KECAMATAN PANGKALAN
KABUPATEN KARAWANG
PROVINSI JAWA BARAT
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
[Type text] [Type text] [Type text]
RINGKASAN
iii
KATA PENGANTAR
Segala Puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan
Hidayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir UPSUS (Upaya
Khusus) LTT-SIWAB tahun 2017 di wilayah Kecamatan Pangkalan Kabupaten
Karawang.
Laporan akhir ini dibuat sebagai bagian pertanggung jawaban program
UPSUS (Upaya Khusus) LTT-SIWAB yang dilaksanakan di Kecamatan
Pangkalan. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam dalam
pelaksanaan kegiatan UPSUS LTT-SIWAB di Kecamatan Pangkalan tahun 2017,
serta membantu menyelesaikan laporan akhir ini, kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa pelaksanaan pendampingan di lapang dan laporan
akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga dengan laporan akhir kegiatan
ini dapat memberikan manfaat dalam peningkatan pengetahuan, keterampilandan
sikappetani menujuyang mandiri dan sejahtera.
iv
DAFTAR ISI
RINGKASAN MATERI................................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
PENDAHULUAN............................................................................................ 1
Latar Belakang........................................................................................... 1
Tujuan........................................................................................................ 1
Manfaat...................................................................................................... 2
PELAKSANAAN KEGIATAN........................................................................ 5
Waktu dan Tempat Kegiatan...................................................................... 5
Macam Kegiatan........................................................................................ 5
Proses Pendampingan................................................................................ 6
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Penduduk menurut jenis kelamin, jumlah kepala keluarga (KK)
3
Tabel 2. Data Penduduk menurut mata pencaharian..........................................
3
Tabel 3. Sasaran dan Realisasi Tanaman Intensifikasi.......................................
3
Tabel 4. Sasaran dan Realisasi Tanaman Intensifikasi Palawija........................
4
Tabel 5. Data Penduduk menurut lahan pemilikan lahan usahatani...................
4
Tabel 6. Luas lahan sawah berdasarkan pengairan............................................
4
Tabel 7. Luas Lahan darat berdasarkan penggunaannya....................................
4
Tabel 8. Data populasi ternak sapi dan kerbau di Kecamatan Pangkalan..........
11
Tabel 9. Peanaman Indigofera sp. di Kecamatan Pangkalan.............................
17
Tabel 10. Luas Lahan Padi Organik di Kelompok Tani Sri Ayu I.......................
19
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 18. Pemberian pupuk kendang....................................................... 18
Gambar 19. Sosialisasi Indigofera oleh para dosen..................................... 18
Gambar 20. Sosialisai Tentang Cara menanam bibit padi yang baik........... 20
Gambar 21. Menanam bibi padi di lahan (Tandur)...................................... 20
Gambar 22. Melakukan Penyemprotan........................................................ 20
Gambar 23. Padi organik umur 35 hari setelah tanam................................. 20
viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Pendamping mengawal program upsus dengan wilayah kajian Kabupaten
yang dibagi perkecamatan dengan bertujuan untuk mendukung pencapaian
swasembada berkelanjutan padi, jagung, kedelai, bawang, cabai, tebu dan daging.
Selain itu pendamping membantu penyuluh pertanian/THL dalam kegiatan
UPSUS LTT-SIWAB di tingkat kecamatan/desa. Bermitra dengan penyuluh
pertanian, inseminator dan babinsa dalam pendampingan program UPSUS LTT –
SIWAB.
1
Manfaat
Hasil dari program pendampingan UPSUS (upaya khusus) LTT - SIWAB ini
memberikan informasi mengenai kegiatan UPSUS LTT – SIWAB yang dijalankan
di Kecamatan Pangkalan, meliputi informasi potensi wilayah kajian UPSUS LTT -
SIWAB dan kendala-kendala selama program UPSUS dijalankan sehingga dapat
dilakukan evaluasi yang lebih baik untuk program UPSUS yang akan datang agar
target swasembada pangan nasional dapat dicapai.
2
POTENSI WILAYAH KECAMATAN PANGKALAN
3. Potensi usaha tani yang berada di wilayah Kecamatan Pangkalan terdiri dari:
3
Nama MT. MT.
Jumlah
Desa 2015 2016
Kedelai 40 50 40 90
Taman Jagung 2 20 2 22
1
mekar Kacang Hijau 8 19 8 27
Kacang tanah 5 24 5 29
Kedelai 50 25 45 70
Jagung 50 20 35 55
Taman Kacang Hijau 25 19 15 34
2
Sari Kacang Tanah 50 24 15 39
Ubi kayu 25 20 18 38
Ubi jalar 15 7 9 16
Kedelai 50 15 15 30
Jagung 50 10 15 25
Medal Kacang Hijau 75 15 30 45
3
sari Kacang Tanah 100 - 76 76
Ubi kayu 10 - 6 6
Ubi jalar 10 - 1 1
4
PELAKSANAAN KEGIATAN
Macam Kegiatan
Jenis kegiatan untuk mewujudkan swasembada pangan di Kabupaten
Karawang dalam pendampingan UPSUS, antara lain: Luas Tambah Tanam (LTT),
Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB), dan Uji Teknologi. Ketiga topik besar
tersebut memiliki sub-topik sebagai berikut:
1. Upaya Khusus Luas Tambah Tanam (LTT)
Dalam rangka pencapaian/peningkatan swasembada pangan nasional,
Kementrian Pertanian meluncurkan program Upaya Khusus Luas Tambah Tanam
(UPSUS LTT). Berikut ini adalah daftar kegiatan yang terlaksana di kecamatan
Pangkalan dalam mendukung program UPSUS LTT.
a. Penyuluhan SLPTT, SLPHT, dan SRI.
b. Penanaman padi organik.
c. Perluasan areal penanaman kedelai.
d. Pendampingan pembuatan embung
e. Budidaya sayuran hidroponik.
f. Sosialisasi dan Pelaksanaan AUTP dan kartu tani
5
- Penyuluhan mengenai Inseminasi Buatan
- Penyuluhan serta pembagian bibit Indigofera sebagai pakan hijauan
ternak
c. Pendampingan pendataan Sapi dan pelaksanaan PKB dan IB.
d. Sosialisasi dan pelaksanaan AUTS
3. Uji Teknologi
Pengujian teknologi merupakan kegiatan untuk sarana penyuluhan dan
transfer teknologi dari perguruan tinggi ke petani / peternak dan penyuluh
pertanian. Pengujian teknologi berupa: 1) Teknologi yang sudah ada namun belum
pernah dilaksanakan di kawasan/lokasi UPSUS LTT-SIWAB, 2) Teknologi baru
dari Perguruan Tinggi yang sedang diuji di tingkat lapang atau multi lokasi. Uji
teknologi dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi (Dosen dan mahasiswa/alumni)
dengan melibatkan petani dan dibantu Penyuluh Lapangan. Pelaksanaan
pengujian teknologi menggunakan motto belajar melalui bekerja dan belajar
dengan melihat (learning by doing and learning seeing), dapat dilakukan dengan
menerapkan beberapa metode penyuluhan. Pengujian teknologi yang dilakukan di
kabupaten Karawang adalah Pembuatan Demplot Padi Organik dan Penanaman
Indigofera sebagai Pakan Ternak. Pengujian teknologi yang dilakukan di
kabupaten Karawang adalah: a) Pembuatan Demplot Padi Organik, b)Penanaman
Indigofera sebagai Pakan Ternak.
Proses Pendampingan
Pendampingan program UPSUS LTT-SIWAB dilaksanakan mulai dari
memberikan bimbingan teknis Dosen Pembimbing Lapang, Mahasiswa/Alumni
pendamping program khusus LTT-SIWAB, pelaksanaan pendampingan di lapang
hingga pembuatan laporan. Gambar 2 menyajikan berbagai program UPSUS LTT-
SIWAB yang dilaksanakan di Kecamatan Pangkalan. Seluruh progran
pendampingan diharapkan mampu meningkatkan produksi dan produktivitas
Pangan.
SLPHT
Paenibacillu Pendampingan Penyuluhan
s polymixa SIWAB Pelaksanaan Pestisida
dan dan AUTS PKB & IB Nabati
Beauveria
basiana
Pelatihan Penyuluhan
Penanaman SLPTT,
Indigofera Pendampingan 6
WISMP SLPHT dan
SRI
Gambar 1. Proses pendampingan dan seluruh program upsus pajale yang terdapat
di Kecamatan Pangkalan
7
Agens hayati yang digunakan pada program padi organik di kelompok tani Sri
Ayu 1 yaitu bakteri Paenibacillus polymixa dan Beauveria basiana.
Paenibacillus polimixa merupakan salah satu agen hayati bersifat antagonis
dapat mengendalikan beberapa jenis penyakit tanaman, yang paling utama
paenibacillus dapat mengendalikan penyakit keresek pada tanaman padi yang
disebabkan bakteri Xanthomonas campestiris pv oryzae. Adapun penyakit
tanaman lain yang dapat dikendalikan oleh paenibacillus adalah penyakit bercak
daun pada jagung.
Beauveria basiana merupakan agens pengendali hayati yang mampu
menekan hingga 78 % populasi WBC (Wereng Batang Cokelat) di pertanaman
padi. Selain WBC Beuveria sebagai pengendali hayati untuk hama walang sangit,
belalang oxya, jangkrik, Aphis. SP, ulat, & semut merah.
8
Gambar 6. Perbanyakan bakteri Beauveria basiana Gambar 7. Para petani peserta penyuluhan
SIWAB adalah upaya khusus sapi indukan wajib bunting yang merupakan
program Kementerian Pertanian agar Indonesia bisa memenuhi kebutuhan daging
sapi secara mandiri. SIWAB mencakup dua program utama yaitu peningkatan
populasi melalui inseminasi buatan (IB) dan intensifikasi kawin alam (Inka).
SIWAB ditargetkan pada tahun 2026 mendatang mewujudkan Indonesia yang
mandiri dalam pemenuhan -angan asal hewan dan sekaligus meningkatkan
kesejahteraan peternak rakyat ini. Dengan SIWAB, potensi sapi indukan di dalam
negeri akan dimaksimalkan untuk dapat terus menghasilkan pedet.Untuk
mencapai keberhasilan program ini, ada enam hal yang harus dipastikan dan tepat
sasaran, yaitu: ketersediaan lahan, menurunnya gangguan reproduksi, ketersediaan
semen beku, ketersediaan N2 cair, tenaga inseminator yang kompeten, serta
penyelamatan betina produktif.
Melihat pemenuhan kebutuhan konsumsi daging untuk wilayah Karawang
sendiri sangat tinggi, namun ketersediaan yang masih sangat sedikit. Membaca
situasi tersebut dan melihat potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Pangkalan
maka upaya yang di lakukan ialah sosialisasi SIWAB diantaranya pengenalan
simen sapi (straw) varietas local maupun luar, jenis pakan yang baik dan benar,
cara pemeliharaan dan di berikan panduan tips dan trik jika para sapi sakit hingga
9
kemungkinan mati. Adanya sosialisasi ini untuk memberikan ilmu pengetahuan,
arahan dan jaminan atas sapi – sapi para petani sehingga para petani sapi tidak
merasa di rugikan. Sosialisasi mencakup kelompok ternak mekar sari, peternak
garapan (Pak Karlim & Pak Hj. Otong).
AUTS adalah Asuransi Usaha Ternak Sapi, yang dibuat oleh pemerintah
melalui Peraturan Menteri Pertanian No. 40/Permentan/SR. 230/7/ 2015 tentang
fasilitas asuransi pertanian. AUTP bertujuan memberikan perlindungan dalam
bentuk ganti rugi kepada peternak jika terjadi kematian sapi Karena penyakit,
kecelakaan atau hilang akibat pencurian sehingga peternak dapat meneruskan
usahanya. AUTP bermanfaat untuk ketentraman dan ketenangan dalam
melaksanakan usaha peternakan, keberlanjutan usaha walaupun sapi mati atau
hilang, dan meningkatkan pendapatan atas berhasilnya usaha ternak sapi.
Lembaga asuransi yang bekerjasama dengan pemerintah dalam penanggulangan
penjaminan hasil tani ialah Asuransi Jasindo. Berikut resiko yang dijamin oleh
asuransi jasindo ialah : (1) sapi mati Karena penyakit, (2) sapi mati Karena
beranak, (3) sapi mati karena kecelakaan dan (4) sapi hilang Karena kecurian.
Adapun kriteria dan syarat untuk bisa mengikuti asuransi tersebut agar hewan
ternaknya tetap terjamin ialah peternak sapi membayar iuran mendaftar di ketua
kelompok masing – masing dan Rp. 40.000,- setiap 6 bulan sekali.
10
3. Pendampingan Pelaksanaan PKB dan IB
PKB merupakan pemeriksaan kebuntingan pada sapi baik sapi yang bunting
karena kawin alam ataupun dengan inseminasi buatan (IB). Pemeriksaan ini
dilakukan oleh mantri hewan atau inseminator, bagi sapi yang sudah melakukan
IB wajib melaksanakan pemeriksaan PKB pada 1 bulan setelah dilakukan IB
untuk melihat tingkat keberhasilan IB. Biasanya jika sapi yang gagal bunting
setelah dilakukan IB akan mengalami birahi kembali pada 21 hari selanjutnya.
Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu pilihan yang tepat yang dapat
diandalkan dalam memperbanyak populasi ternak. IB adalah teknik memasukan
mani atau semen ke dalam alat reproduksi ternak betina sehat untuk dapat
membuahi sel telur dengan mengunakan alat inseminasi. IB sangat dianjurkan ada
beberapa tujuan yang dapat dicapai adalah : Untuk memperbaiki mutu ternak yang
dihasilakn, sebab bibit berasal dari pejantan yang unggul atau pilihan; Lebih
efisien karena tidak mengharuskan pejantan unggul dibawa ke tempat betina,
cukup semennya saja; Dapat meningkatkan angka kelahiran denga cepat dan
teratur; dan Mencegah terjadinya penularan atau penyebaran penyakit kelamin.
Selain itu jika dibandingkan dengan cara Intensifikasi Kawin Alam
(INKA) banyak keuntungan yang akan diperoleh peternak apabila mengunakan
cara IB adalah : Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan; Dapat mengatur
kelahiran ternak dengan baik; Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi
betina (in breeding); Dengan peralatan dn teknologi yang baik, sperma dapat
disimpan dalam waktu yang lama; Semen beku dapat dipakai untuk beberapa
tahun kemudian walaupun pejantan telah mati; Menghindari kecelakaan yang
sedang terjadi saat perkawinan akibat dari fisik pejantan terlalu besar;
Menghindari ternak dari penularan penyakit akibat hubungan kelamin.
Pendampingan IB dilakukan oleh para pendamping khusus (pngsus)
dengan ditemani oleh para inseminator per desa masing – masing. Inseminator
Desa Taman Sari yaitu Pak Jaja selalu melakukan IB, penyuntikan vitamin dan
obat kemudian selalu dilaporkan setiap hari. Laporan ini dilakukan melalui cara
11
yang cukup mudah melalui pesan singkat langsung dikirim kekontak Dinas
Peternakan Kabupaten Karawang.
12
menyebabkan keracunan pada tanaman, (4) Sulit menimbulkan kekebalan
terhadap hama, (4) Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang
lain, dan (5) menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu
pestisida kimia. Program uji teknologi pingsus mengenai padi organic
mengharuskan pupuk dan pestisida ramah lingkungan. Penyuluhan dan praktek
pembuatan pestisida nabati yang digunakan diantaranya adalah :
a. Gadung (Dioscorea hispida)
Umbi gadung mengandung bahan aktif diosgenin, steroid saponin,
alkoloid dan fenol. Pestisida nabati umbi gadung efektif untuk mengendalikan
ulat dan hama pengisap. Cara pembuatan pestisida umbi gadung adalah
sebagai berikut: (1) Tumbuk halus 500 gram umbi gadung dan peras dengan
bantuan kantong kain halus, (2) Tambahkan 10 liter air ke dalam larutan hasil
perasan dan aduk sampai rata, (3) Saring larutan, (4) semprotkan ke tanaman.
b. Jarak (Plumbago zeylanica)
Biji jarak mengandung resinin dan alkoloid. Pestisida nabati biji jarak
(dalam bentuk larutan) efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Sedangkan serbuknya efektif untuk mengendalikan nematoda. Cara
pembuatan pestisida nabati biji jarak adalah sebagai berikut: (1)
Hancurkan/tumbuk 0,75 kg biji jarak dan panaskan selama 10 menit dalam 2
liter air yang telah ditambah dengan 2 sendok makan minyak tanah dan 50
gram ditergen. (2) Saring larutan hasil perendaman dan tambah dengan 10 liter
air. (3) Semprotkan larutan hasil penyaringan ke tanaman.
c. Sirsak (Annona muricata)
Daun sirsak mengandung bahan aktif annonain dan resin. Pestisida
nabati daun sirsak efektif untuk mengendalikan hama trip. Cara pembuatan
pestisida nabati daun sirsak adalah sebagai berikut: (1) Tumbuk halus 50-100
lembar daun sirsak. (2) Rendam dalam 5 liter air + 15 g ditergen, aduk sampai
rata, dan diamkan semalam. (3) Saring larutan tersebut dengan kain halus. (4)
Encerkan tiap satu liter larutan hasil penyaringan dengan 10-15 liter air. (5)
Semprotkan larutan hasil pengenceran ke tanaman.
