Perindustrian
REPUBLIK INDONESIA
KATA PENGANTAR
Dokumen Rencana Kinerja ini memuat hal-hal pokok dan mendasar untuk
pengukuran kinerja kegiatan di lingkungan Balai Besar Industri Agro, dengan demikian
diharapkan dokumen ini dapat memberi pedoman yangjelas kepada para pelaksana kegiatan
di lingkungan Balai Besar Industri Agro, dalam menjalankan program kerjanya.
*
madi Tutuka, M.Si
rrort!
aocol
DAFTAR ISI
Hal
KATAPENGA}ITAR
BAB. I PEN'DAHULUAT
A. Latar Belakang I-t
B. Maksud dan Tujuan I-3
C. Tugas Pokok dan Fungsi r-4
D. Ruang Lingkup
LAMPIRAN
Formulir Rencana Kinerja
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu pokok-pokok rencana aksinya, yaitu untuk industri agro dalam jangka
menengah dituj ukan untuk memperkuat rantai nilai (va lue chain) melahti penguatan
Balai Besar Industri Agro (BBIA) sebagai institusi teknis yang menangani
litbang industri agro, berperan dalam melaksanakan kebijakan pengembangan
industri nasional untuk menopang pengembangan industri agro di Indonesia'
agro yang kuat dan mandiri sehingga dapat memperluas lapangan kerja dan
mendorong percepatan pembangunan industri nasional.
industri kecil menengah dan besar. Pada dasamya peningkatan kompetensi BBIA
merupakan upaya yang dapat meningkatkan peran BBIA dalam menunjang
dari negara lain atau negara tujuan ekspor maupun ketetapan regulasi intemasional
baru yang patut diperhatikan. Melalui indentifikasi atas tanda dan gejala perubahan
eksternal perlu untuk terus menerus dicermati dan segera melakukan tindakan
korektif maupun antisipatif. Dengan memperhatikan kecenderungan penerimaan
BBIA yang telah mengalami perlambatan dan mungkin akan terus mengalami
penurunan dikarenakan SDM yang kompeten dalam beberapa tahun ke depan akan
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu membangun jejaring kerja yang lebih
baik, mengoptimalkan pemanfaatan sarana kerja, memperdalam kemampuan
Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Kinerja 2020 ini adalah untuk:
3. Sebagai dasar untuk mengukur capaian kinerja baik sasaran, program maupun
Maksud dan Tujuan BBIA berisikan panduan mengenai apa yang menjadi
cita-cita bersama dan merupakan hasil dari proses penyusunan rencana
menyeluruh, sistematis dan berkesinambungan yang berorientasi pada hasil yang
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan cita-cita organisasi. Selain itu
masyarakat dan para stakeholder lainnya akan mampu menilai kegiatan yang
akan dilakukan oleh BBIA secara transparan serta menilai pula manfaatnya bagi
pengembangan usaha.
serta apa yang hendak dicapai secara makro sesuai tupoksi BBIA, maka
ditetapkan tujuan BBIA adalah sebagai berikut:
pelayanan prima.
IND/PER/6/201 5 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Balai Besar dan Balai
Riset dan Standarisasi lndustri di Lingkungan Kementerian Perindustrian,
BBIA mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi yang tetap mengacu pada
sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian
fungsi:
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Balai Besar dan Balai Riset dan Standarisasi
Industri di Lingkungan Kementerian Perindustrian.
6. Keputusan Menteri Perindustrian RI Nomor 39/M-IND IPEN6/2006
BAB. II.
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN
A. Hasil-Hasil Pembangunan
1, Aspek Layanan
Balai Besar Industri Agro (BBIA) merupakan satuan kerja yang berada di bawah
lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), Kementerian Perindustrian.
Tugas pokok dan fungsi BBIA adalah melaksanakan penelitian, pengembangan, kerjasama,
standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi, dan pengembangan kompetensi industri agro
sesuai dengan kebij akan teknis yang ditetapkan Kepala BPPI. BBIA sampai saat ini telah
mengembangkan 12 jenis Jasa Pelayanan Teknis (JPT) dengan kapasitas kemampuan yang
terus dikembangkan sesuai dengan visi, misi dan kompetensi inti yang dimiliki. BBIA
memberikan jasa layanan kepada masyarakat, terutama untuk kalangan industri dan/atau
2
Pengujian
Kalibrasi
tt
Sertifikasi
tl
3
)
6
,7
Sampling/Pengambilan Contoh
Pelatihan
ll RBPI
Selain tiga unit operasional, BBIA juga didukung dengan 2 unit pendukung yaitu
Bidang Pengembangan Jasa Teknik (PJT) dan Bagian Tata Usaha (TU). Bidang PJT berhrgas
lain:
1) Jasa Pengujian
tersebut, laboratorium uji BBIA telah diakreditasi oleh National Associqtion of Testing
Authorities Q.IATA) Australia pada tahun 1994, dimana pada saat itu belum ada lembaga
akreditasi di Indonesia. Setelah Komite Akeditasi Nasional (KAN) berdiri di Indonesia,
status akrcditasi yang telah diperoleh dilanjutkan akeditasinya oleh KAN sejak tahun
1999 dengan nomor sertifikat LP-057-IDN. Ruang lingkup akreditasi BBIA meliputi
produk pangan (makanan, minuman, bahan baku) dan non pangan (pakan temak, pupuk,
air, limbah).
