Anda di halaman 1dari 101

RENCANA STRATEGIS

2013-2017

DINAS KOPERASI, UMKM


DAN PERDAGANGAN
PROVINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA
2013

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

ii

DAFTAR GAMBAR

iii

KATA PENGATAR

iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

1.2.

Landasan Hukum,

1.3.

Maksud dan Tujuan

1.4.

Sistematika Penulisan

BAB II

BAB III

GAMBARAN PELAYANAN

2.1.

Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi

2.2.

Sumber Daya

12

2.3.

Kinerja Pelayanan

12

2.4.

Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

16

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


3.1.

Telaah Visi. Misi dan program Kepala daerah dan


wakil kepala daerah

18

3.2.

Telaah Renstra K/L

32

3.3.

Telaah Rencana Tata ruang ilayah dan Kajian Lingkungan


Hidup Strategis

3.4.
3.5.
BAB IV

BAB V

45

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Pelayanan

51

Penentuan Isu-Isu Strategis

59

VISI. MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

63

4.1.

Visi dan Misi

63

4.2.

Tujuan dan Sasaan Jangka Menengah

65

4.3.

Strategi dan Kebijakan

70

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA


KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI

BAB VII

18

82

INDIKATOR KINERJA MENGACU PADA TUJUAN DAN


SASARAN RPJMD

90

KAIDAH PELAKSANAAN

94

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM dan


Perdagangan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Error! Bookmark not defined.3

Tabel 2.2

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Koperasi,


UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
Error! Bookmark not defined.15

Tabel 3.1

Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Koperasi,


UMKM dan Perdagangan Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Error! Bookmark not defined.1

Tabel 3.2

Permasalahan Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan


Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Sasaran Renstra Kementrian
Perdagangan RI beserta Faktor Penghambat dan Pendorong
Keberhasilan Penanganannya
Error! Bookmark not defined.4

Tabel 3.2

Permasalahan Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan


Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Sasaran Renstra Kementrian Koperasi
dan UKM RI beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya
Error! Bookmark not defined.9

Tabel 3.3

Permasalahan Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan


Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang
Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya
Error! Bookmark not defined.50

Tabel 3.4

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas


Koperasi, UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta

52

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Koperasi,


UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta

67

Tabel 4.2

Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan

73

Tabel 5.1

Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan


Pendanaan Indikatif Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta

81

Indikator Kinerja Sasaran Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan


Provinsi DKI Jakarta

90

Tabel 4.1

Tabel 6.1

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi DINAS KOPERASI, UMKM DAN PERDAGANGAN


Err
or! Bookmark not defined.

iii

KATA PENGANTAR

Rencana strategis Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI


Jakarta merupakan rumusan pernyataan visi, misi, tujuan, dan sasaran, strategi,
kebijakan program dan kegiatan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI
Jakarta dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan daerah yang telah
ditetapkan dalam dokumen RPJMD 2013 2017 yang akan menjadi pedoman dalam
penyiapan Rencana Kerja Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI
Jakarta selama 5 (lima) tahun kedepan.
Sebagai komitmen bersama dalam proses pencapaian harapan di masa yang
akan datang,hendaknya Rencana Strategis ini menjadi arah dan pedoman serta
motivasi peningkatan kinerjabagi para karyawan Dinas Koperasi, UMKM dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta didalammelaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Jakarta,
KEPALA DINAS KOPERASI, UMKM DAN PERDAGANGAN
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Dra. Hj. RATNANINGSIH, Ak. MSi


NIP 19570805 198503 2 004

iv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebagai Ibukota Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
sekaligus Kota Metropolitan, peran dan posisi Jakarta sangat penting, yaitu
sebagai pusat

pemerintahan,

pusat

kegiatan

perekonomian,

pusat

perdagangan, pusat pendidikan, pusat jasa perbankan dan keuangan,


pusat perkembangan budaya, dan gerbang utama wisatawan manca
negara.

Untuk

menunjang

peran

strategis

tersebut,

Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) DKI JAKARTA 2005-2025


telah menetapkan Visi Jakarta sebagai Ibukota NKRI yang aman, nyaman,
sejahtera, produktif, berkelanjutan, dan berdaya saing global.
Visi RPJPD DKI JAKARTA 2005-2025 kemudian dijabarkan dalam
Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 20132017, yang menetapkan Jakarta sebagai kota yang modern, tertata rapi,
tempat hunian yang layak dan manusiawi, berkebudayaan, dan berorientasi
pada pelayanan publik. Pembangunan di bidang Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah

(KUMKM) dan Perdagangan, yang menjadi

tanggungjawab SKPD Dinas KUMKM dan Perdagangan memiliki kontribusi


penting untuk mendukung tercapainya visi dan misi pembangunan jangka
panjang dan menengah DKI Jakarta, utamanya dalam meningkatkan sistem
perekonomian masyarakat Jakarta yang kuat dan berkualitas.
Data aktual menggambarkan kontribusi sektor perdagangan dan jasa
pada PDRB DKI Jakarta yang saat ini mencapai 72,48%, nilainya
diharapkan terus meningkat menjadi 73,23% pada 2017 (lihat Gambar I.1.).
Pembangunan sektor Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(KUMKM) dan Perdagangan juga

diharapkan dapat memperkokoh

perekonomian DKI Jakarta, karena dapat mengurangi angka kemiskinan,


serta turun berperan dalam meningkatkan tata kelola kepemerintahan yang
baik karena pelayanaan yang efektif dan didukung pegawai yang
berintegritas.
Pembangunan bidang KUMKM dan Perdagangan pada hakekatnya
diarahkan untuk meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kemandirian
koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah secara sistimatis, berkelanjutan
dan terintegrasi melalui kontribusi nyata pemerintah daerah khususnya
1

Pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan.
Dengan kondisi tersebut, maka pembangunan di wilayah DKI Jakarta
mempunyai potensi yang besar, tantangan dan permasalahan yang lebih
kompleks dibandingkan daerah lain. Untuk mengembangkan potensipotensi dan menangani tantangan serta permasalahan tersebut, diperlukan
suatu perencanaan pembangunan yang terarah, terpadu, dan menyeluruh
dengan memperhatikan empat pilar pembangunan yaitu pilar Ekonomi,
Sosial, dan Lingkungan Hidup yang didukung oleh pilar Aparatur atau
Birokrasi.
Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan kebijakan pembangunan
di bidang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan
yang lebih dinamis, proaktif, dan berkesinambungan yaitu dengan
menerapkan pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan dan yang
berdaya saing sehingga diharapkan setiap upaya program pembangunan
harus mempunyai kontribusi positif terhadap terbentuknya lingkungan dan
perilaku yang mandiri.
Agar pembangunan KUMKM dan Perdagangan dapat mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditentukandalam jangka waktu lima tahun ke
depan, diperlukan sebuh dokumen perencanaan resmi sebagai bentuk
panduan untuk mengarahkan para aparat pemerintahan di Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya untuk mengembangkan sektor KUMKM dan
Perdagangan di Provinsi DKI Jakarta.
Dokumen Rencana Strategis (Renstra) memuat program-program
strategis yang dibuat berdasarkan kepentingan dan kebutuhan setiap
bidang dalam Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta. Diharapkan dokumen rencana strategis
ini dapat menjadi kerangka teknis

dan pedoman bagi Dinas Koperasi,

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta,
untuk melaksanakan pembinaan, pengembangan, dan pengawasan
terhadap kegiatan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan di Provinsi DKI Jakarta. Dengan demikian pembangunan
ekonomi sektor Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan di Provinsi DKI Jakarta dapat berjalan lebih sistimatis,
komprehensif dan memberikan solusi terhadap pemecahan masalah, pada
periode tahun 2013 2017.
2

Dokumen Renstra ini bersifat jangka pendek dan menengah, namun


tetap berpedoman pada format jangka panjang sehingga rumusan visi, misi,
dan arah kebijakan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta dapat tercapai sesuai target yang
direncanakan.Hal ini sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menegah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta Periode 2013 2017 yang
telah memuat arahan kebijakan dan program pemberdayaan Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta.
1.2. Landasan Hukum
Dalam penyusunan rencana kerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, didasarkan
pada Landasan Hukum sebagai berikut.
1)

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan


Keuangan antara Pusat dan Daerah

2)

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3)

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional;

4)

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 204 tentang Pemerintah Daerah


sebagaimana telah bebereapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008;

5)

Undang-Undang

Nomor

17

Tahun

2007

tentang

Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 2025;


6)

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan


Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4744);

7)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang


Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

8)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang


Perkoperasian

9)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1981 tentang


Metrologi Legal

10) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen
11) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;

12) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman dan


Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
13) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian
Urusan Pemriantah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, Provinsi,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
14) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578)
15) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
16) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
17) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diatur
beberapa kali, diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 / 2011;
18) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
19) Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri KUMKM dan
Menteri

Perdagangan

No.500-738.A/2010,

No.

1320.1/M.DAG/MPU/IX/2010 dan No 12.1/NKB/ M.KUKM/ IX/2010


tentang sinergi program pengembangan ekonomi dan penataan
lingkungan perkotaan melalui penguatan usaha sektor mikro
20) Keputusan

Menperindag

No.

588/MPP/Kep/12/1998

tentang

Ketentuan Umum di Bidang Ekspor


21) Keputusan

Menteri

61/MPP/Kep2/1998

Perindustrian
dan

No.

dan

Perdagangan

251/MPP/Kep/6/1999

Rl

No.

tentang

Penyelenggaraan Kemetrologian
22) Permendag Rl No. 59/M-DAG/PER/12/2010 tentang Ketentuan
Penerbitan SKA Untuk Barang Ekspor Indonesia
23) Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus
4

Ibukota Jakarta Tahun 2008 Nomor 5);


24) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 10
Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
25) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 14
Tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan
Penganggaran Terpadu;
26) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta;
27) Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah
28) Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2012 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi
DKI Jakarta Tahun 2005-2025,
29) Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2017
30) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 68 Tahun 2009
tentang Organisasi danTata Kerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
31) Peraturan Gubernur Nomor 63 tahun 2010 tentang Pembentukan
Organisasi

danTata

Kerja

Unit

Pengelola

Dana

Bergulir

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan tanggal 10 Maret


2010
32) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 91 tahun 2009 tentang
pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Kawasan
Pusat Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Serta
Pemukiman Pulo Gadung
33) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 156 Tahun 2010
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan
dan Pelatihan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan
34) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 157 Tahun 2010
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola
Lokasi Binaan Usaha Mikro dan Kecil
35) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 215 Tahun 2010
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Promosi
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
36) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 73 tahun 2010 tentang
5

pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Balai Metrologi


37) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 156 Tahun 2010
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan
dan Pelatihan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan.

1.3 Maksud dan Tujuan


1.3.1 Maksud
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta 2013
2017 ini dimaksudkan untuk memberikan acuan / landasan kebijakan
taktis strategi lima tahunan, merupakan suatu proses yang
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1
(satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun dalam kerangka
pencapaian visi dan misi sebagai tolok ukur pertanggungjawaban
anggaran pada setiap akhir tahun.

1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan Rencana Strategis Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta, sebagai berikut :
a. Sebagai implementasi strategi dari visi dan misi Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, dalam pembangunan ekonomi yang
berbasiskan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
b. Sebagai gambaran rencana kerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
selaku pelaksana, pembina dan pengembangan Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan periode
2013 2017.
c. Sebagai pedoman kebijakan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta dalam
melaksanakan Program Kerja.

1.4 Sistimatika Penulisan


Berisi uraian pokok bahasan dalam penulisan Renstra Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi
DKI Jakarta, serta susunan garis besar isi dokumen. Sistematika penulisan
Renstra Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
6

Perdagangan Provinsi DKI Jakarta 2013 2017 ini terdiri dari 7 (tujuh)
bagian sesuai dengan Permendagri No. 54 Tahun 2010, yaitu :
Bab I

Pendahuluan mencakup : Latar Belakang, Landasan Hukum,


Maksud dan Tujuan, Sistematika Penulisan

Bab II Gambaran Pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan


Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta mencakup :
Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta,
Sumber Daya, Kinerja Pelayanan, Tantangan dan Peluang
Pengembangan Pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
Bab III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi mencakup :
Identifikasi

Permasalahan

Berdasarkan

Tugas

dan

Fungsi

Pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan


Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, Telaahan Visi, Misi dan
Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih,
Telaahan Renstra K/L, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan
Penentuan Isu-isu Strategis.
Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan mencakup : Visi
dan Misi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, Tujuan dan Sasaran Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta, Strategi dan Kebijakan Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI
Jakarta.
Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok
Sasaran dan Pendanaan Indikatif.
Bab VII Indikator Kinerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Yang Mengacu
Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Bab VII Kaidah Pelaksanaan

BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN
MENENGAH DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA

2.1

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi


2.1.1 Tugas
Melaksanakan

pembinaan,

perlindungan

dan

pengembangan

koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah dan perdagangan

2.2.1 Fungsi

Penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Dinas


Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan
sertaperumusan kebijakan teknis pelaksanaan tugas koperasi, usaha
mikro, kecil dan menengah dan perdagangan.

Pembinaan

dan

pengawasan

terhadap

pertumbuhan

dan

perkembangan usaha koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah, dan


perdagangan barang dan jasa.

Pemantauan dan pengawasan ketersediaan,distribusi, harga, standard


mutu barang dan jasa serta perlindungan konsumen.

Pembinaan kemetrologian, pengawasan, pemeriksaan dan pengujian


alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya, serta barang dalam
keadaan terbungkus.

Penyelenggaraan bimbingan teknis dan penyuluhan dibidang koperasi,


usaha mikro, kecildan menengah, dan perdagangan barang dan jasa.

Perlindungan, pembinaan dan pengembangan perkoperasian, usaha


mikro, kecil dan menengah.

Fasilitas pengembangan kemitraan usaha mikro, kecil dan menengah


dan koperasi dan/atau dengan perusahaan besar.

Pengelolaan fasilitas perlindungan, pembinaan dan pengembangan,


usaha mikro dan kecil.

Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan bimbingan


teknis

perkoperasian,

usaha

mikro,

kecil

dan

menengah

dan

perdagangan.

Pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, sertifikasi


dan/atau perizinan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengahdan
perdagangan.

Pengembangan dan penyelenggaraan promosi perkoperasian, usaha


mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan.

Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggung


jawaban

penerimaan

restribusi

dibidang

Dinas

KUMKM,

dan

Perdagangan.

Penyediaan,
perawatan

penatausahaan,
prasarana

dan

pengelolaan,

sarana

kerja

pemeliharaan
Dinas

KUMKM,

dan
dan

Perdagangan.

Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah.

Pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia pengelola


koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan.

Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan


Dinas Dinas KUMKM, dan Perdagangan.

Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.

2.3.1 Struktur Organisasi


a.

Kepala Dinas

b.

Sekretariat, terdiri dari:


1. Subbagian Umum
2. Subbagian Kepegawaian
3. Subbagian Program dan Anggaran
4. Subbagian Keuangan

c.

Bidang Koperasi, terdiri dari :


1. Seksi Kelembagaan Koperasi
2. Seksi Pembiayaan Koperasi
3. Seksi Pengembangan Koperasi

d.

Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, terdiri dari:


1. Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan
2. Seksi Pengadaan, Distribusi, dan Perlindungan Konsumen
3. Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Dalam Negeri

e.

Bidang Perdagangan Dalam Negeri, terdiri dari:


1. Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan
2. Seksi Pengadaan, Distribusi, dan Perlindungan Konsumen
3. Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Dalam Negeri

f.

Bidang Perdagangan Luar Negeri, terdiri dari :


1. Seksi Ekspor
2. Seksi Impor
3. Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri

g.

Bidang Pengawasan dan Pengendalian, terdiri dari:


1. Seksi Perdagangan
2. Seksi Kemetrologian
3. Seksi Koperasi, Usaha Mikro dan Menengah

Selanjutnya guna mendukung efektifitas sasaran program hingga


ke daerah, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
dan Perdagangan di bantu pula oleh Kepala Suku Dinas dan Kepala
Unit Pelaksana Teknis,SERTA Kepala BLUD sebagai berikut:
a. Kepala Suku Dinas:
1. Kepala Suku Dinas Jakarta Pusat
2. Kepala Suku Dinas Jakarta Barat
3. Kepala Suku Dinas Jakarta Utara
4. Kepala Suku Dinas Jakarta Selatan
5. Kepala Suku Dinas Jakarta Timur dan
6. Kepala Suku Dinas Kepulauan Seribu

b. Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas:


1. Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan
2. Kepala Unit Pengelola Lokasi Binaan Usaha Mikro dan Kecil
3. Kepala Pusat Promosi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
4. Kepala Balai Metrologi

c. Kepala Badan Layanan Umum Daerah


1. Kepala Unit Pengelola Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Kelurahan tanggal 10 Maret 2010
2. Kepala Unit Pengelola Kawasan Pusat Pengembangan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah Serta Pemukiman Pulo Gadung

10

2)

Gambar: II.1 Bagan Struktur Organisasi


Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan
DKI Jakarta

11

2.2

Sumber Daya
Sumberdaya manusia (SDM) pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, termasuk Suku Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Kota Administrasi
dan Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Unit Pelayanan Teknis (UPT), pada
tahun 2010 berjumlah 484 pegawai. Jumlah pegawai pada Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta berjumlah 145
pegawai.
Potensi Pembinaan Koperasi UMKM & Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Uraian
Pegawai
Koperasi
Usaha Mikro/PKL (sensus Ekonomi 2006)
Usaha Kecil (sensus Ekonomi 2006)
Usaha Menengah (sensus Ekonomi 2006)
Sarana Perdagangan / Lokbin
Bidang Perdagangan Dalam Negeri
Bidang Perdagangan Luar Negeri

Jumlah
440
7.775
739.244
364.784
20.652
3.408
12.924
228.059

Satuan
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Unit
SIUP
SKA

Sumber: Dinas Koperasi UMKM Dan Perdagangan

Rekapitulasi Pegawai Dinas Koperasi UMKM, Dan Perdagangan


Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012
No.
1.
2.
3.

Wilayah
Pegawai Dinas Koperasi, UMKM & Perdagangan
Pegawai Suku Dinas Koperasi, UMKM & Perdagangan
Pegawai UPT/Balai
Jumlah

Jumlah (Orang)
129
183
128
440

Sumber: Dinas Koperasi UMKM Dan Perdagangan

2.3

Kinerja Pelayanan
Bermacam upaya telah dilakukan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta, guna meningkatkan pembinaan dan
pelayanan kepada dunia usaha, serta kelancaran arus distribusi perdagangan
barang dan jasa. Pelayanan yang diberikan kepada dunia usaha terutama dalam
rangka meningkatkan tertib usaha, berupa pelayanan perizinan usaha koperasi
dan perdagangan dilaksanakan oleh Dinas maupun Suku Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis.
Sesuai dengan tujuan dan sasaran program maka hasil pembinaan dan
pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah dan perdagangan
dapat dikelompokan ke dalam kegiatan sebagai berikut:

12

Pemberdayaan UMKM
2.1 Usaha PKL/Usaha Mikro yang dibina
2.2 Usaha Kecil yang dibina
2.3 Usaha Menengah yang dibina

15.987
15.645
1.000.002

19.864
12.212
2.978

7.080
4.611
18.615
1.880.351
3.174.918
378.827

36.878.183
6.137.972
56.827.928
4.536

17.787
17.677
1.028.227

18.498
12.675
3.038

7.210
4.734
19.210
2.070.871
4.065.651
406.987

1.628
280

37.861.173
6.874.135
62.970.876
4.950

20.367
19.483
1.152.811

16.409
13.071
3.105

7.342
4.860
19.824
2.280.694
4.890.367
498.046

1.048
235

39.648.260
8.464.900
70.069.090
5.155

26.980
21.234
1.525.120

14.413
13.718
3.166

7.476
4.990
20.458
2.511.777
5.716.738
528.999

775
200

46.475.750
11.038.710
88.873.130
5.390

29.699
18.891
2.301.737

12.739
14.792
3.291

7.612
5.126
21.112
2.767.940
6.699.904
604.392

2012
(15)

34.987.134
5.784.981
49.987.982
4.245

2.010
310

Realisasi Capaian Tahun ke2009


2010
2011
(12)
(13)
(14)

2.230
330

2008
(11)

Tabel 2.1. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta

Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri


3.1 Penerbitan SIUP
3.2 Penerbitan TDP
3.3 Pelayanan Tera dan Tera Ulang

Indikator Kinerja sesuai


No
Tugas dan Fungsi
(1) (2)
1 Pembinaan dan pengembangan koperasi
1.1 Jumlah koperasi
1.2 Jumlah koperasi aktif
1.3 Penyerapan tenaga kerja oleh koperasi
1.4 Permodalan Koperasi (Rp. 000)
1.5 Volume Usaha (Rp. 000)
1.6 SHU Koperasi (Rp. 000)

Pengembangan Perdagangan Luar Negeri


4.1 Nilai export melalui DKI Jakarta
4.2 Nilai export produk DKI Jakarta
4.3 Nilai import melalui DKI Jakarta
4.4 Penerbitan Angka Pengenal Import di DKI Jakarta
Pengembangan SDM
5.1 Pengelola dan anggota Koperasi telah mengikuti Diklat & Bimtek
5.2 Pengelola UKM yang ikut Diklat & Bimtek

13

Sumber Daya Penunjang


8.1 SDM Pembina yang telah mengikuti Diklat
8.2 Sarana & Prasarana penunjang
(Lokbin)

Penyediaan Sarana dan Prasarana


7.1 Jumlah Usaha kecil yang menempati Lokbin
7.2 Jumlah PKL yang menempati Lokasi Resmi/Sementara

Peningkatan Permodalan
6.1 Jumlah koperasi yang mendapatkan bantuan dana bergulir
6.2 Jumlah dana bergulir yang disalurkan
6.3 Jumlah pemanfaat dana bergulir

231

3.408
13.121

175
-

20

212

3.408
12.545

190
-

20

200

3.408
12.223

20

179

3.408
11.005

20

162

3.408
9.331

210
230
250
- 139.434.000 223.693.800
57.954
89.999

20

14

Uraian

(1)
Belanja
Langsung
Belanja Tidak
Langsung
Total

(5)
137.984.286.879

(6)

Realisasi Anggaran pada Tahun ke-

(10)

105.311.096.031

(11)

2012
(9)

64.929.941.242

49.833.343.489

2011

(8)

37.734.697.001

47.683.481.486

155.144.439.520

2010

56.060.703.634

47.190.910.297

112.613.422.728

56.060.703.634

84.925.607.298

2009

(16)

2012

25,18%

(17)

Anggara
n

33,86%

(18)

Realisasi

Rata-rata Pertumbuhan

(15)

76,32%

335,62%

2011

(14)

63,71%

92,59

24,14%

2010

(13)

68,02%

93,94

80,89%

2009

57,04%

92,23%

73,76%

54,74%

79,64%

Rasio antara Realisasi dan Anggaran


Tahun ke-

Tabel 2.2. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta
Anggaran pada Tahun ke-

(4)
101.916.304.116
53.823.536.565

2012

(3)
55.478.894.602
50.758.477.075

191.807.823.444

2011

98.278.135.079
51.164.028.446

152.674.781.191

2010

4.644.422.600

106.642.923.048

2009

102.922.557.679

15

2.4

Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan


Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta, mempunyai program kerja yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan pengembangan Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan di DKI Jakarta. Hal ini didasarkan pada
program pelayanan pada periode 20072012. Program tersebut menjadi
tantangan dan peluang untuk pengembangan pada periode lima tahun
mendatang. Program tersebut di bagi menjadi dua urusan :

2.4.1. Tantangan Pengembangan Pelayanan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil


dan Menengah dan Perdagangan
1. Kemampuan menggalang modal dari anggota diluar Simpanan Pokok
dan Simpanan Wajib masih rendah,
2. Tim Manajemen Koperasi pada umumnya, status pendidikannya tidak
begitu tinggi, sehingga kemampuan mengakses pasar,managerial,
permodalan, kemitraan, manajemen dan teknologi tepat guna masih
kurang optimal.
3. Kurangnya pemahaman perkoperasian dikalangan anggota Koperasi
menyebabkan rendahnya rasa memiliki dan partisipasi anggota dalam
melaksanakan kewajiban
4. Terbatas

Sarana

mempromosikan

Prasarana
dan

yang

memasarkan

dimiliki

UMKM

produknya.

dalam

Disamping

itu,pemasaran masih terfokus pada internal Koperasi.


5. Belum terbentuk jaringan antar Koperasi, yang berdampak pada relatif
rendahnya daya saing. Untuk itu dilakukan peningkatan kemitraan dan
jaringan usaha antar Koperasi, UMKM dan Badan Usaha Lainnya
6. Dalam partisipasi pameran promosi luar negeri, seringkali terkendala
oleh lamanya pengurusan pengajuan surat izin perjalanan dinas baik
pengurusan izin ke sekab/setneg, paspor biru, maupun pengurusan.
Untuk itu dilakukan percepatan pengurusan izin perjalanan dinas
untuk pameran di luar negeri.

16

7. Partisipasi pelaku usaha (UKM) dalam mengikuti partisipasi di dalam


& luar negeri sangat kurang. Hal ini dikarenakan karena keterbatasan
kemampuan keuangan UKM..

8. Adanya keluhan dari masyarakat pelaku usaha khususnya bidang


ekspor impor tentang akses Pelabuhan Tanjung Priok yang
merupakan salah satu penyebab biaya tinggi..

9. Terbatasnya Sarana dan Prasarana serta SDM dalam Penerbitan


SKA.

2.4.2. Peluang Pengembangan Pelayanan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil


dan Menengah dan Perdagangan
1. Fasilitasi akses permodalan UMKM melalui Pengembangan KJK
PEMK, dan Pengembangan Kemitraan dengan BUMN/D, Perbankan,
Lembaga Keuangan Non Bank serta Sosialisasi Program Pembiayaan
Kredit oleh Pemerintah Pusat (KUR, LPDB, Kredit Program Lainnya).
2. Tersedianya Fasilitasi dan dukungan akses pasar dan peluang pasar
bagi UMKM dengan menyediakan Sarana prasarana Promosi dan
Perdagangan, Penyelenggaraan pameran promosi dan partisipasi
3. pemberian subsidi anggaran untuk transportasi dan akomodasi UKM
para peserta pameran baik dalam negeri maupun luar negeri.

4. Sesuai Keppres Nomor : 58 Tahun 1971 tentang Penetapan Pejabat


Yang Berwenang Mengeluarkan SKA Serta Peraturan Menteri
Perdagangan No. 60/M-DAG/PER/12/2010 Tentang Instansi penerbit
SKA untuk Barang Ekspor Indonesia melalui Direktur Jenderal
Perdagangan luar negeri atas Nama menteri Perdagangan RI
menunjuk Kepala Dinas KUMKMP Provinsi DKI Jakarta sebagai
pejabat yang bewenang penerbitkan SKA di Provinsi DKI Jakarta.

17

BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1

Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
Visi dan Misi RPJM DKI Jakarta 2013-2017 adalah sebagai berikut.

Visi:
Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak
dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan
pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik
Misi:
1)

Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah,

2)

Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah menahun


seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain,

3)

Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau
bagi warga kota,

4)

Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus


memiliki kesadaran dalam memelihara kota, dan

5)

Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi


pada pelayanan publik.
Telaah Visi-Misi RPJMD 2013-2017 dalam Renstra Dinas KUMKM dan

Perdagangan 2013-2017 dijelaskan sebagai berikut.Berkaitan dengan pencapaian


Misi Pertama (Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta
konsisten dengan Rencana Tata Ruang Wilayah), maka Urusan KUMKM dan
Perdagangan mencakup sejumlah isu strategis berikut.
1. Peningkatan dan pengembangan kawasan-kawasan strategis yang berperan
dalam menggerakkan ekonomi kota, termasuk didalamnya Pusat Kegiatan
Primer dan Sekunder; serta Kawasan TOD(Transit Oriented Development),
sebagai perwujudan dari strategi pengembangan wilayah yang dirumuskan
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta 2030.
Strategi operasionalnya meliputi:
a.

Peningkatan dan pemantapan fungsi Pusat Kegiatan Primer dan Sekunder,

b.

Pengembangan baru Pusat Kegiatan Primer dan Sekunder secara hirarkis


dan

c.

Pengembangan TOD pada jalur sepanjang sistem angkutan massal.

2. Penguatan dukungan terhadap keberadaan ekonomi informal perkotaan,


sebagaikomitmen untuk mewujudkan Jakarta Baru yang inklusif bagi semua

18

lapisan masyarakat. Tumbuh dan berkembangnya ekonomi informal dapat


menjadi pilar utama pembangunan ekonomi kota. Strategi operasional meliputi:
a.

Penyediaan ruang bagi sektor informal pada kawasan perkantoran dan


perdagangan,

b.

Pembangunan Lokasi Terpadu pedagang kaki lima (PKL),

c.

Revitalisasi pasar tradisional dengan tidak menggusur PKL dan

d.

Pengembangan kelembagaan koperasi dan UMKM untuk mendukung


formalisasi dari ekonomi informal.

3. Peningkataninvestasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan lapangan


kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi lokal. Strategi yang dijalankan
adalah mengembangkan kelembagaan koperasi dan UKM untuk mendukung
formalisasi dari ekonomi informal
Sedangkan

untuk

pencapaian

Misi

Kelima

RPJMD

2013-2017

(Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada


pelayanan publik), isu strategis yang berkaitan dengan pengelolaan KUMKM dan
Perdagangan mencakup hal-hal berikut.
1. Penataan

kelembagaan,

organisasi,

dan

kapasitas

aparatur

pemerintahan,untuk mencapai kelembagaan dan organisasi pemerintahan yang


efektif, efisien, transparan, akuntabel, dan kapasitas aparatur pemerintahan
yang profesional. Strategi operasional meliputi:
a.

Pengembangan kelembagaan pemerintah yang efisien dan efektif,

b.

Pengembangan struktur organisasi dan tata laksana pemerintahan yang


akuntabel,

c.

Pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel,

d.

Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan yang berkelanjutan, dan

e.

Pengembangan sistem reward and punishment dalam pengembangan


sumberdaya manusia.

2. Meningkatnya

ketersediaan

SDM

Pemprov

yang

sesuai

dengan

kompetensinya. Strategi Operasionalnya melalui:


a.

Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan yang berkelanjutan

b.

Pengembangan sistem reward and punishment dalam pengembangan


sumberdaya manusia

3. Peningkatan partisipasi masyarakat dan pemerintahan yang transparan dan


akuntabel, untuk meningkatan peran serta masyarakat dalam setiap tahapan
pembangunan, dan adanya mekanisme kontrol terhadap penyelenggaraan
pemerintahan yang baik. Strategi operasional dilakukan melalui:
a.

Peningkatan partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan dalam


perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan dan

b.

Pengembangan mekanisme pengaduan berbasis sistem informasi yang


real-time.

19

4. Pengembangan kerjasama antar daerahdan atau antar pemangku kepentingan


atau (stakeholder)untuk mengatasi permasalahan pembangunan secara
bersama-sama dengan daerah sekitar dan melembagakan kerjasama antar
daerah sebagai salah satu pendekatan pembangunan. Strategi operasional
meliputi:
a.

Pengembangan kerjasama antar daerah dan atau antar pemangku


kepentingan untuk isu-isu pembangunan regional dan

b.

Revitalisasi kelembagaan kerjasama antar daerah dan antar pemangku


kepentingan.

5. Peningkatan

pelayanan

publik,untuk

meningkatkan

penyelenggaraan

pelayanan publik yang lebih baik melalui perbaikan di segala lini. Strategi
operasionalnya dilakukan melalui:
a.

Penataan dan perbaikan sarana dan prasarana pelayanan publik yang


lebih baik (cepat dan berkualitas),

b.

Peningkatan kapasitas aparatur sebagai garda tedepan pelayanan,

c.

Pengembangan sistem informasi dalam mendukung pelayanan publik yang


lebih baik, dan

d.

Penyelenggaraan Program Teknis urusan pemerintahan wajib dan pilihan.


Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Khusus Ibukota Jakarta maka Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta yang bertindak sebagai leading sector
harus mampu mengatasi semua hambatan, dan sekaligus mengakselesarasikan
semua faktor pendorong sehingga perwujudan dari Visi dan Misi akan menjelma
menjadi sebuah gambaran konkrit yang akan membawa warga DKI Jakarta
menjadi lebih sejahtera, mempunyai harkat dan lebih bermartabat tentunya.

20

Tabel 3.1..Faktor Penghambat dan Pendorong Terhadap Pencapaian Misi RPJMD 2013-2017 Dinas KUMKM dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta

Permasalahan
Pelayanan

Pendorong

- Adanya program sosialisasi kepada pelaku


usaha agar mereka dapat melakukan
distribusi penjualan barang dan jasa sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku,

Faktor
- Kurangnya pelaku usaha perdagangan
yang memenuhi persyaratan formal
(SIUPP, TDP, IUI) dan sebagainya,
Mereka berusaha tidak di lokasi yang
ditetukan sesuai peruntukkan.

Dorongan bagi penempatan PKL UMKM di


lingkungan Mall dan pasar modern lainnya

- Adanya sentralisasi pusat ekonomi khusus


untuk menampung kegiatan perdangangan
retail KUMKM.

- Masih relatif tingginya pelaku perdagangan


di sektor informal yang belum terdata.

- Pengembangan jumlah dan kualitas


penyediaan lokasi binaan dan lokasi

- Adanya kunjungan ke tempat pelaku usaha


untuk memberikan pembinaan bagi pelaku
usaha yang belum mempunyai ijin untuk
usaha baik berupa SIUPP,TDP, IUI.

Penghambat

Visi : Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi yang berorientasi pada pelayanan publik
No.

1.

Misi dan
Program RPJMD
2013-2017
Misi 1:
Mewujudkan
Jakarta sebagai
kota modern yang
tertata rapi serta
konsisten dengan
Rencana Tata
Ruang Wilayah
1. Peningkatan dan
pengembangan
kawasan-kawasan
strategis yang
berperan dalam
menggerakan
ekonomi kota,
termasuk
didalamnya pusat
kegiatan primer dan
sekunder serta
Kawasan TOD.

2. Penguatan
dukungan terhadap

21

keberadaan ekonomi
informal perkotaan.

sementara bagi PKL UMKM yang ada saat


ini sangat terbatas, baik ditinjau dari
penyediaan pasokan lokasi, daya tampung
dan daya dukungnya.
- Kurangnya koordinasi dengan instansi
pengelola perpasaran daerah dalam
rangka penyediaan lahan berusaha bagi
para PKL UMKM yang belum tertampung
pada lokasi resmi sehingga menyebabkan
seringnya PKL tumbuh dan berkembang di
lahan-lahan yang bukan semestinya
mereka berada.
- Masih rendahnya kualitas dan daya
kompetitif produk UMKM sesuai dengan
permintaan pasar domestik dan
internasional, sehingga perlu pembinaan
dan pelatihan bagi para pelaku UMKM,
bantuan pembukaan akses pasar dan
permodalan, dan fasilitasi promosi dan
pemasaran,

Adanya dorongan agar Pemerintah Pusat


berperan lebih aktif dalam menciptakan
kebijakan yang mendukung peningkatan
pemasaran UKM dan terdapat harmonisasi
kebijakan antara instansi yang satu dengan
yang lain.-

Adanya upaya untuk melaksanakan


perubahan dan Revisi Perda Perpasaran,
pengawasan, penertiban, dan sosialisasi
sehingga diharapkan dapat lebih dapat
memberdayakan peran Pasar Tradisional dan
UMKM,

Terbangunnya sarana dan fasilitas pendukung


lainnya dalam kerangka
menumbuhkembangan UMKM dan koperasi
di provinsi DKI Jakarta dengan berdirinya
gedung serta sarana promosi yang berguna
dalam menciptakan iklim usaha yang kondisif
bagi apresiasi keberadaan UMKM dan
Koperasi itu sendiri.

semakin digiatkan dalam kerangka


penegakan peraturan daerah tentang
penyediaan lahan atau space sebanyak 20
persen dari seluruh luar areal usahanya.

Adanya dorongan untuk menjalin praktik


pemasaran produk UKM dengan
mengembangkan pola kemitraan UMKM
dengan ritel modern, sebagai cara menata
perdagangan yang win-win solution.

22

3. Peningkatan
investasi ekonomi
kota yang
mendorong
penciptaan
lapangan kerja
dan tumbuhnya
kelembagaan
ekonomi lokal,
dicapai melalui
pengembangan
Koperasi dan UKM
.
-

Terbatasnya jumlah SDM yang ada di


Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta
sehingga kegiatan pendampingan bagi
koperasi dan UMKM terkendala.
Kurangnya kegiatan sosialisasi serta
penyuluhan kepada masyarakat dan
organisasi lainnya akan arti pentingnya
Badan Hukum Koperasi.
Keselarasan gerakan wadah organisasi
koperasi yang ada saat ini masih perlu
disinkronkan dengan program kerja Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI
Jakarta.
Kurangnya keperdulian pengusaha besar
sehingga upaya program penyelarasan
kemitraan tidak berjalan sesuai harapan.
Kelemahan UMKM dalam merespon
persyaratan yang diperlukan untuk proses
penambahan modal dari pihak ketiga
(bank ataupun Lembaga Keuangan
Bukan Bank/LKBB) sangat dirasakan
sangat membebani.
Kurangnya dukungan advokasi serta
penguatan legal dan goodwill yang
terbatas terhadap UMKM sehingga
keberadaannya sulit diharapkan
berkembang.
Faktor manajerial serta SDM UMKM
masih sangat lemah dalam mengelola
dan mengorganisir usahanya disebabkan
faktor edukasi serta keterbatasan
ketrampilan yang dimiliki sehingga

Dukungan anggaran yang cukup besar dari


Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dan DPRD DKI Jakarta yang dialokasikan
kepada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah dan Perdagangan DKI
Jakarta diharapkan akan mampu
terlaksananya kegiatan pendampingan bagi
koperasi, dan UMKM. Demikian juga untuk
kegiatan sosialisasi serta penyuluhan
kepada masyarakat dan organisasi lainnya
akan arti pentingnya Badan Hukum
Koperasi.
Koordinasi yang baik dengan Dekopinwil DKI
Jakarta diharapkan akan mampu menjadi
wadah penyelarasan gerakan koperasi yang
ada sehingga pengembangan jaringan
koperasi menjadi akan terwujud.
Kerjasama yang baik dan harmonis dengan
Kadinda DKI Jakarta diharapkan akan
mampu mengupayakan program
penyelarasan kemitraan berjalan sesuai
harapan.
Keberadaan UMKM yang berjumlah 44.559
unit di seluruh DKI Jakarta menjadikan
bagian yang cukup besar dari struktur wadah
ekonomi warga DKI Jakarta sehingga
diharapkan menjadi roda pengerak ekonomi
massal.
Kapitalisasi modal kerja UMKM tidak
bergantung kepada pinjaman pihak ketiga
(terlebih yang terkait dengan nilai mata uang
negara asing) dalam kaitan dengan
polarisasi global sehingga ketahanan UMKM
sangat dirasakan ketika krisis ekonomi

23

standar profesionalisme masih jauh dari


yang diharapkan.
Minimnya faktor teknologi yang
dipergunakan dalam usahanya
menyebabkan tingkat efisiensi dan efektif
kerja masih jauh dari kapasitas skala
usaha ekonomis.
Standar metodologi serta sistematika
kerja UMKM masih bersifat tradisional
dan belum mengembangkan prinsipprinsip kerja berdasarkan prosedur kerja
yang tersusun sesuai dengan tahapan
kerja industri modern dan berskala
Rendahnya kesadaran dari pelaku UMKM
dan Pengurus Koperasi dalam upaya
peningkatan profesionalisme SDM yang
berorientasi pengembangan jiwa
kewirausahaan, ketrampilan manajemen
usaha melalui Diklat, Bintek dan
Sosialisasi.
Terbatasnya ketrampilan teknis dari
UMKM dan pengelola Koperasi dalam
penggunaan alat-alat produksi yang
tergolong canggih, menyebabkan sulit
pengadaptasian penyerapan teknologi
modern.

melanda Indonesia.
Cakupan usaha UMKM masih meliputi
industri kecil yang bernuansakan content
local sehingga pemakaian teknologi yang
disyaratkan tidak menuntut perlunya
pemasangan kapasitas mesin yang terlalu
canggih.
Proses produksi UMKM yang ada saat ini
masih berpolakan menggunakan aplikasi
metodologi kerja yang simple dan sederhana
sehingga memungkinkan tercapainya
korelasi dengan tingkat edukasi yang rendah
serta ketrampilan UMKM yang terbatas.
Semakin banyaknya anggota dan pengurus
koperasi serta UMKM dari kalangan yang
berpendidikan cukup tinggi dan turut terjun di
kancah bisnis berpola UMKM sehingga
diharapkan semakin meningkatkan
kesadaran upaya peningkatan
profesionalisme SDM yang berorientasi
pengembangan jiwa kewirausahaan,
ketrampilan manajemen usaha.
Kemandirian permodalan UMKM serta
koperasi yang ada menyebabkan mereka
mempunyai falsafah kemandirian mental
yang tidak menggantungkan bantuan
permodalan dari pihak ketiga yang justru
mempunyai konsekuensi dalam beban
bunga serta cicilan yang mungkin akan
memberatkan.
Tingginya tuntutan kebutuhan ekonomi yang
ada menyebabkan UMKM dan pengurus
koperasi berupaya sedemikian rupa
sehingga mampu memotivasi mereka dalam
pemenuhan aspirasi dan kebutuhan hidup

24

Masalah Permodalan, mencakup:


-

Belum terciptanya kebijakan sistem


pemupukan permodalan dari pihak ketiga
(Bank dan Lembaga Keuangan Bukan
Bank / LKBB) yang lebih berpihak bagi
koperasi dan UMKM, serta belum
terbentuknya Lembaga Penjamin Kredit
Daerah (LKPD).
Kurangnya tenaga profesional dari
kalangan UMKM dan Pengurus serta
Pengelola Koperasi dalam mengelola
keuangan internal sehingga akselerasi
pemanfaatan pinjaman oleh anggota dari
pihak ketiga tidak berjalan efektif.
Terbatasnya koperasi serta UMKM yang
berorientasi pada sektor produksi di DKI
Jakarta menyebabkan kebutuhan akan
modal untuk investasi mesin dan
peralatan canggih menjadi tidak
signifikan.
Kesadaran peningkatan volume berusaha
yang diperoleh dari laba hasil usaha yang
dijalankan oleh UMKM sebagai tambahan
akumulasi modal usahanya ternyata
masih sangat minim, disebabkan
polarisasi konsumerisme di kalangan
mereka cukup tinggi.
Sisa hasil usaha yang diperoleh dalam
tahun berjalan oleh kalangan koperasi
tidak menunjukan kesadaran yang cukup

agar kondisi mereka akan meningkat dari


waktu-waktu sebelumnya.

Masalah Permodalan, mencakup:


-

Pembentukan Lembaga Penjamin Kredit


Daerah (LKPD) di Daerah Khusus Ibukota
Jakarta yang tidak lama lagi akan semakin
menjadi harapan kalangan Koperasi dan
UMKM DKI Jakarta untuk peningkatan
permodalan usahanya.
Peran serta dari Koperasi Karyawan
(Kopkar) dan Koperasi Pegawai (Koppeg) di
Provinsi DKI Jakarta sebagai komponen
yang cukup besar di dalamnya, turut
mempunyai andil yang cukup besar dalam
kemampuan daya serap kredit pinjaman
perbankan dikarenakan tingkat
profesionalisme kemampuan pengelolaan
koperasi yang lebih baik dibandingkan
dengan komponen gerakan koperasi
masyarakat lainnya.

25

besar bagi peningkatan kapasitas modal


usaha dikarenakan adanya tuntutan dan
desakan anggota agar bagian SHU
mereka meningkat dari tahun ke tahun.

Masalah Sarana dan Prasarana, mencakup:


-

Pengembangan jumlah dan kualitas


penyediaan lokasi binaan dan lokasi
sementara bagi PKL UMKM yang ada
saat ini sangat terbatas, baik ditinjau dari
penyediaan pasokan lokasi, daya
tampung dan daya dukungnya. Hal ini
disebabkan penyediaan lokasi-lokasi
tersebut harus berkoordinasi dengan
instansi lainnya yang ada di jajaran
Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
Kurangnya koordinasi dengan instansi
pengelola perpasaran daerah dalam
rangka penyediaan lahan berusaha bagi
para PKL UMKM yang belum tertampung
pada lokasi resmi sehingga menyebabkan
seringnya PKL tumbuh dan berkembang
di lahan-lahan yang bukan semestinya
mereka berada.
Khusus untuk lokasi sementara (loksem)
masih mengandalkan pihak ketiga /
swasta dalam hal penggadaannya
sehingga sewaktu-waktu dapat beralih
fungsi tidak lagi sebagai lahan yang
diperuntukan bagi keberadaan PKL
UMKM sebelumnya.

Masalah sarana dan Prasarana, meliputi:


-

Dorongan bagi penempatan PKL UMKM di


lingkungan Mall dan pasar modern lainnya
semakin digiatkan dalam kerangka
penegakan peraturan daerah tentang
penyediaan lahan atau space sebanyak 20
persen dari seluruh luar areal usahanya.
Terbangunnya sarana dan fasilitas
pendukung lainnya dalam kerangka
penumbuhkembangan UMKM dan koperasi
di provinsi DKI Jakarta dengan berdirinya
gedung serta sarana promosi yang berguna
dalam menciptakan iklim usaha yang kondisif
bagi apresiasi keberadaan UMKM dan
Koperasi itu sendiri.
Terbangunnya pengaturan tata ruang
wilayah DKI Jakarta untuk kawasan sektor
informal yang meliputi pengembangan dan
pemeliharaan kawasan PKL UMKM sesuai
rencana tata ruang wilayah DKI Jakarta 2011
- 2030.

26

2.
Misi 2:
Membangun
pemerintahan
yang bersih dan
transparan serta
berorientasi
pada pelayanan
publik

1. Penataan
kelembagaan,
organisasi, dan
kapasitas aparatur
pemerintahan

Keterbatsan jumlah personil di lapangan


untuk mengawasi kegiatan ekonomi di
Provinsi DKI Jakarta yang sangat luas
dan dinamis.

Belum meratanya kemampuan pegawai di


lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan
DKI Jakarta dalam hal basic pengetahuan
tentang koperasi, pengelolaan UMKM
sehingga efektifitas kerja pembinaan
kepada koperasi dan UMKM menjadi
tidak efektif dan berjalan sesuai dengan
harapan.
3.
Kurangnya kemampuan penguasan
sistem teknologi informasi yang up to date
dan sesuai dengan kebutuhan terkini
menyebabkan tingkat efisiensi
pengembangan koperasi dan UMKM
menjadi sangat lamban dan terkesan
tidak menunjukan perbaikan.

Masalah Sumberdaya Penunjang, mencakup:


-

Penempatan SDM Perdagangan belum


berdasarkan kompetensi yang tepat
sehingga profesionalisme kinerja mereka
masih perlu ditingkatkan,

Masalah Sumberdaya Penunjang, terdiri atas:


-

Adanya komitmen Pemerintah Provinsi untuk


mengimplementasikan kaidah good
governance dalam penyelenggaraan Urusan
Perdagangan, termasuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme petugas
yang berwenang.

Dengan penerapan sistem good governance


maka diharapkan pegawai yang bertugas di
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta
akan semakin profesional sehingga
peningkatan pelayanan kepada koperasi dan
UMKM DKI Jakarta akan lebih meningkat
lagi.
Terbentuknya semangat serta good will
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta
untuk meningkatkan harkat dan martabat
UMKM dan koperasi dengan berbagai
program yang terarah dan terencana serta
terukur dengan berbagai parameter yang
menunjukkan kinerja keberhasilan yang telah
dicapai.

Adanya dukungan anggaran yang memadai


untuk terus meningkatkan kapasitas SDM
agar dapat melaksanakan pengawasaan dan
pengendalian perdagangan melalui pelatihan
dan pendidikan.

27

2. Peningkatan
ketersediaan SDM
Pemprov yang
sesuai dengan
kompetensinya

Banyaknya pengusaha yang kurang


memahami regulasi tentang cara ekspor
dan impor yang benar, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap
pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku
usaha dan perkembangan perusahaan
tersebut.

Belum meratanya kemampuan pegawai di


lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan
DKI Jakarta dalam hal basik pengetahuan
tentang koperasi, pengelolaan UMKM
sehingga efektifitas kerja pembinaan
kepada koperasi dan UMKM menjadi tidak
efektif dan berjalan sesuai dengan
harapan.

Terbatasnya jumlah SDM yang ada di


Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta
sehingga kegiatan pendampingan bagi
koperasi dan UMKM terkendala.

Terbatasnya jumlah SDM yang ada di


Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta
sehingga kegiatan pendampingan bagi
koperasi dan UMKM terkendala.

Dengan penerapan sistem good governance


maka diharapkan pegawai yang bertugas di
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta
akan semakin profesional sehingga
peningkatan pelayanan kepada koperasi dan
UMKM DKI Jakarta akan lebih meningkat
lagi.

Dukungan anggaran yang cukup besar dari


Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dan DPRD DKI Jakarta yang dialokasikan
kepada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah dan Perdagangan DKI
Jakarta diharapkan akan mampu
terlaksananya kegiatan pendampingan bagi
koperasi, dan UMKM. Demikian juga untuk
kegiatan sosialisasi serta penyuluhan kepada
masyarakat dan organisasi lainnya akan arti
pentingnya Badan Hukum Koperasi.

Dukungan anggaran yang cukup besar dari


Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dan DPRD DKI Jakarta yang dialokasikan
kepada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah dan Perdagangan DKI

28

3. Peningkatan
partisipasi
masyarakat dan
pemerintahan yang
transparan dan
akuntabel.

4. Pengembangan
kerjasama antar
daerah dan atau
antar pemangku
kepentingan

- Belum meratanya kemampuan pegawai di


lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan
DKI Jakarta dalam hal basik pengetahuan
tentang koperasi, pengelolaan UMKM
sehingga efektifitas kerja pembinaan
kepada koperasi dan UMKM menjadi tidak
efektif dan berjalan sesuai dengan
harapan.
- Kurangnya kesadaran masyarakat atas
hak-hak yang dimilikinya sebagai
konsumen sesperti telah diatur dalam UU
perlindungan Konsumen,

- Kurangnya kesadaran pengusaha untuk


berlaku jujur dalam melaksanakan kegiatan
bisnis agar tidka melanggar hak-hak
konsumen

- Adanya komunikasi/koordinasi yang masih


belum lancar dengan otoritas pusat
(Kemendag) terkait dengan keluarnya
regulasi baru untuk dapat disosialisasikan
dengan pengusaha supaya memahami

Dengan penerapan sistem good governance


maka diharapkan pegawai yang bertugas di
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta
akan semakin profesional sehingga
peningkatan pelayanan kepada koperasi dan
UMKM DKI Jakarta akan lebih meningkat
lagi.

Jakarta diharapkan akan mampu


terlaksananya kegiatan pendampingan bagi
koperasi, dan UMKM. Demikian juga untuk
kegiatan sosialisasi serta penyuluhan kepada
masyarakat dan organisasi lainnya akan arti
pentingnya Badan Hukum Koperasi.

Adanya potensi untuk Meningkatkan


keterlibatan peran masyarakat dan komunitas
profesional dalam penyelenggaraan urusan
Perdagangan., misalnya melalui ;lembaga
Yayasalan Lembaga Konsumen dan
sosialisasi ke media massa baik elektronik
dan cetak

- Adanya kebijakan untuk mengkaji ulang


peraturan perundangan daerah tentang
Perdagangan agar dapat mendukung
penyelenggaraan urusan Perdagangan,

29

(stakeholder)

cara impor dan ekspor sesuai dengan


peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

- Kurangnya sinkronisasi kebijakan


pembiayaan, kelembagaan dan regulasi
Perdagangan antar Lembaga terkait.

- Keselarasan gerakan wadah organisasi


koperasi yang ada saat ini masih perlu
disinkronkan dengan program kerja Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta.
- Kurangnya koordinasi dengan instansi
pengelola perpasaran daerah dalam
rangka penyediaan lahan berusaha bagi
para PKL UMKM yang belum tertampung
pada lokasi resmi sehingga menyebabkan
seringnya PKL tumbuh dan berkembang di
lahan-lahan yang bukan semestinya
mereka berada.

- Saat ini Indonesia memiliki unit kerja di


Kementerian Perdagangan yang bertugas
untuk membela kepentingan para eksportir
Indonesia yang diperlakukan tidak adil oleh
negara-negara tujuan ekspor. Walaupun
demikian, dirasakan masih perlu untuk
memperkuat unit kerja tersebut, antara lain
terkait dengan peningkatan sumber daya
manusia dan pendanaan.
- Koordinasi yang baik dengan Dekopinwil DKI
Jakarta diharapkan akan mampu menjadi
wadah penyelarasan gerakan koperasi yang
ada sehingga pengembangan jaringan
koperasi menjadi akan terwujud.

- Kerjasama yang baik dan harmonis dengan


Kadinda DKI Jakarta diharapkan akan mampu
mengupayakan program penyelarasan
kemitraan berjalan sesuai harapan.

- Terbentuknya semangat serta goodwill Dinas


Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
dan Perdagangan DKI Jakarta untuk
meningkatkan harkat dan martabat UMKM dan
koperasi dengan berbagai program yang

30

5. Peningkatan
pelayanan publik

- Banyaknya pengusaha yang kurang


memahami regulasi tentang cara ekspor
dan impor yang benar, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap pelanggaran
yang dilakukan oleh pelaku usaha dan
perkembangan perusahaan tersebut.
- Adanya keterbatasan dana dan sumber
pembiayaan untuk meningkatkan kualitas
laboratorium dan uji tera, dan alat ukur.

terarah dan terencana serta terukur dengan


berbagai parameter yang menunjukkan kinerja
keberhasilan yang telah dicapai.

- Adanya komitmen Pemerintah untuk


menerapan kaidah good governance dalam
penyelenggaraan urusan Perdagangan,
termasuk memberantas praktik korupsi, dan
pungutan liar yang dapat meningkatkan biaya
ekonomi,

- Adanya komitmen pengembangan


laboratorium massa Direktorat Metrologi
menjadi laboratorium nasional untuk besaran
massa dengan melengkapi sarana dan
prasarana laboratorium serta sistem
manajemen mutu dalam 2 (dua) bahasa.

31

3.2 Telaahan Renstra K/L


Sasaran jangka menengah Renstra K/L Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta dalam penyelenggaran
urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang disesuaikan
dengan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) masing-masing SKPD di
lingkungannya.

3.2.1Telaahan

Renstra

Kementerian

Perdagangan

Republik

Indonesia
Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Perdagangan
RI 2010 2014 telah menetapkan Visi dan Misi sebagai berikut:
Visi Kementerian Perdagangan adalah:
Perdagangan Sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan
dan Daya Saing Ekonomi serta Pencipta Kemakmuran Rakyat
Yang Berkeadilan
Adapun Misi Kementerian Perdagangan adalah:
1. Meningkatkan kinerja ekspor non-migas secara berkualitas.
2. Menguatkan pasar dalam negeri.
3. Menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan
distribusi nasional
Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian
Perdagangan, maka tujuan pembangunan perdagangan periode
2010- 2014 yang ingin dicapai yaitu:
1. Peningkatan akses pasar ekspor dan fasilitasi perdagangan
luar negeri untuk mengurangi ketergantungan pasar tujuan
ekspor

ke

negara-negara

tertentu

dan

meningkatkan

kelancaran arus barang ekspor dan impor.


2. Perbaikan

iklim

usaha

perdagangan

luar

negeri

yang

berorientasi pada pelayanan publik yang optimal.


3. Peningkatan daya saing ekspor melalui peningkatan kualitas
produk ekspor dan peningkatan citra produk ekspor Indonesia
di pasar global.
4. Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan
internasional untuk memperjuangkan kepentingan nasional
32

Indonesia dalam forum multilateral, regional, bilateral yang


penuh tantangan dan kompleksitas.
5. Perbaikan iklim usaha perdagangan dalam negeri dengan
melakukan reformasi birokrasi dan harmonisasi kebijakan
perdagangan dalam negeri di pusat dan di daerah.
6. Peningkatan kinerja sektor perdagangan dan ekonomi kreatif
melalui

fasilitasi

promosi

dan

penciptaan

kebijakan

perdagangan yang sesuai.


7. Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan pasar
dalam negeri sehingga masyarakat terhindar dari produkproduk

yang

menyebabkan

kerugian,

membahayakan

kesehatan, keamanan dan keselamatan konsumen serta


produsen dalam negeri terhindar dari praktek perdagangan
tidak sehat.
8. Stabilisasi dan penurunan disparitas harga bahan pokok di
Indonesia, sehingga daya beli masyarakat terhadap bahan
pokok dapat terjaga.
9. Penciptaan jaringan distribusi yang efisien melalui penciptaan
sarana dan kebijakan distribusi serta layanan logistik yang
mendukung dan sinergis.
Berdasarkan

hal

tersebut

diatas,

maka

faktor-faktor

penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan


Dinas KUMKM&P yang mempengaruhi permasalahan pelayanan
Dinas KUMKM & P ditinjau dari sasaran jangka menengah
Renstra K/L (Kementerian Perdagangan) dapat dijelaskan dalam
Tabel 3.2. berikut.

33

(1)

No
(2)

Sasaran Jangka Menengah


Renstra K/L
(3)

Permasalahan
Pelayanan SKPD

(4)

Penghambat

Pendorong

(5)

Adanya dukungan potensi pengembangan


produk ekspor baik yang diproduksi du
wilayah DKI Jakarta maupun dari dari
daerah lain seperti Lampung, Jawa Tengah
dan Jawa Timur, dan lain-lain; yang
dieskpor melalui pelabuhan DKI Jakarta.
Saat ini Indonesia memiliki unit kerja di
Kementerian Perdagangan yang bertugas

- Adanya kunjungan ketempat pelaku usaha


untuk memberikan pembinaan bagi pelaku
uaha yang belum mempunyai ijin untuk usaha
baik itu berupa TDI, SIUP,TDP, IUI

- Adanya program sosialisasi kepada pelaku


usaha agar mereka dapat melaksanakan
kegiatan distribusi penjualan barang dan jasa
sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Faktor

- Adanya persepsi kerumitan pengurusan


perijinan usaha,

1. Peningkatan dan pemantapan


fungsi Pusat Kegiatan Primer dan
Sekunder, terdiri atas empat hal,
yaitu:

1.1. Peningkatan pelayanan


perdagangan dalam negeri.

- Kurangnya kesadaran akan arti penting


dan fungsi aspek legal dalam pengurusan
kegiatan usaha, yang sebenarnya justru
diharapkan dapat membantu
pengembangan usaha.
a. PDRB riil tahunan Provinsi DKI
Jakarta dari Sektor Perdagangan
Besar dan Eceran,
b. Jumlah SIUP dan TDI,
c. Frekuensi Sosialisasi Pentingnya
Peijinan Formal Usaha di DKI
Jakarta
1.2. Peningkatan perdagangan luar
negeri dan peningkatan daya
saing produk ekspor.

Adanya komunikasi/koordinasi yang


masih belum lancar dengan otoritas
pusat (Kemendag) terkait dengan
keluarnya regulasi baru untuk dapat
disosialisasikan dengan pengusaha
supaya memahami cara import dan
eksport sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku,

Untuk meningkatkan output sektor


perdagangan besar dan
eceran.Adapun indikator yang
termaktub dalam kinerja ini adalah:

Tabel 3.2.
Permasalahan Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Perdagangan
RI Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

1.
Perbaikan iklim usaha perdagangan dalam
negeri dengan melakukan reformasi
birokrasi dan harmonisasi kebijakan
perdagangan dalam negeri di pusat dan di
daerah.

2.

Peningkatan daya saing ekspor melalui


peningkatan kualitas produk ekspor dan
peningkatan citra produk ekspor Indonesia
di pasar global.

Untuk meningkatkan dan


mengembangkan Nilai Ekspor.
Adapun indikator yang termaktub
dalam kinerja ini adalah:

34

3.

Peningkatan perlindungan konsumen dan


pengamanan pasar dalam negeri sehingga
masyarakat terhindar dari produk-produk
yang menyebabkan kerugian,
membahayakan kesehatan, keamanan dan
keselamatan konsumen serta produsen
dalam negeri terhindar dari praktek
perdagangan tidak sehat.

a.
b.
c.
d.

Nilai ekspor dari pintu ekspor di


DKI Jakarta
Volume ekspor komoditas dari
pintu ekspor di DKI Jakarta
Jumlah Surat SKA yang
diterbitkan di DKI Jakarta
Rasio nilai ekspor produk-produk
DKI Jakarta terhadap total nilai
ekspor melalui DKI Jakarta

2.

Pengendalian dan pengawasan


perdagangan serta perlindungan
konsumen

Perlindungan Konsumen dan


Pengamanan Perdagangan Pasar
Dalam Negeri. Adapun indikator yang
termaktub dalam kinerja ini adalah:
a. Jumlah pelanggaran tertip niaga
yang ditertipkan, dan
b. Jumlah pelaku usaha yang telah
menerapkan SNI

Sebagai bagian upaya dari penetrasi


ekspor terutama pada pasar non
tradisional, maka pemanfaatan berbagai
skema sepertii pembiayaan melalui
Lembaga Pengembangan Ekspor
Indonesia (LPEI) dan fasilitas lainnya
masih perlu lebih dioptimalkan.
Kurang optimalnya promosi dan
pengembangan ekspor, yaitu:
bagaimana meningkatkan nilai produk
ekspor DKI Jakarta melalui fasilitasi
promosi terpadu antar sektor: industri,
perdagangan dan pariwisata
Kurangnya sinkronisasi kebijakan
pembiayaan, kelembagaan dan regulasi
Perdagangan antar Lembaga terkait.

Kurangnya kesadaran masyarakat atas


hak-hak yang dimilikinya sebagai
konsumen sesperti telah diatur dalam
UU perlindungan Konsumen,
Kurangnya kesadaran pengusaha untuk
berlaku jujur dalam melaksanakan
kegiatan bisnis agar tidak melanggar
hak-hak konsumen.
Keterbatsan jumlah personil di lapangan
untuk mengawasi kegiatan perekonomi
di Provinsi DKI Jakarta yang sangat luas
dan dinamis.

untuk membela kepentingan para eksportir


Indonesia yang diperlakukan tidak adil oleh
negara-negara tujuan ekspor. Walaupun
demikian, dirasakan masih perlu untuk
memperkuat unit kerja tersebut , antara
lain terkait dengan peningkatan sumber
daya manusia dan pendanaan.
Potensi komoditas ekspor produk asal DKI
atau produk daerah lain yang diekspor
melalui DKI terus menerus mengalami
kecenderungan peningkatan diversifikasi,
baik dari sisi produk maupun dari sisi pasar
tujuan ekspor. Walaupun demikian,
diversifikasi tujuan pasar ekspor dan
produk ekspor tetap perlu untuk terus
ditingkatkan.
Adanya komitmen Pemerintah Provinsi
untuk meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme petugas yang berwenang
dalam penyelenggaraan Urusan
Perdaganga
Adanya kebijakan untuk mengkaji ulang
peraturan perundangan daerah tentang
Perdagangan agar dapat mendukung
penyelenggaraan Urusan Perdagangan,

Adanya potensi untuk meningkatkan


keterlibatan peran masyarakat dan
komunitas profesional dalam
penyelenggaraan Urusan Perdagangan,
misalnya melalui lembaga Yayasalan
Lembaga Konsumen dan sosialisasi ke
media massa baik elektronik dan cetak.
Adanya dukungan anggaran yang
memadai untuk terus memningkatkan
kapasitas SDM agar dapat melaksanakan
pengawasaan dan pengendalian
perdagangan melalui pelatihan dan
pendidikan.

35

3.

Peningkatan pelayanan
kemetrologian

Jumlah alat ukur yang ditera dan


ditera ulang serta pengujian
barang dalam keadaan
terbungkus, dan
Jumlah masyarakat yang
memahami kemtrologian.

Adapun indikator yang termaktub


dalam kinerja ini adalah:
a.

b.

Rendahnya kepedulian masyarakat


terhadap pemahaman dan
permasalahan tentang kemetrologian.

Keterbatasan sarana dan prasarana


dalam rangka peningkatan kualitas
serta kuantitas pelayanan
kemetrologian,

Adanya peluang untuk melengkapi dan


mengembangkan sarana dan prasarana
kemetrologian yang ada dalam rangka
peningkatan serta pengembangan cakupan
pelayanan kemetrologian baik kualitas
maupun kuantitasnya.
Adanya jaringan kerjasama kegiatan
tentang keterlibatan masalah
kemetrologian baik secara nasional
maupun internasional.
Adanya peluang untuk peningkatan SDM
Kemetrologian melalui kerjasama dengan
pendidikan dan pelatihan teknis baik dalam
maupun luar negeri.

36

3.2.1Telaahan Renstra Kementerian Koperasi dan UMKM Republik


Indonesia
Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan
Usaha KeciL dan Menengah Tahun 2010 - 2014. telah menetapkan
Visi dan Misi sebagai berikut:
VISI Kementerian Koperasi dan Usaha KeciL dan Menengah adalah:
Menjadi Kementerian yang Kredibel Guna Mewujudkan
Koperasi dan UMKM yang Tangguh dan Mandiri sebagai Soko Guru
Perekonomian Nasional
Adapun Misi

Kementerian Koperasi dan Usaha KeciL dan

Menengah adalah:
1. Mengimplementasikan

good

governance

(tata

kelola

pemerintahan yang baik)


2. Menumbuhkan dan rnengembangkan kewirausahaan Koperasi
dan UMKM
3. Meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM
4. Mengembangkan pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan
UMKM
5. Meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan kesadaran
berkoperasi.
Sebagai penjabaran dari Koperasi dan Usaha KeciL dan
Menengah , maka tujuan pembangunan perdagangan periode 20102014 yang ingin dicapai yaitu:
1. Peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan UMKM dalam
perekonomian

Nasional melalui :

a. Peningkatan jumlah Koperasi yang sehat, kuat dan dipercaya.


b. Peningkatan peran dan kontribusi Koperasi dan UMKM dalam
perekonomian Nasional.
2. Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM melalui:
a. Pengembangkan

kebijakan

dan

program-program

pemberdayaan Koperasi dan UMKM berdasarkan hasil kajian,


dan
37

b. Peningkatan kualitas pengelolaan dan keterampilan 5DM


Koperasi dan UMKM.
3. Peningkatan Daya Saing Produk Koperasi dan UKM melalui
peningkatkan

kemampuan

Koperasi

dan

UKM

dalam

mengembangkan produk-produk kreatif, inovatif, berkualitas dan


berdaya saing.
4. Peningkatan Pemasaran Produk Koperasi dan UKM melalui
Meningkatkan kelembagaan dan jaringan pemasaran serta
pangsa pasar produk Koperasi dan UKM.
5. Peningkatkan Akses Pembiayaan dan Penjaminan Koperasi dan
UMKM melalui

Penyediaan skema dan memperluas akses

pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan Koperasi dan


UMKM.
6. Pengembangan Wirausaha Koperasi dan UMKM baru melalui
a. Menumbuhkan wirausaha baru yang inovatif.
b. Meningkatkan kesadaran berwirausaha sebagai budaya dan
mengembangkan kewirausahaan dikalangan masyarakat.
7. Perbaikan Iklim Usaha yang lebih Berpihak kepada Koperasi dan
UMKM melalui:
a. Meningkatkan kuatitas Layanan publik yang transparan,
akuntabel dan kredibel.
b. Menyediakan peraturan perundang-udangan yang Lebih
berpihak pada Koperasi dan UMKM.
Berdasarkan

hal

tersebut

diatas,

maka

faktor-faktor

penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan Dinas


KUMKM&P yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Dinas
KUMKM&P ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L
(Kementerian Koperasi dan UKM) dapat dijelaskan dalam Tabel 3.2
berikut.

38

(3)

Permasalahan
Pelayanan SKPD

Faktor

Masih rendahnya kualitas dan daya


kompetitif produk UMKM sesuai dengan
permintaan pasar domestik dan
internasional, menjawab tantangan
tersebut telah dilakukan pembinaan dan
pelatihan bagi para pelaku UMKM,
membuka akses pasar dan permodalan,
memfasilitasi promosi dan pemasaran.
Penguasaan pangsa pasar yang lebih
didominasi oleh Pasar Modern sehingga
menimbulkan potensi persaingan yang
kurang sehat dan cenderung
mengeliminasi peran pasar tradisional.

Penghambat
(4)

Penghambat
(4)

Tabel 3.2.
Permasalahan Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No
(2)

Sasaran Jangka
Menengah
Renstra K/L

1. Penyediaan ruang bagi sektor


informal pada kawasan perkantoran
dan perdagangan., terdiri atas tiga
masalah, yaitu:

(1)
1.
Peningkatan
Pemasaran Produk
Koperasi dan UKM
melalui peningkatan
kelembagaan dan
jaringan pemasaran
serta pangsa pasar
produk Koperasi dan
UKM.
1.1. Pemberdayaan Pasar Tradisional
dan UMKM
Adapun indikator yang termaktub dalam
kinerja ini adalah:
a.
b.
c.

d.

Jumlah revitalisasi atau perbaikan


fisik dan manajemen pasar;
Frekuensi agenda kampanye hari
pasar bersih nasional;
Jumlah pelatihan penataan dan
pembinaan pasar tradisional dan
Toko ritel katagori KUMKM, dan
Jumlah program kemitraan antara
ritel modern dengan KUMKM yang
efektif.

Adanya kecenderungan untuk lebih


memberdayakan dan meningkatkan
Pasar Tradisional dan pengusaha ritel
katagori UMKM,
Adanya upaya untuk melaksanakan
perubahan dan Revisi Perda
Perpasaran, pengawasan dan
penertiban serta sosialisasi sehingga
diharapkan dapat lebi memberdayakan
peran Pasar Tradisional dan UMKM,
Adanya dorongan agar Pemerintah
Pusat berperan lebih aktif dalam
menciptakan kebijakan yang mendukung
peningkatan pemasaran UKM dan
terdapat harmonisasi kebijakan antara
instansi yang satu dengan yang lain,
Adanya dorongan untuk menjalin praktik
pemasaran produk UKM dengan
mengembangkan pola kemitraan
UMKM dengan ritel modern, sebagai
cara menata perdagangan yang win win
solution.

39

2.

3.

Pengembangan
Wirausaha Koperasi
dan UMKM baru melalui
a. Menumbuhkan
wirausaha baru
yang inovatif.
b. Meningkatkan
kesadaran
berwirausaha
sebagai budaya
dan
mengembangkan
kewirausahaan
dikalangan
masyarakat.

Peningkatan Daya
Saing Produk Koperasi
dan UKM melalui
peningkatkan
kemampuan Koperasi
dan UKM dalam
mengembangkan
produk-produk kreatif,
inovatif, berkualitas dan
berdaya saing.

1.2. Peningkatan sarana dan prasarana


koperasi dan UMKM.
Adapun capaian indikator yang
termaktub di dalam kinerja ini adalah
:
a. Jumlah usaha kecil yang
menempati lokbin
b. Jumlah PKL yang menempati
lokasi resmi atau sementara

1.3. Pemberdayaan KUMKM


Adapun capaian indikator yang
termaktub di dalam kinerja ini adalah :
a. Usaha PKL / Usaha Mikro yang
dibina
Usaha Kecil yang dibina
Usaha Menengah yang dibina
b.
c.

- Pengembangan jumlah dan kualitas


penyediaan lokasi binaan dan lokasi
sementara bagi PKL UMKM yang ada
saat ini sangat terbatas, baik ditinjau dari
penyediaan pasokan lokasi, daya
tampung dan daya dukungnya. Hal ini
disebabkan penyediaan lokasi-lokasi
tersebut harus berkoordinasi dengan
instansi lainnya yang ada di jajaran
Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
- Kurangnya koordinasi dengan instansi
pengelola perpasaran daerah (PD Pasar
Jaya) dalam rangka penyediaan lahan
berusaha bagi para PKL UMKM yang
belum tertampung pada lokasi resmi
sehingga menyebabkan seringnya PKL
tumbuh dan berkembang di lahan-lahan
yang bukan semestinya mereka berada.
- Khusus untuk lokasi sementara (loksem)
masih mengandalkan pihak ketiga /
swasta dalam hal penggadaannya
sehingga sewaktu-waktu dapat beralih
fungsi tidak lagi sebagai lahan yang
diperuntukan bagi keberadaan PKL
UMKM sebelumnya.
Kelemahan UMKM dalam merespon
persyaratan yang diperlukan untuk proses
pemupukan modal dari pihak ketiga (bank
ataupun Lembaga Keuangan Bukan
Bank/LKBB) sangat dirasakan sebagai
membebani.
Dukungan advokasi serta penguatan legal
dan goodwill yang terbatas terhadap
UMKM sehingga keberadaannya sulit
diharapkan berkembang.
Faktor manajerial serta SDM UMKM
masih sangat lemah dalam mengelola dan
mengorganisir usahanya disebabkan
faktor edukasi serta keterbatasan
ketrampilan yang dimiliki sehingga standar
profesionalisme masih jauh dari yang
diharapkan.

Dorongan bagi penempatan PKL UMKM


di lingkungan Mall dan pasar modern
lainnya semakin digiatkan dalam
kerangka penegakan peraturan daerah
tentang penyediaan lahan atau space
sebanyak 20 persen dari seluruh luar
areal usahanya.
Terbangunnya sarana dan fasilitas
pendukung lainnya dalam kerangka
penumbuhkembangan UMKM dan
koperasi di provinsi DKI Jakarta dengan
berdirinya gedung serta sarana promosi
yang berguna dalam menciptakan iklim
usaha yang kondisif bagi apresiasi
keberadaan UMKM dan Koperasi itu
sendiri.
Terbangunnya pengaturan tata ruang
wilayah DKI Jakarta untuk kawasan
sektor informal yang meliputi
pengembangan dan pemeliharaan
kawasan PKL UMKM sesuai rencana
tata ruang wilayah DKI Jakarta 2011 2030.

Keberadaan UMKM yang berjumlah


44.559 unit di seluruh DKI Jakarta
menjadikan bagian cukup besar dari
struktur wadah ekonomi warga DKI
Jakarta sehingga diharapkan menjadi
roda pengerak ekonomi massal.
Kapitalisasi modal kerja UMKM tidak
bergantung kepada pinjaman pihak
ketiga (terlebih yang terkait dengan nilai
mata uang negara asing) dalam kaitan
dengan polarisasi global sehingga
ketahanan UMKM sangat dirasakan
ketika krisis ekonomi melanda Indonesia.
Cakupan usaha UMKM masih meliputi
industri kecil yang bernuansakan content
local sehingga pemakaian teknologi yang

40

4.
Peningkatkan Akses
Pembiayaan dan
Penjaminan Koperasi
dan UMKM melalui
Penyediaan skema dan
memperluas akses
pembiayaan yang
sesuai dengan
kebutuhan Koperasi
dan UMKM.
1.4. Penyediaan dana bergulir dan
kemitraan Koperasi dan UMKM
Adapun capaian indikator yang
termaktub di dalam kinerja ini adalah :
a. Jumlah koperasi yang mendapatkan
bantuan dana bergulir
b. Jumlah dana bergulir yang
disalurkan
Jumlah pemanfaatan dana bergulir
c.

Minimnya faktor teknologi yang


dipergunakan dalam usahanya
menyebabkan tingkat efisiensi dan efektif
kerja masih jauh dari kapasitas skala
usaha ekonomis.
Standar metodologi serta sistematika kerja
UMKM masih bersifat tradisional dan
belum mengembangkan prinsip-prinsip
kerja berdasarkan prosedur kerja yang
tersusun sesuai dengan tahapan kerja
industri modern dan berskala besar.
Belum terciptanya kebijakan sistem
pemupukan permodalan dari pihak ketiga
(Bank dan Lembaga Keuangan Bukan
Bank / LKBB) yang lebih berpihak bagi
koperasi dan UMKM, serta belum
terbentuknya Lembaga Penjamin Kredit
Daerah (LKPD).
Kurangnya tenaga profesional dari
kalangan UMKM dan Pengurus serta
Pengelola Koperasi dalam mengelola
keuangan internal sehingga akselerasi
pemanfaatan pinjaman oleh anggota dari
pihak ketiga tidak berjalan efektif.
Terbatasnya koperasi serta UMKM yang
berorientasi pada sektor produksi di DKI
Jakarta menyebabkan kebutuhan akan
modal untuk investasi mesin dan
peralatan canggih menjadi tidak
significant.
Kesadaran peningkatan volume berusaha
yang diperoleh dari laba hasil usaha yang
dijalankan oleh UMKM sebagai tambahan
akumulasi modal usahanya ternyata
masih sangat minim, disebabkan
polarisasi konsumerisme di kalangan
mereka cukup tinggi.
Sisa hasil usaha yang diperoleh dalam
tahun berjalan oleh kalangan koperasi
tidak menunjukan kesadaran yang cukup
besar bagi peningkatan kapasitas modal
usaha dikarenakan adanya tuntutan dan

disyaratkan tidak menuntut perlunya


pemasangan kapasitas mesin yang
terlalu canggih.
Proses produksi UMKM yang ada saat
ini masih berpolakan menggunakan
aplikasi metodologi kerja yang simple
dan sederhana sehingga memungkinkan
tercapainya korelasi dengan tingkat
edukasi yang rendah serta ketrampilan
UMKM yang terbatas.

Pemprov DKI Jakarta bersama KADIN


DKI Jakarta berencana membentuk bank
infrastruktur untuk menunjang
pembangunan dan mendirikan
perusahaan penjamin kredit daerah
untuk mendukung UMKM dalam
pembiayaan permodalan.
Peran serta dari Koperasi Karyawan
(Kopkar) dan Koperasi Pegawai
(Koppeg) di Provinsi DKI Jakarta sebagai
komponen yang cukup besar di
dalamnya, turut mempunyai andil yang
cukup besar dalam kemampuan daya
serap kredit pinjaman perbankan
dikarenakan tingkat profesionalisme
kemampuan pengelolaan koperasi yang
lebih baik dibandingkan dengan
komponen gerakan koperasi masyarakat
lainnya.

41

5.

6.

a.

Pengembangkan
kebijakan dan
program-program
pemberdayaan
Koperasi dan
UMKM
berdasarkan hasil
kajian, dan

Peningkatan
Pemberdayaan
Koperasi dan UMKM
melalui:

b.

Peningkatan
kualitas
pengelolaan dan
keterampilan 5DM
Koperasi dan
UMKM.

a.

Peningkatan jumlah
Koperasi yang
sehat, kuat dan
dipercaya.

Peningkatan jumlah dan


peran Koperasi dan
UMKM dalam
perekonomian
Nasional melalui :

b.

Peningkatan peran
dan kontribusi
Koperasi dan
UMKM dalam
perekonomian
Nasional

1.

Pengembangan kelembagaan
koperasi dan UKM untuk
mendukung formalisasi dari ekonomi
informal

1.1. Pengembangan kelembagaan


koperasi

Jumlah Koperasi
Jumlah koperasi aktif
Penyerapan tenaga kerja oleh
koperasi
Permodalan koperasi
Volume usaha
SHU Koperasi

Adapun capaian indikator yang


termaktub di dalam kinerja ini adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

desakan anggota agar bagian SHU


mereka meningkat dari tahun ke tahun.

Belum optimalnya kinerja Koperasi


karena terbatasnya dukungan SDM.
Masih relatif rendahnya kualitas dan
kompetensi kewirausahaan sumber daya
manusia.
Masih terbatasnya akses Koperasi dan
UMKM kepada pemasaran sehingga
mempengaruhi peningkatan kapasitas
produksi dan usahanya. Di samping itu,
kinerja lembaga koperasi juga belum
menunjukkan perbaikan kualitas
berkoperasi yang berarti karena masih
banyak UMKM yang kurang memahami
prinsip-prinsip dan praktek-praktek yang
benar dalam berkoperasi.

Dukungan anggaran yang cukup besar


dari Pemerintah Daerah Khusus Ibukota
Jakarta dan DPRD DKI Jakarta yang
dialokasikan kepada Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan DKI Jakarta diharapkan
akan mampu terlaksananya kegiatan
pendampingan bagi koperasi, dan
UMKM. Demikian juga untuk kegiatan
sosialisasi serta penyuluhan kepada
masyarakat dan organisasi lainnya akan
arti pentingnya Badan Hukum Koperasi.
Koordinasi yang baik dengan Dekopinwil
DKI Jakarta diharapkan akan mampu
menjadi wadah penyelarasan gerakan
koperasi yang ada sehingga
pengembangan jaringan koperasi
menjadi akan terwujud.

42

7.

a.

Menumbuhkan
wirausaha baru
yang inovatif.

Pengembangan
Wirausaha Koperasi
dan UMKM baru melalui

b.

Meningkatkan
kesadaran
berwirausaha
sebagai budaya
dan
mengembangkan
kewirausahaan
dikalangan
masyarakat.

1.2. Pengembangan SDM :

Pengelola dan anggota koperasi


yang telah mengikuti diklat dan
bimtek,
Pengelola UKM yang telah
mengikuti diklaat dan bimtek

Adapun capaian indikator yang


termaktub di dalam kinerja ini adalah :
a.

b.

1.3. Peningkatan Sumber Daya


Penunjang
Adapun capaian indikator yang
termaktub di dalam kinerja ini adalah :

Rendahnya kesadaran dari pelaku


UMKM dan Pengurus Koperasi dalam
upaya peningkatan profesionalisme SDM
yang berorientasi pengembangan jiwa
kewirausahaan, ketrampilan manajemen
usaha melalui Diklat, Bintek dan
Sosialisasi.
Peningkatan ketrampilan serta
pengetahuan individu UMKM dan
anggota serta Pengurus Koperasi tidak
terlepas dari kemauan serta inisiatif
untuk menambah wawasan melalui
training serta pelatihan yang
diselengarakan pihak swasta. Hal ini
disebabkan karena tidak tersedianya
budget anggaran untuk penambahan
ilmu tersebut.
Terbatasnya ketrampilan teknis dari
UMKM dan pengelola Koperasi dalam
penggunaan alat-alat produksi yang
tergolong canggih menyebabkan sulit
pengadaptasian penyerapan teknologi
modern.

Kurangnya pegawai di Dinas Koperasi,


Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan DKI Jakarta yang
memahami ruh serta substansi koperasi
dan tata cara berkoperasi. Hal ini
disebabkan karena adanya gap

Kerjasama yang baik dan harmonis


dengan Kadinda DKI Jakarta diharapkan
akan mampu mengupayakan program
penyelarasan kemitraan berjalan sesuai
harapan.

Semakin banyaknya anggota dan


pengurus koperasi serta UMKM dari
kalangan yang berpendidikan cukup
tinggi dan turut terjun di kancah bisnis
berpola UMKM sehingga diharapkan
semakin meningkatkan kesadaran upaya
peningkatan profesionalisme SDM yang
berorientasi pengembangan jiwa
kewirausahaan, ketrampilan manajemen
usaha.
Kemandirian permodalan UMKM serta
koperasi yang ada menyebabkan
mereka mempunyai falsafah kemandirian
mental yang tidak menggantungkan
bantuan permodalan dari pihak ketiga
yang justru mempunyai konsekuensi
dalam beban bunga serta cicilan yang
mungkin akan memberatkan.
Tingginya tuntutan kebutuhan ekonomi
yang ada menyebabkan UMKM dan
pengurus koperasi berupaya sedemikian
rupa sehingga mampu memotivasi
mereka dalam pemenuhan aspirasi dan
kebutuhan hidup agar kondisi mereka
akan meningkat dari waktu-waktu
sebelumnya.

Penerimaan pegawai baru yang berasal


dari lulusan fresh graduate telah mulai
dilaksanakan pada Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan DKI Jakarta sehingga
diharapkan akan muncul kader-kader

43

a.
b.

SDM pembina yang mengikuti diklat


Sarana dan prasarana penunjang
-

penerimaan pegawai yang cukup lama


beberapa waktu yang lalu di Provinsi DKI
Jakarta.
Banyaknya pegawai senior dan yang
memahami makna koperasi serta
mendalami permasalahan UMKM di Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta
saat ini akan segera memasuki masa
pensiun atau purna bakti.

perkoperasian yang memahami seluk


beluk permasalahan dan solusi terbaik
bagi pengembangan UMKM dan
koperasi di DKI Jakarta.
Banyaknya program bimbingan teknis
serta pelatihan dari Kementerian
Koperasi UMKM RI yang diikuti oleh
pegawai di lingkungan Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan DKI Jakarta sehingga
diharapkan kemampuan serta
ketrampilan kerja pegawainya akan lebih
meningkat sejalan dengan peningkatan
permasalahan yang muncul di lapangan.

44

3.3

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup


Strategis
Dengan telah di syahkannya oleh DPRD DKI Jakarta tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta 2011-2030
menjadi Perda,yang akan menjadi pedoman dalam pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang Provinsi DKI Jakarta untuk 20 tahun ke
depan. Tata Ruang tersebut, akan diatur dalam Perda RTRW 2011-2030,
antara lain mitigasi bencana yang meliputi pemanfaatan dan pendayagunaan
kawasan evakuasi bencana, pemanfaatan dan pengelolaan ruang pada
kawasan rawan banjir serta pengembangan sistem peringatan dini. Selain itu
mengatur struktur ruang dan pola ruang sistem pusat kegiatan, sistem dan
jaringan transportasi, sistem prasarana sumber daya air, sistem dan jaringan
utilitas perkotaan, kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Adapun visi Penataan Ruang DKI Jakarta adalah terwujudnya tata
ruang kota Jakarta yang nyaman, adil dan berkelanjutan dengan misi : a)
Membangun tata kelola pemerintahan yang baik dalam penataan ruang, b)
Pelayanan prima dalam penataan ruang, dan c) Perencanaan kota yang
inovatif, berkelanjutan dan berkeadilan.
Untuk melaksanakan visi dan misi tersebut, diatur kawasan dalam
wilayah DKI Jakarta sebagai berikut :
1.

Kawasan Sektor Informal, meliputi pengembangan dan pemeliharaan


kawasan pusat pedagang kaki lima dan usaha kecil menengah serta
penyediaan ruang bagi sektor informal dalam pengembangan pusat
perniagaan dan perkantoran.

2.

Kawasan permukiman meliputi pengembangan berdasarkan karakteristik


kawasan, disesuaikan dengan pengembangan kawasan

3.

TOD serta pemanfaatan ruang di kawasan strategis campuran


pemukiman dapat berbentuk pita dan superblock dengan proporsi 30-65
persen terkait resapan air.

4.

Kawasan

strategis

kepentingan

ekonomi,

meliputi

kegiatan

perdagangan, jasa dan campuran berintensitas tinggi untuk skala


pelayanan nasional dan internasional. Lalu, mengendalikan, membatasi
dan mengurangi pembangunan berpola pita seperti ruko sepanjang jalan
kecuali di kawasan ekonomi berintensitas tinggi atau berlantai banyak.

45

5.

Kawasan strategis kepentingan lingkungan, terdiri dari kawasan di


sepanjang Kanal Banjir Timur, Kanal Banjir Barat dan Sungai Ciliwung.
Kelima, Kawasan strategis kepentingan sosial budaya, meliputi,
revitalisasi kawasan kota tua sebagai pusat kegiatan pariwisata sejarah
dan budaya, serta fokus kawasan di kota tua, Taman Ismail Marzuki dan
Menteng.
Selain itu, Perda ini juga mengatur masalah kependudukan yang

memprediksi jumlah penduduk di Jakarta akan mencapai 12,5 jiwa dengan


distribusi penduduk di Jakarta Pusat sekitar 1.150.000 jiwa, Jakarta Utara
sekitar 2.325.000 jiwa termasuk di areal reklamasi, Jakarta Barat sekitar
3.162.000 jiwa, Jakarta Selatan sekitar 2.825.000 jiwa, Jakarta Timur
3.012.000 jiwa dan Kepulauan Seribu sekitar 25 ribu jiwa.
Untuk masalah transportasi, meliputi antara lain, jalur pedestrian dan
jalur sepeda di pusat kegiatan primer, sekunder dan kawasan TOD, kawasan
pariwisata dan kawasan permukiman.Membangun sistem angkutan umum
massal seperti busway, MRT dan monorail sebagai tulang punggung
transportasi dengan target 60 persen pejalanan penduduk.Penyediaan
terminal angkutan barang untuk mendukung kawasan industri serta kegiatan
ekspor dan impor. Serta Pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Muara
Baru, Pelabuhan Muara Angke, Pelabuhan Kepulauan Seribu dan Kawasan
Pengembangan Ekonomi Marunda.
Terkait Ruang Terbuka Hijau (RTH), meliputi tersedianya 30 persen
RTH dengan rincian RTH publik 16 persen, RTH privat 10 persen dan RTH
privat didedikasikan sebagai RTH publik 4 persen. Serta pengembangan RTH
secara multifungsi, baik secara ekologis, sosial, estetis dan kebencanaan
sebagai ruang evakuasi bencana.
Pembangunan sarana dan prasarana ekonomi di DKI Jakarta tidak
hanya memperhatikan pada sisi pola ruang peruntukan, pengembangan,
pelestarian,

pemanfaatan

dan

pengendalian

saja

tetapi

juga

harus

menggunakan KLHS yang adalah salah satu instrumen pengelolaan


lingkungan hidup, dimana penyelenggaraan pembangunan bidang ekonomi
secara terintegrasi yang yang ramah lingkungan.
Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil, dan Menegah dan Perdagangan DKI Jakarta,harus sejalan
dengan prinsip prinsip pembangunan yang berkelanjutan sehingga

46

diharapkan dapat mengurangi atau bahkan lebih antisipatif terhadap


terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) menjadi kerangka integrative bagi Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil, dan Menegah dan Perdagangan DKI Jakarta.
Terkait telaahan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan kajian
lingkungan hidup (KLH), berikut ini faktor penghambat dan pendorong dalam
pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah dan
Perdagangan DKI Jakarta :
Faktor penghambat :
Ada paradigma sektor informal sebagai penghambat pembangunan,
karenaketidak rapihannya dalam berjualan, kurang bersih dan tertib serta
membuat pemandangan kota tidak rapih dan bersih
Keterbatasan lahan dalam pengembangan sektor informal dan daya
tampungyang tersedia di DKI Jakarta, terutama di daerah yang strategis
dan sesuai pasar
Masih kurang baiknya koordinasi antar dinas terkait dalam koordinasi
pengembangan lahan untuk sektor informal dan usaha kecil.
Berbagai peraturan pemerintah daerah dari tata kota hingga perizinan
yangmasih kurang pro ke sektor informal dan usaha kecil.
Lemahnya pengawasan untuk produk yang beredar di masyarakat yang
tidak ramah lingkungan.
Masih terbatasnya pusat distribusi untuk bahan kebutuhan pokok yang
berorientasi pada hajat hidup banyak dan bukan profit semata.
Masih belum adanya pengaturan dan pembatasan yang jelas, antara
pedagang tradisional dan kecil dengan waralaba besar dan modern.
Faktor pendorong :
Disetujuinya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta
2011-2030 menjadi Perda oleh DPRD DKI Jakarta,yang akan menjadi
pedoman dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
Provinsi DKI Jakarta untuk 20 tahun ke depan.
Komitment dari Pemerintah Kota DKI Jakarta untuk menjadikan Kota DKI
menjadi kota yang nyaman, adil dan berkelanjutan bagi penduduknya,
yang di implementasikan dalam misi kerjanya.
Adanya kerjasama pengembagan

Wilayah Jabodetabekjur sehingga

dapat menjadikan posisi Jakarta semakin strategis sebagai pusat

47

perekonomian Kawasan. Itu khususnya berkaitan denganpembangunan


terminal agribisnis, sebagai pusat pengelolaan usaha terminal agro
(sayuran,buah, bunga, dairy product, daging, ikan, beras dan tepung
terigu, minyak goreng) untuk kepentingan Jabodetabekjur dan kepentingan
ekspor.
Adanya kerjasama wilayah Banten-DKI Jakarta-Jawa Barat.
Adanya program pengembangan kawasan ekonomi regional

untuk

merespon ASEAN Economic Community.


Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta,
diantaranya menempatkan sejumlah daerah sebagai Pusat Perdagangan
dan Jasa, yaitu:
-

Program pengembangan Kota Jakarta Pusat, meliputi masalah:

1)

Pengembangan kawasan ekonomi prospektif skala internasional di


kawasan Thamrin-Sudirman, Senayan, Kemayoran, Karet Tengsin,
dan Waduk Melati; dan 2) Peningkatan dukungan infrastruktur kota
untuk kawasan: Tanah Abang (pusat perdaganan tekstil), Mangga Dua
(pusat perdagangan pakaian jadi), Kemayoran (pusat eksibisi dan
informasi bisnis), dan Kawasan Senen;
-

Program pengembangan Kota Jakarta Utara, meliputi permasalahan:


Fasilitasi pengembangan kawasan Pusat Niaga dan Jasa terpadu;
Fasilitasi pengembangan pusat distribusi barang di Tanjung Priok dan
distribusi bahan bakar minyak di Plumpang;

dan Pengembangan

Kawasan Ekonomi Khusus di Marunda;


-

Program pengembangan Kota Jakarta Barat, meliputi permasalahan:


Fasilitasi pengembangan kawasan perdagangan/jasa dan campuran
berintensitas tinggi di Sentra Primer Barat dan Cengkareng; dan
Pengembangan Kawasan Glodok (pusat perdagangan elektronik).

Program

pengembangan

Kota

Jakarta

Selatan,

meliputi

permasalahan:Fasilitasi pengembangan kawasan ekonomi prospektif


di kawasan Segitiga Kuningan, Casablanca, Manggarai, penataan
kawasan

Blok

M,

serta

kawasan

Pasar

Minggu

terpadu;

Dikembangkannya Kawasan Kemang dan Manggarai; dan Penataan


Kawasan Mayestik.
-

Program pengembangan Kota Jakarta Timur, meliputi sejumlah


permasalahan sebagai berikut. Dilanjutkannya pengembangan Sentra

48

Primer Timur di Pulo Gebang sebagai pusat kegiatan wilayah; dan


Dikembangkannya kawasan ekonomi Jatinegara.
-

Program pengembangan Kabupaten Kepulauan Seribu, meliputi


permasalahan: Pengembangan perekonomian berbasis SDA kelautan;

49

NO
1

TerkaitTugas&FungsiDinas

RencanaTataRuangWilayah
Pertumbuhan sektor informal
terkadang melebihi kapasitas
yangdisediakanataupunareal
yang disediakan selama ini
sehingga pengembangan daya
tampung harus disesuikan
dengan kebijkan instansi
lainnya.

Pelayanan

Permasalahan

c).

b).

a).

Penghambat

Faktor

Pendorong

Tabel3.3.
PermasalahanPelayananDinasKUMKM&PBerdasarkanTelaahanRencanaTataRuangWilayahbesertaFaktorPenghambatdanPendorong

Kawasan Sektor Informal, meliputi


pengembangan dan pemeliharaan
kawasan pusat pedagang kaki lima
dan usaha kecil menengah serta
penyediaan ruang bagi sektor
informaldalampengembanganpusat
perniagaandanperkantoran

d).

e).
f).

g).

Ada paradigma sektor informal sebagai penghambat a). Disetujuinya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
pembangunan, karena ketidak rapihannya dalam berjualan,
Provinsi DKI Jakarta 20112030 menjadi Perda oleh DPRD
kurang bersih dan tertib serta membuat pemandangan kota tidak
DKI Jakarta, yang akan menjadi pedoman dalam
rapihdanbersih
pemanfaatandanpengendalianpemanfaatanruangProvinsi
Keterbatasan lahan dalam pengembangan sektor informal dan
DKIJakartauntuk20tahunkedepan.
dayatampingyangtersediadiDKIJakarta,terutamadidaerah b). Komitment dari Pemerintah Kota DKI Jakarta untuk
yangstrategisdansesuaipasar
menjadikan Kota DKI menjadi kota yang nyaman, adil dan
Masih kurang baiknya koordinasi antar dinas terkait dalam
berkelanjutan bagi penduduknya, yang di implementasikan
koordinasi pengembangan lahan untuk sektor informal dan usaha
dalammisikerjanya.
kecil.
Berbagai peraturan pemerintah daerah dari tata kota hingga
perizinan yang masih kurang pro ke sektor informal dan usaha
kecil.
Lemahnya pengawasan untuk produk yang beredar di masyarakat
yangtidakramahlingkungan.
Masih terbatasnya pusat distribusi untuk bahan kebutuhan pokok
yang berorientasi pada hajat hidup banyak dan bukan profit
semata.
Masih belum adanya pengaturan dan pembatasan yang jelas,
antara pedagang tradisional dan kecil dengan waralaba besar dan
modern.

50

3.4. Identifikasi
Pelayanan

Permasalahan

Berdasarkan

Tugas

dan

Fungsi

Berdasarkan gambaran pelayanan Dinas Koperasi, Usaha


Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta pada Bab II,
Kajian terhadap Visi Misi Gubernur terpilih, Kajian terhadap Renstra
K/L, Kajian terhadap RT-RW, maka berikut adalah permasalahanpermasalahan pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Identifikasi permasalahan didasarkan pada hasil
analisa kondisi internal maupun eksternal dan disajikan pada Tabel
3.4.

51

2.

Aspek Kajian
(1)
Peningkatan pelayanan
perdagangan dalam
negeri
1.1 Jumlah SIUP dan
TDI

1.2 Jumlah izin usaha


yang ditertibkan

Peningkatan pelayanan
perdagangan luar
negeri dan
peningkatan daya
saing produk ekspor.

Standar yang
Digunakan

- Kendala SDM dalam


hal kuantitas dan
kualitas
- Kendala Sarana dan
Prasarana

- Adanya persepsi
kerumitan pengurusan
perijinan usaha,

- Perlu diefektifkannya
kunjungan ketempat
pelaku usaha untuk
memberikan pembinaan
bagi pelaku uaha yang
belum mempunyai ijin
untuk usaha baik itu
berupa TDI, SIUP,TDP,
IUI

- Perlu diefektifkannya
program sosialisasi
kepada pelaku usaha
agar mereka dapat
melaksanakan kegiatan
distribusi penjualan
barang dan jasa sesuai
peraturan perundangundangan yang berlaku.

Permasalahan Pelayanan
SKPD
(6)

- Kurangnya kesadaran
akan arti penting dan
fungsi aspek legal dalam
pengurusan kegiatan
usaha, yang sebenarnya
justru diharapkan dapat
membantu
pengembangan usaha.

Faktor yang Mempengaruhi


Internal
Eksternal (diluar
(Kewenangan SKPD)
kewenangan SKPD)
(4)
(5)

Tabel 3.4. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD


Capaian/Kondisi
Saat ini
(3)

- Jumlah pelaku usaha


yang dilengkapi SIUP dan
TDI perusahaan

(2)

31.644

- Jumlah izin usaha yang


ditertibkan di kawasan
Tanah Abang, Segitiga
Emas Setiabudi,
Manggarai, Jatinegara,
Kemayoran, Dukuh Atas,
Mangga Dua,Sentra
Primer Barat, dan Sentra
Primer Timur.

52

3.

1.1 Jumlah Surat SKA


yang diterbitkan di
DKI Jakarta

1.2 Nilai ekspor dari


pintu ekspor di DKI
Jakarta

Pengendalian dan
pengawasan
perdagangan, serta
perlindungan
konsumen,
1.1. Jumlah pelanggaran
tertip niaga yang
ditangani

247.358

964 juta dolar AS

20 Kasus

- Jumlah Surat Keterangan


Asal (SKA) yang
diterbitkan di DKI Jakarta

- Jumlah nilai ekspor


produk DKI Jakarta

- Perlu peningkatan
kualitas dan
kuantitatas SDM
yang profesional

- Keterbatsan jumlah
personil di lapangan
untuk mengawasi
kegiatan perekonomi
di Provinsi DKI
Jakarta yang sangat
luas dan dinamis.

- Adanya
komunikasi/koordinasi
yang masih belum
lancar dengan otoritas
pusat (Kemendag)
terkait dengan keluarnya
regulasi baru untuk
dapat disosialisasikan
dengan pengusaha
supaya memahami cara
import dan eksport
sesuai dengan
peraturan perundangundangan yang berlaku,

- Kurangnya kesadaran
masyarakat atas hak-hak
yang dimilikinya sebagai
konsumen sesperti telah
diatur dalam UU
perlindungan Konsumen,

- Kurang optimalnya
promosi dan
pengembangan ekspor,
yaitu: bagaimana
meningkatkan nilai
produk ekspor DKI
Jakarta melalui fasilitasi
promosi terpadu antar
sektor: industri,
perdagangan dan
pariwisata

- Kurangnya sinkronisasi
kebijakan pembiayaan,
kelembagaan dan
regulasi Perdagangan
antar Lembaga terkait.

- Perlunya ditingkatkan
keterlibatan peran
masyarakat dan
komunitas profesional
dalam penyelenggaraan
Urusan Perdagangan,
misalnya melalui
lembaga Yayasalan
Lembaga Konsumen
dan sosialisasi ke media
massa baik elektronik
dan cetak.

53

4.

5.

1.2. Jumlah pelaku


usaha yang
menerapkan SNI

Peningkatan pelayanan
kemetrologian
1.1 Jumlah alat ukur
yang ditera dan
ditera ulang, serta
pengujian Barang
Dalam Keadaan
Terbungkus (BDKT)

1.2 Jumlah masyarakat


yang memahami
kemetrologian

Pengembangan
kelembagaan Koperasi
1.1. Jumlah Koperasi
pedagang pasar,
koperasi pedagang
lokbin, dan koperasi
PKL yang berfungsi

20 Pelaku Usaha

3.331.000

3.331.000

20

1. Pemeringkatan
Koperasi,
2. Pembentukan koperasi
baru
3. Penilaian kesehatan
KSP

Keterbatasan sarana
dan prasarana
dalam rangka
peningkatan kualitas
dan kuantitas
pelayanan
kemetrologian,

1. Assestment /
Pendampingan,
2. Advokasi
Pembentukan
koperasi,
3. Fasilitasi kebijakan

Kurangnya kesadaran
pengusaha untuk berlaku
jujur dalam melaksanakan
kegiatan bisnis agar tidak
melanggar hak-hak
konsumen.

- Perlu peningkatan
kualitas dan kuantitas
SDM

- Pengembangan jaringan
kerjasama dengan
organisasi metrologi
internasional, dan
pengembangan
kemajuan teknologi alatalat ukur yang
digunakan dalam
masyarakat.

- Rendahnya kepedulian
masyarakat terhadap
pemahaman dan
permasalahan tentang
kemetrologian

1) Kurangnya kegiatan
pendampingan
administrasi koperasi
dan fasilitasi
pembentukan Badan
Hukum Koperasi

Perlunya untuk
melengkapi dan
meningkatkan sarana
dan prasarana
kemetrologian yang
ada dalam rangka
peningkatan serta
pengembangan
cakupan pelayanan
kemetrologian baik
kualitas maupun
kuantitasnya.

1) Minimnya informasi
2) Inisiatif internal
Pengurus Koperasi
3) Penghargaan
Pengusaha terhadap
Koperasi

54

6.

1.2. Jumlah Koperasi


4582

7612

5117 Koperasi

1.3. Jumlah Pengelola


Koperasi yang
mengikuti Diklat dan
Bintek

Peningkatan usaha
koperasi
1.1. Peningkatan jumlah
Koperasi aktif

4. Pembinaan dan
Pengembangan koperasi
sektoral
5. Audit Koperasi
6. Verifikasi Badan Hukum
Koperasi
7. Peningkatan
kelembagaan Non
Badan Hukum koperasi
8. Akurasi data dan profile
koperasi
9. Omzet Koperasi
10. Keterserapan tenaga
kerja

1. Kemampuan Pengurus
untuk kelola koperasi
2. Bintek Tingkat Dasar
dan Lanjutan bagi
Pengawas koperasi

1. Pemeringkatan
Koperasi,
2. Pembentukan koperasi
baru
3. Penilaian kesehatan
KSP

Kemitraan
4. Hubungan
Kelembagaan
5. Review indikator
pemeringkatan
koperasi
6. Penyuluhan
perkoperasian

1. Pengembangan
Profesionalisme
Manajemen
2. Anggaran teralokasi

1. Assestment /
Pendampingan
2. Advokasi
Pembentukan
koperasi
3. Fasilitasi kebijakan

1. Minimnya informasi
2. Inisiatif internal
3. Pengurus Koperasi
4. PenghargaanPengusaha
terhadap Koperasi
5. Penguatan & revitalisasi

1. Dukungan Vendor IT
untuk bimbingan purna
jual

4) Penguatan &
revitalisasi
kelembagaan koperasi

1. Kurangnya kegiatan
pendampingan
administrasi koperasi
dan fasilitasi
pembentukan Badan
Hukum Koperasi

1. Terbatasnya program
peningkatan
profesionalisme SDM
yang berorientasi
pengembangan jiwa
kewirausahaan,
ketrampilan manajemen
usaha melalui Diklat,
Bintek dan Sosialisasi
2. Terkandalanya
budget/anggaran guna
menunjang penerapan
teknologi informasi tepat
guna

2) Keterbatasan fasilitasi
pengembangan
jaringan koperasi
sehingga
terkendalanya akses
pasar dan inovasi
pengembangan
kualitas produk usaha
3) Kurangnya upaya
program penyelarasan
kemitraan dengan
pengusaha besar

55

7.

1.2. Peningkatan volume


usaha koperasi
Peningkatan sarana
dan prasarana
Koperasi dan UMKM,

Rp. 6,6 Triliun

2484

200.975 m2

1.2. Jumlah pedagang


kaki lima di lokasi
binaan

1.1. Luas ruang untuk


pedagang kaki lima
(m 2) di lokasi
binaan dan lokasi
sementara

1.3. Jumlah mall khusus


pedagang kaki lima

4. Pembinaan dan
Pengembangan koperasi
sektoral
5. Audit Koperasi
6. Verifikasi Badan Hukum
Koperasi
7. Peningkatan
kelembagaan Non
Badan Hukum koperasi
8. Akurasi data dan profile
koperasi
9. Omzet Koperasi
10.
Keterserapan
tenaga kerja

1). Peningkatankemampuan
SDM atas produk legal
internal
2). Peningkatan SDM
Badan Hukum koperasi

Kemitraan
4. Hubungan
Kelembagaan
5. Review indikator
pemeringkatan
koperasi
6. Penyuluhan
perkoperasian

1). Ketersediaan Sarana


dan Prasarana Up
Grading SDM

kelembagaan koperasi

1). Keterlibatan swasta


dalam peningkatan
kualitas individu SDM
internal

2. Keterbatasan fasilitasi
pengembangan jaringan
koperasi sehingga
terkendalanya akses
pasar dan inovasi
pengembangan kualitas
produk usaha,
3. Kurangnya upaya
program penyelarasan
kemitraan dengan
pengusaha besar

1). Keterbatasan
penyediaan sarana dan
prasarana dan
peningkatan kualitas
SDM pegawai Dinas
Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah
dan Perdagangan DKI
Jakarta

56

1.4. Tersedianya
peraturan untuk
menampung usaha
mikro kecil/PKL
pada lokasi
perkantoran
Pemberdayaan UMKM
1.1. Jumlah pengelola
UKM dan Koperasi
yang mengikuti
Diklat dan Bintek

1.2. Jumlah UMKM yang


dibina (Lokbin,
Loksem, Lokasi
Promosi, Pemanfaat
Dana Bergulir, dan
Mengikuti Diklat)

204

57.948

1. Kemampuan Pengurus
untuk kelola koperasi
2. Bintek Tingkat Dasar
dan Lanjutan bagi
Pengawas koperasi

1). Fasilitasi sarana dan


Prasarana Lokbin
2). Penataan Loksem PKL
UMKM

1. Pengembangan
Profesionalisme
Manajemen
2. Anggaran teralokasi

1). Koordinasi antar


instansi
2). Aktualisasi data
support lokasi Lokbin
dan Loksem

1. Dukungan Vendor IT
untuk bimbingan purna
jual

1). Partisipasi swasta


pengelola Loksem

1. Terbatasnya
program
peningkatan
profesionalisme
SDM yang
berorientasi
pengembangan
jiwa
kewirausahaan,
ketrampilan
manajemen usaha
melalui Diklat,
Bintek dan
Sosialisasi

2. Terkandalanya
budget/anggaran
guna menunjang
penerapan
teknologi informasi
tepat guna

1). Lemahnya koordinasi


dengan instansi terkait
sehingga menyebabkan
kurangnya ketersediaan
pasokan lokasi, daya
tampung dan daya
dukung bagi lokbin dan
loksem untuk PKL
UMKM yang ada saat ini

57

9
Penyediaan dana
bergulir dan kemitraan
koperasi dan UMKM
1.1. Jumlah dana
bergulir yang
disalurkan

1.2. Jumlah pemanfaat


dana bergulir
(Usaha Mikro
Kecil/UMK)
1.3.

1). Peningkatan akses


permodalan UMKM dan
koperasi

1). Penguatan kebijakan


Permodal
2). Percepatan Lembaga
Penjamin Kredit
Daerah / LPKD

1). Penyederhanaan
Skematisasi kredit
koperasi & UMKM
2). Penyempurnaan kredit
program Koperasi &
UMKM

1). Lemahnya kebijakan


yang ada terkait
program sinkronisasi
pembiayaan bagi
permodalan koperasi
dan UMKM

58

3.5 Penentuan Isu Isu Strategis


Berdasarkan pada gambaran pelayanan Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta; Visi, Misi, dan
Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, sasaran jangka
menengah pada Renstra K/L, implikasi RTRW bagi Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan; dan identifikasi masalah
tersebut diatas, selanjutnya diidentifikasi isu strategis sebagai berikut:
3.5.1 Urusan Perdagangan
A. Pengembangan Perdagangan Luar Negeri
Kurangnya kompetensi SDM Perdagangan yang responsif dan
proaktif terhadap potensi pengembangan pemasaran berbagai
komoditas potensial yang tumbuh di masyarakat,
Kurangnya kemampuan pengelolaan informasi pasar, misalnya
penggunaan akses teknologi informasi yang lebih transparan
dan mudah di akses,

yang dapat mendorong terjalinnya

perdagangan ekspor-impor,
Kurangnya

kemampuan

dalam

merancang

dan

mengimplementasikan program-program Perdagangan yang


dapat mengantisipasi potensi perkembangan perdagangan di
masa depan,
Kurangnya partisipasi masyarakat bisnis dan komunitas
profesional

untuk

berkoordinasi

dan

bersinergi

dalam

pengelolaan dan penyusunan kebijakan Perdagangan.


Peningkatan total nilai volume golongan komoditas yang
diimpor dari luar negeri,
Serbuan produk impor yang didatangkan oleh para pengusaha
ritel besar dan memberi label sendiri,
Lemahnya pengawasan terhadap kualitas dan beredarnya
produk illegalyang diperdagangkan.
Kurangnya kebijakan yang dapat mendorong peningkatan daya
saing produk ekspor non migas, peningkatan diversifikasi
pasar tujuan ekspor; serta peningkatan keberagaman, kualitas
dan citra produk ekspor.

59

Kecenderungan peningkatan penerapan hambatan non-tarif.


Adanya permasalahan - permasalahan yang mendorong
berlangsungnya praktik ekonomi berbiaya tinggi.
B. Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri
Belum

optimalnya

sistem

jaringan

distribusi

produk

perdagangan,
Banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh para pelaku
usaha dalam distribusi penjualan barang dan jasa dan
banyaknya perusahaan yang tidak mengurus perijinan untuk
melakukan usaha.
Kurangnya pelaku usaha perdagangan yang memenuhi
persyaratan formal (SIUPP, TDI dan sebagianya),
Masih relatif tingginya pelaku perdagangan di sektor informal
yang belum terdata (Tidak memiliki SIUPP dan TDI),
Kurang

optimalnya

kebijakan

yang

dapat

mendorong

pengembangan Pasar Tradisional dan jasa retail katagori


UMKM.
Menjamurnya usaha ritel besar dalam bentuk minimarket yang
berpotensi mematikan pelaku bisnis UMKM,
Kurang efektifnya pembangunan kemitraan antara pelaku retail
UMKN dengan pelaku jasa ritel modern (pemodal besar),
Kurang efektifnya pengawasan pemerintah terhadap praktik
bisnis pelaku ritel besar dan modern (misalnya berkaitan
dengan kebijakan jarak operasi dan jam buka usaha) sehingga
berpotensi mematikan pasar tradisional dan UMKM.
C. Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan:
Terjadinya pelanggaran peraturan Perdagangan, khususnya
berkaitan dengan aspek-aspek yang mengatur perijinan sektor
Perdagangan,
Lemahnya

pengawasan

kualitas

komoditi

yang

diperdagangkan serta beredar luasnya produk-produk illegal,


Lemahnya perlindungan konsumen dan penyediaan bahan
pokok masyarakat dengan target terlaksananya pengawasan

60

dan pengendalian barang beredar dan jasa lainnya serta


terpenuhinya 19 bahan pokok dengan prioritas.
Lemahnya kompetensi dan profesionalisme para petugas yang
diharapkan

dapat

melaksanakan

pengawasan

dan

pengendalian perdagangan di lapangan dengan efektif dan


efisien.
Kurangnya kompetensi dan profesionalisme para petugas
untuk memahami aturan pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian perdagangan di lapangan. Sebagai ilustrasi,
dalam rangka pengawasan, telah disusun petunjuk teknis tata
cara pengawasan untuk komoditii (SNI wajib), yaitu: pupuk (15
jenis), lampu swaballast, tepung terigu, dan ban (5 jenis).
Masih adanya petunjuk teknis pengawasan dan pengendalian
perdagangan yang masih belum dibuat. Misalnya, untuk alat
elektronik (4 jenis) masih dalam proses penyusunan.
D. Sarana dan Prasarana Kemetrologian
Kurangnya

fasilitas

yang

dapat

mendukung

proses

pengawasan dan pengendalian perdagangan, antara lain


masih

perlu

dibangunnya

beberapa

laboratorium

untuk

melaksanakan pengawasan barang beredar yang terkait


dengan mutu,.
Perlu ditingkatkannya sarana, prasarana, dan kemampuan
SDM yang dimiliki; sehingga upaya perlindungan konsumen
dapat lebih diefektifkan melalui pengembangan kemetrologian
alat ukur yang lebih akurat.
3.5.2 Urusan Koperasi dan UMKM
A. Pembinaan dan Pengembangan Koperasi:
Kurangnya kegiatan pendampingan administrasi koperasi dan
fasilitasi pembentukan Badan Hukum Koperasi.
Keterbatasan
sehingga

fasilitasi

pengembangan

terkendalanya

akses

jaringan

pasar

dan

koperasi
inovasi

pengembangan kualitas produk usaha.


Kurangnya upaya program penyelarasan kemitraan dengan
pengusaha besar.

61

B. Pemberdayaan UMKM
Kurangnya kebijakan keberpihakan kepada UMKM terhadap
aspek pasar sehingga mempengaruhi peningkatan kapasitas
produksi dan usahanya.
C. Pengembangan SDM
Terbatasnya program peningkatan profesionalisme SDM yang
berorientasi pengembangan jiwa kewirausahaan, ketrampilan
manajemen usaha melalui Diklat, Bintek dan Sosialisasi.
Terkandalanya budget/anggaran guna menunjang penerapan
teknologi informasi tepat guna.
D. Peningkatan Permodalan :
Lemahnya kebijakan yang ada terkait program sinkronisasi
pembiayaan bagi permodalan koperasi dan UMKM.
E. Fasilitasi Sarana dan Prasarana :
Lemahnya

koordinasi

dengan

instansi

terkait

sehingga

menyebabkan kurangnya ketersediaan pasokan lokasi, daya


tampung dan daya dukung bagi lokbin dan loksem untuk PKL
UMKM yang ada saat ini.
F. Sumber Daya Penunjang :

Keterbatasan

penyediaan

sarana

dan

prasarana

danpeningkatan kualitas SDM pegawai Dinas Koperasi,


Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan DKI
Jakarta.

62

BAB IV
VISI, MISI TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

4.1

Visi dan Misi


Dalam menetapkan visi dan misinya, Dinas Koperasi, Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKIJakarta menselarakan


dengan visi dan misi dari Pemerintah DKI Jakarta yang tertuang dalam
Visi-Misi RPJMD 2013-2017, sehingga lebih lanjut dapat mendukung
pencapaian Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta..
Adapun visi dan misinya :
Visi:
Mewujudkan Jakarta Baru melalui peningkatan pelayanan publik dan
pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta
Perdagangan sebagai penggerak Pertumbuhan Ekonomi yang berkualitas
dan berdaya saing

Berdasarkan

rumusan

Visi

tersebut,

terkandung

pengertian

pemahaman empat bidang strategis yang masing-masing memiliki tujuan


akhir yang ingin diwujudkan, yaitu
1. Jakarta Baru mempunyai pengertian bahwa Kota Jakarta :

Kota yang dapat menjamin kehidupan yang aman, nyaman, dan


berkelanjutan.

Kota yang berbudaya dan didukung oleh masyarakat produktif dan


sejahtera

Kota yang dapat menyelenggarakan pemerintahan yang baik dan


transparan dalam rangka menyediakan pelayanan publik yang
berkualitas.

2. Peningkatan pelayanan publik pada sektor koperasi mempunyai


pengertian memberikan pelayanan agar koperasi menjadi lebih baik
dalam segi struktur kelembagaan, permodalan, peningkatan volume
usaha, peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan keuntungan.
3. Peningkatan

pelayanan

publik

pada

sektor

UMKM

mempunyai

pengertian terdapat peningkatan kualitas pelayanan dalam kemudahan


pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) bagi pelaku usaha
UMKM dan kemudahan akses permodalan bagi pelaku usaha UMKM

63

4. Peningkatan pelayanan publik untuk sector perdagangan (termasuk di


dalamnya Usaha Besar) mempunyai pengertian lebih meningkatkan
pelayanan serta adanya kepastian hukum bagi pemohon perizinan.
5. Pengembangan Koperasi mempunyai pengertian bahwa Koperasi harus
dapat

meningkatkan

kemampuannya

dalam

mengembangkan

usahanya, kualitas SDM/pengelola koperasi dan meningkatkan akses


pembiayaan koperasi
6. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai
pengertian mengembangkan sector UMKM agar mampu menjadi salah
satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi di Jakarta.
7. Pengembangan Perdagangan mempunyai pengertian peningkatan
pasar dalam negeri melalui kemudahan regulasi terhadap pelaku usaha
dalam pelayanan perizinan
8. Pertumbuhan Ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi
yang mampu membuka lapangan kerja serta bisa menurunkan angka
pengangguran dan kemiskinan, dan dapat memicu pertumbuhan atau
perkembangan sektor ekonomi yang lainnya.
9. Pertumbuhan Ekonomi yang berdaya saing adalah pertumbuhan
ekonomi yang dapat tumbuh di dalam persaingan global.

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata


dalam bentuk 4 (empat) pernyataan misi sesuai dengan peran dan fungsi
Dinas Koperasi, dan UMKM, dan Perdagangan.
Misi:
1. Meningkatkan Pelayanan Publik secara prima kepada seluruh dunia usaha
dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik
2. Mengembangkan dan menata Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan

prinsip ramah lingkungan pada kawasan-kawasan strategis sebagai


penggerak pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
3. Memberdayakan, menumbuhkan dan rnengembangkan Koperasi menjadi
Koperasi yang mandiri, modern dan berdaya saing
4. Meningkatkan dan mengembangkan pembiayaan dan penjaminan bagi

Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah


5. Meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitasi perdagangan dalam dan

luar negeri untuk mengembangkan kinerja ekspor non-migas dan


menguatkan pasar dalam negeri.

64

6. Meningkatkan kerjasama pemerintah, masyarakat dan dunia usaha

untuk pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta


Perdagangan
4.2

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Berdasarkan dari tujuan dan perumusan misi di atas, Dinas


Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi
DKI Jakarta lebih rinci akan dijabarkan dalam tujuan dan sasaran jangka
menengah. Sasaran-sasaran strategis Dinas yang merupakan bagian
integral dalam proses perencanaan strategis organisasi dirumuskan untuk
masing-masing tujuan yang telah ditetapkan.
4.2.1 Tujuan

Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi di atas, Dinas


Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan
menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun ke depan,
sebagai berikut:
1. Peningkatan dan pemantapan fungsi Pusat Kegiatan Primer dan
Sekunder
2. Tersedianya ruang untuk ekonomi informal pada kawasan
perkantoran dan perniagaan kota, serta permukiman
3. Meningkatnya investasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan
lapangan kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi lokal.
4.2.2 Sasaran
Untuk memastikan pencapaian tujuan yang diharapkan seperti
diatas berkualias, maka sasaran Jangka Menengah Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI
Jakarta dijabarkan sebagai berikut:
1. Peningkatan pelayanan perdagangan dalam negeri,
2. Pengembangan Pusat Kegiatan Primer dan Sekunder secara
Hierarkis,
3. Peningkatan pelayanan perdagangan luar negeri dan peningkatan
daya saing produk ekspor,
4. Pengendalian dan pengawasan perdagangan, serta perlindungan
konsumen,
5. Peningkatan pelayanan kemetrologian,
6. Pembangunan mall khusus bagi pedagang kaki lima (PKL),
7. Pengembangan kelembagaan Koperasi,
8. Peningkatan usaha koperasi,
65

9. Pemberdayaan UMKM,
Dalam perkembangannya, dengan diberlakukannya Dokumen
Anggaran Satuan Kerja maka sasaran strategis yang ditetapkan
adalah sasaran strategis yang mendukung pencapaian tujuan
strategis yang dituangkan dalam Dokumen Anggaran Satuan
Kerja.Tujuan, sasaran, indikator, dan target kinerja yang ditetapkan
untuk Bidang KUMKM diuraikan berikut.

66

No

Tujuan

Sasaran

1. Jumlah pelaku usaha yang dilengkapi SIUP dan


TDP perusahaan

Indikator Kinerja

400

450

1000

400

350

1000

300

400

1000

31.644

2013

247.358

450

500

1100

410

450

1100

400

500

1100

31.644

247.358

500

550

1200

420

550

1200

500

600

1200

31.644

247.358

550

600

1300

430

650

1300

600

700

1300

31.644

Target Kinerja Pada Tahun ke2014


2015
2016

247.358

600

650

1400

440

750

1400

700

800

1400

31.644

2017

247.358

Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta

1.

1. Peningkatan
pelayanan
perdagangan dalam
negeri

2. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan


Segitiga Emas Setiabudi,
3. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan
Manggarai,
4. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan
Jatinegara,
5. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan
Kemayoran,
6. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan Dukuh
Atas,
7. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan
Mangga Dua,
8. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan Sentra
Primer Barat, dan
9. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan Sentra
Primer Timu
1. Jumlah Surat SKA yang diterbitkan di DKI Jakarta

1. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan Tanah


Abang,

Peningkatan dan
pemantapan fungsi
Pusat Kegiatan
Primer dan Sekunder
2. Pengembangan Pusat
Kegiatan Primer dan
Sekunder secara
Hierarkis

3. Peningkatan
pelayanan
perdagangan luar
negeri dan
peningkatan daya
saing produk ekspor

67

2.

3.

Tersedianya ruang
untuk ekonomi informal
pada kawasan
perkantoran dan
perniagaan kota, serta
permukiman

Meningkatnya investasi
ekonomi kota yang
mendorong penciptaan
lapangan kerja dan
tumbuhnya
kelembagaan ekonomi
lokal5 %

4. Pengendalian dan
pengawasan
perdagangan, serta
perlindungan
konsumen

5. Peningkatan
pelayanan
kemetrologian
1. Penyediaan ruang bagi
sektor informal

2. Pembangunan Lokasi
Terpadu bagi
pedagang kaki lima
(PKL)

1. Pengembangan
kelembagaan Koperasi

30 kasus

5%

20
pelaku
usaha
3.331.00
0

40 kasus

5%

5%

3.331.000

20 pelaku
usaha

50 kasus

5%

5%

3.331.000

20 pelaku
usaha

70 kasus

5%

5%

5%

3.331.000

20 pelaku
usaha

80 kasus

5%

2. Nilai ekspor dari pintu ekspor di DKI Jakarta

20
pelaku
usaha
3.331.00
0

5%

5%

1. Jumlah alat ukur yang ditera dan ditera ulang, serta


pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus
(BDKT)

2. Jumlah pelaku usaha yang menerapkan SNI

1. Jumlah pelanggaran tertip niaga yang ditangani

5%

5%

5%

5%

2. Jumlah masyarakat yang memahami kemetrologian

40

1. Luas ruang untuk pedagang kaki lima


(m 2) di lokasi binaan dan lokasi sementara

40

5%

5%

40

5%

1000

5%

40

5%

1000

5%

25

5%

1000

5%

5%

1000

5%

1000

2. Jumlah pedagang kaki lima di lokasi binaan


1. Jumlah Lokasi Terpadu pedagang kaki lima

2. Tersedianya peraturan untuk menampung usaha


mikro kecil/PKL pada lokasi perkantoran
1. Jumlah Koperasi pedagang pasar, koperasi pedagang
lokbin, dan koperasi PKL yang berfungsi

2. Jumlah Koperasi
3. Jumlah Pengelola Koperasi yang mengikuti Diklat dan
Bintek

68

2. Peningkatan usaha
koperasi

3. Pemberdayaan UMKM

4. Penyediaan dana
bergulir dan kemitraan
koperasi dan UMKM

1. Jumlah dana bergulir yang disalurkan

2. Jumlah UMKM yang dibina

1. Jumlah pengelola UKM dan Koperasi yang mengikuti


Diklat dan Bintek

2. Peningkatan volume usaha koperasi

10 %

10 %

5%

2000

5%

5%

10 %

10 %

5%

2000

5%

5%

10 %

10 %

5%

2000

5%

5%

10 %

10 %

5%

2000

5%

5%

10 %

10 %

5%

2000

5%

5%

1. Peningkatan jumlah Koperasi aktif

2. Jumlah pemanfaat dana bergulir (Usaha Mikro


Kecil/UMK)

69

4.3 Strategi dan Kebijakan


Strategi dan Arah Kebijakan pembangunan perekonomian yang
menjadi domain Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta adalah mendukung terwujudnya visi dan
misi pembangunan jangka menengah Provinsi DKI Jakarta, yaitu untuk
meningkatkan aktivitas perdagangan dan jasa yang mendorong penciptaan
lapangan kerja dan tumbuhkembangnya kelembagaan ekonomi lokal. Dalam
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan tersebut

lebih diorientasikan

pada pemberdayaan ekonomi rakyat dengan memberi perhatian yang lebih


besar pada upaya pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan
koperasi dan perdagangan.
Azas dan prinsip dari upaya pengembangan Urusan KUMKM dan
Perdagangan di Provinsi DKI Jakarta, secara ringkas dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Meningkatkan dan mengembangan kawasan-kawasan strategis sebagai
penggerak ekonomi kota, utamanya kawasan Pusat Kegiatan Primer,
Pusat Kegiatan Sekunder, dan Kawasan TOD (Transit Oriented
Development),dicapai melalui:
-

Peningkatan perdagangan luar negeri dan peningkatan daya saing


produk ekspor

Peningkatan pelayanan perdagangan dalam negeri.

Pengendalian

dan

pengawasan

perdagangan

serta

perlindungan konsumen
-

Peningkatan pelayanan kemetrologian

2. Memperkuat dukungan terhadap keberadaan ekonomi informal


perkotaan, melalui penggembangan daya saing UMKM dan
penataan Usaha Mikro / PKL, dicapai melalui penataan pedagang
Kakilima dan Usaha Skala Mikro dalam upaya menyediakan
lapangan kerja dan menjadikan kota Jakarta tertib dan nyaman,
3. Mengembangkan
mendukung

kelembagaan

formalisasi

ekonomi

koperasi

dan

informal,

UKM

dicapai

untuk
melalui

pemberdayaan kelembagaan Koperasi UMKM Dan Perdagangan ,


70

dan meningkatkan investasi ekonomi kota yang dapat mendorong


penciptaan lapangan kerja dan tumbuhkembangnya kelembagaan
ekonomi lokal melalui pengembangan kelembagaan koperasi dan
UKM, dicapai melalui pengembangan Lembaga Keuangan Mikro.

