Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

KERAJAAN CIREBON

Disusun oleh :

1. Asmila Fitandari

2. Nayla fitra alfiana

3. Vinanda sinbi alifah

4. Nadin wulan fitriyani

5. Bima seta kamaswara

6. M.Erfinsyah dwi

MAN 1 PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1
KERAJAAN CIREBON
A. SISTEM PEMERINTAH

Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam di Jawa Barat yang pernah menjadi pangkalan penting dalam
jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau. Selain itu, letak Kerajaan Cirebon yang berada di pantai
utara Jawa, lebih tepatnya di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, membuatnya menjadi "jembatan"
antara kebudayaan Jawa dan Sunda. Hal itu kemudian menciptakan suatu kebudayaan khas, yaitu
kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa ataupun Sunda. Pendiri Kerajaan Cirebon
adalah Raden Walangsungsang alias Pangeran Cakrabuana, putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan
Pajajaran. Kekuasaan kerajaan ini berlangsung selama dua abad lebih, yaitu antara 1430-1677 M.

Perkembangan Kerajaan Cirebon bermula dari Ki Gedeng Tapa, seorang saudagar kaya di Pelabuhan
Muarajati. Ia membuka hutan ilalang dan membangun sebuah gubung dan tajug. Sejak itu, pendatang
mulai menetap dan membentuk masyarakat baru di desa Caruban. Kuwu atau kepala desa Caruban
pertama adalah Ki Gedeng Alang-Alang. Sementara sebagai pangraksabumi atau wakilnya adalah Raden
Walangsungsang, cucu Ki Gedeng Tapa. Setelah Ki Gedeng Alang-Alang wafat, Walangsungsang atau
Kian Santang diangkat menjadi penggantinya dengan gelar Pangeran Cakrabuana. Meski Pangeran
Cakrabuana adalah putra dari raja Pajajaran, ia tidak mendapatkan hak sebagai putra mahkota karena
memeluk Islam, seperti ibunya. Ketika Ki Gedeng Tapa wafat, Walangsungsang justru mendirikan istana
Pakungwati dan membentuk pemerintahan di Cirebon. Dengan demikian, orang yang dianggap sebagai
pendiri Kesultanan Cirebon adalah Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana. Usai menunaikan ibadah
haji, ia dikenal sebagai Haji Abdullah Iman dan tampil sebagai raja Cirebon pertama yang aktif
menyebarkan agama Islam kepada rakyatnya.
Kerajaan Cirebon berdiri dengan dipimpin oleh seorang raja. Berikut adalah daftar nama-nama raja yang
pernah memimpin Cirebon:

2
1.Pangeran Cakrabuana (… – 1479 M)
Pangeran Cakrabuana adalah keturunan Pajajaran yang mempunyai nama kecil Raden Walangsungsang.
Setelah remaja, ia dikenal dengan nama Kian Santang. Sebagai anak sulung, Pangeran Cakrabuana tidak
mendapatan haknya sebagai putra mahkota Kerajaan Pajajaran karena memeluk Islam.
Ketika kakeknya, Ki Gedeng Tapa, sang penguasa pesisir utara Jawa wafat, Pangeran Cakrabuana justru
mendirikan istana Pakungwati dan membentuk pemerintahan di Cirebon. Dengan demikian, Pangeran
Cakrabuana dianggap sebagai pendiri Kesultanan Cirebon.

2.Sunan Gunung Jati (1479-1568 M)


Pada 1479, kedudukan Pangeran Cakrabuana digantikan oleh putra adiknya yang bernama Syarif
Hidayatullah. Setelah wafat, Syarif Hidayatullah dikenal sebagai Sunan Gunung Jati, dengan gelar
Tumenggung Syarif Hidayatullah.
Pada masa kepemimpinannya, Kesultanan Cirebon mengalami pertumbuhan dan perkembangan pesat
baik di bidang agama, politik, maupun perdagangan.

3. Fatahillah (1568 - 1570 M)


Setelah Sunan Gunung Jati wafat, sempat terjadi kekosongan kekuasaan. Bahkan Kesultanan Cirebon
mulai diincar oleh VOC.
Kekosongan ini kemudian diisi oleh pejabat keraton yang melaksanakan tugas ketika Sunan Gunung Jati
berdakwah, yaitu Fatahillah. Namun, Fatahillah hanya menjabat selama dua tahun karena pada 1570
dirinya wafat.

4. Panembahan Ratu I (1570 - 1649 M)


Setelah Fatahillah wafat, takhta kerajaan jatuh kepada cucu Sunan Gunung Jati yang bernama Pangeran
Emas. Pangeran Emas kemudian bergelar Panembahan Ratu I dan memerintah Cirebon selama kurang
lebih 79 tahun.

5. Panembahan Ratu II (1649 - 1677 M)


Pangeran Rasmi atau Pangeran Karim menggantikan kakeknya, Panembahan Ratu I, yang wafat pada
1649. Pangeran Rasmi kemudian menggunakan nama Panembahan Adiningkusuma, yang juga dikenal
sebagai Panembahan Girilaya atau Panembahan Ratu II.
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Cirebon terjepit antara dua kekuasaan, yaitu Kesultanan Banten
dan Kesultanan Mataram. Saat Panembahan Ratu II wafat pada 1677 di Kartasura, terjadilah kekosongan
kekuasaan.

B. KEHIDUPAN EKONOMI

Cirebon mengandalkan perekonomiannya pada perdagangan jalur laut, dimana terletak bandar-bandar
dagang yang berfungsi sebagai tempat singgah para pedagang dari luar Cirebon yang juga memiliki
fungsi sebagai tempat jual beli barang dagangan. Sejak Syarif Hidayatullah memerintah, bandar-bandar di
Cirebon makin ramai. Selain itu perekonomian Cirebon juga ditunjang oleh kegiatan masyarakatnya yang
menjadi nelayan dimana Cirebon kaya akan udangnya.

3
C. SOSIAL BUDAYA

Kehidupan Sosial Kerajaan Cirebon Perkembangan Cirebon tidak lepas dari pelabuhan, karena pada
mulanya Cirebon memang sebuah bandar pelabuhan. Cirebon berasal dari kata “caruban” yang artinya
campuran. Diperkirakan masyarakat Cirebon merupakan campuran dari kelompok pedagang pribumi
dengan keluarga-keluarga Cina yang telah menganut Islam. Menurut Sumber berita tertua tentang
Cirebon, satu rombongan keluarga Cina telah mendarat dan menetap di Gresik. Seorang yang paling
terkemuka adalah Cu-cu, Keluarga Cu-cu yang sudah menganut agama Islam kemudian mendapat
kepercayaan dari pemerintah Demak untuk mendirikan perkampungan di daerah Barat. Atas kesungguhan
dan ketekunan mereka bekerja maka berdirilah sebuah perkampungan yang disebut Cirebon.

D. PENINGGALAN KERAJAAN CIREBON

1. Keraton Kasepuhan Cirebon

2. Keraton Kanoman

3. Keraton Kacirebon

4. Taman Sunyaragi

5. Kompleks Makam Gunung Sembung

6. Kompleks Makam Gunung Jati

E. RUNTUHNYA KERAJAAN CIREBON

Runtuhnya Kerajaan Cirebon tidak lepas dari bangkitnya kekuatan pemerintahan baru di pulau Jawa,
yaitu VOC, dan Kesultanan Banten di wilayah barat Cirebon serta Kesultanan Mataram di wilayah timur
Cirebon. Cirebon runtuh bukan karena serangan musuh melainkan karena dipecahnya Kerajaan Cirebon
menjadi beberapa Kesultanan. Runtuhnya Kerajaan Cirebon terjadi pada tahun 1678 Masehi.

F. PENGARUH KERAJAAN CIREBON PADA MASA KINI

Kesultanan Cirebon adalah sebuah kesultanan Islam ternama di Jawa Barat pada abad ke-15 dan 16
Masehi, dan merupakan pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau.
Lokasinya di pantai utara pulau Jawa yang merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat,
membuatnya menjadi pelabuhan dan "jembatan" antara kebudayaan Jawa dan Sunda sehingga tercipta
suatu kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa maupun
kebudayaan Sunda.

Anda mungkin juga menyukai