Anda di halaman 1dari 44

Kementerian

Perindustrian
REPUBLIK INDONESIA

RENCAI\A KINERJA ( RENKIN )


TAHUN ANGGARAN 2O2O

BALAI BESAR INDUSTRI AGRO


BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU IhIDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Rencana Kinerja 2020

KATA PENGANTAR

Clean Government and Good Goyernance merupakan keharusan bagi instansi


pemerintah seperti yang tertuang dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme. Selanjutnya secara teknis dijabarkan melalui Inpres No. 7 tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap penyelenggara negam
mempertanggungiawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya yang
diawali dari perencanaan strategik (Strategic Plan) kemudian diturunkan ke dalam rencana
tahunan yaitu Rencana Kinerja (Renkin). Perumusan Rencana Kinerja disusun sesuai dengan
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15044-IND/PER/1212011 tentang Pedoman
Penlusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan
Kementerian Perindustrian.
Rencana Kinerja (Performance Plan) merupakan salah satu komponen dari siklus
akuntabilitas kinerja yang terdiri dari perencanaan strategik, rencana kinerja yang memuat
target kinerja, dan setiap akhir tahun akan dibuat pertanggungjawaban dalam bentuk Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Berdasarkan alur tersebut, maka Balai
Besar Industri Agro (BBIA) menyusun Rencana Kinerja (Renkin) 2020 yang menyajikan
target kinerja tahun 2020 terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 3944-IND/PER/612006 tanggal29
Juni 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Industri Agro. Di samping Rencana
Kinerja tahunan terdapat pula acuan lain yang juga merupakan bagian dari keseluruhan
program kerja tahunan, khususnya yang berkaitan dengan penganggaran BBIA yaitu DIPA
yang berasal dari RKAKL (Rencana Kegiatan Anggaran Kementrian/Lembaga) tahun 2020.

Dokumen Rencana Kinerja ini memuat hal-hal pokok dan mendasar untuk
pengukuran kinerja kegiatan di lingkungan Balai Besar Industri Agro, dengan demikian
diharapkan dokumen ini dapat memberi pedoman yangjelas kepada para pelaksana kegiatan
di lingkungan Balai Besar Industri Agro, dalam menjalankan program kerjanya.

Bogor, Januari 2019

la alai Besar Industri Agro t


lI

*
madi Tutuka, M.Si

rrort!
aocol

Balai Besar Industri Agro (BBIAJ I


Rencana Kinerja 2020

DAFTAR ISI

Hal

KATAPENGA}ITAR
BAB. I PEN'DAHULUAT
A. Latar Belakang I-t
B. Maksud dan Tujuan I-3
C. Tugas Pokok dan Fungsi r-4
D. Ruang Lingkup

BAB. II PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN I]\DUSTRI


A. Hasil-hasilPembangunan II-I
B. Arah Pembangunan 1r-2

BAB. III RENCATIA KINERJA


A. Sasaran III- I
B. lndikator Kinerja llr-2

BAB. IV PENUTUP IV.I

LAMPIRAN
Formulir Rencana Kinerja

Balai Besar Industri Agro IBBIA) ll


Rencana Kinerja BBIA 2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kementerian Perindustrian telah mengkaji dan menyusun ulang kebijakan-


kebijakan nasional pembangunan industri. Dalam kebijakan ini, telah ditentukan
industri prioritas yang akan dikembangkan dan didorong di masa yang akan datang.

Pemilihan industri prioritas dimaksudkan agar proses pembangunan dapat


dilakukan lebih fokus dan lebih mudah dalam mengukur kriteria keberhasilannya.
Pengembangan setiap industri prioritas di masa depan dirumuskan ke dalam pola
pengembangan secara terinci yang meliputi : strategi, sasaran dan pokok-pokok

rencana aksi pengembangan, baik untukjangka menengah maupunjangka panjang.

Salah satu pokok-pokok rencana aksinya, yaitu untuk industri agro dalam jangka
menengah dituj ukan untuk memperkuat rantai nilai (va lue chain) melahti penguatan

struktur, diversifikasi, peningkatan nilai tambah, peningkatan mutu serta perluasan


penguasaan pasar. Sedangkanjangka panjang difokuskan pada upaya pembangunan

industri agro yang mandiri dan berdaya saing tinggi.

Balai Besar Industri Agro (BBIA) sebagai institusi teknis yang menangani
litbang industri agro, berperan dalam melaksanakan kebijakan pengembangan
industri nasional untuk menopang pengembangan industri agro di Indonesia'

Dengan melaksanakan tugas tersebut, maka diharapkan akan berkembang industri

agro yang kuat dan mandiri sehingga dapat memperluas lapangan kerja dan
mendorong percepatan pembangunan industri nasional.

Di samping tugas pembangunan yaitu mendorong tumbuhnya industri a$o


nasional, BBIA secara internal mempunyai tugas untuk meningkatkan kemampuan
diri melatui peningkatan kompetensi serta memberikan jasa layanan teknis kepada

industri kecil menengah dan besar. Pada dasamya peningkatan kompetensi BBIA
merupakan upaya yang dapat meningkatkan peran BBIA dalam menunjang

program pembangunan industri agro maupun meningkatkan jasa pelayanan teknis


yang diberikan kepada masyarakat industri. Untuk dapat memberikan pelayanan
jasa yang prima, BBIA sejak 28 Desember 2009 berdasarkan Keputusan Menteri

Balai Besar Industri Agro IBBIAJ I-1


Rencana Kinerja BBIA 2020

Keuangan Nomor 5171KII4K.052009 ditetapkan sebagai instansi Pemerintah yang

menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLLI). Dengan


ditetapkannya sebagai PK-BLU, BBIA diharapkan akan mampu memberikan jasa
pelayanan kepada masyarakat dengan tebih baik lagi, hansparan, akuntabel, dan

mandiri. Serta dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor


358/l(MK.05/2018 tentang Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewas
Pengawas, dan Pegawai BLU BBIA pada Kementerian Keuangan, membuat BBIA
harus meningkatkan profesionalitas lebih baik lagi dalam performa demi
meningkatkan pendapatan serta meningkatkan kesejahteraan para pegawai BLU
BBTA.

Pemahaman terhadap lingkungan shategis, baik kondisi intemal maupun


ekstemal akan memberikan informasi luas dan mendalam untuk dapat memetakan
posisi masa sekarang dan memprediksi masa yang akan datang. Lingkungan
eksternal mempelajari serangkaian faktor-faktor ancaman dari sisi intensitas
persaingan antar negara, perubahan ekonomi global, kekuatan penekan yang berasal

dari negara lain atau negara tujuan ekspor maupun ketetapan regulasi intemasional
baru yang patut diperhatikan. Melalui indentifikasi atas tanda dan gejala perubahan

potensial dari lingkungan strategis, maka akan mampu memprediksi pengaruhnya

terhadap kinerja mendatang.

Perubahan lingkungan strategis layanan BBIA baik intemal maupun

eksternal perlu untuk terus menerus dicermati dan segera melakukan tindakan
korektif maupun antisipatif. Dengan memperhatikan kecenderungan penerimaan
BBIA yang telah mengalami perlambatan dan mungkin akan terus mengalami
penurunan dikarenakan SDM yang kompeten dalam beberapa tahun ke depan akan

mengalami pengurangan mengingat makin banyaknya yang pensiun di posisi

strategis, baik pejabat structural maupun fungsional, maka diperlukan langkah


strategis dan terobosan yang tepat, agar dalam waktu yang tidak terlalu Iama dapat

mengembangkan jenis maupun produk layanan baru yang dapat meningkatkan


pendapatan.

Untuk mengatasi hal tersebut, perlu membangun jejaring kerja yang lebih
baik, mengoptimalkan pemanfaatan sarana kerja, memperdalam kemampuan

Balai Besar Industri Agro IBBIA) t-2


Rencana Kinerja BBIA 2020

kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan serta mengembangkan SDM


yang kompeten yang mendalami komponen aktif bahan alami dalam rangka
membangun kedibilitas JPT litbang menuju world class R&D sehingga dapat

diakui secara intemasional (internationally recognizeS. Selain itu, dipandang perlu


meningkatkan kemampuan teknis yang lebih cepat agar dapat berperan lebih aktif
dalam mendukung Kebijakan Industri Nasional serta mengembangkan kerjasama
layanan yang lebih progresif untuk mengantisipasi perkembangan dan kebutuhan
industri agro yang semakin meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut akan
dikembangkan jasa layanan baru untuk memanfaatkan peluang dan
memaksimalkan potensi yang ada, seperti halnya jasa alih teknologi dan inkubasi

bisnis, jasa uji


profisiensi Qroficiency testing), iasa seminar/workshop, dan
pengembangan wira usaha baru berbasis paten (Hak Kekayaan Intelektual).

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Kinerja 2020 ini adalah untuk:

l. Memberikan gambaran tentang kegiatan dan output kegiatan yang akan


dilaksanakan oleh BBIA pada tahun 2020
2. Sebagai arah dan panduan formal dalam melaksanakan kegiatan dan output
kegiatan BBIA selama tahun ang garan 2020

3. Sebagai dasar untuk mengukur capaian kinerja baik sasaran, program maupun

kegiatan BBIA tahun 2020

Maksud dan Tujuan BBIA berisikan panduan mengenai apa yang menjadi
cita-cita bersama dan merupakan hasil dari proses penyusunan rencana
menyeluruh, sistematis dan berkesinambungan yang berorientasi pada hasil yang

ingin dicapai dengan memperhitungkan lingkungan intemal dan ekstemal


organisasi serta kebijakan Kementerian Perindustrian tentang Pembangunan
Industri Nasional.
Dengan demikian maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana Kinerja
Tahun 2020 adalah untuk memberikan gambaran mengenai arah yang hendak
dituju BBIA dalam tahun 2020 tahun ke depan serta langkah-langkah strategis

Balai Besar lndustri Agro IBBIA) I-3


Rencana Kinerja BBIA 2020

yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan cita-cita organisasi. Selain itu

masyarakat dan para stakeholder lainnya akan mampu menilai kegiatan yang
akan dilakukan oleh BBIA secara transparan serta menilai pula manfaatnya bagi

pengembangan usaha.

Visi BBIA adalah :

"Menjadi institusi litbang yang unggul di bidang hilirisasi produk agro,


komponen aktif alami, dan energi baru-terbarukan; serta sebagai penyedia
jasa pelayanan teknis yang profesional dan terpercaya di bidang komoditas
agro yang berkelas dunia pada tahun 2035"

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, BBIA mengemban misi


sebagai berikut:

1. Melakukan penelitian dan pengembangan yang unggul dan terpercaya


di bidang hilirisasi produk agro, komponen aktif alami, dan energi
baru-terbarukan secara berkesinambungan untuk pengembangan
industri agro;

2. Melaksanakan secara profesional jasa pelayanan teknis untuk industri


agro, yang meliputi jasa penelitian, pengembangan, standardisasi,
pengujian, sertilikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi
industri agro.

Mengacu pada visi, misi serta kebijakan pembangunan industri nasional

serta apa yang hendak dicapai secara makro sesuai tupoksi BBIA, maka
ditetapkan tujuan BBIA adalah sebagai berikut:

l. Meningkatnya inovasi teknologi yang unggul di bidang hilirisasi


produk agro, komponen aktif alami, dan energi baru- terbarukan.
Peran litbang sangat penting dalam mendukung perkembangan
industri agro, oleh karena itu kerjasama litbang dengan industri harus terus
di kembangkan dan ditingkatkan melalui penguasaan teknologi yang
inovatif dapat meningkatkan daya saing.

Balai Besar Industri Agro (BBIA) l-4


Rencana Kinerja BBIA 2020

Penelitian dan pengembangan di bidang komponen bahan aktif alami


merupakan dukungan terhadap kebijakan pemerintah yang perlu terus
ditingkatkan, utamanya untuk penerapan standar dan pengembangan
kompetensi inti daerah. Pengembangan hilirisasi industri berbasis agro
sangat penting oleh karena akan meningkatkan nilai tambah dan manfaat

produk yang lebih tinggi serta akan berpengaruh terhadap pendapatan


masyarakat/ekonomi, substitusi bahan baku impor, diharapkan berimplikasi
terhadap penciptaan nilai tambah dan perluasan kesempatan penyerapan
tenaga kerja.

2, Meningkatnya kepuasan pelanggan melalui pelayanan prima jasa


pelayanan teknis.
Jasa Pelayanan Teknis (JPT) yang dapat diberikan oleh BBIA harus
ditingkatkan melalui peningkatan kepuasan pelanggan dan pencapaian
target delivery time layanar. serta mengantisipasi permintaan pelanggan
yang meningkat dan semakin bervariasi. Aspek keinovatifan, keakuratan
dan harga yang kompetitif harus terus menerus ditingkatkan demi mencapai

pelayanan prima.

Indikator Tujuan ini adalah Tingkat kepuasan pelanggan melalui


pelayanan prima jasa pelayanan teknis.

C, Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) BBIA

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 5 8/Iv1-

IND/PER/6/201 5 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Balai Besar dan Balai
Riset dan Standarisasi lndustri di Lingkungan Kementerian Perindustrian,
BBIA mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi yang tetap mengacu pada

Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 3944-IND,PER/6 /2006 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Industri Agro. Tugas BBIA yaitu
melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, kerjasama, standardisasi,
pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri agro

Balai Besar Industri Agro (BBIAJ I-5


Rencana Kinerja BBIA 2020

sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

Permenperind RI Nomor 3944-IND/PER/6/2006, BBIA menyelenggarakan

fungsi:

l. Penelitian dan pengembangan, pelayanan jasa teknis bidang teknologi


bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan dan pelaksanaan
pelayanan dalam bidang pelatihan teknis, konsultansi/penluluhan, alih
teknologi serta rancang bangun dan perekayasaan industri, inkubasi, dan
penanggulangan pencemaran industri;

2. Pelaksanaan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan


teknologi informasi;
3. Pelaksanaan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, dan

produk industri ago, serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan;


4. Pelaksanaan perencanaan, pengelolaan, dan koordinasi sarana dan prasarana

kegiatan penelitian dan pengembangan di lingkungan BBIA, serta


penyusunan dan penerapan standardisasi industri agro; dan

5. Pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan BBIA.

D, Ruang Lingkup dan Acuan Renkin


Ruang lingkup Rencana Kinerja BBIA tahun 2020 meliputi :

a. Batasan waktu : Kegiatan yang dilaksanakan mulai bulan Januari sampai

dengan Desember 2020

b. Penetapan kegiatan yang diprogramkan dan diukur kinerjanya adalah


kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pelayanan publik Qtublic semices)

serta kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lembaga


BBIA, peningkatan sarana fisik dan sumber daya manusia.
c. Kegiatan yang tercakup, meliputi kegiatan yang dibiayai oleh
a) Rupiah Mumi,
b) Penerimaan Negara bukan Pajak BLU (PNBP BLU).

d. Penetapan indikator kinerja dilakukan pada sasaran dan kegiatan.

Balai Besar Industri Agro (BBIAJ t-6


Rencana Kinerja BBIA 2020

Dalam men;usun Renkin BBIA tahun 2020 digunakan acuan yang


berupa pedoman, kebijakan, prosedur dan lainJain seperti :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan


dan Kinerja Instansi Pemerintah.

2. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri


Nasional.

3. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah, mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur
Penyelenggara Pemerintahan Negara untuk mempertanggung jawabkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan

sumber daya, pelaksanaan kebijakan dan program dengan menyusun


laporan akuntabilitas melalui proses penyusunan rencana stratejik, rencana

kinerja dan pengukuran kinerja.


4. Peraturan Menteri Perindustrian Rl Nomor I50,M-INDlPENlzlz}ll
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian'

5. Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 58,44-IND/PER/6/2015 tentang

Kedudukan, Tugas dan Fungsi Balai Besar dan Balai Riset dan Standarisasi
Industri di Lingkungan Kementerian Perindustrian.
6. Keputusan Menteri Perindustrian RI Nomor 39/M-IND IPEN6/2006

tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Industri Agro.

Balai Besar lndustri Agro (BBIA) t-7


Rencana Kinerja BBIA 2020

BAB. II.
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN

A. Hasil-Hasil Pembangunan

1, Aspek Layanan

Balai Besar Industri Agro (BBIA) merupakan satuan kerja yang berada di bawah
lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), Kementerian Perindustrian.
Tugas pokok dan fungsi BBIA adalah melaksanakan penelitian, pengembangan, kerjasama,
standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi, dan pengembangan kompetensi industri agro

sesuai dengan kebij akan teknis yang ditetapkan Kepala BPPI. BBIA sampai saat ini telah
mengembangkan 12 jenis Jasa Pelayanan Teknis (JPT) dengan kapasitas kemampuan yang

terus dikembangkan sesuai dengan visi, misi dan kompetensi inti yang dimiliki. BBIA
memberikan jasa layanan kepada masyarakat, terutama untuk kalangan industri dan/atau

lembaga pemerintah, melalui unit operasionalnya yang menghasilkan pendapatan. Unit


operasional yang dimaksud adalah Bidang Pengujian, Senifikasi dan Kalibrasi (PASKAL),
Bidang Sarana Riset dan Standardisasi (SRS), dan Bidang Pengembangan Kompetensi dan
Alih Teknologi (PKAT). Secara umum, matriks jenis jasa layanan BBIA per Unit dapat dilihat
pada Tabel 2.1 .

Tabel 2.1. Matriks Jenis Jasa Layanan BBIA per Unit


No Jasa Lavanan UniUBidane

PASKAL PI(A SRS PJT TU


T
I

2
Pengujian

Kalibrasi
tt
Sertifikasi

tl
3

4 Penyelenggaraan Uj i Profi siensi

)
6
,7
Sampling/Pengambilan Contoh

Pelatihan

Jasa lnspeksi Teknis


--H
8 Penggunaan Aset

9 Penggunaan Tenaga Ahli dan Penerimaan Kunjungan


l0 Konsultansi

Balai Besar Industri Agro (BBIA) II- 1


Rencana Kinerja BBIA 2020

ll RBPI

t2 Kerjasama Litbang (Riset)

Selain tiga unit operasional, BBIA juga didukung dengan 2 unit pendukung yaitu

Bidang Pengembangan Jasa Teknik (PJT) dan Bagian Tata Usaha (TU). Bidang PJT berhrgas

melaksanakan pemasaran, kerjasama, serta pengembangan dan pemanfaatan informasi


berkenaan dengan jasa layanan teknis BBIA, sedangkan Bagian TU bertugas dalam

pen).usunan program, evaluasi, pelaporan, pengelolaan keuangan, pengembangan dan

administrasi kepegawaian, serta kerumahtanggaan semua unit di BBIA.


Balai Besar Industri Agro memberikan empat belas (12) jasa pelayanan teknis (JPT)
kepada masyarakat, terutama untuk kalangan industri dan/atau lembaga pemerintah, antara

lain:

1) Jasa Pengujian

Jasa Pengujian adalahjasa layanan BBIA yang memberikan pelayanan pengujian


bahan dan produk pangan serta non-pangan. Untuk mendukung jasa layanan pengujian

tersebut, laboratorium uji BBIA telah diakreditasi oleh National Associqtion of Testing
Authorities Q.IATA) Australia pada tahun 1994, dimana pada saat itu belum ada lembaga
akreditasi di Indonesia. Setelah Komite Akeditasi Nasional (KAN) berdiri di Indonesia,
status akrcditasi yang telah diperoleh dilanjutkan akeditasinya oleh KAN sejak tahun

1999 dengan nomor sertifikat LP-057-IDN. Ruang lingkup akreditasi BBIA meliputi
produk pangan (makanan, minuman, bahan baku) dan non pangan (pakan temak, pupuk,

air, limbah).
Pada saat ini BBIA mampu memberikan layanan pengujian komoditas agro, baik
pangan maupun non-pangan sebanyak 185 komoditas yang telah terakreditasi, dengan

parameter uji diantaranya proksimat, vitamin (A, Br, Bz, Bo, C, D, E, asam folat, dan p-
caroten), logam dan mineral, mikobiologi, asam lemak, kolesterol, dan bahan tambahan
pangan (BTP) seperti pemanis (sakarin, siklamat, aspartam, dan asesulfam), pengawet
(asam benzoat, sorbat, sulfit, nitrit), pewama, serta antioksidan (Butylated Hydrory
Anisol-BHA, Tetra Butylated Hydroxy Quinone -TBHQ)'

Balai Besar lndustri Agro IBBIA) |-2


Rencana Kinerja BBIA 2020

BBIA telah ditunjuk oleh Kementerian Perindustrian menjadi laboratorium penguji


rujukan dalam rangka pengujian SNI Wajib pangan seperti komoditas air minum dalam
kemasan (AMDK), tepung terigu sebagai bahan makanan, kakao bubuk, gula kristal
rafinasi, garam konsurnsi beryodium, dan beberapa jenis pupuk. Selain itu, BBIA juga
merupakan laboratorium penguji rujukan dalam rangka persyaratan registrasi produk
(nutrition fact) oleh Badan POM/ Kementerian Kesehatan untuk memperoleh nomor
registrasi MD (makanan dalam negeri) dan ML (makanan luar negeri). Pengguna jasa

layanan pengujian sebagian besar berasal dari sektor swasta terutarna industri agro
bidang makanan dan minuman.

2) Jasa Kalibrasi

Jasa Kalibrasi adalah jasa layanan BBIA yang memberikan pelayanan kalibrasi
suhu, massa, volume, optik, dimensi, dan instrumen untuk peralatan uji. Laboratorium

Kalibrasi BBIA, khususnya untuk kalibrasi massa telah diakeditasi pada tahun 1995
oleh NATA Australia dan selanjutnya sejak tahun 2001 diakreditasi oleh KAN dengan
nomor sertifi kat LK-036-IDN.
Ruang lingkup laboratorium kalibrasi BBIA adalah kalibrasi suhu, mass4 volume,
optik, dimensi, dan instrumen untuk peralatan laboratorium. Kalibrasi massa dilakukan
terhadap anak timbang dan neraca; kalibrasi suhu terhadap oven, tanur, termometer dan

sejenisnya; kalibrasi volume dilakukan terhadap alat ukur gelas; sedangkan kalibrasi

optik dilakukan terhadap Spectrofotometer dan peralatan untuk industri Air Minum
Dalam Kemasan (AMDK) antara lain pH-meter, TDS-meter, serta conductivitymeter.
Selain itu, Laboratorium Kalibrasi BBIA mampu memberikan layanan kalibrasi di luar
lingkup akreditasi, yaitu alat instrumen laboratorium (AAS, GC dan IIPLC) dan optik
(Refraktometer dan Polarimeter).

Peralatan laboratorium yang akan dikalibrasi harus dalam keadaan baik (layak
pakai) dan bersih. Kerusakan peralatan sebelum proses kalibrasi dan sesudah serah
terima pekerjaan kalibrasi adalah tanggung jawab pelanggan, yaitu perusahaan/instansi
pengirim contoh. Pengguna jasa layanan kalibrasi sebagian besar berasal dari

Balai Besar Industri Agro (BBIAI II- 3


Rencana Kinerja BBIA 2020

laboratorium pengujian yang terakreditasi ISO/IEC 17025:2005, baik yang dimiliki oleh
swasta maupun oleh Instansi Pemerintah.

3) Jasa Sertilikasi

Jasa sertifikasi adalah jasa layanan BBIA yang memberikan pelayanan sertifikasi
Sistem Manajemen Mutu, Produk dan Keamanan Pangan. Sej alan dengan kebutuhan

industri dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah berkaitan dengan pengawasan
barang beredar, keamanan pangan dan sebagainya, secara bertahap BBIA
mengembangkan Lembaga Sertifikasi, dengan lingkup layanan sebagai berikut:

a. Lembaga Sertifikasi Produk BBIA (LS Pro-BBIA), diakreditasi KAN/BSN tahun


2004 dengan nomor LSPr-010-IDN, melayani industri agro untuk mendapatkan
sertifikat produk penggunaan tanda SNI (SPPT SNI). Ruang lingkup sertifikasi
SPPT-SNI yang telah diakreditasi oleh KAN meliputi 79 komoditi makanan &
minuman, termasuk di dalamnya beberapa komoditi yang telah diberlakukan wajib

SNI, seperti Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), tepung terigu sebagai bahan
makanan, gula rafinasi, dan garam konsumsi beryodium, coklat bubuk, coffee
instant, dan lainJain.

b. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (sMM) BBIA diakeditasi

KAN/BSN tahun 1994 dengan nomor LSSM-003-IDN, melayani industri agro


untuk mendapatkan Sertikat ISo 9001 -2008 (Quality Management system) derlgan

lingkup : pertanian dan perikanan, makanan, minuman, tembakau'

c. Lembaga Sertifikasi Manajemen Keamanan Pangan (LSMKP) BBIA,


memberikan jasa kepada industri yang akan menerapkan/sertifikasi sistem
keamanan pangan mengacu pada sistem HACCP ISO 22000:2005'

4) PenyelenggaraanUjiProfisiensi
Jasaproficiencytesting(ujiprofisiensi)adalahjasalayananBBIAyangdiberikan
kepada masyarakat industri dalam rangka penyelenggaraan uji profisiensi
produk/bahan
jaminan
baku di bidang industri agro. Uji profisiensi merupakan salah satu instrumen

Balai Besar Industri Agro [BBIA)


il-4
Rencana Kinerja BBIA 2020

mutu yang sangat penting untuk laboratorium dalam rangka memantau kinerja hasil
ujinya, dengan cara membandingkan hasil ujinya dengan hasil uji laboratorium lain
dalam lingkup sejenis, melalui skema uji banding antar laboratorium untuk contoh yang
serupa (inter lab or atory c ompar isons).

Jasa uji profisiensi yang ditawarkan oleh BBIA meliputi program tahunan dan
progftrm bulanan. Program tahunan diperuntukkan sebagai j aminan mutu dari hasil uji

banding antar laboratorium sedangkan program bulanan diperuntukkan untuk jaminan


mutu laboratorium dalam bentuk quality control (grafik kendali mutu). Selain program
yang ditawarkan, BBIA juga melayani kerjasama uji profisiensi atas dasar permintaan.

Penggunajasa layanan uji profisiensi sebagian besar berasal dari laboratorium pengujian
yang terakreditasi ISO/IEC 17025:2005, baik swasta maupun Instansi Pemerintah

5) JasaSampling/PengambilanContoh

Jasa sampling adalahjasa layanan BBIA yang diberikan kepada masyarakat industri
atau lembaga pemerintahan dalam rangka pelayanan pengambilan contoh bahan dan
produk pangan serta non pangan (PPC). Penggunajasa layanan sampling sebagian besar

berasal dari Lembaga Sertifikasi Produk dan Perusahaan Importir barang khususnya
produk yang memiliki SNI Wajib.

6) Jasa Pelatihan

Jasa pelatihan adalah jasa layanan BBIA yang diberikan kepada masyarakat

industri dan/atau aparat pemerintah dalam rangka meningkatkan kompetensi teknis di


bidangnya. Bidang pelatihan terdiri atas pelatihan teknis komoditas (diberikan secara
teori dan praktek (magang)) serta pelatihan teknis sistem manajemen sesuai dengan
standar yang berlaku. Jasa pelatihan teknis terdiri atas pelayanan pelatihan di bidang:

a. Pengujian (Pengujian AMDK; Terigu; Mikobiologi; Operasional GC, HPLC,


AAS; Proksimat; Cemaran Logam; Pewama; Pemanis Buatan; Pengawet; Vitamin
C; Vitamin 81 dan 82; Vitamin A, D, E; Asam Lemak; Kolesterol; Antioksidan;

dan Beta Karoten; dan lainJain)

b. Teknologi pangan

a) Pengolahan Buah-buahan dan Sayur-sayuran

Balai Besar Industri Agro (BBIA) il-5


Rencana Kinerja BBIA 2024

Pengolahan Keripik Buah dan Sa)'ur dengan Vacuum Frying, Pengolahan

Pisang, Pengolahan Terong Pirus, Pengolahan Lidah Buaya, Pengolahan


Kelapa, Pengolahan Tomat dan Cabe)

b) Pengolahan Umbi-umbian (Pengolahan Singkong dan Pengolahan Ubi Jalar)

c) Pengolahan Biji-Bijian (Pengolahan Kacang Tanah, Pengolahan Jagung,


Pengolahan Kedelai, Pengolahan Kopi, Pengolahan Emping)

d) Pengolahan Lainnya (Pengolahan Ampas Tahu, Pengolahan Teh,


Pengolahan Nata, Pembuatan Gula Semut dan Gula Cetak, Pengolahan Jahe,

Pengolahan Roti dan Kue, Pengolahan Coklat dan Permen, Pengolahan


Dodol, Pengolahan Rumput Laut)

e) Pengolahan Produk Hewani (Pengolahan Ikan, Pengolahan Daging,


Pengolahan Susu)

c. Teknologi non pangan (Pengolahan Minyak Atsiri, Pakan Temak, Kompos,


Biodiesel, Bahan Pelumas, Khitin/Khitosan, Pengemasan dan Pelabelan,

Penentuan Masa Simpan, Rancang Bangun Peralatan Industri)

d. Sistem manajemen mutu (Kalibrasi Suhu, Massa dan Volume; Pengenalan dan
Pendalaman ISO/IEC 17025:2008; Dokumentasi Sistem Manajemen
Laboratorium; Validasi Metode Analisis Kuantitatif; Kuantitasi Ketidakpastian
Pengukuran Dalam Kimia Analitik; Audit Internal Sistem Manajemen

Laboratorium; Sistem Manajemen Keamanan Pangan (GMP&HACCP); Audit


Intemal Sistem TIACCP; Tugas dan Fungsi Manajemen Puncak; Sistem

Manajemen Mutu (ISO 9001: 2008); dan Sistem Manajemen Pangan ISO 22000)

Permintaan pelatihan sistem manajemen mutu semakin meningkat setiap tahumya

karena kesadaran dari industri untuk meningkatkan mutu produknya dan adanya
penerapan SNI wajib, dengan salah satu persyaratannya harus memiliki dan menerapkan

dokumen sistem mutu. Oleh karena itu selain menyelenggarakan pelatihan sistem
manajemen atas dasar permintaan, BBIA juga menyelenggarakan pelatihan tahunan
terjadwal.

Balai Besar Industri Agro (BBIAI II.6


Rencana Kinerja BBIA 2020

Pengguna jasa layanan pelatihan manajemen sebagian besar berasal dari sektor

swasta terutama industri agro. Sementara pelatihan tekds (khususnya pelatihan


pengolahan pangan dan non pangan) banyak diminati oleh instansi pemerintah daerah

(Dinas Perindagkop) dalam rangka peningkatan mutu industri kecil binaan. Pengguna
jasa layanan ini dapat menggunakanjasa pelatihan yang tersedia ataujasa paket pelatihan

yang tergabung denganjasa lainnya, seperti konsultansi atau riset.

7) Jasa Inspeksi Teknis

Jasa Inspeksi Teknis adalah jasa layanan BBIA yang diberikan kepada masyarakat
industri atau lembaga pemerintahan dalam rangka pelayanan sertifikasi inspeksi teknis
(technical inspection) bidang industri agro. Tujuan layanan inspeksi teknis ini adalah
untuk membantu industri dan pihak terkait dalam melaksanakan perdagangan dalam
negeri, ekspor, dan impor produk industri maupun jasa, terutama yang berkaitan dengan
keselamatan pelanggan.

ABITIS (lgro- Based Industry Technical Inspection Service) merupakan unit


kegiatan BBIA yang menyediakanjasa inspeksi teknis kecukupan panas dan lingkungan
(pengukuran kualitas udara). ABITIS telah diakreditasi oleh KAN/BSN tahun 2005
dengan nomor sertifrkat LI-032-lDN.

8) Jasa Penggunaan Aset

Jasa Penggunaan Aset adalah jasa layanan BBIA yang memberikan pelayanan
berupa jasa sewa peralatan di Laboratorium Proses, Sewa Wisma Pelatihan BBIA

Cikaret dan Aula.

9) Penggunaan Tenaga Ahli dan Penerimaan Kunjungan


Jasa Pengguna Tenaga Ahli adalah pengiriman pegawai BBIA sebagai

Narasumber atau sebagai Tenaga Ahli. Adapun tarifnya disesuaikan dengan Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) tentang satuan Biaya Masukan (SBM) yang berlaku.
Sedangkan biaya kunjungan dari Komunitas, Mahasiswa dan Siswa akan dikenakan
tarif

sebagai biaya pengganti penyediaan konsumsi atau snack'

Balai Besar Indusri Agro (BBIAI il-7


Rencana Kinerja BBIA 2024

10) Jasa Konsultansi

Jasa konsultansi adalah jasa layanan BBIA yang memberikan cara pemecahan
masalah baik teknis teknologis untuk menghasilkan produk yang bermutu dan
manajemen yang berhubungan dengan sistem mutu dalam rangka perolehan pengakuan
Lembaga,/ Badan Sertifikasi. Dalam memberikanjasa konsultasi BBIA mempunyai SDM

yang terlatih dan berpengalaman di bidangnya antara lain Teknologi pangan, Food
Engineering, Food Safety,Manajemen Laboratorium, Manajemen Mutu dan Manajemen

Lingkungan.
Dengan demikian lingkup jasa konsultansi yang dapat diberikan meliputi :

a) Konsultansi di bidang teknologi proses pangan dan non pangan berbasis a$o,
seperti konsultansi perbaikan proses, peningkatan mutu produk, pemecahan
masalah yang timbul di industri, peningkatan kapasitas produksi, dan lain-lain

b) Konsultansi di bidang sistem manajemen. seperti penyusunan dokumenksi sistem


manajemen dalam rangka persiapan akreditasi laboratorium (ISO/IEC
17025)/lembaga inspeksi (ISO/IEC 17020); penyusunan dokumen ISO
9001:2008/HACCP dan ISO 22000 untuk kepentingan sertifikasi sistem

mutu,&eamanan pangan, dan lainJain

c) Konsultansi di bidang lingkungan, seperti penyusunan dokumen Analisis


Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), dan rancang bangun Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Selain tiga bidang konsultansi di atas, BBIA juga menyelenggarakan konsultansi

di bidang standardisasi/ perumusan RSNVSNI industri agro terutama produk makanan,


minuman, produk pengolahan hasil laut, dan produldperalatan pertanian. Standardisasi
merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang pembangunan industri, yang
menyangkut jaminan mutu produk dan jasa dalam kegiatan perdagangan, keselamatan,

keamanan, dan lingkungan dalam rangka menjamin perlindungan terhadap pengguna


produk dan jasa.
Dalam rangka menjaga agar SNI selalu bermanfaat bagi masyarakat maka SNI
perlu terus dikembangkan dan dikaji ulang sedikitnya sekali dalam lima tahun. Kaji ulang

Balai Besar Industri Agro (BBIAJ II- 8


Rencana Kinerja BBIA ?020

SNI harus dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai dan


perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengkajian ulang SNI
dilakukan oleh panitia teknis (pantek) atau instansi teknis sesuai dengan bidangnya
melalui konsensus pihak terkait.

