252016
2018
RENSTRA
DEPUTI PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI
Tahun 2015-2019
(REVISI)
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang dengan
kehendakNya kami dapat menyusun Rencana Strategis Deputi Bidang Pengkajian
Kebijakan Teknologi (Renstra Deputi PKT) tahun 2015-2019.
Renstra PKT disusun dengan tujuan sebagai bahan acuan pelaksanaan program dan
kegiatan di Kedeputian PKT selama tahun 2018 sampai dengan dengan tahun 2019 yang
mendukung tercapainya visi dan misi BPPT. Renstra ini mengacu kepada Renstra BPPT
tahun 2015-2019 revisi 5.
Isi Renstra ini merupakan revisi dari dokumen sebelumnya yang sudah disahkan.Revisi
ini dilakukan karena adanya perubahan Visi Misi BPPT dan Perubahan Struktur
Organisasi dan Tata Kerja BPPT berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor12Tahun
2017.
Renstra PKT ini juga mencakup perencanaan dan strategi pelaksanaan program dan
kegiatan, target capaian serta ukuran dan indikator keberhasilan.
Semoga dokumen renstra ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana maksud
tersebut di atas.
Terima kasih.
i
DAFTAR ISI
halaman
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Kondisi Umum 2
1.2. Potensi dan Permasalahan 6
BAB V PENUTUP 37
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 menyatakan bahwa
salah satu isu utama pembangunan nasional adalah kemandirian ekonomi, di mana daya
saing Indonesia yang masih rendah menjadi penghambat bagi peningkatan daya saing
diupayakan melalui pengembangan ekonomi yang tidak hanya bertumpu pada sumber
daya alam tetapi pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan yang digerakkan oleh
inovasi teknologi. Upaya yang harus dilakukan agar inovasi dapat berkembang dan
memberikan kemanfaatan bagi seluruh kalangan masyarakat yaitu diperlukan adanya
dukungan sistem inovasi, baik dalam kapasitas nasional maupun daerah.
1
Kedeputian Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT) merupakan bagian dari Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang merupakan lembaga pemerintah yang
berfungsi sebagai sumber dan infrastruktur teknologi nasional yang diperlukan untuk
mendorong perkembangan dan daya saing perekonomian nasional.
Rencana strategis (Renstra) PKT tahun 2015-2019 disusun dengan mengacu pada
Renstra BPPT 2015- 2019. Selain itu juga mempertimbangkan perkembangan lingkungan
strategis terakhir dan kondisi umum serta potensi dan permasalahan yang sedang dan
akan dihadapi pada tahun-tahun mendatang, khususnya dalam kebijakan teknologi dan
sistem inovasi.
1.1.1. Umum
Di era pengetahuan dewasa ini, peningkatan daya saing dan kohesi sosial merupakan
tumpuan bagi perwujudan kesejahteraan rakyat yang semakin tinggi dan semakin
adil.Kecenderungan perkembangan juga meningkatkan pemahaman bahwa daya saing
tak sekedar dipengaruhi oleh sumber daya alam setempat, melainkan faktor-faktor
upaya/buatan, terutama pengetahuan yang dikembangkan, dimanfaatkan, dan
disebarluaskan yang mendorong berkembangnya inovasi dan difusinya secara terus-
menerus.Karena itu, daya saing semakin ditentukan oleh sistem inovasi dalam upaya
mengembangkan potensi spesifiknya.
Proses globalisasi yang terjadi saat ini semakin meyakinkan bahwa faktor ilmu
pengetahuan, teknologi, dan inovasi (IPTEKIN) memegang peran cukup penting,
sehingga penguasaan teknologi akan sangat mempengaruhi daya saing
(competitiveness) suatu bangsa. Fakta juga menunjukkan bahwa negara dengan tingkat
kesejahteraan dengan pertumbuhan ekonomi tinggi cenderung memiliki penguasaan
IPTEKIN yang bisa bersaing.
