Anda di halaman 1dari 3

REALITA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

 Kehidupan Politik
Pendiri Samudera Pasai adalah Nazimuddin al-Kamil, seorang laksamana dari Mesir.
Nazimuddin al-Kamil meletakkan dasar-dasar pemerintahan Kerajaan Samudera Pasai
dengan berlandaskan hukum ajaran Islam. Samudera Pasai di bawah pemerintahan
Nazimuddin mengalami perkebangan yang cukup pesat.

Raja pertama Kerajaan Samudera Pasai bernama Marah Silu dengan gelar Malik as-
Saleh. Marah Silu menikah dengan Ganggang Sari, putri raja Perlak. Dengan perkawinan
tersebut kekuasaan Samudera Pasai semakin meluas sampai ke pedalaman. Setelah Sultan
Malik as-Saleh meninggal dan dimakamkan di kampung Samudera Mukim Blang Me,
kedudukannya digantikan oleh putranya yang bergelar Malik ath-Thahir.

Pada masa pemerintahan Sultan Malik ath-Thahir, Samudera Pasai sedikit demi
sedikit berkembang, baik dalam bidang perdagangan maupun dalam penyebaran agama
Islam. Sultan Malik ath-Thahir mempunyai dua putra, yaitu Malik al-Mahmud dan Malik al-
Mansyur. Ketika Malik al-Mansyur memisahkan diri dari Barumum, kekuasaan Kerajaan
Samudera Pasai melemah.

 Kehidupan Ekonomi

Kehidupan perekonomian Kerajaan Samudera Pasai banyak dipengaruhi oleh aktivitas


perdagangan karena memiliki letak strategis. Posisi Kerajaan Samudera Pasai sangat strategis
karena berbatasan dengan Selat Malaka dan berada pada jalur perdagangan internasional
melaui Samudera Hindia antara Jazirah Arab, India, dan Cina. Adapun komoditas
perdagangan yang diperdagangkan adalah lada, kapur barus, dan emas.

Untuk memperlancar aktivitas perdagangan, Kerajaan Samudera Pasai mengeluarkan


mata uang emas yang disebut deureuham atau dirham sebagai alat tukar atau alat pembayaran
resmi. Kerajaan Samudera Pasai memiliki hegemoni atas pelabuhan-pelabuhan penting di
Pidie, Perlak, dan daerah di ujung Pulau Sumatra. Kerajaan Samudera Pasai memiliki bandar-
bandar yang berfungsi untuk transit atau persinggahan dan menambah perbekalan bagi kapal-
kapal yang akan berlayar ke Maluku, memperbaiki kerusakan kapal, dan mengumpulkan
barang dagangan sebelum dijual ke luar negeri.
 Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai terdapat kesamaan dengan


kehidupan sosial masyarakat Arab. Hal ini disebabkan oleh pengaruh dari para pedagang
Islam dari Persia, Arab, dan India yang sejak abad ke-7 dan ke-8 M telah singgah di
Samudera Pasai. Oleh karena kehidupan sosial Kerajaan Samudera Pasai banyak
persamaannya dengan kehidupan sosial masyarakat Arab, daerah ini mendapat julukan
Serambi Mekah.

 Kehidupan Agama

Samudera Pasai adalah dua kerajaan kembar yakni Samudera dan Pasai, kedua-
duanya merupakan kerajaan yang berdekatan. Saat Nazimuddin al-Kamil (laksamana asal
Mesir) menetap di Pasai, kedua kerajaan tersebut dipersatukan dan pemerintahan diatur
menggunakan nilai-nilai Islam. Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan pesisir sehingga
pengaruhnya hanya berada di bagian Timur Sumatera.

Samudera Pasai berjasa menyebarkan agama Islam ke seluruh pelosok di Sumatera,


bahkan menjadi pusat penyebaran agama. Selain banyaknya orang Arab menetap dan banyak
ditemui persamaan dengan kebudayaan Arab, atas jasa-jasanya menyebarkan agama Islam ke
seluruh pelosok Nusantara wilayah itu dinamakan Serambi Mekah.

 Kehidupan Budaya

Sebagai kerajaan maritim, peninggalan budaya Kerajaan Samudera Pasai tidak banyak
yang berhasil ditemukan. Warisan budaya Kerajaan Samudera Pasai yang masih dapat
ditemui adalah peninggalan bangunan, seperti nisan makam Saultan Malik as-Saleh dan
makam Sultanah Nahrisyah. Dari sisi kehidupan sosial budaya, masyarakat Pasai mempunyai
kemiripan dengan pola kehidupan sosial budaya yang ada di Malaka (Malaysia). Kemiripan
tersebut dapat kita lihat dari aspek bahasa yang digunakan dalam kehidupan bersosial. Tidak
heran, jika selanjutnya bahasa yang digunakan di masyarakat Pasai adalah bahasa Melayu.
Sementara dalam aspek kehidupan sosial budaya, masyarakat Pasai juga mempunyai
kemiripan dengan pola kehidupan sosial budaya masyarakat Malaka. Ketika terjadi kelahiran
anak, maka selalu diadakan upacara kelahiran anak dan prosesi dan segala hal terkait dengan
upacara tersebut.
 Penyebab Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai

Berikut faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Kerajaan Samudera Pasai.

1. Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan Nusantara yaitu pada tahun 1339, Patih
Majapahit Gajah Mada menyerang Samudera Pasai, tetapi belum berhasil.
2. Berdirinya bandar Malaka yang letaknya lebih strategis.
3. Setelah Sultan Malik ath-Thahir meninggal, tidak ada penggantinya yang cakap dan
terkenal sehingga peran penyebaran agama Islam diambil oleh Kerajaan Aceh.

DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim. 2006. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Rajawali
Pres
Daliman. 2012. Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di
Indonesia. Yogyakarta: Ombak
Poesponegoro, Marwati Djoened. 2008. Sejarah Nasional Indonesia III Zaman
Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka

Anda mungkin juga menyukai