KATA PENGANTAR
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah telah mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggaraan
kepemerintahan negara untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya
serta kewenangan pengelolaan sumber daya yang didasarkan pada suatu perencanaan Strategis yang
disusun oleh masing-masing instansi.
Rencana strategis dimaksud adalah rencana jangka panjang hasil dari proses penyusunan
rencana secara menyeluruh serta sistematis dan berkesinambungan yang berorientasi pada hasil
yang ingin dicapai dalam suatu periode tertentu ( 5 tahun ) atau lebih.
Penyusunan rencana strategis ini berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan No.
119/PMK.05/2007 tentang persyaratan administratif dalam rangka pengusulan dan penetapan
Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk menerapkan PK-BLU dan Peraturan Menteri Perindustrian
No 150/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian.
Rencana strategis Bisnis BBIA Revisi 3 ini disusun sesuai rekomendasi Tim Evaluasi
Reformasi Kemenpan RB untuk revisi Perjanjian Kinerja agar hasil penilaian reformasi
Kementerian Perindustrian meningkat sesuai Hasil Rapat Review Renstra BBIA Tahun 2015 –
2019 yang diadakan pada tanggal 15 November 2019.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... I-1
A. Latar Belakang ................................................................................................ I-1
B. Maksud dan Tujuan ........................................................................................ I-1
C. Ruang Lingkup .... ............................................................................................ I-2
D. Dasar Hukum.... ................................................................................................ I-2
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................................
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel III.1. Nilai-Nilai Organisasi Dalam Rangka meningkatkan Kinerja Layanan BBIA III-20
Tabel IV.1. Matriks Jenis Jasa Layanan BBIA per Unit ..................................................... IV-2
Tabel IV.2. Jumlah/Volume Kegiatan JPT 2012-2017. ........................................................ IV-3
Tabel IV.3. Produk Litbang dan Keunggulannnya .............................................................. IV-17
Tabel IV.4. Penerimaan PNBP Berdasarkan Jenis Layanan TA 2012-2017 ........................ IV-20
Tabel IV.5. Pagu dan Realisasi Penggunaan Anggaran Tahun 2012 – 2017 ....................... IV-21
Tabel IV.6. Sebaran Pegawai Harian Lepas Dalam Jabatan ................................................. IV-26
Tabel IV.7. Data Perkembangan Aset BBIA Tahun 2015-2017 .......................................... IV-28
Tabel VI.1. Keterkaitan Tujuan/Program/Kegiatan dan Output .......................................... VI-6
Tabel VI.2. IKU BBIA Tahun 2015-2019 ........................................................................... VI-8
Tabel VI.3. Kinerja Output Program/Kegiatan dan Pendanaan Tahun 2015 – 2019 .......... VI-10
Tabel VI.4. Volume Layanan Tahun 2015-2019 ................................................................. VI-12
Tabel VI.5. Target dan Realisasi Tahun 2015-2017 dan Prediksi Tahun 2018-2019.......... VI-14
Tabel VI.6. Proyeksi Pendapatan Tahun 2015 – 2019......................................................... VI-17
Tabel VI.7. Proyeksi Laporan Aktivitas Tahun 2015 – 2019 .............................................. VI-18
Tabel VI.8. Proyeksi Arus Kas Tahun 2015 – 2019 ............................................................ VI-20
Tabel VI.9. Proyeksi Neraca Tahun 2015 – 2019 ................................................................ VI-23
Tabel VI.10. Proyeksi Penyusutan Aktiva Tetap Tahun 2015 – 2019................................... VI-25
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I.1. Proses Perencanaan Strategis Bisnis ............................................................. I-4
Gambar II.1. Susunan Organisasi BLU BBIA .................................................................... II-10
Gambar IV.1. Komposisi Pagu Berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2012-2017 .................... IV-22
Gambar IV.2. Grafik Pagu Berdasarkan Sumber Pembiayaan ............................................. IV-23
Gambar IV.3. Sebaran SDM BBIA (PNS) berdasarkan jenjang Pendidikan ....................... IV-24
Gambar IV.4. Diagram Jumlah Pegawai Berdasarkan Masa Pensiun .................................. IV-28
Gambar V.1. Peta Kekuatan Jasa Layanan Teknis BBIA ................................................... V- 8
Gambar VI.1. Komposisi Pagu berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2015-2017 ................... VI-15
Gambar VI.2. Grafik Pagu berdasarkan Sumber Pembiayaan ............................................. VI-16
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Analisis lingkungan internal dan eksternal (SWOT) Unit layanan dan Unit
Pendukung ....................................................................................................... VII-3
Lampiran 2. Inisiatif Strategi/Rencana Aksi dan Anggaran 5 Tahun (2015-2019) .............. VII-4+
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balai Besar Industri Agro (BBIA) adalah satuan kerja yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Badan Pengkajian Kebijakan
Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI), sesuai dengan Peraturan Menteri
Perindustrian RI No. 119/M-IND/PER/11/2010 tentang Kedudukan,
Tugas dan Fungsi Balai Besar dan Balai Riset dan Standarisasi Industri
Dalam Masa Peralihan Terkait Perubahan Struktur Organisasi Eselon I
Kementerian Perindustrian, jo. Keputusan Menteri Perindustrian Nomor
39/M-IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar
Industri Agro dinyatakan bahwa BBIA mempunyai tugas pokok dan
fungsi melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, kerjasama,
standardisasi, pengujian, kalibrasi, sertifikasi, pelatihan, konsultansi,
RBPI dan pengembangan kompetensi industri agro.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 517/KMK.05/2009
tanggal 28 Desember 2009 BBIA ditetapkan sebagai Instansi Pemerintah
yang mendapatkan kewenangan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (PPK-BLU). Untuk hal tersebut, BBIAdituntut
menjalankan organisasinya secara profesional dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat industri agro dengan lebih baik,
transparan, akuntabel, dan mandiri. Jasa pelayanan teknis yang menjadi
layanan unggulan BBIA saat ini antara lain: jasa pengujian, sertifikasi,
kalibrasi, pelatihan, kerjasama penelitian dan pengembangan, rancang
bangun dan perekayasaan industri, konsultansi dan inspeksi teknis.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang menjadi batasan dan dasar hukum
penyusunan Renstra Bisnis BBIA antara lain :
1. Pengertian :
Renstra Bisnis adalah rencana menyeluruh yang bersifat umum
sehingga isinya merupakan garis-garis besar rencana yang akan
dijadikan acuan oleh Rencana Kinerja Tahunan yang lebih rinci.
Meliputi visi, misi, tujuan, sasaran, formulasi strategi, penyusunan
kebijakan, program dan kegiatan berikut indikatornya.
2. Rentang Waktu :
Renstra Bisnis disusun untuk jangka waktu 5 tahun mulai tahun
2015 – 2019.
D. Dasar Hukum
Sebagai satker BLU, maka BBIA dalam melaksanakan kegiatannya
harus berpedoman dan mengacu kepada Rencana Strategis Bisnis
Acuan Kegiatan:
- Visi dan Misi Presiden Tahun 2014-2019
- UU No 3 tentang Perindustrian
- Permenperin No. 39 tahun 2006 (Organisasi BBIA)
- RPJMN 2015-2019
- RIPIN
- Renstra Kememperin dan Renstra BPKIMI
-
Gambar I.1. Proses Perencanaan Strategis Bisnis
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
a) Laboratorium Analitika
b) Laboratorium Kimia Tumbuh-tumbuhan
c) Laboratorium Kimia Pertanian
d) Laboratorium Harsa
e) Laboratorium Minyak Atsiri
Pada tiap bidang, terdapat satu Balai Penelitian dan satu Balai
Pengembangan, sehingga BBIHP memiliki 4 balai teknis dan 1 Bagian
Tata Usaha.
Ketua SPI
Kabag Tata Usaha
Kelompok
Jabatan Fungsional
BAB III
VISI DAN MISI
Pengembangan 5-7 sentra industri baru koridor luar jawa, (4) Proteksi
HAKI, (5) Promosi produk manufacture nasional dan pengembangan
industri kecil dan menengah serta koperasi untuk meningkatkan nilai
tambahnya, (6) Memfasilitasi kemitraan antara industri dan
perguruan tinggi dalam kerjasama R&D pengetahuan dan teknologi
yang dapat diaplikasikan untuk memperkuat daya saing industri
manufaktur nasional, (7) Pemerintahan memberikan fasilitas fiskal
dan non-fiskal untuk mempromosikan HAKI nasional global.
Industri Kemurgi
1) Biodiesel (Fatty Acid Methyl Ester/FAME)
2) Bioavtur (Bio jet fuel).
Misi BPKIMI
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan
nyata dalam bentuk 3 (tiga) misi sesuai dengan tugas dan fungsi
Kementerian Perindustrian sebagai berikut:
1. Mengembangkan Perwilayahan Industri guna Penyebaran dan
Pemerataan Industri;
2. Meningkatkan nilai tambah didalam negeri melalui pengelolaan
sumber daya industri yang berkelanjutan;
3. Meningkatkan daya saing dan Produktivitas.
Tujuan BPKIMI
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi di atas, BPKIMI
menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun ke depan
sesuai dengan Peta Strategis Kementerian Perindustrian yaitu
Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing. Ukuran
keberhasilan pencapaian tujuan tersebut akan dijelaskan dalam bagian
Sasaran Strategis BPKIMI.
Adapun, tujuan BPKIMI adalah :
1. Mewujudkan kebijakan di bidang inovasi teknologi, standardisasi,
iklim usaha, industri hijau dan kelitbangan dalam rangka mendorong
daya saing industri nasional;
2. Mendorong peningkatan pelayanan teknis teknologis dan fokus
pada pemecahan masalah yang dihadapi sektor industri;
3. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi maju dalam
rangka meningkatkan produktivitas dan daya saing industri
Visi BBIA
Visi tersebut mengandung arti bahwa Balai Besar Industri Agro akan
menjadi institusi yang unggul atau berkemampuan tinggi dalam
melaksanakan kegitan litbang di bidang hilirisasi produk agro, komponen
aktif alami, serta energi baru-terbarukan.
Misi BBIA
Tahun 2014 dan RPJMN maka rumusan Misi BBIA adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan penelitian dan pengembangan yang unggul dan
terpercaya di bidang hilirisasi produk agro, komponen aktif alami,
dan energi terbarukan secara berkesinambungan untuk
pengembangan industri agro;
2. Melaksanakan secara profesional jasa pelayanan teknis untuk
industri agro, yang meliputi jasa penelitian, pengembangan,
standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan
kompetensi industri agro.
BAB IV
KONDISI KINERJA
1. Aspek Layanan
ditingkatkan lagi. Hal ini mengingat peluang pasar yang cukup baik,
yaitu dengan adanya :
1) Penerapan SNI Wajib bagi perusahaan tertentu yang jumlahnya
cukup banyak. Perusahaan tersebut membutuhkan dokumen
pendukung (baik Pedoman BSN 10–1994 atau ISO 9001:2008)
untuk dapat disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Produk.
2) Meningkatnya kesadaran mutu dan kebutuhan industri untuk
masuk ke pasar global
1) Ada beberapa parameter uji (di luar parameter uji SNI) yang
belum dapat terpenuhi
2) Pengembangan metode uji (R & D) yang lambat
3) Sistem distribusi contoh yang belum merata
4) Kemampuan memanage personel multitasking yang belum
optimal
5) Belum optimalnya pembagian tugas dengan ketersediaan SDM
6) Kaderisasi SDM membutuhkan waktu yang lama
7) Kurangnya personel yang menangani sistem mutu pengujian
8) Belum dilakukan analisis beban kerja secara detail/rinci
9) Pemeliharaan peralatan belum terencana dengan baik
10) Belum lengkapnya metode dan peralatan uji cepat (Rapid test)
11) Lemahnya perencanaan pengadaan peralatan lab dan
pendukungnya
12) Lemahnya penetapan prioritas pengadaan peralatan
13) Metode dan peralatan uji cepat (Rapid Test).
layanan kalibrasi di luar lingkup akreditasi KAN yaitu AAS, GC, ICP
dan HPLC.
f. Konsultansi Keteknikan
h. Uji Profisiensi.
Jasa proficiency testing (uji profisiensi) adalah jasa layanan
BBIA yang diberikan kepada masyarakat industri dalam rangka
penyelenggaraan uji profisiensi produk/bahan baku di bidang
industri agro. Uji profisiensi merupakan salah satu instrumen
jaminan mutu yang sangat penting untuk laboratorium dalam
rangka memantau kinerja hasil ujinya, dengan cara
membandingkan hasil ujinya dengan hasil uji laboratorium lain
dalam lingkup sejenis, melalui skema uji banding antar
laboratorium untuk contoh yang serupa (interlaboratory
comparisons).
Jasa uji profisiensi yang ditawarkan oleh BBIA meliputi
program tahunan dan program bulanan. Program tahunan
diperuntukkan sebagai jaminan mutu dari hasil uji banding antar
laboratorium sedangkan program bulanan diperuntukkan untuk
jaminan mutu laboratorium dalam bentuk quality control (grafik
kendali mutu). Selain program yang ditawarkan, BBIA juga
melayani kerjasama uji profisiensi atas dasar permintaan.
Pengguna jasa layanan uji profisiensi sebagian besar berasal dari
laboratorium pengujian yang terakreditasi ISO/IEC 17025:2005,
baik swasta maupun Instansi Pemerintah.
Tujuan yang ingin dicapai jasa layanan Uji Profisiensi tahun
2015-2019 adalah meningkatkan jasa layanan yang prima, dengan
meningkatkan PNBP 5,61% per tahun. Namun jasa layanan Uji
Profisiensi menghadapi beberapa kendala antara lain :
a) Layanan jasa uji profisiensi yang dapat dilaksanakan masih
terbatas
b) Pelanggan uji profisiensi sifatnya terbatas
c) Data base peserta belum tersedia dengan baik
j. ABITIS
2. Aspek Keuangan
Tahun
No Jenis JPT
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Inspeksi
10 N/A N/A N/A N/A N/A 135.995.000 212.000.000
Teknis
Pertumbuhan
0,58% 13,06% 15,36% 4,82% 5,87% 9,03% -4,69%
(%)
terjadi pada Triwulan I tahun 2017 yaitu pada posisi -6,34%, Triwulan
II sebesar -14,8% dan Triwulan III berada pada posisi -10,78% . Jasa
layanan yang paling banyak mengalami penurunan pendapatan adalah
jasa layanan Pengujian
b. Pagu Belanja
Belanja
17.651.530.000 17.533.025.779 18.134.891.000 18.091.973.399 19796683000 17.634.814.576
Pegawai
Belanja
4.532.994.000 4.197.280.916 2.742.038.000 2.628.144.529 2933147000 2.830.939.907
Barang
Belanja
4.015.956.000 3.932.581.474 956.526.000 940.217.659 502000000 482.120.000
Modal
1) PNS
dari tingkat SLTA dan S-1. sebagaimana dapat dilihat pada grafik di
Gambar IV.3.
Dari Gambar IV.3, SDM BBIA perlu ditingkatkan
kemampuannya ke jenjang pendidikan formal degree yang lebih tinggi.
SDM BBIA yang sedang mengikuti program pascasarjana tersebut
merupakan aset BBIA dimasa yang akan datang yang diharapkan
dapat meningkatkan kinerja BBIA secara umum.
Berikut ini jumlah aset yang dikelola BBIA dari tahun 2015 s.d
2017.
Tabel IV.7. Data Perkembangan Aset BBIA Tahun 2015 s.d 2017
3 Aset 0 0 0
Lainnya
BAB V
ANALISIS LINGKUNGAN
A. ANALISIS SWOT
1. Kekuatan
Aspek Layanan :
1) Produk
2) Proses
Nilai yang diterapkan atas proses layanan BBIA adalah
tepat waktu dan akurat. Keakurat hasil layanan dan ketepatan
waktu penyerahan hasil adalah hal yang penting untuk
memberikan kepuasaan pelanggan. Kepuasaan pelanggan
sangat menentukan minat para customer/pelanggan untuk
menggunakan lagi jasa pelayanan teknis BBIA di masa akan
datang. Dari hasil pengolahan data kuesioner yang ditujukan
kepada pelanggan menunjukkan bahwa 90% dari customer /
pelanggan memberikan penilaian bahwa proses layanan BBIA
adalah akurat dan 81% responden menyatakan waktu
penyerahan hasil pengujian sudah cepat dan tepat, dan 15%
responden menyatakan kurang, serta 4% responden lainnya
tidak menyatakan pendapat.
Kepercayaan pelanggan dalam menggunakan jasa
layanan teknis tidak terlepas dari komitmen BBIA terhadap
pentingnya mutu. Hal ini dibuktikan dengan status akreditasi
yang didapatkan dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk
jasa pengujian dan kalibrasi (ABICAL), jasa sertifikasi ABIPro
dan ABICs (ISO 9001:2008, HACCP dan ISO 22000:2005),
serta jasa inspeksi teknis (ABITIS). Demikian juga dengan jasa
litbang, lembaga pranata litbang BBIA yang memberikan jasa
layanan litbang sudah diakreditasi oleh Komite Nasional
Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP)
Kementerian Riset dan Teknologi.
Aspek Keuangan :
2. Kelemahan
Aspek Layanan :
Aspek Keuangan :
5. Konsultasi Keteknikan
9. JPT Lainnnya
1) Uji Profisiensi.
2) ABITIS
1. Seksi Kerjasama
2. Seksi TI
3. Seksi Pemasaran
4. Subbag Keuangan
5. Subbag Kepegawaian
6. Seksi TI
BAB VI
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Tahun
Program Kegiatan
No
Indikat 2015 2016 2017 2018 2019
Uraian Target Uraian Indikator Kinerja Satuan
or
Indikator Indikato
T R T R T R T R T R Uraian Uraian
Kinerja r
Meningkatnya
02 kerja sama Jasa Konsultasi
litbang Teknologi industri yang
Meningkatnya menyelesaikan Penelitian N/A N/A N/A N/A 6 6 6
inovasi teknolgi Hasil permasalahan industri
yang unggul di litbang (problem solving)
bidang hilirisasi yang
1 produk agro, telah 4 Karya tulis ilmiah yang
komponen aktif diimple
diterbitkan di Jurnal
alami, energi mentasi
Nasional yang
baru kan
terakreditasi nasional KTI 10 10 10 8 10 10 12
terbarukan; (peneliti
dan/atau Jurnal
an) Meningkatnya Internasional yang
03 publikasi Hasil
terindeks global
Litbang
Karya Tulis Ilmiah yang
diterbitkan di Prosiding
KTI N/A N/A N/A N/A N/A N/A 2
Nasional dan/atau
Internasional
Meningkatnya
Peningkatan efisiensi
efisiensi industri
perusahaan industri yang
dalam rangka
04 memanfaatkan produk Persen 30
mendorong
inovasi/paten hasil
daya saing
litbangyasa
industri
Tahun
Program Kegiatan
No
Indikat 2015 2016 2017 2018 2019
Uraian Target Uraian Indikator Kinerja Satuan