Pada saat ini BBIA mampu memberikan layanan pengujian komoditas agro, baik
pangan maupun non-pangan sebanyak 185 komoditas yang telah terakreditasi, dengan
parameter uji diantaranya proksimat, vitamin (A, Br, Bz, Bo, C, D, E, asam folat, dan p-
caroten), logam dan mineral, mikobiologi, asam lemak, kolesterol, dan bahan tambahan
pangan (BTP) seperti pemanis (sakarin, siklamat, aspartam, dan asesulfam), pengawet
(asam benzoat, sorbat, sulfit, nitrit), pewama, serta antioksidan (Butylated Hydrory
Anisol-BHA, Tetra Butylated Hydroxy Quinone -TBHQ)'
layanan pengujian sebagian besar berasal dari sektor swasta terutarna industri agro
bidang makanan dan minuman.
2) Jasa Kalibrasi
Jasa Kalibrasi adalah jasa layanan BBIA yang memberikan pelayanan kalibrasi
suhu, massa, volume, optik, dimensi, dan instrumen untuk peralatan uji. Laboratorium
Kalibrasi BBIA, khususnya untuk kalibrasi massa telah diakeditasi pada tahun 1995
oleh NATA Australia dan selanjutnya sejak tahun 2001 diakreditasi oleh KAN dengan
nomor sertifi kat LK-036-IDN.
Ruang lingkup laboratorium kalibrasi BBIA adalah kalibrasi suhu, mass4 volume,
optik, dimensi, dan instrumen untuk peralatan laboratorium. Kalibrasi massa dilakukan
terhadap anak timbang dan neraca; kalibrasi suhu terhadap oven, tanur, termometer dan
sejenisnya; kalibrasi volume dilakukan terhadap alat ukur gelas; sedangkan kalibrasi
optik dilakukan terhadap Spectrofotometer dan peralatan untuk industri Air Minum
Dalam Kemasan (AMDK) antara lain pH-meter, TDS-meter, serta conductivitymeter.
Selain itu, Laboratorium Kalibrasi BBIA mampu memberikan layanan kalibrasi di luar
lingkup akreditasi, yaitu alat instrumen laboratorium (AAS, GC dan IIPLC) dan optik
(Refraktometer dan Polarimeter).
Peralatan laboratorium yang akan dikalibrasi harus dalam keadaan baik (layak
pakai) dan bersih. Kerusakan peralatan sebelum proses kalibrasi dan sesudah serah
terima pekerjaan kalibrasi adalah tanggung jawab pelanggan, yaitu perusahaan/instansi
pengirim contoh. Pengguna jasa layanan kalibrasi sebagian besar berasal dari
laboratorium pengujian yang terakreditasi ISO/IEC 17025:2005, baik yang dimiliki oleh
swasta maupun oleh Instansi Pemerintah.
3) Jasa Sertilikasi
Jasa sertifikasi adalah jasa layanan BBIA yang memberikan pelayanan sertifikasi
Sistem Manajemen Mutu, Produk dan Keamanan Pangan. Sej alan dengan kebutuhan
industri dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah berkaitan dengan pengawasan
barang beredar, keamanan pangan dan sebagainya, secara bertahap BBIA
mengembangkan Lembaga Sertifikasi, dengan lingkup layanan sebagai berikut:
SNI, seperti Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), tepung terigu sebagai bahan
makanan, gula rafinasi, dan garam konsumsi beryodium, coklat bubuk, coffee
instant, dan lainJain.
4) PenyelenggaraanUjiProfisiensi
Jasaproficiencytesting(ujiprofisiensi)adalahjasalayananBBIAyangdiberikan
kepada masyarakat industri dalam rangka penyelenggaraan uji profisiensi
produk/bahan
jaminan
baku di bidang industri agro. Uji profisiensi merupakan salah satu instrumen
mutu yang sangat penting untuk laboratorium dalam rangka memantau kinerja hasil
ujinya, dengan cara membandingkan hasil ujinya dengan hasil uji laboratorium lain
dalam lingkup sejenis, melalui skema uji banding antar laboratorium untuk contoh yang
serupa (inter lab or atory c ompar isons).
Jasa uji profisiensi yang ditawarkan oleh BBIA meliputi program tahunan dan
progftrm bulanan. Program tahunan diperuntukkan sebagai j aminan mutu dari hasil uji
Penggunajasa layanan uji profisiensi sebagian besar berasal dari laboratorium pengujian
yang terakreditasi ISO/IEC 17025:2005, baik swasta maupun Instansi Pemerintah
5) JasaSampling/PengambilanContoh
Jasa sampling adalahjasa layanan BBIA yang diberikan kepada masyarakat industri
atau lembaga pemerintahan dalam rangka pelayanan pengambilan contoh bahan dan
produk pangan serta non pangan (PPC). Penggunajasa layanan sampling sebagian besar
berasal dari Lembaga Sertifikasi Produk dan Perusahaan Importir barang khususnya
produk yang memiliki SNI Wajib.
6) Jasa Pelatihan
Jasa pelatihan adalah jasa layanan BBIA yang diberikan kepada masyarakat
b. Teknologi pangan
d. Sistem manajemen mutu (Kalibrasi Suhu, Massa dan Volume; Pengenalan dan
Pendalaman ISO/IEC 17025:2008; Dokumentasi Sistem Manajemen
Laboratorium; Validasi Metode Analisis Kuantitatif; Kuantitasi Ketidakpastian
Pengukuran Dalam Kimia Analitik; Audit Internal Sistem Manajemen
Manajemen Mutu (ISO 9001: 2008); dan Sistem Manajemen Pangan ISO 22000)
karena kesadaran dari industri untuk meningkatkan mutu produknya dan adanya
penerapan SNI wajib, dengan salah satu persyaratannya harus memiliki dan menerapkan
dokumen sistem mutu. Oleh karena itu selain menyelenggarakan pelatihan sistem
manajemen atas dasar permintaan, BBIA juga menyelenggarakan pelatihan tahunan
terjadwal.
