Anda di halaman 1dari 24

Perkembangan islam di

Indonesia

Nama : Nursyakinah aswin udin pau


Nim :60100120017
Sejarah Masuknya Islam di nusantara

Menurut satu pendapat Agama Islam masuk di Nusantara sekitar abad VII dan
VIII masehi. Hal ini didasarkan kepada berita cina yang menceritakan
renacanaserangan orang-orang Arab. Dinasti Tang di Cina juga memberitakan
bahwa di Sriwijaya sudah ada perkampungan muslim yang mengadakan
hubungan dagang dengan cina. Pendapat lainnya mengatakan bahwa
Islam masuk di Nusantara padaabad ke 13, hal ini di dasarkan pada dugaan
keruntuhan Dinasti Abasiyah (1258 M), berita Marcopolo (1292 m), batu nisan
Sultan Malik As Saleh (1297), dan penyebaran ajaran tasawuf. Agama Islam
masuk di nusantara dibawa oleh parapedagang muslim melalui dua jalur,
yaitu jalur utara dan jalur seletan. Melalui jalurutara dengan rute : Arab
(Mekah dan Madinah) – Damaskus – Bagdad – Gujarat (pantai barat India) –
Nusantara. Melalui jalur selatan dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) –
Yaman - Gujarat (pantai barat India) – Srilangka – Nusantara. Cara penyebaran
Islam di Nusantara dilakukan melewati berbagai jalan
diantaranyaadalah melalui perdagangan, sosial, dan pengajaran.
Strategi dakwah islam di indonesia
1. Perdagangan
Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para
pedagang Islam dari Gujarat/India, Persia, dan Bangsa
Arab. Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan
perdagangan di Indonesia. Hal ini konsekuensi
logisnya menimbulkan jalinan hubungan dagang
antara masyarakat Indonesia dan para pedagang
Islam. Di samping berdagang, sebagai seorang muslim
juga mempunyai kewajiban berdakwah maka para
pedagang Islam juga menyampaikan dan mengajarkan
agama dankebudayaan Islam kepada orang lain.
2. Perkawinan
Di antara para pedagang Islam ada yang menetap di
Indonesia. Hingga sekarang di beberapa kota
di Indonesia terdapat kampung Pekojan .
Kampung tersebut dahulu merupakan tempat tinggal
para pedagang Gujarat. Koja artinya pedagang
Gujarat. Sebagian dari para pedagang ini menikah
dengan wanita Indonesia. Terutama putri raja
atau bangsawan. Karena pernikahan itulah,
makabanyak keluarga raja atau bangsawan
masuk Islam. Kemudian diikuti oleh rakyatnya.
Dengandemikian Islam cepat berkembang.
3. Pendidikan
Perkembangan Islam yang cepat
menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig
yangmenyebarkan Islam melalui pendidikan
dengan mendirikan pondok-pondok pesantren. Dan
didalam pesantren itulah tempat pemuda
pemudi menuntut ilmu yang berhubungan dengan
agamaIslam. Yang jika para pelajar tersebut selesai
dalam menuntut ilmu mengenai agama
Islam,  merekamempunyai kewajiban untuk
mengajarkan kembali ilmu yang diperolehnya kepada
masyarakatsekitar. Yang akhirnya masyarakat sekitar
menjadi pemeluk agama Islam.
4. Politik
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan
pengaruh yang besar dan memegang peranan penting
dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah
kerajaan memeluk agama Islam, otomatis rakyatnya
akan berbondong - bondong memeluk agama
Islam. Karena, masyarakat Indonesia memiliki
kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi
panutan rakyatnya. Jika raja dan rakyat memeluk
agama Islam, pastinya demi kepentingan politik
maka akan diadakannya perluasan wilayah
kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran agama
Islam.
5. Melalui Dakwah di Kalangan Masyarakat
Di kalangan masyarakat Indonesia sendiri terdapat juru-
juru dakwah yang menyebarkan Islam di lingkungannya,
antara lain .
1.Sunan Gresik
2. Sunan Ampel
3. Sunan Bonang
4. Sunan Giri
5. Sunan Derajat
6. Sunan Kalijaga
7. Sunan Kudus
8. Sunan Muria
9. Sunan Gunung Jati
6. Seni Budaya
Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti
bangunan (masjid), seni pahat, seni tari,seni musik, dan seni
sastra. Cara seperti ini banyak dijumpai di Jogjakarta, Solo,
Cirebon, dls. Seni budaya Islam dibuat dengan cara
mengakrabkan budaya daerah setempat dengan ajaran Islam
yang disusupkan ajaran tauhid yang dibuat sederhana, sehalus
dan sedapat mungkin memanfaatkan tradisi lokal, misalnya :
Membumikan ajaran Islam melalui syair – syair.
Contohnya : Gending Dharma, Suluk Sunan
Bonang, Hikayat Sunan Kudus, dan lain – lain.
Mengkultulrasikan wayang yang sarat dokrin.
Contohnya : Tokoh-tokoh simbolis dalam wayang diadopsi
atau mencipta nama lainnyayang biasa mendekatkan dengan
ajaran Islam.
 1.Perkembangan Islam di Indonesia

