Anda di halaman 1dari 41

REVISI - 5

252016

Renstra Deputi Bidang


Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT)
Tahun 2015-2019

PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNLOGI

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

2018
RENSTRA
DEPUTI PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI
Tahun 2015-2019

(REVISI)

DEPUTI PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI


BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang dengan
kehendakNya kami dapat menyusun Rencana Strategis Deputi Bidang Pengkajian
Kebijakan Teknologi (Renstra Deputi PKT) tahun 2015-2019.
Renstra PKT disusun dengan tujuan sebagai bahan acuan pelaksanaan program dan
kegiatan di Kedeputian PKT selama tahun 2018 sampai dengan dengan tahun 2019 yang
mendukung tercapainya visi dan misi BPPT. Renstra ini mengacu kepada Renstra BPPT
tahun 2015-2019 revisi 5.
Isi Renstra ini merupakan revisi dari dokumen sebelumnya yang sudah disahkan.Revisi
ini dilakukan karena adanya perubahan Visi Misi BPPT dan Perubahan Struktur
Organisasi dan Tata Kerja BPPT berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor12Tahun
2017.
Renstra PKT ini juga mencakup perencanaan dan strategi pelaksanaan program dan
kegiatan, target capaian serta ukuran dan indikator keberhasilan.
Semoga dokumen renstra ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana maksud
tersebut di atas.

Terima kasih.

Jakarta, Agustus 2018

Deputi Kepala BPPT


Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi

Dr. Ir. Gatot Dwianto, MEng

i
DAFTAR ISI
halaman
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Kondisi Umum 2
1.2. Potensi dan Permasalahan 6

BAB II TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM 10


2.1. Visi, Misi Terkait 10
2.2. Tujuan dan Sasaran Program 11
2.3. Indikator Kinerja Program 14

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN 16


KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi BPPT 16
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Kedeputian Bidang PKT 17
3.3. Kerangka Regulasi 18
3.4. Kerangka Kelembagaan 19

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 21


4.1. Target Kinerja Program 21
4.2 Target Kinerja Kegiatan 22
4.3. Kerangka Pendanaan 30

BAB V PENUTUP 37

LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025 menyebutkan bahwa


visi RPJPN 2005-2025 adalah Indonesia yang maju, mandiri, adil, dan makmur. Salah
satu misi pembangunan jangka panjang nasional 2005-2025 adalah mewujudkan bangsa
yang berdaya-saing.Kemampuan bangsa untuk berdaya saing tinggi adalah kunci bagi
tercapainya kemajuan dan kemakmuran bangsa. Daya saing yang tinggi akan menjadikan
Indonesia siap menghadapi tantangan-tantangan globalisasi dan mampu memanfaatkan
peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saing bangsa, pembangunan nasional dalam
jangka panjang diarahkan untuk (a) mengedepankan pembangunan sumber daya
manusia berkualitas dan berdaya saing; (b) memperkuat perekonomian domestik
berbasis keunggulan di setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun
keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan di dalam negeri; (c) meningkatkan
penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan; dan (d) membangun
infrastruktur yang maju; serta (e) melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur
negara.

Dalam penjelasan selanjutnya disebutkan bahwa untuk mendorong pembangunan


ekonomi yang berbasis pengetahuan diperlukan penguatan sistem inovasi nasional yang
mendukung ketahanan pangan dan energi; penciptaan dan pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi; penyediaan teknologi transportasi, kebutuhan teknologi
pertahanan, dan teknologi kesehatan; pengembangan teknologi material maju; serta
peningkatan jumlah penemuan dan pemanfaatannya dalam sektor produksi. Dukungan
tersebut dilakukan melalui pengembangan sumber daya manusia iptek, peningkatan
anggaran riset, pengembangan sinergi kebijakan iptek lintas sektor, perumusan agenda
riset yang selaras dengan kebutuhan pasar, peningkatan sarana dan prasarana iptek, dan
pengembangan mekanisme intermediasi iptek.

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 menyatakan bahwa
salah satu isu utama pembangunan nasional adalah kemandirian ekonomi, di mana daya
saing Indonesia yang masih rendah menjadi penghambat bagi peningkatan daya saing
diupayakan melalui pengembangan ekonomi yang tidak hanya bertumpu pada sumber
daya alam tetapi pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan yang digerakkan oleh
inovasi teknologi. Upaya yang harus dilakukan agar inovasi dapat berkembang dan
memberikan kemanfaatan bagi seluruh kalangan masyarakat yaitu diperlukan adanya
dukungan sistem inovasi, baik dalam kapasitas nasional maupun daerah.

1
Kedeputian Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT) merupakan bagian dari Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang merupakan lembaga pemerintah yang
berfungsi sebagai sumber dan infrastruktur teknologi nasional yang diperlukan untuk
mendorong perkembangan dan daya saing perekonomian nasional.

Rencana strategis (Renstra) PKT tahun 2015-2019 disusun dengan mengacu pada
Renstra BPPT 2015- 2019. Selain itu juga mempertimbangkan perkembangan lingkungan
strategis terakhir dan kondisi umum serta potensi dan permasalahan yang sedang dan
akan dihadapi pada tahun-tahun mendatang, khususnya dalam kebijakan teknologi dan
sistem inovasi.

1.1. Kondisi Umum

1.1.1. Umum

Di era pengetahuan dewasa ini, peningkatan daya saing dan kohesi sosial merupakan
tumpuan bagi perwujudan kesejahteraan rakyat yang semakin tinggi dan semakin
adil.Kecenderungan perkembangan juga meningkatkan pemahaman bahwa daya saing
tak sekedar dipengaruhi oleh sumber daya alam setempat, melainkan faktor-faktor
upaya/buatan, terutama pengetahuan yang dikembangkan, dimanfaatkan, dan
disebarluaskan yang mendorong berkembangnya inovasi dan difusinya secara terus-
menerus.Karena itu, daya saing semakin ditentukan oleh sistem inovasi dalam upaya
mengembangkan potensi spesifiknya.

Proses globalisasi yang terjadi saat ini semakin meyakinkan bahwa faktor ilmu
pengetahuan, teknologi, dan inovasi (IPTEKIN) memegang peran cukup penting,
sehingga penguasaan teknologi akan sangat mempengaruhi daya saing
(competitiveness) suatu bangsa. Fakta juga menunjukkan bahwa negara dengan tingkat
kesejahteraan dengan pertumbuhan ekonomi tinggi cenderung memiliki penguasaan
IPTEKIN yang bisa bersaing.

Pesatnya perkembangan IPTEKIN dan globalisasi yang ditandai dengan pengembangan


blok-blok ekonomi seperti AFTA, disatu sisi telah membuka kesempatan bagi perluasan
pasar. Namun disisi lain, globalisasai juga menjadi tantangan tersendiri bagi
perkembangan IPTEKIN agar dapat menjadi modal bagi bangsa Indonesia menghadapi
berbagai resiko dan implikasi era global.

Era perdagangan kawasan ASEAN (AFTA) yang berlangsung mulai 2015, menjadi
tantangan serius bagi perusahaan dalam mengoptimalisasi sumber daya, kinerja, sistem
2
manajemen, dan teknologi informasi. Di samping itu salah satu sektor yang harus
diperhatikan adalah ketahanan dan kedaulatan pangan. Datangnya pemberlakuan pasar
bebas ASEAN, Indonesia bersaing dengan negara-negara di Asia Tenggara dalam
berbagai hal.Strategi untuk menciptakan ketahanan dan kedaulatan pangan adalah
dengan berinovasi supaya sebuah produk bisa memiliki nilai tambah.

Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) menyatakan peringkat daya
saing Indonesia dalam kondisi baik dan mengalami peningkatan, namun pada beberapa
indikator dari 12 indikator mengalami stagnan. Dalam rilis Global Competitiveness Report
2015-2016, WEF menyatakan posisi daya saing Indonesia naik menjadi ranking36
dengan skor 4,7 (skala 7) dari sebelumnya pada peringkat 41. Namun walaupun
mengalami peningkatan ada beberapa indiaktor yang terkait Iptek yang cenderung
stagnan dan bahkan belum bisa melampaui skor di atas 4, indkator tersebut adalah
Innovation dan TechnologyReadiness.Kondisi ini memerlukan peningkatan value
innovation dan creation melalui pendidikan dan pelatihan, perbaikan struktur kapital,
restrukturisasi ekonomi dan peningkatan kandungan teknologi dalam produk-produk
ekspor, dan manajemen agar Indonesia dapat bersaing dalam dunia
internasiona.Penguatan sistem inovasi merupakan pilar penting dalam membawa
Indonesia ke era ekonomi pengetahuan (knowledge-based economy) dan masyarakat
berpengetahuan (knowledge-based society).Karena itu, pembangunan Indonesia yang
progresif perlu menjadikan penguatan sistem inovasi sebagai kesepakatan bersama dan
prioritas dalam peningkatan daya saing dan penguatan kohesi sosial.

Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) beserta beragam kebijakan iptek sangat penting
bagi perkembangan inovasi, namun bukan satu-satunya yang menentukan.Dinamika
difusi pengetahuan dan pembelajaran yang berkembang sangat mempengaruhi
kemampuan masyarakat dalam berinovasi.Namun itupun tidak terjadi sertamerta.
Beragam fenomena inovasi juga menunjukkan bahwa inovasi sebenarnya merupakan
suatu proses kreatif, iteratif dan interaktif yang melibatkan lembaga-lembaga pasar dan
non-pasar. Penelitian, pengembangan, dan perekayasaan sangat penting bagi
perkembangan inovasi.Tetapi, inovasi membutuhkan lebih dari sekedar litbangyasa.Iklim
persaingan yang sehat dan kondusif sangat diperlukan bagi berkembangnya inovasi.

Pembangunan iptek diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan dan energi;


penciptaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; penyediaan teknologi
transportasi, kebutuhan teknologi pertahanan, dan teknologi kesehatan; pengembangan
teknologi material maju; serta peningkatan jumlah penemuan dan pemanfaatannya dalam
sektor produksi. Dukungan tersebut dilakukan melalui pengembangan sumber daya

3
manusia iptek, peningkatan anggaran riset, pengembangan sinergi kebijakan iptek lintas
sektor, perumusan agenda riset yang selaras dengan kebutuhan pasar, peningkatan
sarana dan prasarana iptek, dan pengembangan mekanisme intermediasi iptek.Dukungan
tersebut dimaksudkan untuk penguatan sistem inovasi dalam rangka mendorong
pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan.

Di bidang sistem inovasi, dalam rangka mendukung pembangunan nasional, fokus arah
kebijakan dan prioritas program dalam penguatan sistem inovasi adalah untuk
mendukung pembangunan yang progresif, inklusif, dan berkelanjutan. Oleh karena itu,
penguatan sistem inovasi merupakan langkah terpadu membenahi sistem yaitu suatu
kesatuan yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi, difusi, dan
proses pembelajaran, secara bersistem.

Berdasarkan pemetaan terhadap kondisi penguatan sistem inovasi di Indonesia, maka


dapat disimpulkan bahwa dalam jangka pendek hingga menengah dibutuhkan suatu
upaya terstruktur untuk membangun tata kelola sistem inovasi nasional.Upaya
membangun tatakelola sistem inovasi nasional dapat diawali dengan mengembangkan
kepeloporan dan prakarsa-prakarsa strategis penguatan sistem inovasi nasional yang
didasarkan pada kompetensi dan peran lembaga-lembaga yang ada saat ini.

BPPT sebagai salah satu lembaga pemerintah non kementerian merupakan lembaga
yang dapat mengambil peran strategis dalam mengisi kekosongan peran dan fungsi
organisasi pada level tertentu. Hal ini sejalan dengan tujuan awal pembentukan BPPT
adalah untuk memiliki peran khusus/spesifik untuk membangun jaringan dengan dunia
industri (Zuhal, 2010). Selain pertimbangan tersebut, dalam kerangka penguatan sistem
inovasi nasional,BPPT telah melakukan repositioning sebagai LembagaPemerintah Non
Kementerian (LPNK) yangmelaksanakan peran dan fungsi pelayanan publikmelalui
inovasi dan pelayanan teknologi, dalam satu kesatuansistem Pemerintahan Republik
Indonesia yang salingberketerkaitan.BPPT menempatkan diri sebagai intermediatordalam
suatu jejaring kemitraan yang merupakan ciri dariorganisasi modern.

Inovasi tidak akan terjadi dalamsebuah keterasingan, maka pengembangan dan


penguatansistem inovasi juga tidak akan terlepas dari adanyainteraksi antar lembaga dan
pemangku kepentingannasional. Hal ini selaras dengan perubahan paradigmayang telah
terjadi secara global yaitu dari pendekatansektoral yang terkotak-kotak menjadi pola
jejaring(keterkaitan) rantai nilai. Semua pihak harus berupayamengatasi fragmentasi dan
sekat sektoral yangmenghambat menjadi pola kolaborasi sinergis.

4
Sejalan dengan itu, BPPT telah merumuskan kembalivisi, misi, dan perannya. Visi BPPT
yang telah di rumusulang yakni BPPT sebagai “Menjadi lembaga unggulan Teknologi
dalam pengkajian dan penerapan teknologi untukmeningkatkan daya saing menuju
kemandirian bangsa”. Pencapaian visi di atas dijalankan melalui 3 misi dan 6 peran
BPPT sesuai Peraturan Kepala BPPT No. 84 Tahun 2017, yaituKerekayasaan, Kliring
Teknologi, Audit Teknologi, Alih Teknologi, Intermediasi Teknologi serta Difusi dan
Komersialisasi Teknologi.

Dengan apa yang telah dicapai BPPT saat ini, pada masa-masa mendatang, melalui 5
peran yang telah disebutkan di atas, BPPT akan semakin meningkatkan kemitraan
dengan berbagai pihak untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dalam
rangka penguatan sistem inovasi.

Dengan demikian diharapkan daya saing Indonesia secara global semakin menguat yang
berujung pada peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Program kemitraan BPPT
dengan industri, pemerintah daerah, maupun instansi pemerintah pusat diarahkan sesuai
dengan positioning, visi, misi, dan peran BPPT di atas.

1.1.2. Capaian Kedeputian Bidang PKT 2010 - 2014

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Deputi Bidang Pengkajian
Kebijakan Teknologi, sesuai rencana strategis dan renca kerja per tahun, telah
melaksanakan pembangunan iptek dengan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan
teknologi dengan berorientasi pada pendekatan penguatan sistem inovasi nasional dan
daerah, inkubator teknologi dan penjaringan wirausahawan, dan audit kemampuan
industri.

Capaian kegiatan Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi selama periode RPJMN
2010-2014, antara lain:

1) Prioritas Nasional
Bidang Iptek dalam RPJMN 2010-2014 terdiri atas Prioritas Nasional (11 prioritas) dan
Prioritas Nasional lainnya.BPPT pada tahun 2014 mempunyai 8 program prioritas
nasional yang tercantum dalam 5 Program Nasional. Capaian kegiatan pengkajian dan
penerapan teknologi di bidang kebijakan teknologi antara lain:

 Prioritas 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi


 Inkubator Teknologi dan Penjaringan Calon Wirausahawan

5
Inkubasi bisnis oleh BPPT bertujuan untuk menciptakan wirausaha baru berbasis
teknologi (PPBT) yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing. Sampai dengan
tahun 2012, BPPT telah menginkubasi empat PPBT, yaitu PT Mikata Sukses
Mandiri (produsen pupuk hayati technofert), CV Nusaroma (produsen minyak atsiri
kualitas tinggi), CV Nanotech (produsen partikel nano ZnO) dan PT Surya Utama
Teknik (produsen pelorot malam batik, bekerja sama dengan Inkubator Teknologi
Pekalongan).

 Audit Kemampuan Industri untuk Mendukung Penyediaan Listrik Nasional


Pelaksanaan audit teknologi kelistrikan pada tahun 2012 ditujukan untuk
mengetahui kapabilitas teknologi industri manufaktur dalam negeri guna
mendukung infrastruktur ketenagalistrikan. Hal-hal teknis yang tercakup dalam
kegiatan ini meliputi kemampuan desain, kemampuan produksi, dan kualitas
produk yang dihasilkan. Beberapa industri komponen utama kelistrikan yang
diaudit BPPT adalah PT. Pindad yang memproduksi generator, PT. Nusantara
Turbin Propulsi (NTP) yang memproduksi turbin, PT. PAL yang memproduksi
balance of plant (komponen atau peralatan pendukung), PT. Alstom Power ESI
yang memproduksi heat recovery system generator(HRSG).

Tahun 2012 telah diselesaikan: Rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi dan


efektifitas litbang untuk mendukung kemandirian industri nasional.

Tahun 2013 telah dilaksanakan: Layanan Teknologi Pelaksanaan Audit Teknologi,


dan Layanan Teknologi Sistem Manajemen Proses.

2) Prioritas Bidang
 Pengembangan sistem inovasi daerah di Kota Pekalongan dan Kabupaten
Pelalawan.
Disamping melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan kerekayasaan
(litbangyasa), Deputi Bidang PKT juga melaksanakan kegiatan kemitraan, baik
dengan swasta nasional, industri dan usaha kecil dan menengah, pemerintah
daerah, perguruan tinggi, dalam kerangka Sistem Inovasi Nasional.

1.2. Potensi dan Permasalahan


Potensi dan permasalahan di lingkungan Deputi Bidang PKT dilakukan dengan
melakukan identifikasi dan analisis lingkungan berpengaruh berupa analisis Kekuatan,
Kelemahan, Peluang, dan Ancaman (analisis SWOT) serta dilengkapi dengan kondisi
lingkungan berpengaruh tingkat nasional dan internasional.Analisis SWOT dan
lingkungan berpengaruh tersebut dirinci seperti dibawah ini.

6
1.2.1. Potensi
a) Potensi Internal
1) Memiliki SDM unggul dengan tingkat pendidikan tinggi dari berbagai disiplin ilmu dan
bidang keahlian, lulusan perguruan tinggi ternama Indonesia dan luar negeri.

2) Menggunakan sistem dan tata kerja kerekayasaan yang bercirikan team work, well
structured, and well documented.

3) Memiliki jejaring dan kerjasama yang luas dengan mitra, stakeholder, dan pengguna.

4) Kedeputian Bidang PKT memiliki tupoksi dan mendukung mandat khusus di bidang
perumusan dan pelaksanaan di bidang kebijakan teknologi.

5) Kedeputian Bidang PKT merupakan organisasi pembelajaran (learning organization)


sehingga bersifat dinamis dan adaptable.

6) Kapasitas SDM yang sudah terbangun dalam kerangka kerja pendekatan penguatan
sistem inovasi.

b) Potensi Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang bisa dianggap menguntungkan dan dapat menjadikan
peluang adalah:

 Meningkatnya tuntutan koordinasi antar K/L dan sektor yang dikoordinasi


Kementerian Koordinator.

 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang


memberikan wewenang yang lebih luas kepada daerah, untukmenggali potensi
daerah bagi keperluan pembentukan keunggulan daerah dan pemberdayaan
masyarakat, serta mendorong sistem inovasi daerah.

 Adanya kebijakan pada industri untuk meningkatkan kandungan teknologi dalam


negeri dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian, yang menuntut
dilakukannya kajian kebijakan mengenai perencanaan, sumberdaya, dan
kemampuan teknologi di industri.

 Meningkatnya kesadaran dan kebutuhan audit teknologi dari stakeholder.

7
 Meningkatnya permintaan terhadap jasa layanan kebijakan teknologi oleh pihak
pengguna (dunia usaha, masyarakat dan pemerintah/ pemda).

1.2.2. Permasalahan

a. Permasalahan Internal
 Pendekatan pelaksanan kerja masih belum sesuai dengan Sistem Tata Kerja
Kerekayasaan.

 Struktur komposisi usia pegawai berupa piramida terbalik, sebagian besar


pegawai berusia matang, menjelang pensiun. Selain dibutuhkan perekrutan baru,
juga dibutuhkan peningkatan kapasitas SDM yang ada agar mampu mengikuti
perkembangan global.

 Reward dan punishment belum diterapkan secara memadai.

 Keterbatasan dana dan sumber daya lainnya.

b. Permasalahan Eksternal
 Kesepakatan ASEAN mempererat integrasi ekonomi (MEA) yang semula
direncanakan pada tahun 2020 menjadi 2015.

 Masih kuatnya ego sektoral.

 Paradigma pembangunan masih bersifat parsial.

8
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM

2.1. Visi dan Misi BPPT Terkait PKT

Visi BPPT
Dalam rangka pencapaian pembangunan jangka menengah khususnya untuk periode
2015-2019, serta memperhatikan dinamika (perkembangan) kebutuhan masyarakat
industri, maka dilakukan penyesuaianVisi dan Misi BPPT. Visi BPPT adalah sebagai
“Menjadi lembaga unggulan Teknologi dalam pengkajian dan penerapan teknologi
untukmeningkatkan daya saing menuju kemandirian bangsa”.

Misi BPPT
Upaya-upaya yang dilaksanakan untuk mewujudkan visi BPPT tersebut dilaksanakan
melalui tiga misi sebagai berikut:
1. Merumuskan dan merekomendasikan kebijakan nasional di bidang teknologi untuk
peningkatandaya saing menuju kemandirian bangsa.
2. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi untuk menghasilkan inovasi
teknologi, auditteknologi, kliring teknologi, alih teknologi, dan layanan teknologi.
3. Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi.

