Anda di halaman 1dari 29

KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM

UPAYA KHUSUS LUAS TAMBAH TANAM


DAN SAPI INDUKAN WAJIB BUNTING

KECAMATAN PANGKALAN
KABUPATEN KARAWANG
PROVINSI JAWA BARAT

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
[Type text] [Type text] [Type text]
RINGKASAN

Program Upaya khusus (UPSUS) LTT-SIWAB merupakan program dari


Kementrian Pertanian untuk mendukung target swasembada padi, jagung, kedelai,
cabai, tebu, bawang dan daging. Upaya peningkatan produksi pangan dilakukan
melalui kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan kegiatan pendukung
lainnya, antara lain: Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT)
perbanyakan Paenibacillus polymixa dan Beauveria basiana, Sosialisasi Sapi
Indukan Wajib Bunting (SIWAB) dan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS),
pendampingan pelaksanaan PKB dan IB, Penyuluhan Pestisda Nabati, Penyuluhan
SLPTT, SLPHT dan SRI, Pelatihan Pendampingan WISMP, Penanaman
indigofera. Program pendampingan untuk mengawal program Upsus di wilayah
Kecamatan Pangkalan dilaksanakan di tiga kecamatan yaitu Desa Tamanmekar,
Tamansari dan Medalsari. Kegiatan pendampingan telah dilaksanakan mulai bulan
April sampai Juli 2017. Secara umum kegiatan Upsus LTT-SIWAB di wialayah
Kecamatan Pangkalan berjalan dengan baik dengan adanya sinergi kerjasama dari
pendamping, penyuluh pertanian/THL-TBPP dan Babinsa dalam mengawal
program Upsus LTT-SIWAB. Kegiatan-kegiatan menuju swasembada padi,
jagung, kedelai, cabai, tebu, bawang dan daging tersebut berjalan dengan lancar
sesuai prosedur, walaupun terdapat beberapa kendala.

iii
KATA PENGANTAR

Segala Puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan
Hidayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir UPSUS (Upaya
Khusus) LTT-SIWAB tahun 2017 di wilayah Kecamatan Pangkalan Kabupaten
Karawang.
Laporan akhir ini dibuat sebagai bagian pertanggung jawaban program
UPSUS (Upaya Khusus) LTT-SIWAB yang dilaksanakan di Kecamatan
Pangkalan. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam dalam
pelaksanaan kegiatan UPSUS LTT-SIWAB di Kecamatan Pangkalan tahun 2017,
serta membantu menyelesaikan laporan akhir ini, kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa pelaksanaan pendampingan di lapang dan laporan
akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga dengan laporan akhir kegiatan
ini dapat memberikan manfaat dalam peningkatan pengetahuan, keterampilandan
sikappetani menujuyang mandiri dan sejahtera.

Karawang, Juli 2017

Tim DPL dan Pingsus Kec. Pangkalan

iv
DAFTAR ISI

RINGKASAN MATERI................................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
PENDAHULUAN............................................................................................ 1
Latar Belakang........................................................................................... 1
Tujuan........................................................................................................ 1
Manfaat...................................................................................................... 2

POTENSI WILAYAH KECAMATAN PANGKALAN................................... 3

PELAKSANAAN KEGIATAN........................................................................ 5
Waktu dan Tempat Kegiatan...................................................................... 5
Macam Kegiatan........................................................................................ 5
Proses Pendampingan................................................................................ 6

HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................ 8


Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu ......................................... 8
Sosialisasi SIWAB dan Asuransi Usaha Tanaman Sapi............................. 10
Pendampingan Pelaksanaan PKB dan IB.................................................. 11
Penyuluhan Pestisda Nabati....................................................................... 13
Penyuluhan SLPTT, SLPHT dan SRI........................................................ 15
Pelatihan Pendampingan WISMP.............................................................. 16
Penanaman Indigofera sp.......................................................................... 17
Budidaya Padi Organik.............................................................................. 19

KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 21


Kesimpulan................................................................................................ 21
Saran.......................................................................................................... 21

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Penduduk menurut jenis kelamin, jumlah kepala keluarga (KK)
3
Tabel 2. Data Penduduk menurut mata pencaharian..........................................
3
Tabel 3. Sasaran dan Realisasi Tanaman Intensifikasi.......................................
3
Tabel 4. Sasaran dan Realisasi Tanaman Intensifikasi Palawija........................
4
Tabel 5. Data Penduduk menurut lahan pemilikan lahan usahatani...................
4
Tabel 6. Luas lahan sawah berdasarkan pengairan............................................
4
Tabel 7. Luas Lahan darat berdasarkan penggunaannya....................................
4
Tabel 8. Data populasi ternak sapi dan kerbau di Kecamatan Pangkalan..........
11
Tabel 9. Peanaman Indigofera sp. di Kecamatan Pangkalan.............................
17
Tabel 10. Luas Lahan Padi Organik di Kelompok Tani Sri Ayu I.......................
19