Sebagai instansi teknis yang berkompeten dalam perumusan SNI, BBIA selalu
ditunjuk sebagai konseptor dalam penlusunan/revisi SNI di bidang industri agro
terutama produk makanan, minuman, produk pengolahan hasil laut, dan
produk/peralatan pertanian. Di samping itu BBIA juga dilibatkan dalam kegiatan
standardisasi intemasional, diantaranya ikut serta dalam kegiatut codex standar di dalam

maupun di luar negeri.

Penggunajasa layanan konsultansi sebagian besar berasal dari instansi pemerintah

dengan jasa layanan konsultansi paling banyak mengenai ISO/IEC 17025:2005.


Sementara pengguna jasa layanan standardisasi adalah instansi pemerintah terkait yang

berwenang dalam penetapan SNI bidang industri agro.

ll) Jasa Rancang Bangun dan Perekayasaan Peralatan Industri (RBPI)

Jasa RBPI adalah jasa layanan BBIA yang memberikan pelayanan pembuatan
desain dan peralatan industri agro skala kecil menengah melalui rekayasa dan rancang
bangun. Jasa Pelayanan Teknis RBPI didukung oleh peralatan yang cukup memadai
untuk membantu indushi agro skala kecil menengah. Pelayanan JPT RBPI berupa
perancangan dan gambar, fabrikasi, pengawasan, serta uji coba peralatan industri agto.

Selain pembuatan peralatan industri, BBIA juga memberikan jasa layanan perbaikan
peralatan industri seperti jasa pengelasan, pemotongan plat, rolling plat, pembubutan,

dan lain-lain.

Peralatan yang dapat direkayasa diantaranya Pemarut ubi kayu, Pengepres ubi

kayu, Penepung ubi kayu, Penggiling kopi, Mixer, Extruder, Mollen, KILN WHU '
Pengering kopra sistem lorong, Pengepres sistem ulir (untuk santan kelapa parut),
Pengepres gabus kelapa briket, Alat pengering, Penggoreng sistem vacum, Alat proses
pembuatan Virgin oil dan lain-lain. Perekayasaan peralatan yang mendominasi kontrak
pada Jasa Pelayanan Teknis RBPI adalah peralatan pengolah buah berupavacuumfrying,

Balai Besar Industri Agro (BBIA) II- 9


Rencana Kinerja BBIA 2020

alat pengolah VCO dengan sistem pengepresan semi basah, dan pengolahan minyak
kelapa dengan sistem HOID. Pengguna jasa layanan RBPI sebagian besar berasal dari
sektor swasta terutama industri kecil menengah (IKM) di bidang agro.

12) Jasa Litbang (Penelitian dan Pengembangan, Penghitungan Masa Simpan, dan
AIih Teknologi)
Jasa Riset (Penelitian dan Pengembangan ilitbang) adalahjasa layanan BBIA yang
memberikan pelayanan berupa penelitian dan pengembangan produk dan proses, studi
kelayakan dan rekayasa alat. Untuk menunjang seluruh kerjasama litbang BBIA dan
mempertahankan mutu layanan telah dibentuk pranata litbang BBIA yang sudah

diakreditasi oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan


(KNAPPP) sejak tahun 2004 dengan nomor sertifikat PL006-INA.
Sesuai dengan tugas pokok BBIA sebagai lembaga litbang maka jasa riset yang

dapat dilakukan melalui kontrak kerjasama diantaranya :

a. Pengembangan proses produksi, efisiensi pengolahan, dan kualitas produk.

b. Pemecahan masalah teknologi proses.

c. Pengembangan produk baru.

d. Melakukan studi kelayakan untuk industri agro'

e. Pendugaan masa kadaluarsa/umur simpan produk makanan dan minuman melalui

uji akselerasi.

f. Rekayasa/rancangan alat proses

Hasil kerjasama riset yang telah dilakukan oleh BBIA dapat dipatenkan oleh
pelanggan selama jangka waktu tertentu sebagaimana dituangkan dalam perjanjian
kerjasama (MoU). Selatr itu, paten juga dapat dimiliki kedua belah pihak sesuai dengan

kesepakatan. Jasa alih teknologi adalah jasa layanan BBIA yang diberikan kepada

masyarakat industri atau lembaga pemerintahan dalam rangka pengembangan teknologi


proses atau produk mulai dari pembuatan prototype, scale up, standarisasi proses, hingga

produksi produk di bidang industri agro. Kelebihan melakukan kerja sama riset (litbang)
atau alih teknologi dan inkubasi bisnis dengan BBIA antara lain biaya lebih murah,

Balai Besar Industri Agro (BBIAJ II- 1O


Rencana Kinerja BBIA 2020

tersedianya fasilitas peralatan indusfti skala pilot di Laboratorium Proses BBIA,


tersedianya fasilitas Laboratorium Pengujian yang sudah terakeditasi baik secara
nasional maupun intemasional, dan tersedianya peneliti profesional yang
berpengalaman. Penggunajasa layanan riset, alih teknologi dan inkubasi bisnis sebagian
besar berasal dari sektor swasta terutama industri agro.

Kewajiban pencantuman masa kadaluarsa pada label pangan diatur dalam Undang-
Undang Pangan no.7/1996 serta Peraturan Pemerintah No. 69/1999 tentang Label dan
Iklan Pangan, dimana setiap industri pangan wajib mencantumkan tanggal kadaluarsa
(expired date) pada setiap kemasan produk pangan. Balai Besar Industri Agro (BBIA)
sebagai institusi yang profesional di bidang agro dengan didukung oleh peralatan yang

memadai mempunyai kompetensi untuk melakukan pendugaan umur simpan produk


pangan (makanan kering, sambal, dan bumbu instan) dalam rangka memberikan
i-nformasi umur simpan (masa kadaluarsa) bagi produsen, konsumen, penjual, dan
distributor. Metode uji pendugaan masa simpan yang digunakan sampai saat ini adalah
berdasarkan metode akselerasi dengan model kadar air kritis dan juga dengan model
Arrhenius Model kadar air kitis digunakan rintuk produk yang mudah rusak karena
penyerapan air dari lingkungan selama penyimpanan, sedangkan Model Arrhenius

biasanya digunakan untuk produk yang sensitif terhadap perubahan suhu penyimpanan.

Model kadar air kritis memiliki dua pendekatan, yaitu pendekatan kurva sorpsi isotermis
dan kadar air kritis termodifikasi, sedangkan model Arrhenius merupakan suatu model
yang dibentuk dengan membandingkan nilai konstanta pengerusakan produk pangan
akibat naiknya suhu.

Tabel 3. Jumlah/Volume Kegiatan IPT 2014-2019

No Jenis Layanan Satuan 2014 2015 2016 20t7 2018 20t9

Target 15.021 15.17'7 15j29 15182 15000 13100

Realisasi 16.292 l7.470 12.936 15989 108t7


I Pengujian Contoh 1t2 84,39 t03.27 72,11
7o thd target 108

Pertumbuhan 12,7% 7,20/o 23,6% -13,tvo


26,lvo
Taryet 7.042 '7.t12 7.183 1255 1 1000 8400

9.979 10108 '1467


2 Kalibrasi Realisasi Alar 8.969 8.515

t2'7 120 138,93 t43,46 67,88

Balai Besar Industri Agro (BBIA) II- 11


Rencana Kineria BBIA 2020

Penumbuhan 28.60/0 -5.1% l'l,zyo 1,3v, 28,to/o


'l arget 359 362 366 369 522 425

Realisasi 341 380 4,15 418 302


3 Sertifikasi Se11illkat
91 109 121.58 t29,54 57,85

Pertumbuhan -2,3% 9.50/. 17,tyo 1,4% 46.60/o

Target N/A N/A N/A 100 300 200

Realisasi N/A N/A N/A 186 to7


4 Sampling Klien
N/A N/A N/A t86,00 35,6',1

Pertumbuhan 33,8%

Target .1 6 4 5 1 8

9 8 4 6 8
uji Realisasi
5 Prolisiensi Yo
Komoditi 2 133 100,00 120,00 t14,29
(komoditi)
Pertumbuhan -ll,l% 50,00/.
50,0% 33,30/o

Target 1.412 r.426 1.440 1455 2241 1600

Realisasi r.938 2.078 1.35t 2695 201 I

6 Pelatihan % Orang t3'1 t46 93.82 18s.22 89;74

PenLrmbuhan 38.6% 99,50/. 39,4V.


35,0%
Target 10 l0 ll 1l 8 10

Realisasi 9 9 I3 l0 t2
'7 Konsultasi vo
MoLJ 90 90 I18,18 90,9r 150,00

Perhrmbuhan 12j% 0,0% 44.4yo


23,tYo
20,0%

Target 6 6 1 1 8 8
Rancang
Realisasi 6 9 9 6 8
Bangun
8 Perekayasaan Yo
Kontrak 100 150 t28,5'7 85.71 100,00
lndustri
(RBPI) Penumbuhan 20,0% 50,0% 0,0% 60,0%
33,30/o

Target 6 6 6 6 6 8
,7
Realisasi 6 6 6 3
Kerjasama Kontrak
9 o/o fi1 100 100,00 100,00 50,00
Litbang
Pertumbuhan 7 5,00/" -t4,3Vo 0,0% 0,0% 50,0Yo

Target 6 25 .10 50 75 80

Realisasi l5 t'7 32 55 lll


ABITIS (titik Tirik
10 68 80.00 I 10,00 148,00
proses) vo 250
88,2% '71,9Yo 355,0%
Pertumbuhan t3.3Yo

*Data per Januari 20 19

Contoh yang diuji ke BBIA dari tahun 2014-2019+ (Tahun 2019 baru dalam bentuk target
jumlah
karena saat renkin tahun 2020 disusun pada Januari 2019) seperti Tabel 3 menunjukkan
jumlah jasa
contoh mengalami kenaikan dan juga penurunan. Apabila dirata-ratakan maka realisasi

Balai Besar lndustri Agro (BBIAJ il- 1Z


Rencana Kinerja BBIA 2020

pelayanan teknis (3 tertinggi) seperti contoh uji yang masuk ke BBIA pada tahun 2014-2018 maka
rata-rata pertumbuhannya adalah -0,9Vo per tahun. Adapun untuk jasa Kalibrasi ratatata
pertumbuhannya ad,alah 12,1o/o pertahun, sedangkan untukjasa Serlifikasi adalah 12,8%o per tahun.

Jasa pelayanan konsultansi BBIA pada tahun 2013-2018 seperti Tabel 2.2, menunjukkan
bahwa jumlah realisai MoU konsultasi relatif stagnan yaitu rata-rata 7 MoU per tahun, namun masih
ini urengingat peluang pasar yang cukup baik, yaitu dengan adanya :
dapat ditingkatkan lagi. Hal

1) Penerapan SNI Wajib bagi perusahaan tertentu yang jumlahnya cukup banyak. Perusahaan
tersebut membutuhkan dokumen pendukung (baik Pedoman BSN 10-1994 atau ISO 9001:2008)
untuk dapat disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Produk.

2) Meningkatnya kesadaran mutu dan kebutuhan industri untuk masuk ke pasar global

b, Strategi Bersaing Jasa Layanan BBIA


BBIA memberikan perhatian untuk memberdayakan potensi yang ada dan berkomitmen
dalam peningkatan kinerj a layanan. Peningkatan kinerj a layanan melalui peningkatan mutu dan nilai

layanan menjadi dasar strategi bertumbuh (bersaing) jasa layanan BBIA di masa akan datang.

