Anda di halaman 1dari 9

BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU


STRATEGIS DINAS PENANAMAN
MODAL DAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU

3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN


FUNGSI PELAYANAN DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU

Pelaksanaan pembangunan Bidang Penanaman Modal di Kota Bandar Lampung


sampai dengan saat ini masih dihadapkan pada permasalahan – permasalahan mendasar
yang memerlukan penanganan secara optimal, antara lain:
 Peluang investasi yang ada belum bisa di konversi menjadi investasi sektor riil
secara optimal.
 Belum optimalnya proses Pelayanan Perizinan terkait penaman modal.
 Belum optimalnya ketersediaan Sumber Daya yang dibutuhkan bagi perluasan
usaha penanaman modal.

Upaya penanganan permasalahan tersebut harus dituangkan dalam rumusan strategi


berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai.
Selanjutnya akan diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan yang menjadi panduan
bagi SKPD pelaksana dalam menentukan Rencana Strategis dan Program Kerja 5 (lima)
tahun .

3.2. TELAAH VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN


WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH

3.2.1. Visi dan Misi RPJMD


Dalam penyusunan RENSTRA SKPD Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota
Bandar Lampung diselaraskan dengan visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah yang terpilih untuk periode 2016-2021 yaitu visi :“BANDAR LAMPUNG

RANCANGAN AWAL PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) III-1


SEHAT, CERDAS, BERIMAN, BERBUDAYA, UNGGUL, DAN BERDAYA SAING
BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN”.

Untuk mewujudkan Visi tersebutditetapkan dengan 6 misi, yaitu :


1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan masyarakat.
3. Meningkatkan daya dukung infrastruktur dalam skala mantap untuk
mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan sosial.
4. Mengembangkan dan memperkuat ekonomi daerah dengan berlandaskan pada
ekonomi kerakyatan.
5. Mengembangkan Masyarakat Agamis, Berbudaya dan Mengembangkan
Budaya Daerah.
6. Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih, serta berorientasi kemitraan
dengan masyarakat dan dunia usaha.

SKPD Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandar
Lampung menselaraskan penyusunan Rencana Strategis sesuai dengan Visi Misi SKPD
dengan Misi Kepala Daerah Terpilih yaitu :
1. Misi 4 (empat), Mengembangkan dan memperkuat ekonomi daerah untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat.Bermakna bahwa Mengembangkan dan
Memperkuat Ekonomi Daerah Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat.
Dimaksudkan untuk meningkatkan kesempatan kerja dan perlindungan
tenaga kerja, menciptakan iklim usaha yang kondusif, mengembangkan
koperasi dan UMKM yang berazaskan ekonomi kerakyatan yang kreatif dan
berdaya saing untuk kesejahteraan masyarakat.
2. Misi 6 (enam), Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, pemerintahan
yang baik dan bersih, berorientasi kemitraan dengan masyrakat dan dunia
usaha. Bermakna bahwa, untuk mewujudkan pembangunan yang mandiri
serta berkelanjutan dengan mengembangkan keswadayaan masyarakat dan
kemitraan dengan dunia usaha untuk mengembangkan produk-produk lokal
hingga berdaya saing serta memberikan pelayanan birokrasi Pemerintah Kota
Bandar Lampung yang prima, dalam rangka menjalankan fungsi birokrasi
sebagai pelayan masyarakat yang didukung oleh kompetensi aparat yang
profesional dan sistem berbasis IPTEK menuju tata kelola Good Governance
dan pemerintahan yang bersih.

Adapun Tujuan dari ke-2 misi tersebut (misi 4 dan misi 6) untuk menciptakan

RANCANGAN AWAL PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) III-2


ekonomi daerah yang kuat demi kesejahteraan rakyat, perlu terciptanya iklim usaha yang
kondusif dan adanya kemudahan berinvestasi dan terwujudnya peningkatan pelayanan
publik.Sehingga akan meningkatkan daya tarik untuk berinvestasi di Kota Bandar
Lampung, memperkuat kontribusi penanaman modal terhadap perekonomian daerah,
mendorong terciptanya iklim penanaman modal yang berdaya saing, kondusif, dan
responsif terhadap perubahan lingkungan lokal maupun global.

3.2.2. Strategidan Arah Kebijakan RPJMD Sesuai Dengan Tupoksi Dinas


Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Arah kebijakan umum merupakan kebijakan yang berkaitan dengan program
Kepala Daerah yang akan digunakan sebagai acuan sekaligus arah bagi SKPD
(Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam merumuskan kebijakan guna mencapai
kinerja sesuai dengan Struktur Organisasi dan Tata Kerja dan TUPOKSI (Tugas
Pokok dan Fungsi) dari masing-masing unit kerja. Dari dimensi perencanaan,
strategi perumusan arah kebijakan biasanya didahului dengan upaya
mengidentifikasi permasalahan pokok, yang dilanjutkan dengan perumusan
tujuan secara umum, kemudian perumusan sasaran yang mengarah pada
tercapainya tujuan dan keberlangsungan program-program pembangunan,
perumusan kebijakan serta diakhiri dengan penentuan prioritas pembangunan.
Penentuan prioritas pembangunan didasarkan atas berbagai kendala dan
keterbatasan, termasuk dalam hal pembiayaan/pendanaan.

3.2.3. Program RPJMD Sesuai Dengan Tupoksi Dinas Penanaman Modal dan
PTSP
Mengacu Pada Program RPJMD Kota Bandar Lampung di bidang ekonomi,
Dinas Penanaman Modal dan PTSPKota Bandar Lampung dalam Menyusun
Rencana Strategis mengacu kepada Kebijakan umum dan program pembangunan
Pemerintah Kota Bandar Lampung yaitu:
- Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal
- Program peningkatan pelayanan perizinan

3.3. TELAAH RENSTRA BKPM RI

Berdasarkan telaahan Renstra BPKM dapat dilihat Strategi mencapai tujuan dan sasaran
adalah merupakan strategi yang berisi rencana menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-
upaya yang meliputi penetapan kebijakan, program operasional dan kegiatan atau

RANCANGAN AWAL PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) III-3


aktivitas dengan memperhatikan sumber daya organisasi atau keadaan lingkungan yang
dihadapi

Strategi yang diakomodir dari pendapat pakar kebijakan publik yaitu dengan
menggunakan “Metode Analisis SWOT”. Secara Internal dengan menerapkan
pendekatan comparative advantage strategy untuk mengantisipasi kekuatan (strength)
dihadapkan pada kelemahan (weeknesess) dengan menerapkan pendekatan mobilization
strategy untuk mengantisipasi peluang (opportunity) dihadapkan tantangan/ancaman
(threats) dari kondisi lingkungan stategis, yang merupakan kondisi internal.

Analisis lingkungan stratejik dilakukan dengan menggunakan alat analisis SWOT.


Analisis SWOT dilakukan terhadap kondisi internal dan eksternal SKPD DPM-
PTSPKota Bandar Lampung, yang dianalisis adalah Strenght (kekuatan), Weak
(kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman/tantangan) yang ada di SKPD
Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Bandar Lampung di masa yang akan datang.
Dari hasil analisis ini maka tujuan dan sasaran organisasi dapat direncanakan.
Berdasarkan analisis SWOT tersebut, maka diidentifikasikan beberapa faktor kunci
keberhasilan, yang berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan dan misi organisasi secara efektif dan efisien.

Penilaian terhadap kondisi organisasi Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Bandar
Lampung dan lingkungan sekitarnya dilakukan dengan analisis SWOT dengan
melibatkan seluruh stakeholders dengan diskusi dua arah.
Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi internal ( Strenghs and Weakness ) dan
kondisi eksternal ( Opportunities and Threats ) yang melekat pada Dinas Penanaman
Modal dan PTSP Kota Bandar Lampung dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Analisis Lingkungan Internal


1.1. Kekuatan ( Strenghs )
a. Tersedianya data potensi dan peluang investasi.
b. Tersedianya pranata hukum ( Perda dan SK ).
c. Tersedianya Anggaran ( biaya ).
d. Tersedianya aparatur ( Staf ) pelayanan perizinan dengan jumlah yang
memadai.

1.2. Kelemahan ( Weakness )


a. Kurangnya kemampuan teknis yang dimiliki staf pelayanan perizinan.
b. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan perizinan.

RANCANGAN AWAL PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) III-4


c. Sistem pelayanan perizinan yang ada belum berjalan secara optimal.

2. Analisis Lingkungan Eksternal


2.1. Kesempatan ( Oppurtunities )
a. Banyaknya pengusaha yang akan menanamkan modal
b. Adanya kebijakan pemerintah untuk menertibkan setiap kegiatan usaha
masyarakat
c. Kemauan masyarakat untuk mengurus perizinan

2.2. Ancaman ( Threaths )


a. Krisis multidimensi yang dialami oleh bangsa Indonesia kurang kondusif
bagi keamanan, kenyamanan, dan kepastian berusaha bagi para investor
untuk menanamkan investasinya di Indonesia yang juga akan berdampak
terhadap daerah – daerah termasuk Bandar Lampung.
b. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap prosedur dan persyaratan
perizinan.