Pengguna jasa layanan pelatihan manajemen sebagian besar berasal dari sektor
(Dinas Perindagkop) dalam rangka peningkatan mutu industri kecil binaan. Pengguna
jasa layanan ini dapat menggunakanjasa pelatihan yang tersedia ataujasa paket pelatihan
Jasa Inspeksi Teknis adalah jasa layanan BBIA yang diberikan kepada masyarakat
industri atau lembaga pemerintahan dalam rangka pelayanan sertifikasi inspeksi teknis
(technical inspection) bidang industri agro. Tujuan layanan inspeksi teknis ini adalah
untuk membantu industri dan pihak terkait dalam melaksanakan perdagangan dalam
negeri, ekspor, dan impor produk industri maupun jasa, terutama yang berkaitan dengan
keselamatan pelanggan.
Jasa Penggunaan Aset adalah jasa layanan BBIA yang memberikan pelayanan
berupa jasa sewa peralatan di Laboratorium Proses, Sewa Wisma Pelatihan BBIA
Narasumber atau sebagai Tenaga Ahli. Adapun tarifnya disesuaikan dengan Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) tentang satuan Biaya Masukan (SBM) yang berlaku.
Sedangkan biaya kunjungan dari Komunitas, Mahasiswa dan Siswa akan dikenakan
tarif
Jasa konsultansi adalah jasa layanan BBIA yang memberikan cara pemecahan
masalah baik teknis teknologis untuk menghasilkan produk yang bermutu dan
manajemen yang berhubungan dengan sistem mutu dalam rangka perolehan pengakuan
Lembaga,/ Badan Sertifikasi. Dalam memberikanjasa konsultasi BBIA mempunyai SDM
yang terlatih dan berpengalaman di bidangnya antara lain Teknologi pangan, Food
Engineering, Food Safety,Manajemen Laboratorium, Manajemen Mutu dan Manajemen
Lingkungan.
Dengan demikian lingkup jasa konsultansi yang dapat diberikan meliputi :
a) Konsultansi di bidang teknologi proses pangan dan non pangan berbasis a$o,
seperti konsultansi perbaikan proses, peningkatan mutu produk, pemecahan
masalah yang timbul di industri, peningkatan kapasitas produksi, dan lain-lain
Sebagai instansi teknis yang berkompeten dalam perumusan SNI, BBIA selalu
ditunjuk sebagai konseptor dalam penlusunan/revisi SNI di bidang industri agro
terutama produk makanan, minuman, produk pengolahan hasil laut, dan
produk/peralatan pertanian. Di samping itu BBIA juga dilibatkan dalam kegiatan
standardisasi intemasional, diantaranya ikut serta dalam kegiatut codex standar di dalam
Jasa RBPI adalah jasa layanan BBIA yang memberikan pelayanan pembuatan
desain dan peralatan industri agro skala kecil menengah melalui rekayasa dan rancang
bangun. Jasa Pelayanan Teknis RBPI didukung oleh peralatan yang cukup memadai
untuk membantu indushi agro skala kecil menengah. Pelayanan JPT RBPI berupa
perancangan dan gambar, fabrikasi, pengawasan, serta uji coba peralatan industri agto.
Selain pembuatan peralatan industri, BBIA juga memberikan jasa layanan perbaikan
peralatan industri seperti jasa pengelasan, pemotongan plat, rolling plat, pembubutan,
dan lain-lain.
Peralatan yang dapat direkayasa diantaranya Pemarut ubi kayu, Pengepres ubi
kayu, Penepung ubi kayu, Penggiling kopi, Mixer, Extruder, Mollen, KILN WHU '
Pengering kopra sistem lorong, Pengepres sistem ulir (untuk santan kelapa parut),
Pengepres gabus kelapa briket, Alat pengering, Penggoreng sistem vacum, Alat proses
pembuatan Virgin oil dan lain-lain. Perekayasaan peralatan yang mendominasi kontrak
pada Jasa Pelayanan Teknis RBPI adalah peralatan pengolah buah berupavacuumfrying,
alat pengolah VCO dengan sistem pengepresan semi basah, dan pengolahan minyak
kelapa dengan sistem HOID. Pengguna jasa layanan RBPI sebagian besar berasal dari
sektor swasta terutama industri kecil menengah (IKM) di bidang agro.
12) Jasa Litbang (Penelitian dan Pengembangan, Penghitungan Masa Simpan, dan
AIih Teknologi)
Jasa Riset (Penelitian dan Pengembangan ilitbang) adalahjasa layanan BBIA yang
memberikan pelayanan berupa penelitian dan pengembangan produk dan proses, studi
kelayakan dan rekayasa alat. Untuk menunjang seluruh kerjasama litbang BBIA dan
mempertahankan mutu layanan telah dibentuk pranata litbang BBIA yang sudah
uji akselerasi.
Hasil kerjasama riset yang telah dilakukan oleh BBIA dapat dipatenkan oleh
pelanggan selama jangka waktu tertentu sebagaimana dituangkan dalam perjanjian
kerjasama (MoU). Selatr itu, paten juga dapat dimiliki kedua belah pihak sesuai dengan
kesepakatan. Jasa alih teknologi adalah jasa layanan BBIA yang diberikan kepada
produksi produk di bidang industri agro. Kelebihan melakukan kerja sama riset (litbang)
atau alih teknologi dan inkubasi bisnis dengan BBIA antara lain biaya lebih murah,
Kewajiban pencantuman masa kadaluarsa pada label pangan diatur dalam Undang-
Undang Pangan no.7/1996 serta Peraturan Pemerintah No. 69/1999 tentang Label dan
Iklan Pangan, dimana setiap industri pangan wajib mencantumkan tanggal kadaluarsa
(expired date) pada setiap kemasan produk pangan. Balai Besar Industri Agro (BBIA)
sebagai institusi yang profesional di bidang agro dengan didukung oleh peralatan yang
biasanya digunakan untuk produk yang sensitif terhadap perubahan suhu penyimpanan.
Model kadar air kritis memiliki dua pendekatan, yaitu pendekatan kurva sorpsi isotermis
dan kadar air kritis termodifikasi, sedangkan model Arrhenius merupakan suatu model
yang dibentuk dengan membandingkan nilai konstanta pengerusakan produk pangan
akibat naiknya suhu.
Pertumbuhan 33,8%
Target .1 6 4 5 1 8
9 8 4 6 8
uji Realisasi
5 Prolisiensi Yo
Komoditi 2 133 100,00 120,00 t14,29
(komoditi)
Pertumbuhan -ll,l% 50,00/.
50,0% 33,30/o
Realisasi 9 9 I3 l0 t2
'7 Konsultasi vo
MoLJ 90 90 I18,18 90,9r 150,00
Target 6 6 1 1 8 8
Rancang
Realisasi 6 9 9 6 8
Bangun
8 Perekayasaan Yo
Kontrak 100 150 t28,5'7 85.71 100,00
lndustri
(RBPI) Penumbuhan 20,0% 50,0% 0,0% 60,0%
33,30/o
Target 6 6 6 6 6 8
,7
Realisasi 6 6 6 3
Kerjasama Kontrak
9 o/o fi1 100 100,00 100,00 50,00
Litbang
Pertumbuhan 7 5,00/" -t4,3Vo 0,0% 0,0% 50,0Yo
Target 6 25 .10 50 75 80
Contoh yang diuji ke BBIA dari tahun 2014-2019+ (Tahun 2019 baru dalam bentuk target
jumlah
karena saat renkin tahun 2020 disusun pada Januari 2019) seperti Tabel 3 menunjukkan
jumlah jasa
contoh mengalami kenaikan dan juga penurunan. Apabila dirata-ratakan maka realisasi
pelayanan teknis (3 tertinggi) seperti contoh uji yang masuk ke BBIA pada tahun 2014-2018 maka
rata-rata pertumbuhannya adalah -0,9Vo per tahun. Adapun untuk jasa Kalibrasi ratatata
pertumbuhannya ad,alah 12,1o/o pertahun, sedangkan untukjasa Serlifikasi adalah 12,8%o per tahun.
Jasa pelayanan konsultansi BBIA pada tahun 2013-2018 seperti Tabel 2.2, menunjukkan
bahwa jumlah realisai MoU konsultasi relatif stagnan yaitu rata-rata 7 MoU per tahun, namun masih
ini urengingat peluang pasar yang cukup baik, yaitu dengan adanya :
dapat ditingkatkan lagi. Hal
1) Penerapan SNI Wajib bagi perusahaan tertentu yang jumlahnya cukup banyak. Perusahaan
tersebut membutuhkan dokumen pendukung (baik Pedoman BSN 10-1994 atau ISO 9001:2008)
untuk dapat disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Produk.
2) Meningkatnya kesadaran mutu dan kebutuhan industri untuk masuk ke pasar global
layanan menjadi dasar strategi bertumbuh (bersaing) jasa layanan BBIA di masa akan datang.
Adapun strategi pertumbuhan dimaksud antara lain dari aspek produk, proses dan SDM.
1) Produk
Produk layanan BBIA cukup inovatif dan tarif kompetitif, secara khusus layanan
pengujian, kalibrasi, dan sertifikasi, dimana produk layanan tersebut semakin bertambah dengan
bertambahnya perluasan ruang lingkup jasa layanan. Perluasan ruang lingkup pelayanan
merupakan hasil kajian dan dukungan penambahan peralatan modem.
Produk layanan BBIA yang bemilai inovatif dan tarif kompetitif, hal ini dibuktikan dari
hasil data kuesioner yang ditujukan kepada pelanggan. Dari hasil pengolahan data kuesioner
responder/pelanggan memberikan pemyataan bahwa layanan produk BBIA inovatif dan tarif
2) Proses
Salah satu indikator dari pelayanan prima adalah ketepatan waktu pelayanan (delivery
time). Ketepatan waktu pelayanan (delivery time) merupakan pengukuran terhadap ketepatan
waktu penyelesaian layanan pelanggan (khususnya jasa layanan pengujian, kalibrasi dan
sertifikasi) dihitung mulai dari waktu pelanggan datang dan mengajukan permohonan layanan
yang diterima oleh bagian penerima contoh (customer service) sampai dengan wakhr
diterbitkannya Lembar Hasil Uji (LHU) ataupun sertifikat.
Nilai yang diterapkan atas proses layanan BBIA adalah tepat waktu dan akurat. Keakurat
dan ketepatan waktu penyerahan hasil layanan adalah hal yang penting untuk memberikan
kepuasaan pelanggan. Kepuasaan pelanggan sangat menentukan minat para customer/pelanggan
untuk menggunakan lagi jasa pelayanan teknis BBIA di masa akan datang.
Adapun waktu pelayanan untuk masing-masing jasa layanan sudah ditetapkan di Standar
Pelayanan Minimum (SPM) BBIA. Adapun pencapaian standar waktu layanan untuk ketiga jenis
layanan (Pengujian, Kalibrasi, dan Sertifikasi) pada tahun 2018 dapat dilihat padaTabel2.3.
u Pengujian (contoh)
Kalibrasi (alarsertifikat)
20 hari kerja
l3 Hari kerja
9.132
6.9'13
3.944
2.056
13.0'16
9.029
69,84 0/.
't7,23%
T
I Delivery time(Rata-rata) 8t,020/0
Berdasarkan Tabel di atas, realisasi rula'rata delivery time dui ketiga jasa layanan per 31
Desember 2018 adalah sebesar 81,02 %. Jasa layanan sertifikasi dan kalibrasi delivery time'nya
cukup baik, namun untuk j asa penguj ian masih di bawah target. Adapun penyebab keterlambatan
ini antara lain disebabkan jumlah contoh uji (sampel) yang terus meningkat yang tidak diikuti
dengan penambahan personel di iaboratorium dan belum lengkapnya metode dan peralatan uji
cepat (Rapid Tesr). Disamping itu, salah satu penyebab rendahnya de livery time padatahun 2018
ini atlalah karena adanya pembangunan gedung laboratorium yang baru yaitu dengan
pengembangan gedung laboratorium yang lama. Hal ini mengakibatkan kegiatan laboratorium
pada gedung yang lama dilakukan pada lokasi sementara yang kapasitas dan sarananya kurang
memadai. Diharapkan, dengan selesainya pengembangan gedung laboratorium yang baru pada
tahun 2018 maka kapasitas dan kapabilitas jasa layanan Pengujian akan semakin meningkat dan
juga akan menin gkalkan delivery time.
3) PegawaiBBIA
Dalam memberikan layanan BBIA membangun nilai-nilai dalam SDM BBIA menjadi
pribadi kompeten dan responsifserta sopan dan ramah. Pelayanan yang kompeten dan responsif
disertai sopan dan ramah menjadi daya tarik para pelanggan untuk datang kembali menggunakan
jasa layanan BBIA. Peningkatan kompetensi pegawai BBIA juga dilakukan secara berkelanjutan
dengan cara mengirimkan pegawai BBIA untuk mengikuti berbagai diklat/pelatihan baik itu yang
berkaitan dengan teknis (hard skill) maupun yang berkaitan dengan non lekis (soft skill)
misalnya kemampuan komunikasi dan pemasaran.
c. Keuangan
l) Penerimaan PNBP
Sebagai satker yang telah menerapkan PK-BLU, BBIA mempunyai kemudahan dan
kewenangan yang besar dalam tata kelola keuangan. Dengan menjadi BLU, BBIA masih
bisa menggunakan dana yang bersumber dari APBN selain sumber pendapatan lain yang
dibenarkan oleh ketentuan hukum melalui kegiatan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP). Selain itu, BBIA akan mempunyai fleksibilitas dalam penganggaran dan tata kelola
administrasi sehingga memungkinkan BLU BBIA bergerak tumbuh dan berkembang secara
dinamis. Pada tahun 2018 ini perubahan tarif BLU telah direvisi sesuai dengan PMK Nomor
16 Tahun 2019 tentang Tarif Layanan BLU BBIA pda Kementerian Perindustrian'
Target PNBP tahun 2015-2019 sesuai yang tercantum di Rensha Bisnis BBIA dapat
dilihat pada Tabel 2.5. Proyeksi pendapatan total PNBP/JPT BLU tahun 2015-2019
diperkirakan rata-rata meningkat diatas 5,61% setiap tahunnya
Tahlrn
o Jenis JPT ?018
15.295 478.037 16.360,498,973 17.346.793.203 5.1 I 0.68 7.954 1 4.1 23.9a:].3SO
1 Pengljian 1
Berdasarkan Tabel 2.6, pada tahun 2014 -2016 terlihat realisasi PNBP BBIA tumbuh
dengan tingkat pertumbuhan yang cukup walau masih di bawah l\%L Capaian tahun 2015-
2016 masih masih di atas target pertumbuhan yang ditetapkan di Renstra Binis BBIA
yaitu
5,61%.
pada tahun 2017, BBIA mengalami penurunan realisasi PNBP. Bila dibandingan
dengan realisasi pada akhir tahun 2016, realisasi pertumbuhan PNBP adalah -4'69%.
pertumbuhan negatiftahun 2017 ini melanjutkan tren pertumbuhan negatifyang telah terjadi
II- 16
Balai Besar Industri Agro (BBIAJ
Rencana Kinerja BBIA 2020
pada Triwulan I tahun 2017 yaitu pada posisi -6,34%, Triwulan II sebesar '14,8% dan
Triwulan III berada pada posisi -10,78o/o. Jasa layanan yang paling banyak mengalami
penuunan pendapatan adalah jasa layanan Pengujian
Pada akhir tahun 2018 ini, tingkat pertumbuhan PNBP adalah sebesar 6,92 % bila
dibandingkan dengan realisasi tahun 2017 yakni -4,69%. Capaian ini sangat positif dan
diharapkan pertumbuhan positilini akan berlanjut di tahun 2019 dan tahun 2020.
2) Anggaran Belanja.
Belanja BBIA bersumber dari Rupiah Mumi (RM) dan PNBP. Realisasi belanja RM
dan PNBP selama tahun 2016 sampai tahun 2018 seperti terlihat dalam Tabel 2.7'
digunakan untuk Belanja Barang, kemudian Belanja Pegawai dan Belanja Modal. Dengan
lainnya.
kata lain belanja untuk operasional masih cukup tinggi dibanding dengan belanja
proporsi ideal
Belanja modal atau investasi sudah cukup ideal, menurut Perencana Keuangan
untuk Investasi (betanja modal) adalah minimal sebesar l0-20% dari pendapatan' Pada tahun
pagu yang
2016-2018 proporsi belanja modal cukup besar karena adanya penambahan
berasal dari penggunaan Saldo Kas BLU BBIA.
u- 77
Balai Besar Industri Agro (BBIA)
Rencana Kinerja BBIA 2020
kenda.la teknis sehingga terjadi batal lelang. Adapun lelang ulang yang dilaksanakan pada
bulan Juli 2016 terpaksa dibatalkan karena sempitnya jangka waktu yang tersisa untuk
pembangunan fisik hingga bulan Desember 2016. Akhimya lelang dinyatakan batal dan
pembangunan gedung laboratorium ini tidak dapat dilaksanakan pada tahun 2016. Akhimya
Pembangunan dilaksanakan pada tahun 2017 namun baru tuntas pada tahun 2018'
BBIA dan menin gkatkan delivery /ize khususnya jasa layanan pengujian'
- Pada tahun 201 6 sampai dengan tahun 201 8 ada peningkatan pagu PNBP yang cukup
sebagai satker BLU, BBIA sudah cukup mandiri untuk membiayai operasionalnya khususnya
biaya operasional layanan kepada masyarakat/industry dan untuk belanja modal (investasi).
Adapun pagu anggaran yang berasal dari RM diatokasikan untuk Belanja Pegawai PNS dan
I) PNS
SMA SMP s3
25.55% ?.76%
sz
D2 2030%
o.t5%
D3
8.27%
Gambar2.,l.SebaranSDMBBIA(PNS)berdasarkanJenjangPendidikan
II- 1B
Balai Besar lndustri Agro IBBIAJ
Rencana Kinerja BBIA 2020
Latar belakang pendidikan SDM BBIA sebagian besar berpendidikan teknis seperti
Teknik Pertanian, Teknologi Industri Pertanian, Teknologi Pangan, Teknik Kimia, Teknik
Mesin, Teknik Fisika, MIPA, Kimia Analisis dan tenaga non teknis seperti Magister
Manajemen, Ilmu Administrasi, Ilmu Hukum, Ekonomi Akuntansi dan Ekonomi
Manajemen. SDM yang berlatar pendidikan SMP ke bawah ditempatkan pada posisi
keamanan dan kebersihan. Proporsi SDM BBIA berdasarkan dengan pendidikan sebagian
besar adalah berasal dari tingkat S-l dan SMA. sebagaimana dapat dilihat pada grafik di
GNnbar2.4.
Dari Gambar 2.4" SDM BBIA perlu ditingkatkan kemampuannya ke jenjang
pendidikan fotmal degree yang lebih tinggi. SDM BBIA yang sedang mengikuti program
pascasarjana tersebut merupakan aset BBIA dimasa yang akan datang yang dihalapkan dapat
tahun 2023 akan ada 27 orang pegawai yang memasuki pensiun. Kondisi ini dapat dikatakan
masa-masa transisi yaitu pegawai senior yang berpengalaman memasuki masa pensiun dan
Bagian Tata Usaha, Bidang PJT, Bidang PASKAL dan Bidang PKAT. Pegawai Non PNS
(PHL) BBIA meliputi 12 jenis jabatan yang ada, yakni Tenaga Pramusaji, Supir' Analis
Laboratorium, Pengolah Data Keuangan, Satpam, Pengadministrasi contoh uji, dan lain-
lain. sebaran untuk Pegawai Non PNS Profesional dapat dilihat pada Tabel 2.8 sebagai
berikut
Usaha Paskal
0 0 r,61
Kepegawaian I 0
I l,6l
Penata La poran Keu{ngan I
3 4,84
Keuangnn 3
il- 19
Balai Besar Industri Agro (BBIAJ
EAEI--
Pramubakti 6 6 9.68
P€ngadaaan I I l,6l
8 8 12,90
Satpam
Pengemudi 4 4 6,45
2 2 1?1
Anslis Sistem Informasi
1.61
?engodministrasi Contoh Uji I
Leborsn/Preparasi Contoh
'l 7 11,29
T
2 2 111
P€ngelola Dokumentasi
Pengelola Bcngkel I t,6l
21 19 3 62 100,00
JUMLAH 3
sangat terbatas dan kaderisasi SDM pengalaman yang dipunyai senior cukup membutuhkan
waktu lama terserap oleh para pegawai baru sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.
Hal ini terjadi banyak personil yang multitasking (memiliki beberapa fungsi sekaligus).
Sehubungan dengan permasalahan dan resiko yang dihadapi, dipandang perlu
dilakukan revitalisasi organisasi dan SDM dalam rangka meningkatkan efektivitas organisasi
melalui Mendesain Program Pengembangan dan Pelatihan Karyawan yang dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
atas, dilakukan juga monitoring dan evaluasi untuk mendiagnosa kesehatan organisasi
mengingat pemecahan masalah organisasi dan SDM tidak hanya melalui program kaderisasi,
pendiclikan, penambahan pegawai dan pelatihan jangka pendek saja namun memerlukan
perbaikan strategi, sistem dan struktur yang terencana.
kegiatan pengujian dan kalibrasi dapat berlangsung lebih baik lagi, baik dari segi pendapatan
maupun delivery timenya'
Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau mempertahankan
stok barang modal, yang terdiri dari laboratorium uji dan proses, alat dan kantor serta barang-
barang tahan lama lainnya yang digunakan dalam kegiatan operasional. Keberadaan
investasi
yang mendukung jalannya operasional ini tetap perlu dievaluasi untuk mengetahui dampak
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap produk layanan dan nilai pendapatan.
Salah satu investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi alat. Evaluasi terhadap
usia alat
perlu dilakukan dengan asumsi berpengaruh terhadap kapasitas dan kemampuan alat dalam
menginrbangi kebutuhan pasar serta kecepatan pelayananldelivery time sebagai tuntutan
pelanggan.
Evaluasi yang dapat dilakukan terhadap alat adalah mengetahui proporsi usia alat utama
yang digunakan dalam proses penyediaan jasa. Dengan mengetahui sebaran rentang usia alat
pemeliharaan
dan kondisinya, data base tersebut dapat menjadi acuan dalam merencanakan
',,-
erl"i B.tr. tnaustri Agro (BBIAJ tt- 21
Rencana Kiner.ia BBIA 2020
jumlah aset
dan modernisasi alat sebagai bagian dari pengembangan infrastruktur. Berikut ini
Tabel 2.9. Data Perkembangan Aset BBIA Tahun 2015 s'd 2018
No. Uraian 2015 2016 2011 2018)
I Aset Lancar 24.7 65.2',79.801 26.927 .641 .'l l'1 16.815.635.846 t 5 .334.579.',199
2 Aset Tetap 84.7 60.9',1 4.660 92.165 .363.121 313.864.3 r 1.764 349;124.708.316
B(.rclasarkan tabel diatas, terlihat bahwa total Aset BBIA meningkat dari tahun ke tahun'
Bila dibanclingkan dengan tahun 2016, jumlah Aset BBIA (per Desember 2017) naik sebesar
177,88%. Kenaikan nilai Aset di Tahun 2017 disebabkan adanya re-evaluasi
nilai Aset Tanah
di tahun 20i7 dau 2018 menurun karena adanya penggunaan Saldo Kas BLU untuk
Belanja
Modal(Investasi)yaituberupapembangunangedungLaboratoriumbesertasarana
pendukungnYa.
usia alat utama yang dipakai pada kegiatan jasa layanan BBIA' Alat utama
merupakan
peralatan nilai perolehan dari sebesar Rp 10 juta ke atas' Meskipun peralatan dengan
1'ang
penambahan peralatan
umur talrrrn perolehan di bawah 5 tahun cukup besar (40%) namun
baru masih belum mampu meningkatkan kapasitas pengujian secara
signifikan'
pengujian
"vang
Cikaret yang belum
Disisi lain banyak peralatan temtama peralatan proses di Laboratorium
digunakan secara maksimal guna memperoleh PNBP, namun aset
ini tercatat dan akan
berpengr.r,h terhadap evaluasi kinerja keuangan BLU'
Inr.tasiyangselektifmenggunakanAPBN,maupunsaldokasBLUmasihdiperlukan
terutamapcralatanrapidtestdalamrangkamengatasimasalahkecepatanpenyelesaian
prasarana gedung' kendala
pengujiru clan mengikuti perkembangan IPTEK' Berkaitan dengan
yang dihatiapi adalah luasan dan kondisi ruangan yang kurang memadai'
fi-22
Balai Besar lrrdLrstri Agro [BBIAJ
-
Rencana Kinerja BBIA 2020
PPK-BLU yang profesional, melalui perbaikan laboratorium uji dan kalibrasi, ruang kelas
pelatihan 1,ang nyaman, prasarana praktek pelatihan yang memenuhi standar dan laboratorium
penelitian taraf Intemasional berikut sarana akomodasinya.
Pa.t I rahun 2016 yang lalu sudah dilakukan pengadakan beberapa peralatan pendukung
penguji,l . kalibrasi, dan litbang dan pembangunan gedung BBIA I (Laboratorium Aneka
untuk nr rrambah kapasitas layanan BBIA khususnya untuk layanan Pengujian dan Kalibrasi.
pada tr:...rn 2018 Kas BLU digunakan kembali untuk melengkapi sarana dan prasarana
khususnl a peralatan laboratorium di gedung Laboratorium yang baru dibangun, dan telah
terealisasi tuntas di tahun anggaran 2018.
a) Ke, iiakan penerapan SNI wajib terhadap produk makanan dan minuman, menjadi peluang
lang.Lrngmeningkatkanpermintaanjasalayananpengujian,kalibrasi'konsultansi'
ins;. i.si teknis dan sertifikasi'
d) Pr" rrla pe*umbuhan ekonomi yang ditandai dengan meningkatnya impor produk-
pI('lknrakanandanminumanyangmasukkelndonesiaakanmeningkatkanpermintaan
jas. 'ampling dan pengujian, serta sertifikasi'
b An':.lrtn
- , rrednlirl ekstemal terhadap layanan BBIA sebagai berikut:
l':r-ubahan lingkungan strategis layanan BBIA baik intemal maupun ekstemal perlu
untLrk terirs rlenerus dilakukan evaluasi dan segera melakukan tindakan korektif maupun
pencega t.
Ti Sistem Pengendalian Intem (sPI) telah juga dibentuk sejak tahun 2012, demikian
jugu dcrr,.un Dewan Pengawas BLU-BBIA melalui surat dari Menteri Keuangan Nomor SR-
595/\ IK.tl 1/2013 tanggal 4 November 2013, Menteri Keuangan telah menyetujui Usulan
Dervan I
:.gawas BLU-BBIA yang diajukan oleh Menteri Perindustrian dengan nomor surat
Batlrrn I . ,:uun Umum Balai Besar Industri Agro, susunan keanggotaan Dewan Pengawas
BLtj Btjl.\ adalah sebagai berikut :
Keuanga,.. l(ementerian Perindustrian namun hingga saat ini belum ada kepastian mengenai
perkemb randan kebutuhan industri agro yang semakin meningkat. Berkaitan dengan hal
tersebut, . <an dikembangkan jasa layanan baru untuk memanfaatkan peluang dan
memaksir,, jlkan potensi yang ada, seperti halnyajasa alih teknologi dan inkubasi bisnis,jasa
prttJicien, resting (u1i profisiensi), jasa seminar/workshop, dan pengembangan wira usaha
baru berl is patent (Hak Kekayaan Inteiektual).
A. Targct dan 'rlisasi Kinerja Tahun 2018 dan Target Tahun 2019 serta Prognosa Tahun
2020.
a) OrrtPut
Kin' layanan BBIA antara lain dapat dilihat dari berapa besar Output Layanan'
Target d ealisasi output tahun 2018 serta Target Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel
2.10.
I':rbel 2.' . Out utK atan/Jasa L anan Tahun 2018 dan T Tahun 2019
OUTPUT OUTPUT TAHUN 2OT8 TARGET
LAYANAN TAHUN
Satuan Target Realisasi Persen
2019
Contoh Uji 15000 13076 r 3100
I'engujian 8'7.t1%
Alat l 1000 8362 't6.020h 8400
lialibrasi
Sertifikat 522 412 425
Sertifikasi 18.93%
!rmpling Klien 300 186 200
62.00%
t lji Profisiensi Komoditi 1 l0 8
142.86"
2241 1487 1600
l'elatihrn Orang 1r0.98%
MoU u 8 t0
lionsultasi 150.00%
8 8 8
:(BPI Mesin/Alat r00.00%
6 '1 8
lierjasama Penelitian
r16.67Yo
Litban
114 80
\bitis Titik Proses 15
152.00%
Drri .el 2.10 menunjukkan realisasi volume output kegiatan ataupun jasa layanan
_L
b) PNBI'I 'trnan.
'l-r,r. , ,'NBP
dan Realisasi Penerimaan PNBP Per 3l Desember 2018 serta Target 2019
seperti Tabei .l 1.
3. 1
'inerja Sasaran Strategis Program Tahun 2019.
I rn dengan upaya untuk menjaga kualitas dan kontinuitas layanan BLU kepada
para kepentingan melalui pola pengelolaan keuangan BLU, maka berdasarkan Pasal
t.5 ts 36
i+!3.ir!e ,.byrn6. t p.l w.ldu (r..!q.n k Srs' ai 01.5r 82 7C 4102 1a
dn. t.n't*.xi I
36
5 tc 1ol l0 I 10
! s371 a61 6
1, menunjukkan bahwa capaian Kontrak Kinerja Tahun 2018 sudah cukup baik'
Sas " ,is yang terkait dengan litbang masih rendah realisasinya pada awal tahun'
a) Hl g yang telah dilakukan masih belum siap diterapkan karena masih memerlukan
b) I' rn tertarik dengan hasil-hasil litbang yang telah dilakukan oleh BBIA'
c): .rsil-hasil litbang yang dilakukan belum menyentuh kepada industri yang betul-
b,. Ituhkan.
d) Ii .l'i pelanggan terkait riset kepuasan pelanggan kurang mendapatkan respon dari
p( It
B, Ar:r lnan
: bulan Juli tahun 2018 dengan telah diberlakukannya PMK Nomor
358n M l8 tanggal 2 Mei 2018 tentang Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola"
Deuln ' ls dan Pegawai Badan Layanan Umum Balai Besar Industri Agro pada
Kenr rindustrian. Dengan diberlakukannya Remunerasi BLU ini maka BBIA dituntut
untul.: ' ,,liri lagi karena tidak lagi ditunjang oleh sumber pembiayaan yang berasal dari
Rupiah Nr, tRM) dalam hal pembayaran Tunjangan Kinerja pegawainya. Pada saat
penyusr.rnan rcana Kinerja Tahun 2020 ini disusun, Renstra Bisnis Kementerian Perindustrian
s.dar ",rarap sehingga belum didapatkan sasaran-sasaran strategis dan indikator kinerja
masih
dari l. . rc,. rn Perindustrian yang akan diturunkan ke BPPI lalu ke Satuan-satuan Kerja di
barlr ,. rglnBPPI.
-*,.4-
Rencana Kinerja BBIA zo20
BAB III
RENCANA KINERJA
A. Sasaran
B. Indikator Kinerja
Dalam rangka pengukuran dan evaluasi kinerja kegiatan BBIA,
maka perlu ditetapkan indikator kinerjanya. Berikut ini adalah indicator
yang disusun untuk mengukur pencapaian Sasaran Strategis yang telah
disusun.
Tabel 3.1. Sasaran Strategis dan lndikator Kinerja BBIA Tahun TA 2020
Sasaran
No. Indikator Kinerj8 Target Satuan
Program/Kegiatatr
1 Meningkatnya hasil - Hasil litbang Prioritas yang 3 Penelitian
hasil litbang yang siap untuk diterapkan
dimanfaatkan oleh Hasil litbang yang telah 4 Penelitian
industri diimplementasikan
Hasil Teknologi yang dapat 4 Paket
menyelesaikan permasalahan Teknologi/
industi Qzr o b Ie m s o lvi ng) Litbangyasa
Tabel 3.2. Target Penerimaan PNBP Tahun 2020 sesuai Renstra BBIA
Kinerja layanan BBIA antara lain dapat dilihat dari berapa besar
volume layanan dari masing-masing jenis layanan teknis. Target Output
tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Target Volume Jasa Layanan Tahun 2020
I
2 Kalibrasi 8,400 Alat
3
4 Sampling 200 Perusahaan
8 8
Total
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, dalam Renkin Tahun 2020
BBIA menetapkan 6 (enam) sasaran strategis yang akan dicapai, yaitu:
paradigma dari seluruh stakz holder BBIA agat menjadi Satker yang lebih
profesional didasarkan pada prinsip efisiensi dam produktivitas serta menerapkan
praktek-praktek bisnis yang sehat.
Kalibrasi. Delivery time yang masih belum optimal ini berimbas pada Indeks
Kepuasan Pelanggan yang tidak tercapai sesuai target. Oleh karena itu diperlukan
LAMPIRAN
Formulir Rencan! Kinerje
RENCANA KINERJA
Kementerian : Perindustrian
Tahun :2020
Menrngkatkan kualitas I Tingkat kualitas pelayanan publik (skala 4) J,O Skor rata-
pelayanan publik rda
Meningkalnya publikasi ilmiah Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang l0 KTI
hasil Iitbang dipub likasikan
ER]
B ,