Tujuan
Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi BPPT ke dalam program-
program yang mendukung pembangunan nasional dan pembangunan bidang yang akan
dilaksanakan, maka tujuan BPPT tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan Rekomendasi Kebijakan nasional dibidang Teknologi
untukpeningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa, dengan indikator
jumlahrekomendasi yang dimanfaatkan untuk mendukung kebijakan nasional
2. Menghasilkan inovasi teknologi , audit teknologi, kliring teknologi, alih teknologi
danlayanan teknologi untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa,
denganindikator:
a) Jumlah Inovasi teknologi, yaitu jumlah inovasi yang dimanfaatkan olehindustry
untuk kegiatanperekonomian nasional dalam rangka mendukungpeningkatan
dayasaing menuju kemandirian bangsa

9
b) Jumlah NSTP/TP yang terwujud dan berfungsi , yaitu TP / NSTP yang
terwujuddan dapat berfungsi untuk menciptakan Perusahaan Pemula
BerbasisTeknologi dalam rangka mendukung perekonomian wilayah setempat
c) Jumlah Audit Teknologi skala nasional
d) Jumlah Kliring Teknologi skala nasional
e) Jumlah Alih teknologiskala nasional
f) Jumlah Layanan Teknologi skala nasional

3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi


danlayanan teknologi dengan indikator:
a. Indeks Reformasi Birokrasi
b. Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK
c. Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja.

Dari 3 Misi sebagai upaya pencapaian Visi BPPT, Kedeputuan Bidang PKT menjalan 2
Misi yati Misi kesatu dan kedua. Pada periode 2018 - 2019 dari kedua misi yang
dijalankan Kedeputian Bidang PKT berkontribusi langsung terhadap capaian visi BPPT
dalam misi kedua BPPT yakni Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi
untuk menghasilkan inovasi teknologi, audit teknologi, kliring teknologi, alih
teknologi, dan layanan teknologi.

2.2. Tujuan dan Sasaran Program


Kedeputian Bidang PKT merupakan bagian dari Unit Organisasi BPPT, oleh
karena semua aktifitas Kedeputian Bidang PKT secara sistematik harus menjalankan
tujuan, sasaran strategis yang sudah ditetapkan BPPT. Tujuan, Sasaran Strategis dan
Indikator Kinerja BPPT telah ditetapkan sesuai dengan Tabel 1. Dalam rangka
implementasi pelaksanaan Tujuan, Sasaran Strategi BPPT, Kedeputian Bidang PKT
kemudian menetapkan Tujuan dan Sasaran Program PKT. Kedeputian Bidang PKT
terlibat dan menjalankan dua Misi yaitu Misi kesatu dan Misi Kedua.

10
Tabel 1. Tujuan, Sasaran Strategi dan Indikator Kinerja BPPT

Berdasarkan Tabel 1 dan dukungan Misi BPPT yang dijalan oleh Kedeputian PKT,
maka dirumuskan Tujuan dan Sasaran Program Kedeputian Bidang PKT sebagai berikut :
Tujuan 1 : Menghasilkan Rekomendasi Kebijakan Nasional di Bidang Teknologi
Sasaran Program 1.1 : Terwujudnya rekomendasi kebijakan di Bidang
Kebijakan Teknologi (L1)

Tujuan 2 : MenghasilkanInovasi Teknologi untuk mendukung peningkatan daya


saing menuju kemandirian bangsa
Sasaran Program 2.1: Terwujudnya dan berfungsinya kawasan TP/NSTP
Bidang PKT untuk mendukung peningkatan daya
saing menuju kemandirian bangsa (L0)

11
Sasaran Program 2.2: Terwujudnya kawasan TP/NSTP Bidang PKT
untuk mendukung peningkatan daya saing menuju
kemandirian bangsa (L1)

Tujuan 3 : Menghasilkan Audit Teknologi, Kliring Teknologi, Alih Teknologi dan


layanan Teknologi untuk peningkatan daya saing
Sasaran Program 3.1: Termanfaatkannya Audit Teknologi, Kliring
Teknologi, Alih Teknologi, dan Layanan Teknologi
di Bidang PKT PKT untuk peningkatan daya saing
menuju kemandirian bangsa (L0)

Sasaran Program 3.2 : Terwujudnya Audit Teknologi, Kliring Teknologi,


Alih Teknologi, dan Layanan Teknologi di Bidang
PKT PKT untuk peningkatan daya saing menuju
kemandirian bangsa (L1)

Dengan demikian dalam upaya kontribusi terhadap pencapaian Visi BPPT, Kedeputian
Bidang PKT memiliki 3 Tujuan dan menjalan 5 Sasaran Program

1. Terwujudnya rekomendasi kebijakan di Bidang Kebijakan Teknologi, yang


akan dikontribusikan hanya pada level Kedeputian (L1)
2. Terwujudnya dan berfungsinya kawasan TP/NSTP Bidang PKT untuk
mendukung peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa, yang akan
dikontribusikan hanya pada level Lembaga (L0)
3. Terwujudnya kawasan TP/NSTP Bidang PKT untuk mendukung peningkatan
daya saing menuju kemandirian bangsa, yang akan dikontribusikan hanya
pada level Kedeputian (L1)
4. Termanfaatkannya Audit Teknologi, Kliring Teknologi, Alih Teknologi, dan
Layanan Teknologi di Bidang PKT PKT untuk peningkatan daya saing menuju
kemandirian bangsa, yang akan dikontribusikan hanya pada level Lembaga
(L0)
5. Terwujudnya Audit Teknologi, Kliring Teknologi, Alih Teknologi, dan Layanan
Teknologi di Bidang PKT PKT untuk peningkatan daya saing menuju
kemandirian bangsa, yang akan dikontribusikan hanya pada level Kedeputian
(L1)

12
Pencapaian target pada tujuan dan sasaran program Kedeputian Bidang PKT
dilaksanakan pada Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT) yang dijalankan
dalam bentuk kegiatan oleh:

a) Pusat Pengkajian Industri Proses dan Energi (PPIPE)


b) Pusat Pengkajian Industri Manufaktur, Telematikan dan Elektronika (PPIMTE)
c) Pusat Teknologi Kawasan Spesifik dan Sistem Inovasi (PTKSSI)
d) Pusat Sistem Audit Teknologi (PSAT)
e) Balai Inkubator Teknologi (BIT), dan
f) Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik (BTIKK).

2.3. Indikator Kinerja Program


Agar sasaran program dapat terukur keberhasilan upaya pencapaian maka
ditentukan indikator kinerja dari tiap sasaran program.

