Anda di halaman 1dari 28

RENCANA STRATEGIS BISNIS

(RSB)

Tahun 2022-2026

Badan Layanan Umum


PUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
LEMBAR PENGESAHAN

RENCANA STRATEGIS BISNIS (RSB) TAHUN 2022 - 2026

PUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI

BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL

KEPALA PUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI

Dr. Yenni Bakhtiar, M.Ag.Sc., IPU.

PLT. SEKRETARIS UTAMA BRIN

Rr. Nur Tri Aries Suestiningtyas, MA.


RINGKASAN EKSEKUTIF

Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN) merupakan lembaga yang bertanggung jawab
menyelenggarakan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan
inovasi. Lahirnya BRIN diharapkan mampu menjawab tantangan atas lemahnya inovasi dan
rendahnya kontribusi IPTEK terhadap pertumbuhan ekonomi serta rendahnya kontribusi industri
dalam kegiatan riset dan inovasi. Pusat Pelayanan Teknologi (Pusyantek) merupakan satker BLU
yang dikelola oleh BRIN untuk menjalankan fungsi pelayanan teknologi, intermediasi teknologi
dan komersialisasi teknologi. Sebagai satu - satunya BLU Inovasi, Pusyantek terus melakukan
upaya untuk memperkuat pendayagunaan SDM IPTEK agar lebih berkontribusi dalam
pembangunan berkelanjutan berbasis IPTEK melalui kegiatan layanan teknologi yang diberikan
kepada mitra Perusahaan Swasta, BUMN, Instansi Pemerintah, Perguruan Tinggi, dan Mitra
Asing. Salah satu langkah strategis yang diperlukan adalah mengintegrasikan seluruh kekuatan
lembaga litbangjirap pemerintah baik anggaran, program, maupun SDM untuk membantu mitra
pengguna dalam meningkatkan daya saing dan kemandirian serta berkontribusi mendorong
partisipasi sektor swasta dalam kegiatan riset dan inovasi. Adapun yang menjadi target Rencana
Strategis Bisnis (RSB) tahun 2022 - 2026 adalah Meningkatkan pendayagunaan hasil invensi,
inovasi, dan SDM IPTEK sebagai pendorong peningkatan produktivitas dan solusi teknologi yang
memberikan manfaat bagi peningkatan daya saing dan kemandirian industri nasional dengan
sasaran strategis : 1) Termanfaatkannya hasil riset dan inovasi untuk memperkuat transformasi
ekonomi yang berdayasaing dan mandiri dan 2) Termanfaatkannya layanan teknologi untuk
mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian. Berdasarkan hasil evaluasi menggunakan
analisis SWOT, Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) dan Evaluasi Faktor Internal (EFI) diketahui
posisi Pusyantek pada Metode Internal Eksternal (IE) Matriks berada pada Kuadran II (Tumbuh
dan Membangun) dengan strategi utamanya bersifat intensif, agresif, dan taktikal yaitu
melakukan penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Pusyantek juga
telah menetapkan indikator kinerja tahun 2022 - 2026 yaitu : 1) Pertumbuhan pendapatan PNBP
BLU darti mitra non pemerintah, 2) Pertumbuhan jumlah mitra pengguna layanan, 3)
Kemandirian pendanaan operasional BLU, 4) Efisiensi dan efektifitas layanan, 5). Peningkatan
kualitas layanan (kepuasan pelanggan), dan 6). Digitalisasi layanan.
1. PENDAHULUAN

1.1. Resume Rencana Strategis (Renstra) Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN) merupakan lembaga yang bertanggung jawab
menyelenggarakan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan
inovasi. Lahirnya BRIN merupakan amanah dari Undang Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2019
tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan telah diturunkan dalam Peraturan
Presiden (PerPres) Nomor 78 Tahun 2021 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional. Hadirnya
BRIN diharapkan mampu menjawab berbagai isu strategis seperti rendahnya kontribusi IPTEK
terhadap pertumbuhan ekonomi, ekspor Indonesia yang masih didominasi produk mentah hasil
sumberdaya alam dengan kompleksitas rendah, hasil riset yang belum berhasil dikonversi menjadi
produk komersial, dan anggaran riset yang masih didominasi dari Pemerintah.

Peningkatan daya saing dan kemandirian perekonomian Indonesia menjadi hal utama yang perlu
menjadi perhatian semua pemangku kepentingan dan sivitas Badan Riset dan Inovasi Nasional
(BRIN). Titik berat peningkatan daya saing dan kemandirian perekonomian perlu diarahkan pada
peningkatan penguatan riset dan inovasi serta pemanfaatannya. Selain itu, perlu dilakukan upaya
yang memadai untuk memperkuat pendayagunaan SDM IPTEK agar lebih berkontribusi dalam
pembangunan berkelanjutan dan peningkatan daya saing dan kemandirian. Salah satu langkah
strategis yang diperlukan adalah mengintegrasikan seluruh kekuatan lembaga litbangjirap
pemerintah baik anggaran, program maupun SDM serta membantu industri dalam meningkatkan
daya saing dan kemandirian serta berkontribusi mendorong partisipasi sektor swasta dalam
kegiatan riset dan inovasi.

1.1.1. Visi dan Misi Badan Riset dan Inovasi Nasional

Dalam rangka menjalankan amanah sesuai tugas dan fungsinya, BRIN menetapkan visi sebagai
“Badan Riset dan Inovasi Nasional yang andal, profesional, inovatif dan berintegritas dalam
pelayanan kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan
Wakil Presiden Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan
Gotong Royong”.

Sebagai upaya untuk mewujudkan visi tersebut di atas, misi Badan Riset dan Inovasi Nasional
adalah sebagai berikut.
1. Memberikan dukungan teknis dan administrasi serta analisis yang cepat, akurat, dan responsif
kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan penelitian, pengembangan,
pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi, penyelenggaraan ketenaganukliran,
dan penyelenggaraan keantariksaan secara nasional yang terintegrasi serta melakukan
monitoring pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi BRIDA,

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan prasarana riset dan inovasi
penyelenggaraan ketenaganukliran, dan keantariksaan secara nasional yang terintegrasi dan
pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi BRIDA,

3. Menyelenggarakan pelayanan yang efektif dan efisien di bidang pengawasan, administrasi


umum, informasi, dan hubungan kelembagaan.

1.1.2. Arah Kebijakan Badan Riset dan Inovasi Nasional

Berdasarkan pada Visi dan misi BRIN seperti yang dikemukakan di atas, selanjutnya dirumuskan
ke dalam bentuk yang lebih terarah dan bersifat operasional dimana berupa perumusan Sasaran
Strategis sebagaimana dijabarkan di bawah ini.

