KATA PENGANTAR
i
Rencana Kinerja BBIA 2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang I-1
B. Maksud dan Tujuan I-3
C. Tugas Pokok dan Fungsi I-5
D. Ruang Lingkup I-6
BAB II PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI
A. Hasil-Hasil Pembangunan II-1
B. Arah Pembangunan II-8
BAB III RENCANA KINERJA
A. Sasaran III-1
B. Indikator Kinerja III-1
BAB IV PENUTUP IV-1
LAMPIRAN
Formulir Rencana Kinerja
iii
Rencana Kinerja BBIA 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balai Besar Industri Agro (BBIA) sebagai institusi teknis yang menangani
litbang industri agro, berperan dalam melaksanakan kebijakan pengembangan
industri nasional untuk menopang dan mendorong pertumbuhan industri agro di
Indonesia. Dengan melaksanakan tugas tersebut, maka diharapkan akan
berkembang industri agro yang kuat dan mandiri sehingga dapat memperluas
lapangan kerja dan mendorong percepatan pembangunan industri nasional. Di
samping itu, BBIA secara internal mempunyai tugas untuk meningkatkan
kemampuan diri melalui peningkatan kompetensi serta memberikan jasa layanan
teknis kepada industri kecil menengah dan besar. Peningkatan kompetensi BBIA
merupakan upaya yang dapat meningkatkan peran BBIA dalam menunjang
program pembangunan industri agro maupun meningkatkan jasa pelayanan teknis
yang diberikan kepada masyarakat industri. Untuk dapat memberikan pelayanan
jasa yang prima, BBIA sejak 28 Desember 2009 berdasarkan Keputusan Menteri
I-1
Rencana Kinerja BBIA 2021
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu membangun jejaring kerja yang lebih
baik, mengoptimalkan pemanfaatan sarana kerja, memperdalam kemampuan
kompetensi inti dan mengembangkan litbang terapan serta mengembangkan SDM
I-2
Rencana Kinerja BBIA 2021
Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Kinerja 2021 ini adalah untuk:
I-3
Rencana Kinerja BBIA 2021
Maksud dan Tujuan BBIA berisikan panduan mengenai apa yang menjadi
cita-cita bersama dan merupakan hasil dari proses penyusunan rencana
menyeluruh, sistematis dan berkesinambungan yang berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai dengan memperhitungkan lingkungan internal dan eksternal
organisasi serta kebijakan Kementerian Perindustrian tentang Pembangunan
Industri Nasional. Dengan demikian, maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana
Kinerja tahun 2021 adalah untuk memberikan gambaran mengenai arah yang
hendak dituju BBIA dalam tahun 2021 serta langkah-langkah strategis yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan dan cita-cita organisasi. Selain itu, masyarakat
dan para stakeholder lainnya akan mampu menilai kegiatan yang akan dilakukan
oleh BBIA secara transparan sehingga bermanfaat bagi pengembangan usaha.
Visi BBIA adalah “Menjadi institusi litbang unggul dan pusat jasa
pelayanan teknis yang profesional dan terpercaya di bidang industri agro yang
berkelas dunia pada tahun 2035”.
I-4
Rencana Kinerja BBIA 2021
I-5
Rencana Kinerja BBIA 2021
D. Ruang Lingkup
Dalam menyusun Renkin BBIA tahun 2021 digunakan acuan yang berupa
pedoman, kebijakan, prosedur dan lain-lain seperti :
I-6
Rencana Kinerja BBIA 2021
I-7
Rencana Kinerja BBIA 2021
BAB II
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI
A. Hasil-Hasil Pembangunan
BBIA sebagai salah satu lembaga litbang yang berada di bawah Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian mempunyai
peran yang sangat penting dalam melakukan kajian di bidang industri agro yang
meliputi kajian produk, proses dan teknologi proses serta penerapan teknologi
yang tepat guna pada industri agro. Selain melaksanakan tupoksi sebagai lembaga
litbang, BBIA juga memiliki Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu dan Produk yang
telah terakreditasi oleh KAN yang memberikan jasa pelayanan teknis kepada
industri di bidang pengujian, kalibrasi, sertifikasi, pelatihan, konsultasi, rancang
bangun dan perekayasaan industri (RBPI), standardisasi, kerjasama litbang, dan
jasa layanan lainnya (sampling, uji profisiensi, dan inpeksi teknis).
Pada Tahun 2019 kinerja jasa layanan teknis BBIA memberikan kontribusi
terhadap PNBP yang nilainya mencapai Rp. 29.422.656.279,-. Proporsi kontribusi
jasa layanan teknis tersebut ditampilkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kontribusi masing-masing jenis jasa layanan pada Tahun 2019
No. Jenis Jasa Layanan PNBP (Rp.) Persentase
1 Pengujian Bahan dan Produk 15.959.913.970 56,20
2 Sertifikasi Sistem Mutu, HACCP, Produk 4.719.420.500 16,62
3 Kalibrasi Peralatan dan Mesin Laboratorium 3.357.751.110 11,82
4 Pelatihan Teknis 1.416.058.500 4,99
5 Kerjasama Penelitian dan Pengembangan 1.149.240.546 4,05
6 Pengambilan contoh (Sampling) 698.524.000 2,46
7 Uji Profisiensi 499.055.000 1,76
8 Konsultansi Keteknikan 279.900.500 0,99
9 Inspeksi Teknis 182.195.000 0,64
10 Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri 137.899.900 0,49
11 Bunga Bank 147.447.753 0,52
12 JPT Lainnya 875.249.500 3,08
Total PNBP 29.422.656.279 100,00
II - 1
Rencana Kinerja BBIA 2021
Berdasarkan data pada Tabel 2.1, terlihat bahwa jasa layanan yang berkontribusi
terbesar terhadap PNBP adalah pengujian sebesar 56,20%, sertifikasi sebesar
16,62%, dan kalibrasi sebesar 11,82%. Jasa layanan lain kontribusinya masih di
bawah 5%. Meskipun kecil, jasa layanan tersebut berpotensi untuk berkembang.
Tabel 2.2. Target dan Realisasi PNBP BBIA Tahun 2015 – 2019
II - 2
Rencana Kinerja BBIA 2021
II - 3
Rencana Kinerja BBIA 2021
1. Jasa Pengujian
2. Jasa Kalibrasi
3. Jasa Sertifikasi
Kontribusi jasa sertifikasi terhadap PNBP pada Tabel 2.1 sebesar Rp.
4.719.420.500 atau 16,62% dari total PNBP. Lembaga sertifikasi yang
dimiliki BBIA saat ini telah diakreditasi oleh KAN yaitu:
a. ABICS ISO 9001 ( Agro Based Industry Certification Services ISO 9001)
b. ABI-PRO (Agro Based Industry Product Certification Services)
c. ABICS-HACCP (Agro Based Industry Certification Services Hazard
Analysis and Critical Control Point)
d. ABICS-ISO 22000 (Agro Based Industry Certification Services ISO
22000)
e. ABITIS (Agro Based Industry Technical Inspection Services).
II - 4
Rencana Kinerja BBIA 2021
Jumlah jasa sertifikasi selama 5 tahun terakhir seperti data pada Tabel 2.3
menunjukkan bahwa jasa tersebut mengalamai fluktuaktif.
4. Jasa Sampling
Jasa sampling adalah jasa layanan BBIA pada masyarakat industri atau
lembaga pemerintahan dalam rangka pelayanan pengambilan contoh bahan
dan produk pangan atau non pangan (PPC). Pengguna jasa layanan sampling
sebagian besar berasal dari Lembaga Sertifikasi Produk dan perusahaan
importir barang khususnya produk yang memiliki SNI wajib. Jasa sampling
memberikan konstribusi sebesar Rp. 698.524.000,- atau 2,46% dari total
PNBP Tahun 2019 seperti pada Tabel 2.1. Pemisahan jasa sampling pada
kontribusi PNBP mulai tahun 2017.