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses pendampingan dan seluruh program upsus


pajale yang terdapat di Kecamatan Pangkalan........................ 7
Gambar 2. Pingsus sedang menjelaskan...................................................... 9
Gambar 3. Pingsus sedang pembukaan........................................................ 9
Gambar 4. Perbanyakan bakteri Paenibacillus polimyxa............................ 9
Gambar 5. Petani melakukan seleksi benih................................................. 9
Gambar 6. Perbanyakan bakteri Beauveria basiana.................................... 9
Gambar 7. Para petani peserta penyuluhan.................................................. 9
Gambar 8. Para narasumber......................................................................... 10
Gambar 9. Spanduk kegiatan....................................................................... 10
Gambar 10. Insiminator mempersiapakan straw......................................... 12
Gambar 11. Insiminator melakukan IB........................................................ 12
Gambar 12. Pendampingan IB oleh pingsus................................................ 13
Gambar 13. Pelatihan SLPTT, SLPHT dan SRI di kantor
UPTD pertanian Kec. Pangkalan............................................. 16
Gambar 14. Pelatihan WISMP di Kantor Desa Medal sari.......................... 16
Gambar 15. Sosialisasi Indigofera sp.......................................................... 18
Gambar 16. Penanaman Bersama................................................................ 18
Gambar 17. Penanaman Bersama................................................................ 18

vii
Gambar 18. Pemberian pupuk kendang....................................................... 18
Gambar 19. Sosialisasi Indigofera oleh para dosen..................................... 18
Gambar 20. Sosialisai Tentang Cara menanam bibit padi yang baik........... 20
Gambar 21. Menanam bibi padi di lahan (Tandur)...................................... 20
Gambar 22. Melakukan Penyemprotan........................................................ 20
Gambar 23. Padi organik umur 35 hari setelah tanam................................. 20

viii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Produktivitas komoditas pertanian antara lain tanaman pangan,


hortikultura, palawija, sayuran, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan
merupakan income keluarga petani dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari.
Sektor pertanian berperan penting dalam stabilitas perekonomian ditingkat
pedesaan, sehingga perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak yang terkait.
Perkembangan teknologi yang setiap saat berkembang harus diikuti oleh
peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani. Masalah yang dihadapi saat ini
adalah adanya perubahan teknologi yang kurang diikuti oleh tingkat kemampuan
petani disebabkan tingkat pendidikan petani masih rendah dan adanya perubahan
petani penggarap setiap musim tanam serta kepemilikan lahan yang guntai dan
kurangnya minat pemuda tani terjun kepada dunia usaha tani, karena adanya
perkembangan industri sehingga tenaga kerja potensial cenderung memilih
menjadi buruh pabri.
Seperti halnya di Kecamatan Pangkalan, kasus semacam itu sedang terjadi,
hal ini mendorong untuk diadakannya teknologi baru untuk memotivasi petani dan
keluarganya dalam melaksanakan usaha tani.

Tujuan
Pendamping mengawal program upsus dengan wilayah kajian Kabupaten
yang dibagi perkecamatan dengan bertujuan untuk mendukung pencapaian
swasembada berkelanjutan padi, jagung, kedelai, bawang, cabai, tebu dan daging.
Selain itu pendamping membantu penyuluh pertanian/THL dalam kegiatan
UPSUS LTT-SIWAB di tingkat kecamatan/desa. Bermitra dengan penyuluh
pertanian, inseminator dan babinsa dalam pendampingan program UPSUS LTT –
SIWAB.

1
Manfaat
Hasil dari program pendampingan UPSUS (upaya khusus) LTT - SIWAB ini
memberikan informasi mengenai kegiatan UPSUS LTT – SIWAB yang dijalankan
di Kecamatan Pangkalan, meliputi informasi potensi wilayah kajian UPSUS LTT -
SIWAB dan kendala-kendala selama program UPSUS dijalankan sehingga dapat
dilakukan evaluasi yang lebih baik untuk program UPSUS yang akan datang agar
target swasembada pangan nasional dapat dicapai.

2
POTENSI WILAYAH KECAMATAN PANGKALAN

Potensi wilayah yang ada di kecamatan Pangkalan meliputi potensi


sumber daya alam, potensi sumber daya manusia dan potensi usaha tani:
1. Potensi luas lahan Sumber Daya Alam talun rakyat, pengairan setengah teknis,
pengairan pedesaan, lahan tadah hujan sekitar :
a. Lahan sawah luas 2341 Ha.
b. Lahan darat 5213 Ha.
2. Keadaan sumber daya manusia Kecamatan Pangkalan menurut data terakhir
ialah:
Tabel 1. Data Penduduk menurut jenis kelamin, jumlah kepala keluarga (KK)
Penduduk (orang)
No Nama Desa
Laki-laki Perempuan Jumlah KK
1 Taman mekar 3103 2915 5928 2237
2 Taman sari 3424 3448 6872 654
3 Medal sari 1825 1918 3743 1279

Tabel 2. Data Penduduk menurut mata pencaharian


Mata Pencaharian
No Nama Desa
Petani Pedagang Buruh tani PNS
1 Taman mekar 649 324 1106 88
2 Taman sari 332 297 330 65
3 Medal sari 2436 87 1127 92

3. Potensi usaha tani yang berada di wilayah Kecamatan Pangkalan terdiri dari:

a. Potensi Pengembangan usahatani padi, palawija dan sayuran meliputi:

Tabel 3. Sasaran dan Realisasi Tanaman Intensifikasi


Sasaran Realisasi Tanam Tahun Lalu
Nama Jenis Areal
No
Desa Intensifikasi (ha) th. 2015/2016 2016 Jumlah
2017
Taman Padi Sawah 200 200 200 400
1
mekar Padi Gogo 589 589 589 1178
Taman Padi Sawah 153 153 136 289
2
sari Padi Gogo 100 90 90 180
Medal Padi Sawah 762 381 381 762
3
sari Padi Gogo - - - -

Tabel 4. Sasaran dan Realisasi Tanaman Intensifikasi Palawija


No Komoditi Sasaran (ha) Realisasi Tahun lalu (ha)

3
Nama MT. MT.
Jumlah
Desa 2015 2016
Kedelai 40 50 40 90
Taman Jagung 2 20 2 22
1
mekar Kacang Hijau 8 19 8 27
Kacang tanah 5 24 5 29
Kedelai 50 25 45 70
Jagung 50 20 35 55
Taman Kacang Hijau 25 19 15 34
2
Sari Kacang Tanah 50 24 15 39
Ubi kayu 25 20 18 38
Ubi jalar 15 7 9 16
Kedelai 50 15 15 30
Jagung 50 10 15 25
Medal Kacang Hijau 75 15 30 45
3
sari Kacang Tanah 100 - 76 76
Ubi kayu 10 - 6 6
Ubi jalar 10 - 1 1

Tabel 5. Data Penduduk menurut lahan pemilikan lahan usahatani.


Rata-rata luas Pemilikan (ha)
No Nama Desa 1,0-
0,1,-0,3 0,31-0,5 0,51-1,0 1,5-2,0
1,5
1 Taman mekar 202 197 101 133 67
2 Taman sari 245 245 146 150 22
3 Medal sari 217 59 32 25 19

Tabel 6. Luas lahan sawah berdasarkan pengairan


Luas Areal Pengairan (ha)
No Nama Desa ½ Teknis
T. Sederhana Td. Hujan Jumlah
Pedesaan
1 Taman mekar 122 137 74 333
2 Taman sari - 105 48 153
3 Medal sari 351 - 30 381

Tabel 7. Luas Lahan darat berdasarkan penggunaannya


Luas Areal Darat (ha)
Nama
No Lain-
Desa Tegal Kebun Pekarangan Kolam Jumlah
Lain
Taman
1 495 4 174 5 61 739
mekar
Taman
2 600 5 192 1 153 951
sari
Medal
3 84 150 100 - - 334
sari

4
PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu dan Tempat Kegiatan

Program pendampingan UPSUS LTT-SIWAB dilaksanakan kurang lebih


selama Tiga bulan mulai bulan April sampai Juli 2017. Tempat pelaksanaan
UPSUS LTT-SIWAB yaitu di 3 Desa Pendampingan yaitu Desa yaitu Desa
Tamanmekar, Desa Tamansari, dan Desa Medalsari.

Macam Kegiatan
Jenis kegiatan untuk mewujudkan swasembada pangan di Kabupaten
Karawang dalam pendampingan UPSUS, antara lain: Luas Tambah Tanam (LTT),
Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB), dan Uji Teknologi. Ketiga topik besar
tersebut memiliki sub-topik sebagai berikut:
1. Upaya Khusus Luas Tambah Tanam (LTT)
Dalam rangka pencapaian/peningkatan swasembada pangan nasional,
Kementrian Pertanian meluncurkan program Upaya Khusus Luas Tambah Tanam
(UPSUS LTT). Berikut ini adalah daftar kegiatan yang terlaksana di kecamatan
Pangkalan dalam mendukung program UPSUS LTT.
a. Penyuluhan SLPTT, SLPHT, dan SRI.
b. Penanaman padi organik.
c. Perluasan areal penanaman kedelai.
d. Pendampingan pembuatan embung
e. Budidaya sayuran hidroponik.
f. Sosialisasi dan Pelaksanaan AUTP dan kartu tani

2. Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB)


Untuk mengakselerasi percepatan target pemenuhan populasi sapi potong
dalam negeri, Kementerian Pertanian meluncurkan program Upaya Khusus
Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (UPSUS SIWAB). Berikut ini
adalah daftar kegiatan yang terlaksana di Kecamatan Pangkalan dalam
mendukung program UPSUS SIWAB.
a. Sosialisasi SIWAB tingkat kecamatan
b. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Peternakan
Kegiatan penyuluhan peternakan yang dilakukan di kabupaten Karawang di 8
desa diantaranya:

5
- Penyuluhan mengenai Inseminasi Buatan
- Penyuluhan serta pembagian bibit Indigofera sebagai pakan hijauan
ternak
c. Pendampingan pendataan Sapi dan pelaksanaan PKB dan IB.
d. Sosialisasi dan pelaksanaan AUTS