1. Meningkatnya keunggulan riset dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat
dijadikan kebijakan berbasis bukti yang selaras dengan arah pembangunan berkelanjutan
(Sasaran Strategis 1),

2. Meningkatnya kolaborasi dalam pengembangan dan pemanfaatan produk ilmu pengetahuan


berdasarkan prioritas pembangunan berkelanjutan (Sasaran Strategis 2),

3. Meningkatnya penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung kualitas


lingkungan hidup, ketahanan bencana, dan kerentanan iklim (Sasaran Strategis 3),

4. Meningkatnya produktivitas dan daya saing sumber daya riset dan inovasi BRIN (Sasaran
Strategis 4),

5. Implementasi Reformasi Birokrasi BRIN sesuai Roadmap Reformasi Birokrasi Nasional menuju
Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan bersih (Sasaran Strategis 5).
1.2. BLU Pusat Pelayanan Teknologi (Pusyantek)

1.2.1. Visi dan Misi Badan Layanan Umum

Berdasarkan Peraturan Badan Riset dan Inovasi Nasional Nomor 1 Tahun 2021 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Riset Nasional pasal 177 dijelaskan bahwa Pusat Pelayanan Teknologi
(Pusyantek) merupakan Satuan Kerja (Satker) yang berada dibawah dan bertanggungjawab
langsung kepada Kepala BRIN melalui Sekretaris Utama. Pusyantek mempunyai tugas
melaksanakan Manajemen Pemasaran, Manajemen Kontrak dan Lisensi, Manajemen Proyek,
Manajemen Keuangan dan Pengawasan Intern serta Manajemen Risiko. Dalam rangka
mewujudkan Visi dan Misi BRIN, maka Visi Pusyantek adalah “Menjadi penyedia layanan
komersialisasi produk dan jasa teknologi yang inovatif dan terpercaya”. Sebagai upaya untuk
mewujudkan visi tersebut di atas, misi Pusyantek adalah sebagaimana di bawah ini.

1. Memberikan pelayanan teknologi, solusi teknologi dan komersialisasi produk inovatif pada
mitra,

2. Mensinergikan potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya fasilitas untuk layanan


teknologi,

3. Memberikan layanan prima dan tata kelola yang baik, dan akuntabel.

Visi dan Misi Pusyantek diatas selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk Sasaran Strategis yang
memiliki keterkaitan yang erat dengan Sasaran Strategis BRIN SS2, SS3, SS4 dan SS5 sebagai
berikut.

1. Peningkatan Pendapatan Layanan Teknologi

Terwujudnya pertumbuhan pendapatan layanan teknologi tahun 2022-2026 dari mitra non
pemerintah rata-rata sebesar 4% secara berkesinambungan,

2. Peningkatan Pemanfaatan Layanan Teknologi (Jumlah Kontrak)

Terwujudnya pertumbuhan jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan teknologi (jumlah


kontrak) tahun 2022-2026 rata-rata sebesar 6 % per tahun,

3. Terwujudnya BLU yang mandiri 100%

Tidak terdapatnya alokasi Rupiah Murni (RM) untuk biaya pelaksanaan kegiatan operasional
BLU Pusyantek,
4. Terwujudnya penyelengaraan operasional berdasarkan tata kelola yang baik, bersih, efisien
dan akuntabel.

1.2.2. Struktur Organisasi

Pusat Pelayanan Teknologi (Pusyantek) dipimpin oleh seorang Kepala Pusyantek dibantu oleh 5
Koordinator Fungsi, 12 Kepala Sub Koordinator, dan Kelompok Jabatan Fungsional seperti
ditunjukkan pada Gambar 1 yang menggambarkan tentang Struktur Organisasi Pusyantek.

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusyantek

1.3. Target Rencana Strategis Bisnis

Rencana Strategis Bisnis (RSB) 2022-2026 digunakan sebagai pijakan untuk mewujudkan sasaran
strategis sebagai berikut:

1. Termanfaatkannya hasil riset dan inovasi untuk memperkuat transformasi ekonomi yang
berdayasaing dan mandiri,

2. Termanfaatkannya layanan teknologi untuk mendukung peningkatan daya saing dan


kemandirian.
2. ANALISIS DAN STRATEGI

2.1. Evaluasi Kinerja Badan Layanan Umum

Evaluasi kinerja dilakukan dengan melihat pada 2 (dua) aspek yaitu Jumlah Layanan IPTEK dan
Jumlah Nilai Kontrak. Data dan informasi yang dievaluasi memiliki rentang waktu 5 tahun (2017-
2021). Layanan teknologi diberikan kepada mitra kerjasama dari Instansi Pemerintah, Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), Perusahaan Swasta, dan Institusi Lainnya.

2.1.1. Kinerja Jumlah Layanan dan Nilai Kontrak Layanan IPTEK

KINERJA LAYANAN IPTEK


BLU PUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI BRIN
TAHUN 2017 - 2021
250 219
JUMLAH LAYANAN

200
154
150 114
95 91 95
100 79
55
31 37 40 31 33 38 26
50 7 9 4 2 0
0
2017 2018 2019 2020 2021
TAHUN ANGGARAN

Instansi Pemerintah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perusahaan Swasta Institusi Lainnya

Grafik 2.1. Kinerja Layanan IPTEK Tahun 2017 - 2021

Melihat kepada Grafik 2.1. di atas tentang Kinerja Layanan IPTEK, pergerakannya fluktuatif tetapi
trend perkembangannya cenderung meningkat selama 5 tahun terakhir untuk semua jenis mitra
kerjasama dengan rata – rata peningkatan sebesar 27 % setiap tahunnya. Pertumbuhan jumlah
layanan teknologi secara signifikan terjadi pada tahun 2019 kepada mitra kerjasama dari
Perusahaan Swasta dengan peningkatan sebesar 90 %. Layanan IPTEK yang diberikan didominasi
oleh Penggunaan Tenaga Ahli dan Kajian Teknologi yang diikuti oleh layanan teknologi lainnya. Ini
adalah dampak dari usaha penetrasi pasar dimana Pusyantek semakin dikenal oleh banyak
perusahaan di Indonesia.
Tabel 2.1. Kinerja Layanan IPTEK Tahun 2017 - 2021

TAHUN
NO. MITRA KERJASAMA
2017 2018 2019 2020 2021
1. Instansi Pemerintah 95 91 79 79 55
2. BUMN 31 40 33 38 26
3. Perusahaan Swasta 37 31 219 219 154
4. Institusi Lainnya 7 9 4 2 0
TOTAL 170 171 335 249 235

Data dan informasi yang lebih detail ditunjukkan pada tabel 2.1. di atas tentang Kinerja Layanan
Teknologi. Dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021, jumlah layanan teknologi yang diberikan
cenderung meningkat. Namun demikian, pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 25 %
dan tahun 2021 sebesar 6 %. Apabila melihat kinerja jumlah layanan teknologi dari setiap mitra
kerjasama, Instansi Pemerintah cenderung stabil karena bersifat penugasan dari Pemerintah
Indonesia begitu juga dengan BUMN. Di sisi lain, Perusahaan Swasta mengalami penurunan paling
besar karena terdampak Pandemi Covid–19 yang menyebabkan para pelaku usaha merealokasi
anggaran untuk antisipasi dampak dari Pandemi Covid–19. Selain itu, dampak dari masa pemilihan
Presiden juga berpengaruh terhadap pergerakan kebijakan dan strategi banyak perusahaan di
Indonesia karena menunggu kebijakan baru yang akan diterbitkan oleh Pemerintah.

