Anda di halaman 1dari 32

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


2023

PWK3281

PRESENTASI
BENTANG ALAM
DAN LANSKAP BUDAYA
Kelompok 5

Dr. Ir. Judy O. Waani ST, MT


KELOMPOK 5

Eugenia A.I Sundah Dhea A.R Mokoginta


210211050039 210211050075
DAFTAR ISI
Warisan Kerajaan Melayu tepi sungai 04

Warisan Kerajaan Indragiri 14

Lansekap Etnik Melayu di Provinsi 21


Kepulauan Riau (Kepri)
Manfaat
Kegiatan

Warisan Kerajaan Melayu tepi sungai


Pada abad 19M di kawasan Buantan, Kabupaten Siak, Provinsi
Riau sekarang, seorang raja kecil dari Pagaruyung (Sumatera
Barat) mendirikan Kesultanan Siak Sri Inderapura yang
menyebut diri sebagai sebuah Kerajaan Melayu Islam yang
kemudian berkembang menjadi sebuah kerajaan bahari yang
kuat dan diperhitungkan di pesisir timur Sumatera dan
Semenanjung Malaya di tengah tekanan imperrialisme Eropa.

Pada tahun 1400, anak dari seorang pangeran Arab datang


untuk mengislamkan orang-orang Jawa. Setelah menjadi Raja
di Banten (Batam), ia mengawini anak perempuan Raja
Indrapura. Raja Banten mendapatkan daerah Sullabares, yang
dihuni orang-orang Bengkulu, sebagai mas kawin. Pemberian
itu menjadi dasar klaim Raja Banten terhadap daerah pesisir

05
Tempat istana raja selalu berpindah-pindah,
kebanyakan letaknya sepanjang tepi sungai, seperti:
di sekitar Teluk Air Pura, Pelokan Mudik, Pelokan Hilir,
Ujung Jungut, Pinang Sebatang, Bukit, Pasar Gedang,
dan ada juga di Lundang, Ujung Tanjung.

Kerajaan Inderapura sudah berdiri sekitar 250 tahun


yang lalu. Semua Raja-raja yang memerintah di
kerajaan ini bergelar ‘Syah’, sebuah gelar berasal dari
Parsi (Persia)
Perabot istana dan tanda-tanda kebesaran raja:
Mahkota kerajaan, destar, payung kuning, pedang,
tombak, keris, dll hampir semua mempunyai ciri-ciri
Persia

06
Lansekap Kerajaan Melayu Siak Indrapura

Kerajaan Siak yang berada di tepi MAHKOTA EMAS SULTAN SIAK


sungai Siak Sri Indrapura menghilir Mahkota milik keluarga dari kerajaan
Siak di Riau yang dibuat dari emas
dari kota Pekan Baru. Sungai ini
bertahtakan batu permata dan
terkenal karena dalamnya sehingga
berlian. Mahkota ini diserahkan
dapat dilayari kapal besar hingga kepada pemerintah Republik
pelabuhan Pekanbaru. Kedalaman Indonesia dan diserahkan kepada
sungai ini rata-rata 8-12m, dan Museum Nasional pada tahun 1963
dianggap sebagai sungai terdalam
di Indonesia MESJID SULTAN SIAK & ISTANANYA
Tampak atas Mesjid Sultan Siak &
Istananya

07
Lansekap Kerajaan Melayu Siak Indrapura

RAGAM HIAS CORAK KALIGRAFI

DETIL MOTIF ISLAMI


(KALIGRAFI & ARABESQUE)

08
Lansekap Kerajaan Melayu Siak Indrapura

Istana Sultan Siak, istana Asserayyah Al


Hasyimiah, dalam kepariwisataan disebut
‘istana Matahari Timur’. Istana Sultan Siak
berlanggam gabungan arsitektur Eropa, PROFIL PRAJURIT KESULTANAN RIAU

Spanyol, Arab berpadu dengan langgam


Melayu tradisional. Dibangun oleh Abdul
Jalil Rahmad Syah Sultan Syarif (1717-
1718). Peninggalan kerajaan ini semuanya
terdapat di Siak Sri Indrapura berhadapan
ISTANAN ASSERAYAH AL HASYIMIAH
dengan Desa Buatan. dilihat dari arah gerbang mau utama
Halaman Astanah Asserayah Hasimiah

Pada pintu gerbang terdapat patung


burung Elang dari perunggu, dan 4buah
pilar istana di ujung puncaknya terdapat
patung burung Elang menyambar. Burung
elang merupakan tanda kebesaran dan
keberanian serta kemegahan kerajaan
siak.

10
Halaman Astanah Asserayah Hasimiah

Sebuah lapangan khalayak yang bertepi


sungai siak membuka dihadapan halaman
istana Sultan Astanah Asserayah
Hasyimiah. Menyusur sungai ke barat
setelah istana, terdapat Masjid Raya
Syahabuddin dan Balai Kerapatan Tinggi.
Pohon manggis (Gorcinia Mangostana),
tanaman yang biasa ditanam di halaman
istana Melayu.
11
Masjid dan Balai Kerapatan Tinggi

Masjid kerajaan (masjid Raya Syahabuddin)


terletak di pinggir sungai Siak, ke barat setelah
istana, dan Balai Kerapatan Tinggi. Corak
jendela dan lengkung pintunya tidak segera
dapat ditelusuri jejaknya pada arsitektur Islam
Arab, meskipun ditemukan corak yang serupa
dengan tenun Siak.

12
Masjid dan Balai Kerapatan Tinggi

Balairung Sari, atau Balai kerapatan Tinggi dibangun tahun 1889 yang
merupakan tempat sidang kerajaan seperti penobatan Sultan, perkara
kejahatan, masalah ahli waris dan lain-lain. Mempunyai 2 tangga bagi
yang diadili tangga kayu yang berarti kalah atau bersalah dan tangga
besi melingkar cantik berarti menang atau terbebas dari tuntutan.

13
Warisan Kerajaan Indragiri
Warisan Kerajaan Indragiri

Kerajaan Indragiri merupakan sebuah Kerajaan Melayu yang


pernah berdiri, sekarang wilayahnya berada pada
Kabupaten Indragiri Hilir, dan Kabupaten Indragiri Hulu,
Provinsi Riau. Keberadaan Kesultanan Indragiri tak
terpisahkan dari cikal bakalnya, Kerajaan Keritang.

Asal muasal Kerajaan Keritang berawal dari keruntuhan


Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang. Kerajaan
Keritang berpusat di Pekan Tua di hilir Rengat, wilayahnya
meliputi daerah hilir dari Pesikaian-Cerenti sampai Kuala
Indragiri dan Batang (Sunga) Gangsal, Kecamatan Reteh, di
Indragiri Hilir.

15
RAGAM HIAS MELAYU
Hiasan rumah atau motof tenunan antara lain :
Itik pulang petang (semut beriring)
Akar pakis: simbol keseimbangan,
Segi wajik,
Pucuk rebung,
Lebah bergantung
dll.

16
CONTOH
PANTUN DIBALIK
FILOSOFI RAGAM
HIAS (CORAK
MOTIF

17
CONTOH
PANTUN DIBALIK
FILOSOFI RAGAM
HIAS (CORAK
MOTIF

18
RUMAH RAKYAT BERPELANTAR
Di Siak Indragiri, Riau daratan, rumah-rumah Melayu didirikan
sejajar aliran sungai, yang semula didirikan menghadap sungai
kemudian didirikan mengadap ke jalan atau ke Timur. Setelah
agama Islam masuk, banyak rumah penduduk dibangun
menghadap Mekkah (Ka’abah).

Rumah suku Melayu didirikan di atas tiang berbentuk empat


persegi panjang dan berbumbung lima, sedang bahan-
bahannya selalu disesuaikan dengan jenis pohon-pohon yang
tumbuh di sekitarnya

19
KEARIFAN
Rangkaian kata-kata tersebut mengandung
LINGKUNGAN DI ketentuan kesultanan Riau antara lain, bahwa
KESULTANAN RIAU ‘..Hutan rimba yang menghasilkan berbagai
rupa, misalnya rotan, damar, getah, jelutung
dan berbagai jenis kayu seperti seminai,
Tajuk ajar Melayu mengatakan :
tembusu, meranti, kuin, medang, punak,
Kalau hidup hendak selamat mentagur, kuras, dan sebagainya.
Peliharalah laut dengan selat
Disebut demikian karena hasil-hasil hutan
Peliharalah tanah berhutan lebat
merupakan simpanan atau cadangan bagi
Disitulah terkandung rezki dan rahmat’
kehidupan penduduk dan fauna di sekeliling
Disitulah terkandung tamsil barat rimba.
Disitulah terkandung aneka nikmat

20
Lansekap Etnik Melayu di Provinsi
Kepulauan Riau (Kepri)
Warisan Kerajaan
Riau-Lingga Kota Tanjung Pinang adalah ibukota Provinsi Kepulauan Riau, yang terletak
di Indonesia. Kota ini memiliki hubungan erat dengan masyarakat Melayu,
yang merupakan masyarakat maritim dengan kegiatan dagang antar pulau
sebagai ciri khasnya. Banyak nama bandar, kota, pulau, tanjung, teluk, dan
perahu menjadi bagian penting dalam lambang-lambang kesusasteraan
mereka.

Setelah jatuhnya Melaka pada tahun 1511, Kepulauan Riau menjadi pusat
kekuasaan politik Kesultanan Johor, atau Johor-Riau, yang berbasis di
Pulau Bintan. Wilayah ini juga dianggap sebagai pusat kebudayaan Melayu.
Kebudayaan orang Melayu sangat dipengaruhi oleh agama Islam, yang
menjadi inti dari kebudayaan mereka. Kewajiban membaca dan menulis Al-
Qur'an mendorong mereka untuk mempelajari huruf Arab, yang kemudian
digunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan kreativitas mereka.

22
FLORA & FAUNA FLORA

IDENTITAS Nama Ilmiah: Piper betle L. (sirih)


Keberadaan di Alam: Tumbuh di
kawasan Malesia, Asia Tropika,
Madagaskar, Afrika Timur, India
Selatan, dan Cina Selatan.

Menurut Keputusan Presiden RI No.4 tanggal 9 Januari


1993 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.48 tahun
1989 tentang pedoman penetapan identitas flora dan
fauna daerah.
FAUNA
Nama Ilmiah: Lutjanus sanguineus
Cuvier, 1828 (ikan kakap)
Status Perlindungan: ikan kakap ini
tidak dilindungi di Provinsi
Kepulauan Riau.

23
Riwayat Pulau Penyengat dan Kerajaan
Riau Lingga

Pulau Penyengat terletak sekitar 1,5 kilometer sebelah barat Kota Tanjung
Pinang, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini memiliki topografi berbukit-bukit
dengan tanah yang terdiri dari pasir bercampur kerikil, sementara pantainya
umumnya landai dengan sebagian berumput dan sebagian lagi berbatu
karang. Pulau ini terbagi menjadi beberapa kampung yang merupakan bagian
dari satu desa atau kepenghuluan.

Pulau Penyengat termasuk dalam wilayah administrasi Kota Tanjung Pinang


dan awalnya merupakan sebuah desa. Namun, ketika Kota Tanjung Pinang
resmi terbentuk pada tahun 2002, Pulau Penyengat dijadikan kelurahan.
Pulau ini memiliki sejarah yang kaya, terutama sebagai lokasi benteng
pertahanan dalam pertempuran sejarah melawan Tengku Sulaiman pada
tahun 1719 dan Belanda pada tahun 1782-1784.
24
Riwayat Pulau Penyengat dan Kerajaan
Riau Lingga

Pulau Penyengat juga memiliki peran penting dalam sejarah Kepulauan Riau,
karena merupakan pusat pemerintahan bagi Kerajaan Riau-Lingga. Kerajaan
ini merupakan penerus Kerajaan Melaka yang pindah ke Johor dan kemudian
ke Kepulauan Riau setelah jatuhnya Melaka ke tangan Portugis pada tahun
1511. Pulau Penyengat menjadi tempat kediaman resmi Yang Dipertuan
Muda, salah satu jabatan penting di Kerajaan Riau-Lingga.

Karena lokasinya yang strategis untuk pertahanan, Pulau Penyengat sering


menjadi medan pertempuran dalam sejarah, termasuk perang melawan
Belanda pada tahun 1782-1784. Di pulau ini, terdapat benteng-benteng
dengan sistem pertahanan "gaya Portugis" yang dikembangkan, dan
beberapa sisa-sisa benteng ini masih dapat dilihat hingga saat ini.

25
KERAJAAN GURINDAM
DUABELAS

Sebelum menjadi tempat kediaman raja hamidah, pulau ini menjadi


benteng pertahanan yang digunakan ayahnya sebagai raja muda riau
melawan tentara belanda di abad ke-18. dari silsilah keluarga ini
terdapat nama besar raja ali haji, penyair melayu terkenal dengan
karyanya gurindam duabelas berupa sajak dua belas pasal (kuplet).

Berdasarkan keputusan presiden RI nomor 089/TK/2004, raja ali haji


ditetapkan sebagai pahlawan nasional bidang bahasa indonesia. Di
sudut-sudut jalan di pulau penyengat dihiasi papan kayu berisi pasal-
pasal gurindam duabelas.

26
Peninggalan Sejarah di
Pulau Penyengat
1. Mesjid Raya Pulau Penyengat 3. Makam Raja Haji Marhum Teluk Ketapang

2. Makam Engku Puteri Permaisuri Sultan 4. Bekas Istana Sultan Abdul Rahman
Mahmud Muazam Sah

27
Peninggalan Sejarah di
Pulau Penyengat
5. Bekas Gedung Tengku Bilik 7. Bekas Istana Raja Haji Ali Marhum Kantor

6. Makam Marhum Jaafar, Yang Dipertuan Muda VI 8. Makam Marhum Kampung Bulang

28
Pola Lansekap Kampung Etnik Melayu

Pada masa lalu, perkampungan Melayu umumnya memiliki pola berbanjar, di


mana satu kampung terdiri dari beberapa rumah dan rumah-rumah terpencil
yang disebut dusun. Biasanya, perkampungan Melayu ini menghadap ke
sungai karena sungai memiliki peran penting dalam kehidupan mereka.

Rumah-rumah Melayu memiliki ciri khas dengan kolong yang tinggi, biasanya
sekitar 2 meter dari tanah. Tingginya kolong ini dirancang untuk melindungi
rumah dari banjir dan juga sebagai bentuk perlindungan dari gangguan
binatang buas.

29
Adat Mendirikan
Rumah Melayu
Rumah tradisional Melayu Malaka memiliki karakteristik unik dalam desain
dan struktur bangunannya:
1. Atap Rumbia
2. Proses Pembangunan
3. Orientasi Rumah
4. Pohon-pohon di Keempat Sudut
5. Pembagian Ruang Luar Rumah (Laman): Laman rumah tradisional
Melayu Malaka terbagi menjadi tiga zona yang merupakan proyeksi
zonasi rumah, yaitu:
Zona Jalan Masuk (Entrance Zone)
Zona Samping (Side Zones)
Zona Halaman Belakang (Backyard Zone).

30
Adat Mendirikan
Rumah Melayu
Rumah tradisional Melayu Malaka mencerminkan hubungan erat antara
budaya dan lingkungan alam, dengan peran penting tanaman-tanaman
sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari dan tata ruang rumah.

Tanaman dalam kehidupan kampung-kampung Melayu memiliki peran


penting dalam menandai kepemilikan dan sebagai bagian dari budaya serta
tata ruang desa tersebut:
1. Tanaman Pembatas
2. Tanaman di Halaman Depan
3. Kolam Ikan dan Rumah Teh
4. Tanaman Dapur

31
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai