Anda di halaman 1dari 15

“PERAN MASYARAKAT HUKUM ADAT

DALAM MEWUJUDKAN MAJENE YANG


UNGGUL-MANDIRI & RELIGIUS”

MUH. AFIAT MULWAN, ST. MT.


AKADEMISI ( UNSULBAR-UPBJ UT-STIE YAPPMAN)
Pemikiran Para Ahli Terhadap Masyarakat Adat
Prof Koentjaraningkat : 1993, UI
Identitas Budaya

1
Nazaruddin Syamsuddin:1991 UI

2
Subjek politik dan subjek hukum (perseorangan dan Badan Hukum), MHA/Etnis suatu kolektivitas
etnologi/antropologi diakui sebagai subjek ilmu politik ada pengakuan ps 18b ayat 2, 28i, dan 32

Recht Gemeenschap (Bahasa Belanda), Diambil Dari Vollenhoven Dan Ter Haar,
Dalam bahasa lengkap Belanda disebut inlandsche rechtgemeenschap, yang oleh ahli hukum

3
adat kita dipakai dengan masyarakat hukum adat (Kartohadikoesoemo, 1965).

Ahli Antropologi Amerika mengunakan ”community” atau native community (Ter Haar, 1962)

4
MASYARAKAT
HUKUM ADAT
1. Masy hkm adat adlh masy hkm sfat-Nya trdsional yg hdp di su-
atu daerah trtntu&mmlki smbr dy alam sndri srt bts wil-Nya dan
mngtur ursan rmh tngg-Nya. Hal ini ssuai dg ungkpan Adagium Ibi
cosiates ubi ius.
2. Van Vollenhoven mngtkan pntingnya (MAHA). Mnrut van Vol-
lenhoven, bhw utk mngrti hkm adat, mk adl prtma prlu disldki pd
wkt apapun&daerah mnpun, sfat&ssnan bhan2 prsktuan hkm,
dmna org2 yg dikuasai hkm itu hdp shri2.
Dasar teori

Receptio a Contrario (Hazairin dan


Receptio in Complexiu (LWC Van Sajuti Tahalib) bahwa hukum adat
Den Berg), hukum yg diyakini dan dibawah hukum agama, sbg Teori
dilaksanakan seharmonis dengan Pematah dari Receptie Theorie (CS
agama yg dianut atau teori pener- Hurgronye & B.Ter Haar) bahwa
imaan secara komplek/sempurna Hukum Agama dibawah Hukum
Adat – Politik devide et impera, Kep
Penjajah Belanda
Masyara
kat Adat

GENEOLOGIS TERITORIAL teritorial-gene-


KETURUNAN ologis
Garis Wilayah

Patrilinial Matrilinial
bilateral/ Asli Campuran
parental
Psl 67 UU No. 41 thn 1999 ttg khtnan mnybtkan utk dpt
diktgrikan masy hkm mk hrs trpnhi unsur2:
• masyarakatnya masih dalam bentuk paguyuban (rechsgemeen-
schhap);
• ada kelembagaan dalam bentuk perangkat penguasa adatnya;
• ada wilayah hukum adatnya yang jelas;
• ada pranata hukum, khususna peradilan adat, yang masih di-
taati; dan
• masih mengadakan pemungutan hasil hutan di wilayah seki-
tarnya untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
HUKUM ADAT MERUPAKAN SALAH
SATU ASPEK KEBUDAYAAN
“Ubi societas ibi ius” = dimana ada masyarakat di situ ada
hukum (adat). Hukum yang berlaku dalam suatu
masyarakat mencerminkan corak dan sifat masyarakat
yang bersangkutan (Cicero).
Hukum suatu masyarakat mengikuti Volksgeist (jiwa/se-
mangat rakyat) dari masyarakat tempat hukum (adat) itu
berlaku. Karena Vorkgeist masing-masing masyarakat
berbeda-beda.belum tentu sama, maka hukumnya pun
belum tentiu sama atau berbeda-beda. (Von Savigny).
MASYARAKAT HUKUM ADAT
 DASAR PERSATUAN MANUSIA:
Geneologis, Teritorial, Geneologis-
Teritorial / Teritorial-Geneologis
 GENEOLOGIS (berdasarkan darah) = bi-
lateral (keibu-bapaan/parental); Unilateral
DIMANA ADA (sepihak; yang terbagi atas bentuk Keba-
MASYARAKAT, DI SANA
ADA HUKUM (ADAT) paan/Patriachat dan Keibuan/Matriachat.
 TERITORIAL (berdasarkan wilayah)=
masyarakat hukum desa; masyarakat
hukum wilayah (persekutuan desa); dan
masyarakat serikat hukum desa.

MANUSIA HIDUP BERKELOMPOK-KELOMPOK DAN BAGAIMANAPUN


KECILNYA KELOMPOK ITU, SUDAH TENTU ADA HUKUM YANG MEN-
GATUR KEHIDUPANNYA.
• Van den Berg (Teori Receptio in Complesen) = hukum adat suatu golon-
gan/masyarakat adalah hasil penerimaan bulat-bulat/resepsi seluruhnya
dari hukum agama yang dianut oleh golongan masyarakat itu.
• Snouck Hurgronje = tidak semua hukum bagian hukum agama diterima,
diresepsi dalam hukum adat. Seperti hukum keluarga, hukum perkawinan
dan hukun waris.
• Ter Haar = hukum waris merupakan hukum adat asli yang tidak dipen-
garuhi oleh hukum agama. Contoh hukum waris di daerah Minangkabau.
• Van Vollen Hoven = hukum adat mempunyai unsur-unsur asli maupun un-
sur-unsur keagamaan, walaupun pengaruh agama itu tidak begitu besar
dan terbatas pada beberapa daerah saja.
Keberadaan MHA sbg Nation State 1945, dijawab
teori kesisteman (sub sistem, unsur entiti-entiti
sep: Gampong/Mukim s.d Demokrasi Noken
Papua), Teori interdepensia (ketergantungan),
perlu kerjasama, tdk boleh berpikir silo-silo/sendiri
MENEMUKAN PERAN MHA sendiri. –Menetukan bentuk negara bangsa
DALAM MEMBANGUN
KETAHANAN NASIONAL

Kesatuan bukan Federasi (bedanya format


konsensus), lahir 4 Pokok Pikiran a.l negara
persatuan bukan golongan/suku/provinsialis,
kebetulan Yamin dan Soepomo Pakar Hukum
Adat
PENTING MEPERTAHANKAN PERAN MHA

Teori Casastrop (kehancuran):


perlu faktor dominan berfungsi,
agar negara tidak bubar).

John Naisbit = Global Paradox,


Partisipasi masyarakat, Botton
Ian Marison (The Second
Up bukan Top down (terpusat),
Curve), peran pasar, Wanas
tapi desentralisasi.

Hezel Handerson (Building Win Win Word).


Kerjasama masyarakat dunia Kemichi Oh Mae (Bordeles Word),
The End of Nation State, Masy
Global, WTO dg standarisasi perlu
perkuat desa adat/ district.

Lester Thurow (The Future of Capi-


talism), Keseimbangan, hantaman
negara lain dg isu HAM, Lingkun-
gan dan demokrasitasi.
Sloan &Zuriker (Dictory of Ek-
nomic)=Strategi keseimbangan in-
dividu dan masya
MENGANALISIS SINKRONISASI PAYUNG HUKUM KEBERADAAN
MHA

Piagam PBB, Duham, ICECR/UU


No12/2005, Konvensi ILO 4 konsensus nasional: Ideologi ne-
No.169/1989 (Indegiuse People gara Pancasila, konstitusi negara (P-
UU No.39/99/ps.6, UU No.5/60,
Rights)= Obligation to Sate (Protec, s18B, 28i, 32), Wanas/RTRW, Tan-
dan UU Parsialnya
respect, fullfil, promote), Kovensi nas, TAP MPR No.IX/2001 9Pem-
Wina 1993 (Pem berwawasan baharuan agraria, SDA, Konflik
HAM)

PP No 24/97 (pendaftaran tanah),


UU No6/2014 (ps96-110)=Desa . UU No.23/2014 (Pemda) diluar yg Perda No. 7/2018, dan daerah lain
Adat 5, urusan daerah seperti Yokya, Banten, dts = Kausul
prjj sep: Sewa, bagi hasil, saham
B. Analisis Yuridis Sosiologis

Keharmonisan vertikal dan horizontal regulasi masih terus


dibenahi, dg memperhatikan prinsip hukum internasional
human rights law dan nasional human rights law
MENEMUKAN MODEL PERAN MHA MENUJU INDONESIA EMAS

1. Meperkuat Lembaga adat bersama sistem nilai yg


hidup pada MHA, sbg puncak budaya daerah (amanat
pasal 32 UUD45)
2. Perlu percepatan menuju Desa Adat sesuai Ps 18B
(2), UU No.6/14, sehingga terjadi one vilage one prod-
uct, Prospority and security, komperatif advange dan
kompetitif advange
3. Memperkuat kembali pasal 2 UUD45 bahwa MPR
meliputi: yaitu DPR, Utusan Daerah dan golongan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai