41033300211205
A4/2
ANTROPOLOGI HUKUM
Perbedaannya:
Antropologi Hukum
a) Sejarah timbulnya dari kehidupan masyarakat pedesaan (agraris) di dunia timur
b) Masyarakat manusia di dunia timur berbeda budaya dari budaya barat, dengan
masyarakat yang belum kompleks
c) Cara berfikir dan berperilaku manusia bersifat tradisoinal, magis religieus dan
komunal
d) Hukum yang dipelajari kebanyakan tidak tertulis dan bersifat local
e) Beranggapan bahwa hukum itu bersifat universal, terdapat bukan saja di dunia maju
(modern) tetapi juga pada masyarakat sederhana (primitive)
Sosiologi Hukum
a. Sejarah timbulnya dari kehidupan masyarakat sebagai akibat kemajuan industry
b. Masyarakat barat, bersifat heterogeen dengan hukum nya yang kompleks
c. Cara berfikir dan berperilaku serba konseptual, individualis, liberalisme, berdasar
kepentingan semata
d. Hukum itu kebanyakan berbentuk tertulis (kodifikasi unifikasi) perundangan yang
sistematis dn bersift nasionalis
e. Beranggapan bahwa system hukum itu bersifat modern seperti hal nya di dunia barat
(Eropa)
Atropologi Hukum
a) Objeknya, perilaku manusia menyangkut hukum
b) Metode pendekatan holistik (meneyeluruh)
c) Penelitian lebih banyak di lapangan, dengan tidak perhatian dan kasus perselisihan
d) Norma-norma hukum yang nyata berlaku pada titik akhir
Hukum adat
a. Objeknya, norma-norma hukum di luar hukum perundangan
b. Metode pendekatan normatif – juridis
c. Penelitian lebih banyak bersifat kepustakaan dan dokumentasi, dengan norma-norma
yang ideal
d. Norma-norma hukum nyang dikehendaki (seharusnya) berlaku pada titik awal
persamaan antropologi hukum dengan hukum adat adalah mengenai tentang peraturan
yang dilaksanakan.
Malinowski
Sarjana antropologi hukum bernama Bronislaw Malinowski (1884-1942) yang pernah
melakukan terhadap masyarakat Trobrian di kepulauan Solomon Papua Nugini
mengemukakan bahwa untuk membedakan antara aturan hukum dengan aturan
kemasyarakatan yang lain ialah dilihat dari mekanisme kekuatan mengikat (perhatikan
Malinowski, 1959). Bahwa ciri-ciri aturan hukum itu dapat dirinci pengertiannya
sebagai berikut:
Dikatakan aturan-aturan hukum apabila aturan itu dirasakan dan dianggap
menimbulkan kewajiban di satu pihak dan hak-hak dilain pihak
Aturan hukum itu mempunyai sanksi negatif atau sanksi positif berdasarkan kejiwaan
dan adanya mekanisme (cara bekerja) kekuatan yang mengikat
Kekuatan mengikat itu terwujud dari adanya hubungan timbal-balik karena proses
tukar menukar jasa
Kekuatan mengikat itu didasarkan pada adanya hak untuk saling menuntut dalam
hubungan yang bersifat ganda
L.Pospisil
A. Radcliffe
Robert Redfield yang antara lain telah menulis buku 'La ley primitiva', Revista Mexicana
ed Sociologica (1941); 'Maine's Ancient Law in the Light of Primitive Societies', Western
Political Quarterly (1950, 'the Primitive World and Its Transformations' (1953),
mengemukakan jika akan membahas hukum sederhana dapat memilih di antara tiga jalur,
yaitu:
Jalur Kanan, yaitu jalur yang mengakui adanya hukum apabila ada pengadilan dan kitab
Undang-undang dalam suatu negara.
Jalur Kiri, yaitu jalur yang tidak mengidentifikasi hukum dengan pengadilan dan kitab
Undang-undang.
Jalur Tengah, yaitu jalur yang bertitik tolak dari konsep hukum sebagai gejala yang
dikenal pada masyarakat yang sudah beradab (civilized societies) dan sudah menerapkan
kekuatan secara sistematis dan formal oleh negara, di dalam melaksanakan aturan-aturan
yang eksplisit.
Jika jalur kanan yang akan dipilih, sebagaimana dikemukakan Cardozo, Salmond, Max
Radin, maka ia akan menemukan jalan buntu, oleh karena masyarakat yang ciri
hukumnya dikaitkan dengan adanya pengadilan dan kitab Undang-undang hanya sedikit,
sedangkan kebanyakan masyarakat tidak sepenuhnya bersifat sederhana. Pembahasan
akan terhenti karena pada masyarakat sederhana tidak ada hukum.
Jika jalur kiri yang akan dipilih, sebagaimana dikembangkan B. Malinowski dan dianut juga
oleh Julius Lipps, yang mana hukum tidak dikaitkan dengan adanya pengadilan dan kitab
Undangundang, maka yang dimaksud dengan hukum ialah meliputi sebagai berikut: