Anda di halaman 1dari 101

i

KATA PENGANTAR
Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peranan
strategis dalam pembangunan nasional. Permintaan jagung terus mengalami
peningkatan berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk, sebagai
dampak dari peningkatan kebutuhan pangan, konsumsi protein hewani dan
energi.

Menyadari fungsi dan peran penting jagung tersebut, maka pemerintah


berupaya untuk mewujudkan swasembada jagung melalui peningkatan
produksi jagung secara berkelanjutan. Untuk itu, maka pada tahun anggaran
2017 ini pemerintah memfasilitasi melalui Kegiatan Jagung.

Kegiatan Jagung Tahun 2017 ini diharapkan mampu mendorong perluasan


areal tanam jagung pada lahan-lahan perkebunan, kehutanan,
Perhutani/Inhutani, lahan kesultanan, lahan adat/ulayat dan lain-lain yang
sebelumnya tidak pernah ditanami jagung atau sebelumnya pernah ditanami
jagung tetapi kemudian tidak ditanami lagi (peningkatan IP).

Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan Pedoman Pelaksanaan


Kegiatan Jagung Tahun 2017 untuk mengoperasionalkan kegiatan
tersebut di daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota).

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Jagung Tahun 2017 ini disusun untuk


menjadi acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan ini.
Kepada semua pihak yang memberikan bantuan dalam pelaksanaan
kegiatan ini, disampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih.

Jakarta, 30 Desember 2016

Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc


NIP 196002101988031001

i
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ iv
DAFTAR TABEL vii
I. PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Dasar Hukum ................................................................ 3
C. Tujuan dan Sasaran ...................................................... 7
D. Pengertian-Pengertian ................................................. 7

II. KERAGAAN, TANTANGAN DAN PELUANG


PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG TAHUN 2017.......... 14
A. Keragaan Produksi ....................................................... 14
B. Sasaran Produksi Jagung Tahun 2017 ......................... 15
C. Rancangan Neraca Produksi Jagung Tahun 2017 ...... 16
D. Tantangan dan Peluang Peningkatan Produksi ............ 17

III. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI JAGUNG


TAHUN 2017 20
A. Strategi Pencapaian Produksi Jagung 2017 ....... 21
B. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Jagung 2017 .. 22

ii
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2017 .......................... 26


A. Kriteria Calon Petani Pelaksana Kegiatan ..................... 26
B. Kriteria Calon Lokasi Kegiatan ...................................... 28
C. Pembagian Tugas dan Penanggung Jawab .................. 30
D. Prosedur Pengajuan CP/CL ............................................ 31
E. Pemilihan Varietas ......................................................... 33
F. Bantuan/Fasilitasi Dalam Pelaksanaan Kegiatan .......... 34
G. Jadwal Pelaksanaan ...................................................... 38

V. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONALISASI 39


A. Pengorganisasian . 39
B. Operasionalisasi . 40

VI. BIMBINGAN/PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN . 44

VII. PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN


PELAPORAN ........................................................................ 46
A. Pengendalian Kegiatan ................................................... 46
B. Monitoring ............................................................... .. 48
C. Evaluasi dan Pelaporan ....................... ................... .. 48

VIII. PENUTUP ................................................................................ 51


LAMPIRAN ............................................................................. 52

iii
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas


dan Produksi Jagung Tahun 2017 (UPSUS )...... 53

Lampiran 2. Sasaran Luas Tanam Jagung Bulanan


MT 2016/2017 dan Tahun 2017 (UPSUS)... 54

Lampiran 3. Sasaran Produksi Jagung Bulanan Tahun 2017


(UPSUS) ........................................................ 55

Lampiran 4. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas


dan Produksi Jagung Tahun 2017 per Kabupaten
(UPSUS) ........................................................... 56
Lampiran 5. Kebutuhan Benih Jagung Hibrida Tahun 2017 68

Lampiran 6. Kebutuhan Pupuk NPK untuk Jagung Tahun 2017.. 69

Lampiran 7. Kebutuhan Pupuk Urea untuk Jagung Tahun 2017.. 70


Lampiran 8. Kebutuhan Pupuk Organik untuk Jagung
Tahun 2017 71
Lampiran 9. Rekapitulasi Areal Kegiatan Jagung Tahun
2017 ........................................................................ 72

Lampiran 10. Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian


Kabupaten/Kota Tentang Usulan CPCL Pelaksana
Kegiatan Jagung Tahun 2017 ................................. 73

Lampiran 11. Surat Persetujuan Kepala Dinas Pertanian


Provinsi Tentang Pelaksana Kegiatan Jagung
Tahun 2017 .............................................................. 74

iv
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Lampiran 12. Contoh Surat Keputusan PPK Dinas Pertanian


Provinsi Tentang Penetapan Pelaksana/Kelompok
Tani Penerima Bantuan Kegiatan Jagung
Tahun 2017............................................................. 75

Lampiran 13. Contoh Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas


Pertanian Provinsi Penetapan Pelaksana/
Kelompok Tani Penerima Bantuan Kegiatan
Jagung Tahun 2017 ............................................ 77

Lampiran 14. Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Pelaksana


Kegiatan Jagung Tahun 2017 ............................. 78

Lampiran 15. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Jagung Tahun


2017 ...................................................................... 79

Lampiran 16. Blangko Laporan Bulanan Kecamatan


Realisasi Kegiatan Jagung Tahun 2017 ................ 80

Lampiran 17. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten


Realisasi Kegiatan Jagung Tahun 2017 ................. 81

Lampiran 18. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi


Kegiatan Jagung Tahun 2017 .................................. 82

Lampiran 19. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten


Realisasi Kegiatan Jagung Tahun 2017 83

Lampiran 20. Check list Pengendalian Kegiatan ... 84

Lampiran 21. Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan 88

Lampiran 22. Contoh Berita Acara Pemeriksaan Hasil


Pekerjaan . 89

Lampiran 23. Contoh Berita Acara Serah Terima Barang 90

v
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Lampiran 24. Daftar Varietas Jagung Hibrida Hasil Penelitian


Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Kementerian Pertanian ............................................ 91

Lampiran 25. Daftar Varietas Jagung Komposit Hasil Penelitian


Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Kementerian Pertanian ............................................ 92

vi
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan


Produksi Jagung Tahun 2012-2016 14

Tabel 2. Sasaran Produksi Jagung Tahun 2017 ........................ 15

Tabel 3. Rancangan Neraca Produksi Jagung Tahun 2017 .... 16

Tabel 4. Skenario Pencapaian Produksi Jagung Tahun 2017 .. 24

vii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komoditas jagung mempunyai peran yang sangat strategis, baik


dalam sistem ketahanan pangan maupun perannya sebagai
penggerak roda ekonomi nasional. Selain perannya sebagai
pangan bagi sebagian masyarakat Indonesia, jagung juga
berkontribusi terhadap ketersediaan protein karena jagung menjadi
bahan baku pakan baik ternak maupun perikanan. Jagung menjadi
penarik bagi pertumbuhan industri hulu dan pendorong
pertumbuhan industri hilir yang berkontribusi cukup besar pada
pertumbuhan ekonomi nasional.

Jagung tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan dan pakan


saja, tetapi juga digunakan sebagai bahan baku industri lainnya,
seperti bahan bakar alternatif (biofuel), polymer dan lain-lain.
Permintaan jagung baik untuk industri pangan, pakan, dan
kebutuhan industri lainnya dalam lima tahun ke depan
diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan terus
bertambahnya jumlah penduduk dan juga peningkatan pendapatan
dan daya beli masyarakat.

Indonesia mempunyai potensi sangat besar dalam meningkatkan


produksi maupun produktivitas jagung. Lahan yang tersedia untuk
budidaya jagung sangat luas, persyaratan agroklimat sederhana,

1
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

teknologi sudah tersedia, sehingga prospek keuntungan bagi


pembudidayanya cukup besar.

Peningkatan produksi jagung dalam rangka memenuhi kebutuhan


jagung dalam negeri telah dilakukan dengan berbagai upaya
antara lain melalui: (1) Peningkatan produktivitas (penerapan
teknologi tepat guna spesifik lokasi); (2) Penggunaan varietas
unggul bermutu; (3) Pengembangan Optimasi Lahan Mendukung
Produksi; (4) Penerapan PTT; (5) Pengamanan produksi dari
serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Dampak
Perubahan Iklim (DPI); (6) Penanganan pasca panen; (7)
Dukungan penelitian dan penyuluhan, dan (8) Menjalin kemitraan
dengan stakeholders untuk penguatan modal, bantuan sarana
produksi, penanganan pasca panen, dan pemasaran hasil.

Untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri yang terus


meningkat, pemerintah telah menetapkan sasaran produksi jagung
tahun 2017 berdasarkan RKP adalah 25.200.000 ton, sementara
untuk sasaran UPSUS sebesar 30.544.728 ton pipilan kering (PK).
Sasaran UPSUS tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan
pencapaian produksi jagung tahun 2016, dimana berdasarkan
Angka Ramalan II (ARAM II) BPS 2016 yaitu sebesar 23.164.915
ton pipilan kering (PK).

Menyikapi hal ini, pemerintah bermaksud untuk meningkatkan luas


areal pertanaman jagung yang menggunakan benih unggul
bermutu di sejumlah daerah yang potensial. Upaya peningkatan

2
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

produksi dan produktivitas ini dituangkan dalam Kegiatan Jagung


Tahun 2017.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas agar pelaksanaan


Kegiatan Jagung Tahun 2017 dapat mencapai sasaran yang
diharapkan maka disusun Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Jagung Tahun 2017 sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut di lapangan. Mengingat
keberagaman kondisi di masing-masing daerah dan kemampuan
adopsi inovasi teknologi, maka Pedoman Pelaksanaan ini dapat
dilengkapi oleh Dinas Pertanian Provinsi dalam bentuk Petunjuk
Pelaksanaan (JUKLAK), sehingga kegiatan tersebut dapat
dilakukan tepat waktu dan tepat sasaran dan selanjutnya dirinci
secara teknis oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dalam
bentuk Petunjuk Teknis (JUKNIS) sesuai dengan kondisi spesifik
lokasi agar lebih operasional sesuai kebutuhan di lapangan dan
tidak multitafsir.

Apabila terdapat perubahan dan ada yang belum diatur dalam


Pedoman Pelaksanaan ini, selanjutnya akan diatur lebih lanjut.
Mekanisme perubahan melalui usulan dari Kepala Dinas Pertanian
Provinsi yang disampaikan kepada Direktur Jenderal Tanaman
Pangan.

3
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4286);

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);

4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan


Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016

4
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

(Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 278, Tambahan


Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5767);

7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017
(Lembaran Negara Tahun 2016 Nomor 240);

8. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem


Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

9. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan


Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja;

10. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan


keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang


Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang


Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada
Kementerian/Lembaga; perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada
Kementerian/Lembaga;

5
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/


10/2006 tentang Pedoman Budidaya Tanaman Pangan yang
Baik dan Benar (Good Agriculture Practices);

14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun 2010 tentang


Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
Pembangunan Pertanian;

15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/


8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian;

16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 135/Permentan/OT.140/


12/2013 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;

17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 62/Permentan/RC.110/


12/2016 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran
Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Anggaran
Tahun 2017;

18. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 43/Kpts/OT.050/12/2015


tentang Kelompok Kerja Upaya Khusus Peningkatan Produksi
Padi, Jagung dan Kedelai Melalui Program Perbaikan Jaringan
Irigasi dan Sarana Pendukungnya;

19. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1397/RC.110/C/12/2016


tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah

6
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran


2017;

20. Daftar Isian Pelaksanaan dan Anggaran (DIPA) Direktorat


Jenderal Tanaman Pangan Nomor SP-DIPA-018.03.1.23825/
2017 tanggal 7 Desember 2017;

C. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan

a. Sebagai acuan untuk pelaksanaan Kegiatan Jagung Tahun


2017 bagi Provinsi dan Kabupaten/Kota.

b. Meningkatkan produktivitas dan produksi jagung.

2. Sasaran

a. Tersedianya acuan pelaksanaan Kegiatan Jagung Tahun


2017 melalui integrasi dengan lahan perkebunan, kehutanan,
Perhutani/Inhutani, lahan kesultanan, lahan adat/ulayat dan
lain-lain bagi provinsi dan kabupaten/kota dalam rangka
mendukung peningkatan produksi jagung tahun 2017.

b. Meningkatnya produktivitas dan produksi jagung.

7
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

D. Pengertian-Pengertian

1. Pengembangan Jagung Tahun 2017 merupakan perluasan


areal tanam jagung pada lahan-lahan perkebunan, kehutanan,
Perhutani/Inhutani, lahan Kesultanan, lahan adat/ulayat dan
lain-lain yang sebelumnya tidak pernah ditanami jagung atau
sebelumnya pernah ditanami jagung tetapi kemudian tidak
ditanami lagi (peningkatan IP).

2. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta


keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang
pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa
dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi
usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa
penunjang.
3. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang
dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi
lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya, kesamaan komoditas,
dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan
usaha anggota.

4. Gabungan Kelompok tani (Gapoktan) adalah kumpulan


beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama
untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.

5. Calon Petani dan Calon Lokasi (CP/CL) adalah calon petani


penerima bantuan dan calon lokasi lahan yang akan ditanami
jagung pada kegiatan Jagung Tahun 2017.
8
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

6. Verifikasi adalah kegiatan pengujian terhadap suatu dokumen


untuk memperoleh kebenaran sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.

7. Rencana Usahatani Kelompok (RUK) adalah rencana kerja


usahatani dari kelompok tani untuk satu periode musim tanam
yang disusun melalui musyawarah dalam pengelolaan usahatani
sehamparan wilayah kelompoktani yang memuat uraian
kebutuhan saprodi yang meliputi: jenis, volume, harga satuan
dan jumlah uang yang diajukan untuk pembelian saprodi sesuai
kebutuhan di lapangan (spesifik lokasi) dan pengeluaran lainnya.

8. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi


kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada
perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga
pemerintah/nonpemerintah. Bentuk Bantuan Pemerintah
meliputi Pemberian penghargaan; Beasiswa; Tunjangan profesi
guru dan tunjangan lainnya; Bantuan Operasional; bantuan
sarana Prasarana; bantuan rehabilitasi/pembangunan
gedung/bangunan; dan bantuan lainnya yang memiliki
karakteristik bantuan pemerintah yang ditetapkan oleh Pengguna
Anggaran (PA).

9. Benih Varietas Unggul Bersertifikat, adalah benih bina


varietas unggul yang dalam proses produksinya dilaksanakan
sesuai peraturan sertifikasi benih.

9
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

10. Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam


atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan
tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik.
Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-
organik (mineral).

11. Pupuk anorganik adalah pupuk yang dihasilkan dari proses


pembuatan pabrik yang memberikan nutrisi yang langsung
terlarut ke tanah dan siap diserap tumbuhan tanpa memerlukan
proses pelapukan.

12. Pupuk Urea adalah adalah pupuk kimia yang mengandung


Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat
hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk
butir-butir kristal berwarna putih.

13. Pemandu Lapangan (PL) adalah Penyuluh Pertanian,


Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT),
Pengawas Benih Tanaman (PBT) yang berperan sebagai
pendamping dan pengawal pelaksanaan kegiatan.

14. Bimbingan dan Pengawalan oleh Petugas Dinas adalah


kegiatan yang dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi
dan Kabupaten/Kota termasuk Penyuluh, POPT, PBT, Mantri
Tani dan atau petugas lainnya sesuai dengan kebutuhan di
lapangan dalam melakukan pengawalan dan pendampingan,
guna lebih mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan.

10
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

15. Bimbingan dan Pengawalan oleh Aparat adalah kegiatan


yang dilakukan oleh TNI, POLRI beserta jajarannya, Camat,
Kades dan atau petugas lainnya sesuai dengan kebutuhan di
lapangan dalam melakukan pengawalan, pendampingan dan
membantu pelaksanaan kegiatan.

16. Bimbingan dan Pengawalan oleh Peneliti adalah kegiatan


yang dilakukan oleh peneliti Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) didukung oleh peneliti UK/UPT Lingkup
Badan Litbang Pertanian guna meningkatkan pemahaman dan
akselerasi adopsi Teknologi Tumpangsari jagung di lahan
perkebunan dan Fasilitasi Pengembangan Jagung Tahun 2017
lainnya.

17. Bimbingan dan Pengawalan oleh Penyuluh adalah kegiatan


yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan penerapan
Teknologi Budidaya Jagung dan secara berkala hadir di lokasi
kegiatan dalam rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus
memberikan bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi tersebut.

18. Bimbingan dan Pengawalan oleh POPT (Pengendali


Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

11
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

19. Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota adalah Dinas yang


membidangi tanaman pangan yang mempunyai tugas dan fungsi
sebagai pembina, pelaksana dan pengendalian kegiatan/
program pembangunan sektor pertanian di tingkat provinsi/
kabupaten/kota.

20. Dinas Perkebunan Provinsi/Kabupaten/Kota adalah Dinas


yang membidangi perkebunan yang mempunyai tugas dan
fungsi sebagai pembina, pelaksana dan pengendalian
kegiatan/program pembangunan sektor perkebunan di tingkat
provinsi/kabupaten/kota.

21. Monitoring dan evaluasi adalah kegiatan pemantauan yang


dimulai dari tahap awal sampai akhir pelaksanaan kegiatan
sesuai aturan yang sudah ditetapkan.

22. Pelaporan adalah penyajian data/fakta/kondisi kegiatan yang


telah dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan sesuai aturan
yang sudah ditetapkan.

23. Swadaya adalah semua upaya yang dilakukan petani dengan


sumber pembiayaan yang berasal dari modal petani sendiri.

24. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah


Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga
yang bersangkutan.

12
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

25. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA


adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari Pengguna
Anggaran (PA) untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian
Negara/Lembaga yang bersangkutan.

26. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK


adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA
untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.

13
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

II. KERAGAAN, TANTANGAN DAN PELUANG


PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG TAHUN 2017

A. Keragaan

Produksi jagung dalam 5 tahun terakhir meningkat 19,49%, dari


19,39 juta ton PK pada tahun 2012 menjadi sebesar 23,16 juta ton
PK (Prakiraan 2016), dengan perkiraan luas panen 4.384.510 ha
dan produktivitas 52,83 ku/ha (angka masih berubah sampai
ditetapkannya ATAP 2016), sedangkan peningkatan produktivitas
mencapai 7,85% dan luas panen meningkat 10,79%, seperti
terlihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung


Tahun 2012-2016

Luas Panen Produktivitas Produksi


Tahun
(ha) (%) (ku/ha) (%) (ton) (%)
2012 3,957,595 48.99 19,387,022
2013 3,821,059 (3.45) 48.45 (1.10) 18,511,853 (4.51)
2014 3,837,019 0.42 49.54 2.26 19,008,426 2.68
2015 3,787,367 (1.29) 51.78 4.53 19,612,435 3.18
2016 4,384,510 15.77 52.83 2.03 23,164,915 18.11
Rerata 5 tahun 3,957,510 50.32 19,936,930
Perkembangan 426,915 10.79 3.85 7.85 3,777,893 19.49
Sumber: BPS

14
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

B. Sasaran Produksi Jagung 2017

Sasaran produksi jagung tahun 2017, dikemukakan pada Tabel 2


berikut:

Tabel 2. Sasaran Produksi Jagung Tahun 2017 (UPSUS)

Sasaran Sasaran (%) Sasaran 2017


Uraian
2016 2017 thdp 2016
Luas Tanam (ha) 4,800,000 6,046,073 25.96
Luas Panen (ha) 4,560,000 5,743,769 25.96
Produktivitas (ku/ha) 52.63 53.18 0.39
Produksi (ton) 24,000,000 30,544,728 26.44
Sumber: BPS

Sasaran produksi jagung tahun 2017 sebesar 30,54 juta ton PK


atau meningkat 26,44% dari sasaran produksi jagung tahun 2016
yang dihasilkan dari sasaran luas tanam jagung seluas 6,05 juta ha
dan sasaran luas panen 5,74 juta ha atau meningkat 25,96% dari
sasaran luas tanam dan panen jagung tahun 2016, sasaran
produktivitas jagung tahun 2017 sebesar 53,18 ku/ha atau
meningkat 0,39% dari sasaran produktivitas jagung tahun 2016.
Secara rinci sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi
Jagung tahun 2017 per Provinsi disajikan pada Lampiran 1,
sasaran tanam dan produksi per bulan per provinsi, disajikan pada
Lampiran 2 dan Lampiran 3; sasaran tanam, panen, provitas dan
produksi per kabupaten pada Lampiran 4 serta kebutuhan benih
dan pupuk per bulan per provinsi disajikan pada Lampiran 5, 6,
7 dan 8.
15
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

C. Rancangan Neraca Produksi Jagung 2017

Dengan penetapan sasaran produksi jagung sebagaimana


dijelaskan di atas, diharapkan neraca produksi dan kebutuhan
jagung semakin proporsional. Rancangan neraca produksi dan
kebutuhan jagung nasional pada tahun 2017 dapat dijelaskan
sebagaimana tercantum pada Tabel 3 di bawah ini.
Rancangan neraca produksi jagung tahun 2017 diharapkan positif
atau surplus pada setiap bulannya. Hal ini untuk mengantisipasi
tidak terjadinya kekurangan produksi jagung dalam pemenuhan
kebutuhan terutama pabrik pakan.

Tabel 3. Rancangan Neraca Produksi Jagung Tahun 2017


Kebutuhan
Neraca
Bulan Produksi Losses Nett Produksi Konsumsi Industri Non Neraca
Pabrik Pakan Pakan Lokal Benih/Bibit Total Kumulatif
Langsung Pakan
1,300,000
Januari 1,916,251 95,813 1,820,439 33,604 783,029 631,682 8,030 360,447 1,816,791 3,647 1,303,647
Februari 5,024,848 251,242 4,773,605 33,604 783,029 631,682 21,056 945,174 2,414,545 2,359,061 3,662,708
Maret 3,517,213 175,861 3,341,352 36,515 850,870 686,428 14,739 661,588 2,250,140 1,091,212 4,753,921
April 2,165,794 108,290 2,057,504 34,795 810,793 654,097 9,076 407,386 1,916,146 141,358 4,895,278
Mei 2,130,749 106,537 2,024,211 33,604 783,029 631,682 8,446 400,794 1,857,555 166,657 5,061,935
Juni 2,430,838 121,542 2,309,296 33,995 792,158 639,052 9,636 457,241 1,932,082 377,215 5,439,150
Juli 2,294,333 114,717 2,179,616 33,604 783,029 631,682 9,095 431,564 1,888,973 290,643 5,729,793
Agustus 2,108,726 105,436 2,003,289 33,604 783,029 631,682 8,359 396,651 1,853,325 149,965 5,879,757
September 2,424,583 121,229 2,303,354 34,145 795,649 641,871 8,795 456,064 1,936,524 366,830 6,246,588
Oktober 2,177,560 108,878 2,068,682 33,874 789,327 636,777 7,899 409,599 1,877,476 191,206 6,437,794
November 2,324,111 116,206 2,207,905 33,604 783,029 631,682 8,430 437,165 1,893,910 313,995 6,751,789
Desember 2,029,724 101,486 1,928,237 33,604 783,029 631,682 7,362 381,791 1,837,468 90,769 6,842,558
Total 30,544,728 1,527,236 29,017,492 408,550 9,520,000 7,680,000 120,921 5,745,463 23,474,935 5,542,557 6,842,558

16
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

D. Tantangan dan Peluang Peningkatan Produksi

Upaya peningkatan produksi jagung diarahkan untuk mencapai


swasembada jagung secara berkelanjutan. Namun demikian masih
terdapat sejumlah kendala dan masalah yang perlu diselesaikan.
Kendala dan masalah tersebut adalah belum teradopsinya sistem
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) secara penuh dan utuh di
kalangan petani jagung. Beberapa masalah tersebut antara lain
sebagai berikut:

d.1. Penggunaan Benih Unggul

Penggunaan benih unggul merupakan kunci utama untuk


peningkatan produktivitas jagung. Dalam kaitan ini
pemerintah mendorong penggunaan benih jagung hibrida
unggul karena memiliki tingkat produktivitas yang tinggi.
Sampai saat ini tingkat penggunaan benih jagung hibrida
masih rendah yaitu baru sekitar 60% dari total pertanaman.
Tingkat penggunaan benih unggul yang masih rendah ini
antara lain disebabkan harga benih jagung hibrida relative
tinggi sehingga tidak terjangkau oleh sebagian besar petani.
Selain masalah harga, distribusi benih unggul jagung hibrida
yang belum meluas juga menjadi kendala bagi petani untuk
menanam jagung varietas unggul.

17
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

d.2. Pemupukan Berimbang

Penerapan penggunaan pupuk berimbang juga belum


sepenuhnya diterapkan oleh petani, sehingga masih menjadi
permasalahan dalam pengembangan jagung. Saat ini
sebagian besar petani belum menerapkan prinsip pemupukan
sesuai rekomendasi sehingga produktivitas hasil tidak
maksimal sesuai potensi. Permasalahan lain yaitu
keterbatasan modal dan ketersediaan pupuk tepat waktu dan
tepat jumlah. Terkait dengan permodalan, sebagian besar
petani jagung masih menggunakan modal sendiri tanpa
dukungan dari perbankan atau lembaga permodalan lainnya.
Akibatnya, petani memupuk sesuai dengan kemampuan
keuangannya. Sementara itu, di sejumlah daerah distribusi
pupuk juga masih belum lancar sehingga sering terjadi pupuk
tidak tersedia pada saat diperlukan. Kondisi di atas
menyebabkan produktivitas jagung di tingkat petani masih
rendah.

c.3. Pasca Panen

Penanganan pasca panen sangat diperlukan mengingat hasil


panen jagung mudah rusak jika tidak mendapat perlakuan
pasca panen yang tepat. Sembilan jam setelah panen, jagung
harus dikeringkan sampai kadar air mencapai 14-15%. Jika
tidak maka jagung akan berjamur dan terkena aflatoxin.

18
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Kandungan aflatoxin yang tinggi bisa menyebabkan


keracunan pada unggas yang memakannya.

Namun demikian sampai saat ini mayoritas petani belum


melakukan penanganan pasca panen dengan baik dan benar.
Setelah pemanenan, petani umumnya hanya mengeringkan
di bawah sinar matahari. Pengeringan dengan cara ini
sebenarnya cukup bisa menurunkan kadar air namun sulit
untuk mencapai tingkat maksimum (14-15%). Selain itu, jika
panen dilakukan pada musim hujan pengeringan akan
terkendala oleh cuaca yang kurang baik (mendung, hujan,
dan lain-lain).

Untuk mengatasi hal tersebut di atas seharusnya dilakukan


pengeringan secara mekanis dengan menggunakan alat
pengering (dryer). Namun ketersediaan dryer baik yang
disediakan pemerintah maupun swasta masih sangat
terbatas. Akibatnya kualitas jagung petani jarang mencapai
tingkat terbaik (premium). Pengolahan pasca panen yang
tidak maksimal ini juga menyebabkan susut hasil akibat
kerusakan jagung.

19
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

III. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN


PRODUKSI JAGUNG TAHUN 2017

Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peranan


strategis dalam pembangunan nasional. Saat ini, jagung tidak hanya
digunakan sebagai bahan pangan tetapi juga digunakan sebagai
bahan pakan dan industri.

Permintaan jagung terus mengalami peningkatan berbanding lurus


dengan pertumbuhan penduduk, sebagai dampak dari peningkatan
kebutuhan pangan, konsumsi protein hewani dan energi. Sebagian
besar dari pemenuhan konsumsi protein hewani masyarakat
bersumber dari daging ayam. Dalam hal ini jagung merupakan bahan
baku utama pakan ternak, dan menentukan keberlanjutan produksi
daging nasional.

Menyadari fungsi dan peran penting jagung tersebut, maka pemerintah


berupaya untuk mewujudkan swasembada jagung melalui peningkatan
produksi jagung secara berkelanjutan. Untuk itu, pada tahun anggaran
2017 ini pemerintah memfasilitasi Kegiatan Jagung. Kegiatan Jagung
Tahun 2017 ini diharapkan mampu mendorong perluasan areal tanam
jagung pada lahan-lahan perkebunan, kehutanan, Perhutani/Inhutani,
lahan kesultanan, lahan adat/ulayat dan lain-lain yang sebelumnya

20
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

tidak pernah ditanami jagung atau sebelumnya pernah ditanami jagung


tetapi kemudian tidak ditanami lagi (peningkatan IP).

A. Strategi Pencapaian Produksi Jagung 2017

a.1. Perluasan Areal Tanam (Ekstensifikasi)

Dalam upaya peningkatan produksi jagung, maka kegiatan


jagung yang difasilitasi Kementerian Pertanian melalui APBN
TA. 2017 menitikberatkan pada kegiatan perluasan areal
tanam (ektensifikasi) dan peningkatan indeks pertanaman
jagung pada lahan yang masih berpotensi untuk ditingkatkan,
antara lain lahan kering, lahan tadah hujan, lahan hutan, dan
lahan lainnya.

Guna mendukung kegiatan ini dilaksanakan melalui pemberian


bantuan prasarana dan sarana pertanian yang terdiri dari :
benih jagung, alat dan mesin pertanian baik pra panen maupun
pasca panen serta infrastruktur air irigasi/jaringan irigasi sesuai
kebutuhan lahan dan didukung oleh potensi sumber daya alam
yang tersedia dilokasi.

a.2. Peningkatan Produktivitas (Intensifikasi)

Peningkatan produktivitas jagung merupakan usaha yang


dilakukan untuk meningkatkan produksi jagung dengan cara
mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah tersedia. Dalam
pelaksanaan kegiatan intensifikasi jagung akan fokus pada

21
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

upaya pananganan masalah terkait: pengelolaan tanah,


penggunaan benih bermutu, penanaman, pemupukkan,
pemanenan dan kegiatan selama pasca panen.

Peningkatan produktivitas jagung dilakukan melalui


peningkatan penggunaan benih varietas spesifik lokasi unggul
bermutu dengan produktivitas tertinggi termasuk benih jagung
hibrida, komposit, pemupukan sesuai rekomendasi spesifik
lokasi, pengelolaan pengairan dan perbaikan budidaya lainnya
disertai dengan peningkatan pengawalan, pendampingan,
pemantauan dan koordinasi. Strategi ini terutama dilaksanakan
di wilayah dimana perluasan areal sudah sulit dilakukan,
sehingga dengan penerapan teknologi spesifik lokasi
diharapkan masih dapat ditingkatkan produktivitasnya.

B. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Jagung Tahun 2017

Fokus Utama pencapaian sasaran produksi jagung tahun 2017


adalah peningkatan produksi jagung. Sejalan dengan hal tersebut,
maka pada tahun 2017 upaya peningkatan produksi jagung akan
diarahkan pada kegiatan perluasan areal tanam (PAT) dan
peningkatan indeks pertanaman (PIP).

Upaya peningkatan produksi jagung diarahkan untuk mencapai


swasembada jagung secara berkelanjutan. Peningkatan produksi
jagung dilakukan dengan berbagai upaya antara lain melalui: (1)
Peningkatan produktivitas (penerapan teknologi tepat guna spesifik

22
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

lokasi); (2) Penggunaan varietas unggul bermutu; (3)


Pengembangan Optimasi Lahan Mendukung Produksi; (4)
Penerapan PTT; (5) Pengamanan produksi dari serangan
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan
Iklim (DPI); (6) Penanganan pasca panen; (7) Dukungan penelitian
dan penyuluhan, dan (8) Menjalin kemitraan dengan stakeholders
untuk penguatan modal, bantuan sarana produksi, penanganan
pasca panen, dan pemasaran hasil.

Sasaran tanam 2017 seluas 6.046.073 ha akan tercapai melalui


dukungan program dan kegiatan, sebagai berikut:

1. Peningkatan luas tanam 2016 dengan memanfaatkan


pertanaman carry over 2016 seluas : 1.913.379 ha, meliputi:

Pengembangan Jagung di Lahan Khusus : 551.540 ha

Pertanaman Reguler (APBN & Pengadaan Pusat) : 311.839


ha

Swadaya Masyarakat : 1.050.000 ha.

2. Peningkatan luas tanam 2017 seluas : 4.132.694 ha, meliputi:

Perluasan Areal Tanam (PAT)/Peningkatan Indeks


Pertanaman (PIP) : 2.000.000 ha

Integrasi Perkebunan : 1.000.000 ha

Peningkatan mutu pertanaman reguler/swadaya : 1.132.694


ha.
23
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Guna pencapaian sasaran produksi pada 2017, didukung pula oleh


program dan kegiatan seperti berikut:

1. Program Peningkatan Produksi dan Mutu Hasil Pertanian


seluas: 3.000.000 ha, meliputi: 2.000.000 ha menjadi tanggung
jawab Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan 1.000.000 ha
menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Perkebunan.

2. Program Pupuk Bersubsidi.

3. Dukungan Program Lainnya, yaitu : alsintan pasca panen


meliputi: Corn Combine Harvester sebanyak 100 unit dan Corn
Sheller sebanyak: 1.506 unit.

Rekapitulasi alokasi kegiatan budidaya jagung tahun 2017


disajikan pada Lampiran 9.

Adapun skenario pencapaian produksi jagung tahun 2017,


dijabarkan seperti pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Skenario Pencapaian Produksi Jagung 2017 (UPSUS)

Luas Tanam Luas Panen Produktivitas Produksi


No Uraian
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton PK)

I Peningkatan Luas Tanam 2016 1,913,379 1,817,710 51.11 9,290,396


carry over 2016
a. Pengembangan Jagung di Lahan Khusus 2016 551,540 523,963 45.00 2,357,834
b. Pertanaman Reguler (GPJH + Pengadaan Pusat) 311,839 296,247 60.00 1,777,482
c. Swadaya Masyarakat 1,050,000 997,500 51.68 5,155,080
II Peningkatan Luas Tanam 2017 4,132,694 3,926,059 54.14 21,254,332
a. PAT / PIP 2,000,000 1,900,000 60.00 11,400,000
b. Integrasi Jagung dengan Tanaman Perkebunan 1,000,000 950,000 45.00 4,275,000
b. peningkatan mutu pertanaman reguler 1,132,694 1,076,059 51.85 5,579,332
Total 6,046,073 5,743,769 53.18 30,544,728

24
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Untuk mendukung kegiatan jagung maka akan difasilitasi bantuan


benih dan pupuk Urea kepada kelompok pelaksana serta
dukungan pembinaan, pengawasan pengelolaan produksi jagung.

Sejalan dengan fasilitasi bantuan yang diberikan pemerintah pada


tahun 2017, maka luas areal pengembangan jagung seluas
3.000.000 ha terdiri dari kegiatan jagung hibrida seluas 2.600.000
ha dan kegiatan jagung komposit seluas 400.000 ha.

Agar upaya ini dapat berhasil maka dukungan dari berbagai pihak
sangat diperlukan melalui gerakan yang luar biasa antara lain : (1)
gerakan pengolahan tanah; (2) gerakan tanam dan panen
serentak; (3) gerakan pemupukan berimbang; (4) gerakan
penerapan teknologi; (5) gerakan pengendalian OPT; (6) gerakan
penanganan panen dan pasca panen; dan (7) gerakan lainnya
dengan dukungan dana APBN maupun APBD I dan APBD II serta
dana masyarakat dan stakeholder.

Penyuluh Pertanian/PPL, POPT, PBT, Aparat (TNI-AD) tetap harus


melakukan pengawalan dan pendampingan pada areal tanam di
luar program. Pada prinsipnya semua dana yang ada dan dikelola
oleh Dinas Pertanian dan Bakorluh/Bapeluh ditujukan untuk
meningkatkan produksi jagung baik di areal program maupun di
luar areal non program.

25
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2017

Kegiatan Jagung Tahun 2017 diarahkan untuk perluasan areal tanam


melalui peningkatan indeks pertanam (PIP) dan atau perluasan
areal tanam (PAT).

A. Kriteria Calon Petani/Pelaksana Kegiatan

Pelaksana kegiatan (Penerima manfaat/penerima bantuan) dalam


rangka Kegiatan Jagung Tahun 2017 mengacu pada PMK
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga. Menurut
peraturan tersebut penerima bantuan pemerintah meliputi: 1).
Kelompok Masyarakat (Kelompok tani, Gabungan kelompok tani,
LMDH, Koperasi, dan lain-lain), 2). Lembaga Pemerintah (TNI,
POLRI, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan lain lain); atau 3).Lembaga
Non Pemerintah (Lembaga Adat, Kesultanan/Kerajaan, Pesantren,
Gereja, dan lain lain).

Adapun kriteria calon petani/pelaksana kegiatan sebagai berikut:

1. Gapoktan/Poktan/LMDH/Koperasi/Asosiasi Profesi/Lembaga
Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah. Khusus untuk
Gapoktan/Poktan/LMDH yang memiliki keabsahan
(pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan
direkomendasikan oleh dinas pertanian.

26
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

2. Kelompok penerima bantuan yang sudah terdaftar pada


Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) pupuk
bersubsidi, dapat membeli pupuk bersubsidi sesuai harga pupuk
bersubsidi.
3. Kelompok tani/Gapoktan merupakan kelompok yang dinamis,
pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang
berdekatan dan diusulkan oleh Kepala Desa dan atau KCD dan
atau Kepala UPTD dan atau Petugas Lapangan/Penyuluh.

4. Kelompok tani/Gapoktan adalah petani aktif dan mempunyai


kepengurusan yang lengkap yaitu minimal ada Ketua, Sekretaris
dan Bendahara serta memiliki lahan atau pun penggarap/
penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

5. Kelompok penerima bantuan dapat di lahan perkebunan


(BUMN, swasta, perkebunan rakyat), kawasan hutan
(Perhutani/Inhutani), lahan milik lembaga pemerintah/lembaga
non pemerintah, lahan adat/ulayat, lahan masyarakat, lahan
Perluasan Areal Tanam (PAT) baru/lahan pengembangan 2016
dan lain-lain.

6. Apabila lahan yang digunakan milik perusahaan/HGU swasta


atau BUMN/BUMD atau Perum Perhutani/Inhutani maka Badan
Hukum pemilik lahan tidak berhak mendapat bantuan benih
jagung dan sarana produksi. Bantuan hanya boleh diberikan
kepada petani/pelaksana.
7. Apabila Bantuan Pemerintah disalurkan melalui Mekanisme
Transfer Uang, Kelompok tani/gapoktan dan lembaga lainnya,
harus memiliki rekening yang masih berlaku/masih aktif di Bank
Pemerintah (BUMN atau BUMD/Bank Daerah) yang terdekat.
27
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Rekening bank dimaksud adalah rekening kelompok


tani/gapoktan penerima bantuan. Jika menggunakan rekening
gapoktan, mekanisme pengaturan antar kelompok tani agar
diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi.
8. Kelompok tani/gapoktan atau lembaga lainnya pelaksana
kegiatan, membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup
menggunakan dana bantuan tersebut sesuai peruntukannya dan
sanggup mengembalikan dana apabila tidak sesuai
peruntukannya. Mekanisme pengembalian, sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
9. Kelompok tani/gapoktan dibantu petugas lapangan bersedia
membuat laporan sesuai blanko, selanjutnya dikirimkan ke
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan tembusan ke Dinas
Pertanian Provinsi.

B. Kriteria Calon Lokasi Penerima Bantuan

Kegiatan Jagung Tahun 2017 didefinisikan sebagai upaya untuk


meningkatkan luas tanam jagung pada lahan-lahan yang
sebelumnya tidak pernah ditanami jagung atau sebelumnya pernah
ditanami jagung tetapi masih dapat ditingkatkan intensitas
pertanamannya. Status lahan yang akan digunakan menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi spesifik lokasi. Petani/pelaksana
kegiatan bisa menggunakan lahan milik sendiri, atau lahan pinjam
pakai dan sebagainya. Lahan yang digunakan tidak boleh dalam
status sengketa.
28
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Lahan-lahan yang dapat digunakan untuk kegiatan Jagung Tahun


2017 meliputi:

Lahan perkebunan baik milik BUMN, Swasta maupun


perkebunan rakyat yang sedang dilakukan peremajaan atau
masa TBM (Tanaman Belum Menghasilkan). Pada lahan ini
dapat dilakukan penanaman jagung dengan pola tumpang sari.

Kawasan Hutan milik Perum Perhutani atau PT Inhutani yang


sedang dilakukan panen atau peremajaan tanaman sehingga
bisa dilakukan penanaman dengan sistem tumpang sari.

Lahan/Tanah milik lembaga pemerintah misalnya seperti tanah


milik TNI, POLRI, Kementerian/Lembaga, Perguruan Tinggi,
Sekolah, Pemerintah Daerah dan sebagainya yang sedang tidak
dimanfaatkan.

Lahan/Tanah milik lembaga non pemerintah misalnya seperti


tanah milik yayasan, pesantren, gereja, koperasi, lembaga
masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya yang sedang
tidak dimanfaatkan.

Lahan/Tanah Adat/tanah ulayat dan sejenisnya yang sedang


tidak dimanfaatkan untuk pertanaman seperti misalnya tanah
milik kesultanan/kerajaan, tanah milik suku, dan sebagainya.

Lahan milik masyarakat yang memungkinkan untuk dijadikan


penambah luas areal tanam jagung yang sebelumnya belum
ditanami jagung seperti lahan sawah irigasi setengah teknis,
29
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

sawah irigasi sederhana, sawah irigasi desa, sawah tadah


hujan, lahan sawah lebak, polder, sawah lainnya, lahan
pertanian bukan sawah (tegal/kebun, ladang/huma, lahan
perkebunan rakyat, lahan hutan rakyat) dan lahan sementara
yang tidak diusahakan (termasuk lahan sawah yang terkena
bencana serta lahan yang belum diusahakan/ditinggalkan).
Lahan-lahan perluasan areal tanam baru (PAT) eks kegiatan
2015, PAT Gerakan Pengembangan Jagung Hibrida Tahun
Anggaran 2016, dan lahan eks Pengembangan Jagung Di
Lahan Khusus Tahun 2016 dapat dilanjutkan menerima bantuan
tahun anggaran 2017.

Perlu ditekankan bahwa jika lahan yang digunakan untuk Kegiatan


Jagung Tahun 2017 adalah milik perusahaan/HGU swasta atau
BUMN/BUMD atau Perum Perhutani/Inhutani maka Badan Hukum
pemilik lahan tidak berhak mendapat bantuan benih jagung dan
sarana produksi. Bantuan hanya boleh diberikan kepada
petani/pelaksana.

C. Pembagian Tugas dan Penanggung Jawab

Pelaksanaan kegiatan jagung tahun 2017 seluas 3 (tiga) juta


hektar melibatkan dua pihak yaitu Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan dan Direktorat Jenderal Perkebunan. Dalam kaitan ini
maka disusun pembagian tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:

30
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

1. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bertanggung jawab


mengelola pertanaman jagung di lahan regular seluas 2 (dua)
juta hektar. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga
bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan administrasi
anggaran keseluruhan kegiatan.
2. Direktorat Jenderal Perkebunan bertanggung jawab mengelola
pertanaman jagung di lahan perkebunan seluas 1 (satu) juta
hektar.

D. Prosedur Pengajuan CP/CL.

1. CPCL menjadi dokumen penting sebagai dasar penyusunan


Rencana Kerja Sama (RKS) dan Proses Pengadaan Bantuan.
Format CPCL sesuai pada Lampiran 10.

2. Verifikasi CPCL dilakukan oleh Dinas Pertanian/Bidang


Tanaman Pangan Kabupaten/Kota selaku penanggung jawab
administrasi.

3. Verifikasi CPCL pengembangan jagung di lahan perkebunan


dilakukan oleh Dinas Perkebunan/Bidang Tanaman
Perkebunan Kabupaten/Kota.

4. Verifikasi CPCL pengembangan jagung di lahan Perum


Perhutani/Inhutani/PTPN dilakukan oleh Dinas
Pertanian/Bidang Tanaman Pangan Kabupaten/Kota.

5. Jika anggaran berada di Satuan kerja kabupaten/kota, hasil


verifikasi CPCL tersebut di atas (point 2,3 dan 4) disampaikan

31
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

ke Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk ditetapkan


sebagai CPCL penerima bantuan oleh PPK dan kemudian
disahkan oleh KPA. Khusus untuk pertanaman jagung di lahan
perkebunan, SK Penetapan dan pengesahannya CPCL
ditembuskan ke Dinas Perkebunan/Bidang Perkebunan
Provinsi.

6. Jika anggaran berada di Satuan kerja propinsi, hasil verifikasi


CPCL dari Dinas Pertanian atau Bidang Tanaman Pangan
Kabupate/kota diusulkan ke Dinas Pertanian/Bidang Tanaman
Pangan Provinsi untuk selanjutnya ditetapkan oleh PPK dan
kemudian disahkan oleh KPA. Khusus untuk pengembangan
jagung di lahan perkebunan hasil verifikasi CPCL dari Dinas
Perkebunan/Bidang Perkebunan Kabupaten/Kota disampaikan
ke Dinas Perkebunan/Bidang Perkebunan Provinsi untuk
selanjutnya diusulkan ke Dinas Pertanian/Bidang Tanaman
Pangan Provinsi, untuk ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh
KPA.

7. Sebagai tindaklanjut penandatanganan Nota Kesepahaman


antara Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dan
Dinas Pertanian setiap provinsi pada bulan September 2016,
maka pelaksana Kegiatan Jagung Tahun 2017 agar dapat
dimitrakan dengan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak
(GPMT) dalam hal pemasaran hasil. Dalam kaitan ini Dinas
Pertanian Propinsi/Kabupaten/Kota bertugas memfasilitasi

32
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

terbentuknya kemitraan dengan menyampaikan daftar


pelaksana kegiatan dan merumuskan Perjanjian Kerjasama/
kontrak pembelian dengan GPMT.

E. Pilihan Varietas

1. Varietas benih jagung hibrida yang dipilih harus memiliki potensi


hasil minimal 10 ton per hektar (pipilan kering), dan tahan/agak
tahan/toleran penyakit bulai. Sedangkan untuk varietas jagung
komposit harus memiliki potensi hasil minimal 5 ton per hektar
(pipilan kering).

2. Untuk mendorong perkembangan industri benih jagung nasional,


pada tahun anggaran 2017 ini berdasarkan kesepakatan
pemerintah dengan legislatif tentang penggunaan varietas
jagung hasil Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
(Balitbangtan) Kementerian Pertanian, sekurang-kurangnya 33%
varietas tersebut digunakan dalam kegiatan jagung 2017.
Varietas hasil Balitbangtan terdiri dari varietas hibrida dan
varietas komposit.

3. Sehubungan dengan ketentuan (no. 2) diatas, Dinas


Pertanian/Bidang Tanaman Pangan Kabupaten/Kota dan atau
Dinas Perkebunan/Bidang Perkebunan Kabupaten/Kota dan/
atau dan Dinas Pertanian/Bidang Tanaman Pangan Provinsi dan
atau Dinas Perkebunan/Bidang Perkebunan Provinsi agar
mensosialisasikan dan mengupayakan penggunaan varietas
hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan
33
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Kementerian Pertanian sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.


Contoh varietas hasil penelitian Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian per provinsi tercantum pada
Lampiran 24 dan Lampiran 25.

4. Penggunaan varietas selain hasil Balitbangtan (maksimum 67%)


sesuai dengan varietas yang tercantum CPCL.

F. Bantuan/Fasilitasi Pelaksanaan Kegiatan Jagung

Fasilitasi atau stimulan fisik yang diberikan pemerintah pada kegiatan


Jagung Tahun 2017 bersumber dari dana bantuan pemerintah melalui
APBN Tahun Anggaran 2017 yang tertuang pada Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun Anggaran 2017 yang dialokasikan di Satker Tugas
Pembantuan (TP) Mandiri, Satker TP Provinsi atau Satker Pusat,
dengan mekanisme pencairan anggaran melalui pola transfer
barang/uang, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
173/PMK.05/2016 tanggal 17 November 2016.

Adapun rincian komponen bantuan pemerintah untuk mendukung


kegiatan Jagung Tahun 2017 sebagai berikut:

b. Benih jagung hibrida sebanyak 15 kg per ha, atau benih jagung


komposit sebanyak 25 kg per ha

c. Pupuk Urea (jumlahnya menyesuaikan ketersediaan anggaran)

Bantuan benih dilaksanakan dengan transfer barang atau


transfer uang, sedangkan bantuan pupuk dilaksanakan dengan
34
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

transfer uang. Terkait dengan mekanisme penyaluran bantuan


pemerintah tersebut, dapat dilihat pada Petunjuk Teknis
Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Tahun 2017.

Penyerahan bantuan pemerintah (benih dan pupuk) disesuaikan


dengan jadwal tanam dengan memperhatikan tanggal kadaluarsa.
Untuk mengantisipasi pergeseran jadwal tanam, setidaknya
tanggal kedaluarsa benih berlaku hingga satu bulan setelah jadwal
tanam. Bantuan pemerintah diserahkan hingga titik bagi
(desa/kelompok tani). Kemasan bantuan benih dan pupuk
mencantumkan tulisan BARANG MILIK PEMERINTAH,
DILARANG DIPERJUAL BELIKAN.

Pelaksana kegiatan diperbolehkan menambah anggaran secara


swadaya jika diperlukan untuk memenuhi rekomendasi teknis,
kesesuaian agroekosistem, atau pemilihan varietas tertentu yang
harganya melebihi pagu anggaran yang tersedia.

Jika jumlah pupuk yang disediakan tidak memenuhi rekomendasi


teknis spesifik lokasi, maka pelaksana kegiatan disarankan
menambahkan kekurangan dosis secara swadaya. Bantuan yang
diberikan Pemerintah Pusat merupakan stimulan dan penambahan
kekurangan dosis secara swadaya merupakan salah satu bentuk
keikutsertaan semua pihak dalam menyukseskan kegiatan
tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan rasa
memiliki di kalangan para pelaksana kegiatan di lapangan

35
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

(petani/kelompok tani/gabungan kelompok tani/LMDH) sehingga


tentunya akan berupaya melaksanakan kegiatan tersebut dengan
baik dan berhasil.

Pada pertanaman tumpangsari di lahan perkebunan atau di lahan


kehutanan maka jumlah bantuan disesuaikan dengan rasio
tanaman jagung terhadap tanaman lainnya. Pada pola
tumpangsari dengan tanaman hutan atau perkebunan jumlah
bantuan diatur sebagai berikut:

Jika usia tanaman pokok baru 0-1 tahun maka rasio tanaman
jagung bisa 90 %;
Untuk tanaman pokok usia 1-2 tahun rasio tanaman jagung bisa
80%;
Untuk tanaman pokok usia 2-3 tahun rasio tanaman jagung bisa
70%;
Pola tumpang sari di lokasi dengan usia tanaman pokok lebih
dari 3 tahun disesuaikan dengan kondisi lokasi dengan
mempertimbangkan agronomis tanaman. Hal ini dapat dilakukan
misalnya di lahan perkebunan kelapa yang usia tanamannya
sudah sangat tua dan tanamannya sudah tinggi sehingga dapat
diperoleh pencahayaan yang cukup untuk tanaman jagung.

Komponen sarana produksi (benih jagung dan pupuk urea),


merupakan komponen wajib dan perlu digunakan agar hasil
yang diperoleh dari pelaksanaan masing-masing kegiatan sesuai
yang diharapkan.
36
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Varietas jagung yang akan digunakan disesuaikan dengan kondisi


setempat (spesifik lokasi) dan secara teknis disesuaikan dengan
anjuran teknologi di masing-masing lokasi, tercantum dalam
blanko RUK, disetujui dan/atau diketahui oleh Petugas
Lapangan/Penyuluh/Mantri Tani.

Benih dan pupuk dapat diperoleh dari kios, penangkar benih,


produsen (BUMN/BUMD/Swasta), distributor dan atau penyedia
lain yang jelas. Selanjutnya kemasan dan label agar disimpan
dengan baik untuk monitoring/pemeriksaan.

Kebutuhan sarana produksi dan pendukung lainnya yang tidak


dapat difasilitasi melalui bantuan pemerintah (APBN Tahun 2017)
maupun kekurangannya, agar ditanggung dan diusahakan secara
swadaya oleh anggota kelompok tani/gabungan kelompok tani
atau dari sumber lainnya yang sah dan tidak saling tumpang tindih
dengan maksud mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik. Hal
ini dimaksudkan agar petani/ kelompoktani/gabungan kelompok
tani mempunyai rasa ikut memiliki sehingga mempunyai tanggung
jawab moral untuk menyukseskan kegiatan tersebut dalam rangka
mendukung upaya peningkatan produksi padi tahun 2017. Apabila
terdapat sisa penggunaan dana yang berasal dari DIPA APBN
Tahun 2017 tersebut maka sisa dana dikembalikan ke kas Negara
melalui mekanisme sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Apabila dalam pelaksanaan kegiatan jagung tahun 2017,


mengalami gangguan/serangan OPT maka untuk

37
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

penanggulangannya akan mendapatkan bantuan pemerintah


berupa pestisida sesuai dengan jenis dan ketersediaan. Adapun
mekanisme untuk memperoleh bantuan tersebut, sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.

G. Jadwal Pelaksanaan

Pelaksanaan pengadaan dan penyaluran bantuan (benih, pupuk)


untuk kegiatan Jagung Tahun 2017 dilaksanakan pada tahun
anggaran 2017. Penanaman dilakukan paling lambat 30
September 2017 kecuali di daerah tertentu yang secara agroklimat
tidak memungkinkan, namun demikian proses administrasinya
paling lambat Bulan Oktober 2017 telah terealisasi seluruhnya
(Jadwal Pelaksanaan disajikan pada Lampiran 15). Hal tersebut
dengan penjelasannya, harus dituangkan dalam Petunjuk
Pelaksanaan yang disusun oleh Dinas Pertanian Pertanian
Provinsi atau dalam Petunjuk Teknis yang disusun oleh Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota.

38
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

V. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONALISASI

A. Pengorganisasian

1. Struktur Organisasi

Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah/prinsip


pengelolaan pemerintahan yang baik (good governance) dan
pemerintahan yang bersih (clean governance), maka
pelaksanaan kegiatan jagung tahun 2017, harus memenuhi
prinsip-prinsip :

a. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan;

b. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme


(KKN);

c. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan


demokratisasi;

d. Memenuhi azas akuntabilitas.

Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan jagung berada


pada Dinas Pertanian yang membidangi tanaman pangan
Kabupaten/Kota. Tanggung jawab koordinasi pembinaan
program berada pada Dinas Pertanian yang membidangi
tanaman pangan di Provinsi atas nama Gubernur. Tanggung
jawab atas program dan kegiatan berada pada Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan dengan memberikan fasilitasi
program dan kegiatan kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota.

39
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Kegiatan koordinasi pembinaan lintas Kabupaten/Kota


difasilitasi oleh Provinsi, sedangkan kegiatan koordinasi dan
pelaksanaan teknis operasional difasilitasi oleh Kabupaten/Kota.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan padi maka di tingkat
Provinsi dibentuk Tim Pembina Provinsi dan pada tingkat
Kabupaten/Kota dibentuk Tim Teknis Kabupaten/Kota.

2. Penanggung Jawab Program

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memfasilitasi koordinasi


persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan
Bantuan Pemerintah antara lain :

a. Menyusun pedoman pelaksanaan sebagai salah satu acuan


dalam pelaksanaan kegiatan, agar kegiatan berjalan sesuai
dengan yang telah ditetapkan;

b. Menggalang kemitraan dan melaksanakan koordinasi


dengan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Instansi terkait serta
seluruh pemangku kepentingan, dalam pelaksanaan,
pemantauan/pengendalian dan evaluasi kegiatan;

c. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran.

B. Operasionalisasi

Disamping pembiayaan fisik seperti di uraikan diatas, di masing-


masing daerah (Kabupaten/Kota/Provinsi) pelaksana kegiatan
jagung tahun 2017 disediakan dana operasional yang besarnya

40
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

disesuaikan dengan luasan areal kegiatan, ketersediaan


infrastruktur dan ketersediaan anggaran. Dana tersebut di
alokasikan pada DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun Anggaran 2017 pada Satuan Kerja (Satker) Tugas
Pembantuan (Kabupaten Mandiri), Satker Tugas Pembantuan
Provinsi, Satker Dekonsentrasi (Provinsi) dan Satker Pusat.

Anggaran yang tersedia digunakan utamanya untuk:


identifikasi dan verifikasi CP/CL, pembinaan, bimbingan,
pendampingan, pengawalan dan monitoring, evaluasi serta
pelaporan dan atau kegiatan lainnya, seperti yang tercantum
dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) di masing-
masing Satker.

Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh petugas dinas


provinsi dan kabupaten/kota termasuk Penyuluh/PPL, POPT,
PBT, KCD, Mantri tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di
masing-masing lokasi; dan Aparat (TNI-AD beserta
jajarannya/BABINSA), Camat dan Kades atau lainnya serta
petugas Pusat. Untuk itu, koordinasi dan sinergisitas dengan
seluruh pihak termasuk dengan jajaran TNI-AD di daerah sangat
diperlukan.

Mengingat anggaran operasional tersebut sangat terbatas,


maka kontribusi melalui dana APBD Kabupaten/Kota dan
APBD Provinsi sangat diharapkan, utamanya untuk
memfasilitasi kegiatan yang tidak terfasilitasi pada DIPA

41
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017.


Komitmen Pemerintah Daerah yang kuat akan mendorong
percepatan pelaksanaan kegiatan yang pada akhirnya akan
menciptakan kinerja serapan anggaran dan kinerja produksi
jagung dalam pencapaian sasaran dan peningkatan pendapatan
petani beserta keluarganya.

Terkait dengan teknologi budidaya yang akan diterapkan pada


lokasi kegiatan jagung, hendaknya dikomunikasikan dan atau
dikonsultasikan dengan Badan Litbang/BPTP setempat dan
disesuaikan dengan kondisi di lapangan (spesifik lokasi) guna
menjamin keberhasilan pelaksanaan kegiatan sehingga
diharapkan dapat menjadi mengungkit peningkatan produktivitas
dan produksi jagung.

Publikasi yang telah diterbitkan oleh Badan Litbang Kementerian


Pertanian dan instansi terkait lainnya juga dapat dijadikan
panduan dan acuan dalam penerapan budidaya jagung.

Guna mendukung pencapaian tujuan tersebut di atas, maka


pembinaan, pendampingan dan pengawalan yang telah
dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya perlu lebih ditingkatkan
dengan melibatkan petugas dinas dan aparat. Untuk itu, Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota dan atau Dinas Pertanian Provinsi
perlu melakukan koordinasi yang lebih intensif, sosialisasi serta
sinergi kegiatan dengan instansi terkait baik di lingkup

42
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Kementerian Pertanian, TNI-AD (Pangdam, Dandim, Kodim,


Korem, Babinsa) dan stake holders lainnya.

Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh Petugas Dinas


Provinsi dan Kabupaten/Kota termasuk Penyuluh/PPL, POPT,
PBT, KCD, Mantri Tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di
masing-masing lokasi; dan Aparat (TNI-AD beserta jajarannya/
BABINSA, Camat dan Kades atau lainnya) serta petugas Pusat.
Pengawalan pengembangan teknologi budidaya jagung
dilakukan pula oleh para Peneliti BPTP di masing-masing lokasi
dan juga oleh Pemuda Tani.

Selanjutnya Pokja UPSUS Padi, Jagung dan Kedelai, atau


Posko lainnya yang mendukung pencapaian sasaran produksi
jagung, pada setiap tingkatan (Kabupaten/Kota dan Provinsi)
harus lebih diaktifkan guna melakukan koordinasi dan sinergi
dengan berbagai pihak dan instansi terkait untuk turun bersama
memantau kondisi di lapangan, menggerakkan percepatan
tanam/panen serentak, pemeliharaan tanaman dan mengetahui
segala permasalahannya untuk selanjutnya diselesaikan agar
tidak menjadi penghambat dalam merealisasikan kegiatan.

43
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

VI. BIMBINGAN/PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN

Bimbingan/pembinaan dan pendampingan dilaksanakan secara


periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen dan berjenjang
mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta
Desa.

A. Pusat melakukan koordinasi, supervisi dan pembinaan serta


penyusunan laporan secara periodik setiap bulan atas pelaksanaan
program dan kegiatan Jagung Tahun 2017 di provinsi dan
kabupaten/kota sesuai dengan ketersediaan dana.

B. Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Perkebunan Provinsi


melakukan koordinasi, supervisi, pembinaan dan pengawalan serta
penyusunan laporan hasil pemantauan dan pengendalian atas
pelaksanaan kegiatan Jagung Tahun 2017 di kabupaten/kota
diharapkan minimal 2 (dua) kali selama musim tanam sesuai
dengan ketersediaan dana. Laporan disampaikan ke Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, cq. Direktorat Serealia.

C. Dinas Pertanian Kabupaten dan Dinas Perkebunan Kabupaten


melakukan koordinasi, bimbingan, pemantauan dan pengendalian
serta evaluasi, atas pelaksanaan kegiatan Jagung Tahun 2017 di
tingkat lapangan/kelompok tani pelaksana kegiatan minimal 4
(empat) kali selama musim tanam disesuaikan dengan
ketersediaan dana, melakukan pendampingan kelompok tani

44
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

pelaksana kegiatan dan membantu kelancaran distribusi bantuan


pemerintah.

D. Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti Badan Penelitian


Pengembangan Pertanian.

45
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

VII. PENGENDALIAN, MONITORING, DAN EVALUASI


DAN PELAPORAN

A. Pengendalian Kegiatan

Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran


(KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Proses
pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh
masing-masing instansi. Pengendalian dilaksanakan secara
berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota bersama pihak penyedia sarana
produksi (benih dan pupuk). Pengendalian dilaksanakan secara
periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen. Pengendalian
meliputi perkembangan pelaksanaan kegiatan Jagung Tahun 2017,
sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi jagung
tahun 2017.

Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui aparat pengawas


fungsional (Inspektorat Jenderal, Inspektorat Daerah, maupun
lembaga atau instansi pengawas lainnya) dan pengawasan oleh
masyarakat, sehingga diperlukan penyebarluasan informasi
kepada pihak yang terkait (penyuluh pertanian, pengurus
kelompok, anggota kelompok, tokoh masyarakat, organisasi petani,
LSM, aparat instansi di daerah, perangkat pemerintahan mulai dari
desa sampai kecamatan, anggota lembaga legislatif dan lembaga
lainnya).

46
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Ada 9 (sembilan) tahapan kritis yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Pengarah/Pembina di


Pusat/Provinsi dan Tim Teknis di Kabupaten/Kota;

2. Tahap persiapan pelaksanaan seleksi calon kelompok sasaran


dan calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis di
Kabupaten/Kota;

3. Tahap transfer/penyaluran bantuan pemerintah ke rekening


kelompok (jika transfer uang);

4. Tahap pencairan bantuan pemerintah yang dilakukan oleh


kelompok;

5.Tahap penyediaan dan penyaluran bantuan oleh pihak penyedia


barang/sarana produksi.

7. Tahap kebenaran dan ketepatan pemanfaatan dana bantuan


pemerintah oleh kelompok;

8. Tahap pengembangan usaha produktif yang dilakukan oleh


kelompok;

9. Tahap evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban output,


outcome dan benefit.

47
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

B. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Monitoring dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan


sampai dengan panen oleh petugas Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Monitoring meliputi perkembangan pelaksanaan
kegiatan, realisasi tanam, panen, produktivitas, dan produksi
jagung oleh ketua kelompok tani atau petugas lapangan (Format
laporan terlampir).

Mekanisme pelaporan:

1. Ketua kelompok tani atau petugas pendamping/lapangan,


mengirimkan data tanggal realisasi tanam dan realisasi panen
beserta luasannya ke pusat.

2. Waktu penyampaian data dilakukan pada saat tanam dan


panen.

Data dikirim ke Direktorat Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman


Pangan, Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520;
Telp. (021) 7806262; Faximile (021) 7802930; email.
serealiapangan@yahoo.com.

C. Evaluasi dan Pelaporan

Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas Pusat, Provinsi dan


Kabupaten/Kota setelah seluruh rangkaian kegiatan Jagung Tahun
2017 selesai dilaksanakan.

48
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk mengindentifikasi


berbagai masalah yang timbul maupun tingkat keberhasilan yang
dapat dicapai dalam pelaksanaan program dan kegiatan sehingga
dapat diketahui tindakan korektif sedini mungkin.

Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara periodik dan


berjenjang sesuai dengan tahapan pengembangan usaha
kelompok yang dilakukan dari awal kegiatan sampai dengan akhir
kegiatan. Evaluasi meliputi 1) Komponen kegiatan Jagung Tahun
2017 dan pencapaian produksi jagung tahun 2017, 2) Tingkat
pencapaian sasaran areal dan hasil/produksi, 3) Kenaikan tingkat
produktivitas di lokasi pengembangan teknologi budidaya jagung
(Ubinan), 4) Penerapan komponen teknologi budidaya jagung dan
5). Kegiatan pendukung lainnya.

Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas provinsi,


kabupaten/kota dan kecamatan serta desa/unit kerja secara
periodik setiap bulan. Pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu
dari Pemandu Lapangan ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, dari
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ke Dinas Pertanian Provinsi dan
dari Dinas Pertanian Provinsi ke Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan c/q Direktorat Serealia.

Laporan kegiatan meliputi pelaksanaan kegiatan jagung,


hasil/produksi dan produktivitas yang telah diperoleh, dan lain-lain
sebagaimana terlihat dalam format laporan (Lampiran 16, 17, 18
dan 19). Laporan akhir memuat hasil evaluasi, kesimpulan, saran

49
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

serta data dukung lainnya yang dapat berupa form Check List
Pengendalian Kegiatan (Lampiran 20), Surat Pernyataan
Penyelesaian Pekerjaan (Lampiran 21) dan Contoh Berita Acara
Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Bantuan Pemerintah (Lampiran 22).

Data dikirim ke Direktorat Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman


Pangan, Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520;
Telp. (021) 7806262; Faximile (021) 7802930; email.
serealiapangan@yahoo.com.

Pada akhirnya, apabila seluruh kegiatan jagung tahun 2017 telah


selesai dilaksanakan, maka segera di proses Berita Acara (BA) Serah
Terima Pekerjaan dan dilanjuti dengan Berita Acara (BA) Serah Terima
Pengelolaan Bantuan Pemerintah (Lampiran 23).

Dokumen-dokumen tersebut, selanjutnya disampaikan ke: Direktorat


Serealia Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520; Telp.
(021) 7806262 ; Faximile (021) 7802930; email.
serealiapangan@yahoo.com.

Kinerja penyampaian laporan, peningkatan luas tanam jagung (LTJ),


serapan anggaran dan pencapaian produski merupakan salah satu
dasar penentuan anggaran Tahun 2018 dan tahun-tahun berikutnya
sebagai penerapan azas reward and punishment.

50
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

VIII. PENUTUP

Pelaksanaan Kegiatan Jagung Tahun 2017 dilakukan sesuai dengan


Pedoman Pelaksanaan ini. Apabila terdapat perubahan dan belum
diatur dalam Pedoman Pelaksanaan ini, akan diatur lebih lanjut.
Mekanisme perubahan melalui usulan dari Kepala Dinas
Kabupaten/Kota yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pertanian
Provinsi dan selanjutnya disampaikan ke Pusat (Direktur Jenderal
Tanaman Pangan).

51
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

LAMPIRAN

52
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Lampiran 1
Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Jagung Tahun 2017 (UPSUS)

TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI


No PROVINSI
(HA) (HA) (KU/HA) (TON)

1 Aceh 80.161 76.153 44,17 336.356


2 Sumatera Utara 295.442 280.669 64,69 1.815.754
3 Sumatera Barat 120.318 114.302 68,09 778.269
4 Riau 18.530 17.603 25,75 45.321
6 Jambi 35.070 33.316 63,22 210.614
7 Sumatera Selatan 190.383 180.863 70,94 1.283.054
9 Bengkulu 27.072 25.718 68,01 174.903
10 Lampung 452.584 429.954 51,30 2.205.557
8 Kep. Bangka Belitung 9.018 8.567 38,55 33.024
5 Kepulauan Riau 329 313 17,35 543
11 D K I Jakarta - - - -
12 Jawa Barat 230.463 218.940 83,86 1.836.135
14 Jawa Tengah 719.677 683.693 61,11 4.178.309
15 D I Yogyakarta 72.844 69.202 48,50 335.610
16 Jawa Timur 1.360.282 1.292.268 52,13 6.736.373
13 Banten 33.065 31.412 40,51 127.239
17 BALI 20.726 19.690 33,05 65.075
18 Nusa Tenggara Barat 400.805 380.765 63,13 2.403.940
19 Nusa Tenggara Timur 355.430 337.659 26,02 878.694
20 Kalimantan Barat 56.385 53.566 35,27 188.901
21 Kalimantan Tengah 25.050 23.798 37,31 88.781
22 Kalimantan Selatan 80.161 76.153 59,88 456.025
23 Kalimantan Timur 25.050 23.798 45,42 108.090
24 Kalimantan Utara 6.012 5.711 28,87 16.492
25 Sulawesi Utara 400.805 380.765 38,69 1.473.219
27 Sulawesi Tengah 75.213 71.452 50,61 361.620
28 Sulawesi Selatan 396.033 376.231 56,00 2.106.719
30 Sulawesi Tenggara 40.081 38.077 29,10 110.806
26 Gorontalo 300.603 285.573 47,28 1.350.092
29 Sulawesi Barat 80.161 76.153 52,98 403.455
31 Maluku 70.140 66.633 37,39 249.131
32 Maluku Utara 60.121 57.115 29,79 170.132
34 Papua Barat 3.627 3.446 17,97 6.191
33 Papua 4.432 4.211 24,48 10.306
Jumlah 6.046.073 5.743.769 53,18 30.544.728

53
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Lampiran 2.

Sasaran Luas Tanam Jagung Bulanan MT.2016/2017 dan Tahun 2017 (UPSUS)
TAHUN 2016 TAHUN 2017
Okt 17 -
No. Provinsi Okt 16 -
Okt-16 Nop-16 Des 16 Jan 17 Feb 17 Mar 17 Okt - Mar April 17 Mei 17 Juni 17 Juli 17 Agus 17 Sep 17 Apr - Sept Okt 17 Nov 17 Des 17 Des 17
Sep 17
1 Aceh 9.303 9.985 9.773 6.017 5.600 6.388 47.067 6.029 5.542 5.831 5.232 5.584 4.876 33.094 80.161 9.696 10.554 12.330 32.579
2 Sumatera Utara 34.289 36.799 36.021 22.175 20.641 23.544 173.471 22.222 20.424 21.492 19.284 20.579 17.970 121.971 295.442 35.368 38.508 44.992 118.868
3 Sumatera Barat 13.964 14.986 14.669 9.031 8.406 9.588 70.645 9.050 8.318 8.753 7.853 8.381 7.318 49.673 120.318 14.547 15.840 18.507 48.893
4 Riau 2.151 2.308 2.259 1.391 1.295 1.477 10.880 1.394 1.281 1.348 1.209 1.291 1.127 7.650 18.530 2.243 2.439 2.850 7.532
5 Jambi 4.070 4.368 4.276 2.632 2.450 2.795 20.592 2.638 2.424 2.551 2.289 2.443 2.133 14.478 35.070 4.241 4.617 5.395 14.253
6 Sumatera Selatan 22.096 23.713 23.212 14.290 13.301 15.172 111.784 14.320 13.161 13.850 12.427 13.261 11.580 78.599 190.383 16.963 18.468 21.578 57.009
7 Bengkulu 3.140 3.370 3.299 2.031 1.890 2.156 15.885 2.035 1.870 1.986 1.766 1.884 1.646 11.187 27.072 3.272 3.562 4.162 10.995
8 Lampung 52.527 56.372 55.180 33.970 31.619 36.067 265.736 34.042 31.288 32.924 29.541 31.525 27.528 186.848 452.584 54.723 59.584 69.615 183.922
10 Bangka Belitung 1.047 1.123 1.100 677 630 719 5.295 678 623 656 589 628 549 3.723 9.018 849 923 1.079 2.852
9 Kep. Riau 38 41 40 25 23 26 193 25 23 24 21 23 20 136 329 42 43 50 136
11 Dki Jakarta - - - - - - - - - - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 26.748 28.706 28.099 17.298 16.101 18.366 135.317 17.335 15.932 16.765 15.043 16.053 14.018 95.146 230.463 27.867 30.341 35.449 93.657
13 Jawa Tengah 83.526 89.641 87.745 54.018 50.280 57.352 422.561 54.132 49.752 52.354 46.975 50.130 43.773 297.116 719.677 87.022 94.747 110.699 292.468
14 D.I Yogyakarta 8.454 9.073 8.881 5.467 5.089 5.805 42.770 5.479 5.036 5.299 4.755 5.074 4.431 30.074 72.844 8.810 9.590 11.204 29.605
15 Jawa Timur 157.874 169.432 165.849 102.100 95.035 108.402 798.694 102.316 94.038 98.955 88.790 94.752 82.737 561.588 1.360.282 164.480 179.083 209.235 552.799
16 Banten 3.838 4.119 4.032 2.482 2.310 2.635 19.415 2.487 2.286 2.405 2.158 2.303 2.011 13.650 33.065 3.272 3.562 4.162 10.995
17 Bali 2.405 2.581 2.527 1.556 1.448 1.652 12.168 1.559 1.433 1.508 1.353 1.444 1.261 8.558 20.726 2.506 2.728 3.188 8.422
18 Nusa Tenggara Barat 46.517 49.923 48.867 30.084 28.002 31.941 235.334 30.147 27.708 29.157 26.162 27.919 24.378 165.471 400.805 48.467 52.767 61.651 162.884
19 Nusa Tenggara Timur 41.251 44.271 43.335 26.678 24.832 28.325 208.692 26.734 24.571 25.856 23.200 24.758 21.619 146.738 355.430 42.976 46.793 54.672 144.441
20 Kalimantan Barat 6.544 7.023 6.875 4.232 3.939 4.493 33.106 4.241 3.898 4.102 3.680 3.928 3.430 23.279 56.385 6.819 7.423 8.673 22.915
21 Kalimantan Tengah 2.907 3.120 3.054 1.880 1.750 1.996 14.708 1.884 1.732 1.822 1.635 1.745 1.524 10.342 25.050 3.027 3.298 3.853 10.177
22 Kalimantan Selatan 9.303 9.985 9.773 6.017 5.600 6.388 47.067 6.029 5.542 5.831 5.232 5.584 4.876 33.094 80.161 9.696 10.554 12.330 32.579
23 Kalimantan Timur 2.907 3.120 3.054 1.880 1.750 1.996 14.708 1.884 1.732 1.822 1.635 1.745 1.524 10.342 25.050 3.027 3.298 3.853 10.177
24 Kalimantan Utara 698 749 733 451 420 479 3.530 452 416 437 392 419 366 2.482 6.012 730 791 925 2.445
25 Sulawesi Utara 46.517 49.923 48.867 30.084 28.002 31.941 235.334 30.147 27.708 29.157 26.162 27.919 24.378 165.471 400.805 48.467 52.767 61.651 162.884
26 Sulawesi Tengah 8.729 9.368 9.170 5.645 5.255 5.994 44.162 5.657 5.200 5.471 4.909 5.239 4.575 31.051 75.213 9.092 9.902 11.569 30.562
27 Sulawesi Selatan 45.964 49.329 48.286 29.726 27.669 31.560 232.533 29.788 27.378 28.810 25.850 27.586 24.088 163.500 396.033 47.886 52.139 60.917 160.942
28 Sulawesi Tenggara 4.652 4.992 4.887 3.008 2.800 3.194 23.533 3.015 2.771 2.916 2.616 2.792 2.438 16.548 40.081 4.845 5.276 6.165 16.287
29 Gorontalo 34.888 37.442 36.650 22.563 21.002 23.955 176.500 22.610 20.781 21.868 19.621 20.939 18.284 124.103 300.603 33.316 36.277 42.385 111.978
30 Sulawesi Barat 9.303 9.985 9.773 6.017 5.600 6.388 47.067 6.029 5.542 5.831 5.232 5.584 4.876 33.094 80.161 9.696 10.554 12.330 32.579
31 Maluku 8.141 8.737 8.552 5.265 4.900 5.590 41.183 5.276 4.849 5.102 4.578 4.886 4.266 28.957 70.140 8.482 9.234 10.789 28.504
32 Maluku Utara 6.978 7.488 7.330 4.513 4.200 4.791 35.300 4.522 4.156 4.374 3.924 4.188 3.657 24.821 60.121 7.267 7.915 9.248 24.430
34 Papua Barat 326 331 342 260 211 276 1.746 260 239 213 367 415 387 1.881 3.627 341 353 435 1.129
33 Papua 398 405 418 318 258 337 2.134 317 292 260 449 507 473 2.298 4.432 419 431 531 1.381
Jumlah 701.494 752.809 736.929 453.779 422.311 481.788 3.549.110 454.733 417.946 439.730 394.929 421.508 368.117 2.496.963 6.046.073 720.450 784.358 916.472 2.421.280

54
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Lampiran 3.
Sasaran Produksi Jagung Bulanan Tahun 2017 (UPSUS)

No. Provinsi Jan 16 Feb 16 Mar 16 April 16 Mei 16 Juni 16 Juli 16 Agus 16 Sep 16 Okt-16 Nop-16 Des-16 JMLH
1 Aceh 21.104 55.341 38.736 23.850 23.466 26.769 25.266 23.222 26.702 23.972 25.584 22.342 336.356
2 Sumatera Utara 113.928 298.750 209.110 128.751 126.676 144.507 136.393 125.359 144.147 129.409 138.112 120.611 1.815.754
3 Sumatera Barat 48.832 128.050 89.629 55.185 54.296 61.939 58.461 53.731 61.784 55.468 59.198 51.696 778.269
4 Riau 2.844 7.457 5.219 3.214 3.162 3.607 3.404 3.129 3.598 3.230 3.447 3.010 45.321
5 Jambi 13.215 34.653 24.255 14.934 14.693 16.762 15.821 14.541 16.720 15.011 16.020 13.990 210.614
6 Sumatera Selatan 80.504 211.104 147.762 90.979 89.512 102.112 96.378 88.581 101.858 91.444 97.593 85.226 1.283.054
7 Bengkulu 10.974 28.777 20.143 12.402 12.202 13.920 13.138 12.075 13.885 12.465 13.304 11.618 174.903
8 Lampung 138.385 362.886 254.001 156.391 153.871 175.530 165.673 152.271 175.092 157.191 167.762 146.503 2.205.557
10 Bangka Belitung 2.072 5.434 3.803 2.342 2.304 2.628 2.481 2.280 2.622 2.354 2.512 2.194 33.024
9 Kep. Riau 34 89 63 38 38 43 41 37 43 39 41 36 543
11 Dki Jakarta - - - - - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 115.206 302.104 211.457 130.196 128.098 146.130 137.924 126.766 145.765 130.862 139.663 121.965 1.836.135
13 Jawa Tengah 262.164 687.467 481.192 296.275 291.500 332.532 313.859 288.469 331.703 297.790 317.816 277.543 4.178.309
14 D.I Yogyakarta 21.057 55.219 38.650 23.797 23.414 26.710 25.210 23.170 26.643 23.919 25.528 22.293 335.610
15 Jawa Timur 422.667 1.108.352 775.790 477.662 469.963 536.117 506.012 465.076 534.780 480.104 512.391 447.461 6.736.373
16 Banten 7.983 20.935 14.653 9.022 8.877 10.126 9.558 8.784 10.101 9.068 9.678 8.452 127.239
17 Bali 4.083 10.707 7.494 4.614 4.540 5.179 4.888 4.493 5.166 4.638 4.950 4.323 65.075
18 Nusa Tenggara Barat 150.833 395.526 276.848 170.458 167.711 191.319 180.575 165.967 190.841 171.330 182.852 159.681 2.403.940
19 Nusa Tenggara Timur 55.133 144.574 101.194 62.306 61.302 69.931 66.004 60.665 69.757 62.625 66.836 58.367 878.694
20 Kalimantan Barat 11.852 31.080 21.755 13.395 13.179 15.034 14.190 13.042 14.996 13.463 14.368 12.548 188.901
21 Kalimantan Tengah 5.570 14.607 10.224 6.295 6.194 7.066 6.669 6.129 7.048 6.327 6.753 5.897 88.781
22 Kalimantan Selatan 28.613 75.031 52.518 32.336 31.815 36.293 34.255 31.484 36.202 32.501 34.687 30.291 456.025
23 Kalimantan Timur 6.782 17.784 12.448 7.664 7.541 8.602 8.119 7.462 8.581 7.704 8.222 7.180 108.090
24 Kalimantan Utara 1.035 2.713 1.899 1.169 1.151 1.312 1.239 1.139 1.309 1.175 1.254 1.095 16.492
25 Sulawesi Utara 92.436 242.392 169.662 104.463 102.779 117.247 110.663 101.710 116.954 104.997 112.058 97.858 1.473.219
26 Sulawesi Tengah 22.689 59.498 41.646 25.642 25.228 28.780 27.164 24.966 28.708 25.773 27.506 24.020 361.620
27 Sulawesi Selatan 132.184 346.624 242.619 149.383 146.975 167.664 158.249 145.447 167.246 150.147 160.244 139.938 2.106.719
28 Sulawesi Tenggara 6.952 18.231 12.761 7.857 7.730 8.819 8.323 7.650 8.797 7.897 8.428 7.360 110.806
29 Gorontalo 84.710 222.134 155.482 95.732 94.189 107.448 101.414 93.210 107.180 96.222 102.692 89.679 1.350.092
30 Sulawesi Barat 25.314 66.381 46.464 28.608 28.147 32.109 30.306 27.854 32.029 28.754 30.688 26.799 403.455
31 Maluku 15.631 40.990 28.691 17.665 17.381 19.827 18.714 17.200 19.778 17.756 18.950 16.548 249.131
32 Maluku Utara 10.675 27.992 19.593 12.064 11.869 13.540 12.780 11.746 13.506 12.125 12.941 11.301 170.132
34 Papua Barat 296 737 544 414 355 464 437 402 391 676 762 712 6.191
33 Papua 494 1.228 906 688 592 773 727 668 651 1.125 1.269 1.185 10.306
Jumlah 1.916.251 5.024.848 3.517.213 2.165.794 2.130.749 2.430.838 2.294.333 2.108.726 2.424.583 2.177.560 2.324.111 2.029.724 30.544.728

55
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Lampiran 4.
Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung
Tahun 2017 per Kabupaten (UPSUS)
TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI
No PROVINSI / KABUPATEN
(HA) (HA) (KU/HA) (TON)
1 Aceh 80.161 76.153 44,17 336.356
1. Simeuleu 79 75 46,27 348
2. Aceh Singkil 239 227 42,48 966
3. Aceh Selatan 10.859 10.316 42,78 44.127
4. Aceh Tenggara 47.922 45.526 44,44 202.310
5. Aceh Timur 2.404 2.284 45,02 10.282
6. Aceh Tengah 188 178 44,16 787
7. Aceh Barat 395 375 44,69 1.678
8. Aceh Besar 1.381 1.312 43,27 5.676
9. Pidie 801 761 43,01 3.275
10. Bireuen 2.333 2.216 46,52 10.308
11. Aceh Utara 2.905 2.760 44,46 12.270
12. Aceh Barat Daya 347 330 47,19 1.555
13. Gayo Luwes 2.108 2.003 42,80 8.571
14. Aceh Tamiang 4.292 4.078 43,59 17.773
15. Nagan Raya 578 549 44,73 2.457
16. Aceh Jaya 363 345 43,28 1.494
17. Bener Meriah 959 911 44,80 4.080
18. Pidie Jaya 464 441 42,16 1.858
19. Kota Banda Aceh 1 1 54,28 7
20. Kota Sabang 53 50 44,06 221
21. Kota Langsa 16 15 42,91 66
22. Kota Lhokseumawe 140 133 43,22 574
23. Subulussalam 1.333 1.267 44,78 5.671

2 Sumatera Utara 295.442 280.670 64,69 1.815.754


1 Nias 77 73 37,37 273
2 Madina 2.194 2.084 37,99 7.917
3 Tapanuli Selatan 2.189 2.080 47,97 9.977
4 Tapanuli Tengah 1.787 1.698 47,55 8.075
5 Tapanuli Utara 4.523 4.297 55,39 23.800
6 Toba Samosir 4.757 4.519 70,25 31.749
7 Labuhan Batu 916 870 64,41 5.602
8 Asahan 6.282 5.968 49,07 29.284
9 Simalungun 90.478 85.954 66,51 571.661
10 Dairi 33.393 31.723 71,41 226.520
11 Karo 63.383 60.214 67,40 405.866
12 Deli Serdang 28.806 27.366 51,95 142.160
13 Langkat 29.256 27.794 77,32 214.896
14 Nias Selatan 749 712 42,43 3.020
15 Humbang Hasundutan 713 678 53,56 3.629
16 Pakpak Bharat 3.162 3.004 55,84 16.774
17 Samosir 2.205 2.095 63,77 13.358
18 Serdang Bedagai 10.460 9.937 50,45 50.128
19 Batu Bara 1.298 1.233 43,62 5.378
20 Padang Lawas Utara 869 825 49,71 4.102
21 Padang Lawas 1.391 1.321 42,94 5.674
22 Labuhan Batu Selatan 517 491 41,31 2.029
23 Labuhan Batu Utara 885 841 44,10 3.709
24 Nias Utara 130 124 37,27 461
25 Nias Barat 82 78 37,56 293
26 Kota Sibolga - - - -
27 Kota Tanjung Balai 48 46 63,30 288
28 Kota Pematang Siantar 2.673 2.539 63,91 16.226
29 Kota Tebing Tinggi 46 44 51,55 225
30 Kota Medan 364 345 44,47 1.536
31 Kota Binjai 1.375 1.306 66,75 8.716
32 Kota Padang Sidempuan 331 314 64,66 2.032
33 Gunung Sitoli 104 98 40,33 397

56
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI


No PROVINSI / KABUPATEN
(HA) (HA) (KU/HA) (TON)
3 Sumatera Barat 120.318 114.302 68,09 778.269
1 Kepulauan Mentawai 101 95 46,33 442
2 Pesisir Selatan 18.879 17.935 82,65 148.231
3 Solok 1.006 956 100,70 9.623
4 Sijunjung 180 171 59,58 1.019
5 Tanah Datar 5.677 5.393 66,92 36.094
6 Padang Pariaman 3.221 3.060 77,16 23.611
7 Agam 11.123 10.567 77,00 81.367
8 Lima Puluh Kota 5.772 5.483 62,01 34.001
9 Pasaman 6.106 5.801 61,17 35.485
10 Solok Selatan 6.569 6.240 57,12 35.647
11 Dharmasraya 1.029 978 52,10 5.093
12 Pasaman Barat 59.292 56.327 64,03 360.647
13 Kota Padang 189 179 65,12 1.168
14 Kota Solok 185 175 40,38 709
15 Kota Sawah Lunto 37 35 61,50 218
16 Kota Padang Panjang 116 111 - -
17 Kota Bukittinggi 90 85 46,25 395
18 Kota Payakumbuh 640 608 64,63 3.928
19 Kota Pariaman 107 102 58,22 591

4 Riau 18.530 17.603 25,75 45.321


1 Kuantan Senggigi 606 576 25,68 1.479
2 Indragiri Hulu 1.563 1.485 27,21 4.039
3 Indragiri Hilir 3.357 3.189 25,12 8.009
4 Pelalawan 5.690 5.405 26,26 14.196
5 Siak 520 494 25,71 1.271
6 Kampar 3.276 3.112 25,51 7.938
7 Rokan Hulu 1.032 980 24,62 2.414
8 Bengkalis 252 239 24,44 585
9 Rokan Hilir 637 605 24,61 1.490
10 Kep. Meranti 264 250 25,07 628
11 Pekan Baru 1.086 1.032 25,98 2.681
12 Dumai 248 235 25,19 593

5 Jambi 35.070 33.316 63,22 210.614


1. Kerinci 7.769 7.381 69,31 51.152
2. Merangin 7.606 7.226 60,07 43.403
3. Sarolangun 1.290 1.225 53,39 6.542
4. Batang Hari 509 484 59,55 2.882
5. Muara jambi 4.964 4.716 66,26 31.246
6. Tanjung Jabung Timur 3.672 3.489 69,15 24.126
7. Tanjung Jabur Barat 3.173 3.015 55,90 16.852
8. Tebo 3.171 3.013 56,43 17.003
9. Bungo 2.322 2.205 63,28 13.956
10 Kota Jambi 226 215 57,37 1.231
11 Sungai Penuh 367 349 63,72 2.221

57
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI


No PROVINSI / KABUPATEN
(HA) (HA) (KU/HA) (TON)
6 Sumatera Selatan 190.383 180.864 70,94 1.283.054
1 OKU 6.871 6.528 117,95 76.999
2 OKI 14.480 13.756 65,67 90.333
3 Muara Enim 12.985 12.336 66,66 82.227
4 Pali 2.021 1.920 86,89 16.680
5 Lahat 14.054 13.351 68,91 92.006
6 Musi Rawas 8.822 8.381 85,14 71.351
7 Muratara 3.108 2.953 89,74 26.498
8 Musi Banyuasin 15.311 14.545 70,59 102.672
9 Banyuasin 19.839 18.848 78,44 147.843
10 OKU Selatan 23.612 22.431 60,22 135.082
11 OKU Timur 56.977 54.128 65,26 353.219
12 Ogan Ilir 2.400 2.280 78,68 17.939
13 Empat Lawang 5.970 5.671 70,86 40.187
14 Palembang 122 116 52,24 604
15 Prabumulih 843 801 34,78 2.786
16 Pagar Alam 2.772 2.634 94,36 24.851
17 Lubuk Linggau 195 186 95,74 1.776

7 Bengkulu 27.072 25.719 68,01 174.903


1 Bengkulu Selatan 2.767 2.629 83,34 21.910
2 Rejang Lebong 8.149 7.742 50,85 39.371
3 Bengkulu Utara 3.122 2.966 91,51 27.142
4 Kaur 1.371 1.303 79,93 10.413
5 Seluma 1.405 1.335 51,41 6.863
6 Muko-Muko 5.609 5.328 75,21 40.073
7 Lebong 149 141 102,79 1.453
8 Kepahiang 3.246 3.084 59,25 18.271
9 Bengkulu Tengah 970 922 60,98 5.620
10 Bengkulu 283 268 141,05 3.787

8 Lampung 452.585 429.956 51,30 2.205.557


1 Lampung Barat 1.236 1.174 30,60 3.592
2 Tanggamus 12.120 11.514 44,41 51.136
3 Lampung Selatan 107.358 101.990 51,19 522.122
4 Lampung Timur 104.096 98.891 57,17 565.361
5 Lampung Tengah 114.347 108.630 55,43 602.173
6 Lampung Utara 26.725 25.389 49,38 125.360
7 Way Kanan 29.739 28.252 38,63 109.152
8 Tulang Bawang 9.688 9.203 45,30 41.694
9 Pesawaran 24.735 23.498 39,47 92.755
10 Pringsewu 14.275 13.561 40,55 54.993
11 Mesuji 476 452 51,97 2.349
12 Tulang Bawang Barat 1.594 1.514 46,27 7.006
13 Pesisir Barat 5.642 5.359 46,94 25.157
14 Kota Bandar lampung 129 122 55,54 679
15 Kota Metro 425 404 50,23 2.028

58
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI


No PROVINSI / KABUPATEN
(HA) (HA) (KU/HA) (TON)
9 Kep. Bangka Belitung 9.018 8.567 38,55 33.024
1 Bangka 2.996 2.846 28,74 8.181
2 Belitung 763 725 5,04 366
3 Bangka Barat 1.208 1.148 36,50 4.189
4 Bangka Tengah 1.722 1.636 47,80 7.820
5 Bangka Selatan 1.107 1.052 62,04 6.526
6 Belitung Timur 876 833 51,55 4.291
7 Pangkalpinang 345 327 50,43 1.651

10 Kepulauan Riau 329 313 17,35 543


1 Karimun 46 44 21,18 92
2 Bintan 115 109 16,51 180
3 Natuna 44 42 16,15 68
4 Lingga 19 18 13,93 25
5 Kepulauan Anambas 15 14 15,39 22
6 Batam 78 74 18,54 138
7 Tanjung Pinang 12 12 15,18 18

11 D K I Jakarta - - - -

12 Jawa Barat 230.464 218.940 83,86 1.836.135


1 Kab. Bogor 3.176 3.018 47,03 14.191
2 Kab. Sukabumi 15.668 14.885 76,27 113.530
3 Kab. Cianjur 10.331 9.815 92,91 91.184
4 Kab. Bandung 16.604 15.774 60,07 94.747
5 Kab. Garut 99.516 94.540 95,18 899.837
6 Kab. Tasikmalaya 14.515 13.789 79,95 110.249
7 Kab. Ciamis 3.378 3.209 82,81 26.570
8 Kab. Kuningan 3.933 3.736 98,29 36.727
9 Kab. Cirebon 2.576 2.447 60,40 14.782
10 Kab. Majalengka 19.334 18.367 92,68 170.222
11 Kab. Sumedang 15.144 14.387 91,74 131.984
12 Kab. Indramayu 1.731 1.645 87,16 14.336
13 Kab. Subang 3.304 3.138 56,34 17.682
14 Kab. Purwakarta 5.728 5.442 60,09 32.701
15 Kab. Karawang 2.146 2.039 67,18 13.697
16 Kab. Bekasi 12 11 42,25 47
17 Kab. Bandung Barat 9.365 8.896 40,64 36.157
18 Kab. Pangandaran 2.795 2.655 43,95 11.668
19 Kota Bogor 445 423 67,47 2.854
20 Kota Sukabumi 61 58 70,87 409
21 Kota Bandung - - #DIV/0! -
22 Kota Cirebon 6 6 22,40 13
23 Kota Bekasi 88 84 35,98 301
24 Kota Depok 213 203 - -
25 Kota Cimahi 2 2 - -
26 Kota Tasikmalaya 100 95 70,49 671
27 Kota Banjar 291 276 57,10 1.577
59
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI


No PROVINSI / KABUPATEN
(HA) (HA) (KU/HA) (TON)
13 Jawa Tengah 719.679 683.695 61,11 4.178.309
1 Cilacap 4.176 3.967 64,69 25.666
2 Banyumas 5.471 5.197 57,24 29.749
3 Purbalingga 11.968 11.369 59,55 67.700
4 Banjarnegara 27.445 26.073 54,30 141.580
5 Kebumen 5.673 5.389 77,16 41.584
6 Purworejo 4.896 4.651 55,61 25.863
7 Wonosobo 46.689 44.355 39,83 176.651
8 Magelang 17.441 16.569 53,38 88.451
9 Boyolali 30.790 29.251 40,50 118.476
10 Klaten 15.090 14.335 92,80 133.036
11 Sukoharjo 3.464 3.291 101,74 33.483
12 Wonogiri 50.979 48.430 70,43 341.104
13 Karanganyar 7.860 7.467 75,99 56.743
14 Sragen 15.701 14.916 73,82 110.108
15 Grobogan 126.787 120.448 62,47 752.415
16 Blora 66.865 63.522 58,43 371.143
17 Rembang 47.052 44.700 47,21 211.049
18 Pati 26.092 24.788 69,08 171.243
19 Kudus 5.599 5.319 69,68 37.062
20 Jepara 10.166 9.658 99,05 95.661
21 Demak 25.551 24.274 84,71 205.623
22 Semarang 16.771 15.932 62,81 100.072
23 Temanggung 32.605 30.975 43,13 133.582
24 Kendal 36.035 34.234 68,58 234.773
25 Batang 12.479 11.855 73,94 87.651
26 Pekalongan 4.632 4.401 33,53 14.754
27 Pemalang 13.012 12.361 38,55 47.654
28 Tegal 21.835 20.743 77,82 161.433
29 Brebes 25.232 23.970 66,22 158.727
30 Kota Magelang 1 1 - -
31 Kota Surakarta - - - -
32 Kota Salatiga 274 260 34,45 896
33 Kota Semarang 1.042 990 44,18 4.374
34 Kota Pekalongan - - - -
35 Kota Tegal 2 2 - -

14 D I Yogyakarta 72.844 69.202 48,50 335.610


1 Kab. Kulon Progo 8.615 8.184 48,93 40.046
2 Kab. Sleman 5.356 5.088 50,01 25.446
3 Kab. Bantul 49.026 46.575 47,78 222.518
4 Kab. Gunung Kidul 9.847 9.355 50,88 47.600
5 Kota Yogyakarta - - - -
60
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI


No PROVINSI / KABUPATEN
(HA) (HA) (KU/HA) (TON)
15 Jawa Timur 1.360.285 1.292.271 52,13 6.736.373
1 Banyuwangi 16.399 15.579 57,79 90.033
2 Bondowoso 30.454 28.932 74,82 216.467
3 Situbundo 10.922 10.376 72,83 75.562
4 Malang 38.088 36.183 72,70 263.048
5 Lumajang 58.074 55.171 64,40 355.304
6 Jember 61.825 58.734 68,50 402.332
7 Probolinggo 69.418 65.947 63,75 420.439
8 Pasuruan 38.655 36.722 42,42 155.788
9 Blitar 75.128 71.372 66,19 472.423
10 Kota Blitar 31.622 30.040 59,63 179.123
11 Kediri 40.544 38.517 48,47 186.687
12 Trenggalek 66.270 62.957 49,81 313.570
13 Tulungagung 86.326 82.009 39,54 324.258
14 Pacitan 52.105 49.500 57,58 285.046
15 Madiun 447 425 56,43 2.399
16 Magetan 27.392 26.022 53,78 139.952
17 Ngawi 33.726 32.039 71,71 229.760
18 Ponorogo 36.112 34.306 78,58 269.590
19 Bojonegoro 6.272 5.958 63,42 37.786
20 Tuban 13.561 12.883 66,43 85.588
21 Lamongan 22.797 21.657 81,90 177.365
22 Pamekasan 39.710 37.725 50,94 192.168
23 Sidoarjo 101.521 96.444 55,72 537.377
24 Mojokerto 63.165 60.006 57,00 342.023
25 Jombang 25.579 24.300 57,38 139.433
26 Nganjuk 67.806 64.416 23,14 149.032
27 Gresik 59.307 56.342 20,77 117.021
28 Bangkalan 36.626 34.794 27,93 97.182
29 Sampang 138.529 131.603 31,79 418.344
30 Sumenep 1.306 1.241 51,40 6.377
31 Kota Kediri 2.593 2.463 42,34 10.429
32 Kota Malang 224 213 44,22 942
33 Kota P.linggo 5.952 5.654 62,81 35.514
34 Kota Pasuruan 9 8 - -
35 Kota. M.kerto 9 9 57,20 49
36 Kota Madiun - - - -
37 Kota.S.baya 143 135 53,34 723
38 Kota Batu 1.668 1.585 45,69 7.242

16 Banten 33.065 31.412 40,51 127.239


1 Pandeglang 12.019 11.418 41,82 47.747
2 Lebak 7.433 7.061 38,58 27.241
3 Tangerang 1.816 1.725 39,75 6.857
4 Serang 7.692 7.307 40,95 29.925
6 Kota Tangerang - - - -
5 Kota Cilegon 142 135 39,91 539
7 Kota Serang 2.300 2.185 40,04 8.748
8 Kota Tangerang Selatan 1.664 1.580 39,11 6.181
61
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI


No PROVINSI / KABUPATEN
(HA) (HA) (KU/HA) (TON)
17 BALI 20.726 19.690 33,05 65.075
1 Jembrana 325 308 46,75 1.441
2 Tabanan 1.403 1.333 70,26 9.367
3 Badung 666 633 35,71 2.261
4 Gianyar 1.186 1.126 38,00 4.281
5 Klungkung 2.981 2.832 29,56 8.371
6 Bangli 4.542 4.315 34,61 14.935
7 Karangasem 4.667 4.433 16,87 7.481
8 Buleleng 4.338 4.121 37,42 15.419
9 Kota Denpasar 619 588 25,84 1.519

18 Nusa Tenggara Barat 400.806 380.766 63,13 2.403.940


1 Lombok Barat 30.329 28.812 68,15 196.353
2 Lombok Tengah 13.519 12.843 67,38 86.536
3 Lombok Timur 103.255 98.092 58,61 574.943
4 Sumbawa 100.230 95.219 62,86 598.570
5 Dompu 57.032 54.181 68,62 371.772
6 Bima 52.877 50.233 66,36 333.327
7 Sumbawa Barat 13.600 12.920 64,38 83.176
8 Lombok Utara 24.127 22.920 56,75 130.076
9 Kota Mataram 22 21 68,52 143
10 Kota Bima 5.814 5.524 52,58 29.044

19 Nusa Tenggara Timur 355.431 337.660 26,02 878.694


1 Sumba Barat 14.029 13.328 24,57 32.740
2 Sumba Timur 26.685 25.351 32,95 83.521
3 Kupang 31.294 29.729 26,67 79.297
4 Timor Tengah Selatan 25.469 24.196 24,32 58.850
5 Timor Tengah Utara 5.729 5.442 20,75 11.290
6 Belu 11.258 10.695 34,85 37.278
7 Alor 3.403 3.233 20,28 6.556
8 Lembata 2.831 2.689 20,72 5.571
9 Flores Timur 7.742 7.355 16,20 11.914
10 Sikka 8.890 8.445 21,12 17.836
11 Ende 7.187 6.828 23,08 15.760
12 Ngada 50.466 47.943 22,58 108.243
13 Manggarai 8.618 8.187 27,11 22.192
14 Rote Ndao 2.608 2.478 29,99 7.430
15 Manggarai Barat 6.620 6.289 22,89 14.398
16 Sumba Tengah 11.957 11.359 24,24 27.532
17 Sumba Barat Daya 75.194 71.434 28,45 203.217
18 Nagekeo 10.973 10.425 24,72 25.774
19 Manggarai Timur 9.499 9.024 26,33 23.760
20 Sabu Raijua 1.431 1.359 24,42 3.320
21 Kota Kupang 33.547 31.869 25,80 82.214
62
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI


No PROVINSI / KABUPATEN
(HA) (HA) (KU/HA) (TON)
20 Kalimantan Barat 56.385 53.566 35,26 188.901
1 Sambas 478 454 12,59 572
2 Bengkayang 36.463 34.640 43,36 150.184
3 Landak 3.125 2.969 41,37 12.282
4 Pontianak 685 651 23,66 1.539
5 Sanggau 2.473 2.350 16,42 3.859
6 Ketapang 786 747 14,14 1.056
7 Sintang 2.404 2.284 26,77 6.114
8 Kapuas Hulu 685 651 10,05 654
9 Sekadau 479 455 21,06 958
10 Melawi 373 354 13,39 474
11 Kayong Utara 170 162 17,84 288
12 Kubu Raya 7.367 6.998 28,15 19.700
13 Kota Pontianak 75 71 14,42 102
14 Kota Singkawang 822 781 27,50 2.147

21 Kalimantan Tengah 25.050 23.798 37,31 88.781


1 Kota Waringin Barat 4.581 4.352 42,15 18.341
2 Kota Waringin Timur 1.508 1.432 37,39 5.356
3 Kapuas 3.166 3.008 44,16 13.281
4 Barito Selatan 1.565 1.486 38,09 5.662
5 Barito Utara 2.253 2.140 43,48 9.306
6 Sukamara 1.340 1.273 26,89 3.423
7 Lamandau 2.630 2.498 32,14 8.030
8 Seruyan 826 785 29,11 2.283
9 Katingan 1.238 1.176 28,18 3.314
10 Pulang Pisau 2.481 2.357 38,64 9.108
11 Gunung Mas 405 385 32,62 1.256
12 Barito Timur 955 907 29,26 2.653
13 Murung Raya 659 626 24,96 1.562
14 Kota Palangkaraya 1.446 1.373 37,91 5.206

22 Kalimantan Selatan 80.161 76.153 59,88 456.025


1 Tanah Laut 37.240 35.378 61,68 218.229
2 Kota Baru 14.920 14.174 77,17 109.380
3 Banjar 2.803 2.663 43,11 11.482
4 Barito Kuala 663 630 55,32 3.486
5 Tapin 2.030 1.928 42,14 8.126
6 Hulu Sungai Selatan 6.352 6.035 60,95 36.779
7 Hulu Sungai Tengah 4.348 4.130 49,63 20.501
8 Hulu Sungai Utara 1.792 1.702 42,16 7.176
9 Tabalong 2.788 2.649 37,85 10.026
10 Tanah Bumbu 2.898 2.753 38,56 10.617
11 Balangan 3.193 3.033 43,76 13.275
12 Kota Banjarmasin - - - -
13 Kota Banjarbaru 1.132 1.076 64,60 6.948
63
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI


No PROVINSI / KABUPATEN
(HA) (HA) (KU/HA) (TON)
23 Kalimantan Timur 25.050 23.798 45,42 108.090
1 Pasir 6.530 6.203 46,82 29.044
2 Kutai Barat 3.122 2.966 27,97 8.296
3 Kuta Kartanegara 4.459 4.236 52,70 22.326
4 Kutai Timur 1.550 1.473 29,93 4.408
5 Berau 3.716 3.530 60,14 21.227
6 Penajam Paser Utara 965 916 41,09 3.766
7 Mahakam Ulu 2.218 2.107 45,33 9.549
8 Kota Balikpapan 942 895 43,85 3.926
9 Kota Samarinda 854 811 28,53 2.314
10 Kota Bontang 695 660 48,98 3.234

24 Kalimantan Utara 6.012 5.711 28,87 16.492


1 Malinau 365 346 31,73 1.099
2 Bulungan 1.453 1.381 26,55 3.666
3 Tana Tidung 175 166 27,83 462
4 Nunukan 1.971 1.873 30,74 5.757
5 Kota Tarakan 2.048 1.946 28,31 5.509

25 Sulawesi Utara 400.806 380.766 38,69 1.473.219


1 Bolaang Mangondow 122.238 116.126 38,23 443.952
2 Minahasa 89.603 85.123 38,53 327.950
3 Sangihe Talaud 1.877 1.783 40,81 7.277
4 Kep. Talaud 1.994 1.895 33,21 6.293
5 Minahasa Selatan 62.441 59.319 38,91 230.812
6 Minahasa Utara 25.128 23.871 38,80 92.630
7 Bolaang Mongondow Utara 15.004 14.254 40,58 57.842
8 Siau Tagulandang Biaro 841 799 31,14 2.488
9 Minahasa Tenggara 30.275 28.761 39,19 112.720
10 Bolaang Mongondow Selatan 8.903 8.458 37,45 31.678
11 Bolaang Mongondow Timur 10.092 9.587 39,35 37.727
12 Kota Manado 3.146 2.989 41,87 12.515
13 Kota Bitung 5.372 5.103 38,27 19.528
14 Kota Tomohon 16.531 15.705 39,87 62.618
15 Kota Mobago 7.358 6.990 38,89 27.189

64
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI


No PROVINSI / KABUPATEN
(HA) (HA) (KU/HA) (TON)
26 Sulawesi Tengah 75.213 71.452 50,61 361.620
1 Banggai Kepulauan 469 446 38,21 1.704
2 Banggai 3.248 3.085 44,95 13.866
3 Morowali 961 913 52,52 4.793
4 Poso 1.966 1.867 43,85 8.188
5 Donggala 2.596 2.466 47,28 11.661
6 Toli-Toli 653 620 39,70 2.462
7 Buol 974 925 57,37 5.306
8 Parigi Moutong 5.712 5.426 52,09 28.264
9 Tojo Una-Una 12.533 11.906 54,13 64.445
10 Sigi 11.380 10.811 37,46 40.496
11 Banggai Laut 576 548 - -
12 Morowali Utara 33.888 32.193 55,52 178.752
13 Palu 259 246 68,48 1.683

27 Sulawesi Selatan 396.034 376.232 56,00 2.106.719


1 Selayar 1.934 1.837 35,27 6.481
2 Bulukumba 25.485 24.210 39,60 95.874
3 Bantaeng 23.400 22.230 62,67 139.308
4 Jeneponto 39.338 37.372 62,55 233.762
5 Takalar 14.142 13.435 54,77 73.584
6 Go wa 42.179 40.070 61,17 245.108
7 Sinjai 2.145 2.038 43,83 8.933
8 Maros 5.800 5.510 53,58 29.524
9 Pangkep 1.552 1.475 60,06 8.858
10 Barru 1.422 1.351 64,78 8.749
11 Bone 28.272 26.858 62,08 166.749
12 Soppeng 24.354 23.136 41,20 95.320
13 Wajo 94.181 89.472 42,17 377.274
14 Sidrap 11.265 10.702 62,44 66.824
15 Pinrang 26.425 25.104 82,69 207.573
16 Enrekang 18.577 17.648 63,02 111.208
17 Luwu 4.955 4.708 56,06 26.391
18 Tator 2.220 2.109 73,23 15.442
19 Luwu Utara 15.300 14.535 64,47 93.708
20 Luwu Timur 9.179 8.720 81,19 70.793
21 Toraja Utara 2.032 1.930 66,68 12.873
22 Makassar 86 82 56,09 458
23 Pare-Pare 763 725 55,45 4.020
24 Kota Palopo 1.027 976 81,04 7.907

TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI


No PROVINSI / KABUPATEN
(HA) (HA) (KU/HA) (TON)
28 Sulawesi Tenggara 40.081 38.077 29,10 110.806
1 Buton 2.885 2.741 22,52 6.172
2 Muna 10.373 9.855 24,27 23.921
3 Konawe 2.113 2.007 25,77 5.172
4 Kolaka 2.448 2.326 36,07 8.389
5 Konawe Selatan 2.894 2.750 43,58 11.983
6 Bombana 947 900 61,37 5.523
7 Wakatobi 228 217 25,77 558
8 Kolaka Utara 951 903 30,76 2.779
9 Buton Utara 643 611 19,27 1.177
10 Konawe Utara 1.527 1.451 22,45 3.257
11 Kolaka Timur 1.497 1.422 38,97 5.543
12 Konawe Kepulauan 165 157 21,62 339
13 Kota Kendari 13.273 12.610 28,22 35.590
14 Kota Bau-bau 136 129 31,39 404
65
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

29 Gorontalo 300.604 285.574 47,28 1.350.092


1 Boalemo 75.314 71.548 40,04 286.475
2 Gorontalo 46.292 43.978 50,57 222.413
3 Pohuwato 152.963 145.315 50,41 732.468
4 Bone Bolango 7.999 7.599 49,17 37.367
5 Gorontalo Utara 17.592 16.713 41,62 69.551
6 Kota Gorontalo 443 421 43,18 1.817

30 Sulawesi Barat 80.161 76.153 52,98 403.455


1 Majene 946 899 40,04 3.597
2 Polewali Mandar 2.078 1.974 31,22 6.164
3 Mamasa 1.712 1.626 20,43 3.322
4 Mamuju 27.112 25.756 26,43 68.078
5 Mamuju Utara 11.153 10.595 23,19 24.572
6 Mamuju Tengah 37.161 35.303 15,09 53.262

TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI


No PROVINSI / KABUPATEN
(HA) (HA) (KU/HA) (TON)
31 Maluku 70.141 66.634 37,39 249.131
1 Maluku Tenggara Barat 3.372 3.204 27,25 8.729
2 Maluku Tenggara 3.586 3.407 29,83 10.164
3 Maluku Tengah 12.171 11.562 36,28 41.943
4 Buru 2.499 2.374 72,88 17.301
5 Kepulauan Aru 1.799 1.709 24,50 4.187
6 Seram Bagian Barat 8.536 8.109 36,26 29.403
7 Seram Bagian Timur 5.246 4.983 36,61 18.245
8 Maluku Barat Daya 27.108 25.752 39,77 102.406
9 Buru Selatan 2.954 2.806 25,75 7.227
10 Kota Ambon 2.010 1.910 35,30 6.740
11 Kota Tual 859 816 34,12 2.786

32 Maluku Utara 60.121 57.115 29,79 170.132


1 Halmahera Barat 3.871 3.677 17,51 6.440
2 Halmahera Tengah 2.769 2.631 26,79 7.048
3 Kepulauan Sula 3.197 3.037 33,98 10.320
4 Halmahera Selatan 8.137 7.730 55,96 43.260
5 Halmahera Utara 8.540 8.113 57,32 46.503
6 Halmahera Timur 5.154 4.897 17,08 8.364
7 Pulau Morotai 1.355 1.287 21,02 2.705
8 Pulau Taliabu 744 707 31,38 2.218
9 Kota Ternate 2.172 2.064 40,87 8.433
10 Tidore Kepulauan 24.182 22.973 15,17 34.840

66
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

33 Papua Barat 3.620 3.439 18,00 6.191


1. Fak-Fak 271 257 19,11 492
2. Kaimana 49 46 17,39 81
3. Teluk Wondama 65 62 17,68 109
4. Teluk Bintuni 142 135 17,47 235
5. Manokwari 1.010 960 18,07 1.735
6. Sorong Selatan 30 29 18,16 53
7. Sorong 438 416 17,51 729
8. Raja Ampat 211 200 17,91 358
9. Tambraw 61 58 18,05 105
10. Maybrat 69 66 16,91 111
11. Monokwari Selatan 298 283 18,45 523
12. Pegunungan Arfak 894 850 17,72 1.506
13. Kota Sorong 87 83 18,58 154

TANAM PANEN PROVITAS PRODUKSI


No PROVINSI / KABUPATEN
(HA) (HA) (KU/HA) (TON)
34 Papua 4.423 4.202 24,53 10.306
1 Merauke 204 194 24,71 479
2 Jayawijaya 277 263 23,46 618
3 Jayapura 538 511 25,09 1.282
4 Nabire 569 540 24,96 1.349
5 Yapen Waropen 248 236 24,26 572
6 Biak Numfor 281 267 25,43 679
7 Paniai 237 225 24,10 543
8 Puncak Jaya 50 48 - -
9 Mimika 334 318 24,49 778
10 Boven Digoel 4 4 27,16 12
11 Mappi 25 23 25,18 59
12 Asmat 33 31 25,54 79
13 Yahukimo 136 130 25,26 327
14 Pegunungan Bintang 92 87 26,16 228
15 Tolikara 108 103 25,58 263
16 Sarmi 110 105 24,04 252
17 Keerom 564 536 25,29 1.355
18 Waropen 154 146 23,99 351
19 Supiori 5 5 - 9
20 Mamberamo Raya - - - -
21 Nduga - - - -
22 Lanny Jaya - - - -
23 Mamberamo Tengah - - - -
24 Yalimo - - - -
25 Puncak 9 8 25,65 22
26 Dogiyai - - - -
27 Intan Jaya - - - -
28 Deiyai - - - -
29 Jayapura 453 430 24,40 1.050

Jumlah 6.046.072 5.743.769 53,18 30.544.728

67
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017
Lampiran 5.
Kebutuhan Benih Jagung Hibrida Tahun 2017

(Ton)
TAHUN 2016 TAHUN 2017
No. Provinsi TAHUN 2017
Okt-16 Nop-16 Des 16 Jan 17 Feb 17 Mar 17 April 17 Mei 17 Juni 17 Juli 17 Agus 17 Sep 17 Okt 17 Nov 17 Des 17
1 Aceh 140 150 147 90 84 96 90 83 87 78 84 73 145 158 185
2 Sumatera Utara 514 552 540 333 310 353 333 306 322 289 309 270 531 578 675 4.608
3 Sumatera Barat 209 225 220 135 126 144 136 125 131 118 126 110 218 238 278 1.884
4 Riau 32 35 34 21 19 22 21 19 20 18 19 17 34 37 43 290
5 Jambi 61 66 64 39 37 42 40 36 38 34 37 32 64 69 81 549
6 Sumatera Selatan 331 356 348 214 200 228 215 197 208 186 199 174 254 277 324 2.676
7 Bengkulu 47 51 49 30 28 32 31 28 30 26 28 25 49 53 62 424
8 Lampung 788 846 828 510 474 541 511 469 494 443 473 413 821 894 1.044 7.086
10 Bangka Belitung 16 17 16 10 9 11 10 9 10 9 9 8 13 14 16 129
9 Kep. Riau 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5
11 Dki Jakarta - - - - - - - - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 401 431 421 259 242 275 260 239 251 226 241 210 418 455 532 3.609
13 Jawa Tengah 1.253 1.345 1.316 810 754 860 812 746 785 705 752 657 1.305 1.421 1.660 11.268
14 D.I Yogyakarta 127 136 133 82 76 87 82 76 79 71 76 66 132 144 168 1.141
15 Jawa Timur 2.368 2.541 2.488 1.532 1.426 1.626 1.535 1.411 1.484 1.332 1.421 1.241 2.467 2.686 3.139 21.299
16 Banten 58 62 60 37 35 40 37 34 36 32 35 30 49 53 62 481
17 Bali 36 39 38 23 22 25 23 21 23 20 22 19 38 41 48 325
18 Nusa Tenggara Barat 698 749 733 451 420 479 452 416 437 392 419 366 727 791 925 6.276
19 Nusa Tenggara Timur 619 664 650 400 372 425 401 369 388 348 371 324 645 702 820 5.565
20 Kalimantan Barat 98 105 103 63 59 67 64 58 62 55 59 51 102 111 130 883
21 Kalimantan Tengah 44 47 46 28 26 30 28 26 27 25 26 23 45 49 58 392
22 Kalimantan Selatan 140 150 147 90 84 96 90 83 87 78 84 73 145 158 185 1.255
23 Kalimantan Timur 44 47 46 28 26 30 28 26 27 25 26 23 45 49 58 392
24 Kalimantan Utara 10 11 11 7 6 7 7 6 7 6 6 5 11 12 14 94
25 Sulawesi Utara 698 749 733 451 420 479 452 416 437 392 419 366 727 791 925 6.276
26 Sulawesi Tengah 131 141 138 85 79 90 85 78 82 74 79 69 136 149 174 1.178
27 Sulawesi Selatan 689 740 724 446 415 473 447 411 432 388 414 361 718 782 914 6.201
28 Sulawesi Tenggara 70 75 73 45 42 48 45 42 44 39 42 37 73 79 92 628
29 Gorontalo 523 562 550 338 315 359 339 312 328 294 314 274 500 544 636 4.554
30 Sulawesi Barat 140 150 147 90 84 96 90 83 87 78 84 73 145 158 185 1.255
31 Maluku 122 131 128 79 74 84 79 73 77 69 73 64 127 139 162 1.098
32 Maluku Utara 105 112 110 68 63 72 68 62 66 59 63 55 109 119 139 941
34 Papua Barat 5 5 5 4 3 4 4 4 3 6 6 6 5 5 7 56
33 Papua 6 6 6 5 4 5 5 4 4 7 8 7 6 6 8 69
Jumlah 10.522 11.292 11.054 6.807 6.335 7.227 6.821 6.269 6.596 5.924 6.323 5.522 10.807 11.765 13.747 92.887
Ket: Benih 15 Kg/Ha

68
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017
Lampiran 6.
Kebutuhan Pupuk NPK untuk Jagung Tahun 2017
(Ton)
TAHUN 2016 TAHUN 2017
No. Provinsi TAHUN 2017
Okt-16 Nop-16 Des 16 Jan 17 Feb 17 Mar 17 April 17 Mei 17 Juni 17 Juli 17 Agus 17 Sep 17 Okt 17 Nov 17 Des 17
1 Aceh 2.791 2.995 2.932 1.805 1.680 1.916 1.809 1.663 1.749 1.570 1.675 1.463 2.909 3.166 3.699 25.104
2 Sumatera Utara 10.287 11.040 10.806 6.653 6.192 7.063 6.667 6.127 6.448 5.785 6.174 5.391 10.610 11.553 13.498 92.160
3 Sumatera Barat 4.189 4.496 4.401 2.709 2.522 2.876 2.715 2.495 2.626 2.356 2.514 2.195 4.364 4.752 5.552 37.677
4 Riau 645 692 678 417 388 443 418 384 404 363 387 338 673 732 855 5.803
5 Jambi 1.221 1.310 1.283 790 735 838 791 727 765 687 733 640 1.272 1.385 1.618 10.982
6 Sumatera Selatan 6.629 7.114 6.964 4.287 3.990 4.552 4.296 3.948 4.155 3.728 3.978 3.474 5.089 5.541 6.473 53.511
7 Bengkulu 942 1.011 990 609 567 647 611 561 596 530 565 494 982 1.069 1.248 8.478
8 Lampung 15.758 16.912 16.554 10.191 9.486 10.820 10.213 9.386 9.877 8.862 9.458 8.258 16.417 17.875 20.885 141.728
10 Bangka Belitung 314 337 330 203 189 216 203 187 197 177 188 165 255 277 324 2.580
9 Kep. Riau 11 12 12 7 7 8 8 7 7 6 7 6 13 13 15 104
11 Dki Jakarta - - - - - - - - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 8.024 8.612 8.430 5.189 4.830 5.510 5.201 4.780 5.030 4.513 4.816 4.205 8.360 9.102 10.635 72.170
13 Jawa Tengah 25.058 26.892 26.323 16.205 15.084 17.206 16.240 14.926 15.706 14.093 15.039 13.132 26.107 28.424 33.210 225.370
14 D.I Yogyakarta 2.536 2.722 2.664 1.640 1.527 1.741 1.644 1.511 1.590 1.427 1.522 1.329 2.643 2.877 3.361 22.812
15 Jawa Timur 47.362 50.830 49.755 30.630 28.511 32.521 30.695 28.211 29.687 26.637 28.426 24.821 49.344 53.725 62.771 425.977
16 Banten 1.151 1.236 1.209 745 693 791 746 686 722 647 691 603 982 1.069 1.248 9.622
17 Bali 722 774 758 467 434 495 468 430 452 406 433 378 752 818 956 6.491
18 Nusa Tenggara Barat 13.955 14.977 14.660 9.025 8.401 9.582 9.044 8.312 8.747 7.849 8.376 7.313 14.540 15.830 18.495 125.514
19 Nusa Tenggara Timur 12.375 13.281 13.001 8.003 7.450 8.497 8.020 7.371 7.757 6.960 7.427 6.486 12.893 14.038 16.402 111.304
20 Kalimantan Barat 1.963 2.107 2.062 1.270 1.182 1.348 1.272 1.169 1.231 1.104 1.178 1.029 2.046 2.227 2.602 17.657
21 Kalimantan Tengah 872 936 916 564 525 599 565 520 547 491 524 457 908 989 1.156 7.844
22 Kalimantan Selatan 2.791 2.995 2.932 1.805 1.680 1.916 1.809 1.663 1.749 1.570 1.675 1.463 2.909 3.166 3.699 25.104
23 Kalimantan Timur 872 936 916 564 525 599 565 520 547 491 524 457 908 989 1.156 7.844
24 Kalimantan Utara 209 225 220 135 126 144 136 125 131 118 126 110 219 237 277 1.883
25 Sulawesi Utara 13.955 14.977 14.660 9.025 8.401 9.582 9.044 8.312 8.747 7.849 8.376 7.313 14.540 15.830 18.495 125.514
26 Sulawesi Tengah 2.619 2.810 2.751 1.694 1.576 1.798 1.697 1.560 1.641 1.473 1.572 1.373 2.727 2.970 3.471 23.552
27 Sulawesi Selatan 13.789 14.799 14.486 8.918 8.301 9.468 8.936 8.213 8.643 7.755 8.276 7.226 14.366 15.642 18.275 124.019
28 Sulawesi Tenggara 1.396 1.498 1.466 903 840 958 905 831 875 785 838 731 1.453 1.583 1.850 12.551
29 Gorontalo 10.466 11.233 10.995 6.769 6.300 7.187 6.783 6.234 6.560 5.886 6.282 5.485 9.995 10.883 12.715 91.080
30 Sulawesi Barat 2.791 2.995 2.932 1.805 1.680 1.916 1.809 1.663 1.749 1.570 1.675 1.463 2.909 3.166 3.699 25.104
31 Maluku 2.442 2.621 2.566 1.579 1.470 1.677 1.583 1.455 1.531 1.373 1.466 1.280 2.544 2.770 3.237 21.965
32 Maluku Utara 2.093 2.247 2.199 1.354 1.260 1.437 1.357 1.247 1.312 1.177 1.256 1.097 2.180 2.374 2.774 18.826
34 Papua Barat 98 99 103 78 63 83 78 72 64 110 125 116 102 106 130 1.127
33 Papua 119 122 125 95 77 101 95 88 78 135 152 142 126 129 159 1.378
Jumlah 210.448 225.843 221.079 136.134 126.693 144.536 136.420 125.384 131.919 118.479 126.452 110.435 216.135 235.308 274.942 1.882.836
Ket: NPK 300 Kg/Ha

69
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017
Lampiran 7.
Kebutuhan Pupuk Urea untuk Jagung Tahun 2017
(Ton)
TAHUN 2016 TAHUN 2017
No. Provinsi TAHUN 2017
Okt-16 Nop-16 Des 16 Jan 17 Feb 17 Mar 17 April 17 Mei 17 Juni 17 Juli 17 Agus 17 Sep 17 Okt 17 Nov 17 Des 17
1 Aceh 930 998 977 602 560 639 603 554 583 523 558 488 970 1.055 1.233 8.368
2 Sumatera Utara 3.429 3.680 3.602 2.218 2.064 2.354 2.222 2.042 2.149 1.928 2.058 1.797 3.537 3.851 4.499 30.720
3 Sumatera Barat 1.396 1.499 1.467 903 841 959 905 832 875 785 838 732 1.455 1.584 1.851 12.559
4 Riau 215 231 226 139 129 148 139 128 135 121 129 113 224 244 285 1.934
5 Jambi 407 437 428 263 245 279 264 242 255 229 244 213 424 462 539 3.661
6 Sumatera Selatan 2.210 2.371 2.321 1.429 1.330 1.517 1.432 1.316 1.385 1.243 1.326 1.158 1.696 1.847 2.158 17.837
7 Bengkulu 314 337 330 203 189 216 204 187 199 177 188 165 327 356 416 2.826
8 Lampung 5.253 5.637 5.518 3.397 3.162 3.607 3.404 3.129 3.292 2.954 3.153 2.753 5.472 5.958 6.962 47.243
10 Bangka Belitung 105 112 110 68 63 72 68 62 66 59 63 55 85 92 108 860
9 Kep. Riau 4 4 4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4 4 5 35
11 Dki Jakarta - - - - - - - - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 2.675 2.871 2.810 1.730 1.610 1.837 1.734 1.593 1.677 1.504 1.605 1.402 2.787 3.034 3.545 24.057
13 Jawa Tengah 8.353 8.964 8.774 5.402 5.028 5.735 5.413 4.975 5.235 4.698 5.013 4.377 8.702 9.475 11.070 75.123
14 D.I Yogyakarta 845 907 888 547 509 580 548 504 530 476 507 443 881 959 1.120 7.604
15 Jawa Timur 15.787 16.943 16.585 10.210 9.504 10.840 10.232 9.404 9.896 8.879 9.475 8.274 16.448 17.908 20.924 141.992
16 Banten 384 412 403 248 231 264 249 229 241 216 230 201 327 356 416 3.207
17 Bali 241 258 253 156 145 165 156 143 151 135 144 126 251 273 319 2.164
18 Nusa Tenggara Barat 4.652 4.992 4.887 3.008 2.800 3.194 3.015 2.771 2.916 2.616 2.792 2.438 4.847 5.277 6.165 41.838
19 Nusa Tenggara Timur 4.125 4.427 4.334 2.668 2.483 2.832 2.673 2.457 2.586 2.320 2.476 2.162 4.298 4.679 5.467 37.101
20 Kalimantan Barat 654 702 687 423 394 449 424 390 410 368 393 343 682 742 867 5.886
21 Kalimantan Tengah 291 312 305 188 175 200 188 173 182 164 175 152 303 330 385 2.615
22 Kalimantan Selatan 930 998 977 602 560 639 603 554 583 523 558 488 970 1.055 1.233 8.368
23 Kalimantan Timur 291 312 305 188 175 200 188 173 182 164 175 152 303 330 385 2.615
24 Kalimantan Utara 70 75 73 45 42 48 45 42 44 39 42 37 73 79 92 628
25 Sulawesi Utara 4.652 4.992 4.887 3.008 2.800 3.194 3.015 2.771 2.916 2.616 2.792 2.438 4.847 5.277 6.165 41.838
26 Sulawesi Tengah 873 937 917 565 525 599 566 520 547 491 524 458 909 990 1.157 7.851
27 Sulawesi Selatan 4.596 4.933 4.829 2.973 2.767 3.156 2.979 2.738 2.881 2.585 2.759 2.409 4.789 5.214 6.092 41.340
28 Sulawesi Tenggara 465 499 489 301 280 319 302 277 292 262 279 244 484 528 617 4.184
29 Gorontalo 3.489 3.744 3.665 2.256 2.100 2.396 2.261 2.078 2.187 1.962 2.094 1.828 3.332 3.628 4.238 30.360
30 Sulawesi Barat 930 998 977 602 560 639 603 554 583 523 558 488 970 1.055 1.233 8.368
31 Maluku 814 874 855 526 490 559 528 485 510 458 489 427 848 923 1.079 7.322
32 Maluku Utara 698 749 733 451 420 479 452 416 437 392 419 366 727 791 925 6.275
34 Papua Barat 33 33 34 26 21 28 26 24 21 37 42 39 34 35 43 376
33 Papua 40 41 42 32 26 34 32 29 26 45 51 47 42 43 53 459
Jumlah 70.149 75.281 73.693 45.378 42.231 48.179 45.473 41.795 43.973 39.493 42.151 36.812 72.045 78.436 91.647 627.612
Ket: Urea 100 Kg/Ha

70
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017
Lampiran 8.

Kebutuhan Pupuk Organik untuk Jagung Tahun 2017


(Ton)
TAHUN 2016 TAHUN 2017
No. Provinsi TAHUN 2017
Okt-16 Nop-16 Des 16 Jan 17 Feb 17 Mar 17 April 17 Mei 17 Juni 17 Juli 17 Agus 17 Sep 17 Okt 17 Nov 17 Des 17
1 Aceh 9.303 9.985 9.773 6.017 5.600 6.388 6.029 5.542 5.831 5.232 5.584 4.876 9.696 10.554 12.330 83.679
2 Sumatera Utara 34.289 36.799 36.021 22.175 20.641 23.544 22.222 20.424 21.492 19.284 20.579 17.970 35.368 38.508 44.992 307.199
3 Sumatera Barat 13.964 14.986 14.669 9.031 8.406 9.588 9.050 8.318 8.753 7.853 8.381 7.318 14.547 15.840 18.507 125.591
4 Riau 2.151 2.308 2.259 1.391 1.295 1.477 1.394 1.281 1.348 1.209 1.291 1.127 2.243 2.439 2.850 19.344
5 Jambi 4.070 4.368 4.276 2.632 2.450 2.795 2.638 2.424 2.551 2.289 2.443 2.133 4.241 4.617 5.395 36.608
6 Sumatera Selatan 22.096 23.713 23.212 14.290 13.301 15.172 14.320 13.161 13.850 12.427 13.261 11.580 16.963 18.468 21.578 178.371
7 Bengkulu 3.140 3.370 3.299 2.031 1.890 2.156 2.035 1.870 1.986 1.766 1.884 1.646 3.272 3.562 4.162 28.259
8 Lampung 52.527 56.372 55.180 33.970 31.619 36.067 34.042 31.288 32.924 29.541 31.525 27.528 54.723 59.584 69.615 472.426
10 Bangka Belitung 1.047 1.123 1.100 677 630 719 678 623 656 589 628 549 849 923 1.079 8.600
9 Kep. Riau 38 41 40 25 23 26 25 23 24 21 23 20 42 43 50 346
11 Dki Jakarta - - - - - - - - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 26.748 28.706 28.099 17.298 16.101 18.366 17.335 15.932 16.765 15.043 16.053 14.018 27.867 30.341 35.449 240.568
13 Jawa Tengah 83.526 89.641 87.745 54.018 50.280 57.352 54.132 49.752 52.354 46.975 50.130 43.773 87.022 94.747 110.699 751.233
14 D.I Yogyakarta 8.454 9.073 8.881 5.467 5.089 5.805 5.479 5.036 5.299 4.755 5.074 4.431 8.810 9.590 11.204 76.041
15 Jawa Timur 157.874 169.432 165.849 102.100 95.035 108.402 102.316 94.038 98.955 88.790 94.752 82.737 164.480 179.083 209.235 1.419.925
16 Banten 3.838 4.119 4.032 2.482 2.310 2.635 2.487 2.286 2.405 2.158 2.303 2.011 3.272 3.562 4.162 32.072
17 Bali 2.405 2.581 2.527 1.556 1.448 1.652 1.559 1.433 1.508 1.353 1.444 1.261 2.506 2.728 3.188 21.635
18 Nusa Tenggara Barat 46.517 49.923 48.867 30.084 28.002 31.941 30.147 27.708 29.157 26.162 27.919 24.378 48.467 52.767 61.651 418.382
19 Nusa Tenggara Timur 41.251 44.271 43.335 26.678 24.832 28.325 26.734 24.571 25.856 23.200 24.758 21.619 42.976 46.793 54.672 371.013
20 Kalimantan Barat 6.544 7.023 6.875 4.232 3.939 4.493 4.241 3.898 4.102 3.680 3.928 3.430 6.819 7.423 8.673 58.858
21 Kalimantan Tengah 2.907 3.120 3.054 1.880 1.750 1.996 1.884 1.732 1.822 1.635 1.745 1.524 3.027 3.298 3.853 26.146
22 Kalimantan Selatan 9.303 9.985 9.773 6.017 5.600 6.388 6.029 5.542 5.831 5.232 5.584 4.876 9.696 10.554 12.330 83.679
23 Kalimantan Timur 2.907 3.120 3.054 1.880 1.750 1.996 1.884 1.732 1.822 1.635 1.745 1.524 3.027 3.298 3.853 26.146
24 Kalimantan Utara 698 749 733 451 420 479 452 416 437 392 419 366 730 791 925 6.278
25 Sulawesi Utara 46.517 49.923 48.867 30.084 28.002 31.941 30.147 27.708 29.157 26.162 27.919 24.378 48.467 52.767 61.651 418.382
26 Sulawesi Tengah 8.729 9.368 9.170 5.645 5.255 5.994 5.657 5.200 5.471 4.909 5.239 4.575 9.092 9.902 11.569 78.507
27 Sulawesi Selatan 45.964 49.329 48.286 29.726 27.669 31.560 29.788 27.378 28.810 25.850 27.586 24.088 47.886 52.139 60.917 413.397
28 Sulawesi Tenggara 4.652 4.992 4.887 3.008 2.800 3.194 3.015 2.771 2.916 2.616 2.792 2.438 4.845 5.276 6.165 41.837
29 Gorontalo 34.888 37.442 36.650 22.563 21.002 23.955 22.610 20.781 21.868 19.621 20.939 18.284 33.316 36.277 42.385 303.601
30 Sulawesi Barat 9.303 9.985 9.773 6.017 5.600 6.388 6.029 5.542 5.831 5.232 5.584 4.876 9.696 10.554 12.330 83.679
31 Maluku 8.141 8.737 8.552 5.265 4.900 5.590 5.276 4.849 5.102 4.578 4.886 4.266 8.482 9.234 10.789 73.216
32 Maluku Utara 6.978 7.488 7.330 4.513 4.200 4.791 4.522 4.156 4.374 3.924 4.188 3.657 7.267 7.915 9.248 62.755
34 Papua Barat 326 331 342 260 211 276 260 239 213 367 415 387 341 353 435 3.757
33 Papua 398 405 418 318 258 337 317 292 260 449 507 473 419 431 531 4.592
Jumlah 701.494 752.809 736.929 453.779 422.311 481.788 454.733 417.946 439.730 394.929 421.508 368.117 720.450 784.358 916.472 6.276.121
Ket: Organik 1000 Kg/Ha

71
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017

Lampiran 9.

Rekapitulasi Areal Pengembangan Jagung


Tahun 2017

VARITAS BADAN LITBANG


PROVINSI &
TOTAL HIBRIDA UMUM
NO. KABUPATEN/KOTA
HIBRIDA KOMPOSIT

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

NASIONAL 3,000,000 2,500,000


Pusat 500,000 400,000 100,000
Provinsi 1,861,500 - -
Kabupaten/Kota 238,500 - -
1 ACEH 60,000 60,000 12,000 -
2 SUMUT 120,000 110,000 24,000 10,000
3 SUMBAR 60,000 55,000 12,000 5,000
4 RIAU 8,900 4,400 2,000 4,500
5 JAMBI 26,100 21,100 5,500 5,000
6 SUMSEL 150,000 130,000 30,000 20,000
7 BENGKULU 24,000 20,000 5,000 4,000
8 LAMPUNG 190,000 175,000 38,500 15,000
9 DKI JAKARTA - - - -
10 JABAR 165,000 155,000 33,200 10,000
11 JATENG 165,000 145,000 33,000 20,000
12 DI YOGYAKARTA 14,500 14,500 3,000 -
13 JATIM 130,000 104,000 26,500 26,000
14 KALBAR 32,000 24,000 6,000 8,000
15 KALTENG 13,500 11,500 3,000 2,000
16 KALSEL 50,000 45,000 10,000 5,000
17 KALTIM 23,000 18,000 4,000 5,000
18 SULUT 315,100 230,000 60,000 85,100
19 SULTENG 49,900 40,000 10,000 9,900
20 SULSEL 187,750 161,500 38,000 26,250
21 SULTRA 30,000 25,000 6,000 5,000
22 BALI 10,000 8,000 2,000 2,000
23 NTB 250,000 210,000 48,000 40,000
24 NTT 100,000 72,500 25,000 27,500
25 MALUKU 40,000 34,000 8,000 6,000
26 PAPUA - - - -
27 MALUT 35,000 30,000 7,000 5,000
28 BANTEN 30,000 25,000 6,000 5,000
29 BABEL 8,000 5,000 2,000 3,000
30 GORONTALO 153,000 125,500 30,000 27,500
31 KEPRI - - - -
32 PAPUA BARAT - - - -
33 SULBAR 58,250 40,000 10,000 18,250
34 KALTARA 1,000 1,000 300 -
TOTAL 3,000,000 2,500,000 600,000 400,000

72
Lampiran 10.
SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA
TENTANG USULAN CPCL PELAKSANA KEGIATAN JAGUNG TAHUN 2017

Nomor :
Hal :

73
Lampiran 11.

SURAT PERSETUJUAN KEPALA DINAS PERTANIAN PROVINSI TENTANG PELAKSANA KEGIATAN


JAGUNG TAHUN 2017
Nomor:

74
Lampiran 12.

SURAT KEPUTUSAN
PPK DINAS PERTANIAN PROVINSI........
NOMOR : .............................................2017
TENTANG
PENETAPAN PELAKSANA/KELOMPOKTANI PENERIMA BANTUAN
PEMERINTAH
KEGIATAN JAGUNG
TAHUN 2017
KEPALA DINAS PERTANIAN PROVINSI

Menimbang : a. Bahwa ketahanan pangan nasional perlu terus


diupayakan melalui peningkatan produksi untuk
menjamin kecukupan pangan yang semakin
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk.
b. Bahwa peningkatan produksi jagung tahun 2016
difokuskan pada peningkatan produktivitas melalui
penerapan teknologi dalam Kegiatan Jagung Tahun
2017.
c. Bahwa pelaksanaan Kegiatan Jagung Tahun
2017untuk peningkatan produksi, produktivitas dan
pendapatan petani perlu ditetapkan kelompoktani
penerima Bantuan Pemerintah kegiatan Jagung
Tahun 2017.
d. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b
dan c perlu ditetapkan Pelaksana/Kelompok tani
Penerima Bantuan Kegiatan Jagung Tahun 2017.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor .............. Tahun .............


tentang ................;
2. Surat Keputusan .......... Nomor .............. Tahun
............. tentang ................;
3. Peraturan Daerah Provinsi Nomor .............. Tahun
............. tentang ................;
4. dst
Memperhatikan : 1. DIPA Dinas Pertanian Provinsi Nomor ..............
Tanggal ............. Bulan ................ Tahun
............

75
2. Pedoman TeknisKegiatan Jagung Tahun 2017.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Penetapan Pelaksana/Kelompoktani penerima
bantuan Kegiatan Jagung Tahun 2017sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :.................................
PadaTanggal : ................................
PPK Dinas Pertanian Provinsi....

.............................................
NIP. ......................................
Tembusan :
1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI di
Jakarta
2. Gubernur di ..............
3. dst.

76
Lampiran 13.

Contoh Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Penetapan Pelaksana/Kelompoktani Penerima
Bantuan Kegiatan Jagung Tahun 2017

Nama Alamat
No Nama Ketua
Petani/Pelaksana Desa Kecamatan
1
2
3
dst

Jumlah

Disahkan, TglBlnTahun 2016 Ditetapkan, TglBlnTahun 2016


KPA Dinas Pertanian Provinsi. PPK Dinas Pertanian Provinsi.

Nama.. Nama..
NIP..... NIP.....

77
Lampiran 14.

Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


Pelaksana Kegiatan Jagung Tahun 2017

Nama Pelaksana :
Alamat Pelaksana :
Luas Lahan :
Jumlah Anggota Kelompok :

78
Lampiran 15.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Jagung Tahun 2017

2016 2017
NO TAHAPAN KEGIATAN DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEPT OKT NOV DES
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
1 Penyusunan Pedoman Pelaksanaan
2 Penetapan Calon Lokasi
3 Pembentukan Tim Teknis
4 Proses Pengajuan E-Katalog
5 Kontrak
6 Penyiapan Pembayaran Uang Muka
7 Finalisasi CPCL
8 Penyaluran Barang
9 Penyusunan dan Pengiriman RUK
10 Pelaksanaan
1) Tanam
2) Pemeliharaan
3) Panen
11 Pembinaan
12 Monitoring
13 Evaluasi
14 Pelaporan

79
Lampiran 16.

BLANGKO LAPORAN BULANAN KECAMATAN


REALISASI FASILITASI PENGEMBANGAN JAGUNG
TAHUN 2017

KECAMATAN :
BULAN :

Jumlah Target/Realisasi Tanam Realiasai Panen Dilaksanakan


No Target Realisasi Luas Provitas Produksi MH 16/17 Keterangan
Desa Poktan (%)
(Ha) Tanam (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) (Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1
2
dst
Jumlah

, tgl,.., bulan,, tahun


Petugas Penyuluhan Pertanian/
Kepala Cabang Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

Nama
NIP

80
Lampiran 17.

BLANGKO LAPORAN BULANAN KABUPATEN


REALISASI FASILITASI PENGEMBANGAN JAGUNG
TAHUN 2017

KABUPATEN :
BULAN :

Jumlah Target/Realisasi Tanam Realiasai Panen


Luas
Realisa Keteran
No Kecamatan Areal
Target si Luas Provitas Produksi Dilaksanakan gan
Desa Poktan (Ha) (%)
(Ha) Tanam (Ha) (Ku/Ha) (Ton) MH 16/17
(Ha) (Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1
2
dst
Jumlah

, tgl,.., bulan,, tahun


Tim Teknis Tingkat Kabupaten/Kota/
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

Nama
NIP

81
Lampiran 18.

BLANGKO LAPORAN BULANAN PROVINSI


REALISASI FASILITASI PENGEMBANGAN JAGUNG
TAHUN 2017

PROVINSI :
BULAN :

Jumlah Target/Realisasi Tanam Realiasai Panen


Luas
Realisasi Keteran
No Kabupaten Areal Luas Provitas Produksi Dilaksanakan
Kecamatan Desa Poktan Target (Ha) Tanam (%) gan
(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) MH 16/17
(Ha) (Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1
2
dst
Jumlah

, tgl,.., bulan,, tahun


Tim Teknis Tingkat Provinsi/
Kepala Dinas Pertanian Provinsi.

Nama
NIP

82
Lampiran 19.

BLANGKO LAPORAN AKHIR PROVINSI/KABUPATEN


REALISASI FASILITASI PENGEMBANGAN JAGUNG
TAHUN 2017

PROV/KAB :
BULAN :

Provitas di
Target/Realisasi Tanam Realiasai Panen
Luar
Luas Provitas Tidak
Bulan Program Keteran
No Kab/Kec Areal Realisasi Sebelum( Dilaksanak
Tanam Luas Provitas Produksi MT yang gan
(Ha) Target (Ha) Tanam (%) Ku/ha) an (Ha)
(Ha) (Ku/Ha) (Ton) Sama
(Ha)
(Ku/ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1
2
3
dst
Jumlah

, tgl,.., bulan,, tahun.


Tim Teknis Tingkat Provinsi/
Kepala Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten

Nama
NIP

83
Lampiran 20.
CHEK LIST PENGENDALIAN KEGIATAN ................................................

Tingkat : Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
Nama Instansi :
Nama Penerima Bantuan :
Desa : Kecamatan :
Target : ...................Ha/Unit, Rp. ......................
Nama Petugas : 1.
(Evaluator) 2.
3.

Identifikasi dan Inventarisasi data


No URAIAN KETERANGAN
1 Usulan Kegiatan .......... Ada/Tidak
2 SK Tim Teknis Ada/Tidak Ada/Tidak
3 SK Penetapan Penerima Bantuan Ada/Tidak Ada/Tidak
4 Copy Buku Tabungan Penerima Bantuan Ada/Tidak
5 RUK dan Revisinya Ada/Tidak
6 Perjanjian Kerjasama PPK dengan Penerima Bantuan Ada/Tidak
7 Bukti Penarikan Dana Bantuan Pemerintah dari Bank Ada/Tidak
8 Pemanfaatan Dana Bantuan (Bon/Nota/Kuitansi) Ada/Tidak
9 Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan Fisik Ada/Tidak
10 Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Ada/Tidak
11 Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Ada/Tidak
Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Paket Bantuan
12 Pemerintah Ada/Tidak

84
Lanjutan Lampiran 20.
Identifikasi peran tim teknis
NO URAIAN KETERANGAN
Bentuk pengawalan dan pendampingan tim teknis
1
dilaksanakan pada kegiatan:
a. Pembukaan rekening penerima bantuan pemerintah Ada/Tidak
b. Rapat penyusunan RUK Ada/Tidak
c. Penyampaian usulan pencairan dana ke PPK Ada/Tidak
d. Pengurusan pencairan dana bantuan pemerintah Ada/Tidak
e. Penarikan dana ke bank Ada/Tidak
f. Rapat pemanfaatan dana bantuan pemerintah serta
persiapan kegiatan Ada/Tidak
g. Proses pembelanjaan Ada/Tidak
h. Pengumpulan bukti-bukti pengeluaran dan pembelanjaan Ada/Tidak
Pengesahan berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan bantuan
2
pemerintah Ada/Tidak

85
Lanjutan Lampiran 20.
Keterlibatan penerima bantuan
NO URAIAN KETERANGAN
1 Apakah saudara memegang SK penetapan penerima bantuan Ya/Tidak
Apakah sudara melakukan pembagian tugas dalam rangka
2
pelaksanaan bantuan Ya/Tidak
3 Apakah saudara tahu adanya tim teknis bantuan Ya/Tidak
4 Apakah tim teknis sering melakukan bimbingan pelaksanaan Ya/Tidak
Bimbingan dari tim teknis terhadap saudara dalam rangka
5
kegiatan apa saja
a. Pembukaan rekening kelompok Ya/Tidak
b. Rapat penyusunan RUK Ya/Tidak
c. Penyampaian usulan pencairan dana ke PPK Ya/Tidak
d. Pengurusan pencairan dana bantuan Ya/Tidak
e. Penarikan dana ke bank Ya/Tidak
f. Rapat pemanfaatan dana bantuan serta persiapannya Ya/Tidak
g. Proses pembelanjaan dana bantuan Ya/Tidak
h. Pengumpulan bukti-bukti pengeluaran dan pembelanjaan Ya/Tidak
Apakah saudara memiliki dokumen pertanggungjawaban
6
berupa bendel arsip Ya/Tidak
7 Bila nomo 6 jawabannya " Ya " arsip tersebut terdiri apa saja?
a. Sk penetapan kelompok penerima bantuan Ada/Tidak
b. Catatan rapat anggota kelompok Ada/Tidak
c. Bendel RUK dan revisinya Ada/Tidak
d. Naskah kerjasama antara PPK dan ketua kelompok
penerima bantuan Ada/Tidak
e. Surat permohonan pencairan dana Ada/Tidak
f. Bukti penarikan dana bantuan pemerintah dari bank Ada/Tidak
g. Bukti pemanfaatan dana bantuan pemerintah berupa
bon/nota/kuitansi Ada/Tidak
h. Foto-foto pelaksanaan pekerjaan fisik Ada/Tidak
i. Berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan Ada/Tidak
j. Berita acara serah terima hasil pekerjaan bantuan
pemerintah Ada/Tidak

86
Lanjutan Lampiran 20.

Cek fisik pekerjaan bantuan pemerintah


NO URAIAN
1 Lokasi kegiatan
........................................................
2 Jenis pekerjaan bantuan pemerintah berupa:
........................................................
3 Volume/spesifikasi pekerjaan:
.......................................................
4 Uraian hasil pengecekan lapangan:
a. Berkaitan dengan capaian volume fisik pekerjaan
b. Aktifitas dan peran tim teknis
c. Sharing pembiayaan dari penerima bantuan/masyarakat lainnya
d. Dana yang mungkin tersisa
e. Tanggapan penerima bantuan berkaitan dengan kegiatan ini

................., Tgl ....................


Petugas (Evaluator)

(...........................................)
NIP. .................................

87
Lampiran 21.
SURAT PERNYATAAN PENYELESAIAN PEKERJAAN

1. Nama Penerima Bantuan : ....................................


2. Alamat : ...................................
3. Nama Bantuan : ...................................

Yang bertanda tangan di bawah ini Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan ................................ dengan ini menyatakan bahwa
pekerjaan ........... telah selesai dilaksanakan 100% sesuai dengan persyaratan pada Pedoman Teknis Kegiatan Jagung Tahun 2017.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

.............., ...............................
Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan
.....................................................

.........................................................

88
Lampiran 22.
CONTOH BERITA ACARA PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN BANTUAN PEMERINTAH
BERITA ACARA PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
PEKERJAAN
BANTUAN PEMERINTAH
Nomor : ..........................................
Tanggal : ..........................................
Pada hari ini..............tanggal.................bulan ..........tahun............ kami yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : .........................................................
Jabatan : Ketua Tim Teknis Bantuan Pemerintah ...........................) Kabupaten/Kota..............................
Alamat : ................................, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU atau yang Memeriksa Hasil Pekerjaan Bantuan Pemerintah.
Nama : .........................................................
Jabatan : Ketua selaku Penerima Bantuan Pemerintah berupa ........................................................
Alamat : Desa........................, Kecamatan..............., Kabupaten...................., untuk selanjutnya disebutkan sebagai PIHAK KEDUA atau yang Melaksanakan Pekerjaan
Bantuan Pemerintah.

Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KEDUA telah melaksanakan pekerjaan dengan baik berupa :
Rencana Us ulan Kerja Realis as i
Jenis
No Keterangan
Pek erjaan Biaya Biaya
Volume Volume %
(Rp) (Rp)

Selanjutnya PIHAK KEDUA melaporkan pekerjaan yang telah diselesaikan kepada PIHAK KESATU dan PIHAK KESATU telah memeriksa hasil pekerjaan dari PIHAK KEDUA
atas paket bantuan pemerintah berupa ...................................... dalam rangka kegiatan ............... dan pekerjaan dinyatakan telah selesai dengan baik dan lengkap.

Demikian Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


Yang Melaksanakan, Yang Memeriksa,
Mengetahui,
Kepala Dinas

Ketua Kelompok Ketua Tim Teknis



NIP.

89
Lampiran 23.

CONTOH BERITA ACARA SERAH TERIMA PENGELOLAAN BANTUAN PEMERINTAH


BERITA ACARA SERAH TERIMA PENGELOLAAN
PEKERJAAN
BANTUAN PEMERINTAH
Nomor : ..........................................
Tanggal : ..........................................

Pada hari ini..............tanggal.................bulan ..........tahun............ kami yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : .........................................................
Jabatan : Ketua Tim Teknis Bantuan Pemerintah .......................................) Kabupaten/Kota..............................
Alamat : ................................, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU atau yang Memeriksa Hasil Pekerjaan Bantuan Pemerintah.
Nama : .........................................................
Jabatan : Ketua selaku Penerima Bantuan Pemerintah berupa ...........................
Alamat : Desa........................, Kecamatan..............., Kabupaten...................., untuk selanjutnya disebutkan sebagai PIHAK KEDUA atau yang Menerima Bantuan Pemerintah.

Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KEDUA telah melaksanakan pekerjaan dengan baik berupa :
Rencana Us ulan Kerja Realis as i
Jenis
No Keterangan
Pek erjaan Biaya Biaya
Volume Volume %
(Rp) (Rp)

1. Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan sepenuhnya Bantuan Pemerintah kepada PIHAK KEDUA untuk dimanfaatkan sesuai peruntukannya serta menyatakan
sanggup melakukan pengelolaan paket bantuan tersebut;
2. Apabila setelah Berita Acara Serah Terima Barang terdapat penyimpangan dan penyalahgunaan kegiatan di lapangan, PIHAK KEDUA bersedia
mempertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian Berita Acara Serah Terima Barang paket bantuan pemerintah ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


Yang Melaksanakan, Yang Memeriksa,
Mengetahui,
Kepala Dinas

Ketua Kelompok Ketua Tim Teknis



NIP.
90
Lampiran 24.
Daftar Varietas Jagung Hibrida Hasil Penelitian Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian

No Jenis Varietas Potensi Hasil (Ton) Ketahanan hama/penyakit Keterangan

1 2 3 4 5
1 BIMA 20 URI 11,00 (r) : 12,80 (p) Tahan thdp pykt bulai (Peronosclerospora maydis), Hibrida
pykt karat daun (Puccinia sorghi), dan pykt hawar
daun (Helminthonsporium maydis)
2 BIMA 19 URI 9,30 (r) : 12,50 (p) Tahan thdp pykt bulai (Peronosclerospora maydis), Hibrida
pykt karat daun (Puccinia sorghi), dan pykt hawar
daun (Helminthonsporium maydis)
3 BIMA 18 11,80 (r) : 13,60 (p) Tahan thdp pnykt bulai (Peronosclerospora maydis), Hibrida
toleran pnykt karat daun (Puccinia sorghi), dan pnykt
bercak daun (Helminthosporarium maydis).
4 BIMA 17 11,80 (r) : 13,60 (p) Tahan thdp bulai (Peronosclerospora maydis), Hibrida
toleran pnykt karat daun (Puccinia sorghi), dan pnykt
bercak daun (Helminthosporarium maydis).
5 BIMA 16 10,90 (r) : 12,40 (p) Tahan penyakit bulai (Peronosclerospora maydis L), Hibrida
toleran penyakit karat daun (Puccinia Sorgi) dan
penyakit bercak daun (Helminthospororium maydis).
6 BIMA 15 SAYANG 9,90 (r) : 13,20 (p) Agak tahan pnykt bulai (Peronosclerospora maydis L) Hibrida
7 BIMA 14 BATARA 10,10 (r) : 12,90 (p) Tahan penyakit bulai (Peronosclerospora maydis L) Hibrida
8 BIMA 9 11,20 (r) : 13,40 (p) Tahan trhdp penyait bulai, agar toleran Helmintosporium Hibrida
dan toleran penyakit karat daun.
9 BIMA 8 10,10 (r) : 11,70 (p) Toleran thdp pnykt Bulai (Peronosclerospora Hibrida
maydis), totelan thdp pnykt karat daun (Puccinia sorghi),
dan pnykt bercak daun (Helminthospororium maydis).
10 BANTIMURUNG Hibrida BIMA 3 8,51 (r) : 11,00 (p) Toleran thdp pykt Bulai (P. maydis ) Hibrida
11 BANTIMURUNG Hibrida BIMA 2 8,27 (r) : 10,00 (p) Toleran terhadap penyakit Bulai (P.maydis) Hibrida
12 HJ 22 AGRITAN 10,90 (r) : 12,10 (p) Tahan penyakit bulai (Peronosclerospora maydis L), hawar Hibrida
daun (Helminthosporium maydis), dan karat daun
13 HJ 21 AGRITAN 11,40 (r) : 12,20 (p) Tahan pykt bulai (Peronosclerospora maydis L), hawar Hibrida
daun (Helminthosporium maydis), dan karat daun
14 BIMA PROVITA A1 8,40 (r) : 11,60 (p) Agak thn thdp pykt bulai (Peronosclerospora maydis), Hibrida
& rentan bercak daun (Helminthosporarium maydis).
15 PULUT URI 3 H 8,57 (r) : 10,68 (p) Agak tahan sampai tahan penyakit bulai Hibrida
(Peronosclerospora maydis), tahan terhadap
hawar daun (Helminthosporium maydis)

catatan: jika ada varietas yang memenihi kriteria tetapi tidak tertulis di tabel diatas dapat dilampirkan SK Pelepasan varietasnya

91
Lampiran 25.

Daftar Varietas Jagung Komposit Hasil Penelitian Badan Penelitian dan


Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian

No Jenis Varietas Potensi Hasil (Ton) Ketahanan hama/penyakit Keterangan

1 2 3 4 5
1 Bisma 7,0-7,5 Agak tahan bulai, toleran karat Komposit
2 Lamuru 7,6 (p) Ckp thn bulai dan karat Komposit
3 Sukmaraga 6,0 (r); 8,50 (p) Thn bulai, penyakit bercak daun & Komposit
4 Harapan 5.4 Tdk thn bulai, ckp thn Helminthosporium Komposit
dan Pucinia
5 Permadi 5.3 Agak tahan bulai, thn bercak daun Komposit
6 Bima 5.1 - Komposit
7 Pandu 5.1 Ckp thn bsk tongkol dan Giberella Komposit
8 Bromo 4,0-5,5 Ckp thn bulai, bercak daun & karat Komposit
9 Arjuna 5,0-6,0 Ckp thn bulai, bercak daun & karat Komposit
10 Kalingga 5,4-7,0 Cukup tahan bulai Komposit
11 Wiyasa 5,3-7,0 Cukup tahan bulai Komposit
12 Rama 5,0-6,0 Tahan bulai, tahan bercak daun & karat Komposit
13 Bayu 4,0-6,0 Cukup tahan bulai, potensi tinggi Komposit
14 Antasena 5,0-6,0 Agak tahan bulai & wereng jagung Komposit
15 Wisanggeni 8.0 Cukup tahan bulai & tol. Kekeringan Komposit
16 Surya 9,04 (r) Tahan bulai & toleran karat Komposit
17 Lagaligo 9,04 (r) Tahan bulai Komposit
18 Kresna 5,2 (r); 7,0 (p) Ckp thn bulai Komposit
19 Gumarang 5,0 (r); 8,0 (p) Ckp thn bulai Komposit
20 Srikandi 6,0 (r); 8,0 (p) Thnbulai,krt&bsk tgkl,tol kekeringan Komposit
21 Palakka 6,0 (r); 8,00 (p) Thn thd bercak daun dan karat Komposit
22 Srikandi Kuning - 1 5,40(r):7,92(p) Thn hwr daun&karat,agk rentan hama Komposit
penggbtg,prot.tinggi,pot hsl tinggi
23 Srikandi Putih-1 5,89(r):8,09(p) Thn hwr daun,karat, hama pengg.btg Komposit
prot. Tinggi,pot.hsl tinggi
24 Anoman - 1 4,6(r):6,6(p) Thn thd pykt Bulai (Peronosclerospora maydis ) Komposit
dan tergolong moderat tehadap hawar daun
(Helminthosporiumturcicum) serta bercak daun
kelabu (Cercosporazeae maydis)
25 PROVIT A1 6,6(r) : 7,4 (p) Sangat peka terhadap penyakit bulai (P. maydis) Komposit
26 PROVIT A2 6,4 (r) : 8,8 (p) Peka terhadap penyakit bulai (P. maydis) Komposit
27 PULUT URI 2 7,3 (r) : 9,2 (p) Agak thn trhdp penyakit bulai (Peronosclerospora Komposit
philipinensis. L)
28 PULUT URI 1 7,8 (r) : 9,4 (p) Agak thn trhdp penyakit bulai (Peronosclerospora Komposit
philipinensis. L)
Ket: r adalah rata-rata, p adalah potensi
catatan: jika ada varietas yang memenihi kriteria tetapi tidak tertulis di tabel diatas dapat dilampirkan SK Pelepasan varietasnya

92
49

93

Anda mungkin juga menyukai