KINERJA NILAI KONTRAK LAYANAN IPTEK


BLU PUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI BRIN
TAHUN 2017 - 2021
100.0 91.7
84.8
(DALAM MILYAR RUPIAH)

79.1
80.0 70.9
NILAI KONTRAK

60.0
39.8
40.0 27.1 31.2 30.4
23.9
15.4 17.4 17.7
20.0 9.6 12.5 5.2
11.6
2.4 0.6 0.3 -
-
2017 2018 2019 2020 2021
TAHUN ANGGARAN

Instansi Pemerintah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perusahaan Swasta Institusi Lainnya

Grafik 2.2. Kinerja Nilai Kontrak Layanan IPTEK Tahun 2017 - 2021
Nilai kontrak Pusyantek bergerak secara fluktuatif dengan trend meningkat selama 8 tahun
terakhir untuk Mitra Kerjasama BUMN dan Perusahaan Swasta. Melihat pada Grafik 2.2.,
kontribusi jumlah total nilai kontrak terbesar didapatkan dari mitra kerjasama Instansi
Pemerintah melalui mekanisme Kerjasama Swakelola Tipe 2.

Hal tersebut terjadi karena Pusyantek setiap tahunnya mendapatkan penugasan dari Pemerintah
Indonesia yang berkaitan dengan Penggunaan Tenaga Ahli, Kajian Teknologi, dan Perancangan
dan Pengembangan Prototipe dan/atau Pilot Plant. Beberapa contoh adalah memberikan layanan
teknologi kepada Kementerian Perhubungan dalam rangka pembuatan studi kelayakan kereta api
cepat koridor Jakarta - Surabaya, kerjasama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
terkait Insentif Riset dan Inovasi, dan beberapa kegiatan kerjasama lainnya baik dengan
Pemerintah Pusat maupun Daerah.

Tabel 2.2. Kinerja Nilai Kontrak Layanan IPTEK Tahun 2017 - 2021

TAHUN
NO. MITRA KERJASAMA
2017 2018 2019 2020 2021
1. Instansi Pemerintah 91.7 84.8 79.1 70.9 39.8
2. BUMN 9.6 27.1 17.4 31.2 17.7
3. Perusahaan Swasta 12.5 15.4 23.9 11.6 30.4
4. Institusi Lainnya 5.2 2.4 0.6 0.3 0.0
TOTAL 119.3 129.6 121.2 114.1 88.0
(dalam Milyar Rupiah)

Data dan informasi yang lebih detail dapat dilihat pada Tabel 2.2. tentang Kinerja Jumlah Nilai
Kontrak Layanan Teknologi. Peningkatan terjadi sampai tahun 2018 kemudian mengalami sedikit
penurunan pada tahun 2019 dan 2020. Pada tahun 2019 kegiatan usaha di industri terpengaruh
oleh kegiatan pemilihan presiden dimana dampaknya para pelaku usaha menunda rencana
investasi sampai dengan kebijakan baru diterbitkan. Di tahun 2020, Pandemi Covid – 19 telah
masuk ke Indonesia pada bulan Maret 2020 yang berdampak pada realokasi anggaran baik BUMN
maupun Perusahaan Swasta untuk menghadapi imbas kepada perusahaan. Secara keseluruhan,
pertumbuhan rata – rata nilai kontrak Pusyantek selama 8 tahun terakhir adalah sebesar 17 % per
tahun. Total nilai kontrak terbesar terjadi di tahun 2018 dengan kontribusi terbesar berasal dari
Instansi Pemerintah diikuti oleh BUMN, Perusahaan Swasta dan Lainnya. Nilai kontrak dari
Instansi Pemerintah bersifat penugasan sebagai Instansi Pemerintah yang bergerak di bidang riset
dan inovasi. Di sisi lain, Pusyantek berhasil melakukan penetrasi ke kalangan industri baik BUMN
maupun Perusahaan Swasta dibuktikan dengan tercatatnya nilai tertinggi kerjasama dengan
BUMN dan Swasta sebesar Rp 54 miliar. Jumlah pengguna mitra BUMN dan Perusahaan Swasta
trennya terus mengalami kenaikan.

2.1.2. Kinerja Layanan IPTEK (Target dan Realisasi)

KINERJA LAYANAN IPTEK


TARGET DAN REALISASI
TAHUN 2017 - 2021

130.0
119.0 121.0 118.0
(DALAM MILYAR RUPIAH

150.0 88.0
NILAI KONTRAK

100.0 72.0
60.0 63.0 63.0
50.0
50.0 REALISASI
TARGET
-
2017 2018 2019 2020 2021
TAHUN ANGGARAN

TARGET REALISASI

Grafik 2.3. Kinerja Layanan IPTEK (Target dan Realisasi)

Berdasarkan pada Grafik 2.3. di atas tentang perkembangan Kinerja Layanan IPTEK, terlihat bahwa
BLU Pusyantek selalu melebihi dari target yang telah ditentukan oleh organisasi Induk. Dari Tahun
2017 sampai dengan tahun 2020, target yang diberikan terus meningkat sampai pada akhirnya di
tahun 2021, target yang ditentukan mengalami penurunan. Hal ini tidak terlepas dari akibat
Pandemi Covid – 19 yang terjadi di dunia, khusunya di Indonesia. Akibatnya, banyak mitra
kerjasama BLU Pusyantek melakukan realokasi anggaran untuk menyesuaikan dengan keadaan
ekonomi negara. Namun demikian, dengan target yang ditentukan, BLU Pusyantek terus saja
melebihi dari target yang ditentukan walaupun pencapaiannya mengalami penurunan sejak tahun
2018, 2019, 2020, dan terbesar di tahun 2021. Ke depannya BLU Pusyantek optimis karena
mendapatkan sumber daya baru hasil integrasi LPNK ke dalam satu wadah BRIN.
2.2. Analisis SWOT

Analisis SWOT digunakan untuk mengindentifikasi Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness),


Peluang (Opportunity), dan Ancaman (Threat). Analisis ini digunakan untuk menentukan strategi
dan digabung dengan analisis menggunana model IE Matriks agar dapat merumuskan Strategi
Utama dan Kebijakan yang diperlukan

Tabel 2.3. Analisis SWOT : Kekuatan /Strength

NO. KEKUATAN
1 Citra Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
2 Kompetensi dan Keahlian Tenaga Ahli di Berbagai Bidang
3 Fasilitas dan Peralatan yang Lengkap dan Terkini
4 Produk Inovasi Teknologi Unggulan
5 Portofolio Kekayaan Intelektual / Hak Kekayaan Intelektual
6 Hubungan dengan Mitra Kegiatan Kerjasama yang Beragam
7 Program Technology Transfer Office (TTO)
8 Satuan Kerja dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU)

Tabel 2.4. Analisis SWOT : Kelemahan / Weakness

NO. KELEMAHAN
1 Pembentukan Organisasi Kelembagaan Baru yang Membutuhkan Adaptasi
2 Tumpang Tindih Layanan Teknologi di Internal Organisasi
3 Pengurangan Jumlah Jenis Layanan Teknologi kepada Mitra Kerjasama
4 Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Belum Optimal
Keterbatasan Penyediaan Dokumen Persyaratan Administrasi dalam Menjalankan Kegiatan Usaha
5
sebagai BLU

Tabel 2.5. Analisis SWOT : Peluang / Opportunity

NO. PELUANG
1 Inovasi sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekonomi dan Kemakmuran
2 Kebijakan dan Program Pemerintah tentang Investasi di Bidang Riset dan Inovasi
3 Kebijakan dan Program Pemerintah tentang Peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri
4 Kebijakan Pemerintah tentang Investasi pada Sektor Infrastruktur
5 Peningkatan Kualitas Iklim Investasi pada Produk Research and Development (R&D)
6 Kebutuhan Produk dan Aktivitas Research and Development (R&D) oleh Industri
7 Kebijakan Pemerintah bahwa Satuan Kerja BLU dapat mengalokasikan pembiayaan untuk Belanja
Barang Modal
8 Kebijakan Pemerintah bahwa Satuan Kerja BLU dapat Melakukan Pemanfaatan Aset dengan Pola
Kerjasama KSO / KSM
Tabel 2.6. Analisis SWOT : Ancaman / Threat

NO. ANCAMAN
1 Perubahan dan Perkembangan Teknologi yang pesat
2 Dampak Globalisasi terhadap Perdagangan Internasional
3 Peningkatan Jumlah Pelaku Usaha di Bidang yang sejenis
4 Tingkat Persaingan Usaha di Industri Bisnis yang sejenis
Kebijakan Pemerintah pada Peraturan Perdagangan Internasional terkait Kegiatan Ekspor dan
5
Impor

2.3. Inisiatif Strategis

Untuk menentukan inisiatif strategis, Pusyantek harus dapat mengetahui posisi daya saing di
sektor bisnis dan usaha di bidang riset dan inovasi. Salah satu metode yang dapat digunakan
adalah Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) dan Evaluasi Faktor Internal (EFI). Matriks Internal
Eksternal (IE Matrix) adalah perangkat manajemen strategis yang dapat digunakan untuk
menganalisa kondisi berpengaruh terhadap posisi strategis baik di lingkungan internal maupun
ekternal. IE Matrix didasarkan pada analisis faktor – faktor internal dan eksternal bisnis yang
mengkombinasikan menjadi satu model strategi. Matriks ini memiliki 9 sel atau kuadran yang
masing-masing sel menggambarkan posisi dan strategi entitas yang dievaluasi. Model ini adalah
pengembangan dari model General Electric (GE).

Analisis Faktor Internal dan Eksternal diimplemetasikan melalui dua buah matriks yaitu Matriks
EFE (External Factor Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation). Matriks EFE mengidentifikasi
peluang dan ancaman kunci eksternal yang memiliki implikasi atau pengaruh bagi Pusyantek pada
masa mendatang. Dasar penentuan setiap faktor atau parameter dengan memperhatikan
beberapa hal yang mendatangkan manfaat dan kerugian bagi BLU Pusyantek BRIN di masa
mendatang. Sementara Matriks IFE mengindentifikasi sebaliknya yaitu kekuatan dan kelemahan.
Dasar penentuan faktor internal kunci dengan menemukan karakter parameter yang dapat
menjawab pertanyaan berkaitan dengan kekuatan apa saja yang dimiliki dan kelemahan apa saja
yang memerlukan perbaikan ataupun peningkatan. Agar memudahkan mendapatkan hasil
analisis, faktor – faktor atau parameter – parameter pada Matrik EFE dan IFE yang bersifat
kualitatif tersebut dikonversikan menjadi kuantitatif dengan memberikan bobot, peringkat dan
nilai pada setiap parameter.
Faktor eksternal yang akan dinilai dan dianalisis berasal dari Analisis SWOT sebelumnya tentang
Tantangan (Opportunity) dan Ancaman (Threat) yaitu antara lain Inovasi sebagai Penggerak
Pertumbuhan Ekonomi dan Kemakmuran, Kebijakan dan Program Pemerintah tentang Investasi
di Bidang Riset dan Inovasi, Kebijakan dan Program Pemerintah tentang Peningkatan Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN), Kebijakan Pemerintah tentang Investasi Pada Sektor
Infrastruktur, Peningkatan Kualitas Iklim Investasi Pada Produk Research and Development (R&D),
Kebutuhan Produk dan Aktivitas Research and Development (R&D) oleh Industri, Kebijakan
Pemerintah Bahwa Satuan Kerja BLU Dapat Mengalokasikan Pembiayaan untuk Belanja Barang
Modal, Kebijakan Pemerintah bahwa Satuan Kerja BLU dapat melakukan Pemanfaatan Aset
dengan Pola Kerjasama KSO dan KSM, Perubahan dan Perkembangan Teknologi yang pesat,
Dampak Globalisasi terhadap Perdagangan Internasional, Peningkatan Jumlah Pelaku Usaha di
Bidang Sejenis, Tingkat Persaingan Usaha di Industri Bisnis yang sejenis, Kebijakan Pemerintah
Pada Peraturran Perdagangan Internasional terkait Kegiatan Ekspor dan Impor.

Faktor internal yang akan dinilai dan dianalisis berasal dari Analisis SWOT sebelumnya tentang
Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness) yaitu antara lain Citra BRIN, Kompetensi dan
Keahlian Tenaga Ahli di Berbagai Bidang, Fasilitas dan Peralatan yang Lengkap dan Terkini, Produk
Inovasi Unggulan, Portofolio Kekayaan Intelektual / Hak Kekayaan Intelektual, Hubungan dengan
Mitra Kegiatan Kerjasama yang Beragam, Program Technology Transfer Office (TTO), Satuan Kerja
dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU), Pembentukan Organinsasi
Kelembagaan Baru yang Membutuhkan Adaptasi, Tumpang Tindih Layanan Teknologi di Internal
Organisasi, Pengurangan Jumlah Jenis Layanan Teknologi kepada Mitra Kerjasama, Pemanfaatan
Sarana dan Prasarana Belum Optimal, dan yang terakhir adalah Keterbatasan Penyediaan
Dokumen Persyaratan Administrasi dalam Menjalankan Kegiatan Usaha sebagai Badan Layanan
Umum (BLU).