d. Sirsak dan Tembakau
Pestisida nabatai daun sirsak dan tembakau efektif untuk mengendalikan
belalang dan ulat. Cara pembuatan pestisida nabati sirsak dan tembakau adalah
sebagai berikut: (1) Sebanyak 50 lembar daun sirsak + segenggam daun
embakau ditumbuk halus. (2) Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam 20
13
liter air + 20 g ditergen (sabun colek), diaduk rata, dandirendam selama
semalam, kemudian saring. (3) Tiap satu liter larutan hasil penyaringan
diencerkan dengan 50-60 liter air. (4) Larutan hasil pengenceran siap
disemprotkan ke tanaman.
14
dengan jarak tanam lebar, tanam cepat dan hati-hati, menerapkan irrigasi
berselang, penyiangan lebih intensif, serta menggunakan kompos sebanyak
mungkin sebagai pupuk organik dan juga menggunakan MOL ( Mikro Organisme
Lokal). SRI merupaan budidaya pada alternatif yang menjanjikan pada
peningkatan produksi dengan air irigasi yang lebih efisien dan ramah lingkunga,
akan tetapi untuk pelaksanaan di lapangan diperlukan pembelajaran terlebih
dahul. Untuk penerapan SRI perlu usaha yang lebih sabar dan lebih
memperhatikan tanaman.
Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan di UPTD pertanian Kecamatan
Pangkalan diikuti oleh para Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), penyuluh
pertanian, petugas BPPP lembang, Dinas Pertanian dan pendamping UPSUS.
Gambar 13. Pelatihan SLPTT, SLPHT dan SRI di kantor UPTD pertanian
Kec.Pangkalan
15
WISMP (Water Resource Irigation Sector Management Program)
merupakan salah satu program yang dikembangkan daalam mewujudkan refomasi
kebijakan pengeloaan irigasi. Disamping itu melalui perbaikan pengaturan dan
perencanaan sektor sumberdaya air dan irigasi untuk meningkatkan kemampuan
management dan pendanaan dari instansi-instansi terkait dan masyarakat petani
pemakai air dalam menjaga keberlanjutan pengelolaan irigasi. Kegiatan
pendampingan WISMP diarahkan dalam rangka pemberdayaan kelembagaan
petani yang tergabung dalam perkumpulan petani pemakai air (P3A/GP3A), agar
lebih mandiri dalam ber usaha tani dan berpartisipasi aktif dalam pengelolaan
irigasi yang menjadi tanggung jawabnya.
16
Tabel 9. Penanaman Indigofera sp. Di Kabupaten Karawang.
No Desa Banyaknya Jarak Tanam Dosis Pupuk Kandang
Bibit
1 Taman Mekar 500 Bibit 1m x 1m 250 – 300 grm/ LT
2 Taman Sari 100 Bibit 1m x 1m 250 – 300 grm/ LT
3 Medal Sari 100 Bibit 1m x 1m 250 – 300 grm/ LT
17
8. Budidaya Padi Organik
18
Desa/Nama Kelompok Nama Ketua Luas Jumlah
tani Kelompok tani (Ha) Anggota (Orang)
Medalsari/ Sri Ayu I U. Sumarna 20 31
Jumlah 20 31
Gambar 20. Sosialisai Tentang Cara menanam bibit padi yang baik
19
Gambar 23. Padi organik umur 35 hari setelah tanam
Kesimpulan
Saran
20
Program pendampingan dalam mendukung UPSUS LTT-SIWAB yang
sudah berjalan, semoga dapat dilanjutkan oleh penyuluh pertanian dan
inseminator di masing-masing desa. Peran penyuluh dan inseminator diharapkan
dapat membantu program-program tersebut berkelanjutan sehingga tujuan dari
UPSUS LTT-SIWAB untuk mewujudkan swasembada pangan dan swasembada
daging dapat tercapai. Selain itu sarana dan prasarana lebih diperhatikan seperti
pengadaan transportasi bagi tenaga penyuluh dan pendamping karena lokasi
pendampingan cukup luas dan tenaga penyuluh dan pendamping juga
membutuhkan alokasi dana untuk memenuhi sarana pendukung guna
memperlancar dalam menjalankan program-program UPSUS LTT-SIWAB.
Kurangnya tenaga Inseminator untuk cakupan kecamatan dengan populasi ternak
yang dapat dikatakan masih banyak. Sehingga perlunya inseminator tambahan
yang berkompeten dan tersertifikasi.
21