Anda di halaman 1dari 4

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

Awal Perkembangan Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai terletak di pantai utara Aceh, pada muara Sungai
Pasangan (Pasai). Pada muara sungai itu terletak dua kota, yaitu samudera (agak
jauh dari laut) dan Pasai (kota pesisir). Kedua kota yang masyarakatnya sudah
masuk Islam tersebut disatukan oleh Marah Sile yang masuk Islam berkat
pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang utusan Syarif Mekah. Merah Selu
kemudian dinobatkan menjadi sultan (raja) dengan gelar Sultan Malik al Saleh.

Setelah resmi menjadi kerajaan Islam, Samudera Pasai berkembang pesat


menjadi pusat perdagangan dan pusat studi Islam yang ramai. Pedagang dari India,
Benggala, Gujarat, Arab, Cina serta daerah di sekitarnya banyak berdatangan di
Samudera Pasai.
Samudera Pasai setelah pertahanannya kuat segera meluaskan kekuasaan ke
daerah pedalaman meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag,
Buloh Telang, Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan,
dan Pasai.

Aspek Kehidupan Politik

Ada beberapa raja yang pernah memerintah Samudera Pasai, antara lain:

1) Sultan Malik al Saleh ( 1290 – 1297)

2) Muhammad Malik az Zahir ( 1297 – 1326 )

3) Mahmud Malik az Zahir ( 1326 – 1345)

4) Mansur Malik az Zahir ( …. – 1346 )

5) Ahmad Malik az Zahir ( 1346 – 1383 )


6) Zain al Abidin Malik az Zahir ( 1383 – 1405 )

7) Nahrasiyah ( 1405 – 1412 )

8) Sallah ad Din ( 1412 – … )

9) Abu Zaid Malik az Zahir ( … – 1455 )

10) Mahmud Malik az Zahir ( 1455 – 1477 )

11) Zain al Abidin ( 1477 – 1500 )

12) Abdullah Malik az Zahir ( 1501 – 1513 )

13) Zain al Abidin ( 1513 – 1524 )

Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Samudera Pasai dapat dilihat pada masa
pemerintahan raja-raja berikut ini:
Sultan Malik al Saleh
Sultan Malik al Saleh merupakan raja pertama di Kerajaan Samudera Pasai. Dalam
menjalankan pemerintahannya, Beliau berhasil menyatukan dua kota besar di
Kerajaan Samudera Pasai, yakni kota Samudera dan kota Pasai dan menjadikan
masyarakatnya sebagai umat Islam. Setelah beliau mangkat pada tahun 1297,
jabatan beliau diteruskan oleh putranya, Sultan Malik al Thahir. Lalu takhta kerajaan
dilanjutkan lagi oleh kedua cucunya yang bernama Malik al Mahmud dan Malik al
Mansur.

Malik al Mahmud dan Malik al Mansur.


Dalam menjalankan pemerintahannya, Malik al Mahmud dan Malik al Mansur pernah
memindahkan ibu kota kerajaan ke Lhok Seumawe dengan dibantu oleh kedua
perdana menterinya.
Sultan Ahmad Perumadal Perumal
Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Perumadal Perumal inilah, Kerajaan
Samudera Pasai pertama kalinya menjalin hubungan dengan Kerajaan / Kesultanan
lain, yakni Kesultanan Delhi (India).

Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial


Kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Samudera Pasai dititikberatkan pada
kegiatan perdagangan, pelayaran dan penyebaran agama. Hal ini dikarenakan,
banyaknya pedagang asing yang sering singgah bahkan menetap di daerah
Samudera Pasai, yakni Pelabuhan Malaka. Mereka yang datang dari berbagai
negara seperti Persia, Arab, dan Gujarat kemudian bergaul dengan penduduk
setempat dan menyebarkan agama serta kebudayaannya masing-masing. Dengan
demikian, kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Samudera Pasai bertambah
maju, begitupun di bidang perdagangan, pelayaran dan keagamannya.

Keberadaan agama Islam di Samdera Pasai sangat dipengaruhi oleh perkembangan


di Timur Tengah. Hal itu terbukti pada saat perubahan aliran Syi’ah menjadi Syafi’i di
Samudera Pasai. Perubahan aliran tersebut ternyata mengikuti perubahan di Mesir.
Pada saat itu, di Mesir sedang terjadi pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah
yang beraliran Syi’ah kepada Dinasti Mameluk yang beraliran Syafi’i.
Aliran Syafi’i dalam perkembangannya di samudera Pasai menyesuaikan dengan
adat istiadat setempat. Oleh karena itu kehidupan sosial masyarakatnya merupakan
campuran Islam dengan adat istiadat setempat.

Kemunduran Kerajaan Samudera Pasai


Pada waktu Samudera Pasai berkembang, Majapahit juga sedang mengembangkan
politik ekspansi. Majapahit setelah meyakini adanya hubungan antara Samudera
Pasai dan Delhi yang membahayakan kedudukannya, maka pada tahun 1350 M
segera menyerang Samudera Pasai. Akibatnya, Samudera Pasai mengalami
kemunduran. Pusat perdagangan Samudera Pasai pindah ke pulau Bintan dan Aceh
Utara (Banda Aceh). Samudera Pasai runtuh ditaklukkan Aceh
TUGAS CERITA PENDEK

Nama : Arya Wirasana Syabil

Kelas : 4C
No absen : 42

Anda mungkin juga menyukai