Anda di halaman 1dari 16

HUKUM ADAT

PALEMBANG
OLEH
41033300211205
ALRIFKIE
Palembang merupakan kota tertua di Indonesia, hal ini didasarkan pada prasasti Kedukan Bukit (683 M)
yang diketemukan di Bukit Siguntang, sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan
sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota yang merupakan ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal 16
Juni 683 Masehi (tanggal 5 bulan Ashada tahun 605 syaka). Maka tanggal tersebut dijadikan patokan hari
lahir Kota Palembang.

Palembang sebagai kota tertua yang ada di wilayah Indonesia selalu mengikuti arus perubahan serta
perkembangan zaman yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Di zaman kejayaannya Palembang
merupakan wilayah Kerajaan Sriwijaya yang terkenal dengan kekuatan maritim serta politik di kawasan
Asia Tenggara.

Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya menjadikan Palembang sebagai kerajaan islam yang dikenal
dengan Kesultanan Palembang Darussalam dengan menjadikan al- quran
dan hadis sebagai landasan dasar dari konstitusi pemerintahan Kesultanan
Palembang Darussalam.
Kejayaan dan kegemilangan kesultanan Palembang dalam bidang politik, sosial, serta
ekonomi dahulu membuat Kota Palembang menjadi salah satu kota yang dapat
diperhitungkan di wilayah nusantara. Perkembangan agama serta budaya yang sangat
pesat di Palembang membuat Palembang menjadi tempat atau wilayah yang sangat amat
penting dalam perubahan peradaban serta tradisi di wilayah nusantara pada masa itu.
Kesultanan Palembang memberikan perhatian khusus terhadap salah satu unsur ajaran
agama islam yaitu dalam bidang hukum dimana besarnya dampak dari pengaruh hukum
islam di Palembang. Hukum islam merupakan syariat yang berarti aturan yang berasal dari
Allah SWT untuk umatnya yang dibawa oleh seorang Nabi SAW, baik hukum yang
berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan
dengan amaliyah (perbuatan) yang dilakukan oleh seluruh umat muslim. Hukum islam
bukan hanya sekedar teori saja namun sebuah aturan yang harus diterapkan dalam
kehidupan manusia
PENGERTIAN ADAT PALEMBANG
adat istiadat yang biasa di lakukan Menurut KBBI adat berarti
di Palembang yakni :Tradisi aturan, cara, kebiasaan,
pernikahan palembang. ... Dalam maupun wujud gagasan
tradisi madik keluarga calon
mempelai pria berkunjung ke kebudayaan yang lazim
rumah calon mempelai wanita diturut atau dilakukan sejak
untuk berkenalan sekaligus dahulu. Adat juga dipahami
melakukan observasi terhadap sebagai aturan perbuatan
keadaan calon mempelai wanita yang lazim diturut atau
dan keluarganya. dilakukan sejak dahulu.
ASAL-USUL DARI NAMA PALEMBANG

• Nama Palembang dikenal sejak • Selanjutnya Ma Huan dalam catatan


perjalanannya Ying-Ysi Shueng Lan tahun 1416
sebuah kronik Cina Chu-fan-chi, menuliskan tentang nama Po-lin-pang
karya Con-ju-han (1255),
konon menurut penduduk setempat, berasal
menyebut Pa-lin-fong. dari bahasa Jawa “Limbang” yang mempunyai
• Selanjutnya kronik lain tulisan arti membersihkan logam atau benda-benda
lain.
Wang Tu-huan yang berjudul Toa-I • Adapun “Pa” adalah kata depan yang juga
Chi lio (1349-1350) menyebutkan berasal dari bahasa Jawa jika mereka hendak
Po-lin-fong untuk Palembang menyebut suatu tempat.

 
ASAL-USUL SUKU BANGSA
PALEMBANG
Kelompok suku Palembang memenuhi 40 - 50% daerah kota palembang. Suku Palembang dibagi dalam
dua kelompok : Wong Jeroo merupakan keturunan bangsawan/hartawan dan sedikit lebih rendah dari
orang-orang istana dari kerajaan tempo dulu yang berpusat di Palembang, dan Wong Jabo adalah rakyat
biasa.

Seorang yang ahli tentang asal usul orang Palembang yang juga keturunan raja, mengakui bahwa suku 
Palembang merupakan hasil dari peleburan bangsa Arab, Cina, suku Jawa dan kelompok-kelompok suku
lainnya di Indonesia. suku Palembang sendiri memiliki dua ragam bahasa, yaitu Baso Palembang Alus dan
Baso Palembang Sari-Sari.

Suku Palembang masih tinggal/menetap di dalam rumah yang didirikan di atas air. Model arsitektur rumah
orang Palembang yang paling khas adalah rumah Limas yang kebanyakan didirikan di atas panggung di
atas air untuk melindungi dari banjir yang terus terjadi dari dahulu sampai sekarang
HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT DALAM
KESULTANAN PALEMBANG
Hukum islam yang berlaku saat itu adalah hukum
keluarga yang bercorak adaptif merupakan
adaptasi antara hukum Islam dan hukum adat.
Hukum keluarga yang diberlakukan adalah hukum
yang telah mengalami penyesuaian dengan adat. 4
Pada masa pemerintahan Ratu Jamaluddin
Mangkurat IV yang memerintah pada tahun 1639-
1650 M terdapat hukum adat bercorak islam yang
mengatur aktivitas masyarakat di Kesultanan
Palembang
Hukum adat inilah yang dikenal dengan Undang-Undang Simbur Cahaya yang
dibuat oleh permaisuri raja yang bernama Ratu Sinuhun. Semenjak saat itu
undang-undang simbur cahaya diberlakukan menjadi aturan adat yang berlaku
bagi masyarakat di seluruh uluan kesultanan Palembang. Undang-undang simbur
cahaya yang berlaku berisikan aturan-aturan yang membahas tentang hubungan
masyarakat pada saat itu, seperti aturan yang mencakup hubungan bujang dan
gadis, aturan perkawinan, aturan marga, aturan dusun dan berladang, aturan
kaum, dan aturan hukum yang berlaku.
Undang-Undang Simbur Cahaya merupakan gabungan corak antara hukum islam
dan adat yang telah diadabtasikan dalam kehidupan masyarakat di Kesultanan
Palembang. Implementasi Undang-Undang Simbur Cahaya telah meluas serta
menjangkau kebiasaan dari masyarakat di Palembang baik itu yang bersifat
umum maupun individual. Implementasi hal tersebut dapat diberlakukan dalam
berbagai macam kondisi masyarakat
UPACARA PERKAWINANADAT PALEMBANG
3 bagian makan-makan (semacam resepsi) selain tamu yaitu pihak yang dituakan (khusus laki-Iaki). Pasangan
pengantin diarak dalam kain putih ang panjangnya sampai 60 meter yang bagian tepinya dipegangi oleh sebagian
pemuda . 
Ritual tersebut menyimbolkan bahwa pengantin laki-Iaki akan menjamin keamanan dan kehormatan keluarga
mertuanya Dengan kata lain tanggung jawab seorang Ielaki sangat berat, hal ini menunjukkan masih kuatnya
perbedaan gender yang terjadi. Kehormatan dan harga diri merupakan hal penting bagi masyarakat Sumatra Selatan.

Akan tetapi mereka sangat pantang mengakui kesalahan di depan orang banyak, Dikenal juga harta pusaka tinggi dan
harta pusaka rendah . Harta pusaka tinggi adalah harta turun temurun yang diwariskan berdasarkan garis keturunan
ayah. Dengan kata lain laki-Iaki berkedudukan tinggi dan layak menerima harta pusaka sedangkan harta pusaka
rendah merupakan harta pencarian yang diwariskan secara hukum islam.

Selain itu, pada acara adat atau pesta, perempuan biasanya bekerja pada bagian memasak atau menyiapkan lauk
pauk sedangkan laki-Iaki ditempatkan pada pekerjaan dekorasi dan angkat mengangkat barang. Hal ini menunjukkan
steriotif gender dimana perempuan lebih dominan bekerja disektor domestik sedangkan pria bekerja disektor publik .
HUKUM PERKAWINAN SUMATERA
SELATAN
Adat perkawinan Palembang adalah suatu pranata yang dilaksanakan
berdasarkan budaya dan aturan Palembang. Melihat adat perkawinan
Palembang, jelas terlihat bahwa busana dan ritual adatnya mewariskan
keagungan serta kejayaan raja-raja dinasti Sriwijaya yang mengalami
keemasan berpengaruh di Semananjung Melayu berabad silam. Pada
zaman kesultanan Palembang berdiri sekitar  abad 16 lama berselang
setelah runtuhnya dinasti Sriwijaya, dan pasca Kesultanan pada
dasarnya perkawinan ditentukan oleh keluarga besar dengan
pertimbangan bobot, bibit dan bebet.
tata cara dan pranata yang berkaitan
dengan perkawinan Palembang :
• Milih calon
Calon dapat diajukan oleh si anak yang akan dikawinkan, dapat juga
diajukan oleh orang tuannya. Bila dicalonkan oleh orang tua, maka mereka
akan menginventariskan dulu siapa-siapa yang akan dicalonkan, anak siapa
dan keturunan dari keluarga siapa.

• Madik
Madik Berasal dari kata bahasa Jawa Kawi yang berarti  mendekat atau
pendekatan. Madik adalah suatu proses penyelidikan atas seorang gadis
yang dilakukan oleh utusan pihak keluarga pria.Tujuannya untuk perkenalan
• Menyengguk
• Menyengguk atau sengguk berasal dari bahasa Jawa kuno yang artinya memasang
"pagar" agar gadis yang dituju tidak diganggu oleh sengguk (sebangsa musang,
sebagai kiasan tidak diganggu perjaka lain). Menyengguk dilakukan apabila proses
Madik berhasil dengan baik, untuk menunjukkan keseriusan, keluarga besar pria
mengirimkan utusan resmi kepada keluarga si gadis.Utusan tersebut membawa
tenong atau sangkek terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat atau segi empat
berbungkus kain batik bersulam emas berisi makanan, dapat juga berupa telor,
terigu, mentega, dan sebagainya sesuai keadaan keluarga si gadis.
• Ngebet
Bila proses sengguk telah mencapai sasaran, maka kembali keluarga dari pihak pria
berkunjung dengan membawa tenong sebanyak 3 buah, masing-masing berisi terigu,
gula pasir dan telur itik. Pertemuan ini sebagai tanda bahwa kedua belah pihak
keluarga telah "nemuke kato" serta sepakat bahwa gadis telah 'diikat' oleh pihak pria.
sebagai tanda ikatan, utusan pria memberikan bingkisan pada pihak wanita berupa
kain, bahan busana, ataupun benda berharga berupa sebentuk cincin, kalung, atau
gelang tangan.
• Berasan
Berasal dari bahasa Melayu artinya bermusyawarah, yaitu bermusyawarah untuk menyatukan
dua keluarga menjadi satu keluarga besar. Pertemuan antara dua pihak keluarga ini
dimaksudkan untuk menentukan apa yang diminta oleh pihak si gadis dan apa yang akan
diberikan oleh pihak pria. Pada kesempatan itu, si gadis berkesempatan diperkenalkan kepada
pihak keluarga pria. Biasanya suasana berasan ini penuh dengan pantun dan basa basi.
• Mutuske kato
Acara ini bertujuan kedua pihak keluarga membuat keputusan dalam hal yang berkaitan
dengan:"hari ngantarke belanjo" hari pernikahan, saat Munggah, Nyemputi dan Nganter
Penganten, Ngalie Turon, Becacap atau Mandi Simburan dan Beratib. Untuk menentukan hari
pernikahandan acara Munggah, lazim dipilih bulan-bulan Islam yang dipercaya memberi
barokah bagi kedua mempelai kelak yakni bulan Robiul Awal, Robiul Akhir, Jumadilawal,
Jumadilakhir. Bulan-bulan tersebut konon dipercayah bahwa bulan purnama sedang cantik-
cantiknya menyinari bumi sehingga cahayanya akan menjadi penerang kehidupan bagi kedua
mempelai secerah purnama. Saat 'mutuske kato' rombongan keluarga pria mendatangi
kediaman pihak wanita dimana pada saat itu pihak pria membawa 7 tenong yang antara lain
berisi gula pasir, terigu, telur itik, pisang dan buah-buahan.
• Persiapan menjelang akad nikah
• Prosesi nganterke belanjo biasanya dilakukan sebulan atau setengah bulan bahkan
beberapa hari sebelum acara Munggah. Prosesi ini lebih banyak dilakukan oleh kaum
wanita, sedangkan kaum pria hanya mengiringi saja. Uang belanja (duit belanjo)
dimasukan dalam ponjen warna kuning dengan atribut pengiringnya berbentuk
manggis. Hantaran dari pihak calon mempelai pria ini juga dilengkapi dengan
nampan-nampan paling sedikit 12 buah berisi aneka keperluan pesta, antara lain
berupa terigu, gula, buah-buahan kaleng,  hingga kue-kue dan jajanan. Lebih dari itu
diantar pula'enjukan' atau permintaan yang telah ditetapkan saat mutuske kato,
yakni berupa salah satu syarat adat pelaksanaan perkawinan sesuai kesepakatan.
• Upacaraakad nikah
Ada beberapa ritual yang biasanya dilakukan terhadap calon pengantin wanita yang
biasanya dipercaya berkhasiat untuk kesehatan kecantikan, yaitu betangas. Betangas
adalah mandi uap, kemudian Bebedak setelah betangas, dan berpacar (berinai) yang
diberikan pada seluruh kuku kaki dan tangan dan juga telapak tangan dan kaki yang
disebut pelipit.
Harta Perkawinan dalam Hukum adat Sumatera
Selatan
Tidak sedikit seorang suami atau istri telah memiliki harta kekayaan sendiri yang diperolehnya dari kerja kerasnya
sendiri. Harta kekayaan tersebut harta penghasilan. Harta penghasilan pribadi ini terlepas dari pengaruh kekuasaan
kerabat, pemiliknya dapat saja melakukan transaksi atas harta kekayaan tersebut tanpa bermusyawarah dengan
para anggota kerabat yang laim. Namun demikian, apabila barangnya adalah barang tetap, pada umumnya masih
harus bermusyawarah.
 
Barang-barang yang diperoleh sebelum perkawinan di Sumatera Selatan disebut Harta Pembujangan kalau suami
yang memperolehnya, sedangkan kalau yang memperolehnya adalah istri maka disebut Harta Penantian. Di Bali
tanpa melihat siapa yang memperolehnya disebut Guna Kaya. Barang-barang yang diperoleh dalam masa
perkawinan pada umumnya jatuh kedalam Harta Perkawinan, milik bersama suami istri dan apabila terjadi
perceraian maka masing-masing dapat menuntut bagiannya. Azas ini sudah menjadi umum sehingga dimana azas
ini tidak dapat diterima maka orang dapat mengatakan bahwa di tempat itu terjadi pengecualian.

Anda mungkin juga menyukai