3. Uji Teknologi
Pengujian teknologi merupakan kegiatan untuk sarana penyuluhan dan
transfer teknologi dari perguruan tinggi ke petani / peternak dan penyuluh
pertanian. Pengujian teknologi berupa: 1) Teknologi yang sudah ada namun belum
pernah dilaksanakan di kawasan/lokasi UPSUS LTT-SIWAB, 2) Teknologi baru
dari Perguruan Tinggi yang sedang diuji di tingkat lapang atau multi lokasi. Uji
teknologi dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi (Dosen dan mahasiswa/alumni)
dengan melibatkan petani dan dibantu Penyuluh Lapangan. Pelaksanaan
pengujian teknologi menggunakan motto belajar melalui bekerja dan belajar
dengan melihat (learning by doing and learning seeing), dapat dilakukan dengan
menerapkan beberapa metode penyuluhan. Pengujian teknologi yang dilakukan di
kabupaten Karawang adalah Pembuatan Demplot Padi Organik dan Penanaman
Indigofera sebagai Pakan Ternak. Pengujian teknologi yang dilakukan di
kabupaten Karawang adalah: a) Pembuatan Demplot Padi Organik, b)Penanaman
Indigofera sebagai Pakan Ternak.

Proses Pendampingan
Pendampingan program UPSUS LTT-SIWAB dilaksanakan mulai dari
memberikan bimbingan teknis Dosen Pembimbing Lapang, Mahasiswa/Alumni
pendamping program khusus LTT-SIWAB, pelaksanaan pendampingan di lapang
hingga pembuatan laporan. Gambar 2 menyajikan berbagai program UPSUS LTT-
SIWAB yang dilaksanakan di Kecamatan Pangkalan. Seluruh progran
pendampingan diharapkan mampu meningkatkan produksi dan produktivitas
Pangan.

SLPHT
Paenibacillu Pendampingan Penyuluhan
s polymixa SIWAB Pelaksanaan Pestisida
dan dan AUTS PKB & IB Nabati
Beauveria
basiana

Pelatihan Penyuluhan
Penanaman SLPTT,
Indigofera Pendampingan 6
WISMP SLPHT dan
SRI
Gambar 1. Proses pendampingan dan seluruh program upsus pajale yang terdapat
di Kecamatan Pangkalan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Perbanyakan


Paenibacillus polymixa dan Beauveria basiana

SLPHT perbanyakan agens hayati dilakukan di kelompok tani Sri Ayu 1,


Desa Medalsari yang merupakan kelompok tani binaan dalam program
Kementrian Pertanian yaitu pengembangan padi organik. Agen hayati adalah
setiap organisme, (spesies, subspecies, varietas, semua jenis serangga, nematode,
protozoa, cendawan, bakteri, virus, mikoplasma, serta organisme lainnya) semua
tahap perkembangannya dapat digunakan untuk pengendalian OPT. Agens hayati
memiliki beberapa keuntungan, diantaranya : 1) selektivitas tinggi dan tidak
menimbulkan hama baru, 2) organisme yang digunakan sudah tersedia di alam, 3)
musuh alami dapat berkembang biak dengan sendirinya. Hal ini sangat cocok
untuk di aplikasikan di lahan padi organik seperti lahan kelompok tani Sri Ayu 1.

7
Agens hayati yang digunakan pada program padi organik di kelompok tani Sri
Ayu 1 yaitu bakteri Paenibacillus polymixa dan Beauveria basiana.
Paenibacillus polimixa merupakan salah satu agen hayati bersifat antagonis
dapat mengendalikan beberapa jenis penyakit tanaman, yang paling utama
paenibacillus dapat mengendalikan penyakit keresek pada tanaman padi yang
disebabkan bakteri Xanthomonas campestiris pv oryzae. Adapun penyakit
tanaman lain yang dapat dikendalikan oleh paenibacillus adalah penyakit bercak
daun pada jagung.
Beauveria basiana merupakan agens pengendali hayati yang mampu
menekan hingga 78 % populasi WBC (Wereng Batang Cokelat) di pertanaman
padi. Selain WBC Beuveria sebagai pengendali hayati untuk hama walang sangit,
belalang oxya, jangkrik, Aphis. SP, ulat, & semut merah.

Gambar 2. Pingsus sedang menjelaskan Gambar 3. Pingsus sedang pembukaan

Gambar 4. Perbanyakan bakteri Paenibacillus Gambar 5. Petani melakukan seleksi benih

8
Gambar 6. Perbanyakan bakteri Beauveria basiana Gambar 7. Para petani peserta penyuluhan

2. Sosialisasi SIWAB dan Asuransi Usaha Tanaman Sapi (AUTS)

SIWAB adalah upaya khusus sapi indukan wajib bunting yang merupakan
program Kementerian Pertanian agar Indonesia bisa memenuhi kebutuhan daging
sapi secara mandiri. SIWAB mencakup dua program utama yaitu peningkatan
populasi melalui inseminasi buatan (IB) dan intensifikasi kawin alam (Inka).
SIWAB ditargetkan pada tahun 2026 mendatang mewujudkan Indonesia yang
mandiri dalam pemenuhan -angan asal hewan dan sekaligus meningkatkan
kesejahteraan peternak rakyat ini. Dengan SIWAB, potensi sapi indukan di dalam
negeri akan dimaksimalkan untuk dapat terus menghasilkan pedet.Untuk
mencapai keberhasilan program ini, ada enam hal yang harus dipastikan dan tepat
sasaran, yaitu: ketersediaan lahan, menurunnya gangguan reproduksi, ketersediaan
semen beku, ketersediaan N2 cair, tenaga inseminator yang kompeten, serta
penyelamatan betina produktif.
Melihat pemenuhan kebutuhan konsumsi daging untuk wilayah Karawang
sendiri sangat tinggi, namun ketersediaan yang masih sangat sedikit. Membaca
situasi tersebut dan melihat potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Pangkalan
maka upaya yang di lakukan ialah sosialisasi SIWAB diantaranya pengenalan
simen sapi (straw) varietas local maupun luar, jenis pakan yang baik dan benar,
cara pemeliharaan dan di berikan panduan tips dan trik jika para sapi sakit hingga

9
kemungkinan mati. Adanya sosialisasi ini untuk memberikan ilmu pengetahuan,
arahan dan jaminan atas sapi – sapi para petani sehingga para petani sapi tidak
merasa di rugikan. Sosialisasi mencakup kelompok ternak mekar sari, peternak
garapan (Pak Karlim & Pak Hj. Otong).

Gambar 8. Para narasumber. Gambar 9. Spanduk kegiatan

Tabel 8. Data populasi Ternak sapi dan kerbau di Kecamatan Pangkalan.


Jumlah
No Nama Desa
Sapi Kerbau
1 Taman mekar 592 -
2 Taman sari 95 -
3 Medal sari 196 -

AUTS adalah Asuransi Usaha Ternak Sapi, yang dibuat oleh pemerintah
melalui Peraturan Menteri Pertanian No. 40/Permentan/SR. 230/7/ 2015 tentang
fasilitas asuransi pertanian. AUTP bertujuan memberikan perlindungan dalam
bentuk ganti rugi kepada peternak jika terjadi kematian sapi Karena penyakit,
kecelakaan atau hilang akibat pencurian sehingga peternak dapat meneruskan
usahanya. AUTP bermanfaat untuk ketentraman dan ketenangan dalam
melaksanakan usaha peternakan, keberlanjutan usaha walaupun sapi mati atau
hilang, dan meningkatkan pendapatan atas berhasilnya usaha ternak sapi.
Lembaga asuransi yang bekerjasama dengan pemerintah dalam penanggulangan
penjaminan hasil tani ialah Asuransi Jasindo. Berikut resiko yang dijamin oleh
asuransi jasindo ialah : (1) sapi mati Karena penyakit, (2) sapi mati Karena
beranak, (3) sapi mati karena kecelakaan dan (4) sapi hilang Karena kecurian.
Adapun kriteria dan syarat untuk bisa mengikuti asuransi tersebut agar hewan
ternaknya tetap terjamin ialah peternak sapi membayar iuran mendaftar di ketua
kelompok masing – masing dan Rp. 40.000,- setiap 6 bulan sekali.

10
3. Pendampingan Pelaksanaan PKB dan IB

PKB merupakan pemeriksaan kebuntingan pada sapi baik sapi yang bunting
karena kawin alam ataupun dengan inseminasi buatan (IB). Pemeriksaan ini
dilakukan oleh mantri hewan atau inseminator, bagi sapi yang sudah melakukan
IB wajib melaksanakan pemeriksaan PKB pada 1 bulan setelah dilakukan IB
untuk melihat tingkat keberhasilan IB. Biasanya jika sapi yang gagal bunting
setelah dilakukan IB akan mengalami birahi kembali pada 21 hari selanjutnya.
Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu pilihan yang tepat yang dapat
diandalkan dalam memperbanyak populasi ternak. IB adalah teknik memasukan
mani atau semen ke dalam alat reproduksi ternak betina sehat untuk dapat
membuahi sel telur dengan mengunakan alat inseminasi. IB sangat dianjurkan ada
beberapa tujuan yang dapat dicapai adalah : Untuk memperbaiki mutu ternak yang
dihasilakn, sebab bibit berasal dari pejantan yang unggul atau pilihan; Lebih
efisien karena tidak mengharuskan pejantan unggul dibawa ke tempat betina,
cukup semennya saja; Dapat meningkatkan angka kelahiran denga cepat dan
teratur; dan Mencegah terjadinya penularan atau penyebaran penyakit kelamin.
Selain itu jika dibandingkan dengan cara Intensifikasi Kawin Alam
(INKA) banyak keuntungan yang akan diperoleh peternak apabila mengunakan
cara IB adalah : Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan; Dapat mengatur
kelahiran ternak dengan baik; Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi
betina (in breeding); Dengan peralatan dn teknologi yang baik, sperma dapat
disimpan dalam waktu yang lama; Semen beku dapat dipakai untuk beberapa
tahun kemudian walaupun pejantan telah mati; Menghindari kecelakaan yang
sedang terjadi saat perkawinan akibat dari fisik pejantan terlalu besar;
Menghindari ternak dari penularan penyakit akibat hubungan kelamin.
Pendampingan IB dilakukan oleh para pendamping khusus (pngsus)
dengan ditemani oleh para inseminator per desa masing – masing. Inseminator
Desa Taman Sari yaitu Pak Jaja selalu melakukan IB, penyuntikan vitamin dan
obat kemudian selalu dilaporkan setiap hari. Laporan ini dilakukan melalui cara

11
yang cukup mudah melalui pesan singkat langsung dikirim kekontak Dinas
Peternakan Kabupaten Karawang.