Era perdagangan kawasan ASEAN (AFTA) yang berlangsung mulai 2015, menjadi
tantangan serius bagi perusahaan dalam mengoptimalisasi sumber daya, kinerja, sistem
2
manajemen, dan teknologi informasi. Di samping itu salah satu sektor yang harus
diperhatikan adalah ketahanan dan kedaulatan pangan. Datangnya pemberlakuan pasar
bebas ASEAN, Indonesia bersaing dengan negara-negara di Asia Tenggara dalam
berbagai hal.Strategi untuk menciptakan ketahanan dan kedaulatan pangan adalah
dengan berinovasi supaya sebuah produk bisa memiliki nilai tambah.
Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) menyatakan peringkat daya
saing Indonesia dalam kondisi baik dan mengalami peningkatan, namun pada beberapa
indikator dari 12 indikator mengalami stagnan. Dalam rilis Global Competitiveness Report
2015-2016, WEF menyatakan posisi daya saing Indonesia naik menjadi ranking36
dengan skor 4,7 (skala 7) dari sebelumnya pada peringkat 41. Namun walaupun
mengalami peningkatan ada beberapa indiaktor yang terkait Iptek yang cenderung
stagnan dan bahkan belum bisa melampaui skor di atas 4, indkator tersebut adalah
Innovation dan TechnologyReadiness.Kondisi ini memerlukan peningkatan value
innovation dan creation melalui pendidikan dan pelatihan, perbaikan struktur kapital,
restrukturisasi ekonomi dan peningkatan kandungan teknologi dalam produk-produk
ekspor, dan manajemen agar Indonesia dapat bersaing dalam dunia
internasiona.Penguatan sistem inovasi merupakan pilar penting dalam membawa
Indonesia ke era ekonomi pengetahuan (knowledge-based economy) dan masyarakat
berpengetahuan (knowledge-based society).Karena itu, pembangunan Indonesia yang
progresif perlu menjadikan penguatan sistem inovasi sebagai kesepakatan bersama dan
prioritas dalam peningkatan daya saing dan penguatan kohesi sosial.
Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) beserta beragam kebijakan iptek sangat penting
bagi perkembangan inovasi, namun bukan satu-satunya yang menentukan.Dinamika
difusi pengetahuan dan pembelajaran yang berkembang sangat mempengaruhi
kemampuan masyarakat dalam berinovasi.Namun itupun tidak terjadi sertamerta.
Beragam fenomena inovasi juga menunjukkan bahwa inovasi sebenarnya merupakan
suatu proses kreatif, iteratif dan interaktif yang melibatkan lembaga-lembaga pasar dan
non-pasar. Penelitian, pengembangan, dan perekayasaan sangat penting bagi
perkembangan inovasi.Tetapi, inovasi membutuhkan lebih dari sekedar litbangyasa.Iklim
persaingan yang sehat dan kondusif sangat diperlukan bagi berkembangnya inovasi.
3
manusia iptek, peningkatan anggaran riset, pengembangan sinergi kebijakan iptek lintas
sektor, perumusan agenda riset yang selaras dengan kebutuhan pasar, peningkatan
sarana dan prasarana iptek, dan pengembangan mekanisme intermediasi iptek.Dukungan
tersebut dimaksudkan untuk penguatan sistem inovasi dalam rangka mendorong
pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan.
Di bidang sistem inovasi, dalam rangka mendukung pembangunan nasional, fokus arah
kebijakan dan prioritas program dalam penguatan sistem inovasi adalah untuk
mendukung pembangunan yang progresif, inklusif, dan berkelanjutan. Oleh karena itu,
penguatan sistem inovasi merupakan langkah terpadu membenahi sistem yaitu suatu
kesatuan yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi, difusi, dan
proses pembelajaran, secara bersistem.
BPPT sebagai salah satu lembaga pemerintah non kementerian merupakan lembaga
yang dapat mengambil peran strategis dalam mengisi kekosongan peran dan fungsi
organisasi pada level tertentu. Hal ini sejalan dengan tujuan awal pembentukan BPPT
adalah untuk memiliki peran khusus/spesifik untuk membangun jaringan dengan dunia
industri (Zuhal, 2010). Selain pertimbangan tersebut, dalam kerangka penguatan sistem
inovasi nasional,BPPT telah melakukan repositioning sebagai LembagaPemerintah Non
Kementerian (LPNK) yangmelaksanakan peran dan fungsi pelayanan publikmelalui
inovasi dan pelayanan teknologi, dalam satu kesatuansistem Pemerintahan Republik
Indonesia yang salingberketerkaitan.BPPT menempatkan diri sebagai intermediatordalam
suatu jejaring kemitraan yang merupakan ciri dariorganisasi modern.
4
Sejalan dengan itu, BPPT telah merumuskan kembalivisi, misi, dan perannya. Visi BPPT
yang telah di rumusulang yakni BPPT sebagai “Menjadi lembaga unggulan Teknologi
dalam pengkajian dan penerapan teknologi untukmeningkatkan daya saing menuju
kemandirian bangsa”. Pencapaian visi di atas dijalankan melalui 3 misi dan 6 peran
BPPT sesuai Peraturan Kepala BPPT No. 84 Tahun 2017, yaituKerekayasaan, Kliring
Teknologi, Audit Teknologi, Alih Teknologi, Intermediasi Teknologi serta Difusi dan
Komersialisasi Teknologi.
Dengan apa yang telah dicapai BPPT saat ini, pada masa-masa mendatang, melalui 5
peran yang telah disebutkan di atas, BPPT akan semakin meningkatkan kemitraan
dengan berbagai pihak untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dalam
rangka penguatan sistem inovasi.
Dengan demikian diharapkan daya saing Indonesia secara global semakin menguat yang
berujung pada peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Program kemitraan BPPT
dengan industri, pemerintah daerah, maupun instansi pemerintah pusat diarahkan sesuai
dengan positioning, visi, misi, dan peran BPPT di atas.
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Deputi Bidang Pengkajian
Kebijakan Teknologi, sesuai rencana strategis dan renca kerja per tahun, telah
melaksanakan pembangunan iptek dengan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan
teknologi dengan berorientasi pada pendekatan penguatan sistem inovasi nasional dan
daerah, inkubator teknologi dan penjaringan wirausahawan, dan audit kemampuan
industri.
Capaian kegiatan Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi selama periode RPJMN
2010-2014, antara lain:
1) Prioritas Nasional
Bidang Iptek dalam RPJMN 2010-2014 terdiri atas Prioritas Nasional (11 prioritas) dan
Prioritas Nasional lainnya.BPPT pada tahun 2014 mempunyai 8 program prioritas
nasional yang tercantum dalam 5 Program Nasional. Capaian kegiatan pengkajian dan
penerapan teknologi di bidang kebijakan teknologi antara lain:
5
Inkubasi bisnis oleh BPPT bertujuan untuk menciptakan wirausaha baru berbasis
teknologi (PPBT) yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing. Sampai dengan
tahun 2012, BPPT telah menginkubasi empat PPBT, yaitu PT Mikata Sukses
Mandiri (produsen pupuk hayati technofert), CV Nusaroma (produsen minyak atsiri
kualitas tinggi), CV Nanotech (produsen partikel nano ZnO) dan PT Surya Utama
Teknik (produsen pelorot malam batik, bekerja sama dengan Inkubator Teknologi
Pekalongan).
2) Prioritas Bidang
Pengembangan sistem inovasi daerah di Kota Pekalongan dan Kabupaten
Pelalawan.
Disamping melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan kerekayasaan
(litbangyasa), Deputi Bidang PKT juga melaksanakan kegiatan kemitraan, baik
dengan swasta nasional, industri dan usaha kecil dan menengah, pemerintah
daerah, perguruan tinggi, dalam kerangka Sistem Inovasi Nasional.
6
1.2.1. Potensi
a) Potensi Internal
1) Memiliki SDM unggul dengan tingkat pendidikan tinggi dari berbagai disiplin ilmu dan
bidang keahlian, lulusan perguruan tinggi ternama Indonesia dan luar negeri.
2) Menggunakan sistem dan tata kerja kerekayasaan yang bercirikan team work, well
structured, and well documented.
3) Memiliki jejaring dan kerjasama yang luas dengan mitra, stakeholder, dan pengguna.
4) Kedeputian Bidang PKT memiliki tupoksi dan mendukung mandat khusus di bidang
perumusan dan pelaksanaan di bidang kebijakan teknologi.
6) Kapasitas SDM yang sudah terbangun dalam kerangka kerja pendekatan penguatan
sistem inovasi.
b) Potensi Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang bisa dianggap menguntungkan dan dapat menjadikan
peluang adalah:
7
Meningkatnya permintaan terhadap jasa layanan kebijakan teknologi oleh pihak
pengguna (dunia usaha, masyarakat dan pemerintah/ pemda).
1.2.2. Permasalahan
a. Permasalahan Internal
Pendekatan pelaksanan kerja masih belum sesuai dengan Sistem Tata Kerja
Kerekayasaan.
b. Permasalahan Eksternal
Kesepakatan ASEAN mempererat integrasi ekonomi (MEA) yang semula
direncanakan pada tahun 2020 menjadi 2015.
8
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM
Visi BPPT
Dalam rangka pencapaian pembangunan jangka menengah khususnya untuk periode
2015-2019, serta memperhatikan dinamika (perkembangan) kebutuhan masyarakat
industri, maka dilakukan penyesuaianVisi dan Misi BPPT. Visi BPPT adalah sebagai
“Menjadi lembaga unggulan Teknologi dalam pengkajian dan penerapan teknologi
untukmeningkatkan daya saing menuju kemandirian bangsa”.
Misi BPPT
Upaya-upaya yang dilaksanakan untuk mewujudkan visi BPPT tersebut dilaksanakan
melalui tiga misi sebagai berikut:
1. Merumuskan dan merekomendasikan kebijakan nasional di bidang teknologi untuk
peningkatandaya saing menuju kemandirian bangsa.
2. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi untuk menghasilkan inovasi
teknologi, auditteknologi, kliring teknologi, alih teknologi, dan layanan teknologi.
3. Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi.
Tujuan
Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi BPPT ke dalam program-
program yang mendukung pembangunan nasional dan pembangunan bidang yang akan
dilaksanakan, maka tujuan BPPT tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan Rekomendasi Kebijakan nasional dibidang Teknologi
untukpeningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa, dengan indikator
jumlahrekomendasi yang dimanfaatkan untuk mendukung kebijakan nasional
2. Menghasilkan inovasi teknologi , audit teknologi, kliring teknologi, alih teknologi
danlayanan teknologi untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa,
denganindikator:
a) Jumlah Inovasi teknologi, yaitu jumlah inovasi yang dimanfaatkan olehindustry
untuk kegiatanperekonomian nasional dalam rangka mendukungpeningkatan
dayasaing menuju kemandirian bangsa
9
b) Jumlah NSTP/TP yang terwujud dan berfungsi , yaitu TP / NSTP yang
terwujuddan dapat berfungsi untuk menciptakan Perusahaan Pemula
BerbasisTeknologi dalam rangka mendukung perekonomian wilayah setempat
c) Jumlah Audit Teknologi skala nasional
d) Jumlah Kliring Teknologi skala nasional
e) Jumlah Alih teknologiskala nasional
f) Jumlah Layanan Teknologi skala nasional
Dari 3 Misi sebagai upaya pencapaian Visi BPPT, Kedeputuan Bidang PKT menjalan 2
Misi yati Misi kesatu dan kedua. Pada periode 2018 - 2019 dari kedua misi yang
dijalankan Kedeputian Bidang PKT berkontribusi langsung terhadap capaian visi BPPT
dalam misi kedua BPPT yakni Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi
untuk menghasilkan inovasi teknologi, audit teknologi, kliring teknologi, alih
teknologi, dan layanan teknologi.
