Anda di halaman 1dari 7

Intan Cendekia: (Jurnal Pengabdian Masyarakat)

p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466


Volume 2, No. 1, 2021

Pelatihan Pengolahan Sampah Anorganik di Kelurahan Sasake

Ratna Azizah Mashami1,


Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Mandalika, Mataram, Indonesia;
ratnamashami@ikipmataram.ac.id
Menik Aryani2,
Administrasi Pendidikan, Universitas Pendidikan Mandalika, Mataram, Indonesia;
menikaryani@ikipmataram.ac.id

*Coresponding Author
Info Artikel: Dikirim: Mei 201 ; Direvisi: 20 Juni 2021; Diterima: 30 Juni 2021
Cara sitasi: Mashami, R.A., & Aryani, M. (2021). Pelatihan Pengolahan Sampah Anorganik di
Kelurahan Sasake. Intan Cendekia: Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 2(1), 48-54.

Abstrak. Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang


memerlukan perhatian serius. Sampah banyak dihasilkan dari kegiatan rumah
tangga. Upaya sederhana yang dapat dilakukan untuk meminimalkan sampah
rumah tangga adalah melakukan daur ulang sampah anorganik. Masyarakat perlu
diberikan pelatihan tentang pengelolaan sampah tersebut. Pada program
pengabdian kepada masyarakat ini, peserta pelatihan adalah ibu rumah tangga,
remaja putri, bapak, dan anak-anak di Kelurahan Sasake sebanyak 54 orang.
Metode kegiatan pengabdian menggunakan metode ceramah dan demonstrasi.
Adapun langkah-langkah kegiatan adalah ceramah untuk menjelaskan kajian
sampah, jenis dan sumber sampah, pengelolaan sampah dengan prinsip 3R (Reduce,
Reuse, Recycle), lalu dilanjutkan tanya jawab, demonstrasi dan praktik daur ulang
sampah anorganik (botol dan kemasan plastik) menjadi produk bermanfaat.
Program pelatihan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya
mengenai daur ulang sampah, sehingga diharapkan dalam jangka panjang dapat
meminimalkan sampah serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kata Kunci: Pelatihan, Pengolahan Sampah, Sampah Anorganik.

Abstract. Garbage is one of the environmental problems that requires serious


attention. A lot of waste is generated from household activities. A simple effort that
can be made for household waste tourism is recycling inorganic waste. The
community needs to be given training on waste management. In this community
service program, the training participants are housewives, young women, fathers,
and 54 children in Sasake Village. devotion method using lecture and
demonstration methods. The activity steps are lectures to explain the study of
waste, types and sources of waste, waste management with the 3R principle
(Reduce, Reuse, Recycle), then continued with questions and answers,
demonstrations and the practice of recycling inorganic waste (plastic bottles and
plastic packaging) into useful products. This program can increase public

48
Mashami & Aryani, Pelatihan Pengolahan Sampah Anorgani… 49

awareness, especially regarding waste recycling, so it is hoped that in the long term
it can provide waste and increase people's income.
Keywords: Training, Waste Management, Inorganic Waste.

Pendahuluan
Sampah merupakan salah satu masalah klasik bagi lingkungan. Data
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjelaskan bahwa tahun
2019 sampah di Indonesia mencapai 68 juta tons. Sampah plastik sendiri
diperkirakan mencapai 9.52 tons. Menurut UU No. 18 Tahun 2008, sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Sampah merupakan bahan yang terbuang atau dibuang
dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis. Sampah yang dibuang ke lingkungan dapat
menjadi beban bagi lingkungan.

Berdasarkan sumbernya, sampah berasal dari rumah tangga, perkantoran,


perniagaan, pasar, fasilitas publik, kawasan, dan lainnya. Di antara sumber
tersebut, sampah rumah tangga menyumbang angka terbesar yaitu 37,45%
(SIPSN, 2020). Seiring meningkatnya jumlah penduduk dan perubahan pola
konsumsi maka volume, jenis, dan karakteristik sampah menjadi beragam.
Menurut SIPSN (2020), jenis sampah berupa sisa makanan, plastik,
kayu/ranting, kertas/karton, logam, kain, kaca, karet/kulit, dan lain-lain.

Permasalahan sampah juga terjadi pada masyarakat Kelurahan Sasake


Kabupaten Lombok Tengah. Data yang dirilis oleh SIPSN pada tahun 2020
masyarakat Kabupaten Lombok Tengah menghasilkan sampah sebanyak
187.975 ton per tahun yang tidak diiringi oleh pengelolaan sampah yang
baik. Sampah terkelola hanya mencapai 0,01% dari jumlah sampah tersebut.
Kabupaten Lombok Tengah menjadi penyumbang sampah terbesar bagi
Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi


beberapa golongan, yakni: 1) sampah ada yang mudah membusuk terdiri
atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2)
sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam,
sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4)
sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari
industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit
yang berbahaya (UU No. 18 Tahun 2008).

© 2020 Intan Cendekia: Jurnal Pengbadian Masyarakat


p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
50 Intan Cendekia: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 48-54, Juni 2021

Keberadaan sampah dengan volume yang terus bertambah membawa


dampak negatif bagi lingkungan. Sampah bisa menjadi sumber penularan
penyakit, seperti diare dan malaria. Di lain pihak, tumpukan sampah plastik
dapat mengganggu lingkungan karena bersifat non-biodegradabel sehingga
menjadikannya penyumbang limbah terbesar yang menyebabkan kerusakan
lingkungan (Asia & Arifin, 2017). Sementara itu menurut Walid dkk (2020),
tumpukan sampah di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) berpotensi
menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan baik pencamaran air
permukaan dan air tanah maupun pencemaran tanah karena adanya air
lindi.

Sampah telah menjadi permasalahan negara sehingga pemerintah


menyatakan pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan
terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat
bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku
masyarakat. Dalam UU No. 18 Tahun 2008 Pasal 4 tertuang bahwa
pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Pemerintah telah berkomitmen untuk mengurangi sampah dengan program
3R (Reduce, Reuse, Recycle) hingga 30% sampai 2025, dan khusus untuk
sampah plastik, Pemerintah menetapkan target penurunan hingga 70% pada
2025 (Hendiarti, 2018).

Sistem atau model pengelolaan sampah berbasis masyarakat menunjukkan


bahwa sampah rumah tangga berupa sampah organik dapat dijadikan
kompos, sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang, digunakan
kembali, dan dimusnahkan (ESP-USAID, 2010). Untuk proses pemusnahan
akan sangat sulit karena sifat dari sampah anorganik tersebut yang tidak bisa
terurai secara alami. Apabila proses pemusnahan dilakukan dengan
pembakaran maka akan menambah masalah baru yaitu pencemaran udara.
Upaya sederhana yang dapat dilakukan untuk meminimalkan sampah
rumah tangga adalah melakukan pemilahan antara sampah organik dan
sampah anorganik. Sampah organik dapat dijadikan kompos, sedangkan
sampah anorganik dapat dijadikan aneka kreasi (hasta karya) daur ulang.

Daur ulang adalah proses memanfaatkan bahan bekas atau sampah untuk
menghasilkan produk yang dapat digunakan kembali. Daur ulang memiliki
manfaat, antara lain: (a) mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke
tempat pembuangan akhir, (b) mengurangi dampak lingkungan yang terjadi
akibat menumpuknya sampah di lingkungan, (c) dapat menambah
penghasilan melalui penjualan produk daur ulang yang dihasilkan, (d)

© 2020 Intan Cendekia: Jurnal Pengabdian Masyarakat


p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
Mashami & Aryani, Pelatihan Pengolahan Sampah Anorgani… 51

mengurangi penggunaan bahan alam untuk kebutuhan industri plastik,


kertas, logam, dan lain-lain.

Upaya pengelolaan sampah melalui daur ulang ini perlu diajarkan kepada
ibu rumah tangga dan remaja putri di Kelurahan Sasake Kabupaten Lombok
Tengah. Selain itu, yang lebih penting adalah pemberian edukasi agar dapat
mengurangi jumlah sampah harian dalam rumah tangga. Adanya
kepedulian dari ibu rumah tangga dan remaja putri untuk meminimalkan
sampah rumah tangga tentunya sangat membantu meminimalkan timbunan
sampah keseluruhan yang masuk di lingkungan. Selain itu, pengelolaan
sampah anorganik menjadi aneka kreasi daur ulang memiliki nilai ekonomi
sehingga dapat menjadi alternatif penghasilan keluarga.

Metode
Metode pelaksanaan kegiatan yang digunakan adalah ceramah dan
demonstrasi. Metode ceramah dipilih untuk menyampaikan konsep tentang
sampah, jenis sampah, sumber sampah, pengelolaan sampah dan 3R (reduce,
reuse, recycle), serta pengelolaan sampah anorganik menjadi aneka kreasi
(hasta karya) daur ulang. Penggunaan metode ceramah dibantu dengan
memanfaatkan laptop dan LCD untuk menayangkan materi, termasuk
penayangan video daur ulang sampah anorganik menjadi beberapa produk.
Pemanfaatan laptop dan LCD membantu peserta pelatihan lebih mudah
memahami pengelolaan sampah anorganik, mengingat materi pelatihan
relatif banyak dan waktu pelatihan yang terbatas. Metode demonstrasi
dipilih untuk menunjukkan suatu proses kerja sehingga dapat memberikan
kemudahan bagi peserta pelatihan. Demonstrasi dilakukan oleh tim sebagai
narasumber dengan harapan peserta pelatihan dapat melaksanakan praktik
daur ulang sampah anorganik sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan.
Selama ceramah dan demonstrasi berlangsung diselingi dengan diskusi atau
tanya jawab mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sampah anorganik dan
pengelolaannya.

Hasil dan Pembahasan


Pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat di Kelurahan Sasake
Kabupaten Lombok tengah berjalan dengan baik. Program pengabdian
berupa pelatihan pengelolaan sampah anorganik perlu dilakukan sebagai
upaya mengurangi sampah mulai dari level terkecil yaitu diri sendiri dan
keluarga. Berdasarkan tujuan tersebut maka sasaran utama program ini
adalah ibu rumah tangga dan remaja putri yang biasanya dalam keseharian
mengurusi sebagian besar kegiatan rumah tangga mulai dari memasak
hingga membersihkan rumah. Pelatihan dapat dikatakan berhasil jika

© 2020 Intan Cendekia: Jurnal Pengbadian Masyarakat


p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
52 Intan Cendekia: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 48-54, Juni 2021

melihat jumlah peserta, target jumlah peserta sebanyak 30 orang sedangkan


dalam pelaksanaannya hadir sebanyak 54 orang yang terdiri dari ibu rumah
tangga, remaja putri, bapak, dan anak-anak. Hal ini didukung peran Ibu
Ketua PKK mulai dari persiapan, penyebaran undangan, penyediaan tempat
dan peralatannya.

Pelatihan dimulai dengan memberikan edukasi kepada peserta tentang


sampah dan pentingnya menjaga lingkungan dari sampah. Edukasi yang
dilakukan dengan cara ceramah dan tanya jawab bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran peserta tentang bahaya sampah dan upaya yang
dapat mereka lakukan untuk mencegah jumlah sampah yang dihasilkan
serta mengelola sampah agar dapat dimanfaatkan kembali terutama sampah
anorganik. Slogan 3R, yaitu Reuse (memakai kembali barang bekas yang
masih bisa dipakai), Reduce (berusaha mengurangi sampah), dan Recycle
(mendaur ulang sampah agar dapat dimanfaatkan), menjadi pengetahuan
dasar yang harus dipahami peserta. Gambar 1 memperlihatkan keseriusan
peserta menyimak materi.

Gambar 1. Pemberian Edukasi kepada Peserta

Untuk menguji pemahaman peserta terhadap materi yang diberikan,


narasumber melakukan diskusi dengan tanya jawab. Selain itu, peserta
diminta untuk memilah tumpukan sampah yang sudah disiapkan menjadi
dua jenis sampah, yakni sampah organik dan anorganik. Berdasarkan
pengamatan pada saat diskusi, peserta terlihat memahami sebagian besar
materi yang telah disampaikan. Selain itu, tampak perubahan pola pikir
mereka yang semula tidak peduli dengan sampah menjadi sampah yang
mereka hasilkan bisa dibuat menjadi benda apa. Perubahan pola pikir ini
sebagai akibat adanya informasi atau pengetahuan yang masuk akal bagi
mereka. Hal ini sejalan dengan hasil pelatihan yang dilakukan oleh
Setianingrum (2018) yaitu adanya perubahan paradigma mitra program
pengabdian yang sebelumnya membuang sampah sembarangan, saat ini
mereka sudah memiliki kesadaran untuk memilah sampah antara yang tidak

© 2020 Intan Cendekia: Jurnal Pengabdian Masyarakat


p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
Mashami & Aryani, Pelatihan Pengolahan Sampah Anorgani… 53

dapat di daur ulang dan yang dapat di daur ulang, warga juga memiliki
keterampilan untuk menghasilkan kerajinan tangan yang dibuat dari bahan
baku sampah plastik.

Tahap selanjutnya setelah ceramah pada pelatihan ini adalah demontrasi


daur ulang sampah anorganik berupa botol plastik dan plastik kemasan.
Produk yang didemonstrasikan antara lain kotak pensil dari botol plastik,
hiasan gantung dari botol dan sedotan plastik, bunga dari kemasan plastik.
Selain itu, narasumber memperlihatkan pembuatan baragam jenis produk
melalui video karena proses pembuatannya membutuhkan waktu lebih dari
waktu yang tersedia serta untuk menambah referensi peserta. Setelah
narasumber melakukan demonstrasi, peserta langsung melakukan praktik
daur ulang. Hal ini disambut cukup antusias oleh para peserta. Beberapa
kelompok peserta berhasil membuat produk seperti yang dicontohkan yang
juga menjadi indikator keberhasilan pelatihan ini.

Pemberian edukasi tentang pengolahan sampah dan praktik daur ulang


sampah melalui pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam menjaga lingkungan. Menurut Razak, dkk (2020), tingkat
kesadaran masyarakat memiliki pengaruh yang signifikan dan dominan
terhadap kualitas lingkungan. Masyarakat Kelurahan Sasake mulai
memahami pentingnya mengelola sampah. Selain menjaga kebersihan
lingkungan, pengelolaan sampah juga dapat membantu perekonomian
warga dengan menjual produk daur ulang. Pelatihan pengolahan sampah
yang dilakukan oleh Krisnani dkk (2017) membuat masyarakat termotivasi
untuk mulai memilah sampah dengan metode pengolahan yang bernilai
ekonomis sebagai potensi usaha yang ramah lingkungan. Di sisi lain,
program pelatihan yang dihadiri oleh anak-anak ini membentuk pola pikir
mereka sejak dini dan mengasah kreatifitas mereka kedepannya. Kehadiran
para bapak juga sangat penting dimana mereka dapat mendukung program
pengelolaan sampah di keluarga masing-masing. Dengan demikian
kedepannya diharapkan terbentuknya masyarakat peduli lingkungan di
Kelurahan Sasake dan bisa menular ke lingkungan lainnya.

Simpulan
Pelatihan pengelolaan sampah anorganik di Kelurahan Sasake telah berhasil
dilakukan. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang melebihi target, jawaban
peserta yang telah memahami materi yang diberikan, dan antusias peserta
selama pelatihan. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat khususnya mengenai daur ulang sampah, sehingga diharapkan dalam

© 2020 Intan Cendekia: Jurnal Pengbadian Masyarakat


p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
54 Intan Cendekia: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 48-54, Juni 2021

jangka panjang dapat meminimalkan sampah serta meningkatkan pendapatan


masyarakat.

Daftar Pustaka
Asia & M.Z. Arifin. 2017. Dampak Sampah Plastik Bagi Ekosistem Laut. Buletin
Matric 14(1): 44-48.
ESP-USAID. 2010. Modul Pelatihan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Jakarta:
Environmental Services Program.
Hendiarti, N. (2018). Combating Marine Plastic Debris in Indonesia. Dipresentasikan
pada Science to Enable and Empower Asia Pacific for SDGs (Jakarta, 30 Juli
2018).
Krisnani, H., Humaedi, S., Hasanah, D., Asiah, S., Basar, G.G.K., Sulastri, S., &
Mulyana, N. (2017). Perubahan Pola Pikir Masyarakat Mengenai Sampah
Melalui Pengolahan Sampah Organik dan Non Organik di Desa Genteng,
Kecamatan Sukasari, Kab. Sumedang. Jurnal Penelitian & PPM, 4 (2), 281-289.
Razak, M.R.R., Syarifuddin, H., Fitriyani, F., Jabbar, A., & Ikbal, M. (2020).
Kesadaran Masyarakat dan Polusi Sampah.
DOI: http://dx.doi.org/10.31604/jips.v7i3.2020.545-554
Setianingrum, R.B. (2018). Pengelolaan Sampah Dengan Pola 3 R Untuk
Memperoleh Manfaat Ekonomi Bagi Masyarakat. Jurnal BERDIKARI 6(2), 173-
183.
SIPSN. (2020). Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional.
https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data
Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
Walid, A., Kesumah, R.G.T., Putra, E.P., Suciarti, P., & Herlina, W. (2020). Pengaruh
Keberadaan TPA terhadap Kualitas Air Bersih Diwilayah Pemukiman Warga
Sekitar: Studi Literatur. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(3), 1075-
1078, DOI 10.33087/jiubj.v20i3.1025

© 2020 Intan Cendekia: Jurnal Pengabdian Masyarakat


p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466

Anda mungkin juga menyukai