KATA PENGANTAR
Agraria,
BAB II PELAKSANAAN.........................................................................................................5
A. PEMBENTUKAN TIM PENYELENGGARA KONSOLIDASI TANAH........................5
1. Pembentukan Tim Koordinasi.......................................................................5
2. Pembentukan Tim Pelaksana.........................................................................7
3. Pembentukan Perhimpunan Peserta.............................................................8
B. PENGUMPULAN DATA FISIK DAN YURIDIS KONSOLIDASI TANAH......................9
1. Pengumpulan Data Fisik................................................................................9
2. Pengumpulan Data Yuridis......................................................................11
3. Penilaian Obyek Konsolidasi Tanah............................................................12
C. PENYUSUNAN DESAIN DAN RENCANA AKSI KONSOLIDASI TANAH..............13
1. Penyusunan Desain Konsolidasi Tanah..................................................13
2. Musyawarah Rencana Penetapan Kavling (Bidang Tanah) Baru................24
3. Rencana Aksi Konsolidasi Tanah.................................................................24
D. PELEPASAN HAK ATAS TANAH DAN PENEGASAN TANAH
SEBAGAI OBYEK KONSOLIDASI TANAH...............................................................25
1. Pelepasan Hak Atas Tanah..........................................................................25
2. Penegasan Tanah Sebagai Objek Konsolidasi Tanah..................................26
E. PENERAPAN DESAIN KONSOLIDASI TANAH KE LAPANGAN (STAKING-OUT) 27
F. PENERBITAN KEPUTUSAN PEMBERIAN HAK ATAS TANAH DAN SURAT TANDA
BUKTI HAK ATAS TANAH............................................................................................... 27
1. Penerbitan Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah..........................27
2. Penerbitan Surat Tanda Bukti Hak Atas Tanah..........................................27
G. SUPERVISI DAN MONITORING....................................................................................28
1. Supervisi dan Monitoring.............................................................................28
2. Pelaporan...................................................................................................... 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Formulir Pelaksanaan Konsolidasi Tanah................................................36
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2043);
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3888);
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4444);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
6. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5050);
D. DEFINISI
1. Konsolidasi Tanah adalah kebijakan penataan kembali penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah dan ruang sesuai rencana tata ruang serta
usaha penyediaan tanah untuk kepentingan umum dalam rangka meningkatkan
kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan
partisipasi aktif masyarakat.
2. Konsolidasi Tanah Pertanian adalah Konsolidasi Tanah yang dilakukan pada tanah-
tanah pertanian yang berada di kawasan perdesaan.
3. Konsolidasi Tanah Non-Pertanian adalah Konsolidasi Tanah yang dilakukan pada
tanah non-pertanian, termasuk penyediaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum di kawasan perkotaan dan semi perkotaan.
4. Konsolidasi Tanah Swadaya adalah Konsolidasi Tanah yang merupakan prakarsa
masyarakat atau pemangku kepentingan lain di luar Kementeriaan Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang belum masuk dalam rencana kegiatan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
5. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memenuhi standar
tertentu untuk terciptanya kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya
alam.
6. Sarana adalah fasilitas yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan
pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.
7. Utilitas adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan permukiman.
8. Pemegang Hak adalah orang atau badan hukum yang mempunyai hak atas tanah,
Hak Milik atas Satuan Rumah Susun atau Hak Pengelolaan, atau nadzir dalam hal
tanah wakaf, baik yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar.
9. Penggarap Tanah Negara adalah perseorangan yang menguasai, mengerjakan,
mengusahakan dan/atau memanfaatkan Tanah Negara.
10. Peserta Konsolidasi Tanah yang selanjutnya disebut peserta adalah pemegang hak
atau penggarap tanah pada lokasi kegiatan Konsolidasi Tanah yang menyatakan
persetujuannya untuk ikut dalam kegiatan Konsolidasi Tanah.
11. Perhimpunan Peserta/Penghuni adalah perkumpulan yang dibentuk oleh peserta
Konsolidasi Tanah (Vertikal) untuk keperluan koordinasi, menampung aspirasi dan
peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan Konsolidasi Tanah serta pengelolaan
Tanah Usaha Bersama, termasuk didalamnya mewakili peserta untuk melakukan
perbuatan hukum yang diperlukan.
12. Tanah untuk Pembangunan yang selanjutnya disebut TP adalah bagian dari tanah
peserta yang diserahkan atau disediakan bagi pembangunan prasarana, sarana dan
utilitas serta Tanah Usaha Bersama sesuai kesepakatan.
13. Tanah Usaha Bersama yang selanjutnya disingkat TUB adalah tanah milik bersama
peserta yang dapat diusahakan, dikerjasamakan atau dialihkan dengan pihak ketiga
untuk kepentingan bersama.
14. Tanah Negara adalah tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak atas tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, dan/atau tidak merupakan tanah
ulayat Masyarakat Hukum Adat, tanah wakaf, barang milik negara/daerah/desa
atau badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, dan tanah yang telah
ada penguasaan dan belum dilekati dengan sesuatu hak atas tanah.
15. Hak atas Tanah adalah hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
16. Desain Konsolidasi Tanah adalah tatanan bentuk, luas, letak bidang, status
kepemilikan bidang tanah dan rencana PSU hasil penataan yang disepakati bersama
oleh peserta KT.
17. Penerapan Desain Konsolidasi Tanah adalah penerapan titik-titik batas bidang
tanah yang ada di peta Rancangan Konsolidasi Tanah ke lokasi Konsolidasi Tanah
(Staking Out).
18. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintah Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
Menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
19. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
20. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional yang
selanjutnya disebut Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang.
21. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional yang selanjutnya disebut Kantor
Wilayah adalah instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional di Provinsi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri.
22. Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional di
Kabupaten/Kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Menteri melalui Kepala Kantor Wilayah BPN.
Lembaga Penyelenggara Konsolidasi Tanah terdiri dari Tim Koordinasi dan Tim
Pelaksana. Tim Koordinasi dan Tim Pelaksana dalam Pelaksanaan Konsolidasi
Tanah dibantu oleh Perhimpunan Peserta sebagai bentuk partisipasi aktif
masyarakat. Dalam Rangka Penyatuan program dan pembentukan Tim
Penyelenggara Konsolidasi Tanah, diselenggarakan rapat antara para pemangku
kepentingan minimal 1 (satu) kali rapat. Tim penyelenggara Konsolidasi Tanah
terdiri atas Tim Koordinasi dan Tim Pelaksana.
Hasil pengumpulan data fisik dan data yuridis harus dapat menggambarkan kondisi
aktual penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang terkait dengan
bidang tanah tersebut.
3) Sarana Kesehatan
Kebutuhan Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan meliputi posyandu, balai pengobatan,
Luas
puskesmas, tempat praktek dokter, apotik dan pos-pos Jumlah
Kebutuhan
kesehatan lainnya. Acuan tentang Sarana Kesehatan Jenis Sarana Penduduk
Lahan
Minimal Minimal (m2)
dapat dilihat dalam SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara
Posyandu 1.250 60
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Balai
Pengobatan 2.500 300
Warga
4) Sarana Peribadatan BKIA/Klinik
30.000 3.000
Jenis sarana peribadatan Bersalin
Kebutuhan Sarana Peribadatan
mempertimbangkan struktur Jumlah
Luas
Jenis Kebutuhan
penduduk menurut agama yang dianut Penduduk
Sarana Lahan
dan pola masyarakat dalam Minimal Minimal (m2)
menjalankan ibadah agamanya. Acuan Mushola/
250 100
Langgar
tentang Sarana Peribadatan dapat Masjid 2.500 600
dilihat dalam SNI 03-1733-2004 Sarana
Tergantung
Tergantung
Sistem/
tentang Tata Cara Perencanaan Ibadah
Hierarki
Kebiasaan
Agama Lain Setempat
Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Lembaga
5) Sarana Perdagangan dan Niaga
Pembangunan sarana perdagangan dan Kebutuhan Sarana Perdagangan dan Niaga
niaga didasarkan pada jumlah Luas
Jumlah
penduduk. Saranan perdagangan dan Jenis Kebutuhan
Penduduk
Sarana Lahan
niaga meliputi toko atau warung dan Minimal Minimal (m2)
pusat perbenjaan. Acuan tentang Toko/
250 100
Warung
sarana perdagangan dan niaga dapat
dilihat dalam SNI 03-1733-2004 Pertokoan 6.000 3.000
7) Sarana Ruang Terbuka, Taman dan Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka, Taman, dan
Lapangan Olahraga Lapangan Olahraga
Ruang terbuka merupakan komponen Jumlah
Luas
Jenis Kebutuhan
berwawasan lingkungan yang Sarana
Penduduk
Lahan
Minimal
mempunyai arti sebagai landscape, Minimal (m2)
hardscape, taman, dan ruang rekreasi Taman RT 250 250
Taman RW 2.500 1250
dalam lingkungan urban. Peraturan Taman
Kelurahan 30.000 9.000
terkait Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Taman
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kecamatan
120.000 24.000
Pekerjaan Umum Nomor Pemakaman
120.000
5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Umum
1873
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑎𝑠𝑎𝑟 =
1600
c. Perencanaan TP
Merupakan bagian dari tanah peserta yang
diserahkan untuk pembangunan sesuai
TP dapat dipergunakan untuk pembangunan
kesepakatan. PSU dan/atau Tanah Usaha Bersama (TUB)
Besarnya TP ditetapkan berdasarkan
kesepakatan peserta dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang dan
kebutuhan Desain Konsolidasi Tanah
Peserta yang luas bidang tanahnya tidak layak sehingga tidak mungkin
menyerahkan sebagian tanahnya sebagai TP, dapat mengganti TP dengan uang
atau bentuk lainnya yang disepakati oleh para peserta.
Dalam hal Konsolidasi Tanah dilaksanakan pada tanah negara yang belum
dikuasai atau digarap, TP disediakan dari tanah negara yang ditata melalui
Konsolidasi Tanah.
TP dapat dipergunakan dengan tujuan :
1) Pembangunan PSU
- PSU yang dibangun sesuai dengan rencana dan kesepakatan peserta
Konsolidasi Tanah.
- PSU dapat berupa jalan, taman, masjid, sekolah atau PSU yang lain.
- Pada akhir Konsolidasi Tanah, PSU hasil Konsolidasi Tanah
diserahkan pada Pemerintah Daerah untuk dikelola dan dirawat
dengan sebaik mungkin.
2) Tanah Usaha Bersama (TUB)
- TUB dapat diusahakan/dijual, kemudian keuntungannya
dipergunakan lebih lanjut untuk kepentingan perhimpunan peserta.
- TUB yang akan diusahakan/dijual sebaiknya ditempatkan pada lokasi
yang strategis secara komersial dan diharapkan cepat
diusahakan/dialihkan dengan pihak ketiga dengan harga yang layak.
- Dalam hal pelaksanaan Konsolidasi Tanah dibiayai melalui dana
Anggaran Pemerintah (APBN dan APBD) tidak termasuk
pembangunan prasarana sarana dan utilitas, maka hasil kompensasi
TUB dapat dipergunakan bagi pembangunan atau pengelolaan
prasarana dan sarana lingkungan, misalnya konstruksi jalan,
pembuatan taman, pembangunan jembatan/gorong-gorong,
pembangunan kantor RT/RW, Kantor Desa/Kelurahan dan lain-lain
sesuai kesepakatan peserta.
- Bila pengalokasian TUB yang belum terjadi jual beli/peralihan dengan
pihak ketiga pada saat kegiatan Konsolidasi Tanah berlangsung (tahun
anggaran berjalan), maka hak atas tanah untuk diatasnamakan sesuai
kesepakatan yang dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan Desain.
- TUB dapat diperjualbelikan setelah pelaksanaan Konsolidasi Tanah
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
- TUB dapat ditiadakan sesuai kesepakatan peserta.
- TUB juga dapat diusahakan secara mandiri oleh peserta Konsolidasi
Tanah.
Setiap peserta dikenakan TP yang besarnya ditentukan melalui musyawarah
yang dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan Desain.