Jasa uji profisiensi (proficiency testing) adalah jasa layanan BBIA yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat industri dalam rangka
penyelenggaraan uji profisiensi produk/bahan baku di bidang industri agro.
Uji profisiensi merupakan salah satu instrumen jaminan mutu yang sangat
penting untuk laboratorium dalam rangka memantau kinerja hasil ujinya,
dengan cara membandingkan hasil ujinya dengan hasil uji laboratorium lain
dalam lingkup sejenis, melalui skema uji banding antar laboratorium untuk
contoh yang serupa (interlaboratory comparisons).
Jasa uji profisiensi yang ditawarkan oleh BBIA meliputi program tahunan dan
program bulanan. Program tahunan diperuntukkan sebagai jaminan mutu dari
hasil uji banding antar laboratorium sedangkan program bulanan
diperuntukkan untuk jaminan mutu laboratorium dalam bentuk quality control
(grafik kendali mutu). Selain program yang ditawarkan, BBIA juga melayani
kerjasama uji profisiensi atas dasar permintaan. Pengguna jasa layanan uji
profisiensi sebagian besar berasal dari laboratorium pengujian yang
terakreditasi ISO/IEC 17025:2005, baik swasta maupun Instansi Pemerintah.
Jasa uji profisiensi memberikan konstribusi sebesar Rp. 499.005.000,- atau
1,76% dari total PNBP Tahun 2019 seperti pada Tabel 2.1. Pemisahan jasa uji
profisiensi dalam PNBP mulai tahun 2016.
II - 5
Rencana Kinerja BBIA 2021
6. Jasa Pelatihan
7. Jasa Konsultansi
Besarnya penerimaan jasa konsultansi teknis Tahun 2019 pada Tabel 2.1
sebesar Rp. 279.900.500,- atau 0,99% dari total PNBP. Jasa konsultansi yang
dilakukan BBIA berupa konsultansi secara lisan maupun tertulis, khususnya
yang berhubungan dengan:
a. Teknis teknologis mengenai proses maupun pengembangan produk yang
biasanya dilanjutkan dengan pelatihan.
b. Penyusunan dokumen ISO 9000.
c. Penyusunan dokumen GMP maupun HACCP.
Jumlah jasa konsultansi selama 5 tahun terakhir tertera pada Tabel 2.3.
Seperti terlihat pada Tabel 2.1, jasa Rancang Bangun dan Perekayasaan
Industri pada Tahun 2019 memberikan konstribusi sebesar Rp. 137.899.900,-
atau 0,49% dari total penerimaan PNBP. Jasa RBPI pada Tahun 2019 dari segi
target penerimaan dan target volume tidak tercapai (Tabel 2.2 dan Tabel 2.3).
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan jasa RBPI oleh masyarakat industri
masih belum optimal.
II - 6
Rencana Kinerja BBIA 2021
Jasa Inspeksi Teknis adalah jasa layanan BBIA yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat industri atau lembaga pemerintah dalam rangka pelayanan
sertifikasi inspeksi teknis (technical inspection) bidang industri agro. Tujuan
layanan inspeksi teknis ini adalah untuk membantu industri dan pihak terkait
dalam melaksanakan perdagangan dalam negeri, ekspor, dan impor produk
industri maupun jasa, terutama yang berkaitan dengan keselamatan pelanggan.
ABITIS (Agro-Based Industry Technical Inspection Service) merupakan unit
kegiatan BBIA yang menyediakan jasa inspeksi teknis kecukupan panas dan
lingkungan (pengukuran kualitas udara). ABITIS telah diakreditasi oleh
KAN/BSN tahun 2005 dengan nomor sertifikat LI-032-IDN.
