Anda di halaman 1dari 4

Ahmad Rifki El Ihwani

Psikologi Islam 2019 – B

Review Artikel “OLOH SALAM: RONA KEHIDUPAN DAYAK ISLAM


DI KALIMANTAN TENGAH”

Kalimantan juga dikenal dengan Tanjungpura, tembagapura, atau Bakulapura pada


masa kerajaan Majapahit. Kalimantan merupakan pulau terbesar ketiga yang ada di dunia
yang dihuni oleh berbagai suku dari daerah lain. Namun, suku asli Kalimantan adalah suku
Dayak dan Banjar, yang berawal dari satu rumpun yang disebut dengan Melayu Lama atau
Protomelayu dan Kemudian berkembang menjadi Dayak dan Banjar.

Menurut Mallincort suku Dayak di Kalimantan dibedakan melalui akar agama. Dayak
yang telah masuk Islam disebut dengan Melayu, sedangkan yang tidak memasuki Islam atau
masih memeluk agama lama tetap disebut dengan Dayak. Namun hal ini dianggap gegabah
oleh para ahli linguistik. Menurut mereka hal yang medasari pengidentifikasian identitas
yaitu terkait dengan bahasa, bukan agama.

Akan tetapi, satu hal yang penting dan perlu dilihat dari kesimpang siuran
pengidentifikaisan tersebut adalah telah terjadinya proses penyesuaian Islam dengan budaya
Dayak. Umtuk itu penulis artikel ini berusaha melihat nilai Islam dalam budaya Dayak dan
mengungkapkannya berdasarkan pergaulan dan pengalaman hidup penulis dengan
masyarakat Dayak di Kalimantan tengah.

Secara linguistk kata “Dayak” sendiri berasal dari kata “Dahat” atau “Dahaq” yang
artinya “darat”. Para ahli menerjemahkan kata Dayak ini dengan berbagai macam sudut
pandang. Seperti Hose dan MacDougall yang menyatakan bahwa kata Dayak atau Daya
berasal dari bahasa Heban yang berarti manusia. Kemudian Mjoeberg berpendapat bahwa
kata Dayak memiliki ati pedalaman. Sementara beberap ahli lain berpendapat Dayak
memiliki arti daya atau kekuatan.

Dalam budaya Dayak ada istlah yang disebut dengan oloh salam. Namun, tidak ada
petunjuk yang jelas kapan muncul istilah tersebut. dari berbagai sumber yang di dapat istiliah
oloh salam ini diduga muncul saat awal masuknya Islam di Kalimantan atau saat datangnya
para kolonial melaui politik mereka membedakan satu suku dengn yang lainnya. Oleh karena
itu terdapat kampung yang bernama lemu melayu yang dihuni oleh orang-orang Dayak
beragama Islam dan kampung lemu dayak yang dihuni oleh orang-orang Dayak yang
beragama Kristen atau beragama Helo.

Pada abad ke 14-15 Islam mulai menyebar luas di Kalimantan, dimana bandar-bandar
Nusantara para pedagang Melayu merupakan orang-orang yang bergama Islam. Para
pedagang ini juga berperan dalam penyebaran Islam pada orang-orang Dayak. Selain itu para
Sufi pengembara yang telah meng-islamkan para penguasa setempat yang diikuti oleh
rakyatnya juga berperan dalam penyebaran Islam ditanah Dayak. Misalnya, Datu Panghulu
Tuan Pandak (Haji Ibrahim Muhammad Sadar) yang singgah di tanah Dayak di daerah Muara
Teweh, kemudian ada Datu Nabe di sampit, Syeikh Basiri bin Sayidullah dan H.
Abdurrahman bin H.Abdullah bugis di Sampit, dan lain lain.

Oloh Salam merupakan sebutan orang-orang Dayak yang masih beragama helo atau
agama leluhur untuk saudara-saudara sesuku mereka yang telah masuk Islam. Hal semacam
ini juga dapat dilihat dari penyebutan Cam Bani atau Cam Asalam bagi orang Campa yang
telah masuk Islam, dan yang masih memeluk agama hindu disebut Cam Jat.

Meskipun oloh salam merupakan orang Dayak yang telah masuk Islam, namun masih
ada sisa-sisa kepercayan primitif yang bercampur dengan unsur agama yang dahulu meraka
anut atau percayai. Diantaranya:

1. Upacara Kelahiran
Dalam budaya oloh salam upacara kelahiran merupakan salah satu upacara yang
sangat penting. Menurut mereka seorang ibu yang telah mengandung 3 bulan sudah
dihinggapi oleh penyakit pantang. Ia memiliki banyak pantangan diantarnya: dilarang
keluar waktu senja, mandi waktu matahari terbenam, duduk di ambang pintu dan lain-
kain.
2. Upacara Pengobatan
Selain itu ada juga upacara pengobatan atau disebut dengan ritual Badewa atau ber-
dewa. Ritual ini diyakini sebagai media untuk menyembuhkan orang sakit dengan
mengundang dewa-dewa yanhg bersemayam di aliran sungai atau tempat-tempat
keramat.
3. Upacara Perkawinan
Upacara ini diawali dengan hakumbang auh atau lamaran yang dilakukan oleh
wakil pihak laki-laki. Jika lamaran diterima maka dilanjutkan dengan peresmian melalui
pertunangan dengan penyerahan batu pisek, sejumlah uang, dan seperangkat pakaian
perempuan atau sinde mendeg. Hal ini biiasa disebut dengan kawin gantung. Lalu
dilanjutkan lagi dengan pembiicaraan pembuatan surat nikah atau surat pelek lengkap
dengan syarat dan sanksinya.
4. Upacara Sedekah Laut
Upacara ini biasanya dilakukan oleh para penduduk di pesisir laut seperti Sampit
dan Samuda. Upacara dilakukan oleh para nelayan untuk memberi sedekah laut kepada
dewa laut yang disebut mapanre tasi agar para nelayan tersebut mendapatkan hasil ikan
yang nelimpah ketika melaut.
5. Upacara Saparan
Menurut oloh salam bulan sapar merupakan bulan yang banyak terjadi orang
dimakan oleh buaya di sungai. Sehingga menurut kepercayaan mereka harus diadakan
ritual untuk menolak bala dengan mandi bersama disungai ataiu disebut dengan mandi
sapar.
6. Upacra Kematian
Ketika ada suadara mereka yang meninggal, maka mereka segera menghentikan
pekerjaan mereka, lalu mengunjungi rumah duka untuk berbela sungkawa. Sebelum
dimandikan, jenazah diletakkan ditengah-tengah rumah dan dikelilingi oleh kerabat dan
keluarganya. Kemudian pada saat jenazah dimandikan, diatasnya dibentangkan kelambu
putih agar roh-roh jahat tidak dapat mengganggu upacara pemandian jenazah tersebut.

Dayak oloh salam juga memiliki kesenian berupa seni anyaman. Seni annyaman ini
merupakan kewajiban bagi gadis-gadis Dayak. Biasanya bahan yang dianyam adalah jenis
rotan atau daun purun yang kemudian diolah menjadi tikar panen. Tikar ini ada juga yang
bermotif yang biasanya dijadikan hiasan dinding. Motif-motif yang digunakan adalah
lambang batang garing atau rumah tradisional dayak betang, atau gambar masjid dan
digunakan sebagai sajadah untuk shalat.

Meskipun berbeda agama orang-orang dayak yang masih beragama helo atau
kaharingan tetap mengormati dan meakui oloh salam. Hal ini dapat dilihat ketika Dayak
kaharinagn mengadakan upacara adat mereka juga mengundang oloh salam sebagai tamu
dan menyediakan tempat, peralatan makanan khusus. Hewan ternak seperti sapi dan ayam
yang digunakan dalam upacara juga disembelih dengan cara Islam. ketika oloh salam
menginap di rumah orang-orang kaharingan, maka mereka akan meminta oloh salam agar
mendokan mereka secara Islam. karena orang-orang kaharingan tersebut merasa nyaman
ketika diberikan atau didoakan oleh oloh salam.

Kelebihan dari artikel ini adalah terdapat foto atau gambar yang terkait dengan
upacara-upacara adat oloh salam sehingga mudah untuk menggambarkan bagaimana keadaan
upacara-upacara tersebut. kekurangan artikel ini diantaranya foto atau gambar-gambar
upacara tersebut tidak memiliki sumber dari mana asal pengambilannya.

Anda mungkin juga menyukai