Anda di halaman 1dari 95

Draft Renstra 2020–2024

Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

RENCANA STRATEGIS BISNIS


2020 – 2024

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL MENENGAH DAN ANEKA
BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA
SIDOARJO – 2019
Draft Renstra 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 40 tahun 2006 tentang


Tatacara penyusunan RPJM Nasional, Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga, Rencana Kerja Pemerintah, Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga, dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
maka setiap unit kerja/satuan kerja diwajibkan untuk membuat
Rencanan Strategis jangka waktu 5 tahun. Berdasarkan hal tersebut
maka Balai Pegembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
menyusun Rencana Strategis untuk menangkap peluang perubahan
yang terjadi pada sektor manufaktur industri alas kaki khususnya IKM.
Ragam perubahan media teknologi dan informasi menjadikan peta
industri alas kaki mengalami pergeseran. IKM alas kaki saat ini harus
punya orientasi penggunaan internet of Things (IoT) pada setiap rantai
nilai bisnisnya. Perubahan ini menjawab tantangan ke depan dengan
kebijakan Kementerian Perindustrian yang telah menyusun inisiasi
”Making Indonesia 4.0” sebagai implementasi peta jalan Indonesia
menuju revolusi industri 4.0.
Dalam draft dokumen rencara strategi (renstra) BPIPI periode 2020-
2024 terdapat beberapa tema yang menjadi variabel perubahan dalam
indikator kinerja organisasi dalam periode akhir 2019 ini. Beberapa tema
perubahan pada periode akhir renstra BPIPI 2015-2019 antara lain :
• Perkembangan teknologi dan media informasi
• Pergeseran ekonomi manufaktur menuju jasa
• Fenomena The Industry 4.0 (4IR) sudah di depan para pelaku
industri nasional
• Bonus demografi Indonesia

i
Kata Pengantar
Draft Renstra 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Dalam kesempatan penyusunan draft dokumen dokumen rencana


strategis ini adalah momentum yang tepat untuk mendapatkan masukan
lebih teknis tentang beberapa isu utama dalam Rencana Strategis
(Renstra) Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
periode 2020 – 2024 sebagai acuan kegiatan dan pengembangan
organisasi. Harapan kami renstra ini dapat memberikan manfaat dalam
mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi BPIPI.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, telah
tersusun draft dokumen Rencana Strategis (Renstra) Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) periode 2020 –
2024 sebagai acuan kegiatan dan pengembangan organisasi. Kepada
semua pihak, baik dari komponen yang ada dilingkungan Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia yang terlibat maupun
yang memberikan masukan dalam proses penyusunan perubahan
dokumen, kami mengucapkan terimakasih. Harapan kami Renstra ini
dapat memberikan manfaat dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan
organisasi BPIPI.

Sidoarjo, Januari 2020

Kepala Balai Pengembangan


Industri Persepatuan Indonesia
(BPIPI)

(Heru Budi Susanto)

ii
Kata Pengantar
Draft Renstra 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

LAMPIRAN
SURAT KEPUTUSAN KEPALA
BALAI BPIPI
NOMOR. 2 TAHUN /2020
TENTANG
RENCANA STRATEGIS
BALAI PENGEMBANGAN
INDSUTRI PERSEPATUAN
INDONESIA TAHUN 2020-2024

BAB I PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum
B. Capaian Kinerja Balai Pengembangan Industri Persepatuan
indonesia Tahun 2015-2019
C. Potensi dan Permasalahan
1. Potensi
2. Permasalahan
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS
A. Visi
B. Misi
C. Tujuan
D. Sasaran Strategis
1. Stakeholders Prespective
2. Customer Perspective
3. Internal Process Perspective
4. Learning and Growth Perspective
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN

iii
Daftar Isi
Draft Renstra 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

A. Arah Kebijakan Penumbuhan dan Pengembangan Industri


Kecil, Menengah, dan Aneka
B. Strategi Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil,
Menengah, dan Aneka
1. Strategi Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil,
Menengah, dan Aneka
2. Sasaran Program Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah
3. Kegiatan Prioritas dan Rencana Aksi Pengembangan
Industri Kecil dan Menengah
C. Kerangka Regulasi
D. Kerangka Kelembagaan
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
A. Target Kinerja
1. Indikator Kinerja Sasaran Strategis
2. Indikator Kinerja Program
3. Indikator Kinerja Kegiatan
B. Kerangka Pendanaan
BAB V PENUTUP

iv
Daftar Isi
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum

Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035


telah menetapkan penahapan capaian pembangunan Industri kedalam
tiga periode, yaitu tahap I (2015-2019) diarahkan pada peningkatan nilai
tambah sumber daya alam pada industri hulu berbasis agro, mineral dan
migas, yang diikuti dengan pembangunan industri pendukung dan
andalan. secara selektif melalui penyiapan SDM (wirausaha industri,
tenaga kerja industri, pembina industri, dan konsultan industri) yang ahli
dan kompeten di bidang industri, serta meningkatkan penguasaan
teknologi. Tahap II (2020 – 2024) diarahkan pada pencapaian
keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan melalui penguatan
struktur industri dan penguasaan teknologi, serta didukung oleh SDM
yang berkualitas, sedangkan tahap III (2025 – 2035) adalah visi
Indonesia menjadi negara industri tangguh yang bercirikan struktur
industri nasional yang kuat dan dalam, berdaya saing tinggi di tingkat
global, serta berbasis inovasi dan teknologi. Fokus pengembangan
industri pada periode tahun 2020 – 2024 merupakan tahap II dari
pembangunan industri nasional dengan arah rencana pembangunan
industri nasional pada tahap ini dengan uraian sebagai berikut.
1. Penguatan Struktur Industri dilaksanakan melalui:
a. Perbaikan alur material melalui pembangunan industri hulu;
b. Memperkuat iklim investasi dan keterbukaan perdagangan dalam
rantai nilai produksi global;

1
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

c. Menarik investasi asing melalui insentif dan kolaborasi untuk


percepatan transfer teknologi;
d. Mendesain ulang zona industri nasional; dan
e. Pemberdayaan IKM melalui dukungan pengembangan
kompetensi internal, pengembangan ekosistem bisnis,
kelembagaan dan penyediaan fasilitas.
2. Penguasaan Teknologi
a. Pembentukan ekosistem inovasi melalui pengembangan pusat-
pusat inovasi teknologi oleh pemerintah, swasta, masyarakat dan
universitas;
b. Menerapkan insentif fiskal dan non fiskal untuk menarik investasi
teknologi;
c. Membangun infrastruktur digital nasional; dan
d. Pengembangan Industri Hijau.
3. Peningkatan Kualitas SDM
a. Peningkatan kompetensi SDM Industri melalui pendidikan vokasi
dan diklat berbasis kompetensi;
b. Pembangunan infrastruktur tenaga kerja industri berbasis
kompetensi; dan
c. Pembangunan dan pengembangan lembaga pendidikan vokasi
dan diklat berbasis kompetensi

BPIPI sudah menjalani 3 (tiga) periode rencana strategis


Kementerian Perindustrian. Sejak tahun 2009, BPIPI disetujui menjadi
satuan kerja di bawah Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
merupakan periode awal masuk rencana strategi 2010 – 2014. Kemudian
masuk pada periode ke-2 tahun 2015 – 2019 yang akan dilewati sebentar
lagi untuk masuk pada periode ke-3 tahun 2020 – 2024 yang
merupakan babak baru BPIPI memasuki era disrupsi yang merupakan
periode yang tepat untuk melakukan perubahan.

2
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Fenomena revolusi industri 4.0, cepat atau lambat secara alamiah


akan menjalar di sektor alas kaki, khususnya IKM. BPIPI melihat dalam
periode 5 tahun terakhir tumbuh start up baru meskipun dengan jumlah
yang belum berarti muncul IKM alas kaki berbasis IoT (Internet Of
Things). IoT muncul sebagai konsekuensi dari fenomena 4IR.
Penggunaan teknologi dan media informasi yang semakin bervariasi,
semakin memberikan banyak pilihan bagi IKM untuk melakukan inovasi
pada proses bisnisnya. Fenomena IoT juga berdampak pada sisi
konsumen, beberapa perubahan antara laian, adanya kecenderungan
konsumen untuk belanja melalui media online sudah menujukkan
aktifitas yang tidak sedikit terutama generasi milenial. Praktek business
as usual mulai tergerus perlahan, toko-toko konvensional mulai
membuka diri dengan media online untuk memperluas jangkauan
pasarnya.
Internet of things (IoT) sangat erat kaitannya dengan revolusi
industri 4.0. IoT bekerja mencari dan mengumpulkan data yang
kemudian akan di olah menjadi informasi yang lebih bermanfaat. Pada
industri alas kaki manfaat IoT salah satunya dapat dapat digunakan
sebagai penghubung antara mesin produksi agar berjalan lebih efisien.
Tentu dapat pula dimanfaatkan pada sisi inventori, marketing, penjualan
yang tidak luput dari disrupsi industri 4.0. Tidak hanya industri skala
besar. Kemenrian Perindustrian juga mendorong industri skala
menengah kecil agar ikut menangkap peluang di era industri 4.0.
Dalam meningkatkan integritas organisasi, BPIPI secara khusus
menginisiasi program BPIPI Berprestasi. Program ini didorong sebagai
komitmen bentuk dukungan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik. Dalam jangka menengah 2020- 2024, program BPIPI Berprestasi
secara bertahap akan implementasikan sebagai budaya organisasi yang
secara konsisten meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.
Dengan paradigma baru, BPIPI sebagai organisasi yang melayani

3
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

kedepan akan mengoptimalkan berbagai media dan infrastruktur


teknologi sebagai yang menawarkan platform baru bagaimana BPIPI
melayani masyarakat industri dengan lebih baik, transparan, profesional
dan menegakkan integritas.
Dalam upaya BPIPI menuju era industri 4.0, BPIPI akan
mengembangan pilot project Alas Kaki 4.0 yang fokus pada
pendampingan industri menengah alas kaki mengimplementasikan
secara bertahap industri 4.0. Konsep fabrication laboratory (fablab)
yang berkolaborasi dengan sejumlah komunitas kreatif , inkubator
teknologi, media sosial dan yang mempunyai concern yang sama
kepada penumbuhan start up industri alas kaki.
Beberapa tema perubahan pada periode akhir renstra BPIPI 2015-
2019 antara lain :
• Perkembangan teknologi dan media informasi yang merubah
paradigm konsumen dalam memandang sebuah produk berubah dari
yang semula berorientasi pada transaksi semata menjadi transaksi
yang berorientasi pada pengalaman dan hal baru dalam
menggunakan produk. Saat ini Customer experience menjadi sangat
penting bagi produsen, sehingga banyak dari manufaktur
mendefinisikan kembali produk mereka sebelum dilepas ke pasar.
Tidak hanya industri skala menengah besar, pada skala kecil pun
mulai berubah cara pandang bagaimana berlomba membuat produk
dengan feature-feature tambahan yang membuat konsumen lebih
merasakan ada manfaat lain dari produk tersebu. Dan feature
tersebut banyak didapatkan industri manufaktur dengan
memanfaatkan teknologi dan media informasi. Pada industri alas kaki,
baik skala kecil dan menengah, perlu di intervensi dengan kebijakan
kemudahan penggunaan teknologi dan media informasi baik dari segi
infrastruktur dan biaya penggunaannya.

4
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

• Pergeseran ekonomi manufaktur menuju jasa tidak teralakan lagi


Turunnya kontribusi industry manufaktur pada PDB nasional menjadi
indikator utama. Di sisi lain bonus demografi Indonesia pada tahun
2030 akan ada populasi usia produktif sebesar 30 juta dimana bisa
menjadi beban jika industri tidak mampu menyerap optimal tenaga
kerja produktif tersebut. Namun bonus demografi tersebut akan
berlaku jika intervensi kebijakan ekonomi nasional mampu
memberikan peluang pada tenaga kerja usia produktif untuk diserah
optimal oleh industri domestic khususnya IKM alas kaki.
• Fenomena The Industry 4.0 (4IR) sudah di depan para pelaku
industri nasional. Akan terjadi perubahan mendasar pada struktur
industri nasional dan saat ini 4IR sudah menjadi agenda nasional
dalam rangka peningkatan daya saing bangsa. Indonesia adalah salah
satu pasar ekonomi terkuat di dunia dengan jumlah populasi yang
mendekati 270 juta. Semua kekuatan ekonomi global tertuju ke
Indonesia sebagai pasar yang melimpah juga sebagai sumber tenaga
kerja produktif yang kompetitif. Dengan kontribusi serapan tenaga
kerja hingga 14 juta dan belanja konsumen nasional yang kuat
kedepan Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi duna yang
merubah dari berbasis sumber daya alam menjadi berbasis sektor
yang bernilai tambah.
Era Globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang
sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian baik nasional
maupun internasional. Dampak yang paling dirasakan saat ini adalah
persaingan di dunia industrI yang semakin ketat. Untuk itu sektor
industri harus dapat berkembang dalam arena persaingan dan sekaligus
menjadikanya sebagai motor penggerak perekonomian nasional di masa
depan. Untuk membangun daya saing yang berkelanjutan, diperlukan
upaya pemanfaatan seluruh potensi sumber daya dan kemampuan yang

5
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

dimiliki untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada di luar negeri


maupun di dalam negeri.
Industri alas kaki (termasuk di dalamnya kulit dan barang jadi
kulit) merupakan salah satu sektor industri yang mempunyai peranan
penting sebagai penggerak perekonomian nasional. Dengan jumlah unit
usaha skala mikro dan menengah lebih dari 33.000 IKM dengan serapan
total tenaga kerja mencapai 113.907 jiwa, IKM alas kaki mempunyai
potensi besar penyerapan tenaga kerja pada skala ekonomi keluarga.
Sedangkan industri alas kaki skala menengah besar tercatat sebanyak
472 unit usaha dengan serapan total tenaga kerja sebesar 795.490 jiwa.
Dimana sebaran industri tersebut masih berada di pulau Jawa,
khususnya Jawa Barat, Jawa Timur, Banten dan Jawa Tengah. Data di
atas menunjukkan karakteristik industri domestic alas yang padat karya
dan modal.
Eksistensi industri alas kaki nasional pada skala global saat ini
sangat kompetitif. Dalam persaingan industri kekinian menunjukkan
bahwa kendali pada penggunaan teknologi dan media informasi
berpengaruh pada tingkat daya saing suatu unit bisnis baik secara
individual maupuan kelompok. Begitu halnya dengan sektor industri alas
kaki, dimana teknologi merupakan hal yang paling dibutuhkan
mengingat alas kaki akan selalu berubah mengikuti perkembangan trend
fesyen. Desain, kualitas menjadi sisi utama oleh pengguna dalam
memilih alas kaki. Untuk itu diperlukan inovasi dan kreatifitas terus
menerus agar produksi alas kaki dapat bersaing di pasar global.
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
sebagai unit pelayanan teknis yang menangani pengembangan industri
persepatuan di Indonesia, memiliki peran dalam melaksanakan kebijakan
pengembangan industry nasional di bidang alas kaki melalui media
kreatif dan fesyen alas kaki di Indonesia. Dengan melaksanakan tugas
tersebut maka diharapkan akan berkembang industri keratif alas kaki

6
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

sehingga dapat meningkatkan daya saing industri dan mendorong


percepatan pembangunan industri nasional.
Di samping tugas pembangunan yaitu mendorong tumbuhnya
industri kreatif alas kaki nasional, BPIPI secara internal mempunyai tugas
untuk meningkatkan kemampuan diri melalui peningkatan kompetensi
SDM serta mememberikan jasa layanan teknis kepada industri kecil,
menengah dan besar. Semua hal tersebut dalam upaya peningkatan
kompetensi balai yang merupakan inti dan dapat meningkatkan peran
BPIPI dalam menunjang program pembangunan industri yang
berwawasan lingkungan dengan meningkatkan jasa pelayanan teknis
yang diberikan. Maka sangat perlu di buat kerangka kinerja perencanaan
hingga evaluasi untuk mendukung dan mempercepat kebijakan inisiatif
Making Indonesia 4.0.

B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Dalam mencapai visi dan misinya, Balai Pengembangan Industri


Persepatuan Indonesia dalam penjabaran kegiatan mengacu pada
Renstra Kementrian Perindustrian dan Sekretaris Direktorat Jendral IKM
yang kemudian diwujudkan dalam perjanjian kinerja BPIPI tahun 2019
dan Indikator Kinerja Utama (IKU). Sasaran strategis dan indikator
kinerja pada IKU dan perjanjian kinerja organisasi sebagai langkah
organisasi sebagai tujuan dalam mewujudkan tujuan organisasi.