Sasaran Program 1.1: Terwujudnya rekomendasi kebijakan di Bidang Kebijakan Teknologi (L1)

Indikator Kinerja Program: Jumlah Rekomendasi Kebijakan Teknologi

Sasaran Program 2.1: Terwujudnya dan berfungsinya kawasan TP/NSTP Bidang PKT untuk
mendukung peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa (L0)

Indikator Kinerja Program: 1. Jumlah Rekomendasi Pembangunan


TP/NSTP
2. Jumlah PPBT yang dilayani
3. Jumlah PI di TP/NSTP

Sasaran Program 2.2: Terwujudnya kawasan TP/NSTP Bidang PKT untuk mendukung peningkatan
daya saing menuju kemandirian bangsa (L1)
Indikator Kinerja Program: 1. Jumlah Rekomendasi Pembangunan
TP/NSTP
2. Jumlah PPBT yang dilayani

Sasaran Program 3.1: Termanfaatkannya Audit Teknologi, Kliring Teknologi, Alih Teknologi, dan
Layanan Teknologi di Bidang PKT PKT untuk peningkatan daya saing

13
menuju kemandirian bangsa (L0)

Indikator Kinerja Program: 1. Jumlah Layanan Sertifikasi Auditor


Teknologi
2. Jumlah Layanan Inkubasi Teknologi

Sasaran Program 3.2: Terwujudnya Audit Teknologi, Kliring Teknologi, Alih Teknologi, dan Layanan
Teknologi di Bidang PKT PKT untuk peningkatan daya saing menuju
kemandirian bangsa (L1)

Indikator Kinerja Program: 1. Jumlah Rekomendasi Audit Teknologi


2. Jumlah Kliring Teknologi

14
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi BPPT


Dalam upaya mewujudkan visi dan misi serta pencapaian sasaran strategis BPPT
untuk mendukung arah kebijakan dan strategi nasional, arah kebijakan BPPT pada tahun
2015-2019 adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pengkajian dan penerapan teknologi melalui inovasi dan layanan
teknologi untuk mendukung peningkatan daya saing industri melalui :
1) Penyelenggaraan litbangyasa teknologi untuk menghasilkan inovasi
dalam bidang teknologi: energi, informasi, elektronika, material,
transportasi, maritim, hankam, permesinan, industri kimia, pangan dan
pertanian, sistim inovasi untuk pembangunan taman tekno dan sains,
dan inkubasi teknologi.
2) Melakukan peningkatan dukungan bagi pelaksanaan pengkajian dan
penerapan melalui dukungan infrastruktur labratorium
3) Berkontribusi dalam pembangunan dan pengembangan Taman Tekno
dan Taman Sains.
b. Mendukung kemandirian bangsa melalui:
Penyelenggaraan litbangyasa teknologi untuk menghasilkan inovasi dalam
bidang teknologi: obat dan kesehatan, teknologi sumber daya alam dan
kelautan, lingkungan dan kebencanaan.
c. Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mendukung inovasi
dan layanan teknologi
Strategi pelaksanaan dari arah kebijakan tersebut diatas dilakukan melalui:
a. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi melalui 3 (tiga) program
utama yaitu:
1) Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT),
2) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya BPPT,
3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPPT.
b. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi melalui pembidangan
teknologi yang ada di BPPT
c. Melaksanakan kegiatan dengan pemanfaatan Sistem Inovasi Nasional
d. Melaksanakan kegiatan dengan sistem tata kerja kerekayasaan (STTK)

15
.

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Kedeputian PKT

Dari 3 Misi sebagai upaya pencapaian Visi BPPT, Kedeputuan Bidang PKT menjalan 2
Misi yati Misi kesatu dan kedua. Pada periode 2018 - 2019 dari kedua misi yang
dijalankan Kedeputian Bidang PKT berkontribusi langsung terhadap capaian visi BPPT
dalam misi kedua BPPT yakni Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi
untuk menghasilkan inovasi teknologi, audit teknologi, kliring teknologi, alih
teknologi, dan layanan teknologi.

Secara langsung Kedeputian Bidang PKT berkontribusi dalam pencapaian Tujuan kedua
BPPT yakni Meningkatkan inovasi, audit teknologi, kliring teknologi, alih teknologi dan
layanan teknologi untuk meningkatkan daya saing menuju kemandirian bangsa, yang
diturunkan menjadi dua sasaran strategis, yakni:

Sasaran Strategis 1: Termanfaatkannya inovasi teknologi untuk mendukung peningkatan


daya saing menuju kemandirian bangsa

Indikator Kinerja Sasaran Strategis 1 adalah:

a. Jumlah Inovasi Teknologi


b. Jumlah NSTP/TP yang terwujud dan berfungsi.

Sasaran Strategis 2: Termanfaatkannya audit teknologi, kliring teknologi, alih teknologi


dan layanan teknologi untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa.

Indikator Kinerja Sasaran Strategis 2 adalah:

a. Jumlah Audit Teknologi,


b. Jumlah Kliring Teknologi,
c. Jumlah Alih Teknologi
d. Jumlah Layanan Teknologi,
e. Indeks Kepuasan Masyarakat.

Arah kebijakan dan strategi Kedputian Bidang PKT terkait dengan Sasaran Strategis
BPPT dan memberi kontribusi pada capaian lembaga (L0), difokuskan pada 3 indikator
kinerja yaitu :

1. Jumlah NSTP/TP yang terwujud dan berfungsi.


2. Jumlah Audit Teknologi,
3. Jumlah Layanan Teknologi

16
Secara lebih rinci, dalam lima tahun sasaran Strategis Kedeputian Bidang PKT adalah
sebagai berikut :

L1
L0

L1

L0

L1

3.3. Kerangka Reagulasi


Untuk memperkuat BPPT dalam menjalankan tugas, fungsi dan kewenangannya
diperlukan selaian perkuatan dari aspek legalitas nasional, juga dukungan dari semus unit
organisasi yang berada di BPPT. Kedeputian Bidang PKT merupakan salah satu unit
organisasi yang peranannya cukup kuat dalam kaitan dengan upaya pencapaian dan
pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangannya, antara lain :
1) Memperkuat daerah dalam upaya menumbuhkan wawasan sistem inovasi
2) Memperkuat keluaran rekomendasi terkait dengan kebijakan secara nasional pada
beberepa sektor industri
3) Memperkuat peran Audit Teknologi dengan memperkuat dan membangun sistem
Audit Teknologi
Untuk itu perlu dilakukan upaya penguatan dari aspek legalitas seperti yang ditampilkan
dalam Tabel berikut.
No Arah Kerangka Regulasi Urgensi Institusi
Terkait
1. UU Nomor 3 Tahun 2014
- Pasal 41 Meningkatkan kebutuhan Auditor Kementerian
Teknologi yang akan Perindustrian
Memperkuat pelaksanaan 6
Peran BPPT teruatama peran
Audit Teknologi

17
2 Peraturan Presiden Nomor 4 Memperkuat keluaran Sekretariat
Tahun 2016 tentang rekomendasi terkait dengan Negara
Percepatan Pembangunan kebijakan secara nasional pada
Infrastruktur beberepa sektor industri

3 Peraturan Menteri Memperkuat keluaran Kementerian


Perindustrian Nomor 54 tahun rekomendasi terkait dengan Perindustrian
2012 tentang Pedoman kebijakan secara nasional pada
Penggunaan Produk Dalam beberepa sektor industri
Negeri

4 Peraturan Bersama Riset dan Memperkuat penguatan sistem Kementerian


Teknologi DAN Menteri Dalam inovasi di Daerah Ristekdikti dan
Negeri No. 03 Tahun 2012 Kementerian
dan No. 36 Tahun 2012 Dalam Negeri
tentang Sistem Inovasi
Daerah

3.4. Kerangka Kelembagaan

Visi pembangunan bidang IPTEK yang terdapat dalam dokumen rencana pembangunan
jangka panjang IPTEK 2005–2025 adalah “terwujudnya ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai kekuatan utama kesejahteraan berkelanjutan dan kesejahteraan
peradaban.”Penyusunan visi BPPT didasarkan pada pencermatan terhadap amanat yang
terkandung dalam dokumen visi IPTEK diatas dan memperhatikan Tupoksi BPPT sesuai
Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001, serta mengakomodasi kondisi kekinian dan
tuntutan terhadap BPPT.

Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yaitu
Nomor: 009 tahun 2015 yang diperbaharui dengan Perka BPPT Nomor 12 tahun 2017,
maka tugas pokok Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi yaitu melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengkajian kebijakan teknologi.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kedeputian Bidang PKT menyelenggarakan


fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaandi bidang pengkajian kebijakan


teknologi;
b. pelaksanaan kegiatan kebijakan kawasan spesifik dansistem inovasi, kebijakan
industri proses dan energi,kebijakan industri manufaktur, telematika, dan
elektronika, serta kebijakan sistem audit teknologi;
c. pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidangkebijakan teknologi;

18
d. pembinaan dan pemberian bimbingan di bidangkebijakan teknologi; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor


12Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi, struktur Kedeputian Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi adalah sebagai
berikut :

PUSAT PENGKAJIAN PUSAT PENGKAJIAN PUSAT TEKNOLOGI PUSAT SISTEM


INDUSTRI INDUSTRI MANUFAKTUR KAWASAN SPESIFIK DAN
TELEMATIKA, ELEKTRONIKA
AUDIT TEKNOLOGI
PROSES DAN ENERGI SISTIM INOVASI

Struktur Organisasi Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi

19
BAB IV

TARGET KINERJA DAN PENDANAAN

Kegiatan BPPT khususnya dari Kedeputian PKT hanya pada program teknis yang berisi
kegiatan-kegiatan untuk melakukan pelayanan eksternal BPPT dan bersifat teknis yaitu
Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Deputi Bidang PKT.

Dalam perkembangan pengelolaan keuangan dan program, khususnya dalam


restrukturisasi program dan kegiatan, untuk RPJMN 2015-2019, maka pada program
pengkajian dan penerapan teknologi yang kegiatan-kegiatannya untuk mendukung
peningkatan pencapai visi dan misi serta sasaran strategis terdiri dari:

Unit Kerja Nama Kegiatan KODE


KEGIATAN
Pusat Pengkajian Industri Pengkajian dan Penerapan Industri 3527
Proses dan Energi (PPIPE) Proses dan Energi
Pusat Pengkajian Industri Pengkajian dan Penerapan Industri 3528
Manufaktur, Telematika dan Manufaktur, Telematika dan
Elektronika (PPIMTE) Elektronika
Pusat Teknologi Kawasan Pengkajian dan Penerapan 3529
Spesifik dan Sistem Inovasi Teknologi Kawasan Spesifikdan
(PTKSSI) Sistem Inovasi
Pusat Sistem Audit Teknologi Pengkajian dan Penerapan Sistem 3515
(PSAT) Audit Teknologi
Balai Inkubator Teknologi (BIT) Penerapan dan Pelayanan Inkubasi 3463
Teknologi
Balai Teknologi Industri Kreatif Penarapan dan Pengembangan 3514
Keramik (BTIKK) Pelayanan Teknologi Kreatif Keramik

4.1. Target Kinerja Program

Target Kinerja Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi di Kedeputian Bidang PKT

20
tahun 2015-2019 dengan 3 Tujuan Program digambarkan dalam Tabel berikut:

TUJUAN SASARAN PROGRAM INDIKATOR TARGET


T1 : Terwujudnya rekomendasi Jumlah Rekomendasi 30
Menghasilkan kebijakan di Bidang Kebijakan Kebijakan Teknologi
Rekomendasi Teknologi
Kebijakan Nasional
di Bidang Teknologi
T2 : 1. Jumlah Rekomendasi 15
Menghasilkan SP 2.1. : Pembangunan TP/NSTP
Inovasi Teknologi Terwujudnya dan berfungsinya 2. Jumlah PPBT yang dilayani 34
untuk mendukung kawasan TP/NSTP Bidang PKT 3. Jumlah PI di TP/NSTP 3
peningkatan daya untuk mendukung peningkatan
saing menuju daya saing menuju kemandirian
kemandirian bangsa bangsa

SP 2.2 : 1. Jumlah Rekomendasi 14


Terwujudnya kawasan Pembangunan TP/NSTP
TP/NSTP Bidang PKT untuk 2. Jumlah PPBT yang dilayani 4
mendukung peningkatan daya
saing menuju kemandirian
bangsa
TP3 : SP 3.1 : 1. Jumlah Layanan Sertifikasi 1
Menghasilkan Audit Termanfaatkannya Audit Auditor Teknologi
Teknologi, Kliring Teknologi, Kliring Teknologi, 2. Jumlah Layanan Inkubasi 2
Teknologi, Alih Alih Teknologi, dan Layanan Teknologi
Teknologi dan Teknologi di Bidang PKT PKT
layanan Teknologi untuk peningkatan daya saing
untuk peningkatan menuju kemandirian bangsa
daya saing
SP 3.2 : 1. Jumlah Rekomendasi Audit 2
Terwujudnya Audit Teknologi, Teknologi
Kliring Teknologi, Alih 2. Jumlah Kliring Teknologi 2
Teknologi, dan Layanan
Teknologi di Bidang PKT PKT
untuk peningkatan daya saing
menuju kemandirian bangsa

4.2. Target Kinerja Kegiatan

Sasaran Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi Kedeputian Bidang PKT dicapai
melalui kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja yang ada. Target Kinerja masing-
masing Kegiatan Unit Kerja di Kedeputian Bidang PKT tahun 2015-2019 adalah sebagai
berikut:

21
4.2.1. Pusat Pengkajian Industri Proses dan Energi (PPIPE)

Pusat Pengkajian Industri Proses dan Energi mempunyai tugas melaksanakan


pengkajian dan penerapan kebijakan teknologi industri proses dan energi.Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas,Pusat Pengkajian Industri Proses
dan Energi menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan pengkajian kebijakan teknologi industri, meliputi antara


lain kliring teknologi, alih teknologi, dan intermediasi kebijakan teknologi
industri proses dan energi;

b. penyiapan bahan rumusan kebijakan nasional di bidang industri proses dan


energi; dan

c. pelaksanaan perencanaan, monitoring, dan evaluasi program dan anggaran di


Pusat Pengkajian Industri Proses dan Energi.

Dalam mendukung tercapainya visi misi BPPT, khususnya Deputi Bidang PKT, PPIPE
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tiga tujuan, yakni :
1. Terwujudnya rekomendasikebijakan di bidang bidangkebijakan teknologi
2. Terwujudnya KawasanTP/NSTP Bidang kebijakanteknologi untukmendukung
peningkatandaya saing menujukemandirian bangsa
3. Terwujudnya auditteknologi, kliring teknologi,alih teknologi dan layananteknologi di
Bidangkebijakan teknologi untukpeningkatan daya saingmenuju
kemandirianbangsa

Kegiatan yang dilaksanakan oleh PPIPE adalah Pengkajian dan Penerapan Industri
Proses dan Energi. Secara rinci target kinerja selama tahun 2015-2019kegiatan ini
adalah sebagai berikut:

TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET


Terwujudnya Dihasilkannya Jumlah Rekomendasi Teknologi 3
rekomendasi Rekomendasi Kesehatan (Outlook)
kebijakan di bidang Kebijakan Teknologi Jumlah Rekomendasi Teknologi 4
bidang Sektor Pangan
kebijakan teknologi Industri Proses (Outlook)
(L1) Dihasilkannya Jumlah Rekomendasi Teknologi 5
Rekomendasi Energi
Kebijakan Teknologi (Outlook)
Sektor Jumlah Rekomendasi Kebijakan 2
Industri Energi TKDN
22
TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET
Sektor Kelistrikan
Jumlah Rekomendasi Kebijakan 2
TKDN
Sektor Migas
Terwujudnya Dihasilkannya Pusat Jumlah rekomendasi 7
Kawasan Inovasi/Iptekin di Kota pembangunan
TP/NSTP Bidang Pekalongan yang kawasan Techno Park Pekalongan
kebijakan mendukung daya saing Jumlah Perusahaan Pemula 1
teknologi untuk bangsa Berbasis
mendukung Teknologi yang didampingi
peningkatan
daya saing menuju
kemandirian bangsa
Terwujudnya audit Dihasilkannya Kliring Jumlah Kliring Teknologi 1
teknologi, kliring Teknolog
teknologi,
alih teknologi dan
layanan
teknologi di Bidang
kebijakan teknologi
untuk
peningkatan daya
saing
menuju kemandirian
bangsa

4.2.2. Pusat Pengkajian Industri Manufaktur, Telematika dan Elektronika (PPIMTE)

Pusat Pengkajian Industri Manufaktur, Telematika dan Elektronika mempunyai tugas


melaksanakan pengkajian dan penerapan kebijakan teknologi industri manufaktur,
telematika, dan elektronika..

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Pusat Pengkajian Industri


Manufaktur, Telematika dan Elektronika menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan pengkajian kebijakan teknologi industri, meliputi antara


lain kliring teknologi, alih teknologi, dan intermediasi kebijakan teknologi
industri manufaktur, telematika, dan elektronika;

b. penyiapan bahan rumusan kebijakan nasional di bidang industri manufaktur,


telematika, dan elektronika; dan

c. pelaksanaan perencanaan, monitoring, dan evaluasi program dan anggaran di


Pusat Pengkajian Industri Manufaktur, Telematika, dan Elektronika.

23
Dalam mendukung tercapainya visi misi BPPT, khususnya Deputi Bidang PKT, PPIMTE
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tiga tujuan, yakni :
1. Terwujudnya rekomendasikebijakan di bidang bidangkebijakan teknologi
2. Termanfaatkannya auditteknologi, kliring teknologi,alih teknologi dan
layananteknologi di Bidangkebijakan teknologi untukpeningkatan daya
saingmenuju kemandirianbangsa
3. Terwujudnya auditteknologi, kliring teknologi alih teknologi dan layananteknologi di
Bidangkebijakan teknologi untukpeningkatan daya saingmenuju
kemandirianbangsa

Kegiatan yang dilaksanakan oleh PPIMTE adalah Pengkajian dan Penerapan Industri
Manufaktur, Telematika dan Elektronika. Secara rinci target kinerja selama tahun 2015-
2019 kegiatan ini adalah sebagai berikut:

TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET


Terwujudnya Dihasilkannya Rekomendasi Jumlah Rekomendasi 2
rekomendasi Kebijakan Teknologi Sektor TKDN Industri
kebijakan di bidang Industri Manufaktur Manufaktur Pendukung
bidang Sektor
kebijakan teknologi Ketenagalistrikan
Jumlah Rekomendasi 2
Kebijakan TKDN
Industri Manufaktur
Pendukung Sektor
Transportasi Darat
Jumlah Rekomendasi 2
Kajian Daya
Ungkit Percepatan
Infrasturktur terhadap
Pembangunan Ekonomi
Dihasilkannya Rekomendasi Jumlah Rekomendasi 2
Kebijakan Teknologi Sektor Kebijakan TKDN
Telematika Information &
Communication
Technology (ICT)
Dihasilkannya Rekomendasi Jumlah Rekomendasi 1
Kebijakan Teknologi Sektor Elektronika
Elektronika (Technology Forsight)

Jumlah Rekomendasi 1
Kebijakan TKDN
Sektor Industri
Elektronika

24
TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET
Termanfaatkannya Terwujudnya Audit Teknolog Jumlah Rekomendasi 1
audit Audit Teknologi
teknologi, kliring Industri Manufaktur
teknologi, Pembangkit tenaga
alih teknologi dan listrik
layanan
teknologi di Bidang
kebijakan teknologi
untuk
peningkatan daya
saing
menuju kemandirian
bangsa
Terwujudnya audit terwujudnya kliring teknologi Jumlah Kliring Teknologi 1
teknologi, kliring Industri
teknologi, Manufaktur Pendukung
alih teknologi dan Sektor
layanan Transportasi
teknologi di Bidang
kebijakan teknologi
untuk
peningkatan daya
saing
menuju kemandirian
bangsa

4.2.3. Pusat Teknologi Kawasan Spesifik dan Sistem Inovasi (PTKSSI)


Pusat Teknologi Kawasan Spesifik dan Sistem Inovasi mempunyai tugas
melaksanakan pengkajian dan penerapan kebijakan teknologi pengembangan kawasan
spesifik dan sistem inovasi.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Pusat Teknologi Kawasan


Spesifik dan sistem Inovasi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan kebijakan pengembangan jaringan
inovasi dan kawasan spesifik berbasis teknologi dan inovasi;
b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan kebijakan pengembangan
ekosistem inovasi daerah;
c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan kebijakan pengembangan klaster
industri tertentu dan teknoprener;
d. penyiapan bahan rumusan kebijakan pengembangan kawasan spesifik dan
sistem inovasi; dan

25
e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, dan evaluasi program dan
anggaran di Pusat Teknologi Kawasan Spesifik dan Sistem Inovasi..

Direktur PTKSSI, secara organisasi memiliki tanggungjawab dalam mengembangkan dua


balai yang ada di bawahnya, yakni Balai Inkubator Teknologi (BIT) dan Balai Teknologi
Industri Kreatif Keramik (BTIKK).

Dalam mendukung tercapainya visi dan misi BPPT, khususnya Deputi Bidang PKT,
PTKSSI dan BIT serta BTIKK melaksanakan kegiatan untuk mencapai enam tujuan, yakni
:
1. Terwujudnya rekomendasi kebijakan di bidang bidang kebijakan teknologi
2. Terwujud dan Berfungsinya Kawasan TP/NSTP Bidang kebijakan teknologi untuk
mendukung peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa
3. Terwujud Kawasan TP/NSTP Bidang kebijakan teknologi untuk mendukung
peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa
4. Terwujudnya audit teknologi, kliring teknologi, alih teknologi dan layanan teknologi
di Bidang kebijakan teknologi untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian
Bangsa
5. Pelayanan inkubasi bisnis berbasis teknologi;
6. Penerapan dan pelayanan teknologi industri kreatif keramik.

Untuk tujuan kegiatan kesatu sampai dengan tujuan kegiatan keempat, merupakan
kegiatan yang langsung di bawah PTKSSI.Sedangkan untuk tujuan kegiatan kelima
dilaksanakan oleh Balai Inkubator Teknologi (BIT), serta Tujuan keenam dilaksanakan
oleh Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik (BTIKK).

Kegiatan yang dilaksanakan oleh PTKSSI adalah Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Kawasan Spesifikdan Sistem Inovasi. Sedangkan Kegiatan BIT adalah Pelayanan inkubasi
bisnis berbasis teknologi dan Kegiatan BTIKK adalah Penerapan dan pelayanan teknologi
industri kreatif keramik.

Secara rinci target kinerja selama tahun 2015-2019 kegiatan PTKSSI tersebut adalah
sebagai berikut:

TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET


Terwujudnya Dihasilkannya rekomendasi Jumlah rekomendasi 4

26
TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET
rekomendasi kebijakan sistem inovasi kebijakan sistem
kebijakan di bidang inovasi
bidang
kebijakan teknologi
Terwujud dan Dihasilkannya Techno Park Jumlah rekomendasi 8
Berfungsinya di Cimah pembangunan
Kawasan kawasan Techno Park
TP/NSTP Bidang Cimahi
kebijakan Jumlah tenant (UKM) 28
teknologi untuk yang dilayani oleh
mendukung Pusat Inovasi Teknopark
peningkatan Cimahi
daya saing menuju Dihasilkannya NSTP BPPT Jumlah Rekomendasi 7
kemandirian bangsa Pengembangan
Kawasan NSTP-BPPT
Jumlah Perusahaan 6
Pemula Berbasis
Teknologi yang
didampingi
Jumlah Fasilitas 3
Pendampingan bisnis
Inovatif
Terwujudnya Dihasilkannya Techno Park Jumlah rekomendasi 7
Kawasan di Kabupaten Pelalawan pembangunan
TP/NSTP Bidang kawasan Techno Park
kebijakan Pelalawan
teknologi untuk
mendukung Jumlah Perusahaan 3
peningkatan Pemula Berbasis
daya saing menuju Teknologi yang
kemandirian bangsa didampingi
Terwujudnya audit Dihasilkannya layanan Jumlah Layanan
teknologi, kliring teknologi Teknologi (BLU)
teknologi,
alih teknologi dan
layanan
teknologi di Bidang
kebijakan teknologi
untuk
peningkatan daya
saing
menuju kemandirian
bangsa

4.2.4. Pusat Sistem Audit Teknologi (PSAT)

27
Pusat Sistem Audit Teknologi mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan
penerapan kebijakan sistem audit teknologi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud di atas, Pusat Sistem Audit Teknologi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan sistem audit
teknologi;
b. pelaksanaan kegiatan pembinaan dan sertifikasi kompetensi auditor teknologi;
c. \penyiapan bahan rumusan kebijakan sistem audit teknologi; dan
d. pelaksanaan perencanaan, monitoring, dan evaluasi program dan anggaran di
Pusat Sistem Audit Teknologi.

Dalam mendukung tercapainya visi dan misi BPPT, khususnya Deputi Bidang PKT,
PSTAT melaksanakan kegiatan untuk mencapai dua tujuan, yakni:

1. Penyiapan Rumusan Rekomendasi Kebijakan Strategi Teknologi;

2. Penyiapan Rumusan Rekomendasi Sistem Audit Teknologi.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh PSAT adalah Pengkajian dan Penerapan Strategi
Teknologi dan Sistem Audit Teknologi. Secara rinci target kinerja selama tahun 2015-
2019 kegiatan ini adalah sebagai berikut:

TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET


Terwujudnya Terlaksananya penerapan Jumlah rekomendasi 2
rekomendasi dan pengembangan strategi valuasi teknologi
kebijakan di bidang teknologi (sektor)
bidang Jumlah rekomendasi 2
kebijakan teknologi skenario pemicu
(L1) pertumbuhan industri
(sektor)
Terwujudnya audit Tersedianya Referensi Jumlah Referensi Teknis 3
teknologi, kliring Teknis Sistem Audit Standar Audit
teknologi, Teknologi Teknologi
alih teknologi dan Jumlah Referensi Teknis 2
layanan Kelembagaan
teknologi di Bidang Audit Teknologi (LSP,
kebijakan teknologi TUK, LDP
untuk Jumlah Referensi Teknis 1
peningkatan daya Panduan Audit
saing (Sektor)
menuju kemandirian Jumlah Referensi Teknis 2
bangsa Standar
Kompetensi Kerja Khusus
(SK3)
Pengukuran TKT
Jumlah Referensi Teknis 2

28
TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET
Sistem
Pengukuran TKT (Modul
Diklat dan
Materi Uji, Skema
sertifikasi)
Jumlah Rekomendasi 25
Sertifikat Auditor
Teknolog
Terwujudnya Audit Teknologi Jumlah Audit Teknologi 1
dan Layanan Teknolog Jumlah Layanan
Teknologi (BLU)
Termanfaatkannya Terwujudnya Layanan Jumlah Layanan sertifikasi 1
audit Sertifiksi Auditor Teknolog auditor
teknologi, kliring Teknologi-LSP
teknologi,
alih teknologi dan
layanan
teknologi di Bidang
kebijakan teknologi
untuk
peningkatan daya
saing
menuju kemandirian
bangsa

4.3. Kerangka Pendanaan

Program di Kedeputuan Bidang PKT dijabarkan dalam kegiatan yang dilakukan


oleh 4 Pusat dan 2 Balai. Kegiatan di 4 pusat dan 2 Balai secara rinci kerangka
pendanaan adalah sebagai berikut.

29
PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI PROSES DAN ENERGI

30
PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI MANUFAKTUR, TELEMATIKAN DAN ELEKTRONIKA

31
PUSAT TEKNOLOGI KAWASAN SPESIFIK DAN SISTEM INOVASI

32
PUSAT SISTEM AUDIT TEKNOLOGI

33
BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI

34
BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF KERAMIK

35
BAB V
PENUTUP

Renstra Deputi Bidang PKT 2015-2019 merupakan acuan dalam menyusun program,
kegiatan, dan anggaran serta indikator kinerja dan targetnya di lingkungan Kedeputian
Bidang PKT yang telah disesuaikan dengan adanya kebijakan pemerintah dan hasil
review khususnya pada tingkatan indikator. Renstra ini selanjutnya akan menjadi bahan
untuk laporan akuntabilitas kedeputian kepada stakeholders dan customers dalam
perencanaan program, perencanaan sumberdaya, perencanaan kelembagaan, dan
pengendalian pelaksanaan program serta pengawasan agar lebih berhasil dan berdaya
guna dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi Kedeputian Bidang PKT.

Rencana strategis Kedeputian Bidang PKT merupakan cerminan dari program, kegiatan,
anggaran, indikator kinerja, dan target yang lebih operasional yang disusun dan
ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Kementerian/ Lembaga
(RKA-KL) dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

Pengukuran kinerja akan dilakukan dengan mengacu pada sistem dan prosedur
pengukuran kinerja yang telah ditetapkan oleh pimpinan BPPT dan berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku dari Pemerintah. Pelaksanaan pengukuruan kinerja
dilakukan secara berkala.

36
37

Anda mungkin juga menyukai