Anda di halaman 1dari 29

RENCANA KINERJA ( RENKIN )

TAHUN ANGGARAN 2021

BALAI BESAR INDUSTRI AGRO


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2020
Rencana Kinerja BBIA 2021

KATA PENGANTAR

Clean Government and Good Governance merupakan keharusan bagi


instansi pemerintah seperti yang tertuang dalam penjelasan Undang-Undang No.
28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Selanjutnya secara teknis dijabarkan melalui
Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang
mewajibkan setiap penyelenggara negara mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas pokok, fungsi dan kewenangannya yang diawali dari perencanaan strategik
(Strategic Plan) kemudian diturunkan ke dalam rencana tahunan yaitu Rencana
Kinerja (Renkin). Perumusan Rencana Kinerja disusun sesuai dengan Peraturan
Menteri Perindustrian No. 150/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan
Kementerian Perindustrian.

Rencana Kinerja (Performance Plan) merupakan salah satu komponen


dari siklus akuntabilitas kinerja yang terdiri dari perencanaan strategik, rencana
kinerja yang memuat target kinerja, dan setiap akhir tahun akan dibuat
pertanggungjawaban dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIN). Berdasarkan alur tersebut, maka Balai Besar Industri Agro
(BBIA) menyusun Rencana Kinerja (Renkin) 2021 yang menyajikan target kinerja
tahun 2021 terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 39/M-IND/PER/6/2006
tanggal 29 Juni 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Industri Agro.
Di samping Rencana Kinerja tahunan terdapat pula acuan lain yang juga
merupakan bagian dari keseluruhan program kerja tahunan, khususnya yang
berkaitan dengan penganggaran BBIA yaitu DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran) dan POK (Petunjuk Operasional Kegiatan) yang berasal dari RKAKL
(Rencana Kegiatan Anggaran Kementerian/Lembaga) tahun 2021.

i
Rencana Kinerja BBIA 2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang I-1
B. Maksud dan Tujuan I-3
C. Tugas Pokok dan Fungsi I-5
D. Ruang Lingkup I-6
BAB II PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI
A. Hasil-Hasil Pembangunan II-1
B. Arah Pembangunan II-8
BAB III RENCANA KINERJA
A. Sasaran III-1
B. Indikator Kinerja III-1
BAB IV PENUTUP IV-1
LAMPIRAN
Formulir Rencana Kinerja

iii
Rencana Kinerja BBIA 2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kementerian Perindustrian telah mengkaji dan menyusun ulang kebijakan-


kebijakan nasional pembangunan industri. Dalam kebijakan ini, telah ditentukan
industri prioritas yang akan dikembangkan dan didorong di masa yang akan
datang. Pemilihan industri prioritas dimaksudkan agar proses pembangunan dapat
dilakukan lebih fokus dan lebih mudah dalam mengukur kriteria keberhasilannya.
Pengembangan setiap industri prioritas di masa depan dirumuskan ke dalam pola
pengembangan secara terinci yang meliputi: strategi, sasaran dan pokok-pokok
rencana aksi pengembangan, baik untuk jangka menengah maupun jangka
panjang. Salah satu pokok-pokok rencana aksinya, yaitu industri agro dalam
jangka menengah ditujukan untuk memperkuat rantai nilai (value chain) melalui
penguatan struktur, diversifikasi, peningkatan nilai tambah, peningkatan mutu
serta perluasan penguasaan pasar. Sedangkan jangka panjang difokuskan pada
upaya pembangunan industri agro yang mandiri dan berdaya saing tinggi.

Balai Besar Industri Agro (BBIA) sebagai institusi teknis yang menangani
litbang industri agro, berperan dalam melaksanakan kebijakan pengembangan
industri nasional untuk menopang dan mendorong pertumbuhan industri agro di
Indonesia. Dengan melaksanakan tugas tersebut, maka diharapkan akan
berkembang industri agro yang kuat dan mandiri sehingga dapat memperluas
lapangan kerja dan mendorong percepatan pembangunan industri nasional. Di
samping itu, BBIA secara internal mempunyai tugas untuk meningkatkan
kemampuan diri melalui peningkatan kompetensi serta memberikan jasa layanan
teknis kepada industri kecil menengah dan besar. Peningkatan kompetensi BBIA
merupakan upaya yang dapat meningkatkan peran BBIA dalam menunjang
program pembangunan industri agro maupun meningkatkan jasa pelayanan teknis
yang diberikan kepada masyarakat industri. Untuk dapat memberikan pelayanan
jasa yang prima, BBIA sejak 28 Desember 2009 berdasarkan Keputusan Menteri

I-1
Rencana Kinerja BBIA 2021

Keuangan Nomor: 517/KMK.05/2009 ditetapkan sebagai instansi Pemerintah


yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU).
Dengan ditetapkannya sebagai PK-BLU, BBIA diharapkan akan mampu
memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik lagi, transparan,
akuntabel, dan mandiri. Selain itu, dengan ditetapkannya Keputusan Menteri
Keuangan Nomor: 358/KMK.05/2018 tentang Penetapan Remunerasi Bagi
Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai BLU BBIA, membuat BBIA
harus meningkatkan profesionalisme lebih baik lagi demi meningkatkan
pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan para pegawai BLU.

Pemahaman terhadap lingkungan strategis, baik kondisi internal maupun


eksternal akan memberikan informasi luas dan mendalam untuk dapat memetakan
posisi masa sekarang dan memprediksi masa yang akan datang. Lingkungan
eksternal mempelajari serangkaian faktor-faktor ancaman dari sisi intensitas
persaingan antar negara, perubahan ekonomi global, kekuatan penekan yang
berasal dari negara lain atau negara tujuan ekspor maupun ketetapan regulasi
internasional baru yang patut diperhatikan. Melalui indentifikasi atas tanda dan
gejala perubahan potensial dari lingkungan strategis, maka akan mampu
memprediksi pengaruhnya terhadap kinerja mendatang.

Perubahan lingkungan strategis layanan BBIA baik internal maupun


eksternal perlu untuk terus menerus dicermati dan segera melakukan tindakan
korektif maupun antisipatif. Dengan memperhatikan kecenderungan penerimaan
BBIA yang telah mengalami perlambatan dan mungkin akan mengalami
penurunan di masa yang akan datang dikarenakan SDM kompeten dalam
beberapa tahun ke depan akan mengalami pengurangan mengingat makin
banyaknya yang pensiun, dan adanya moratorium penerimaan pegawai baru, maka
diperlukan langkah strategis dan terobosan yang tepat, agar dalam waktu yang
tidak terlalu lama dapat mengembangkan jenis maupun produk layanan baru yang
dapat meningkatkan pendapatan.

Untuk mengatasi hal tersebut, perlu membangun jejaring kerja yang lebih
baik, mengoptimalkan pemanfaatan sarana kerja, memperdalam kemampuan
kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan serta mengembangkan SDM

I-2
Rencana Kinerja BBIA 2021

yang kompeten dalam rangka membangun kredibilitas Jasa Pelayanan Teknis


(JPT) litbang menuju world class R & D sehingga dapat diakui secara
internasional (internationally recognized). Selain itu, dipandang perlu
meningkatkan kemampuan teknis yang lebih cepat agar dapat berperan lebih aktif
dalam mendukung Kebijakan Industri Nasional serta mengembangkan kerjasama
layanan yang lebih progresif untuk mengantisipasi perkembangan dan kebutuhan
industri agro yang semakin meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut, akan
dikembangkan jasa layanan baru untuk memanfaatkan peluang dan
memaksimalkan potensi yang ada, seperti halnya jasa alih teknologi dan inkubasi
bisnis, jasa uji profisiensi (proficiency testing), jasa seminar/workshop, dan
pengembangan wira usaha baru berbasis patent (Hak Kekayaan Intelektual).

Untuk menjaga kesinambungan program dan kegiatan dari tahun ke tahun


dan fokus arah penelitian dan pengembangan beserta pemberian jasa layanan
teknis, maka BBIA sedang menyusun Rencana Stratejik Bisnis untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2020–2024. Selanjutnya Renstra tersebut
diimplementasikan dalam bentuk rencana tahunan yang lazim disebut Rencana
Kinerja (Renkin) sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 150/M-
IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian. Berkaitan dengan
hal tersebut, maka Rencana Kinerja ini disusun untuk dijadikan dasar dalam
pengukuran kinerja pada setiap akhir tahun yang dituangkan dalam Dokumen
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN).

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Kinerja 2021 ini adalah untuk:

1. Memberikan gambaran tentang kegiatan dan output kegiatan yang akan


dilaksanakan oleh BBIA pada tahun 2021.
2. Sebagai arah dan panduan formal dalam melaksanakan kegiatan dan output
kegiatan BBIA selama tahun anggaran 2021.
3. Sebagai dasar untuk mengukur capaian kinerja baik sasaran, program maupun
kegiatan BBIA tahun 2021.

I-3
Rencana Kinerja BBIA 2021

Maksud dan Tujuan BBIA berisikan panduan mengenai apa yang menjadi
cita-cita bersama dan merupakan hasil dari proses penyusunan rencana
menyeluruh, sistematis dan berkesinambungan yang berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai dengan memperhitungkan lingkungan internal dan eksternal
organisasi serta kebijakan Kementerian Perindustrian tentang Pembangunan
Industri Nasional. Dengan demikian, maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana
Kinerja tahun 2021 adalah untuk memberikan gambaran mengenai arah yang
hendak dituju BBIA dalam tahun 2021 serta langkah-langkah strategis yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan dan cita-cita organisasi. Selain itu, masyarakat
dan para stakeholder lainnya akan mampu menilai kegiatan yang akan dilakukan
oleh BBIA secara transparan sehingga bermanfaat bagi pengembangan usaha.

Visi BBIA adalah “Menjadi institusi litbang unggul dan pusat jasa
pelayanan teknis yang profesional dan terpercaya di bidang industri agro yang
berkelas dunia pada tahun 2035”.

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, BBIA mengemban misi


sebagai berikut:

1. Melakukan penelitian dan pengembangan yang unggul dan terpercaya di


bidang hilirisasi produk agro (pangan dan non pangan) secara
berkesinambungan untuk pengembangan industri agro.

2. Melaksanakan secara profesional jasa pelayanan teknis untuk industri agro,


yang meliputi: kerjasama penelitian dan pengembangan, standardisasi,
pengujian, kalibrasi, sertifikasi, pelatihan, rancang bangun dan perekayasaan
industri, konsultansi dan inspeksi teknis.

Mengacu pada visi, misi serta kebijakan pembangunan industri nasional


serta apa yang hendak dicapai secara makro sesuai tupoksi BBIA, maka
ditetapkan tujuan BBIA seperti yang diuraikan dalam Renstra Bisnis BBIA 2020 –
2024 sebagai berikut:
1. Pelayanan Jasa Pelayanan Teknis meningkat melalui pelayanan prima.
2. Meningkatnya kompetensi inti BBIA bidang hilirisasi komoditas agro (pangan
dan non pangan).

I-4
Rencana Kinerja BBIA 2021

3. Mendukung tercapainya pertumbuhan industri nasional dalam penelitian dan


pengembangan aplikatif ke industri yang berfokus pada: Nano Teknologi,
Bioteknologi, Energi Baru Terbarukan, Diversifikasi Pangan dan Lingkungan.

Dalam rangka mencapai tujuan yang telah diuraikan secara detil


tahapannya sesuai tupoksi BBIA, terdapat suatu sasaran yang merupakan tujuan
antara. Setiap detil tahapan selanjutnya disusun dalam rencana kegiatan tahunan.
Sejalan dengan tujuan tersebut di atas, maka sasaran BBIA tahun 2020 – 2024
ditetapkan sebagai berikut:
1. Meningkatnya kepuasan pelanggan BBIA dan meningkatnya peranan Jasa
Pelayanan Teknis.
2. Meningkatnya kemampuan BBIA di bidang litbang hilirisasi komoditas agro
(pangan dan non pangan).
3. Meningkatnya peran BBIA dalam menyediakan paket teknologi dan
kemampuan untuk mendukung penerapan SNI wajib.

C. Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) BBIA

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 58/M-


IND/PER/6/2015 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Balai Besar dan Balai
Riset dan Standarisasi Industri di Lingkungan Kementerian Perindustrian, BBIA
mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi yang tetap mengacu pada Peraturan Menteri
Perindustrian RI Nomor: 39/M-IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Besar Industri Agro. Tugas BBIA yaitu melaksanakan kegiatan
penelitian, pengembangan, kerjasama, standardisasi, pengujian, sertifikasi,
kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri agro sesuai kebijakan teknis
yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2


Permenperind RI Nomor: 39/M-IND/PER/6/2006, BBIA menyelenggarakan
fungsi:

1. Penelitian dan pengembangan, pelayanan jasa teknis bidang teknologi bahan


baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan dan pelaksanaan pelayanan
dalam bidang pelatihan teknis, konsultansi/penyuluhan, alih teknologi serta

I-5
Rencana Kinerja BBIA 2021

rancang bangun dan perekayasaan industri, inkubasi, dan penanggulangan


pencemaran industri;
2. Pelaksanaan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi informasi;
3. Pelaksanaan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, dan
produk industri agro, serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan;
4. Pelaksanaan perencanaan, pengelolaan, dan koordinasi sarana dan prasarana
kegiatan penelitian dan pengembangan di lingkungan BBIA, serta penyusunan
dan penerapan standardisasi industri agro; dan
5. Pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan BBIA.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Rencana Kinerja BBIA tahun 2021 meliputi :


1. Batasan waktu: Kegiatan yang dilaksanakan mulai bulan Januari sampai
dengan Desember 2021.
2. Penetapan kegiatan yang diprogramkan dan diukur kinerjanya adalah
kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pelayanan publik (public services)
serta kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lembaga
BBIA, peningkatan sarana fisik dan sumber daya manusia.
3. Kegiatan yang tercakup, meliputi kegiatan yang dibiayai oleh
a) Rupiah Murni,
b) Penerimaan Negara bukan Pajak BLU (PNBP BLU).
4. Penetapan indikator kinerja dilakukan pada sasaran dan kegiatan.

Dalam menyusun Renkin BBIA tahun 2021 digunakan acuan yang berupa
pedoman, kebijakan, prosedur dan lain-lain seperti :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan


Kinerja Instansi Pemerintah.
2. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri
Nasional.
3. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur

I-6
Rencana Kinerja BBIA 2021

Penyelenggara Pemerintahan Negara untuk mempertanggung jawabkan


pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber
daya, pelaksanaan kebijakan dan program dengan menyusun laporan
akuntabilitas melalui proses penyusunan rencana stratejik, rencana kinerja dan
pengukuran kinerja.
4. Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 150/M-IND/PER/12/2011 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di
Lingkungan Kementerian Perindustrian.
5. Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 58/M-IND/PER/6/2015 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Balai Besar dan Balai Riset dan Standarisasi
Industri di Lingkungan Kementerian Perindustrian.
6. Keputusan Menteri Perindustrian RI Nomor 39/M-IND/PER/6/2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Industri Agro.
7. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-55/PB/2011 tentang Tata Cara
Revisi Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Definitif dan Revisi Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Badan Layanan Umum.

I-7
Rencana Kinerja BBIA 2021

BAB II
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI

A. Hasil-Hasil Pembangunan

BBIA sebagai salah satu lembaga litbang yang berada di bawah Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian mempunyai
peran yang sangat penting dalam melakukan kajian di bidang industri agro yang
meliputi kajian produk, proses dan teknologi proses serta penerapan teknologi
yang tepat guna pada industri agro. Selain melaksanakan tupoksi sebagai lembaga
litbang, BBIA juga memiliki Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu dan Produk yang
telah terakreditasi oleh KAN yang memberikan jasa pelayanan teknis kepada
industri di bidang pengujian, kalibrasi, sertifikasi, pelatihan, konsultasi, rancang
bangun dan perekayasaan industri (RBPI), standardisasi, kerjasama litbang, dan
jasa layanan lainnya (sampling, uji profisiensi, dan inpeksi teknis).

Pada Tahun 2019 kinerja jasa layanan teknis BBIA memberikan kontribusi
terhadap PNBP yang nilainya mencapai Rp. 29.422.656.279,-. Proporsi kontribusi
jasa layanan teknis tersebut ditampilkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Kontribusi masing-masing jenis jasa layanan pada Tahun 2019
No. Jenis Jasa Layanan PNBP (Rp.) Persentase
1 Pengujian Bahan dan Produk 15.959.913.970 56,20
2 Sertifikasi Sistem Mutu, HACCP, Produk 4.719.420.500 16,62
3 Kalibrasi Peralatan dan Mesin Laboratorium 3.357.751.110 11,82
4 Pelatihan Teknis 1.416.058.500 4,99
5 Kerjasama Penelitian dan Pengembangan 1.149.240.546 4,05
6 Pengambilan contoh (Sampling) 698.524.000 2,46
7 Uji Profisiensi 499.055.000 1,76
8 Konsultansi Keteknikan 279.900.500 0,99
9 Inspeksi Teknis 182.195.000 0,64
10 Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri 137.899.900 0,49
11 Bunga Bank 147.447.753 0,52
12 JPT Lainnya 875.249.500 3,08
Total PNBP 29.422.656.279 100,00

II - 1
Rencana Kinerja BBIA 2021

Berdasarkan data pada Tabel 2.1, terlihat bahwa jasa layanan yang berkontribusi
terbesar terhadap PNBP adalah pengujian sebesar 56,20%, sertifikasi sebesar
16,62%, dan kalibrasi sebesar 11,82%. Jasa layanan lain kontribusinya masih di
bawah 5%. Meskipun kecil, jasa layanan tersebut berpotensi untuk berkembang.

Perkembangan kinerja jasa pelayanan teknis BBIA dapat dilihat dari


besarnya penerimaan jasa pelayanan teknis atau Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Besarnya total PNBP, PNBP untuk
masing-masing jenis layanan dan jumlah/volume target dan realisasi JPT dalam 5
tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3.

Tabel 2.2. Target dan Realisasi PNBP BBIA Tahun 2015 – 2019

Jenis/Tahun 2015 2016 2017 2018 2019


Target 17.337.981.000 18.310.641.000 18.271.495.000 17.214.000.000 18.179.318.000
Pengujian
Realisasi 16.360.498.973 17.346.793.203 15.110.687.954 14.123.983.390 15.959.913.970
Target 1.964.304.000 2.074.502.000 2.728.475.000 3.424.000.000 3.616.008.000
Kalibrasi
Realisasi 2.596.812.500 2.909.884.905 3.005.909.800 3.588.988.420 3.357.751.110
Target 3.005.459.000 3.174.065.000 3.936.690.000 4.857.000.000 5.129.367.000
Sertifikasi
Realisasi 3.752.867.000 4.5780.978.000 4.263.268.000 5.373.862.000 4.719.420.500
Target N/A N/A 300.000.000 454.000.000 479.459.000
Sampling
Realisasi N/A N/A 398.092.000 583.345.000 698.524.000
Target N/A N/A 380.000.000 292.000.000 308.374.000
Uji Profisiensi
Realisasi N/A 475.495.000 256.223.000 392.625.000 499.055.000
Target 1.598.410.000 1.688.081.000 1.606.871.000 1.038.000.000 1.096.208.000
Pelatihan
Realisasi 1.197.515.000 966.855.000 910.840.000 1.129.536.000 1.416.058.500
Target 404.676.000 427.379.000 464.516.000 229.000.000 241.841.000
Konsultansi
Realisasi 209.250.000 605.695.000 201.420.000 465.026.000 279.900.500
Target 181.454.000 191.634.000 178.353.000 150.000.000 158.411.000
RBPI
Realisasi 66.700.000 148.602.500 98.000.000 262.624.000 137.899.900

Kerjasama Target 223.509.000 236.048.000 225.909.000 1.318.000.000 1.391.909.000


Litbang Realisasi 297.032.866 62.035.000 1.157.092.610 875.580.500 1.149.240.546

Inspeksi Target N/A N/A 150.000.000 300.000.000 316.823.000


Teknis Realisasi N/A 135.995.000 212.000.000 562.558.000 182.195.000
Target N/A N/A 270.000.000 492.000.000 519.590.000
Bunga Bank
Realisasi N/A 431.984.509 431.445.106 223.931.869 147.447.753
Target 790.518.000 834.866.000 23.498.000 369.000.000 389.692.000
JPT Lainnya
Realisasi 973.808.739 89.865.892 408.888.500 702.737.663 875.249.500
Target 25.584.685.000 27.019.986.000 28.535.807.000 30.137.000.000 31.827.000.000
TOTAL
Realisasi 25.454.485.078 27.754.184.009 26.453.866.970 28.284.797.842 29.422.656.279
Pertumbuhan % 5,87% 9,03% -4,69% 6,92% 4.02

II - 2
Rencana Kinerja BBIA 2021

Tabel 2.3. Jumlah/Volume kegiatan JPT 2015 – 2019

Jenis Layanan/Tahun 2015 2016 2017 2018 2019


Target (Contoh) 15.177 15.329 15.482 15.000 13.100
Pengujian Realisasi (Contoh) 17.470 12.936 15.989 10.817 10.727
% 112 84,39 103,27 72,11 81,89
Target (Alat) 7.112 7.183 7.255 11.000 8.400
Kalibrasi Realisasi (Alat) 8.515 9.979 10.408 7.467 6.100
% 120 138,93 143,46 67,88 72,62
Target (Sertifikat) 362 366 369 522 425
Sertifikasi Realisasi (Sertifikat) 380 445 478 302 395
% 109 121,58 129,54 57,85 92,94
Target (Klien) N/A N/A 100 300 200
Sampling Realisasi (Klien) N/A N/A 186 107 246
% N/A N/A 186 35,67 123
Target (Komoditi) 6 4 5 7 8
Uji Profisiensi Realisasi (Komoditi) 8 4 6 8 9
% 133 100 120 114,29 112,5
Target (Orang) 1.426 1.440 1455 2241 1600
Pelatihan Realisasi (Orang) 2.078 1.351 2695 2011 1675
% 146 93,82 185,22 89,74 104,69
Target (MoU) 10 11 11 8 10
Konsultansi Realisasi (MoU) 9 13 10 12 9
% 90 118,18 90,91 150 90
Target (Kontrak) 6 7 7 8 8
RBPI Realisasi (Kontrak) 9 9 6 8 6
% 150 128,57 85,71 100 75
Target (Kontrak) 6 6 6 6 8
Kerjasama Litbang Realisasi (Kontrak) 6 6 6 3 9
% 100 100 100 50 112,5
Target (Titik) 25 40 50 75 80
Inspeksi Teknis Realisasi (Titik) 17 32 55 111 16
% 68 80 110 148 20

Tabel 2.2 memperlihatkan bahwa rata-rata pertumbuhan PNBP sebesar 4,23%,


meskipun pada tahun 2017 mengalami penurunan. Rata-rata pertumbuhan tersebut
lebih kecil dibandingkan pertumbuhan PNBP periode 2009-2014 sebesar 23,3%.

II - 3
Rencana Kinerja BBIA 2021

1. Jasa Pengujian

Pengujian merupakan jasa layanan teknis yang terbesar memberikan


kontribusi terhadap penerimaan PNBP pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp.
15.959.913.970,- atau 56,20% dari penerimaan total PNBP. Pada Tabel 2.2,
nilai PNBP tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
padahal jumlah contoh uji yang masuk turun menjadi 10.727 contoh. Pada
periode tahun 2017 dan 2018 sempat mengalami penurunan. Kenaikan
penerimaan ini mungkin dikarenakan kenaikan tarif yang berlaku atau contoh
yang masuk ke BBIA bertarif mahal. Jumlah contoh uji yang masuk selama 5
tahun terakhir seperti pada data Tabel 2.3.

2. Jasa Kalibrasi

Jasa kalibrasi untuk alat-alat laboratorium dengan ruang lingkup suhu,


volume, massa, dimensi dan tekanan yang telah diakreditasi oleh KAN, juga
memberikan konstribusi yang cukup besar yaitu sebesar Rp. 3.357.751.110,-
atau 11,82% dari total penerimaan PNBP Tahun 2019 seperti pada Tabel 2.1.
Jumlah alat yang dikalibrasi selama 5 tahun terakhir seperti data pada Tabel
2.3 menunjukkan fluktuatif, mengalami penurunan dalam kurun waktu 2 tahun
terakhir dan tidak melampaui target yang ditetapkan. Hal ini berarti potensi
jasa kalibrasi pada tahun-tahun mendatang semakin menurun.

3. Jasa Sertifikasi

Kontribusi jasa sertifikasi terhadap PNBP pada Tabel 2.1 sebesar Rp.
4.719.420.500 atau 16,62% dari total PNBP. Lembaga sertifikasi yang
dimiliki BBIA saat ini telah diakreditasi oleh KAN yaitu:
a. ABICS ISO 9001 ( Agro Based Industry Certification Services ISO 9001)
b. ABI-PRO (Agro Based Industry Product Certification Services)
c. ABICS-HACCP (Agro Based Industry Certification Services Hazard
Analysis and Critical Control Point)
d. ABICS-ISO 22000 (Agro Based Industry Certification Services ISO
22000)
e. ABITIS (Agro Based Industry Technical Inspection Services).

II - 4
Rencana Kinerja BBIA 2021

Jumlah jasa sertifikasi selama 5 tahun terakhir seperti data pada Tabel 2.3
menunjukkan bahwa jasa tersebut mengalamai fluktuaktif.

4. Jasa Sampling

Jasa sampling adalah jasa layanan BBIA pada masyarakat industri atau
lembaga pemerintahan dalam rangka pelayanan pengambilan contoh bahan
dan produk pangan atau non pangan (PPC). Pengguna jasa layanan sampling
sebagian besar berasal dari Lembaga Sertifikasi Produk dan perusahaan
importir barang khususnya produk yang memiliki SNI wajib. Jasa sampling
memberikan konstribusi sebesar Rp. 698.524.000,- atau 2,46% dari total
PNBP Tahun 2019 seperti pada Tabel 2.1. Pemisahan jasa sampling pada
kontribusi PNBP mulai tahun 2017.

5. Jasa Uji Profisiensi

Jasa uji profisiensi (proficiency testing) adalah jasa layanan BBIA yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat industri dalam rangka
penyelenggaraan uji profisiensi produk/bahan baku di bidang industri agro.
Uji profisiensi merupakan salah satu instrumen jaminan mutu yang sangat
penting untuk laboratorium dalam rangka memantau kinerja hasil ujinya,
dengan cara membandingkan hasil ujinya dengan hasil uji laboratorium lain
dalam lingkup sejenis, melalui skema uji banding antar laboratorium untuk
contoh yang serupa (interlaboratory comparisons).

Jasa uji profisiensi yang ditawarkan oleh BBIA meliputi program tahunan dan
program bulanan. Program tahunan diperuntukkan sebagai jaminan mutu dari
hasil uji banding antar laboratorium sedangkan program bulanan
diperuntukkan untuk jaminan mutu laboratorium dalam bentuk quality control
(grafik kendali mutu). Selain program yang ditawarkan, BBIA juga melayani
kerjasama uji profisiensi atas dasar permintaan. Pengguna jasa layanan uji
profisiensi sebagian besar berasal dari laboratorium pengujian yang
terakreditasi ISO/IEC 17025:2005, baik swasta maupun Instansi Pemerintah.
Jasa uji profisiensi memberikan konstribusi sebesar Rp. 499.005.000,- atau
1,76% dari total PNBP Tahun 2019 seperti pada Tabel 2.1. Pemisahan jasa uji
profisiensi dalam PNBP mulai tahun 2016.

II - 5
Rencana Kinerja BBIA 2021

6. Jasa Pelatihan

Kegiatan peningkatan SDM industri yang dilakukan oleh BBIA berupa


pelatihan secara reguler maupun atas permintaan pihak ketiga (Perusahaan
atau Instansi Pemerintah). Seperti data pada Tabel 2.1, terlihat bahwa
pendapatan dari jasa pelatihan yang dilakukan oleh BBIA pada Tahun 2019
memberikan kontribusi yang cukup besar dengan penerimaan sebesar Rp.
1.416.058.500,- (4,99%) dengan jumlah peserta yang dilatih adalah 1675
orang SDM industri. Jumlah peserta pelatihan dalam 5 tahun terakhir dapat
dilihat pada Tabel 2.3. Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah
peserta pelatihan yang ada di BBIA berfluktuasi akan tetapi secara garis besar
melampaui target yang ditetapkan.

7. Jasa Konsultansi

Besarnya penerimaan jasa konsultansi teknis Tahun 2019 pada Tabel 2.1
sebesar Rp. 279.900.500,- atau 0,99% dari total PNBP. Jasa konsultansi yang
dilakukan BBIA berupa konsultansi secara lisan maupun tertulis, khususnya
yang berhubungan dengan:
a. Teknis teknologis mengenai proses maupun pengembangan produk yang
biasanya dilanjutkan dengan pelatihan.
b. Penyusunan dokumen ISO 9000.
c. Penyusunan dokumen GMP maupun HACCP.
Jumlah jasa konsultansi selama 5 tahun terakhir tertera pada Tabel 2.3.

8. Jasa Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri (RBPI)

Seperti terlihat pada Tabel 2.1, jasa Rancang Bangun dan Perekayasaan
Industri pada Tahun 2019 memberikan konstribusi sebesar Rp. 137.899.900,-
atau 0,49% dari total penerimaan PNBP. Jasa RBPI pada Tahun 2019 dari segi
target penerimaan dan target volume tidak tercapai (Tabel 2.2 dan Tabel 2.3).
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan jasa RBPI oleh masyarakat industri
masih belum optimal.

II - 6
Rencana Kinerja BBIA 2021

9. Jasa Kerjasama Penelitian dan Pengembangan

Jasa kerjasama penelitian dan pengembangan (litbang) BBIA pada Tahun


2019 memberikan kontribusi terhadap PNBP sebesar Rp. 1.149.240.546,-
(4,05%). Seperti terlihat pada Tabel 2.2, capaian PNBP jasa kerjasama litbang
pada tahun 2019 merupakan capaian tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir (2015-2019). Pada Tabel 2.3, terlihat bahwa jumlah kegiatan
kerjasama litbang yang telah dilakukan oleh BBIA selama 5 tahun terakhir
selalu mencapai target kecuali pada tahun 2018 dan melampaui target pada
tahun 2019.

10. Jasa Inspeksi Teknis

Jasa Inspeksi Teknis adalah jasa layanan BBIA yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat industri atau lembaga pemerintah dalam rangka pelayanan
sertifikasi inspeksi teknis (technical inspection) bidang industri agro. Tujuan
layanan inspeksi teknis ini adalah untuk membantu industri dan pihak terkait
dalam melaksanakan perdagangan dalam negeri, ekspor, dan impor produk
industri maupun jasa, terutama yang berkaitan dengan keselamatan pelanggan.
ABITIS (Agro-Based Industry Technical Inspection Service) merupakan unit
kegiatan BBIA yang menyediakan jasa inspeksi teknis kecukupan panas dan
lingkungan (pengukuran kualitas udara). ABITIS telah diakreditasi oleh
KAN/BSN tahun 2005 dengan nomor sertifikat LI-032-IDN.

Jasa inspeksi teknis BBIA pada Tahun 2019 memberikan kontribusi terhadap
PNBP sebesar Rp. 182.195.000,- (0,64%). Jasa inspeksi teknis mulai
dipertimbangkan sebagai kontributor PNBP secara terpisah dengan jasa
layanan lain pada tahun 2016. Seperti terlihat pada Tabel 2.2, pada tahun 2019
capaian jasa inspeksi teknis mengalami penurunan, bahkan di bawah target
yang ditetapkan. Pada Tabel 2.3, jumlah titik proses hanya mencapai 20
dengan target 80.

11. Jasa Pelayanan Teknis Lainnya

Jasa pelayanan teknis lainnya pada Tahun 2019 dapat memberikan kontribusi
sebesar Rp. 875.249.500 atau 3,08% dari total penerimaan PNBP.

II - 7
Rencana Kinerja BBIA 2021

B. Arah Pembangunan

1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan industri yaitu


menjadi negara industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju untuk
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, dan pencapaian sasaran-sasaran
industri tahun 2020-2024, telah dibangun Arah Kebijakan dan Peta Strategi
Kementerian Perindustrian yang mengacu pada Rencana Induk Pembangunan
Industri Nasional (RIPIN), Kebijakan Industri Nasional (KIN), dan Rencana
Kerja Pembangunan Industri. Arah Kebijakan Industri fokus pada: 1)
Pembangunan Sumber Daya Industri; 2) Pembangunan Sarana dan Prasarana
Industri; 3) Pemberdayaan Industri; 4) Tindakan Pengamanan dan
Penyelamatan Industri. Selanjutnya arah kebijakan industri tersebut diuraikan
dalam Peta Strategi yang akan ditempuh untuk mewujudkan arah kebijakan
tersebut:

1) Pembangunan Sumber Daya Industri


 Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)
 Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA)
 Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri
 Pengembangan dan Pemanfaatan Kreativitas dan Inovasi
 Penyediaan Sumber Pembiayaan
2) Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri
 Pengembangan Standardisasi Industri
 Pembangunan Infrastruktur Industri
 Pembangunan Sistem Informasi Industri Nasional
 Perwilayahan Industri
3) Pemberdayaan Industri
 Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
 Pengembangan Industri Hijau
 Pengembangan Industri Strategis
 Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)
 Kerjasama Industri Internasional di Bidang Industri

II - 8
Rencana Kinerja BBIA 2021

4) Tindakan Pengamanan dan Penyelamatan Industri


 Tindakan Pengamanan Industri
 Tindakan Penyelamatan Industri

2. Arah Kebijakan dan Strategi BPPI

a. Arah Kebijakan BPPI

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) telah menetapkan


kebijakan sebagai arah/tindakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang
diharapkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) terkait aspek
Pembangunan Industri dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) serta Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2020 –
2024. Arah kebijakan BPPI adalah sebagai berikut:

1) Menyediakan rumusan kebijakan di bidang teknologi industri,


standardisasi industri, dan industri hijau;
2) Meningkatkan kemampuan dan penguasaan teknologi untuk
pembangungan industri yang berdaya saing dan berkelanjutan;
3) Memberikan layanan jasa industri sesuai standar pelayanan prima.

b. Sasaran Strategis BPPI

Dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan pada
setiap kebijakan tersebut di atas, maka BPPI menetapkan sasaran strategis
kebijakan beserta strategi implementasinya sebagai berikut:

1) Mendorong peningkatan kinerja riset;


2) Mendorong peningkatan peran standar industri dan layanan jasa industri;
3) Mendorong implementasi Making Indonesia 4.0;
4) Litbang dilaksanakan pada 5 sektor prioritas Making Indonesia 4.0 dan
difokuskan untuk peningkatan ekspor, substitusi impor dan
peningkatan nilai tambah. Rencana pelaksanaan litbang secara lengkap
dijabarkan dalam dokumen peta jalan litbang;
5) Penguatan ekosistem litbang termasuk di dalamnya pengembangan
wirausaha industri, perlindungan HKI, komersialisasi hasil riset,

II - 9
Rencana Kinerja BBIA 2021

memperluas akses pendanaan, pelaksanaan litbang kolaboratif dengan


kewajiban melibatkan industri dalam pengembangan dan penerapan
teknologi;
6) Memperkuat penerapan standar dan peningkatan layanan jasa industri;
7) Memperluas dan meningkatkan fasilitasi peningkatan kapabilitas industri
dalam bertranformasi menuju 4.0;
8) Meningkatkan kemampuan SDM untuk penguasaan teknologi maju,
seiring dengan budaya kerja yang mendukung riset;
9) Mengembangkan sistem manajemen dan informasi yang terintegrasi;
10) Memperkuat akuntabilitas kinerja organisasi;
11) Memperkuat sarana prasarana litbang dan layanan jasa industri.

3. Arah Kebijakan dan Strategi BBIA

a. Arah kebijakan BBIA

1) Meningkatkan kemampuan penguasaan iptek bidang hilirisasi industri


agro (pangan dan non pangan) menuju layanan prima.
2) Mempertahankan dan meningkatkan mutu layanan.
3) Mendukung arah Kebijakan Industri Nasional (KIN) dan arah kebijakan
litbang BPPI.

b. Strategi BBIA

1) Meningkatkan kompetensi inti pada bidang hilirisasi industri agro (pangan


dan non pangan).
2) Meningkatkan mutu layanan untuk mendukung berkembangnya jasa
layanan teknis BBIA.
3) Menerapkan penelitian dan pengembangan aplikatif yang berkualitas
sesuai arah Kebijakan Industri Nasional (KIN) dan arah kebijakan litbang
BPPI.

II - 10
Rencana Kinerja BBIA 2021

BAB III
RENCANA KINERJA

A. Sasaran

Dalam rangka pengukuran dan evaluasi kinerja kegiatan BBIA, maka


perlu diuraikan dan ditetapkan sasaran strategis kegiatan dan indikator kinerjanya.
Sasaran strategis merupakan outcome dari kegiatan dan outcome kegiatan
diperoleh apabila output kegiatan dapat berfungsi dengan baik. Sasaran Strategis
ini sesuai dengan yang tertuang dalam Renstra BBIA. Adapun Sasaran Strategis
yang ingin dicapai adalah:

1. Meningkatnya kinerja litbangyasa dalam rangka mendukung daya saing


dan kemandirian industri pengolahan nonmigas.

2. Meningkatnya penerapan teknologi 4.0 untuk penguatan implementasi


Making Indonesia 4.0.

3. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang litbangyasa dan


standardisasi industri untuk mendukung industri yang berdaya saing dan
berkelanjutan.

4. Memperkuat akuntabilitas kinerja organisasi.

5. Pendapatan BLU yang optimal.

B. Indikator Kinerja

Dalam rangka memudahkan pengukuran dan evaluasi kinerja kegiatan


BBIA, maka perlu diuraikan dan ditetapkan indikator kinerja pada masing-masing
sasaran. Tabel 3.1 berikut ini menggambarkan indikator-indikator kinerja sasaran
BBIA yang telah disusun dan direncanakan untuk mengukur pencapaian Sasaran
Strategis.

III - 1
Rencana Kinerja BBIA 2021

Tabel 3.1. Indikator Kinerja Sasaran BBIA Tahun 2021

No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Target Satuan

(1) (2) (3) (4) (5)


1 Meningkatnya kinerja 1. Efisiensi perusahaan industri yang
litbangyasa dalam rangka memanfaatkan hasil riset/inovasi 5 Persen
mendukung daya saing 2. Persentase hasil riset/inovasi lima
dan kemandirian industri tahun terakhir yang dimanfaatkan 40 Persen
pengolahan nonmigas. perusahaan industri/badan usaha
3. Perusahaan industri/badan usaha yang Perusahaan
memanfaatkan paket teknologi/problem 5 industri /
solving/supervisi/konsultasi Badan Usaha
2 Meningkatnya penerapan 1. Persentase litbangyasa yang
teknologi 4.0 untuk memanfaatkan teknologi 4.0
penguatan implementasi dibandingkan total litbangyasa pada 10 Persen
Making Indonesia 4.0 tahun berjalan
3 Terselenggaranya urusan 1. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap
pemerintahan di bidang layanan jasa industri 3,6 Indeks
litbangyasa dan 2. Karya tulis ilmiah yang diterbitkan di
standardisasi industri 2 KTI
Prosiding Ilmiah terindeks global
untuk mendukung industri 3. Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan di
yang berdaya saing dan Jurnal Nasional yang terakreditasi 6 KTI
berkelanjutan 4. Pemakalah di pertemuan ilmiah
1 Pemakalah
terindeks global
5. Prosentasi Pelayanan Tepat Waktu
sesuai SPM (Layanan Pengujian, 80 %
Kalibrasi dan Sertifikasi)
4 Memperkuat akuntabilitas 1. Tingkat maturitas pengendalian
kinerja organisasi internal (SPIP) 3,8 Nilai

5 Pendapatan BLU yang 1. Realisasi PNBP


optimal 29.315 Rp (Juta)

Untuk mencapai sasaran strategis tersebut di atas, maka Balai Besar


Industri Agro (BBIA) menyusun kegiatan dan output sesuai dengan Renstra BBIA
2020 – 2024 dan RKA-KL TA 2021. Kegiatan yang akan dilaksanakan dan output
yang akan dihasilkan BBIA Tahun 2021 adalah:

III - 2
Rencana Kinerja BBIA 2021

Tabel 3.2. Kegiatan dan Output BBIA Tahun 2021

KODE PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT VOLUME OUTPUT

Program Pengembangan Teknologi


019.07.12
dan Kebijakan Industri
Penelitian dan Pengembangan
1867
Teknologi Industri Agro
Hasil Penelitian dan Pengembangan
1867.001 2 Hasil Litbang
Teknologi Industri Agro
1867.003 Jasa Teknis Industri 10 Jenis Layanan
Teknologi Industri yang dikembangkan
1867.005 dan diterapkan untuk Meningkatkan 5 Paket Teknologi
Daya Saing Industri Nasional
1867.010 Layanan Manajemen Satker 1 Layanan
1867.951 Layanan Internal 1 Layanan
1867.994 Layanan Perkantoran 1 Layanan