10
Tabel 1. Tujuan, Sasaran Strategi dan Indikator Kinerja BPPT
Berdasarkan Tabel 1 dan dukungan Misi BPPT yang dijalan oleh Kedeputian PKT,
maka dirumuskan Tujuan dan Sasaran Program Kedeputian Bidang PKT sebagai berikut :
Tujuan 1 : Menghasilkan Rekomendasi Kebijakan Nasional di Bidang Teknologi
Sasaran Program 1.1 : Terwujudnya rekomendasi kebijakan di Bidang
Kebijakan Teknologi (L1)
11
Sasaran Program 2.2: Terwujudnya kawasan TP/NSTP Bidang PKT
untuk mendukung peningkatan daya saing menuju
kemandirian bangsa (L1)
Dengan demikian dalam upaya kontribusi terhadap pencapaian Visi BPPT, Kedeputian
Bidang PKT memiliki 3 Tujuan dan menjalan 5 Sasaran Program
12
Pencapaian target pada tujuan dan sasaran program Kedeputian Bidang PKT
dilaksanakan pada Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT) yang dijalankan
dalam bentuk kegiatan oleh:
Sasaran Program 1.1: Terwujudnya rekomendasi kebijakan di Bidang Kebijakan Teknologi (L1)
Sasaran Program 2.1: Terwujudnya dan berfungsinya kawasan TP/NSTP Bidang PKT untuk
mendukung peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa (L0)
Sasaran Program 2.2: Terwujudnya kawasan TP/NSTP Bidang PKT untuk mendukung peningkatan
daya saing menuju kemandirian bangsa (L1)
Indikator Kinerja Program: 1. Jumlah Rekomendasi Pembangunan
TP/NSTP
2. Jumlah PPBT yang dilayani
Sasaran Program 3.1: Termanfaatkannya Audit Teknologi, Kliring Teknologi, Alih Teknologi, dan
Layanan Teknologi di Bidang PKT PKT untuk peningkatan daya saing
13
menuju kemandirian bangsa (L0)
Sasaran Program 3.2: Terwujudnya Audit Teknologi, Kliring Teknologi, Alih Teknologi, dan Layanan
Teknologi di Bidang PKT PKT untuk peningkatan daya saing menuju
kemandirian bangsa (L1)
14
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
15
.
Dari 3 Misi sebagai upaya pencapaian Visi BPPT, Kedeputuan Bidang PKT menjalan 2
Misi yati Misi kesatu dan kedua. Pada periode 2018 - 2019 dari kedua misi yang
dijalankan Kedeputian Bidang PKT berkontribusi langsung terhadap capaian visi BPPT
dalam misi kedua BPPT yakni Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi
untuk menghasilkan inovasi teknologi, audit teknologi, kliring teknologi, alih
teknologi, dan layanan teknologi.
Secara langsung Kedeputian Bidang PKT berkontribusi dalam pencapaian Tujuan kedua
BPPT yakni Meningkatkan inovasi, audit teknologi, kliring teknologi, alih teknologi dan
layanan teknologi untuk meningkatkan daya saing menuju kemandirian bangsa, yang
diturunkan menjadi dua sasaran strategis, yakni:
Arah kebijakan dan strategi Kedputian Bidang PKT terkait dengan Sasaran Strategis
BPPT dan memberi kontribusi pada capaian lembaga (L0), difokuskan pada 3 indikator
kinerja yaitu :
16
Secara lebih rinci, dalam lima tahun sasaran Strategis Kedeputian Bidang PKT adalah
sebagai berikut :
L1
L0
L1
L0
L1
17
2 Peraturan Presiden Nomor 4 Memperkuat keluaran Sekretariat
Tahun 2016 tentang rekomendasi terkait dengan Negara
Percepatan Pembangunan kebijakan secara nasional pada
Infrastruktur beberepa sektor industri
Visi pembangunan bidang IPTEK yang terdapat dalam dokumen rencana pembangunan
jangka panjang IPTEK 2005–2025 adalah “terwujudnya ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai kekuatan utama kesejahteraan berkelanjutan dan kesejahteraan
peradaban.”Penyusunan visi BPPT didasarkan pada pencermatan terhadap amanat yang
terkandung dalam dokumen visi IPTEK diatas dan memperhatikan Tupoksi BPPT sesuai
Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001, serta mengakomodasi kondisi kekinian dan
tuntutan terhadap BPPT.
Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yaitu
Nomor: 009 tahun 2015 yang diperbaharui dengan Perka BPPT Nomor 12 tahun 2017,
maka tugas pokok Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi yaitu melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengkajian kebijakan teknologi.
18
d. pembinaan dan pemberian bimbingan di bidangkebijakan teknologi; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.
19
BAB IV
Kegiatan BPPT khususnya dari Kedeputian PKT hanya pada program teknis yang berisi
kegiatan-kegiatan untuk melakukan pelayanan eksternal BPPT dan bersifat teknis yaitu
Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Deputi Bidang PKT.
Target Kinerja Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi di Kedeputian Bidang PKT
20
tahun 2015-2019 dengan 3 Tujuan Program digambarkan dalam Tabel berikut:
Sasaran Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi Kedeputian Bidang PKT dicapai
melalui kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja yang ada. Target Kinerja masing-
masing Kegiatan Unit Kerja di Kedeputian Bidang PKT tahun 2015-2019 adalah sebagai
berikut:
21
4.2.1. Pusat Pengkajian Industri Proses dan Energi (PPIPE)
Dalam mendukung tercapainya visi misi BPPT, khususnya Deputi Bidang PKT, PPIPE
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tiga tujuan, yakni :
1. Terwujudnya rekomendasikebijakan di bidang bidangkebijakan teknologi
2. Terwujudnya KawasanTP/NSTP Bidang kebijakanteknologi untukmendukung
peningkatandaya saing menujukemandirian bangsa
3. Terwujudnya auditteknologi, kliring teknologi,alih teknologi dan layananteknologi di
Bidangkebijakan teknologi untukpeningkatan daya saingmenuju
kemandirianbangsa
Kegiatan yang dilaksanakan oleh PPIPE adalah Pengkajian dan Penerapan Industri
Proses dan Energi. Secara rinci target kinerja selama tahun 2015-2019kegiatan ini
adalah sebagai berikut:
23
Dalam mendukung tercapainya visi misi BPPT, khususnya Deputi Bidang PKT, PPIMTE
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tiga tujuan, yakni :
1. Terwujudnya rekomendasikebijakan di bidang bidangkebijakan teknologi
2. Termanfaatkannya auditteknologi, kliring teknologi,alih teknologi dan
layananteknologi di Bidangkebijakan teknologi untukpeningkatan daya
saingmenuju kemandirianbangsa
3. Terwujudnya auditteknologi, kliring teknologi alih teknologi dan layananteknologi di
Bidangkebijakan teknologi untukpeningkatan daya saingmenuju
kemandirianbangsa
Kegiatan yang dilaksanakan oleh PPIMTE adalah Pengkajian dan Penerapan Industri
Manufaktur, Telematika dan Elektronika. Secara rinci target kinerja selama tahun 2015-
2019 kegiatan ini adalah sebagai berikut:
Jumlah Rekomendasi 1
Kebijakan TKDN
Sektor Industri
Elektronika
24
TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET
Termanfaatkannya Terwujudnya Audit Teknolog Jumlah Rekomendasi 1
audit Audit Teknologi
teknologi, kliring Industri Manufaktur
teknologi, Pembangkit tenaga
alih teknologi dan listrik
layanan
teknologi di Bidang
kebijakan teknologi
untuk
peningkatan daya
saing
menuju kemandirian
bangsa
Terwujudnya audit terwujudnya kliring teknologi Jumlah Kliring Teknologi 1
teknologi, kliring Industri
teknologi, Manufaktur Pendukung
alih teknologi dan Sektor
layanan Transportasi
teknologi di Bidang
kebijakan teknologi
untuk
peningkatan daya
saing
menuju kemandirian
bangsa
25
e. pelaksanaan perencanaan, monitoring, dan evaluasi program dan
anggaran di Pusat Teknologi Kawasan Spesifik dan Sistem Inovasi..
Dalam mendukung tercapainya visi dan misi BPPT, khususnya Deputi Bidang PKT,
PTKSSI dan BIT serta BTIKK melaksanakan kegiatan untuk mencapai enam tujuan, yakni
:
1. Terwujudnya rekomendasi kebijakan di bidang bidang kebijakan teknologi
2. Terwujud dan Berfungsinya Kawasan TP/NSTP Bidang kebijakan teknologi untuk
mendukung peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa
3. Terwujud Kawasan TP/NSTP Bidang kebijakan teknologi untuk mendukung
peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa
4. Terwujudnya audit teknologi, kliring teknologi, alih teknologi dan layanan teknologi
di Bidang kebijakan teknologi untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian
Bangsa
5. Pelayanan inkubasi bisnis berbasis teknologi;
6. Penerapan dan pelayanan teknologi industri kreatif keramik.
Untuk tujuan kegiatan kesatu sampai dengan tujuan kegiatan keempat, merupakan
kegiatan yang langsung di bawah PTKSSI.Sedangkan untuk tujuan kegiatan kelima
dilaksanakan oleh Balai Inkubator Teknologi (BIT), serta Tujuan keenam dilaksanakan
oleh Balai Teknologi Industri Kreatif Keramik (BTIKK).
Kegiatan yang dilaksanakan oleh PTKSSI adalah Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Kawasan Spesifikdan Sistem Inovasi. Sedangkan Kegiatan BIT adalah Pelayanan inkubasi
bisnis berbasis teknologi dan Kegiatan BTIKK adalah Penerapan dan pelayanan teknologi
industri kreatif keramik.
Secara rinci target kinerja selama tahun 2015-2019 kegiatan PTKSSI tersebut adalah
sebagai berikut:
26
TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET
rekomendasi kebijakan sistem inovasi kebijakan sistem
kebijakan di bidang inovasi
bidang
kebijakan teknologi
Terwujud dan Dihasilkannya Techno Park Jumlah rekomendasi 8
Berfungsinya di Cimah pembangunan
Kawasan kawasan Techno Park
TP/NSTP Bidang Cimahi
kebijakan Jumlah tenant (UKM) 28
teknologi untuk yang dilayani oleh
mendukung Pusat Inovasi Teknopark
peningkatan Cimahi
daya saing menuju Dihasilkannya NSTP BPPT Jumlah Rekomendasi 7
kemandirian bangsa Pengembangan
Kawasan NSTP-BPPT
Jumlah Perusahaan 6
Pemula Berbasis
Teknologi yang
didampingi
Jumlah Fasilitas 3
Pendampingan bisnis
Inovatif
Terwujudnya Dihasilkannya Techno Park Jumlah rekomendasi 7
Kawasan di Kabupaten Pelalawan pembangunan
TP/NSTP Bidang kawasan Techno Park
kebijakan Pelalawan
teknologi untuk
mendukung Jumlah Perusahaan 3
peningkatan Pemula Berbasis
daya saing menuju Teknologi yang
kemandirian bangsa didampingi
Terwujudnya audit Dihasilkannya layanan Jumlah Layanan
teknologi, kliring teknologi Teknologi (BLU)
teknologi,
alih teknologi dan
layanan
teknologi di Bidang
kebijakan teknologi
untuk
peningkatan daya
saing
menuju kemandirian
bangsa
27
Pusat Sistem Audit Teknologi mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan
penerapan kebijakan sistem audit teknologi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud di atas, Pusat Sistem Audit Teknologi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan kebijakan sistem audit
teknologi;
b. pelaksanaan kegiatan pembinaan dan sertifikasi kompetensi auditor teknologi;
c. \penyiapan bahan rumusan kebijakan sistem audit teknologi; dan
d. pelaksanaan perencanaan, monitoring, dan evaluasi program dan anggaran di
Pusat Sistem Audit Teknologi.
Dalam mendukung tercapainya visi dan misi BPPT, khususnya Deputi Bidang PKT,
PSTAT melaksanakan kegiatan untuk mencapai dua tujuan, yakni:
Kegiatan yang dilaksanakan oleh PSAT adalah Pengkajian dan Penerapan Strategi
Teknologi dan Sistem Audit Teknologi. Secara rinci target kinerja selama tahun 2015-
2019 kegiatan ini adalah sebagai berikut:
28
TUJUAN KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET
Sistem
Pengukuran TKT (Modul
Diklat dan
Materi Uji, Skema
sertifikasi)
Jumlah Rekomendasi 25
Sertifikat Auditor
Teknolog
Terwujudnya Audit Teknologi Jumlah Audit Teknologi 1
dan Layanan Teknolog Jumlah Layanan
Teknologi (BLU)
Termanfaatkannya Terwujudnya Layanan Jumlah Layanan sertifikasi 1
audit Sertifiksi Auditor Teknolog auditor
teknologi, kliring Teknologi-LSP
teknologi,
alih teknologi dan
layanan
teknologi di Bidang
kebijakan teknologi
untuk
peningkatan daya
saing
menuju kemandirian
bangsa
29
PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI PROSES DAN ENERGI
30
PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI MANUFAKTUR, TELEMATIKAN DAN ELEKTRONIKA
31
PUSAT TEKNOLOGI KAWASAN SPESIFIK DAN SISTEM INOVASI
32
PUSAT SISTEM AUDIT TEKNOLOGI
33
BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI
34
BALAI TEKNOLOGI INDUSTRI KREATIF KERAMIK
35
BAB V
PENUTUP
Renstra Deputi Bidang PKT 2015-2019 merupakan acuan dalam menyusun program,
kegiatan, dan anggaran serta indikator kinerja dan targetnya di lingkungan Kedeputian
Bidang PKT yang telah disesuaikan dengan adanya kebijakan pemerintah dan hasil
review khususnya pada tingkatan indikator. Renstra ini selanjutnya akan menjadi bahan
untuk laporan akuntabilitas kedeputian kepada stakeholders dan customers dalam
perencanaan program, perencanaan sumberdaya, perencanaan kelembagaan, dan
pengendalian pelaksanaan program serta pengawasan agar lebih berhasil dan berdaya
guna dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi Kedeputian Bidang PKT.
Rencana strategis Kedeputian Bidang PKT merupakan cerminan dari program, kegiatan,
anggaran, indikator kinerja, dan target yang lebih operasional yang disusun dan
ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Kementerian/ Lembaga
(RKA-KL) dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
Pengukuran kinerja akan dilakukan dengan mengacu pada sistem dan prosedur
pengukuran kinerja yang telah ditetapkan oleh pimpinan BPPT dan berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku dari Pemerintah. Pelaksanaan pengukuruan kinerja
dilakukan secara berkala.
36
37