Adapun strategi pertumbuhan dimaksud antara lain dari aspek produk, proses dan SDM.

1) Produk
Produk layanan BBIA cukup inovatif dan tarif kompetitif, secara khusus layanan
pengujian, kalibrasi, dan sertifikasi, dimana produk layanan tersebut semakin bertambah dengan

bertambahnya perluasan ruang lingkup jasa layanan. Perluasan ruang lingkup pelayanan
merupakan hasil kajian dan dukungan penambahan peralatan modem.

Produk layanan BBIA yang bemilai inovatif dan tarif kompetitif, hal ini dibuktikan dari
hasil data kuesioner yang ditujukan kepada pelanggan. Dari hasil pengolahan data kuesioner
responder/pelanggan memberikan pemyataan bahwa layanan produk BBIA inovatif dan tarif

kompetitif serta berkualitas.

2) Proses
Salah satu indikator dari pelayanan prima adalah ketepatan waktu pelayanan (delivery
time). Ketepatan waktu pelayanan (delivery time) merupakan pengukuran terhadap ketepatan
waktu penyelesaian layanan pelanggan (khususnya jasa layanan pengujian, kalibrasi dan
sertifikasi) dihitung mulai dari waktu pelanggan datang dan mengajukan permohonan layanan

Balai Besar Industri Agro [BBIA) II- 13


Rencana Kinerja BBIA 2020

yang diterima oleh bagian penerima contoh (customer service) sampai dengan wakhr
diterbitkannya Lembar Hasil Uji (LHU) ataupun sertifikat.
Nilai yang diterapkan atas proses layanan BBIA adalah tepat waktu dan akurat. Keakurat
dan ketepatan waktu penyerahan hasil layanan adalah hal yang penting untuk memberikan
kepuasaan pelanggan. Kepuasaan pelanggan sangat menentukan minat para customer/pelanggan

untuk menggunakan lagi jasa pelayanan teknis BBIA di masa akan datang.
Adapun waktu pelayanan untuk masing-masing jasa layanan sudah ditetapkan di Standar

Pelayanan Minimum (SPM) BBIA. Adapun pencapaian standar waktu layanan untuk ketiga jenis

layanan (Pengujian, Kalibrasi, dan Sertifikasi) pada tahun 2018 dapat dilihat padaTabel2.3.

Tabel 2.3. Delivery Time Jasa Layanoz BBIA Tahun 2018


Jenis Pelayanan Publik Standar Pencapaian Standar Jumlah
Pelayanan Waktu Layanan Delivery
Minimun Sesuai
I Tidak time

Senifikasi (sertifikat) 4l 396 t6 412 96%


E hari kerja

u Pengujian (contoh)

Kalibrasi (alarsertifikat)
20 hari kerja

l3 Hari kerja
9.132

6.9'13
3.944

2.056
13.0'16

9.029
69,84 0/.
't7,23%
T
I Delivery time(Rata-rata) 8t,020/0

Berdasarkan Tabel di atas, realisasi rula'rata delivery time dui ketiga jasa layanan per 31

Desember 2018 adalah sebesar 81,02 %. Jasa layanan sertifikasi dan kalibrasi delivery time'nya

cukup baik, namun untuk j asa penguj ian masih di bawah target. Adapun penyebab keterlambatan
ini antara lain disebabkan jumlah contoh uji (sampel) yang terus meningkat yang tidak diikuti
dengan penambahan personel di iaboratorium dan belum lengkapnya metode dan peralatan uji

cepat (Rapid Tesr). Disamping itu, salah satu penyebab rendahnya de livery time padatahun 2018

ini atlalah karena adanya pembangunan gedung laboratorium yang baru yaitu dengan
pengembangan gedung laboratorium yang lama. Hal ini mengakibatkan kegiatan laboratorium

pada gedung yang lama dilakukan pada lokasi sementara yang kapasitas dan sarananya kurang

memadai. Diharapkan, dengan selesainya pengembangan gedung laboratorium yang baru pada
tahun 2018 maka kapasitas dan kapabilitas jasa layanan Pengujian akan semakin meningkat dan
juga akan menin gkalkan delivery time.

Balai Besar Industri Agro (BBIAJ il-74


Rencana Kinerja BBIA 2020

3) PegawaiBBIA
Dalam memberikan layanan BBIA membangun nilai-nilai dalam SDM BBIA menjadi
pribadi kompeten dan responsifserta sopan dan ramah. Pelayanan yang kompeten dan responsif

disertai sopan dan ramah menjadi daya tarik para pelanggan untuk datang kembali menggunakan
jasa layanan BBIA. Peningkatan kompetensi pegawai BBIA juga dilakukan secara berkelanjutan

dengan cara mengirimkan pegawai BBIA untuk mengikuti berbagai diklat/pelatihan baik itu yang

berkaitan dengan teknis (hard skill) maupun yang berkaitan dengan non lekis (soft skill)
misalnya kemampuan komunikasi dan pemasaran.

c. Keuangan

l) Penerimaan PNBP
Sebagai satker yang telah menerapkan PK-BLU, BBIA mempunyai kemudahan dan
kewenangan yang besar dalam tata kelola keuangan. Dengan menjadi BLU, BBIA masih
bisa menggunakan dana yang bersumber dari APBN selain sumber pendapatan lain yang

dibenarkan oleh ketentuan hukum melalui kegiatan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP). Selain itu, BBIA akan mempunyai fleksibilitas dalam penganggaran dan tata kelola

administrasi sehingga memungkinkan BLU BBIA bergerak tumbuh dan berkembang secara

dinamis. Pada tahun 2018 ini perubahan tarif BLU telah direvisi sesuai dengan PMK Nomor
16 Tahun 2019 tentang Tarif Layanan BLU BBIA pda Kementerian Perindustrian'
Target PNBP tahun 2015-2019 sesuai yang tercantum di Rensha Bisnis BBIA dapat

dilihat pada Tabel 2.5. Proyeksi pendapatan total PNBP/JPT BLU tahun 2015-2019
diperkirakan rata-rata meningkat diatas 5,61% setiap tahunnya

Tabel 2.5. Target Pendapatan Tahun 2015-2019 (dalam ribuan)

No Layanan 2015 2016 2011 2018 2019

1 Pengujiar 18.271.495 t7.214.000 18.179,318

2 Kalibrasi t.964.304 2.074.502 2.728.475 3.424.000 3.616.008

3 Sertifikasi 3.005.459 3.174.065 3.936. 4.857.000 5.t29.36',7

4 Sa m pling N/A N/A 300.000 454.000 419.459

Penyelenggaran Uji Profi siensi

Balai Besar Industri Agro (BBIA) II. 15


Rencana Kinerja BBIA 2020

6 Pelatihan t.598.,110 1.688.081 L606.871 1.038.000 1.096.208

7 Konsultansi 404.676 42',1.379 464.516 229.000 24t.841

8 RBPI 181.454 191.634 178.353 t50.000 158.,11 1

9 Litbang 223.509 236.048 225.909 1.318.000 r.391.909

l0 Inspcksi 'l eknis N/A NiA 150.000 300.000 316.823

1l Standardisasi 78.3'74 82.170 N/A N/A N/A

12 Bunga Bank NiA N/A 270.000 492.000 519.590

l3 JPT lainnya 790.518 23.498 369.000 389.692

Jumlah PNBP 25.584.685 27.019.986 28.s35.807 30.137.000 31.827.000

Tabel 2.6. Penerimaan PNBP Berdasarkan Jenis Layanan TA 2014-2018

Tahlrn
o Jenis JPT ?018
15.295 478.037 16.360,498,973 17.346.793.203 5.1 I 0.68 7.954 1 4.1 23.9a:].3SO
1 Pengljian 1

2.515.316.500 2.596.812.500 2 S09.884.905 3.005.909.800 3,5A8,988,420


2 Kalibrasi
3.295.434.800 3.752,867.000 4.580.978.000 4.263.268.000 5,373,862,0@
3 Sertifkasi
4 Sampling 398,092.000 583,345,000

tjji Proisiensi 475.495.000 255.223.000 1 ,1 29,536,000


5
1.337.797.187 1.197.515.000 966.855.000 910.840.000 465,026.000
6 Pelatihan
7 Koflsultansi 416.820.000 209.250.000 605.695.000 201.420,000 262,524,N
91.250.000 66.700,000 146.602 500 98,000.000 392,625,O00
8 RBPI
I Standardisasi 70.000.000
72.540.000 297.032.866 62.035.000 1.157.092.610 875,580,500
10 Litbang
135.995.000 212,000.000 562,558,O00
11 lnspeksi Teknis
431.984.509 431.445.106 223,931,859
12 Bunga Bank
'13 JPT Lainnya 949.313.943 973.808,739 89.865.892 408.888,500 792.737,6X
TOTAL 24,043,950,467 '25.454,485,078 '27,75j1,18,t,089 '26,,t53,868,987 25,?U.791,U2
Pcrtumbuhan (9;) 4.82t" 9.03% -4.69.,r 5.92t

*) Realisasi per 31 Desember 2018

Berdasarkan Tabel 2.6, pada tahun 2014 -2016 terlihat realisasi PNBP BBIA tumbuh

dengan tingkat pertumbuhan yang cukup walau masih di bawah l\%L Capaian tahun 2015-

2016 masih masih di atas target pertumbuhan yang ditetapkan di Renstra Binis BBIA
yaitu

5,61%.
pada tahun 2017, BBIA mengalami penurunan realisasi PNBP. Bila dibandingan

dengan realisasi pada akhir tahun 2016, realisasi pertumbuhan PNBP adalah -4'69%.
pertumbuhan negatiftahun 2017 ini melanjutkan tren pertumbuhan negatifyang telah terjadi

II- 16
Balai Besar Industri Agro (BBIAJ
Rencana Kinerja BBIA 2020

pada Triwulan I tahun 2017 yaitu pada posisi -6,34%, Triwulan II sebesar '14,8% dan

Triwulan III berada pada posisi -10,78o/o. Jasa layanan yang paling banyak mengalami
penuunan pendapatan adalah jasa layanan Pengujian
Pada akhir tahun 2018 ini, tingkat pertumbuhan PNBP adalah sebesar 6,92 % bila
dibandingkan dengan realisasi tahun 2017 yakni -4,69%. Capaian ini sangat positif dan

diharapkan pertumbuhan positilini akan berlanjut di tahun 2019 dan tahun 2020.

2) Anggaran Belanja.
Belanja BBIA bersumber dari Rupiah Mumi (RM) dan PNBP. Realisasi belanja RM

dan PNBP selama tahun 2016 sampai tahun 2018 seperti terlihat dalam Tabel 2.7'

Tabel2.7. Pagu dan Realisasi Penggunaan Tahun 2016 - 2018

2016 2011 2018


Uraian
Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

RNT 21.833.455.000 2l.660.335.587 23.23 t.830.000 20.941.8'74.483 21.031.054.000 20.206.',l90.834

18.ll,l.li9l .000 r8.091.973.399 19796683000 t'7.634.814.576 r s.405.168.000 15.097.62'7 .100


Belanjr Pegawai
2.628 .144.529 2933147000 2 8t}0.939.907 3.237.856.000 2.995;7 63.249
Beknjr Barang 2.742.038.000

Belanjs Modrl 956.526.000 940.217.659 502000000 482.120.000 2.388.030.000 2.113.400.485

35.1I1.657.000 25 .201 .016.208 38.830.627.000 36.91'1.594.4t6 36.946.851.000 34 .821 .635.228


PNBP
Belanja Pegawai
Belanja Barang 23.3 t9.902.000 2t.186.713.608 22.357.643.000 22.003.07'1.718 21.124.994.000 25 .t4t .834.297
l1.791.755.000 4.362.600 r6.472.984.000 r4.914.516.698 9.821.857,000 9.679.800.931
Belanja Modal 3 .4 t

56.945.1 r2.000 46.861.411.795 62.062.451.000 57.865.468.899 57.977.905.000 55 .028.426.062


TotalAnggaran

Berdasarkan komposisi anggaranjenis belanja BBIA tahun2016-2018 porsi terbesar

digunakan untuk Belanja Barang, kemudian Belanja Pegawai dan Belanja Modal. Dengan
lainnya.
kata lain belanja untuk operasional masih cukup tinggi dibanding dengan belanja
proporsi ideal
Belanja modal atau investasi sudah cukup ideal, menurut Perencana Keuangan
untuk Investasi (betanja modal) adalah minimal sebesar l0-20% dari pendapatan' Pada tahun
pagu yang
2016-2018 proporsi belanja modal cukup besar karena adanya penambahan
berasal dari penggunaan Saldo Kas BLU BBIA.

u- 77
Balai Besar Industri Agro (BBIA)
Rencana Kinerja BBIA 2020

Pada tahun 2016 telah direncanakan untuk merenovasi bangunan laboratorium


pengujian dengan menggunakan Saldo Kas BLU sebesar Rp 14.393 '658.000,- Dalam
perkembangannya, proses lelang pembangunan gedung laboratorium ini temyata mengalami

kenda.la teknis sehingga terjadi batal lelang. Adapun lelang ulang yang dilaksanakan pada
bulan Juli 2016 terpaksa dibatalkan karena sempitnya jangka waktu yang tersisa untuk
pembangunan fisik hingga bulan Desember 2016. Akhimya lelang dinyatakan batal dan

pembangunan gedung laboratorium ini tidak dapat dilaksanakan pada tahun 2016. Akhimya

Pembangunan dilaksanakan pada tahun 2017 namun baru tuntas pada tahun 2018'

Belanja modal/investasi ini sangat berguna untuk pengembangan bisnisjasa layanan

BBIA dan menin gkatkan delivery /ize khususnya jasa layanan pengujian'
- Pada tahun 201 6 sampai dengan tahun 201 8 ada peningkatan pagu PNBP yang cukup

signifikan yang berasal dari penggunaan Saldo Kas BLU.


Nilai pagu PNBP lebih besar dari pagu yang berasal dari RM bisa diartikan bahwa

sebagai satker BLU, BBIA sudah cukup mandiri untuk membiayai operasionalnya khususnya
biaya operasional layanan kepada masyarakat/industry dan untuk belanja modal (investasi).
Adapun pagu anggaran yang berasal dari RM diatokasikan untuk Belanja Pegawai PNS dan

membiayai litbang serta operasional perkantoran.

d. Organisasi dan SDM


Pegawai BBIA per bulan Desember 2018 bedumlah 195 orang, yang terdiri dari
133

PNS, dan Pegawai Harian Lepas (PHL) 62 orang'

I) PNS

SMA SMP s3
25.55% ?.76%
sz
D2 2030%
o.t5%
D3
8.27%

Gambar2.,l.SebaranSDMBBIA(PNS)berdasarkanJenjangPendidikan

II- 1B
Balai Besar lndustri Agro IBBIAJ
Rencana Kinerja BBIA 2020

Latar belakang pendidikan SDM BBIA sebagian besar berpendidikan teknis seperti
Teknik Pertanian, Teknologi Industri Pertanian, Teknologi Pangan, Teknik Kimia, Teknik
Mesin, Teknik Fisika, MIPA, Kimia Analisis dan tenaga non teknis seperti Magister
Manajemen, Ilmu Administrasi, Ilmu Hukum, Ekonomi Akuntansi dan Ekonomi

Manajemen. SDM yang berlatar pendidikan SMP ke bawah ditempatkan pada posisi
keamanan dan kebersihan. Proporsi SDM BBIA berdasarkan dengan pendidikan sebagian

besar adalah berasal dari tingkat S-l dan SMA. sebagaimana dapat dilihat pada grafik di

GNnbar2.4.
Dari Gambar 2.4" SDM BBIA perlu ditingkatkan kemampuannya ke jenjang
pendidikan fotmal degree yang lebih tinggi. SDM BBIA yang sedang mengikuti program
pascasarjana tersebut merupakan aset BBIA dimasa yang akan datang yang dihalapkan dapat

meningkatkan kinerja BBIA secara umum.


Berdasarkan data pegawai, pada tahun 2019 yang akan datang pegawai akan
memasuki pensiun sebanyak 3 orang dan tahun 2020 akan ada 9 orang, dan sampai dengan

tahun 2023 akan ada 27 orang pegawai yang memasuki pensiun. Kondisi ini dapat dikatakan

masa-masa transisi yaitu pegawai senior yang berpengalaman memasuki masa pensiun dan

pegawai junior masih membutuhkan peningkatan keffampilan.

2) Non PNS (Pegawai Harian LePas)


Pegawai Non PNS BBIA Nopember 2018 berjumlah 62 orang, yang tersebar di

Bagian Tata Usaha, Bidang PJT, Bidang PASKAL dan Bidang PKAT. Pegawai Non PNS
(PHL) BBIA meliputi 12 jenis jabatan yang ada, yakni Tenaga Pramusaji, Supir' Analis
Laboratorium, Pengolah Data Keuangan, Satpam, Pengadministrasi contoh uji, dan lain-
lain. sebaran untuk Pegawai Non PNS Profesional dapat dilihat pada Tabel 2.8 sebagai
berikut

Tabel 2.8. Sebaran Pegawai Harian Lepas Dalam Jabatan


Bidang Bitlang
Jabatan
BagianTata Bidang PJT PKAT
Jumlah o/"

Usaha Paskal
0 0 r,61
Kepegawaian I 0
I l,6l
Penata La poran Keu{ngan I
3 4,84
Keuangnn 3

il- 19
Balai Besar Industri Agro (BBIAJ
EAEI--

Rencana Kinerja BBIA 2020

Penyusun Program Anggaran & I I.6l


Lrporao
Pengadminisirasi Umurn 2 3,23

Pramubakti 6 6 9.68

P€ngadaaan I I l,6l
8 8 12,90
Satpam

Pengemudi 4 4 6,45

2 2 1?1
Anslis Sistem Informasi
1.61
?engodministrasi Contoh Uji I

Pengad m in istrasi Sertifikasi r t,6r

Anslis Laboratorium Penguj ifl n I6 16 25,81

Analis Leboratorium Kalibrasi 5 ) 8,06

Leborsn/Preparasi Contoh
'l 7 11,29
T
2 2 111
P€ngelola Dokumentasi
Pengelola Bcngkel I t,6l
21 19 3 62 100,00
JUMLAH 3

13,55 .t.8.1 46,77 4,84 100,00

Dalam memberikan layanan BBIA membangun nilai-nilai dalam SDM BBIA


menjadi pribadi kompeten dan responsif serta sopan dan ramah. Pelayanan yang kompeten
dan rensponsif disertai sopan dan ramah menjadi daya tarik para pelanggan untuk datang

kembali menggunakan jasa layanan BBIA.


Bila dilihat dari sebaran umur SDM, jumlah SDM (PNS) yang memasuki usia
pensiun pada kurun 5 tahun mendatang cukup banyak, sementara penambahan pegawai baru

sangat terbatas dan kaderisasi SDM pengalaman yang dipunyai senior cukup membutuhkan
waktu lama terserap oleh para pegawai baru sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

Hal ini terjadi banyak personil yang multitasking (memiliki beberapa fungsi sekaligus).
Sehubungan dengan permasalahan dan resiko yang dihadapi, dipandang perlu
dilakukan revitalisasi organisasi dan SDM dalam rangka meningkatkan efektivitas organisasi
melalui Mendesain Program Pengembangan dan Pelatihan Karyawan yang dilakukan dengan
cara sebagai berikut :

- Trend and llorkload AnalYsis


- Mappinglpemetaan SDM (Penerapan Sistem Karir berbasis Kompetensi)
- Pelatihan inte rnal (on the Job development, Post-training coaching, In house training)
- Penugasan Khusus (Specral Assignment)

Balai Besar Industri Agro (BBIAJ


u-20
Rencana Kineria BBIA 2020

- Pelatihan ekstemal (dalam dan luar negeri).


- Tugas Belajar

- Pengkayaan P ekeqaan/Job Enrichment

- Executive DeveloPment Program


- Magang di Organisasi lain

Sejalan dengan penyelenggaran Program Pengembangan dan Pelatihan Karyawan di

atas, dilakukan juga monitoring dan evaluasi untuk mendiagnosa kesehatan organisasi
mengingat pemecahan masalah organisasi dan SDM tidak hanya melalui program kaderisasi,
pendiclikan, penambahan pegawai dan pelatihan jangka pendek saja namun memerlukan
perbaikan strategi, sistem dan struktur yang terencana.

Q Sarana dan Prasarana


BBIA mempunyai sarana dan prasarana laboratorium uji/kalibrasi yang berlokasi di Jl'
Ir. H. Juanda No. 11 Bogor dan laboratorium proses yang berlokasi di Cikaret, Bogor. Pada
tahun 2018 telah selesai merenovasi Gedung Laboratorim BBIA I sehingga diharapkan

kegiatan pengujian dan kalibrasi dapat berlangsung lebih baik lagi, baik dari segi pendapatan
maupun delivery timenya'
Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau mempertahankan

stok barang modal, yang terdiri dari laboratorium uji dan proses, alat dan kantor serta barang-

barang tahan lama lainnya yang digunakan dalam kegiatan operasional. Keberadaan
investasi

yang mendukung jalannya operasional ini tetap perlu dievaluasi untuk mengetahui dampak
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap produk layanan dan nilai pendapatan.
Salah satu investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi alat. Evaluasi terhadap
usia alat

perlu dilakukan dengan asumsi berpengaruh terhadap kapasitas dan kemampuan alat dalam
menginrbangi kebutuhan pasar serta kecepatan pelayananldelivery time sebagai tuntutan
pelanggan.

Evaluasi yang dapat dilakukan terhadap alat adalah mengetahui proporsi usia alat utama
yang digunakan dalam proses penyediaan jasa. Dengan mengetahui sebaran rentang usia alat
pemeliharaan
dan kondisinya, data base tersebut dapat menjadi acuan dalam merencanakan

',,-
erl"i B.tr. tnaustri Agro (BBIAJ tt- 21
Rencana Kiner.ia BBIA 2020

jumlah aset
dan modernisasi alat sebagai bagian dari pengembangan infrastruktur. Berikut ini

yang dikelola BBIA dari tahun 2015 s.d 2018.

Tabel 2.9. Data Perkembangan Aset BBIA Tahun 2015 s'd 2018
No. Uraian 2015 2016 2011 2018)

I Aset Lancar 24.7 65.2',79.801 26.927 .641 .'l l'1 16.815.635.846 t 5 .334.579.',199

2 Aset Tetap 84.7 60.9',1 4.660 92.165 .363.121 313.864.3 r 1.764 349;124.708.316

3 Aset Lainnya 0 0 2s0.255.438 72.846.319

r09.526.254.461 r19.093.004.838 330.930.203.048 419.620.210.727


Total Aset
x) Posisi per Setnester II tahun 2018

B(.rclasarkan tabel diatas, terlihat bahwa total Aset BBIA meningkat dari tahun ke tahun'

Bila dibanclingkan dengan tahun 2016, jumlah Aset BBIA (per Desember 2017) naik sebesar
177,88%. Kenaikan nilai Aset di Tahun 2017 disebabkan adanya re-evaluasi
nilai Aset Tanah

dan Bangunan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Lelang


(KPKNL). Nilai Aset Lancar

di tahun 20i7 dau 2018 menurun karena adanya penggunaan Saldo Kas BLU untuk
Belanja

Modal(Investasi)yaituberupapembangunangedungLaboratoriumbesertasarana
pendukungnYa.

BBIA menurut tahun perolehan peralatan tersebut yang menunjukkan


persentase alat di

usia alat utama yang dipakai pada kegiatan jasa layanan BBIA' Alat utama
merupakan

peralatan nilai perolehan dari sebesar Rp 10 juta ke atas' Meskipun peralatan dengan
1'ang
penambahan peralatan
umur talrrrn perolehan di bawah 5 tahun cukup besar (40%) namun
baru masih belum mampu meningkatkan kapasitas pengujian secara
signifikan'
pengujian
"vang
Cikaret yang belum
Disisi lain banyak peralatan temtama peralatan proses di Laboratorium
digunakan secara maksimal guna memperoleh PNBP, namun aset
ini tercatat dan akan
berpengr.r,h terhadap evaluasi kinerja keuangan BLU'
Inr.tasiyangselektifmenggunakanAPBN,maupunsaldokasBLUmasihdiperlukan
terutamapcralatanrapidtestdalamrangkamengatasimasalahkecepatanpenyelesaian
prasarana gedung' kendala
pengujiru clan mengikuti perkembangan IPTEK' Berkaitan dengan
yang dihatiapi adalah luasan dan kondisi ruangan yang kurang memadai'

fi-22
Balai Besar lrrdLrstri Agro [BBIAJ

-
Rencana Kinerja BBIA 2020

B I IL \ rnembutuhkan banyak sekali anggaran untuk meningkatkan citra sebagai lembaga

PPK-BLU yang profesional, melalui perbaikan laboratorium uji dan kalibrasi, ruang kelas
pelatihan 1,ang nyaman, prasarana praktek pelatihan yang memenuhi standar dan laboratorium
penelitian taraf Intemasional berikut sarana akomodasinya.

Pa.t I rahun 2016 yang lalu sudah dilakukan pengadakan beberapa peralatan pendukung
penguji,l . kalibrasi, dan litbang dan pembangunan gedung BBIA I (Laboratorium Aneka

Komoditi" Mikrobiologi, Kalibrasi. dan Persiapan Contoh). Namun, rencana pembangunan


Gedung l.rrboratorium pada tahun 2016 mengalami gagal lelang, namun akhimya pada TA
2017 pe,, ' irngunan bisa terlaksana. Pembangunan gedung laboratorium ini sangat bermanfaat

untuk nr rrambah kapasitas layanan BBIA khususnya untuk layanan Pengujian dan Kalibrasi.
pada tr:...rn 2018 Kas BLU digunakan kembali untuk melengkapi sarana dan prasarana

khususnl a peralatan laboratorium di gedung Laboratorium yang baru dibangun, dan telah
terealisasi tuntas di tahun anggaran 2018.

l. Kondisi l- tern:rl BBIA


,]ahan
Pe lingkungan strategis memberi peluang dan ancaman terhadap jasa pelayanan
teknis BBI.\.
a. Peh" n g
P.-lurng yang terkait layanan BBIA dari aspek ekstemal sebagai berikut :

a) Ke, iiakan penerapan SNI wajib terhadap produk makanan dan minuman, menjadi peluang

ter' sar untuk kegiatan pengujian, kalibrasi dan sertifikasi'

b) pen.i..katan pembangunan industri melalui pengembangan kluster dan kompetensi inti


drtcr :.lr rlisertai dengan rencana pembangunan kawasan industrinya, memberikan peluang
guna maupun
untr L jasa layanan pelatihan, konsultansi dan penerapan teknologi tepat
pcr 'irian industri terutama di wilayah timur Indonesia'
c) Be .:mbangnya industri nasional khususnya di wilayah Jabodetabek
yang secala

lang.Lrngmeningkatkanpermintaanjasalayananpengujian,kalibrasi'konsultansi'
ins;. i.si teknis dan sertifikasi'
d) Pr" rrla pe*umbuhan ekonomi yang ditandai dengan meningkatnya impor produk-

pI('lknrakanandanminumanyangmasukkelndonesiaakanmeningkatkanpermintaan
jas. 'ampling dan pengujian, serta sertifikasi'

Lri Agro (BBIA)


|- 23
Balai Besai ,
-.-
Rencana Kinerja BBIA 2020

e) Di' 'rrrkannya Peraturan Menteri Perindustrian No 754'{-IND/PER/712010 tentang


Pecl,.:;r:rn Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB/GMP), akan mendorong
perrhaan untuk membangun jaminan mutu produk yang dihasilkan dan dengan
der. ,kian akan meningkatkan permintaan jasa layanan terkait dengan penerapan ISO
90r :2008, keamanan pangan, penggunaan tanda SNI, dan pelaksanaan inspeksi teknis'

b An':.lrtn
- , rrednlirl ekstemal terhadap layanan BBIA sebagai berikut:

a) Tc:,lupat pesaing sejenis.


b) ['1, r' bebas ASEAN membuka persaingan bebas dengan pihak asing.
c) Peri ::bangan teknologi di pasar yang sangat cepat'

d) Pr'r, ..,,aan dan dominasi teknologi asing.


e) Dr-^...rN a arus teknologi /produk teknologi yang murah dari negara asing (Chin4 Vietnam)

l':r-ubahan lingkungan strategis layanan BBIA baik intemal maupun ekstemal perlu

untLrk terirs rlenerus dilakukan evaluasi dan segera melakukan tindakan korektif maupun

pencega t.

Ti Sistem Pengendalian Intem (sPI) telah juga dibentuk sejak tahun 2012, demikian
jugu dcrr,.un Dewan Pengawas BLU-BBIA melalui surat dari Menteri Keuangan Nomor SR-

595/\ IK.tl 1/2013 tanggal 4 November 2013, Menteri Keuangan telah menyetujui Usulan
Dervan I
:.gawas BLU-BBIA yang diajukan oleh Menteri Perindustrian dengan nomor surat

1 1 8/M-I \1412013. Dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Republik


Indones . onror : 718/\4-INDKep/1112016 tentang Penggantian Anggota Dewan Pengawas

Batlrrn I . ,:uun Umum Balai Besar Industri Agro, susunan keanggotaan Dewan Pengawas
BLtj Btjl.\ adalah sebagai berikut :

l) Ketu 'rerangkap anggota : Arryanto Sagala


2) Ang ,, , Hadrian Sjah Razad

3) .\ng 1 i Goro Ekanlo


pr unggota Dewan Pengawas tersebut telah berakhir masa tug.rsnya di tanggal 23
Dewan
Desemb.: ]018, dan pada saat rencana kinerja ini disusun BBI belum mendapatkan
pengawr .ang baru, adapun usulan sudah diserahkan ke Kementerian Keuangan via Biro

ri Agro IBBIA) U-24


Balai Bes. rr Inr
Rencana Kinerja BBIA 2020

Keuanga,.. l(ementerian Perindustrian namun hingga saat ini belum ada kepastian mengenai

Dewan Ir. ,rgawas BLU BBIA yang akan bertugas.


Sel.'n itu, dipandang perlu meningkatkan kemampuan teknis yang lebih cepat agar
dapat ber.,.cran lebih aktif dalam mendukung Kebijakan Industri Nasional serta
mengeml ,rgkan kerjasama layanan yang lebih progresif untuk mengantisipasi

perkemb randan kebutuhan industri agro yang semakin meningkat. Berkaitan dengan hal
tersebut, . <an dikembangkan jasa layanan baru untuk memanfaatkan peluang dan
memaksir,, jlkan potensi yang ada, seperti halnyajasa alih teknologi dan inkubasi bisnis,jasa
prttJicien, resting (u1i profisiensi), jasa seminar/workshop, dan pengembangan wira usaha
baru berl is patent (Hak Kekayaan Inteiektual).

A. Targct dan 'rlisasi Kinerja Tahun 2018 dan Target Tahun 2019 serta Prognosa Tahun

2020.
a) OrrtPut
Kin' layanan BBIA antara lain dapat dilihat dari berapa besar Output Layanan'
Target d ealisasi output tahun 2018 serta Target Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel

2.10.

I':rbel 2.' . Out utK atan/Jasa L anan Tahun 2018 dan T Tahun 2019
OUTPUT OUTPUT TAHUN 2OT8 TARGET
LAYANAN TAHUN
Satuan Target Realisasi Persen
2019
Contoh Uji 15000 13076 r 3100
I'engujian 8'7.t1%
Alat l 1000 8362 't6.020h 8400
lialibrasi
Sertifikat 522 412 425
Sertifikasi 18.93%
!rmpling Klien 300 186 200
62.00%
t lji Profisiensi Komoditi 1 l0 8
142.86"
2241 1487 1600
l'elatihrn Orang 1r0.98%
MoU u 8 t0
lionsultasi 150.00%
8 8 8
:(BPI Mesin/Alat r00.00%
6 '1 8
lierjasama Penelitian
r16.67Yo
Litban
114 80
\bitis Titik Proses 15
152.00%

Drri .el 2.10 menunjukkan realisasi volume output kegiatan ataupun jasa layanan

tahun 201 8 lget tahun 2019.

_L

Inrl .i Agro (BBIA) il-25


Balai Besar
Rencana Kinerja BBIA 020

b) PNBI'I 'trnan.
'l-r,r. , ,'NBP
dan Realisasi Penerimaan PNBP Per 3l Desember 2018 serta Target 2019

seperti Tabei .l 1.

Tabel 2.1 ! . et dan Realisasi PNBP 2018 2019


Tahun 2018 Target Target DIPA
Renstra 9 Tahun 2019

17.214.000.000 14.123.983.390 82.05% 18.179.3t8.000 15.000.000.000


L

: 4.857.000.000 5.373.862.000 110.640/o 5.129.367.000 5.000 000 000


479.4s9.000

292000000 392.625.000 134.46% 308374000 400'000.000


i
1.000.000.000

229.000.000 465.026.000 203.070/0 241.841.000 300.000.000

1.3 18.000.000 875.580.500 66.430/o 1.391.909.000 750 000'000

4S2.000.000 223.931.869 45.51',/" 519.590.000 300.000.000

30.137.000.000 28.284.797.842 93.85% 31.827.000.000 28'545.614.000

3. 1
'inerja Sasaran Strategis Program Tahun 2019.

I rn dengan upaya untuk menjaga kualitas dan kontinuitas layanan BLU kepada

para kepentingan melalui pola pengelolaan keuangan BLU, maka berdasarkan Pasal

28 P. 3 Tahun 2005, Pimpinan BLU bertanggungjawab terhadap kinerja operasional


BLU ,qan tolak ukur yang ditetapkan dalam Rencana Bisnis dan Anggaran. Pada setiap

awal rpinan BLU menandatangani kontrak kinerja dengan Menteri Keuangan cq


Direl I Perbendaharaan. Capaian Kontrak Kinerja tahun 2018, Target tahun 2019'
dapa' la Tabel 2. 12.

Balai Be: iAgro (BBIAJ il-26


Rencana Kinerja BBIA 2020

Jl,el2.l2, Pengukuran Sasaran Strategis Tahun 2015-201 9


t?

1 Hrlt L.b.ng y6nt 16,.E .trt n 3 !l 3


1 3

JH konsuli.nd t lEbgi y!i! mtry.L..Ln


p.m!!r.i.n n&llri (p(ot|.n lolvirt)
tt.tr rcmosO Vmq llEiFL..l(.. p..h.ttbt$ 6 C
ilddlti rprod.n rotnli
2 66 2

t.5 ts 36
i+!3.ir!e ,.byrn6. t p.l w.ldu (r..!q.n k Srs' ai 01.5r 82 7C 4102 1a
dn. t.n't*.xi I
36
5 tc 1ol l0 I 10

K!ry. Tutt Ilnth ytne dtltbtttn Jum.l hi

(..y. TuL ltan y!n, d..!abli da Ju6.l


N.$..r y.n! llr.rrldrJ n.tDMl

k ry.'urt hY.h y.6, dl.rbatln dr


PBrdrg llttmd di,r.Lu hr.,nrtanrl
i :i:3ii:: ! i'!sr:irrsr 2
!;Fqrrtrn l!i$n ruciq mgkup p!d. LP( ylng d!k!i 2

! s371 a61 6

1, menunjukkan bahwa capaian Kontrak Kinerja Tahun 2018 sudah cukup baik'

Sas " ,is yang terkait dengan litbang masih rendah realisasinya pada awal tahun'

Ha, terjadi dalam implementasi hasil litbang ini disebabkan :

a) Hl g yang telah dilakukan masih belum siap diterapkan karena masih memerlukan

pe' rnjutan atau tingkat keberhasilannya belum maksimal'

b) I' rn tertarik dengan hasil-hasil litbang yang telah dilakukan oleh BBIA'

c): .rsil-hasil litbang yang dilakukan belum menyentuh kepada industri yang betul-

b,. Ituhkan.

d) Ii .l'i pelanggan terkait riset kepuasan pelanggan kurang mendapatkan respon dari
p( It

B, Ar:r lnan
: bulan Juli tahun 2018 dengan telah diberlakukannya PMK Nomor
358n M l8 tanggal 2 Mei 2018 tentang Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola"

Deuln ' ls dan Pegawai Badan Layanan Umum Balai Besar Industri Agro pada
Kenr rindustrian. Dengan diberlakukannya Remunerasi BLU ini maka BBIA dituntut

Besar iAgro (BBIA) |t-27


Balai
Rencana Kinerja BBIA 2020

untul.: ' ,,liri lagi karena tidak lagi ditunjang oleh sumber pembiayaan yang berasal dari

Rupiah Nr, tRM) dalam hal pembayaran Tunjangan Kinerja pegawainya. Pada saat

penyusr.rnan rcana Kinerja Tahun 2020 ini disusun, Renstra Bisnis Kementerian Perindustrian
s.dar ",rarap sehingga belum didapatkan sasaran-sasaran strategis dan indikator kinerja
masih

dari l. . rc,. rn Perindustrian yang akan diturunkan ke BPPI lalu ke Satuan-satuan Kerja di

barlr ,. rglnBPPI.

'li Agro (BBlAl


il-28
Balai Bes.r r In,.'

-*,.4-
Rencana Kinerja BBIA zo20

BAB III
RENCANA KINERJA

A. Sasaran

Dalam rangka pengukuran dan evaluasi kinerja kegiatan BBIA,


maka perlu diuraikan dan ditetapkan sasaran strategis kegiatan dan

indikator kinerjanya. Sasaran strategis merupakan outcome dari kegiatan


dan outcome kegiatan diperoleh apabila output kegiatan dapat berfungsi.
Sasaran Strategis ini sesuai dengan yang tertuang dalam Renstra BBIA.

Adapun Sasaran Strategis yang ingin dicapai adalah :

l. Meningkatnya hasil - hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri


2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
3. Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang
4. Meningkatnya Penerapan Reformasi Birokasi
5. Meningkatnya kemampuan standardisasi

6. Meningkatnya jasa pelayanan.

B. Indikator Kinerja
Dalam rangka pengukuran dan evaluasi kinerja kegiatan BBIA,
maka perlu ditetapkan indikator kinerjanya. Berikut ini adalah indicator
yang disusun untuk mengukur pencapaian Sasaran Strategis yang telah
disusun.

Balai Besar Industri Agro (BBIA) III.1


Rencana Kinerja BBIA 2020

Tabel 3.1. Sasaran Strategis dan lndikator Kinerja BBIA Tahun TA 2020

Sasaran
No. Indikator Kinerj8 Target Satuan
Program/Kegiatatr
1 Meningkatnya hasil - Hasil litbang Prioritas yang 3 Penelitian
hasil litbang yang siap untuk diterapkan
dimanfaatkan oleh Hasil litbang yang telah 4 Penelitian
industri diimplementasikan
Hasil Teknologi yang dapat 4 Paket
menyelesaikan permasalahan Teknologi/
industi Qzr o b Ie m s o lvi ng) Litbangyasa

Kerjasama litbang dengan 1 Kontrak


industri/instansi/lembaga
terkait
2 Meningkatnya kualitas Tingkat kepuasan p€langgan 3.6 lndeks
pelayanan publik (skala l-4)
o/o
Prosentasi pelayanan tepat 15
waktu (pengujian, kalibrasi
dan senifikasi)

3 Meningkatnya publikasi Karya Tulis Ilmiah yang I Karya Tulis


ilmiah hasil litbang diterbitkan di Jumal Ilmiah
lntemasional yang terindeks
global
Karya Tulis Ilmiah yang t2 Karya Tulis
diterbitkan di Jumal Nasional Ilmiah
yang terakreditasi

Buku Ilmiah diterbitkan oleh 6 Buku


penerbit ekstemal
.l Meningkatnya Tingkat maturitas SPIP (skala 3.6 lndeks
Penerapan Reformasi l-5)
Birokrasi
) Meningkatnya Peningkatan jumlah jenis I Parameter uj i
kemampuan parameter uji yang sudah bisa
standardisas i diuji di laboratorium
o/o
6 Meningkatnya jasa Tingkat pertumbuhan PNBP 5.6
pelayanan

Salah satu indikator capaian kinerja adalah pertumbuhan PNBP'


Target Penerimaan JPT atau PNBP Tahun 2020 menyesuaikan dengan
target yang ada di Renstra BBIA TA 2015'2019 berhubung Renstra BBIA

TA 2020-2024 belum selesai disusun. Rincian target PNBP TA 2020

disamakan dengan target PNBP tahun 2019.

Balai Besar Industri Agro IBBIAJ |t-2


Rencana Kinerja BBIA 2020

Tabel 3.2. Target Penerimaan PNBP Tahun 2020 sesuai Renstra BBIA

No Jenis Layanan Jumlah (Rp)


I Penguj ian 18,179,318,000
2 Kalibrasi 3,616,008,000
Sertifikasi s ,r29 ,367 ,000
4 Sampling 479,459,000
5 Uji Profisiensi
6 Pelatihan l,096,208.000
7 Konsultansi
8 RBPI 158,41I,000
9 Litbang
10 InspeksiTeknis 316,823,000
ll
t2 JPT lainnva 389,692,000
Total

Kinerja layanan BBIA antara lain dapat dilihat dari berapa besar
volume layanan dari masing-masing jenis layanan teknis. Target Output
tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Target Volume Jasa Layanan Tahun 2020

No Jenis Layatral Target Volume

I
2 Kalibrasi 8,400 Alat
3
4 Sampling 200 Perusahaan
8 8

5 Pelatihan t.600 Orang


6 l0 MoU
7 RBPI 8 MoU
9 8 Kontrak
r0 Inspeksi Teknis 80 Titik proses

Total

Balai Besar Industri Agro (BBIA) III-3


Rencana Kinerja BBIA
It 020
BAB IV
PENUTUP

Rencana kinerja (Renkin) disusun satuan kerja (Satker) sebagai acuan


pokok dalam pelaksanaan kegiatan dan sekaligus sebagai dasar dalam penilaian
kinerja kegiatan pada akhir tahun. BBIA sebagai suatu satker menyusun Renkin
tahun anggaran 2020 sebagai program aksi (aclion plan) dalam upaya untuk
mewujudkan visi dan misi BBIA. Pembiayaan untuk pelaksanaan action plan
tersebut berasal dari rupiah murni (RM) maupun penerimaan negara bukan pajak
(PNBP) /BLU BBIA.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, dalam Renkin Tahun 2020
BBIA menetapkan 6 (enam) sasaran strategis yang akan dicapai, yaitu:

1. Meningkatnya hasil - hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri


2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik

3. Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang


4. Meningkatnya Penerapan Reformasi Birokasi
5. Meningkatnya kemampuan standardisasi

6. Meningkatnya jasa pelayanan

Menteri Keuangan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan


Nomor : 35 8/I(MK.05/2018 Tentang Penerapan Remunerasi Bagi Pejabat
Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan Umum Balai Besar
Industri Agro pada Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian
Perindustrian, pada tanggal 2 Mei 2018. Dengan diberlakukannya Remunerasi
BLU ini maka BBIA dituntut untuk lebih mandiri lagi karena tidak lagi ditunjang
oleh sumber pembiayaan yang berasal dari Rupiah Mumi (RM) dalam hal
pembayaran Tunjangan Kinerja pegawainya. Dan yang lebih penting lagi,
penerapan Remunerasi BLU ini harus diikuti dengan perubahan mindset dan

paradigma dari seluruh stakz holder BBIA agat menjadi Satker yang lebih
profesional didasarkan pada prinsip efisiensi dam produktivitas serta menerapkan
praktek-praktek bisnis yang sehat.

Balai Besar Industri Agro (BBIAI IV-1


Rencana Kinerja BBIA 2020

Untuk mencapai target pendapatan tahun 2020, penerimaan dari pengujian,


sertifikasi, kalibrasi dan pelatihan masih tetap diandalkan dan diharapkan
memberikan penerimaan yang juga terus meningkat. Sementara itu juga akan
dikembangkan produk layanan baru, perluasan ruang lingkup akreditasi, produk
layanan pengujian baru serta mengembangkan kerjasama yang bersifat
kontraktual (berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu). Revisi Tarif Layanan
BBIA juga sudah disahkan Kementerian Keuangan melalui PMK Nomor
I6,PMK.05/2019 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Balai Besar
lndustri Agro pada Kementerian Perindustrian pada tanggal 14 Februari 2019'
Diharapkan tarif baru ini akan mendorong kenaikan realisasi PNBP BBIA'
Disamping dari sisi pendapatan, hal perlu mendapat perhatian adalah
masalah waktu pelayanan (delivery r,rne) khususnya pada layanan Pengujian dan

Kalibrasi. Delivery time yang masih belum optimal ini berimbas pada Indeks
Kepuasan Pelanggan yang tidak tercapai sesuai target. Oleh karena itu diperlukan

berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan ini. Adapun langkahJangkah yang


dapat ditempuh antara lain melakukan penambahan kapasitas dengan cara
mempercepat pengadaan utilitas pendukung besorta peralatannya pada gedung
laboratorium baru yang telah selesai dibangun. Selain itu juga perlu

dikembangkan melode rapid lest guna memangkas waktu layanan.

Balai Besar Industri Agro (BBIA) tv-2


Rencana Kinerja BBIA zo20

LAMPIRAN
Formulir Rencan! Kinerje
RENCANA KINERJA
Kementerian : Perindustrian

Unit Eselon I : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Unit Eselon II : Balai Besar Industri Agro

Tahun :2020

S&sarrn Kegiatrn Indikator Kinerja Trrget


Meningkarnya hasil-hasi I I Hasil litbang prioritas yang dikembangkan J Penelitian
Litbang yang dimanfaatkan 2 Hasil litbang yang telah diimplementasikan 4 Penelitian
oleh industn
3 Hasil teknologi industri yang manyelesaikn 4 Penelitian
permasalah industri (problem solving)

4 Kerja sama litbang dengan industri Penelitian

Menrngkatkan kualitas I Tingkat kualitas pelayanan publik (skala 4) J,O Skor rata-
pelayanan publik rda

2 Prosentasi pelayanan tepat walor (pengujian, 75 %


kalibrasi dan sertifi kasi)

Meningkalnya publikasi ilmiah Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang l0 KTI
hasil Iitbang dipub likasikan

Meningkanya kemampuan Peningkaan jurnlah jenis paramder uji yang l Parameter


stand ardisasi sudah bisa diuji di laboratorium uji

Bogor, Januan 2019

ER]

B ,

Anda mungkin juga menyukai