Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa
Islam yang diampu oleh Dr. Djono M.Pd
Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan
yang kami miliki sehingga besar harapan kami agar para pembaca dapat memberikan
kritik dan saran yang membangun. Kami berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi orang banyak dan terutama masyarakat Indonesia.
Kelompok 9
PENDAHULUAN
Masuknya pengaruh dan merambahnya penyebaran Agama Islam di Indonesia
pada abad ke 13 membawa pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat
Indonesia. Mulai berdirinya kerajaan kerajaan bercorak Islam di Indonesia yang
dimulai di Sumatera saat berdirinya Kerajaan Samudra Pasai menyebabkan
pergeseran kekuatan di Indonesia yang pada awalnya di dominasi oleh kerajaan Hindu
– Buddha. Seiring berjalannya waktu, Kerajaan – Kerajaan Islam di Indonesai mulai
menyebar di seluruh penjuru Nusantara. Salah satu Kerajaan Islam di Indonesia yang
menarik untuk dibahas adalah Kerajaan Cirebon yang terletak di Jawa Barat.
Cirebon pada awalnya adalah sebuah daerah yang bernama Tegal AlangAlang
yang kemudian disebut Lemah Wungkuk dan setelah dibangun oleh Raden
Walangsungsang diubah namanya menjadi Caruban. Nama Caruban sendiri terbentuk
karena diwilayah Cirebon dihuni oleh beragam masyarakat dan sebutan lain Cirebon
adalah Caruban Larang. Pada perkembangannya Caruban berubah menjadi Cirebon
karena kebiasaan masyarakatnya sebagai nelayan yang membuat terasi udang dan
petis, masakan berbahan dasar air rebusan udang
Para penyebar Islam di Jawa, dikenal dengan istilah Walisongo telah lama
melihat perkembangan Cirebon sebagai basis dari penyebaran Islam, karenanya Sunan
Gunung Jati sebagai orang yang dianggap memiliki riwayat mumpuni sebagai orang
yang ilmu agama Islamnya tinggi dianggap bisa mewujudkan misi pengembangan
Islam di Jawa. Kesultanan Cirebon lahir setelah Sunan Gunung Jati Syarif Hidyatullah
menikahi sepupunya Nyai Pakungwati, anak dari Pangeran
Cakrabuana/Walangsungsang sebagai Kuwu Cirebon.
PEMBAHASAN
A. Berdirinya Kerajaan Cirebon
Pada tahun 1497 M, Pangeran Cakrabuana selaku penguasa Cirebon
menyerahkan kepemimpinan kepada Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung
Jati. Naiknya Sunan Gunung Jati menjadi Penguasa Cirebon dan mendirikan
Kerajaan Cirebon yang bercorak Islam mendapatkan dukungan dari walisongo
dan juga Kerajaan Demak karena memperluas syiar Agama Islam di Jawa
Barat yang pada saat itu masih terdapat pengaruh dari Kerajaan Sunda
Pajajaran.
- Aspek Ekonomi
Dilihat dari geografis nya Kerajaan Cirebon terletak di pesisir pulau
Jawa yang membuat perdagangan menjadi sangat menguntungkan,
demi mendukung keuntungan yang telah dimiliki ini Sunan Gunung
Jati melakukan serangan ke Sunda Kelapa untuk membendung
pengaruh dari Portugis yang dikhawatirkan pengaruhnya akan sampai
dan menggangu perdagangan di Pulau Jawa setelah Portugis berhasil
menguasai Malaka. Setelah Sunda Kelapa ditaklukan, Sunan Gunung
Jati memperluas pengaruhnya ke daerah – daerah penghasil komoditas
perdagangan diantaranya Babadan, Kuningan, Karawang, dan
Indramayu dimana daerah ini menjadi sumber dari komoditas kayu dan
beras. Hal ini menyebabkan Pelabuhan Cirebon di pesisir utara Pulau
Jawa menjadi ramai dan memajukan perekonomian, Pelabuhan –
Pelabuhan tersebut sering disinggahi oleh pedagang dari Timur
Tengah, Cina, dan juga India.
- Aspek Agama
Dilihat dari coraknya, mayoritas dari masyarakat Kerajaan Cirebon
menganut Agama Islam setelah syiar dakwah yang dilakukan para
walisongo di Tanah Jawa. Setelah berdirinya Kerajaan Cirebon,
penyebaran Agama Islam menjadi salah satu fokus utama. Penyebaran
dilakukan ke Banten dengan mengirimkan Maulana Hasanuddin anak
dari Sunan Gunung Jati yang selanjutnya Maulana segera membentuk
pemerintahan di Surosowan dekat Muara Cibanten. Lalu penyebaran
juga dilakukan ke Priangan Timur dan daerah sekitar Jawa lainnya.
Pembangunan pusat keagamaan juga dilakukan untuk menunjang
perkembangan Agama diantaranya pembangunan masjid jami di
Ibukota Kerajaan dan di berbagai wilayah kekuasaan Kerajaan Cirebon
dan juga pembangunan langgar – langgar atau mushala di Pelabuhan
Pelabuhan.
C. Masa Keemasan
Masa Kejayaan atau Kememasan Cirebon sebagai Sebuah Kerajaan
berdaulat dimulai sejak diangkatnya Syarif Hidayatullah sebagai Sultan
Cirebon I sampai dengan berakhirnya pemerintahan Sultan Cirebon ke II yaitu
Pangeran Agung atau Panembahan Ratu yakni dari mulai tahun 1479-1649
Masehi.
D. Keruntuhan
Benih-benih kemuduran Kerajaan Cirebon dimulai pada Tahun 1649-
1662 Masehi ketika Cirebon dipimpin oleh Panembahan Girilaya, sebab-sebab
kemunduran Cirebon ini ditenggarai karena bangkitnya tiga kekuatan Politik
besar di pulau Jawa yaitu Kesultanan Mataram yang terletak di Timur
Cirebon, dan VOC Belanda serta Kesultanan Banten yang terletak di Barat
Cirebon. Mataram, Banten dan VOC dalam tahun itu menggenjot ekonominya
untuk membiyayai Militer besar-besaran, sementara Cirebon sendiri
cenderung pasif dalam memperbesar kekuatan ekonomi dan militernya, hal
ini wajar sebab Cirebon memang dalam waktu itu lebih banyak melakukan
dakwah-dakwah Islam ke Pelosok Pasundan.
E. Peninggalan
1. Keraton Kasepuhan Cirebon
Keraton Kasepuhan Cirebon atau Keraton Pakungwati, dibangun oleh
Pangeran Cakrabuana atau sering dikenal dengan sebutan Mbah Kuwu Cerbon
pada tahun 1430,berselang waktu kemudian Pangeran Cakrabuana mengganti
nama menjadi Keraton Pakungwati yang sebelumnya nama pertamanya yaitu
Dalem Agung Pakungwati, dikarenakan Pangeran Cakrabuana mempunyai
kasih sayang terhadap putrinya yang bernama Ratu Ayu Pakungwati.Keraton
Kasepuhan Cirebon juga termasuk kerajaan islam tertua di Cirebon.
2. Keraton Kanoman
Keraton Kanoman didirikan oleh Pangeran Mohammad Badridin atau
Pangeran Kertawijaya , Keraton Kanoman mempunyai luas sekitar 6 Hektar
dan berlokasi di belakang pasar di Kraton ini merupakan tempat tinggal
kesultanan ke-12 yaitu Sultan Muhammad Emiruddin beserta keluarganya.
Keraton Kanoman mempunyai komplek yang luas dan terdiri dari banyak
bangunan kuno. Di keraton ini terdapat dua kereta yang disimpan dan
merupakan peninggalan kuno dari Kesultanan Cirebon yaitu kereta Paksi Naga
Liman dan Kereta Jempana,Kesultanan Kanoman merupakan pembagian dari
Kesultanan Cirebon , yang dibagi kepada putera Pangeran Girilaya yaitu
Pangeran Raja Kartawijaya.
3. Keraton Kacirebon
Keraton Kacirebon dibangun pada tahun 1800 Masehi, bangunan ini
digunakan untuk menyimpan barang-barang peninggalan pada jaman
terdahulu yaitu seperti Keris,Wayang,alat musik Gamelan , dan alat-alat
perang lainnya. Keraton Kacirebon berada di wilayah kelurahan Pulasaren
Kecamatan Pekalipan di Kota Cirebon,dan terletak di sebelah barat daya dari
Keraton Kasepuhan dan selatan dari Keraton Kanoman.Bangunan ini
mempunyai panjang yang sangat besar dan memanjang ke arah selatan dengan
luas tanah 46.500 m persegi.
4. Keraton Keprabon
Peninggalan Kerajaan Cirebon selanjutnya adalah keraton Keprabon.
Keraton Keprabon adalah sebuah tempat pembelajaran yang didirikan putera
mahkota Kesultanan Kanoman yang merupakan pembagian dari Kesultanan
Cirebon, Pangeran Raja Adipati Keprabon memilih untuk mendalami ilmu
keagamaanya di agama islam.
Akan tetapi Keprabon bukanlah Keraton atau Kesultanan melainkan
sebuah tempat yang dibangun oleh Pangeran Raja Adipati untuk mendalami
agami islam seperti Thareqat.Keprabon tidak mempunyai keraton melainkan
hanya rumah-rumah biasa.Akan tetapi Keprabon tetap mempunyai bau
peninggalan sejarah dari Kesultanan Cirebon meskipun sedikit.
Ukiran pada Kereta Singa Barong tersebut cukup menarik dan indah
meskipun pada saat ini kereta kuno tersebut kurang terawatt. Di sisi belakang
Kereta Singa Barong tersebut menempel bendera kuning yang disebut
Blandrang , Blandrang sendiri bendera yang selalu dibawa prajurit Panyutran
sebagai barisan kehormatan. Ukiran pada sisi belakang Kereta berbentuk
gumpalan-gumpalan awan hijau dengan ornament berwarna emas, Kereta
Singa Barung tersebut biasa digunakan pada saat kirab 1 Muharam dan
Pelantikan Sultan. Di Tahun 1945 Kereta Singa Barong yang asli ini tidak
digunakan lagi pada saat kirab , yang digunakan yaitu Kereta Singa Barong
palsu atau duplikatnya.
A. Kesimpulan
Kerajaan Cirebon yang bercorak Islam didirikan oleh Syarif
Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang merupakan salah satu dari
walisongo yang merupakan para wali yang menyebarkan Agama Islam di
Tanah Jawa. Langkah pertama yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati
setelah menjabat sebagai penguasa adalah melepaskan Cirebon dari
pengaruh Kerajaan Sunda Pajajaran dengan menolak membayar upeti
tahunan yang berupa garam dan terasi. Setelahnya perkembangan dan
pembangunan terus terjadi di Kerajaan Cirebon di berbagai aspek. Masa
kejayaan dialami pada saat masa pemerintahan Sunan Gunung Jati.
Keruntuhan Kerajaan Cirebon diakibatkan perpecahan yang terjadi akibat
tekanan dari berbagai kekuatan yang muncul dan memaksa Cirebon untuk
tunduk.
DAFTAR PUSTAKA