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh total nilai penjumlahan dari evaluasi faktor eksternal
Peluang dan Tantangan sebesar 3,02 dan total nilai dari evaluasi faktor internal Kekuatan dan
Kelemahan sebesar 2,39. Oleh karena itu, posisi Pusyantek berdasarkan pemetaan tersebut
berada pada koordinat (2,39; 3,02). Koordinat ini berada pada kuadran II (dua) dan sesuai dengan
metode Matriks IE dinamakan sebagai “Posisi Tumbuh (Grow) dan Membangun (Build)” strategi
dengan strategi utama (grand strategy) bersifat intensif, agresif taktikal. Strategi ini focus pada
Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, dan Pengembangan Produk.
Gambar 2. Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal
3. RENCANA STRATEGIS BISNIS (RSB) TAHUN 2022 - 2026

3.1. Program Badan Riset dan Inovasi Nasional

BRIN sebagai satu-satunya lembaga litbangjirap pemerintah memiliki peran dan tanggung jawab
untuk berkontribusi aktif menyelesaikan masalah rendahnya critical mass sektor riset dan inovasi
Indonesia sesuai RIRN 2017 - 2045. Tanpa upaya penyelesaian masalah fundamental ini, sektor
riset nasional tidak akan mampu berkontribusi dalam menghela pembangunan menuju Indonesia
maju. Dalam menghadapi tantangan Global dan Revolusi Industri 4.0, BRIN terus bekerja keras
dalam beradaptasi dengan kondisi kekinian dan bertransformasi menjadi lembaga yang berperan
besar menjadi penyedia solusi berbasis sains dan teknologi serta menghadirkan hasil-hasil riset
dan inovasi yang bermanfaat nyata bagi masyarakat luas. Berbagai upaya telah diinisiasi BRIN
dalam melakukan pembenahan manajemen riset yang sesuai dengan norma dan standar global;
mempercepat peningkatan kapasitas dan kompetensi riset melalui peningkatan kualifikasi
sumber daya manusia (SDM); serta meningkatkan peran BRIN sebagai penyedia infrastruktur
(SDM dan perangkat keras/lunak) riset nasional dan hub (tempat/wadah) kolaborasi untuk
aktivitas kreatif berbasis iptek yang terbuka bagi semua kalangan (akademisi, mahasiswa, dan
industri).

Merujuk pada pilar pembangunan Indonesia 2045 yang dituangkan dalam empat pilar
pembangunan yakni Pembangunan Manusia dan penguasaan Iptek, Pemerataan Pembangunan,
Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan dan Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola
Pemerintahan, fokus utama BRIN adalah pada pembangunan manusia dan penguasaan iptek.
Dalam upaya mencapai fokus tersebut, BRIN berusaha meningkatkan sumbangan iptek dalam
pembangunan dengan empat strategi yaitu sebagai berikut.

1. Open Platform

Inovasi nasional dengan dukungan SDM yang unggul, infrastruktur riset yang lebih terbuka
serta pendanaan riset yang lebih kompetitif,

2. Mobilitas dan Pendayagunaan Periset

Kunci terbesar keberhasilan pelaksanaan riset dan inovasi serta layanan teknologi terletak
pada SDM yang unggul. Manajemen Talenta Nasional yang diselenggarakan BRIN merupakan
platform dasar untuk peningkatan kapasitas dan mobilitas periset agar lebih berdayaguna dan
memberikan manfaat yang sebesar – besarnya.
3. Fasilitasi Pendanaan Riset Swasta

Pendanaan riset di Indonesia yang masih didominasi anggaran pemerintah berbanding


terbalik dengan kondisi riset global. Oleh karena itu, BRIN mendorong dan memfasilitasi
Swasta untuk lebih meningkatkan kontribusinya dalam anggaran riset melalui kolaborasi riset
maupun kegiatan layanan teknologi yang memanfaatkan hasil riset dan inovasi BRIN.

Dengan menjalankan strategi tersebut, diharapkan BRIN dapat mendorong perbaikan ekosistem
riset dan inovasi sehingga mampu menghasilkan produk-produk inovatif untuk meningkatkan
daya saing dan kemandirian nasional. BRIN berkomitmen meningkatkan daya saing dan
kemandirian bangsa melalui dua belas fokus bidang riset sebagai berikut.

1. Riset Bidang Kebumian dan Maritim,

2. Riset Bidang Hayati dan Lingkungan,

3. Riset Bidang Pertanian dan Pangan,

4. Riset Bidang Kesehatan,

5. Riset Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora,

6. Riset Bidang Arkeologi, Bahasa, dan Sastra,

7. Riset Bidang Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat,

8. Riset Bidang Elektronika dan Informatika,

9. Riset Bidang Energi dan Manufaktur

10. Riset Bidang Nanoteknologi dan Material,

11. Riset Bidang Teknologi Nuklir

12. Riset Bidang Penerbangan dan Antariksa

Kedua belas fokus bidang riset diatas sekaligus menjadi bidang fokus layanan teknologi BRIN yang
dilaksanakan melalui BLU Pusyantek.

3.2. Strategi Bisnis Badan Layanan Umum

Dalam rangka mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis maka perlu dirumuskan arah
kebijakan dan strategi bisnis untuk pencapaiannya. Dengan dasar analisis posisi organisasi dan
strategi utama maka perumusan arah Kebijakan Pusyantek adalah sebagai berikut.
a. Menjadi BLU yang biaya operasionalnya mandiri 100% (Rupiah Murni/APBN Rp 0,-),

b. Pengendalian pendistribusian pendapatan keuangan dengan penetapan besaran (bobot)


terhadap pendistribusian pendapatan,

c. Pengalokasian anggaran investasi jangka pendek dan jangka panjang berdasarkan kelayakan
dan prospek bisnis yang menguntungkan,

d. Mendorong peningkatan produktivitas invensi dan inovasi,

e. Peningkatan kemampuan dalam manajemen dan komersialisasi KI/HKI,

f. Peningkatan koordinasi dan komunikasi internal dan eksternal,

g. Penyebaran informasi layanan dan aktifitas melalui media-media komunikasi,

h. Peningkatan kualitas pelayanan,

i. Peningkatan pengawasan internal.