7
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

8
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Capaian Rencana Strategis BPIPI


Kode SS Sasaran Strategis (SS) Penjelasan SS Kode IKSS Indikator kinerja Penjelasan IKSS Satuan Target Total Target Realisasi Capaian
sasaran Strategis Target 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 tahun
1 2 3 4 (IKSS)
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 berjalan
18,0 (%)
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
S1 Penumbuhkan wirausaha baru Menumbuhkan wirausaha S1.1 Jumlah wirausaha Jumlah wirausaha IKM yang IKM 20 20 - - - - 200 - - - - 1000,0
baru sektor alas kaki industri kecil yang potensial yang mendapat program
mendapatkan program pengembangan usaha
S1.2 pengembangan
Jumlah usaha
wirausaha Jumlah WUB yang memperoleh ijin IKM 145 20 20 25 50 30 20 20 35 13 30 81,4
industri kecil baru usaha
PERSPEKTIF PROSES INTERNAL
T1 Meningkatnya Kemampuan sentra, Peningkatan kemampuan T1.1 Jumlah Tenaga Jumlah TPL yang mendapat bimtek TPL 60 20 20 20 - - 20 20 20 0 - 100,0
Unit Pelayanan Teknis, Tenaga sentra, UPT,TPL Konsultan Penyuluh Lapangan dan sertifikasi
Penyuluh Lapangan serta Konsultan untuk fasilitator IKM alas kaki (TPL)
T.1.2 Jumlah Konsultan IKM Jumlah Konsultan yang mendapat Konsultan 15 5 5 - - - 5 5 - - - 100,0
Industri Kecil dan Menengah bimtek dan sertifikasi
T2 Meningkatnya kerjasama dengan Peningkatan kerjasama T2.1 Penyerapan Jumlah Jumlah tenaga kerja yang terserap di TK 4900 200 200 1400 1500 1600 2000 1500 1500 1500 2391 181,4
Lembaga Pendidikan, Lembaga dengan Lembaga pendidikan, tenaga Kerja industri
Penelitian dan Pengembangan serta penelitian, asosiasi dalam T2.2 Jumlah Kerjasama Jumlah kerjasama bidang alas kaki KS 15 1 1 1 5 7 4 5 7 8 10 226,7
asosiasi industri dan asosiasi profesi bidang alas kaki
terkait T2.3 Lembaga sertifikasi pendirian LSP untuk fasilitasi uji LSP P1 2 1 1 - - - 1 1 - - - 100,0
persnel kompetensi alas kaki
T2.4 Perluasan ruang lingkup perluasan lingkup LSP sesuai RL 5 - - 1 2 2 - - 1 - 7 160,0
LSP kebutuhan dunia industri
T.3 Meningkatnya kompetensi SDM dan peningkatan SDM alas kaki T.3.1 Jumlah IKM/Tenaga jumlah IKM/TK yang tersertifikasi Orang 4900 200 200 1400 1500 1600 2000 1500 1498 1498 2391 181,4
sertifikasi Kompetensi yang bersertifikat kompetensi Kerja/Alumni yang dan dinyatakan kompeten
memperoleh sertifikat dibidangnya
T.4 Terfasilitasinya bantuan bimbingan Pemeberian Bimtek alas kaki T.4.1 kompetensi
Jumlah IKM yang Jumlah IKM mendapat bimtek alas IKM 780 300 240 240 - - 340 260 240 0 - 107,7
teknis untuk peningkatan SDM alas mendapat pelatihan kaki untuk peningkatan SDM alas
kaki kaki
T.5 Peningkatan pengembangan produk peningkatan pengembangan T.5.1 Jumlah IKM/ Peserta Karya desain alas kaki yang tercipta Karya 1080 300 400 380 - - 571 423 435 0 - 132,3
produk alas kaki secara yang mengikuti Lomba dari anak bangsa
desain,teknologi Desain Alas Kaki
T.5.2 NasionalIKM/ Peserta
Jumlah Karya fotografi alas kaki yang Karya 1400 - 300 380 - - - 522 515 0 - 103,4
yang mengikuti Lomba tercipta dari anak bangsa
Fotografi Alas Kaki
Nasional
T.5.4 Jumlah IKM/ Peserta Karya Videografi alas kaki yang Karya 25 - - 25 - - - - 38 - - 152,0
yang mengikuti Lomba tercipta dari anak bangsa
Videografi Alas Kaki
Nasional

T.5.5 Jumlah Prototype Prototype hasil pengembangan dan Karya 60 20 20 20 - - 20 24 24 0 - 113,3


perekayasaan
T.5.6 Jumlah prototype yang hasil pengembangan alas kaki BPIPI Prototype 11 - - 2 4 5 - - 3 6 7 145,5
diproduksi IKM yang diproduksi oleh IKM
T.6 Peningkaan Segmen dan Peluasan peningkatan promosi IKM T.6.1 Jumlah IKM yang jumlah IKM yang difasilitasi kegiatan IKM 60 - 60 - - - - 60 - 0 - 100,0
Pasar difasilitasi ikut pameran promosi
T.6.2 Jumlah Media Promosi jumlah IKM yang difasilitasi kegiatan Paket 8 3 3 2 - - 3 3 3 - - 122,0
promosi

8
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Kode SS Sasaran Strategis (SS) Penjelasan SS Kode IKSS Indikator kinerja Penjelasan IKSS Satuan Target Total Target Realisasi Capaian
sasaran Strategis Target 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 tahun
1 2 3 4 (IKSS)
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 berjalan
18,0 (%)
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI
L.1 SDM yang kompeten SDM ASN di lingkungan BPIPI L.1.1 Jumlah SDM yang Jumlah SDM yang tersertifikasi SDM 4 - 2 2 - - - 10 3 0 - 145,0
yang mengikuti diklat dan Kompeten kompetensi
pejabat yang mengusulkan
kenaikan pangkat/ jabatan dan
sertifikasi kompetensi
L.2 Sistem informasi yang andal sistem informasi yang dimiliki L.2.1 Jumlah aplikasi Sistem Jumlah aplikasi yang dikembangkan Paket 9 5 2 2 - - 5 2 2 - - 100,0
oleh BPIPI dalam rangka informasi yang dalam rangka pelayanan publik
keterbukaan informasi dikembangkan
Jumlah member sistem Jumlah member sistem informasi orang 700 700 - 1514 - 150,1
informasi BPIPI BPIPI
Jumlah member sistem Jumlah member sistem informasi % min 20 - - - - 20 18,69 93,5
informasi BPIPI BPIPI
L3 Sistem perencanaan dan tercapainya target dibidang L.3.1 Tingkat kesesuaian tingkat kesesuaian dokumen persen 95 95 95 95 95 - 90 90 100 100 - 95,0
penganggaran yang berkualitas perencanaan akuntabilitas rencana kegiatan dengan perencanaan dengan realisasi
kinerja di BPIPI dokumen perencanaan
tercapainya target keuangan L.3.2 Tingkat penyerapan persentase realisasi pelaksanan persen 95 95 95 93 95 97 96,78 98,91 97,22 98,01 98,24 97,7
dalam pelaksanaan anggaran anggaran BPIPI dengan pagu yang
akuntabilitas kineja lingkungan ditetapkan
BPIPI
L.5 Sistem Pengendalian internal yang Terciptanya sistem L.5.1 Temuan Audit Eksternal temuan ketidaksesuaian audit LK mayor 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100,0
efektif pengendalian yang efektif dan eksternal
efisien
L.5.2 Jumlah LHU yang jumlah LHU yang diterbitkan LHU 580 200 200 180 - - 250 187 196 0 0 109,1
L.5.3 diterbitkan nilai B B B A B B B B A B B 100,0
Level kepuasan indeks kepuasan pelanggan dalam
pelanggan melayani pelayanan publik
Indeks Kepuasan Indeks Kepuasan masayarakat Nilai - - - - 3,3 3,4 - - - 3,42 3,58 103,6
Masyarakat dalam skala angka
Tingkat maturiutas Nilai SPIP nilai 3,3 - - 3,2 3,3 3,4 - - 3,6 3,66 3,82 110,9
L.6 Meningkatnya kualitas laporan Monitoring akuntabilitas yang L.6.1 BPIPISAKIP BPIPI
Nilai penilaian sistem akuntabilitas BPIPI Nilai 75 70 60 75 75 75 70 60,22 85,18 90,91 81,33 100,0
pelaksanaan kegiatan dan anggaran kontinue

9
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Capaian kinerja hingga periode terakhir rencana strategis tahun 2015 –


2019 yang tidak terpenuhi adalah sebagia berikut :
1. Jumlah wirausaha baru baru mencapai 81,4% dari total target jangka
menengah sebanyak 145 IKM. Hingga akhir periode jangka
menangah Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia.
Realisasi indicator IKM yang mendapat ijin usaha hanya 118 IKM dari
total 145 yang ditargetkan BPIPI. Hal ini disebabkan kurang
kesadaran dari para IKM untuk mengurus ijin usaha. Target IKM
adalah bagaimana produk yang telah diproduksi terjual banyak dan
menguntungkan. Mereka merasa bahwa ijin usah tidak terlalu penting
dibandingkan harus mengurus dokumen legal.
Indikator kinerja ini akan tetap menjadi prioritas BPIPI pada periode
renstra berikutnya karena penumbuhan IKM masih menjadi target
prioritas Direktorat Indstri Kecil Menengah dan Aneka khususnya.
Kementrian perindustrian memfokusnya industri yang terus tumbuh
di Indonesia untuk menopang ekonomi Indonesia.
Selain itu BPIPI mendorong generasi muda untuk mengenal alas kaki
melalui IFCC (Indonesia Footwear Creative Competition) yang
diharapkan dapat membangun WUB pada generasi muda Indonesia.

Tindak lanjut periode renstra 2020 – 2024 :


• BPIPI melakukan kolaborasi dengan universitas untuk menjaring
generasi muda potensial di industri alas kaki
• Dalam upaya meningkatkan jumlah wirausaha baru BPIPI
mendorong IKM untuk mendapatkan ijin usaha dan memfasilitasi
dihubungkan dengan dinas terkait dengan BPIPI sebagai
endorsnya kepada IKM yang ingin mendapatkan ijin usaha.
• Selain itu BPIPI mendorong generasi muda untuk mengenal alas
kaki melalui IFCC (Indonesia Footwear Creative Competition)

10
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

yang diharapkan dapat membangun WUB pada generasi muda


Indonesia.
• BPIPI melalui kegiatan inkubator bisnis akan mendorong start up
untuk mendapatkan ijin usaha.

2. Pada sasaran strategis system informasi yang andal dengan


indicator kenaikan jumlah pelanggan BPIPI melalui system informasi
tercapai sebesar 93,5 % atau tercapai 18,69 dari target yang dingin
dicapai kenaikan jumlah pelanggan 20%. Tidak tercapainya indicator
tersebut karena adanya perubahan system informasi yang dikerjakan
oleh pihak ke tiga, dimana system yang lama dirubah menjadi
system yang baru. Namun dalam pelaksanaanya pihak ke 3 yang
mengerjakan tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut hingga waktu
yang telah ditetapkan. Sehingga berpengaruh pada system layanan
pelanggan dan jumlah pelanggan BPIPI yang telah menjadi member
pada system infromasi tidak dapat termonitor.

Tindak lanjut periode renstra 2020 – 2024 :


• Pemilihan vendor untuk pengerjaan system informasi berdasarkan
hasil seleksi dan dibuat perjanjian terkait dengan pengerjaan
kegiatan tersebut.

11
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Alur Indikator kinerja BPIPI tahun 2019


Sasaran Startegis (SS)/Sasaran Program IKK Renstra BPIPI Perjanjian Kinerja BPIPI

Sasaran Startegis (SS) Indikator Kinerja Sasaran Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Stategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis Indikator Kinerja Realisasi
Strategis (IKKS) Program/indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 10
Meningkatnya peran IKM Pertumbuhan jumlah unit Jumlah Wirausaha 20.000 Orang Meningkatnya jumlah Jumlah wirausaha Meningkatnya jumlah Jumlah wirausaha 30
dalam perekonomian usaha IKM; Industri Kecil Baru wirusaha indstri kecil baru Wirausaha Industri indstri kecil baru
nasional baru/wirausaha Baru
menengah baru
Meningkatnya kompetensi Jumlah tenaga kerja industri Meningkatnya 10 Kerjasama Meningkatnya Penyerapan JumlahMeningkatnya Penyerapan Jumlah 2391 TK
tenaga kerja industri yang bersertifikat kerjasama dengan kerjasama dengan tenaga Kerja kerjasama dengan tenaga Kerja
melalui pendidikan dan kompetensi. Lembaga Pendidikan, lembaga pendidikan, lembaga pendidikan,
pelatihan Lembaga Penelitian lembaga penelitian dan lembaga penelitian
dan Pengembangan pengembangan serta dan pengembangan
serta asosiasi industri asosiasi industri dan serta asosiasi industri
dan asosiasi profesi asosiasi profesi terkait dan asosiasi profesi
terkait,dengan terkait
indikator kinerja Jumlah Kerjasama Jumlah Kerjasama 10 KS
Meningkatnya ketahanan Jumlah perusahaan industri Terfasilitasinya 2.065 IKM Peningkatan Jumlah prototype yang Peningkatan Jumlah prototype 7 prototype
industri melalui pemberian yang diadvokasi dan pengembangan produk Pengembangan Produk diproduksi IKM pengembangan yang diproduksi IKM
Meningkatnya penerapan Tersusunnya Rencana Sistem Informasi yang 4 aplikasi Meningkatnya layanan jumlah aplikasi sistem Sistem informasi Kenaikan member 283 member
sistem informasi dan Induk pengembangan Handal dukungan manajemen informasi yang yang andal pada sistem
teknologi dalam teknologi informasi dan dikembangkan informasi
pelaksanaan tugas komunikasi Kementerian
Perindustrian;
Meningkatnya Meningkatnya transparansi, Sistem Tata Kelola 100% persentase tingkat Sistem tatakelola Tingkat penyerapan 98,24
transparansi, akuntabilitas, akuntabilitas, dan kualitas Keuangan dan Barang penyerapan anggaran keuangan dan BMN anggaran
dan kualitas tata kelola tata kelola keuangan Milik Negara (BMN) yang transparan dan
keuangan yang Transparan dan akuntabel
Akuntabel

Sistem Pengendalian Jumlah satuan kerja Sistem Pengendalian 2 Satker Indeks Kepuasan Sistem pengendalian Indeks Kepuasan 3,58
Internal yang Efektif (satker) yang melaksanakan Internal yang Efektif Pelanggan internal yang efektif Pelanggan
sistem pengendalian internal Indeks Maturitas Indeks Maturitas 3,82
BPIPI BPIPI
Meningkatnya kualitas Nilai SAKIP Kementerian Sistem Pelaporan Nilai Sakip 75 Nilai SAKIP Monitoring dan Nilai SAKIP 81,33
pelaporan pelaksanaan Perindustrian yang Handal,dengan evaluasi pelaksanaan
kegiatan dan anggaran indikator kinerja kebijakan
pembangunan
industry

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya , rencana aksi perjanjian


kinerja disusun sebagai pedoman pelaksanaan dalam mncapai target
kinerja. Dalam pelaksanaanya , setiap triwulan dilakukan monitoring dan
evaluasi terhadap realisasi capaian tersebut melalui Laporan Triwulan, e-
monitoring, dan aplikasi ALKI.
Adapun hasil capaian kinerja yang dilaksnakan dari masing – masing
sasaran strategis adalah sebagai berikut:
1. Analisis Pencapaian Kinerja Sesuai dengan Perkin (Perjanjian Kinerja).
A. Perspektif Pemangku Kepentingan/ Stakeholder (S)
1. Meningkatnya Jumlah Wirausaha Industri Baru
a. Jumlah IKM yang Mendapatkan Ijin Usaha

12
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2019


Target Real %

Meningkatnya jumlah Wirausaha Industri


1 Jumlah IKM yang mendapatkan ijin usaha 30 30 100%
Baru

Jumlah Wirausaha Industri Kecil yang Mendapatkan


Program Pengembangan Usaha. Pada tahun 2019 target
indicator ini adalah 30 IKM dan realisasi sebanyak 30 IKM,
dengan pencapaian 100% Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada industri kecil alas kaki
untuk berkembang menjadi industri dengan skala yang
lebih besar melalui peningkatan kompetensi SDM Industri
alas kaki sehingga dapat meningkatkan jumlah wirausaha
baru. Pada tahun 2019 kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
yang sudah dilaksanakan untuk peningkatan SDM Industri
Alas Kaki, antara lain :
a. Pendidikan dan Pelatihan Desain dan Pola Alas Kaki
yang dilaksanakan pada tanggal 11 s.d. 22 februari 2019
di Sidoarjo
b. Pendidikan dan Pelatihan Operator Jahit Upper Alas
Kaki yang dilaksanakan pada tanggal 11 s.d. 22 februari
2019 di Sidoarjo.
1. Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Produksi Alas
Kaki yang dilaksanakan pada tanggal 04 s.d.15 Maret
2019 di Sidoarjo.
2. Pendidikan dan Pelatihan Assembling Alas Kaki yang
dilaksanakan pada tanggal 04 s.d.15 Maret 2019 di
Sidoarjo.
3. Pendidikan dan Pelatihan Grading Alas Kaki yang
diselenggaran pada tanggal 18 s.d.29 Maret 2019 di
Sidoarjo.

13
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

4. Pendidikan dan Pelatihan Pembuatan Prototype Alas


Kaki yang diselenggarakan pada tanggal 18 s.d.29 Maret
2019 di Sidoarjo.
5. Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Produksi Alas Kaki
Bagi Sentra IKM Daerah yang diselenggarakan pada
tanggal 6 s.d.10 Mei 2019 di Singkawang, Kalimantan
Barat.
6. Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Produksi Alas Kaki
Bagi Sentra IKM Daerah yang diselenggarakan pada
tanggal 6 s.d.10 Mei 2019 di Rote Ndao, Nusa Tenggara
Timur.
7. Pendidikan dan Pelatihan Penyamakan Kulit Ikan dan
Reptil yang diselenggarakan pada tanggal 17 s.d.28 Juni
2019 di Sidoarjo.
8. Pendidikan dan Pelatihan Pembuatan Produk Kulit yang
diselenggarakan pada tanggal 17 s.d.28 Juni 2019 di
Sidoarjo.
9. Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Produksi Alas Kaki
Bagi Sentra IKM Daerah yang diselenggarakan pada
tanggal 1 s.d.5 Juli 2019 di Yogyakarta.
10. Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Produksi Alas Kaki
Bagi Sentra IKM Daerah yang diselenggarakan pada
tanggal 23 s.d. 27 September 2019 di Yogyakarta.

B. Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok (T)


1. Meningkatnya Kerjasama dengan Lembaga Pendidikan,
Asosiasi Industri dan Asosiasi Profesi Terkait.
a. Jumlah Tenaga Kerja yang Memperoleh Sertifikat
Kompetensi.

14
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja


Tahun 2019
Target Real %
Meningkatnya kompetensi SDM dan Jumlah tenaga kerja yang memperoleh
1 1600 2391 149%
sertifikasi Kompetensi sertifikat kompetensi

Indikator tersebut dicapai dengan pelaksanaan Program 3


in 1 yang merupakan kerjasama antara Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Kementerian Perindustrian (Pusdiklat
Kemenperin), Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia (BPIPI), asosiasi industri alas kaki dalam
mempersiapkan tenaga jahit terampil yang siap
dipergunakan oleh Industri besar atau pabrik sepatu di
wilayah Majalengka (Jawa Barat) dan Jombang (Jawa
Timur). Tahun 2019 jumlah calon tenaga kerja yang telah
mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagai operator jahit
sejumlah 2400 orang. Para calon tenaga kerja operator
jahit setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan menjalani
uji kompetensi operator jahit. Dari calon tenaga kerja
sejumlah 2400 yang menjalani uji kompetensi, jumlah calon
tenaga kerja yang dinyatakan kompeten sebanyak 2391
Orang.

b. Jumlah Kerjasama Teknis BPIPI

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2019


Target Real %
Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga
1 Pendidikan, Perusahaan dan Lembaga Profesi Jumlah Kerjasama Teknis BPIPI 10 10 100%
terkait

Pada tahun 2019, jumlah kerjasama teknis yang


dilaksanakan BPIPI sebanyak 10 perjanjian dari target 10
perjanjian teknis. Perjanjian teknis tersebut anatra lain
adalah:

15
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

a. MOU BPIPI dengan PT. Panatrade Caraka di Jakarta


tentang Pemberdayaan dan Pengembangan Alas Kaki
Merk Lokal.
b. MOU BPIPI dengan PT. Sumber Citra Persada di
Jombang tentang Pelatihan Three In One
c. MOU BPIPI dengan Udin Jahit di Jombang tentang
Pelatihan Three In One
d. MOU BPIPI dengan PT. Pei Hai International Wiratama
Indonesia di Jombang tentang Pelatihan Three In One
e. MOU BPIPI dengan CV. Via Jaya di Sumenep tentang
Pelatihan Three In One.
f. MOU BPIPI dengan Universitas Petra di Surabaya
tentang penerapan kampus terapan.
g. MOU BPIPI dengan Universitas Maranata di Bandung
tentang penerapan kampus terapan.
h. MOU BPIPI dengan Panti Lepra Alverno di Singkawang
Kalimantan Barat tentang Bimbingan Teknis teknologi
Produksi Alas Kaki untuk Sentra IKM Alas Kaki.
i. MOU BPIPI dengan fakultas seni rupa dan desain IBT di
Bandung tentang penerapan kampus terapan
j. MOU BPIPI dengan SMK Negeri 5 Yogyakarta tentang
Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah
Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link dan Match
dengan Industri.

2. Peningkatan Pengembangan Produk.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2019


Target Real %

1 Peningkatan pengembangan produk Jumlah prototype yang diproduksi IKM 5 7 140%

16
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Pada tahun 2019, indikator ini memiliki capaian kinerja sebesar


140% dengan target antara sebesar 100%. Desain prototype
alas kaki yang sudah diserahkan ke IKM alas kaki untuk proses
produksi sebanyak 7 desain prototype. IKM yang bekerjasama
dengan BPIPI kegiatan ini adalah Zhylan Shoes (IKM Sidoarjo)
dengan 3 prototype dan IKM David 4 Protitype.

C. Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (L)


1. Sistem Informasi yang Andal

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja


Tahun 2019
Target Real %
Jumlah member pada sistem informasi
1 Sistem informasi yang andal 20 18,69 93,45%
BPIPI

Tahun 2019, sistem informasi yang andal mempunyai capaian


kinerja sebesar 93,45% (persen). Capaian kerja sistem informasi
yang handal adalah prosentasi peningkatan jumlah
membership/anggota yang terdaftar dalam sistem informasi
BPIPI. Jumlah anggota yang terdaftar dalam sistem informasi
BPIPI sejumlah 1797 anggota per 31 Desember 2019 dimana per
31 Desember 2018 jumlah membership adalah 1.514 anggota
sehingga terjadi peningkatan anggota sebanyak 283 orang.
Capaian kinerja sasaran strategis sistem informasi yang andal
tidak sesuai dengan target disebabkan karena pengembangan
sistem informasi mengalami kendala dalam pengerjaan oleh
pihak ke tiga sehingga layanan BPIPI secara online terganggu.
Untuk mengatasi kendala tersebut Tim Pengelola Website BPIPI
akan memilih penyedia jasa pengembangan sistem informasi
tahun 2020 dengan lebih selektif.

17
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

2. Sistem Perencanaan dan Penganggaran yang berkualitas

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2019


Target Real %
Sistem Perencanaan dan Pengenggaran yang
1 Tingkat penyerapan anggaran 97 98,24 101%
berkualitas

Tahun 2019, sistem tata kelola keuangan dan BMN yang


transparan dan akuntabel dengan indikator tingkat penyerapan
anggaran mempunyai capaian kinerja sebesar 100% (persen).
Capaian kinerja sebesar 100 % (persen) merupakan prosentase
realisasi anggaran Triwulan IV 2019 sebesar 98,24% (persen)
dibanding dengan target indikator penyerapan anggaran sebesar
97% (persen).

3. Tingkat Kepuasan Masyarakat.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2019


Target Real %

1 Tingkat Kepuasan Masyarakat Indeks Tingkat Kepuasan Pelanggan 3,4 3,58 105%

Tahun 2019, capain indikator kinerja tingkat kepuasan


masyarakat sebesar 100%. Indeks tingkat kepuasan masyarakat
di ukur melalui pengisian kuisioner oleh masyarakat yang telah
menggunakan pelayanan BPIPI selama bulan Januari sampai
dengan Desember 2019. Dari hasil pengisian kuisioner yang telah
diterima dan ditabulasikan diperoleh indeks kepuasan
masyarakat sebesar 3,53, dengan rincian pada triwulan pertama
indeks kepuasan masyarakat sebesar 3,3; triwulan kedua sebesar
3,84; triwulan ketiga sebesar 3,42, dan triwulan keempat sebesar
3,58.

18
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

4. Sistem pengendalian internal yang efektif.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2019


Target Real %

1 Sistem pengendalian internal yang efektif Indeks Tingkat Maturitas SPIP 3,3 3,82 116%

Pada tahun 2019 sistem pengendalian internal yang efektif


mempunyai capaian kinerja sebesar 100% (persen). Capaian
kinerja sebesar 100 % diperoleh setelah APIP (Aparat pengawas
Intern Pemerintah) Kemenperin melakukan penilaian mandiri
tingkat maturitas SPIP (Sistem Pengendalian Instansi
Pemerintah) BPIPI dan diperoleh tingkat maturitas SPIP BPIPI
sebesar 3,82. Tingkat maturitas SPIP adalah sejauh mana kualitas
penerapan SPIP dalam suatu lembaga. Sistem Pengendalian
Intern merupakan proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan
seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara
dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

5. Meningkatnya Kualitas Laporan Pelaksanaan Kegiatan dan


Anggaran

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2019


Target Real %
Meningkatnya kualitas laporan pelaksanaan
1 Nilai SAKIP BPIPI 77 80,33 104%
kegiatan dan anggaran

Sampai akhir Triwulan IV Tahun 2019, meningkatnya kualitas


laporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran dengan indikator
kinerja nilai sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
(SAKIP) dengan nilai minimal 77 memiliki capaian kinerja sebesar
100% (persen) karena evaluasi nilai SAKIP Tahun 2018 BPIPI telah
selesai dilaksanakan dan BPIPI memperoleh nilai sebesar 81,33.

19
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

SAKIP merupakan sebuah sistem yang terdiri dari perencanaan


kinerja, pengelolaan kinerja, pelaporan kinerja, dan evaluasi
kinerja yang selaras dan sesuai dengan penyelenggaraan Sistem
Akuntansi Pemerintah dan tata cara pengendalian serta evaluasi
rencana pembangunan dengan pelaksanaan sistem akuntabilitas
keuangan.

Kendala – kendala yang dihadapi oleh Balai Pengembangan Industri


Persepatuan adalah:
1. Tidak tercapainya 1 sasaran strategis dalam rencana strategis BPIPI
maupun dalam perjanjian kinerja, dimana sasaran tersebut adalah
system informasi yang handal dengan indicator kinerja kenaikan
member pada system informasi. Tidak tercapainya indicator tersebut
karena adanya perubahan system informasi yang dikerjakan oleh
pihak ke tiga, dimana system yang lama dirubah menjadi system
yang baru. Namun dalam pelaksanaanya pihak ke 3 yang
mengerjakan tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut hingga waktu
yang telah ditetapkan. Sehingga berpengaruh pada system layanan
pelanggan dan jumlah pelanggan BPIPI yang telah menjadi member
pada system infromasi tidak dapat termonitor.
2. Capaian PNBP BPIPI melebihi target yang telah ditetapkan dimana
target capaian tahun 2019 sebesar Rp 295.175.000 dan terealisasi
sebesar Rp 476.815.000. Akan tetapi penggunaan anggaran PNBP
maksimal hanya sesuai dengan target tidak boleh melebihi. Dapat
dilakukan revisi anggaran tetapi revisi tersebut harus persetujuan
eselon 1. Pendapatan mencapai nilai tersebut pada akhir bulan
sehingga tidak cukup waktu untuk revisi.
3. Penggunaan anggaran PNBP yang diijinkan oelh Kementrian
Keuangan hanya 48% saja dari pendapatan. Ini sangat tidak

20
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

proporsional apabila dibandingkan dengan pengeluaran operasional


layanan BPIPI

Realisasi Anggaran Tahun 2019


Pada Tahun Anggaran 2019, Balai Pengembangan Industri
Persepatuan indonesia memperoleh Pagu Anggaran dari APBN sebesar
Rp.11.758.234.000,- yang terdiri dari sumber anggaran rupiah murni
(RM) sebesar Rp.11.614.750.000,- dan sumber anggaran PNBP sebesar
Rp.143.484.000,-.
Dengan rincian sebagai berikut :
1. Pagu Rupiah Murni sebesar Rp. 11.614.750.000,- realisasi sebesar Rp.
11.462.690.000,- atau sebesar 98.69%
2. Pagu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp
143.484.000,- dan realisasi sebesar Rp. 143.064.000,- sebesar 99,70

21
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Realisasi anggaran BPIPI


PAGU (Rp) Realisasi (Rp)
Kode URAIAN Persentase
(Ribuan) (Ribuan)

9 Program Penumbuhan dan Pengembangan IKM 11.758.234 11.605.754 98,70

Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan


1840 dan Pengembangan Industri Kecil, Menengah, dan 4.126.718 4.029.045 97,63
Aneka
1.840.994 Layanan Perkantoran 4.126.718 4.029.045 97,63
1 Gaji dan Tunjangan 3.489.628 3.405.827 97,60

A. Pembayaran Gaji dan Tunjangan 3.489.628 3.405.827 97,60

Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan


2 637.090 623.217 97,82
Perkantoran

AK. Perawatan Sarana & Prasarana 132.120 123.663 93,60

AL. Perawatan Perkantoran 276.970 273.353 98,69

B. Administrasi Kegiatan 228.000 226.200 99,21

Penyusunan dan Evaluasi Peningkatan Kompetensi


4921 7.631.516 7.576.708 99,28
SDM Industri Kecil, Menengah, dan Aneka

Pengembangan Layanan IKM Persepatuan Melalui


4.921.021 7.631.516 7.576.708 99,28
BPIPI

1 Layanan Industri Persepatuan Indonesia 7.631.516 7.576.708 99,28

51 Layanan Industri Persepatuan Indonesia 7.631.516 7.576.708 99,28

A. Pembayaran Honorarium Kegiatan BPIPI (Tenaga


684.000 684.000 100,00
Bidang dan Operator)

B. Belanja Penunjang Perkantoran 621.595 620.829 99,88

C. Perjalanan Dinas dalam Rangka Koordinasi


848.654 844.673 99,53
Pusat/Daerah

E. Operasional Pendukung PNBP 143.484 143.064 99,71

F. Pemeliharaan Sertifikasi ISO 9001-2015;


Surveillan ISO 17025-2005; Dan Akreditasi ISO 70.300 69.821 99,32
17065 : 2012

G. Temu Pelanggan BPIPI 43.850 40.740 92,91

H. Rekayasa Konstruksi Alas Kaki 32.375 30.302 93,60

J. Survaillance LSP dan TUK Alas Kaki 25.725 25.553 99,33

22
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

PAGU (Rp) Realisasi (Rp)


Kode URAIAN Persentase
(Ribuan) (Ribuan)

K. Uji Coba Pasar Dalam Negeri 87.535 87.322 99,76

L. Perjalanan Dinas dalam Rangka


Koordinasi/Undangan/Studi Banding/Uji Coba Pasar 83.375 83.356 99,98
Luar Negeri

M. Media/Alat Promosi 138.530 137.642 99,36

N. Pelatihan Peningkatan Kompetensi SDM BPIPI 337.725 337.191 99,84

O. Rekruitmen Peserta Bimbingan Teknis Alas kaki 221.850 221.846 100,00

P. IFCC (Indonesian Footwear Creative Competition)


781.344 761.010 97,40
Lomba Desain, Photography & Videography Alas Kaki

Q. Bimbingan Teknis Grading Alas Kaki 88.720 88.712 99,99

R. Persiapan/Identifikasi dan Pelaksanaan Bimbingan


2.750 2.722 98,98
Teknis IKM

S. Inkubator Bisnis Teknologi Alas Kaki 364.700 359.653 98,62

T. Bimbingan Teknis Jahit Upper Alas Kaki 207.860 202.679 97,51

U. Bimbingan Teknis Desain Alas Kaki 179.260 179.071 99,89

V. Bimbingan Teknis Manajemen Alas Kaki 90.830 90.805 99,97

W. Bimbingan Teknis Pembuatan Produk Kulit 106.860 106.836 99,98

X. Bimbingan Teknis Penyamakan Kulit Ikan dan


106.560 106.551 99,99
Reptil

Y. Bimbingan Teknis Pembuatan Prototype Alas Kaki 111.200 111.192 99,99

Z. Bimbingan Teknis Teknologi Produksi Alas Kaki


403.300 402.619 99,83
(untuk IKM Sentra)

AA. Bimbingan Teknis Assembling Alas kaki 91.530 91.521 99,99

AB. Rapat Kerja Pemantapan Kinerja Tahun 2019 47.030 47.030 100,00

AC. Pengadaan Kendaraan Dinas 304.761 296.950 97,44

AD. Pengadaan Alat Laboratorium Uji 322.000 319.264 99,15

AE. Peralatan Komputer dan Perlengkapannya 27.800 27.748 99,81

AF. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 19.200 18.734 97,57

AG. Operasional Pendukung 1.012.838 1.008.367 99,56

AH. Bimbingan Teknis Pengujian Laboratorium untuk


7.475 7.425 99,33
Alas Kaki
AI. Bimbingan Teknis Pengujian Laboratorium untuk
16.500 16.466 99,79
Alas Kaki dan Pembuatan Prototype Sepatu

23
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Capaian anggaran BPIPI per triwulan


Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Kode URAIAN
PAGU (Rp) Realisasi (Rp) PAGU (Rp) Realisasi (Rp) PAGU (Rp) Realisasi (Rp) PAGU (Rp) Realisasi
Persentase Persentase Persentase Persentase
(Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Rp) (Ribuan)

Program Penumbuhan dan


9 12.232.379 2.151.273 17,59 12.232.379 8.737.485 71,43 12.232.379 8.737.485 71,43 12.939.007 12.719.651 98,30
Pengembangan IKM
Penyusunan dan Evaluasi Program
1840 Penumbuhan dan Pengembangan 12.232.379 2.151.273 17,59 12.232.379 8.737.485 71,43 12.232.379 8.737.485 71,43 12.939.007 12.719.651 98,30
IKM

Layanan Pengembangan Industri


1.840.021 9.372.232 1.519.047 16,21 9.372.232 6.372.451 67,99 9.372.232 6.372.451 67,99 9.372.232 9.322.625 99,47
Persepatuan Indonesia

Dokumen Layanan Industri


11 9.372.232 1.519.047 16,21 9.372.232 6.372.451 67,99 9.372.232 6.372.451 67,99 9.372.232 9.322.625 99,47
Persepatuan

Dokumen Layanan Industri


53 9.372.232 1.519.047 16,21 9.372.232 6.372.451 67,99 9.372.232 6.372.451 67,99 9.372.232 9.322.625 99,47
Persepatuan

A. Pembayaran Honorarium Kegiatan


722.400 116.700 16,15 684.000 449.700 65,75 684.000 449.700 65,75 684.000 685.000 100,15
BPIPI (Tenaga Ahli dan Operator)

B. Belanja Penunjang Perkantoran 364.900 147.932 40,54 368.100 319.692 86,85 368.100 319.692 86,85 341.225 339.750 99,57
C. Perjalanan Dinas dalam Rangka
402.008 147.407 36,67 703.651 676.141 96,09 703.651 676.141 96,09 881.829 869.965 98,65
Koordinasi Pusat/Daerah

D. Administrasi Kegiatan 180.450 28.560 15,83 179.340 118.800 66,24 179.340 118.800 66,24 179.340 179.340 100,00

E. Operasional Pendukung Kegiatan


141.684 0 0,00 141.684 56.897 40,16 141.684 56.897 40,16 141.684 138.005 97,40
PNBP

F. Pemeliharaan Sertifikasi ISO 9001-


76.500 0 0,00 76.500 14.949 19,54 76.500 14.949 19,54 54.250 54.109 99,74
2008 & Akreditasi 17025-2005

G. Temu Pelanggan BPIPI 104.200 0 0,00 104.200 31.316 30,05 104.200 31.316 30,05 102.688 100.882 98,24

H. Penyelenggaraan Rapat Koordinasi


110.650 105.737 95,56 105.900 105.737 99,85 105.900 105.737 99,85 105.900 105.737 99,85
Internal Implementasi Program

I. Pembuatan Sistem Informasi


100.000 20.801 20,80 100.000 20.801 20,80 100.000 20.801 20,80 100.000 99.341 99,34
Layanan Terpadu BPIPI

J. Survaillance LSP dan TUK Alas Kaki 17.000 0 0,00 17.000 0 0,00 17.000 0 0,00 3.000 2.625 87,50

K. Uji Coba Pasar Dalam Negeri 90.000 0 0,00 40.000 23.300 58,25 40.000 23.300 58,25 23.300 23.300 100,00

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Kode URAIAN
PAGU (Rp) Realisasi (Rp) PAGU (Rp) Realisasi (Rp) PAGU (Rp) Realisasi (Rp) PAGU (Rp) Realisasi
Persentase Persentase Persentase Persentase
(Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Rp) (Ribuan)

L. Perjalanan Dinas dalam Rangka


Koordinasi/Undangan/Studi 150.000 0 0,00 20.700 20.686 99,93 20.700 20.686 99,93 20.700 20.686 99,93
Banding/Uji Coba Pasar Luar Negeri

M. Media/Alat Promosi 120.000 0 0,00 120.000 0 0,00 120.000 0 0,00 118.500 118.260 99,80

N. Pelatihan Peningkatan Kompetensi


150.000 0 0,00 141.279 124.193 87,91 141.279 124.193 87,91 252.592 248.683 98,45
SDM BPIPI

O. Rekruitmen Peserta Bimbingan


200.000 146.171 73,09 146.200 146.171 99,98 146.200 146.171 99,98 146.200 146.171 99,98
Teknis Alas kaki
P. IFCC (Indonesian Footwear
Creative Competition) Lomba Desain, 367.400 20.800 5,66 358.900 100.805 28,09 358.900 100.805 28,09 358.198 355.187 99,16
Photography & Videography Alas Kaki

Q. Video Profil Alas Kaki 100.000 0 0,00 100.000 99.660 99,66 100.000 99.660 99,66 99.700 99.660 99,96

R. Peta Potensi Alas Kaki Nasional 430.000 0 0,00 384.500 0 0,00 384.500 0 0,00 384.500 384.120 99,90
S. Bimbingan Teknis Teknologi
Produksi (Kerjasama dengan Footwear 351.900 294.425 83,67 106.450 96.421 90,58 106.450 96.421 90,58 96.450 96.421 99,97
Forum)
T. Bimbingan Teknis Jahit Upper Alas
374.860 166.700 44,47 336.781 331.952 98,57 336.781 331.952 98,57 332.622 331.952 99,80
Kaki
U. Bimbingan Teknis Desain Alas Kaki 172.600 0 0,00 347.116 336.317 96,89 347.116 336.317 96,89 338.716 338.511 99,94
V. Bimbingan Teknis Manajemen
172.960 0 0,00 143.915 142.703 99,16 143.915 142.703 99,16 143.580 143.366 99,85
Alas Kaki
W. Bimbingan Teknis Pembuatan
332.900 0 0,00 166.350 163.046 98,01 166.350 163.046 98,01 164.900 163.995 99,45
Produk Kulit
X. Bimbingan Teknis Teknisi Mesin
350.200 129.041 36,85 356.252 341.252 95,79 356.252 341.252 95,79 349.622 349.257 99,90
Jahit
Y. Bimbingan Teknis Teknologi
Produksi Alas Kaki untuk IKM (WUB) 172.600 0 0,00 346.808 322.206 92,91 346.808 322.206 92,91 325.592 324.355 99,62
dan TPL

Z. Bimbingan Teknis Branding Alas


175.800 0 0,00 149.212 145.914 97,79 149.212 145.914 97,79 147.892 147.285 99,59
Kaki

AA. Bimbingan Teknis Assembling


189.320 0 0,00 173.462 170.079 98,05 173.462 170.079 98,05 171.078 170.741 99,80
Alas kaki

24
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Kode URAIAN
PAGU (Rp) Realisasi (Rp) PAGU (Rp) Realisasi (Rp) PAGU (Rp) Realisasi (Rp) PAGU (Rp) Realisasi
Persentase Persentase Persentase Persentase
(Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Rp) (Ribuan)

AB. Bimbingan Teknis Penyamakan


387.500 0 0,00 190.232 185.476 97,50 190.232 185.476 97,50 189.532 189.395 99,93
Kulit

AC. Bimbingan Teknis E-Smart IKM


1.300.000 0 0,00 386.108 316.907 82,08 386.108 316.907 82,08 362.940 361.578 99,62
Alas Kaki

AD. Revitalisasi Sarana Workshop &


250.000 0 0,00 1.300.000 529.190 40,71 1.300.000 529.190 40,71 1.300.000 1.291.727 99,36
Pendukung Perkantoran

AE. Implementasi Produksi,


230.400 38.400 16,67 250.000 0 0,00 250.000 0 0,00 147.000 146.866 99,91
Pemasaran dan Promosi

AF. Operasional Creative Development


1.084.000 156.370 14,43 230.400 153.600 66,67 230.400 153.600 66,67 230.400 230.400 100,00
Centre

AG. Operasional Pendukung 2.860.147 632.225 22,10 1.097.192 828.531 75,51 1.097.192 828.531 75,51 1.074.302 1.066.944 99,32

994 Layanan Perkantoran 2.472.697 577.887 23,37 2.860.147 2.365.034 82,69 2.860.147 2.365.034 82,69 3.566.775 3.397.026 95,24

A. Pembayaran Gaji dan Tunjangan 133.450 24.795 18,58 2.472.697 2.143.588 86,69 2.472.697 2.143.588 86,69 3.179.325 3.011.701 94,73

AK. Perawatan Sarana & Prasarana 254.000 29.541 11,63 133.450 77.646 58,18 133.450 77.646 58,18 160.670 158.760 98,81

AL. Perawatan Perkantoran 226.780 226.564 99,90 254.000 143.799 56,61 254.000 143.799 56,61 226.780 226.564 99,90

Dalam kurun waktu tujuh tahun perkembangan realisasi anggaran BPIPI


menunjukan tren yang positif, semakin meningkat dari tahun ke tahun.
BPIPI menerima anggaran pertama kali pada tahun 2011 anggaran
berasal dari rupiah murni sebesar Rp.11.000.000.000,-.

alokasi anggaran BPIPI dari tahun ke tahun


TA Total Pagu Realiasai Pagu RM PNBP Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal % Realisasi
2011 11.000.000.000 9.292.616.272 9.292.616.272 - 257.827.148 5.768.731.624 3.266.057.500 84,48
2012 10.781.494.000 10.091.423.497 10.091.423.497 - 592.047.592 6.436.358.405 3.063.017.500 93,60
2013 9.400.000.000 8.690.334.617 8.690.334.617 - 994.658.497 6.883.780.344 1.115.652.000 92,45
2014 9.150.000.000 8.800.078.217 8.800.078.217 - 1.042.826.927 6.914.713.502 878.691.000 96,18
2015 13.825.000.000 13.374.154.060 13.374.154.060 - 1.274.892.728 7.130.273.632 4.968.987.700 96,74
2016 9.460.050.000 9.357.359.750 9.365.048.000 77.354.250 1.300.172.217 7.447.527.533 609.660.000 98,91
2017 10.500.000.000 10.208.208.000 10.133.269.396 74.938.604 1.300.172.217 7.447.527.533 609.660.000 97,22
2018 12.909.007.000 12.719.651.000 12.581.646.000 138.005.000 3.179.325.000 8.459.682.000 1.300.000.000 98,30
2019 11.758.324.000 11.605.754.000 11.614.750.000 143.484.000 3.489.628.000 7.594.845.000 673.761.000 98,24

25
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

100,00

98,00

96,00

94,00

92,00

90,00

88,00

86,00

84,00

82,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Grafik Anggaran BPIPI tahun ke tahun

Penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak


Pada tahun 2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan merupakan
tahun ketiga dari Kementrian Keuangan untuk menarik biaya pada jasa
layanan yang dimiliki oleh BPIPI. Pada tahun 2018 capaian PNBP adalah
sebagai berikut

Capaian Pagu PNBP


Pagu Realisasi PNBP TA 2019 Persen (%)
Penerimaan Penggunaan Penerimaan Penggunaan Penerimaan Penggunaan
295.175.000 143.484.000 476.815.000 143.064.000 161,53 99,70

Dapat dilihat bahwa penerimaan PNP Balai Pengembangan Persepatuan


Indonesia terealisasi sebesar 161,53%, namun tidak semua dapat
digunakan secara maksimal dikarenakan revisi anggaran PNBP untuk
penerimaan yang melampui target tidak bisa dilakukan karena
pencapaian pendapatan pada akhir tahun sehingga tidak cukup waktu
untuk merevisi anggaran selain itu, revisi anggaran tidak bisa di lakukan
di KPPN Sidoarjo melainkan harus ke eselon I Kementrian Perindustrian
26
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Kendala - kendala kendala terkait dengan penerimaan negara bukan


pajak diantaranya :

1. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor


387/KMK.02/2015 tentang persetujuan penggunaan sebagian dana
Penerimaaan Negara Bukan Pajak pada Balai Pengembangan Industri
Persepatua Indonesia , Direktorat Jendral Industri Kecil dan
Menengah, Kementrian Perindustrian maka ijin penggunaan
penerimaan Negara dari total pendapatan Negara sebesar 48%.
Besaran ini tidak sebanding dengan dana operasioal yang harus
dikeluarkan dengan jenis layanan yang diberikan. Sehingga seringkali
dalam melaksanakan kegiatan jasa layanan harus subsidi silang dari
dana RM BPIPI. Masa transisi dari jasa layanan yang sebelumnya
gratis menjadi berbayar sedikit banyak sangat berpengaruh pada
pendapatan penerimaan PNBP yang sekaligus berbanding lurus
dengan LHU yang diterbitkan laboratorium uji Balai Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI).
2. Capaian PNBP BPIPI melebihi target yang telah ditetapkan dimana
target capaian tahun 2019 sebesar Rp 295.175.000 dan terealisasi
sebesar Rp 476.815.000. Akan tetapi penggunaan anggaran PNBP
maksimal hanya sesuai dengan target tidak boleh melebihi. Dapat
dilakukan revisi anggaran tetapi revisi tersebut harus persetujuan
eselon 1. Pendapatan mencapai nilai tersebut pada akhir bulan
sehingga tidak cukup waktu untuk revisi.
3. Banyak parameter pengujian lab uji yang ada dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 47 tahun 2011 tentang jenis dan tariff atas jenis
penerimaan bukan pajak yang berlaku di Kementrian Perindustrian
yang menyebabkan BPIPI tidak dapat menerima pengujian.

27
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

4. Kurangnya promosi pada layanan pelatihan BPIPI mempengaruhi


penerimaan PNBP.
5. Belum optimalnya penetapan jasa layanan di BPIPI
Penerimaan PNBP Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
berasal dari :
1. Jasa pelayanan teknis pengujian dari kalibrasi
2. Pelatihan kontraktual
Apabila diprosentase dari masing – masing pendapatan PNBP BPIPI
adalah sebagai berikut :

Persentase penerimaan PNBP setiap jasa layanan

Target dan Realisasi Penerimaan 2 tahun terakhir


TAHUN 2018 TAHUN 2019
KODE/NO SATKER TARGET REALISASI TARGET REALISASI
Rp RP % Rp RP %
1 2 6 7 8 6 7 8

BALAI PENGEMBANGAN
247952 INDUSTRI PERSEPATUAN IDR 295.175.000 IDR 304.443.000 103,1398323 IDR 295.175.000 IDR 476.815.000 161,5363767
INDONESIA

28
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Realisasi Anggaran berdasarkan Perjanjian Kinerja

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Pagu Total Realisasi Total (%)

Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder (S)


1 Meningkatnya jumlah Jumlah IKM yang 30 IKM 30 IKM 1.975.420 1.964.207 99,43
Wirausaha Industri Baru mendapatkan ijin usaha

Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok (T)


Meningkatnya kerjasama Jumlah tenaga kerja yang
dengan Lembaga memperoleh sertifikat 1600 TN 2391TN 25.725 25.553 99,33
Pendidikan, Lembaga kompetensi
1 Penelitian dan
Pengembangan serta Jumlah Kerjasama Teknis 10 10.
848.654 844.673 99,53
asosiasi industri dan BPIPI Kerjasama Kerjasama
asosiasi profesi terkait
2 Peningkatan Jumlah prototype yang 5 7 653.970 651.131 99,57
pengembangan produk diproduksi IKM prototype Prototype

Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (L)


1 Sistem informasi yang andal Jumlah member pada 20% 18,35% 1.090.784 1.069.330 98,03
sistem informasi BPIPI

2 Sistem tatakelola keuangan Tingkat penyerapan 97 persen 98,24 6.175.317 6.064.842 98,21
dan BMN yang transparan anggaran Persen
dan akuntabel

3 Sistem pengendalian Indeks Tingkat Kepuasan 3,4 3,58 603.609 596.780 98,87
internal yang efektif Pelanggan

Meningkatnya Penerepan Indeks Tingkat Maturitas 337.725 337.191 99,84


4 3,3 3,82
Reformasi Birokrasi SPIP
Monitoring dan evaluasi 47.030 47.030 100,00
5 Nilai SAKIP BPIPI Min 77 81,33
pelaksanaan kebijakan

29
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

E = ((1.975.420x1)- 1.964.207)) + ((25.725x1,49)-25.553)) + ((848.654x1)-844.673)) +


((653970x1,4)-651.131))+ ((1.090.784x0.9)-1.069.330) + ((6.175.317x1.01)-6.064.842)) +
((603.609x1.02)-596.780)) + ((337.725 x1.15)-337.191))+ ((47.030x1.05) -47.030))

(1.975.420x1)+(25.725x1.49)+ (848.654x1)+ (653970x1,4)+ (1.090.784x0.9)+


(6.175.317x1.01)+ (603.609x1.02)+ (337.725 x1.15)+ (47.030x1.05)

E= 3,6%

Berdasarka data dari system monitoring dan evaluasi kinerja terpadu


Kementrian Keuangan PMK Nomor 214/PMK.02/2017 efisiensi sumber
daya kinerja Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
sebesar 3,6%

PERBANDINGAN CAPAIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 DAN


TAHUN ANGGARAN 2019

30
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Perbandingan kinerja periode 5 tahun


Kode SS Sasaran Strategis (SS) Indikator kinerja sasaran Satuan Periode Renstra 2015 - 2019
Strategis (IKSS) 2015 2016 2017 2018 2019
T R % T R % T R % T R % T R %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
S1 Penumbuhkan wirausaha baru Jumlah wirausaha industri kecil IKM 20 200 1000 - - - - - - - - - - - -
yang mendapatkan program
pengembangan usaha
Jumlah wirausaha industri kecil IKM 20 20 100 20 20 100 35 35 100 50 13 26 30 30 100
baru
S2 meningkatnya perumbuhan perusahaan pemula Peningkatan jumlah tenant baru IKM - - - - - - - - - - - - 4 4 100
/tenant menjadi perusahaan yang mandiri dan Jumlah WUB BPIPI yang IKM - - - - - - - - - - - - 3 3 100
berkelanjutan startup revolusi 4.0
PERSPEKTIF PROSES INTERNAL
T1 Meningkatnya Kemampuan sentra, Unit Jumlah Tenaga Penyuluh TPL 20 20 100 20 20 100 20 20 100 - - - - - -
Pelayanan Teknis, Tenaga Penyuluh Lapangan Lapangan (TPL)
serta Konsultan Industri Kecil dan Menengah Jumlah Konsultan IKM Konsultan 5 5 100 5 5 100 - - - - - - - - -
T2 Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga Penyerapan Jumlah tenaga TK 200 2000 1000 200 1500 750 1400 1500 107,14286 1500 1600 106,66667 - - -
Pendidikan, Lembaga Penelitian dan Kerja
Pengembangan serta asosiasi industri dan Jumlah Kerjasama KS 1 4 400 1 5 500 1 7 700 5 8 160 10 10 100
asosiasi profesi terkait Lembaga sertifikasi persnel LSP P1 1 1 100 1 1 100 - - - - - - - - -
Perluasan ruang lingkup LSP RL - - - - - - 1 1 100 - - - - - -
T.3 Meningkatnya kompetensi SDM dan sertifikasi Jumlah IKM/Tenaga Orang 200 2000 1000 200 1500 750 1400 1498 107 1500 1498 99,866667 1600 2391 149,4375
Kompetensi Kerja/Alumni yang memperoleh
sertifikat kompetensi
T.4 Terfasilitasinya bantuan bimbingan teknis Jumlah IKM yang mendapat IKM 300 340 113,33333 240 260 108,33333 240 240 100 - - - - - -
pelatihan
T.5 Peningkatan pengembangan produk Jumlah IKM/ Peserta yang Karya 300 571 190,33333 400 423 105,75 300 459 153 - - - - - -
mengikuti Lomba Desain Alas
Kaki Nasional
Jumlah IKM/ Peserta yang Karya - - - 300 522 174 300 747 249 - - - - - -
mengikuti Lomba Fotografi Alas
Kaki Nasional
Jumlah IKM/ Peserta yang Karya - - - - - - 50 38 76 - - - - - -
mengikuti Lomba Videografi
Alas Kaki Nasional
Jumlah Prototype Karya 20 24 120 20 24 120 20 24 120 - - - - - -
Jumlah prototype yang Prototype - - - - - - 2 3 150 4 6 150 5 7 140
diproduksi IKM
T.6 Peningkaan Segmen dan Peluasan Pasar Jumlah IKM yang difasilitasi ikut IKM - - - 60 60 100 - - - - - - - - -
pameran
Jumlah Media Promosi Paket 3 3 100 3 3 100 2 3 150 - - - - - -

31
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Kode SS Sasaran Strategis (SS) Indikator kinerja sasaran Satuan Periode Renstra 2015 - 2019
Strategis (IKSS) 2015 2016 2017 2018 2019
T R % T R % T R % T R % T R %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI
L.2 Sistem informasi yang andal Jumlah aplikasi Sistem Paket 5 5 B 2 2 100 2 2 100 3 3 100 - - -
informasi yang dikembangkan
Jumlah member Sistem orang - - - - - - - - - 700 1514 216,28571 - - -
informasi BPIPI
Jumlah member Sistem % - - - - - - - - - - - - 20 18,6 93,45
informasi BPIPI
L3 Sistem perencanaan dan penganggaran yang Tingkat kesesuaian rencana persen 95 90 94,736842 95 90 94,736842 93 100 107,52688 - - - - - -
berkualitas kegiatan dengan dokumen
perencanaan
L.4 Sistem perencanaan dan penganggaran yang Tingkat penyerapan anggaran persen 95 96,78 101,8 95 98,91 104,11579 93 97,22 104,53763 95 98,22 103,38947 97 98,24 101,27835
berkualitas
L.5 Sistem Pengendalian internal yang efektif Temuan Audit Eksternal LK mayor 0 0 100 0 0 100 0 0 100 0 0 100 0 0 100
Jumlah LHU yang diterbitkan LHU 200 250 125 200 187 93,5 180 196 108,88889 - - - - - -
Perluasan ruang lingkup Lab Uji Parameter 5 5 100 5 5 100 5 21 420 - - - - - -

Tingkat maturiutas BPIPI Nilai 3,2 3,6 112,5 3,3 3,66 110,90909 3,4 3,82 112,35294
Level kepuasan pelanggan nilai B B B B B B B B B - - - - - -
Indek Kepuasan Masyarakat nilai - - - - - - - - - 3,3 3,6 109 3,3 3,6 109
L.6 Meningkatnya kualitas laporan pelaksanaan Nilai SAKIP BPIPI Nilai 70 70 100 70 60,22 86,028571 75 85,18 113,57333 75 90,91 121,21333 75 90,91 121,21333
kegiatan dan anggaran

32
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya evaluasi indicator kinerja


rencana Strategis adalah sebagai berikut :
Pada dasarnya realisasi indicator kinerja yang tercapai cukup baik,
namun ada beberapa indicator yang mengalami penurunan persentasi
realisasi kinerja diantaranya :
1. Pada sasaran strategis system informasi yang handal dengan
indicator kinerja kenaikan member pada system informasi.
Penurunan indicator tersebut karena adanya perubahan system
informasi yang dikerjakan oleh pihak ke tiga, dimana system yang
lama dirubah menjadi system yang baru. Namun dalam
pelaksanaanya pihak ke 3 yang mengerjakan tidak menyelesaikan
pekerjaan tersebut hingga waktu yang telah ditetapkan. Sehingga
berpengaruh pada system layanan pelanggan dan jumlah pelanggan
BPIPI yang telah menjadi member pada system infromasi tidak dapat
termonitor.
Tindak lanjut 2020 – 2024 : Pemilihan vendor untuk pengerjaan
system informasi berdasarkan hasil seleksi dan dibuat perjanjian
terkait dengan pengerjaan kegiatan tersebut.

33
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Perbandingan Data Kinerja berdasarkan dengan Perjanjian Kinerja


Kinerja 2019
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun 2018 Tahun 2019
Target Real % Target Real %
Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder (S)

Meningkatnya jumlah Wirausaha Industri


1 Jumlah IKM yang mendapatkan ijin usaha 50 13 26% 30 30 100%
Baru
Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok (T)
Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga
Penyerapan jumlah tenaga kerja industri 1500 1500 100% - - -
Pendidikan, Perusahaan dan Lembaga Profesi
1 terkait Jumlah tenaga kerja yang memperoleh
- - - 1600 2391 149%
sertifikat kompetensi
Jumlah Kerjasama Teknis BPIPI 5 8 160% 10 10 100%

2 Peningkatan pengembangan produk Jumlah prototype yang diproduksi IKM 4 6 150% 5 7 140%

Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (L)


Jumlah member pada sistem informasi
1 Sistem informasi yang andal 400 1514 379% - - -
BPIPI

Jumlah member pada sistem informasi


- - - 20% 18,69% 93,5%
BPIPI
Sistem Perencanaan dan Pengenggaran yang
2 Tingkat penyerapan anggaran 96 98,3 102% 97 98,24 101%
berkualitas

Indeks Tingkat Kepuasan Pelanggan 3,3 3,42 104% 3,4 3,58 105%
3 Sistem pengendalian internal yang efektif
Indeks Tingkat Maturitas SPIP 3,2 3,6 113% 3,3 3,82 116%

Meningkatnya kualitas laporan pelaksanaan


4 Nilai SAKIP BPIPI 75 90,91 121% 77 80,33 104%
kegiatan dan anggaran

Berdasarkan perbandingan kinerja BPIPI berdasarkan perjanjian kinerja


terdapat 4 sasaran strategis dengan dua indiaktor yang mengalami
penurunan persentase pada tahun 2019, yaitu
1. Jumlah kerjasama teknis , dimana tahun 2018 persentase sebesar
160% pada tahun 2019 turun menjadi 100%. Pada tahun 2019 BPIPI
melakukan kerjasama sesuai dengan target yaitu 10 kerjasama teknis.
Penurunan persentase ini dikarenakan koordinasi yang masih dalam
kesepakatan penentuan kerjasama.
2. Peningkatan pengembangan produk dengan indicator jumlah
prototype yang diproduksi oleh IKM. Walaupun secara jumlah
kenaikan sama namun secara persentase berbeda 10%
3. Tingkat penyerapan anggaran dimana tahun 2018 persentase
sebesar 102% namun terjadi penurunan di persentase di 2019 yaitu
101%. Penurunan ini dikarenakan kurangnya perencanaan yang

34
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

matang atau lambatnya kegiatan – kegiatan yang tidak sesuai


dengan waktu yang telah ditargetkan. Sehingga penyerapan tidak
maksimal

4. Nilai sakip BPIPI turun berdasarkan perbandingan persentase tahun


2018 yaitu sebesar 121% dan pada tahun 2019 turun 104%. Hal ini
karena system penilaian berubah lebih detail dan lebig spesifik

Berdasarkan Sasaran Pokok Pembangunan Nasional RPJMN 2015 – 2019


Yang Terkait Dengan Kementerian Perindustrianpenumbuhan sector
industri menjadi domain Kementrian Perindustrian. Sesuai dengan tujuan
rencana strategis BPIPI 2015 – 2019 bahwa indikator tujuan utama
adalah sebagai berikut :
• Kontribusi pertumbuhan IKM persepatuan terhadap IKM keseluruhan
di Indonesia
Dengan indikator kinerja :
1. Target pertumbuhan alas kaki hingga dari tahun 2015 sampai
dengan tahun 2019 adalah 0,0020%. Sampai dengan tahun 2019
2. Kenaikan rata – rata ekspor alas kaki dari tahun 2015 – 2019 adalah
1,5%
Target pertumbuhan hingga tahun 2019 adalah 0,0020% dan hingga
tahun 2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
berkontribusi pada penumbuhan industri sebanyak 0,0025% dari target
pencapai Dirjen IKM. Nilai ini lebih tinggi dari nilai yang ditargetkan oleh
BPIPI. Pengambilan data indikator ini adalah berdasarkan penumbuhan
wirausaha baru industri alas kaki tahun 2015 – 2019 yang dikumpulkan
oleh BPIPI berdasarkan legalitas usaha yang dimiliki IKM tersebut
sebagai binaan BPIPI.

35
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

C. POTENSI DAN PERMASALAHAN

POTENSI
Sesuai dengan peta roadmap industri di Indonesia industri Alas kaki
merupakan salah satu industri yang menjadi prioritas utama pemerintah
Indonesia untuk terus dikembangkan karena mampu memberikan
kontribusi cukup signifikan terhadap perekonomian nasional. Hal ini
karena industri alas kaki merupakan industri padat karya dan
berorientasi ekspor. Industri alas kaki Indonesia mampu menapak di
kancah global, dengan menghasilkan beragam produk yang berkualitas
dan inovatif. Pada tahun 2018 tercatat produksi alas kaki mencapai 1,41
miliar pasang sepatu atau berkontribusi sebanyak 4,6 persen dari total
produksi sepatu dunia. Dari capaian tersebut, Indonesia menduduki
posisi ke 4 sebagai produsen alas kaki di dunia setelah China, India dan
Vietnam. . Konsumsi alas kaki di ASIA sebanyak 54% dari total komsumsi
alas kaki di dunia. Indonesia menempati peringkat ke 4 dengan
mengkonsumsi 886 juta pasang dengan perkiraan jumlah penduduk
Indonesia sekitar 265 juta jiwa . Periode tahun 2018 Indonesia sudah
mengeksport alas kaki sebanyak $ 5,11 milyar. Amerika serikat menjadi
negara utama tujuan eksport alas kaki Indonesia dengan porsi 28%.
Sedangkan Republik Rakyat China berada pada peringkat kedua dengan
Apabila dilihat dari proyeksi pertambahan penduduk Indonesia maka
alas kaki merupakan peluang bisnis yang cukup bagus.
Hal ini mendorong produsen alas kaki untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat kini. Karena pentingnya peranan alas kaki yang merupakan
produk konsumsi masyarakat, maka banyak industry alas kaki yang
berkembang di Indonesia. Data yang masuk di BPIPI jumlah IKM alas
kaki yang ada di Indonesia sebesar 32.562 IKM sedangkan perusahaan
besar yang bergerak dibidang menurut data dari Aprisindo 2018
sebanyak 473 perusahaan. Industry alas kaki termasuk dalam klasifikasi
industry padat karya sehingga dapat dijadikan industry unggulan dalam
36
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

penyerapan tenaga kerja dan pemasukan devisa Negara. Selain itu,


industri ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan eksport. Kebutuhan
akan produk alas kaki baik dalam negeri maupun luar negeri terus
meningkat.
Untuk itu Industri alas kaki terus didorong perkembangannya oleh
Pemerintah Indonesia. Sudah terbukti bahwa alas kaki Indonesia mampu
menembus pasar dunia.
Dengan adanya peluang tersebut maka dalam rangka meningkatkan
daya saing industry persepatuan pemerintah dalam hal ini Kementrian
Perindustrian memasukan pengembangan industry persepatuan sebagai
industry prioritas dala Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(Peraturan Presiden No.7 Tahun 2005 – RPJM). Kementrian
Perindustrian RI pun sudah menetapkan Road Map tersebut 3 milestone
dalam upaya mencapai visi industri persepatuan nasional sebagai
negara industri persepatuan berkualitas dunia. Dengan sasaran-sasaran
strategis (kuantitatif & kualitatitif) dan action plan yang sudah
disepakati bersama semua stakeholders diharapkan target jangka
panjang industri persepatuan nasional dapat tercapai.
Fokus pembangunan industri persepatuan nasional mempunyai tujuan
utama:
• Penyerapan Tenaga Kerja
• Pertumbuhan Ekonomi & Investasi
• Peningkatan Devisa dengan mengurangi import dan meningkatkan
ekspor
• Meningkatnya daya saing industri alas kaki
Secara generik maka strategi industri nasional kedepan harus diarahkan
kepada upaya memperkuat rantai nilai industri dalam negeri serta
menumbuh kembangkan industri kecil dan menengah.

37
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Dengan peluang tersebut maka Balai Pengembangan Industri


Persepatuan Indonesia yang merupakan satuan kerja dibawah Direktorat
Jenderal IKM , Kementrian Perindustrian sesuai dengan tugas dan
fungsinya memiliki berbagai layanan dibidang persepatuan dengan
anggaran dari Rupiah murni maupun dari Pendapatan Negara Bukan
Pajak diantaranya : (1) Layanan pengujian alas kaki, (2) Layanan
konsultasi teknis, (3) Layanan pendidikan dan pelatihan, (4)
Pengembangan desain alas kaki. Untuk itu Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia (BPIPI) telah memiliki saranan dan prasarana
yang mendukung layanan tersebut.
a) Kelembagaan
BPIPI memiliki program utama yang merupakan pilar utama yaitu
Kowledge, Training dan Design. Dimana pilar pertama yaitu
Kowledge, BPIPI akan melakukan pengelolaan pengetahuan sampai
dengan distribusinya untuk kepentingan stakeholder program,
industri, Pemerintah, dan lembaga Pendidikan serta masyarakat luas.
Pilar kedua yaitu Training, BPIPI akan berperan sebagai center of
human development for footwear Industry dengan
menyelengggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk
memenuhi kebutuhan industri dan stakeholder alas kaki lainya.
Sedangkan pilar ke tiga yaitu Design, BPIPI akan menjadi design
center for footwear industry. Ketiga pilar tersebut dapat membantu
industri yang mengelola bahan baku (Industri hulu) hingga industri
yang menghasilkan produk akhir (industry hilir). Industri hulu alas
kaki terletak pada bagaimana proses dan kualitas produk bahan baku
alas kaki terjamin dan menunjang produk jadi alas kaki. Di pusat
rantai nilai industri alas kaki, BPIPI bertanggungjawab pada
penyiapan SDM dan standardisasi proses produksi. Sedangkan di
sektor hilir, BPIPI mampu memberikan jaminan bahwa poduk akhir

38
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

alas kaki berkualitas, mampu diterima pasar dengan baik dan menjadi
produk unggulan nasional.
Jika dilihat dari aspek kelembagaan Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia sudah cukup memadai dalam melaksanakan
tugas dan fungsi serta visi dan misi yang sudah ditetapkan. BPIPI
secara tidak langsung mempunyai peran yang sangat besar dalam
mendukung RIPIN yang menempatakan industry alas kaki sebagai
industry prioritas dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia.
Aspek kelembagaan Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia perlu ditingkatkan dalam memperkuat peran BPIPI dalam
mendukung perekonomian Negara.
Dalam peranya Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
(BPIPI) mempunyai 3 pilar yang menjadi Training, Knowledge dan
Design. Dalam meningkatkan program 3 pilar Balai Pengembangan
Industri Persepatuan didukung oleh kegiatan design dan
pengembangan bidang alas kaki, pendidikan dan pelatihan alas kaki,
laboratorium pengujian, Lembaga sertifikasi personel, Ba Balai
Pengembangan Industri Persepatuan dalam organisasinya sudah
menerapkan ISO 9001 : 2015 untuk memantau kinerja organisasi
BPIPI
• Design dan Pengembangan
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
mempunyai program dinataranya: (1) Prototype design, dimana
BPIPI mendesain alas kaki hingga menjadi prototype dimana
prototype karya BPIPI dapat di produksi oleh Industri Kecil dan
Menengah. Selain itu, sasaran dari pengembangan prototype
design adalah kolaborasi pengembangan desain alas kaki
dengan industry yang nantinya output dari kegiatan tersebut
adalah hasil prototype dapat diproduksi oleh industry baik
industry kecil, menengah maupun industry besar. Ini menjadi

39
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

sasaran target BPIPI dalam pembinaan terhadap Industri kecil


dan Menengah maupun industry besar. (2) 3 in 1 Creative
center : dimana dalam meningkatan kreatifitas dan inovasi
dunia persepatuan, BPIPI meyelengarakan kompetisi tingkat
Internasional diantaranya kompetisi design sepatu, kompetisi
fotografi dan kompetisi videografi. Hasil dari karya kompetisi
ini dapat dimanfaatkan oleh industry alas kaki.(3) BPIPI
didukung peralatan design yang cukup memadai diantaranya
unit computer design dan shoe maker yang dimiliki BPIPI
sebagai pendukung dalam melaksanakan tugas dan fungsi
design dan pengembangan.

• Laboratorium uji alas kaki


BPIPI memiliki laboratorium pengujian alas kaki yang sudah
terakreditasi ISO 17025:2017 dengan ruang lingkup untuk : (1)
sepatu pengaman, (2) sepatu Pria ,(3) sepatu wanita, (4)
sepatu olah raga, (5) sepatu dinas harian dan (6) sepatu dinas
lapangan. Tidak hanya untuk produk alas kaki tetapi juga
diperuntukkan untuk bahan baku pendukung seperti kulit,
asesoris dll. Dengan tes methode SNI, ISO, SNI ISO, SATRA,
Adidas dll. Laboratorium BPIPI dilengkapi dengan peralatan
yang uptodate dan lengkap dalam menunjang kegiatan
pengujian. Dimulai tahun 2017 Laboratorium BPIPI dilengkapi
dengan pengujian kimia untuk mendukung ekolable alas kaki
dan memenuhi kebutuhan industri besar dalam mendukung
ekspor ke negara Eropa yang mempersyaratkan ecolable.

• Pusat Pendidikan dan Pelatihan Alas kaki


Balai Pengembangan Industri Persepatuan sebagai pusat
pendidikan dan pelatihan. Hingga tahun 2018 alumni BPIPI

40
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

mencapai 4360 tenaga kerja yang sudah dilatih oleh BPIPI.