Gambar 10. Insiminator mempersiapakan straw Gambar 11. Insiminator melakukan IB

Gambar 12. Pendampingan IB oleh pingsus.

4. Penyuluhan Pestisda Nabati

Pengertian Pestisida Organik adalah pestisida yang bahan aktifnya


barasal dari tanaman atau tumbuhan, hewan dan bahanoranik lainnya yang
berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman. Pestisida organik tidak
meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan serta
dapat dibuat dengan mudah menggunakan bahan yang murah dan peralatan
yang sederhana. Cara kerja pestisida Organik ialah : (1) Merusak perkembangan
telur, larva, dan pupa, (2) Menghambat pergantian kulit, (3) Mengganggu
komunikasi serangga, (4) Menyebabkan serangga menolak makan, dan (5)
Menghambat reproduksi serangga betina. Keunggulannya adalah : (1) Murah dan
mudah dibuat oleh petani, (2) Relative aman terhadap lingkungan, (3) Tidak

12
menyebabkan keracunan pada tanaman, (4) Sulit menimbulkan kekebalan
terhadap hama, (4) Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang
lain, dan (5) menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu
pestisida kimia. Program uji teknologi pingsus mengenai padi organic
mengharuskan pupuk dan pestisida ramah lingkungan. Penyuluhan dan praktek
pembuatan pestisida nabati yang digunakan diantaranya adalah :
a. Gadung (Dioscorea hispida)
Umbi gadung mengandung bahan aktif diosgenin, steroid saponin,
alkoloid dan fenol. Pestisida nabati umbi gadung efektif untuk mengendalikan
ulat dan hama pengisap. Cara pembuatan pestisida umbi gadung adalah
sebagai berikut: (1) Tumbuk halus 500 gram umbi gadung dan peras dengan
bantuan kantong kain halus, (2) Tambahkan 10 liter air ke dalam larutan hasil
perasan dan aduk sampai rata, (3) Saring larutan, (4) semprotkan ke tanaman.
b. Jarak (Plumbago zeylanica)
Biji jarak mengandung resinin dan alkoloid. Pestisida nabati biji jarak
(dalam bentuk larutan) efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Sedangkan serbuknya efektif untuk mengendalikan nematoda. Cara
pembuatan pestisida nabati biji jarak adalah sebagai berikut: (1)
Hancurkan/tumbuk 0,75 kg biji jarak dan panaskan selama 10 menit dalam 2
liter air yang telah ditambah dengan 2 sendok makan minyak tanah dan 50
gram ditergen. (2) Saring larutan hasil perendaman dan tambah dengan 10 liter
air. (3) Semprotkan larutan hasil penyaringan ke tanaman.
c. Sirsak (Annona muricata)
Daun sirsak mengandung bahan aktif annonain dan resin. Pestisida
nabati daun sirsak efektif untuk mengendalikan hama trip. Cara pembuatan
pestisida nabati daun sirsak adalah sebagai berikut: (1) Tumbuk halus 50-100
lembar daun sirsak. (2) Rendam dalam 5 liter air + 15 g ditergen, aduk sampai
rata, dan diamkan semalam. (3) Saring larutan tersebut dengan kain halus. (4)
Encerkan tiap satu liter larutan hasil penyaringan dengan 10-15 liter air. (5)
Semprotkan larutan hasil pengenceran ke tanaman.
d. Sirsak dan Tembakau
Pestisida nabatai daun sirsak dan tembakau efektif untuk mengendalikan
belalang dan ulat. Cara pembuatan pestisida nabati sirsak dan tembakau adalah
sebagai berikut: (1) Sebanyak 50 lembar daun sirsak + segenggam daun
embakau ditumbuk halus. (2) Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam 20

13
liter air + 20 g ditergen (sabun colek), diaduk rata, dandirendam selama
semalam, kemudian saring. (3) Tiap satu liter larutan hasil penyaringan
diencerkan dengan 50-60 liter air. (4) Larutan hasil pengenceran siap
disemprotkan ke tanaman.

5. Penyuluhan SLPTT, SLPHT dan SRI

SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanman Terpadu) merupakan meoda