Adapun strategi bisnis Pusyantek dari arah kebijakan sebagaimana diuraikan diatas adalah sebagai
berikut.

a. Melakukan branding Pusyantek BRIN

b. Melakukan transformasi digital layanan teknologi dan komersialisasi teknologi

c. Fokus pada layanan jasa tenaga ahli, kajian teknologi, komersialisasi KI/HKI dan layanan
KSO/KSM

d. Meningkatkan kerjasama aliansi strategis dengan Technology Transfer Office (TTO), dan
penyedia dana inovasi

e. Memperluas cakupan penyebaran informasi dan promosi layanan teknologi dan


komersialisasi teknologi melalui digital marketing, dan media promosi lainnya

f. Memperkuat hubungan kemitraan yang saling menguntungkan dengan mitra pengguna dan
menjadikannya sebagai mitra loyal

g. Mengoptimumkan pemberdayaan aset yang memiliki potensi komersial melalui kerjasama


operasional (KSO) dan kerjasama manajerial (KSM)

h. Meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM sebagai unit produksi yang mandiri
3.3. Proyeksi Pendapatan Tahun 2022 - 2026

Dalam membuat proyeksi jumlah layanan teknologi dan jumlah nilai kontrak dari tahun 2021
hingga tahun 2026, metode yang digunakan adalah “Time Series” dimana menggunakan metode
gabungan (rasionalisasi) antara Semi Moving Average secara kuantitatif dan mempertimbangkan
aspek kualitas dari hasil layanan teknologi yang diberikan kepada mitra kegiatan kerjasama secara
kualitatif serta asumsi – asumsi yang mendukung pelaksanaan kegiatan usaha di Indonesia.
Jumlah proyeksi lima tahun mendatang tersebut tentunya tidak terlepas dari data di masa
sebelumnya yaitu jumlah layanan dari tahun 2017 hingga tahun 2021. Di bawah ini adalah
Proyeksi Jumlah Layanan Teknologi dan Jumlah Nilai Kontrak Layanan Teknologi BLU Pusyantek
BRIN dari tahun 2022 sampai dengan tahun 2026.

Tabel 3.1. Proyeksi Jumlah Layanan IPTEK Tahun 2022 - 2026

TAHUN
NO. MITRA KERJASAMA
2022 2023 2024 2025 2026
Jumlah Layanan IPTEK
1. 120 143 152 162 172
(Kontrak, PO, dsb.)

Jumlah layanan teknologi diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan sampai dengan tahun
2026 dengan rata – rata peningkatan setiap tahunnya sebesar 10 %. Beberapa alasan dalam
penentuan besaran angka tersebut adalah melihat dari Historical Data jumlah layanan teknologi
dari tahun 2017 sampai dengan 2021. Tentunya asumsi ini juga ditambah dengan penanganan
Pandemi Covid – 19 semakin baik dengan dilakukanya vaksinasi secara terus menerus sehingga
roda perekonomian dapat berputar kembali.

Tabel 3.2. Proyeksi Pendapatan Layanan IPTEK Tahun 2022 - 2026

TAHUN
NO. MITRA KERJASAMA
2022 2023 2024 2025 2026
Pendapatan
1. 143 143.5 145 150 155
Layanan IPTEK
(dalam Milyar Rupiah)

Sebagaimana jumlah layanan teknologi diproyeksikan meningkat, jumlah pendapatan juga


diproyeksikan meningkat karena potensi bisnis dan usaha BLU semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya sumber daya di BLU Pusyantek BRIN seperti Sumber Daya Manusia dan Sumber
Daya Fasilitas. Pertumbuhan pendapatan dari hasil layanan IPTEK selama 5 tahun ke depan
memiliki rata – rata sebesar 2.9 %.

Tabel 3.3. Proyeksi Pendapatan Layanan IPTEK Tahun 2022 - 2026 Mitra Non Pemerintah

TAHUN
NO. MITRA KERJASAMA
2022 2023 2024 2025 2026
Pendapatan
1. 45 48 50 52 54
Layanan IPTEK
(dalam Milyar Rupiah)

Untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian serta meningkatkan kontribusi Perusahaan
Swasta, BLU Pusyantek juga fokus memberikan layanan teknologi untuk meningkatkan
pendapatan dari mitra non pemerintah. Pertumbuhan pendapatan mitra non pemerintah selama
5 tahun ke depan diproyeksikan rata – rata sebesar 4,5 %.

3.4. Kebijakan dan Proyeksi Sumber Daya Manusia (SDM) Tahun 2022 - 2026

SDM unggul menjadi kunci utama riset dan inovasi serta layanan teknologi. Untuk meningkatkan
kualitas dan kompetensi SDM dilakukan melalui Program Capacity Building. Meningkatnya target
pendapatan PNBP BLU, jumlah pengguna layanan, dan rencana BLU Pusyantek yang akan
mengembangkan unit bisnis sendiri berdampak pada peningkatan beban kerja sehingga
dimungkinkan untuk penambahan SDM. Proyeksi kebutuhan SDM 2022-2026 ditunjukkan pada
table 3.4. di bawah ini.

Tabel 3.4. Proyeksi Kebutuhan SDM Tahun 2022 - 2026

TAHUN
NO. MITRA KERJASAMA
2022 2023 2024 2025 2026
Kebutuhan
1. Penambahan SDM 23 2 3 5 5
( Orang / Tahun )

Selain itu, BLU Pusyantek dapat merekrut SDM professional spesifik dengan jangka waktu kontrak
tertentu sesuai kebutuhan.
3.5. Kegiatan dan Indikator Kinerja

Program kerja dalam Rencana Strategis Bisnis (RSB) Pusyantek 2022 - 2026 disusun mengacu pada
Renstra BRIN Tahun 2019 - 2024 dan berdasarkan hasil analisis posisi organisasi dimana strategi
utama berupa penetrasi pasar dan pengembangan produk yang selanjutnya diturunkan ke tujuan
dan sasaran. Untuk memastikan pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditentukan tersebut
maka disusunlah program dan kegiatan sebagai berikut.

1. Program yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah pendapatan PNBP BLU Pusyantek

a. Pengembangan layanan dan investasi belanja modal sebagai income generator,

b. Peningkatan Promosi, Sosialisasi, Intermediasi dan Komersialisasi,

c. Melakukan Pemetaan Mitra Internal, Mitra Eksternal dan Go to industry,

d. Meningkatkan Jumlah Mitra Pengguna Kategori BUMN, Swasta & Mitra Luar Negeri,

e. Meningkatkan Loyalitas Mitra Pengguna Layanan.

2. Program yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah mitra pengguna layanan

a. Indentifikasi dan Penyiapan Proposal Bisnis,

b. Optimalisasi Pemanfaatan Sarana dan Prasarana,

c. Komersialisasi Program Flagship/Prioritas Riset Nasional (PRN),

d. Pembelanjaan Barang Modal Untuk Investasi.

3. Program yang bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas kapasitas Sumber Daya Manusia

a. Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Proyek,

b. Peningkatan Kemampuan Teknis,

c. Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas SDM Pengelola dan Teknis.

4. Program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan

a. Peningkatan Kualitas Pengelolaan Pelayanan Jasa Teknologi,

b. Melakukan Komunikasi After-Sales,

c. Melakukan Digitalisasi Layanan yang Cepat, Efektif dan Efisien,

d. Melakukan Survei Kepuasan Pelanggan,


e. Melakukan pengembangan SOP Proses Bisnis,

f. Peningkatan indeks pelayanan publik dan BLU maturity rating.

5. Program digitalisasi layanan untuk meningkatkan kecepatan, efektifitas dan efisiensi

a. Mengintegrasikan Aplikasi Layanan di Unit Pusat ke dalam Aplikasi Tracking Process,

b. Mengembangkan Market Place Produk Inovasi,

c. Internalisasi Implementasi Digitalisasi Layanan di Pusyantek dan Mitra Pengguna.

Selanjutnya untuk melaksanakan ketentuan pasal 3 dan pasal 4 Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah maka perlu disusun
Indikator Kinerja Pusyantek 2022 - 2026. Indikator Kinerja tersebut merupakan acuan ukuran
kinerja yang digunakan oleh Pusyantek untuk menetapkan rencana kinerja tahunan, menyusun
rencana bisnis anggaran, menyusun perjanjian kinerja, menyusun laporan akuntabilitas kinerja
serta melakukan evaluasi capaian kinerja tahunan. Untuk melihat secara lebih konkrit
ketercapaian sasaran strategis perlu ditetapkan ukuran indikator kinerja secara kuantitatif. Untuk
kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan, indikator kinerja Pusyantek tahun 2022 - 2026 ditunjukkan
pada tabel 3.5. tentang Sasaran Strategis Bisnis dan Indikator Kinerja.

1. Pertumbuhan pendapatan PNBP BLU,

2. Pertumbuhan jumlah mitra pengguna layanan,

3. Kemandirian pendanaan operasional BLU,

4. Efisiensi layanan,

5. Peningkatan kualitas layanan,

6. Implementasi digitalisasi layanan

Tabel 3.5. Sasaran Strategis Bisnis dan Indikator Kinerja

Sasaran Strategis Indikator Tahun ke-


No.
Bisnis Kinerja 1 2 3 4 5
1 Termanfaatkannya Jumlah 7 8 10 10 12
hasil riset dan inovasi kerjasama
untuk memperkuat lisensi dan
transformasi ekonomi
komersialisasi
teknologi
2 Termanfaatkannya Pertumbuhan 4% 4% 4% 4% 4%
layanan teknologi pendapatan BLU
untuk peningkatan mitra non
daya saing dan pemerintah
kemandirian Pertumbuhan 6% 6% 6% 6% 6%
jumlah
pengguna
layanan
Kemandirian 100% 102% 102% 102% 102%
pendanaan
operasional BLU
Efisiensi layanan 100% 100% 100% 100% 100%

Peningkatan A A A A A
kualitas layanan
Implementasi 30% 50% 70% 80% 100%
digitalisasi
layanan

Sejak Tahun Anggaran 2022, BLU Pusyantek sudah menjadi BLU yang mandiri 100%, dengan kata
lain seluruh biaya operasional BLU Pusyantek tidak lagi dibiayai dari Rupiah Murni (RM). Untuk
melaksanakan program dan kegiatan diatas, seluruh anggarannya berasal dari pendapatan BLU
hasil layanan teknologi.
4. PENUTUP

Pusyantek merupakan satker BLU dibawah koordinasi Kepala BRIN melalui Sekretaris Utama yang
memiliki peran penting dalam pelayanan teknologi, intermediasi teknologi, dan komersialisasi teknologi.
Dalam menjalankan tugas, fungsi dan perannya tersebut, Pusyantek perlu menyusun Rencana Strategis
Bisnis (RSB) tahun 2022 - 2026 yang merupakan salah satu perangkat strategis sebagai pedoman
organisasi dalam mewujudkan visi misinya. Rencana Strategis Bisnis (RSB) ini disusun dengan mengacu
pada Rencana Strategis BRIN Tahun 2019 - 2024 yang merupakan rencana kinerja terukur selama lima (5)
tahun ke depan dan menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Bisnis dan
Anggaran (RBA).

Selain mengacu pada Renstra BRIN, Rencana Strategis Bisnis (RSB) Pusyantek 2022 - 2026 telah
mempertimbangkan masukan dari pemangku kepentingan, faktor eksternal dan internal yang dianalisis
untuk menentukan strategi pencapaiannya. Dengan dukungan SDM IPTEK yang kompeten dan
professional, Pusyantek memiliki keunggulan dan kapasitas dalam meningkatkan kualitas layanan menuju
layanan prima. Adanya komitmen dari seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung kebijakan,
strategi, program, dan kegiatan yang telah disusun juga merupakan aspek penting dalam pencapaian
target pendapatan dan pertumbuhan yang telah ditetapkan. Melalui RSB ini diharapkan rencana – rencana
bisnis yang disajikan dapat menjadi acuan penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) setiap
tahunnya. Adapun indikator kinerja tahun 2022 - 2026 meliputi: 1) Pertumbuhan pendapatan PNBP BLU,
2) Pertumbuhan jumlah mitra pengguna layanan, 3) Kemandirian pendanaan operasional BLU, 4) Efisiensi
dan efektifitas layanan, 5) Peningkatan kualitas layanan (kepuasan pelanggan), dan 6) Digitalisasi layanan.
Pengendalian dan evaluasi harus terus dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah
ditetapkan dengan capaian kinerja 100% atau lebih. Tentunya untuk mewujudkan target - target kinerja
yang telah ditetapkan tersebut diperlukan kerja keras dan kerjasama yang sinergis dengan semua
pemangku kepentingan.
LAMPIRAN

A. EVALUASI KINERJA KEUANGAN

Kinerja keuangan BLU Pusyantek BRIN dilakukan dengan menggunakan data dan informasi dari
Laporan Keuangan Audited Tahun 2017 – 2021. Kinerja keuangan yang akan ditampilkan adalah
Kinerja Penerimaan Keuangan, Kinerja Laporan Keuangan, Rasio Keuangan, dan Proyeksi Kinerja
Keuangan. Berikut ini adalah evaluasi dari target dan realisasi kinerja keuangan yang mengacu
pada Laporan Keuangan Tahun 2017 - 2021.

A.1. Kinerja Pendapatan BLU

Tabel A.1. Target Pendapatan BLU Tahun 2017 - 2021

Tahun Anggaran
No. Pendapatan Rata Rata
2017 2018 2019 2020 2021
1. Rupiah Murni 0 0 0 0 0
Pertumbuhan 0% 0% 0% 0% 0%
2. PNBP Layanan 85.0 92.5 99.6 106.8 114.0
Pertumbuhan 9% 8% 7% 7% 8%
(Dalam Milyar Rupiah)

Tabel A.2. Realisasi Pendapatan BLU Tahun 2017 - 2021

Tahun Anggaran
No. Pendapatan Rata Rata
2017 2018 2019 2020 2021
1. Rupiah Murni 6.6 6.9 7.2 5.7 4.7
Pertumbuhan 5% 4% (21 %) (18 %) (7 %)
2. PNBP Layanan 119.7 118.3 136.2 97.0 85.1
Pertumbuhan (1 %) 15 % (29 %) (12 %) (7 %)
(Dalam Milyar Rupiah)

Berdasarkan pada kedua tabel di atas tentang Target dan Realisasi Pendapatan BLU Pusyantek
BRIN, diketahui bahwa pada tahun 2018 dan tahun 2019, Penerimaan yang bersumber dari
Rupiah Murni mengalami peningkatan sebesar 4 % dan Penerimaan Layanan meningkat sebesar
15 % di tahun yang sama dengan total Penerimaan sebesar Rp 143,535,168,973. Namun demikian,
pada 2 tahun beruturut – turut yaitu tahun 2020 dan tahun 2021, Penerimaan Pusyantek
mengalami penurunan sebesar 29 % dan 12 %. Hal ini disebabkan karena adanya perlambatan
kegiatan bisnis di semua lini akibat terjadinya Pandemi Covid – 19 di dunia khususnya di Indonesia
yang menyebabkan terjadinya pengalokasian anggaran dari beberapa mitra kerjasama baik yang
telah bekerjasama maupun yang akan bekerjasama untuk membantu melakukan percepatan
penanganan Pandemi Covid – 19 di Indonesia.

