KERAJAAN CIREBON
Disusun oleh :
1. Asmila Fitandari
6. M.Erfinsyah dwi
MAN 1 PRINGSEWU
1
KERAJAAN CIREBON
A. SISTEM PEMERINTAH
Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam di Jawa Barat yang pernah menjadi pangkalan penting dalam
jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau. Selain itu, letak Kerajaan Cirebon yang berada di pantai
utara Jawa, lebih tepatnya di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, membuatnya menjadi "jembatan"
antara kebudayaan Jawa dan Sunda. Hal itu kemudian menciptakan suatu kebudayaan khas, yaitu
kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa ataupun Sunda. Pendiri Kerajaan Cirebon
adalah Raden Walangsungsang alias Pangeran Cakrabuana, putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan
Pajajaran. Kekuasaan kerajaan ini berlangsung selama dua abad lebih, yaitu antara 1430-1677 M.
Perkembangan Kerajaan Cirebon bermula dari Ki Gedeng Tapa, seorang saudagar kaya di Pelabuhan
Muarajati. Ia membuka hutan ilalang dan membangun sebuah gubung dan tajug. Sejak itu, pendatang
mulai menetap dan membentuk masyarakat baru di desa Caruban. Kuwu atau kepala desa Caruban
pertama adalah Ki Gedeng Alang-Alang. Sementara sebagai pangraksabumi atau wakilnya adalah Raden
Walangsungsang, cucu Ki Gedeng Tapa. Setelah Ki Gedeng Alang-Alang wafat, Walangsungsang atau
Kian Santang diangkat menjadi penggantinya dengan gelar Pangeran Cakrabuana. Meski Pangeran
Cakrabuana adalah putra dari raja Pajajaran, ia tidak mendapatkan hak sebagai putra mahkota karena
memeluk Islam, seperti ibunya. Ketika Ki Gedeng Tapa wafat, Walangsungsang justru mendirikan istana
Pakungwati dan membentuk pemerintahan di Cirebon. Dengan demikian, orang yang dianggap sebagai
pendiri Kesultanan Cirebon adalah Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana. Usai menunaikan ibadah
haji, ia dikenal sebagai Haji Abdullah Iman dan tampil sebagai raja Cirebon pertama yang aktif
menyebarkan agama Islam kepada rakyatnya.
Kerajaan Cirebon berdiri dengan dipimpin oleh seorang raja. Berikut adalah daftar nama-nama raja yang
pernah memimpin Cirebon:
2
1.Pangeran Cakrabuana (… – 1479 M)
Pangeran Cakrabuana adalah keturunan Pajajaran yang mempunyai nama kecil Raden Walangsungsang.
Setelah remaja, ia dikenal dengan nama Kian Santang. Sebagai anak sulung, Pangeran Cakrabuana tidak
mendapatan haknya sebagai putra mahkota Kerajaan Pajajaran karena memeluk Islam.
Ketika kakeknya, Ki Gedeng Tapa, sang penguasa pesisir utara Jawa wafat, Pangeran Cakrabuana justru
mendirikan istana Pakungwati dan membentuk pemerintahan di Cirebon. Dengan demikian, Pangeran
Cakrabuana dianggap sebagai pendiri Kesultanan Cirebon.
B. KEHIDUPAN EKONOMI
Cirebon mengandalkan perekonomiannya pada perdagangan jalur laut, dimana terletak bandar-bandar
dagang yang berfungsi sebagai tempat singgah para pedagang dari luar Cirebon yang juga memiliki
fungsi sebagai tempat jual beli barang dagangan. Sejak Syarif Hidayatullah memerintah, bandar-bandar di
Cirebon makin ramai. Selain itu perekonomian Cirebon juga ditunjang oleh kegiatan masyarakatnya yang
menjadi nelayan dimana Cirebon kaya akan udangnya.
3
C. SOSIAL BUDAYA
Kehidupan Sosial Kerajaan Cirebon Perkembangan Cirebon tidak lepas dari pelabuhan, karena pada
mulanya Cirebon memang sebuah bandar pelabuhan. Cirebon berasal dari kata “caruban” yang artinya
campuran. Diperkirakan masyarakat Cirebon merupakan campuran dari kelompok pedagang pribumi
dengan keluarga-keluarga Cina yang telah menganut Islam. Menurut Sumber berita tertua tentang
Cirebon, satu rombongan keluarga Cina telah mendarat dan menetap di Gresik. Seorang yang paling
terkemuka adalah Cu-cu, Keluarga Cu-cu yang sudah menganut agama Islam kemudian mendapat
kepercayaan dari pemerintah Demak untuk mendirikan perkampungan di daerah Barat. Atas kesungguhan
dan ketekunan mereka bekerja maka berdirilah sebuah perkampungan yang disebut Cirebon.
2. Keraton Kanoman
3. Keraton Kacirebon
4. Taman Sunyaragi
Runtuhnya Kerajaan Cirebon tidak lepas dari bangkitnya kekuatan pemerintahan baru di pulau Jawa,
yaitu VOC, dan Kesultanan Banten di wilayah barat Cirebon serta Kesultanan Mataram di wilayah timur
Cirebon. Cirebon runtuh bukan karena serangan musuh melainkan karena dipecahnya Kerajaan Cirebon
menjadi beberapa Kesultanan. Runtuhnya Kerajaan Cirebon terjadi pada tahun 1678 Masehi.
Kesultanan Cirebon adalah sebuah kesultanan Islam ternama di Jawa Barat pada abad ke-15 dan 16
Masehi, dan merupakan pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau.
Lokasinya di pantai utara pulau Jawa yang merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat,
membuatnya menjadi pelabuhan dan "jembatan" antara kebudayaan Jawa dan Sunda sehingga tercipta
suatu kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa maupun
kebudayaan Sunda.