KATA PENGANTAR
IKHITISAR EKSEKUTIF
Balai Besar Industri Agro (BBIA) sebagai Instansi Pemerintah telah menetapkan
tujuan dengan fokus pada pelayanan publik dan pengembangan organisasi dalam upaya
menenuhi tuntutan masa depan BBIA sesuai dengan harapan stakeholder BBIA antara
lain:
1. Mampu menguasai teknologi litbang di bidang hilirisasi produk agro, komponen aktif
alami, dan energi terbarukan secara berkesinambungan.
2. Menjadi penyedia jasa layanan yang cepat dan handal serta prima
Di samping itu, BBIA sebagai unit kerja di lingkungan BPPI berperan aktif untuk
mendukung pencapaian Visi dan Misi BPPI yang tentunya secara tidak langsung akan
mendukung Visi dan Misi Kementerian Perindustrian dan pada akhirnya mendukung visi
dan misi Presiden.
Pada tahun 2019 BBIA telah menetapkan 7 (tujuh) Indikator pada 4 (empat) sasaran
strategis dengan dalam Perjanjian Kinerja (Perjakin). Adapun pada DIPA TA 2019 terdapat
2 (dua) kegiatan dan 6 (enam) output kegiatan, yang terdiri dari beberapa sub output dan
komponen.
Secara umum pencapaian Perjakin TA. 2019 telah melebihi target yang diharapkan
yaitu mencapai diatas 100%. Hal ini disebabkan berbagai program dan kegiatan sudah
berjalan sesuai dengan perencanaan. Sasaran yang terkait dengan litbang sudah mulai
menunjukkan hasil. Beberapa kerjasama litbang dengan berbagai instansi baik itu instansi
swasta, pemerintah, maupun UKM sudah terealisasi.
Realisasi penyerapan anggaran BBIA TA. 2019 sebesar Rp. 48.116.870.693,- atau
sebesar 93,44% dari pagu sebesar Rp. 51.495.450.000,- dan bila dibandingkan penyerapan
anggaran BBIA terhadap penyerapan anggaran Kementerian Perindustrian Tahun 2019
masih lebih tinggi yaitu sebesar 93,0%. Realisasi penerimaan PNBP BBIA TA. 2019
adalah sebesar Rp. 29.422.656.279,- atau sebesar 103,07 dari target penerimaan pada DIPA
2019.
Realisasi penerimaan PNBP BBIA dari jasa pelayanan teknis sampai dengan akhir
tahun 2019 adalah sebesar Rp 29,422,656,279,- . Jika dibandingkan dengan PNBP tahun
2018 (Rp 28,284,797,842,-) maka realisasi PNBP tahun 2019 ini mengalami pertumbuhan
sebesar 4,02 %.
ii
Laporan Kinerja 2019
Jasa layanan yang paling banyak mengalami kenaikan Penerimaan PNBP pada tahun
2019 adalah layanan pengujian, pelatihan, Sampling, dan Uji Profisiensi. Jasa Pengujian
berkontribusi yang paling besar terhadap penerimaan PNBP Tahun 2019 dan meningkat
13% terhadap 2018, namun volume jasa pengujian menurun 6,77%, Peningkatan PNBP
Pengujian disebabkan penerapan tarif layanan BBIA yang baru. Dugaan penurunan volume
layanan pengujian disebabkan persaingan yang kian ketat dengan banyaknya
Laboratorium Uji yang tersebar di wilayah Jabodetabek maka perlu segera ditindaklanjuti
pelayanan yang lebih baik (delivery time) khususnya pada layanan Pengujian
Diharapkan pada tahun-tahun selanjutnya, capaian kinerja dapat mencapai target yang
telah ditetapkan sebagai bahan untuk tindak lanjut, evaluasi dan perbaikan dalam
pelaksanaan program/kegiatan periode 5 (lima) tahun yang akan datang.
Langkah-langkah strategis dalam upaya pencapaian layanan prima harus dilakukan
secara terus-menerus (continuous improvement) sehingga upaya menjawab tantangan dan
harapan dunia usaha/industri/ masyarakat dapat terjawab.
Adapun langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain penambahan dan
pemuktahiran peralatan laboratorium serta pengembangan Sistem Informasi Laboratorium
(SIL), SIKAL dan e-Serfitikasi. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan
ketepatan waktu pelayanan.
iii
Laporan Kinerja 2018
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR i
RINGKASAN EKSEKUTIF ii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR viii
BAB. I PENDAHULUAN
1.1. Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) BBIA I-1
1.2. Peran Strategis Organisasi I-3
1.3. Struktur Organisasi BBIA I-4
LAMPIRAN
1. Perjanjian Kinerja TA 2018
2. Pengukuran Perjanjian Kinerja (PK) TA 2018
3. Realisasi Rencana Aksi Perjanjian Kinerja TA 2018
4. Realisasi Renstra Satker/ Unit Kerja (2015-2018)
5. Realisasi Program Prioritas Nasional TA 2018
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.3. Kegiatan dan Output BBIA Tahun Anggaran 2018 (rev 9) II-4
Tabel 2.7. Target Penerimaan PNBP Tahun 2018 sesuai Renstra BBIA II-6
Tabel 3.2. Hasil Litbang yang Siap Diterapkan / Dikembangkan TA 2013-2018 III-12
Tabel 3.7. Delivery Time Jasa Layanan BBIA Tahun 2018 III-24
Tabel 3.8. Karya Tulis Ilmiah (KTI) BBIA Tahun 2018 III-27
Tabel 3.9. Karya Tulis Ilmiah (KTI) Prodising BBIA Tahun 2018 III-29
Tabel 3.12. Capaian Program Prioritas Nasional Tahun Anggaran 2018 III-36
DAFTAR GAMBAR
Hal
BAB I
PENDAHULUAN
Merujuk pada peraturan yang disebutkan di atas, Balai Besar Industri Agro
(BBIA) sebagai salah satu instansi pemerintah berkewajiban untuk menyusun
Laporan Triwulan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan, yang memuat kinerja yang telah dicapai, analisis capaian
kinerja, hambatan dan kendala pelaksanaan, serta langkah tindak lanjutnya.
Balai Besar Industri Agro (BBIA) sebagai institusi teknis yang menangani
litbang industri agro, berperan dalam melaksanakan kebijakan pengembangan
industri nasional untuk mendukung pengembangan industri agro di Indonesia.
Di samping tugas pembangunan yaitu mendorong tumbuhnya industri agro
nasional, BBIA secara internal mempunyai tugas untuk meningkatkan
kemampuan diri melalui peningkatan kompetensi serta memberikan jasa
layanan teknis kepada industri kecil, menengah dan besar. Dengan
melaksanakan tugas tersebut, maka diharapkan akan berkembang industri
agro yang kuat dan mandiri sehingga dapat memperluas lapangan kerja dan
mendorong percepatan pembangunan industri nasional. Pada dasarnya
peningkatan kompetensi BBIA merupakan upaya yang dapat meningkatkan
peran BBIA dalam menunjang program pembangunan industri agro maupun
meningkatkan jasa pelayanan teknis yang diberikan kepada masyarakat
industri.
Bagan organisasi Balai Besar Industri Agro yang sesuai dengan Peraturan
Menteri Perindustrian No. 39/M-IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Besar Industri Agro serta setelah mengakomodasikan peran, tugas dan fungsi
sebagai Satker Badan Layanan Umum, maka susunannya adalah nampak seperti pada
gambar 1.1. berikut ini:
Kasubbag YangangSetiawan
Kasubbag Kasubbag Kasubbag
Program dan Keuangan Kepegawaian Umum
Pelaporan Vivi Ana K. Anggraeni Fina D
Edward HP
Kelompok
Jabatan Fungsional
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Visi dan Misi BBIA periode 2015-2019 telah dirumuskan secara kolektif dan
mengandung nilai-nilai, aspirasi, harapan-harapan stakeholderss di masa depan serta
mengacu kepada Visi, Misi dan Program Aksi Presiden RI Tahun 2015-2019, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035 dan Visi, Misi Kementerian
Perindustrian.
Visi dan Misi BBIA tersebut telah diturunkan ke dalam tujuan dan sasaran strategis
tahun 2015-2019.
IKU BBIA tersebut telah ditetapkan melalui Keputusan Kepala BBIA nomor
21/Bd/BBIA/I/2018 tanggal Maret 2019 tentang Penetapan Indikator Utama (IKU)
Balai Besar Industri Agro Tahun 2015-2019. IKU tersebut telah dijadikan sebagai dasar
penetapan Perjanjian Kinerja tahun berjalan.
– 2019 dan RKA-KL Tahun 2019. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Industri Agro pada TA 2019 menghasilkan 6 (enam) Output. Bila dibandingkan
dengan TA 2018 terdapat perbedaan jumlah Output dimana pada tahun sebelumnya
jumlah Output BBIA adalah 5 (lima). Hal ini disebabkan penyesuaian adanya tagging
pendidikan terkait pengembangan SDM industri.
Pada TA 2019, jumlah pagu pada DIPA Awal BBIA adalah sebesar Rp
51.756.861.000,-. Adapun rincian kegiatan, output dan anggaran BBIA TA 2019
adalah seperti pada Tabel 2.2:
VOLUME
KODE PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT OUTPUT ANGGARAN (Rp.)
019.07.12 Program Pengembangan Teknologi dan 51.756.861.000
Kebijakan Industri
1867 Penelitian dan Pengembangan Teknologi 40.484.162.000
Industri Agro
1867.001 Hasil Penelitian dan Pengembangan 3 Penelitian 3.000.000.000
Teknologi Industri Agro
1867.004 Teknologi Industri yang dikembangkan dan 4 Paket 1.734.892.000
diterapkan untuk Meningkatkan Daya Saing Teknologi
Industri Nasional
1867.010 Layanan Manajemen Satker 1 Layanan 15.727.195.000
1867.951 Layanan Internal (Overhead) 1 Layanan 2.774.310.000
1867.994 Layanan Perkantoran 12 Layanan 17.247.765.000
4925 Pengembangan Kompetensi SDM Litbang 11.272.699.000
Teknologi
4925.001 Layanan Jasa Teknis dan Pelatihan SDM 1.000 11.272.699.000
Industri
Tabel 2.4. Rincian Pagu BBIA berdasarkan Jenis Belanja Tahun Anggaran 2019
No Jenis Belanja Pagu
I Rupiah Murni 22,949,836,000
1 Belanja Pegawai 10,206,611,000
2 Belanja Barang 7,919,056,000
3 Belanja Modal 4,824,169,000
II PNBP BLU 28,545,614,000
1 Belanja Pegawai 14,925,225,000
2 Belanja Barang 12,546,079,000
3 Belanja Modal 1,074,310,000
Total 51,495,450,000
RM untuk tahun 2019 ini sudah dianggarkan dari anggaran PNBP BLU sendiri dan
dikategorikan Belanja Pegawai yang bersumber dari PNBP BLU.
Salah satu indikator capaian kinerja adalah pertumbuhan PNBP. Target Penerimaan
JPT atau PNBP Tahun 2019 (sesuai pagu belanja PNBP BLU) sebesar Rp 28.545.614.000,-
(dua puluh delapan milyar rupiah lima ratus empat pulih lima juta enam ratus empat belas
ribu rupiah). Komposisi target PNBP Tahun 2019 berdasarkan jasa layanan ditetapkan
seperti pada Tabel 2.5
Tabel 2.5. Target Penerimaan PNBP pada DIPA Tahun 2019
Target Penerimaan JPT atau PNBP Tahun 2019 yang ada di DIPA nilainya lebih
kecil dari target yang ada di Renstra BBIA TA 2015-2019. Adapun rincian target PNBP
sesuai dengan Renstra BBIA adalah sebagai berikut :
Tabel 2.6. Target Penerimaan PNBP Tahun 2019 sesuai Renstra BBIA
Tabel 2.8. Rencana Aksi Perjaki Kegiatan Balai Besar Industri Agro Ta 2019
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Rencana Aksi
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Target Rencana kegiatan Target Rencana Kegiatan Target Fisik(% ) Rencana Kegiatan Target Rencana Kegiatan
Fisik(% ) Fisik(% ) Fisik(% )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Meningkatnya hasil - 1 Peningkatan efisiensi perusahaan 30 Persen 15% Persiapan litbang yang 45% Pelaksanaan Penerapan litbang, 80% Evaluasi Pelaksanaan litbang, 100% Pelaksanaan litbang, analisis data,
hasil litbang yang industri yang memanfaatkan produk diterapkan di Industri ( bahan, pengumpulan data dan analisis data pengumpulan dan pengolahan data, diskusi dan pelaporan
dimanfaatkan oleh inovasi/paten hasil litbangyasa peralatan, SDM), studi analisis data, diskusi dan pelaporan
industri literatur, survey dan
pengumpulan data
2 Meningkatnya efisiensi 1 Perusahaan industri/badan usaha yang 4 Perusahaan 20% Penjajakan dengan industri, 40% Penjajakan dengan industri 2, 80% Penjajakan dengan industri 3, 100% Penjajakan dengan industri 4,
industri dalam rangka memanfaatkan produk inovasi hasil industri pembahasan MoU implementasi, pembahasan MoU implementasi 2, pembahasan MoU implementasi 3, pembahasan topik dan MoU implementasi
mendorong daya saing litbangyasa pelaksanaan kontrak kegiatan pelaksanaan implementasi industri 1 pelaksanaan implementasi industri 2 4, pelaksanaan implementasi industri 3
industri 1 (desain modifikasi alat, uji dan 2 (desain modifikasi alat, uji coba dan 3 (desain modifikasi alat, uji coba dan 4 (desain modifikasi alat, uji coba
coba dan perbaikan peralatan, dan perbaikan peralatan, alih teknologi) dan perbaikan peralatan, alih teknologi) dan perbaikan peralatan, alih teknologi)
alih teknologi)
2 Rasio hasil litbangyasa yang mencapai 83 Persen 15% Persiapan litbang (RPA, bahan, 45% Pelaksanaan litbang, survey dan 80% Pelaksanaan litbang, survey dan 100% Pelaksanaan litbang, analisis data,
TRL 6 dibandingkan jumlah peralatan, SDM), studi pengumpulan data, analisis data pengumpulan data, analisis data, diskusi diskusi dan pelaporan
litbangyasa yang dilaksanakan pada literatur, survey dan dan pelaporan
tahun berjalan pengumpulan data
3 Rasio paket teknologi/konsultasi yang 85 Persen 10% Penjajakan dengan industri, 30% Pembahasan proposal dan perjanjian 50% Pelaksanaan penelitian, analisis data, 100% Analisis data, diskusi dan pelaporan
berhasil memecahkan masalah pembahasan topik kerjasama kerjasama, pelaksanaan penelitian diskusi dan pelaporan
industri dibandingkan dengan total
jumlah permintaan jasa problem
solving dari industri pada tahun
3 Meningkatnya 1 Tingkat kualitas pelayanan publik 3.6 Skala 10% 1) Penyusunan kuesioner; 2) 30% 1) Pengiriman kuesioner; 2) 50% Monitoring dan evaluasi 100% 1) Monitoring dan evaluasi;
penguasaan teknologi (skala 1-4) Indeks Sampling responden; 3) Pengolahan dan analisa data; 3) Monitor 2)Penyusunan laporan
industri Monitor dan evaluasi jasa dan Evaluasi jasa layanan; 4)
layanan; 4) Menindaklanjuti Menindaklanjuti hasil monitoring
hasil monitoring
4 Meningkatnya tingkat Tingkat maturitas SPIP (skala 1-4) 3.6 Nilai 20% Menyusun Peta Resiko 40% Up Date data dukung atau dokumen 60% Memantau Pelaksanaan SIP 100% Memantau Pelaksanaan SIP Triwulan IV
maturitas SPIP Satker Kegiatan terkait Th 2019
Nilai akuntabilitas kinerja A Nilai 20% Penyusunan dokumen Sistem 40% Melanjutkan Penyusunan dokumen Melakukan review atas 75% 100% Pengiriman dokumen dan melakukan
Akuntansi Kinerneja Sistem Akuntansi Kinerneja dokumen Sistem penilaian atas dokumen oleh Tim
(perencaan dan pelaporan) Akuntabitas Kinerja ;
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Hasil yang telah dicapai untuk setiap indikator kinerja sasaran strategis
kegiatan sampai dengan akhir tahun 2019 seperti pada Tabel 3.1.
a) Perusahaan PD Tamurindo
BBIA melakukan penelitian melalui program Inhouse Research
tentang pengembangan cuka makan dari buah kurma. Selama
ini, buah yang sudah dikembangkan menjadi cuka adalah
anggur, molase, aper, pir, melon, kelapa, madu, kentang dan
bahan lainnya. Cuka merupakan cairan yang dihasilkan dari
bahan yang mengandung pati dan gula melalui dua tahap
fermentasi alkohol dan asetat dengan kandungan minimal asam
asetat adalah 4% (b/v). Hasil penelitian menghasilkan
Litbangyasa Yang
Nama diterapkan Q/C/D Q/C/D Perbandingan
Perusahaan (Proses Teknologi Sebelum Sesudah (% biaya/cost)
Pengolahan)
Penerapan
Teknologi
PD Tamurindo 30 Ml 17 Ml -43%
Pengolahan Cuka
Kurma
2.2. Indikator Kinerja 2.2 : Rasio hasil litbangyasa yang mencapai TRL 6
dibandingkan jumlah litbangyasa yang
dilaksanakan pada tahun berjalan.
1) Hasil yang telah dicapai
Hasil Litbang TA. 2019 hasil litbang prioritas yang siap untuk
diterapkan adalah hasil litbang Teknometernya mencapai minimal skala
6. Penilaian teknometer di lakukan oleh tim penilai sesuai Peraturan
Kepala BPPI Nomor 217 Tahun 2016 tentang Panduan Teknis
Pengukuran Tingkat Kesiapterapan Teknologi. Rasio yang sudah
melebihi target seperti pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6.
Rasio Hasil Litbangyasa Yang Mencapai TRL 6 Dibandingkan Jumlah
Litbangyasa Yang Dilaksanakan Pada Tahun Berjalan.
Indikator Kinerja 1.1 Target Realisasi % Capaian
Rasio hasil litbangyasa 83% 100% 120.48
yang mencapai TRL 6 (5 dari 6 (6 dari 6
dibandingkan jumlah penelitian) penelitian)
litbangyasa yang
dilaksanakan pada
tahun berjalan.
Teknomet
No Hasil litbang yang siap diterapkan
er skala 6
Aplikasi Produk Karotenoid dari Minyak Buah Merah untuk
1 Sudah
Pangan dan Standar Kimia
Pengembangan Desain Penggorengan Double Layer
2 (Minyak/Air) dan Pengujian Cepat Penurunan Kualitas Minyak Sudah
dengan Teknologi Flourescence Fingerprint
Aplikasi Teknologi Flourescence Spectroscopy dan
3 Sudah
Chemometrics untuk Identifikasi Mutu Kopi
Judul penelitian :
a) Aplikasi Produk Karotenoid dari Minyak Buah Merah untuk
Pangan dan Standar Kimia
Pada tahun 2017, BBIA telah melakukan penelitian tentang Isolasi
α/β-Karoten dan α/β-Kriptoxanthin pada Minyak Buah Merah.
Salah satu hasil yangdiperoleh adalah produk serbuk karotenoid
dengan kadar beta karoten 3-5 %dengan menggunakan spray dryer
skala pilot. Selain itu juga didapatkan produkekstrak total
karotenoid, serta isolat alfa/beta karoten dan alfa/beta kriptoxanthin
skala lab, namun belum optimal.
Pada tahun 2018 ini dilanjutkan optimasi proses powderisasi serbuk
karotenoid dengan kadar karoten 3-5%, proses isolasi sekaligus
purifikasi isolat α/β- karoten dan α/β-kriptoxanthin untuk
meningkatkan kemurnian produk isolat khusunya untuk produk
standar kimia. Aplikasi BTP pewarna terutama pewarna alami pada
produk pangan, tentu saja berbeda satu sama lain karena perbedaan
karakteristik produk pangan yang akan diaplikasikan, selain dengan
karakteristik dari BTP pewarna tersebut. Jenis sediaan pewarna
alami khususnya untuk beta karoten terdapat dua bentuk, yaitu
118 kDa, 106 kDa, 101 kDa, 95 kDa, 90 kDa, 86 kDa, 56 kDa, 53
kDa, 47 kDa, 45 kDa, 42 kDa, 40 kDa, 38 kDa, 29 kDa, 19 kDa 15
kDa, 13 kDa dan 10 kDa. Pita protein ekstrak udang dengan pelarut
TGD adalah 250 kDa, 180 kDa, 95 kDa, 90 kDa, 86 kDa, 59 kDa,
56 kDa, 50 kDa, 47 kDa, 45 kDa, 42 kDa, 38 kDa, 34 kDa, 32 kDa,
19 kDa, 17 kDa, 13 kDa, dan 10 kDa. Alat yang digunakan untuk
proses pembuatan kit adalah dispenser, laminator dan cutter.
Pembuatan konjugat Ab-AuNP dapat menggunakan buffer fosfat
atau buffer borat pada pH 8.5.
e) Penerapan Prinsip Industri 4.0 Pada Pengolahan Desiccated
Coconut
Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari Making
Indonesia 4.0 yang sedang digalakkan oleh Menteri Perindustrian.
Tujuan utama kegiatan ini adalah membuat pilot plant pengolahan
desiccated coconut yang menerapkan prinsip – prinsip IR 4.0 yang
dapat dikembangkan lebih lanjut. Harapan dari terlaksananya
kegiatan ini antara lain adalah terbentuknya rancang bangun
proses pengolahan desiccated coconut dengan prinsip IR 4.0,
terbentuknya mesin-mesin dan peralatan pengolahan Desiccated
Coconut mencakup pengupasan tempurung kelapa, pengupasan
kulit ari, pemarutan, pemucatan, blanshing atau sterilisasi,
pengeringan, pengayakan serta pengemasan yang terintegrasi
secara mekanis dan terkendali, serta tersedianya teknologi
monitoring non-destructive pada line produksi. Perubahan lingkup
dan skala kegiatan yang semula menggunakan dryer Vibrating
Fluidized Bed Dryer (continuous) dan belum dilengkapi panel
kontrol serta kapasitas 50 kg/jam berubah menjadi menggunakan
Rotary Dryer kap 10 kg/2jam (batch), dilengkapi Panel Control
terkait perubahan kebijakan penganggaran. Hal ini berkonsekuensi
realisasi kegiatan menjadi terkendala. Kegiatan penerapan prinsip
industri 4.0 pada Desiccated Coconut secara fisik belum mencapai
target yang direncanakan, namun realisasi keuangan sudah
Hasil uji patulin pada contoh jus buah apel, jus apel bening dan
puree apel adalah tidak terdeteksi atau bawah limit deteksi
metode. %RSD Repetabilitas pada jus buah apel sebesar 9,92%,
jus apel bening 1,19%, puree apel 4,95% lebih kecil dari nilai 2/3
CVHorwitz sehingga dapat dikatakan metode uji tersebut
memiliki repetabilitas yang memenuhi syarat. Reproduksibilitas
dievaluasi menggunakan uji T, didapatkan Thitung sebesar 0,72
sedangkan Ttabel sebesar 2,31. Dalam hal ini Thitung < Ttabel
maka hasil analisa alat HPLC I dan alat HPLC II tidak berbeda
nyata. Hasil pengujian akurasi didapatkan nilai perolehan kembali
yang memenuhi syarat, untuk jus buah apel yaitu 79,59%, jus apel
bening yaitu 92,50% dan puree apel yaitu 107,37%, dengan syarat
keberterimaan berkisar antara 75% sampai 120%. Limit deteksi
instrumen sebesar 2,21 µg/Kg yang diperoleh berdasarkan
percobaan secara visual. Nilai limit deteksi metode patulin dalam
jus buah apel sebesar 4,77 µg/Kg, dalam jus apel bening sebesar
4,64 µg/Kg, dan dalam puree apel sebesar 4,96 µg/Kg. Hasil uji
banding yang memenuhi syarat keberterimaan %Recovery 75-
120% yaitu hasil pengujian untuk sampel puree apel di
laboratorium BBIA sebesar 105% dan hasil pengujian di
laboratorium Saraswanti Indo Genetech sebesar 81%. Hasil
pengujian untuk sampel jus buah apel di laboratorium BBIA
sebesar 80% dan hasil pengujian di laboratorium Saraswanti Indo
Genetech sebesar 112%. Hasil pengujian untuk sampel jus apel
bening di laboratorium BBIA sebesar 93% dan hasil pengujian di
laboratorium Saraswanti Indo Genetech sebesar 108%.
7
6
5
4
3
2
1
0
2015 2016 2017 2018 2019
Target 3 3 3 4 5
Realisasi 3 4 3 4 6
Gambar 3.10.
Hasil Litbang Hasil hasil litbangyasa Yang mencapai TRL 6
Tahun 2015-2019
Gambar 3.10 menunjukkan bahwa realisasi hasil Litbang
Prioritas yang dikembangkan Tahun 2015-2019 yang target
ditetapkan selalu tercapai.
Tabel 3.10
Tingkat Kualitas Pelayanan Publik (skala 4) TA 2019
Indikator Kinerja 1.3 Target Realisasi %
Capaian
Tingkat Kualitas
3.6 3,61 100.28%
Pelayanan Publik
3,7
3,6
3,5
3,4
3,3
IKM
3,2
3,1
3
2,9
2,8
2,7
2015 2016 2017 2018 2019
Target 3,22 3,22 3,5 3,6 3,6
Realisasi 3,01 3,08 3,41 3,31 3,61
Sasaran IV terdiri dari 2 (dua) Indikator Kinerja, yakni Tingkat Maturitas SPIP
dan Nilai Akuntabilitas Kinerja.
4.1. Indikator Kinerja 4.1 : Tingkat maturitas pengendalian internal
(SPIP)
1) Hasil yang telah dicapai
Tingkat maturitas pengendalian internal (SPIP) terkait hasil
penilaian sampai dengan akhir tahun 2019 sudah melewati target yang
ditetapkan sebanyak yaitu dengan nilai 3.948.
Tabel 2.11
Hasil Penilaian SPIP TA 2019
Indikator
No. Sasaran Kegiatan Target Realisasi %
Kinerja
Meningkatnya Tingkat
1 tingkat maturitas maturitas SPIP 3.6 3.948 110%
SPIP Satker (skala 1-5)
Pada tahun 2019 ini Tingkat Maturitas SPIP dimasukkan ke dalam salah
satu Perjakin yang ditetapkan oleh BPPI, penilaian telah dilakukan pada
Tahun 2019 dan Balai Besar Industri Agro mendapatkan skor 3,948,
masuk ke dalam kriteria “terdefinisi”.
Apabila dibandingkan Tingkat Maturitas SPIP tahun 2015-2019 seperti
pada Gambar 3.12.
4,00
3,90
3,80
3,70
3,60
3,50
3,40
3,30
3,20
2015 2016 2017 2018 2019
Target 3,50 3,50 3,60 3,60
Realisasi 3,57 3,88 3,96 3,95
Tabel 3.12
Hasil Penilaian Nilai Akuntabilitas Kinerja
Indikator
No. Sasaran Kegiatan Target Realisasi
Kinerja
NO KOMPONEN NILAI
A Perencanaan Kinerja (35%) 24.51
T R T R T R T R T R
1 Meningkatnya efisiensi Peningkatan efisiensi perusahaan
industri dalam rangka industri yang memanfaatkan produk
mendorong daya saing inovasi/paten hasil litbangyasa 30 43
industri
Hasil capaian program prioritas pada satuan kerja BBA TA 2019 yang
telah dilaksanakan seperti pada Tabel 3.15.
Tabel 3.15.
Capaian Program Prioritas Nasional Tahun Anggaran 2019
RENJA K/L
PROGRAM KEGIATAN Realisasi Realisasi
OUTPUT Target JUMLAH
Ouput Keuangan
Tabel 3.16
Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja TA 2019
Realisasi (Data
No Jenis Belanja Pagu Emon per %
03/01/2020)
I Rupiah Murni 22,949,836,000 22,030,946,899 96.00%
1 Belanja Pegawai 10,206,611,000 10,025,530,513 98.23%
2 Belanja Barang 7,919,056,000 7,527,022,389 95.05%
3 Belanja Modal 4,824,169,000 4,478,393,997 92.83%
II PNBP BLU 28,545,614,000 26,085,923,794 91.38%
1 Belanja Pegawai 14,925,225,000 13,793,558,413 92.42%
2 Belanja Barang 12,546,079,000 95.89%
12,030,732,377
3 Belanja Modal 1,074,310,000 261,633,004 24.35%
Total 51,495,450,000 48,116,870,693 93.44%
Realisasi (Data
Jenis Belanja Pagu Emon per %
03/01/2020)
Rupiah Murni 22,949,836,000 22,030,946,899 96.00%
Belanja Pegawai 10,206,611,000 10,025,530,513 98.23%
Realisasi (Data
Jenis
No Pagu Emon per %
Belanja
03/01/2020)
II PNBP BLU 28,545,614,000 26,085,923,794 91.38%
Belanja
1 14,925,225,000 13,793,558,413 92.42%
Pegawai
Belanja
2 12,546,079,000 12,030,732,377 95.89%
Barang
Belanja
3 1,074,310,000 261,633,004 24.35%
Modal
4) Rekomendasi
Tidak ada
Tabel 3.18
PNBP BBIA Tahun 2015-2019
Tahun
No Jenis JPT
2015 2016 2017 2018 2019
1 Pengujian 16,360,498,973 17,346,793,203 15,110,687,954 14,123,983,390 15,959,913,970
2 Kalibrasi 2,596,812,500 2,909,884,905 3,005,909,800 3,588,988,420 3,357,751,110
3 Sertifikasi 3,752,867,000 4,580,978,000 4,263,268,000 5,373,862,000 4,719,420,500
4 Sampling N/A N/A 398,092,000 583,345,000 698,524,000
5 Jasa Uji Profisiensi N/A 475,495,000 256,223,000 392,625,000 499,055,000
6 Pelatihan 1,197,515,000 966,855,000 910,840,000 1,129,536,000 1,416,058,500
7 Konsultansi 209,250,000 605,695,000 201,420,000 465,026,000 279,900,500
8 RBPI 66,700,000 148,602,500 98,000,000 262,624,000 137,899,900
9 Litbang 297,032,866 62,035,000 1,157,092,610 875,580,500 1,149,240,546
10 Jasa Inspeksi Teknis N/A 135,995,000 212,000,000 562,558,000 182,195,000
11 Standardisasi N/A N/A N/A N/A
12 Bunga Bank N/A 431,984,509 431,445,106 223,931,869 147,447,755
13 JPT lainnya 973,808,739 89,865,892 408,888,500 702,737,663 875,249,500
Total 25,454,485,078 27,754,184,009 26,453,866,970 28,284,797,842 29,422,656,281
Pertumbuhan (%) 5.87% 9.03% -4.69% 6.92% 4.02%
Tabel 3.19
Realisasi Volume Layanan Jasa Teknis BBIA TA. 2019
No Jenis Layanan Target Volume Realisasi % Realisasi Perbandingan
2019 Realisasi 2018 2019 dan 2018
- Layanan Jasa Teknis 13,758,656,000 13,633,711,991 99.09% 29,831,576,000 21,076,109,795 70.65% 13,579,048,000 13,456,502,557 99.10% 14,682,718,000 14,211,770,604 96.79% 15,727,195,000.00 14,249,387,592.00 90.60
- Layanan internal (overhead) - - - - 19,714,790,000 17,987,584,477 91.24% 13,895,923,000 12,274,097,679 88.33% 2,774,310,000.00 1,746,069,201.00 62.94
- Dokumen perencanaan/ penganggaran/ pelaporan 250,140,000 201,202,892 80.44% - - - -
- Layanan Perkantoran 23,964,354,000 23,327,303,358 97.34% 25,817,258,000 24,580,741,000 95.21% 27,643,609,000 25,356,371,334 91.73% 27,410,674,000 26,808,578,224 97.80% 16,986,354,000.00 16,547,504,584.00 97.42
Pengembangan Kompetensi Sdm Litbang Teknologi Industri
- 146,350,000 145,498,000 99.42% - - - - 11,272,699,000.00 11,106,564,071.00 98.53
Agro
Realisasi keuangan dari tiap Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja TA 2019 adalah sebagaimana terlampir pada tabel 3.21
Tabel 3.21.
Realisasi Keuangan Berdasarkan Perjanjian Kinerja TA 2019
No. Sasaran Ke giatan Indikator Kine rja Targe t Re alisasi Kompone n/ Subkompone n Anggaran
Pagu Re alisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Meningkatnya efisiensi industri 1 Peningkatan efisiensi perusahaan industri yang Layanan Kerjasama 254800000 237.354.009 93,15%
dalam rangka mendorong daya saing memanfaatkan produk inovasi/paten hasil Penelitian Dan
30 43
industri litbangyasa Pengembangan
2 Meningkatnya penguasaan teknologi 1 Perusahaan industri/badan usaha yang 4 4 Layanan Konsultansi 138.500.000 138.157.300 99,75%
industri memanfaatkan produk inovasi hasil litbangyasa
2 Rasio hasil litbangyasa yang mencapai T RL 6 83 100 T eknologi Industri Yang 1.734.892.000 1.602.737.656 92,38%
dibandingkan jumlah litbangyasa yang Dikembangkan Dan
dilaksanakan pada tahun berjalan Diterapkan Untuk
Meningkatkan Daya Saing
Industri Nasional
3 Rasio paket teknologi/konsultasi yang berhasil 85 100 Layanan Rancang Bangun 280.000.000 251.965.921 89,99%
memecahkan masalah industri dibandingkan Dan Perekayasaan Industri
dengan total jumlah permintaan jasa problem
3 Meningkatnya Layanan Jasa T eknis 1 solving
T ingkatdari industrimasyarakat
kepuasan pada tahunterhadap layanan 3,6 3,76 Hasil Penelitian Dan 3.000.000.000 2.864.607.589 95,49%
kepada Industri jasa teknis Pengembangan T eknologi
Industri Agro
Layanan Manajemen Satker 15.727.195.000 14.111.230.292 89,73%
4 Meningkatnya penerapan reformasi 1 T ingkat maturitas pengendalian internal (SPIP) 3,6 3,948 Pengembangan Kompetensi 10.767.559.000 10.535.063.541 97,84%
birokrasi Sdm Litbang T eknologi
2 Nilai akuntabilitas kinerja A A Industri AgroProgram Dan
Penyusunan 86.640.000 82.180.600 94,85%
Evalap
TO TAL 51.495.450.000 48.116.870.693 93,44%
Tabel 3.22.
Realisasi Anggaran Kegiatan Per Triwulan Tahun 2019
T R T R T R T R
1 Layanan Jasa Teknis dan Pelatihan SDM Industri 11,272,699,000 21.2 22.93 47.92 49.64 16.32 16.67 24.41 22.01 98.53
Tabel 3.23
Realisasi Anggaran Kegiatan Balai Besar Industri Agro Tahun 2019
Perhitungan EW:
Waktu
No Efisiensi Waktu (EW)
Layanan (%)
1 Real Waktu Pelayanan 81.24
2 Waktu Layanan sesuai SPM 75
3 Efisiensi Waktu (%) 92
4 Skor EW 4
BBIA pada Tahun 2019 mempunyai efisiensi Bahan sebesar 92%
sehingga diperoleh skor 4.
3) Perhitungan Efisiensi Tenaga Kerja
Rumus : Realisasi penggunaan tenaga kerja/ Penggunaan tenaga
kerja sesuai SPM
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pada tahun 2019 BBIA telah menetapkan 7 (tujuh) Indikator pada
4 (empat) sasaran startegis dengan dalam Perjanjian Kinerja (Perjakin).
Adapun pada DIPA TA 2019 terdapat 2 (dua) kegiatan dan 6 (enam)
output kegiatan, yang terdiri dari beberapa sub output dan komponen..
Secara umum pencapaian Perjanjian Kinerja (Perjakin) TA. 2019
telah melebihi target yang diharapkan yaitu mencapai diatas 100%. Hal
ini disebabkan berbagai program dan kegiatan sudah berjalan sesuai
dengan perencanaan. Sasaran yang terkait dengan litbang sudah mulai
menunjukkan hasil. Beberapa kerjasama litbang dengan berbagai instansi
baik itu instansi swasta, pemerintah, maupun UKM sudah terealisasi.
Realisasi penyerapan anggaran BBIA TA. 2019 sebesar Rp.
48.116.870.693,- atau sebesar 93,44% dari pagu sebesar Rp.
51.495.450.000,- dan bila dibandingkan penyerapan anggaran BBIA
terhadap penyerapan anggaran Kementerian Perindustrian Tuhun 2019
masih lebih tinggi yaitu sebesar 93,0%. Realisasi penerimaan PNBP BBIA
TA. 2019 adalah sebesar Rp. 29.422.656.279,- atau sebesar 103,07 dari
target penerimaan pada DIPA 2019.
Realisasi penerimaan PNBP BBIA dari jasa pelayanan teknis
sampai dengan akhir tahun 2019 adalah sebesar Rp 29,422,656,279,- . Jika
dibandingkan dengan PNBP tahun 2018 (Rp 28,284,797,842,-) maka
realisasi PNBP tahun 2019 ini mengalami pertumbuhan sebesar 4,02 %.
Sehubungan dengan telah terbitnya Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 358/KMK.05/2018 tanggal 2 Mei 2018 tentang Penerapan
Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola Dewan Pengawas dan Pegawai Badan
Layanan Umum Balai Besar Industri Agro pada Kementerian
Perindustrian, maka tunjangan kinerja yang sebelumnya dianggarkan dari
RM untuk Tahun 2019 ini sudah dianggarkan dari anggaran PNBP BLU
sendiri dan dikategorikan Belanja Pegawai yang bersumber dari PNBP
BLU. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dari seluruh stake holder yang
ada di BBIA agar lebih peduli terhadap realisasi PNBP BBIA karena
realisasi PNBP ini akan berdampak langsung kepada besaran nominal dan
kontinuitas Remunerasi BLU yang diterima oleh seluruh pegawai BBIA
baik itu yang PNS maupun non PNS.