alih teknologi kepada petani sebagai pembelajaranPTT guna mendukung program
nasional peningkattan produksi dan swasembada beras di Indonesia. Konsepsi dan
implementasi SL-PTT yang cenderung bersifat sentralistik menghambat
pemahaman petani terhadap materi yang disampaikan.
Upaya untuk meningkatkan produksi beras nasional melalui SL-PTT
kedepan adalah dengan program aksi yang langsung nyata sepert penanaman
deengan sistim tanam jajar legowo, SALIBU, dan SRI. Dalam prakteknya
pemerintah haus bisa menjamin kelancaran akses modal, keterrsediaan, dan
distribusi benuh dan pupuk secara tepat untuk kebutuhan petani.
SLPHT (Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu) merupakan
metode penyuluhan untuk mengimplementasikan pengendalian hama terpadu.
Metode penyuluhan sekolah lapangan lahir berdasarkan atas dua tantangan pokok
yaitu keanekaragaman ekologi dan peran petani sebagai manager (ahli PHT) di
lahannya sendiri. Pengendalian hama terpadu sulit dituangkan melalui model
penyuluhan biasa (poster, ceramah, dll.) antara lain karena keanekaragaman
ekologi daerah tropik, oleh karena itu PHT mutlak bersifat lokal.
SLPHT merupakan upaya untuk merubah petani sebagai manager
lahannya/ahli PHT, pada dasarnya merupakan pengembangan sumberddaya
manusia untuk menuju pertanian berkelanjutan.
SRI (System of Rice Intensification) meupakan sistem budidaya dengan
merubah management tanaman, air, tanah dan nutrisi pupuk. SRI memiliki prinsip
penanaman dengan benih muda sekitar 7-14 hari setelah sebar, tanam tunggal

14
dengan jarak tanam lebar, tanam cepat dan hati-hati, menerapkan irrigasi
berselang, penyiangan lebih intensif, serta menggunakan kompos sebanyak
mungkin sebagai pupuk organik dan juga menggunakan MOL ( Mikro Organisme
Lokal). SRI merupaan budidaya pada alternatif yang menjanjikan pada
peningkatan produksi dengan air irigasi yang lebih efisien dan ramah lingkunga,
akan tetapi untuk pelaksanaan di lapangan diperlukan pembelajaran terlebih
dahul. Untuk penerapan SRI perlu usaha yang lebih sabar dan lebih
memperhatikan tanaman.
Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan di UPTD pertanian Kecamatan
Pangkalan diikuti oleh para Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), penyuluh
pertanian, petugas BPPP lembang, Dinas Pertanian dan pendamping UPSUS.

Gambar 13. Pelatihan SLPTT, SLPHT dan SRI di kantor UPTD pertanian
Kec.Pangkalan

6. Pelatihan Pendampingan WISMP


Gambar 14. Pelatihan WISMP di Kantor Desa Medal sari.

15
WISMP (Water Resource Irigation Sector Management Program)
merupakan salah satu program yang dikembangkan daalam mewujudkan refomasi
kebijakan pengeloaan irigasi. Disamping itu melalui perbaikan pengaturan dan
perencanaan sektor sumberdaya air dan irigasi untuk meningkatkan kemampuan
management dan pendanaan dari instansi-instansi terkait dan masyarakat petani
pemakai air dalam menjaga keberlanjutan pengelolaan irigasi. Kegiatan
pendampingan WISMP diarahkan dalam rangka pemberdayaan kelembagaan
petani yang tergabung dalam perkumpulan petani pemakai air (P3A/GP3A), agar
lebih mandiri dalam ber usaha tani dan berpartisipasi aktif dalam pengelolaan
irigasi yang menjadi tanggung jawabnya.

Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan di kantor Desa Medalsari, diikuti


oleh para Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), penyuluh pertanian, petugas
pengairan jasa tirta, dan pendamping UPSUS.

7. Penanaman Indigofera sp.


Indigofera merupakan tanaman hijauan pakan ternak jenis leguminosa
pohon yang memiliki nutrisi tinggi yang berasal dari tanah papua. Rata-rata tinggi
pohon indigofera ini sedang namun memiliki daun yang lebat dan berproduksi
banyak. Keuntungan dari tanaman indigofera sebagai pakan ternak berkuualtas
tinggi, sebagai cadanga pakan hijauan, meingsi aeal lahan kosong menjadi
produktif, mengurangi erosi bisa ditanam secra tumang sari.
Penanaman indigofera dilakukan seperti penanaman kebun teh dengan
melakukan pengolahann lahan, pembajakan, penggauran, penggemburan, dan
dibuat jarak tanam 1 m x 1 m. Pemindahan tanaman indigofera pada lubang tanam
saat umur tanaman 1 bulan dengan pemberian pupuk kandang dengan dosis 250 –
300 grm/ lubang tanam. Penanaman 700 bibit indigofera yang ada di kecamatan
pangkalan dibagi – bagi ke Desa Taman Mekar, Desa Taman Sari, Desa Medal
Sari, disajikan pada tabel berikut ini:

16
Tabel 9. Penanaman Indigofera sp. Di Kabupaten Karawang.
No Desa Banyaknya Jarak Tanam Dosis Pupuk Kandang
Bibit
1 Taman Mekar 500 Bibit 1m x 1m 250 – 300 grm/ LT
2 Taman Sari 100 Bibit 1m x 1m 250 – 300 grm/ LT
3 Medal Sari 100 Bibit 1m x 1m 250 – 300 grm/ LT

Gambar 15. Sosialisasi Indigofera sp. Gambar 16. Penanaman Bersama

Gambar 17. Penanaman Bersama Gambar 18. Pemberian pupuk kendang

Gambar 19. Sosialisasi Indigofera oleh para dosen.

17
8. Budidaya Padi Organik

Budidaya Padi Organik merupakan salah satu agenda pemerintah dalam


mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis
ekonomi domestik, dengan sub agenda peningkatan kedaulatan pangan yang salah
satu sasarannya yaitu “1.000 desa pertanian organik” yang sejalan dengan
program “go organik” yang dicanangkan Kementerian Pertanian pada tahun 2010.
Pengembangan 1.000 desa pertanian organik membuka peluang yang baik bagi
komitmen jajaran. Kegiatan tersebut fokus untuk memfasilitasi para
petani/kelompok tani dalam pengembangan Desa Pertanian Organik, diharapkan
terjadi perubahan yang signifikan di lapangan secara meluas. Metode pelaksanaan
adalah dengan memperhatikan kondisi lahan, pengembalian bahan organik pada
lahan dan bebas dari residu kimia baik itu pupuk an organik maupun penggunaan
pestisida, hal ini diharapkan mudah dilihat oleh para petani lain disekitarnya.
Cara budidaya padi organik sama dengan budidaya padi non organik yang
membedakan metode aplikasi tanpa bahan kimia mulai dari pengairan,
penggolahan lahan, pemupukan, pengendalian hama penyakit & panen. Pemilihan
bibit padi organik sebaiknya dipilih dari bibit yang ber varietas unggul supaya
hasil panennya bisa lebih baik dari pada bibit yang diambil dari hasil panen,
varietas unggul padi organik yaitu varietas yang telah melalui tahapan sleksi atau
yang telah melalui tahapan SOP (Standar Oprasional Prosedur). Untuk
pengendalian hama penyakit bisa menggunakan plestisida nabati yang bahan-
bahanya terbuat dari alam sepeti dari daun picung, picung, gadung, daun sirsak,
babadotan, dll.
Budidaya padi organik sendiri dilaksanakan di Desa Medal Sari di
keleompok tani Sri Ayu 1.
Tabel 10. Luas Lahan Padi Organik di Kelompok Tani Sri Ayu I

18
Desa/Nama Kelompok Nama Ketua Luas Jumlah
tani Kelompok tani (Ha) Anggota (Orang)
Medalsari/ Sri Ayu I U. Sumarna 20 31
Jumlah 20 31

Gambar 20. Sosialisai Tentang Cara menanam bibit padi yang baik

Gambar 21. Menanam bibi padi di lahan (Tandur)

Gambar 22. Melakukan Penyemprotan

19
Gambar 23. Padi organik umur 35 hari setelah tanam

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kementerian pertanian menetapkan Upaya Khusus (UPSUS) untuk


mencapai swasembada berkelanjutan padi, Jagung, kedelai, bawang merah, cabe,
tebu dan daging sapi melalui program UPSUS Luas Tambah Tanam (LTT) dan
program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB). Upaya Khusus Luas Tambah
Tanam (UPSUS LTT) merupakan program yang dicanang pemeritah dalam
meningkatkan produktivitas padi Jagung, kedelai, bawang merah, cabe, dan tebu.
Sedangkan, upaya khusus percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau
bunting yang selanjutnya disebut UPSUS SIWAB adalah kegiatan yang
terintegrasi untuk percepatan populasi sapi dan kerbau secara berkelanjutan.
Pendamping mengawali program UPSUS LTT-SIWAB di Desa Tamanmekar,
Tamansari, dan Desa Medalsari. Beberapa kegiatan untuk mewujudkan
swasembada pangan dan daging dalam UPSUS LTT-SIWAB, antara lain: Sekolah
Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) perbanyakan Paenibacillus
polymixa dan Beauveria basiana, Sosialisasi Sapi Indukan Wajib Bunting
(SIWAB) dan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS), pendampingan pelaksanaan
PKB dan IB, Penyuluhan Pestisda Nabati, Penyuluhan SLPTT, SLPHT dan SRI,
Pelatihan Pendampingan WISMP, Penanaman indigofera. Secara umum kegiatan
Upsus LTT-SIWAB di wilayah kerja masing-masing desa terlaksana dan berjalan
dengan baik dengan adanya kerjasama dari semua pihak baik dari pendamping
UPSUS, Penyuluh pertanian, Aparatur Desa dan Inseminator yang ada di
Kecamatan Pangkalan.

Saran

20
Program pendampingan dalam mendukung UPSUS LTT-SIWAB yang
sudah berjalan, semoga dapat dilanjutkan oleh penyuluh pertanian dan
inseminator di masing-masing desa. Peran penyuluh dan inseminator diharapkan
dapat membantu program-program tersebut berkelanjutan sehingga tujuan dari
UPSUS LTT-SIWAB untuk mewujudkan swasembada pangan dan swasembada
daging dapat tercapai. Selain itu sarana dan prasarana lebih diperhatikan seperti
pengadaan transportasi bagi tenaga penyuluh dan pendamping karena lokasi
pendampingan cukup luas dan tenaga penyuluh dan pendamping juga
membutuhkan alokasi dana untuk memenuhi sarana pendukung guna
memperlancar dalam menjalankan program-program UPSUS LTT-SIWAB.
Kurangnya tenaga Inseminator untuk cakupan kecamatan dengan populasi ternak
yang dapat dikatakan masih banyak. Sehingga perlunya inseminator tambahan
yang berkompeten dan tersertifikasi.

21

Anda mungkin juga menyukai