Anda di halaman 1dari 67

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Penyusunan perencanaan pembangunan di Kota Bandar Lampung didasarkan

pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional. Perencanaan pembangunan dalam Undang-Undang

tersebut diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan tindakan masa

depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber

daya yang tersedia. Definisi tersebut kemudian diikuti oleh Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Peningkatan daya saing antar daerah merupakan agenda yang sangat penting

dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, inovasi dalam

pembangunan yang berjalan secara komprehensif serta terjadinya kolaborasi

antar aktor pembangunan merupakan faktor kunci peningkatan daya saing.

Pengembangan sistem inovasi daerah (SIDa) merupakan salah satu strategi

utama dalam sistem inovasi nasional yang mewadahi proses interaksi antara

komponen penguatan sistem inovasi. Pada dasarnya, merupakan agenda

nasional sesuai dalam UU No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJN) 2005- 2025 dan UU No. 18 tahun 2002

tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi. Setiap daerah harus melakukan beberapa poin

penting tentang penguatan SIDa, yaitu kebijakan membuat tim koordinasi dan

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 1


2017
Roadmap SIDa, penataan SIDa baik kelembagaan maupun sumberdaya SIDa,

mengembangkan SIDa melalui potensi lokal, dan melakukan koordinasi dan

pelaporan hingga pemerintah pusat

Ada beberapa hal yang mendasari pentingnya Sistem Inovasi Daerah

dibentuk. Dalam dasawarsa terakhir ini terjadi pergeseran dari ekonomi yang

berbasis industri menuju ke ekonomi berbasis pengetahuan. Selain itu, daya

saing daerah ditentukan oleh kemampuan memanfaatkan modal SDM melalui

inovasi. Sistem inovasi dibutuhkan dikarenakan juga oleh karakteristik pasar

yang dinamis, kompetisi global, kecenderungan membentuk jejaring, posisi

tenaga kerja dengan upah tinggi, keterampilan luas dengan berbagai disiplin,

pembelajaran tanpa kenal waktu dan sepanjang hayat, dan pengelolaan SDM

kolaboratif serta rendahnya jiwa kewirausahaan masyarakat.

Kondisi ini mendesak dibentuknya suatu sistem untuk mengatasi

permasalahan di masyarakat yang semakin kompleks. Beberapa

permasalahan yang dihadapi oleh Kota Bandar Lampung antara lain SDM

berkualitas rendah; pertumbuhan ekonomi kurang bermutu yang didominasi

oleh sektor konsumsi, sektor keuangan, dan sektor riil yang tidak bisa

diperdagangkan. Selain itu, antara perusahaan besar dan usaha rakyat belum

terjalin kerjasama secara produktif dan sinergis. Satu hal lagi yang menjadi

masalah adalah kerusakan lingkungan dan marginalisasi masyarakat serta

biaya dan risiko tinggi. Animo masyarakat Kota Bandar Lampung bahwa PNS

masih menjadi prioritas utama dalam pencarian kerja. Padahalmajunya suatu

daerah bukan ditentukan oleh banyaknya aparatur negara (PNS) tetapi

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 2


2017
seberapa jauh sektor swasta berkembang. Kota Bandar Lampung harus

mampu mendorong tumbuhnya sektor swasta dengan jalan mempermudah

mekanisme penanaman investasi dan fasilitas umum yang mendukung

tumbuhnya sektor swasta.

Berdasarkan uraian di atas, maka pada Tahun Anggaran 2017 Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandar Lampung mengadakan

kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA)

I.2 DASAR HUKUM

a. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002, Tentang Sistem Nasional

Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi

b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional

c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

d. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah

e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 Tentang

Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kemendagri

dan Pemerintahan Daerah

f. Peraturan Bersama Menteri Riset dan Tehnologi dan Menteri Dalam

Negeri Nomor 03 dan 36 Tahun 2012 Tentang Penguatan Sistem Inovasi

Daerah (SIDa)

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 3


2017
g. Keputusan Presiden Nomor 70 Tahun 1980 Tentang Pembentukan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

h. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2007 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandar

Lampung Tahun 2005-2025

i. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 3 Tahun 2011 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah

1.3 Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Maksud dari kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah adalah

mempersatukan pembangunan daerah yang dilakukan secara sistemik dan

sistematis. Melalui pendekatan pembangunan SIDa ini, keseluruhan

pelaku, lembaga, jaringan, kemitraan, aksi, proses produksi dan

kebijakan yang mempengaruhi arah perkembangan, kecepatan dan difusi

inovasi serta proses pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai

pembangunan sebuah daerah.

b. Tujuan

Tujuan dari Sistem Inovasi Daerah adalah :

a. Mengumpulkan dan mengolah data guna perencanaan teknis penelitian

dan pengembangan dalam rangka perencanaan pembangunan daerah

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 4


2017
b. Mendayagunakan segenap potensi pembangunannya secara efisien

guna menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkualitas secara

berkelanjutan.

c. Mengembangkan daya saing ekonomi daerah melalui inovasi

d. Proteksi terhadap sektor-sektor ekonomi lokal yang daya saingnya masih

rendah dengan membentuk jejaring.

e. Menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk menarik investor. Salah

satunya dengan meninggalkan budaya birokrasi berlebihan dengan

meningkatkan profesionalisme kerja.

f. Mengembangkan kerangka dasar kebijakan inovasi daerah

g. Memperkuat daya dukung kelembagaan melalui ilmu pengetahuan dan

teknologi atau penelitian pengembangan serta mengembangkan

kemampuan absorsi industri UMKM

h. Membangun budaya inovasi di daerah

i. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan inovasi sistem

dan cluster industri di daerah

j. Penyelarasan dengan perkembangan global

I.4 Sasaran

Untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan di atas, ditetapkan sasaran-

sasaran yang merupakan dasar-dasar pijakan untuk melangkah. Sasaran-

sasaran tersebut adalah :

1. Identifikasi kondisi SIDa saat ini;

2. Identifikasi kondisi SIDa yang akan dicapai;

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 5


2017
3. Identifikasi kesenjangan antara kondisi SIDa saat ini dengan yang akan

dicapai;

4. Identifikasi tantangan untuk mengatasi kesenjangan tersebut;

5. Identifikasi potensi-potensi unggulan untuk mengatasi kesenjangan

tersebut;

6. Pembentukan strategi dan arah kebijakan penguatan SIDa;

7. Penyusunan program prioritas penguatan SIDa;

8. Penetapan rencana aksi penguatan SIDa.

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 6


2017
BAB IIPEMBAHASAN

II.1 Pengertian INOVASI

Lundvall (1992) mengartikan sistem inovasi sebagai unsur unsur dan

hubungan hubungan yang berinteraksi dalam produksi, difusi, dan

penggunaan pengetahuan yang baru dan berguna secara ekonomis,

dan seringkali berlokasi atau berakar dalam batas batas suatu negara;

Freeman (1987) menyebutkan sistem inovasi sebagai jejaring

kelembagaandalam sektor publik dan swasta dimana kegiatan-kegiatan dan

interaksi-interaksinya memulaimendatangkan, mengubah, dan mendifusi

-kan teknologi-teknologi baru;

Hall dkk. (2003) berpendapat bahwa Sistem inovasi

adalah kelompok organisasi dan individu yang terlibat dalam produksi,

difusi dan adaptasi, danpenggunaan pengetahuan signifikansi sosial ek

onomi, dan konteks kelembagaan yang mengatur cara dimana interaksi-

interaksi dan proses-proses ini terjadi;

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 7


2017
Halldkk. (2003) menyatakan lebih lanjut bahwa pendekatan sistem inovasi

memandang inovasi dalam cara yanglebih sistemik, interaktif, dan evol

usioner, dimana produk-produk dan proses-proses baru dibawa

ke dalam

penggunaan ekonomi dan sosial melalui kegiatan-kegiatan jejaring

organisasi yang dimediasi oleh berbagai kelembagaan dan kebijakan.

II.2 Pengertian Sistem Inovasi

Pertama, ada penekanan bahwa inovasi adalah proses pembelajaran.

Hal ini berarti bahwa perubahan teknologi tidak banyak

dipertimbangkan sebagai pengembangan material, tetapi lebih sebagai

suatu rekombinasi dari pengetahuan (yang seringkali sudah ada) atau

penciptaan kombinasi-kombinasi baru. Proses pembelajaran ini

bergantung pada keterlibatan banyak aktor yang mempertukarkan

pengetahuan aktor-aktor ini terdiri dari berbagai organisasi, meliputi

perusahaan, pemerintah dan lembaga penelitian.

Kedua, ada penekanan pada peranan lembaga. Lembaga dapat

dianggap sebagai ketentuan, regulasi, dan rutinitas yang membentuk ruang

kemungkinan bagi aktor aktor. Dengan ini, lembaga merupakan

penggerak maupun hambatan penting bagi inovasi (Suurs, 2009).

Ketiga, sistem inovasi menekankan hubungan antara aktor

dan lembaga atau adanya gagasan tentang suatu sistem. Perspektif

sistem menunjukkan adanya pendekatan holistik. Holistik dalam sistem

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 8


2017
inovasi berarti bahwa kinerja suatu sistem inovasi tidak dapat dianggap

sebagai fungsi linear dari unsur unsurnya. Sebaliknya, hal tersebut

merupakan hasil dari 6 banyak hubungan di antara unsur-unsurnya.

Keempat, sistem inovasi menekankan pentingnya interaksi yang

berkelanjutan di antara banyak proses dimana semua proses ini berjalan

paralel dan memperkuat satu sama lain melalui mekanisme umpan balik

positif. Jika umpan balik semacam ini diabaikan, apakah oleh pembuat

kebijakan ataupun oleh pengusaha, maka hal ini kemungkinan besar

menyebabkan kegagalan dalam proses inovasi di seluruh sistem (Suurs,

2009).

Dengan demikian, sistem inovasi sebenarnya mencakup basis :

1. Basis ilmu pengetahuan dan teknologi (termasuk di dalamnya

aktivitaspendidikan, aktivitas penelitian dan pengembangan,

dan rekayasa);

2. basis produksi (meliputi aktivitas-aktivitas nilai tambah bagi pemenuhan

kebutuhan bisnis dan non bisnis serta masyarakat umum); dan

3. Basis pemanfaatan dan difusinya dalam masyarakat; serta

4. Basis proses pembelajaran yang berkembang.

DENGAN DEMIKIAN, INOVASI DIARTIKAN SEBAGAI :

1. Inovasi: proses atau hasil kreativitas pembaruan/perbaikan yang

membawa (memberikan) kegunaan/kemanfaatan nyata (komersial/bisnis,

ekonomi, sosial, dan/atau budaya);

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 9


2017
2. Difusi: suatu proses di mana inovasi dikomunikasikan melalui suatu

saluran komunikasi tertentu dalam waktu tertentu di antara para anggota

suatu sistem sosial atau masyarakat (Rogers, 1995, 1997); Difusi

teknologi adalah kegiatan adopsi dan penerapan hasil inovasi secara

lebih ekstensif oleh penemunya dan/atau pihak-pihak lain dengan tujuan

untuk meningkatkan daya guna potensinya (UU No. 18 tahun 2002);

3. Pembelajaran: suatu proses belajar (pendidikan-pengajaran, pelatihan,

pengkajian, dan praktik serta evaluasi) yang membawa kepada

pengembangan diri dan perbaikan sikap, perilaku dan tindakan.

Berdasarkan penjelasan di atas Sistem Inovasi Daerah (SIDa) adalah

keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuhkembangkan

inovasi yang dilakukan antarinstitusi pemerintah, pemerintahan daerah,

lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi,

dunia usaha,dan masyarakat di daerah SIDa adalah keseluruhan

proses dalam satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi yang

dilakukan antar institusi pemerintah, pemda, lembaga kelitbangan,

lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, dan

masyarakat di daerah

II.3 BERBAGAI ELEMEN PENTING SISTEM INOVASI

Sistem Inovasi pada dasarnya merupakan suatu kesatuan dari sehimpunan

aktor, kelembagaan, hubungan, jaringan, interaksi dan proses produktif yang

mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya

(termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta proses pembelajaran.

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 10


2017
II.4 PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI INOVASI

DAERAH

Beberapa yang menjadikan prinsip dasar pengembangan strategi inovasi

daerah meliputi cara berpikir strategis dan konsisten dengan kerangka jangka

panjang, strategi Inovasi Daerah yang menjadi agenda prioritas daerah dan

merupakan bagian integral dari strategi pembangunan daerah, Stratregi inovasi

daerah merupakan kebijakan strategis peningkatan daya saing daerah,

Berfokus pada potensi terbaik setempat dan terbuka pada ide-ide kreatif yang

bermanfaat bagi kemajuan daerah, dan Menetapkan tujuan yang jelas dan

capaian yang rasional.

Cara pandang ini memberikan sandaran dan kerangka kerja bagi kita secara

sendiri maupun bersama tentang pentingnya pendekatan sistemik / holistik,

ketidaklinieran sifatnya, dan pentingnya interaksi, kemitraan dan sinergitas

berbagai elemen sistem serta pentingnya peran pemerintah untuk

menghasilkan koherensi berbagai kebijakan terkait yang biasa disebut dengan

kebijakan inovasi.

