Desa Cirebon mulanya didirikan oleh Ki Danu Sela yang kemudian dijuluki Ki
Gedeng Alang-alang, dijluki Ki Gede Alang-alang sebab jasanya membangun
sebuah desa yang kelak dinamakan Cirebon—dari yang semula hanya berupa
tegal alang-alang (Rerumputan/Padang Ilalang) hingga lama-kelamaan
berkembang menjadi sebuah perkampungan ramai dan diberi nama Caruban atau
bahasa sunda artinya Campuran. Dinamakan Caruban karena di sana ada
percampuran para pendatang dari berbagai macam suku bangsa, agama, bahasa,
adat istiadat, latar belakang dan mata pencaharian yang berbeda. Mereka datang
dengan tujuan ingin menetap atau hanya berdagang.
Pada waktu itu beliau— Ki Danu Sela atau Ki Gedeng Alang-alang, menjabat
sebagai Syah Bandar Pelabuhan Muara Jati kerajaan Pajajaran. Seorang Syah
Bandar atau Kepala Pelabuhan memang banyak diburu para sudagar dan
pedagang, ada kemungkinan pada mulanya soal kepentingan perijinan dagang,
inilah sebabnya mengapa Ki Gedeng Alang-alang desanya cepat ramai dikunjungi
orang asing dari berbagai bangsa dizaman itu seperti dari Jawa, Cina, Sumatra,
Makasar hingga kemudian diantara mereka turut meramaikan Cirebon.