BPIPI memiliki 16 instruktur dengan berbagai bidang pelatihan.
Jenis pelatihan yang sudah diselenggarakan oleh Balai
Pengembangan Industri Persepatuan diantaranya : pelatihan
jahit upper alas kaki, desain alas kaki grading alas kaki,
pembuatan produk kulit, manajemen alas kaki, teknologi alas
kaki untuk TPL, Teknisi mesin jahit, assembling, teknologi
produksi alas kaki, branding, penyamakan kulit.
Selain pelatihan reguler dalam rangka meningkatkan kegiatan
PNBP BPIPI menyelenggarakan pelatihan short course bagi
yang berminat pembelajaran mengenai sepatu untuk
masyarakat umum.

• Lembaga Sertifikasi Sertifikasi Personel P1


Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
mempunyai Lembaga Sertifikasi Personel P1 untuk menjamin
kompetensi dari IKM/personel yang sudah di latih. Ruang
lingkup LSP P1 adalah jahit upper. LSP P1 BPIPI juga sudah
dilengkapi dengan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang
memadai untuk lingkup yang ada. Pada tahun 2019 BPIPI
mengajukan perluasan ruang lingkup LSP menjadi 7 lingkup
diantaranya : jahit upper, membuat pola master alas kaki
secara manual. Melakukan grading pola alas kaki system
manual. Melakukan grading pola alas kaki system computer,
membuat pola bottom alas kaki secara manual, melakukan
proses cutting dengan cara manual, melakukan proses cutting
dengan mesin
• Inkubator Bisnis
Sebagai wujud tugas dan fungsi BPIPI dalam pembinaan IKM
alas kaki, di BPIPI terdapat inkubator bisnis yang diperuntukaan

41
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

bagi IKM yang membutuhkan bimbingan dalam pengembangan


industrinya.
• Tempat Uji Kompetensi
BPIPI memiliki Tempat Uji Kompetensi lingkup jahit untuk ujian
sertifikasi personel yang disertifikasi oleh LSP

b) Kemampuan layanan
Selain layanan kelembagaan Desain, diklat , lab. Uji, LSP P1 Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mempunyai jasa
layanan yang lain diantaranya :
1. Konsultasi Teknis bidang alas kaki dan produk kulit
2. Sebagai pusat informasi alas kaki dan produk kulit
3. Diklat 3 in 1 yang bekerjasama dengan Pusat Pendidikan dan
Pelatihan, Kementrian Perindustrian, dimana kegiatan ini meliputi
pelatihan, uji kompetensi dan

c) Sumber Daya Manusia


Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya Balai Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) didukung oleh 55 orang.
Sumber daya yang dimiliki oleh BPIPI merupakan potansi yang
penting dalam menyelenggarakan tugasn dan fungsi BPIPI. SDM
yang berjumlah 55 orang terdiri dari karyawan PNS sebanyak 28
orang, 14 Tenaga ahli non PNS, 12 orang adalah tenaga non PNS.
Jabatan yang ada di BPIPI terdiri dari eselon III sebanyak 1 orang,
eseon 4 sebanyak 3 orang. Di BPIPI ada jabatan fungsional khusus,
yaitu penguji mutu barang sedangkan yang lainnya masih fungsional
umum dan struktural. Rician profil SDM menurut jabatan dan
pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:
Profil SDM berdasarkan jabatan

42
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

No Jabatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Struktural eselon III 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1


2 Struktural eselon IV 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 Bendahara 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2
4 Fungsional PMB - - - - - - - - 1 1
5 Fungsional Instruktur - - - - - - - - - 5
6 Fungsional arsiparis - - - - - - - - 1
5 Fungsional umum 34 34 34 34 33 36 37 37 48 42
Jumlah 39 39 39 39 38 40 41 41 55 55

Profil SDM berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Magister 1 1 2 2 2 2 2 2 5 5
2 Sarjana 9 9 9 9 10 11 13 13 26 26
3 Diploma III 9 9 9 9 8 9 9 9 9 9
4 SMA/Sederajat 20 20 20 20 19 17 15 15 15 15
5 SD 1 1 1 1 1 1 1 1 - -
Jumlah 39 39 39 39 38 40 41 41 55 55

d) Aspek Jejaring Kerja


Dalam mendukung kegiatan BPIPI dalam hal teknis maupun
manajemen, beberapa diantaranya adalah kerjasama dengan
perusahaan asosiasi maupun universitas. Berikut daftar Mou BPIPI :
1. Dinas perindustrian dan Perdagangan kota Pasuruan
2. CV. Fortuna Shoes
3. PT.Kharisma Baru Indonesia
4. PT.Widaya Inti Plasma
5. PT.Sengdam Jaya Abadi
6. PT Dwi Prima Sentosa
7. PT Adis Dinamika Sentosa
8. Aprisindo
9. Universitas Ciputra
10. STTS Surabaya
11. Universitas Nahdatul Ulama

43
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

12. Universitas Prasetya Mulya


13. Universitas Maranatha
14. Fablab Bandung
15. Brodo

f.) Aspek Geografis


Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) terletak
di Jawa Timur tepatnya di komplekwisata tanggulangin, desa
Kedensari. wilayah ini merupan sentra IKM produk kulit (tas, alas
kaki, dompet dll) di Jawa Timur, menjadikan BPIPI sebagai ujung
tombak untuk peningkatan IKM di Jawa Timur khususnya untuk
sektor alas kaki dan Indonesia pada umumnya.

g.) Aspek Eksternal


Karena pentingnya peranan alas kaki yang merupakan produk
konsumsi masyarakat, maka banyak industry alas kaki yang
berkembang di Indonesia. Industry alas kaki termasuk dalam
klasifikasi industry padat karya sehingga dapat dijadikan industry
unggulan dalam penyerapan tenaga kerja dan pemasukan devisa
Negara. Selain itu, industri ini memberikan kontribusi yang cukup
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional melalui
peningkatan eksport.
Kebutuhan akan produk alas kaki baik dalam negeri maupun luar
negeri terus meningkat. Pertambahan jumlah penduduk berbanding
lurus dengan peningkatan konsumsi alas kaki, mengingat
pentingnya kegunaan alas kaki yang merupakan kebutuhan primer
setiap manusia Apabila dilihat dari proyeksi pertambahan penduduk
Indonesia maka alas kaki merupakan peluang bisnis yang cukup
bagus. Menurut BPS data proyeksi penduduk di Indonesia hingga
tahun 2035 adalah sebagai berikut:

44
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Proyeksi penduduk Indonesia hingga tahun 2035


Tahun
2020 2025 2030 2035
Penduduk 271.066,40 284,829.00 296.405,10 305.652,40
Indonesia
(ribuan)

Berdasarkan table tersebut diatas hingga tahun 2035 penduduk


Indonesia mencapai 305.652,40 ribu jiwa. Dengan jumlah penduduk
yang semakin meningkat maka peluang permintaan industry alas
kaki akan meningkat.
Berbicara tentang alas kaki tentu erat kaitanya dengan fashion mode
tren yang paling terupdate, alas kaki kini bukan hanya menjadi
kebutuhan primer yang digunakan sebagai pelindung kaki saja tetapi
juga merupakan trend mode yang setiap saat selalu
berubah/update. Ini merupakan suatu peluang bagi produsen alas
kaki di Indonesia untuk meningkatkan produksi alas kaki. Industri
sepatu/alas kaki nasional memiliki potensi untuk berkembanglebih
besar selain dengan seiring dengan pertumbuhan mode juga
dipengaruhi pertumbuhan penduduk dunia. Semakin tinggi
pertumbuhan penduduk dunia secara garis lurus maka semakin
tinggi kebutuhan akan alas kaki. Selain itu, pemerintah
menggalakkan ekspor sektor non migas dimana industri alas kaki
merupakan salah satu alternatif yang menjanjikan dari berbagai
komoditi lainya dalam fenomena perekonomian dewasa ini. Potensi –
potensi ini menjadi peluang bagi industri alas kaki di Indonesia dalam
meningkatkan produksi. Tentunya produsen harus bisa menciptakan
alas kaki yang berdaya saing,misalnya dari segi kualitas, kuantitas,
mode, design agar mampu bersaing dengan pasar dunia.
Untuk lebih meningkatkan industri alas kaki di Indonesia era
digitalisasi akan berperan sangat penting. Era saat ini revolusi
45
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

industri 4.0 sedang digalakkan untuk industri – industri yang sudah


siap menghadapi tantangan. Industri 4.0 lebih fokus pada
penciptaan sebuah produk, prosedur dan proses manufaktur yang
cerdas.
Manufaktur cerdas (Smart factories) menyediakan customer dengan
produk dan layanan cerdas yang akan terhubung ke internet.
Kemudian, smart factories akan mengumpulkan dan menganalisis
data yang berasal dari produk pintar dan aplikasi pintar terkait.
Analisis ini memungkinkan pabrik-pabrik untuk mendefinisikan
perilaku dan kebutuhan pelanggan dengan lebih baik dan memberi
mereka produk dan layanan baru yang lebih berkelanjutan. Selain itu,
teknologi IoT (internet of thing) memungkinkan pelanggan terlibat
dalam proses desain produksi.

PERMASALAHAN
a. Sumber Daya Manusia
Untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan layanan industri alas
kaki yang dibutuhkan, Balai Pengembangan Industri Persepatuan
belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan pelaku usaha bidang alas
kaki. Perlunya sumber daya manusia yang lebih lagi dibanding saat
ini, untuk memperluas ruang lingkup BPIPI sebagai leader
pemerintah yang khusus menangani alas kaki. Balai Pengembangan
Indsutri Persepatuan Indonesia merupakan organisasi teknis yang
sektor alas kaki yang menjadi pusat pengembangan alas kaki di
Indonesia, untuk itu maka kemampuan teknis personal yang
membidangi alas kaki menjadi hal yang paling penting. Bukan secara
informal tetapi secara formal SDM yang mendukung BPIPI harus
diakui oleh suatu Badan/ Lembaga salah satunya dengan sertifikasi

46
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

personil bidang alas kaki. SDM teknis di Balai Pengembangan


Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) belum bersertifikat profesi
walaupun secara teknis SDM BPIPI sangat berkompeten. Oleh karena
itu sistem manajemen yang berkualitas menjadi pendukung dalam
memperbaiki permasalahan ini.

b. Sarana dan Prasarana


Menjadi kendala saat ini adalah sarana prasarana gedung perkantoran
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia. BPIPI
merupakan satuan kerja dibawah Ditjen IKMA Kemenperin yang
mempunyai tugas dan fungsi pembinaan industri alas kaki, kulit dan
barang kulit khususnya IKM di seluruh Indonesia. Sebagai bagian
penting dari ekosistem industri, BPIPI mempunyai peran penting
bagaimana meningkatkan kualitas SDM industri, memberikan layanan
konsultasi industri, pengembangan desain dan teknologi alas kaki,
pelayanan mutu dan sertifikasi serta memfasilitasi aktifitas jejaring
dan kolaborasi industri.
Dengan perannya yang sentral khususnya pada pembinaan IKM alas
kaki, sejak pertama kali inisiatif proyek IFSC (Indonesia Footwear
Service Centre) tahun 2003 hingga BPIPI tahun 2020 telah
mempunyai alumni lebih dari 12.360 orang dimana 2.964 orang
adalah pengusaha IKM dan 9.396 adalah tenaga kerja terampil
industri dan tersebar di seluruh sentra potensi industri di Indonesia.
Peran penting BPIPI tidak bisa lepas dari kontribusi dan komitmen
pemangku kepentingan yang menjadi bagian sejarah penting BPIPI
hingga saat ini. Dimulai tahun 2003, kolaborasi Kementerian
Perindustrian, Pemprop Jawa Timur, Pemkab Sidoarjo dan Asosiasi
Persepatuan Indonesia (APRISINDO) inisiatif membentuk IFSC
sebagai jawaban atas kebutuhan industri alas kaki nasional

47
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

bagaimana menyiapkan SDM industri dan meningkatkan kualitas


produk dalam negeri menuju daya saing industri alas kaki nasional.
Karena kebutuhan dan dinamika industri alas kaki dan tuntutan
perubahan tata kelola organisasi yang lebih baik, tahun 2011 menjadi
momentum penting proses tranformasi IFSC menjadi BPIPI.
Perubahan tata kelola organisiasi saat itu menunutut kepemilikan
aset sebagai bukti kontribusi dari masing-masing pihak harus dikelola
dengan status single asset. Sehingga sebagai bentuk komitmen
seluruh pemangku kepentingan atas keberlangsungan layanan BPIPI,
maka Pemrop. Jawa Timur dan APRISINDO menyerahkan seluruh
bantuan pembangunan Gedung dan aset mebeuler banguan
APRISINDO termasuk tanah (5.500 m2) yang telah dibeli oleh
Pemkab. Sidoarjo dari pengusaha lokal untuk diserahkan kepada
Pemkab. Sidoarjo dengan status single asset.
Transformasi yang di mulai tahun 2011 sampai 2020 menghasilkan
kinerja layanan yang lebih optimal dari sebelumnya. BPIPI dengan
tugas dan fungsinya menjadi lebih optimal memberikan kontribusi
manfaat bagi industri khususnya IKM alas kaki. Program dan kegiatan
BPIPI kepada industri alas kaki lebih terintegrasi mulai dari
pemenuhan SDM, kualitas produk, informasi pemasaran hingga
fasilitasi jejaring dan kolaborasi industri.
Kebermanfaatan dan dampak BPIPI terhadap industri khususnya di
Sidoarjo juga lebih fokus menyentuh pada kebutuhan rill IKM antara
lain:
a. Program restrukturisasi mesin industri alas kaki telah banyak
dimanfaatkan oleh perusahaan baik skala kecil hingga besar
khususnya di Sidoarjo.
b. Program pengembangan SDM industri alas kaki dimana lebih
dari 30% alumni berasal dari Jawa Timur khususnya Sidoarjo

48
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

(Sentra Tas & Koper Tanggulangin, Sentra Sandal Wedoro –


Waru dan Sentra Sepatu Krian).
c. Program rebranding sentra Tanggulangin yang diluncurkan
sejak tahun 2017 merupakan program membangkitkan kembali
potensi dan kejayaan industri di Sidoarjo menjadi wisata 3in1
(wisata belanja – Pendidikan dan budaya) yang di integrasikan
dengan program ekonomi Sidoarjo.
d. Program DAK (Dana ALokasi Khusus) Kementerian
Perindustrian yang dimanfaatkan oleh Pemkab. Sidoarjo sejak
tahun 2018-2019 digunakan untuk mengembangkan
infrastruktur fisik guna mendukung konsep rebranding sentra
Tanggulangin.
Semua dampak positif dari keberadaan BPIPI yang dirasakan oleh
masyarakat Sidoarjo hingga saat ini tentu tidak lepas dari komitmen
peran dan tanggung jawab Kementerian Perindustrian Pemkab.
Sidoarjo, Pemprop Jawa Timur dan APRISINDO dalam menjalankan
fungsi dan perannya dengan baik.
Terkait perpanjangan pinjam pakai hingga tahun 2025, maka BPIPI
telah merencanakan untuk pembelian aset tanah pada tahun 2021
dan pembangunan fasilitas Gedung pada tahun 2022, sehingga
diperkiakan siap menggunakan aset sendiri pada tahun 2023.
Adapun rencana relokasi BPIPI tetap memprioritaskan wilayah
kabupaten Sidoarjo sebagai lokasi baru.
c. Budaya Kerja
Budaya kerja merupakan pandangan hidup sebagi nilai - nilai yang
menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya
dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi,
kemudian tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita -
cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau
bekerja. Budaya Kerja manajemen meliputi pengembangan,

49
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

perencanaan, produksi, dan layanan jasa yang memuaskan. Untuk


mencapai tujuan organisasi budaya kerja merupakan faktor yang
penting. Cara kerja pegawai yang identik dengan birokrasi yang
berbelit - belit, kurang terbuka dengan orang lain, lamban bekerja,
kaku, serta kurang percaya pada kemampuan seseorang menjadi
pemicu belum optimalnya budaya kerja di lingkungan Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia. Hal ini juga
disebabkan adanya masa transisi dari IFSC menjadi Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia. Dimana IFSC
merupakan organisasi hasil kerjasama antara pemerintah Italy
dengan pemerintah Indonesia yang secara birokrasi belum menjadi
milik pemerintah (swasta) dan kemudian beralih ke birokrasi
pemerintahan (BPIPI).
d. Hambatan administrasi untuk perluasan layanan
Dalam meningkatkan kinerja Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia (BPIPI) pada layanan IKM sektor alas kaki
maka perluasan layanan BPIPI sangat diperlukan diantaranya
perluasan lingkup lab uji, perluasan lingkup sertifikasi personel dan
jasa layanan yang lainya. Dalam perluasan tersebut diperlukan
anggaran yang cukup besar.

e. Konsolidasi internal organisasi masih lemah


Dalam bekerja secara team komunikasi menjadi hal yang cukup
penting. Terjadinya mis komunikasi yaitu terjadinya kesalahan dalam
salah satu proses komunikasi antar personal menghambat kimerja
satuan organisasi. Seringnya terjadi mis komunikasi menyebabkan
perbedaaan pendampat yang akhirnya berdampak pada tercapainya
tujuan atau misi organisasi yang telah ditetapkan.

