Anda di halaman 1dari 2

Kerajaan Islam di Riau

Perkembangan kerajaan bercorak Islam di Riau dapat dijelaskan sebagai berikut

1. Kondisi Geografis
Keberadaan kerajaan Islam di Riau dikelilingi oleh lima belas sungai. Dari kelima belas sungai tersebut
terdapat empat sungai besar yang berperan penting sebagai sarana perhubungan dan perdagangan.
Keempat sungai besar tersebut, yaitu Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Kampar, dan Sungai Indragiri.
Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Kampar, dan Sungai Indragiri melewati dataran tinggi di Bukit Barisan
dan bermuara di Selat Malaka. Wilayah di sekitar keempat sungai itulah yang menjadi pusat perkembangan
Kerajaan Siak, Kampar, dan Indragiri.

2. Kehidupan Politik
Pada awalnya Kerajaan Siak, Kampar, dan Indragiri dikuasai oleh Kerajaan Malaka di bawah
pemerintahan Sultan Mansyur Syah. Akan tetapi, seiring melemahnya kekuasaan Kerajaan Malaka,
Kerajaan Siak, Kampar, dan Indragiri mulai memisahkan diri. Ketiga kerajaan tersebut memiliki corak
pemerintahan hampir sama.
Dalam sistem pemerintahan Kerajaan Siak, terdapat aturan seorang sultan akan dibantu oleh dewan
kerajaan yang bertugas sebagai pelaksana pemerintahan dan penasihat sultan. Sistem pemerintahan seperti
itu juga diterapkan oleh Kerajaan Kampar dan Indragiri. Setelah pengaruh VOC memasuki kerajaan-kerajaan
di Riau, Kerajaan Siak, Kampar, dan Indragiri mengalami kemunduran. Keadaan tersebut diperparah
oleh adanya perjanjian dengan VOC pada 1822 di Bukit Batu. Perjanjian tersebut melarang Kerajaan Siak
mengadakan perjanjian dengan bangsa lain, kecuali Belanda. Perjanjian serupa juga diadakan di Kerajaan
Kampar dan Indragiri. Ketiga kerajaan itu pun akhirnya runtuh akibat mendapat tekanan pemerintah
kolonial Belanda.

3. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Siak tidak dapat dilepaskan dari keberadaan Sungai Siak.
Kawasan di sekitar Sungai Siak berkembang menjadi kawasan pengumpul berbagai produk perdagangan
seperti kapur barus, timah, dan emas. Tambang emas yang ditemukan di sekitar Sungai Siak menyebabkan
monopoli perdagangan emas.
Berdasarkan catatan Tome Pires, Kerajaan Siak, Kampar, dan Indragiri menjalin hubungan ekonomi
dengan Kerajaan Malaka. Hubungan tersebut terlihat pada kontak dagang dan penyerahan upeti kepada
Kerajaan Malaka. Barang-barang yang diperdagangkan ketiga kerajaan tersebut pun bermacam-macam.
Siak merupakan penghasil padi, madu, lilin, rotan, dan obat-obatan. Sementara itu, Kampar dan Indragiri
merupakan penghasil emas, biji-bijian, dan kayu gaharu.

4. Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan di Kerajaan Siak, Kampar, dan Indragiri mendapat pengaruh kuat dari
Kerajaan Samudera Pasai dan Malaka. Oleh karena itu, sebagian besar masyarakat Riau memeluk agama
Islam. Masyarakat Siak menganggap masyarakat Melayu di Riau memiliki keterkaitan dengan agama
Islam. Seseorang akan diakui sebagai orang Siak apabila memiliki pengetahuan tentang Islam dan tekun
menjalankan ajaran agama Islam.
Pengaruh agama Islam dalam kehidupan masyarakat Siak juga tecermin dalam kehidupan
pemerintahan. Raja yang berkuasa menjadikan kitab suci Al-Qur’an sebagai sumber hukum tertinggi
dalam menentukan kebijakan dan hukuman. Penggunaan Al-Qur’an sebagai sumber hukum tertinggi juga
diberlakukan di Kerajaan Kampar dan Indragiri.
5. Kehidupan Sosial dan Budaya
Kerajaan Siak sangat memperhatikan kehidupan pendidikan bagi masyarakatnya. Kemajuan
pendidikan di Kerajaan Siak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Assyaidis Syarif Kasim Abdul Djalil.
Pada masa pemerintahannya, Sultan Assyaidis Syarif Kasim Abdul Djalil mendirikan Madrasah Tauϔiqiyah
al Hasyimiyah sebagai lembaga pendidikan dasar bagi anak laki-laki di Kerajaan Siak. Adapun untuk
pendidikan bagi anak perempuan, pemerintah Kerajaan Siak mendirikan Madrasahtun Nisak. Selain itu,
pemerintah Siak mendirikan Istana Limas sebagai sekolah sekaligus asrama bagi kaum perempuan.
Islam juga memengaruhi kehidupan budaya di
Kerajaan Siak, Kampar, dan Indragiri. Salah satu warisan
budaya Kerajaan Siak yang masih dapat disaksikan hingga
saat ini adalah tari Zapin. Selain itu, peninggalan Kerajaan
Siak masih dapat ditemui hingga saat ini. Peninggalan
tersebut berupa istana kerajaan yang kini dimanfaatkan
sebagai museum. Keberadaan istana Siak menunjukkan
tingginya tingkat kehidupan sosial budaya di Kerajaan
Siak. Kerajaan Siak juga meninggalkan beberapa masjid
yang masih berfungsi hingga sekarang.
Istana Siak
Sumber: https://web.archive.org/web/20210131063148/http://
kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/istana-
siak-dalam-dimensi-sejarah-dan-arkeologi/, diunduh
16 September 2021

Anda mungkin juga menyukai