KATA PENGANTAR
i
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. I-1
1. Kondisi Umum............................................................................................. I-1
1.1. Aspek Layanan ............................................................................................ I-1
1.2. Aspek Sasasan Strategis.. ............................................................................ I-21
1.3. Aspek Keuangan.. ........................................................................................ I-24
1.4 Aspek Organisasi Dan SDM.. ....................................................................... I-29
1.5. Aspek Sarana dan Prasarana.. ..................................................................... I-33
2. Potensi dan Permasalahan........................................................................... I-35
2.1 . Analisis Lingkungan ................................................................................... I-35
2.2 . Peta Kekuatan Jasa Layanan Teknis BBIA ................................................. I-39
2.3 . Penentuan Strategi dan Strategi Terpilih .................................................... I-43
ii
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
iii
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Volume Jasa Pelayanan Teknis Tahun 2015-2019 .......................... I-2
Tabel 1.2. Ruang Lingkup Kalibrasi .................................................................. I-5
Tabel 1.3. Produk Litbang dan Keunggulannnya .............................................. I-18
Tabel 1.4. Kinerja BBIA berdasarkan Sasasaran Startegis Tahun
2015-2019 ........................................................................................ I-22
Tabel 1.5. Prioritas Faktor-faktor Harus Diperbaiki ......................................... I-24
Tabel 1.6. Realisasi PNBP berdasarkan Jenis Layanan TA 2015-2019 .............. I-25
Tabel 1.7 Pagu dan Realisasi Penggunaan Tahun 2015 – 2019 ........................ I-28
Tabel 1.8 Pendidikan, Fluktuatif dan Produktivitas Pegawai BBIA
Tahun 2015-2019............................................................................. I-30
Tabel 1.9 Data Perkembangan Aset BBIA Tahun 2015 s.d 2019 ...................... I-33
Tabel 1.10 Skor Pembobotan Faktor Kuatan dan Jumlah Skor Bobot............... I-39
Tabel 1.11 Skor Pembobotan Faktor Kelemahan dan Jumlah Skor
Bobot. ............................................................................................. I-40
Tabel 1.12 Skor Pembobotan Faktor Peluang dan Jumlah Skor Bobot.. .......... I-41
Tabel 1.13 Skor Pembobotan Faktor Ancaman dan Jumlah Skor
Bobot.. ............................................................................................ I-41
Tabel 4.1. Tujuan, Indikator, dan Target ......................................................... IV-3
Tabel 4.2. Sasaran, Indikator, dan Target BBIA Tahun 2020-2024 ................. IV-4
Tabel 4.3. IKU BBIA Tahun 2020-2024 ............................................................. IV-6
Tabel 4.4. Volume Layanan Tahun 2020-2024 ................................................ IV-9
Tabel 4.5. Proyeksi PNBP Tahun 2020-2024 ..................................................... IV-11
Tabel 4.6. Proyeksi Pendapatan Tahun 2020 – 2024 ......................................... IV-12
Tabel 4.7. Arus Kas BLU BBIA Tahun 2020 – 2024 .......................................... IV-13
iv
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Realisasi jasa layanan pengujian Tahun 2015-2019 ................... I-4
Gambar 1.2. Jumlah peralatan yang dikalibrasi tahun 2015-2019 .................. I-6
Gambar 1.3. Jasa Sertifikasi tahun 2015-2019 ............................................... I-9
Gambar 1.4. Jasa PPC tahun 2017-2019......................................................... I-10
Gambar 1.5. Jasa UP Tahun 2015-2019.......................................................... I-11
Gambar 1.6. Jumlah SDM peserta pelatihan di BBIA Tahun 2015-2019 ......... I-13
Gambar 1.7. Jasa Konsultansi BBIA pada tahun 2015-2019 ........................... I-14
Gambar 1.8. Jasa RBPI BBIA pada tahun 2015-2019...................................... I-17
Gambar 1.9. Jasa Kerjasama Litbang BBIA pada tahun 2015-2019 ................ I-19
Gambar 1.10. Jasa Inpeksi Teknis Tahun 2015-2019 ....................................... I-20
Gambar 1.11. Komposisi Pagu Belanja Tahun 2015 – 2019 ............................... I-28
Gambar 1.12 Sebaran SDM BBIA (PNS+PHL) berdasarkan Pendidikan............ I-29
Gambar 1.13 Proyeksi SDM memasuki Pensiun BBIA Tahun 2020-2024 ......... I-31
Gambar 1.14 Jumlah Berdasarkan Usia Alat Utama Tahun 2004-2019 ........... I-34
Gambar 1.15 Peta Kekuatan Jasa Layanan Teknis BBIA .................................. I-42
Gambar 3.1 Susunan Organisasi BLU BBIA .................................................. III-8
v
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pohon Kinerja
2. Pedoman Perhitungan dan Cascading Indikator Kinerja Utama
3. Matriks Kinerja dan Pendanaan
4. Keterkaitan Antara Aktivitas/Kegiatan, KRO, RO, Sasaran
Strategis/Indikator, dan Pendanaan
vi
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
BAB I PENDAHULUAN
I -1
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
7 Konsultasi MoU 9 13 10 12 10
Rancang Bangun
8 Perekayasaan MoU 9 9 6 8 10
Industri (RBPI)
I -2
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
1.1.1 Pengujian
Keberhasilan BBIA dalam membangun layanan pengujian yang lengkap
dan akurat tidak terlepas dari komitmen terhadap pentingnya mutu layanan.
Sistem manajemen yang diterapkan di Balai menjadi perhatian utama,
sehingga pada tahun 1991 Balai mulai mempersiapkan diri untuk dapat
diakreditasi. Pada tahun 1994 sistem manajemen mutu laboratorium
pengujian telah diakreditasi oleh National Association of Testing Authorities
(NATA) Australia, dimana pada saat itu belum ada lembaga akreditasi di
Indonesia. Setelah Komite Akreditasi Nasional (KAN) berdiri di Indonesia,
status akreditasi yang telah diperoleh dilanjutkan akreditasinya oleh KAN
sejak tahun 1999.
BBIA memiliki laboratorium pengujian yang terakreditasi oleh KAN
dengan ruang lingkup pengujian sebanyak 195 komoditi, namun setelah
dilakukan kajian ulang pada tahun 2020 dilakukan pengurangan ruang
lingkup menjadi 193 komoditi, karena contoh tersebut jarang diuji lebih tiga
tahun berturut-turut tidak terdapat permohonan uj dari luar yaitu Air Soda,
Limun,Paste Ubi, Pasta Kelapa dan Minyak Kacang Tanah.
dengan lebih dari 300 parameter uji yang telah terakreditasi, dengan
parameter uji Fisika, Kimia, Mikrobiologi; diantaranya proksimat, vitamin
(A, B1, B2, B6, C, D, E, asam folat, dan β-caroten), logam dan mineral,
mikrobiologi, asam lemak, kolesterol, dan bahan tambahan pangan (BTP)
seperti pemanis (sakarin, siklamat, aspartam, dan asesulfam), pengawet
(asam benzoat, sorbat, sulfit, nitrat, nitrit), pewarna, antioksidan (Butylated
Hydroxy Anisol (BHA), Tetra Butylated Hydroxy Quinone (TBHQ).