. Proses awal perkembangan islam di indonesia


 a. Masuknya Islam di indonesia
 Awal mula kedatangan agama islam tidak berasal dari arab langsung, tetapi di bawah oleh para
pedagang dari Gujarat India sekitar abad ke 7 M dan baru pada abad 13 M berdiri kerajaan-kerajaan
islam di indonesia.

 b. Proses islamisasi di indonesia


 a. Makam islam maulana malik ibrahim berangka tahun 1297 di gresik, jawa timur
 b. makam fatimah binti maimun berangka tahun 1082 di lereng gresik terdapat batu tulis yang huruf
dan berbahasa arab.
 c. berita dari marcopolo seorang pedagang dari venetia yang sempat singgah di perlak (1292 M) utara
aceh menerangkan sebagai besar penduduknya memeluk agama islam.

 c. Bukti-bukti masuk dan perkembangannya islam di indonesia


 cara penyebaran melelui jalur pendidikan, politik, perkawinan, dan dakwah. proses islamisasi sendiri
cepat berkembang dan diterimah oleh masyarakat karena:
 a. penyebaran agama islam sangat mudah
 b. jatuhnya kerajaan besar Hinduh dan budha (majapahit dan sriwijaya)
 c. Upacara dalam islam sangat sederhana
 d. syarat masuk islam sangat mudah
 e. agama islam tidak mengenal kasta
 f. penyebaran agama islam dengan cara damai
2. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

Berkembangnya agama Islam secara cepat dan meluas di


Indonesia terutama di daerah pesisir karena adanya kontak
dagang antara pedagang Islam dengan pedagang Indonesia.
Para pedagang Islam dari Gujarat dalam menyiarkan agama
Islam dengan cara bijaksana dan tanpa paksaan atau
kekerasan. Sehingga banyak pedagang maupun penduduk
Indonesia pada masal lampau yang tertarik kepada Islam.
Selain itu ajaran Islam tidak mengenal kasta.

Makin kuatnya pengaruh Islam di kalangan penduduk


mendorong tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di
kepulauan Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam terkenal di
Indonesia pada masa lampau dapat dijelaskan di bawah ini. 
b. Kerajaan Islam Demak

Pada Abad ke-15 di Pulau Jawa berdiri kerajaan Islam


Demak. Demak merupakan kerajaan Islam pertama di
Pulau Jawa. Pendiri kerajaan ini bernama Raden Patah.
Ia sebenarnya adalah salah seorang bupati di kerajaan
Majapahit yang berkedudukan di Demak dan telah
menganut Islam. Kekuasaan Majapahit ketika itu
sudah lemah. Keadaan ini mendorong Raden Patah
untuk mendirikan kerajaan Islam Demak. Dengan
berdirinya kerajaan Islam Demak berarti Raden Patah
telah melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan
Majapahit. Berdirinya kesultanan Demak mendapat
dukungan pula dari daerah-daerah lain di Jawa Timur
yang sudah Islam seperti Jepara. Tuban dan Gresik.
c. Kerajaan Islam Pajang
Pada tahun 1568 berdiri kerajaan Islam Pajang. Pendiri kerajaan ini
adalah Sultan Adiwijoyo atau Joko Tingkir. Ia berhasil
mengalahkan Arya penangsang raja Demak. Ia kemudian
menindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Pajang. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa berdirinya kerajaan Islam Pajang
erat kaitannya dengan kerajaan Demak.

Sultan Adiwijoyo atau Joko Tingkir adalah seorang yang suka


menghargai pendukung atau pengikut yang turut bertempur
bersamanya sewaktu menghadapi Arya Penangsang. Mereka yang
telah berjasa oleh Sultan Adiwijoyo diberi hadiah penghargaan.
Kedua orang yang dinilai sangat berjasa yaitu Kiai Ageng
Pemanahan dihadiahi tanah di Mataram (sekitar Kotagede, dekat
Yogyakarta). Sedangkan Kiai Panjawi dihadiahi tanah di Daerah
Pati. Mereka sekaligus diangkat menjadi bupati di daerahnya
masing-masing.
d. Kerajaan Islam Mataram
Pada tahun 1586 berdiri kerajaan Islam Mataram. Pendiri kerajaan ini
bernama Sutowijoyo yang bergelar Panembahan Senopalti Ing
Alaga Sayidin Pantagama. Letak kerajaan ini berada di Kotagede,
Sebelah tenggara kota Yogyakarta. Ketika memerintah dikerajaan
Mataram, banyak bupati yang ingin melepaskan diri dari
kekuasaannya. Diantara para bupati yang ingin melepaskan diri dari
kekuasaannya adalah bupati Ponogorogo, Madiun, Kediri, Pasuruan,
Surabaya, Cirebon dan Galuh. Namun upaya mereka untuk melepaskan
diri tidak behasil karena Sutowijoyo dikenal memiliki keahlian di
bidang kemiliteran berhasil mengatasi semua pemberontakan tersebut.

Kemudian pada tahun 1601 Sutowijoyo wafat. Ia dimakamkan di


kOtagede. Meskipun demikian ia dinilai telah berhasil meletakan
dasar-dasar yang kokoh bagi kerajaan Mataram. Selanjutnya setelah
Sutowijoyo wafat, kerajaan Mataram diperintah oleh Mas Jolang atau
Penembahan Seda ing Krapyak.
e. Kerajaan Islam Cirebon
Pada tahun 1522 berdiri kerajaan Islam Cirebon.
Pendiri kerajaan yang sekaligus menjadi rajanya
bernama Fatahillah. Ia sangat berjasa dalam
mengislamkan Jawa Barat. Di bawah pemerintahannya
kerajaan Islam Cirebon mencapai kejayaan. Daerah
kekuasaanya bertambah luas. Kerajaan Islam Cirebon
menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan Islam
Mataram. Pada thaun 1570 Fatahillah wafat.
Selanjutnya ia digantikan oleh putranya bernama
pangeran Pasarean. Dalam perkembangannya
kemudian pada tahun 1679 kerajaan Islam Cirebon
dibagi menjadi dua kerajaan yaitu Kasepuhan dan
Kanoma
f. Kerajaan Islam Banten
Pada tahun 1552 berdiri kerajaan Islam Banten. Pendiri kerajaan ini
bernama Hasanuddin. Ia naik tahta menjadi raja di Banten setelah
memperoleh mandat dari ayahnya Fatahillah. Seperti telah kita ketahui
bahwa Fatahillah pada mulanya menguasai daerah Sunda Kelapa, Cirebon
dan Banten.

Hasanuddin seperti juga ayahnya, giat menyiarkan agama Islam. Pada


waktu itu kerajaan Pakuan Pajajran masih menganut agama Hindu.
Kerajaan Islam Banten di bawah pemerintahan Hasanuddin makin hari
makin kuat kedudukannya. Sementara itu kerajaan Pakuan makin terjepit
dan lemah. Meskipun demikian ia tidak memanfaatkan untuk menyerang
kerajaan Pakuan Pajajaran. Tetapi Hasanuddin meluaskan pengaruhnya ke
Lampung. Bahkan kemudian ia menikah dengan putri Sultan Indrapura.
Oleh mertuanya Hasanuddin dihadiahi tanah di daerah Selebar.

Setelah Hasanuddin wafat digantikan oleh putranya bernama Pangeran


Yusuf. Ia meluaskan daerah kekuasaannya dan menaklukan Pakuan
Pajaran (tahun 1579). Kemudian pada thaun 1580 Pangeran Yusuf wafat.
GERAKAN PEMBARUAN ISLAM
A.     GERAKAN POLITIK ISLAM
1.     PARTAI SAREKAT ISLAM INDONESIA
Sebelum menjadi Sarekat Islam, pada mulanya berasal organisasi
dagang yang bernama Sarekat Dagang Islam. Didirikan pada 1911
oleh seorang pengusaha batik terkenal di Sala, yaitu Haji
Samanhudi. Anggota-anggotanya terbatas pada para pengusaha
dan pedagang batik, sebagai usaha untuk membela kepentingan
mereka dari tekanan politik Belanda dan monopoli bahan-bahan
batik oleh para pedagang Cina. Kemudian akibat pelarangan
terhadap Sarekat Dagang Islam oleh Residen Surakarta, maka
pada 1912 kedudukannya dipindah ke Surabaya dan namanya
pun berganti menjadi Sarekat Islam.
2.     PARTAI ISLAM MASJUMI
Partai Islam Masjumi berdiri pada tanggal 7 November
1945 sebagai hasil keputusan Muktamar Umat Islam
Indonesia I yang berlangsung di Yogyakarta (Gedung
Madrasah Mualimin Muhammadiyah) pada tanggal 7-8
November 1945. Kongres ini dihadiri oleh hampir semua
tokoh dari berbagai organisasi Islam dari masa sebelum
perang serta pada masa pendudukan Jepang, seperti
Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Sarekat Islam, al-
Wasliyah, Persis, al-Irsyad, serta tokoh intelektual muslim
yang pada zaman Belanda aktif dalam Jong Islamiten
Bond dan Islam Study Club dan sebagainya. Dalam
kongres tersebut disepakati dan diputuskan untuk
mendirikan Majlis Syura Pusat bagi umat Islam Indonesia.
B.     GERAKAN SOSIAL KEMASYARAKATAN
ISLAM
Merupakan gerakan dakwah Islam amar makruf nahi
munkar yang dalam ajarannya konsisten berpegang
pada :
 Kembali pada Al-Qur’an dan As-Sunnah secara murni.
 Membuka pintu ijtihad selebar-lebarnya kepada siapa
pun yang telah berhak melakukannya.
 Mengamalkan ajaran Islam secara konsisten, bersih dari
segala kemusyrikan, khurafat, bid’ah, dan taqlid
1.     MUHAMMADIYAH
Sejak tahun 1905, Kyai Haji Ahmad Dahlan telah banyak
melakukan dakhwah dan pengajian-pengajian yang berisi
faham baru dalam islam dan menitik beratkan pada segi
alamiyah. Baginya, Islama adalah agama amal, suatau agama
yang mendorong umatnya untuk banyak melakukan kerja
dan berbuat sesuatu yang bermanfaat. Dengan bekal
pendalaman beliau terhadap Al- Qura’an dan sunannah
Nabi, sampai pada pendirian dan tindakana yang banyak
bersifat pengalaman Islam dalam kehidupan nyata.
Dari kajian – kajian Kyai Haji Ahmad Dahlan ,akhirnya
timbul pertanyaan kenapa banyak gerakan-gerakan
islamyang tidak berhasil dalam usahanya? Hal ini tidak lain
di sebabkan banyak orang yang bergerak dan berjuang tetapi
tidak berilmu luas serta sebaliknya banyak orang yang
berilmu akan tetapi tidak mau mengamalkan ilmunya.
2.     AL-IRSYAD
Dalam jami’at khair, timbul suatu perbedaan pendapat yang cukup
tajam, terutama persoalan “kafa’ah”, yaitu sah tdaknya golongan Arab
keturunan Sayid (keluarga Nabi) kawin dengan golongan lainnya. Dalam
hal ini Syeh Sukarti berpendapat boleh,dan tetap kufu atau seimbang. Ia
mengemukakan alasan dengan ayat Al-Qur’an bahwa: “yang paling
mulia diantara kamu sekalian di sisi Allah adalah yang paling taqwa” (Al
Hujarat 13). Selain itu terdapat banyak bukti bahwa para sahabat kawin
satu sama lain tanpa memandang keturunan Sayyid atau tidaknya.
Ternyata pendapat ini menimbulkan ketidaksenangan golongan Arab
seketurunan dengan Syaidina Ali, keluarga Nabi, dan berakhir dengan
perpecahan. Kemudian Syekh Ahmad Sukati pada tahun 1914
mendirikan perkumpulan Al Ishlah Wal Irsyad. Maksudnya ialah
memajukan pelajaran agama Islam yang murni di kalangan bangsa Arab
di Indonesia. Dan sebagai amaliyahnya berdirilah beberapa perguruan
Al-Irsyad di mana-mana, di antaranya pada tahun 1915 di jakarta. Selain
itu banyak bergerak dalam bidang sosial dan dakwah Islam dengan
dasar Al-Qur’an dan sunnah Rosul secara murni dan konsekuen.
 3. PERSATUAN ISLAM
Persatuan Islam (Persis) didirikan di Bandung pada 17
September 1923 oleh K.H. Zamzam, seorang ulama
berasal dari Palembang. Persis beeertujuan
mengembalikan kaum muslimin kepada pimpinan
AL-Qur’an dan sunnah Nabi dengan jalan mendirikan
madrasah-madrasah, pesantren dan tabliqh pidato
ataupun tulisan. Selain itu, menerbitkan pula majalah
yang cukup menonjol pada zamannya, yaitu “Pembela
Islam” dan majalah Al Muslimin.
Terima kasih ya allah

Anda mungkin juga menyukai