Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH HUKUM ADAT PERKAWINAN

(SUKU MELAYU)
DI DAERAH SIAK SRI INDRAPURA

MATA KULIAH : HUKUM ADAT

DISUSUN OLEH :

NAMA : SYAHID MUHAMMAD KUTUB NASUTION

NIM : 1774201004

KELAS : II.4.F

PRODI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM SEMESTER II (GENAP)


UNIVERSITAS LANCANG KUNING

Pekanbaru, April 2018


HUKUM ADAT PERKAWINAN DI DAERAH
SIAK SRI INDRAPURA
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi budi atau akal diartikan sebagai hal yang Informasi
Mengenai berbagai budaya di daerah Siak Sri Indrapura, serta Budaya Kerajaan Siak. Motto
terwujudnya Kabupaten Siak sebagai pusat budaya Melayu di Riau yang didukung oleh
agribisnis agro industri dan pariwisata yang maju dalam lingkungan Melayu Riau Jawi Pada
tahun 1514 terdapat sebuah ekspedisi militer Portugis yang menelusuri Sungai Siak Adat dan
budaya Sistem kekerabatan budaya Melayu berasal dari negeri Istana, Siak Sri Indrapura
yang sudah mengakar. Sedangkan adat diartikan sama dengan kebiasaan lama dan kuno.
Kalau mendengar kata adat, maka yang terbayang dalam khayalan adalah orang tua
berpakaian daerah, upacara perkawinan, atau upacara-upacara lainnya. Adat bisa diartikan
juga sebagai aturan-aturan tentang beberapa segi kehidupan manusia yang tumbuh dari usaha
orang dalam suatu daerah yang terbentuk di Indonesia sebagai kelompok sosial untuk
mengatur tata tertib tingkah-laku anggota masyarakatnya. Di Indonesia, aturan-aturan tentang
segi kehidupan manusia itu menjadi aturan hukum yang mengikat dan disebut hukum adat.

Kerajaan Gasib adalah perpecahan kerajaan Sriwijaya yang masih menganut agama
Hindu atau Budha, yang kesenian dan kebudayaannya berhubungan dengan agama yang
dianutnya. Sisa-sisa dari kebudayaan itu terdapat dimasyarakat Gasib saat ini dan masih
berakulturasi dengan kebudayaan dan kesenian Melayu Siak yang sudah menganut agama
islam. Kerajaan Siak adalah pewaris dari kerajaan Melaka, Johor Riau, maka adat dan budaya
di Kerajaan Siak adalah adat dan budaya bersendikan syariat islam yang disebut adat bersendi
syarak, dan syarak bersendikan kitabullah.Kerajaan Siak Sri Indrapura merupakan sebuah
Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia. Siak Sri
Inderapura merupakan kerajaan Islam, yang didirikan di Buantan oleh Raja Kecik dari
Pagaruyung bergelar Sultan Abdul Jalil pada tahun 1723, setelah sebelumnya terlibat dalam
perebutan tahta Johor.

Kemudian dalam perkembangan selanjutnya Kesultanan Siak muncul menjadi sebuah


kekuatan yang diperhitungkan di pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaya di tengah
tekanan Imperialisme Eropa. Jangkauan terjauh pengaruh kerajaan ini sampai ke Sambas di
Kalimantan Barat, sekaligus mengendalikan jalur pelayaran antara Sumatera dan Kalimantan.
Kerajaan Melayu Siak berkembang dan tumbuh dari zaman berdirinya Kerajaan Gasib yang
menganut agama Hindu / Budha yang merupakan perpecahan Kerajaan Sriwijaya yang
pernah berpusat diMuara Takus pada abad ke XI-XII, Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan
yang berkembang dengan pesat dan gemilang pada zamannya. Kerajaan Sriwijaya yang
pernah berpusat diMuara Takus, runtuh pada abad awal abad XIII, sehingga timbul kerajaan-
kerajaan kecil yang masih menganut agama Hindu / Budha seperti diLubuk Jambi, Keritang,
Kandis, Bintan dan Tumasik.
Bagi orang Melayu Siak, yang disebut orang Melayu itu adalah beradat istiadat
Melayu, berbahasa Melayu dan beragama islam. Jadi adat dan budayanya bernafaskan islam,
jika seseorang massuk islam maka ia disebut orang Melayu. Raja Kecik sebagai pendiri
kerajaan siak telah meletakkan islam sebagai agama resmi dikerajaan siak, yang diumumkan
semasa beliau dinobatkan sebagai Sultan Siak pertama yang bergelar Sultan Abdul Jalil
Rakhmad Syah. Kerajaan Siak adalah keturunan Kerajaan Melaka yang tidak terlepas dari
kebudayaan dan keseniannya tidak terlepas dari Kerajaan Melayu Melaka, namun terdapat
pengaruh unsur-unsur adat dan budaya serta kesenian dari suku-suku yang telah lama
mendiami negeri Siak. Selain itu ada juga pengaruh dari budaya dan kesenian dari Cina,
Thailand , Arab, Persi, India serta suku-suku pendatang dari Nusantara Indonesia
menyebabkan terjadinya akulturasi kebudayaan asli Siak dengan mereka sehingga terbentuk
kebudayaan dikerajaan siak, Pasang surut kerajaan ini tidak lepas dari persaingan dalam
memperebutkan penguasaan jalur perdagangan di Selat Malaka.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sultan Siak terakhir, Sultan Syarif