Sebagai pertimbangan dikemukakan 3 (tiga) metode yang lazim digunakan
untuk menghitung beban besar TP tiap bidang tanah, yaitu:
1) Metode Luas Tanah
Besar TP yang dibebankan pada masing-masing kaveling, dihitung dengan
besar persentase yang sama untuk keperluan sarana serta TUB. Sedangkan
besar TP tiap bidang tanah untuk prasarana jalan, bervariasi bergantung
pada faktor jalan di bidang tanah tersebut. Berikut adalah contoh
perhitungan TP berdasarkan daftar perhitungan rencana luas dan
peruntukan tanah :
Rumus :
(28 + 9) −
%𝑇𝑃 = 10 ×
100%
90
27
%𝑇𝑃 =× 100%
90
%𝑇𝑃 = 30%
2) Metode Nilai Tanah
Besarnya TP tiap bidang tanah dihitung berdasarkan nilai masing-masing
bidang tanah. Besar TP dapat bervariasi, proporsional dengan nilai tanah
masing-masing bidang tanah bila diperbandingkan antara sebelum dan
sesudah Konsolidasi Tanah. Nilai bidang tanah sebelum Konsolidasi Tanah
dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan kelas tanah, harga dasar
dan lainnya. Sedangkan nilai tanah sesudah Konsolidasi Tanah dihitung
berdasar perkiraan.
3) Metode Gabungan Luas Tanah dan Nilai Tanah
Metode ini merupakan gabungan dari metode luas tanah dan nilai tanah.
(berdasar kesepakatan)
2. Musyawarah Rencana Penetapan Kavling (Bidang Tanah) Baru
Musyawarah dilakukan antara Tim Pelaksana dengan peserta untuk menentukan
rencana penetapan bidang baru.
Dalam musyawarah tersebut, dijelaskan adanya perubahan bentuk luas letak
bidang tanah dari sebelumnya dikarenakan tuntutan desain sehingga perlu adanya
penggeseran, penggabungan, pemecahan, penukaran, pemotongan, pengirisan dan
lainnya sehingga dalam pelaksanaan dilapangan akan dilakukan pembongkaran
pagar/pematang, bangunan ataupun tanaman yang dimiliki peserta. Hasil
penyusunan desain tersebut perlu kesepakatan dan persetujuan dari peserta.
Musyawarah dilakukan hingga tercapai kesepakatan dan persetujuan antara lain:
- Persetujuan bentuk, luas dan letak bidang tanah baru;
- Persetujuan jenis prasarana, sarana dan utilitas (PSU) yang akan dibangun;
- Persetujuan rencana pembangunan PSU meliputi pelaku pembangunan dan
jadwal pembangunan.
Apabila tidak ada lagi keberatan dan tercapainya kesepakatan terhadap desain
Konsolidasi Tanah maka hasil musyawarah desain Konsolidasi Tanah dituangkan
dalam Berita Acara Kesepakatan Desain Konsolidasi Tanah (FORM KT-
210) yang ditandatangani oleh Ketua Tim Pelaksana dan perwakilan peserta, yang
dilampiri dengan Daftar Subyek dan Obyek Hasil Desain Konsolidasi
Tanah (FORM KT-211) yang ditandatangani oleh seluruh peserta. Selanjutnya
atas kesepakatan desain tersebut masing-masing peserta menyatakan
persetujuannya yang dituangkan dalam bentuk Surat Pernyataan Persetujuan
Desain Konsolidasi Tanah (FORM KT-212). Dalam kesepakatan desain
tersebut, dilakukan penandatangan dan/atau paraf Peta Desain Konsolidasi Tanah
oleh seluruh peserta dan ketua Tim Pelaksana atau Pejabat yang ditunjuk.
2. Pelaporan
a. Laporan Bulanan Pelaksanaan Konsolidasi Tanah
Laporan Bulanan Pelaksanaan Konsolidasi Tanah (FORM KT-306) wajib
disampaikan oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional kepada Direktorat
Konsolidasi Tanah dengan alamat Jl. H. Agus Salim No. 58 Jakarta Pusat Kotak
Pos 10350 atau Email: dit.konsolidasi@gmail.com. Laporan yang disampaikan
dalam rangka monitoring bulanan Konsolidasi Tanah memuat tentang kemajuan
pelaksanaan kegiatan Konsolidasi Tanah beserta realisasi fisik dan keuangan.
Laporan tersebut disertai pengantar yang ditandatangani oleh Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan diserahkan tiap bulan.
C. PENANGANAN PERMASALAHAN
Penanganan permasalahan pelaksanaan Konsolidasi Tanah ditangani oleh Tim
Koordinasi Konsolidasi Tanah.
Dalam hal pelaksanaan Konsolidasi Tanah telah selesai pada tahapan penyerahan
Sertipikat Surat Tanda Bukti Hak dan pembangunan prasarana dan sarana,
penanganan permasalahan Konsolidasi Tanah ditangani oleh Kantor Pertanahan dan
para Pemangku Kepentingan, dengan supervisi dari Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional.
Dalam hal permasalahan Konsolidasi Tanah tidak dapat diselesaikan, maka
penyelesaiannya berdasarkan kesepakatan para pihak dan/atau ditempuh melalui
lembaga peradilan.
SURAT KEPUTUSAN
BUPATI/WALIKOTA*)………………………
NOMOR : …………….
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI KONSOLIDASI TANAH
KABUPATEN/KOTA*) ………………………
TAHUN ANGGARAN .................
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN
PERTAMA : Membentuk Tim Koordinasi Konsolidasi Tanah Kabupaten/Kota*)
........ dengan susunan Tim sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini;
KEDUA : Tim koordinasi dimaksud pada diktum PERTAMA Keputusan ini
mempunyai tugas sebagai berikut:
1. mengarahkan dan mengevaluasi penyusunan Desain
Konsolidasi Tanah;
2. mengoordinasikan sumber pembiayaan dan bentuk kerja sama
penyelenggaraan Konsolidasi Tanah;
3. melakukan sinkronisasi dan koordinasi rencana aksi
pembangunan Konsolidasi Tanah dengan seluruh pemangku
kepentingan;
4. melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Konsolidasi
Tanah;
5. melakukan penanganan masalah yang timbul dalam
penyelenggaraan Konsolidasi Tanah; dan
6. melaksanakan tugas lain yang dibutuhkan.
DITETAPKAN : ….......................…………..
PADA TANGGAL : ….......................…………..
BUPATI/WALIKOTA*)..…… ………..
Tembusan disampaikan kepada Yth. :
1. Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia
Cq. Direktorat Jenderal Penataan Agraria di Jakarta
2. Gubernur Provinsi …………… di ……………..
3. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi……, di …………..
4. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota*) …………….. di ………………….
5. Ketua Bappeda Kabupaten/Kota *)……………… di ………………
6. Camat yang bersangkutan.
7. Kepala Desa/Lurah yang bersangkutan.
8. Yang bersangkutan
Keterangan:
*) Pilih salah satu, untuk Konsolidasi Tanah skala besar Surat Keputusan dikeluarkan oleh Gubernur
**) Substansi Surat Keputusan dapat disesuaikan
***) Susunan Tim Koordinasi dapat disesuaikan selama masih dalam ketentuan
****) Apabila terjadi pergantian tim dalam waktu berjalan maka disertakan dengan surat
keterangan pergantian dan dilampirkan dalam laporan
LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA *)..............
NOMOR : ....................................................
TANGGAL : ....................................................
Jabatan
Pangkat/
No Nama Jabatan Dalam
Golongan Kegiatan
1. Bupati/ Walikota*).......... Pengarah
BUPATI/WALIKOTA*)..…… ………..
FORM KT-202
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA*)………………………
NOMOR : …………….
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA KONSOLIDASI TANAH
KABUPATEN/KOTA*) ………………………
TAHUN ANGGARAN ...........
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN
PERTAMA : Membentuk Tim Pelaksana Konsolidasi Tanah Kabupaten/Kota*)
........ dengan susunan tim sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini;
KEDUA : Tim Pelaksana Konsolidasi Tanah dimaksud pada diktum
PERTAMA Keputusan ini mempunyai tugas sebagai berikut:
1. melaksanakan pengumpulan Data Fisik, Yuridis dan Penilaian
Objek Konsolidasi Tanah;
2. menyusun Desain dan Rencana Aksi Konsolidasi Tanah;
3. memproses pelepasan Hak Atas Tanah dan menyiapkan usulan
penegasan tanah objek Konsolidasi Tanah;
4. menerapkan Desain Konsolidasi Tanah (staking out); dan
5. memproses penerbitan Sertipikat Hak Atas Tanah dan
melaksanakan penyerahan hasil Konsolidasi Tanah; dan
6. melaksanakan tugas lain yang dibutuhkan.
KETIGA : Segala biaya akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan pada
anggaran................................
KEEMPAT
: Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini maka akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN: ….......................…………..
PADA TANGGAL : ….......................…………..
NIP.
Keterangan:
*) Pilih salah satu, untuk Konsolidasi Tanah skala besar Surat Keputusan dikeluarkan oleh Kepala
Kantor Wilayah
**) Substansi Surat Keputusan dapat disesuaikan
***) Susunan Tim Koordinasi dapat disesuaikan selama masih dalam ketentuan
****) Apabila terjadi pergantian tim dalam waktu berjalan maka disertakan dengan surat keterangan
pergantian dan dilampirkan dalam laporan
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN
KABUPATEN/KOTA*)..............
NOMOR :....................................................
TANGGAL :....................................................
Jabatan
Pangkat/
No Nama Jabatan Dalam
Golongan
Kegiatan
Kepala Kantor Pertanahan Ketua
Kabupaten/Kota*)..........
Kepala Seksi Penataan Sekretaris
Pertanahan merangkap
Anggota
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Anggota
atau pegawai yang ditunjuk
Kepala Seksi Infrastruktur Anggota
Pertanahan atau pegawai yang
ditunjuk
Kepala Seksi Hubungan Anggota
Hukum Pertanahan atau
pegawai yang ditunjuk
Kepala Seksi Pengadaan Tanah Anggota
atau pegawai yang ditunjuk
Kepala Subseksi Landreform Anggota
dan Konsolidasi Tanah atau
pegawai yang ditunjuk
Perwakilan instansi terkait Anggota
sesuai kebutuhan penataan
Camat ................. Anggota
Lurah/Kepala Anggota
Desa ......................
NIP.
FORM KT-203
BERITA ACARA
PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PESERTA KONSOLIDASI TANAH
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
........................,............................20.......
Ketua Sekretaris
(..........................................) (..........................................)
Mengetahui:
(..........................................) (..........................................)
Lurah/Kepala Desa
(..........................................)
Keterangan:
*) Pilih salah satu
FORM KT-204
SURAT KUASA
PERHIMPUNAN...............................(Nama Perhimpunan Peserta Konsolidasi Tanah)
Nomor : ..... ............................
1. N a m a : ...................................
NIK : ...................................
Umur..........................Tahun
Jabatan : Ketua Perhimpunan ....
Alamat : ...................................
2. N a m a : ...................................
NIK : ...................................
Umur..........................Tahun
Jabatan : Sekretaris Perhimpunan ....
Alamat : ...................................
1. N a m a : ...................................
NIK : ...................................
Umur..........................Tahun
Pekerjaan : ...................................
Alamat : ...................................
2. N a m a : ...................................
NIK : ...................................
Umur..........................Tahun
Pekerjaan : ...................................
Alamat : ...................................
Selanjutnya Pihak Pemberi Kuasa dengan ini memberikan Kuasa Khusus kepada
Penerima Kuasa melakukan hal – hal sebagai berikut :
............................,
.................................20.....
1. .....................................(......................)
2. .....................................(......................)
5. Bukti Perpajakan:
Petok/Letter C/Girik/Ketitir/Verponding/Verponding indonesia/IPEDA/PBB/SPPT*)**)
Nomor :…………………………..…… Tahun/Tanggal ………………..
Luas Tanah..............................M2,
NJOP/M2 : Rp. ………………….
6. Riwayat Penguasaan:
a. Pada Tahun 1960 dikuasai/dimiliki oleh ………………………………………
b. Berikutnya Pada Tahun ………….. Oleh ………………………………………
Diperoleh Dengan Cara …………………………………………………………
(Tulis riwayat kepemilikan/penguasaan sampai pada kepemilikan/penguasaan saat
pendataan)
c. Penggunaan Tanah Saat Ini: ……………..………………………………………
7. Bangunan Di Atasnya : Ada/Tidak Ada*) (kalau ada sebutkan)………………………….
8. Sengketa Atas Tanah : Ada/Tidak Ada*) (kalau ada uraikan) ...……………………………
………….., …………..20.....
Menyetujui:
Pemilik/Penggarap*) Tanah Petugas Identifikasi ***),
Selaku Peserta Kosnolidasi Tanah
1...........................................(....................................)
2...........................................(...........................)
Keterangan:
*) Pilih salah satu/coret yang tidak perlu
**) Sesuai ketentuan PMNA/KBPN No. 3/1997
***)Berdasarkan surat tugas yang dikeluarkan Kepala Kantor Pertanahan
FORM KT-206
Pada Hari Ini ...................... Tanggal ............................ Bulan ................. Tahun ............
Bertempat Di .........................telah dilaksanakan musyawarah dan kesepakatan antara
peserta konsolidasi tanah dengan Tim Pelaksana Konsolidasi Tanah terhadap hasil
identifikasi subyek dan obyek Konsolidasi Tanah di Desa/Kelurahan*)
......................Kecamatan .........................Kabupaten/Kota*) ........................ dengan hasil
kesepakatan sebagai berikut:
1. Menyetujui bentuk, letak dan luas hasil pengukuran sebagaimana tercantum di dalam
peta terlampir;
2. Menyatakan kebenaran bukti-bukti kepemilikan/penguasaan yang dipunyai sebagaimana
tercantum dalam daftar data subyek dan obyek konsolidasi tanah terlampir;
3. Akan melakukan klarifikasi terhadap hasil identifikasi subyek obyek konsolidasi tanah,
bila terdapat ketidaksesuaian data sebagaimana tercantum dalam peta maupun daftar
lampiran secara tertulis melalui tim pelaksana;
4. Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah pengumuman tidak ada keberatan,
maka hasil identifikasi subyek dan obyek tersebut dinyatakan SAH dan disepakati sebagai
dasar penyusunan desain konsolidasi tanah.
1. ( )
2. ( )
3. ( )
4. ( )
5. ( )
6. ( )
7. ( )
8. ( )
9. ( )
10. ( Wakil Peserta )
11. ( Wakil Peserta )
Keterangan:
*) Pilih salah satu/coret yang tidak perlu
**) Berita Acara Kesepakatan ini diumumkan di Kantor Pertanahan dan Kantor Desa/Kelurahan
Setempat dilampiri dengan daftar subyek dan obyek konsolidasi tanah (substansi berita acara
dapat disesuaikan)
FORM KT-207
DAFTAR SUBYEK DAN OBYEK KONSOLIDASI
TANAH
2.
3. Dst
……………, ……………20...
NIP
Keterangan:
*) luas bidang hasil pengukuran.
…………,...............… 20.......
Nomor :
Sifat :
Lampiran :
Perihal : Permohonan Penataan Bidang
Tanah Obyek Konsolidasi Tanah di
Desa/Kel.........*),Kecamatan……
Kabupaten/Kota.…….... Provinsi
…………
Kepada Yth.
Kepala Kantor Cabang Bank...........................*)
di-
………………
Dalam rangka kegiatan Konsolidasi Tanah, dengan ini kami mengajukan permohonan
Penataan Bidang Tanah Obyek Konsolidasi Tanah atas bidang tanah :
Nama Pemilik : …………………………………………………………….
NIK : …………………………………………………………….
Luas Bidang :........................M2.
Terletak Di :
Blok/Jl. : ……………………RT/RW:…./…..
Desa/Kelurahan*): ……………………………………………………………..
Kecamatan : ……………………………………………………………..
Kabupaten/Kota*): ……………………………………………………………..
NIP.
Keterangan:
*) Pilih salah satu atau dapat disesuaikan sesuai kebutuhan
**) Sebaiknya dokumen yang menunjukkan perubahan bentuk bidang setelah penataan dan
manfaat dari Konsolidasi Tanah
***) Substansi Surat Permohonan dapat disesuaikan
…………,...............… 20.......
Nomor :
Sifat :
Lampiran :
Perihal : Persetujuan Penataan Bidang Tanah
Obyek Konsolidasi Tanah di
Desa/Kel..........*),Kecamatan……
Kabupaten/Kota.…….... Provinsi
…………
Kepada Yth.
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota...................*)
di-
………………
Dalam rangka kegiatan Konsolidasi Tanah, dengan ini kami menyetujui Penataan Bidang
Tanah Obyek Konsolidasi Tanah atas bidang tanah :
Nama Pemilik : …………………………………………………………….
NIK : …………………………………………………………….
Luas Bidang :........................M2.
Terletak Di :
Blok/Jl. : ……………………RT/RW:…./…..
Desa/Kelurahan*): ……………………………………………………………..
Kecamatan : ……………………………………………………………..
Kabupaten/Kota*): ……………………………………………………………..
Keterangan:
*) Pilih salah satu atau dapat disesuaikan sesuai kebutuhan
**) Substansi Surat Persetujuan dapat disesuaikan
FORM KT-210
Pada Hari Ini ...................... Tanggal ............................ Bulan ................. Tahun ............
Bertempat Di ......................... telah dilaksanakan musyawarah dan kesepakatan antara
peserta Konsolidasi Tanah dengan Tim Pelaksana terhadap Hasil Desain Konsolidasi Tanah
Di Desa/Kelurahan*) ...................... Kecamatan...................................Kabupaten/Kota*)
........................ Dengan hasil kesepakatan sebagai berikut:
1. Bahwa peserta Konsolidasi Tanah menyetujui bentuk, letak dan luas hasil desain
konsolidasi tanah sebagaimana tercantum di dalam peta desain konsolidasi tanah
(terlampir);
2. Hasil desain konsolidasi tanah ini dinyatakan sah dan disepakati sebagai dasar pelepasan
hak atas tanah yang selanjutnya akan dilakukan penataan sesuai kesepakatan desain
tersebut;
3. Bahwa hasil desain konsolidasi tanah termasuk Tanah Untuk Pembangunan (TP) sebesar
…….. % (sesuai kesepakatan) yang akan dipergunakan untuk prasarana, sarana dan
Utilitas berupa ………….. (sesuai kebutuhan) dan Tanah Untuk Bersama (TUB) (sesuai
hasil kesepakatan).
4. Bahwa prasarana dan sarana berupa ………….. (sesuai kebutuhan) akan dibangun oleh
…….. (stakeholder terkait/swasta/pemerintah daerah kabupaten/kota) pada tahun
……….
(dan seterusnya sesuai kesepakatan hasil koordinasi lintas sektor);
5. Bahwa seluruh peserta Konsolidasi Tanah menandatangani surat pernyataan persetujuan
desain Konsolidasi Tanah;
6. Dan seterusnya (kebutuhan sesuai kesepakatan).
1. ( )
2. ( )
3. ( )
4. ( )
5. ( )
6. ( )
7. ( )
8. ( )
9. ( )
10. ( Perwakilan Peserta )
11. ( Perwakilan Peserta )
Keterangan:
*) Pilih salah satu/coret yang tidak perlu
DAFTAR SUBYEK DAN OBYEK HASIL DESAIN KONSOLIDASI TANAH**) FORM KT-211
Luas Bidang
Alamat Tempat Batas Bidang Tanah Luas Hasil Desain Batas Bidang Tanah
A. Nama Peserta Awal *)
Tinggal: A.Sebelah Utara A.Sebelah Utara Luas TP Tanda
No. B. Tempat/Tgl. A. Jl./Blok NIB Yang Tangan
Luas B. Sebelah Timur NIB Luas B. Sebelah Timur
Lahir B. Desa/Kelurahan (Peta Diserahkan Peserta
Tanah C. Sebelah Selatan (Peta Tanah C. Sebelah Selatan
C. Kecamatan Bidang (M2) D. Sebelah Barat Desain) (M2) D. Sebelah Barat (M2)/%
D. Kabupaten Tanah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. A. A. A. A. A.
B. B. B. B. B.
C. C. C.
D. D. D.
2.
3.
……………, ……………20...
NIP
Keterangan:
*) Luas Bidang Hasil Pengukuran.
**) Lampiran Berita Acara Kesepakatan Desain Konsolidasi Tanah
SURAT PERNYATAAN
PERSETUJUAN DESAIN KONSOLIDASI TANAH
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dalam rangka 3 (tiga) dan
salah satunya dibubuhi meterai untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
........................,........................20....
Meterai
Rp. 6.000
Keterangan:
*) Pilih salah satu/coret yang tidak perlu
1. ( )
2. ( )
3. ( )
... dst ( )
9. ( Wakil Pemangku Kepentingan )
10. ( Wakil Pemangku Kepentingan )
Keterangan:
*) Pilih salah satu/coret yang tidak perlu
**) Dapat disesuaikan dengan hasil pembahasan
FORM KT-214
BERITA ACARA PELEPASAN HAK ATAS TANAH/GARAPAN
DALAM RANGKA KONSOLIDASI TANAH
DI DESA/KELURAHAN*) ………….. KECAMATAN …………
KABUPATEN/KOTA*)…........……
Nama : ……………………………………………………………….
NIP : ……………………………………………………………….
Pangkat/Golongan : ……………………………………………………………….
Jabatan : Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota .......
Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA dengan bukti kepemilikan/penguasaan atas tanah melepaskan Hak Atas Tanah/Bekas
Milik Adat/Penguasaan atau Garapan Tanah Negara*) kepada Negara di hadapan PIHAK KEDUA dalam
Rangka Penataan Bidang Tanah melalui kegiatan Konsolidasi Tanah. Selama proses penerbitan hak atas
tanah yang baru, PIHAK PERTAMA tidak boleh memindahtangankan bidang tanah dimaksud kepada
pihak lain tanpa sepengetahuan PIHAK KEDUA.
PIHAK KEDUA menjamin bahwa pelepasan hak ini akan diganti dengan penerbitan Hak Atas Tanah yang
baru sesuai dengan hasil kesepakatan dalam desain Konsolidasi Tanah, dengan ketentuan syarat sebagai
berikut:
1. PIHAK PERTAMA dalam hal ini Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
melalui Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota*).................akan menyerahkan kembali hasil penataan
tersebut kepada PIHAK KEDUA selaku peserta Konsolidasi Tanah dengan memberikan Hak Atas
Tanah sesuai dengan peraturan yang berlaku;
2. Hasil penataan bidang tanah tersebut harus sesuai dengan desain konsolidasi tanah yang telah
disepakati dikurangi dengan Tanah untuk Pembangunan (TP) sebesar ........% sebagaimana Berita
Acara Kesepakatan Desain Konsolidasi Tanah Tanggal..................dan Surat Pernyataan Persetujuan
Desain Konsolidasi Tanah Atas Nama PIHAK PERTAMA Tanggal.............................
Pernyataan ini sebagai dasar pemindahan desain Konsolidasi Tanah ke lapangan dan sebagai dasar
penerbitan surat keputusan pemberian hak atas tanah atas nama PIHAK PERTAMA.............(isi
nama
pemilik/penggarap) sesuai ketentuan peraturan yang berlaku. Surat Pelepasan Hak Atas Tanah/Garapan
dalam rangka Konsolidasi Tanah ini berlaku sejak ditandatanganinya surat ini.
………….. ,…………….20.....
___
Saksi-Saksi:
1. Saksi 1 *) ...............................
2. Saksi 2 *) ...............................
…………………., …………..20.…..
Petugas Penerima***)
Cap/Dto
NIP.
Keterangan:
*) pilih salah satu/coret yang tidak perlu
**) sesuaikan dengan asli bukti berkas yang dserahkan.
***) sesuai surat tugas kepala kantor pertanahan
FORM KT-216
…………,...............… 20.......
Nomor :
Sifat :
Lampiran :
Perihal : Permohonan Penegasan Tanah
Obyek Konsolidasi Tanah di
Desa/Kel..........*),Kecamatan……
Kabupaten/Kota.…….... Provinsi
…………
Kepada Yth.
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi...................
di-
………………
Dalam rangka kegiatan Konsolidasi Tanah, dengan ini kami mengajukan permohonan
Penegasan Tanah Obyek Konsolidasi Tanah Atas Tanah yang terletak di
Desa/Kel………………*), Kecamatan……………., Kabupaten/Kota*)………….
Provinsi………….. Seluas.....................Ha/M²*)
NIP.
Keterangan:
*) pilih salah satu/coret yang tidak perlu
FORM KT-217
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI….........................
NOMOR ..............................................
TENTANG
SELUAS..............................................................± ha/m2*)
DI DESA/KELURAHAN*) : …...................................
KECAMATAN : …...................................
KABUPATEN/KOTA*) : …...................................
PROVINSI : …...................................
NIP.
Keterangan:
*) Pilih salah satu
**) Substansi Surat Keputusan dapat disesuaikan
FORM KT-218
BERITA ACARA
PENERAPAN DESAIN KONSOLIDASI TANAH
KE LAPANGAN
1. ( )
2. ( )
3. ( )
4. ( )
5. ( )
6. ( )
7. ( )
8. ( )
9. ( Wakil Peserta )
10. ( Wakil Peserta )
Keterangan:
*) pilih salah satu/coret yang tidak perlu
FORM KT-219
TENTANG
PEMBERIAN HAK ATAS TANAH OBYEK KONSOLIDASI TANAH
DI DESA/KELURAHAN ……………….
KECAMATAN…………… KABUPATEN/KOTA*) ……………..
ATAS NAMA ……. DKK. (.........BIDANG)
DITETAPKAN : ….......................…………..
PADA TANGGAL : ….......................…………..
NIP.
2. Dst...
NIP.
Keterangan:
*) Pilih Salah Satu/Coret Yang Tidak Perlu
**) Bilamana Ada
***) Substansi lampiran surat keputusan dapat disesuaikan
FORM KT-220
FORMULIR VERIFIKASI DESAIN KONSOLIDASI TANAH
Ketersediaan Rekomendasi/
Poin
No Materi / Isi Berkas yang diperlukan dan Kesesuaian Catatan
Verifikasi
Berkas*
Catatan :
Berdasarkan verifikasi yang telah dilaksanakan, Dokumen Perencanaan Konsolidasi Tanah yang diajukan oleh.....................................sudah/belum
memenuhi ketentuan dalam perencanaan Konsolidasi Tanah.
Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun
Mengetahui,
Verifikator 1
Verifikator 2
Kepala Seksi Konsolidasi dan Landreform
Kantor Pertanahan Kota/Kab............................................
(Nama) (Nama)
(NIP) (NIP)
FORM KT-306
LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KONSOLIDASI TANAH
Bulan................Tahun ..................
KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI .......................
2 …. dan selanjutnya**)
NIP.
Keterangan:
*) pilih tahapan yang telah dilakukan dengan memberi tanda () pada check box
**) hanya contoh
PELAKSANAAN
KONSOLIDASI TANAH
A. Tahapan
Pelaksana
an
Konsolida
si Tanah
B. Hasil
Pelaksana
JUKnis PELAKSANAAn KonsoLIDASI TANAH | 74
an Tanah(FORM KT-204);
Konso 7) Formulir Identifikasi Subyek Dan Obyek
lidasi Konsolidasi Tanah (FORM KT-205)*);
C. Tinda 8) Berita Acara Kesepakatan Hasil Identifikasi
k Subyek Dan Obyek Konsolidasi Tanah (FORM
Lanjut KT-206);
B 9) Daftar Subyek dan Obyek Konsolidasi Tanah
A (FORM KT-207);
B 10) Berita Acara Kesepakatan Desain Konsolidasi
Tanah (FORM KT-208);
V 11) Daftar Subyek dan Obyek Hasil Desain
. Konsolidasi Tanah (FORM KT-211);
KESIMPULAN DAN 12) Surat Pernyataan Persetujuan Desain
S Konsolidasi Tanah (FORM KT-212)*);
A 13) Berita Acara Kesepakatan Rencana Aksi
R Konsolidasi Tanah (FORM KT-213);
A
14) Berita Acara Pelepasan Hak Atas
N
Tanah/Garapan dalam rangka Konsolidasi
Tanah (FORM KT-214);
L 15) Surat Usulan Penegasan Tanah Obyek
A Konsolidasi Tanah (FORM KT-216);
M 16) Surat Keputusan Penegasan Tanah Obyek
P Konsolidasi Tanah (FORM KT-217);
I
17) Berita Acara Penerapan Desain Konsolidasi
R
Tanah ke Lapangan (FORM KT-218);
A
N
18) Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah
(FORM KT-219);
1) Laporan
19) Laporan Bulanan Konsolidasi Tanah (FORM
Rencana Umum
KT-306);
Kegiatan
Konsolidasi 20) Peta Administrasi Lokasi Konsolidasi
Tanah Tanah**);
(Executive 21) Peta P4T Lokasi Konsolidasi Tanah**);
Summary) 22) Peta Hasil Pengukuran Bidang Awal
(FORM KT- (Rincikan)***);
109); 23) Peta Desain Konsolidasi Tanah***); dan
2) Surat 24) Lain-lain yang dianggap perlu.
Permohonan
Konsolidasi Catatan :
Tanah (untuk substansi dalam tiap Bab dapat dikembangkan
KT Swadaya); (termasuk dalam penyajian peta, gambar, tabel,
3) Surat diagram)
Keputusan *) Cukup 1 (Satu) Sebagai Contoh
Penetapan **) Disesuaikan dengan skala lokasi kegiatan yakni
Lokasi Kecamatan 1: 10.000 Dan/Atau Desa/Kelurahan 1:
Konsolidasi 1.000 – 1:5.000 Atau Lebih Detail.
Tanah (FORM ***) Dibuat Dalam Skala 1:1.000
KT-201); Peta-Peta Tersebut Dibuat Dalam
4) Surat Bentuk Hardcopy Ukuran Kertas A3
Keputusan (Menyatu Dengan Laporan) Dan Dalam
Pembentukan Bentuk Softcopy Dengan Format *.jpg
Tim Koordinasi dan *.shp.
(FORM KT-
202);
5) Surat
Keputusan
Pembentukan
Tim Pelaksana
(FORM KT-
203);
6) Berita Acara
Pembentukan
Perhimpunan
Peserta
Konsolidasi
JUKnis PELAKSANAAn KonsoLIDASI TANAH | 75
Lampiran 2. Standar Prasarana, Sarana dan Utilitas
A. DASAR
1. Ketentuan Umum
a) Besaran kepadatan penduduk digunakan sebagai acuan dalam
merencanakan lingkungan perumahan meliputi perencanaan sarana
hunian, prasarana dan sarana lingkungan;
b) Dalam merencanakan kebutuhan lahan untuk sarana lingkungan,
didasarkan pada beberapa ketentuan, yaitu :
1) Besaran standar kepadatan penduduk digunakan untuk
kawasan dengan kepadatan penduduk <200 jiwa/ha;
2) Penggabungan beberapa sarana dalam satu lokasi atau
bangunan dapat dilakukan tanpa mengurangi kualitas
lingkungan sebagai alternatif jika sulit mendapatkan lahan;
3) Kawasan dengan kepadatan penduduk >200 jiwa/ha
diberikan reduksi 15-30 % terhadap kebutuhan lahan;
4) Keterpaduan perencanaan prasarana lingkungan, utilitas
umum dan sarana lingkungan dapat dilakukan dengan tanpa
mengurangi kualitas dan kuantitas secara menyeluruh.
2. Persyaratan Lokasi
a) Lokasi perumahan sesuai dengan peruntukan yang diatur dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat atau dokumen
perencanaan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat,
sesuai kriteria: keamanan, kesehatan, kenyamanan, keindahan /
keserasian/ keteraturan (kompatibilitas), fleksibilitas, keterjangkauan
jarak, dan lingkungan berjati diri;
b) Lokasi perumahan terletak pada lahan yang jelas status
kepemilikannya, memenuhi syarat administratif, teknis, dan ekologis;
c) Memperhatikan keterpaduan antara tatanan kegiatan dan alam
disekitarnya dengan pertimbangan jenis, masa tumbuh, usia yang
dicapai, dan pengaruh terhadap lingkungan sekitar.
3. Persyaratan Fisik
Persyaratan fisik suatu lingkungan perumahan harus memenuhi faktor :
a) Lokasi perumahan tidak terletak dibawah permukaan air setempat
kecuali dengan rekayasa teknis;
b) Kemiringan lahannya tidak lebih dari 15 %, dengan ketentuan :
1) Tanpa rekayasa untuk kawasan yang terletak pada lahan
bermorfologi datar – landai dngan kemiringan 0 – 8 %;
2) Perlu rekayasa teknis untuk lahan dengan kemiringan 8 – 15 %.
3. Sarana Kesehatan
Pembangunan sarana kesehatan didasarkan pada jumlah penduduk yang
dilayani oleh sarana kesehatan tersebut. Selain itu, sarana sarana kesehatan
juga mempertimbangkan pola keruangan kelompok lingkungan yang ada dan
jangkauan radius area yang dapat dilayani oleh sarana kesehatan tersebut.
4. Sarana Peribadatan
Jenis sarana peribadatan mempertimbangkan struktur penduduk menurut
agama yang dianut dan pola masyarakat dalam menjalankan ibadah agamanya.
Untuk sarana ibadah agama Islam, Kristen Protestan dan Katolik, kebutuhan
ruang dihitung dengan dasar perencanaan 1,2 m²/jamaah termasuk ruang
ibadah, ruang pelayanan dan sirkulasi pergerakan. Untuk sarana ibadah agama
Islam, luas lahan minimal direncanakan adalah:
a) Mushola/langgar dengan luas lahan minimal 45 m²;
b) Masjid dengan luas lahan minimal 300 m²;
c) Masjid kelurahan dengan luas lahan minimal 1800 m²; dan
d) Masjid kecamatan dengan luas lahan minimal 3600 m².
Tabel 6. Kebutuhan Sarana Peribadatan
Kebutuhan Per Satuan
Jumlah Kriteria
Sarana
Jenis Penduduk Standard
No Radius
Sarana Pendukung Luas Lantai Luas Lahan (m2/jiwa) Lokasi dan
Pencapaian
(jiwa) Min. (m2) Min. (m2) Penyelesaian
(m2)
Ditengah
kelompok
tetangga;
100 (bila
Musholla/ Dapat
1. 250 45 bangunan 0,36 100
Langgar merupakan
tersendiri)
bagian dari
bangunan
sarana lain
Ditengah
kelompok
tetangga dan
tidak
Masjid
2. 2500 300 600 0,24 1000 menyeberang
Warga
jalan raya;
Dapat bergabung
dalam lokasi
balai warga.
Tergantung
Sarana Tergantung Tergantung
system
5. Ibadah kebiasaan kebiasaan - - -
kekerabatan/hi
Agama Lain setempat setempat
erarki lembaga
Catatan: Acuan diambil dari SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
Sarana ruang terbuka, taman, dan lapangan olah raga disediakan dengan
mempertimbangkan struktur dan pola ruang yang secara fungsional
dihubungkan oleh jaringan jalan menurut proporsi kebutuhannya berdasarkan
jumlah penduduk dan luas area administrasi, baik formal (Kelurahan, Desa,
Kecamatan, Kabupaten/Kota) maupun informal (Dusun, RT, RW). Uraian
Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka, Taman, dan Lapangan Olah Raga.
Tabel 9. Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka, Taman, dan Lapangan Olah Raga
Jumlah Kebutuhan
Jenis Radius
Penduduk Luas Standard Kriteria, Lokasi
No. Sarana/ Pencapaian
Pendukung Lahan (m2/jiwa) dan Penyelesaian
Tipe RTH (m)
(jiwa) Min. (m2)
Taman
Di tengah kelompok
1. RT/tempat 250 250 1 100
tetangga
main
Taman
Di pusat kegiatan
2. RW/tempat 2500 1250 0,5 1000
lingkungan
main
Taman Sedapat mungkin
Kelurahan berkelompok
3. 30000 9000 0,3
dan lapangan dengan sarana
olah raga pendidikan
Terletak di jalan
Taman utama dan sedapat
Kecamatan mungkin
4. 120000 24000 0,2
dan lapangan berkelompok
olah raga dengan sarana
pendidikan
Terletak
5. Jalur hijau - - 15
menyebar
Jumlah Kebutuhan
Jenis Radius
Penduduk Luas Standard Kriteria, Lokasi
No. Sarana/ Pencapaian
Pendukung Lahan (m2/jiwa) dan Penyelesaian
Tipe RTH (jiwa) Min. (m2) (m)
Mempertimbangkan
Kuburan/
radius pencapaian
6. pemakaman 120000
dan area yang
umum
dilayani
Catatan:
1. Acuan diambil dari SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan
di Perkotaan;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
x’