PLURALISME HUKUM
PERDATA
)
Pluralisme Hukum ?
Pluralisme:
Terdiri dari dua kata plural dan isme :
paham atas keberagaman. Secara luas, pluralisme merupakan paham yang
menghargai adanya perbedaan dalam suatu masyarakat dan memperbolehkan
kelompok yang berbeda tersebut untuk tetap menjaga keunikan budayanya masing-
masing.
Hukum :
hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan
oleh penguasa atau pemerintah.
Istilah Pluralisme Hukum (awal abad 20)= munculnya suatu ketentuan/sebuah aturan dalam
kehidupan sosial.
Setidaknya ada 5 system hukum di dunia :
Marc Ancel :
Lawrence Friedman :
sistem hukum merupakan suatu sistem yang meliputi
substansi , struktur dan budaya hukum.
1. substansi hukum
2. Struktur hukum
3. Budaya hukum
contoh :
- Lembaga Hak Milik, Perkawinan, Jaminan, Perjanjian.
Meskipun tiap sistem hukum mungkin mengenal lembaga tersebut
Sistem hukum barat (civil law), membagi hukum dalam jenis-jenis hukum :
a. Hukum barat :
- Hukum publik x hukum privat
- Hukum perdata x hukum pidana
- Hukum Materiil x Hukum formil
b. Hukum adat :
- tidak mengenal pembagian seperti hukum barat, karena sifatnya
tidak tertulis dan tidak membutuhkan.
Budaya hukum dari tiap negara sangat berbeda, sebab ia mengikuti nilai kultur yang
dari masy ybs. Pola hukum bisa dipengaruhi : pola politik atau keadaan masyarakatnya.
2. Tradisionil 2. Sistematis
3 emosionil 3. Zakelijk-egoistis
4. Riil/konkrit/visuil 4. Abstrak
5. Komunal 5. Individualistis
Barat :
Cara/pola pikir orang barat , juga memberi warna :
- perilaku, sikap, Pandangan hidup, seni budaya
- bahkan sistem hukumnya
Paham yang mendasari hukum barat.
3. Kebersamaan
Ia lebih mengutamakan kepentingan bersama, dimana kepentingan –
kepentingan pribadi itu diliputi kepentingan bersama
4. Kongkrit dan Visual
Kongkrit artinya jelas,nyata ,berwujud,
Visual artinya dapat dilihat , terbuka, tidak sembunyi-sembunyi.
Jadi artinya hubungan hukum yang berlaku dalam hukum adat itu terang dan tunai, tidak
samar-samar tetapi jelas dan nyata . Misalnya :- jual beli ( ada serah terima ), peningset,
panjer.
5. Terbuka dan Sederhana
Terbuka : dapat menerima unsur-unsur dari luar sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa
hukum adat itu sendiri.
Misalnya : pengaruh hukum Hindu, Hukum Islam,
Sederhana : tidak rumit, bersahaja. Misalnya sewa –menyewa , gadai, hutang-piutang cukup
adanya kesepakatan antara kedua belah pihak secara lisan.
PERBEDAAN SISTEM HUKUM
Hukum Adat-Hukum barat (Eropa)-Hukum Islam
1. Keadaannya
HA= Kapan adanya tidak diketahui dengan pasti, telah lama berlaku di Indonesia
HI= dikenal ditanah air karena disebarkannya agama Islam (abad 7 hinnga 11) dan diikuti dan
dilaksanakan pemeluknya.
HB= diperkenalkan bersamaan dengan datangnya orang2 Belanda (Psl 131 IS Stb 1925 No:
415).
2. Bentuknya
HA = Non statutair, tumbuh & berkembang dan hilang sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangan masyarakat.
HI = Bersumber dari syariat islam (Al-Quran dan sunnah Nabi dan Ijtihad ulama/ahli hukum
islam)
HB = Statutair, dalam bentuk kodifikasi
3. Tujuan dilandasi
HA= menyelenggarakan kehidupan masyarakat yang aman, tentram, sejahtera dan ada
keselarasan lahir dan batin.
HI= melaksanakan perintah dan kehendak allah dan menjauhi laranganNya.
HB= tercapainya kepastian hukum, keadialan dan kemanfaatan .
4. sumbernya.
8. Kaidah Hukum/norma
HA= tatanan yang mengatur manusia baik disadari atau tidak disadari,
masyarakat dan yang nampak dan gaib.
Hb= norma/kaidah berupa perintah (impere) & larangan (prohibere).
HI= ada 5 jenis (al ahkam al Khamsa)
a. Fardlu (kewajiban)
b. Sunnah (anjuran)
c. Jaiz/mubah/ibahah (kebolehan)
d. Makruh (celaan)
e. Haram (larangan)