Produk unggulan suatu daerah memiliki ciri-ciri

1. Kandungan teknologi yang cukup menonjol baik industri kecil dan jasa

mempunyai jangkauan pemasaran yang luas baik lokal, nasional maupun

ekspor.

2. Mempunyai ciri khas daerah, inovatif dan melibatkan masyarakat banyak

3. Mempunyai kandungan bahan baku lokal yang banyak dan stabil atau

dapat di perbaharui.

4. Ramah lingkungan
Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 11
2017
5. Dapat mempromosikan budaya lokal

II.5 Pentingnya SIDa

1. Terjadi pergeseran dari ekonomi yang berbasis industri menuju ke

ekonomi berbasis pengetahuan;

2. daya saing daerah ditentukan oleh kemampuan memanfaatkan modal

SDM melalui inovasi;

3. karakteristik pasar yang dinamis, kompetisi global, kecenderungan

membentuk jejaring, posisi tenaga kerja dengan upah tinggi,

keterampilan luas dengan berbagai disiplin, pembelajaran tanpa kenal

waktu dan sepanjang hayat;

4. pengelolaan SDM kolaboratif;

5. rendahnya jiwa kewirausahaan masyarakat.

II.6 Ruang Lingkup Penguatan SIDa meliputi :

Ruang lingkup penguatan SIDa meliputi:

1. Kebijakan penguatan SIDa (kebijakan tingkat nasional, provinsi dan

Kabupaten/Kota);

2. Penataan unsur SIDa (Kelembagaan, Jaringan dan Sumber Daya)

3. Pengembangan SIDa kepada tema-tema tertentu, terutama untuk 22

Kegiatan Ekonomi Utama

II.7 Pendayagunaan Hasil Penelitian dan Pengembangan

Dalam rangka Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Penelitian dan

Pengembangan, telah ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 12


2017
tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan

Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Bersama

Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03

Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi

Daerah, maka perumusan kegiatan dalam RKPD Tahun 2015 supaya

memperhatikan antara lain hal-hal sebagai berikut :

1. Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) melalui penyusunan road map

SIDa dan panduan teknis operasional kegiatan penguatan SIDa;

2. eningkatan jumlah dan kompetensi peneliti pada Badan Litbang provinsi

dan kabupaten/kota melalui sosialisasi jabatan fungsional peneliti dan

pengikutsertaan calon peneliti pada pendidikan dan pelatihan sertifikasi

serta pemberian beasiswa bagi peneliti untuk melanjutkan pendidikan; dan

3. Penelitian pengkajian terhadap implementasi Standar Pelayanan Minimal

(SPM) di daerah.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam perumusan RKPD Tahun 2014,

Gubernur, Bupati/Walikota agar mengambil langkah-langkah sebagai berikut :

1. Memperkuat kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan

berbasis kelitbangan.

2. Mengarahkan kegiatan kelitbangan (penelitian, pengkajian,

pengembangan, perekayasaan dan pengoperasian) berdasarkan visi, misi,

strategi dan kebutuhan daerah.

3. Mengarahkan kegiatan kelitbangan sesuai arah dan kebutuhan perumusan

kebijakan pemerintahan daerah.

4. Mengarahkan penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 13


2017
5. Mengarahkan kegiatan kelitbangan untuk dilaksanakan dan

dikoordinasikan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP),

Bappeda, atau sebutan lain.

6. Meningkatkan kapasitas Badan Penelitian dan Pengembangan

diantaranya : penataan kelembagaan; peningkatan kualitas tenaga

fungsional peneliti dan perekayasa; penyusunan sistem dan prosedur yang

berstandar; dan pengembangan sarana dan prasarana yang memadai.

18 Langkah Pengembangan SIDa

1. Identifikasi Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat

2. Penentuan Prioritas Utama Pengembangan dan Sasaran

3. Sosialisasi Awal Program dan Dialog Partisipatif Masyarakat

4. Identifikasi Kebutuhan dan Masalah yang Ada

5. Analisa SWOT

6. Penyiapan dan Penunjukan “Champion” Program

7. Penyiapan Pendamping

8. Pembentukan Organisasi/Komite Tingkat Lokal

9. Penyiapan Forum Komunikasi antar Lembaga dan Organisasi

10. Kolaborasi, Keterlibatan, Networking Kelembagaan

11. Pelatihan, Workshop, Seminar, dan Pendampingan

12. Pemberian Insentif Modal/Bantuan

13. Pengembangan Pusat Informasi dan Basis Data

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 14


2017
14. Pemberian Bantuan Modal Pinjaman Lunak dan Pendampingan Insentif

15. Peningkatan Standar Mutu dan Sertifikasi

16. Pengembangan Industri: Turunan, Terkait dan Pendukung

17. Promosi dan Pameran Produk dan Potensi

18. Monitoring dan Evaluasi.

II.8 Kerangka kebijakan SIDa

1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis;

2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang serta

mengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri, termasuk UKM.

3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi

inovasi, praktik terbaik dan hasil litbang.

4. Mendorong budaya inovasi.

5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan sistem

inovasi dan klaster industri daerah;

6. Penyelarasan dengan perkembangan global merupakan dua agenda

inovasi lainnya yang harus dilakukan.

Panduang Penyusunan SIDa

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 15


2017
Roadmap Pengembangan Sistem Inovasi Daerah (Sida)

II.9 Berbagai Inovasi Yang Telah Dilakukan Pemerintah Kota Bandar

Lampung Dalam Meningkatkan Pembangunan di Kota Bandar

Lampung

1. Bidang Pendidikan

Bidang Pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan Kota

Bandar Lampung yang fokus pembangunannya diarahkan untuk: (1)

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 16


2017
Peningkatan akses pendidikan; dan (2) Peningkatan mutu dan relefansi

pendidikan.

(1) Peningkatan Akses Pendidikan

Upaya yang telah dilakukan pemerintah Kota Bandar Lampung dalam

rangka meningkatkan akses masyarakat untuk mendapatkan pendidikan

dilaksanakan secara simultan dan komprehensif melalui beberapa

program dan kegiatan yang diarahkan untuk memberikan peluang

kepada masyarakat Kota Bandar Lampung, khususnya bagi siswa dari

keluarga yang kurang mampu untuk memperoleh kesempatan sekolah.

Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan akses pendidikan

tersebut, berupa:

a. Penyediaan SPP bagi siswa kurang mampu, realisasinya adalah sebagai


berikut :
Tabel IV.1
Realisasi Penyediaan SPP Bagi Siswa Kurang Mampu
ANGGARAN YANG
TAHUN DISALURKAN PENERIMA
(Rp)
2011 2.503.160.000,00 4.314 siswa SMP dan SMA/SMK.
2012 11.961.160.600,00 11.535 siswa SMP dan SMA/SMK

2013 9.976.386.000,00 26.916 siswa SMP


11.885.193.000,00 8.264 siswa SMA
2014 11.007.200.000,00 26.161 siswa SMP
12.448.357.000,00 7.877 siswa SMA dan 5.241 siswa SMK
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

b. Penyediaan Dana Operasional SD, SMP dan SMA/SMK, realisasinya


adalah sebagai berikut :

Tabel IV.2
Realisasi Penyediaan Dana Operasional SD,
SMP dan SMA/SMK
TAHUN ANGGARAN YANG PENERIMA
DISALURKAN (Rp)

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 17


2017
1.893.980.000,00 11.159 siswa SMA
2011
782.266.500,00 5.183 siswa SMK
2.112.774.000,00 17 SMAN dan 10 SMA swasta
2012
870.031.460,00 6 SMK
657.829.000,00 21.679 siswa SD dan SMP
2013
2.194.269.000,00 17 SMAN dan 10 SMA swasta
957.103.000,00 6 SMK
2.194.269.000,00 17 SMAN sebanyak 12.768 siswa
2014
1.292.803.000,00 8 SMKN sebanyak 7.031 siswa
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

c. Penyediaan Perlengkapan Sekolah bagi siswa dari Keluarga Kurang

Mampu berupa seragam sekolah sebanyak 2 stel, tas sebanyak 1 buah,

sepatu dan kaos kaki sebanyak 1 pasang, dan perlengkapan alat tulis.

Realisasi per tahun sebagai berikut :

Tabel IV.3
Realisasi Penyediaan Perlengkapan Sekolah bagi Anak Keluarga
Kurang Mampu
TAHUN ANGGARAN YANG PENERIMA
DISALURKAN (Rp)
2011 9.693.496.750,00 19.919 siswa SD/MI dan SMP/MTs

2012 5.064.544.500,00 20.332 siswa SD dan 9.668 siswa SMP


2.000.000.000,00 3.919 siswa SMA/SMK
2013 17.637.694.000,00 34.970 siswa SD/MI dan SMP/MTs
2.515.000.000,00 5000 siswa SMA/SMK
10.000 siswa SD/MI dan 13.000 siswa
13.968.244.000,00
2014 SMP/MTs
6.184.470.000,00 10.280 siswa SM/MA/SMK

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

d. Program Bina Lingkungan, yaitu kebijakan Walikota Bandar Lampung

untuk membantu siswa/i dari keluarga belum mampu secara ekonomi

untuk masuk sekolah SMPN dan SMAN/SMKN tanpa tes. Kebijakan ini

merupakan terobosan Walikota Bandar Lampung dan pertama kali di

Indonesia. Program Bina Lingkungan tersebut diperuntukkan bagi:

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 18


2017
a) Calon siswa baru dari keluarga belum mampu secara ekonomi yang

berdomisili dekat dengan sekolah pilihan, dan resmi sebagai warga

Kota Bandar Lampung.

b) Anak kandung Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dengan ketentuan

dapat memilih sekolah tempat orang tuanya bertugas, atau sekolah

lain yang dekat dengan tempat tinggal orang tuanya.

Penetapan penerimaan calon siswa Bina Lingkungan dilakukan dengan cara

verifikasi biodata (Home visit) yang dilakukan oleh panitia sekolah. Waktu

pelaksanaan penerimaan peserta didik baru Bina Lingkungan ini

dilaksanakan sekitar 1 bulan sebelum penerimaan secara regular.

Pelaksanaan kebijakan Walikota mengenai Bina Lingkungan dimulai tahun

2011 dengan menyediakan kuota sebesar 30 persen dari seluruh siswa yang

diterima disekolah negeri. Selanjutnya pada tahun 2012 menyediakan kuota

sebesar 40 persen, pada tahun 2013 menyediakan kuota sebesar 40 persen,

dan tahun 2014 menyediakan kuota sampai dengan 50 persen dari seluruh

siswa yang diterima disekolah negeri. Jumlah total anak bina lingkungan

sampai tahun 2014 berjumlah 54.000 siswa/i (SMP,SMA,SMK).

e. Penyelenggaraan Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA) bagi

Masyarakat Kota Bandar Lampung yang putus sekolah. Realisasi tahun

2010-2014 adalah sebagai berikut:

Tabel IV.4
Realisasi Penyelenggaraan Paket B dan Paket C Bagi Masyarakat Kota
Bandar Lampung
PAKET B PAKET C
TAHUN
ANGGARAN OUTPUT ANGGARAN OUTPUT
(Rp) (Rp)
2010 346.789.200,00 305 orang 538.582.200,00 380 orang

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 19


2017
2011 200.000.000,00 11 kelompok 300.000.000,00 12 kelompok
belajar belajar
2012 239.679.200,00 11 kelompok 300.000.000,00 12 kelompok
belajar belajar
2013 240.000.000,00 8 kelompok belajar 295.000.000,00 6 kelompok belajar

2014 308.524.726,00 14 kelompok 695.200.000,00 13 kelompok


belajar belajar
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

(2) Peningkatan Mutu dan Relefansi Pendidikan

Upaya yang telah dilakukan pemerintah Kota Bandar Lampung dalam

rangka peningkatan mutu dan relefansi pendidikan dilaksanakan antara lain

melalui peningkatan sarana/prasarana pendidikan, peningkatan mutu

tenaga kependidikan dan pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk

memenuhi standar kualifikasi.

a. Peningkatan sarana prasarana pendidikan SD, SMP dan SMA/SMK

direalisasikan melalui Pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah,

perpustakaan, dan RKB, pengadaan alat-alat SD berupa pengayaan,

referensi, panduan pendidik, sarana teknologi informasi, komunikasi,

multimedia pembelajaran interaktf, alat peraga

matematika/IPA/IPS/Bahasa Indonesia/ Penjas/Olahraga/Seni

Budaya/keterampilan dan penyediaan meubelair sekolah.

b. Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan dengan pemberian Insentif

Guru Honor Murni, dengan realisasi sebagai berikut:

Tabel IV.6
Realisasi pemberian Insentif Guru Honor Murni
Kota Bandar Lampung
TAHUN ANGGARAN (Rp) PENERIMA
2011 3.611.661.700,00 6000 orang guru honor @Rp100.000,00 setiap bulan
selama 6 bulan
2012 3.631.941.700,00 6000 orang guru honor @Rp100.000,00 setiap bulan

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 20


2017
TAHUN ANGGARAN (Rp) PENERIMA
selama 6 bulan

2013 5.421.335.500,00 1.144 orang guru honor TK/RA, 2.087 orang guru
honor SD, 1.283 orang guru honor SMP, 872 orang
guru honor SMA dan 614 orang guru honor SMK
@Rp100.000,00 setiap bulan selama 9 bulan
2014 9.638.135.500,00 8.014 orang guru honor @Rp150.000,00 setiap bulan
selama 12 bulan
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

c. Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi,

yaitu dengan pemberian bantuan/bea siswa untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S1 dan S2). Realisasi selama

kurun waktu Tahun 2010-2014 sebagai berikut:

Tabel IV.7
Realisasi Pemberian Bantuan/Bea Siswa Bagi Pendidik
Kota Bandar Lampung
TAHUN ANGGARAN (Rp) PENERIMA
S1 sebanyak 497 orang, S2 sebanyak 10 orang, S3
2010 1.209.362.300,00
sebanyak 1 orang
2011 559.100.000,00 S1 sebanyak 197 orang dan S2 sebanyak 10 orang.
2012 572.118.700,00 S1 sebanyak 228 orang, dan S2 sebanyak 10 orang.
2013 3.000.000.000,00 S1 sebanyak 310 orang dan S2 sebanyak 120 orang.
2014 952.083.100,00 S1 sebanyak 110 orang dan S2 sebanyak 27 orang.

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

d. Dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu profesi guru, baik guru

PNS maupun non PNS, maka diberikan tunjangan profesi atau sertifikasi

guru bagi pendidik di Kota Bandar Lampung. Peningkatan jumlah

sertifikasi guru dari tahun ke tahun terus meningkat dari tahun 2010,

sampai dengan tahun 2014 penerima tunjangan profesi/sertifikasi guru

bagi pendidik di kota bandar Lampung berjumlah 8.405 orang baik untuk

guru PNS maupun guru non PNS.

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 21


2017
e. Dalam rangka membangun pendidikan berkarakter di Kota Bandar

Lampung, Walikota Bandar Lampung menginstruksikan kepada setiap

sekolah di semua jenjang pendidikan di Kota Bandar Lampung untuk

mewajibkan siswa/i nya membaca 3 ayat pendek sebelum proses belajar

mengajar dan membaca surat Yasin disetiap hari Jum’at sebelum

pelajaran dimulai. Dalam peningkatan pendidikan berkarakter ini

Pemerintah Kota Bandar Lampung juga menyediakan materi sisipan

bahan ajar penanaman nilai–nilai Pancasila dan Budi pekerti ke dalam

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini di mulai sejak

tahun 2011 dan sejak tahun 2013 menjadi materi sisipan dalam pelajaran

budi pekerti.

f. Dalam rangka memenuhi standar sekolah bertaraf internasional,

Pemerintah Kota Bandar Lampung melakukan relokasi SMPN 2 pada

tahun 2009 dari Jalan Jendral Sudirman No.108 Kelurahan Rawalaut

Kecamatan Tanjung Karang Timur yang luas wilayahnya 3.256 meter

persegi, pindah ke Jalan Pramuka Kelurahan Rajabasa Kecamatan

Rajabasa dengan luas 15.050 meter persegi. Dan sejak tahun 2010

hingga tahun 2014 penambahan ruang dan gedung di SMPN 2 Bandar

Lampung yaitu gedung C ruang belajar 9 Lokal, gedung E ruang belajar 6

lokal, gedung F aula (GSG), pagar, sumur bor dan ground tank, kamar

mandi dan WC siswa 6 pintu, dan masjid ukuran 20m x 25 m dalam

perencanaan.

g. Dalam rangka pengembangan jurusan/program studi di SMKN 1 Bandar

Lampung maka Walikota Bandar Lampung mengganggas pertukaran

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 22


2017
lokasi sekolah antara SMKN 1 Bandar Lampung dan SMP Negeri 12

Bandar Lampung. SMKN 1 yang semula beralamat di Jalan Profesor

Muhammad Yamin No.39 RawaLaut Tanjung Karang Timur pindah lokasi

menempati SMP Negeri 12 yang beralamat di Jalan Pulau Morotai No. 33

Jagabaya III Way halim yang luasnya 17.745 meter persegi, dengan

Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor 560/IV.40/Hk/2012

tanggal 25 Juni 2012. Dengan demikian SMKN 1 Bandar Lampung dapat

melaksanakan penambahan program studi baru yaitu Program

Administrasi Perkantoran, Akuntasi, Teknik Komputer dan Jaringan serta

Teknik Multimedia.

Capaian kinerja dalam upaya peningkatan mutu dan relefansi pendidikan

dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan terhadap sasaran dan

kebijakan yaitu :

a. Menurunnya Angka Buta Aksara (usia 15-45 tahun) Menjadi <

(kurang dari) 0,5 Persen

Buta aksara adalah sebutan yang digunakan untuk menjelaskan

kemampuan membaca dan menulis yang belum cukup untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Angka buta aksara Kota

Bandar Lampung usia 15-45 tahun sudah mencapai hampir 0

persen. Angka tersebut mengindikasikan bahwa sudah tidak ada

masyarakat Kota Bandar Lampung yang buta aksara. Hal tersebut

juga didukung dengan kondisi Angka Melek Huruf di Kota Bandar

Lampung. Angka Melek Huruf adalah angka yang menunjukkan

tingkat kemampuan baca tulis penduduk yang berusia 15 tahun ke

atas. Sepanjang Tahun 2010–2014 Angka Melek Huruf Kota Bandar


Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 23
2017
Lampung terus mengalami peningkatan. Pada Tahun 2012 Angka

Melek Huruf Kota Bandar Lampung sebesar 98,50 persen,

meningkat pada tahun 2013 sebesar 98,78 persen dan kembali

mengalami peningkatan sebesar 99,56 persen pada Tahun 2014.

Hal ini menjelaskan bahwa sampai dengan tahun 2014 penduduk

Kota Bandar Lampung usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca

dan menulis adalah sebanyak 99,56 persen.

b. Jumlah Sekolah Yang Rusak (ringan, sedang dan berat)

Berkurang

Rehabilitasi dan pembangunan gedung sekolah pada setiap jenjang

pendidikan SD, SMP, dan SMA/SMK yang dilaksanakan pada kurun

Tahun 2010-2014 adalah dalam rangka memenuhi capaian target

terhadap berkurangnya jumlah sekolah yang rusak (ringan, sedang

dan berat) di Kota Bandar Lampung. Realisasi per tahun dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel IV.8
Rehabilitasi dan Pembangunan Gedung Sekolah
Pada Setiap Jenjang Pendidikan
TAHUN, TOTAL REHAB PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN
JENJANG SEKOLAH GEDUNG GEDUNG PERPUSTAKAAN
2010
SD 203 112 - -
SMP 34 63 6 -
SMA/SMK 18/6 - - -
2011
SD 206 136 - 9
SMP 34 20 - -
SMA/SMK 17/7 - - -
2012
SD 206 147 - -
SMP 34 87 - -

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 24


2017
SMA/SMK 17/7 - - -
2013
SD 199 84 - 12
SMP 34 107 12 1
SMA/SMK 17/7 105 15 -
2014
SD 199 180 - 4
SMP 34 104 4 -
SMA/SMK 17/8 - - -

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

c. Meningkatnya Kualifikasi Guru S-1

Meningkatkan mutu tenaga kependidikan untuk memenuhi standar

kualifikasi yang dilakukan Pemerintah Kota Bandar Lampung adalah

dalam rangka meningkatnya kualifikasi guru S-1 di Kota Bandar

Lampung. Target yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kota Bandar

Lampung yaitu meningkatkan kualifikasi guru S1 SD sebesar 90 persen,

SMP sebesar 98 persen dan SMA/SMK sebesar 100 persen. Sampai

dengan tahun 2014, capaian hampir mendekati target yang ditetapkan

yaitu dari total jumlah guru SD sebanyak 4.955 orang, yang telah

memenuhi standar kualifikasi S1 adalah sebanyak 3.546 orang atau

71,56 persen. Untuk guru SMP, dari total jumlah guru sebanyak 2.845

orang, yang telah memenuhi standart kualifikasi S1 adalah sebanyak

2.475 orang atau 86,99 persen. Untuk guru SMA, dari total jumlah guru

sebanyak 1.813 orang yang telah memenuhi standar kualifikasi S1

sebanyak 1. 749 orang atau 96,47 persen. Untuk guru SMK, dari total

jumlah guru SMK sebanyak 1.246 orang yang telah memenuhi standart

kualifikasi S1 sebanyak 1.131 orang atau 90,77 persen.

d. Meningkatnya Jumlah Sekolah SSN dan RSBI di Semua Tingkatan

(SD, SMP, dan SMA/SMK)

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 25


2017
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasasional (RSBI) di Kota Bandar

Lampung diselenggarakan sampai dengan tahun 2012, meliputi

beberapa sekolah, yaitu untuk tingkat SMP adalah SMPN 1 Bandar

Lampung dan SMPN 2 Bandar Lampung, untuk tingkat SMA adalah

SMAN 9 Bandar Lampung dan SMAN 2 Bandar Lampung, sedangkan

untuk tingkat SMK adalah SMKN 2 Bandar Lampung dan SMKN 4

Bandar Lampung. Namun karena adanya gugatan dari masyarakat dan

menurut hasil Keputusan Mahkamah Konstitusi berdasarkan pasal 50

ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan

Nasional bahwa RSBI adalah Inkonstitusional sehingga harus

dibubarkan, maka Pemerintah Kota Bandar Lampung tidak lagi

melaksanakan program tersebut.

e. Seluruh Sekolah Pada Semua Jenjang Pendidikan Memiliki

Perpustakaan/Ruang Baca (dari 40 persen Tahun 2010)

Dalam upaya penyediaan ruang baca atau perpustakaan, maka

Pemerintah Kota Bandar Lampung setiap tahun secara simultan

membangun perpustakaan pada setiap jenjang pendidikan. Secara

umum, sampai dengan Tahun 2014 seluruh sekolah di setiap jenjang

pendidikan telah memiliki perpustakaan.

f. Seluruh Sekolah Pada Semua Jenjang Pendidikan Memiliki

Prasarana Pendukung (UKS, Laboratorium, Ruang Praktek,

Lapangan Olahraga dsb)

Secara umum pada Tahun 2014 seluruh sekolah pada semua jenjang

pendidikan SD, SMP, SMA/SMK Negeri di Kota Bandar Lampung

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 26


2017
sudah memiliki prasarana pendukung UKS, Laboratorium, Ruang

Praktek, dan Lapangan Olahraga.

2. Bidang Kesehatan

Bidang kesehatan merupakan salah satu prioritas pembangunan Kota

Bandar Lampung , dimana fokusnya diarahkan untuk: (1) Peningkatan

Pelayanan Dasar dan Pelayanan Rujukan; (2) Penyediaan Jaminan

Kesehatan Masyarakat Semesta (3); Surveylance Epidemiologi dan

penanggulangan KLB; serta (4) Peningkatan Promosi Kesehatan dan

Pengembangan Kesehatan Masyarakat.

(1) Peningkatan Pelayanan Dasar dan Pelayanan Rujukan


Upaya yang telah dilakukan pemerintah Kota Bandar Lampung untuk

meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

dilaksanakan secara simultan, komprehensif dan bekelanjutan melalui

pelaksanaan program-program dan kegiatan strategis yang diarahkan pada

peningkatan sarana, prasarana dan perbekalan unit pelayanan kesehatan,

serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, baik terhadap

bayi, balita, ibu hamil dan pasca melahirkan, maupun lansia. Pelayanan

kesehatan dasar maupun rujukan ditangani oleh tenaga kesehatan di setiap

unit pelayanan kesehatan baik di Posyandu, Poskeskel, Puskesmas/ Pustu

maupun Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandar Lampung.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dan

untuk meningkatkan kinerja pelayanan sesuai dengan SPM yang sinergis

dengan pengelolaan anggaran yang didasarkan pada efesiensi dan

produktifitas, melalui penataan sistem dan peningkatan jangkauan


Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 27
2017
pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan yang berkeadilan, Walikota

Bandar Lampung mengeluarkan kebijakan untuk membentuk BLUD

Puskesmas dan BLUD Rumah Sakit Umum Daerah A. Dadi Tjokrodipo.

Sejak tahun 2012 Pemerintah Kota Bandar Lampung telah menjadikan

Puskesmas sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) mengingat

Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan diwilayah

kerjanya. Kebijakan tersebut dituangkan dalam Keputusan Walikota Bandar

Lampung Nomor: 586/IV/HK/2012 tanggal 16 Juli 2012 tentang

Pemberlakuan Pola Pengelolaan Keuangan Unit Pelaksana Teknis

Puskesmas Pada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung sebagai Badan

Layanan Umum Daerah, dan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor:

81 Tahun 2012 Tanggal 30 Oktober 2012 tentang Tata Kelola Pola

Pengelolaan Keuangan (PPK BLUD) Unit Pelaksana Teknis Puskesmas

Pada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Penerapan Puskesmas

menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) ini tidak lain adalah untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan oleh Puskesmas terhadap

masyarakat. Pada awal penerapan BLUD ini di tahun 2012 hanya 4

Puskesmas saja, tetapi terus berkembang, hingga tahun 2015 seluruh

Puskesmas (30 Puskesmas) di Kota Bandar Lampung sudah berstatus

BLUD, Hal ini adalah prestasi yang membanggakan bagi Pemerintah Kota

Bandar Lampung.

Sejak Bulan Mei tahun 2010, Kota Bandar Lampung telah memiliki Rumah

Sakit Daerah dengan klasifikasi C yang diberi nama RSUD dr.A.Dadi

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 28


2017
Tjokrodipo. Pada awal berdirinya di tahun 2010 tersebut rumah sakit ini

hanya memiliki 35 tempat tidur dan terus berkembang dan saat ini sudah

memiliki 97 tempat tidur. Rumah Sakit ini adalah sebagai fasilitas rujukan

bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan tingkat lanjut,

yang tidak dapat ditangani oleh Puskesmas. Keberadaan Rumah sakit ini

sangat membantu masyarakt Kota Bandar Lampung yang memerlukan

pelayanan kesehatan tingkat lanjut. Dalam rangka tata kelola keuangan,

pada tahun 2012 Rumah Sakit Daerah dr.A.Dadi Tjokrodipo Kota Bandar

Lampung telah merubah statusnya menjadi Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD) sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor: 69.1/IV.41/HK/2012

tentang Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Daerah (PPK-BLUD) RSUD dr.A.Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung

Sebagai wujud nyata dari peningkatan sarana prasarana dan perbekalan unit

pelayanan kesehatan Kota Bandar Lampung, pada tahun 2011-2014

Pemerintah Kota Bandar Lampung telah melaksanakan pembangunan

Puskesmas Rawat Inap, Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu

dengan anggaran tahun 2011 sebesar Rp8.000.000.000,00, dan pada tahun

2012 meningkat menjadi Rp24.200.000.000,00 untuk pembangunan 2 unit

Puskesmas Rawat Inap, serta 30 unit Puskesmas Pembantu. Pada tahun ini

juga Pemerintah Kota Bandar Lampung melakukan pembangunan gedung

rawat inap kelas 3 RSUD A.Dadi Tjokrodipo sebanyak 2 lantai dengan

anggaran sebesar Rp4.373.000.000,00. Pada tahun 2013 dianggarkan

kembali untuk pembangunan 5 unit Puskesmas Rawat Inap dengan

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 29


2017
anggaran sebesar Rp8.500.000.000,00, dan pada tahun 2014 dianggarkan

sebesar Rp3.412.194.000,00 untuk pembangunan 3 Puskesmas Pembantu.

Dalam kurun waktu 2010-2015 peningkatan status puskesmas terus

mengalami kemajuan, hal tersebut dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandar

Lampung dengan maksud agar kualitas pelayanan kesehatan dan derajat

kesehatan masyarakat semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan program

prioritas Walikota Bandar Lampung di Bidang Kesehatan. Perkembangan

peningkatan status Puskesmas di Kota Bandar Lampung selama kurun waktu

tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.9
Perkembangan Jumlah Pustu dan Puskesmas
Di Wilayah Kota Bandar Lampung Tahun 2010-2015
PUSKESMAS
NO. TAHUN PUSTU
RAWAT INAP RAWAT JALAN
1. 2010 52 8 19
2. 2011 51 8 20
3. 2012 52 10 18
4. 2013 50 12 18
5. 2014 50 12 18
6. 2015 50 12 18
Sumber. Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung tahun 2015

Selain peningkatan status Puskesmas dan Pustu, untuk memberikan pelayanan

kesehatan dasar di tingkat kelurahan, sejak tahun 2011 Pemerintah Kota

Bandar Lampung membentuk Poskeskel di seluruh kelurahan di Kota Bandar

Lampung yang dibuka setiap hari Senin-Sabtu sesuai jam kerja untuk melayani

pelayanan kesehatan dasar, serta kegiatan preventif dan promotif. Pos

Kesehatan Kelurahan melaksanakan kegiatan surveylance berbsis masyarakat

(meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan

perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, penyehatan

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 30


2017
lingkungan, serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pada setiap

Poskeskel disediakan 1 orang bidan dan 2 orang perawat serta dibantu oleh 5

(lima) orang kader Poskeskel yang dilengkapi obat dan peralatan kesehatan.

Gedung Poskeskel di Kota Bandar Lampung saat ini berjumlah 126 unit yang

terdiri dari 50 gedung milik sendiri dan 76 gedung masih menyewa. Poskeskel

dengan gedung sendiri berjumlah 50 Poskeskel, dimana 48 gedung dibangun

melalui dana PNPM dan 2 gedung dibangun melalui dukungan pihak swasta,

yaitu Poskeskel Serengsem yang berasal dari bantuan PT. Bukit Asam dan

Poskeskel Pulau Pasaran berasal dari bantuan Bank Indonesia.

Capaian kinerja dalam upaya peningkatan akses dan mutu pelayanan

kesehatan dasar dan rujukan dari pelaksanaan program dan kegiatan strategis

terhadap sasaran yang ditetapkan yaitu :

a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil : 95 Persen

Cakupan kunjungan ibu hamil yang dimaksud adalah jumlah ibu hamil yang

datang dan terlayani oleh tenaga kesehatan baik di Posyandu, Poskeskel,

Puskesmas/Pustu maupun Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandar

Lampung, untuk memeriksakan perkembangan kesehatan kehamilannya

secara rutin dan mendapatkan pelayanan antenatal mulai hamil yang

pertama kali dan kehamilan pada triwulan 1, 2 dan 3. Capaian sasaran

sampai dengan tahun 2014 sudah melampaui target yang ditetapkan dalam

RPJMD yaitu mencapai 99,26 persen.

b. Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani : 80 Persen

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 31


2017
Sasaran ini dimaksudkan agar terlayaninya ibu hamil yang menderita

komplikasi kebidanan, yaitu ibu hamil yang beresiko tinggi seperti air

ketuban pecah dini, perdarahan baik sebelum, sewaktu atau setelah

melahirkan, hipertensi, kelainan letak posisi janin, ancaman persalinan

prematur, dan terkena infeksi berat (DBD, Thypus) oleh tenaga kesehatan

baik di Posyandu, Poskeskel, Puskesmas/Pustu maupun Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Bandar Lampung. Capaian sasaran sampai dengan

tahun 2014 sudah melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu

mencapai 86,95 persen.

c. Cakupan Persalinan Nakes : 90 Persen

Persalinan Nakes yaitu ibu hamil yang persalinannya mendapat pertolongan

dari bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompentensi kebidanan di

Kota Bandar Lampung. Capaian sasaran sampai dengan tahun 2014 sudah

melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu mencapai 92,36

persen.

d. Cakupan Pelayanan Nifas : 90 Persen

Pelayanan nifas yaitu kunjungan ibu nifas ke pelayanan kesehatan

(disingkat KF) adalah kunjungan dalam periode 42 hari pasca persalinan.

Kunjungan ibu nifas sesuai standar adalah sedikitnya 3 kali pada periode 42

hari pasca persalinan. Capaian sasaran sampai dengan tahun 2014 sudah

melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu mencapai 95,97

persen. Hal ini berarti seluruh ibu hamil sampai melahirkan dan selesai

masa nifas sudah memiliki kesadaran yang tinggi untuk

mengunjungi/memeriksakan dirinya pada tenaga kesehatan.

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 32


2017
e. Cakupan Neonatus Komplikasi Ditangani : 80 persen

Bayi yang berumur 0-28 hari atau Neonatus merupakan golongan umur

yang memiliki risiko tinggi terhadap tingkat kesakitan dan kematian.

Capaian sasaran sampai dengan tahun 2014 sudah melampaui target yang

ditetapkan dalam RPJMD yaitu mencapai 85,54 persen. Hal ini berarti bayi

Neonatus sudah terlayani dengan baik oleh tenaga kesehatan di Kota

Bandar Lampung.

f.Cakupan Kunjungan Bayi : 90 Persen

Maksud dari sasaran ini yaitu cakupan bayi Post Neoatal yang

memeperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh dokter, bidan dan

perawat yang memiliki kompetesi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali disatu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Capaian sasaran sampai dengan

tahun 2014 sudah melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu

mencapai 94,05 persen.

g. Cakupan Kelompok UCI : 100 Persen

Kelompok Universal Child Imunitation (UCI) yaitu kelurahan dimana 80

persen dari jumlah bayi yang ada sudah mendapat imunisasi dasar lengkap

dalam kurun waktu 1 tahun. Capaian sasaran sampai dengan tahun 2014

sudah sesuai dengan target yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu mencapai

100 persen.

h. Cakupan Anak Balita : 100 Persen

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 33


2017
Sasaran ini diarahkan pada pelayanan yang diberikan kepada anak balita

(12 – 59 bulan) untuk memantau pertumbuhan dan perkembangannya baik

di Posyandu, Poskeskel, Puskesmas/Pustu maupun Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Bandar Lampung. Capaian sasaran sampai dengan tahun

2014 sudah sesuai dengan target yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu

mencapai 100 persen.

i. Cakupan MP ASI : 90 Persen

MP ASI yaitu makanan pendamping ASI yang diberikan kepada balita yang

sudah mendapat makanan tambahan selain Asi. Capaian sasaran sampai

dengan tahun 2014 sudah melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD

yaitu mencapai 100 persen.

j. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan : 100 Persen

Perawatan terhadap balita atau anak usia di bawah 5 tahun (0 – 4

Tahun 11 bulan) yang mengalami gizi buruk ditangani di sarana pelayanan

kesehatan sesuai tata laksana gizi buruk di satu wilayah kerja. Capaian

sasaran sampai dengan tahun 2014 sudah sesuai dengan target yang

ditetapkan dalam RPJMD yaitu mencapai 100 persen. Hal ini

mengindikasikan bahwa balita gizi buruk yang ada di kota Bandar Lampung

sudah tertangani dengan baik. Sedangkan dalam upaya pencegahan dan

penanganan gizi buruk, Pemerintah Kota Bandar Lampung memberikan

bantuan berupa makanan tambahan disetiap posyandu yang ada di Wilayah

Kota Bandar Lampung

k. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD : 100 persen

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 34


2017
Maksud dari sasaran ini yaitu penjaringan kesehatan fisik terutama bagi

anak yang baru masuk SD untuk pencegahan penyakit secara preventif

dengan memberikan imunisasi DT dan TT. Capaian sasaran sampai

dengan tahun 2014 sudah sesuai dengan target yang ditetapkan dalam

RPJMD yaitu mencapai 100 persen.

l. Cakupan KB Aktif : 100 persen

Sampai dengan tahun 2014 cakupan KB aktif di Kota Bandar Lampung

mencapai angka 75,02 persen. Dengan demikian cakupan KB aktif Kota

Bandar Lampung tersebut sudah melampaui target nasional yaitu sebesar

70 persen. Meskipun angka tersebut belum mencapai target yang

ditetapkan dalam RPJMD yaitu 100 persen. Hal ini dikarenakan adanya

peserta KB aktif yang drop out atau keluar dari kepesertaannya, atau ada

kemungkinan para akseptor KB melakukan pelayanan KB di pelayanan

kesehatan swasta. Sementara itu belum semua akseptor KB yang ada

teradministrasi dalam proses pelaporan yang diselenggarakan oleh

Puskesmas/Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, karena pendataan

pelayanan KB aktif bagi ibu pasca melahirkan/saat nifas yang dilakukan

oleh Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung lebih difokuskan pada

pelayanan yang dilaksanakan pada pelayanan kesehatan dasar di

Puskesmas, Pustu, Poskeskel atau pelayanan tenaga kesehatan door to

door saja.

m.Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit:

- AFP Rate per 100.000 penduduk < 15 Tahun : < 5 persen

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 35


2017
Penemuan Acute Flaccid Paralysis (AFP) atau Lumpuh Layuh Mendadak

(LLM) merupakan penyakit yang sifatnya perlu mendapat pengamatan

sensitifitas dari penemuan kasus folio yang ada. Capaian sasaran sampai

dengan Tahun 2014 penemuan target 6 kasus dengan capaian 4 kasus

atau capaian presentase 66 persen. Dari capaian 4 kasus yang ditemukan

tersebut seluruhnya dapat tertangani 100 persen.

- Penemuan Penderita Pnemonia Balita: 100 persen

Pnemonia balita adalah salah satu pemicu besarnya angka kematian pada

balita di negara berkembang, hal ini disebabkan karena usia balita (0-59

bulan) adalah usia yang paling beresiko terserang penyakit yang

dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhinya. Capaian sasaran

sampai dengan tahun 2014 sudah sesuai dengan target yang ditetapkan

dalam RPJMD yaitu 100 persen kasus pnemonia balita dapat tertangani

dari kasus-kasus yang ditemukan.

- Penemuan Pasien Baru TB.BTA Positif : 85 persen

TB.BTA positif dan dapat tertangani adalah pada tahun 2013 berjumlah

1.028 orang, dan Tahun 2014 menjadi 462 orang, berarti terdapat

penurunan dari angka kesakitan TB.BTA positif sebanyak 44,9 persen.

Capaian sasaran sampai dengan tahun 2014 yaitu 100 persen penemuan

pasien baru TB.BTA Positif yang tertangani.

- Penderita TBC yang ditangani : 100 persen

TBC atau TB Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis, penyakit ini dapat menyebar

melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Capaian sasaran

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 36


2017
sampai dengan tahun 2014 adalah sesuai dengan yang ditetapkan dalam

RPJMD yaitu 100 persen, dimana hingga tahun 2014 ada 1.034 kasus TB

Paru yang ditemukan dan dapat ditangani 100 persen.

- Penemuan Penderita Diare 100 persen

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan,

terdapat dua faktor yang dominan menyebabkan terjadinya penyakit diare

yaitu keberadan sarana air bersih dan keberadaan sarana pembuangan

tinja. Kedua faktor tersebut yang saling berinteraksi bersama dengan prilaku

manusia atau prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Apabila faktor

lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumlasi

dengan PHBS yang tidak sehat pula yaitu melalui makanan dan minuman

maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare. Adapun jumlah kasus

diare di kota Bandar Lampung yang ditemukan adalah pada tahun 2010

berjumlah 26.445 kasus, pada tahun 2011 berjumlah 22.498 kasus, pada

tahun 2012 berjumlah 13.644 kasus, pada tahun 2013 berjumlah 14.555

kasus dan pada tahun 2014 berjumlah 17.905 kasus. Dari seluruh kasus

diare yang ditemukan tersebut, seluruhnya dapat ditangani 100 persen.

(2) Penyediaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Semesta

Dalam upaya Penyediaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Semesta,

Pemerintah Kota Bandar Lampung telah memberikan bantuan jaminan

kesehatan bagi masyarakat belum mampu berupa pelayanan Berobat

Gratis di Poskeskel, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, PuskesmasRawat

Inap dan Rumah Sakit Pemerintah maupun swasta (12 Rumah Sakit di Kota

Bandar Lampung) selama 5 (lima) hari perawatan (untuk kasus tertentu

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 37


2017
biasa lebih dari 5 hari dan sampai dengan rujukan ke rumah sakit Tipe B,

yaitu Rumah Umum Dr. H. Abdul Moeloek) di kelas 3, untuk segala

penyakit dengan standar obat essensial dan obat pelayanan dasar.

Penyediaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Kota Bandar Lampung pada

tahun 2011 dianggarkan sebesar Rp15.000.000.000,00; tahun 2012

sebesar Rp28.000.000.000,00; tahun 2013 sebesar Rp34.000.000.000,00;

dan tahun 2014 meningkat menjadi sebesar Rp40.000.000.000,00.

Sampai dengan tahun 2015 ini di Kota Bandar Lampung terdapat 126

Poskeskel, 50 Puskesmas Pembantu, 30 Puskesmas yang terdiri dari 12

Puskesmas Rawat Inap dan 18 Puskesmas Rawat Jalan, serta 1 Rumah

Sakit yang menangani pelayanan kesehatan rujukan dapat memfasilitasi

masyarakat Bandar Lampung untuk mendapat pelayanan kesehatan rawat

inap dan rawat jalan terutama bagi masyarakat belum mampu. Sampai

dengan akhir tahun 2014 seluruh Rumah Sakit Daerah dan Rumah Sakit

Swasta yang ada di Kota Bandar Lampung telah melakukan kerjasama

dengan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam rangka meningkatkan

pelayanan kesehatan rujukan terutama rawat inap dan rawat jalan, lebih

lanjut bagi pasien yang tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan

tingkat dasar.

Capaian kinerja dalam upaya Penyediaan Jaminan Kesehatan Masyarakat

Semesta dari pelaksanaan program dan kegiatan strategis terhadap

sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD Kota Bandar Lampung Tahun

2010-2015 yaitu :

a. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin: 100 persen

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 38


2017
Pelayanan kesehatan dasar di Kota Bandar Lampung diberikan pada 126

Poskeskel, 50 Puskesmas Pembantu, 30 Puskesmas (12 diantaranya

Puskesmas Rawat Inap). Capaian sasaran sampai dengan Tahun 2014

sudah sesuai dengan target yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu mencapai

100 persen.

a. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat Miskin: 100

persen

Pelayanan kesehatan rujukan masyarakat Kota Bandar Lampung diberikan

pada Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta yang sudah melakukan

kerjasama dengan Pemerintah Kota Bandar Lampung yaitu sebanyak 11

Rumah Sakit. Capaian sasaran sampai dengan Tahun 2014 sudah sesuai

dengan target yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu mencapai 100 persen.

b. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level I Yang Harus Diberikan

Sarana Kesehatan (RS) di Kota : 100 Persen

Pelayanan Gawat Darurat di Kota Bandar Lampung diberikan pada 126

Poskeskel, 50 Puskesmas Pembantu, 30 Puskesmas (12 diantaranya

Puskesmas Rawat Inap) dan Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta yang

sudah melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kota Bandar Lampung

yaitu sebanyak 11 rumah sakit. Capaian sasaran sampai dengan tahun

2014 sudah sesuai dengan target yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu

mencapai 100 persen.

(3) Surveylance Epidemiologi dan Penanggulangan KLB

Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam

rangka Surveylance Epidemiologi dan penanggulangan KLB yaitu melalui

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 39


2017
program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit menular dan

Pengembangan Lingkungan Sehat. Surveilance Epidemiologi dan

penanggulangan KLB adalah muncul dan meningkatnya kejadian kesakitan

atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah

dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang menjurus pada

kejadian wabah. Disamping penyakit menular, penyakit yang dapat

menimbulkan KLB juga penyakit tidak menular dan keracunan makanan

atau keadaan tertentu seperti keadaan bencana dan keadaan

kegawatdaruratan.

Salah satu kondisi penyakit menular yang dapat memicu KLB adalah

penyakit DBD. Penanganan dan pencegahan DBD di kota Bandar Lampung

dilaksanakan dengan penyemprotan dan pengadaan alat-alat foging.

Penyediaan sarana dan prasarana insektisida, fogging dan focus di 28

PuskesmasI nduk Kota Bandar Lampung melalui pelatihan petugas

operasional fogging focus 56 orang dianggarkan sebesar Rp482.000.000,00

di tahun 2011; pada tahun 2012 untuk penanganan 800 titik fokus

dianggarkan dana sebesar Rp400.000.000,00; pada tahun 2013 untuk

penanganan 500 titik fokus dianggarkan dana sebesar Rp330.000.000,00;

dan pada tahun 2014 untuk penanganan 750 titik fokus dianggarkan dana

sebesar Rp264.400.000,00. Selain penanganan DBD, Pemberantasan

penyakit menular HIV AIDS juga menjadi salah satu upaya pemerintah

dalam rangka Surveylance Epidemiologi dan penanggulangan KLB.

Capaian kinerja dalam upaya Surveylance Epidemiologi dan

penanggulangan KLB dari pelaksanaan program dan kegiatan strategis

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 40


2017
terhadap sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD Kota Bandar Lampung

Tahun 2010-2015 yaitu :

a. Cakupan Kel. KLB Yang Dilakukan PE 24 Jam : 100 Persen

Kegiatan sistem kewaspadaan dini Kejadian Luar Biasa di Kota Bandar

Lampung dapat ditangani secara baik, adapun penyakit yang

digolongan dalam KLB yaitu DBD, keracunan makanan, cikungunya,

difteri, pertusis dan hepatitis. Angka kesakitan dalam kurun waktu 2010-

2014 yang dikelompokan menjadi KLB dan dapat tertangani ≤ 24 jam

yaitu: pada tahun 2010 sebanyak 9 kasus; pada tahun 2011 sebanyak 9

kasus; pada tahun 2012 sebanyak 13 kasus; pada tahun 2013

sebanyak 8 kasus dan tahun 2014 sebanyak 7 kasus. Capaian sasaran

sampai dengan tahun 2014 sudah sesuai dengan target yang

ditetapkan dalam RPJMD yaitu mencapai 100 persen.

b. Cakupan Desa Siaga Aktif : 80 Persen

Ciri khas dari desa siaga aktif yaitu terdapatnya Pos Pelayanan Kesehatan

(Poskeskel) di setiap kelurahan. Sejak tahun 2011 setiap kelurahan di

Kota Bandar Lampung yaitu sebanyak 98 kelurahan memiliki Poskeskel

dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berdiri unit-

unit pelayanan kesehatan seperti Posyandu, Posyandu Lansia, Bina

Keluarga Balita (BKB) dan semua yang dilakukan oleh masyarakat yang

perduli dengan kesehatan wilayah. Seiring dengan pemekaran kelurahan di

Kota Bandar Lampung menjadi 126 kelurahan, juga diikuti dengan

berdirinya unit-unit pelayanan kesehatan seperti Posyandu, Posyandu

Lansia, Bina Keluarga Balita (BKB) dan semua kegiatan masyarakat yang

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 41


2017
perduli dengan kesehatan wilayah. Hingga tahun 2014 terdapat 675

Posyandu yang tersebar di seluruh Kelurahan di Kota Bandar Lampung,

Poskeskel sebanyak 126 unit dibuka setiap hari dari hari Senin-Sabtu

sesuai jam kerja untuk melayani pelayanan kesehatan dasar serta kegiatan

preventif dan promotif untuk mengajak masyarakat tahu, mau dan mampu

melaksanakan kesehatan melalui optimalisasi kinerja kader-kader

Poskeskel dan Posyandu. Selain ciri khas tersebut desa aktif mempunyai

rencana kontijensi wilayah rawan bencana dalam rangka mempersiapkan

kegawatdaruratan seperti wilayah pesisir, bantaran sungai atau bawah

perbukitan yang sering kali terjadi tanah longsor serta kepada wilayah

rawan bencana, warga masyarakat juga diajarkan untuk mempunyai

rencana kontijensi wilayah rawan bencana dalam rangka mempersiapkan

kegawatdaruratan. Selain itu juga warga masyarakat di ajarkan bagaimana

menemukenali bila terjadi wabah penyakit dengan dibantu tenaga

kesehatan melakukan surveilance epidemiologi dan penanggulangan KLB.

Capaian sasaran sampai dengan tahun 2014 sudah melampaui target yang

ditetapkan dalam RPJMD yaitu mencapai 100 persen.

(4) Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pengembangan Kesehatan

Masyarakat

Dalam rangka Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pengembangan

Kesehatan Masyarakat, upaya yang telah dilakukan pemerintah Kota

Bandar Lampung yaitu melaksanakan program Promosi Kesehatan

dan Pemberdayaan Masyarakat, yang diselenggarakan secara

berhasil guna dan berdaya guna atas kerjasama antara pemerintah

dan masyarakat melalui aktifitas masyarakat di Poskeskel dan


Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 42
2017
Posyandu melaui kegiatan Gema Tapis Berseri dan juga yang

dilakukan pada event-event dalam rangka Pameran Pembangunan

Tingkat Provinsi, HUT Kota Bandar Lampung, atau melalui media

cetak dan media elektronik sebagai sarana untuk mempromosikan

kesehatan kepada masyarakat agar pengetahuan masyarakat dapat

lebih ditingkatkan, khususnya tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS).

Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pengembangan Kesehatan

Masyarakat juga dilakukan melalui Gerakan Jumat Bersih yang

dikoordinir oleh kelurahan untuk selalu membersihkan lingkungan

rumahnya dilakukan minimal sehari dalam seminggu, Lomba-lomba

tingkat kelurahan seperti Lomba Kelurahan Berpestasi, Lomba

P3KSS, Lomba KB Kesrak dan Lomba UKS yang merupakan

kompetisi untuk meningkatkan kualitas lingkungan, kesehatan,

perekonomian, pendidikan dan keterampilan, serta pengembangan

media promosi dan informasi sadar hidup sehat.

Capaian kinerja dalam upaya Peningkatan Promosi Kesehatan dan

Pengembangan Kesehatan Masyarakat dari pelaksanaan program dan

kegiatan strategis, ditunjukkan dengan beberapa prestasi yang

berhasil diraih Kota Bandar Lampung, antara lain:

a. Pada tahun 2012, Juara Tingkat Nasional Kesehatan Lingkungan

(Kelurahan Susunan Baru).

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 43


2017
b. Pada tahun 2013, Juara Tingkat Nasional Pola Hidup Bersih dan

Sehat (Kelurahan Rajabasa Jaya) dan Juara Lomba UKS Tingkat

Nasional (MAN Model Kelurahan Susunan Baru).

c. Pada tahun 2014, Juara Tingkat Nasional Kesatuan Gerak PKK, KB

dan Kesehatan (Kelurahan Beringin Raya) dan Juara 1 Lomba UKS

Tingkat Nasional (SMKN 4 Bandar Lampung).

3. Bidang Lingkungan Hidup

Pembangunan bidang lingkungan hidup di Kota Bandar Lampung bertujuan

untuk (1) Mewujudkan keseimbangan lingkungan dan keberlanjutan

pembangunan; dan (2) Meningkatkan Kebersihan dan kenyamanan

lingkungan.

(1) Mewujudkan Keseimbangan Lingkungan dan Keberlanjutan


Pembangunan
Terkait dengan hal tersebut, upaya yang dilakukan Pemerintah Kota

Bandar Lampung antara lain melaksanakan pembinaan terhadap

perusahaan-perusahaan mengenai produksi ramah lingkungan,

melakukan pengawasan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup,

memantau kualitas lingkungan untuk mengetahui tingkat pencemaran air

sungai, air tanah, air limbah, air laut, tanah dan udara, serta menyusun

buku SLHD (Status Lingkungan Hidup Daerah).

Capaian kinerja terhadap sasaran yang ditetapkan yaitu:


a. Terjaganya Daerah Resapan Air dan Sumber-Sumber Air

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 44


2017
Dalam rangka melestarikan dan menjaga kawasan resapan air di Kota

Bandar Lampung, Pemerintah Kota Bandar Lampung telah mengambil

langkah-langkah antara lain:

a) Menetapkan beberapa kawasan perbukitan dan gunung sebagai

kawasan catchment area, meliputi kawasan Batuputu dan beberapa

gunung dan perbukitan di Kota Bandar Lampung.

b) Melaksanakan reboisiasi pada kawasan resapan air dengan total

luas lahan 432,5 ha dengan menanam 140.520 pohon.

c) Membentuk Satgas Kali Bersih sejak tahun 2011 sebanyak 15

orang, dan bertambah menjadi 25 orang pada tahun 2012, dengan

tugas membersihkan dan melancarkan aliran sungai dari sampah,

pepohonan serta rumput-rumput yang mengakibatkan tersumbatnya

aliran sungai/kali dan saluran terbuka. Adapun jumlah sungai yang

menjadi objek Satgas Kali Bersih sejumlah 19 sungai yang meliputi

Way Awi, Way Penengahan, Way Simpur, Way Kuala, Way

Kupang, Way Galih, Way Lunik, Way Kunyit, Way Kuripan, Way

Kedamaian, Anak Way Kuala, Way Kemiling, Way Halim, Way

Langkapura, Way Sukamaju, Way Keteguhan, Way Simpang

Kanan, Way Simpang Kiri, Way Betung dan saluran terbuka di Kota

Bandar Lampung.

b. Berkurangnya Polusi Udara


Sampai dengan tahun 2014 kualitas udara ambien di Kota Bandar

Lampung yang diukur dengan sampling untuk parameter SO2, CO, NO2

dan Pb masih dalam kondisi baik dan masih jauh di bawah baku mutu

(PP.41/1999). Hal ini dilaksanakan melalui program penanaman pohon.


Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 45
2017
Adapun total pohon yang ditanam dalam kurun waktu 2010-2014

berjumlah 585.254 pohon dengan luas 1.445,93 ha.

c. Terpantaunya IPAL Pada Industri dan Fasilitas Umum Lainnya


Secara rutin Pemerintah Kota Bandar Lampung telah melaksanakan

pengawasan terhadap kondisi IPAL perusahaan/ industri di Kota Bandar

Lampung. Selama kurun waktu 2010-2014 total IPAL perusahaan yang

diawasi mencapai 75 perusahaan/industri.

d. Kualitas Lingkungan Hidup Yang Semakin Baik


Upaya pembangunan di Bidang Lingkungan Hidup, juga dilakukan Kota

Bandar Lampung bersama dengan kota-kota di ASEAN (Thailand,

Vietnam, Bangladesh, dan Kamboja) yang tergabung dalam Program

Adaptasi Dampak Perubahan Iklim atau Asean Cities Climate Change

Resilient Network (ACCCRN). Dalam pelaksanaan program ACCRN

tersebut, Pemerintah Kota Bandar Lampung telah membentuk Tim

Koordinasi Ketahanan Kota Terhadap Dampak Perubahan Iklim yang

telah melaksanakan berbagai kegiatan diantaranya : Program Konservasi

Air Tanah melalui Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) bekerja

sama dengan Mercy Corps Indonesia, LSM Lokal (Walhi, Mitra Bentala,

dan Watala), PT. Pertamina dan KODIM 0410 Bandar Lampung yang

dilakukan bersama-sama secara swadaya dengan masyarakat dan

sekolah-sekolah di Kecamatan dan Kelurahan se-Kota Bandar Lampung.

Pembuatan Lubang Resapan Biopori selain untuk menjaga ketersediaan

air tanah, juga merupakan salah satu upaya untuk mengurangi genangan

banjir di musim hujan. Sampai dengan tahun 2015, Lubang Resapan


Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 46
2017
Biopori yang dibuat telah mencapai lebih dari 1 (satu) juta. Selanjutnya

guna menjaga kesinambungan program ini, telah terbentuk beberapa

komunitas lingkungan hidup, antara lain : Rumah Informasi Biopori (RIB),

Kampung Hijau, Rumah Belajar Sahabat Lingkungan yang

keseluruhannya dikelola oleh masyarakat. Selain Lubang Resapan

Biopori, Pemerintah Kota Bandar Lampung juga telah melaksanakan

kegiatan pembuatan sumur resapan air tanah sebanyak 20 unit.

Untuk mendukung program-program terkait perubahan iklim terutama

untuk menanggulangi banjir dan kekeringan, telah diterbitkan kebijakan

berupa Peraturan Walikota Nomor 62 Tahun 2013 tentang Pemanfaatan

Air Hujan. Selain itu, Pemerintah Kota Bandar Lampung juga telah

menerbitkan Peraturan Walikota Nomor 12 Tahun 2014 tentang

Pembelajaran Materi Pendidikan Ketahanan Perubahan Iklim di Sekolah

Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam Wilayah Kota

Bandar Lampung yang dimaksudkan untuk menanamkan pengetahuan

sejak dini bagi pelajar agar menjaga kelestarian dan mengelola

lingkungan secara bijak.

Atas upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandar

Lampung untuk menciptakan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik

tersebut, maka pada tahun 2013 Kota Bandar Lampung mendapatkan

penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup, sebagai salah satu

dari lima kota besar di Indonesia yang memiliki kualitas udara ambien

terbaik.

(2) Meningkatkan Kebersihan dan Kenyamanan Lingkungan

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 47


2017
Arah pembangunan Bidang Kebersihan di Kota Bandar Lampung adalah

peningkatan kebersihan dan kenyamanan lingkungan. Sejalan dengan

kebersihan dan kenyamanan lingkungan tersebut, saat ini tampilan Kota

Bandar Lampung dari sisi fisik sudah sangat berubah. Perbaikan

infrastruktur perkotaan diimbangi dengan penataan kota telah membuat

Kota Bandar Lampung menjadi lebih bersih dan lebih indah, terutama

pada malam hari dengan lampu-lampu yang menghias kota.

Beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kebersihan,

kenyamanan lingkungan, dan memperindah kota adalah:

a. Peningkatan pelayanan Penerangan Jalan Umum (PJU) :

a) Pemasangan KWH meteran PJU pada tahun 2012, dengan jumlah

120 titik yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pembayaran

tagihan listrik PJU.

b) Penataan stang lampu PJU pada tahun 2013, terdiri dari kegiatan

pembongkaran 290 titik lampu pada ruas Jalan Kartini, Raden

Intan, Diponegoro, Sultan Hasanuddin, Woltermonginsidi, Jenderal

Ahmad Yani, Dr. Susilo, Jend. Sudirman, Gatot Subroto, T. Cik.

Ditiro, dan Ir. Juanda, dan kegiatan pemasangan stang lampu

PJU sebanyak 205 unit yang tersebar di beberapa ruas jalan di

Kota Bandar Lampung.

c) Pemasangan lampu penerangan jalan, hingga tahun 2014 telah

mencapai 14.747 titik yang tersebar mulai dari jalan-jalan protokol

hingga kawasan permukiman guna meningkatkan kenyamanan,

keamanan, dan keindahan di Kota Bandar Lampung.

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 48


2017
b. Penataan trotoar pada jalan-jalan protokol dengan keramik sepanjang

18.998 M di ruas Jl. P.Diponegoro, Jl. Jend. Sudirman, Jl. Jend. Ahmad

Yani, Jl. RA. Kartini dan Jl. Radin Intan.

c. Pemeliharaan, penataan, pengecatan taman dan median jalan dan

pemeliharaan tugu-tugu yang tersebar di wilayah Kota Bandar Lampung,

yang ditanami dengan berbagai tanaman pohon hias, buah-buahan

(Nangka) dan penghijauan. Lokasi taman tersebut antara lain:

a) Taman Tugu Juang, Jalan RA Kartini–Jalan Teuku Umar.

b) Taman Dwipa Raya, Jalan Gatot Subroto.

c) Taman Juanda, Jalan H. Juanda.

d) Taman Bambu Kuning, Jalan Imam Bonjol–Jalan RA Kartini.

e) Taman Adipura, Jalan Ahmad Yani–Jalan Sudirman–Jalan Raden

Intan–Jalan Diponegoro.

f) Taman Pepadun, Jalan Diponegoro–Jalan Dr. Susilo.

g) Taman Depan KNPI, Jalan Sriwijaya.

h) Taman Chandra Karang, Jalan Pemuda–Jalan Hayam Wuruk.

i) Taman Depan BI, Jalan Sultan Hasanuddin.

j) Taman LPMP, Jalan Gatot Subroto.

k) Median Jalan Teuku Umar.

l) Median Jalan Pattimura.

m) Median Jalan MS. Batubara.

n) Median Saibatin Jalan Malahayati.

o) Median Jalan ZA Pagar Alam.

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 49


2017
d. Mewajibkan setiap ruko/kantor untuk memasang ornamen siger, melalui

Perda Nomor 65 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Ketertiban,

Kebersihan, Keindahan, dan Keapikan Tempat Usaha di Wilayah Kota

Bandar Lampung.

e. Membangun taman dan tugu, antara lain : Tugu Batas Wilayah di

Kecamatan Kemiling dengan Kabupaten Pesawaran (Tahun 2011-2012);

Taman Tugu Bambu di Jalan Gajah Mada (Tahun 2014); Pembuatan

Patung Pepadun di Jalan Sudirman (Tahun 2014) ; dan Pembuatan

Patung Saibatin di Jalam Malahayati (Tahun 2015). Selain itu, melalui

kerjasama dan partisipasi dengan pihak swasta, juga telah dilaksanakan

Pembuatan Kolam Air Mancur pada Tugu Pengantin Pepadun dan Tugu

Adipura (Tahun 2011), Pembuatan Patung Raden Intan dan Z.A. Pagar

Alam (Tahun 2012), Pembangunan Tugu Selamat Datang di Jalan Z.A.

Pagar Alam Kecamatan Rajabasa oleh Perusahaan Gas Negara (PGN)

pada tahun 2014, Pembangunan Tugu Selamat Datang di Jl. Soekarno-

Hatta, Kecamatan Panjang oleh PT. Bukit Asam Tbk (Tahun 2015), dan

pembuatan relief ayat suci alquran di beberapa titik lokasi di Kota Bandar

Lampung.

f. Melakukan penataan halaman Masjid AlFurqon diantaranya : pembuatan

relief, pemasangan lampu, tanaman hias, dan paving block.

Peningkatan kebersihan dan kenyamanan lingkungan juga bertujuan

untuk meningkatkan pelayanan kebersihan dan pengelolaan sampah.

Capaian kinerja terhadap sasaran yang ditetapkan yaitu:

a. Volume Sampah Yang Tertangani Mencapai 90 Persen

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 50


2017
Terkait dengan sasaran berupa volume sampah yang tertangani dan

jumlah sarana dan prasarana kebersihan, Kota Bandar Lampung saat

ini memiliki satu buah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang

beroperasi di Kelurahan Bakung. TPA Bakung telah beroperasi sejak

tahun 1993 dengan luas mencapai 14,2 Ha. Selama kurun waktu

2014, total volume sampah yang masuk ke TPA Bakung mencapai

854,34 ton per hari atau mencapai 305.292 ton dalam satu tahun yang

berasal dari seluruh kecamatan yang ada di Kota Bandar Lampung.

Jika ditinjau dari jumlah volume sampah yang tertangani, kinerja

pengelolaan sampah menunjukkan keberhasilan yang cukup baik.

Kondisi pada tahun 2010, volume sampah yang tertangani hanya

sebesar 63 persen, kemudian terus meningkat persentasenya dan

pada tahun 2014 menjadi 97,51 persen.

Peningkatan volume sampah yang tertangani ini dipengaruhi oleh

beberapa kebijakan dari Pemerintah Kota Bandar Lampung yaitu :

a) Pembentukan UPT Kebersihan pada tahun 2012 di 20

Kecamatan yang bertugas mengkoordinir pengorganisasian,

pembinaan, dan pengangkutan sampah yang dikumpulkan oleh

petugas Satuan Organisasi Kebersihan Lingkungan (SOKLI)

pada masing-masing Wilayah Kecamatan dan Kelurahan.

b) Pembentukan Satuan Tugas Kebersihan yang berada di Dinas

Kebersihan dan Pertamanan dan di kecamatan-kecamatan.

Tugas utama satgas kebersihan dinas adalah untuk

membersihkan jalan-jalan protokol dan membersihkan halaman

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 51


2017
pertokoan di jalan protokol. Sedangkan Satgas Kebersihan

Kecamatan bertugas mengangkut sampah yang ada di jalan-

jalan di lingkungan Kecamatan. Satgas Kebersihan pertama kali

dibentuk tahun 2011 dengan total petugas kebersihan berjumlah

30 orang dan sampai dengan tahun 2015 jumlah satgas

kebersihan telah mencapai 100 orang.

c) Peningkatan pendapatan petugas kebersihan/tukang sapu dari

Rp500.000,00 pada tahun 2011 meningkat menjadi

Rp1.250.000,00 pada tahun 2015.

d) Melaksanakan kegiatan pengelolaan sampah terpadu dalam

mendukung penataan wilayah pesisir.

b. Jumlah Sarana dan Prasarana Kebersihan Meningkat

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kebersihan dan pengelolaan

sampah, Pemerintah Kota Bandar Lampung telah menyediakan sarana

dan prasarana persampahan, antara lain : Exavator 1 unit; Dump Truck

66 unit; Container 90 unit; Amroll 30 unit; Gerobak Sampah 408 unit;

Motor Roda Tiga 200 unit; Mobil Tangga 3 unit; Mesin Potong Rumput

195 unit; Chainsaw 24 unit dan Buldozer 2 unit. Pengadaan sarana dan

prasarana kebersihan tersebut, selain pengadaannya melalui dan APBD,

Pemerintah Kota Bandar Lampung juga juga mendapatkan bantuan dari

pihak swasta berupa 6 unit dumptruck, 4 unit truck armroll, Motor Roda

Tiga, Gerobak Sampah, dan lain-lain.

4. Bidang Pekerjaan Umum


Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 52
2017
Pembangunan Bidang Infrastruktur (Pekerjaan Umum) diarahkan pada: (1)

Peningkatan sarana dan prasarana dasar perkotaan dan (2)

Pengembangan Pemukiman. Adapun tujuannya adalah: (1) Meningkatkan

Akses dan kualitas prasarana dan sarana kota; (2) Meningkatkan

penanganan sungai dan drainase; dan (3) Meningkatkan penataan

kawasan pemukiman kumuh. Upaya yang telah dilakukan antara lain

melaksanakan peningkatan struktur dan pelebaran di beberapa ruas jalan,

pembangunan jembatan, pembangunan drainase, talud, gorong gorong,

embung dan bronjong, normalisasi sungai, pemeliharaan jalan dan saluran

drainase, renovasinya dan pemeliharaan gedung Rusunawa.

Pemerintah Kota Bandar Lampung menjadikan pembangunan infrastruktur

sebagai sektor prioritas dan sebagai salah satu faktor kunci untuk

mendukung pembangunan di Kota Bandar Lampung. Hal tersebut

dikarenakan bidang infrastruktur mempunyai peran yang vital, bukan

hanya sebagai penggerak roda perekonomian dan membentuk

perkembangan wilayah, namun juga untuk melayani masyarakat dalam

mengartikulasikan kehidupan sosial yang diharapkan dapat memberikan

manfaat langsung pada peningkatan taraf hidup masyarakat.

Capaian kinerja terhadap sasaran yang ditetapkan yaitu:

(1) Meningkatnya Jalan Kota Yang Mantap (Baik) Sepanjang 22 KM

Sampai dengan akhir tahun 2014, jumlah jalan kota dengan status

mantap (baik) meningkat dibandingkan dengan target yang telah

ditetapkan dalam Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 53


2017
Lampung, dengan capaian pertahun seperti yang ditunjukan pada

tabel berikut :

Tabel IV.10
Jumlah Jalan Kota Status Mantap (Baik) di Wilayah
Kota Bandar Lampung
TARGET CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN
INDIKATOR RENSTRA TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
KINERJA 5 TAHUN 2011 2012 2013 2014
(Km) (Km) (Km) (Km) (Km)
Meningkatnya
Jumlah Jalan Yang 22 55,762 26,668 21,113 23,25
Kondisinya Mantap
(Baik)

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung

Tujuan mempertahankan jalan yang berstatus mantap adalah agar

roda perekonomian Kota Bandar Lampung dapat terus berkembang

karena suplai/distribusi barang/jasa dan mobilitas orang berjalan

dengan lancar. Selain mempertahankan jalan kota yang berstatus

mantap, melalui dana APBD Kota Bandar Lampung juga dilakukan

perbaikan/penambalan jalan-jalan protokol yang menjadi

kewenangan Pemerintah Pusat sepanjang 4.615 M yang selanjutnya

dihibahkan ke Pemerintah Pusat. Hal ini dilakukan semata-mata

untuk memperlancar arus lalu lintas dan mengurangi kemacetan.

Sejalan dengan itu, untuk mengurangi beban dan kemacetan lalu

lintas pada jalan utama juga dilakukan pelebaran jalan-jalan alternatif

sepanjang 9.905,5 M, antara lain di Jalan Pagar Alam, Jalan

Sonokeling, Jalan Sultan Haji, Jalan Pajajaran, Jalan Bumi Manti,

Jalan Untung Suropati, Jalan Pisang, Jalan Sultan Badaruddin, dan

Jalan Komaruddin.

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 54


2017
Upaya lain yang dilakukan untuk memperlancar arus lalu lintas

adalah melakukan pelebaran dan penataan pada perempatan dan

persimpangan (Bugh) Jalan di beberapa ruas jalan, antara lain :

a. Pertigaan Jl. Sultan Haji (2010).

b. Pertigaan Jl. Sultan Agung Jl. ZA. Pagar Alam (2010)

c. Pertigaan Jl.Kamboja–Simpang Bank BRI (2011).

d. Perempatan Jl. Harun I–Jl. Gajah Mada (2011).

e. Pertigaan Jl. Juanda–DR. Susilo (2011).

f. Perempatan Jl. Gajah Mada–Puskesmas Satelit (2011).

g. Pertigaan Jl. Pagar Alam–Jl. Imam Bonjol (2011).

h. Pertigaan Jl. Sumatri Brojo Negoro (2011).

i. Pertigaan Jl. Gajah Mada–Jl. Perintis Kemerdekaan (2011).

j. Pertigaan Jalan Gatot Subroto–Jalan Perintis Kemerdekaan

(2011).

k. Perempatan Jl. DR Harun 2– Jl. Gajah Mada (2011).

l. Pertigaan Jl. Rasuna Said–Jl. Wolter Monginsidi (2012).

m. Pertigaan Pintu Keluar Terminal Terminal Kemiling Jl. Imam

Bonjol (2012).

n. Pertigaan Jl. Sultan Selamet (2012).

o. Perempatan Jl. Basuki Rahmat–Jl. W.Monginsidi (2012).

p. Pertigaan Jl. Untung Suropati–Jl. ZA. Pagar Alam (2012).

q. Perempatan Jl. Ridwan Rais–P. Antasari (2012).

r. Pertigaan Jl. Dr. Harun I Jl. HOS. Cokroaminoto (2013).

s. Pertigaan Jl. Pahlawan–Jl. Teuku Umar (2012).

t. Pertigaan Jl. Cik Ditiro–Jl. Imba Kusuma (2012).

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 55


2017
u. Perempatan Jl.Urip Sumoharjo–Jl. Arif Rahman Hakim (2012).

v. Pertigaan Jl. Cik Ditiro–Jl. Imam Bonjol (2012).

w. Pertigaan Jl. Sonokeling Jl. Gatot Subroto (2012).

x. Pertigaan Jl. Mas Mansyur–Jl. HOS. Cokroaminoto (2013).

y. Pertigaan Jl. Wolter Monginsidi–Jl. Raden Saleh (2013).

z. Perempatan Jl. Agus Salim–Jl.Cut Nyak Dien (2014).

aa. Perempatan Jl. P.Tegal–Jl. Endro Suratmin (2014).

bb. Pertigaan Jl. Sukardi Hamdani–Jl. Teuku Umar (2014).

cc. Pertigaan Jl. Legundi–Jl. Tirtayasa (2014).

dd. Pertigaan Jl.Gajah Mada–Jl. Mas Mansyur (2014).

ee. Perempatan Jl. Putri Balau–Jl.Hayam Wuruk (2014).

ff. Pertigaan Jl. IAIN Sukardi Hamdani (2014).

gg. Pertigaan Jl.Raden Saleh–Jl.Raden Intan (2014).

hh. Pertigaan Jl. Amir Hamzah–Jl.Tamrin (2014).

Dalam upaya penataan Bugh di beberapa ruas jalan tersebut, Pemerintah

Kota Bandar Lampung juga mendapatkan bantuan dari pihak swasta

dalam hal pergeseran tiang-tiang listrik dan juga telepon serta

pembebasan lahan masyarakat.

(2) Bertambahnya Panjang Jalan Kota dan Jalan Lingkungan

Sampai dengan akhir tahun 2014, jalan lingkungan di wilayah Kota

Bandar Lampung meningkat dibandingkan dengan target yang telah

ditetapkan dalam Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar

Lampung tahun 2010-2015, dengan capaian pertahun seperti yang

ditunjukan pada tabel berikut:

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 56


2017
Tabel IV.11
Panjang Jalan Lingkungan di Wilayah
Kota Bandar Lampung
TARGET CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN
INDIKATOR RENSTRA 5 TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
KINERJA TAHUN 2011 2012 2013 2014
(Km) (Km) (Km) (Km) (Km)

Meningkatnya
55
Jumlah Jalan 12,203 71,703 250,77 277,17
(100%)
Lingkungan

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung

Pemerintah Kota Bandar Lampung selain memelihara jalan kota dan jalan

lingkungan yang umum dilalui masyarakat, juga melakukan rehabilitasi dan

pemeliharaan jalan-jalan lingkungan yang ada di perumahan-perumahan,

baik yang berstatus telah diserahkan sebagai fasilitas umum dan fasilitas

social, maupun yang masih dalam proses penyerahan. Hal ini

dimaksudkan bahwa seluruh masyarakat memiliki hak untuk menikmati

hasil-hasil pembangunan sebagai konsekwensi dari peran serta

masyarakat dalam membayar pajak. Hasilnya kondisi jalan kota dan jalan

lingkungan pada awal tahun perencanaan (tahun 2010) masih terdapat

jalan tanah, kemudian dalam kurun waktu empat tahun (2010-2014) tidak

lagi terdapat jalan dengan kondisi tanah.

(3) Terbangunnya Jalan Layang Fly Over

Pembangunan Jalan Layang (Fly Over) di Kota Bandar Lampung telah

terealisasi, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel IV.12
Pembangunan Fly Over di Kota Bandar Lampung
PANJANG JALAN/
O. NAMA JALAN JEMBATAN JUMLAH BIAYA KETERANGAN
(FLY OVER) (Rp)

1. Gajah Mada-Juanda 650x9 m 47.786.569.350,00 2012


2. Sultan Agung-Rya Cudu 325x11 m 21.084.212.316,00 2012

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 57


2017
3. Antasari-Tirtayasa 450x13 m 23.153.156.284,00 2012

4. Ki Maja-Ratu Dibalau 278x9 m 35.000.000.000,00 2015

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung

Pembangunan Jembatan Fly Over merupakan prestasi Walikota Bandar

Lampung dimana fly over tersebut dibangun dengan dana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) murni Kota Bandar lampung

yang berasal dari PAD Kota Bandar Lampung. Pembangunan 4 (empat) fly

over tersebut diatas, sudah terealisasi sebanyak 3 (tiga) buah sedangkan

1 (satu) Fly Over sedang dalam tahap persiapan pembangunan yang juga

menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) murni.

Pembangunan Jembatan Fly Over tersebut tidak hanya bertujuan untuk

mengurai tingkat kemacetan pada titik-titik jalan tersebut, tetapi juga

sebagai langkah mengantisipasi pengembangan serta pertumbuhan kota

di mana arah timur Kota Bandar Lampung sebagai daerah penyangga

(hinterland) ibu kota Provinsi Lampung yang merupakan kawasan cepat

tumbuh, hal ini dengan telah dibangunnya Institut Teknologi Sumatera

(ITERA), rencana pusat pemerintahan provinsi (Kota Baru), serta Jalan Tol

Trans Sumatera (Gunung Sugih-Bakauheni).

(4) Tertatanya Daerah Bantaran Sungai

Sampai dengan akhir tahun 2014, penataan daerah bantaran sungai di

wilayah Kota Bandar Lampung telah memenuhi target yang ditetapkan

dalam Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung tahun

2010-2015, dengan capaian pertahun seperti yang ditunjukan pada

tabel berikut:

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 58


2017
Tabel IV.13
Penataan Daerah Bantaran Sungai di Wilayah
Kota Bandar Lampung
TARGET CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN
INDIKATOR RENSTRA TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
KINERJA 5 TAHUN 2011 2012 2013 2014
(Km) (Km) (Km) (Km) (Km)

Tertatanya Daerah 15
3,5 4,462 5,7 2,58
Bantaran Sungai (100%)

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung

Penataan daerah bantaran sungai melalui kegiatan Normalisasi Sungai

dan Perbaikan Talud bertujuan untuk menata daerah bantaran sungai

dan mengurangi sedimentasi di beberapa sungai yang ada di kota

Bandar Lampung, seperti : Kelurahan Perwata Kecamatan Teluk

Betung Timur, Way Sukamaju Kecamatan Teluk Betung Timur, Way

Priang Kecamatan Teluk Betung Utara, Way Awi Kecamatan

Tanjungkarang Pusat, Way Reda Kecamatan Rajabasa, Way Cirebon

Kecamatan Kedamaian, Way Dadap Kecamatan Rajabasa, Way Kuala

Kecamatan Bumi Waras, Way Balau Kelurahan Labuhan Ratu, Way

Keteguhan Kecamatan Telukbetung Timur, dan Way Kupang Kelurahan

Gulak Galik Kecamatan Telukbetung Selatan.

(5) Berkurangnya Sedimentasi Sungai dan Drainase, Serta

Berkurangnya Titik Banjir

Sampai dengan akhir tahun 2014, pengurangan sedimentasi dan titik

banjir di wilayah Kota Bandar Lampung sudah melampaui target yang

telah ditetapkan dalam Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar

Lampung tahun 2010-2015, dengan capaian pertahun seperti yang

ditunjukan pada tabel berikut

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 59


2017
Tabel IV.14
Pengurangan Sedimentasi Sungai, Drainase dan Titik Banjir
Di Wilayah Kota Bandar Lampung
TARGET CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN
NO. INDIKATOR RENSTRA TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
KINERJA 5 TAHUN 2011 2012 2013 2014
(Km) (Km) (Km) (Km) (Km)
1. Berkurangnya 17 Km 1,766 Km 3,681 Km 14,822 Km 17,89 Km
Sedimentasi (100%) (105.23%)
sungai
2. Berkurangnya 10 Km 2,383 Km 2,296 Km 2,171 km 2,26 Km
titik banjir (100%) (21,71%) (22,60%)

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung

Untuk mengurangi dan mengantisipasi masalah banjir di wilayah Kota

Bandar Lampung, Walikota Bandar Lampung telah menginstruksikan

Dinas Pekerjaan Umum untuk membentuk Satgas Drainase PU yang

sampai dengan tahun 2015 beranggotakan sebanyak 150 (seratus lima

puluh) orang untuk mengatasi drainase yang tidak lancar.

Selanjutnya dalam upaya pencegahan dan pengurangan resiko bencana

apabila terjadi banjir dan bencana lainnya, pada tahun 2012 telah

dibentuk Satgas Bencana pada Badan Penanggulangan Bencana Kota

Bandar Lampung berjumlah sebanyak 15 (lima belas) orang, dengan

tugas membersihkan selokan dan drainase agar tidak terjadi

penyumbatan, terutama di kelurahan yang rawan bencana.

Khusus di beberapa kelurahan yang rawan banjir, telah dilakukan

kegiatan peningkatan dan pemeliharaan saluran drainase dan gorong-

gorong yang merupakan salah satu prioritas dari pemerintah Kota Bandar

Lampung, serta sebagai upaya peningkatan atas penanganan sungai

dan drainase.

Adapun daerah rawan banjir di kota Bandar Lampung meliputi:


Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 60
2017
a. Kelurahan Way Dadi Kecamatan Sukarame.

b. Kelurahan Way Kandis Kecamatan Tanjung Senang.

c. Kelurahan Kedamaian Kecamatan Kedamaian.

d. Kelurahan Susunan Baru Kecamatan Tanjung Karang Barat.

e. Kelurahan Perwata Kecamatan Teluk Betung Timur.

f. Way Lunik Kec.Panjang.

g. Way Balau Kec. Sukabumi.

Pada Tahun 2010 Pemerintah Kota Bandar Lampung mendapatkan

bantuan dana Hibah Rehabilitasi dan Rekontruksi Pasca Bencana dari

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang digunakan

untuk memperbaiki talud dan drainase yang rusak pasca bencana,

sepanjang 9.911 M. Sebagai berikut:

a. Perbaikan Drainase Jl. Yos Sudarso Pasar Panjang dan

Sedimentasi.

b. Perbaikan Drainase Jl. Ki.Maja dan Sedimentasi.

c. Perbaikan Drainase Jl. Sultan Agung dsk dan Sedimentasi.

d. Perbaikan Drainase Kawasan Gedong Air dsk.

e. Perbaikan Drainase Kawasan Perum Ragom Gawi II dsk.

f. Rehabilitasi Talud Sungai Way Awi dsk dan Sedimentasi.

g. Rehabilitasi Talud Sungai Way Lunik dsk dan Sedimentasi.

h. Rehabilitasi Talud Sungai Way Balau dsk dan Sedimentasi.

i. Rehabilitasi Talud Perum Kedamaian dsk dan Sedimentasi.

Dalam upaya mengurangi genangan banjir, pada tahun 2013 dilakukan

pelurusan dan pengerukan sedimen pada Sungai (Way) Sukamaju di

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 61


2017
Kecamatan Teluk Betung Timur, sedangkan pada tahun 2014 dilakukan

pengerukan Sungai Belaw (Cungkeng, Kecamatan Teluk Betung Barat)

oleh Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung dengan

menggunakan APBN. Selain itu Pemerintah Kota Bandar Lampung

juga mendapatkan dukungan dari pihak swasta dalam

pembangunan/peninggian jembatan Way Lunik di Jalan Yos Sudarso

Kecamatan Panjang yang dilaksanakan oleh PT. Bumi Waras. Sampai

dengan tahun 2014, jumlah jembatan yang telah terbangun di Kota

Bandar Lampung adalah sebanyak 41 buah jembatan.

(6) Meningkatkan Penataan Kawasan Pemukiman Kumuh

Dengan sasaran Tertatanya kawasan pemukiman kumuh, salah

satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota Bandar Lampung

adalah pembangunan Rusunawa dimana pengelolaan Rusunawa

dilaksanakan oleh UPT Rusunawa. Adapun Rusunanwa ini

diperuntukkan untuk masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

yang ada di kota Bandar Lampung. Rusunawa yang ada di kota

Bandar Lampung terdiri dari :

- Rusunawa Sukamaju 48 pintu,

- Rusunawa Keteguhan (2 twin block) terdapat 96 pintu,

- Rusunanawa Ketapang (2 twin block) terdapat 198 pintu.

II.10. OUTPUT

 Terhimpunnya data-data yang akan dijadikan pendukung Penguatan

Sistem Inovasi Daerah (SiDA)

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 62


2017
II11. PEMBIAYAAN

Pembiayaan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA)

berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat

Daerah DPA SKPD No. 1.06.1.01.31.01.5.2 sebesar Rp.

75.000.000,- (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah) dengan Realisasi Fisik 10 %

dan realisasi keuangan sebesar Rp. 11.696.000 - (.Sebelas juta enam

ratus sembilan puluh enam ribu rupiah )

BAB III. PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Ada beberapa hal yang mendasari pentingnya Sistem Inovasi Daerah

dibentuk. Dalam dasawarsa terakhir ini terjadi pergeseran dari ekonomi yang

berbasis industri menuju ke ekonomi berbasis pengetahuan. Selain itu, daya

saing daerah ditentukan oleh kemampuan memanfaatkan modal SDM melalui

inovasi. Sistem inovasi dibutuhkan dikarenakan juga oleh karakteristik pasar

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 63


2017
yang dinamis, kompetisi global, kecenderungan membentuk jejaring, posisi

tenaga kerja dengan upah tinggi, keterampilan luas dengan berbagai disiplin,

pembelajaran tanpa kenal waktu dan sepanjang hayat, dan pengelolaan SDM

kolaboratif serta rendahnya jiwa kewirausahaan masyarakat. Kondisi ini

mendesak dibentuknya suatu sistem untuk mengatasi permasalahan di

masyarakat yang semakin kompleks.

Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Kota Bandar Lampung antara lain

SDM berkualitas rendah; pertumbuhan ekonomi kurang bermutu yang

didominasi oleh sektor konsumsi, sektor keuangan, dan sektor riil yang tidak

bisa diperdagangkan. Selain itu, antara perusahaan besar dan usaha rakyat

belum terjalin kerjasama secara produktif dan sinergis. Satu hal lagi yang

menjadi masalah adalah kerusakan lingkungan dan marginalisasi masyarakat

serta biaya dan risiko tinggi.

Animo masyarakat Bengkulu bahwa PNS masih menjadi prioritas utama

dalam pencarian kerja. Padahal majunya suatu daerah bukan ditentukan oleh

banyaknya aparatur negara (PNS) tetapi seberapa jauh sektor swasta

berkembang. Negara yang maju dan makmur merupakan salah satu ciri

utamanya memiliki jumlah pengusaha sedikitnya 2% dari jumlah

penduduknya, sedangkan, Indonesia hanya sebesar 0,18%.. Jadi, Kota

Bandar Lampung harus mampu mendorong tumbuhnya sektor swasta dengan

jalan mempermudah mekanisme penanaman investasi dan fasilitas umum

yang mendukung tumbuhnya sektor swasta.

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 64


2017
Sistem Inovasi Daerah (SIDa) merupakan sebuah pola pendekatan

pembangunan daerah yang dilakukan secara sistemik dan sistematis. Melalui

pendekatan pembangunan SIDa ini, keseluruhan pelaku, lembaga, jaringan,

kemitraan, aksi, proses produksi dan kebijakan yang mempengaruhi arah

perkembangan, kecepatan dan difusi inovasi serta proses pembelajaran

dilaksanakan untuk mencapai pembangunan sebuah daerah.

Sistem Inovasi pada dasarnya merupakan suatu kesatuan dari sehimpunan

aktor, kelembagaan, hubungan, jaringan, interaksi dan proses produktif yang

mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya

(termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta proses pembelajaran.

Konsep Kota Sehat merupakan pola pendekatan untuk mencapai

kondisikota/kabupaten yang aman, nyaman dan sehat bagi warganya melalui

upaya peningkatankualitas lingkungan fisik, sosial dan budaya secara optimal

sehingga dapat mendukung peningkatan produktivitas dan perekonomian

wilayah (atau lebih bertujuan kepada “good governance’) Kota Sehat

merupakan gerakan untuk mendorong inisiatif masyarakat (capacitybuilding)

menuju hidup sehat. Memperhatikan konsepsi gerakan kota sehat tersebut,

tampak bahwa gerakan kota sehat merupakan pendekatan „multi stakeholders‟,

dimana sektor kehutanan (pemerintah dan swasta) yang merupakan bagian dari

stakeholders dapat ikut aktif/ berpartisipasi sesuai dengan bidang tugasnya.

Partisipasi tersebut dalam tahap awal dapat berupa upaya untuk

mempromosikan/ menginformasikan kegiatan-kegiatan yang telah danakan

dilakukan, yang dapat menunjang gerakan kota sehat, serta menselaraskan

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 65


2017
kegiatandengan sektor lain yang secara bersama-sama dapat mewujudkan kota

sehat.

III.2 SARAN

1. Mendukung pengembangan SDM daerah dengan memberikan pelatihan,

dan pendidikan, dan sebagainya.

2. Mendukung kerjasama tripartite (industri, lembaga riset pemerintah,

universitas) tingkat daerah, antar daerah, dan dalam skala nasional.

Menguatkan aktivitas dan fungsi institusi riset daerah untuk menjadi

pendorong industri daerah dengan mempermudah pertukaran SDM antar

daerah.

3. Memindahkan sebagian dari fungsi riset Pemerintah Pusat ke daerah

dalam Balai Besar Industri (BBI) atau membentuk beberapa Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi Daerah (BPPTD) dalam beberapa

kawasan tertentu.

4. Mendukung pembangunan sekolah-sekolah professional kejuruan yang

mengarah kepada bidang teknologi dan pembangunan sekolah tinggi yang

mengarah kepada penelitian yang berhubungan dengan kompetensi inti

tersebut.

5. Intinya pusat inovasi di daerah merupakan bentuk dari hasil kerja sama

yang kuat antara unsur lembaga Litbang, akademisi, dunia usaha dan

masyarakat di daerah di mana peran pemerintah daerah menjadi bagian

terpenting dalam pengembangannya. Dengan munculnya produk-produk

unggulan daerah yang dikemas dengan teknologi yang diproduksi para

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 66


2017
pelaku usaha di daerah, maka akan semakin meningkatkan pendapatan

daerah dan mengurangi ketergantungan terhadap pusat.

Laporan Kegiatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Tahun Anggaran 67


2017

Anda mungkin juga menyukai