Kasim II, menyatakan kerajaannya bergabung dengan Republik Indonesia. Dari proses yang
banyak terjadi dalam kerajaan siak menghasilkan berbagai adat dan kebudayaan. Kerajaan
Siak adalah pusat pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Sultan dengan orang-ornag
besarnya, sehingga yang dilakukan dalam acara adat mempunyai sopan santun yang telah
diatur oleh Kerajaan dan Datuk- datuk dari Ketua Suku. Setiap pelanggaran adat dan sopan
santun oleh rakyatnya akan mendapat hukum atau sanksi yang sesuai dengan pelanggarannya.
Didalam adat kerajaan siak ada beberapa aturan yaitu :

1. Adat Sebenar Adat,


maksud dari Adat Sebenar Adat adalah prinsip-prinsip adat dikerajaan Siak yang tidak dapat
diubah-ubah karena sudah tersimpul dalam adat yang bersendikan syarak. Untuk itu
ketentuan adat yang bertentangan dengan hukum syarak Islam tidak boleh dipakai lagi. Jika
terjadi benturan maka hukum syaraklah yang berlaku dominan, hal ini telah disabdakan oleh
Sultan Siak Raja Kecik sewaktu beliau dinobatkan. Misalnya : Dalam berpakaian haruslah
menutup aurat.

2. Adat yang diadatkan Adat,


adat ini adalah adat yang dibuat oleh Kerajaan Siak oleh Sultan yang sedang berkuasa sebagai
pemimpin pemerintahan dinegeri Siak bersama Dewan Datuk sebagi penasehat Sultan pada
kurun waktu tertentu dan masa berlakunya adat yang diadatkan ini ialah sepanjang belum
dirubah oleh penguasa berikutnya atau Sultan penggantinya. Contohnya : Warna pakaian
yang boleh dipakai oleh Datuk, orang besar kerajaan dan isterinya, dilarang memakai warna
kuning karena itu adalah warna pakaian Sultan dan keluarganya.

3. Adat yang Teradat,


adat ini adalah adat yang disusun bersama oleh Datuk-datuk kepala suku dengan pemuka-
pemuka dinegeri Siak pada masa kerajaan dahulu sejak berdirinya Kerajaan Gasib sampai
Kerajaan Siak yang dipimpin oleh Raja Kecik. Adat ini turun temurun dalam masyarakat
melayu siak yang telah lama mentradisi dan sudah menjadi pegangan bersama yang harus
ditaati oleh rakyat Siak. Terutama pantang durhaka kepada raja dan kepada orang tua karena
sumpah raja dan orang tua sangat makbul. Adat ini menanamkan sopan santun kepada
masyarakat dan rakyatnya terutama kepada anak cucunya yang merupakan pewaris negeri
Siak. Adat sopan santun sangat diutamakan dalam masyarakat melayu siak.
Dikerajaan Siak hidup dan berkembang kebudayaan Tradisional yang kuat yang
bernafaskan Islam, hal ini terlihat dari beberapa upacara adat dimulai dari kelahiran sampai
kematian. Kebudayaan yng terdapat pada masyarakat Melayu Siak yaitu seperti :

A. Upacara menujuh bulan,


yaitu upacara adat yang dilaksanakan pada saat seorang ibu yang hamil anak sulung dalam
usia kandungan tujuh bulan.