A.2. Kinerja Laporan Keuangan BLU

Kinerja Keuangan yang akan digunakan dalam rangka evaluasi kinerja keuangan BLU Pusyantek
menggunakan data yang berasal dari Neraca dan Laporan Operasional Tahun Anggaran 2017
sampai dengan tahun 2021.

Tabel A.3. Kinerja Laporan Keuangan BLU Tahun 2017 - 2021

Tahun Anggaran
No. Pendapatan
2017 2018 2019 2020 2021
1. Kas dan Setara Kas 39,198,692,507 41,271,837,161 21.515.905.428 25.464.279.083 19.782.193.513

2. Piutang Layanan 10,074,801,800 11,393,839,638 26.263.789.295 17.111.339.221 21.383.937.278

3. Aset Tetap 3,185,,835,806 2,686,745,938 4.113.697.931 25.014.579.306 16.067.631.682

4. Total Aset 62,620,463,594 55,585,442,694 51.747.036.681 67.299.607.192 54.589.222.674

5. Total Kewajiban 26,954,757,356 23.684.065.789 26.610.246.976 19.442.547.736 26.739.378.435

6. Total Ekuitas 35,665,706,238 31.901.376.896 25.136.789.705 47.857.059.456 27.849.844.239

Dari data diatas dapat diambil kesimpulan walau masih mengalami fluktuasi dalam rentang 5
tahun. Fluktuasi terjadi karena di dalamnya juga terdapat pekerjaan yang bersifat penugasand
dari pemerintah sehingga BLU Pusyantek perlu melakukan pembiayaan lebih terhadap beberapa
pekerjaan tersebut, Namun demikian apabila melihat pada Aset di dalam Neraca, maka kondisi
keuangan BLU Pusyantek masih cukup baik untuk menjalankan kegiatan bisnisnya.

A.3. Rasio Keuangan BLU Tahun 2017 - 2021

Rasio Keuangan dihitung untuk mengetahui bagaimana keadaan keuangan dari suatu entitas yang
datanya berasal dari Neraca (Balance Sheet) dan Laporan Operasional. Berikut ini adalah Rasio
Keuangan BLU Pusyantek Tahun 2017 – 2021.
Tabel A.4. Rasio Keuangan BLU Tahun 2017 - 2021

Tahun Anggaran
No. Rasio
2017 2018 2019 2020 2021
1. Current Ratio 1.82 2.23 1.79 2.17 1.43

2. Debt To Asset R. 0.47 0.43 0.51 0.29 0.49

3. Debt To Equiy R. 0.75 0.74 1.06 0.41 0.96

1. Current Ratio

Current Ratio digunakan untuk melihat kemampuan Pusyantek dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek yang dimilikinya seperti utang pada pihak ketiga dan utang pajak dengan
menggunakan asset lancar yang dimiliki. Nilai Current Ratio Pusyantek pada tahun 2019
mengalami penurunan sebesar 0.44 dibandingkan tahun 2018. Pada tahun 2020 nilai current
ratio mengalami kenaikan sebesar 0.38 dan Kembali mengalami penurunan di tahun 2021
yaitu sebesar 0.74. Walaupun terjadi penurunan di tahun 2019 dan tahun 2021 tetapi nilai
current ratio Pusyantek selama tahun 2018-2021 mengindikasikan likuiditas yang baik dan
Pusyantek mampu membiayai kewajiban jangka pendeknya. Hal tersebut juga dapat dilihar
dari nilai current ratio diatas 1.

2. Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio digunakan untuk melihat kemampuan Pusyantek dalam memenuhi
hutang dengan menggunakan total aset yang dimiliki. Nilai DAR pada tahun 2019 mengalami
kenaikan sebesar 0.08, sedangkan terjadi penurunan pada tahun 2020 sebesar 0.22 dan
terjadi kenaikan Kembali pada tahun 2021 sebesar 0.49. Dari nilai DAR tersebut dapat
dikatakan kemampuan Pusyantek dalam membayarkan hutangnya dengan menggunakan
total asset yang dimilikinya cukup baik karena nilai DAR Pusyantek dibawah 1 yang berarti
total hutang tidak lebih besar dari total aset.

3. Debt To Equity Ratio

Debt to Equity Ratio digunakan untuk melihat kemampuan Pusyantek dalam memenuhi
hutang dengan menggunakan total ekuitas yang dimiliki. Nilai DER pada tahun 2019
mengalami kenaikan sebesar 0.32, sedangkan pada tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar
0.65 dan Kembali mengalami kenaikan pada tahun 2021 sebesar 0.55. Dari nilai DER
Pusyantek tahun 2018-2021 dapat dikatakan kemampuan pusyantek dalam membayar
hutangnya dengan menggunakan total ekuitas yang dimilikinya cukup baik dikarenakan nilai
rata - rata DER Pusyantek dibawah 1 yang berarti total hutang tidak lebih besar dari total
ekuitas.

A.4. Proyeksi Kinerja Keuangan BLU Tahun 2022 - 2026

Proyeksi Keuangan dilakukan dengan menyesuaikan kepada target kinerja Kepala BLU Pusyantek
BRIN dan proyeksi dibuat sampai dengan 5 tahun mendatang yaitu tahun 2022, tahun 2023, tahun
2024, Tahun 2025, dan Tahun 2026. Berikut ini adalah Proyeksi Kinerja Keuangan BLU Pusyantek.

Tabel A.5. Proyeksi Kinerja Keuangan BLU Tahun 2022 - 2026

Tahun Anggaran
No. Akun KET*
2022 2023 2024 2025 2026
A PENDAPATAN 143,000 143,500 145,000 150,000 155,000
1 PNBP LAYANAN 143,000 143,500 145,000 150,000 155,000 100 %

B BELANJA
B. BARANG (52) 128,700 129,150 130,500 135,000 139,500 90 %
B. MODAL (53) 7,150 7,175 7,250 7,500 7,750 5%

C SURPLUS 7,150 7,175 7,250 7,500 7,750 5%


*)Persentase sesuai dengan Kebijakan Distribusi Hasil Pendapatan
(Dalam Jutaan Rupiah)

Anda mungkin juga menyukai