Dengan mempergunakan analisis SWOT maka antara faktor internal dan eksternal
diadakan interaksi faktor. Hasil interaksi faktor adalah berupa 4 strategi yaitu startegi
SO, Strategi ST, Strategi WO, dan Strategi WT.

Strategi Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Bandar Lampung menurut
analisis S.W.O.T

Strategi (S-O):

 Meningkatkan peran Dinas Penanaman Modal dan PTSP dalam pengembangan


potensi investasi di Kota Bandar Lampung;
 Memanfaatkan teknologi informasi dalam melaksanakan pelayanan perizinan dan
investasi terpadu satu pintu;
 Pelayanan perizinan terpadu satu pintu dilakukan secara pofesional berdasarkan
SOP, grand design serta berpedoman kepada RTRW Kota Bandar Lampung;
 Dukungan Pemerintah Pusat maupun komitmen pimpinan daerah sebagai pendorong
untuk segera melaksanakan perizinan terpadu satu pintu.

Strategi (W-O):

RANCANGAN AWAL PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) III-5


 Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM aparatur dalam merencanakan
pengembangan penanaman modal berdasarkan potensi investasi di Kota Bandar
Lampungr;
 Meningkatkan penyediaan sarana prasarana Dinas Penanaman Modal dan
PTSPsehingga dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi yang ada;
 Menyiapkan data based potensi investasi dan perizinan daerah yang disinergikan
dengan RTRW Kota Bandar Lampung;
 Pelayanan perizinan dilaksanakan dengan sistem pelayanan terpadu satu pintu
dengan tetap memperhatikan kebijakan pusat;
 Mengkaji regulasi perizinan dan penanaman modal yang tumpang tindih dengan
memperhatikan peraturan diatasnya.

Strategi (S-T):

 Meningkatkan profesionalisme aparat Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota


Bandar Lampung guna menghadapi persaingan pelayanan investasi dengan daerah
lain;
 Meningkatkan koordinasi dan meningkatkan pelibatan instansi terkait dalam
penyelenggaraan penanaman modal di daerah;
 Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang arti pentingnya keberadaan
investor di daerah dengan melibatkan seluruh aparat Dinas Penanaman Modal dan
PTSP Kota Bandar Lampung;
 Meningkatkan koordinasi dengan SKPD terkait dalam perizinan dan pengawasan
serta pengendalian penanaman modal;
 Dukungan komitmen pimpinan untuk meningkatkan pelayanan perizinan diperkuat
dengan pengkajian peraturan perundangan terkait.

Strategi (W-T):

 Meningkatkan kualitas SDM aparatur dalam Pelayanan Perizinan dan Penanaman


Modal;
 Menyediakan data based potensi investasi daerah dalam rangka menunjang
koordinasi dengan instansi terkait dalam penyelenggaraan penanaman modal di
daerah;
 Mengkaji peraturan perundangan pelayanan perizinan yang berlaku;
 Meningkatkan penyediaan sarana prasarana Dinas Penanaman Modal dan PTSPguna
meningkatkan pemahaman investasi kepada instansi terkait mapun kepada
masyarakat.

RANCANGAN AWAL PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) III-6


3.4. TELAAH RTRW DAN KLHS

Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya (berdasarkan Peraturan Walikota Nomor: 25 Tahun 2015 Tentang
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Bandar
Lampung) terfokus pada Pelayanan Perizinan Penanaman Modal, Perizinan Tata Ruang
dan Bangunan, dan Perizinan Usaha.

Terkait pelaksanaan Pelayanan Perizinan Tata Ruang dan Bangunan pada proses
permohonan sampai dengan penerbitannya sangat dipengaruhi oleh Peraturan Daerah
Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Bandar Lampung 2011 – 2030.
Karena seluruh perizinan yang diterbitkan Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota
Bandar Lampung harus sesuai Kebijakan dan Strategi Pola Ruang Wilayah Kota Bandar
Lampung.
Jenis PeIayanan Perizinan yang dimaksud yaitu :

- Keterangan Rencana Kota (KRK)


- Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
- Izin Gangguan (HO)

Penerapan Peraturan Daerah Tentang RTRW sebagai panduan dalam proses penerbitan
perizinan ini tentunya berdampak positif bagi Pelaksanaan penataan Ruang di wilayah
Kota Bandar Lampung.

3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Sebagai sebuah dokumen perencanaan, elaborasi aspek potensi digali dari dalam tubuh
Dinas Penanaman Modal dan PTSPKota Bandar Lampung sendiri berkait dengan
kekuatan-kekuatan yang dimiliki untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dalam
periode 2016-2021. Selanjutnya identifikasi potensi lingkungan di luar Dinas
Penanaman Modal dan PTSPKota Bandar Lampung, baik hubungan antar lembaga
dalam kaitannya dengan tugas koordinasi dan harmonisasi maupun kondisi
perekonomian nasional yang dapat menentukan isu-isu strategis antara lain :

RANCANGAN AWAL PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) III-7


1. Kemajuan di bidang peraturan perundang-undangan telah membawa implikasi
terhadap kedudukan, tugas dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota
Bandar Lampung sebagai instansi teknis yang menangani penanaman modal di
Kota Bandar Lampung sehingga dapat memainkan peran yang lebih baik dalam
menggerakkan sektor penanaman modal dalam lima tahun mendatang. Peraturan
Walikota Bandar Lampung No. 53 Tahun 2016 tentang Tugas tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Bandar
Lampung, cukup memberikan waktu bagi DPM-PTSPKota Bandar Lampung
untuk melakukan konsolidasi internal dan sosialisasi eksternal.

2. Tugas merumuskan kebijakan, koordinasi dan harmonisasi dengan SKPD yang


terkait diharapkan dapat berjalan lebih baik. Dengan semangat peningkatan iklim
penanaman modal dan iklim usaha yang menjadi salah satu prioritas dalam
RPJMD 2016-2021, setiap SKPD mestinya dapat bekerja secara sinergis untuk
kepentingan nasional. Meski pernyataan ini bersifat normatif dan terdengar
klasik, namun upaya penyediaan kerangka regulasinya sudah menampakkan hasil
yang diantaranya dengan dikeluarkannya Perpres Nomor 27 Tahun 2009 tentang
PTSP di Bidang Penanaman Modal. PTSP diyakini menjadi salah satu instrumen
kebijakan yang efektif untuk meningkatkan daya saing penanaman modal.

3. Kemajuan di bidang tata kelola, kompetensi SDM, dan kecukupan infrastruktur


untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur Dinas Penanaman
Modal dan PTSPKota Bandar Lampung. Berbagai indikator kemajuan
diantaranya dengan meningkatnya kecepatan dan kesederhanaan pelayanan PMA
dan PMDN melalui penyediaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan dengan dukungan infrastruktur teknologi
informasi yang terus dimutakhirkan

. 4. Keluarnya Perpres Nomor 27 Tahun 2009 tentang PTSP di bidang penanaman


modal dipandang sebagai momentum peningkatan kualitas pelayanan,
koordinasi, dan harmonisasi kebijakan dengan instansi teknis dan Pemda.
Artinya, terdapat iklim kerja yang lebih kondusif dan regulatif bagi instansi lain,
sehingga membuka jalan lebih lebar bagi tercapainya tugas-tugas koordinasi
yang dijalankan Dinas Penanaman Modal dan PTSPKota Bandar Lampung.
Diharapkan, dengan adanya peraturan ini, hambatan-hambatan yang bersifat
kepentingan sektoral dapat secara bertahap diatasi. Dalam konteks ini, Dinas
Penanaman Modal dan PTSPKota Bandar Lampung di antaranya berkewajiban
untuk membangun norma, standar dan prosedur pelayanan di bawah system
PTSP di bidang penanaman modal, termasuk memfasilitasi pelaksanaan PTSP

RANCANGAN AWAL PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) III-8


penanaman modal di daerah. Dengan demikian, terdapat indikator kinerja yang
terukur yang berguna bagi instansi lain dalam melakukan hubungan koordinasi
dengan Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Bandar Lampung.

5. Kondisi Potensi dan peluang investasi Kota Bandar Lampung yang tersedia
diyakini akan menjadi salah satu pemicu pertumbuhan PMA dan PMDN ke
depan. Meski pembiayaan perbankan dan lembaga keuangan bukan menjadi
bagian dari target Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Bandar Lampung.
Keyakinan akan pertumbuhan ekonomi nasional dapat mancapai target dalam
tahun-tahun mendatang yang merupakan cerminan potensi makro ekonomi
Daerah yang tetap baik.

RANCANGAN AWAL PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) III-9

Anda mungkin juga menyukai