B. Upacara aqiqah,
yaitu memberi nama, cukur rambut dan turun mandi. Upacara ini dilakukan secara
bersamaan, dimana anak yang baru dilahirkan dalam usia tujuh hari atau lebih, diaqiqahkan
dengan menyembelih satu ekor kambing untuk anak perempuan dan dua ekor kambing untuk
anak laki-laki. Bersamaan dengan itu dilakukan kenduri dengan menjemput orang ramai dan
pada saat itu rambut sibayi digunting, ditepung tawari sambil dibacakan puji-pujian kepada
Rasul dan kemudian dibacakan doa selamat dan doa memberi nama. Seterusnya bayi
diturunkan memijak tanah dan dimandikan dan terakhir diayun dibuaian.

C. Upacara Khitanan dan Khatam Al-Qur'an,


setiap anak laki-laki berusia sekitar sebelas tahun dikhitankan, dan sebelum dikhitankan
dianya haruslah sudah khatam Al-Qur'an.

D. Upacara adat perkawinan,


terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :

1. Merisik,
Pelaksanaan merisik ini dilakukan secara bertahap oleh keluarga pihak laki-laki. Mereka
mengirim utusan kepada pihak keluarga perempuan terutama kedua orang tuanya dengan
maksud menanyakan kepada keluarga perempuan itu apakah anak gadisnya telah dipinang
orang atau sudah mengikat janji dengan seseorang. Seandainya belum, maka kedatangan
mereka untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Tahap ini dilakukan oleh orang tua pria
setelah mendapat informasi dari anak bujangnya bahwa ada seorang dara yang telah menjadi
idaman hatinya, maka dilaksanakanlah acara merisik secara diam-diam kepada sang gadis.
Acara merisik ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku dan sopan santun calon manantu
tersebut baik terhadap orang tuanya, keluarganya, dan masyarakat di kampung. Di samping
itu, juga pula di selidiki bagaimana ketekunannya mengurus rumah tangga, pandai atau tidak
tidak bertenun, serta ketaatannya dengan perintah allah. Hal demikian juga tidak lepas dari
penyilidikan orang tua pihak wanita terhadap calon menantunya, apakah pemuda itu
menghormati orang tua, sopan santun serta senang bergaul sesama di kampung, rajin bekerja
dan sifat terpuji lainnya. Seandainya hal yang telah di ingat oleh kedua belah pihak berkenan
maka di lanjutkan upacara berikutnya.

2. Meminang,
Setelah mendapat kepastian dari si gadis maupun keluarganya maka di lakukan acara
meminang dengan terlebih dahulu mengirim utusan orang tua-tua yang bijaksana, pandai
bertutur secara adat melayu serta di iringi tepak sirih sebagai pembuka kata. Upacara
meminang ini dilakukan dengan bahasa pantun dan pepatah petitih sehingga upacara yang di
maksud dapat di sampaikan. Kata berbalas, gayung bersambut, dapat mufakat bila antaran
belanja dilaksanakan.
3. Menghantar Belanja,
Acara hantaran belanja atau yang biasanya dikenal dengan dilakukan beberapa hari sebelum
upacara akad atau sekaligus menjadi satu rangkaian dalam upacara akad nikah. Jika antar
belanja diserahkan pada saat berlangsungnya acara perkawinan, maka antar belanja
diserahkan sebelum upacara akad nikah. Beramai-ramai, beriring-iringan, kerabat calon
pengantin laki-laki membawa antara belanja kepada calon pengantin wanita. Konsep
pemikiran dari upacara antar belanja adalah simbol dari peribahasa-peribahasa seperti rasa
senasib sepenanggungan,rasa seaib dan semalu, yang berat sama dipikul yang ringan sama
dijinjing. Makna dalam upacara antar belanja ini adalah rasa kekeluargaan yang terbangun
antara keluarga pengantin laki-laki dan pengantin perempuan. Oleh karena makna dan
tujuannnya adalah membangun rasa kekeluargaan, maka tidak dibenarkan jumlah diantarkan
menimbulkan masalah yang menyakiti perasaan di antara mereka.

4. Pelaksanaan pernikahan (hari akad nikah),


dalam pelaksanaan hari pernikahan pada masyarakat Melayu di Siak Sri Indrapura, dilakukan
beberapa untaian acara yaitu :

1. Menggantung,
Yaitu memasang kembes (tenda), membuat pelaminan, menghias rumah dan kamar
pengantin.

2. Berinai,
makna dan tujuan dari perhelatan upacara ini adalah untuk menjauhkan diri dari bencana,
membersihkan diri dari hal-hal yang kotor, dan menjaga diri segala hal yang tidak baik. Di
samping itu tujuannya juga untuk memperindah calon pengantin agar terlihat lebih tampak
bercahaya, menarik, dan cerah. Upacara ini merupakan lambang kesiapan pasangan calon
pengantin untuk meninggalkan hidup menyendiri dan kemudian menuju kehidupan rumah
tangga.

3. Berandam,
upacara berandam dilakukan pada sore hari ba'da Ashar yang dipimpin oleh Mak Andam
didampingi oleh orang tua atau keluarga terdekat dari pengantin perempuan. Makna dari
upacara berandam adalah membersihkan fisik (lahiriah) pengantin dengan harapan agar
batinnya juga bersih. Makna simbolisnya adalah sebagai lambang kebersihan diri untuk
menghadapi dan menempuh hidup baru.

4. Akad nikah,
upacara akad nikah merupakan inti dari seluruh rangkaian upacara perkawinan. Sebagaimana
lazimnya dalam adat perkawinan menurut ajaran Islam, upacara akad nikah harus
mengandung pengertian ijab dan qabul. Setelah penyataan ijab dan qabul telah dianggap sah
oleh para saksi, kemudian dibacakan doa /walimatul urusy atau yang dipimpin oleh kadi atau
orang yang telah ditunjuk. Setelah itu, baru kemudian pengantin laki-laki mengucapkan
/taklik/ (janji nikah) yang dilanjutkan dengan penandatanganan Surat Janji Nikah.
Penyerahan mahar oleh pengantin laki-laki baru dilakukan sesudahnya. Dan dilanjutkan
dengan acara tepuk tepung tawar yang hakikatnya adalah pertanda bahwa para tetua
melimpahkan restu dan doa, bahwa marwah pengantin kekal terjaga.
5. Acara Khatam Al-qur'an,
upacara khatam Qur'an sebenarnya bermaksud menunjukkan bahwa pengantin perempuan
sudah diajarkan oleh kedua orang tuanya tentang bagaimana mempelajari agama Islam
dengan baik. Dengan demikian, sebagai pengantin perempuan dirinya telah dianggap siap
untuk memerankan posisi barunya sebagai istri sekaligus ibu dari anak-anaknya kelak.

6. Hari langsung (hari bersanding),


pada hari yang disepekati, dimana pengantin laki-laki diarak dari rumah orang tuanya
kerumah pengantin perempuan, diiringi dengan musik kompang dan setelah sampai disambut
dengan silat dan dilanjutkn dengan berbalas pantun dan bertukar tepak antara kedua belah
pihak dan bersamaan dengan itu ditaburkan beras kunyit sebagai meng elu-elukan kedatangan
pengantin. Setelah pintu dibuka, pengantin laki-laki didudukkan dipelaminan yang disana
sudah ada pengantin perempuan yang menunggu pengantin laki-laki.

Adat istiadat ini berpusat pada siak sri indrapura yang di susun dan di tata oleh
seorang raja dan orang-orang besar kerajaan. Adat istiadat ini merupakan hasil warisan
budaya siak dari upacara adat perkawinan raja-raja yang dulunya sebagai pusat kerajaan
melayu.
Daftar Pustaka :

[1] http://smkbungaraya.blogspot.co.id/

[2] http://kebakaranhutan.mesintetastelur.com/budaya-melayu-siak

[3] O.K Nizami Jamil (2002). Istana Asserayah Hasyimiah Kerajaan Siak. Bappeda
Kabupaten Siak dan Masyarakat Peduli Lingkungan Wisata Siak Sri Indrapura. Hal : 90

[4] Pustaka Tim Penulis Sejarah Kerajaan Siak (2011). Sejarah Kerajaan Siak. Lembaga
Warisan Budaya Melayu Riau. Pekanbaru : 120

[5] Effendy,Tenas dkk (1972). Lintasan Sejarah Kerajaan Siak. Pekanbaru. BPKD Riau. Hal :
95.

Anda mungkin juga menyukai