Ruang lingkup akreditasi Pengujian Komoditi Produk Pangan dan Non
meliputi produk makanan, minuman, bahan baku, pakan ternak, pupuk,
air, limbah, dan aneka komoditas agro. Laboratorium BBIA dapat
memberikan layanan pengujian terlengkap untuk SNI wajib pangan yaitu
komoditas Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), tepung terigu sebagai bahan
makanan, gula kristal rafinasi, coklat bubuk, garam konsumsi beryodium,
dan beberapa jenis pupuk. Realisasi jasa layanan pengujian selama 2015-
2019 dapat dilihat dari Gambar 1.1.
I -3
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
20000,0
16948,0 17470,0
18000,0 15989,0
16000,0
13076,0
14000,0 12191,0
12000,0
10000,0
8000,0
6000,0
4000,0
2000,0
-
2015 2016 2017 2018 2019
I -4
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
1.1.2. Kalibrasi
BBIA selain memiliki laboratorium pengujian juga memiliki
laboratorium kalibrasi, khususnya untuk kalibrasi massa diakreditasi pada
tahun 1995 oleh NATA Australia dan selanjutnya sejak tahun 2001 di
akreditasi oleh KAN dengan ruang lingkup kalibrasi seperti pada Tabel 1.2.
Temperature enclosures
- Waterbath o
20 s/d 100 C
- Oilbath o
-20 s/d 200 C
- Furnace o
30 s/d 1000 C
- Incubator o
30 s/d 80 C
- Oven o
30 s/d 300 C
- Refrigerator/ Freezer o
-20 s/d 20 C
I -5
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Analitik
pH meter 4, 7 dan 10 pH
Stopwatch 0 – 600 s
GC Non KAN
I -6
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Kalibrasi (alat)
12000,0 10408,0
9979,0
10000,0 9029,0
8515,0 8348,0
8000,0
6000,0
4000,0
2000,0
-
2015 2016 2017 2018 2019
1.1.3. Sertifikasi
Jasa layanan kalibrasi dan sertifikasi baru dikembangkan sejak tahun
1990-an, yang pada awalnya layanan tesebut belum berkembang dengan
baik, namun sejalan dengan adanya kebijakan yang terkait dengan SNI
wajib, keamanan pangan dan sebagainya, layanan tersebut secara bertahap
semakin berkembang dan jumlah pelanggannya meningkat.
Sejalan dengan kebijakan SNI wajib, ruang lingkup jasa layanan
sertifikasi sampai saat ini 65 Komoditas, antara lain komoditas Biskuit,
I -7
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Tepung Hunkwe, Roti, Kacang Garing, Kue Lapis, Bihun, Bihun Instant,
Tepung Terigu sebagai Bahan Makanan, Bakpia Kacang HIjau, Tempe
Kedelai, Saus Tomat, Minuman Sari Buah, Sari Buah Apel, Keripik kentang,
Keripik singkong, Bawang merah goreng, Susu UHT, Susu Kental Manis,
Susu Bubuk, Susu Coklat Bubuk, Susu Sereal, Yogurt, Minuman Susu
Fermentasi Berperisa, Teh kering dalam kemasan, Kopi instant, Kopi Bubuk,
Lemak Kakao, Kakao Massa, Kakao Bubuk, Kopi Mix, Teh Hitam Celup, Teh
Hitam, Teh Hijau Bubuk, Biji Kopi, Air minum dalam kemasan, Air Mineral,
Air Demineral, Air Minum Embun, Minuman Teh Dalam Kemasan, Air
Mineral Alami, Gula Kristal Rafinasi, Sirop, Gula Kristal Putih, Jelly Agar,
Agar- Agar Tepung. Minyak Goreng Swait, Minyak Goreng, Krimer Nabati
Bubuk, Margarin, Tepung Bumbu, Monosodium glutamat monohidrat,
Garam konsumsi beryodium.
Persaingan jasa layanan sertifikasi ini sangat tinggi, pada mulanya
sertifikasi ISO 9000 diperkenalkan di Indonesia, perusahaan lebih memilih
lembaga yang beroperasi secara internasional, namun dengan semakin
konsisten Pemerintah menerapkan SNI Wajib, perusahaan mulai
menggunakan jasa sertifikasi yang dapat memberikan penawaran harga
yang lebih kompetitif.
Tahun 2013 diberlakukan peraturan BSN yang mencabut pedoman
BSN nomor 10 tahun 1999 untuk beralih ke Sistem Manajemen Mutu yang
lain (ISO 9001, ISO 22000, HCCP) namun sampai sekarang industri-industri
kecil (mis AMDK) belum siap mengadopsi sistem manajemen mutu tersebut.
Hal ini mengakibatkan berkurangnya realisasi pelaksanaan surveillen pada
perusahaan/industri. Realisasi pelayanan jasa teknis Sertifikasi tahun
2015-2019 seperti Gambar 1.3.
I -8
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Sertifikasi
600,0
478,0 483,0
500,0 445,0 412,0
380,0
400,0
300,0
200,0
100,0
-
2015 2016 2017 2018 2019
I -9
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
300,0
284,0
250,0
200,0
150,0 150,0
100,0
80,0
50,0
-
2017 2018 2019
PPC
I -10
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
1.1.6. Pelatihan
I -11
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
I -12
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
daya alam yang ada di daerahnya. Jumlah SDM terlatih sebagai peserta
pelatihan yang dilaksanakan di BBIA tahun 2015-2019 dapat lihat pada
Gambar 1.6.
Pelatihan
4000,0
2889,0 2683,0
3000,0 2487,0
2026,0 2164,0
2000,0
1000,0
-
2015 2016 2017 2018 2019
1.1.7. Konsultansi
Layanan jasa konsultansi bersifat komprehensif dan membutuhkan
waktu yang relatif panjang. Bentuk kerjasama yang dilakukan antara lain
dengan membuat MoU yang diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan
konsultansi yang telah disepakati bersama seperti :
I -13
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Konsultansi (MoU)
14,0 13,0
12,0
12,0
10,0 10,0
10,0 9,0
8,0
6,0
4,0
2,0
-
2015 2016 2017 2018 2019
I -14
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
per tahun, namun masih dapat ditingkatkan lagi. Hal ini mengingat peluang
pasar yang cukup baik, yaitu dengan adanya :
I -15
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
diantaranya Pemarut ubi kayu, Pengepres ubi kayu, Penepung ubi kayu,
Penggiling kopi, Mixer, Extruder, Mollen, Kiln WHU, Pengering Kopra
sistem lorong, Pengepres sistem ulir (untuk santan kelapa parut), Pengepres
gabus kelapa briket, Alat pengering, Penggoreng sistem vacum, Alat proses
pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) dan lain-lain.
Perekayasaan peralatan yang mendominasi kontrak pada Jasa
Pelayanan Teknis RBPI adalah peralatan pengolah buah berupa vacuum
frying, alat pengolah VCO dengan sistem pengepresan semi basah, dan
pengolahan minyak kelapa dengan sistem HOID, dan lain-lain. Jasa
pelayanan teknis RBPI mempunyai pesaing cukup banyak dengan
berkembangnya bengkel dan instansi lain yang juga memberikan jasa sejenis
dengan harga yang kompetitif. Selain itu juga jasa pelayanan RBPI terdapat
beberapa kelemahan diantaranya makin berkurangnya tenaga teknis yang
secara langsung melakukan kegiatan, dan harga yang kurang kompetitif
karena tingginya overhead cost. Namun demikian jasa pelayanan teknis RBPI
BBIA mempunyai keunggulan diantaranya kemampuan SDM dalam
rancangan alat/mesin yang terus berkembang, lokasi yang strategis serta
adanya pendampingan pelatihan sehingga peralatan tersebut bisa
berjalan/beroperasi. Dengan berkembangnya industri agro di daerah dan
program pemerintah daerah yang memprioritaskan ke pengolahan industri
agro merupakan peluang BBIA untuk melakukan kerjasama/bermitra yang
sinergis dengan bengkel lokal. Hal ini dilakukan dalam rangka membangun
bersama kompetensi inti daerah sesuai dengan program pemerintah daerah.
Jasa pelayanan RBPI BBIA pada tahun 2015-2019 seperti Gambar 1.8.
I -16
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
RBPI (MoU)
12,0
10,0
10,0 9,0 9,0
8,0
8,0
6,0
6,0
4,0
2,0
-
2015 2016 2017 2018 2019
I -17
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Jasa Kerjasama Litbang BBIA pada tahun 2015-2019 seperti Gambar 1.9.
I -18
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Jasa Inspkesi Teknis adalah jasa layanan BBIA yang diberikan kepada
masyarakat industri atau lembaga pemerintahan dalam rangka pelayanan
sertifikasi inspeksi teknis (technical inspection) bidang industri agro. Tujuan
layanan inspeksi teknis ini adalah untuk membantu industri dan pihak
terkait dalam melaksanakan perdagangan dalam negeri, ekspor, dan impor
produk industri maupun jasa, terutama yang berkaitan dengan keselamatan
pelanggan.
ABITIS (Agro-Based Industry Technical Inspection Service) merupakan
unit kegiatan BBIA yang menyediakan jasa inspeksi teknis kecukupan
panas. ABITIS telah diakreditasi oleh KAN/BSN tahun 2005 dengan nomor
sertifikat LI-032-IDN. Jasa Inspkesi Teknis BBIA pada tahun 2015-2019
seperti Gambar 1.10.
I -19
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
(titik proses)
114,0
120,0
100,0
80,0
55,0
60,0
32,0 35,0
40,0
17,0
20,0
-
2015 2016 2017 2018 2019
I -20
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
I -21
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
I -22
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
I -23
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
1.3.Aspek Keuangan
1.3.1. PNBP Periode 2015-2019.
Rincian realisasi PNBP berdasarkan Jenis Layanan TA 2015-2019
terlihat pada Tabel 1.6.
I -24
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Tahun
Jenis JPT
2015 2016 2017 2018 2019
Pengujian 16,360,498,973 17,346,793,203 15,110,687,954 14,123,983,390 15,959,913,970
Kalibrasi 2,596,812,500 2,909,884,905 3,005,909,800 3,588,988,420 3,357,751,110
Sertifikasi 3,752,867,000 4,580,978,000 4,263,268,000 5,373,862,000 4,719,420,500
Sampling N/A N/A 398,092,000 583,345,000 698,524,000
Jasa Uji Profisiensi N/A 475,495,000 256,223,000 392,625,000 499,055,000
Pelatihan 1,197,515,000 966,855,000 910,840,000 1,129,536,000 1,416,058,500
Konsultansi 209,250,000 605,695,000 201,420,000 465,026,000 279,900,500
RBPI 66,700,000 148,602,500 98,000,000 262,624,000 137,899,900
Litbang 297,032,866 62,035,000 1,157,092,610 875,580,500 1,149,240,546
Jasa Inspeksi Teknis N/A 135,995,000 212,000,000 562,558,000 182,195,000
Standardisasi N/A N/A N/A N/A
Bunga Bank N/A 431,984,509 431,445,106 223,931,869 147,447,755
JPT lainnya 973,808,739 89,865,892 408,888,500 702,737,663 875,249,500
Total 25,454,485,078 27,754,184,009 26,453,866,970 28,284,797,842 29,422,656,281
Pertumbuhan (%) 5.87% 9.03% -4.69% 6.92% 4.02%
I -25
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Belanja BBIA bersumber dari Rupiah Murni (RM) dan PNBP, realisasi
belanja RM dan PNBP tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 1.7,
menunjukan bahwa komposisi anggaran jenis belanja BBIA tahun 2015-
2019 porsi terbesar digunakan untuk Belanja Barang, kemudian Belanja
Pegawai dan Belanja Modal. Dengan kata lain Belanja Barang untuk
operasional masih cukup tinggi dibanding dengan belanja lainnya.
Berdasarkan komposisi anggaran jenis belanja BBIA tahun 2015-
2019 porsi untuk belanja belanja modal tahun 2015-2019 sudah cukup
ideal yaitu porsi belanja modal selalu di atas 10% dari total pagu yang
tersedia seperti yang ditunjuk Gambar 1.11, menurut Perencana Keuangan
proporsi ideal untuk Investasi (belanja modal) adalah minimal sebesar 10-
20% dari pendapatan.
Pada Tahun 2015 BBIA mendapat Belanja Modal yang bersumber dari
Rupiah Murni DIPA_P TA 2015 sebesar Rp 4.015.956.000,- untuk
pengadaan peralatan terkait Tekno Scince Park. Pada tahun 2016 dan 2017
proporsi belanja modal cukup besar karena adanya penambahan pagu yang
I -26
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
berasal dari penggunaan Saldo Kas BLU BBIA. Pada tahun 2016 telah
direncanakan untuk merenovasi bangunan laboratorium pengujian dengan
menggunakan Saldo Kas BLU sebesar Rp 14.393.658.000,- Dalam
perkembangannya, proses lelang pembangunan gedung laboratorium ini
ternyata mengalami kendala teknis sehingga terjadi batal lelang. Adapun
lelang ulang yang dilaksanakan pada bulan Juli 2016 terpaksa dibatalkan
karena sempitnya jangka waktu yang tersisa untuk pembangunan fisik
hingga bulan Desember 2016. Akhirnya lelang dinyatakan batal dan
pembangunan gedung laboratorium ini tidak dapat dilaksanakan pada
tahun 2016. Akhirnya Pembangunan dilaksanakan pada tahun 2017
namun baru tuntas pada tahun 2018.
Belanja modal/investasi ini sangat berguna untuk pengembangan
bisnis jasa layanan BBIA dan meningkatkan delivery time khususnya jasa
layanan pengujian.
Pada tahun 2018 dan 2019, ada penurunan porsi Belanja Pegawai, hal
ini disebabkan telah terbitnya Keputusan Menteri Keuangan Nomor
358/KMK.05/2018 tanggal 2 Mei 2018 tentang Penerapan Remunerasi bagi
Pejabat Pengelola Dewan Pengawas dan Pegawai Badan Layanan Umum
Balai Besar Industri Agro pada Kementerian Perindustrian, maka tunjangan
kinerja yang sebelumnya dianggarkan dari RM untuk tahun 2019 ini sudah
dianggarkan dari anggaran PNBP BLU sendiri dan dikategorikan Belanja
Barang yang bersumber dari PNBP BLU. Sehingga, porsi Belanja Pegawai
menurun sedangkan porsi Belanja Barang meningkat.
Pemberlakuan Remunerasi BLU ini ternyata berdampak juga kepada
penurunan porsi Belanja Modal, hal ini disebabkan alokasi Belanja Modal
yang sebelumnya berasal sebagian besar dari PNBP BLU dialihkan untuk
memenuhi anggaran Remunerasi BLU. Pengalokasian Belanja Modal perlu
lebih selektif, sebaiknya diarahkan untuk menigkatkan layanan BBIA.
I -27
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Total Anggaran 48.395.480.000 46.697.894.115 56.945.112.000 46.861.411.795 62,062,457,000 57,865,468,899 57,977,905,000 55,028,426,062 51,756,861,000 20,888,691,413
68%
I -28
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Pegawai BBIA per bulan Oktober 2019 berjumlah 193 orang, yang terdiri
dari 135 PNS dan Pegawai Harian Lepas (PHL) sebanyak 58 orang. Sebaran
SDM BBIA (PNS) berdasarkan Pendidikan dapat dilihat pada Gambar 1.12.
S2; 13%
SLTA; 33%
S1; 37%
D3;
D2; 1%
12%
Pendidikan
I -29
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
I -30
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
I -31
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
I -32
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Tabel 1.9. Data Perkembangan Aset BBIA Tahun 2015 s.d 2019
No. Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
Aset
3 0 0 250,255,438 183,453,666 112,719,999
Lainnya
I -33
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Berdasarkan Tabel 1.9, terlihat bahwa total Aset BBIA meningkat dari
tahun ke tahun. Bila dibandingkan dengan tahun 2016, jumlah Aset Tetap
BBIA (per Desember 2017) naik sebesar 240,54%. Kenaikan nilai Aset tetap di
Tahun 2017 disebabkan adanya re-evaluasi nilai Aset Tanah oleh Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara Lelang (KPKNL) dari Rp 40.841.149.958,- tahun
2016 menjadi Rp 252.515.188.000,- tahun 2017.
Nilai Aset Lancar di tahun 2017 dan 2018 menurun karena adanya
penggunaan Saldo Kas BLU untuk Belanja Modal (Investasi) yaitu berupa
pembangunan gedung Laboratorium beserta sarana pendukungnya. Untuk
mengetahui jumlah usia alat utama yang digunakan dalam proses penyediaan
jasa/produk dapat lihat pada Gambar 1.14.
30
25
20
15
10
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah alat (%) 18% 2% 1% 6% 7% 0% 3% 13% 1% 5% 7% 13% 7% 13% 4%
Jumlah alat 24 3 1 8 9 0 4 18 1 7 9 17 10 17 6
I -34
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
atas 5 tahun sampai 10 sebesar 22% dan umur diatas 10 tahun sebanyak
34%.
Data peralatan tahun 2004 sebesar 18%, merupakan peralatan yang
tahun perolehannya tersebut mulai tahun 2004 ke bawah, hal ini sesuai
dengan anjuran penyesuaian nilai aset oleh DJKNL.
Meskipun peralatan dengan umur tahun perolehan di bawah 5 tahun
cukup besar (44%) namun penambahan peralatan pengujian yang baru
masih belum mampu meningkatkan kapasitas pengujian secara signifikan.
Disisi lain banyak peralatan terutama peralatan proses di Laboratorium
Cikaret yang belum digunakan secara maksimal guna memperoleh PNBP,
namun aset ini tercatat dan akan berpengaruh terhadap evaluasi kinerja
keuangan BLU.
Investasi yang selektif menggunakan APBN, maupun saldo kas BLU masih
diperlukan terutama peralatan rapid test dalam rangka mengatasi masalah
kecepatan penyelesaian layanan dan mengikuti perkembangan IPTEK.
BBIA membutuhkan banyak sekali anggaran untuk meningkatkan citra
sebagai lembaga PPK-BLU yang profesional, melalui perbaikan laboratorium
uji dan kalibrasi, ruang kelas pelatihan yang nyaman, prasarana praktek
pelatihan yang memenuhi standar dan laboratorium penelitian taraf
Internasional berikut sarana akomodasinya.
Organisasi hidup dalam suatu sistem yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi, sehingga untuk mempertahankan eksistensinya, organisasi
tersebut perlu mengenali dan menguasai berbagai informasi lingkungan
strategisnya.
Tujuan analisis lingkungan strategis adalah untuk mengenali kekuatan
dan kelemahan internal organisasi dan memahami peluang dan tantangan
I -35
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
I -36
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
b. Kelemahan
c. Peluang
I -37
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
d. Ancaman
2) Adanya pesaing konsultan dalam negeri dari luar negeri yang sudah
terkenal
4) Kompetitor memiliki tarif yang kompetitif dan SPM yang lebih cepat
I -38
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
I -39
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Tabel 1.11. Skor Pembobotan Faktor Kelemahan dan Jumlah Skor Bobot.
No Faktor-faktor Internal strategis Bobot Rating skor Prioritas
(1-4) (3x4)
WEAKNESSES (KELEMAHAN)
1 Waktu layanan masih dirasa lama oleh 0.13 4 0.52 I
pelanggan
2 Kurang responsif (dikeluhkan 0.09 3 0.28 VI
perusahaan)
3 Sistem informasi belum menyeluruh pada 0.09 4 0.37 III
semua jasa layanan secara optimal dan
Spesifikasi Server sudah tidak memadai
4 Integrasi data base Aplikasi SIKAL 0.09 3 0.28 VII
dengan Sistem Informasi Lainnya (SIT,
Dashboard Manajemen) dan laporan
keuangan layanan kalibrasi, Serifitikasi
belum dilakukan secara otomatisasi
masih dilakukan secara manual
5 Sistem manajemen mutu telah disusun 0.06 3 0.17 VIII
hanya belum adanya penerapan secara
konsisten.
