Anda di halaman 1dari 32

REFOCUSING

PENGEMBANGAN TANAMAN
TAHUNAN DAN PENYEGAR

PEDOMAN TEKNIS
KAWASAN KOPI
TAHUN 2020

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN


KEMENTERIAN PERTANIAN
MARET 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa, karena hanya atas rahmat dan
karuniaNya maka dapat dilakukan penyusunan Pedoman
Teknis Kawasan Kopi Tahun 2020 (Refocusing).
Untuk implementasi program tersebut, pada tahun
anggaran 2020 dialokasikan dana untuk kegiatan
perluasan dan peremajaan melalui kegiatan
pengembangan di daerah sentra tanaman kopi.
Pedoman Teknis Kawasan Kopi Tahun 2020 (Refocusing)
secara garis besar memuat acuan pengelolaan kegiatan
maupun anggaran bagi para pelaksana di pusat, provinsi
dan utamanya kabupaten/kota sebagai penerima
manfaat kegiatan.
Semoga pedoman ini dapat bermanfaat dalam
menunjang keberhasilan pembangunan perkebunan
khususnya dalam upaya meningkatkan produksi dan
produktivitas komoditas tanaman kopi nasional.

Jakarta, Maret 2020


Direktur Jenderal Perkebunan

Dr. Ir. Kasdi Subagyono, M.Sc


NIP. 19640521 199003 1 001

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


i
ubahan
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN iv

I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Sasaran Nasional 3
C. Tujuan 4

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN 5


A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan 5
Kegiatan
B. Spesifikasi Teknis 6

III. PELAKSANAAN KEGIATAN 8


A. Ruang Lingkup 8
B. Pelaksanaan Kegiatan 8
C. Simpul Kritis 11

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN


BANTUAN KEPADA PETANI 12

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, 13
PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
A. Pembinaan 13
B. Pengendalian 13
C. Pengawalan dan Pendampingan 14

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


ii
ubahan
VI. MONITORING, EVALUASI DAN 15
PELAPORAN
A. Jenis Pelaporan 15
B. Waktu Penyampaian Laporan 16

VII. PEMBIAYAAN 18

VIII. PENUTUP 19

LAMPIRAN

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


iii
ubahan
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lokasi, Jenis dan Volume 20


Kegiatan Pengembangan
Tanaman Kopi
Lampiran 2. Pengawalan Kegiatan 23
Pengembangan Tanaman Kopi
APBN Tahun 2019

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


iv
ubahan
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kopi merupakan komoditas andalan
perkebunan yang mempunyai peran
strategis dalam perekonomian Indonesia
yaitu sebagai penghasil devisa, sumber
pendapatan petani, penghasil bahan baku
industri, penyediaan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha serta pengembangan
wilayah. Luas areal tanaman kopi pada
tahun 2017 seluas 1.238.598 ha terdiri dari
1.191.646 ha atau 96,21% Perkebunan
Rakyat, 22.868 ha atau 1,85% Perkebunan
Besar Negara seluas dan 24.085 ha atau
1,94 Perkebunan Besar Swasta. Hal ini
menunjukkan bahwa peranan petani kopi
terhadap perekonomian sesungguhnya
sangat dominan.
Produksi kopi menunjukkan peningkatan
sebanyak 8,15% dibandingkan tahun
sebelumnya. Pada tahun 2016 produksi
sebesar 663.871 ton dan pada tahun 2017
sebesar 717.962 ton. Ekspor kopi Indonesia
pada tahun 2018 mencapai 279.960 ton
dengan nilai US$ 817,789 juta. Laju
pertumbuhan produktivitas selama lima
tahun terakhir (2013-2017) menunjukkan
angka 0,87%. Produktivitas kopi pada tahun
2017 mencapai 775 kg/ha.

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


1
ubahan
Di tingkat lapangan terdapat berbagai
permasalahan yang dihadapi dalam
pengembangan tanaman kopi di Indonesia
antara lain :
1) Penurunan tingkat produktivitas yang
disebabkan sebagian besar tanaman tua,
kurang perawatan dan serangan hama
penyakit;
2) Rendahnya mutu hasil karena
penanganan pasca panen yang belum
sesuai dengan ketentuan yang
dipersyaratkan;
3) Sebagian besar hasil tanaman kopi yang
dihasilkan masih belum meningkatkan
nilai tambah petani,
4) Meningkatnya harga agroinput seperti
pupuk dan pestisida;
5) Masih terbatasnya kemitraan antara
pengusaha/industri dengan petani
pekebun;
6) Akses terhadap permodalan untuk
pengembangan komoditi ini masih
terbatas;
7) Kelembagaan petani masih lemah.
Memperhatikan kondisi serta permasalahan
yang terjadi, maka kebijakan dan strategi
dalam pengembangan tanaman kopi
diarahkan pada:
1) Peningkatan produksi dan produktivitas
tanaman penyegar berkelanjutan
melalui perbaikan mutu tanaman,
Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)
2
ubahan
penerapan Good Agricultural Practices
(GAP), pengendalian OPT dan
penyediaan benih unggul bersertifikat
serta sarana produksi.
2) Peningkatan mutu melalui penerapan
Good Handling Practices (GHP).
3) Penguatan kelembagaan petani.
Kegiatan pengembangan kawasan kopi pada
tahun 2020 dilaksanakan melalui kegiatan
Tugas Pembantuan di satker
provinsi/kabupaten/kota dengan jenis
kegiatannya perluasan dan peremajaan.

B. Sasaran Nasional
Sasaran kegiatan meliputi:
1. Meningkatnya produksi, produktivitas
dan pendapatan pelaku agribisnis.
2. Berkembangnya usaha agribisnis dan
agroindustri di kawasan pengembangan.
3. Meningkatnya kemandirian dan
kerjasama kelompok.

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


3
ubahan
C. Tujuan
Tujuan dari kegiatan pengembangan
kawasan kopi tahun 2020 adalah:
1. Memperbaiki kualitas tanaman yang
rusak;
2. Meningkatkan produksi dan
produktivitas kopi nasional;
3. Meningkatkan kesempatan kerja
sehingga berdampak pada
kesejahteraan dan peningkatan
pendapatan petani kopi.

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


4
ubahan
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan
1. Pelaksanaan kegiatan pengembangan
kawasan kopi dilakukan melalui
pendekatan teknis dan pendekatan
sosial budaya. Pendekatan tersebut
diharapkan mampu memotivasi
perubahan sikap, perilaku, dan peran
serta petani yang disinergiskan dengan
program pembangunan dan
pengembangan pertanian di kabupaten/
kota.
Paket bantuan merupakan hibah yang
pelaksanaan pengadaannya dilakukan
secara kontraktual dan mengacu pada
ketentuan yang ada.
Kelompok tani sasaran adalah kelompok
tani yang merupakan hasil identifikasi,
verifikasi dan ditetapkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Pelaksanaan kegiatan diatur lebih rinci
dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)
yang disusun oleh provinsi dan Petunjuk
Teknis (Juknis) oleh Kabupaten/Kota
sesuai dengan kondisi wilayah yang ada.
2. Daerah sasaran kegiatan pengembangan
kawasan kopi :
a. Daerah sasaran perluasan tanaman
kopi adalah daerah lahan bukaan
Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)
5
ubahan
baru yang secara agroklimat sesuai
untuk pengembangan tanaman kopi.
Kegiatan perluasan dilakukan untuk
peningkatan luas areal kopi dalam
rangka meningkatkan produksi dan
produktivitas kopi nasional
berkelanjutan. Bahan tanam kopi
dapat berupa varietas (diperbanyak
secara generatif) dan berupa klon
(diperbanyak secara vegetatif).
b. Daerah sasaran kegiatan
peremajaan kopi adalah sentra
produksi kopi dengan kriteria
penggantian tanaman
tua/rusak/terserang OPT/bibit
asalan yang tidak produktif semua
tanaman atau sebagian tanaman
dengan persyaratan sebagai berikut:
- Populasi tanaman tua/tidak
produktif yang telah berumur
lebih dari 20 tahun;
- Populasi tanaman rusak yang
terserang hama dan penyakit
dengan tingkat kerusakan berat;
- Merupakan areal kawasan/
hamparan pengembangan kopi.
B. Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis Pengembangan Kawasan
Kopi (Peremajaan dan Perluasan) sebagai
berikut :
Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)
6
ubahan
1) Jenis bantuan yang diberikan berupa
pupuk organik (kegiatan perluasan dan
peremajaan);
2) Pupuk yang digunakan terdaftar dan
mendapat izin dari Menteri Pertanian;
3) Harus dilakukan uji pupuk sesuai
standar mutu dalam SNI dan Permentan
yang berlaku. Biaya uji pupuk
dimasukan dalam Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) dan Lembaga Penguji
(Laboratorium) yang telah
terdaftar/terakreditasi sesuai
ketentuan yang berlaku.

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


7
ubahan
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pengembangan
kawasan kopi meliputi persiapan,
identifikasi dan seleksi CP/CL serta
penetapan kelompok sasaran; pengadaan
benih dan sarana produksi; pembinaan,
pengawalan dan pendampingan;
monitoring, evaluasi dan pelaporan.

B. Pelaksanaan Kegiatan
Dengan pertimbangan tujuan
keberhasilannya untuk dapat
mengkondisikan upaya pengembangan
lebih lanjut, pelaksana kegiatan
pengembangan kawasan kopi adalah
Provinsi, Kabupaten/Kota, petani/
kelompok tani berkoordinasi dengan Pusat
serta instansi terkait, masing-masing
sebagai berikut:
a. Kegiatan Pusat
1) Menyiapkan Pedoman Teknis
Kawasan kopi Tahun 2020;
2) Melakukan sosialisasi kegiatan
bersama Dinas provinsi dan Dinas
kabupaten/kota yang membidangi
perkebunan;

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


8
ubahan
3) Pembinaan, pengawalan, monitoring
dan evaluasi;
4) Menyusun laporan akhir kegiatan.

b. Kegiatan Provinsi

1) Menetapkan tim Pembina provinsi,


melalui surat keputusan kepala
dinas yang membidangi perkebunan;
2) Menjabarkan pedoman teknis
kawasan kopi yang dituangkan
dalam bentuk petunjuk pelaksanaan
(juklak) sesuai kondisi daerah;
3) Melakukan sosialisasi, identifikasi
dan seleksi Calon Petani dan Calon
Lahan (CPCL), pemantauan,
pengendalian pelaksanaan kegiatan
dan membantu mengatasi
permasalahan yang dihadapi
bersama–sama dinas
kabupaten/kota yang membidangi
perkebunan;
4) Penetapan CPCL oleh dinas provinsi
yang membidangi perkebunan;
5) Menyiapkan dan menyampaikan
laporan perkembangan kegiatan
pengembangan kawasan kopi secara
berkala (triwulan) yang ditujukan
kepada Direktur Jenderal
Perkebunan cq Direktur Tanaman

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


9
ubahan
Tahunan dan Penyegar.

c. Kegiatan Kabupaten

1) Menjabarkan pedoman teknis ke


dalam petunjuk teknis (juknis);
2) Melakukan sosialisasi, identifikasi
dan seleksi CPCL, pemantauan,
pengendalian pelaksanaan kegiatan
dan membantu mengatasi
permasalahan yang dihadapi;
3) Membuat dan melaporkan hasil
kegiatan perkembangan pelaksanaan
kegiatan pengembangan kawasan
kopi secara berkala (triwulan) dan
tahunan sesuai format yang telah
ditetapkan kepada dinas provinsi
yang membidangi perkebunan dan
Direktur Jenderal Perkebunan cq
Direktur Tanaman Tahunan dan
Penyegar.

d. Kelompok Tani/Kelompok Masyarakat


Lainnya

1) Persiapan lahan seperti pembersihan


lahan dan penyiapan lubang tanam;
2) Penetapan waktu tanaman yang
disesuaikan dengan keadaan masing-
masing daerah;
3) Penanaman dan pemeliharaan

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


10
ubahan
pengembangan kawasan kopi serta
melaporkan hal-hal yang yang
berhubungan dengan kegiatan
pengembangan kawasan kopi oleh
kepada dinas yang membidangi
perkebunan.

e. Lokasi,Jenis dan Volume


Lokasi, jenis dan volume kegiatan
kawasan kopi secara rinci dapat dilihat
pada lampiran 1.

