Anda di halaman 1dari 31

Kuliah Matrikulasi

PLURALISME HUKUM
PERDATA

Magister Ilmu Hukum UNISSULA


Oleh : Dr. Denny Suwondo, S.H., M.H.
Kebudayaan suatu bangsa bergantung pada manusia yang membentuk
bangsa itu, ia dipengaruhi oleh :

- watak, pandangan hidup, pola berpikir , dsb.


Dan dipengaruhi juga oleh :
- alam dan lingkungan, iklim.

Dengan mengenal manusia/masyarakatnya dapat mengerti


kebudayaannya. Hukum merupakan salah satu segi dari
kebudayaan. ( Ubi societas ibi ius).

Selo Sumardjan  kebudayaan adalah:


semua hasil rasa, cipta, dan karya Masyarakat

a. RASA: meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala


kaedah kaedah dan nilai-nilai kemasyarakatan
b. KARYA: masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan yang diperlukan manusia untuk
menguasai alam sekelilingnya
c. CIPTA: kemampuan mental kemampuan bepikir,
yang antara lain menghasilkan ilmu pengetahuan

)
Pluralisme Hukum ?
 Pluralisme:
Terdiri dari dua kata plural dan isme :
paham atas keberagaman. Secara luas, pluralisme merupakan paham yang
menghargai adanya perbedaan dalam suatu masyarakat dan memperbolehkan
kelompok yang berbeda tersebut untuk tetap menjaga keunikan budayanya masing-
masing.

 Hukum :
hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan
oleh penguasa atau pemerintah.

Istilah Pluralisme Hukum (awal abad 20)= munculnya suatu ketentuan/sebuah aturan dalam
kehidupan sosial.
Setidaknya ada 5 system hukum di dunia :

 Marc Ancel :

a. Sistem Europa Kontinental (System of civil law); Eropa barat, romawi


b. Sistem Anglo American (common law system); Inggris
c. Sistem Timur Tengah (Middle east System) ; hukum agama
d. Sistem Timur Jauh (far east System) : Asia, afrika
e. Sistem hukum Sosialis
Kondisi eksisting :
Kenyataan obyektif Indonesia : memiliki heterogenitas
dalam keberagaman.
Berakibat  pluralism pd bidang hukum perdata
(Soerjono Soekanto :Hukum perdata adalah bagian
dari hukum privat yang membahas tentang hubungan
hukum antar individu atau badan hukum)
Adanya bbrpa aturan hukum mengatur kehidupan
masy dlm lapangan perdata.
Sistem Hkm perdata :
1. Sistem hkm perdata adat
2. Sistem hkm perdata islam
3. Sistem hkm perdata barat/eropa
PLURALISME dlm Sistem Hk Perdata

Sejarah hkm 1 Mei 1848 :


Belanda menerapkan bidang hukum perdata (Burgerlijk wetboek)
asas konkordansi (asas kesamaan hukum di daerah jajahan).
Akibatnya : Terjadi dualism hukum , perbedaan hukum yg berlaku
untuk golongan orang-orang yg berbeda dlm satu negara.
Adanya aturan psl 163 Indische Staatregeling, sbg UUD yg mengatur
tatanegara dan Pemerintah Hindia Belanda, berlaku 1 Jan 1926
membagi 3 (tiga golongan penduduk)
Setelah Proklamasi  hukum pdta barat masih berlaku, berdasar psl II
Aturan Peralihan UUD 1945
( adanya UU Darurat No:1 Thn 1951: ke-3 golongan penduduk secara
formal tidak berlaku lagi).
 Faktor Agama  dlm pluralism mempertajam penerapan pluralistic hukum perdata, perbedaan penerapan
hukum bagi pendududk yg berbeda agama.
 Socio legal ; Faktor budaya masy  berlakunya hukum adat :
Sistem Hukum ?
Bagaimana hukum mengatur aktifitas manusia dalam memenuhi
kebutuhan  tidak bisa lepas dari sistem hukum

Lawrence Friedman :
sistem hukum merupakan suatu sistem yang meliputi
substansi , struktur dan budaya hukum.

1. Struktur hukum (legal structure)


merupakan institusionalisasi ke dalam entitas-entitas hukum
(kelembagaan pengadilan, kejaksaan dan integrated justice
system).
2. Substansi hukum
adalah aturan, norma dan pola perilaku manusia yang berada
dalam sistem itu.

Substansi  - law in books


- living law
3. Budaya hukum (legal culture)

adalah sikap –sikap dan nilai yang berhubungan


dengan hukum, dari aspek manusia/masyarakatnya maupun
lembaga-lembaganya, baik secara positif atau negatif.

Budaya hukum  Amerika :


memiliki implikasi luas terhadap kehidupan, misal budaya
yang selalu tidak segan memperkarakan segala sesuatu
secara hukum (litigious society).

 Belanda, memiliki trade mark yang kuat . Orang


belanda cenderung over organized, sgla sesuatu dengan
appointment.

 Indonesia : bila ada sengketa, penyelesaian konflik


dilakukan dengan cara kekeluargaan dan perdamaian mrp
nilai-nilai yang mendpt dukungan masyarakat.
Dalam : sistem hukum

1. substansi hukum
2. Struktur hukum
3. Budaya hukum

Ad.1. Substasi Hukum


Tiap negara mempunyai suatu sistem hukum sendiri-sendiri yang berbeda
antara negara yang satu dengan negara yang lain. Bahkan, Indonesia mempunyai
aneka sistem hukum.

Hk Perdata  “pluralisme hukum”

contoh :
- Lembaga Hak Milik, Perkawinan, Jaminan, Perjanjian.
Meskipun tiap sistem hukum mungkin mengenal lembaga tersebut

Perkawinan : Barat  Hubungan Hkm pdta (psl 26 KUHpdt)


Indonesia  ada segi sosial dan rohaniah
Ad.2. Struktur hukum

Sistem hukum barat (civil law), membagi hukum dalam jenis-jenis hukum :
a. Hukum barat :
- Hukum publik x hukum privat
- Hukum perdata x hukum pidana
- Hukum Materiil x Hukum formil
b. Hukum adat :
- tidak mengenal pembagian seperti hukum barat, karena sifatnya
tidak tertulis dan tidak membutuhkan.

Ad.3. Budaya Hukum

Budaya hukum dari tiap negara sangat berbeda, sebab ia mengikuti nilai kultur yang
dari masy ybs. Pola hukum bisa dipengaruhi : pola politik atau keadaan masyarakatnya.

Belanda = BW berasal code civil


Indonesia -- Kolonialisme , mengakibat kan berlakunya hukum barat
 Hukum adat : tumbuh bersama jiwa masyarakatnya.
Dalam membedakan dua sistem hukum, akan nampak :
a. perbedaan-perbedaan
Mengapa ?
b. persamaannya

Hal tersebut disebabkan : “Perbedaan kebudayaan”, kenyataannya tiap suku


bangsa, atau lingkungan masyarakat mempunyai kebudayaan yang berbeda.

Hal apa yang mempengaruhi Corak kebudayaan ?


.
1. watak /pandangan hidup manusia ybs
2. Peradabannya
3. tingkatan berpikir
4. Keadaan lingkungan masy dan alamnya.

Belanda : -Masyarakatnya modern  memandang penting adanya kepastian hukum, maka


aturan hukum bersifat tertulis dan sistematis, rasionil. Lain halnya hukum adat.

- substansi hukumnya : mencerminkan pola pikir masyarakatnya yang bersifat


individualistis, materialistis.
Contoh : Harta kekayaan perkawinan, Bagaimana dengan hukum adat ?
Sistem hukum adat (Indonesia) berlainan dengan hukum barat
yang individualistis-liberalistis.
Corak hukum adat (Soepomo) :

a. Punya sifat kebersamaan/komunal yang kuat, artinya


manusia merupakan makhluk dalam ikatan
kemasyarakatan yang erat.
b. religius –magis, yang berhubungan dengan pandangan
hidup.
c. diliputi alam pikiran serba konkrit, hukum adat sangat
memperhatikan banyak dan berulangnya
perhubungan hidup yang konkrit
d. sifat visuil , perhubungan hukum dianggap hanya
terjadi karena ditetapkan dengan suatu ikatan yang dapat
dilihat
Perbedaan Cara/pola berpikir :

Orang INDONESIA Orang barat (Belanda)

1. Religio-Magis 1. Rationeel, materiaistis-analitis

2. Tradisionil 2. Sistematis
3 emosionil 3. Zakelijk-egoistis
4. Riil/konkrit/visuil 4. Abstrak
5. Komunal 5. Individualistis

Keduanya memberi corak thd sistem hukumnya.


Pola berpikir orng Indonesia berpengaruh pada hukum adat nya, adanya perubahan
Zaman ia banyak berubah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi masyarakat.
Umpama : - perjanjian dagang, kedudukan wanita.

Barat :
Cara/pola pikir orang barat , juga memberi warna :
- perilaku, sikap, Pandangan hidup, seni budaya
- bahkan sistem hukumnya
Paham yang mendasari hukum barat.

1. Liberalisme (abad 18 – 19)

- John Locke, Jean Jacques Rousseu, Voltaire, Adam smith


-bahwa individu harus bebas untuk berbuat selama tidak merugikan orang
lain
- substasi fundamental : berjuang untuk kebebasan individu, tanggung jawab
individu, kekayaan individu.

2. Kapitalisme (dikenal sejak 1630)

- merujuk Milton H. Spencer : ada 3 unsur dalam sistem ekonomi kapitalis


yaitu individual ownership, profit oriented dan free competion.
- Sekarang tidak hanya dalam bidang ekonomi, meluas juga dibidang politik,
sosial dan ideologi.
3. Sekularisme

- dikenalkan oleh GS Holyoake (1817-1906) ,Di inggris, memberikan


aham bahwa kehidupan manusia untuk tidak percaya pada tuhan,
kitab suci dan hidup dihari kemudian.
- Nietzsche  “Tuhan telah mati”.
- Pengaruh thd hukum : nilai agama dan keyakinan yang sifatnya
supranatural dijauhkan dari hukum. (Terjadi dikotomi hukum Tuhan
dengan hukum manusia).

4. Materialisme (Ludwig Feurbach, Charles Darwin, Karl Marx)


Dalam ilmu filsafat bercirikan :

a. Unsur pokok, dasar dan hakekat segala sesuatu adalah materi


b. Materi merupakan awal dan akhir sarwa yang ada
c. Materi itu abadi tidak diciptakan oleh siapapun, tidak ada
kekuatan supranatural, tidak ada kekuatan alam semesta
d; otak manusia adalah alat yang luar biasa kompleksnya daripada
wujud materi, materi itu nyata, tidak semu.
SISTEM HUKUM PERDATA (EROPA)

ilmu pengetahuan hukum, Hukum Perdata Materiil : 4 bagian yaitu :


1. Hukum Perorangan a[Personen Recht] ialah : mengatur tentang seorang manusia
sebagai pendukung hak dan kewajiban [subyek hukum], tentang umur, kecakapan,
untuk melakukan perbuatan hukum, tempat tinggal [domisili] dan sebagainya.
2. Hukum Keluarga [Familierecht] ialah : mengatur hubungan hukum yang timbul
karena hubungan keluarga/kekeluargaan seperti perkawinan, perceraian, hubungan
orang tua dan anak, perwalian, pengampuan [curatele] dan sebagainya.
3. Hukum Harta Kekayaan [Vermogensrecht] ialah : mengatur hubungan hukum
seseorang dalam lapangan harta kekayaan seperti, perjanjian, hak milik, gadai dan
sebagainya.
4. Hukum Waris [Erfrecht] ialah mengatur tentang benda atau harta kekayaan seseorang
yang telah meninggal dunia. Dengan kata lain hukum waris adalah hukum yang
mengatur peralihan benda dari orang yang meninggal dunia kepada orang yang masih
hidup.
Sistematika Hukum Perdata terdiri dari 4 buku yaitu :

Buku I : Tentang Orang [van personen]


Buku II : Tentang Benda [van zaken]
Buku III : Tentang Perikatan [van Verbintenis)

Buku IV : Tentang Pembuktian dan


Daluwarsa [van bewijse verjaring]
SISTEMATIKA
HK. PERDATA

Ilmu Pengetahuan Hukum : KUHPerdata :

Hukum Perorangan Buku I Tentang Orang

Hukum Keluarga Buku II Tentang Benda

Hukum Kekayaan Buku III Tentang Perikatan

Hukum Waris 21 Buku IV Tentang Pembuktian


dan Daluwarsa
SISTEM HUKUM ADAT

 Sendi-Sendi Hukum Adat yang merupakan landasan (Fondamental)


Sistem hukum adat sudah barang tentu berlainan dengan alam pikiran yang
menguasai hukum barat. Berlainan dengan hukum barat yang individualistis-liberalistis
sifatnya.
Corak-corak sebagai berikut :
1. Mempunyai sifat kebersamaan atau komunal yang kuat.
Artinya : manusia menurut hukum adat merupakan mahluk dalam ikatan masyarakat yang
erat , rasa kebersamaan ini meliputi seluruh lapangan hukum adat.
Corak ini (komunal) nampak jelas implementasinya dalam kehidupan sehari-hari ,
misalnya :
 Tolong menolong
 Gugur gunung.
2. Religius Magis ( Keagamaan )
Perilaku hukum atau kaidah-kaidah hukumnya berkaitan dengan kepercayaan
terhadap yang ghaib dan atau berdasarkan pada ajaran Ketuhanan Yang
Maha Esa
 Contoh :
 Sebelum mengerjakan suatu karya atau menyelesaikan suatu karya selalu didahului dengan berdoa.

3. Kebersamaan
Ia lebih mengutamakan kepentingan bersama, dimana kepentingan –
kepentingan pribadi itu diliputi kepentingan bersama
4. Kongkrit dan Visual
 Kongkrit artinya jelas,nyata ,berwujud,
Visual artinya dapat dilihat , terbuka, tidak sembunyi-sembunyi.
Jadi artinya hubungan hukum yang berlaku dalam hukum adat itu terang dan tunai, tidak
samar-samar tetapi jelas dan nyata . Misalnya :- jual beli ( ada serah terima ), peningset,
panjer.
5. Terbuka dan Sederhana
Terbuka : dapat menerima unsur-unsur dari luar sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa
hukum adat itu sendiri.
Misalnya : pengaruh hukum Hindu, Hukum Islam,
Sederhana : tidak rumit, bersahaja. Misalnya sewa –menyewa , gadai, hutang-piutang cukup
adanya kesepakatan antara kedua belah pihak secara lisan.
PERBEDAAN SISTEM HUKUM
Hukum Adat-Hukum barat (Eropa)-Hukum Islam
1. Keadaannya
HA= Kapan adanya tidak diketahui dengan pasti, telah lama berlaku di Indonesia
HI= dikenal ditanah air karena disebarkannya agama Islam (abad 7 hinnga 11) dan diikuti dan
dilaksanakan pemeluknya.
HB= diperkenalkan bersamaan dengan datangnya orang2 Belanda (Psl 131 IS Stb 1925 No:
415).
2. Bentuknya
HA = Non statutair, tumbuh & berkembang dan hilang sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangan masyarakat.
HI = Bersumber dari syariat islam (Al-Quran dan sunnah Nabi dan Ijtihad ulama/ahli hukum
islam)
HB = Statutair, dalam bentuk kodifikasi
3. Tujuan dilandasi
HA= menyelenggarakan kehidupan masyarakat yang aman, tentram, sejahtera dan ada
keselarasan lahir dan batin.
HI= melaksanakan perintah dan kehendak allah dan menjauhi laranganNya.
HB= tercapainya kepastian hukum, keadialan dan kemanfaatan .
4. sumbernya.

4.1. sumber pengenal


HA=Segala pergaulan hukum masyarakatnya gejala sosial yang
sifatnya berulang-ulang sepanjang masa dan diakui adanya .
HI=sumber pengenal dalam pengertian hukum fikih berupa kitab-
kitab fikih yang berdasar pada Al-quran dan hadist.
HB= Peraturan perundangan produk belanda (staatblad).
4.2. Sumber Isi.
HA= kesadaran hukum yang ada dalam masyarakat.
HI= Kehendak dari Allah berupa wahyu yang turun dan sunnah
nabi, ijtihad (ijma, qias, dll)
HB=Sumber isi dari kehendak pembentuk UU  resultante proses
politik.
4.3. Sumber pengikat
HA= perasaan rasa malu (celaan masyarakat) berfungsinya
sistem nilai dalam masyarakat, karena kesadaran hukum
masyarakatnya.
HI= Keimanan dan tingkat ketaqwaan manusia muslim
HB= Kekuasaan negara dengan melalui penegak hukum
5. Struktur hukum/lapisan
HA= sifatnya dapat timbul dari hukum alam (lingkungan) atau dari
adat yang turun temurun dari nenek moyang berupa ajaran bagaimana
bertingkah laku dan bagaimana melakukan hubungan hukum.
HI=Lapisan hukumnya terdiri dari Wahyu Allah, sunnah nabi
dilanjutkan ijtihad dari ahli agama/ hukum dan pelaksanaan terhadap
kasus faktual ditangan hakim.
HB= yang utama aturan berupa UU dan dilanjutkan aturan organik.

6. Lingkup yang diatur


HA= persolan yang diatur meliputi hubungan antar manusia termasuk
hal gaib.
HI= masalah hubungan antar manusia dan hubungannya dengan
Allah, menyangkut persoalan duniawi & akhirat.
HB= mengatur tentang hubungan antar manusia dan dengan
penguasa.
7. Pembidangan aturan
HA= tidak mengenal pembidangan hukum, tidak ada pemisahan
kepentingan privat dan publik manusia merupakan bagian dari masyarakat.
HI= menyangkut bidang ibadat dan muamallat ; tidak ada pemisahan hukum
privat & publik. Hukum privat ada segi publik dan sebaliknya.
HB= terdapat pemisahan tajam hukum publik dan privat karena didasari
watak individualis dan liberalis.

8. Kaidah Hukum/norma
HA= tatanan yang mengatur manusia baik disadari atau tidak disadari,
masyarakat dan yang nampak dan gaib.
Hb= norma/kaidah berupa perintah (impere) & larangan (prohibere).
HI= ada 5 jenis (al ahkam al Khamsa)
a. Fardlu (kewajiban)
b. Sunnah (anjuran)
c. Jaiz/mubah/ibahah (kebolehan)
d. Makruh (celaan)
e. Haram (larangan)

Anda mungkin juga menyukai