or
Indikator Indikato
T R T R T R T R T R Uraian Uraian
Kinerja r
Perusahaan industri/badan
usaha yang memanfaatkan Perusahaan
4
produk inovasi hasil industri
litbangyasa
Rasio paket
teknologi/konsultasi yang
berhasil memecahkan
masalah industri
Persen 85
dibandingkan dengan total
jumlah permintaan jasa
problem solving dari
industri pada tahun berjalan
Meningkatnya Meningkatny Jasa
Tingkat maturitas SPIP a kepuasan playana
06 tingkat maturitas Indeks N/A N/A 3 3,56 3 3,88 3,6
(skala 1-4) pelanggan n teknis
SPIP Satker
melalui yang
pelayanan prima
Meningkatnya Peningkatan jumlah jenis prima jasa
07 kemampuan produk yang sudah bisa 2 7 2 7 2 2 3 playanan
Komoditi
standardisasi diuji di laboratorium teknis
Tingkat
Meningkatnya kepuas
kepuasan an Tingkat kepuasan CSI (skala
pelanggan pelang 3,22 3,01 3,22 3,08 3,50 3,41 3,42 3,43
pelanggan 4)
melalui gan Meningkatnya
2 3,43 kualitas
pelayanan (CSI 08
prima jasa skala 4) pelayanan
playanan publik Ketepatan waktu
% 62 72,22 64 65,31 70 62,39 76
teknis pelayanan (delivery time)
Meningkatnya
09 Kenaikan PNBP % 5,61 5,87 5,61 9,03 5,61 -4,69 5,61
jasa pelayanan
Kemandirian
Rasio PNBP terhadap
10 Pendanaan % 65 54 65 65,25 65 63,39 76
Biaya Operasional
Operasional
Tahun
Program Kegiatan
No
Indikat 2015 2016 2017 2018 2019
Uraian Target Uraian Indikator Kinerja Satuan
or
Indikator Indikato
T R T R T R T R T R Uraian Uraian
Kinerja r
Presentase penyelesaian
Pengembangan
modernisasi pengelolaan
11 Sistem % N/A N/A N/A N/A 100 100 100
BLU (target yg
Informasi BLU
ditetapkan)
Meningkatnya
Tingkat kepuasan
Layanan Jasa Skala
12 masyarakat terhadap 3.60
Teknis kepada Indeks
layanan jasa teknis
Industri
Perusahaan
industri/badan usaha
Perusahaan
yang memanfaatkan 4
industri
produk inovasi hasil
litbangyasa
Rasio hasil litbangyasa
yang mencapai TRL 6
dibandingkan jumlah
Meningkatny Persen 83
litbangyasa yang
a
dilaksanakan pada tahun
04 penguasaan
berjalan
teknologi
Rasio paket
industri
teknologi/konsultasi yang
berhasil memecahkan
masalah industri
dibandingkan dengan Persen 85
total jumlah permintaan
jasa problem solving dari
industri pada tahun
berjalan
Tingkat maturitas
Meningkatny pengendalian internal Nilai 3,6
a penerapan (SPIP)
05
reformasi
birokrasi Nilai akuntabilitas kinerja Nilai A
Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau dua lebih
kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran atau tujuan serta
memperoleh alokasi anggaran. Untuk tahun renstra BBIA 2015-2019
hanya memiliki satu program yaitu Program Pengkajian Kebijakan
Iklim dan Mutu Industri dan satu kegiatan yaitu Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Industri Agro.
Penghitungan Prakiraan pendanaan kegiatan tahun 2015-2019
menggunakan dasar perhitungan biaya inisiatif strategi/rencana aksi
dalam rangkan menghasilkan keluaran (Output) kegiatan seperti
terlampir. Matrik Kinerja Program/Output Kegiatan dan Pendanaan
BBIA Tahun 2015-2019 seperti pada Tabel VI.3.
Terselenggaranya kerjasama
- 2 5 5 6 6
litbangyasa dengan industri
Menguatnya kemampuan
2.097,9 5.075,0 3.397,0 4.389,0 5.000,0
Kelembagaan BBIA (overhead)
E. Proyeksi Keuangan
Asumsi Makro
Asumsi Mikro
1. Belanja 5 Tahun
Tabel VI.5. Target dan Realisasi Tahun 2015-20177 dan Prediksi Tahun 2018-2019
2015 2016 2017 2018 2019
Uraian
Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi Prediksi Prediksi
Belanja Pegawai 17.651.530.000 17.533.025.779 18.134.891.000 18.091.973.399 19796683000 17.634.814.576 19.083.710.000 20.037.895.500
Belanja Barang 4.532.994.000 4.197.280.916 2.742.038.000 2.628.144.529 2933147000 2.830.939.907 1.107.600.000 1.162.980.000
Belanja Modal 4.015.956.000 3.932.581.474 956.526.000 940.217.659 502000000 482.120.000 3.518.286.000 3.694.200.300
Belanja Pegawai
Belanaja Barang 19.170.282.000 18.343.093.446 23.319.902.000 21.786.713.608 22.357.643.000 22.003.077.718 21.299.785.000 22.364.774.250
Belanja Modal 3.024.718.000 2.691.912.500 11.791.755.000 3.414.362.600 16.472.984.000 14.914.516.698 4.700.215.000 4.935.225.750
PENDAPATAN
Pendapatan
Usaha/Jasa
25.322.528.000 26.743.121.000 28.243.410.000 30.137.000.000 31.827.333.000
Layanan
Jasa Layanan
26.743.121.000
Teknis 25.322.528.000 28.243.410.000 30.137.000.000 31.827.333.000
Hibah : 1.420.593.821
1.500.289.088 1.584.455.301 1.690.685.700
Terikat
Tidak Terikat
Pendapatan
APBN 25.662.888.151 26.946.032.559 28.293.334.186 29.708.000.896 31.193.400.941
25.155.546.26
Operasional (RM)
21.730.306.677 22.816.822.011 23.957.663.111 7 26.413.323.580
Investasi (RM) 4.129.210.548
3.932.581.474 4.335.671.075 4.552.454.629 4.780.077.360
Pendapatan Lain-
lain
Hasil Kerjasama
dg Pihak Lain
Sewa
Jasa Lembaga
Keuangan
Pendapatan
Lain-lain
Pungutan
Pajak
Arus Keluar
39.976.074.141 41.708.583.468 43.519.729.430 45.413.204.194 47.392.877.345
Biaya
Layanan 13.314.718.991 13.714.160.561 14.125.585.378 14.549.352.939 14.985.833.527
Biaya
Umum dan
26.661.355.150 27.994.422.908 29.394.144.053 30.863.851.256 32.407.043.818
Administrasi
Biaya
Lainnya
Pembayaran
Kewajiban
Penyetoran
Kelebihan
Biaya
Pegawai
Penyetoran
Pajak
Arus Kas
Bersih dari
Aktivitas 11.141.299.106 12.119.930.800 13.164.193.690 14.278.097.674 15.465.887.752
Operasi
Arus Kas Dari
Aktivitas
Investasi
Arus Masuk
Hasil
Penjualan
Aset Tetap
Hasil
Penjualan
Investasi
jangka
Panjang
Hasil
Penjualan
Aset lainnya
Arus Keluar
6.721.819.974 7.057.910.973 7.410.806.521 7.781.346.847 8.170.414.190
Perolehan
Aset Tetap 6.721.819.974 7.057.910.973 7.410.806.521 7.781.346.847 8.170.414.190
Perolehan
Investasi
Jangka
Panjang
Perolehan
Aset
Lainnya
Arus Kas
Bersih dari
Aktivitas (6.721.819.974) (7.057.910.973) (7.410.806.521) (7.781.346.847) (8.170.414.190)
Investasi
Arus Kas Dari
Aktivitas
Pendanaan
URAIAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019
Aset Lancar
Kas
23.369.660.624 24.538.143.655 25.765.050.838 27.053.303.380 28.405.968.549
Kas Bendahara RM
Tanah
40.851.149.958 42.893.707.456 45.038.392.829 47.290.312.470 49.654.828.094
Tanah
40.851.149.958 42.893.707.456 45.038.392.829 47.290.312.470 49.654.828.094
Gedung dan Bangunan
24.329.440.050 25.789.206.453 27.336.558.840 28.976.752.371 31.005.125.037
Gedung dan Bangunan
24.329.440.050 25.789.206.453 27.336.558.840 28.976.752.371 31.005.125.037
Peralatan dan Mesin
65.393.224.650 69.316.818.129 73.475.827.217 78.251.755.986 83.338.120.125
Peralatan dan Mesin
65.393.224.650 69.316.818.129 73.475.827.217 78.251.755.986 83.338.120.125
Jalan,Irigasi dan
Jaringan 112.279.800 117.893.790 123.788.480 129.977.903 136.476.799
Jalan dan Jembatan
11.144.800 11.702.040 12.287.142 12.901.499 13.546.574
Irigasi/Bangunan Air
20.302.500 21.317.625 22.383.506 23.502.682 24.677.816
Jaringan
80.832.500 84.874.125 89.117.831 93.573.723 98.252.409
Aset Tetap Lainnya
684.073.020 725.117.401 768.624.445 814.741.912 863.626.427
Aset Tetap Lainnya
684.073.020 725.117.401 768.624.445 814.741.912 863.626.427
Aset Lain-lain
1.034.821.600 1.096.910.896 1.162.725.550 1.232.489.083 1.306.438.428
Aset Lain-lain
1.034.821.600 1.096.910.896 1.162.725.550 1.232.489.083 1.306.438.428
Akumulasi Penyusutan
(47.644.014.418) (50.026.215.139) (52.027.263.744) (54.108.354.294) (56.272.688.466)
Total Aset Tetap
84.760.974.660 89.913.438.986 95.878.653.616 102.587.675.431 110.031.926.442
TOTAL ASET
108.927.618.611 115.288.415.135 122.522.378.572 130.563.586.634 139.406.633.206
Kewajiban Jangka
Pendek 1.770.062.429 1.840.864.926 1.914.499.523 1.991.079.504 2.070.722.684
Uang Muka KPPN
Hutang Pajak
Hutang Gaji & Honor
URAIAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019
Hutang Usaha
Biaya Yang Masih Harus
Dibayar 639.313.679 664.886.226 691.481.675 719.140.942 747.906.580
Pendapatan Diterima
DiMuka 1.130.748.750 1.175.978.700 1.223.017.848 1.271.938.562 1.322.816.104
Kewajiban Jangka
Panjang
Hutang Pihak Ketiga
03.00 Jalan 0 0 0 0 0
BAB VII
PENUTUP
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
TENTANG
RENCANA STRATEGIS BISNIS
BALAI BESAR INDUSTRI AGRO TAHUN 2015-2019
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Menetapkan Rencana Strategis Bisnis Balai Besar
Industri Agro Tahun 2015-2019, yang naskahnya
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Kedua : Renstra Bisnis sebagaimana pada Diktum Pertama
digunakan sebagai pedoman bagi setiap Unit Kerja di
BBIA dalam:
a. penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Rencana
Bisnis serta Anggaran di BBIA;
b. pengendalian pelaksanaan kegiatan dan
pelaksanaan anggaran;
c. pelaksanaan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja;
dan
d. penetapan indikator kinerja untuk setiap tahun.
Ketiga : Dalam hal terjadi perubahan pada lingkungan strategis,
Renstra Bisnis BBIA Tahun 2015-2019 dilakukan
perubahan dan atau penyesuaian yang ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Balai Besar industri Agro
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan,
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Bogor
Tanggal 15 November 2019
Kepala,