Salah satu indikator capaian kinerja adalah penerimaan Jasa Pelayanan


Teknis. Target penerimaan JPT atau PNBP Tahun 2021 menyesuaikan Target dan
Realisasi PNBP pada Renstra BBIA TA 2015-2019 (Tabel 2.2). Dengan mengacu
pada Renstra dan realisasi PNBP 5 (lima) tahun sebelumnya tersebut, maka target
PNBP Tahun 2021 ditetapkan sebesar Rp. 29.315.000.000,- (dua puluh sembilan
milyar tiga ratus lima belas juta rupiah) yang selanjutnya akan ditinjau ulang
secara periodik sesuai dengan laju pertumbuhan penerimaan di Tahun 2021.
Alokasi target penerimaan PNBP Tahun 2021 ditetapkan seperti pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Target Penerimaan PNBP Tahun 2021

No Jenis Layanan Target PNBP


1 Pengujian 15.625.000.000
2 Kalibrasi 4.146.950.000
3 Sertifikasi 5.712.660.000
4 Sampling 581.020.000
5 Uji Profisiensi 361.080.000
6 Pelatihan 1.260.750.000
7 Konsultansi 390.600.000
8 RBPI 297.540.000
9 Litbang 309.375.000
10 Inspeksi Teknis 276.875.000
11 Bunga Bank 256.250.000
12 JPT lainnya 96.900.000
Total 29.315.000.000

III - 3
Rencana Kinerja BBIA 2021

BAB IV
PENUTUP

Rencana kinerja (Renkin) disusun satuan kerja (satker) sebagai acuan


pokok dalam pelaksanaan kegiatan dan sekaligus sebagai dasar dalam penilaian
kinerja kegiatan pada akhir tahun. BBIA sebagai suatu satker menyusun Renkin
tahun anggaran 2021 sebagai program aksi (action plan) dalam upaya untuk
mewujudkan visi dan misi BBIA. Pembiayaan untuk pelaksanaan action plan
tersebut berasal dari rupiah murni (RM) maupun penerimaan negara bukan pajak
(PNBP BLU) BBIA.
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, dalam Renkin Tahun 2021 ini
BBIA menetapkan 5 (lima) sasaran strategis yang akan dicapai, yaitu:
1. Meningkatnya kinerja litbangyasa dalam rangka mendukung daya saing
dan kemandirian industri pengolahan nonmigas.
2. Meningkatnya penerapan teknologi 4.0 untuk penguatan implementasi
Making Indonesia 4.0.
3. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang litbangyasa dan
standardisasi industri untuk mendukung industri yang berdaya saing dan
berkelanjutan.
4. Memperkuat akuntabilitas kinerja organisasi.
5. Pendapatan BLU yang optimal.
Untuk mencapai sasaran strategis di atas, maka BBIA melaksanakan
kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi industri agro dan menetapkan 6
(enam) output, yaitu:
1. Hasil Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri Agro;
2. Jasa Teknis Industri;
3. Teknologi Industri yang dikembangkan dan diterapkan untuk
Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional;
4. Layanan Manajemen Satker;
5. Layanan Internal;
6. Layanan perkantoran;

IV - 1
Rencana Kinerja BBIA 2021

Rencana kinerja tahun 2021 akan tercapai dan terlaksana dengan baik
apabila seluruh pegawai di lingkungan BBIA secara konsisten melaksanakan
kegiatan yang mengacu pada Renkin ini. Selain hal utama tersebut, kondisi
perekonomian pada Tahun 2021 diasumsikan sama dengan tahun 2020. Apabila
kondisi perekonomian membaik atau terjadi krisis yang akan mempengaruhi
perekonomian Indonesia dan berdampak pada sektor industri, maka target kinerja
dalam Renkin BBIA Tahun 2021 perlu direvisi dan disesuaikan dengan kondisi
tersebut.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 358/KMK.05/2018
Tentang Penerapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan
Pegawai Badan Layanan Umum Balai Besar Industri Agro (BBIA) Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian tanggal 2 Mei
2018, maka BBIA dituntut untuk lebih mandiri karena tidak lagi ditunjang oleh
sumber pembiayaan yang berasal dari Rupiah Murni (RM) dalam hal pembayaran
Tunjangan Kinerja pegawainya. Penerapan Remunerasi BLU ini harus diikuti
dengan perubahan mindset dan paradigma dari seluruh stake holder BBIA agar
menjadi Satker yang lebih profesional berlandaskan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas serta menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat.
Untuk mencapai target pendapatan tahun 2021, penerimaan dari pengujian,
sertifikasi, kalibrasi dan pelatihan masih tetap diandalkan dan diharapkan
memberikan penerimaan yang terus meningkat. Selain itu, akan dikembangkan
produk layanan baru, perluasan ruang lingkup akreditasi, produk layanan
pengujian baru serta pengembangan kerjasama yang bersifat kontraktual
(berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu). Revisi Tarif Layanan BBIA juga
sudah disahkan Kementerian Keuangan melalui PMK Nomor: 16/PMK.05/2019
tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Balai Besar Industri Agro
Kementerian Perindustrian tanggal 14 Februari 2019. Tarif baru ini diharapkan
akan mendorong kenaikan realisasi PNBP BBIA.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah masalah waktu pelayanan
(delivery time) khususnya pada layanan Pengujian dan Kalibrasi. Delivery time
yang masih belum optimal ini berimbas pada indeks Kepuasan Pelanggan yang
tidak tercapai sesuai target. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk

IV - 2
Rencana Kinerja BBIA 2021

mengatasi permasalahan ini. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh antara


lain mempercepat pengadaan utilitas tenaga kompeten beserta peralatannya pada
gedung labolatorium, melakukan perbaikan jaringan Sistem Informasi
Laboratorium (SIL) dan Sistem Informasi Kalibrasi (SIKAL), Pengembangan
metode rapid test untuk memangkas waktu layanan.

IV - 3

Anda mungkin juga menyukai