Kalimantan Barat Tahun
Pembangunan Infrastruktur dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan”. Visi tersebut dicapai melalui
Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 71 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Gubernur Kalimatnan Barat Nomor 121 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Provinsi Kalimantan Barat, dikemukakan bahwa Tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang perencanaan pembangunan daerah sesuai
peraturan perundang-undangan.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan pelayanan publik di lingkungan Badan
pembangunan daerah;
9. pelaksanaan fungsi lain dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Gubernur di bidang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan pelayanan publik di lingkungan Badan
fisik, prasarana dan sumber daya, ekonomi, serta pengendalian dan evaluasi pembangunan
daerah;
5. pemberian saran dan pertimbangan kepada Gubernur berkenaan dengan perumusan kebijakan
6. pelaksanaan fungsi lain dan tugas pembantuan di bidang perencanaan pembangunan daerah
Adapun susunan organisasi perangkat daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai
berikut:
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
Struktur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari 1 (satu)
1. Kepala Badan
4. Bidang Perencanaan Sosial Budaya, membawahi 3 (tiga) Sub Bidang yang terdiri dari :
5. Bidang Perencanaan Ekonomi, membawahi 3 (tiga) Sub Bidang yang terdiri dari :
6. Bidang Perencanaan Fisik dan Prasarana, membawahi 3 (tiga) Sub Bidang yang terdiri dari :
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017, Pengendalian pembangunan
daerah merupakan suatu proses pemantauan dan supervisi dalam penyusunan dan pelaksanaan
Pengendalian dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan
pembangunan daerah. Pengendalian dan evaluasi penting untuk menjamin keberhasilan pencapaian
rencana pembangunan daerah yang telah ditetapkan. Tujuannya adalah untuk mewujudkan konsistensi
memastikan agar keberhasilan pembangunan daerah dapat dicapai sesuai dengan indikator dan target
Saat ini pengendalian pembangunan daerah dirasa belum efektif dilaksanakan yang ditunjukan
dengan masih terdapat perangkat daerah yang kegiatan pembangunannya tidak tepat, terdapat
beberapa perangkat daerah yang tidak mencapai kinerja yang ditargetkan dan masih terdapat perangkat
daerah yang kinerjanya sangat rendah di akhir tahun. Hal-hal ini terjadi dikarenakan belum
terintegrasinya instrumen pengendalian dari tiap-tiap perangkat daerah sehingga menyulitkan Bappeda
untuk melaksanakan pengendalian pembangunan daerah dan melakukan langkah evaluasi dan
berbagai instrumen pengendalian yang digunakan oleh perangkat daerah, maupun Kementerian dan
Lembaga dapat menghemat sumberdaya yang diperlukan untuk melakukan pengendalian mulai dari
sumber dana, sumber daya manusia hingga ke waktu yang diperlukan baik dari sisi user (pengambil
keputusan) maupun dari sisi perangkat daerah selaku penyedia data dimaksud. Pengendalian yang
terintegrasi mulai dari sumber data yang seragam dari tiap-tiap perangkat daerah dapat mempercepat
deteksi, evaluasi dan langkah antisipasi agar pelaksanaan pembangunan daerah dapat terlaksana
Berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi hasil pelaksanaan RKPD Provinsi Kalimantan
Barat, capaian Indikator Kinerja Utama RPJMD Provinsi Kalimantan Barat di Tahun 2020 menunjukan
Ekonomi, Angka Kemiskinan dan Tingkat Pengangguran Terbuka. Dari ketiga target yang tidak tercapai,
realisasi Pertumbuhan Ekonomi mengalami kontraksi yang cukup dalam hingga ke -1,82 di akhir Tahun
2020.
Tujuan RPJMD dapat dicapai jika sasaran tercapai, dan hal ini dipengaruhi oleh program dan
kegiatan yang dilaksanakan oleh perangkat daerah dalam mencapai tujuan tersebut. Terdapat hubungan
yang sangat signifikan jika terjadi kegagalan atau ketidaktepatan pelaksanaan di level terbawah yaitu
program dan kegiatan terhadap tujuan dan sasaran diatasnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut
diperlukan pengendalian pelaksanaan pembangunan yang efektif agarp pelaksanaan berjalan sesuai
dengan rencana.
Pengendalian pembangunan yang belum efektif menyebabkan pencapaian ouput kegiatan tidak
tepat waktu, rendahnya penyerapan anggaran kegiatan, menimbulkan potensi kegiatan yang salah
sasaran, dan berpotensi tidak tercaparinya target indikator pembangunan serta menyebabkan
Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan hasil RKPD Tahun 2020 pada triwulan ke-IV mencatat
terdapat 28% (35 perangkat daerah) yang kegiatan pembangunannya tidak tepat waktu dengan serapan
anggaran yang rendah, terdapat satu perangkat daerah dengan kinerja terendah berikut serapan
anggarannya dan hanya terdapat 27% (34 perangkat daerah) yang kinerjanya memiliki kriteria tinggi
pada akhir tahun anggaran. Hal ini tentu cukup mengkhawatirkan mengingat perangkat daerah
merupakan perpanjangan tangan dari kepala daerah dalam melaksanakan pembangunan daerah di
Provinsi Kalimantan Barat. Kondisi tersebut juga berkorelasi dengan capaian akhir Indikator Kinerja
Utama yang tidak tercapai tiga indikator kinerja yang telah ditetapkan. Jika hal ini terus terjadi hingga
akhir masa jabatan kepala daerah, maka dapat dipastikan target tahun terakhir masa jabatan kepala
daerah tidak akan dapat dicapai dan akan berdampak luas terhadap masyarakat yang seharusnya dapat
pelaksanan dan pengukuran capaian perubahannya, maka kondisi ideal dibuat dalam tiga tahapan:
jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Demikian juga, strateginya disusun dalam
tahapan jangka panjang, menengah dan jangka panjang. Hal ini dimaksudkan agar terdapat relevansi
atau keterkaitan dan memudahkan pengukurannya antara strategi/solusi/milestones) dengan target atau
Hasil analisis diatas, dituangkan dalam alur pikiri komprehensip sebagai berikut :
Gambar 1.2
Strategi Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Pembangunan Daerah
Provinsi Kalimantan Barat
• Pencapaian ouput kegiatan tetap 1) Jangka Pendek (Mar-Jun 2021) • Pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai rencana, mencapai tujuan dan
terlambat a. Membangun tim efekfif sasaran
• Penyerapan dana kegiatan b. Benchmarking Model Pengendalian Kegiatan Pembangunan di • Tersedianya instrumen Pengendalian indikator pembangunan
terlambat Pemprov lainnya • Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) yang tepat waktu
• Adanya potensi kegiatan yang c. Membahas masalah pengendailian kegiatan pembangunan
salah sasaran
dan konsep Pedoman Pengendalian yang komprehensif,
• Adanya potensi target indikator
(Pergub) dengan seluruh perangkat daerah
pembangunan tidak tercapai
• Keterbatasan data utk membuat d. Membangun model integrasi pelaporan
LPPD dan laporan lainnya e. Merumuskan dan menerbitkan kebijakan Pengendalian KONDISI YANG DIHARAPKAN
Kegiatan Pembangunan (Pergub)
Pengendalian kegiatan pembangunan yang direncanakan dalam
f. Membuat sistem informasi pelaporan dan dashboard (e-Dal)
RPIMD/RKPD dapat dilakukan secara efektif
PENYEBAB pengendalian kegiatan dan Juknis penggunaannya 1) Jangka Pendek (Mar-Jun 2021)
g. Workshop dan sosialisasi Pergub dan e-Dal untuk semua a. Terbangunnya kesamaan persepsi antar stake holder pengelola
• Banyaknya model pelaporan perangkat Daerah kegiatan pembangunan
• Mekanisme penyusunan MASALAH (KONDISI SAAT INI) h. Pilot Project:pelaporan dan pengendalian kegiatan di bidang b. Ditetapkannya Pergub Pengendalian
pelaporan di Perangkat Daerah Infrastruktur tahun 2021 c. Terbangunannya sistem pelaporan dan pengendalian (e-Dal)
(OPD) belum efektif Pengendalian kegiatan d. Tersedianya instrumen Pengendalian indikator pembangunan
• Instrumen kendali indaktor pembangunan yang 2) Jangka Menengah (Jul-Sept 2021) e. Terksananya pilot project pelaporan dan pengendalian kegiatan di
kegiatan belum tersedia direncananakan dalam a. Evaluasi pelaksanaan jangka pendek bidang infrastruktur
• Belum adanya pedoman RPJMD/RKPD kurang efektif:
b. Evaluasi dan menyempurnakan sistem informasi pelaporan
pengendalian yang memadai 2) Jangka Menengah (Jul-Sept 2021)
• Adanya rangkapan tugas Bukti:
dan dashboard pengendalian kegiatan
a. Terlaksananya pelaporan dan pengendalian pembangunan bidang
pelaksana kegiatan dalam 1. 28% (35 OPD) yang kegiatan c. Melakukan pengendalian program/kegiatan terhadap 35 OPD lainnya.
menyelesaikan beban kerja OPD pembangunannya tidak tepat yang serapannya rendah, 34 OPD yang kinerjanya terlambat, b. Pengendalian program/kegiatan pembangunan prioritas sudah dapat
waktu dengan serapan rendah dan 1 OPD yang tidak tepat sasaran dikendalikan
2. 27% (34 OPD) yang kinerja
kegiatannya dapat mencapai 3) Jangka Panjang (Okt 2021 - Des 2022) 3) Jangka Panjang (Okt 2021 - Des 2022)
kriteria tinggi pada akhir tahun a. Evaluasi pelaksanaan jangka pendek a. Terlaksananya pelaporan dan pengendalian pembangunan seluruh
anggaran b. Melakukan pengendalian program/kegiatan seluruh OPD bidang pembangunan
3. 1 OPD yang kinerja kegiatannya (100%) b. Pengendalian program/kegiatan seluruh pembangunan berjalan
sangat rendah hingga akhir efektif, sesuai rencana, tepat waktu, tepat sasaran, dan mencapai
c. Melakukan penyempuirnaan-pemyempurnaan, jika diperlukan.
tahun anggaran dan tidak tujuan
mencapai sasaran c. Data dan Informasi untuk pembuatan LPPD sudah dapat disediakan
2. Manfaat
Pada dasarnya manfaat proyek perubahan akan diarahkan untuk mendukung reformasi
birokasi dan perbaikan kinerja kebijakan serta kualitas pelayanan publik yang menjadi tanggung
jawab instansi. Manfaat proyek perubahan dibagi menjadi: manfaat internal dan manfaat
eksternal, yaitu manfaat yang dapat memberikan nilai tambah dan dirasakan oleh Bappeda dan
Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, maupun masyarakat
luas.
a. Pihak Eksternal
i. Instansi Vertikal
Manfaat yang diterima dari proyek perubahan ini adalah kemudahan dalam mengakses
data dan informasi terkait pelaksanaan pembangunan daerah, serta memudahkan analisis
guna perencanaan dan pengambilan keputusan di tingkat pusat.
ii. Inspektorat Provinsi Kalbar
Memberikan kemudahan bagi inspektorat dalam melakukan pengawasan internal
pelaksanaan pembangunan daerah, sehingga langkah-langkah pembinaan dan
pengawasan dapat segera dilakukan.
iii. Badan Keuangan Daerah
iv. Sekretariat Daerah
Laporan Proyek Perubahan |8
Diklat Kepemimpinan Tingkat II Angkatan I Tahun 2021
Manfaat yang diterima oleh biro-biro yang ada didalam Sekretariat Daerah yaitu
memberikan akses terhadap perkembangan pelaksanaan, hasil capaian guna pelaporan
maupun penyusunan bahan kebijakan pimpinan.
b. Pihak Internal
i. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi yaitu membantu Gubernur melaksanakan unsur
penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembantuan dibidang perencanaan pembangunan daerah sesuai peraturan perundang-
undangan, maka manfaat yang didapat dari meningkatnya efektivitas pengendalian
pelaksanaan pembangunan tersebut adalah data dan informasi terkait progress
pelaksanaan pembangunan yang lebih akurat sehingga hanaya memerlukan waktu yang
lebih singkat dalam perumusan kebijakan.
ii. Bidang Perencanaan Pengendalian Evaluasi Pembangunan
Bidang PPEP menerima manfaat secara khusus terkait perampingan prosedur
pengendalian yang selama ini harus berkoordinasi secara fisik dengan perangkat daerah
lainnya, dapat dilaksanakan dengan lebih akurat memanfaatkan instrumen pengendalian
yang telah disepakati bersama.
iii. Bidang Perencanaan Sosial Budaya, Bidang Perencanaan Fisik dan Prasarana dan
Bidang Perencanaan Ekonomi
Dalam melakukan pengendalian pelaksanaan pembangunan pada urusan pemerintahan
yang menjadi tanggung jawab bidang teknis Bappeda, bidang-bidang tersebut dapat melakukan
koordinasi baik secara langsung dengan satu perangkat daerah, maupun beberapa perangkat
daerah yang memiliki tujuan strategis yang sama dalam RPJMD.
Kegiatannya
sbb:
- Mengidentifikasi &
a. Koordinasi mengusul-kan calon
M1 Maret draft SK Tim
dengan tim efektif kepada
2021 Efektif
Mentor JPT Madya/
Pimpinan
b. M2 Maret
Pembentukan 2021 Menunjuk personil
tim ke dalam tim efektif
c. Membangun M2 Maret
values/nilai- 2021 - Mendiskusikan
nilai Tim rencana kerja tim
Internal
d.Identifikasi M2 Maret efektif
kebutuhan 2021
e. Distribusi M2 Maret SK Tim Kerja Menyetujui dan
tugas anggota 2021 mengesahkan
M2 Maret distribusi tugas
2021 dalam bentuk surat
keputusan
f. Penerbitan
SK tim kerja
b.
Penyampaian
draft pergub M2 Mei
Biro Hukum
ke biro hukum 2021
setda untuk
Melakukan
ditetapkan
komunikasi dan
c. M4 Mei
Pergub koordinasi
Penerbitan 2021
tentang
Pergub
Pengendalian Biro Hukum
Pengendalian
Kegiatan
Kegiatan
Pembangunan
Pembangunan
6 Membuat Sistem Informasi
a. Membuat
sistem
informasi
pelaporan dan M4 Mei Sistem aplikasi
Tim Ahli IT
dashboard 2021 SiMonev
(SiMonev)
pengendalian
kegiatan
b.