4.3.1 Strategi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah


dan Perdagangan Provinsi DKI
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta merupakan Instansi Pemerintah
Daerah yang menangani Bidang Pembinaan Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan di pimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
melalui

Sekretaris

Daerah

dan

dikoordinasikan

oleh

Asisten

Perekonomian. Kedudukan tersebut menunjukkan adanya aspek


strategis dalam tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta.
Sebagai bagian integral dari Organisasi Pemerintah daerah
Provinsi DKI Jakarta, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta sepenuhnya akan
mendukung Gubernur Kepala Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam
menjalankan peran strategisnya, yaitu menjadikan Pemerintah Daerah
yang akuntabel.
Sasaran strategis Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta merupakan bagian
integral dalam proses perencanaan strategis Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
dan merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau
pencapaian kinerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,
dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta serta lebih menjamin suksesnya
pelaksanaan rencana jangka panjang yang sifatnya menyeluruh yang
berarti menyangkut keseluruhan satuan kerja di lingkungan Dinas

71

Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan


Provinsi DKI Jakarta.

Pada

tiap-tiap

sasaran

ditetapkan

program

yang

akan

dijalankan untuk mencapai sasaran terkait. Dalam setiap program


terkumpul sejumlah kegiatan yang memiliki kesamaan perspektif yang
dikandung dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakteristik program.
Dengan demikian, kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari
suatu program sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran
strategis yang memberikan kontribusi bagi pencapaian visi dan misi
organisasi. Kegiatan berdimensi waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun.
Kegiatan merupakan aspek operasional dari suatu rencana strategis
yang berturut-turut diarahkan untuk memenuhi sasaran, tujuan, misi
dan visi organisasi.

4.3.2 Kebijakan
Kebijakan Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah, dan Perdagangan dapar diuraikan lebih rinci
dalam Tabel sebagai berikut:

72

Visi:

Tabel 4.2. Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan


Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta

Penanggungjawab :

Meningkatkan pelayanan publik Urusan Perdagangan, Koperasi, dan UMKM untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, berkualitas dan berkeadilan menuju Jakarta Baru
Misi 1 :

Sosialisasi pelaku usaha agar mereka melaksanakan


kegiatan distribusi barang dan jasa sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku

Kebijakan

Meningkatkan pemahaman dan kesadaraan pelaku bisnis mengikuti


peraturan perundang-undangan yang berlaku

Strategi

Bidang PDN, Bidang UMKM, Bidang Wasdal. Enam (6)


Sudin KUMKM dan P. UPT Metrologi.

Peningkatan
pelayanan
perdagangan dalam
negeri.

Sasaran

Meningkatkan dan mengembangan kawasan-kawasan strategis sebagai penggerak ekonomi kota, utamanya kawasan
Pusat Kegiatan Primer, Pusat Kegiatan Sekunder, dan Kawasan TOD (Transit Oriented Development), dengan melibatkan
Masyarakat dan Dunia Usaha.

Tujuan
Peningkatan dan
pemantapan fungsi Pusat
Kegiatan Primer dan
Sekunder

Perbaikan iklim usaha Perdagangan Dalam Negeri,


meliputi perbaikan layanan perizinan dan non-perizinan
sektor perdagangan dalam negeri,

Penertipan pelanggaran kegiatan usaha yang menyalahi


perundang-undangan yang berlaku, dengan
melaksanakan kegiatan kunjungan ke tempat pelaku
usaha secara terus menerus dan berkelanjutan.

Mendorong semakin banyak pengusaha untuk mengurus aspek legal


usaha perdagangan (SIUP dan TDP), untuk memperkuat sistem
logistik dan memperkuat jaringan distribusi produk,
Memberikan kemudahan dan keuntungan nyata atas proses
pengurusan perijinan aspek legal berusaha (SIUP) dan TDP.
Mengimplementasikan good governance untuk meyakinkan lebih
banyak pengusaha mengurus aspek legal mereka (SIUPP dan TDP),
Memberikan kemudahan proses pengurusan perijinan aspek legal.
Membangun sinergi dan merancang kemitraan antara pelaku bisnis
besar dengan KUMKM di kawasan pengembangan ekonomi dan
perdagangan di DKI Jakarta
Melaksanakan pembinaan pelaku usaha yang belum mempunyai ijin
usaha berupa TDP, SIUP, IUI

73

Sasaran
Peningkatan
perdagangan luar
negeri dan
peningkatan daya
saing produk ekspor.

Strategi
Sinkronisasi kebijakan pembiayaan, kelembagaan dan regulasi
Perdagangan antar Lembaga terkait.

Pengembangan ekspor melalui sejumlah kegiatan berikut:


- Koordinasi dan harmonisasi dengan Kemendag dan Asosiasi terkait
untuk mensinkronkan peraturan dan kebijakan yang dapat
menghambat perkembangan produk eskpor tertentu.
- Harmonisasi kebijakan pusat dan daerah, utamanya berkaitan
dengan penyederhanaan prosedur dan perijinan ekspor-impor,
- Mengesahkan peraturan dan fasilitasi program untuk mendorong
kinerja lembaga bantuan pembiayaan ekspor, seperti kelembagaan
free financing untuk ekspor, untuk aktif memfasilitasi modal kerja
dengan bunga non komersial bagi UKM/IKM yang berorientasi ekspor

Kebijakan

Visi:
Meningkatkan pelayanan publik Urusan Perdagangan, Koperasi, dan UMKM untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, berkualitas dan berkeadilan menuju Jakarta Baru
Misi 1 :
Penanggungjawab:
Meningkatkan dan mengembangan kawasan-kawasan strategis sebagai penggerak ekonomi kota, utamanya kawasan
Bidang PLN, Enam (6) Sudin KUMKM dan P; Bidang
Pusat Kegiatan Primer, Pusat Kegiatan Sekunder, dan Kawasan TOD (Transit Oriented Development), dengan melibatkan
Wasdal, dan UPT Balai Diklat.
Masyarakat dan Dunia Usaha.
Tujuan
Peningkatan dan
pemantapan fungsi Pusat
Kegiatan Primer dan
Sekunder

Menjalin sinergi dengan pengusaha dan Asosiasi terkait untuk


meningkatkan koordinasi dan komunikasi untuk memecahkan
permasalahan dan hambatan perdagangan internasional,
Mengimplementasikan prinsip-prinsip tata kelola kepemerintahan yang
baik (good governance) untuk mengurangi dan mencegah praktik
korupsi, penyalahgunaan kewenangan, dan pungutan liar tidak resmi
yang menjadi penyebab ekonomi biaya tinggi
Meningkatan nilai produk ekspor DKI Jakarta dengan memfasilitasi
promosi terpadu antar sektor: industri, perdagangan dan pariwisata

Menjalin sinergi dengan pengusaha dan Aosiasi terkait terlibat dalam


even promosi, pameran dagang, ekspo dan sebagainya di Negaranegara potensial tujuan ekspor.

Sosialisasi, pelatihan, dan workshop untuk


menginformasikan berbagai perubahan peraturan terkait
dengan masalah perdagangan internasional,
Perbaikan iklim usaha Perdagangan Luar Negeri, melalui
penyederhanaan prosedur ekspor-impor , dan
penyederhanaan sistem tata niaga untuk komoditi
strategis dan yang tidak memerlukan pengawasan,
Peningkatan Daya Saing Produk Ekspor melalui
revitalisasi organisasi kelembagaan promosi ekspor untuk
melaksanakan promosi terpadu antar sektor industri,
perdagangan dan pariwisata
Dukungan keikutsertaan pengusaha dan Asosiasi pada
berbagai even promosi, pameran dagang, ekspo dan
sebagainya di Negara-negara potensial tujuan ekspor
Membangun sistem jejaring dan kemitraan antar para
pemangku kepentingan (sektor bisnis, pemerintahan, dan
masyarakat madani), untuk menghasilkan sinergi, dan
peningkatan kinerja secara simultan dan berkelanjutan.
Pengendalian dan pengawasan impor, melalui kegiatan
mendorong berkurangnya secara bertahap
ketergantungan bahan baku dan barang modal impor

74

Visi:

Meningkatkan pelayanan publik Urusan Perdagangan, Koperasi, dan UMKM untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, berkualitas dan berkeadilan menuju Jakarta Baru

Penanggungjawab :

sosialisasi pencegahantertip niaga dan perlindungan konsumen dari praktik


perdagangan yang merugikan.sesuai amanat UU No.2 tahun 1981 tentang Metrologi
Legal

Pengamanan Perdagangan dan Perlindungan Konsumen meliputi:

Kebijakan

Misi 1 :

Strategi

Bidang Pengawasan dan Pengendalian, Bidang PDN,


Enam Sudin KUMKM dan P.

Sasaran

Peningkatan pemahaman dan kesadaran pelaku bisnis


mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku
berkaitan dengan aspek tertip niaga

Meningkatkan dan mengembangan kawasan-kawasan strategis sebagai penggerak ekonomi kota, utamanya kawasan
Pusat Kegiatan Primer, Pusat Kegiatan Sekunder, dan Kawasan TOD (Transit Oriented Development), dengan melibatkan
Masyarakat dan Dunia Usaha.

Tujuan
Pengendalian dan
pengawasan
perdagangan serta
perlindungan konsumen

Melaksanakan kampanye perlindungan konsumen

Peningkatan dan
pemantapan fungsi Pusat
Kegiatan Primer dan
Sekunder

Peningkatan kesadaran konsumen akan hak dan


kewajibannya

Mendorong partisipasi komunitas profesional dan masyarakat madani dalam


pengawasan barang beredar.

Sosialisasi pentingnya penggunaan SNI untuk meningkatkan kualitas produk dan jasa

Menjalin kerjasama dengan komunitas profesional dan masyarakat madani untuk


tercapainya peningkatan pengawasan terhadap perdagangan produk illegal

Meningkatkan partisipasi dan peran masyarakat dan


komunitas profesional dalam mengawasi pelanggaran
tertip niaga di masyarakat.

Peningkatan pemahaman dan kesadaran pelaku bisnis


untuk menerapkan produk SNI

75

Visi:

Meningkatkan pelayanan publik Urusan Perdagangan, Koperasi, dan UMKM untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, berkualitas dan berkeadilan menuju Jakarta Baru

Penanggungjawab :

Menjadikan tempat pelayanan kemetrologian yang professional


dengan menyediakan sarana dan prasarana yang representative.

Kebijakan

Misi 1 :

Strategi

Bidang Pengawasan dan Pengendalian, UPT


Kemetrologian.

Peningkatan pelayanan
kemetrologian

Sasaran

Meningkatkan dan mengembangan kawasan-kawasan strategis sebagai penggerak ekonomi kota, utamanya kawasan
Pusat Kegiatan Primer, Pusat Kegiatan Sekunder, dan Kawasan TOD (Transit Oriented Development), dengan melibatkan
Masyarakat dan Dunia Usaha.

Tujuan
Peningkatan dan pemantapan
fungsi Pusat Kegiatan Primer
dan Sekunder

Meningkatkan pemahaan dan


kesadaraan pelaku bisnis mengikuti
peraturan perundang-undangan yang
berlaku berkaitan dengan aspek alat
ukur dan timbangan

Menjalin kerjasama dengan LSM dan masyarakat untuk menggalang


dukungan tentang pentingnya agenda perlindungan konsumen.

Sosialisasi pentingnya aspek kemtrologian dalam menunjang


pelaksanaan tertip niaga

Melengkapi dan Mengembangkan


laboratorium UPT Balai Metrologi
dengan melengkapi sarana dan
prasarana laboratorium serta sistem
manajemen mutu dalam rangka
mewujudkan pelayanan prima.

Mendorong partisipasi komunitas profesional dan masyarakat


madani dalam pengawasan kemterologian

Melaksanakan pembinaan bagi pelaku


usaha yang masih melaksanakan
pelanggaran alat ukur dan timbangan

Melaksanakan kampanye perlindungan konsumen berkaitan dengan


masalah kemetrologian.

Melaksanakan pengawasan untuk mewujudkan tertib ukur, takar,


timbang disegala bidang sesuai amanat UU No.2 tahun 1981 tentang
Metrologi Legal,

Meningkatkan partisipasi dan peran


masyarakat dan komunitas profesional
dalam mengawasi pelanggaran tertip
niaga di masyarakat.

76

Visi:

Meningkatkan pelayanan publik Urusan Perdagangan, Koperasi, dan UMKM untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, berkualitas dan berkeadilan menuju Jakarta Baru

Strategi

Kebijakan

Penanggungjawab :

Sasaran

Misi 2 :

Penyediaan ruang bagi sektor informal

Penataan Kaki Lima Dan Usaha Skala Mikro meliputi beberapa


Kebijakan Operasional sebagai berikut:
- Penataan dan pemberian fasilitas pedagang Kakilima yang tertib
dan aman dalam rangka penciptaan lapangan kerja.
- Mengembangkan iklim usaha yang kondusif bagi tumbuh dan
berkembangnya usaha mikro,
- Meningkatkan akses yang lebih luas bagi usaha mikro kepada
sumber daya produktif,
- Mengembangkan budget ekonomi yang lebih kuat bagi kehidupan
ekonomi partisipatik.

Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Enam Sudin KUMKM dan
P, UPT Lokbin, UPT Promosi, UPT Balai Diklat, dan UPKPP
UMKMP

Tujuan

Melakukan penataan pedagang Kakilima


dan Usaha Skala Mikro dalam upaya
menyediakan lapangan kerja dan
menjadikan kota Jakarta tertib dan
nyaman.

Peremajaan dan penataan pasar tradisional


Memberdayakan dan meningkatkan
Pasar Tradisional dan pengusaha ritel
katagori UMKM.
Memberdayakan dan meningkatkan
peran Pasar Tradisional dan pengusaha
ritel katagori UMKM untuk mengatasi
persaingan yang tidak sehat antara
pengusaha ritel besar dengan pasar
tradisional dan KUKM.

Mendorong terwujudnya peningkatan efektifitas pola kemitraan untuk


menjamin kontinuitas dan sinergi produk antara pelaku usaha besar,
menengah dan kecil,

Peningkatan SDM Badan Hukum koperasi

Peningkatan kemampuan manajerial SDM atau pelaku usaha


KUMKM,

Merevitalisasi pasar tradisional dan


mengembangan pengusaha KUKM,

Memperkuat dukungan terhadap keberadaan ekonomi informal perkotaan, melalui penggembangan daya saing
UMKM dan penataan Usaha Kecil-Mikro.

Tersedianya ruang untuk ekonomi


informal pada kawasan
perkantoran dan perniagaan kota,
serta permukiman

Pembangunan Lokasi Terpadu bagi


pedagang kaki lima (PKL)

Mendorong terwujudnya peningkatan


efektifitas pola kemitraan untuk
menjamin kontinuitas dan sinergi produk

77

antara pelaku usaha besar, menengah


dan kecil,
Mendorong Pemerintah Pusat berperan
lebih aktif dalam menciptakan kebijakan
yang mendukung peningkatan
pemasaran UKM dan terdapat
harmonisasi kebijakan antara instansi
yang satu dengan yang lainnya.

Mendorong Pemerintah Pusat berperan lebih aktif dalam


menciptakan kebijakan yang mendukung peningkatan pemasaran
UKM dan terdapat harmonisasi kebijakan antara instansi yang satu
dengan yang lainnya.

Meningkatkan efektifitas pengawasan pemerintah terhadap


pelanggaran praktik bisnis sesuai aturan yang berlaku.

Mendorong komunitas professional untuk aktif terlibat dalam agenda


kampanye Gerakan produk nasional, khususnya produk KUMKM

78

Visi:

Meningkatkan pelayanan publik Urusan Perdagangan, Koperasi, dan UMKM untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, berkualitas dan berkeadilan menuju Jakarta Baru

Penanggungjawab :

Kebijakan

Misi 3 :

Meningkatkan profesionalisme SDM yang


berorientasi pengembangan jiwa kewirausahaan,
ketrampilan manajemen dan usaha

Strategi

Mengembangkan kelembagaan koperasi dan UMKM untuk mendukung formalisasi ekonomi informal.

Pemberdayaan KUMKM

Sasaran

Bidang Koperasi, Bidang UMKM, Enam Sudin KUMKM


dan P, UPT Lokbin, UPT Promosi, UPT Balai Diklat, dan
UPKPP UMKMP

Tujuan
Meningkatnya investasi ekonomi
kota yang mendorong penciptaan
lapangan kerja dan tumbuhnya
kelembagaan ekonomi lokal5 %

Melakukan program study banding dengan


mengadakan kunjungan kerja bagi koperasi yang
tengah berkembang ke koperasi yang telah eksis dan
mapan di bidangnya, utama nya penerapan teknologi
tepat guna.Mengefektifkan pelatihan terpadu dengan instansi
Pemda DKI lainya terkait dengan ketrampilan yang
teknis sifatnya sehingga kemajuan koperasi dapat
meningkat
Bekerjasama dengan Statiun Televisi milik
Pemerintah untuk membuat gelar acara yang
menampilkan ilmu pengetahuan baru dari teknologi
aplikatif bagi usaha kecil yang produktif.
Bekerjsama dengan lembaga swasta dan pihak
ketiga yang telah maju di bidang aplikasi teknolgi
terapan bagi kepentingan unit jasa produksi usaha
kecil.

Koordinasi dengan instansi terkait untuk mengatasi


kekurangan atau ketidaktersediaan pasokan lokasi,
daya tampung dan daya dukung bagi lokbin dan
loksem untuk Usaha Mikro dan Kecil yang ada saat
ini

79

Memperluas akses pasar dan kualitas produk


Koperasi, Usaha kecil dan Menengah, dan
Perdagangan dengan melakukan kemitraan dengan
Pengusaha Besar.

80

Penyediaan dana bergulir dan


kemitraan koperasi dan UMKM

Sasaran

Penyederhanaan Skematisasi kredit


koperasi & UMKM

Strategi

Kebijakan

Visi:
Meningkatkan pelayanan publik Urusan Perdagangan, Koperasi, dan UMKM untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, berkualitas dan berkeadilan menuju Jakarta Baru
Misi 4 :
Penanggungjawab :
Meningkatkan investasi ekonomi kota yang dapat mendorong penciptaan lapangan kerja dan tumbuhkembangnya
Bidang Koperasi, Bidang UMKM, UPT Dana Bergulir.
kelembagaan ekonomi lokal melalui pengembangan kelembagaan koperasi dan UKM
Tujuan
Meningkatnya investasi ekonomi
kota yang mendorong penciptaan
lapangan kerja dan tumbuhnya
kelembagaan ekonomi lokal5 %

Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Meliputi Beberapa


Kebijakan Operasional sebagai berikut :
- Menciptakan Skema Kredit Usaha Kecil yang menjunjung rasa
keadilan, transparansi dan akuntabilitas publik.
- Membentuk Lembaga Keuangan Mikro yang mengarah kepada
pelayanan satu atap.
Meningkatkan Koordinasi lintas pelaku untuk mengoptimalkan
penyaluran dan pengembalian kridit usaha Kecil
-

81

BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,
INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN
DAN PENDANAAN INDIKATIF

82

Tujuan

(1)
Menin
gkatn
ya
invest
asi
ekono
mi
kota
yang
mend
orong
penci
ptaan
lapan
gan
kerja
dan
tumbu
hnya
kelem
bagaa
n
ekono

Sasaran

(3)

Indikator
Sasaran

(2)
Peningkat
an Jumlah
Koperasi
Aktif
Peningkat
an
Volume
Usaha
Koperasi

Peningk
atan
usaha
Koperasi

Pengem
bangan
Kelemba
gaan
Koperasi
Jumlah
Koperasi
pedagang
pasar,
koperasi
pedagang
lokbin dan
Koperasi
PKL yang
berfungsi

(5)

Program
dan
Kegiatan

Data Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
2013

Tabel 5.1

2014

Lokasi

2017

UKPD
PENANG
GUNG
JAWAB

2016

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015

Rp
(Juta)

Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
Renstra

Targ
et

Rp
(Juta)

Rp
(Juta)
Target

Target

Rp
(Juta)

Rp
(Juta)
Target

Target

Rp
(Juta)

(21)

Targ
et

(20)

(13)

(19)

(12)

(18)

(11)

(17)

(10)

5%

(16)

(9)

2,500

(15)

(8)

5%

(14)

(7)

2,500

(6)

5%

6,400
Kop.

2,500

2,500

5%

5%

5,117 Kop.

2,500

1
persentase
Peningkatan
Jumlah
Koperasi Aktif

3,000

3,000

5%

5%

3,000

Rp.8,
2
Trilyu
n

5%

160
kop

1,000

40

1,000

40

3,000

1,000

5%

40

3,000

1,000

5%

40

Rp. 6,6
Trilyun

750

25

persentase
Peningkatan
Volume
Usaha
Koperasi

70 Kop
1

Indikato Kinerja
Program
(Outcome) dan
Kegiatan (Output)

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Kode

(4)
Program
Peningkata
n usaha
Koperasi

Program
Pengemba
ngan
Kelembaga
an
Koperasi

Bidang
Koperasi;
6 Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal
Bidang
Koperasi;
6 Sudin
KUKMP
dan UPT
dabna
bergulir
Bidang
Koperasi;
6 Sudin
KUKMP
dan UPT
Lokbin9:0
0 AM
idang
wasdal
Jumlah
Koperasi
pedagang
pasar,
koperasi
pedagang
lokbin dan
Koperasi PKL
yang
berfungsi

83

mi
lokal5
%

Pember
dayaan
UMKM

Peningkat
an Jumlah
Koperasi
Baru
umlah
Pengelola
Koperasi
Yang
mengikuti
Diklat dan
Bintek
Jumlah
pengelola
UKM
yang
mengikuti
pelatihan
Diklat &
Bimtek

Jumlah
UMKM
mandiri/di
bina

Program
Pemberday
aan UMKM

Jumlah
Pengelola
Koperasi
Yang
mengikuti
Diklat dan
Bintek

persentase
Peningkatan
Jumlah
Koperasi Baru
4,582

7,612 Kop.

1000

5%

5000

3,500

1000

5%

5000

3,500

1000

5%

5000

3,500

1000

5%

5000

3,500

1000

5%

10,000

5000

3,500

1160
UKM

9.582
orang

9.515
Kop

66,142

2,000

25,000

10,000

5%

2,000

25,000

10,000

5%

2,000

25,000

10,000

5%

2,000

25,000

10,000

5%

2,000

25,000

1,060

5%

52,914

Jumlah
pengelola
UKM yang
mengikuti
pelatihan
Diklat &
Bimtek

Jumlah
UMKM
mandiri/dibina

Bidang
Koperasi;
6 Sudin
KUKMP
dan UPT
Lokbin
Bidang
Koperasi;
6 Sudin
KUKMP
dan UPT
Balai
Diklat
KUMKMP
Bidang
UMKM,; 6
Sudin
KUKMP;
UPT
Promosi,
UPT
Lokbin,
UPK
PPUMKM
P; dan
UPT Balai
Diklat
KUMKMP

Bidang
UMKM,; 6
Sudin
KUKMP;
UPT
Promosi,
UPT
Lokbin,
UPK
PPUMKM
P;

84

Terse
diany
a
ruang
untuk
ekono
mi
inform
al
pada
kawa

Penyedi
aan
Dana
Bergulir
dan
Kemitraa
n
Koperasi
dan
UMKM

Penye
diaan
ruang
bagi
sektor
inform
al

Peningkat
an Jumlah
Dana
Bergulir
yang
Disalurka
n

Peningkat
an Jumlah
Pemanfaa
t dana
bergulir
(Usaha
Mikro
Kecil/UM
K)

peningkat
an luas
ruang
untuk
pedagang
kaki lima
(m2) di
lokasi
binaan
dan lokasi
sementar
a

Program
Penyediaa
n Dana
Bergulir
dan
Kemitraan
Koperasi
dan UMKM

Program
Peningkata
n Sarana
dan
Prasarana
Koperasi
dan UMKM

persentase
peningkatan
luas ruang
untuk
pedagang
kaki lima (m2)
di lokasi
binaan dan
lokasi
sementara

persentase
Peningkatan
Jumlah
Pemanfaat
dana bergulir
(Usaha Mikro
Kecil/UMK)

persentase
Peningkatan
Jumlah Dana
Bergulir yang
Disalurkan

290 Milyar

109.911

200.975 m2

10%

10%

20%

22,300

10,000

803,900

10%

10%

20%

22,300

10,000

803,900

10%

10%

20%

22,300

10,000

803,900

10%

10%

20%

22,300

10,000

803,900

10%

10%

20%

803,900

10,000

22,300

402.00
0 m2

177.01
3
peman
faat

Rp467
,646,6
87,618

UPT
Dana
Bergulir,
Bidang
Koperasi,
Bidang
UMKM,; 6
Sudin
KUKMP;
dan UPT
Balai
Diklat
PPUMKM
P
UPT
Dana
Bergulir,
Bidang
Koperasi,
Bidang
UMKM,; 6
Sudin
KUKMP;
dan UPT
Balai
Diklat
PPUMKM
P
Bidang
UMKM,; 6
Sudin
KUKMP;
UPT
Promosi,
UPT
Lokbin,
UPK
PPUMKM
P; Bidang
Wasdal

85

san
perka
ntora
n dan
pernia
gaan
kota,
serta
perm
ukima
n

Peni
ngkat
an
dan
pema
ntapa
n
fungs
i
Pusa
t
Kegi
atan
Prim
er
dan
Seku

1. Pen
ge
mb
ang
an
Pus
at
Keg
iata
n
Pri
mer
dan
Sek
und
er
sec
ara
Hier

Pemba
nguna
n
Lokasi
Terpad
u bagi
pedag
ang
kaki
lima
(PKL)

Jumlah
izin usaha
perdagan
gan di
kawasan
Tanah
abang
yang
diterbitkan
Jumlah
izin usaha
perdagan
gan di
kawasan
segitiga
emas
setiabudi
yang
diterbitkan

Tersedian
ya
peraturan
untuk
menampu
ng
pedagang
informal
pada
lokasi
perkantor
an
Jumlah
lokasi
terpadu
Usaha
Mikro,
Kecil/PKL

Program
Peningkata
n
Pelayanan
Perdagang
an Dalam
Negeri

Tersedianya
peraturan
untuk
menampung
pedagang
informal pada
lokasi
perkantoran

1000

Jumlah lokasi
terpadu
Usaha Mikro,
Kecil/PKL

400

Jumlah izin
usaha
perdagangan
di kawasan
Tanah abang
yang
diterbitkan

Jumlah izin
usaha
perdagangan
di kawasan
segitiga emas
setiabudi yang
diterbitkan

500

150,000

400

300

1100

500

500

150,000

400

300

1200

600

500

150,000

400

300

1300

700

500

150,000

400

300

1400

800

150,000

500

6000

5
lokasi

4
Peratu
ran

3000

400

300

Bidang
UMKM,; 6
Sudin
KUKMP;
UPT
Promosi,
UPT
Lokbin,
UPK
PPUMKM
P; Bidang
WASDAL
Bidang
UMKM,; 6
Sudin
KUKMP;
UPT
Promosi,
UPT
Lokbin,
UPK
PPUMKM
P;
Bidang
PDN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal

Bidang
PDN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal

86

nder

arki
s

Jumlah
izin usaha
perdagan
gan di
kawasan
manggara
i yang
diterbitkan
Jumlah
izin usaha
perdagan
gan di
kawasan
jatinegara
yang
diterbitkan
Jumlah
izin usaha
perdagan
gan di
kawasan
bandar
kemayora
n yang
diterbitkan
Jumlah
izin usaha
perdagan
gan di
kawasan
dukuh
atas yang
diterbitkan
Jumlah
izin usaha
perdagan
gan di
kawasan
mangga
dua yang
diterbitkan
7

Jumlah izin
usaha
perdagangan
di kawasan
mangga dua
yang
diterbitkan

Jumlah izin
usaha
perdagangan
di kawasan
dukuh atas
yang
diterbitkan

Jumlah izin
usaha
perdagangan
di kawasan
bandar
kemayoran
yang
diterbitkan

Jumlah izin
usaha
perdagangan
di kawasan
jatinegara
yang
diterbitkan

Jumlah izin
usaha
perdagangan
di kawasan
manggarai
yang
diterbitkan

300

1000

350

400

1000

200

400

200

200

400

400

1100

450

410

1100

200

400

200

200

400

500

1200

550

420

1200

200

400

200

200

400

600

1300

650

430

1300

200

400

200

200

400

700

1400

750

440

1400

200

400

200

200

400

6000

2100

2750

6000

2500

Bidang
PDN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal

Bidang
PDN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal

Bidang
PDN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal

Bidang
PDN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal

Bidang
PDN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal

87

Penin
gkata
n
pelaya
nan
perda
ganga
n
dalam
negeri
Pening
katan
pelaya
nan
perdag
angan
luar
negeri
dan
pening
katan
daya
saing

Jumlah
izin usaha
perdagan
gan di
kawasan
sentra
primer
barat
yang
diterbitkan
Jumlah
izin usaha
perdagan
gan di
kawasan
sentra
primer
timur
yang
diterbitkan
Jumlah
pelaku
usaha
yang
dilengkapi
aspek
legal
(SIUPP,
TDP)
(Persh)
Jumlah
Surat
Keteranga
n Asal
(SKA)
yang
diterbitkan
Jumlah
nilai
ekspor
produk
DKI
Jakarta

Program
Pengemba
ngan Daya
Saing
Ekspor dan
Pelayanan
Perdagang
an Luar
Negeri

1
0

Jumlah nilai
ekspor produk
DKI Jakarta

Jumlah Surat
Keterangan
Asal (SKA)
yang
diterbitkan

Jumlah pelaku
usaha yang
dilengkapi
aspek legal
(SIUPP, TDP)
(Persh)

Jumlah izin
usaha
perdagangan
di kawasan
sentra primer
timur yang
diterbitkan

Jumlah izin
usaha
perdagangan
di kawasan
sentra primer
barat yang
diterbitkan

30,500

247,358

$ 964 Juta

450

400

30,50
0

247,3
58

5%

300

200

2,000

2,000

6,000

500

450

30,500

247,358

5%

300

200

2,000

2,000

6,000

550

500

30,500

247,358

5%

300

200

2,000

2,000

6,000

600

550

30,500

247,358

5%

300

200

2,000

2,000

6,000

650

600

30,500

247,358

5%

300

200

2,000

2,000

6,000

$ 1,2
milyar

247,35
8

152,50
0

2500

2750

Bidang
PLN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal

Bidang
PLN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal

Bidang
PDN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal

Bidang
PDN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal

Bidang
PDN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal

88

produk
ekspor

Penge
ndalian
dan
penga
wasan
perdag
angan,
serta
perlind
ungan
konsu
men

Pening
katan
pelaya
nan
kemetr
ologian

Jumlah
pelanggar
an tertib
niaga
yang
ditangani
Jumlah
pelaku
Usaha
yang
menerapk
an SNI
Jumlah
alat ukur
yang di
tera dan
ditera
ulang,
serta
pengujian
Barang
Dalam
Keadaan
Terbungk
us
(BDKT)
Jumlah
masyarak
at yang
memaha
mi
kemetrolo
gian

Program
Perlindung
an
Konsumen,
Pengendali
an dan
Pengawasa
n
Perdagang
an

Program
peningkata
n
pelayanan
kemetrologi
an

Jumlah
masyarakat
yang
memahami
kemetrologian

Jumlah alat
ukur yang di
tera dan ditera
ulang, serta
pengujian
Barang Dalam
Keadaan
Terbungkus
(BDKT)

Jumlah pelaku
Usaha yang
menerapkan
SNI

Jumlah
pelanggaran
tertib niaga
yang
ditangani

1,500

80
kasus

1,500

80
kasus

70
kasus

1,000

1,500

50
kasus

40
kasus

1,500

1,500

20 Kasus

30
kasu
s

1,000

1,000

1,000

1,000

20
pelaku
usaha

4,163,
750

20
pelaku
usaha

20
pelaku
usaha

5,000

3,331,
000

5%

10,000

5,000

3,331,0
00

5%

10,000

5,000

20
pelaku
usaha

20
pelaku
usaha

20 pelaku
usaha

20
pelak
u
usah
a

5%

3,331,0
00

3,331,0
00

5,000

10,000

10,000

5%

3,331,0
00

5,000

10,000

3,331
,000

5%

3,331,000

3,331,000

Bidang
PLN,
Bidang
PDN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal
Bidang
PDN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal
UPT
Metrologi;
Bidang
PDN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal

UPT
Metrologi;
Bidang
PDN ; 6
Sudin
KUKMP;
Bidang
Wasdal

89

BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS KOPERASI, UMKM DAN
PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator Kinerja adalah uraian ringkas dengan menggunakan ukuran kuantitatif
atau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran ata utujuan yang telah
disepakati dan ditetapkan dasar penilaian kinerja, baik dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan, maupun setelahnya petunjuk kemajuan dalam rangka mencapai tujuan
atau sasaran.
Dalam rangka mengukur kinerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta secara ke seluruhan dalam melaksanakan
rencana kerjas trategis, masing-masing kegiatan telah ditentukan indikato rkinerja output
maupun indicator kinerja outcome. Indikator kinerja output dan indicator kinerja outcome
beserta target pencapaianmasing-masing digabungkan dengan rencana kegiatan yang
telahdisusun, baik untuk kegiatan prioritas maupun kegiatan penunjang.
Ada Sembilan (9) indikator untuk menilai kinerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta, yang

disesuaikan dengan

program sebagai berikut:


1. Pengembangan Kelembagaan Koperasi
Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :

Jumlah Koperas ipedagang pasar, koperasi pedagang lokbin dan Koperasi PKL
yang berfungsi

Meningkatnya Jumlah Koperasi

Meningkatnya Jumlah Pengelola Koperasi Yang mengikuti Diklat dan Bimtek

2. Peningkatan Usaha Koperasi


Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja in. I adalah :

Meningkatnya Jumlah Koperasi Aktif

Meningkatnya Volume Usaha Koperasi

3. Peningkatan Sarana Prasarana Koperasidan UMKM


Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :

Luas ruang untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara

Jumlah pedagang kaki lima di Lokasi Binaan

Jumlah mall khusus pedagang kaki lima

Tersedianya peraturan untuk kmenampung Usaha Mikro, Kecil/PKL pada lokasi


perkantoran

90

.
4. Pemberdayaan UMKM
Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :

Bertambahnya Jumlah pengelola UKM yang mengikuti pelatihan Diklat & Bimtek

Berkurangnya PKL/Usaha Mikro yang tergolong liar

Jumlah UMKM yang dibina (UMKM yang menempati Lokbin, Loksem, Lokasi
Promosi, Pemanfaat Dana Bergulir, Mengikuti Diklat

5. Penyediaan Dana Bergulir dan Kemitraan Koperasi dan UMKM


Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :

Jumlah Dana Bergulir yang disalurkan

Jumlah Pemanfaat dana bergulir (Usaha Mikro Kecil/UMK)

6. Peningkatan Pelayanan Perdagangan Dalam Negeri


Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :

Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan Tanah abang yang diterbitkan

Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan segi tiga emas setiabudi yang
diterbitkan

Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan manggarai yang diterbitkan

Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan jatinegara yang diterbitkan

Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan Bandar kemayoran yang diterbitkan

Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan dukuh atas yang diterbitkan

Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan mangga dua yang diterbitkan

Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan sentra primer barat yang diterbitkan

Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan sentra primer timur yang diterbitkan

Jumlah pelaku usaha yang dilengkapi aspek legal (SIUPP, TDP) (Persh)

7. Peningkatan pelayanan perdagangan luar negeri dan peningkatan daya saing


produk ekspor
Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :

Jumlah Surat Keterangan Asal (SKA) yang diterbitkan

Jumlah nilai ekspor produk DKI Jakarta

8. Pengendalian dan pengawasan perdagangan serta perlindungan konsumen


Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :

Jumlah pelanggaran tertib niaga yang ditangani

Jumlah pelaku Usaha yang menerapkan SNI

9. Peningkatan pelayanan kemetrologian


Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :

Jumlah alat ukur yang ditera dan ditera ulang, serta pengujian Barang Dalam
Keadaan Terbungkus (BDKT)

Jumlah masyarakat yang memahami kemetrologian

91

NO.
(1)

7,612 Kop.

(3)
70

Kondisi Kinerja
pada awal
periode RPJMD
2012

1000

5%

(4)
25

2013

5%

5%

1000

5%

(5)
40

2014

20%

5%

5%

1000

5%

(6)
40

2015

20%

5%

5%

1000

5%

(7)
40

2016

20%

5%

5%

1000

5%

(8)
40

2017

402.000 m2

Rp.8,2 Trilyun

6,400 Kop.

5000\ orang

9.515 Kop

(9)
160 Kop

Tabel 6.1 Indikator Kinerja Sasaran Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta

4,582

5%

20%

MeningkatnyaJumlahKoperasi

87%

204

2,484
0

10%

5%

5%

2,000

5%
1

1100

10%

10%

5%

5%

2,000

5%
1

1200

10%

10%

5%

5%

2,000

5%
1

1300

10%

10%

5%

5%

2,000

5%
1

1400

10%

10%

5%

5%

2,000

5%
1

6000

86,931 Orang

Rp. 1,1 Trilyun

66142

62%

10. 000 UMKM

3105
5

Kondisi Kinerja pada akhir


periode RPJMD

5,117 Kop.

5%

52,914

10%

Jumlahpedagang kaki lima di LokasiBinaan


Jumlah mall khususpedagang kaki lima

Rp. 223 Milyar

1000

Jumlahizinusahaperdagangan di kawasansegitigaemassetiabudi
yang diterbitkan

Jumlahizinusahaperdagangan di kawasan Tanah abang yang


diterbitkan

300

400

400

500

500

600

600

700

700

800

2500

3000

SemakinbertambahnyaJumlahpengelola UKM yang


mengikutipelatihanDiklat&Bimtek
berkurangnya PKL/Usaha Mikro yang tergolong liar

Tersedianyaperaturanuntukmenampung Usaha Mikro, Kecil/PKL


padalokasiperkantoran

Jumlah UMKM yang dibina (UMKM yang menempatiLokbin,


Loksem, LokasiPromosi, Pemanfaat Dana Bergulir,
MengikutiDiklat
Jumlah Dana Bergulir yang Disalurkan

57.954 Orang

Target Capaian Setiap Tahun

MeningkatnyaJumlahPengelolaKoperasi Yang
mengikutiDiklatdanBintek

20%

Indikator

3
MeningkatnyaJumlahKoperasiAktif

200.975 m2

Rp. 6,6 Trilyun

1
Meningkatnya Volume Usaha Koperasi

(2)
JumlahKoperasipedagangpasar,
koperasipedaganglokbindanKoperasi PKL yang berfungsi

2
Luasruanguntukpedagang kaki lima (m2) di
lokasibinaandanlokasisementara

1
2
3
4
1
2
3
1

JumlahPemanfaatdanabergulir (Usaha Mikro Kecil/UMK)

Jumlahizinusahaperdagangan di kawasanmanggarai yang


diterbitkan

92

7
8

Jumlahizinusahaperdagangan di kawasansentra primer barat


yang diterbitkan

Jumlahizinusahaperdagangan di kawasanmanggadua yang


diterbitkan

Jumlahizinusahaperdagangan di kawasandukuhatas yang


diterbitkan

Jumlahizinusahaperdagangan di kawasanbandarkemayoran
yang diterbitkan

Jumlahizinusahaperdagangan di kawasanjatinegara yang


diterbitkan

450

1000

400

350

1000

500

1100

410

450

1100

550

1200

420

550

1200

600

1300

430

650

1300

650

1400

440

750

1400

2500

2750

6000

2100

2750

6000

31,644

600

31,644

247,358
$ 1,2 milysar
80 kasus

550

31,644

247,358
5%
80 kasus

20 pelakuusaha

500
31,644

247,358
5%
70 kasus

3,331,000

450
31,644

247,358
5%
50 kasus

20
pelakuusaha
3,331,000

4,163,750

400
31,644

247,358
5%
40 kasus

20
pelakuusaha
3,331,000

5%

0
31,644

247,358
5%
30 kasus

20
pelakuusaha
3,331,000

5%

Jumlahizinusahaperdagangan di kawasansentra primer timur


yang diterbitkan

247,358
$ 964 Juta
20 Kasus

20
pelakuusaha
3,331,000

5%

20 pelakuusaha

20
pelakuusaha
3,331,000

5%

10

3,331,000

5%

1
2

Jumlahpelakuusaha yang dilengkapiaspek legal (SIUPP, TDP)


(Persh)
JumlahSuratKeteranganAsal (SKA) yang diterbitkan
Jumlahnilaieksporproduk DKI Jakarta
Jumlahpelanggarantertibniaga yang ditangani

Jumlahalatukur yang di teradanditeraulang,


sertapengujianBarangDalamKeadaanTerbungkus (BDKT)

3,331,000

1
2

1
Jumlahmasyarakat yang memahamikemetrologian

Jumlahpelaku Usaha yang menerapkan SNI

93

BAB VII
KAIDAH PELAKSANAAN

Renstra Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta Tahun 20132017 sebagaipenjabarandarivisi, misi, dan program
Gubernur yang tertuangdalam RPJMD 20132017, merupakan pedoman bagi setiap
UKPD di lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, untuk menyusun Renja (Rencana Kerja) Urusan
Koperasi dan UMKM dan Urusan Perdagangan. .
Sehubungan dengan hal tersebut, maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai
berikut:
1. UKPD di lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, berkewajiban melaksanakan program-program
dalam

Renstra Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan

Perdagangan 20132017 denga sebaik-baiknya.


2. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta dalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan
daerah berkewajiban untuk mengarahkan pelaksanaan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan Perdagangan

Renstra Dinas Koperasi,


20132017 ..

dengan

menggerakkan secara optimal semua potensi dankekuatan Dinas,


3. Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta berkewajiban mengkoordinasikan pelaksanaan Renstra Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan Perdagangan 20132017 .
4. Renstra Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta 20132017 .merupakan pedoman dalam penyusunan Renja
UKPD di lingkungan Dinas KUMKM dan P,
5. Kebijakan, program, kegiatan pokok, dan unggulan pembangunan sesuai dengan
tugas dan fungsinya, menjadi pedoman dalam menyusun Renja UKPD di lingkungan
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI
Jakarta Jakarta setiap tahun.
6. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Renstra Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Tahun
2013-2017, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI
Jakarta

berkewajiban

untuk

memandu

proses

perencanaan

pembangunan,

pemantauan, fasilitasi dan mediasi dalam penyusunan Renstra Dinas Koperasi,


Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Tahun
2013-2017;

94

7. Penjabaran lebih lanjut Renstra Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 . untuk setiap tahunnya
dilakukan melalui penyusunan Renja Dinas KUMKM dan P setiap tahun,
8. Dalam hal pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Renstra Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Tahun 20132017, dilaksananakan oleh Dinas KUMKPM dan P.
9. Apabila RPJMD Provinsi DKI Jakarta mengalami perubahan, maka Renstra Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan
Jakarta juga disesuaikan

Provinsi DKI

untuk mendapatkan pertimbangan lebih lanjut dalam

proses pelaksanaannya

95

Anda mungkin juga menyukai