6 Laju pensiun pegawai lebih besar dari 0.06 4 0.22
pegawai yg masuk
7 Terbatasnya SDM IT ahli/ Programmer 0.11 3 0.33 IV
8 Peralatan pengujian Belum otomatisasi 0.13
dan Kekurangan peralatan pada
paremeter tertentu dan Sarana dan
prasarana RBPI untuk perancangan atau
disain perlu ditingkatkan (CAD,
Solidwork, simulasi)
9 Kurangnya perawatan peralatan 0.09 3 0.28 V
10 Litbangyasa selain diversifikasi pangan 0.15 3 0.44 II
sebenarnya sudah banyak namun yang
sudah diterapkan di industri masih
terbatas
Jumlah 2.89
kekuatan - Kelemahan posisi 0.32
I -40
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Tabel 1.12. Skor Pembobotan Faktor Peluang dan Jumlah Skor Bobot.
No Faktor-faktor Eksternal strategis Bobot Rating skor Prioritas
(1-4) (3x4)
PELUANG
1 Regulasi pemerintah terkait keamanan 0.13 4 0.50 II
pangan contoh SNI Wajib, Registrasi no
MD, dll
2 Adanya layanan konsultansi baru yang 0.13 4 0.50 III
dapat dijual kepada pelanggan yaitu jasa
konsultansi penerapan industri hijau,
persiapan audit energi, persiapan
perolehan sertifikasi halal
3 Program pemerintah pusat dan daerah 0.09 4 0.38 VII
yang masih memprioritaskan
pengembangan IKM pangan yang
berpotensi menggunakan peralatan tepat
guna rancangan BBIA
4 Tuntutan masyarakat terhadap 0.16 3 0.47 IV
pelayanan publik yang berbasis IT
5 Semakin banyak masyarakat industri 0.16 4 0.63 I
yang membutuhkan jasa layanan
pemecahan masalah industri (problem
solving)
6 0.16 3 0.47 V
Perhatian yang besar dari pemerintah
terhadap kegiatan litbangyasa
7 Peningkatan kesadaran masyarakat 0.09 4 0.38 VI
industri akan mutu
8 0.09 3 0.28 VIII
UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (KIP)
Jumlah 3.59
Tabel 1.13. Skor Pembobotan Faktor Ancaman dan Jumlah Skor Bobot.
No Faktor-faktor Eksternal strategis Bobot Rating skor Prioritas
(1-4) (3x4)
ANCAMAN
1 Adanya perubahan struktur organisasi 0.03 3 0.1 VII
Balai dan struktur ASN
2 Adanya pesaing konsultan dalam negeri 0.09 1 0.1 VIII
dari luar negeri yang sudah terkenal
3 Meningkatnya Laboratorium sejenis 0.19 1 0.2 V
berteknologi informasi tinggi dan
memberikan servis yang lebih baik
I -41
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Atas dasar total skor pada analisis SWOT dapat ditentukan peta Kekuatan
Jasa Layanan BBIA seperti pada Gambar 1.15
S (Kekuatan)
I
II
0,32
T O
(Ancaman) (Peluang)
1,78
IV
W (Kelemahan) III
I -42
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Dari gambar 1.15, menunjukkan bahwa unit layanan BBIA yang berada
pada Kuadran I atau berada pada daerah strategi agresif dan pertumbuhan
ini berarti bahwa kekuatan yang dimiliki Balai Besar Industri Agro tersebut
lebih besar daripada kelemahan dan peluang masih lebih besar dari ancaman
atau arti lain yaitu membangun secara selektif berdasarkan kekuatan dan
memperkuat titik yang rentan/ kelemahan.
I -43
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
I -44
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
Bab ini menjelaskan mengenai rumusan visi, misi, dan tujuan Balai
Besar Industri Agro. Visi dan misi Balai Besar Industri Agro berpedoman
kepada visi dan misi Presiden terpilih dalam RPJMN. Visi yang terdapat
di dalam Renstra Balai Besar Industri Agro merupakan rumusan umum
mengenai keadaan yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan.
BBIA dalam melaksanakan tupoksinya maupun melakukan bisnis
selalu berpedoman pada visi dan misi yang menentukan arah, tujuan,
dan sasaran pengembangan institusi dan peningkatan kompetensi
dimasa mendatang.
Sesuai Butir (4) Pasal 9, Peraturan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2019 Tentang
Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun
2020-2024, mengamanatkan bahwa “Visi dan Misi Rancangan awal
RPJMN memuat Visi, Misi, Sasaran, dan Program Prioritas Presiden
terpilih Presiden RI Tahun 2020_2024” dan sesuai surat Edaran Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor
B.899/M.PPN/ SES/PP.03.02/12/2019 tertanggal 20 Desember 2019
perihal Penyelarasan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden Dalam
Dokumen Rentra Kementerian/Lembaga 2020-2024.
Visi dan Misi Presiden dan Wakil Joko Widodo dan Ma'ruf Amin adalah
sebagai berikut:
II-1
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
1. Visi:
II-2
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
2. Misi
II-3
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
II-4
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
BBIA. Peta strategis BBIA dapat dilihat pada gambar di bawah dan pohon
kinerja dapat dilihat pada Lampiran 1.
II-5
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
II-6
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
1) Integritas
2) Profesional
II-7
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
II-8
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
III - 1
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
III - 2
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
III - 3
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
III - 4
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
III - 5
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
2. Kerangka Kelembagaan
Kerangkan Kelembagaan menjelaskan mengenai kebutuhan fungsi
dan struktur organisasi yang diperlukan dalam upaya pencapaian
Sasaran Strategis, tata laksana yang diperlukan Balai Besar Industri
Agro, baik internal maupun eksternal serta pengelolaan sumberdaya
manusia, termasuk di dalamnya mengenai kebutuhan sumberdaya
III - 6
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
2.1.Susunan organisasi
BBIA sesuai Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 39/M-
IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar
Industri Agro setelah disesuaikan dengan tuntutan organisasi Badan
Layanan Umum Nampak seperti pada Gambar 3.1. di bawah ini :
III - 7
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Ketua SPI
Kabag Tata Usaha
Kasie
Kasie Standardisasi
Informasi Kasie Kalibrasi Kasie Alih Teknologi
Kelompok
Jabatan Fungsional
III - 8
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
III - 11
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
III - 12
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
III - 13
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
III - 14
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Bab ini menjelaskan mengenai hasil dan satuan hasil yang akan
dicapai dari setiap indikator kinerja, baik itu indikator kinerja sasaran
strategis, indikator kinerja program, dan indikator kinerja kegiatan
BBIA. selama periode perencanaan, sebagai berikut:
1. Target Kinerja
Keinginan untuk menjadikan BBIA sebagai institusi profesional
dan terpercaya serta lembaga inovatif merupakan suatu keharusan, agar
mampu meningkatkan keunggulan bertumbuh dan bersaing yang terus
berkelanjutan.
Keputusan pemilihan penelitian dan pengembangan pada bidang
komponen aktif bahan alami komoditi agro diyakini akan mampu
menciptakan peluang dan meminimalkan ancaman (persaingan) di masa
akan datang sebagai kompetensi inti BBIA telah dicanangkan sejak
tahun 2004, diharapkan penguasaan kompetensi inti sudah mulai
terlihat keberhasilannya dengan ciri keunggulan dan inovasi teknologi
serta berkelas dunia pada tahun 2035.
Sedangkan litbang hilirisasi komoditas agro diarahkan untuk
mendukung pengolahan produk primer (sumber daya alam). Indonesia
memiliki kekayaan alam yang melimpah yang secara umum dibagi atas
dua bagian, yaitu hasil-hasil sektor pertanian (agro) dan sektor
pertambangan mineral. Hingga saat ini, potensi ekonomi dari komoditi
primer hasil kekayaan alam Indonesia belum termanfaatkan secara
optimal. Komoditi primer diekspor langsung ke pasar global tanpa
melalui proses penambahan nilai.
Hasil-hasil agro dimiliki Indonesia sedemikian besar, maka
seharusnya potensi ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Melalui
penelitian dan pengembangan berfokus pada hilirisasi komoditas agro
diharapkan untuk mendukung kebijakan Pemerintah seperti dalam
IV-1
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
IV-2
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
IV-3
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Sasaran Strategis
Uraian Indikator Kinerja Satuan Tahun
2020 2021 2022 2023 2024
SS1 Meningkatnya 1 Presentase hasil Persen 35 40 40 40 40
kinerja litbangyasa riset/inovasi lima tahun
dalam rangka yang dimanfaatkan
mendukung daya perusahaan industri/
saing dan badan usaha
kemandirian
industri 2 Perusahaan industri/ Perusah 2 2 2 2 2
pengolahan badan usaha yang aan
nonmigas memanfaatkan paket Industri
teknologi/problem / Badan
solving/supervisi/ usaha
konsultasi
IV-5
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
IV-6
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
IV-7
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
IV-8
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Jasa Sampling
112 118 124 130 137
(Perusahaan)
Uji Profisiensi (Komoditi) 8 8 9 9 9
Pelatihan (Jumlah
104 108 112 117 122
Kegiatan)
Konsultasi (MoU) 11 12 13 14 15
RBPI (MoU) 8 9 9 10 10
IV-9
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Asumsi Makro
Asumsi Mikro
IV-10
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
TAHUN
NO Jenis JPT
2020 2021 2022 2023 2024
Uji
5 400,000,000 440,000,000 452,000,000 465,000,000 478,000,000
Profisiensi
Inspeksi
10 150,000,000 160,000,000 164,000,000 169,000,000 174,000,000
Teknis
IV-11
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
Penerimaan
I.
Rupiah Murni 17,371,000,000 19,026,000,000 19,879,000,000 19,050,000,000 18,122,000,000
Penerimaan
II. 28,600,000,000 29,315,000,000 30,121,000,000 30,950,000,000 31,878,000,000
JPT/PNBP
IV-12
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
IV-13
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
IV-14
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
IV-15
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
BAB IV
PENUTUP
pendapatan yang berasal dari BLU dan Rupiah Murni sangat diperlukan
untuk melaksanakan program/kegiatan dalam Renstra Bisnis BBIA 2020-
2024. Dengan tersedianya alokasi dana tersebut dapat mewujudkan
pengembangan infrastuktur, pengembangan personil BBIA yang berdampak
kepada kemampuan meningkatkan kualitas dan ruang lingkup pelayanan.
Melalui peningkatan kualitas layanan dan perluasan ruang lingkup,
serta menggunakan asumsi makro dan mikro, BBIA mempunyai peluang
untuk meningkatkan pendapatan dari unit layanan sehingga diperkirakan
pertumbuhan pendapatan atau PNBP BBIA tahun 2020-2024 yaitu sebesar
0,19-3% per tahun.
Renstra Bisnis ini dijadikan alat ukur hasil pencapaiannya dan
dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan laporan kinerja tahunan
BBIA.
V-2
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BBIA 2020-2024
LAMPIRAN - LAMPIRAN
V-3
LAMPIRAN 1. POHON KINERJA
RENSTRA BPPI TH 2020-2024
SS2 Meningkatnya penerapan teknologi 4.0 untuk penguatan implementasi Making Indonesia 4.0 1. Persentase litbangyasa yang memanfaatkan teknologi 4.0 dibandingkan total litbangyasa
pada tahun berjalan
T1 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang litbangyasa dan standardisasi industri untuk 1. Rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan jasa industriIndeks
mendukung industri yang berdaya saing dan berkelanjutan
Meningkatnya kinerja litbangyasa dalam rangka mendukung daya saing dan kemandirian 1. Presentase hasil riset/inovasi lima tahun yang dimanfaatkan perusahaan industri/ badan
SS1
industri pengolahan nonmigas usaha
2. Perusahaan industri/ badan usaha yang memanfaatkan paket teknologi/problem
solving/supervisi/ konsultasi
SS2 Meningkatnya penerapan teknologi 4.0 untuk penguatan implementasi Making Indonesia 4.0
1. Persentase litbangyasa yang memanfaatkan teknologi 4.0 dibandingkan total litbangyasa
A TUJUAN
1 Efisiensi perusahaan industri yang memanfaatkan hasil riset/inovasi
Tujuan : Meningkatnya kinerja litbangyasa dalam rangka mendukung daya saing dan kemandirian
industri pengolahan nonmigas
Indikator Kinerja Tujuan : Efisiensi perusahaan industri yang memanfaatkan hasil riset/inovasi
Deskripsi : Kontribusi hasil litbangyasa terhadap efisiensi perusahaan industri (pada proses tertentu, bukan
keseluruhan proses produksi). Membandingkan Quality atau Cost atau Delivery sebelum dan
setelah penerapan hasil litbangyasa di perusahaan industri pada tahun berjalan. Indikator ini
berkaitan dengan indikator: Hasil riset/inovasi yang dimanfaatkan perusahaan industri/badan
usaha.
Formula : Membandingkan Quality atau Cost atau Delivery sebelum dan setelah penerapan hasil
litbangyasa (pada proses tertentu, bukan keseluruhan proses produksi) di perusahaan industri
pada tahun berjalan. Setelah diketahui efisiensi setiap perusahaan industri lalu dihitung rata-
ratanya. Indikator ini berkaitan dengan indikator "Hasil riset/inovasi yang dimanfaatkan
perusahaan industri/ badan usaha“
B SASARAN STRATEGIS
1 Presentase hasil riset/inovasi lima tahun yang dimanfaatkan perusahaan industri/ badan usaha
Sasaran Strategis : Meningkatnya kinerja litbangyasa dalam rangka mendukung daya saing dan kemandirian
industri pengolahan nonmigas
Indikator Kinerja Utama : Persentase hasil riset/inovasi lima tahun terakhir yang dimanfaatkan perusahaan
industri/badan usaha
Deskripsi : Persentase hasil riset/inovasi yang dimanfaatkan perusahaan industri/badan usaha pada lima
tahun terakhir. Persentase hasil riset/inovasi yang dimanfaatkan perusahaan industri/badan
usaha ini bukan merupakan uji coba hasil litbangyasa, akan tetapi perusahaan telah
menggunakan/membeli produk/alat/proses, atau telah terdapat perusahaan industri yang
memproduksi prototype litbangyasa.
Formula : Menghitung (akumulasi) dan memverifikasi jumlah prototipe/alat/mesin/ teknologi proses hasil
litbangyasa/inovasi yang telah dimanfaatkan perusahaan industri/badan usaha (termasuk IKM)
selama lima tahun terakhir, dibagi dengan jumlah total akumulasi litbangyasa yang telah
dihasilkan selama lima tahun terakhir (Litbangyasa multiyears dihitung satu riset). Adapun
litbangyasa yang diterapkan dapat merupakan hasil litbang tahun-tahun yang lalu (maksimal 5
tahun). Contoh: Litbangyasa yang telah dimanfaatkan industri 5 tahun terakhir sebanyak 50
litbangyasa. Litbangyasa yang dihasilkan seluruh balai dalam 5 tahun terakhir sebanyak 200
litbangyasa. Maka capaiannya adalah 50/200 = 25%.
Sasaran Strategis : Meningkatnya kinerja litbangyasa dalam rangka mendukung daya saing dan kemandirian
industri pengolahan
Indikator Kinerja Utama : Perusahaan industri/ badan usaha yang memanfaatkan paket teknologi /problem solving
/supervisi/ konsultasi
Deskripsi : Industrialisasi akan dapat ditingkatkan secara masif apabila teknologi didorong untuk
diterapkan di perusahaan industri. Semakin banyak perusahaan yang mendapatkan bantuan
dalam memecahkan permasalahannya utamanya dibidang teknologi, maka semakin besar pula
peningkatan produktivitas industri tersebut akan terjadi.
Sasaran Strategis : Meningkatnya penerapan teknologi 4.0 untuk penguatan implementasi Making Indonesia 4.0
Indikator Kinerja Utama : Meningkatnya penerapan teknologi 4.0 untuk penguatan implementasi
Deskripsi : Yang dimaksud dengan litbangyasa yang memanfaatkan teknologi 4.0 adalah litbangyasa yang
telah memanfaatkan satu atau beberapa teknologi industri 4.0 seperti Artificial Intelligence, 3D
printing, big data, Virtual Reality, Augmented Reality, dan sebagainya.
Formula : Menghitung jumlah litbangyasa pada tahun berjalan yang telah memanfaatkan teknologi 4.0
dibagi jumlah total litbangyasa pada satker yang telah siap memanfaatkan teknologi 4.0 pada
tahun berjalan (termasuk in house riset). Contoh: Pada tahun berjalan adalah sebanyak 20 judul
litbangyasa. Dari 20 judul tersebut 5 judul diantaranya telah memanfaatkan teknologi 4.0.
Maka capaiannya pada tahun 2020 adalah 5/20 = 25%.
Formula : Tata cara perhitungan responden, penyusunan kuesioner dan indeks mengacu kepada
Kepmenpan Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah dan Kepmenpan Nomor 63 Tahun 2003
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. IKM berada pada skala 1 s/d 4,
dimana nilai indeks 1,00-1,75 berarti tidak baik, nilai indeks 1,76-2,50 kurang baik, nilai indeks
2,51-3,25 baik, dan nilai indeks 3,26-4,00 berarti sangat baik.
Sasaran Strategis : Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang litbangyasa dan layanan jasa industri untuk
mendukung industri yang berdaya saing dan berkelanjutan
Indikator Kinerja Utama : Karya tulis ilmiah yang diterbitkan di Prosiding Ilmiah terindeks global
Deskripsi :
Formula : Karya tulis ilmiah (KTI) dapat diterbitkan di jurnal Nasional yang terakreditasi dan/atau Jurnal
Internasional yang terindeks global, tergantung kebutuhan peneliti yang ada. .
Sasaran Strategis : Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang litbangyasa dan layanan jasa industri untuk
mendukung industri yang berdaya saing dan berkelanjutan
Indikator Kinerja Utama : Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan Jurnal Nasional tereakreditasi
Deskripsi :
Formula : Karya tulis ilmiah dapat diterbitkan di prosiding nasional dan/atau internasional yang terdaptar
ISSN, tergantung kebutuhann peneliti yang ada.
Satuan Pengukuran : KTI
Jenis Konsolidasi Periode : Take Last Known
Polarisasi Indikator Kinerja : Maximize (semakin tinggi capaian semakin baik)
Periode Pelaporan : Tahunan
Penanggung Jawaban : Bidang SRS dan Bidang PKAT
Sumber Data : Laporan hasil monev
7 Pemakalah di pertemuan ilmiah terindeks global
Sasaran Strategis : Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang litbangyasa dan layanan jasa industri untuk
mendukung industri yang berdaya saing dan berkelanjutan
Indikator Kinerja Utama : Persentase pelayanan tepat waktu sesuai Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Deskripsi : Mewujudkan penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan asas penyelenggaraan
pemerintah yang baik, dan guna mewujudkan kepastian hak dan kewajiban berbagai pihak yang
terkait dengan penyelenggaran pelayanan.
Formula : Waktu Penyelesaian Pekerjaan dibagi dengan Standar Waktu Penyelesaian untuk masing-
masing layanan
Satuan Pengukuran : Persen
Jenis Konsolidasi Periode : Take Last Known
Polarisasi Indikator Kinerja : Maximize (semakin tinggi capaian semakin baik)
Periode Pelaporan : Tahunan
Penanggung Jawaban : Bidang PASKAT dan Bidang PJT
Sumber Data : Laporan hasil monev Standar Pelayanan Minimum
Formula : Capaian penerimaan PNBP dengan target minimal sesuai dengan target pada DIPA Tahun
berjalan
Satuan Pengukuran : Rupiah
Jenis Konsolidasi Periode : Take Last Known
Polarisasi Indikator Kinerja : Maximize (semakin tinggi capaian semakin baik)
Periode Pelaporan : Tahunan
Penanggung Jawaban : Bagian Tata Usaha dan Bidang PASKAT, PKAT, PASKAL dan Bidang PJT
Sumber Data : Laporan hasil monev BPPI / OMSPAN / Laporan Keuangan
Formula :
Penjelasan :
a. PNBP merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang
diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil kerjasama
dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain pendapatan yang tidak
berhubungan secara langsung dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasal
dari RM APBN
b. Biaya operasional merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat, yang terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang dan sumber dananya
berasal dari penerimaan anggaran RM APBN dan pendapatan PNBP BLU, tidak termasuk
penyusutan, dan amortisasi
Tujuan : IKU ini dimaksudkan untuk mengukur dan mengetahui tingkat kemandirian BLU di dalam
membiayai kegiatan operasionalnya selain itu juga untuk memacu Pemimpin BLU agar
meningkatkan kretifitas dalam mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan BLU dan
meningkatkan Cost effectiveness dan cost efficiency sehingga kegiatan dapat dibiayai dari PNBP
Satuan Pengukuran : %
Jenis Konsolidasi Periode : Take Last Known
Polarisasi Indikator Kinerja : Maximize (semakin tinggi capaian semakin baik)
Periode Pelaporan : Tahunan
Penanggung Jawaban : Bagian Tata Usaha
Sumber Data : Laporan hasil monev BPPI / OMSPAN / Laporan Keuangan
12 Persentase Penyelesaian Modernisasi Pengelolaan BLU
Deskripsi : Modernisasi pengelolaan BLU disini adalah usaha atau proses pemanfaatan teknologi informasi
dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi BLU baik dalam aspek keuangan maupun
aspek layanan sesuai dengan tuntutan masa kini
Formula : Modernisasi pengelolaan BLU dihitung dari persentase penyelesaian pengembangan sistem
informasi BLU pada tahun 2020 berdasarkan optimalisasi pengelolaan data pada aplikasi BIOS
dan kelengkapan tahapan yang diselesaikan.
Formula :
Realisasi = (% Kelengkapan Tahapan x Bobot Tahapan) + Nilai Bonus I atau Nilai
Bonus II
Pencapaian kelengkapan berdasarkan urutan tahapan adalah sebagai berikut :
Catatan :
- Pengecekan kecepatan : tiap semester
- Capaian maksimal 150 %
Tujuan : IKU ini bertujuan mengukur tingkat modernisasi pengelolaan BLU dalam mendukung
peningkatan layanan, akuntabilitas dan akurasi manajemen dalam pengambilan keputusan
Satuan Pengukuran : %
Jenis Konsolidasi Periode : Take Last Known
Polarisasi Indikator Kinerja : Maximize (semakin tinggi capaian semakin baik)
Periode Pelaporan : Tahunan
Penanggung Jawaban Bidang PJT
Sumber Data : Laporan hasil monev
Lampiran 3 : Matriks Kinerja dan Pendanaan
Target Indikasi Alokasi (dalam milyar rupiah)
Sasaran Strategis / Unit
Program/
Sasaran Program / Satuan Organisasi
Kegiatan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
Output Kegiatan / IKU / IK Pelaksana
Penelitian dan Pengembangan Industri Agro 45,97 44,21 50,00 50,00 50,00
SK1 Meningkatnya kinerja litbangyasa dalam rangka mendukung daya saing dan kemandirian
industri pengolahan non migas
1 Persentase hasil riset/inovasi Persen 38 40 40 40 40
lima tahun terakhir yang
dimanfaatkan perusahaan
industri/badan usaha
Sasaran Kegiatan/ Indikator Satuan 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya kinerja
litbangyasa dalam rangka
mendukung daya saing dan
kemandirian industri yang
dimanfaatkan oleh industri
pengolahan non migas
Meningkatnya kinerja
litbangyasa dalam rangka
mendukung daya saing dan
Persen 5 5 5 5 5
kemandirian industri yang
dimanfaatkan oleh industri
pengolahan non migas
SS Sasaran Strategis/Indikator
Perusah
Perusahaan industri/badan
aan/
2 usaha yang memanfaatkan paket 2 5 5 5 5 In house Research 0,60 2 0,60 2 0,60 2 0,60 2 0,60 3
badan
teknologi/supervisi/ konsultasi
usaha
Penelitian
Persentase litbangyasa yang
dan Penelitian dan
memanfaatkan teknologi 4.0
1 Persen 10 10 10 10 10 Pengemban Pengembangan 0,9 0,86 0,9 0,86 0,9 0,86 0,9 0,86 0,9 0,86 √
dibandingkan total litbangyasa
gan Purwarupa
pada tahun berjalan
Purwarupa
Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang litbangyasa dan
T1 standardisasi industri untuk mendukung industri yang berdaya saing dan
berkelanjutan
Sosialisasi Promosi dan
Indeks Kepuasan Masyarakat
1 Indeks 3,6 4 4 4 4 dan Pameran dan temu 1 100 1 100 1 100 1 100 1 100 √
terhadap layanan jasa industri
Desiminasi pelanggan
Pelayanan
Proporsi riset berbasis publik Jasa pelayanan
2 Persen 75 75 75 75 75 7 1000 7 1000 7 1000 7 1000 7 1000 √
kerjasama/kolaborasi kepada teknis pengujian
industri
Wirausaha Industri (WI) yang Jasa pelayanan
3 Persen 0 1 1 1 1 1 400 1 400 1 400 1 400 1 400 √
berhasil diinkubasi teknis kalibrasi BBIA
Karya tulis ilmiah yang Jasa pelayanan
4 diterbitkan di Prosiding Ilmiah KTI 2 2 2 2 2 teknis sertifikasi 2 332 2 332 2 332 2 332 2 332 √
terindeks global BBIA
Karya Tulis Ilmiah yang Jasa pelayanan
5 diterbitkan Jurnal Nasional KTI 6 6 6 6 6 pelatihan teknis 1 40 1 40 1 40 1 40 1 40 √
tereakreditasi BBIA
Pemakalah di pertemuan ilmiah Pemakala Jasa pelayanan inspeksi
6 1 1 1 1 1 0 25 0 25 0 25 0 25 0 25 √
terindeks global h teknik BBIA
Promosi/Publikasi/Temu
1 100 1 100 1 100 1 100 1 100 √
Pelanggan /Sosialisasi
Layanan Pengelolaan
Majalah/Jurnal Ilmiah dan 1 100 1 100 1 100 1 100 1 100 √
Publikasi KTI
Operasional dan
19 200 19 200 19 200 19 200 19 200
Pemeliharaan Kantor
Pengembangan
1 80 1 80 1 80 1 80 1 80
Kompetensi / Pelatihan