PENGEMBANGAN TANAMAN
TAHUNAN DAN PENYEGAR
PEDOMAN TEKNIS
KAWASAN KOPI
TAHUN 2020
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Sasaran Nasional 3
C. Tujuan 4
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, 13
PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
A. Pembinaan 13
B. Pengendalian 13
C. Pengawalan dan Pendampingan 14
VII. PEMBIAYAAN 18
VIII. PENUTUP 19
LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Kopi merupakan komoditas andalan
perkebunan yang mempunyai peran
strategis dalam perekonomian Indonesia
yaitu sebagai penghasil devisa, sumber
pendapatan petani, penghasil bahan baku
industri, penyediaan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha serta pengembangan
wilayah. Luas areal tanaman kopi pada
tahun 2017 seluas 1.238.598 ha terdiri dari
1.191.646 ha atau 96,21% Perkebunan
Rakyat, 22.868 ha atau 1,85% Perkebunan
Besar Negara seluas dan 24.085 ha atau
1,94 Perkebunan Besar Swasta. Hal ini
menunjukkan bahwa peranan petani kopi
terhadap perekonomian sesungguhnya
sangat dominan.
Produksi kopi menunjukkan peningkatan
sebanyak 8,15% dibandingkan tahun
sebelumnya. Pada tahun 2016 produksi
sebesar 663.871 ton dan pada tahun 2017
sebesar 717.962 ton. Ekspor kopi Indonesia
pada tahun 2018 mencapai 279.960 ton
dengan nilai US$ 817,789 juta. Laju
pertumbuhan produktivitas selama lima
tahun terakhir (2013-2017) menunjukkan
angka 0,87%. Produktivitas kopi pada tahun
2017 mencapai 775 kg/ha.
B. Sasaran Nasional
Sasaran kegiatan meliputi:
1. Meningkatnya produksi, produktivitas
dan pendapatan pelaku agribisnis.
2. Berkembangnya usaha agribisnis dan
agroindustri di kawasan pengembangan.
3. Meningkatnya kemandirian dan
kerjasama kelompok.
B. Pelaksanaan Kegiatan
Dengan pertimbangan tujuan
keberhasilannya untuk dapat
mengkondisikan upaya pengembangan
lebih lanjut, pelaksana kegiatan
pengembangan kawasan kopi adalah
Provinsi, Kabupaten/Kota, petani/
kelompok tani berkoordinasi dengan Pusat
serta instansi terkait, masing-masing
sebagai berikut:
a. Kegiatan Pusat
1) Menyiapkan Pedoman Teknis
Kawasan kopi Tahun 2020;
2) Melakukan sosialisasi kegiatan
bersama Dinas provinsi dan Dinas
kabupaten/kota yang membidangi
perkebunan;
b. Kegiatan Provinsi
c. Kegiatan Kabupaten
C. Simpul Kritis
1) Identifikasi CP/CL kurang tepat
sasaran dan waktu;
2) Musim hujan (waktu tanam) yang
tidak menentu menjadi penghambat
waktu penanaman di lokasi kegiatan;
3) Penyediaan benih yang kurang tepat
jumlah dan waktu, berpotensi
terjadi kekurangan dan
keterlambatan dalam penyaluran;
B. Pengendalian
Pengendalian kegiatan pengembangan
kawasan kopi dilakukan dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya penyimpangan dalam
pelaksanaan. Oleh karena itu pengendalian
dilakukan sejak dari perencanaan hingga
pelaksanaan kegiatan.
I. UMUM
Persiapan :
1. a. Penyusunan Juklak / Juknis
b. Sosialisasi ke Lokasi
2.
Pelaksanaan :
a. Mengadakan Pengawalan dan Monev ke
kabupaten/kelompok tani.
b. Menyusun laporan dan mengirim ke Pusat
- Laporan Triwulan
- Laporan Akhir
*) Disesuaikan dengan alokasi TP kegiatannya
Jumlah
V. PERMASALAHAN
...................... , ...................
PELAKSANA EVALUASI
(..........................................................)