Anda di halaman 1dari 6

Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) Kabupaten Grobogan Tahun 2019

1.1. Latar Belakang


Istilah Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) atau Local Economic Development (LED)
berbasis UKM, bukanlah hal yang baru untuk diperbincangkan, terlebih untuk
diimplementasikan. Sejak tahun 1960, istilah PEL telah diperkenalkan sebagai suatu
pendekatan dalam pembangunan ekonomi regional. PEL pada hakekatnya merupakan suatu
proses pembangunan ekonomi di mana stakeholders endogeneous (pemerintah, swasta,
dan masyarakat) yang berperan aktif dalam mengelola sumber daya lokal untuk
menciptakan lapangan kerja dan memberikan stimulus pada pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat di wilayahnya. Berdasarkan pengertian di atas, jelas terlihat
bahwa keberadaan PEL sangat penting dan sangat strategis didalam menggali berbagai
sumber daya lokal yang dimiliki suatu wilayah.
Pada hakekatnya PEL dapat diartikan sebagai suatu proses pembangunan ekonomi
dimana stakeholders endogeneous (pemerintah, swasta, dan masyarakat) yang berperan
aktif dalam mengelola sumber daya lokal untuk menciptakan lapangan kerja dan
memberikan stimulus pada pertumbuhan ekonomi di wilayahnya. Kitson (2004)
mengindentifikasi 5 (lima) faktor suksesi implementasi program PEL, yaitu : 1) social capital;
2) education Skill; 3) labour market; 4) social character; dan 5) economic development
policy. Kelima faktor di atas selanjutnya dijadikan sebagai faktor untuk mengkonfirmasi
suksesi implementasi program PEL.
Mengembangkan polensi ekonomi sebuah wilayah merupakan sebuah kerja besar
multi sektor dan multi stakeholder serta membutuhkan pendekatan yang partisipatif dan
kolaboratif. Dalam banyak hal, pembanqunan wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal
(PEL) adalah dua hal yang saling terkait. Pembanqunan pasar, kawasan industri,
kawasan wisata, pusat perdagangan, jalan dan terminal adalah contoh kegiatan
pembanqunan daerah yang memiliki hubungan langsung dengan PEL dan seharusnya
merupakan baqian dari strategi dan agenda perencanaan pembanqunan kota yang
terpadu. Oleh karena itu, program dan keqiatan yang dilakukan dalam rangka mendorong

1
PEL harus sejalan dengan visi dan misi, serta harus mampu mendukung pembangunan
wilayah sebagaimana tercantum dalam RPJPD dan RPJMD.
Pengembangan Ekonomi Lokal didefinisikan sebagai usaha mengoptimalkan sumber
daya lokal dengan melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal dan organisasi
masyarakat madani untuk mengembangkan ekonomi pada suatu wilayah. Tujuan dari
pelaksanaan PEL adalah bahwa nantinya daerah memiliki perencanaan strategi dan agenda
program PEL yang terinternalisasi ke dalam kebijakan dan strategi daerah dan RPJMD. Selain
itu tujuan akhirnya adalah bahwa daerah nantinya dapat mengimplementasikan berbagai
program dan kegiatan dalam rangka Pengembangan Ekonomi Lokal.
Di era desentralisasl saat ini tuntutan terhadap daerah untuk menyelenggarakan
pembangunan secara tepat dan meningkatkan perekonomian daerah menjadi semakin
tajam. Per!u dipahami bahwa kesejahteraan ekonoml dalam suatu masyarakal dlciptakan
bukan oleh Pemerinlah, melainkan oleh dunia usaha yang kemampuannya untuk
menciptakan kesejahteraan.
Di era otonomi daerah saat ini, pemeriniah daerah menjadi sangat berkepentingan
untuk mampu menciptakan kondisi yang diidam-idamkan tersebut sehingga PEL menjadi
pendekaian yang sangal relevan bagi Pemerintah Kabupaten Grobogan untuk menerapkan
konsep PEL yang menun)ukkan bahwa pemerintah daerah memegang peranan penting
dalam merangsang prakarsa pembangunan ekonomi yang terkait dengan upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengurangan tingkat kemiskinan.
Berdasarkan kondisi pembangunan di Kabupaten Grobogan, maka diperlukan
penyusunan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) ysng bertumpu pada langkah perencanaan
PEL yang sesuai dengan Acuan Penerapan PEL yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Cipla Karya, Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012.

1.2. Identifikasi Permasalahan


Permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Grobogan terkait dengan
pekerjaan ini adalah
a. Belum tergalinya secara maksimal potensi wilayah dari sektor pembangunan yang
dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Grobogan

2
b. Belum terciptanya keterpaduan kinerja antar stakeholder di lingkungan pemerintah
dalam mengembangkan potensi perekonomian wilayah

1.3. Tujuan dan Sasaran


1.3.1. Tujuan

Tujuan yang ingin diraih dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah melakukan identifikasi
potensi Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Grobogan di tahun 2019.

1.3.2. Sasaran

Sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah untuk:


a. Menyusun klaster industri sesuai dengan potensi wilayah
b. Identifikasi sektor stakeholder yang terkait dengan jenis klaster industri terpilih
c. Identifikasi sektor kelembagaan yang terkait dengan jenis klaster industri terpilih
d. Perumusan strategi, program dan rencana aksi PEL

1.4. Ruang Lingkup


1.4.1. Lingkup Wilayah

Cakupan wilayah didalam kegiatan ini adalah Wilayah Kabupaten Grobogan.

1.4.2. Lingkup Materi

Cakupan materi yang akan dibahas dalam kegiatan ini adalah


a. Identifikasi klaster industri sesuai potensi yang dimiliki
b. Melakukan analisa pengembangan dari klaster yang terpilih
c. Melakukan koordinasi dengan tim teknis kegiatan dalam tiap tahap pelaksanaan
pekerjaan
d. Identifikasi stakeholder yang terkait dengan PEL
e. Usulan lembaga / forum kemitraan stakeholder PEL
f. Pendampingan penyusunan strategi, agenda program dan rencana aksi PEL

3
1.5. Metode Penyusunan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini berdasarkan pada Acuan Penerapan
Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipla Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012.

1.6. Pemberi Tugas dan Sumber Dana


Sebagai pemberi tugas kegiatan ini, adalah Pemerintah Kabupaten Grobogan melalui
Dinas ..................... selaku unit satuan kerja yang diberi tanggung jawab dalam
penyelenggaraannya.
Adapun sumber dana untuk keseluruhan penyelenggaraannya diperoleh dari dana
APBD Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2019 yang dialokasikan melalui Kegiatan
Penyusunan Pengembangan Ekonomi Lokal.

1.7. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa


 Lingkup kewenangan Penyedia Jasa adalah penyedia jasa konsultansi berwenang
menentukan arah studi secara teknis menurut kaidah – kaidah keilmuan yang berlaku
serta menurut peraturan–peraturan teknis yang berlaku.
 Tidak mengeluarkan data ataupun hasil studi kepada pihak atau SKPD lain tanpa ada
persetujuan dari pihak Pengguna Jasa.

1.8. Jangka Waktu Pelaksanaan


Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Pengembangan
Ekonomi Lokal.yaitu selama 120 (Seratus dua puluh) hari kalender, terhitung sejak
dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja hingga produk laporan Akhir.

1.9. Pelaporan
Laporan Pendahuluan

4
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan. Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya berisi pemahaman konsultan
terhadap lingkup pekerjaan, konsep pendekatan dan metodologi studi dan pelaksanaan
pekerjaan, program kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, termasuk daftar kebutuhan
data dan rencana survey beserta perlengkapannya.
Laporan Antara
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan. Laporan ini memuat tentang:
 Identifikasi klaster industri sesuai potensi yang dimiliki
 Melakukan analisa pengembangan dari klaster yang terpilih
 Identifikasi stakeholder yang terkait dengan PEL
 Usulan lembaga / forum kemitraan stakeholder PEL
Laporan Akhir
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 120 (seratus dua puluh hari) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan. Laporan ini memuat materi yang didalam Laporan Antara
ditambah dengan materi pendampingan penyusunan strategi, agenda program dan rencana
aksi PEL. Selain itu, seluruh file di backup ke dalam kepingan CD sebanyak 5 keping.

1.10. Tenaga Ahli


Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini terdiri dari:
 Team leader Ahli Teknik Planologi : 1 orang magister Arsitektur/ lansekap/
Planologi/ Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman minimal 5 tahun
 Tenaga Ahli Ekonomi : 1 orang magister Ekonomi Manajemen
 Tenaga Ahli Sosial : 1 orang sarjana Ilmu Sosial
 Tenaga Ahli Kelembagaan : 1 orang sarjana Ilmu Hukum
 Sekretaris/Tenaga Administrasi : 1 orang pendidikan D3 Informatika
 Operator Komputer : 1 orang berpendidikan minimal D3 Semua Jurusan

5
1.11. LAIN LAIN
KAK ini dimungkinkan adanya perubahan-perubahan berdasarkan masukan, dan hasil
pembahasan pada saat penjelasan pekerjaan. Semua perubahan akan dicatat sesuai
kesepakatan pihak-pihak bersangkutan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
KAK ini.

Anda mungkin juga menyukai