SAMUDERA KELOMPOK 2
Anisah Kalsum
PASAI
Daphne Kirsten Mangori
Miem Hadidat
KELOMPOK 2 22, FEBRUARI 2021
Kerajaan
Samudera
Pasai
Sejarah indonesia
LATAR BELAKANG
Kerajaan ini didirikan oleh
Nazimuddin Al-Kamil yakni seorang
laksamana laut dari Mesir, Kesultanan
Samudera Pasai merupakan kerajaan
Islam pertama di Nusantara yang
eksis sejak abad ke-13 hingga abad ke-
16 Masehi. Berdiri tahun 1267 dan
berakhir pada 1521.
LETAK GEOGRAFIS
Samudera Pasai terletak di pesisir
utara Sumatera kurang lebih 17km
disebelah timur Lhokseumawe, Aceh
utara, tak jauh dari Selat Malaka.
KEHIDUPAN POLITIK
Setelah resmi menjadi kerajaan Islam “kerajan bercorak Islam pertama di Indonesia”, Samudera Pasai
berkembang pesat menjadi pusat perdagangan dan pusat studi Islam yang ramai. Pedagang dari India,
Benggala, Gujarat, Arab, Cina serta daerah di sekitarnya banyak berdatangan di Samudera
Pasai.Samudera Pasai setelah pertahanannya kuat segera meluaskan kekuasaan ke daerah pedalaman
meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang, Benua, Samudera,
Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan dan Pasai. Dalam rangka islamisasi, Sultan Malik al
Saleh menikah dengan Putri Raja Perlak.
Sultan Malik al Saleh mangkat pada tahun 1297 dan dimakamkan di Kampung Samudera Mukim Blang
Me dengan nisan makam berciri Islam. Jabatan Sultan Pasai kemudian diteruskan oleh putranya, Sultan
Malik al Thahir. Sultan ini memiliki dua orang putra yaitu Malik al Mahmud dan Malik al Mansur, ketika
masih kecil keduanya diasuh oleh Sayid Ali Ghiatuddin dan Sayid Asmayuddin,kedua orang putranya
itulah kemudian mewarisi takhta kerajaan. Sementara itu kedua pengasuhnya itu diangkat menjadi
perdana menteri Ibu kota kerajaan pernah dipindahkan ke Lhokseumawe.
sejarah peninggal Sultan Malik al-Saleh, Samudera Pasai diperintah oleh Malik al-
Zahir I (1297-1302), ia sering mendapat sebutan Sultan Muhammad pada masa
pemerintahannya tidak banyak yang dilakukan. Kemudian takhta digantikan oleh
Ahmad yang bergelar Al malik az-Zahir II. Pada masanya Samudra Pasai dikunjungi
oleh Ibnu Batutah, seorang utusan dari Delhi yang sedang mengadakan perjalanan ke
Cina dan singgah di sana. Menurut Ibnu Batutah, Samudera Pasai memiliki armada
dagang yang sangat kuat, baginda raja yang bermazhab Syafi’i sangat kuat imannya
sehingga berusaha menjadikan Samudera Pasai sebagai pusat agama Islam yang
bermazhab Syafi’i.Pada abad ke-16 bangsa Portugis memasuki perairan Selat Malaka
dan berhasil menguasai Samudera Pasai pada 1521 hingga tahun 1541, selanjutnya
wilayah Samudera Pasai menjadi kekuasaan Kerajaan Aceh yang berpusat di Bandar
Aceh Darussalam, waktu itu yang menjadi raja di Aceh ialah Sultan Ali Mughayai
1. Sultan Malikul Saleh (1267-1297 M)
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)
3. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326 ± 1345
4. Sultan Malik Az-Zahir (?- 1346)
5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir yang memerintah (ca. 1346-
1383)
6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yang memerintah
(1383-1405)
7. Sultanah Nahrasiyah, yang memerintah (1405-1412)
8. Sultan Sallah Ad-Din yang memerintah (ca.1402-?)
9. Sultan yang kesembilan yaitu Abu Zaid Malik Az-Zahir (?
-1455)
10.Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, memerintah (ca.1455-ca.
1477) Silsilah
11.Sultan Zain Al-‘Abidin, memerintah (ca.1477-ca.1500)
12.Sultan Abdullah Malik Az-Zahir, yang memerintah
(ca.1501-1513)
Kerajaan
13.Sultan Zain Al’Abidin, yang memerintah tahun 1513-1524
EKONOMI
Kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai
berkaitan dengan perdagangan dan pelayaran. Hal itu
disebabkan karena letak Kerajaan Samudera Pasai yang
dekat dengan Selat Malaka yang menjadi jalur pelayaran
dunia saat itu. Samudera Pasai memanfaatkan Selat Malaka
yang menghubungkan Samudera Pasai – Arab – India – Cina.
Samudera Pasai juga menyiapkan bandar-bandar dagang
yang digunakan untuk menambah perbekalan untuk
berlayar selanjutnya, mengurus masalag perkapalan,
mengumpulkan barang dagangan yang akan di kirim ke luar
negeri dan menyimpan barang dagangan sebelum di antar
ke beberapa daerah di Indonesia.
SOSIAL &
BUDAYA
Para pedagang asing yang singgah di Malaka untuk sementara menetap
beberapa lama untuk mengurusi perdagangan mereka. Dengan demikian
para pedagang dari berbagai bangsa itu bergaul selama beberapa lama
dengan penduduk setempat. Kesempatan itu digunakan oleh pedagang
Islam dari Gujarat, Persia dan Arab untuk menyebarkan agama Islam,
dengan demikian kehidupan sosial masyarakat dapat lebih maju, bidang
perdagangan dan pelayaran juga bertambah maju.
Kerajaan Samudera Pasai sangat dipengaruhi oleh Islam. Hal itu terbukti
terjadinya perubahan aliran Syiah menjadi aliran Syfi’i di Samudera Pasai
ternyata mengikuti perubahan di Mesir. Pada saat itu di Mesir sedang terjadi
pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah yang beraliran Syiah kepada
Dinasti Mameluk yang beraliran Syafi’i. Aliran Syafi’i dalam
perkembangannya di Pasai menyesuaikan dengan adat Istiadat setempat
sehingga kehidupan sosial masyarakatnya merupakan campuran Islam
dengan adat Istiadat setempat.
KEHIDUPAN
AGAMA
Samudera Pasai adalah dua kerajaan kembar yakni Samudera
dan Pasai, kedua-duanya merupakan kerajaan yang berdekatan.
Saat Nazimuddin al-Kamil (laksamana asal Mesir) menetap di
Pasai, kedua kerajaan tersebut dipersatukan dan pemerintahan
diatur menggunakan nilai-nilai Islam. Kerajaan Samudera Pasai
adalah kerajaan pesisir sehingga pengaruhnya hanya berada di
bagian Timur Sumatera.
tidak ada penggantinya yang cakap dalam meminmpin kerajaan Samudra Pasai dan terkenal,
sehingga peran penyebaran agama Islam diambil alih oleh kerajaan Aceh. Kerajaan Samudera
Pasai semakin lemah ketika di Aceh berdiri satu lagi kerajaan yang mulai merintis menjadi
sebuah peradaban yang besar dan maju. Pemerintahan baru tersebut yakni Kerajaan Aceh
Darussalam yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah.
Orang-orang Portugis datang ke Malaka, karena telah mengetahui bahwa pelabuhan Malaka merupakan pelabuhan transito yang
banyak didatangi pedagang dari segala penjuru angin. Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara. Julukan itu diberikan
mengingat peranannya sebagai jalan lalu lintas bagi pedagang-pedagang asing yang hendak masuk dan keluar pelabuhan-
pelabuhan Indonesia. Malaka pada akhir abad ke-15 dikunjungi oleh para saudagar yang datang dari Arab, India, Asia Tenggara dan
saudagar-saudagar Indonesia. Hal ini sangat menarik perhatian orang-orang Portugis.
Maksud Portugis untuk menduduki Malaka adalah untuk menguasai perdagangan melalui selat Malaka.Kedatangan orang-orang
Portugis di bawah pimpinan Diego Lopez de Squeira ke Malaka atas perintah raja Portugis, bertujuan untuk membuat perjanjian-
perjanjian dengan penguasa-penguasa di Malaka. Perjanjian-perjanjian ini dimaksudkan untuk memperoleh suatu izin
perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Jadi semboyan orang-orang Portugis untuk meluaskan daerah pengaruhnya
tidak hanya bermotif penyebaran agama akan tetapi terutama motif ekonomi.
PENINGGALAN KERAJAAN
Dirham 70% emas murni 18 Naskah surat Sultan Zainal Abidin Cakra Donya merupakan lonceng
karat tanpa campuran kimia merupakan surat yang ditulis yang berupa mahkota besi berbentuk
kertas dengan diameter 10 oleh Sultan Zainal Abidin stupa buatan Cina tahun 1409 M.
mm dengan 0,6 gram setiap sebelum meninggal pada tahun Cakra Donya memiliki ukuran tinggi
koinnya. 1518 Masehi atau 923 Hijriah. 125 cm dan lebar 75 cm.
PENINGGALAN KERAJAAN
Dua buah nisan pada Letak makam Sultanah Sultan Muhammad Malik Al-Zahir
makam Sultan Malik As- Nahrasiyah berada di Desa merupakan putra sultan Malik Al-
Shalih memiliki bentuk Meunasah Kuta Krueng, Kec. Saleh yang pernah memerintah
segiempat pipih bersayap Samudera. Makam Sultanah kerajaan Samudera Pasai (1287-1326
dengan bagian puncak Nahrasiyah adalah makam M). Makam Sultan Muhammad Malik
terdapat mahkota dua muslim paling indah di Asia Al-Zahir berdampingan dengan
tingkat. Tenggara. makam sang ayah.
Stempel Kerajaan
Stempel ini diduga milik Sultan Muhamad Malikul Zahir oleh
Tim peneliti Sejarah Kerajaan Islam. Di temukan Desa Kuta
Krueng, Kec Samudera, Kabupaten Aceh Utara.
Pasai
Makam Teungku Peuet Ploh Peuet
Makam ini terletak di Gampong Beuringen Kec Samudera. Pada
nisan tersebut juga bertuliskan kaligrafi surat Ali Imran ayat 18.