Memeriksa,
penyusunan
mengarahkan dan
petunjuk
mengendalikan
teknis M4 Mei Handbook/Juknis
Tim Ahli IT pelaksanaan
pengoperasian 2021 Aplikasi
kegiatan
sistem
informasi dan
pelaporan
c. In House M1 Jun
Training 2021
Bappeda Internal dan Tim
Jumlah peserta
terkait Ahli IT
pemanfaatan
SiMonev
Workshop dan sosialisasi Pergub dan e-Dal
7
untuk semua perangkat Daerah
a. Kegiatan
Sosialiasi M2 Jun
Pergub dan 2021 jumlah peserta
SiMonev yang meningkat
Stakeholder Mensosialisasikan
pemahamannya
Internal dan kebijakan
terhadap
b. Kegiatan Eksternal pengendalian
M2 Jun kegiatan yang
Workshop
2021 dilakukan
SiMonev
8 Pilot Project
STAKEHOLDER
TAHAPAN DAN WAKTU HASIL KEGIATAN/ PERAN TEAM
NO YANG
KEGIATAN KEGIATAN OUTPUT LEADER
TERLIBAT
1 Evaluasi Pelaksanaan Jangka Menengah
1. Rekomendasi Tim Agile,
a. Mengidentifikasi M1 Okt penyempurnaan Setda Prov, Memimpin
permasalahan 2021 instrumen Inspektorat dan evaluasi,
pengendalian BKAD berdiskusi dan
2. Rekomendasi berkonsultasi
penyempurnaan dengan
b. Menganalisa M2 Okt
substansi stakeholder
penyebab 2021
instrumen lain
pengendalian
M3 Okt
c. Melakukan perbaikan 2021
Melakukan Pengendalian Program/Kegiatan seluruh
2
Perangkat Daerah
- Memimpin
evaluasi,
berdiskusi dan
berkonsultasi
a. Pelaksanaan
M4 Okt – dengan
pengendalian Dokumen hasil
M2 Nov Tim Internal stakeholder
b. Penyusunan pengendalian
2021 lain,
pelaporan
merumuskan
perbaikan
peraturan
gubernur
3 Melakukan Penyempurnaan-penyempurnaan yang diperlukan
a. Revisi peraturan M2 Nov a. Peraturan Memberikan
gubernur 2021 gubernur arahan dan
saran
c. Sistem a. Biro Hukum
M4 Nov – perbaikan,
b. Penyempuranaan informasi b. Tim Ahli IT
M2 Des serta
sistem informasi yang telah
2021 berkonsultasi
diupgrade
dengan
Laporan Proyek Perubahan | 14
Diklat Kepemimpinan Tingkat II Angkatan I Tahun 2021
STAKEHOLDER
TAHAPAN DAN WAKTU HASIL KEGIATAN/ PERAN TEAM
NO YANG
KEGIATAN KEGIATAN OUTPUT LEADER
TERLIBAT
stakeholder
Biro Hukum
b. Pemetaan Stakeholder
Pemetaan stakeholder diperoleh melalui proses identifikasi para stakeholder yang terlibat dan
terkena dampak dari proyek perubahan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kemudian diidentifikasi lagi sifat dukungan dari masing-masing stakeholder positif (+), negatif
(-), atau netral (+/-). Stakeholder yang memiliki dukungan positif berarti mendukung dan
diprediksi akan mendukung karena menerima dampak positif dari proyek perubahan.
Selanjutnya stakeholder juga akan diidentifikasi terkait tinggi rendahnya kepentingan dan
tinggi rendahnya pengaruh terhadap proyek perubahan. Setelah dilakukan identifikasi dan
dikelompokkan menjadi empat kuadran diperoleh hasil seperti gambar di bawah.
PENGARUH
LATENT PROMOTOR
TINI
•.Diskominfo (+++/10) • Gubernur (+++/12)
TINGGI
•. BPS.(++/10) • Sekda (+++/11)
• DPRD • Setda (Biro-biro) (+++/10)
APHETETIS DEFENDER
PENGARUH
•Mass Media (+/- 6) • Inspektorat (++/10)
RENDAH
• BKAD (++/10)
a) Promotor
Promotor adalah stakeholder yang memiliki kepentingan tinggi dan pengaruh tinggi/besar
terhadap proyek perubahan. Stakeholder yang masuk dalam kuadran ini antara lain
Gubernur, Sekretaris Daerah, Sekretariat Daerah (Biro Organisasi, Biro Pemerintahan,
Biro Administrasi Pembangunan, Biro Pengadaan Barang dan Jasa dan Biro
Pemerintahan) dan semua Bidang dan Sekretariat di Bappeda. Stakeholder tersebut
tergolong promotor dikarenakan hasil peningkatan efektivitas pengendalian pelaksanaan
pembangunan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran dari kepala daerah,
serta stakeholder lain diatas dalam proses pencapaiannya. Stakeholder seperti bidang-
bidang Bappeda, Biro-biro pada sekretariat daerah memiliki peranan penting dan memiliki
instrumen untuk melakukan pelaksanaan pembangunan daerah dengan berbagai level
sesuai kewenangan yang diatur dalam perundang-undangan.
b) Defender
Stakeholder pada kuadran ini tergolong memiliki kepentingan tinggi, tetapi pengaruh
rendah. Stakeholder yang masuk dalam kuadran ini adalah Badan Keuangan dan Aset
Daerah serta Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat. Kedua stakeholder diatas tergolong
kedalam defender disebabkan hasil pengendalian pelaksanaan pembangunan sangat
PEMANGKU STRATEGI
NO EKSPEKTASI
KEPENTINGAN KOMUNIKASI
Menyetujui dan mengesahkan proyek Memberikan
1 Gubernur
perubahan laporan
2 Inspektorat Memberikan dukungan Konsultasi
3 BKAD Memberikan dukungan Konsultasi
Sekretariat Daerah (Biro
Adm Pembangunan, Biro Mengarahkan, menyetujui dan
4 Pengadaan Barjas, Biro memberikan dukungan terkait proyek Diskusi berkala
Organsisasi, Biro perubahan
Pemerintahan)
Mengarahkan, menyetujui dan
5 Diskominfo memberikan dukungan terkait proyek Diskusi berkala
perubahan
6 BPS Memberikan dukungan Konsultasi
Mengarahkan, menyetujui dan Memberikan
7 Sekretaris Daerah memberikan dukungan terkait proyek laporan dan
perubahan konsultasi
TM 1
Sekretariat
Kepala BAPPEDA Prov. Kalbar
(Project Leader)
TM 5
Bid Perenc. Sosbud
TM 2
Bid PPEP
TM 4
Bid Perenc. Ekonomi
TM 3
Bid Perenc Fisik
Prasarana
4) Team Milestones I
a) Menyiapkan berkas administrasi project leader untuk membentuk Tim Tata Laksana Proyek
Perubahan (Tim Agile)
b) Bertanggung jawab pada Project Leader
5) Team Milestones 2
a) Menyiapkan berkas administrasi untuk melakukan rapat koordinasi internal dan eksternal
b) Bertanggung jawab pada Project Leader
6) Team Milestones 3
a) Menyiapkan berkas administrasi terkait pembentukan Tim Konsolidasi Pengendalian
Pembangunan di bidang Infrastruktur
b) Melakukan pengendalian pembangunan di bidang infrastruktur
c) Bertanggung jawab pada Project Leader
8) Team Milestones 5
a. Menyiapkan berkas administrasi terkait pembentukan Tim Konsolidasi Pengendalian
Pembangunan di bidang Sosial Budaya
b. Melakukan pengendalian pembangunan di bidang Sosial Budaya
c. Bertanggung jawab pada Project Leader
Pelaksanaan Rencana Proyek Perubahan dilaksanakan mulai tanggal 1 April 2021 hingga 5 Juni
2021 setelah tahapan Seminar Rencana Proyek Perubahan Instansional dilaksanakan pada tanggal
31 Maret 2021. Sebagian besar tahapan pelaksanaan rencana proyek perubahan ini dapat
dilaksanakan, meskipun terdapat penyesuaian dari jadwal di dalam Rencana Tahapan Jangka
Pendek. Sementara tahapan ketujuh yakni Workshop dan sosialisasi Pergub dan SiMonev untuk
semua perangkat Daerah dan tahapan kedelapan yakni Pilot Project belum dapat dilaksanakan dalam
tahapan jangka pendek. Hal ini disebabkan oleh padatnya aktivitas Bappeda Provinsi Kalimantan
Barat dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2022 yang sesuai peraturan
perundang-undangan telah dimulai pada awal Januari hingga bulan Juni. Pelaksanaan Proyek
Perubahan ini diharapkan dapat mencapai tujuan dan manfaat pada tahapan jangka pendek ini.
Dibawah ini akan diuraikan Capaian kegiatan yang dilaksanakan pada Tahapan Jangka Pendek,
beserta dokumen foto dan dokumen hasil kegiatan.
Gambar 2.2. Sosialisasi RPP Bagi Pejabat Struktural dan Fungsional Bappeda Provinsi
Kalimantan Barat
b. Menyusun Konsep Surat Keputusan Tim Efektif pada 7-9 April 2021
Project Leader dibantu oleh Kasubbid Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan dan
Kasubbag Umum dan Aparatur menyusun rancangan Keputusan Pembentukan Tim Efektif
yang beranggotan Tim Internal Bappeda Provinsi Kalimantan Barat. Selain itu juga merancang
Keputusan Sekretaris Daerah tentang Tim Penyusunan Peraturan Gubernur. Khusus untuk
Tim Penyusunan Peraturan Gubernur dikarenakan melibatkan anggota dari instansi diluar
Bappeda Provinsi Kalimantan Barat maka proses penyusunan dibahas dan diproses melalui
Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat.
Gambar 2.5. Pengesahan SK Tim Efektif dan Proses Pengesahan SK Sekda Tim
Penyusunan Peraturan Gubernur
3. Benchmarking
Benchmarking yang sebelumnya direncakan akan dilaksanakan secara pertemuan tatap
muka langsung dengan berkunjung ke Pemerintah Daerah lainnya dialihakan dengan menelusuri
sistem informasi evaluasi dan pengendalian pembangunan secara online. Hal ini mengingat
kebijakan dalam rangka mengurangi penyebaran Covid-19 sebelum libur lebaran yang
memperketat perjalanan atau mobilitas penduduk. Penelusuran dilakukan dengan
mengeksplorasi Sistem Informasi yang dikembangkan oleh Pemerintan Daerah Istimewa
Yogyakarta melalui situs sengguh.jogjaprov.go.id dan Sistem Informasi yang dikembangkan oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui situs eplanning.jatengprov.go.id. Pemilihan kedua
daerah tersebut didasari atas alasan bahwa baik Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
maupun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menerapkan integrasi pelaporan meskipun
masih belum sesuai dengan kharakter yang diharapkan dalam proyek perubahan ini.
Gambar 2.7. Rapat Internal Bappeda Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka
Identifikasi Permasalahan Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan
Selain itu juga kunjungan ke Biro Organisasi sebagai salah satu perangkat daerah yang
melaksankan fungsi penataan kelembagaan perangkat daerah. Hasil kunjungan ke Biro
Organisasi, diperoleh informasi bahwa terdapat lebih dari satu perangkat daerah yang
memang melaksanakan proses pengendalian dan evaluasi pembangunan seperti Biro
Administrasi Pembangunan, Bappeda, dan Badan Keuangan dan Aset sehingga pembagian
tugas pengendalian dan evaluasi pembangunan telah diatur melalui Peraturan Gubernur
Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pembagian Tugas Organisasi Perangkat Daerah dalam
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah. Namun, peraturan gubernur tersebut hanya mengatur
terkait pembagian kewenangan pengendalian yang dilaksanakan antar Bappeda, BKAD dan
Biro Administrasi Pembangunan dan Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah
sedangkat instrumen-instrumen yang dapat menyatukan sistem pelaporan tidak diatur
didalam peraturan tersebut sehingga menyebabkan sistem pelaporan masih dilakukan oleh
beberapa perangkat daerah tersebut dengan menggunakan instrumen yang berbeda. Pada
akhirnya perbedaan instrumen tersebut menyebabkan proses pengendalian dan evaluasi
pembangunan belum memiliki keterpaduan.
b. Penyampaian rancangan pergub ke biro hukum setda untuk diproses lebih lanjut
Penyampaian rancangan Peraturan Gubernur tentang Tata Cara Evaluasi Hasil Rencana
Pembangunan Daerah dan Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan Daerah beserta
lampirannya melalui Surat Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Barat Nomor: 050/424/SET-
c. Price
Dalam menjalankan Proses pencapaian produk diatas telah dilakukan bersama dengan
aktivitas tugas harian dan kegiatan-kegiatan yang lainnya yang sudah teranggarkan. Beberapa
kegiatan yang dilakukan seperti Kegiatan Rapat-rapat Rutin di Bappeda, Rapat Koordinasi
bersama perangkat daerah serta Rapat melalui DARING yang tidak memerlukan pembiayaan.
C. PETA STAKEHOLDER
Dalam pelaksanaan proyek perubahan terdapat beberapa dinamika yang berkembang sehingga
menyebabkan peta stakeholder mengalami perubahan. Adapun perubahan peta stakeholder
dimaksud digambarkan dalam gambar peta stakeholder sebagai berikut:
Sebelum Perubahan:
PENGARU
LATENT PROMOTOR
TINI
APHETETIS DEFENDER
RENDAH
PENGARUH
LATENT PROMOTOR
TINI
• .Diskominfo (+++/10) • Gubernur (+++/12)
• . BPS.(++/10) • Sekda (+++/11)
• DPRD • Setda (Biro-biro) (+++/10)
• Inspektorat (+++/10)
APHETETIS DEFENDER
PENGARUH
• Mass Media (+/- 6) • BKAD (++/10)
RENDAH
Gambar 2.13. Peta Stakeholder Setelah Pelaksanaan Proyek Perubahan
Perubahan Stakeholder Inspektorat yang awalnya berada pada kuadran defender yang
berarti Stakeholder pada kuadran ini tergolong memiliki kepentingan tinggi, tetapi pengaruh
rendah dikarenakan hasil pengendalian pelaksanaan pembangunan sangat dibutuhkan oleh
inspektorat dalam pengambilan keputusan, tetapi terbatas pada kewenangan dan urusan
yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil pembahasan dan focus group discussion ternyata
Inspektorat tergolong kedalam promotor dikarenakan hasil peningkatan efektivitas
pengendalian pelaksanaan pembangunan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan dan
sasaran dari kepala daerah dimana inspektorat juga memiliki kewenangan melalui dan
instrumen pengendalian berupa Reviu Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) bagi tiap
dokumen perencanaan yang akan dilaksanakan.
Solusi :
1 Dalam upaya mempercepat proses penetapan peraturan gubernur, dilakukan komunikasi
yang intensif dengan biro hukum setda, serta memberikan penjelasan secara rinci kepada
pimpinan, sekretaris daerah dan gubernur terkait substansi dan urgensi dari peraturan
gubernur tersebut
2 Membangun komitmen yang tinggi pada tim efektif, dengan memberikan arahan, panduan
dan penjelasan terkait pembagian kerja, sehingga dapat berjalan sesuai dengan tahapan
walaupun tim efektif juga memiliki kewajiban memenuhi tugas sehari-hari di Bappeda Prov
Kalbar, baik secara faktual maupun secara online.
3 Kegiatan koordinasi dilakukan tidak hanya pada satu lokasi, dilakukan dengan intensif
menggunakan media online, serta melakukan pembahasan teknis aplikasi yang dilakukan
oleh tim efektif agar mendapatkan berbagai referensi dalam upaya pengembangan
https://simonev.simdalrenbang.kalbarprov.go.id/,
2. Mental Model
Disiplin ilmu ini menggambarkan proses penilaian pribadi berdasarkan asumsi dan
generaliasai yang ditangkap sehingga dapat mempungaruhi individu dalam melakukan
sebuah tindakan dan pengambilan keputusan. Ketika project leader mengkomunikasikan
rencana proyek ini kepada anggota tim termasuk dalam pemilihan anggota tim, tentunya
didasari atas asumsi pribadi terlebih dahulu dalam menilai kemampuan dari para aparatur
sehingga pada akhirnya dengan membangun komitmen bersama melalui penyampaian
informasi kepada anggota tim kegiatan proyek perubahan ini mendapatkan dukungan dari
para aparatur umumnya dan anggota tim yang ditunjuk pada khususnya. Timbal balik yang
dihasilkan juga cukup menggembirakan mengingat asumsi yang ditangkap dan diaktualkan
oleh tim sesuai dengan arahan yang telah disampaikan oleh project leader.
A. LESSON LEARNED
Dalam pelaksanaan proyek perubahan sebagai upaya perbaikan tata kelola
pemerintahan yang baik pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengalami berbagai
hambatan, walaupun mendapat dukungan dan animo yang cukup baik dari para stakeholders
serta lingkungan internal Bappeda, tempat dimana project leader bertugas. Hambatan yang
ditemui diantaranya perbedaan dasar hukum yang digunakan oleh tiap perangkat daerah yang
akan diintegrasikan kegiatan pengendaliannya sehingga perlu dilakukan pembahasan yang
cukup intensif untuk menyamakan persepsi dan operasional pelaksanaan pengendalian, serta
beberapa aplikasi yang digunakan oleh perangkat daerah dalam melakukan pengendalian dan
penyampaian pelaporan merupakan aplikasi yang dibuat di Kementerian/Lembaga, sehingga
proses integrasi sistem juga memerlukan koordinasi yang lebih intensif.
Dalam penyusunan dasar hukum pelaksanaan yang berbentuk peraturan kepala daerah
(perkada), berdasarkan hasil diskusi bersama Biro Hukum, Biro Organisasi dan Inspektorat
didapat beberapa hal yang menjadi perhatian antara lain: 1) pengendalian pembangunan yang
diatur dalam perkada tersebut haruslah merupakan kewenangan Bappeda selaku inisiator; 2)
perkada yang disusun tidak bertentangan dengan peraturan daerah lain yang telah disusun
sebelumnya; 3) perkada dapat implementatif baik secara operasional maupun dasar hukum
pengendalian lainnya.
Berdasarkan penelaahan project leader terhadap peraturan sebelumnya, telah terdapat
perkada yang mengatur pengendalian pelaksanaan pembangunan di Provinsi Kalimantan Barat
yaitu Peraturan Gubernur Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pembagian Tugas Organisasi Perangkat
Daerah dalam Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Perbedaan yang mendasar dari perkada
sebelumnya yaitu pergub nomor 8 tahun 2019 hanya mengatur terkait pembagian kewenangan
pengendalian yang dilaksanakan antar Bappeda, BKAD dan Biro Administrasi Pembangunan
dan Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah, sedangkan pada pergub yang disusun
pada saat proyek perubahan ini mengatur terkait instrumen-instrumen pengendalian berupa
form-form yang akan dipenuhi oleh perangkat daerah guna pengendalian oleh beberapa
Perangkat Daerah yang berkepentingan, seperti Bappeda, Inspektorat, Biro Organisasi, Biro
Pemerintahan dan Biro Administrasi Pembangunan.
B. KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Bappeda, team leader menemukan beberapa hal
yang belum dilaksanakan secara optimal, diantara lain :
1) Pengendalian pelaksanaan pembangunan yang belum efektif disebabkan masih belum
terintegrasinya pengendalian mulai dari jadwal pelaksanaan, instrumen yang digunakan
serta objek pengendalian;
2) Hasil pengendalian belum menjadi rekomendasi utama sebagai bahan perencanaan
pembangunan berikutnya, sehingga kualitas perencanaan menjadi kurang efektif
menyelesaikan permasalahan-permasalahan aktual yang seharusnya dapat diantisipasi;
Pelaksanaan Proyek Perubahan ini telah berhasil merancang regulasi, yang dapat
menjadi dasar pengintegrasian pengendalian pembangunan dan dapat menjadi komitmen
bersama stakeholders dalam pelaksanaan pembangunan daerah di Prov Kalimantan Barat.,
adapun beberapa Hasil Implementasi Proyek Perubahan keberhasilan yang telah dicapai di
tahapan jangka pendek yaitu :
1. Tersusunnya Peraturan Gubernur tentang Tata Cara Evaluasi Hasil Rencana Pembangunan
Daerah dan Pengendalian Pelaksanaan Pembanguann Daerah Provinsi Kalimantan Barat.
2. Tersusunnya Instrumen Pengendalian yang terpadu yang selanjutnya akan ditindalanjuti
dengan pengembangan sistem monitoring dan evaluasi (SIMONEV) – Kerangka Acuan
Kerja (KAK) Pengembangan https://simonev.simdalrenbang.kalbarprov.go.id/
Dalam pelaksanaan proyek perubahan dijangka pendek dengan rentang waktu yang
dimulai dari tanggal 1 April s/d 4 Juni 2021, rencana penerapan Kebijakan Strategi Meningkatkan
Efektivitas Pengendalian Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Barat, melalui regulasi dan
tools yang disediakan, berdampak pada lingkungan BAPPEDA Provinsi Kalimantan Barat . yaitu
tersusunnya dokumen RKPD Perubahan tahun 2021 yang bersifat lebih adaptif, dan efisien
dalam pencapaian indikator kinerja utama kepala daerah.
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pengarah:
Memberikan arahan, bimbingan, mengevaluasi dan menyetujui
dalam rangka penyusunan Proyek Perubahan;
Ketua:
Menyusun rencana pelaksanaan Proyek Perubahan,
mengkoordinasikan, memimpin dan melaksanakan pembinaan
kepada Tim Efektif serta menyampaikan Laporan Proyek Perubahan;
Sekretaris:
Merangkap sebagai Ketua Tim Sekretariat yang mengkoordinir
penghimpunan, pengolahan dan pengentrian data serta
rekapitulasi keseluruhan dokumen terkait Proyek Perubahan;
Ditetapkan di Pontianak
pada tanggal 12 April 2021
SUKALIMAN
5
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI
KALIMANTAN BARAT
NOMOR : /Bappeda/2021
TENTANG PEMBENTUKAN TIM EFEKTIF RENCANA PROYEK PERUBAHAN DALAM
RANGKA PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II ANGKATAN I TAHUN
2021
KEDUDUKAN
NO NAMA/JABATAN POKOK
DALAM TIM
1. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Pengarah
Daerah Provinsi Kalimantan Barat
2. Kepala Bidang Pengendalian dan Evaluasi Ketua
Pembangunan Daerah
3. Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Sekretaris
Daerah Provinsi Kalimantan Barat merangkap sebagai
Ketua Tim
Sekretariat
4. Kepala Subbidang Pengendalian, Evaluasi dan Anggota Tim
Pelaporan Sekretariat
5. Kepala Subbidang Perencanaan dan Pendanaan Anggota Tim
Sekretariat
6. Kepala Subbidang Data dan Informasi Anggota Tim
Sekretariat
7. Kepala Subbag Umum dan Aparatur Anggota Tim
Sekretariat
8. Angga Pratama, S.STP Anggota Tim
Sekretariat
9. Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi Anggota Tim
Mileastone
10. Kepala Bidang Perencanaan Sosial Budaya Anggota Tim
Mileastone
11. Kepala Bidang Perencanaan Fisik, Prasarana Anggota Tim
dan Sumberdaya Mileastone
12. Kepala Subbidang Pemerintahan Anggota Tim
Mileastone
13. Kepala Subbidang Pengembangan SDM Anggota Tim
Mileastone
14. Kepala Subbidang Kesejahteraan Sosial Anggota Tim
Mileastone
15. Kepala Subbidang Ekonomi dan Kerja Sama Anggota Tim
Pembangunan Mileastone
16. Kepala Subbidang Pertanian, Kehutanan, Anggota Tim
Perikanan dan Kelautan Mileastone
17. Kepala Subbidang Perdagangan, Industri, Anggota Tim
Pariwisata, Koperasi dan UMKM Mileastone
18. Kepala Subbidang Tata Ruang Wilayah Anggota Tim
Mileastone
19. Kepala Subbidang Infrastruktur Anggota Tim
Mileastone
6
KEDUDUKAN
NO NAMA/JABATAN POKOK
DALAM TIM
20. Kepala Subbidang Sumber Daya Alam dan Anggota Tim
Lingkungan Hidup Mileastone
21. M. Aminuddin, SE, M.Si Anggota Tim
Mileastone
22. Eti Rafita, SP, MM Anggota Tim
Mileastone
23. Adiswar, SE, M.Si Anggota Tim
Mileastone
24. Supriani, ST, M.Si Anggota Tim
Mileastone
25. Damasus Ekodimus, ST, MA Anggota Tim
Mileastone
SUKALIMAN
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Jalan Ahmad Yani (Kompleks Kantor Gubernur Kalimantan Barat)
Telepon : (0561) 736013, 738784 Fax.(0561) 731217
PONTIANAK
http://www.bappeda.kalbarprov.go.id/
Kepada
Ir. SUKALIMAN, MT
Pembina Utama Muda
NIP. 19640203 199703 2 002
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT
SEKRETARIAT DAERAH
Jalan Ahmad Yani
Telp: (0561) 736541 (5 saluran), Fax: (0561) 730062, Telex: 29153 GUB KB1A
PONTIANAK 78124
KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT
NOMOR : TAHUN 2021
T E NTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Membentuk Tim Penyusunan Peraturan Gubernur
Kalimantan Barat Tentang Tata Cara Evaluasi Hasil Rencana
Pembangunan Daerah Dan Pengendalian Pelaksanaan
Pembangunan Daerah, dengan susunan keanggotaannya
sebagaimana tercantum pada Lampiran Keputusan ini.
Ditetapkan di Pontianak
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH,
A.L. LEYSANDRI
-4-
LAMPIRAN
KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT
NOMOR TAHUN 2021
TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENYUSUNAN PERATURAN GUBERNUR
KALIMANTAN BARAT TENTANG TATA CARA EVALUASI HASIL
RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENGENDALIAN
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KEDUDUKAN
NO JABATAN POKOK
DALAM PANITIA
1. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat Pengarah
SEKRETARIS DAERAH,
A.L. LEYSANDRI
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
FORM 1
1. Target Pendapatan (Satu Tahun Anggaran): Rp ………………………………..; Realisasi Pendapatan s.d TW I tahun anggaran 2021: Rp ……………………………
*catatan: Pagu Non Dais + Pagu Dais
2. Pagu Belanja Operasi (Satu Tahun Anggaran) : Rp ………………………………………………………..; Realisasi Belanja Daerah sd TW berkenaan Rp…………………..
3. Pagu Belanja Modal Rp ………………………………………………………..
4. Pagu Belanja Tidak Terduga Rp ………………………………………………………..
5. Pagu Belanja Transfer Rp ………………………………………………………..
NB : Data Tersebut diatas hanya contoh, Tabel dasar diambil dari web sengguh (sengguh.jogjaprov.go.id) pada fitur ROPK --> laporan - rekap per OPD - rekap ROPK keuangan
Target Fisik dan Keuangan 100 %
Pontianak, bulan........., Tahun ............
Kepala
cap
tandatangan
Nama
NIP. …………………………………………………………..
FORM 2 MONITORING CAPAIAN KINERJA OPD / ESELON II SAMPAI DENGAN TRIWULAN I 2021
e-sakip
*diunduh dari sengguh pada menu e-sakip;
1. Laporan SKPD/Tahapan Perjanjian Kinerja,
2. Laporan SKPD/Pengukuran Kinerja.
Pastikan rumus dan keterangan pada dua laporan di atas sudah benar/lengkap.
TW2 81.5 0 0.00 Keterangan : - Pada bulan Februari 2020 sudah dilakukan SKD terhadap pelamar CPNS formasi 2019
yang lolos seleksi administasi. Pengumuman masih menunggu dari Kemenpan RB. Pengiriman Diklat Pim
III dan Pim IV sudah dilakukan. Ada 2 angkatan untuk Diklat Pim IV mengalami penundaan dikarenakan
adanya Covid-19. Sedang dilaksanakan pemetaan untuk jabatan fungsional tertentu dan juga seleksi JPT
Pratama. Target tercapai di akhir tahun.
- Seleksi kompetensi dasar untuk CPNS Formasi 2019 telah dilakukan, pengumuman masih menunggu
dari pusat sebagai dasar pelaksanaan seleksi kompetensi bidang. Pengiriman pegawai dalam diklat pimp,
diklat teknis/fungsional sudah dilakukan.
- Tahun 2019 sudah dilakukan fasilitasi tes terhadap 51 tenaga NonPNS BLUD. Sudah juga dilakukan tes
administrasi untuk CPNS formasi 2019 sebanyak 8.888 pendaftar. Formasi CPNS Tahun 2019 adalah
717 orang. Telah dilakukan seleksi administrasi terhadap 8.888 orang pelamar CPNS dengan hasil MS
sebanyak 6.188 orang yang lolos seleksi administrasi. Seleksi Naban tahap 1 adalah untuk Naban lama
dengan hasil kelulusan 2.035 orang, Naban tahap 2 adalah dari seleksi umum 236 orang dan Naban
tahap 3 adalah PTT/GTT sebanyak 1.367 orang. Seleksi TKD dan TKB untuk CPNS formasi 2019 akan
dilaksanakan di 2020 sesuai dengan instruksi dari pusat/Kemenpan RB. Pengembangan kompetensi
dilakukan dengan pengiriman pegawai dalam pendidikan formal yaitu ijin belajar S1 dan Tugas Belajar S2,
serta pengiriman pegawai dalam diklat teknis/fungsional. (((14.984/15.905) x 100% = 94.21%) +
((9.374/11.347) x 100% = 82.61%))/2 = 88.41%
Faktor Penghambat : Kebijakan dari pusat yang belum pasti. Adanya force majer terkait dengan wabah
virus Covid-19 menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan yang sudah dilakukan.
Faktor Pendorong : Koordinasi dengan pihak-pihak terkait
TW3 81.5 0 0.00 Keterangan : -- Pada bulan Februari 2020 sudah dilakukan SKD terhadap pelamar CPNS formasi 2019
yang lolos seleksi administasi. Pengumuman masih menunggu dari Kemenpan RB. Pengiriman Diklat Pim
III dan Pim IV sudah dilakukan. Ada 2 angkatan untuk Diklat Pim IV mengalami penundaan dikarenakan
adanya Covid-19. Sedang dilaksanakan pemetaan untuk jabatan fungsional tertentu dan juga seleksi JPT
Pratama. Target tercapai di akhir tahun.
- Seleksi kompetensi dasar untuk CPNS Formasi 2019 telah dilakukan, pengumuman masih menunggu
dari pusat sebagai dasar pelaksanaan seleksi kompetensi bidang. Pengiriman pegawai dalam diklat pimp,
diklat teknis/fungsional sudah dilakukan.
- Tahun 2019 sudah dilakukan fasilitasi tes terhadap 51 tenaga NonPNS BLUD. Sudah juga dilakukan tes
administrasi untuk CPNS formasi 2019 sebanyak 8.888 pendaftar. Formasi CPNS Tahun 2019 adalah
717 orang. Telah dilakukan seleksi administrasi terhadap 8.888 orang pelamar CPNS dengan hasil MS
sebanyak 6.188 orang yang lolos seleksi administrasi. Seleksi Naban tahap 1 adalah untuk Naban lama
dengan hasil kelulusan 2.035 orang, Naban tahap 2 adalah dari seleksi umum 236 orang dan Naban
tahap 3 adalah PTT/GTT sebanyak 1.367 orang. Seleksi TKD dan TKB untuk CPNS formasi 2019 akan
dilaksanakan di 2020 sesuai dengan instruksi dari pusat/Kemenpan RB. Pengembangan kompetensi
dilakukan dengan pengiriman pegawai dalam pendidikan formal yaitu ijin belajar S1 dan Tugas Belajar S2,
serta pengiriman pegawai dalam diklat teknis/fungsional. (((14.984/15.905) x 100% = 94.21%) +
((9.374/11.347) x 100% = 82.61%))/2 = 88.41%
Faktor Penghambat : Kebijakan dari pusat yang belum pasti. Adanya force majer terkait dengan wabah
virus Covid-19 menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan yang sudah dilakukan.
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi TW Target Realisasi Prosentase Keterangan Per Triwulan
Faktor Pendorong :
TW4 81.5 0 0.00 Keterangan : -
Faktor Penghambat :
Faktor Pendorong :
FORM 3
e-sakip
MONITORING CAPAIAN KINERJA PROGRAM / ESELON III SAMPAI DENGAN TRIWULAN I 2021
Silahkan mengunduh/download dari web sengguh (e-sakip) pada menu;
1. Laporan/Eselon III/Tahapan Capaian Perjanjian Kinerja
2. Laporan/Eselon III/Pengukuran Kinerja
Pastikan rumus dan keterangan pada laporan tersebut sudah benar/lengkap.
Cat: * contoh unduhan e-sakip, ditambahi kolom C secara manual, agar dapat dilakukan penyandingan dengan nama program baru
Program Sesuai
Permen 90
Program sesuai (masukkan nama
Indikator Kinerja Target Realisasi
No RPJMD/cascadin program yang Satuan TW Target Realisasi Prosentase Keterangan Per Triwulan Keterangan
(Program) Tahunan Tahunan
g 2017 sd 2022 saat ini sesuai
dengan indikator
di samping
1 PROGRAM Persentase persen 82 0 TW1 82 0 0 Keterangan : - Pengangkatan JFT Dalam rangka peningkatan
PENINGKATAN pemenuhan dilakukan sebagai bagian dari kompetensi pegawai, sudah
KUALITAS SDM kompetensi pemetaan pegawai dan juga dilakukan pengiriman
DAN pegawai pengembangan kompetensi. pegawai dalam tugas belajar,
PENGEMBANG Sedang berlangsung Seleksi JPT ijin belajar, pengiriman
AN KARIR Pratama. Target dapat tercapai di pegawai dalam diklat
PEGAWAI akhir tahun- Koordinasi dengan teknis/fungsional, diklat
pihak terkait berkaitan dengan kepemimpinan serta
pemetaan pegawai, penataan pengiriman diklat ke luar
jabatan serta pengurusan mutasi negeri. Percepatan sistem
antar daerah. merit dilakukan dengan
melakukan mentoring
Faktor Pendorong : Koordinasi
terhadap calon pengawas,
dengan pihak-pihak terkait penyusunan rapergub pola
Faktor Penghambat : Kurangnya karier, rapergub tentang
koordinasi pedoman mutasi serta
percepatan integrasi sistem
TW2 82 0 0 Keterangan : - Pengangkatan JFT
kepegawaian yang ada.
dilakukan sebagai bagian dari
(9.374/11.347 x 100% =
pemetaan pegawai dan juga
82,61%)
pengembangan kompetensi.
Sedang berlangsung Seleksi JPT
Pratama. Target dapat tercapai di
akhir tahun- Koordinasi dengan
pihak terkait berkaitan dengan
pemetaan pegawai, penataan
jabatan serta pengurusan mutasi
antar daerah.- Saat ini sedang
dilakukan seleksi JPT Pratama
yang masih memasuki tahap uji
gagasan dari calon peserta.
Faktor Pendorong : Koordinasi
dengan pihak-pihak terkait
82,61%)
Program Sesuai
Permen 90
Program sesuai (masukkan nama
Indikator Kinerja Target Realisasi
No RPJMD/cascadin program yang Satuan TW Target Realisasi Prosentase Keterangan Per Triwulan Keterangan
(Program) Tahunan Tahunan
g 2017 sd 2022 saat ini sesuai
dengan indikator
di samping
Faktor Penghambat : - Kurangnya
koordinasi - Wabah Covid-19
menyebabkan adanya penundaan
pelaksaanaan seleksi JPT
TW3 82 0 0 Pratama
Keterangan : -Pengangkatan JFT
dilakukan sebagai bagian dari
TW4 82 0 0 pemetaan
Keteranganpegawai
:- dan juga
Faktor Pendorong :
Faktor Penghambat :
FORM 4
Laporan Progress Pengadaan Barang/Jasa Yang Melalui Mekanisme Tender/Seleksi/PBJ dikecualikan >200 Juta/Penunjukan Langsung>200 juta
Faktor
Tanggal Mulai Rencana Tanggal Serah Terima
Pemenang Target fisik di Realisasi fisik di ada/tidaknya sanksi Penghambat/Faktor
Jangka waktu pelaksanaan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Kontrak (jika (isikan sesuai kontrak jika sudah
No Nama Kegiatan/Paket* Pagu Paket di DPA (Rp) HPS (Rp) Nilai Kontrak (Rp) Lelang/Pelaksana lapangan s.d 31 lapangan s.d 31 keterlambatan pekerjaan Foto progress Pendukung dan
pekerjaan (hari) Kontrak Sesuai RUP belum ada isikan sesuai ada, jika belum ada isikan angkas
Pekerjaan Desember 2020 (%)** Desember 2020 (%)** (ada/tidak/belum ada) Penjelasan Progress Fisik
rencana awal RUP) pembayaran terakhir)
di Lapangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Sub Kegiatan 1 ...../ Nama paket ..... ..... hari Bulan .... sd Bulan ... Tanggal/bulan/tahun Tanggal/bulan/tahun - - - -
2 -
NB:
· Realisasi fisik** disesuaikan dengan dokumen dari pengawas pekerjaan (agar dibawa pada saat desk)
. Kolom 8 dan 13 adalah kolom tambahan
I Total Paket dengan nilai > 200 juta | < 2.5 Miliar)
Pelaksanaan NIP. ........................................
NO Jumlah paket sd Desember 2020
Pengadaan
1 Proses Pemilihan Penyedia
2 Hasil Pemilihan
3 Kontrak
4 Serah Terima
Ket:
1. Proses Pemilihan Penyedia adalah paket yang telah dilimpahkan ke BLP dan masih dalam proses pemilihan penyedia (belum memperoleh pemenang)
2. Hasil pemilihan adalah paket yang sudah mendapatkan nama pemenang
3. Kontrak adalah paket yang sudah menandatangani dokumen kontrak
4. Serah terima adalah paket yang BA serah terima pekerjaannya sudah ditanda-tangani dan pekerjaan sudah selesai dilaksanakan
Form 5.b Laporan Monitoring Rencana Umum Pengadaan dan Pencatatan Transaksi melalui Sistem Pengadaan secara Elektronik
A B C D E F G=B + D+ F H I=H-G J =% I K L
Keterangan
1. Kolom A diisi jumlah paket penyedia yang telah diumumkan melalui SIRUP
2. Kolom B diisi jumlah pagu penyedia yang telah diumumkan melalui SIRUP
3. Kolom C diisi jumlah paket penyedia dalam swakelola yang telah diumumkan melalui SIRUP Pontianak, ......... 2021
4. Kolom D diisi jumlah pagu penyedia dalam swakelola yang telah diumumkan melalui SIRUP Kepala
5. Kolom E diisi Jumlah Kegiatan Swakelola yang telah diumumkan melalui SIRUP
6. Kolom F diisi Jumlah Pagu Swakelola yang telah diumumkan melalui SIRUP
7. Kolom G merupakan penjumlahan dari kolom B + D +F
8. Kolom H diisi total Pagu APBD-P (belanja langsung)
9. Kolom I adalah selisih antara kolom H dengan kolom G
10. Kolom J adalah nilai prosentase dari kolom I
11. Kolom H diisi nilai Nilai Transaksi Pengadaan yang telah dicatatkan dalam SPSE
(bila melalui tender/seleksi/non tender transaksional silahkan unggah bukti kontrak dalam E kontrak kemudian isikan pembayaran dan unggah berita acara,
bila melalui pencatatan non tender/swakelola maka isikan realisasi dan unggah bukti realisasi)
FORM 6
Kendali Internal
SKEMA PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP SASARAN KINERJA LEVEL ESELON II DAN ATAU ESELON III
No BENTUK PENGENDALIAN INTERNAL WAKTU PELAKSANAAN Pimpinan Rapat TEMUAN MASALAH REKOMENDASI YANG DIHARAPKAN KESIMPULAN YANG DIPEROLEH KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Rapat Koordinasi internal Level OPD sebulan sekali (11 Februari Kepala Insrtansi 1. capaian asaran sangat 1. perlunya internal OPD membuat 1. Kinerja OPD bukan hanya rapat dilakukan sekali, karena
2020) tergantung data BPS prakiraan capaian kinerja agar bisa tanggungjawab kepala OPD tetapi pasca Februari, Ka OPD sudah
2. masih ada kegiatan yang digunakan sbg strategi dan data harus disengkuyung oleh semua purna tugas. Sementara posisi
terlambat dilakukan sementara dengan asumsi-asumsi yang elemen pendukungnya, termasuk yang ditinggalkan masih kosong
ada eksternal
2. Perlunya monitoring pelaksanaan 2. Ketercapaian kinerja Sasaran
kegiatan secara berjenjang OPD sangat tergantung upaya
pelaksanaan program kegiatan
secara berkualitas dan dukungan
eksternalitas
2 Rapat Internal Bidang YYY 20 Desember 2020 Kepala Bidang YYY 1. Dokumen KAK pembangunan 1. revisi KAK akan diselesaikan dalam 1. Prlaksanaan kegiatan akan
gedung masih terus direvisi waktu dua hari apsca rapat dilaksanakan sesuai jadwal dengan
sehingga dapat mengganggu 2. sasaran kinerja program akan sejumlah eprubahan strategi
jadwal PBJ di ULP dimonitor per triwulanan dengan analisa
2. Sasaran kinerja program kinerja sementara dgn menggunakan
bidang sangat tergantung oleh asumsi-asumsi yang dapat dipercaya scr
faktor eksternal dan dinamika teknis
perekonomian daerah
3 Rapat Internal bidang XXX 21 Desember 2020 Kepala Bidang XXX 1. Capaian kinerja bidang belum 1. Akan dilaksanakan kajian sederhana 1. Perlu skema pengukuran kinerja
bisa diketahui karena tatakala atau analisa sederhana terkait capaian yang harus dirancang sendiri oleh
waktunya bisa diukur pada sasaran program Bidang, meskipun sifatnya masih
pertengahan tahun 2. Akan mengikuti rekoemndasi resmi prediksi
2. Adanya pandemi korona yang dari pemda terkait pandemi korona yg 2. Terkait pandemi corona,
berdampak pada pelaksanaan akan berimbas pada pelaksanaan diharapkan mengikuti kebijakan
kegiatan kegiatan Pusat atau Pemda DIY secara resmi
Keterangan
1. Nomor urut
2. Bentuk pengendalian internal (dapat berupa rapat kecil, rakor, FGD, outbond, sosialisasi, dsb)
3. Waktu pelaksanaan (kapan upaya nomor 2 itu dilakukan)
4. Pimpinan upaya pengendalian internal sebagaimana pada nomor 2
5. Temuan masalah : temuan permasalahan dalam pengendalian internal
6. Rekomendasi : arahan penanganan masalah sebagaimana nomor 5
7. Kesimpulan : hasil yang pengendalian internal sebagaimana nomor 2
8. Keterangan : catatan tambahan yang dianggap perlu ditampilkan
9 Informasi dapat merujuk pada isian Diarindu pada sistem si-informan.jogjaprov.go.id
FORM 7
LAPORAN PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK / NON FISIK TAHUN ANGGARAN 2020
s.d. Triwulan I 2021
(Untuk DAK Non Fisik, laporan mohon disesuaikan dengan format pada lampiran PMK 48/PMK.07/2019)
Keterangan Pengisian:
1 nomer urut
2 sesuai bidang/Sub bidang alokasi DAK Tahun ....
3 sesuai alokasi DAK Tahun ..... (Rp)
4 kode program/kegiatan (DPA)
5 nama program/kegiatan DAK
6 uraian dari output kegiatan sesuai dokumen perencanaan kegiatan
7 volume dari output (angka)
8 satuan dari output
9 penerima manfaat disesuaikan dengan kegiatan
10 lokasi pelaksanaan
11 pagu khusus DAK, Rp
12 pagu dana pendamping dari APBD (jika ada), Rp
13 pagu keseluruhan yg tercantum di DPA (DAK + APBD), Rp
14 isikan volume yang di swakelo kan dari keseluruhan paket pekerjaan
15 isikan jumlah pagu yang di swakelola dari total pagu
16 isikan volume yang di kontrakkan dengan pihak III dari keseluruhan paket pekerjaan
17 isikan jumlah pagu yang di kontrakkan dengan pihak III dari total pagu
18 metode pembayaran terhadap pihak III (sekaligus atau termin)
19 isikan rencana penarikan dana DAK, dalam %
20 realisasi volume output (dari kolom 7)
21 realisasi fisik kegiatan (%)
22 SP2D yang sudah direalisasikan (Rp), khusus untuk DAK - tidak termasuk yang dari APBD
23 SPJ yang sudah direalisasikan (Rp), khusus untuk DAK - tidak termasuk yang dari APBD
24 kodeifikasi permasalahan
1. Terkait dengan peraturan perundangan
2. Terkait dengan petunjuk teknis
3. Terkait dengan rencana kerja dan anggaran SKPD
4. Terkait dengan DPA SKPD
5. Terkait dengan SK Penetapan pelaksanaan kegiatan
6. Terkait dengan tender/lelang pekerjaan
7. Terkait dengan persiapan pekerjaan swakelola
8. Terkait dengan penerbitan SP2D
9. Terkait dengan pelaksanaan pekerjaan Kontrak (oleh pihak III)
10. Terkait dengan pelaksanaan pekerjaan swakelola
11. Permasalahan lainnya yg tidak masuk dalam kriteria 1 - 10
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Jalan Ahmad Yani (Kompleks Kantor Gubernur Kalimantan Barat)
Telepon : (0561) 736013, 738784 Fax.(0561) 731217
PONTIANAK
http://www.bappeda.kalbarprov.go.id/
Kepada
Ir. SUKALIMAN, MT
Pembina Utama Muda
NIP. 19640203 199703 2 002
DRAFT
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG TATA CARA
EVALUASI HASIL RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
Pasal 3
(1) Kepala Bappeda mengevaluasi hasil RPJPD tiap 5 (lima) tahun sekali paling
kurang pada tahun terakhir RPJMD untuk memastikan visi, misi dan
sasaran pokok kebijakan pembangunan jangka panjang dapat dicapai.
Pasal 4
a. pemeriksaan/penelitian dokumen;
b. analisis dokumen;
(2) Evaluasi terhadap hasil RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
mengisi Formulir A sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
(3) Evaluasi terhadap hasil RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) apabila
ditemukan adanya ketidaksesuaian antara hasil dengan rencana yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang RPJPD dicatat dalam Formulir
terhadap hasil RPJPD.
Pasal 5
BAB III
Pasal 6
(1) Kepala Bappeda mengevaluasi hasil RPJMD tiap 1 (satu) tahun sekali pada
minggu ke-4 bulan Februari untuk memastikan sasaran pokok kebijakan
pembangunan jangka menengah dapat dicapai.
Pasal 7
a. pemeriksaan/penelitian dokumen;
b. analisis dokumen;
(2) Evaluasi terhadap hasil RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan mengisi Formulir B sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
(3) Evaluasi terhadap hasil RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian antara hasil dengan rencana
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang RPJMD dicatat
dalam formulir terhadap hasil RPJMD.
Pasal 8
BAB IV
Pasal 9
(1) Kepala Perangkat Daerah mengevaluasi hasil Renstra PD tiap 1 (satu) tahun
sekali dan menyampaikan hasil evaluasi kepada Gubernur melalui Kepala
Bappeda pada minggu ke-2 bulan Januari pada tahun berikutnya.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk memastikan dan
menilai tingkat keberhasilan indikator kinerja perangkat daerah, rencana
program dan kegiatan, kelompok sasaran, pendanaan indikator dan visi,
misi dan sasaran Renstra PD yang telah ditetapkan.
Pasal 10
(1) Evaluasi hasil Renstra PD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
melalui penelitian/pemeriksaan kesesuaian target capaian dengan realisasi
program dan kegiatan yang tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) PD.
(2) Evaluasi terhadap hasil Renstra PD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan mengisi Formulir C sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
(3) Evaluasi terhadap hasil Renstra PD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian antara hasil dengan rencana
yang telah ditetapkan dalam Renstra PD dicatat dalam formulir terhadap
hasil Renstra PD.
BAB V
Pasal 11
(1) Kepala Bappeda mengevaluasi hasil RKPD tiap 3 (tiga) bulan sekali pada
tanggal 10 bulan berikutnya untuk memastikan target rencana program dan
kegiatan prioritas dalam RKPD tahun berjalan dapat dicapai dalam rangka
mewujudkan sasaran jangka menengah berdasarkan laporan hasil
pelaksanaan Renja PD.
(2) Dokumen yang diperlukan dalam mengevaluasi RKPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling kurang sebagai berikut:
Pasal 12
(1) Evaluasi hasil RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) melalui
penelitian/pemeriksaan kesesuaian target capaian dengan realisasi
program dan kegiatan pertriwulan di tahun berjalan.
(2) Evaluasi terhadap hasil RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
mengisi Formulir D sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
(3) Evaluasi terhadap hasil RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) apabila
ditemukan adanya ketidaksesuaian antara hasil dengan rencana yang telah
ditetapkan dalam RKPD dicatat dalam formulir terhadap hasil RKPD untuk
dilakukan perbaikan/penyempurnaan pada RKPD tahun berikutnya.
(4) Apabila dalam evaluasi hasil terdapat ketidaksesuaian antara hasil dengan
rencana yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) untuk
percepatan perbaikan/penyempurnaan dapat dilakukan perubahan RKPD
dengan mempertimbangkan waktu pelaksanaan dan kemampuan keuangan
daerah, paling lambat bulan September tahun berjalan.
Pasal 13
BAB VI
Pasal 14
Pasal 15
b. program dan kegiatan dengan sumber dana berasal dari APBD melalui
http://simonev.simdalrenbang.kalbarprov.go.id; dan
c. program dan kegiatan dengan sumber dana berasal dari APBN paling
lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah triwulan yang bersangkutan (April,
Juli dan Oktober tahun berjalan, dan Januari tahun berikutnya).
d. laporan yang terdiri dari realisasi fisik dan SPJ keuangan (Laporan
Realisasi Anggaran) dengan sumber dana berasal dari APBN melalui
http://simonev.simdalrenbang.kalbarprov.go.id.
(2) Hasil klarifikasi melalui forum timbal balik sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dituliskan dalam Berita Acara Timbal Balik yang ditandatangani
oleh Bappeda dan Perangkat Daerah.
(3) Berdasarkan Berita Acara Timbal Balik sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Bappeda menilai hasil pelaksanaan program kegiatan dengan
menggunakan formulir penilaian hasil pelaksanaan program dan kegiatan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
(4) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan Raport
Kinerja Perangkat Daerah per triwulan.
BAB VII
PEMBANGUNAN KABUPATEN/KOTA
Pasal 17
(5) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan
ayat (3) dengan mengisi Formulir F, Formulir G, dan Formulir H
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Pasal 18
Ditetapkan di Pontianak
pada tanggal
SUTARMIDJI
Diundangkan di Pontianak
Pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN BARAT,
A.L. LEYSANDRY
Data Capaian Target Capaian Capaian Kinerja RPJMD provinsi Tingkat Capaian Kinerja RPJMD Faktor-faktor yang mempengaruhi
Misi Sasaran pada Awal pada Akhir Target Sasaran Pokok RPJPD terhadap Sasaran Pokok RPJPD Usulan Tindak
Provinsi terhadap Sasaran Pokok Capaian Kinerja Sasaran Pokok RPJPD
Daerah Pokok Tahun Tahun Provinsi Lanjut
Perencanaan Perencanaan
Provinsi RPJPD Provinsi(%) Provinsi
Dst
.........
Rata-rata capaian kinerja (%)
Predikat Kinerja
Disetujui
Disusun ......................., tanggal ...................
......................, tanggal ...................
GUBERNUR
KEPALA BAPPEDA PROVINSI ....................................
PROVINSI ....................................
( ) ( )
Petunjuk pengisian Formulir Evaluasi Hasil RPJPD :
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23)
Predikat kinerja
Disetujui
Disusun ......................., tanggal ...................
......................, tanggal ...................
GUBERNUR
KEPALA BAPPEDA PROVINSI ....................................
PROVINSI ....................................
( ) ( )
Petunjuk pengisian Formulir Evaluasi Hasil RPJMD :
• Isikan nama provinsi serta periode pelaksanaan RPJMD provinsi.
• Sasaran pembangunan jangka menengah:
Kolom (1) diisi dengan nomor urut program prioritas jangka menengah provinsi sesuai
dengan yang tercantum dalam RPJMD provinsi yang dievaluasi;
Kolom (2) diisi dengan sasaran pembangunan jangka menengah provinsi yang menjadi
target kinerja hasil program prioritas jangka menengah provinsi sesuai dengan
yang tercantum dalam RPJMD provinsi yang dievaluasi;
Kolom (3) diisi dengan uraian nama program prioritas jangka menengah provinsi sesuai
dengan yang tercantum dalam RPJMD provinsi yang dievaluasi;
Kolom (4) diisi dengan indikator kinerja outcome/hasil program prioritas untuk mengukur
realisasi kinerja sasaran jangka menengah provinsi yang dievaluasi. Indikator
kinerja program prioritas dapat dituliskan lebih dari satu;
Kolom (5) diisi dengan data capaian awal tahun perencanaan (data dasar tahun
perencanaan) untuk setiap indikator kinerja program prioritas. Data capaian awal
tahun perencanaan ini menjadi titik tolak perumusan target kinerja periode
perencanaan jangka menengah provinsi seperti tertulis dalam RPJMD provinsi
yang dievaluasi. Isikan jumlah volume dan satuan data dasar yang digunakan
pada Kolom tersebut
Kolom (6) diisi dengan target kinerja (K) program prioritas yang harus tercapai dan total
anggaran indikatif (Rp) untuk setiap indikator kinerja sampai dengan akhir
periode RPJMD provinsi;
Kolom (7) sampai dengan Kolom (11) diisi dengan target kinerja (K) dan indikasi anggaran
(Rp) untuk setiap indikator kinerja program prioritas yang harus tercapai pada
pelaksanaan RKPD tahun berkenaan sebagaimana tercantum dalam RPJMD
provinsi yang dievaluasi;
Kolom (12) sampai dengan Kolom (16) diisi dengan realisasi capaian kinerja (K) dan realisasi
penyerapan anggaran (Rp) untuk setiap indikator kinerja program prioritas
sebagaimana yang dihasilkan/dicapai melalui pelaksanaan RKPD provinsi tahun
berkenaan;
Kolom (17) sampai dengan Kolom (21) diisi dengan rasio antara realisasi capaian dengan
target untuk setiap indikator kinerja program prioritas. Tingkat capaian program
prioritas adalah rata-rata rasio capaian setiap indikator pada program tersebut;
Contoh rasio tingkat realisasi capaian dengan target untuk setiap indikator
kinerja program prioritas:
tahun 1 Kolom (17) = Kolom (12) : Kolom (7) x 100% tahun 1 Kolom (17)(K)
=[Kolom (12) (K) : Kolom (7)(K)] x 100% tahun 1 Kolom (17)(Rp) =[Kolom (12)
(Rp) : Kolom (7)(Rp)] x 100% tahun 2 Kolom (18) = Kolom (13) : Kolom (8) x 100%
tahun 2 Kolom (18)(K) =[Kolom (13) (K) : Kolom (8)(K)] x 100% tahun 2 Kolom
(18)(Rp) =[Kolom (13) (Rp) : Kolom (8)(Rp)] x 100% dan seterusnya.
Kolom (22) diisi dengan data capaian kinerja pada akhir tahun perencanaan, baik pada
capaian kinerja program (K) maupun total realisasi anggaran (Rp);
Kolom (23) diisi dengan rasio antara capaian kinerja pada akhir periode perencanaan
dengan target pada akhir tahun perencanaan, baik pada capaian kinerja
program (K) maupun total realisasi anggaran (Rp);
Kolom (23)(K) = [Kolom (22)(K) : Kolom (6)(K)] x 100%
Kolom (23)(Rp) = [Kolom (22)(Rp) : Kolom (6)(Rp)] x 100%
§ Baris faktor pendorong keberhasilan pencapaian diisi dengan hasil identifikasi faktor-faktor
yang mendorong tercapainya suatu target.
§ Baris faktor penghambat pencapaian kinerja diisi dengan hasil identifikasi faktor-faktor yang
menghambat tercapainya suatu target kinerja program prioritas.
§ Baris tindak lanjut yang diperlukan dalam RKPD provinsi berikutnya diisi dengan usulan
kebijakan dalam RKPD berikutnya guna membantu memastikan tercapainya sasaran
pembangunan jangka menengah provinsi.
§ Baris tindak lanjut yang diperlukan dalam RPJMD provinsi berikutnya diisi dengan usulan
kebijakan dalam RPJMD provinsi berikutnya berdasarkan tingkat capaian kinerja sampai
dengan akhir periode RPJMD provinsi yang dievaluasi beserta analisis faktor penghambat dan
faktor pendorong pencapaian kinerjanya. Baris ini hanya diisi pada evaluasi akhir periode
perencanaan jangka menengah provinsi.
D. Formulir Evaluasi Hasil RKPD
Disusun Disetujui
......................, tanggal ................... ......................., tanggal ...................
KEPALA BAPPEDA GUBERNUR
( ) ( )
Petunjuk Pengisian Formulir Evaluasi Hasil RKPD :
kegiatan.;
x xx xx xx
Kolom (1) diisi dengan nomor urut program prioritas sebagaimana yang tercantum dalam
RKPD provinsi yang dievaluasi;
Kolom (2) diisi dengan sasaran pembangunan pada tahun berkenaan sebagaimana
tercantum dalam RKPD provinsi yang menjadi target kinerja hasil program/kegiatan
prioritas RKPD provinsi;
Kolom (3) diisi dengan kode urusan/bidang urusan pemerintahan daerah/program/
Kode Urusan Pemerintahan Daerah
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah
Kode Program
Kode Kegiatan
Kolom (13) diisi dengan realisasi kumulatif capaian kinerja (K) dan realisasi anggaran (Rp) setiap
program dan kegiatan mulai dari Triwulan I sampai dengan Triwulan IV tahun
pelaksanaan RKPD provinsi yang dievaluasi.
Kolom (14) diisi dengan realisasi kumulatif capaian kinerja (K) dan penyerapan anggaran (Rp)
RPJMD provinsi pada setiap program dan kegiatan sampai dengan akhir tahun
pelaksanaan RKPD provinsi yang dievaluasi. Kolom 14 = Kolom 7 + Kolom 13
Kolom 14(K) = Kolom 7(K) + Kolom 13(K)
Kolom 14(Rp) = Kolom 7(Rp) + Kolom 13(Rp)
Kolom (15) diisi dengan rasio antara realisasi dan target RPJMD provinsi sampai dengan
akhir tahun pelaksanaan RKPD yang dievaluasi, baik pada capaian kinerja (K) maupun penyerapan
anggaran (Rp).
Kolom 15 = (Kolom 14 : Kolom 6) X 100%
Kolom 15(K) = (Kolom 14(K) : Kolom 6(K)) X 100%
Kolom 15(Rp) = (Kolom 14(Rp) : Kolom 6(Rp)) X 100%
Kolom (16) diisi dengan nama PD yang bertanggungjawab melaksanakan program dan/atau kegiatan yang
direncanakan dalam RKPD provinsi yang dievaluasi, sesuai dengan tugas dan fungsi PD provinsi
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Junto Peraturan Daerah tentang Organisasi Perangkat Daerah.
§ Baris faktor pendorong keberhasilan pencapaian diisi dengan hasil identifikasi faktorfaktor yang mendorong
tercapainya suatu target.
§ Baris faktor penghambat pencapaian kinerja diisi dengan hasil identifikasi faktor-faktor yang menghambat
tercapainya suatu target kinerja program prioritas.
§ Baris tindak lanjut yang diperlukan dalam triwulan berikutnya diisi dengan usulan tindakan yang diperlukan
pada triwulan berikutnya guna membantu memastikan tercapainya sasaran pembangunan tahunan
provinsi.
Baris tindak lanjut yang diperlukan dalam RKPD berikutnya diisi dengan usulan kebijakan dalam RKPD
provinsi berikutnya, berdasarkan tingkat capaian kinerja sampai dengan akhir periode RKPD provinsi yang
dievaluasi beserta analisis faktor penghambat dan faktor pendorong pencapaian kinerjanya. Usulan kebijakan
ini terkait target kinerja dan pagu indikatif program prioritas pada RKPD provinsi berikutnya. Baris ini hanya
diisi pada evaluasi akhir periode perencanaan tahunan provinsi.
C. Formulir Evaluasi Hasil Renstra PD Lingkup Provinsi
Evaluasi terhadap Hasil Renstra PD Lingkup Provinsi
Renstra PD....................... Provinsi..........................................
Periode Pelaksanaan:………………………………………………………….....................
Indikator dan Target Kinerja PD Provinsi yang mengacu pada Sasaran RPJMD Provinsi: .........................................................................................................
Data Target Target Renstra PD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke- Unit
Capaian Capaian pada Penanggung
Program/ Indikator Pada Awal Akhir Tahun Jawab
No Sasaran
Kegiatan Kinerja Tahun Perencanaan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Perencanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)
K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp
Predikat kinerja
( )
Petunjuk Pengisian Formulir Evaluasi Hasil Renstra PD Lingkup Provinsi :
• Nama PD dan periode:
Diisi dengan nama PD provinsi yang Renstra-PD nya dievaluasi, serta periode pelaksanaan
Renstra PD provinsi yang dievaluasi.
• Indikator dan target kinerja PD provinsi yang mengacu pada sasaran RPJMD provinsi:
Diisi dengan indikator kinerja dan target kinerja PD provinsi yang mengacu pada sasaran RPJMD
provinsi sebagaimana tercantum dalam Renstra PD provinsi yang dievaluasi.
Kolom (1) diisi dengan nomor urut program prioritas sesuai dengan yang tercantum dalam
Renstra PD provinsi yang dievaluasi;
Kolom (2) diisi dengan sasaran pelayanan jangka menengah PD provinsi yang menjadi target
kinerja hasil program prioritas jangka menengah PD provinsi sesuai dengan yang
tercantum dalam Renstra PD provinsi yang dievaluasi;
Kolom (3) diisi dengan uraian nama program prioritas sesuai dengan yang tercantum dalam
Renstra PD provinsi yang dievaluasi;
Kolom (4) diisi dengan indikator kinerja outcome/hasil program prioritas untuk mengukur
realisasi kinerja program dan kegiatan prioritas Renstra PD provinsi yang dievaluasi.
Indikator kinerja program prioritas dapat dituliskan lebih dari satu;
Kolom (5) diisi dengan data capaian awal tahun perencanaan (data dasar tahun perencanaan)
untuk setiap indikator kinerja program prioritas. Data capaian awal tahun
perencanaan ini menjadi titik tolak perumusan target kinerja periode perencanaan
jangka menengah PD provinsi seperti tertulis dalam Renstra PD provinsi yang
dievaluasi. Isikan jumlah volume dan satuan data dasar yang digunakan pada
Kolom tersebut;
Kolom (6) diisi dengan target kinerja (K) program prioritas yang harus tercapai dan total
anggaran indikatif (Rp) untuk setiap indikator kinerja sampai dengan akhir periode
Renstra PD provinsi;
Kolom (7) sampai dengan Kolom (11) diisi dengan target kinerja (K) dan indikasi anggaran
(Rp) untuk setiap indikator kinerja program prioritas yang harus tercapai pada
pelaksanaan Renja PD provinsi tahun berkenaan sebagaimana tercantum dalam
Renstra PD provinsi yang dievaluasi;
Kolom (12) sampai dengan Kolom (16) diisi dengan realisasi capaian kinerja (K) dan realisasi
penyerapan anggaran (Rp) untuk setiap indikator kinerja program prioritas
sebagaimana yang dihasilkan/dicapai melalui pelaksanaan Renja PD provinsi tahun
berkenaan;
Kolom (17) sampai dengan Kolom (21) diisi dengan rasio antara realisasi capaian dengan target
untuk setiap indikator kinerja program prioritas. Tingkat capaian program prioritas
adalah rata-rata rasio capaian setiap indikator pada program tersebut.
Contoh rasio tingkat realisasi capaian dengan target untuk setiap indikator kinerja
program prioritas:
tahun 1 Kolom (17) = Kolom (12) : Kolom (7) x 100% tahun 1
Kolom (17)(K) =[Kolom (12)(K) : Kolom (7)(K)] x 100% tahun 1
Kolom (17)(Rp) =[Kolom (12)(Rp) : Kolom (7)(Rp)] x 100% tahun 2
Kolom (18) = Kolom (13) : Kolom (8) x 100% tahun 2 Kolom
(18)(K) =[Kolom (13)(K) : Kolom (8)(K)] x 100% tahun 2 Kolom
(18)(Rp) =[Kolom (13)(Rp) : Kolom (8)(Rp)] x 100% dan
seterusnya.
Kolom (22) diisi dengan nama unit penanggung jawab dan pelaksana program dan kegiatan
sesuai dengan yang tercantum dalam Renstra PD provinsi yang dievaluasi.
§ Baris faktor pendorong keberhasilan pencapaian diisi dengan hasil identifikasi faktorfaktor yang
mendorong tercapainya suatu target.
§ Baris faktor penghambat pencapaian kinerja diisi dengan hasil identifikasi faktor-faktor yang
menghambat tercapainya suatu target kinerja program prioritas.
§ Baris tindak lanjut yang diperlukan dalam Renja PD provinsi berikutnya diisi dengan usulan
kebijakan dalam Renja PD provinsi berikutnya guna membantu memastikan tercapainya target
program dan kegiatan prioritas Renstra PD provinsi.
§ Baris tindak lanjut yang diperlukan dalam Renstra PD provinsi berikutnya diisi dengan usulan
kebijakan dalam Renstra PD provinsi berikutnya berdasarkan tingkat capaian kinerja sampai
dengan akhir periode Renstra PD provinsi yang dievaluasi beserta analisis faktor penghambat dan
faktor pendorong pencapaian kinerjanya. Baris ini hanya diisi pada evaluasi akhir periode
pelaksanaan Renstra PD provinsi.
E. Formulir Evaluasi Hasil Renja PD Lingkup Provinsi
Evaluasi terhadap Hasil Renja PD Lingkup Provinsi
Renja PD....................... Provinsi........................................
Periode Pelaksanaan:……………………
Indikator dan target kinerja PD provinsi yang mengacu pada sasaran RKPD provinsi:
………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………..
5 6 7 8 9 10 11 12 13 = 6 + 12 14=13/5 x100%
15
1 2 3 4
K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp
Predikat kinerja
Faktor pendorong keberhasilan kinerja:
Faktor penghambat pencapaian kinerja:
Tindak lanjut yang diperlukan dalam triwulan berikutnya*):
( ) ( )
Petunjuk Pengisian Formulir Evaluasi Hasil Renja PD Lingkup Provinsi :
• Nama PD dan periode:
Diisi dengan nama PD provinsi yang Renja-PD provinsinya dievaluasi, serta periode pelaksanaan Renja PD
provinsi yang dievaluasi.
• Indikator dan target kinerja PD provinsi yang mengacu pada sasaran RKPD;
Diisi dengan indikator kinerja dan target kinerja PD provinsi yang mengacu pada sasaran RKPD provinsi
sebagaimana tercantum dalam Renja PD provinsi yang dievaluasi.
Kolom (1) diisi dengan nomor urut program/kegiatan prioritas sesuai dengan yang tercantuzm
dalam Renja PD provinsi yang dievaluasi;
Kolom (2) diisi dengan sasaran pelayanan PD provinsi pada tahun berkenaan sebagaimana
tercantum dalam Renja PD provinsi yang menjadi target kinerja hasil program/kegiatan
prioritas dalam Renja PD provinsi yang dievaluasi;
Kolom (3) diisi dengan uraian/judul program/kegiatan prioritas sesuai dengan yang tercantum
dalam Renja PD provinsi yang dievaluasi;
Kolom (4) diisi sebagai berikut:
• Jenis indikator kinerja program (outcome)/kegiatan (output) sesuai dengan yang
tercantum di dalam Renstra PD provinsi.
• Indikator kinerja program (outcome) adalah sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Pengukuran indikator hasil
seringkali rancu dengan indikator keluaran. Indikator hasil lebih utama daripada
sekedar keluaran. Walaupun output telah berhasil dicapai dengan baik, belum tentu
outcome program tersebut telah tercapai. Outcome menggambarkan tingkat
pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan banyak pihak.
Dengan indikator outcome, organisasi akan mengetahui apakah hasil yang telah
diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat banyak. Oleh karena itu Kolom
ini digunakan untuk mengisi uraian indikator hasil program yang akan dicapai selama
periode RPJMD provinsi yang direncanakan sebagaimana tercantum dalam RPJMD
atau yang telah disesuaikan berdasarkan hasil evaluasi.
• Indikator kinerja kegiatan (output/keluaran) adalah sesuatu yang diharapkan langsung
dapat dicapai suatu kegiatan yang dapat berupa fisik atau non fisik. Indikator keluaran
digunakan untuk mengukur keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Dengan
membandingkan keluaran, instansi dapat menganalisis apakah kegiatan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana. Indikator keluaran dijadikan landasan untuk
menilai kemajuan suatu kegiatan apabila indikator dikaitkan dengan sasaran yang
terdefinisi dengan baik dan terukur. Indikator keluaran harus sesuai dengan lingkup
dan sifat kegiatan instansi. Oleh karena itu Kolom ini digunakan untuk mengisi uraian
indikator keluaran dari setiap kegiatan yang bersumber dari Renstra-PD provinsi
berkenaan.
Kolom (5) diisi sebagai berikut:
• Untuk baris program diisi dengan jumlah/besaran target kinerja (K) dan anggaran
indikatif (Rp) untuk setiap program sesuai dengan yang tercantum dalam Renstra PD
provinsi sampai dengan akhir periode Renstra PD provinsi;
• Untuk baris kegiatan diisi dengan jumlah/besaran target kinerja (K) dan anggaran
indikatif (Rp) untuk setiap kegiatan sesuai dengan yang tercantum dalam Renstra PD
provinsi sampai dengan akhir periode Renstra PD provinsi;
• Jumlah/besaran keluaran yang ditargetkan dari seluruh kegiatan pada program yang
direncanakan harus berkaitan, berkorelasi dan/atau berkontribusi terhadap
pencapaian hasil program yang tercantum dalam Renstra PD provinsi; dan Angka
tahun diisi dengan tahun periode Renstra PD provinsi.
Kolom (6) diisi sebagai berikut:
• Angka tahun ditulis sesuai dengan angka pada tahun n-2;
• Untuk baris program diisi dengan realisasi jumlah kinerja (K) dan penyerapan anggaran (Rp)
program yang telah dicapai mulai dari tahun pertama Renstra provinsi sampai dengan tahun n-
2;
• Untuk baris kegiatan diisi dengan jumlah/besaran kinerja (K) dan penyerapan anggaran (Rp)
untuk setiap kegiatan yang telah dicapai dari tahun pertama Renstra PD sampai dengan tahun
n-2;
• Contoh: Renstra PD tahun 2007-2012, jika tahun berjalan (saat ini) adalah tahun 2010, maka
Renja PD provinsi tahun rencana adalah tahun 2011. Dengan demikian, Kolom (5) diisi dengan
realisasi (kumulatif) mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 (realisasi APBD 2007
provinsi, realisasi APBD provinsi 2008, dan realisasi APBD provinsi 2009).
Kolom (7) diisi sebagai berikut:
• Pengisian Kolom ini bersumber dari dokumen Renja PD provinsi tahun berjalan
yang sudah disepakati dalam APBD provinsi tahun berjalan (tahun n-1); Untuk baris
program diisi dengan:
a) jumlah/besaran target kinerja (K) untuk setiap program sesuai dengan yang
direncanakan dalam Renja PD provinsi tahun berjalan; dan
b) jumlah anggaran (Rp) untuk setiap program sesuai dengan APBD provinsi tahun
berjalan.
• Untuk baris kegiatan diisi dengan:
a) jumlah/besaran target kinerja (K) untuk setiap kegiatan sesuai dengan yang
direncanakan dalam Renja PD provinsi tahun berjalan; dan
b) jumlah anggaran (Rp) untuk setiap kegiatan sesuai dengan APBD provinsi tahun
berjalan.
Kolom (8) sampai dengan Kolom (11) diisi dengan realisasi capaian kinerja (K) dan realisasi
anggaran (Rp) pada setiap triwulan untuk setiap program dan kegiatan dalam Renja PD
provinsi tahun berjalan;
Kolom (12) diisi dengan realisasi kumulatif capaian kinerja (K) dan realisasi anggaran (Rp) setiap
program dan kegiatan mulai dari Triwulan I sampai dengan Triwulan IV tahun pelaksanaan
Renja PD provinsi yang dievaluasi;
Kolom (13) diisi dengan realisasi kumulatif capaian kinerja (K) dan penyerapan anggaran (Rp) Renstra
PD provinsi pada setiap program dan kegiatan sampai dengan akhir tahun pelaksanaan
Renja PD provinsi yang dievaluasi;
Kolom (13) = Kolom (6) + Kolom (12)
Kolom (13) (K) = Kolom (6)(K) + Kolom (12)(K)
Kolom (13) (Rp) = Kolom (6)(Rp) + Kolom (12)(Rp)
Kolom (14) diisi dengan rasio antara realisasi dan target Renstra PD provinsi sampai dengan akhir
tahun pelaksanaan Renja PD provinsi yang dievaluasi, baik pada capaian kinerja (K)
maupun penyerapan anggaran (Rp)
Kolom (14) = (Kolom (13) : Kolom (5)) X 100%
Kolom (14)(K) = (Kolom (13)(K) : Kolom (5)(K)) X 100%
Kolom (14)(Rp) = (Kolom (13)(Rp) : Kolom (5)(Rp)) X 100%; dan
Kolom (15) diisi dengan nama unit satuan kerja perangkat daerah yang bertanggungjawab dan
melaksanakan program dan/atau kegiatan yang direncanakan dalam Renja PD provinsi yang
dievaluasi.
§ Baris faktor pendorong keberhasilan pencapaian diisi oleh Kepala PD provinsi dengan hasil identifikasi
faktor-faktor yang mendorong tercapainya suatu target.
§ Baris faktor penghambat pencapaian kinerja diisi oleh KepalaPD provinsi dengan hasil identifikasi faktor-
faktor yang menghambat tercapainya suatu target kinerja program prioritas.
§ Baris tindak lanjut yang diperlukan dalam triwulan berikutnya diisi oleh Kepala Bappeda provinsi dengan
usulan tindakan yang diperlukan pada triwulan berikutnya guna membantu memastikan tercapainya
sasaran pembangunan tahunan provinsi.
§ Baris tindak lanjut yang diperlukan dalam Renja PD provinsi berikutnya diisi oleh Kepala Bappeda provinsi
dengan usulan kebijakan dalam Renja PD provinsi berikutnya berdasarkan tingkat capaian kinerja sampai
dengan akhir periode Renja PD provinsi yang dievaluasi beserta analisis faktor penghambat dan faktor
pendorong pencapaian kinerjanya. Baris ini hanya diisi pada evaluasi akhir periode pelaksanaan Renja PD
provinsi
F. Formulir Evaluasi Hasil RPJPD Kabupaten/Kota
Dst
.........
Rata-rata capaian kinerja (%)
Predikat Kinerja
Disusun Disetujui
......................, tanggal ................... ......................., tanggal ...................
KEPALA BAPPEDA BUPATI/WALIKOTA
KABUPATEN/KOTA .................................... KABUPATEN/KOTA ....................................
( ) ( )
Petunjuk pengisian Formulir Evaluasi Hasil RPJPD Kabupaten/Kota :
Kolom (3) diisi dengan data capaian awal tahun perencanaan (data dasar tahun perencanaan)
untuk setiap indikator kinerja sasaran. Data capaian awal tahun perencanaan ini menjadi
titik tolak perumusan target kinerja periode perencanaan jangka panjang
kabupaten/kota seperti tertulis dalam RPJPD kabupaten/kota yang dievaluasi. Isikan
jumlah volume dan satuan data dasar yang digunakan pada Kolom tersebut;
Kolom (4) diisi dengan target pencapaian kuantitatif sasaran misi pada akhir tahun perencanaan.
Kolom ini diisi dengan volume dan satuan target sebagaimana yang tercantum dalam
RPJPD kabupaten/kota yang dievaluasi;
Kolom (5) diisi dengan target kinerja sasaran untuk setiap indikator kinerja sasaran misi pada
setiap tahapan 5 (lima) tahunan RPJPD kabupaten/kota sesuai dengan yang tercantum
dalam RPJPD kabupaten/kota yang bersangkutan. Kolom ini diisi dengan volume dan
satuan target untuk setiap tahapan RPJPD kabupaten/kota;
Kolom (6) diisi dengan data realisasi kinerja (dalam jumlah atau persentase) untuk setiap indikator
kinerja sasaran misi berdasarkan capaian pada setiap akhir periode pelaksanaan RPJMD
kabupaten/kota, pada tahapan RPJPD kabupaten/kota berkenaan;
Kolom (7) diisi dengan tingkat realisasi capaian kinerja sasaran misi, yang merupakan rasio antara
capaian dengan target pada setiap tahapan RPJPD kabupaten/kota
berkenaan. Tingkat realisasi ini dinyatakan dalam % (persentase);
Kolom (8) diisi dengan faktor penghambat yang menyebabkan tidak tercapainya target kinerja
sasaran pokok RPJPD kabupaten/kota. Identifikasi faktor penghambat yang paling
signifikan yang tingkat realisasi capaian kinerja sasaran pokok RPJPD kabupaten/kota
sekurang-kurangnya 2 (dua) pernyataan dengan kalimat singkat dan jelas; contoh:
1. predikat yang diperoleh terhadap capaian target kinerja sasaran pokok RPJPD dengan
capaian 51% ≤ 65% (rendah) maka faktor penghambat yang dijelaskan yaitu faktor
yang menyebabkan masih belum tercapainya target kinerja sasaran pokok RPJPD
kabupaten/kota (gap) sebesar 49% ≥35%.
2. predikat yang diperoleh terhadap capaian target kinerja sasaran pokok RPJPD dengan
capaian 76% ≤ 90% (tinggi) maka faktor penghambat yang dijelaskan yaitu faktor yang
menyebabkan masih belum tercapainya target kinerja sasaran pokok RPJPD
kabupaten/kota (gap) sebesar 24% ≥10%.
Kolom (9) diisi dengan faktor pendorong yang mendukung keberhasilan pencapaian target
target kinerja sasaran pokok RPJPD. Identifikasi faktor pendorong yang paling signifikan
sekurang-kurangnya 2 (dua) pernyataan dengan kalimat singkat dan jelas. contoh:
1. predikat yang diperoleh terhadap capaian target kinerja sasaran pokok RPJPD dengan
capaian 51% ≤ 65% (rendah) maka faktor pendorong yang dijelaskan yaitu faktor yang
mendukung tercapainya target target kinerja sasaran pokok RPJPD kabupaten/kota
tersebut mencapai 51% ≤ 65%.
2. predikat yang diperoleh terhadap capaian target kinerja sasaran pokok RPJPD dengan
capaian 76% ≤ 90% (tinggi) maka faktor pendorong yang dijelaskan yaitu faktor yang
mendukung tercapainya target target kinerja sasaran pokok RPJPD kabupaten/kota
tersebut dinyatakan tinggi.
Catatan :
dari penjelasan ditas, maka setiap predikat capaian target kinerja sasaran pokok RPJPD
kabupaten/kota yang peringkat kinerjanya dinilai, harus diisi dengan penjelasan faktor
pendorong pada pada Kolom (8) dan faktor penghambat pada Kolom (9).
Kolom (10) diisi dengan usulan tindak lanjut dalam RPJMD kabupaten/kota berikutnya guna
membantu memastikan tercapainya target sasaran pokok setiap tahapan RPJPD
kabupaten/kota.
§ Baris sasaran pokok pembangunan jangka panjang nasional diisi dengan sasaran pokok
pembangunan jangka panjang nasional sebagaimana tercantum dalam RPJPN.
§ Baris usulan tindak lanjut dalam RPJPD kabupaten/kota diisi usulan kebijakan pada RPJPD
kabupaten/kota periode perencanaan berikutnya berdasarkan tingkat capaian kinerja sampai
dengan akhir periode RPJPD kabupaten/kota yang dievaluasi beserta analisis faktor penghambat
dan faktor pendorong pencapaian kinerja. Baris ini hanya diisi pada evaluasi akhir periode
perencanaan jangka panjang kabupaten/kota.
G. Formulir Evaluasi Hasil RPJMD Kabupaten/Kota
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23)
Predikat kinerja
Disusun Disetujui
......................, tanggal ................... ......................., tanggal ...................
KEPALA BAPPEDA BUPATI/WALIKOTA
KABUPATEN/KOTA .................................... KABUPATEN/KOTA ....................................
( ) ( )
Petunjuk Pengisian Formulir Evaluasi Hasil RPJMD Kabupaten/Kota :
Kolom (12) sampai dengan Kolom (16) diisi dengan realisasi capaian kinerja (K) dan realisasi
penyerapan anggaran (Rp) untuk setiap indikator kinerja program prioritas sebagaimana
yang dihasilkan/dicapai melalui pelaksanaan RKPD kabupaten/kota tahun berkenaan;
Kolom (17) sampai dengan Kolom (21) diisi dengan rasio antara realisasi capaian dengan targetuntuk
setiap indikator kinerja program prioritas. Tingkat capaian program prioritas adalah rata-
rata rasio capaian setiap indikator pada program tersebut.
Contoh rasio tingkat realisasi capaian dengan target untuk setiap indikator kinerja
program prioritas:
tahun 1 Kolom (17) = Kolom (12) : Kolom (7) x 100% tahun 1
Kolom (17)(K) =[Kolom (12)(K) : Kolom (7)(K)] x 100% tahun 1
Kolom (17)(Rp) =[Kolom (12)(Rp) : Kolom (7)(Rp)] x 100% tahun 2
Kolom (18) = Kolom (13) : Kolom (8) x 100% tahun 2 Kolom
(18)(K) =[Kolom (13)(K) : Kolom (8)(K)] x 100% tahun 2 Kolom
(18)(Rp) =[Kolom (13)(Rp) : Kolom (8)(Rp)] x 100% dan seterusnya
Kolom (22) diisi dengan data capaian kinerja pada akhir tahun perencanaan, baik pada capaian kinerja
program (K) maupun total realisasi anggaran (Rp); dan
Kolom (23) diisi dengan rasio antara capaian kinerja pada akhir periode perencanaan dengan
target pada akhir tahun perencanaan, baik pada capaian kinerja program (K) maupun
total realisasi anggaran (Rp).
Kolom (23)(K) =[Kolom (22)(K) : Kolom (6)(K)] x 100%
Kolom (23)(Rp) = [Kolom (22)(Rp) : Kolom (6)(Rp) ] x 100%.
§ Baris faktor pendorong keberhasilan pencapaian diisi dengan hasil identifikasi faktor-faktor yang
mendorong tercapainya suatu target.
§ Baris faktor penghambat pencapaian kinerja diisi dengan hasil identifikasi faktor-faktor yang
menghambat tercapainya suatu target kinerja program prioritas.
§ Baris tindak lanjut yang diperlukan dalam RKPD kabupaten/kota berikutnya diisi dengan usulan
kebijakan dalam RKPD berikutnya guna membantu memastikan tercapainya sasaran
pembangunan jangka menengah kabupaten/kota.
§ Baris tindak lanjut yang diperlukan dalam RPJMD kabupaten/kota berikutnya diisi dengan usulan
kebijakan dalam RPJMD kabupaten/kota berikutnya berdasarkan tingkat capaian kinerja sampai
dengan akhir periode RPJMD kabupaten/kota yang dievaluasi beserta analisis faktor
penghambat dan faktor pendorong pencapaian kinerja. Baris ini hanya diisi pada evaluasi akhir
periode perencanaan jangka menengah kabupaten/kota.
H. Formulir Evaluasi Hasil RKPD Kabupaten/Kota
Disusun Disetujui
......................, tanggal ................... ......................., tanggal ...................
( ) ( )
Petunjuk Pengisian Formulir Evaluasi Hasil RKPD Kabupaten/Kota :
Program/Kegiatan;
x xx xx xx
Kolom (1) diisi dengan nomor urut program prioritas sebagaimana yang tercantum dalam RKPD
kabupaten/kota yang dievaluasi;
Kolom (2) diisi dengan sasaran pembangunan pada tahun berkenaan sebagaimana tercantum dalam
RKPD kabupaten/kota yang menjadi target kinerja hasil program/kegiatan prioritas RKPD
kabupaten/kota;
Kolom (3) diisi dengan kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah/
Kode Urusan Pemerintahan Daerah
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah
Kode Program
Kode Kegiatan
SUTARMIDJI
SUHERMAN
Pembina Tingkat I (IV/b)
Term of Reference
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi
I.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. GambaranUmum
3. Referensi/Dasar Hukum
III.SASARAN
IX.KEBUTUHAN PERSONIL
XI.HAL-HAL LAINNYA
Term of Reference
1
Pembangunan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
BAPPEDA Provinsi kalimantan Barat
(Tahun Anggaran 2021)
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 2
Bagi pemerintah daerah, penerapan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran
pembangunan yang telah tertuang dalam rencana kerja pemerintah daerah. Pengendalian
pelaksanaan rencana pembangunan daerah dilakukan melalui kegiatan-kegiatan koreksi
dan penyesuaian oleh pimpinan OPD. Selanjutnya Kepala Bappeda menghimpun dan
menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing
pimpinan OPD sesuai tugas dan kewenangannya.
Program dan kegiatan setiap OPD yang termuat di dalam Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) yang selanjutnya menjadi bagian integral dari Pembangunan Nasional
diupayakan berjalan secara serasi, efektif, efisien dan berkesinambungan dengan
memberdayakan seluruh potensi daerah yang dimiliki, serta berupaya memenuhi berbagai
aspirasi masyarakat. Program dan Kegiatan tersebut kemudian dilaksanakan untuk
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan tahunan dengan didukung alokasi anggaran
sejumlah tertentu yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) kemudian dimonitor dan dievaluasi untuk selanjutnya dilaporkan secara
berjenjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Hal demikian juga terjadi pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dimana
kegiatan monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan secara umum masih mengalami
beberapa permasalahan. Dalam pelaksanaannya monitoring kegiatan pembangunan masih
dilakukan secara manual, adanya kesulitan dalam mengolah data yang begitu banyak
sehingga menimbulkan keterlambatan dan ketidakakuratan dalam memberikan informasi
serta sulitnya mendeteksi secara dini pencapaian kinerja program/kegiatan di OPD pada
tahun berjalan. Sedangkan dalam penyimpanan data akhir, pihak pengelola masih
melakukan penumpukan arsip yang mengakibatkan lamanya proses pencarian data.
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 3
monitoring dan evaluasi. Selain itu juga diharapkan proses penyajian informasi yang
akurat dapat dipercepat, penumpukan arsip dapat dikurangi dan pengelolaan serta
pencarian data dapat dipermudah.
Diharapkan pada tahun anggaran 2021 sistem informasi ini dikembangkan untuk
lebih memaksimalkan dalam kegiatan monitoring dan avaluasi kinerja pembangunan pada
beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di lingkungan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat. OPD tersebut melalui operator melakukan input data dan program
kegiatan serta melaporkan kemajuan pekerjaan melalui SIMONEV Provinsi Kalimantan
Barat. Data yang diinput tersebut kemudian menjadi bahan evaluasi bagi BAPPEDA Provinsi
Kalimantan Barat.
Untuk Tahun Anggaran 2021 ini merupakan tahun ketiga pembangunan dan
pengembangan dari sistim manajemen informasi itu sendiri yang telah berjalan secara on-
line di situs http://simonev.simdalrenbang.kalbarprov.go.id//. Sehingga diharapkan pada
Tahun Anggaran 2021ini sistem informasi tersebut dapat diperbaharui sesuai fungsi dan
fitur yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan daerah, sehingga diharapkan dapat
sejalan dengan capaian target terwujudnya e-Government menuju pelaksanaan sistim
pemerintahan secara lebih efektif dan efisien, khususnya bagi Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat.
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 4
Asas desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pusat ke daerah, dan
domain dari desentralisasi sangat berkaitan dengan penyerahan kekuasaan dari
sebelumnya milik pusat menjadi milik daerah.
Dalam undang-undang ini juga, seperti dalam lampiran matriks pembagian urusan
pemerintahan konkuren, jika kita masuk kedalam bidang dan sub bidang, maka pusat,
daerah provinsi dan kota/ kabupaten mempunyai porsi kewenangannya masing-masing.
Misal dalam bidang pendidikan,lalu jika dipilih sub bidang, manajemen pendidikan
contohnya , kewenangan pusat pada penetapan standar pendidikan, untuk provinsi
berwenang mengelola pedidikan menengah dan untuk kota/ kabupaten mengelola
pendidikan dasar.
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 5
Jika kita lihat dalam bidang lain, misal kesehatan, perumahan dll, polanya sama,
ada porsi pusat dan ada porsi daerah baik itu tingkat pemerintahan provinsi atupun kota/
kabupaten. Meski ada beberapa bagian, misal dalam pengawasan kehutanan, pusat
berwenang penuh dalam urusan itu, tidak melibatkan daerah.
Arti dari urusan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan
dasar adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh semua Daerah dan
urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayananan dasar ini, mencakup
bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum , penataan ruang, perumahan rakyat,
kawasan pemukiman, ketertiban umum dan masalah social.
Sedang urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayananan dasar
mencakup bidang tenaga kerja, pemberdayaan perempuan, pemberdayaan anak, pangan,
pertanahan, lingkungan hidup, lingkungan hidup, pehubungangan, administrasi
kependudukan, koperasi, umkm, kebudayaan, statistic dan perpustakaan.
Baik urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dang pelayanan dasar dan
urusan pemerintahan pilihan, ada rambu-rambu yang harus diikuti oleh pemerintah
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 6
daerah dalam menyusun kebijakan daerah. Salah satu rambu yang harus dilalui adalah
proses pemetaan bidang yang akan diprioritaskan, ini dilakukan oleh kementrian atau
lembaga nonkementrian bersama pemerintah daerah. Proses selanjutnya setelah dipilih
bidang yang akan diprioritaskan, bidang itu ditetapkan melalui peraturan menteri.
Urusan pemerintahan ketiga yang ada dalam undang-undang ini adalah OPD,
definisinya adalah OPD. Urusan ini meliputi pembinaan ketahanan nasional, kerukunan
antar umatberagama, persatuan dan kesatuan bangsa, penanganan konflik social,
pembinaan kerukunan antar suku ataupun intrasuku, koordinasi pelaksanaan tugas
antarinstansi pemerintahan yang ada diwilayah daerah provinsi dan kota/ kabupaten,
pengembangan kehidupan demokrasi dan, pelaksananan semua urusan pemerintahan
yang bukan kewenangan daerah.
Pelaksaan urusan pemerintahan umum adalah gubernur dan walikota serta bupati
di daerahnya masing-masing, dibantu oleh instansi vertical. Pertanggungjawabannya
sendiri, gubernur bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri dan bupati/
walikota kepada menteri melalui gubernur. Hal ini karena gubernur diposisikan sebagai
wakil pemerintah pusat. Pendanaan urusan pemerintahan umum sendiri berasal dari
APBN.
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 7
2. Selama ada browser dan jaringan internet, aplikasi berbasis web dapat diakses dengan
mudah di system operasi apapun. Sistem operasi Windows, MacOS, iOS, Android,
Linux, atau system operasi lainnya selama ada browser dan bisa tersambung ke
internet, maka aplikasi web dapat diakses dengan mudah.
3. Karena bisa diakses dengan berbagai system operasi, maka aplikasi berbasis web bias
dengan mudah diakses melalui berbagai perangka seperti perangkat PC desktop,
laptop, smartphone, ataupun tablet
4. Aplikasi berbasis web tidak membutuhkan spesifikasi perangkat terlalu tinggi. Hal ini
karena proses dilakukan pada web server penyedia aplikasi web tersebut.
5. Karena memanfaatkan teknologi jaringan internet, aplikasi web membutuhkan
jaringan yang stabil. Tujuannya agar proses menjalankan aplikasi tidak terganggu dan
dapat berjalan dengan baik.
6. Aplikasi web membutuhkan system keamanan yang baik. Terutama soal server
penyedia aplikasi web. Jangan sampai server down sehingga mengakibatkan aplikasi
berbasis web tidak bias berjalan dengan baik.
4. Referensi/Dasar Hukum
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 8
2. Adanya Jaringan Sistem Informasi monitoring dan evaluasi pencapaian sasaran, tujuan
dan kinerja pembangunan antar lintas sektoral, akan mempermudah dan
mempercepat akses terhadap informasi perkembangan pembangunan daerah.
3. Menata kembali dan menyempurnakan implementasi teknologi informasi khususnya
untuk meningkatkan keandalan sistim informasi monitoring dan evaluasi kinerja
pembangunan dengan memanfaatkan perangkat sistim informasi (aplikasi) yang
efektiif dan efisien, serta terjamin keandalannya dalam aksesibilitas data.
4. Tersedianya Pembangunan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah (SIMONEV) berbasis Website dengan mengembangkan sebuah sistem
pengelolaan data/informasi dalam portal atau aplikasi yang diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan menghindari terjadinya penyimpangan serta
mencegah persekongkolan yang mengakibatkan terjadinya kerugian dalam proses
pelaksanaan pembangunan.
5. Kemudian menata kembali atau re-strukturisasi database
http://simonev.simdalrenbang.kalbarprov.go.id//, dengan menyempurnakan
manajemen database yang lebih lengkap dan akurat, sehingga diharapkan mampu
menampilkan semua data informasi yang berkaitan dengan
http://simonev.simdalrenbang.kalbarprov.go.id//, khususnya di Pemerintahan
Provinsi Kalimantan Barat.
III. SASARAN
Sasaran dari pelaksanaan kegiatan pekerjaan ini adalah : menyediakan suatu sistem
informasi/aplikasi dengan membangun dan mengembangkan program dan design web
Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah (SIMONEV) yang
memuat semua data informasi yang berkaitan dengan sistem pengolahan data hasil
pengendalian, monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan daerah di lingkungan
pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat secara lengkap dan akurat, bersifat user-friendly
bagi pengguna pada khususnya dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat pada umumnya
dapat diakses secara real-time, menarik dan informative.
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 9
Sedangkan manfaat yang diperoleh adalah membangun suatu Sistim Aplikasi
berbasis Web pengendalian, monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan daerah
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat diharapkan :
1. Membantu pemerintah dalam mengelola / mengolah data dan informasi tentang
pengendalian, monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan daerah untuk berbagai
keperluan, terutama untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang memang patut dan
layak untuk diperbaiki, terutama apabila dari hasil pengendalian, monitoring dan
evaluasi kinerja pembangunan daerah terdapat hasil kinerja pembangunan yang tidak
memenuhi standar yang ditentukan.
2. Membantu pengguna (user) / stakeholder dalam memperoleh data dan informasi yang
cepat, tepat dan akurat, melalui media elektronik yang handal.
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 10
pembuatan user interface dan hal lain yang diperlukan dalam lingkup Website
Development dan Pekerjaan Lainnya meliputi Instalasi Sistem pada pada Web Server
BAPPEDA Provinsi Kalimantan Barat.
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 11
- Pembuatan fitur/modul dinamis sesuai masing-masing fungsi.
- Pembuatan sistem komputerisasi atas input data yang masuk ke dalam sistem
infromasi.
c. Penyusunan Script Cascade Style Sheet (CSS coding), meliputi :
- Penentuan layout sistem infromasi (kerangka dasar sistem informasi)
- Penentuan properti/karakter fitur ataupun modul dinamis.
- Penentuan tipologi sistem informasi (karakter font)
- Penentuan dominasi warna sistem informasi (karakter warna)
d. Penyusunan Script SQL (SQL coding), meliputi :
- Pembuatan sistem write, read dan record database sistem
- Klasifikasi dan pemilahan data atas rekam data yang masuk melalui sistem
informasi
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 12
Lingkup kegiatan penyediaan sistem ini meliputi :
1) Aplikasi utama, yaitu perangkat lunak untuk proses pelaporan monitoring, evaluasi
dan pengendalian pembangunan yang dapat diinstall tanpa batasan jumlah lisensi
kepada pengelola SIMONEV baik di lingkungan instansi Provinsi Kalimantan Barat.
2) Pelatihan bagi Administrator dan Operator, melakukan pelatihan bagi administrator
untuk pengoperasian perangkat lunak sebagai bagian dari proses transfer ilmu.
3) Konfigurasi peralatan jaringan komputer, yaitu mengkonfigurasi, setting perangkat
yang diperlukan guna mendukung kelancaran kerja menggunakan aplikasi perangkat
lunak yang ada (optional).
4) Transfer ilmu kepada pengguna aplikasi, yaitu melakukan proses transfer ilmu trouble
shooting kepada Administrator guna mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang
dimungkinkan muncul untuk dapat diselesaika secara mandiri.
DATA DASAR
Data dasar yang digunakan dalam menunjang pelaksanaan pengembangan Sistem Aplikasi
ini adalah :
1. Dokumen pelaksanaan APBD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2021 sesuai dengan
ketentuan yang ada beserta dokumen-dokumen lain yang dipergunakan.
2. Dokumen Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (lembaran daerah Prov. Kalbar Tahun
2018 Nomor 8 tambahan lembaran daerah Prov. Kalbar)
3. Dokumen-dokumen dan Data perencanaan pembangunan (RPJMD, RKPD).
4. Dokumen Laporan Evaluasi Pelaksanaan APBD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018-
2019.
STUDI-STUDI TERDAHULU
Dalam pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa dapat melakukan studi melalui informasi
yang ada pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan
Barat
DATA LAPANGAN
Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut :
1. Data lapangan diperbolehkan dengan persyaratan tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan yang terkait.
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 13
2. Sebelum pekerjaan, pihak penyedia jasa harus terlebih dahulu meminta persetujuan dari
PPKom.
Pihak ketiga (konsultan) yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan ini memiliki
kewajiban membuat dan menyerahkan laporan kepada Pemberi Tugas yang berisikan
gambaran pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan yang berisikan rincian tahapan
pelaksanaan kegiatan mulai dari tahap perencanaan hingga tahap akhir kegiatan berikut
hasil tampilan software yang telah dibuat/di rubah/di tingkatkan.
Finalisasi laporan juga didasarkan kepada hasil masukan, saran, kritik selama
asistensi, diskusi dan masukan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Dokumen Laporan
terdiri dari Laporan Akhir selambat-lambatnya harus diserahkan kepada Pemberi Tugas 2
(dua) bulan kalender atau setelah penandatanganan kontrak dilakukan sebanyak 10
(sepuluh) examplar/buku beserta CD yang berisikan soft copy laporan dan software Sistem
Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah (SIMONEV) sebanyak 10
(sepuluh) keping. Penyampaian laporan juga diikuti dengan penyampaian invoice
perusahaan.
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 14
6. Sumber Dana : APBD Provinsi Kalimantan Barat
7. Tahun Anggaran : 2021
Minggu
No Kegiatan
I II III IV V VI
1 Perencanaan Software
2 Pencarian dan pengumpulan data
3 Pembuatan spesifikasi dan design software
4 Analisa Sistem
5 Penyusunan Coding/Script
6 Testing/Pengujian software
7 Instalasi software dan jaringan
8 Pemeliharaan dan pengelolaan data
9 Penyerahan Laporan Akhir
Kebutuhan tenaga ahli ini mutlak untuk dipenuhi sebagai persyaratan teknis untuk
menunjang hasil pekerjaan yang diinginkan oleh Pemberi Tugas. Tenaga-tenaga ahli
maupun pendukung yang perlu disiapkan oleh konsultan yang ditunjuk dalam
pelaksanaan kegiatan ini, sekurang-kurangnya adalah :
Tabel 2.
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 15
Kebutuhan Personil Pelaksana Kegiatan
Pengalaman
No Jabatan Pendidikan Kuantitas
(minimal)
Tenaga Ahli
S1 Ilmu
Komputer/Informatika/
Team Leader / Ahli Analis Programmer
1. 1 org 3 tahun
Sistem Informasi Analist/Database
Enggineer/Sistem
Informasi
S1 Ilmu
Ahli Pemrograman Komputer/Informatika/
2. 1 org 2 tahun
Komputer Programmer
Analist/Sistem Informasi
S1 Ilmu
3. Ahli Pengolahan Data Komputer/Informatika/ 1 org 2 tahun
Database Analist
Tenaga Pendukung
Asisten Muda
1. Pengolahan/Manajemen S1 Komputer 1 org 2 tahun
Data
Asisten Muda
2 S1 Komputer 2 org 2 tahun
Pemrograman Komputer
3 Tenaga Teknis Pendataan D3 Komputer 2 org 2 tahun
PERSYARATAN KERJASAMA
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 16
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipenuhi :
Pihak penyedia jasa harus menyerahkan surat kerjasama dengan konsultansi lain yang
menyatakan bahwa seluruh pekerjaan tersebut tetap menjadi tanggungjawab pihak
penyedia jasa
ALIH PENGETAHUAN
Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil proyek /
satuan kerja.
UJI TERIMA PEKERJAAN
Pelaksanaan uji terima pekerjaan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Penyedia jasa terlebih dahulu memberitahukan kepada petugas teknis yang akan
melaksanakan uji terima pekerjaan
2. Waktu pelaksanan uji terima pekerjaan maksimal selama 2 (dua) minggu
3. Materi uji terima pekerjaan meliputi :
a. Uji fungisonal sistem (menguji fungsi-fungsi sistem sesuai dengan peruntukan
untuk mendapatkan pemahaman bahwa hasil pekerjaan telah berjalan dengan
baik dan benar)
b. Tes performansi (menguji unjuk kerja seluruh modul yang ada)
Pontianak, 2021
Ir. Sukaliman, MT
NIP. 19630710 198909 1 002
Derry Gunawan, ST, MT, M.Sc
NIP. 19721230 200003 1 003
Term of Reference
Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan 17