PWK3281
PRESENTASI
BENTANG ALAM
DAN LANSKAP BUDAYA
Kelompok 5
05
Tempat istana raja selalu berpindah-pindah,
kebanyakan letaknya sepanjang tepi sungai, seperti:
di sekitar Teluk Air Pura, Pelokan Mudik, Pelokan Hilir,
Ujung Jungut, Pinang Sebatang, Bukit, Pasar Gedang,
dan ada juga di Lundang, Ujung Tanjung.
06
Lansekap Kerajaan Melayu Siak Indrapura
07
Lansekap Kerajaan Melayu Siak Indrapura
08
Lansekap Kerajaan Melayu Siak Indrapura
10
Halaman Astanah Asserayah Hasimiah
12
Masjid dan Balai Kerapatan Tinggi
Balairung Sari, atau Balai kerapatan Tinggi dibangun tahun 1889 yang
merupakan tempat sidang kerajaan seperti penobatan Sultan, perkara
kejahatan, masalah ahli waris dan lain-lain. Mempunyai 2 tangga bagi
yang diadili tangga kayu yang berarti kalah atau bersalah dan tangga
besi melingkar cantik berarti menang atau terbebas dari tuntutan.
13
Warisan Kerajaan Indragiri
Warisan Kerajaan Indragiri
15
RAGAM HIAS MELAYU
Hiasan rumah atau motof tenunan antara lain :
Itik pulang petang (semut beriring)
Akar pakis: simbol keseimbangan,
Segi wajik,
Pucuk rebung,
Lebah bergantung
dll.
16
CONTOH
PANTUN DIBALIK
FILOSOFI RAGAM
HIAS (CORAK
MOTIF
17
CONTOH
PANTUN DIBALIK
FILOSOFI RAGAM
HIAS (CORAK
MOTIF
18
RUMAH RAKYAT BERPELANTAR
Di Siak Indragiri, Riau daratan, rumah-rumah Melayu didirikan
sejajar aliran sungai, yang semula didirikan menghadap sungai
kemudian didirikan mengadap ke jalan atau ke Timur. Setelah
agama Islam masuk, banyak rumah penduduk dibangun
menghadap Mekkah (Ka’abah).
19
KEARIFAN
Rangkaian kata-kata tersebut mengandung
LINGKUNGAN DI ketentuan kesultanan Riau antara lain, bahwa
KESULTANAN RIAU ‘..Hutan rimba yang menghasilkan berbagai
rupa, misalnya rotan, damar, getah, jelutung
dan berbagai jenis kayu seperti seminai,
Tajuk ajar Melayu mengatakan :
tembusu, meranti, kuin, medang, punak,
Kalau hidup hendak selamat mentagur, kuras, dan sebagainya.
Peliharalah laut dengan selat
Disebut demikian karena hasil-hasil hutan
Peliharalah tanah berhutan lebat
merupakan simpanan atau cadangan bagi
Disitulah terkandung rezki dan rahmat’
kehidupan penduduk dan fauna di sekeliling
Disitulah terkandung tamsil barat rimba.
Disitulah terkandung aneka nikmat
20
Lansekap Etnik Melayu di Provinsi
Kepulauan Riau (Kepri)
Warisan Kerajaan
Riau-Lingga Kota Tanjung Pinang adalah ibukota Provinsi Kepulauan Riau, yang terletak
di Indonesia. Kota ini memiliki hubungan erat dengan masyarakat Melayu,
yang merupakan masyarakat maritim dengan kegiatan dagang antar pulau
sebagai ciri khasnya. Banyak nama bandar, kota, pulau, tanjung, teluk, dan
perahu menjadi bagian penting dalam lambang-lambang kesusasteraan
mereka.
Setelah jatuhnya Melaka pada tahun 1511, Kepulauan Riau menjadi pusat
kekuasaan politik Kesultanan Johor, atau Johor-Riau, yang berbasis di
Pulau Bintan. Wilayah ini juga dianggap sebagai pusat kebudayaan Melayu.
Kebudayaan orang Melayu sangat dipengaruhi oleh agama Islam, yang
menjadi inti dari kebudayaan mereka. Kewajiban membaca dan menulis Al-
Qur'an mendorong mereka untuk mempelajari huruf Arab, yang kemudian
digunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan kreativitas mereka.
22
FLORA & FAUNA FLORA
23
Riwayat Pulau Penyengat dan Kerajaan
Riau Lingga
Pulau Penyengat terletak sekitar 1,5 kilometer sebelah barat Kota Tanjung
Pinang, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini memiliki topografi berbukit-bukit
dengan tanah yang terdiri dari pasir bercampur kerikil, sementara pantainya
umumnya landai dengan sebagian berumput dan sebagian lagi berbatu
karang. Pulau ini terbagi menjadi beberapa kampung yang merupakan bagian
dari satu desa atau kepenghuluan.
Pulau Penyengat juga memiliki peran penting dalam sejarah Kepulauan Riau,
karena merupakan pusat pemerintahan bagi Kerajaan Riau-Lingga. Kerajaan
ini merupakan penerus Kerajaan Melaka yang pindah ke Johor dan kemudian
ke Kepulauan Riau setelah jatuhnya Melaka ke tangan Portugis pada tahun
1511. Pulau Penyengat menjadi tempat kediaman resmi Yang Dipertuan
Muda, salah satu jabatan penting di Kerajaan Riau-Lingga.
25
KERAJAAN GURINDAM
DUABELAS
26
Peninggalan Sejarah di
Pulau Penyengat
1. Mesjid Raya Pulau Penyengat 3. Makam Raja Haji Marhum Teluk Ketapang
2. Makam Engku Puteri Permaisuri Sultan 4. Bekas Istana Sultan Abdul Rahman
Mahmud Muazam Sah
27
Peninggalan Sejarah di
Pulau Penyengat
5. Bekas Gedung Tengku Bilik 7. Bekas Istana Raja Haji Ali Marhum Kantor
6. Makam Marhum Jaafar, Yang Dipertuan Muda VI 8. Makam Marhum Kampung Bulang
28
Pola Lansekap Kampung Etnik Melayu
Rumah-rumah Melayu memiliki ciri khas dengan kolong yang tinggi, biasanya
sekitar 2 meter dari tanah. Tingginya kolong ini dirancang untuk melindungi
rumah dari banjir dan juga sebagai bentuk perlindungan dari gangguan
binatang buas.
29
Adat Mendirikan
Rumah Melayu
Rumah tradisional Melayu Malaka memiliki karakteristik unik dalam desain
dan struktur bangunannya:
1. Atap Rumbia
2. Proses Pembangunan
3. Orientasi Rumah
4. Pohon-pohon di Keempat Sudut
5. Pembagian Ruang Luar Rumah (Laman): Laman rumah tradisional
Melayu Malaka terbagi menjadi tiga zona yang merupakan proyeksi
zonasi rumah, yaitu:
Zona Jalan Masuk (Entrance Zone)
Zona Samping (Side Zones)
Zona Halaman Belakang (Backyard Zone).
30
Adat Mendirikan
Rumah Melayu
Rumah tradisional Melayu Malaka mencerminkan hubungan erat antara
budaya dan lingkungan alam, dengan peran penting tanaman-tanaman
sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari dan tata ruang rumah.
31
Terima Kasih