C. Simpul Kritis
1) Identifikasi CP/CL kurang tepat
sasaran dan waktu;
2) Musim hujan (waktu tanam) yang
tidak menentu menjadi penghambat
waktu penanaman di lokasi kegiatan;
3) Penyediaan benih yang kurang tepat
jumlah dan waktu, berpotensi
terjadi kekurangan dan
keterlambatan dalam penyaluran;

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


11
ubahan
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN
BANTUAN KEPADA PETANI
Proses pengadaan dan penyaluran bantuan
kegiatan pengembangan kawasan kopi
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Penetapan kelompok sasaran dan kelompok
masyarakat lainnya berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Dinas Provinsi (TP
Propinsi) atas usulan Bupati/
Walikota/Kepala Dinas Kabupaten/
Kota yang membidangi perkebunan ;
2. Prosedur pengadaan dan penyaluran
mengacu pada Perpres No. 16 Tahun 2018
beserta turunannya. Khusus untuk Papua
dan Papua Barat mengacu pada Perpres No.
84 Tahun 2012. Disamping itu juga mengacu
pada pedoman Pengadaan dan Penata
Usahaan Barang Lingkup Satker Direktorat
Jenderal Perkebunan;
3. Kontrak pengadaan paket bantuan APBN
Tahun 2020 diupayakan secepatnya pada
awal tahun anggaran;
4. Penyaluran paket bantuan kepada petani
diupayakan pada menjelang awal musim
hujan tahun 2020 dengan berita acara serah
terima barang sebagaimana format yang
telah ditetapkan.

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


12
ubahan
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN
DAN PENDAMPINGAN
A. Pembinaan
Pembinaan kelompok tani/petani
dilakukan secara berkesinambungan,
sehingga mampu mengembangkan
usaha secara mandiri. Untuk itu
diperlukan dukungan pembinaan lanjutan
yang bersumber dari APBD dan atau
masyarakat.
Prinsip-prinsip pelaksanaan kegiatan agar
memenuhi kaidah pengelolaan
pemerintahan yang baik dan bersih adalah:
1. Mentaati ketentuan peraturan dan
perundangan;
2. Membebaskan diri dari praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN);
3. Menjunjung tinggi keterbukaan
informasi, transformasi dan
demokratisasi;
4. Memenuhi asas akuntabilitas.

B. Pengendalian
Pengendalian kegiatan pengembangan
kawasan kopi dilakukan dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya penyimpangan dalam
pelaksanaan. Oleh karena itu pengendalian
dilakukan sejak dari perencanaan hingga
pelaksanaan kegiatan.

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


13
ubahan
C. Pengawalan dan Pendampingan
Pengawalan dan pendampingan perlu
dilakukan untuk menjamin bantuan
diterima oleh petani/kelompok tani dan
kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal yang
telah ditetapkan, sehingga bantuan benar-
benar dapat dirasakan oleh masyarakat
dalam meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani.
Pengawalan dan pendampingan dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan
Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang
membidangi perkebunan dan instansi
terkait.

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


14
ubahan
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu
kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor
61/Permentan/OT.140/10/2012, tanggal 3
Oktober 2012 tentang Pedoman Sistem
Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
Pembangunan Pertanian.
Dinas yang membidangi perkebunan
kabupaten dan provinsi wajib melakukan
monitoring, evaluasi dan pelaporan secara
berjenjang dilaporkan kepada Direktorat
Jenderal Perkebunan, dengan ketentuan:
A. Jenis Pelaporan
a. Laporan monitoring dan evaluasi
meliputi:
1) Kemajuan pelaksanaan kegiatan
sesuai indikator kinerja;
2) Perkembangan kelompok sasaran
dalam pengelolaan kegiatan
lapangan berikut realisasi fisik dan
keuangan;
3) Permasalahan yang dihadapi dan
upaya penyelesaian ditingkat
Kabupaten/Kota dan Provinsi;
4) Format laporan menggunakan
format yang telah ditentukan;
5) Melaporkan Berita Acara Serah
Terima (BAST) seluruh pengadaan
Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)
15
ubahan
bantuan yang diserahkan kepada
Pemda/Masyarakat dan dilengkapi
dengan foto dokumentasi pada
saat penyerahan bantuan yang
harus mencantumkan tanggal dan
titik koordinat pada foto
dimaksud.
b. Laporan perkembangan fisik yang
sesuai tahapan pelaksanaan
kegiatan dengan materi meliputi :
nama petani/kelompok tani, desa/
kecamatan/kabupaten, luas areal
(target dan realisasi), waktu
pelaksanaan, perkembangan, kendala
dan permasalahan, upaya pemecahan
masalah.
c. Laporan akhir kegiatan yang
menyangkut seluruh pelaksanaan
kegiatan ini.

B. Waktu Penyampaian Laporan


a. Laporan Monev dibuat per bulan
dengan ketentuan:
 Pelaporan Dinas yang
membidangi perkebunan
kabupaten ditujukan kepada
provinsi, disampaikan paling
lambat setiap tanggal 5 bulan
laporan;
Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)
16
ubahan
 Pelaporan Dinas yang
membidangi perkebunan provinsi
ditujukan kepada Direktorat
Tanaman Tahunan dan Penyegar
Direktorat Jenderal Perkebunan,
disampaikan disampaikan paling
lambat minggu ke IV Desember
2020.
b. Laporan perkembangan fisik
ditujukan kepada Direktorat
Tanaman Tahunan dan Penyegar,
Direktorat Jenderal Perkebunan,
disampaikan paling lambat minggu ke
IV setiap bulannya ke alamat email
penyegartanhun@gmail.com.
c. Laporan akhir ditujukan kepada
Direktorat Tanaman Tahunan dan
Penyegar Direktorat Jenderal
Perkebunan, dan disampaikan paling
lambat minggu ke IV bulan Desember
2020.

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


17
ubahan
VII. PEMBIAYAAN
Pembiayaan Kegiatan Pengembangan
Kawasan Kopi Tahun 2020 bersumber dari
APBN melalui DIPA Direktorat Jenderal
Perkebunan Tugas Pembantuan
Provinsi/Kabupaten/Kota.

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


18
ubahan
VIII. PENUTUP
Pedoman teknis ini disusun sebagai salah
satu acuan penyelenggaraan pelaksanaan
kegiatan pengembangan kawasan kopi, baik
tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota
serta pihak-pihak terkait lainnya dari
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
monitoring dan pelaporan.

Dalam rangka lebih memberikan kejelasan


penyelenggaraan pelaksanaannya agar tertib
teknis dan administrasi sesuai ketentuan
yang berlaku dan mampu mencapai hasil
sesuai yang diharapkan, maka Tingkat
Provinsi menerbitkan Petunjuk Teknis dan
Tingkat Kabupaten/Kota menerbitkan
Petunjuk Pelaksanaan.

Kesamaan tekad dan kerjasama pihak-pihak


terkait disemua tingkatan sangat diharapkan
dalam mewujudkan keberhasilan
pelaksanaan kegiatan pengembangan
kawasan kopi.

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


19
ubahan
Lampiran 1. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan
Kawasan Kopi

1. Perluasan Tanaman Kopi Robusta

No Provinsi Kabupaten/Kota Volume


Total 650 Ha
1 Jawa Barat 1 Bogor 150 Ha
2 Sulawesi Tengah 2 Sigi 100 Ha
3 Nusa Tenggara 3 Sumba Tengah 400 Ha
Timur

2. Perluasan Tanaman Kopi Arabika

No Provinsi Kabupaten/Kota Volume


Total 5.550 Ha
1 Jawa Barat 1 Cianjur 200 Ha
2 Bandung 400 Ha
3 Tasikmalaya 200 Ha
2 Jawa Timur 4 Bondowoso 400 Ha
5 Situbondo 100 Ha
6 Malang 200 Ha
7 Pasuruan 100 Ha
8 Ponorogo 100 Ha
3 Sumatera Utara 9 Humbang 200 Ha
Hasundutan
4 Sumatera Barat 10 Solok 200 Ha
5 Jambi 11 Kerinci 500 Ha
12 Sungai Penuh 100 Ha
6 Sulawesi Utara 13 Minahasa 100 Ha
14 Bolaang 150 Ha
Mongondow

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


20
ubahan
7 Sulawesi Tengah 15 Poso 100 Ha
8 Sulawesi Tenggara 16 Kolaka Utara 100 Ha
9 Nusa Tenggara 17 Lombok Timur 200 Ha
Barat
18 Sumbawa 200 Ha
10 Nusa Tenggara 19 Sumba Tengah 400 Ha
Timur
11 Papua 20 Jayawijaya 100 Ha
21 Paniai 300 Ha
22 Intan Jaya 300 Ha
12 Sulawesi Barat 23 Mamasa 900 Ha

3. Perluasan Tanaman Kopi Liberika

No Provinsi Kabupaten/Kota Volume


Total 400 Ha
1 Riau 1 Kepulauan 400 Ha
Meranti

4. Perluasan Tanaman Kopi Libtukom

No Provinsi Kabupaten/Kota Volume


Total 100 Ha
1 Jambi 1 Tanjung Jabung 100 Ha
Timur

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


21
ubahan
5. Peremajaan Tanaman Kopi Robusta

No Provinsi Kabupaten/Kota Volume


Total 4.200 Ha
1 Sumatera Selatan 1 Lahat 400 Ha
2 Oku Selatan 400 Ha
3 Pagar Alam 200 Ha
2 Lampung 4 Lampung Barat 1.350 Ha
5 Tanggamus 1.350 Ha
6 Way Kanan 100 Ha
3 Sulawesi Barat 7 Majene 200 Ha
8 Polewali 200 Ha
Mandar

6. Peremajaan Tanaman Kopi Arabika

No Provinsi Kabupaten/Kota Volume


Total 3.100 Ha
1 Jawa Barat 1 Garut 300 Ha
2 Aceh Tengah 300 Ha
2 Aceh 3 Aceh Gayo Lues 250 Ha
4 Bener Meriah 300 Ha
5 Karo 100 Ha
3 Sumatera Utara 6 Dairi 200 Ha
7 Tanatoraja 500 Ha
4 Sulawesi Selatan 8 Enrekang 400 Ha
9 Toraja Utara 300 Ha
10 Buleleng 250 Ha
5 Bali 11 Bangli 200 Ha

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


22
ubahan
Lampiran 2. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Kawasan Kopi APBN Tahun 2020
Provinsi :
Kabupaten :
Luas total : ………………… ha
Keadaan tgl/bln/thn :
DALAM SUDAH
NO. URAIAN BELUM KETERANGAN
PROSES
1 2 3 4 5 6

I. UMUM
Persiapan :
1. a. Penyusunan Juklak / Juknis
b. Sosialisasi ke Lokasi

2.
Pelaksanaan :
a. Mengadakan Pengawalan dan Monev ke
kabupaten/kelompok tani.
b. Menyusun laporan dan mengirim ke Pusat
- Laporan Triwulan
- Laporan Akhir
*) Disesuaikan dengan alokasi TP kegiatannya

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


23
ubahan
Persiapan :
3.
a. Penetapan Tim Teknis Provinsi/Kabupaten
b. Penyusunan Juklak/juknis
c. Sosialisasi Kegiatan
d. Identifikasi CP/CL
4. Pelaksanaan Pengadaan:
a. Pengumuman
b. Aanwizing
c. Evaluasi Penawaran
d. Penetapan Pemenang
e. SPK (Nomor,tanggal,tahun)
f. Kontrak (Rp)
5. Pengawalan dan Monev
6. Pelaporan
II. PERKEMBANGAN KEGIATAN
Kegiatan:
a. Menerima Benih dari pihak II (Pemenang
tender)
b. Melaksanakan penaman benih ke lapangan

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


24
ubahan
III. REKAPITULASI CP/CL

Nama Jumlah Luas


Kecamatan Desa Keterangan
Kelompok Tani Anggota (KK) (Ha)

Jumlah

IV. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN


1. Asal Benih Benih Siap Salur Klon Unggul
- Sumber benih/Penangkar: ...................................
- Asal benih : ...................................
- Klon : ...................................
- Pemesanan : .................batang, pada tanggal............
- Benih diterima : ..................batang, pada tanggal.............

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


25
ubahan
2. Penanaman
- Jarak tanam : ........m x .......m
- Populasi dalam 1 Ha : .................batang
- Jumlah benih yang ditanaman : .................................. batang
- Waktu penanaman (tgl/bln/thn) : .................................
- Benih yang tumbuh : ......... batang, yang mati : .......... batang
- Penyulaman : ............................ batang
- Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) : .............................
- Kondisi tanaman : .....................................................

V. PERMASALAHAN

VI. SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT

...................... , ...................
PELAKSANA EVALUASI

(..........................................................)

Pedoman Teknis Kawasan Kopi APBN Tahun 2020 (Refocusing)


26
ubahan

Anda mungkin juga menyukai