Jasa inspeksi teknis BBIA pada Tahun 2019 memberikan kontribusi terhadap
PNBP sebesar Rp. 182.195.000,- (0,64%). Jasa inspeksi teknis mulai
dipertimbangkan sebagai kontributor PNBP secara terpisah dengan jasa
layanan lain pada tahun 2016. Seperti terlihat pada Tabel 2.2, pada tahun 2019
capaian jasa inspeksi teknis mengalami penurunan, bahkan di bawah target
yang ditetapkan. Pada Tabel 2.3, jumlah titik proses hanya mencapai 20
dengan target 80.
Jasa pelayanan teknis lainnya pada Tahun 2019 dapat memberikan kontribusi
sebesar Rp. 875.249.500 atau 3,08% dari total penerimaan PNBP.
II - 7
Rencana Kinerja BBIA 2021
B. Arah Pembangunan
II - 8
Rencana Kinerja BBIA 2021
Dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan pada
setiap kebijakan tersebut di atas, maka BPPI menetapkan sasaran strategis
kebijakan beserta strategi implementasinya sebagai berikut:
II - 9
Rencana Kinerja BBIA 2021
b. Strategi BBIA
II - 10
Rencana Kinerja BBIA 2021
BAB III
RENCANA KINERJA
A. Sasaran
B. Indikator Kinerja
III - 1
Rencana Kinerja BBIA 2021
III - 2
Rencana Kinerja BBIA 2021
III - 3
Rencana Kinerja BBIA 2021
BAB IV
PENUTUP
IV - 1
Rencana Kinerja BBIA 2021
Rencana kinerja tahun 2021 akan tercapai dan terlaksana dengan baik
apabila seluruh pegawai di lingkungan BBIA secara konsisten melaksanakan
kegiatan yang mengacu pada Renkin ini. Selain hal utama tersebut, kondisi
perekonomian pada Tahun 2021 diasumsikan sama dengan tahun 2020. Apabila
kondisi perekonomian membaik atau terjadi krisis yang akan mempengaruhi
perekonomian Indonesia dan berdampak pada sektor industri, maka target kinerja
dalam Renkin BBIA Tahun 2021 perlu direvisi dan disesuaikan dengan kondisi
tersebut.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 358/KMK.05/2018
Tentang Penerapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan
Pegawai Badan Layanan Umum Balai Besar Industri Agro (BBIA) Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian tanggal 2 Mei
2018, maka BBIA dituntut untuk lebih mandiri karena tidak lagi ditunjang oleh
sumber pembiayaan yang berasal dari Rupiah Murni (RM) dalam hal pembayaran
Tunjangan Kinerja pegawainya. Penerapan Remunerasi BLU ini harus diikuti
dengan perubahan mindset dan paradigma dari seluruh stake holder BBIA agar
menjadi Satker yang lebih profesional berlandaskan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas serta menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat.
Untuk mencapai target pendapatan tahun 2021, penerimaan dari pengujian,
sertifikasi, kalibrasi dan pelatihan masih tetap diandalkan dan diharapkan
memberikan penerimaan yang terus meningkat. Selain itu, akan dikembangkan
produk layanan baru, perluasan ruang lingkup akreditasi, produk layanan
pengujian baru serta pengembangan kerjasama yang bersifat kontraktual
(berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu). Revisi Tarif Layanan BBIA juga
sudah disahkan Kementerian Keuangan melalui PMK Nomor: 16/PMK.05/2019
tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Balai Besar Industri Agro
Kementerian Perindustrian tanggal 14 Februari 2019. Tarif baru ini diharapkan
akan mendorong kenaikan realisasi PNBP BBIA.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah masalah waktu pelayanan
(delivery time) khususnya pada layanan Pengujian dan Kalibrasi. Delivery time
yang masih belum optimal ini berimbas pada indeks Kepuasan Pelanggan yang
tidak tercapai sesuai target. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk
IV - 2
Rencana Kinerja BBIA 2021
IV - 3