Permasalahan Eksternal :

50
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

a) Masalah Visi Nasional


Sebagaimana RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah)
pemerintah yang menempatkan industri persepatuan sebagai
prioritas pembangunan, perlu digarisbawahi bahwa bahwa belum
adanya persepsi yang sama tentang Visi Nasional pengembangan
industri persepatuan menjadi hambatan utama pengembangan di
level mikro/teknis. Kendala sikronisasi, koordinasi dan komunikasi
menjadi masalah klasik yang seolah-olah terjadi berulang-ulang
pada tataran pengambil kebijakan. Sementara itu, pelaku
teknis/pengusaha/asosiasi mengharapkan fungsi fasilitasi
pemerintah terhado dunia bisnis dapat berjalan efektif dengan
tindakan nyata yang berpihak pada pengembangan ekonomi
nasional.
Kalau kita mengacu pada roadmap 2007 industri persepatuan
yang dibuat bersama dengan Kementerian Perindustrian, dalam
jangka panjang industri persepatuan nasioanal mempunyai visi
sebagai salah satu negara dengan industri berkelas dunia. Tahun
2009 dalam roadmap tersebut sudah melalui proses/stage 1 dari
keseluruhan proses panjang sampai tahun 2025.
Dalam stage 1 tersebut, inisiasi strategi klustering industri
persepatuan sudah dimulai dibeberapa daerah seperti di Jawa
Timur, Jawa Barat dan beberapa daerah lain. Dalam beberapa hal
Kluster industri alas kaki di daerah cukup berhasil. Dengan
didukung data meningkatnya inisiatif pada level mikro perusahaan
untuk lebih mempunyai inisiatif dalam pengembangan industri
persepatuan. Berikut sasaran nasional industri persepatuan jangka
panjang.

b) Masalah Regional dan Global

51
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Proteksi beberapa negara terhadap beberapa sektor produksinya


memang menjadi tantangan bagi kinerja ekspor nasional seperti
kebijakan non tarif dibeberapa negara menurunkan kinerja ekspor
alas kaki nasional.
Munculnya negara negara dunia ketiga yang sekarang menjadi
pemimpin industru dunia. China, Inda dan Vietnam menjadi punya
peran lebih penting dalam posisi industri global dunia.
Efek pasar global dengan konsekuensinya menjadikan pasar
nasional hampir tanpa proteksi. Dampaknya produk impor dengan
harga kompetitif semakin melimpah. Konsumen lokal menjadi
punya banyak pilihan.
D. Masalah Level Mikro Perusahaan
Pada pihak perusahaan sendiri tidak lepas dari segala permasalahan
internal yang secara tidak langsung mempunyai dampak pada
efisiensi produksi, efektiftas kinerja dan produktifitas tenaga kerja.
Hasil akhirnya adalah daya saing perusahaan dan retensinya
terhadap perubahan lingkungan sangat rendah. Perubahan
lingkungan /pasar saat ini sering tidak di antisipasi oleh perusahaan.
Perkembangan proses produksi, teknologi terapan dan perubahan
permintaan pasar yang tidak mampu diikuti oleh perusahaan
mengakibatkan daya saing perusahaan menurun. Proses selanjutnya
akan terjadi penurunan order, terjadinya PHK dan akhirnya tutup. Hal
ini tidak dapat dihindari jika perusahaan tidak cepat berubah dan
tanggap terhadap perubahan.
E. Masalah Sektoral Industri
Sepertinya, hubungan sektoral industri persepatuan (hulu dan hilir)
menjadi masalah klasik yang tiada ujungnya di Indonesia. Masih
lemahnya keterkaitan rantai nilai industri hulu membuat pasokan
bahan baku produk alas kaki masih sangat tergantung dengan
supply dari produk impor. Bahan baku jenis kulit, produk kimia dan

52
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020–2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

tektil belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produk lokal. Namun


juga sangat beralasan karena produk lokal tersebut cukup mahal
harga perolehannya jika dibandingkan dengan produk impor.
Dengan adanya pengenaan tarif Pajak Ekspor (PE) terhadap kulit
mentah dan wetblue/pickle membuat mekanisme pasar menjadi
tidak menguntungkan industri dalam negeri. Cukup beralasan jika
lebih menguntungkan ekspor kulit mentah dari pada menjualnya ke
industri dalam negeri.

53
Bab I. Pendahuluan
Rencana Strategis 2020 –2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

BAB II
VISI,MISI,DAN TUJUAN DAN SASARAN
STRATEGIS
A. VISI

Salah satu prioritas nasional pada Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional yang terkait dengan pembangunan sektor industri
nasional adalah memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan
yang berkualitas dan meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdaya saing. Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia merupakan satuan kerja di bawah Kementrian
Perindustrian , Direktorat Industri Kecil, Menenengah dan Aneka maka
visi BPIPI ditetapkan sama dan mendukung penuh Visi Presiden
Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang
tertuang dalam RPJMN 2020-2024 yaitu “ Terwujudnya Indonesia Maju
yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong ”.

B. MISI BPIPI

MISI:
• Memberikan pelayanan pendidikan dan pelatihan
• Memberikan bantuan konsultasi teknis dan manajemen
• Mengembangkan pusat desain persepatuan
• Memberikan informasi teknologi dan promosi persepatuan
• Memberikan pelayanan pengujian mutu / sertifikasi

1. Memberikan pelayanan pendidikan dan pelatihan

55
Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2020 –2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Pendidikan dan Pelatihan menjadi salah satu fokus program


BPIPI dalam jangka waktu 5 tahun kedepan. Sebagai salah satu
misi utama organisasi, pendidikan dan pelatihan yang diberikan
BPIPI. Saat ini BPIPI sudah menyusuan kurikulum dan silabus
pelatihan untuk desain, pecah pola, teknologi produksi,
manajemen produksi, jahit Alas Kaki ”upper” dan lean
manufacture. Kedepan masih sangat memungkinkan adanya
perbaikan dan perbaruan kurikulum sesuai standard industri.
Melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan BPIPI juga
melakukan pendampingan terhadap industri kecil dan
menengah sektor alas kaki.

2. Memberikan bantuan konsultasi teknis dan manajemen


Program konsultasi ini terkait dengan tugas dan fungsi pokok
pembinaan industri persepatuan. Tidak hanya terbatas pada
konsultasi teknis, tim BPIPI dengan kompetensi masing-masing
juga memberikan konsultasi manajemen kepada industri,
terutama manajemen produksi.

3. Mengembangkan pusat desain persepatuan


Salah satu program organisasi kedepan ialah, bagaimana
menyiapkan database design dengan didukung piranti
hardware dan software sebagai salah satu referensi model dan
desain untuk Alas Kaki casual (berbahan kulit) di Indonesia.

4. Memberikan informasi teknologi dan promosi persepatuan


Sebagai salah satu tugas penting lembaga pelayanan ialah
menyediakan informasi yang cukup mengenai perkembangan
teknologi produksi, kondisi pasar, design terbaru dan informasi

56
Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2020 –2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

perdagangan dengan tujuan membantu percepatan


penyampaian informasi.

5. Memberikan pelayanan pengujian mutu dan sertifikasi


Untuk memenuhi kebutuhan industri terhadap pelayanan uji
produk, maka BPIPI memberikan jasa layanan tes uji
laboratorium untuk produk Alas Kaki. Pelayanan uji ini penting
untuk peningkatan kualitas dan pelaksanaan standard produk
Alas Kaki.

C. Tujuan BPIPI

Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi pembangunan industri,


Kementerian Perindustrian menetapkan tujuan pembangunan industri 5
(lima) tahun ke depan yaitu : Meningkatnya peran industri alas kaki dan
prduk kulit :

Dengan Indikator tujuan adalah sebagai berikut :

Program Sasaran Strategis/sasaran Program/Sasaran Satuan Target


Kegiatan Kegiatan/IKU
2020 2021 2022 2023 2024

1 Pertumbuhan Industri kulit, barang dari alas kaki dan Persen 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
alas kaki terhadap industri aneka
TJ
2 Jumlah tenaga kerja industri kulit,barang dari kulit, dan Persen 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
alas kaki terhadap industri aneka

Pencapaian tujuan secara khusus akan dipantau melalui pengukuran


indikator kinerja tujuan yang juga menjadi indikator kinerja utama (IKU),
yaitu:

57
Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2020 –2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Program Sasaran Strategis/sasaran Program/Sasaran Satuan Target


Kegiatan Kegiatan/IKU
2020 2021 2022 2023 2024

Meningkatnya Daya saing dan kemandirian industri alas kaki, dan produk kulit

1 Meningkatkan nilai produksi IKM yang dibina BPIPI Persen 0,7 1,0 1,5 2,0 2,5
SS 1
2 Meningkatnya nilai penjualan yang dibina oleh BPIPI Persen 0,7 1,0 1,5 2,0 2,5

3 IKM kulit , barang jadi kulit dan alas kaki yang IKM 30 35 40 45 50
mendapatkan ijin usaha
Pengembangan Produk
SS 3
1 Hasil Pengembangan yang digunakan oleh IKM IKM 7 8 9 10 11

D. Sasaran Strategis

Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia menjabarkan ke


dalam 6 (enam) misi dan menggunakan pendekatan metode Balanced
Scorecard (BSC) yang dibagi dalam empat perspektif, yakni
stakeholders prespective, customer perspective, internal process
perspective, dan learning and growth perspective. Pada peta strategi
BPIPI dapat digambarkan beberapa sasaran strategis yang ingin dicapai
selama 5 tahun ke depan. Sasaran strategis tersebut dicapai melalui
indikator kinerja program, dapat dilihat sebagai berikut :

58
Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2020 –2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

SS.1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian industri Aneka


Sasaran Strategis ini akan dicapai dengan indicator kinerja sebagai
berikut :
1. Meningkatkan nilai produksi IKM yang dibina BPIPI, dimana
pada tahun 2020 mentargetkan 0,7% dan menjadi 2,5% tahun
2024
2. Meningkatnya nilai penjualan yang dibina oleh BPIPI, dimana
pada tahun 2020 mentargetkan sebanyal 0,7% dan meningkat
menjadi 2,5% tahun 2024
3. IKM kulit , barang jadi kulit dan alas kaki yang mendapatkan ijin
usaha, dimana pada tahun 2020 mentargetkan sebanyal 30 IKM
dan meningkat menjadi 50 IKM tahun 2024

SS.2 Penguatan implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor Industri


alas kaki dan produk kulit
Sasaran Strategis ini akan dicapai dengan indicator kinerja sebagai
berikut :
1. Nilai Indi IKM alas kaki/produk kulit, dimana pada tahun 2020
mentargetkan nilai 1,5 dan meningkat menjadi 2,0 tahun 2024
2. Tumbuhnya IKM start Up berbasis teknolog, dimana pada tahun
2020 mentargetkan sebanyak 3 dan meningkat menjadi 10 tahn
2024

SS.3 Pengembangan Produk


Sasaran Strategis ini akan dicapai dengan indicator kinerja sebagai
berikut :
Hasil Pengembangan yang digunakan oleh IKM, dimana pada tahun
2020 mentargetkan 7IKM dan meningkat menjadi 11 IKM tahun
2024

59
Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2020 –2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

SS.4 Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga Pendidikan, Lembaga


Litbang, Asosiasi Industri, Asosiasi Profesi dan lainya
Sasaran Strategis ini akan dicapai dengan indicator kinerja sebagai
berikut :
Jumlah kerjasama teknis BPIPI, dimana pada tahun 2020
mentargetkan 10 Kerjasama dan meningkat menjadi 14 Kerjasama
tahun 2024

SS.5 Meningkatnya SDM tersertifikasi Kompetensi


Sasaran Strategis ini akan dicapai dengan indicator kinerja sebagai
berikut :
Jumlah tenaga kerja yang memperoleh sertifikat kompetensi,
dimana pada tahun 2020 mentargetkan 500 orang dan meningkat
menjadi 900 orang tahun 2024

SS.5 Terwujudnya birokrasi BPIPI yang efektif, efisien, dan berorientasi


pada layanan prima
Sasaran Strategis ini akan dicapai dengan indicator kinerja sebagai
berikut :
1. Tingkat Penyerapan AngaranJumlah tenaga kerja yang dimana
pada tahun 2020 mentargetkan 95% dan meningkat menjadi
96% orang tahun 2024
2. Nilai IKM BPIPI dimana pada tahun 2020 mentargetkan indeks
3,55 dan meningkat menjadi 3,75 orang tahun 2024
3. Nilai Kearsipan BPIPI dimana pada tahun 2020 mentargetkan
nilai 80 dan meningkat menjadi 84 tahun 2024
4. Nilai Maturitas SPIP, dimana pada tahun 2020 mentargetkan
indeks, 3,6 dan meningkat menjadi 3,8 tahun 2024

60
Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2020 –2024
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

SS.6 Tersusunya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta


pengendalian yang berkualitas dan akuntabel
Sasaran Strategis ini akan dicapai dengan indicator kinerja sebagai
berikut :
Nilai Sistem akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerntah (SAKIP)
dimana pada tahun 2020 mentargetkan nilai 77 dan meningkat
menjadi 318 tahun 2024

61
Bab II. Visi, Misi dan Tujuan
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Arah Kebijakan Penumbuhan dan Pengembangan Industri


Kecil, Menengah, dan Aneka

Arah kebijakan penumbuhan dan pengembangan industri kecil,


menengah, dan aneka 5 (lima) tahun ke depan tentunya tidak
terlepas dari arah kebijakan pembangunan industri nasional yang
tertuang dalam RIPIN, RPJMN 2020-2024, KIN 2020-2024, Renstra
Kementerian Perindustrian 2020-2024 dan dan kebijakan lainnya
yang terkait. RPJMN 2020-2024 juga merupakan titik tolak untuk
mencapai sasaran Visi Indonesia 2045 yaitu “Indonesia Maju “. Untuk
itu, penguatan proses transformasi ekonomi dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan Indonesia 2045 menjadi fokus utama dalam
rangka pencapaian infrastruktur, kualitas sumber daya manusia,
layanan publik, serta kesejahteraan rakyat yang lebih baik seperti
pada Gambar berikut:

Gambar

Target Pertumbuhan Ekonomi Menuju Indonesia Maju

68
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Sehingga dapat dirumuskan visi misi Presiden, arahan Presiden dan 7


agenda pembangunan Indonesia dalam kerangka pembangunan RPJMN
2020-2024 seperti pada Gambar 3.5 berikut:

7 (tujuh) Agenda Pembangunan Nasional

69
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Gambar

70
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Kerangka Pembangunan RPJMN 2020-2024

Visi Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang tertuang
dalam RPJMN 2020-2024 yaitu “ Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong ”

Langkah-langkah prioritas yang dapat dilakukan tidak terlepas dari


sisi pertumbuhan ekonomi sebelumnya yang dapat dilihat pada Gambar
berikut:

Gambar

Gambaran Pertumbuhan 2020-2024

71
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

(Rata-Rata Pertumbuhan Tahun 2020-2024 (Persen/Tahun))

Pada Gambar 3 di atas, terdapat 7 (tujuh) agenda pembangunan


yang merupakan rumusan prioritas nasional pada RPJMN 2020-2024
dan salah satu yang terkait dengan pembangunan sektor industri
nasional adalah memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan
yang berkualitas dan meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdaya saing, yang juga merupakan Fokus Program
Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas Kementerian
Perindustrian. Kebijakan pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk
meningkatkan ketahanan ekonomi akan dilakukan dengan melaksanakan
peningkatan nilai tambah ekonomi.

Dengan demikian, isu strategis Prioritas Nasional yang terkait


industri yaitu Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang
Berkualitas dan Berkeadilan seperti pada Gambar 3 berikut:

Isu Strategis Prioritas Nasional 1 : Penguatan Ketahanan Ekonomi

Untuk Pertumbuhan Yang Berkualitas dan Berkeadilan

72
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Berdasarkan isi strategis tersebut di atas, maka terdapat 8


(delapan) Program Prioritas (PP) dalam Prioritas Nasional 1 (PN 1),
termasuk diantaranya yang terkait dengan industri kecil, menengah, dan
aneka yaitu PP 5 sampai dengan PP 8, seperti pada Gambar 3.8 berikut:

Gambar

Prioritas Nasional 1 (PN1)

Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang


Berkualitas dan Berkeadilan

73
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Ket: PP 5 s/d PP8 terkait dengan Industri Kecil, Menengah, dan Aneka

Dengan indikator dan target pembangunan industri dalam RPJMN


2020-2024 dan yang terkait dengan industri kecil, menengah, dan aneka
(diberi tanda merah) seperti pada berikut:

Indikator dan Target Pembangunan Industri dalam RPJMN 2020-2024

Program Prioritas: Penguatan kewirausahaan, Usaha Mikro, Kecil dan


Menengah (UMKM) dan Koperasi

74
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Indikator dan Target Pembangunan Industri dalam RPJMN 2020-2024


Program Prioritas: Peningkatan Nilai Tambah, Lapangan Kerja, dan
Investasi di Sektor Riil, dan Industrialisasi

75
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

76
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Indikator dan Target Pembangunan Industri dalam RPJMN 2020-2024


Program Prioritas: Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi dan
Penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

Indikator dan Target Pembangunan Industri dalam RPJMN 2020-2024


Program Prioritas: Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing
Ekonomi

77
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Program Prioritas tersebut di atas dijabarkan lebih rinci kedalam


Kegiatan Prioritas (KP) dan Proyek Prioritas termasuk yang terkait
dengan industri kecil, menengah dan aneka seperti pada Gambar
berikut:

Kegiatan-Kegiatan Prioritas Dalam Program Prioritas 5 (PP 5):


Penguatan Kewirausahaan, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM),
dan Koperasi

Ket: KP (Kegiatan Prioritas)

78
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Kegiatan-Kegiatan Prioritas Dalam Program Prioritas 6 (PP 6):


Peningkatan Nilai Tambah, Lapangan Kerja, dan Investasi di Sektor Riil,
dan Industrialisasi

79
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Kegiatan-Kegiatan Prioritas Dalam Program Prioritas 7 (PP 7):


Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi dan Penguatan Tingkat
Kandungan Dalam Negeri (TKDN)

Kegiatan-Kegiatan Prioritas Dalam Program Prioritas 8 (PP 8):


Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi

80
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Selain itu, ditengah perkembangan era digital dan memasuki era


4.0, terdapat sub sektor prioritas industri 4.0 seperti pada Gambar
berikut:

Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas: Makanan dan Minuman, Tekstil dan
Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan Farmasi

81
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Selain RPJMN 2020-2024 tersebut di atas, Pemerintah dalam hal ini


Kementerian Perindustrian juga sedang menyusun Rancangan Kebijakan
Industri Nasional 2020-2024. Sejalan dengan fokus Kebijakan Industri
Nasional 2020 – 2024 serta dalam menghadapi era Making Indonesia
4.0, Kementerian Perindustrian telah meluncurkan inisiatif Making
Indonesia 4.0 yang bertujuan untuk mempersiapkan Indonesia menjadi
sepuluh besar ekonomi dunia pada tahun 2030 melalui pencapaian tiga
aspirasi utama yaitu peningkatan porsi net-ekspor menjadi 10% dari
PDB, dua kali rasio produktivitas tenaga kerja terhadap biaya, serta
peningkatan porsi pengeluaran litbang menjadi 2 (dua) persen terhadap
PDB sebagaimana terlampir pada Gambar sebagai berikut:

Aspirasi Making Indonesia 4.0

82
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

B. Strategi, sasaran serta program penumbuhan dab


Pengembangan IKM

Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil, Menengah, dan


Aneka dalam lima tahun ke depan sejalan dengan pembangunan
industri nasional yang diarahkan untuk meningkatkan ketahanan
ekonomi yang ditunjukkan oleh kemampuan dalam pengelolaan dan
penggunaan sumber daya ekonomi, dalam memproduksi barang dan
jasa bernilai tambah tinggi untuk memenuhi pasar dalam negeri dan
ekspor. Hasilnya diharapkan mendorong pertumbuhan yang inklusif

83
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

dan berkualitas, ditunjukkan dengan keberlanjutan daya dukung


sumber daya ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan secara adil
dan merata.
Pembangunan ekonomi akan dilaksanakan melalui dua
pendekatan, yaitu:
(1) pengelolaan sumber daya ekonomi, dan (2) peningkatan nilai
tambah ekonomi. Kedua pendekatan ini menjadi landasan bagi
sinergi dan keterpaduan kebijakan lintas sektor yang mencakup
beberapa sektor, khususnya sektor industri pengolahan non migas.
Pelaksanaan kedua fokus tersebut didukung dengan perbaikan data
untuk menjadi rujukan pemantauan dan evaluasi capaian
pembangunan, serta perbaikan kualitas kebijakan.
Sektor industri pengolahan non migas memberikan kontribusi
terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan menjadi
sektor unggulan nasional. Penjabarannya dilaksanakan Kementerian
Perindustrian dengan pendekatan fungsi/bisnis proses mulai dari
hulu sampai hilir. Tugas dan fungsi Kementerian Perindustrian telah
dimandatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2018.
Pengembangan industri nasional tahun 2020-2024 diarahkan
kepada pembangunan 10 industri prioritas sebagai berikut:
1. Industri Pangan (Makanan dan Minuman);
2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan;
3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka;
4. Industri Alat Transportasi;
5. Industri Elektronika dan Telematika/ICT;
6. Industri Pembangkit Energi;
7. Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan Jasa
Industri;
8. Industri Hulu Agro;
9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam; dan

84
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

10. Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara.

Berdasarkan 10 industri prioritas tersebut diatas, pada


implementasi Making Indonesia 4.0 lebih di fokuskan pada 5 sektor
industri, yaitu:
1. Industri Makanan dan Minuman;
2. Industri Tekstil dan Busana;
3. Industri Otomotif;
4. Industri Kimia; dan
5. Industri Elektronika.

Didalam konsep Kebijakan Industri Nasional 2020-2024 juga


akan ditetapkan industri-industri prioritas yang lebih mengerucut
dan fokus pengembangannya. Selain itu juga terdapat kebijakan-
kebijakan yaitu (i) pengembangan sumber daya industri
(pembangunan sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber
daya alam, pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri,
pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan inovasi, dan
penyediaan sumber pembiayaan), (ii) kebijakan pengembangan
sarana dan prasarana industri (pengembangan standardisasi industri,
pengembangan infrastruktur industri, dan pengembangan sistem
informasi industri nasional), (iii) kebijakan pemberdayaan industri
(pengembangan industri kecil dan menengah, pengembangan
industri hijau, pengembangan industri strategis, peningkatan
penggunaan produk dalam negeri dan kerjasama internasional di
bidang industri), (iv) kebijakan pengembangan perwilayahan
industri, (v) kebijakan fasilitas fiscal dan non fiscal, serta (vi)
kebijakan reformasi birokrasi.

85
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

1. Strategi Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil,


Menengah, dan Aneka

Untuk melaksanakan arah kebijakan tersebut di atas, strategi


dan langkah operasional yang akan ditempuh Direktorat Jenderal
Industri Kecil, Menengah, dan Aneka mendukung 6 (enam) kebijakan
tersebut diatas, namun secara khusus yang terkait dengan industri
kecil, menengah, dan aneka adalah melaksanakan kebijakan
pemberdayaan industri (pengembangan industri kecil dan
menengah).

Industri Kecil dan Menengah telah menjadi kunci peningkatan


pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan pengentasan
kemiskinan di Indonesia. Kendala utama yang dihadapi saat ini
adalah rendahnya nilai tambah usaha, lemahnya kompetensi dan
rendahnya produktivitas tenaga kerja IKM, kurangnya dukungan
aspek kelembagaan formal (ijin usaha, sertifikasi, kolateral, dll.) serta
kurangnya dukungan pembiayaan bagi IKM.
Tumbuhnya IKM perlu didukung oleh ekosistem bisnis yang
kondusif dari sisi regulasi (insentif, perizinan dan pelindungan
usaha), pembiayaan (inovasi sumber pembiayaan alternatif,
penyederhanaan persyaratan dan prosedur pengajuan, kecepatan
pelayanan dan sosialisasi), pengembangan pasar (business
matching, e-smart IKM, layanan ekspor terpadu, serta kemitraan
sentra IKM dan industri besar).
Pengembangan dan peningkatan produktivitas IKM di era
ekonomi digital saat ini dapat dicapai dengan berbagai cara antara
lain melalui pemanfaatan platform digital (e-commerce), inovasi
pembiayaan melalui financial technology (fintech), kolaborasi rantai
pasok, sertifikasi dan standardisasi produk, serta pengembangan
produk termasuk fasilitasi halal bagi IKM.
86
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Sebagai langkah operasional dalam mewujudkan Industri kecil


dan Industri Menengah sebagaimana dimaksud di atas dilakukan
perumusan kebijakan, penguatan kapasitas kelembagaan, dan
pemberian fasilitas. Dalam merumuskan kebijakan prioritas
pengembangan IKM perlu mempertimbangkan aspek sumber daya
industri daerah, penguatan dan pendalaman struktur industri
nasional, perkembangan ekonomi nasional dan global.

Dalam rangka Penguatan kapasitas kelembagaan paling sedikit


dilakukan melalui peningkatan kemampuan sentra, unit pelayanan
teknis, tenaga penyuluh lapangan, serta konsultan Industri kecil dan
Industri menengah dan kerja sama dengan lembaga pendidikan,
lembaga penelitian dan pengembangan, serta asosiasi Industri dan
asosiasi profesi terkait. Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangannya melaksanakan penguatan kapasitas
kelembagaan.

Selanjutnya Pemberian fasilitas diberikan dalam bentuk


peningkatan kompetensi sumber daya manusia dan sertifikasi
kompetensi, bantuan dan bimbingan teknis, bantuan Bahan Baku
dan bahan penolong, bantuan mesin atau peralatan, pengembangan
produk, bantuan pencegahan pencemaran lingkungan hidup untuk
mewujudkan Industri Hijau, bantuan informasi pasar, promosi, dan
pemasaran, akses pembiayaan, termasuk mengusahakan penyediaan
modal awal bagi wirausaha serta penyediaan Kawasan Industri untuk
Industri kecil dan Industri menengah yang berpotensi mencemari
lingkungan, dan pengembangan, penguatan keterkaitan, dan
hubungan kemitraan antara Industri kecil dengan Industri menengah,
Industri kecil dengan Industri besar, dan Industri menengah dengan
Industri besar, serta Industri kecil dan Industri menengah dengan
sektor ekonomi lainnya dengan prinsip saling menguntungkan.

87
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya


melaksanakan pemberian fasilitas.
Sebagai salah satu bahan pedoman bagi Pembina Industri,
Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29
Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri, yang didalamnya
terdapat penjelasan lebih rinci mengenai penguatan kapasitas
kelembagaan industri kecil dan menengah, kerjasama maupun
pemberian fasilitas
Selain penguatan kelembagaan dan fasilitasi yang telah
dilaksanakan, program pengembangan IKM pada dalam rangka
menghadapi era industri 4.0 difokuskan pada dua aspek utama:
(1) Peningkatan kompetensi internal IKM melalui penerapan e-
business dalam rangka efisiensi proses bisnis, standardisasi
produk dan sertifikasi kompetensi keahlian, konsultansi bisnis
dan pengembangan produk, digitalisasi IKM (aspek internal)
(2) Pembangunan ekosistem bisnis IKM yang kondusif dan
mendukung pemberdayaan melalui layanan pengembangan
usaha yang komprehensif (aspek eksternal).

2. Sasaran Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

Sasaran yang ingin dicapai dalam Pengembangan Industri Kecil


dan Menengah adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya kompetensi internal IKM di era Industri 4.0, yaitu


efisiensi proses bisnis, perijinan, peningkatan kualitas produk
dan kompetensi tenaga kerja, dengan diterapkannya e-business
oleh 1000 IKM, serta terbentuknya platform pusat bantuan IKM
(help center) yang memberikan pelayanan standardisasi
produk, perijinan, dan sertifikasi kompetensi;

88
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

b. Terlaksananya pendampingan dan konsultansi IKM yang


melibatkan berbagai pihak antara lain konsultan industri,
perguruan tinggi, mahasiswa, atau lembaga diklat K/L;
c. Meningkatnya aktivitas pengembangan produk IKM digital
melalui kompetisi start-up berbasis teknologi minimal 1 kali per
tahun yang menghasilkan 15 inovasi produk digital atau 15
start-up IKM berbasis teknologi;
d. Tersusunnya regulasi insentif dan sumber pembiayaan bagi IKM
yang mengatur jenis, besaran, serta persyaratan IKM yang
memperoleh insentif dan pembiayaan;
e. Terbentuknya layanan terpadu satu pintu bagi IKM berorientasi
ekspor;
f. Terbangunnya skema kemitraan antara sentra IKM dan industri
besar;
g. Peningkatan skala keekonomian melalui pembangunan
infrastruktur sentra IKM seperti fasilitas penyimpanan dan
pengemasan terpadu;
h. Terlaksananya penguatan kelembagaan (sentra, UPT, TPL,
konsultan) dan pemberian fasilitas untuk IKM lainnya.

C. Kerangka Klelembagaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 103/M-


IND/PER/12/2008 perihal Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) yang langsung dibawah tanggung jawab
Kementerian Perindustrian cq Direktorat Jenderal Industri Kecil dan
Menengah dengan level struktur organisasi eselon III.

89
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Balai Pengembangan Industri


Persepatuan Indonesia

Subbag Tata Usana

Desain &
Pendidikan & Pelatihan Pengembangan
Kelompok Fungsional

Struktur Organisasi BPIPI

Tugas Pokok masing-masing bagian/unit kerja adalah sebagai


berikut:
1. Kepala BPIPI
Mengemban tugas memimpin Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia dalam hal perumusan pengembangan
organisasi, pembinaan dan dukungan adminitrasi di lingkungan
BPIPI.
2. Subbag Tata Usaha
Mengemban tugas pelaksanaan urusan kepegawaian,
keuangan, inventarisasi barang milik negera, tata persuratan,
perlengkapan, kearsipan, tumah tangga, kordinasi penyusunan
bahan rencana dan program, penyiapan bahan evaluasi dan
pelaporan serta pengelolaan perpustakaan BPIPI.
3. Pendidikan & Pelatihan
Mengemban tugas pelaksanaan penyusunan rencana, program
dan pendidikan dan pelatihan di bidang persepatuan dan
pelaksanaan layanan bimbingan teknis produksi sepatu dan
manajemen persepatuan.

90
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

4. Desain & Pengembangan


Mengemban tugas Pelaksanaan pengembangan desain di
bidang persepatuan dan pelayanan informasi teknologi
persepatuan.

Disamping itu terdapat kelompok fungsional yang mengemban


tugas memberikan dukungan teknis untuk semua pelaksanaan
operasional organisasi sesuai kompetensi yang dimiliki.

91
Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA
PENDANAAN

A. Target Kinerja

Untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk tahun


2020-2024, BPIPI akan melaksanakan program dan kegiatan sesuai
dengan arah kebijakan dan strategi BPIPI yang telah dijabarkan
pada bab III serta struktur organisasi BPIPI. Sasaran strategis yang
telah ditetapkan merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata
dan mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil
(outcome/impact) dari satu atau beberapa program. Indikator
Kinerja Sasaran Strategis Kementerian Perindustrian adalah sebagai
berikut:

87
Bab IV. Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

Program Sasaran Strategis/sasaran Program/Sasaran Satuan Target


Kegiatan Kegiatan/IKU
2020 2021 2022 2023 2024

Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil, Menengah, dan Aneka

Meningkatnya peran industri alas kaki dan prduk kulit

1 Pertumbuhan Industri kulit, barang dari alas kaki dan Persen 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
TJ alas kaki terhadap industri aneka
2 Jumlah tenaga kerja industri kulit,barang dari kulit, dan Persen 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
alas kaki terhadap industri aneka
Meningkatnya Daya saing dan kemandirian industri alas kaki, dan produk kulit

1 Meningkatkan nilai produksi IKM yang dibina BPIPI Persen 0,7 1,0 1,5 2,0 2,5
SS 1
2 Meningkatnya nilai penjualan yang dibina oleh BPIPI Persen 0,7 1,0 1,5 2,0 2,5

3 IKM kulit , barang jadi kulit dan alas kaki yang IKM 30 35 40 45 50
mendapatkan ijin usaha
Penguatan implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor Industri alas kaki dan produk kulit

1 Nilai Indi IKM alas kaki/produk kulit point 1,5 rgb 1,8 1,9 2,0
SS 2
2 Tumbuhnya IKM start Up berbasis teknologi IKM 3 4 5 7 10

Pengembangan Produk
SS 3
1 Hasil Pengembangan yang digunakan oleh IKM IKM 7 8 9 10 11

Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga Pendidikan, Lembaga Litbang, Asosiasi Industri, Asosiasi Profesi dan lainya
SS 4
1 Jumlah kerjasama teknis BPIPI Kerjasama 10 11 12 13 14

Meningkatnya SDM tersertifikasi Kompetensi


SS 5
1 Jumlah tenaga kerja yang memperoleh sertifikat Orang min 500 min.600 min.700 min.800 min.900
kompetensi
Terwujudnya birokrasi BPIPI yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

1 Tingkat Penyerapan Angaran Persen min 95 min.95,5 min.96 min.96 mn.96

2 Nilai IKM BPIPI indeks 3,55 3,6 3,65 3,7 3,75


SS6
3 Nilai Kearsipan BPIPI nilai - 80 82 84 86

4 Nilai Maturitas SPIP Indeks 3,6 3,65 3,7 3,75 3,8

Tersusunya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel

SS7
1 Nilai Sistem akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerntah Nilai min.77 min.78 min.79 min.80 min.81
(SAKIP)

88
Bab IV. Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

B. Kerangka Pendanaan

Dalam rangka mencapai visi dan misi tahun 2020-2024, dibutuhkan


pendanaan bagi program dan kegiatan. Kebutuhan anggaran BPIPI
tahun 2020 – 2024 adalah:

Alokasi(dalam Milyar Rupiah)

2020 2021 2022 2023 2024

12,45 13,7 15,07 16,577 18,235

89
Bab IV. Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

BAB IV
PENUTUP
Rencana Strategis Balai Pengembangan Industri Persepatuan disusun
untuk menjadi acuan bagi BPIPI dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya secara baik, serta menjadi pedoman dalam mengukur tingkat
kemampuan BPIPI yang berorientasi pada hasil yang kemudian dijabarkan
dalam program dan kegiatan 5 tahunan.

Sesuai dengan semangat Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat,


Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, BPIPI
mempunyai program unggulan yaitu Penciptaan & Pemenuhan SDM
industri alas kaki yang kompeten, Peningkatan mutu produk alas kaki
dalam negeri, Inisiasi penciptaan wirausaha baru (start up) berbasis IoT,
fasilitasi kegiatan kreatif, Peningkatan kualitas pelayanan.
Sesuai dengan tujuan dan komitmen bersama seluruh sumber daya
organisasi BPIPI yaitu dalam upaya mewujudkan visi organisasi sebagai
service excelent locus bagi industri alas kaki di Indonesia yang profesional
dan berdaya saing global tidak dapat dielakkan merupakan sebuah mimpi
bersama yang harus terwujud. Seluruh sumber daya organisasi yang
terlibat didalamnya dituntut untuk siap dalam kondisi apapun untuk
memberikan yang terbaik bagi kelangsungan organisasi

107
Bab V. Penutup
Rencana Strategis 2015–2019
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan


Prencanaan Pembangunan Nasionla Nomor 5 tahun 2014 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis
Kementrian/Lembaga (renstra K/L) tahun 2020 - 2024

Rencana Strategis Kementrian Perindustrian 2021 - 2024

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah


2020- 20124

Rencana Strategis Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia


2015 – 2019

92
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai