Anda di halaman 1dari 6

disusun oleh 1.

Sindi Apliani (0120211078)


2. Septian Dwi Astuti (0220210527)
3. Nadia Christina (0120211076)
Dosan Pengampu : Pdt. Heri Windarta

PAPER TUGAS AGAMA SUKU


AGAMA SUKU DAYAK LUNDAYEH (Kalimantan)

PENDAHULUAN
Suku Dayak merupakan salah satu suku yang berada di Kalimantan, adapun kelompok
dari suku ini juga berbagai macam ada Dayak Lundayeh, Dayak Kenyah, Dayak Berusu,
Dayak Tagol, Dayak Merap, Dayak Punan, Dayak Tidung, dan Dayak Abbay. Berdasarkan
sejarah nenek moyang Suku Dayak berasal dari Yunan yaitu dari wilayah Cina. Pada saat itu
para nenek moyang berada dalam situasi yang genting karena mereka mengalami kekalahan
dalam berperang, sehingga mereka singgah diPulau Kalimantan. Untuk memulihkan trauma
yang di alami oleh nenek moyang, mereka menjauh dari keramaian. Adanya kekhawatiran
ketika mereka bertemu dengan kelompok lain sehingga leluhur memberikan pantangan
supaya tidak bertemu dengan kelompok yang berbeda. Lalu generasi selanjutnya juga
mengikuti adanya pantangan tersebut namun juga sudah ada yang dapat membaur dengan
kelompok lainnya sesuai dengan berjalannya waktu. Suku Dayak Lundayeh yang mempunyai
merupakan perpaduan dua kata yaitu “lun dan dayeh” yang “Lun” berarti orang dan “dayeh”
artinya hulu sehingga kurang lebih artinya orang-orang yang berasal dari hulu. Suku Dayak
Lundayeh yang berada di sekitar hulu atau dataran tinggi yang berada diKecamatan Krayan
ini yang menamakan Lundayeh karena identic dengan hulu atau dataran tinggi yang berada di
kecamatan Krayan. Pada umumnya masyarakat suku Lundeyeh ini bermatapencahariana
mengolah lahan pertanian sawah. Berkaitan dengan pertanian biasanya masyarakat Suku
Lundeyeh melakukan kegiatan membersihkan sawah dari gulma dan jerami bekas
pertanaman sebelum ditanami yang dilakukan dengan gotong royong disebut dengan tradisi
meledek.

\1
PEMBAHASAN
1. Keyakinan Tentang Manusia dan Jiwa Manusia
Berdasarkan mitologi, nenek moyang Dayak Lundeyeh berasal dari telur matahari
yang kemudian pecah dan dinikahi oleh Dongo Putarrajo. Keluarga ini mempunyai
lima anak.
a) nak pertama yang bernama Siasseng Abang Apa(yang menciptakan air, liku-
liku air hingga menjadi sungai-sungai yang mengalir)
b) Anak yang kedua bernama Timberene (sebagai pencipta dan penguasa daerah
pegunungan)
c) Anak ketiga bernama Mbah Belawit( yang menguasai sawah)
d) Anak ke empat bernama Kurid (yang menguasai dan menciptakan hewan
ternak)
e) Anak kelima sebagai penghuni gunung Jorhat. Ketika orang berteriak di
gunung Jorhat maka permintaannya akan dikabulkan

2. Upacara Ritual
a. Ngukab fulung
Adalah upacara yang diselenggarakan untuk menjalani hubungan dengan alam
agar diperkenankan untuk membuka hutan, pengolah lahan, dan untuk
kelangsungan hidup manusia.

b. Ritual Nawar Mengei (ritual memangil burung mengei)


Ritual ini dilakukan ketika seorang ingin berpergian ke hutan untuk berburu, babi,
rusa, kancil maka ketika ingin berpergian maka si pemburu harus memangil
burung mengei terlebih dahulu untuk penunjuk arah jalan keberuntungan bagi
sang pemburu

c. Ritual NGuan Fade (Ritual Menanam Padi)


Hal yang samapun dilakukan ketika melakukan kegiatan menanam padi atau
berladang. Masyarakat lundayeh pada zaman sebelumnya hal ritual nawar suit
mengei pun dilakukan, ketika membuka lahan, sampai ke penanaman.

2
d. Ritual Pesta Ulung Buaye atau Natak Isan
Ritual pesta ulung buaye atau natak isan merupakan ritual yang sangat sakral bagi
suku dayak lundayeh, pada zaman dahulu. Hal ini merupakan ritual unik untuk
menunjukan atau kesatriaan seseorang pahlawan perang suku dayak lundayeh dari
golongan atau keturunan kastra, Yasai Gabang Apaa, Tinbrine Mifi Tana, Sayun
Kene Apaa, Kakar Mo Tana, Yukab Bang Belawan merupakan golongan kastra
suku dayak lundayeh pada zaman itu yang dikatakan orang ditakuti karena
kekuatan perang dan banyak memotong kepala manusia ketika berperang.

e. Tradisi Tiwah
Merupakan upacara pemakaman yang dilakukan oleh masyarakat yang mana para
kerabat yang meninggal akan dibakar tulang-belulangnya. Menurut kepercayaan
Kaharingan yang merupakan kepercayaan masyarakat pada zaman dahulu, tradisi
ini dapat mengantarkan arwah orang yang meninggal tersebut menuju dunia
akhirat yang biasa disebut Lewu Tatau. Tradisi Tiwah biasanya diikuti dengan
para keluarga yang bernyanyi sambil menari mengelilingi sang jenazah. Perlu
diingat, tidak semua tulang jenazah dibakar karena tradisi ini hanya bersifat
simbolis. Upacara ini digunakan untuk ritual mengantarkan tulang belulang orang
yang meninggal ke Sandung. Rumah kecil yang sudah dibuat khusus oleh mereka
yang sudah meninggal disebut Sandung. Upacara ini termasuk upacara yang
sangat sakral.Upacara Tiwah dilakukan dengan tarian-tarian, hiburan dan gong.
Selain itu terdapat juga upacara untuk menyambut kelahiran anak, upacara
pembakaran mayat dan upacara penguburan mayat.

f. Ngugu tahun
Upacara ini dilakukan sebagai ungkapan syukur kepada sang pencipta atas segala
penghidupan yang didapatkan. Upacara ini dilakukan oleh Dayak Tunjung, Dayak
Bahau, Dayak Bentian dan Dayak Banaqau. Ketika upacara berlangsung banyak
masyarakat yang datang untuk melihat. Puncak dari upacara ini adalah
pemotongan hewan berupa kerbau, babi, sapi dan lain sebagainya.
g. Dahau
Adalah upacara adat yang dilakukan untuk memberi nama anak yang baru lahir.
Upacara ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang karena upacara ini hanya
dilakukan oleh kaum bangsawan atau orang yang mampu. Hal ini dikarenakan
upacara ini berlangsung selama satu bulan penuh.

h. Belian
Upacara adat yang dilakukan sebagai ritual penyembuhan Suku Dayak Benauq.
Adapun upacara yang sering diadakan yaitu Belian Sentiyu dan Belian Bowo.
Adapun Belian bowo ini dilakukan oleh tabib wanita. Upacara ini dilakukan
ketika mengatasi demam anak-anak. Sedangkan upacara Beliatn Sentiu ini adalah
upacara besar yang dilakukan oleh satu tabib atau lebih dari itu. Upacara tersebut
dapat berlangsung selama 4 hari 4 malam.

i. Nuwi ulung
Tradisi ini merupakan salah cerminan budaya yang dipertahankan oleh suku yang
saat ini paling banyak mendiami Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara).
Dalam tradisi mereka zaman dahulu, sudah memahami bagaimana membuat
sebuah identitas pada wilayah mereka. Salah satunya adalah dengan mendirikan
sebuah tiang tinggi yang terbuat dari kayu. “Dahulu, Nuwi Ulung itu merupakan
perayaan atas kemenangan usai berperang. Tradisi ini muncul karena zaman dulu
itu memang sering perang antar suku Nuwi Ulung bisa menjadi simbol rasa
syukur dan rasa persatuan antar berbagai suku dan agama di Indonesia. Prosesi
pendirian tiang melibatkan banyak orang, sehingga warga dari suku lain juga
dilibatkan. tradisi Nuwi Ulung ini dahulunya merupakan pertanda kemenangan
usai peperangan. Seiring waktu, peperangan tak hanya dalam bentuk fisik, namun
juga perlawanan atas berbagai kekuatan jahat. Kekuatan jahat ini, harus diperangi
agar memberikan kemakmuran, kenyamanan, dan ketenteraman bagi warga.
Simbol Nuwi Ulung sebagai pertanda kemenangan itu. Di zaman modern saat ini,
Nuwi Ulung kini disimbolkan sebagai rasa syukur.

3. Adat-Istiadat

4
a. Tato Dayak
Masyarakat Suku Dayak, tato merupakan simbol dari berbagai hal seperti
kekuatan, hubungan dengan tuhan, perjalanan kehidupan, dan masih banyak lagi.
Selain bermakna sebagai tanda keberanian dan seni, tato ternyata dipercaya bisa
menjaga kekencangan kulit yang membuat tubuh mereka terlihat mulus kencang
meski telah berusia lanjut. Tradisi ini tak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki
saja, melainkan juga oleh kaum perempuan.Setiap tato pastinya memiliki makna
tersendiri. Untuk laki-laki, jika orang tersebut memiliki tato bunga terong, maka
orang tersebut sudah memasuki tahap dewasa. Sedangkan untuk perempuan, tato
yang menandakan kedewasaan seseorang ialah tato Tedak Kassa yang diletakkan
di kaki

b. Tradisi kuping panjang


Bagi para perempuan dayak di Kalimantan Timur, semakin panjang kupingnya,
maka dirinya akan semakin cantik. Selain itu, ada juga yang menyebutkan tradisi
ini digunakan untuk menunjukkan status bangsawan atau melatih
kesabaran.Biasanya Suku Dayak menggunakan logam sebagai pemberat yang
dipasang di bawah telinga.

4. Keumatan dalam Suku Dayak


Sebelum agama, masuk ke daerah Mentarang dan Krayan di Kaltara, masyarakat
Dayak Lundayeh adalah pemeluk animisme.Mereka percaya pada kekuatan-kekuatan
alam-gaib, seperti penyembahan terhadap roh-roh nenek moyang serta benda-benda
keramat lainnya.Untuk mempertahankan diri atau mencari daerah yang menjadi lahan
kehidupan, masyarakat tidak segan-segan melakoni febunu’ (perang) dengan
komunitas yang lain. Seiring berjalannya waktu, kepercayaan terhadap hal-hal gaib
ditinggalkan, masyarakat Lundayeh berkembang dengan memeluk agama Kristen,
yang mengenal adanya Tuhan. Tradisi yang berkaitan dengan animisme ditinggalkan
karena bertentangan dengan agama.

5. Analisis Teologis
Banyak sekali suku yang terdapat di Indonesia tentunya semua itu juga memiliki
berbagai macam kepercayaan yang juga cukup banyak dalam suatu wilayah. Salah
satunya adalah Suku Dayak, dari suku ini juga terdapat banyak sekali golongan atau
kelompok-kelompok suku yang ada yaitu Dayak Lundayeh yang menjadi fokus topik
pembahasan dari kelompok kami. Kalangan masyarakat Dayak Lundayeh ini bisa
dikatakan masih memegang teguh adat istiadat dalam hal melangsungkan upacara
pernikahan. Sistem dan bentuk pernikahan yang berlaku turun-temurun tetap
mewarnai pelaksanaan suatu pernikahan dengan serangkaian proses yang berbeda
dengan aturan agama yakni gerejawi. Sehingga sebelum dilangsungkan suatu
pernikahan terlebih dahulu dilakukan suatu tahapan-tahapan sebagaimana menurut
kebiasaan adat istiadat di Suku dayak Lundayeh yang berkaitan dengan puncak acara
pernikahannya. Setelah upacara pernikahan adat dilakukan barulah dilakukan
pemberkatan di gereja. Di dalam proses upacara pernikahan terdapat harapan berupa
tuturan doa.

6. Kepecayaan
a. Gunung Harimau dipercayai bahwa ada makhluk atau roh yang menunggu di
daerah gunung tersebut.
b. Remayap adalah suatu makhluk yang ada di sungai malinau jika kita
lemas/tenggelam di sungai maka dia akan terbuka dan menggulung kita sampai
kita mati dan mayat kita dingin setelah itu baru iya membuka gulungannya dan
melepas kita.
c. Ada juga sungai sesayap terbesar yang dipercayai memiliki roh penunggu Ketika
akan dilewati harus dilakukan ritual untuk meminta izin kepada roh yang
dipercaya sehingga tidak terjadi malapetaka.

7. Mitos yang dipercayai


Yakni meketavan atau kepohonan (kepercayaan nenek moyang)
Adalah salah satu mitos yang sangat terkenal di Kalimantan karena ini adalah salah
satu mitos yang sangat di percayai dan sangat di takuti oleh masyarakat Kalimantan.

Anda mungkin juga menyukai