Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA

Program : Program Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan SDM dan

Iptek Daerah

Kegiatan : Penguatan Kerjasama Kelitbangan

Organisasi : Badan Perencanaan Daerah Penelitian dan Pengembangan

Kabupaten Pesisir Selatan

Tahun Anggaran : 2018

A. LATAR BELAKANG

Pada era globalisasi dewasa ini, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

(Iptek) merupakan salah satu hal penting yang sangat menentukan kemampuan daya

saing suatu bangsa. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan yang terjadi yakni

pergeseran paradigma pembangunan ekonomi, dari pembangunan ekonomi yang

berbasis sumber daya menjadi berbasis pengetahuan. Dalam konteks ini, penguasaan

iptek menjadi sangat strategis sebagai pendorong untuk meningkatkan daya saing

bangsa secara berkelanjutan.

Pembangunan Iptek pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun peradaban bangsa. Pembangunan

Iptek dalam rangka pembangunan nasional perlu dilakukan secara lebih terarah dan

terpadu, agar hasilnya dapat bermanfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan

masyarakat dan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini perlu dilakukan pengembangan

secara simultan terhadap Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas P3 lptek) yang mengandung dan membentuk

keterkaitan yang tidak terpisahkan dan saling memperkuat antara unsur-unsur

kelembagaan, sumber daya, serta jaringan iptek dalam satu kesatuan yang utuh di

KAK PERUBAHANPENGUATAN KERJASAMA KELITBANGAN 1


lingkungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengembangan Sisnas P3 Iptek sangat

strategis untuk mendukung peningkatan daya saing bangsa secara keseluruhan.

Penyusunan arah dan prioritas pembangunan Iptek, baik nasional maupun

daerah, merupakan langkah strategis yang perlu dilakukan agar implementasi dari

Sisnas P3 lptek dapat optimal dalam mendukung pembangunan iptek nasional. Dalam

UU No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan

Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, secara eksplisit dijelaskan mengenai

pentingnya penyusunan prioritas pembangunan iptek, baik nasional maupun daerah.

Untuk membantu pemerintah dalam menyusun arah serta kebijakan pembangunan

iptek, maka Pemerintah Pusat diberi kewenangan untuk membentuk Dewan Riset

Nasional (DRN), sedangkan Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk membentuk

Dewan Riset Daerah (DRD).

Menurut Undang-undang No 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional

Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pasal 20

ayat (4) bahwa untuk mendukung perumusan prioritas dan berbagai aspek kebijakan

penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi,

pemerintah daerah membentuk Dewan Riset Daerah yang beranggotakan masyarakat

dari unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi di daerahnya.

Dewan Riset Daerah merupakan lembaga yang kegiatannya berkaitan dengan

penyusunan kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi di daerah yang bersangkutan.

Dewan Riset Daerah juga berfungsi untuk mendukung pemerintah daerah melakukan

koordinasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan daerah-daerah lain, serta

mewakili daerah di Dewan Riset Nasional.

Dengan demikian, dalam konteks otonomi daerah, pembentukan DRD sangat

strategis untuk mendukung peningkatan daya saing daerah melalui pemberdayaan

lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan di daerah. Pembentukan DRD

KAK PERUBAHANPENGUATAN KERJASAMA KELITBANGAN 2


dimaksudkan sebagai pranata yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah untuk

memperkuat perwujudan otonomi daerah di bidang iptek.

Pengembangan dan pemberdayaan DRD merupakan langkah strategis untuk

meningkatkan daya saing daerah yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi

yang signifikan bagi peningkatan daya saing bangsa secara keseluruhan.

Selain pembentukan DRD, dalam kelitbangan juga perlu menjalin kerjasama

dengan Perguruan Tinggi atau lembaga kelitbangan. Dalam prinsip manajemen

modern, suatu organisasi atau lembaga akan mampu memberikan hasil optimal apabila

memiliki jejaring (networking) yang kuat. Jejaring yang dimaksud di sini tentunya

adalah 2 (dua) kelompok atau lebih organisasi yang membentuk suatu komunitas atau

lembaga atas dasar keselarasan peran dan fungsi, ataupun tujuan dan sasaran yang

ingin dicapai oleh masing-masing organisasi tersebut.

Kembali pada keberadaan Insitutsi Litbang, peran dan fungsi yang diembannya

secara ekspektatif mengandung unsur-unsur fasilitator, organisator, konseptor, dan

motivator yang memungkinkan adanya ruang gerak secara luas, sesuai kapasitas peran

dan fungsinya tersebut. Hal ini pula yang menuntut perlunya membentuk jejaring antar

mitra kerja Litbang secara lebih luas pula.

Dalam UU No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian

Pengembangan dan Penerapan Iptek pada Pasal 15 Ayat (1) disebutkan bahwa:

“Jaringan Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek berfungsi

membentuk jalinan hubungan interaktif yang memadukan unsur-unsur kelembagaan

Iptek untuk menghasilkan kinerja dan manfaat yang lebih besar dari keseluruhan yang

dapat dihasilkan oleh masing-masing unsur kelembagaan secara sendiri-sendiri”.

Selanjutnya dalam Pasal 15 Ayat (2) disebutkan bahwa: “untuk

mengembangkan jaringan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), perguruan tinggi,

lembaga litbang, badan usaha, dan lembaga penunjang wajib mengusahakan kemitraan

KAK PERUBAHANPENGUATAN KERJASAMA KELITBANGAN 3


dalam hubungan yang saling mengisi, melengkapi, memperkuat, dan menghindarkan

terjadinya tumpang tindih yang merupakan pemborosan”.

Dalam pelaksanaan kerjasama antara Lembaga Administrasi Negara (LAN)

dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan akan dibentuk Laboratorium

Inovasi yang merupakan sebuah program kerjasama Lembaga Administrasi Negara

(LAN) dengan instansi pemerintah baik pusat maupun daerah yang bersifat

pendampingan, asistensi, dan fasilitasi terhadap penumbuhkembangan semangat dan

aksi nyata dalam berinovasi di sektor publik. Laboratorium Inovasi bertujuan untuk

memunculkan program-program inovatif guna meningkatkan kualitas pelayanan

publik dan mengakselerasi kinerja OPD. Laboratorium Inovasi menggunakan metode

5D+1D dalam mendorong penciptaan dan mengimplementasikan ide inovasi. Metode

5D +1D tersebut terdiri atas 5+1 tahapan pelaksanaan yakni:

1) Drum-Up (D1)  penanaman perubahan mindset / brainstrorming


Dengan inovasi membuka spektrum,cakrawala berpikir kita
2) Diagnose (D2)
Menginventarisir inovasi ide, gagasan dari OPD
3) Design (D3)
Merancang inovasi secara lebih detil dan siap untuk diimplementasikan
4) Deliver (D4)
Implementasi, monitoring dan evaluasi implementasi inovasi
5) Display (D5)
Festival dan promosi inovasi
6) Documentation (D6)
Dokumentasi seluruh inovasi

Melalui Kegiatan Penguatan Kerjasama Kelitbangan ini diharapakan mampu

meningkatkan daya saing daerah yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi

yang signifikan bagi peningkatan daya saing bangsa secara keseluruhan.

KAK PERUBAHANPENGUATAN KERJASAMA KELITBANGAN 4


B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,

Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman

Penelitian dan Pengembangan Di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan

Pemerintahan Daerah;

5. Peraturan bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri

Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem

Inovasi Daerah;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor : 09 Tahun 2017 tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun

Anggaran 2018;

7. Peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor : 52 Tahun 2017 tentang Standar Biaya di

Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2018;

8. Peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor : 53 Tahun 2017 tentang Penjabaran

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun

Anggaran 2018;

9. Keputusan Bupati Pesisir Selatan Nomor : 900/35/Kpts/BPT-PS/2018 tentang

Penunjukkan Pegawai Negeri Sipil menjadi Pengguna Anggaran/ Pengguna

Barang, Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran dan Bendahara

KAK PERUBAHANPENGUATAN KERJASAMA KELITBANGAN 5


Pengeluaran Pembantu pada Badan Perencanaan Daerah Penelitian dan

Pengembangan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2018;

10. Keputusan Kepala Bapedalitbang Kabupaten Pesisir Selatan Nomor : 800/009/Set-

Bapedalitbang/I/2018 tentang Penunjukkan Pegawai Negeri Sipil menjadi Pejabat

Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dilingkup Badan Perencanaan Daerah Penelitian

dan Pengembangan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2018.

C. MAKSUD dan TUJUAN

Maksud dari kegiatan Penguatan Kerjasama Kelitbangan adalah meningkatkan daya

saing daerah yang pada akhirnya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Tujuan kegiatan Penguatan Kerjasama Kelitbangan adalah::

1. terciptanya intensitas koordinasi, terciptanya peluang-peluang kerjasama, serta

terbukanya ruang gerak untuk sinergi yang didasarkan atas kriteria:

a) Berorientasi pada keberhasilan program atas dasar kompetensi unsur-unsur


yang bermitra
b) Memiliki sasaran yang jelas dengan dibarengi oleh strategi pencapaian yang
lebih bersifat implementatif .
2. Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, fasilitasi, pembinaan penelitian

dan pengembangan terkait inovasi daerah.

3. Membantu pemerintah Daerah dalam menyusun arah kebijakan pembangunan

ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) di daerah

D. SUMBER PENDANAAN/PEMBIAYAAN

Pendanaan Kegiatan Penguatan Kerjasama Kelitbangan bersumber dari dana APBD

Kabupaten Pesisir Selatan sebesar Rp.175.365.300,- (seratus tujuh puluh lima juta tiga

ratus enam puluh lima ribu tiga ratus rupiah).

KAK PERUBAHANPENGUATAN KERJASAMA KELITBANGAN 6


E. JADWAL PELAKSANAAN

Kegiatan Penguatan Kerjasama Kelitbangan dilaksanakan selama 12 bulan (Januari s/d

Desember 2018) dengan jadwal pelaksanaan dibawah ini:

KAK PERUBAHANPENGUATAN KERJASAMA KELITBANGAN 7


JADWAL PELAKSANAAN
KEGIATAN PENGUATAN KERJASAMA KELITBANGAN
TAHUN ANGGARAN 2018

NO KEGIATAN JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPT OKT NOV DES

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Administrasi Kegiatan

2 Pengukuhan Dewan Riset Daerah

3 Focus Group Discussion

4 Penjajakan Kerjasama Kelitbangan

5 Rapat Penguatan Kerjasama Kelitbangan

6 Penandatangan Kerjasama (MoU dan PKS)

7 Pembentukan Laboratorium Inovasi

8 Penyelesaian Adminstrasi

KAK PERUBAHANPENGUATAN KERJASAMA KELITBANGAN 8


F. KELUARAN

Keluaran kegiatan ini adalah jumlah Memorandum of Understanding (MoU) dan

Perjanjian Kerjasama (PKS) sebanyak 2 MoU dan PKS dan 1 Laboratorium Inovasi.

Demikianlah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat, agar dapat dipergunakan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Painan, Agustus 2018

Diketahui oleh : Dibuat oleh :


Kepala Bapedalitbang Kab.Pesisir Selatan Kuasa Pengguna Anggaran/
Kabid Penelitian dan Pengembangan

Yozki Wandri, S.Pi.MSi Retma Haryeti, ST


NIP. 19750101 200003 1 003 NIP. 19780328 200501 2 007

KAK PERUBAHANPENGUATAN KERJASAMA KELITBANGAN 9

Anda mungkin juga menyukai